Data Makalah Ikd III

40
KATA PENGANTAR Assalamualaikum wr........wb...... Dengan Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang senantiasa memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul KEPERAWATAN KOMUNITAS Dalam penulisan makalah ini, penuliah berusaha menyusun makalah ini sebaik mungkin akan tetapi, penulis menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan mendidik untuk perbaikan selanjutnya dan dengan senang hati. Wassalamualaikum wr......wb...... Kubu raya, 9 mei 2014 Penulis Keperawatan komunitas Page 1

description

Data Makalah Ikd III

Transcript of Data Makalah Ikd III

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr........wb......Dengan Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang senantiasa memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul KEPERAWATAN KOMUNITAS Dalam penulisan makalah ini, penuliah berusaha menyusun makalah ini sebaik mungkin akan tetapi, penulis menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan mendidik untuk perbaikan selanjutnya dan dengan senang hati.Wassalamualaikum wr......wb......

Kubu raya, 9 mei 2014

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................1DAFTAR ISI................................................................................................2BAB I PENDAHULUAN...........................................................................3A. Latar Belakang Masalah...................................................................3B. Rumusan Masalah.............................................................................4C. Tujuan................................................................................................4BAB II pembasan 1. Pengertian keperawatan komunitas .................................................52. Tujuan keperawatan komunitas............................63. Sasaran keperawatan komunitas .......................................................64. Ruang Lingkup Perawatan Komunitas.............................................75. Perspektif dan falsafah keperawatan komunitas.............................96. Paradigma Keperawatan Komunitas............................................ 107. Dasar spesialisasi keilmuan PHC/CHN..................................11 8. Pelayanan Kesehatan Primer......139. Delapan Elemen Esensial PHC............................................................1610. elemen-elemen peran dan fungsi perawat komunitas................................ 2311. trend dan issu keperawatan komunitas ............................................... 26

BAB III PenutupKesimpulan...................................................................................................28Saran.............................................................................................................28DAFTAR PUSTAKA...................................................................................29

BAB IPENDAHULUANa. Latar BelakangFalsafah adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai sebab-sebab, azas-azas, hukum,dan sebagainya daripada segala yang ada dalam alam semesta ataupun mengenai kebenaran dan arti adanya sesuatu (WJS Poerwadarminta. Falsafah keperawatan adalah pandangan dasar tentang hakikat manusia dan esensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktik keperawatan.Falsafah Keperawatan bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan.. Keperawatan menganut pandangan holistik terhadap manusia yaitu kebutuhan manusia bio-psiko-sosial-spiritual. Kegiatan keperawatan dilakukan dengan pendekatan humanistik, dalam arti menghargai dan menghormati martabat manusia, memberi perhatian kepada klien serta, menjunjung tinggi keadilan bagi sesama manusia. Keperawatan bersifat universal dalam arti tidak membedakan atas ras, jenis kelamin, usia, warna kulit, etik, agama, aliran politik, dan status sosial ekonomi. Keperawatan adalaFalsafah keperawatan mengkaji penyebab dan hukum-hukum yang mendasari realitas, serta keingintahuan tentang gambaran sesuatu yang lebih berdasakan pada alasan logis daripada metoda empiris.Falsafah keperawatan menurut Roy (Mc Quiston, 1995) :Roy memiliki delapan falsafah, empat berdasarkan falsafah prinsip humanisme dan empat berdasarkan prinsip falsafah veritivity.falsafah humanisme/ kemanusiaan mengenali manusia dan sisi subyektif manusia dan pengalamannya sebagai pusat rasa ingin tahu dan rasa menghargai. Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu pada falsafah atau paradigma keperawatan secara umum yaitu manusia yang merupakan titik sentral dari setiap upaya pembangunan kesehatan yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan & bertolak dari pandangan ini disusunlah paradigma keperawatan komunitas yang terdiri 4 komponen dasar manusia, kesehatan, lingkungan, keperawatan.Teori perspektif banyak perspektif teoritis pada keluarga yang tersedia untuk membimbing masyarakat praktik keperawatan keluarga dan komunitas. Tidak mengejutkan, model keperawatan bagi keluarga mencerminkan dua pemikiran dalam komunitas / keperawatan ( kesehatan) masyarakat hari ini. Beberapa pandangan mendukung bahwa keluarga adalah unit perawatan, dan masyarakat adalah konteks, sedangkan yang lain fokus pada komunitas sebagai klien dan melihat keluarga sebagai subunit. Zerwekh (1991) Model Keluarga sebagai pemberi perawatan merupakan Perawatan Kesehatan yang menguraikan kerangka kerja yang mendukung untuk menyediakan perawatan keluarga dalam sebuah masyarakat. Sedangkan Model kesehatan masyarakat sebagai fungsi yaitu memberikan panduan dalam penyediaan perawatan bagi keluarga dan pandangan keluarga sebagai klien dalam masyarakat dan keluarga sebagai bagian dari masyarakatklien.

b. Rumusan masalah 1. Apa itu keperawatan komunitas 2. Faslsafah dan perspektif keperawatan komunitas 3. Apa saja ruang lingkup keperawatan komunitas 4. Apa yang di maksud dengan dasar spesialisasi PHC/CHN5. Bagaimana pelayanan praktik CHN

c. Tujuan Penulisan1. Untuk dapat mengetahui apa itu perspektif dan falsafah keperawatan jiwa.2. Untuk dapat mengetahui apa itu perspektif dan falsafah keperawatan Keluarga3.Untuk dapat mengetahui apa itu perspektif dan falsafah keperawatan Komunit

BAB IIPembahasan

A.Pengertian1.Pengertian keperawatan komunitasSalah satu bidang keperawatan adalah keperawatan komunitas yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang dilaksanakan pada tingkat primer. Keperawatan adalah subsistem dari sistem pelayanan kesehatan yang merupakan hasil pendidikan, pelatihan, serta penelitian. Demikian pula halnya dengan keperawatan kesehatan masyarakat merupakan subsistem dari pelayanan kesehatan masyarakat.Pada dasarnya keperawatan kesehatan masyarakat merupakan sintesa dari konsep keperawatan dengan konsep kesehatan masyarakat serta di dukung oleh ilmu-ilmu lain. Keperawatan kesehatan komunitas terdiri dari tiga kata yaitu keperawatan, kesehatan dan komunitas, dimana setiap kata memiliki arti yang cukup-luas. Azrul azwar (2000) mendefinisikan ketiga kata ter-sebut sebagai berikut:1. Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dapat mempengaruhi perubahan, penyimpangan atau tidak berfungsinya secara optimal setiap unit yang terdapat dalam sistem hayati tubuh manusia, baik secara individu, keluarga, ataupun masyarakat dan ekosistem.2. Kesehatan adalah ilmu yang mempelajari masalah kesehatan manusia mulai dari tingkat individu sampai tingkat eko sistem serta perbaikan fungsi setiap unit dalam sistem hayatitubuh manusia mulai dari tingkat sub sampai dengan tingkat sistem tubuh.3. Komunitas adalah sekelompok manusia yang salingber-hubungan lebih sering dibandingkan dengan manusia lain yangberada diluarnya serta saling ketergantungan untuk memenuhi keperluan barang dan jasa yang penting untuk menunjangkehidupan sehari-hari.Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang merupakan gabungan ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna meningkatkan kesehatan, penyempurnaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pence-gahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan meiibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan (Spradley, 1985; Logan and Dawkin, 1987).Keperawatan kesehatan komunitas menurut ANA (1973) adalah suatu sintesa dari praktik kesehatan masyarakat yang dilaku-kan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat. Praktik keperawatan kesehatan komunitas ini bersifat menye-luruh dengan tidak membatasi pelayanan yang diberikan kepada kelompok umur tertentu, berkelanjutan dan meiibatkan masyarakat.Perawatan kesehatan komunitas merupakan suatu upaya pelayanan keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh perawat dengan mengikutsertakan tim kesehatan lainnya dan masyarakat untuk memperoleh tingkat kesehatan yang lebih tinggi dari individu, keluarga, dan masyarakat (DepKes RI,1986). Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwape-rawatan kesehatan komunitas adalah suatu bidang dalam ilmu keperawatan yang merupakan keterpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta ma-syarakat, serta mengutamakan pelayanan promotif dan preyentif secara berkesinambungan dengan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif, secara menyejuruh dan terpadu dituju-kan kepada individu, keluarga,kelomppk dar\ masyarakat sebagai satu kesatuan yang utuh melalui proses keperawatan untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara Optimal.

3.Tujuan keperawatan kesehatan komunitasTujuan UmumMeningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki.Tujuan KhususUntuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat dalam hal:a.Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi.b.Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas masalah.c.Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan/ keperawatan.d.Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka hadapi.e.Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan/ keperawatan.f.Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan kesehatan/keperawatan.g.Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri (self care).h.Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan.i.Menunjang fungsi puskesmas dalam menurunkan angka kematian bayi, ibu dan balita serta diterimanya norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera.j.Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan terhadap masalah kesehatan.4.SasaranSasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai masalah kesehatan/perawatan.a.IndividuIndividu adalah bagian dati anggota keluarga. Apabila individu tersebut mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan merawat diri sendiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental maupun sosial.

b.KeluargaKeluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan/keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya dan keluarga-keluarga yang ada di sekitarnya.c.Kelompok KhususKelompok hkusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan.

Termasuk diantaranya adalah :a.Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan dan pertumbuhannya, seperti;1)Ibu hamil2)Bayi baru lahir3)Balita4)Anak usia sekolah5)Usia lanjutb.Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:1)Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit kelamin lainnya.2)Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit diabetes mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain sebagainya.c.Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:1)Wanita tuna susila2)Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba3)Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain.d.Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:1)Panti wredha2)Panti asuhan3)Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)4)Penitipan balita

d.MasyarakatMasyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas.Masyarakat merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi, saling tergantung dan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalan berinteraksi sesama anggota masyarakat akan muncul banyak permasalahan, baik permasalahan sosial, kebudayaan, perekonomian, politik maupun kesehatan khususnya.

5.Ruang Lingkup Perawatan KomunitasRuang lingkup praktik keperawatan komunitas meliputi: upaya-upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan kesehatan dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan mengembalikan serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya (resosialisasi).Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang ditekankan adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.6.Kegiatan Praktek Keperawatan KomunitasKegiatan praktek keperawatan komunitas yang dilakukan perawat mempunyai lahan yang luas dan tetap menyesuaikan dengan tingkat pelayanan kesehatan, wilayah kerja perawat tetapi secara umum kegiatan praktek keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:1)Tahap Persiapan:a.Pembekalan dari departemen komunitas dan dinas kesehatan tentang program praktek.b.Penjajakan ke daerah, meliputi wilayah, sistem dalam komunitas, masalah dan kesehatan utama.c. Penyusunan instrumen data.d. Uji coba instrumen pengumpulan data.e.Pertemuan awal dengan komunitas dan keluarga untuk perkenalan, penjelasan program praktek dan mengadakan kontrak dengan komunitas.f.Melaksanakanpendataan dengan melibatkan tokoh-tokoh dan kader kesehatan setempat.g.Melakukan tabulasi data, menganalisa data dengan pendekatan demografi, epidemiologi dan statistik serta membuat visualisasi/penyajian data. h.Mengidentifikasi pra musyawarah komunitas: menyusun kepanitiaan, menyiapkan dan melatih masyarakat yang akan terlibat dalam musyawarah dan menyebarkan undangan.i. Melaksanakan musyawarah komunitas tingkat RW:a)Penyajian data hasil pengkajian kesehatan masyarakatb)Diskusi kelompok untuk menetapkan hasil masalah, prioritas masalah, garis besar rencana kegiatanc)Membentuk kelompok kerja kesehatan sesuai dengan masalah yang telah ditetapkan.d)Tanggapan-tanggapan dari tokoh-tokoh masyarakat dan petugas kesehatan dari instansi terkait.2)Tahap Pelaksanaan:a.Menyusun kembali rencana kerja hasil musyawarah bersama dengankelompok kerja kesehatan.b.Melaksanakan kegiatan di komunitas bersama-sama dengan kelompok kerja kesehatan:a)Pelatihan kader kesehatanb)Penyuluhan kesehatanc)Simulasi/demonstrasid)Pembuatan model/percontohane)Kunjungan rumah (home health care)f)Kerja bakti, daan lain-lain.g)Berkoordinasi dengan puskesmas yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan3)Tahap EvaluasiMengevaluasi setiap kegiatan yang dilakukan di komunitas dalam hal kesesuaian, kefektifan dan keberhasilan kegiatan serta aktivitas dari komunitas.Mengevaluasi seluruh kegiatan di komunitas dalam hal pencapaian tujuan, keberhasilan pemecahan masalah dan kemampuan komunitas dalam pemecahan masalah.7.Tahap Asuhan Keperawatan KomunitasMengunakan pendekatan proses keperawatan, dengan langkah-langkah :a.Pengkajianb.Diagnosa Keperawatanc.Perencanaand.Pelaksanaane.Evaluasi.

B. Perspektif dan Falsafah Keperawatan KomunitasBerdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut, maka dapat dikembangkan falsafah keperawatan komunitas sebagai landasan praktik keperawatan komunitas. Dalam falsafah keperawatan komunitas, keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan perhatian terhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-kultural-spiritual) terhadap kesehatan komunitas dan membrikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan.Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu kepada paradigma keperawatan yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu: manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:1. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur dan manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.2. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasarkan kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya manusia yang sehat khususnya dan masyarakat yang sehat pada umumnya.3.Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat diterima oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya kesehatan.4.Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.5.Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung secara berkesinambungan.6.Perawatan kesehatan masyarakat sebagaiproviderdan klien sebagaiconsumerpelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu hubungan yang saling mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan ke arah peningkatan status kesehatan masyarakat.7.Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan secara berkesinambungan dan terus-menerus.8.Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatannya, ia harus ikut dalam upaya mendorong, mendidik dan berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan mereka sendiri.PARADIGMA KEPERAWATAN KOMUNITASParadigma keperawatan komunitas terdiri dari empatkomponen pokok, yaitu manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan (Logan&Dawkins,1987)

MANUSIA

KESEHATANKEPERAWATAN

LINGKUNGAN

a)ManusiaKomunitas sebagai klien berarti B sekumpulan individu / klien yang berada pada lokasi atau B batas geografi tertentu yang memiliki nilai-nilai, keyakinan dan minat yang relatif sama serta adanya interaksi satu sama lain untuk mencapai Tujuan. Komunitas merupakan sumber dan lingkungan bagi keluarga, komunitas, Komunitas sebagai klien yang dimaksud termasuk kelompok resiko tinggi antara lain: daerah terpencil, daerah rawan, daerah kumuh.b)KesehatanSehat adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan dasar klien / komunitas. Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan mengatasi stressor.

c)LingkunganSemua factor internal dan eksternal atau pengaruh disekitar klien yang bersifat biologis, psikologis, social, cultural dan spiritual.d)KeperawatanIntervensi / tindakan yang bertujuan untuk menekan stressor, melalui pencegahan primer, sekunder dan tersier.

C. RUANG LINGKUP KEPERAWATAN KOMUNITASRuang lingkup praktik keperawatan komunitas meliputi: upaya-upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan kesehatan dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan mengembalikan serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya (resosialisasi).Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang ditekankan adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.

A.UPAYA PROMOTIFUpaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan:1.Penyuluhan kesehatan masyarakat2.Peningkatan gizi3.Pemeliharaan kesehatan perseorangan4.Pemeliharaan kesehatan lingkungan5.Olahraga secara teratur6.Rekreasi7.Pendidikan seks.

B.UPAYA PREVENTIFUpaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan terhadap kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:1.Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil2.Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas maupun kunjungan rumah3.Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas ataupun di rumah.4.Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.

C.UPAYA KURATIFUpaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah kesehatan, melalui kegiatan:1.Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)2.Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan rumah sakit3.Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas4.Perawatan payudara5.Perawatan tali pusat bayi baru lahir.

D.UPAYA RAHABILITATIFUpaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama, misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya., dilakukan melalui kegiatan:1.Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta, patah tulang maupun kelainan bawaan2.Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu, misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi manual yang mungkin dilakukan oleh perawat.

E.UPAYA RESOSIALITATIFUpaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga dan kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah kelompok-kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena menderita suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS, atau kelompok-kelompok masyarakat khusus seperti Wanita Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan lain-lain. Di samping itu, upaya resosialisasi meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima kembali kelompok yang mempunyai masalah kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang mereka derita. Hal ini tentunya membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau batasan-batasan yang jelas dan dapat dimengerti.F.ESENSIAL PELAYANAN PRAKTIK CHNPelayanan keperawatan profesional yang merupakan perpaduan antara konsep kesehatan masyarakat dan konsep keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi. Dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal dilakukan melaluipeningkatankesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif) di semua tingkat pencegahan (levels of prevention).Menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan.

PELAYANAN KESEHATAN PRIMER (PHC)Dalam penilaian tahunannya tentang kesehatan dunia, para delegasi yang menghadiri pertemuan ke-2 8 World Health Assembly di Geneva telah memutuskan bahwa situasi global sekarang ini tidak sehat dan tidak adil (WHO, 1975). Sejumlah contoh dari berbagai belahan dunia telah meyakinkan mereka bahwa penggunaan suatu pendekatan yang disebut PHC, dapat berkontribusi sangat besar dalam membebaskan seluruh masyarakat dari penderitaan yang terabaikan, nyeri, ke-tidakmampuan, dan kematian. Mereka memperkirakan bahwa jika keinginan politis yang cukup dan kesungguhan dari masyarakat global dapat terjamin, banyak beban berat dari berbagai penderitaan dan kematian yang tidak diinginkan oleh jutaan orang di selurvih dunia dapat dicegah melalui penerapan konsep PHC (Bryant, 1969; Newell, 1975). Perkiraan ini mengarahkan mereka dalam suatu semangat berkeadilan sosial untuk menyusun gerakan revolusi dunia baru di dalam pelayanan kesehatan.Karena permasalahan sudah mengglobal, suatu mobilisasi sumber daya manusia dan sumber daya lainnya di seluruh dunia sangat diperlukan. Dua badan dunia di bawah naungan PBB yaitu WHO dan UNICEF segera mulai mengoordinasikan upaya dunia untuk mempelajari dan menerapkan PHC dalam skala global.Setiap kali penyelenggaraan konferensi PBB, pertemuan per-siapan awal telah dilakukan di berbagai tempat di dunia untuk mem-peroleh pengalaman tambahan dan selanjutnya memperbaiki prinsip dan elemen dasar dari PHC. Meskipun pertemuan ini telah banyak dilakukan di negara-negara "berkembang", atau negara miskin di Asia, Afrika, dan Amerika Latin, pertemuan ini juga pernah sekali diselenggarakan di negara barat atau negara industri, yaitu di New York Pada konferensi ini, berbagai upaya dibuat untuk membantah anggapan bahwa PHC hanya akan cocok diterapkan pada negara-negara miskin dan bukan untuk negara-negara kaya atau negara industri maju. Suatu pertemuan persiapan yang terakhir telah diada-kan di Halifax, Nova Scotia, dan banyak lembaga swadaya masyarakat (LSM) dari yang berskala luas, seperti organisasi kemanusiaan ber-taraf internasional, sampai kelompok-kelompok agama kecil yang hanya berada dalam satu negara, telah mampu meninjau kerangka akhir dari catatan konferensi yang aktual.Setelah beberapa kali persiapan, delegasi dari 134 negara di dunia ditambah perwakilan resmi dari LSM yang telah diakui oleh WHO bertemu pada bulan September 1978 di suatu tempat bernama Alma Ata, Uni Sovyet (sekarang bernama Almaly, Kazakhstan). Dalam pertemuan bersejarah itu, negara-negara di dunia bersungguh-sung-guh terhadap diri mereka sendiri dan segala sumber daya mereka untuk mencapai sehat untuk semua pada tahun 2000 melalui PHC.Sejak awal, era Sehat untuk Semua (Health for All, HFA) telah di-landasi prinsip-prinsip keadilan sosial dan kesamaan. Di Alma Ata, sehat yang didefinisikan oleh WHO sebagai, "suatu keadaan sejahtera jang komplet secarafisik, mental, dan sosial, dan tidak hanya terbehas daripenyakit" (WHO, 1975) telah direvisi secara mendasar dalam suatu pengertian terbaru tentang sehat dan banyak komponen bagiannya. Menurut WHO, sehat yang sekarang didefinisikan sebagai "suatu keadaan sejahterayang cukup secara fisik, mental, dan sosial untuk mampu bekerja secara produktif dan berpartisipasi secara aktif dalam kehidupan sosial dan ekonomi dari suatu masyarakat tempat mereka tinggal. '1(WHO, 1978). Konsekuensi besar dari definisi sehat ini adalah bahwa setiap negara sekarang tertantang untuk menyediakan tingkat kesehatan dasar bagi semua warga negaranya sehingga mereka mampu hidup produktif secara sosial dan ekonomi.Sebagaimana telah ditetapkan di Alma Ata, pengertian prinsip dari tingkatan sehat yang dapat dinyatakan sebagai PHC ini, didefinisikan sebagai berikut:Pelayanan Kesehatan Primer (PHC): Adalah pelayanan kesehatan esensial; Didasarkan pada praktik secara ilmiah, dan menggunakan metodedan teknologi yang dapat diterima secara sosial; Terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat melalui partisipasipenuh dari masyarakat; Pendanaan yang dapat dicapai; dan Diarahkan pada kepercayaan diri dan determinasi diri sendiri(WHO, 1978)Meskipun PHC telah diterima sebagai suatu strategi global, pandangan terhadap persoalan dan pemecahan masalah yang di-lakukan sebaiknya disesuaikan dehgan negara yang bersangkutan. Dengan istilah lain, upaya sehat untuk semua (HFA) seharusnya dikonsepkan dan digunakan dalam konteks negara dan area setempat. Sebagaimana dijelaskan dalam Deklarasi Alma Ata,Pelayanan Kesehatan Primer (PHC): Membentuk bagian integral dari sistem kesehatan dan per-kembangan sosial-ekonomi masyarakat Adalah fokus utama dan fungsi sentral dari sistem kesehatan; Adalah kontak pertama masyarakat dengan sistem kesehatan; Adalah pelayanan kesehatan yang terdekat yang memungkinkandapat dicapai oleh masyarakat dari tempat tinggal dan tempat kerja merekaMerupakan elemen pertama dalam proses kesehatan berkelan-jutan (WHO, 1978).Banyak konsep dasar PHC telah dikenal oleh para praktisi kese-hatan komunitas, seperti pencegahan, penanggulangan universal dan keterjangkauan, berdaya guna, ker ja sama tim, penyusunan prio-ritas untuk mengarahkan permasalahan setempat, manajemen yang efektif, partisipasi masyarakat, dan sensitivitas budaya. Bagaimana pun, dari pemahaman dan pengetahuan baru para delegasi, lahirlah empat konsep tambahan yang telah disepakati di Alma Ata sebagai unsur penting dalam pencapaian sehat untuk semua: Keterlibatan maksimal dari masyarakat dalam pelayanan kesehatandan tumbuhnya kepercayaan diri mereka sendiri Keterlibatan dan kerjasama orang dan lembaga dari banyak sektor(termasuk sektor perumahan, ketenagakerjaan, lingkungan, pen-didikan, keamanan dan transportasi, dan komunikasi) Penggunaan perangkat teknologi ilmiah yang tepat, dapat diterima,dan berdaya guna Ketersediaan obat-obat esensial.PHC mengubah penekanan pada pelayanan kesehatan dan ke-butuhan masyarakat sendiri yaitu dengan memberikan penguatan dan penghargaan atas kemampuan mereka dalam menata kehidupan mereka sendiri. Meskipun rumah sakit dan pusat kesehatan akan sangat diperlukan oleh orang-orang yang berupaya untuk hidup lebih sehat, PHC dilandasi oleh prinsip bahwa sehat dimulai dari tempat tinggal dan lingkungan ker ja mereka sendiri, yaitu di rumah, sekolah, masyarakat, dan tempat kerja. Apabila dipahami secara menyeluruh, PHC tidak hanya menjadi suatu tingkatan pelayanan, tetapi juga sebagai suatu falsafah sekaligus strategi.Sebagai sebuah falsafah, PHC didasarkan pada prinsip keadilan sosial, kesamaan, dan kepercayaan diri. Sebagai suatu strategi, PHC memfokuskan pada kebutuhan individual dari komunitas, memaksimal-kan keterlibatan masyarakat, melibatkan berbagai sektor, dan lembaga yang relevan hanya menggunakan teknologi yang dapat diterima, dijangkau, berdaya guna, dan tepat Sebagai suatu tingkatan pelayanan, PHC adalah salah satu pelayanan yang paling dekat dengan masyarakat. PHC mempercayakan pada pemanfaatan maksimal dari pekerja profesional dan nonprofesional dan mengaitkan minimal delapan elemen esensial, yang akan didiskusikan kemudi-an di dalam bab ini.Perubahan bentuk penekanan dari kebergantungan pada profe-sional kesehatan ke araVi keteAbatan individu, dan tuntutan untuk lebih dari sekedar peningkatan kesehatan dan pelayanan pengobatan, telah digaungkan kembali pada tahun 1986 di konferensi inter-nasional lainnya yang diselenggarakan di Ottawa, Canada. Piagam Ottawa Mengenai Promosi Kesehatan telah mendefinisikan promosi kesehatan sebagai "peningkatan kemampuan masyarakat untuk me-ngendalikan dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri". Dalam Piagam Ottawa ini, banyak pengulangan beberapa konsep yang sama dengan yang teridentifikasi di Alma Ata. Piagam Ottawa me-nekankan bahwa prasyarat untuk promosi kesehatan meliputi "per-damaian, perlindungan, pendidikan, makanan, pendapatan, kestabilan ekosistem, keadilan sosial, dan kesamaan hak" (WHO, 1986).Meskipun perwakilan dari 134 negara telah menandatangani dokumen Alma Ata yang menegaskan kesungguhan mereka untuk mencapai tujuan PHC, perbedaan yang mendasar muncul tentang bagaimana konsep dasar PHC semestinya diterapkan dalam praktik di beberapa negara tertentu. Di Amerika Serikat, suatu negara yang telah makmur, para pembuatkeputusan politik telah meyakini hingga kini bahwa mereka mampu melakukan fungsi yang optimal dan "meningkatkan kesejahteraan". Terbukti bahwa teknologi yang di-butuhkan untuk meningkatkan fungsi tersebut mungkin akan sangat mahal -dan lebih dari apa yang dihasilkan oleh sistem sekarang ini. Selain itu, jutaan orang tidak mampu menjangkau pelayanan kesehatan atau asuransi kesehatan sehingga menimbulkan berbagai per-tanyaan etis yang serius mengenai pelayanan kesehatan yang tidak terdistribusi di negara-negara bagian. Masyarakat mulai memper-tanyakan ketepatan sistem prioritas pelayanan kesehatan dan ke-mungkinan perlunya merevisi hal tersebut.DELAPAN ELEMEN ESENSIAL PHCDelapan elemen esensial dari pendekatan PHC merefleksikan prioritas yang telah diidentifikasi pada tahun 1978 di Alma Ata (lihat kotak Delapan Elemen Esensial PHC). Meskipun diterapkan secara berbeda di seluruh dunia, elemen-elemen tersebut memperlihatkan kesamaan untuk semua negara pada semua tingkatan perkembangan sosial-ekonomi.1. Pendidikan untuk pengenalan dan pencegahan/pengendalian masalah kesehatanDi negara seperti AmerikaSerikat, penekanan seharusnya diarah-kan pada masalah kesehatan yang terkait dengan kekerasan (pem-bunuhan, bunuh diri, kekerasan rumah tangga, dan eksploitasi seks), gaya hidup tidak sehat, pertambahan jumlah penduduk lanjut usia dengan kebutuhan khususnya, penyalahgunaan zat berbahaya oleh anak-anak, HIV/AIDS, TBC, peningkatan para tunawisma, dan polusi lingkungan. Banyak yang berpikir bahwa masalah tersebut diketahui hanya diderita oleh masyarakat miskin di antara kelompok etnik dan suku minoritas. Tetapi kini telah jelas bahwa masalah tersebut juga muncul di berbagai lapisan masyarakat di Amerika Serikat dan di seluruh negara tetangga, dari negara terkaya sampai termiskin. Sudah barang tentu bahwa negara miskin dan terbatas sumber dayanya merupakan negara yang paling menderita penyakit karena kemiskinan, seperti gizi buruk, diare, ISPA, dan penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin. Hal yang sangat menyedihkan dari kebijakan sosial Amerika Serikat adalah bahwa beberapa masyarakat miskin di Amerika Serikat ternyata memiliki angka kesakitan dan kematian bayiyang sama tingginya dengan negara-negarayang paling mis-kin dan negara-negarayang belum berkembang di dunia.HIV/AIDS tetap menjadi suatu persoalan yang serius di Amerika Serikat dan di seluruh dunia. Di beberapa negara Asia dan Afrika, HIV/ADDS dan penyakit menular seksual lainnya telah menjadi penyebab utama kematian banyak penduduk di negara tersebut. Penyakit epidemik ini telah sangat membebani penyediaan berbagai f asilitas pelayanan kesehatan dan menimbul-kan banyak masalah sosial dan ekonomi, khususnya bagi negara-negara dengan dukungan sistem dukungan sosial yang tidak me-madai.Di Nairobi, Kenya, sebagai contoh, seorang perawat komu-nitas yang bekerja di suatu kota kumuh dengan populasi lebih dari 200.000 orang ikut membantu mengembangkan program perawatan terminal di komunitas {community-based hospice) dan program pemberian makanan untuk memenuhi kebutuhan men-desak para penderita AIDS dan keluarga mereka. Bagaimana-pun, dia menemukan kebutuhan mendesak lainnya yang disebabkan oleh meningkatnya jumlah pasien HIV/AIDS di area tersebut. Banyak anak (beberapa anak masih berumur 8 tahunan), yang menghidupi diri mereka sendiri dan tidak mampu memegang sendiri tanggung jawabyang besar baik fisik, ekonomi, dan sosial mulai mencari pertolongan, khususnya dukungan psikologis.Di semua negara, pendidikan yang diperlukan untuk me-ngenali dan mencegah masalah kesehatan yang sedang terjadi sebaiknya diberikan kepada .profesional kesehatan yang lebih banyak memiliki pengetahuan tentang penanganan penyakit di institusi pelayanan kesehatan sekunder dan tersier daripada masalah kesehatan di komunitas mereka sendiri. Kesiapan dan kesensitifan perawat komunitas sering kali dapat mengatasi masalah dan tantangan kesehatan yang besar dan "tersembunyi" melalui pengamatan yang cermat dan dengan mendengarkan keluhan masyarakat.2. Penyediaan makanan dan gi^iyang tepatKarena adanya hubungan langsung antara gizi dan penyakit, perhatian terhadap "keamanan pangan" bagi masyarakat sangat penting. Kelaparan di Amerika Serikat bukanlah disebabkan olehketidakmampuan menghasilkan kecukupan makanan. Orang-orang kelaparan karena mereka terperangkap rendahnya upah yang diterima, tidak dapat mengenyam perumahan dan mengasuh anak secara layak, mengalami gangguan kesehatan mental dan ketagihan zat adiktif yang membuat mereka sulit mendapatkan pekerjaan ataupun pelayanan kesehatan bagi keluarga mereka, dan terputusnya bantuan pangan serta rendahnya tunjangan yang didapat dari program bantuan publik. Selain itu, mereka kelaparan karena mereka merupakan pendatang "gelap" di Amerika Serikat dan terjebak di daerah pinggiran, dan bekerja dengan upah yang tidak cukup serta jarang mendapatkan tunjangan lainnya. Di samping masalah malnutrisi, masalah sosial, dan masalah ekonomi sama-sama sering menyebabkan defisiensi zat gizi mikro dan bentuk malnutrisi lainnya yang tersembunyi. Pada masyarakat yang lebih makmur, malnutrisi mungkin di-sebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat, pola konsumsi berlebihan terhadap makanan dan alkohol serta gangguan ma-kan lainnya, seperti anoreksia dan bulimia."Keamanan pangan" telah menjadi persoalan kritis di banyak negara di dunia ditambah lagi masalah kependudukan yang se-makin memperburuk situasi seperti kemarau dan keterbelakangan. Di banyak daerah konflik perang di dunia, makanan atau pem-batasan makanan telah digunakan sebagai senjata khusus yang diarahkan kepada masyarakat sipil. Salah satu cara milker dalam menggunakan senjata ini ialah mengambil alih lahan pertanian yang dimiliki oleh para petani lokal dengan cara menanam ran-jau darat di lahan tersebut. Perawat komunitas di seluruh dunia yang melihat hubungan antara keamanan pangan dan pengambil-alihan lahan ini seharusnya lebih aktif mengampanyekan aturan yang melarang penggunaan cara tersebut.Sedikit sekali perawat yang secara terus-menerus memikir-kan tentang perjanjian perdagangan, seperti perjanjian perdagang-an bebas Amerika Utara (North American Free Trade Agreement, NAFTA) antara Canada, Amerika Serikat, dan Meksiko yang memiliki berbagai keterkaitan dengan praktik komunitas mereka. Bagaimanapun, di era "globalisasi" abad ke-21, perjanjian perdagangan dan organisasi perdagangan seperti Asosiasi Perdagangan Dunia {World Trade Association, WTA) akan memiliki dampak langsung pada produksi pangan dunia. Diproyeksikan bahwa akan semakin sedikit perusahaan yang bergerak di bidang per-tanian di dunia. Hal ini akan mengancam lingkungan dunia dan keamanan pangan untuk masyarakat dunia yang kini jumlahnya mendekati 7 milyar jiwa. Perawat komunitas yang memiliki per-hatian terhadap kecukupan pangan dan gizi yang tepat seharus-nya turut mempersiapkan pengembangan area ini.

3. Penyediaan air bersih dan sanitasi dasaryang adekuatPenyediaan air bersih dan bebas sampah merupakan hal yang esensial dalam kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, dan untuk beberapa tahun, telah banyak kemajuan dalam keterjangkauan air bersih dan sanitasi dasar yang adekuat. Hampir 2 milyar pen-duduk telah mampu menjangkau kebutuhan air bersih dan 400 juta penduduk memiliki sanitasi dasar yang adekuat pada tahun-tahun sekarang ini. Bagaimanapun, selama satu setengah dekade ini, banyak keberhasilan yang diraih oleh masyarakat miskin. Hampir 30% penduduk di negara berkembang (1,3 milyar penduduk) tidak memiliki kemampuan untuk mendapatkan air bersih dan lebih dari 60% (2,5 milyar penduduk) memiliki sanitasi dasar yang rendah. Kotoran yang secara rutin dihasilkan dan dibuang pada kolam terbuka, sungai, selokan, dan tanah lapang, dan lebih dari 90% air kotor di negara berkembang tidak tertangani (UNDP, 1998).Air dan sanitasi telah menjadi masalah yang populer di Amerika Serikat Pemerintah US telah berpikir cukup lama mengenai cara Istilah-lstilahRujukan

Di dalam literatur, sejumlah istilahberbeda akan ditemukan, yang

merujuk kepada negara-negara yanglebih miskin dan lebih kaya di

dunia. Pertimbangkan implikasi dariistiiah yang berlawanan berikut 1

ini:

Negara lebih miskinNegara lebih kaya

PertanianIndustri

Dunia ketigaDunia pertama

Sedang berkembangSudah berkembang

Belum berkembang

TimurBarat

SelatanUtara

mengatasinya. Berita-berita tentang pembuangan yang tidak se-hat dan sampah beracun, sampah nuklir, sampah medis secara terus-menerus telah dilaporkan di media massa. Karena sudah tidak mampu lagi untuk mengelola sampah yang telah menggu-nung yang dihasilkan oleh masyarakatnya, baik secara aman maupun lokal, beberapa negara (dan negara bagian) sedang mencoba untuk mengalihkan sampah-sampah ini ke negara-negara miskin (negara bagian yang miskin) yang kurang memiliki kekuatan dalam pengaturan kesehatan lingkungan. Akibatnya, bahaya kesehatan dimasukkan ke dalam sistem ekologi dan sistem ekonomi yang telah sering kali terbebani ini.Daerah yang terletak sepanjang 2.000 mil di perbatasan Amerika-Meksiko banyak mempunyai masalah kesehatan lingkungan yang terkait dengan pertumbuhan industri di wilayah ekosistem yang rapuh. Cepatnya urbanisasi akibat perpindahan penduduk yang besar-besaran untuk mencari kehidupan yang lebih baik, telah menempatkan persoalan baru pada penanganan masalah air, kemanusiaan, dan fasilitas pembuangan sampah beracun. Meskipun penduduk miskin akan semakin menderita akibat masalah ini, banyak kasus-kasus penyakit yang diakibatkan oleh lingkungan tidak mengenai batasan atau klasifikasi sosial dan memengaruhi masyarakat secara keseluruhan. Perawat komunitas dalam beberapa hal, menyadari adanya keterkaitan antara pem-bangunan industri, perdagangan, lingkungan, dan kesehatan, dan memandang keterlibatan serta persoalan serupa sebagai satu bagian integral dari praktik mereka.4. Kesehatan Ibu dan Anak, termasuk pelayanan Ke/uarga BerencanaUNICEF telah memainkan peranan yang besar dalam memper-ingatkan dunia Barat mengenai beban yang sangat berat akibat penyakit dan kematian yang dialami oleh anak-anak di dunia. Bagaimanapun, dalam beberapa dekade penanganan masalah ini, diperkirakan bahwa di seluruh dunia, 12 juta anak mati setiap tahunnya akibat penyakit atau malnutrisi sebelum ulang tahun kelima mereka (UNDP, 1998). Ironisnya, kebanyakan dari kematian tersebut sebenarnya dapat dicegah.Hal yang sama tragisnya menurut IPPF (1998) adalah bahwa diperkirakan 600.000 wanita di seluruh dunia meninggal selama masa kehamilan dan persalinan setiap tahunnya. lima pviluh juta wanita lainnya maiderita penyakit dan keridakmampuan akibat kehamilannya. Dr. M. Fathalla, seorang profesor kandungan dari Mesir telah menulis "suatu kenyataan bahwa wanita di belahan Utara hampir selalu melupakan apa itu kematian ibu hamil dan bersalin. Tetapi bagi saudara-saudara mereka di belahan Selatan, kehamilan dan persalinan masih merupakan suatu hal berbahaya dari banyak hal yang tidak dapat dipulihkan" (EPPF, 1998).Sejumlah istilah yang berbeda berkenaan dengan negara yang lebih miskin dan yang lebih kaya di dunia dapat ditemukan. Per-timbangkan perbedaan istilah-istilah yang tercantum kotak Istilah-Istilah Rujukan.Wanita di seluruh dunia semakin keras menyuarakan tuntutan-nya agar hak-hak mereka semakin diperhatikan (termasuk hak reproduksi mereka). Selain perlindungan terhadap anak-anak wanita mereka yang sering mendapatkan diskriminasi saat konsepsi, wanita juga memerlukan PHC dalam memenuhi kebutuhan keluarga secara keseluruhan. Tidak diragukan lagi bahwa pe-ningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak adalah aspek yang sangat penting bagi kesehatan keluarga mereka. Bagaimanapun, hal penting yang harus disadari adalah bahwa pendidikan, ke-sempatan bekerja, upaya untuk mengakhiri diskriminasi gender, dan pemberdayaan kaum wanita mungkin akan memberikan dampak yang luas pada status kesehatan wanita dan anak-anak dibandingkan upaya-upaya kesehatan ibu dan anak yang khusus. Kelompok wanita dan jaringannya telah menjadi bagian yang nyata dan vokal dari konferensi-konferensi penting internasional sepertiyang diselenggarakan oleh PBB, misalnya Earth Summit-yang diadakan di Rio de Janeiro tahun 1992, Konferensi Internasional tentang Kependudukan dan Pembangunan di Mesir pada tahun 1994, dan Konferensi Wanita di Beijing tahun 1995. Sejak saat itu, kaum wanita secara terus-menerus menuntut di-; akhirinya diskriminasi gender dan kekerasan terhadap kaumi wanita, memperjuangkan hak asasi mereka, dan keterjangkauanj pelayanan kesehatan sepanjang rentang kehidupan wanita d anak-anak mereka. Karena mereka percaya bahwa sehat me-] rupakan hak asasi yang mendasar, kebutuhan akan nutrisi yang] adekuat, air bersih, sanitasi, dan perlindungan untuk semua terusj menjadi tuntutan. Mereka menuntut semua ini karena menyadan bahwa "kondisi kehidupan yang mendukung untxik hidup sehat jauh lebih penting daripada sekedar memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan" (Health Caucus Statement, 1999).5. Imunisasi melawan penyakit infeksi utama: pencegahan dan pengendalian penyakit endemis setempat.Langkah besar telah dilakukan dalam program imunisasi anak-anak di dunia melawan 6 penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin. UNICEF dan WHO melaporkan pada tahun 1993 bahwa kam-panye mereka tentang imunisasi universal melawan "pembunuh-pembunuh" ini mencapai lebih dari 80% anak-anak di dunia sebe-lum mereka merayakari ulang tahun pertamanya (UNICEF, 1993). Namun, walaupun dengan segenap kemampuan, jutaan anak tidak terselamatkan melalui "jaring pengaman". Sekarang, suatu generasi vaksin baru telah beredar di pasaran, yang mampu menyelamatkan kehidupan jutaan anak-anak setiap tahunnya sehingga seharusnya memungkinkan untuk menyelamatkan anak-anak ini. Sayangnya, harga vaksin ini relatif mahal dan kesungguhan dunia terhadap program imunisasi universal tampaknya melemah.Tahun-tahun sekarang ini, konflik kekerasan regional telah menambah trauma perang dan meningkatkan pemajanan penyakit infeksi terhadap anak-anak yang mempunyai risiko kesehatan yang terabaikan di jalan-jalan atau yang ditampung di kamp-kamp pengungsi. Kita dapat melihat kondisi kesehatan yang mem-prihatinkan dari anak-anak di seluruh dunia, seperti penderitaan anak-anak di Somalia, Sudan, dan Rwanda atau anak-anak yang mengalami trauma akibat kebrutalan "pemusnahan etnik" di Bosnia dan Kosovo.Adalah sesuatu yang memalukan bagi suatu negara, seperti Amerika Serikat jika berbagai upaya telah digalakkan oleh departemen kesehatan dan kegiatan-kegiatan sekolah setempat, namun tingkat pencapaian imunisasi yang tinggi jarang ditemukan di antara penduduk miskinnya. Beberapa wilayah perkotaan di Amerika Serikat memiliki tingkat pencapaian imunisasi yang se-rupa atau bahkan lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara miskin di dunia (UNICEF, 1993). Di mana pun mereka hidup, anak-anak memiliki hak perlindungan terhadap penderitaan yang dapat dicegah dan kematian yang disebabkan oleh penyakit utama pada anak. Ketika masalah imunisasi ini berbaur dengan masalah kemiskinan, malnutrisi, pelecehan, dan penyakit ende-mis lokal (UNICEF menyebutnya dengan kedaruratan "tersem-bunyi"), anak-anak memiliki sedikit harapan untuk dapat hidup "produktif secara ekonomi dan sosial" seperti orang dewasa. Se-bagai contoh, anak-anak miskin di Washington DC memiliki sedikit kesempatan untuk hidup produktif ketika kematian anak-anak di Washington DC berkembang mencapai 81% dari tahun 1985 sampai 1996, dan pada tahun 1996, 40% anak-anak di kota tersebut hidup dalam kemiskinan. Washington DC menduduki posisi ke-51 di antara negara bagian dalam kasus kematian bayi, dan Washington DC memiliki persentase tertinggi dalam kasus bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan angka kematian remaja tertinggi akibat kecelakaan, pembunuhan, dan bunuh diri (The Washington Post, 1999).Dalam upaya menyelesaikan masalah kesehatan utama pada komunitas anak-anak, pendekatan PHC menuntut kesungguhan para profesional kesehatan dalam memberikan pelayanan pro-motif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Apabila hal ini tidak dapat dilakukan secara sendiri-sendiri, rujukan seharusnya dibuat secara terintegrasi, fungsional, dengan dukungan sistem rujukan yang saling menguntungkan,yang mengarahkan kepada pening-katan pelayanan yang menyeluruh bagi semua...memberikan prioritas kepada siapa pun yang paling membutuhkan (WHO, 1978). Sayangnya, pihak rumah sakit dan para profesional kesehatan yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan tersier se-ring salah menafsirkan peran mereka dalam menerapkan PHC. Fasilitas pelayanan kesehatan sekunder dan tersier, seperti halnya] fasilitas pelayanan kesehatan rehabilitasi dan pelayanan jangka panjang yang lebih kompleks, memainkan peranyang kritis dalam pelaksanaan PHC. Tanpa sistem rujukan yang baik di semu tingkatan pelayanan, PHC di tingkat lokal akhir nya akan menemv kegagalan (Aga Khan Foundation, 1982). Selain itu, praktik mana jemen yang efektif di semua tingkatan dari sistem pelayana kesehatan juga merupakan penunjang kesuksesan PHC.6.Penatalaksanaan yang tepat penyakit-penyakit umum dengan menggunakan teknologi yang tepat.Sekali lagi, para pekerja komunitas dari berbagai bidang telah me-nemukan bahwa teknologi sederhana dan tepat guna yang diha-silkan masyarakat setempat, dapat menjadi sangat efektif dalam mengatasi masalah kesehatan yang umum "Teknologi", selain da-pat menjadi sesuatu yang sederhana, juga sebagai sesuatu yang ilmiah, seperti penanganan dehidrasi pada kasus diare atau alat bantu ortopedi yang dibuat dari bahan-bahan lokal untuk menun-jang mobilitas dan kebebasan bagi anggota masyarakat yang meng-alami ketidakmampuan/kecacatan. Para pekerja kesehatan kinnya dan masyarakat telah menemukan manfaat pengobatan jamu dan metode penyembuhan alternatif yang sama efektifnya dengan pengobatan umum yang lebih mahal biayanya (Health Action Information Network, 1992). Penelitian lanjutan diperlukan berkenan dengan penyembuhan alternatif, termasuk akupunktur/ akupresur, Ayurvedic, dan praktik-praktik penyembuhan terbaru r" lainnya. Meskipun kedudukan setiap penelitian tersebut saat ini tidak dipandang lebih ke arah penelitian biomedis tradisional, na-mun sedikit demi sedikit penelitian tersebut lebih didukung dan dkerima.Pada semua tingkatan, ketepatan penatalaksanaan kasus-ka-sus penyakit umum bergantung pada ketepatan bauran para petugas kesehatan. Tim kesehatan PHC bukan saja meliputi tena-ga dokter, perawat, bidan, dan tenaga pembantu lainnya, tetapi juga para petugas kesehatan masyarakat (agen, penyelenggara pelayanan kesehatan, dan sebagainya) dan praktisi pengobatan tradisional (ahli jamu-jamuan, tabib, dan dukun). Jika praktisi nontradisional dilibatkan dalam tim, pelayanan sebaiknya dipraktikkan pada saat mereka menjalani seleksi, pelatihan, dan supervisi yang terus-menerus. Apa pun yang dikerjakan oleh tim pelayanan kesehatan, tujuannya harus mengarah pada pe-menuhan kebutuhan komunitas dan bekerja sama dengan komunitas dalam rangka mencapai tujuan kesehatan.

7.Promosi kesehatan mentalMeskipun tidak termasuk ke dalam elemen esensial PHC di berbagai negara, promosi kesehatan mental adalah sesuatu yang sangat penting bagi kesejahteraan komunitas. Di Amerika Serikat, perkembangan kesehatan mental dan penanganan kasus-kasus gangguan mental sekarang ini memiliki dampak yang besar bagi seluruh pelayanan kesehatan di komunitas. Sejak pengembangan pengobatan psikoterapi yang efektif dan gerakan hak asasi manusia tahun 1960-an, falsafah pelayanan kesehatan mental telah berubah dari sistem berbasis institusional menjadi sistem berbasis komunitas. Begitu revolusi kemanusiaan digembargemborkan, penempatan orang yang mengalami ketidakmampuan di kelas reguler dan pelayanan komunitas telah menjadi beban yang sangat besar bagi masyarakat setempat. Deinstitusionalisasi belum di arahkan pada upaya memasukkan penyakit mental ke dalam semua segi masyarakat, tetapi pada peningkatan jumlah orang-orang yang terpinggirkan dan membutuhkan bantuan yang sangat penting. Diperkirakan 50% para tunawisma yang mengalami gangguan mental, banyak memilih hidup di jalanan daripada berada dalam pengekangan atau mengabaikan perlindungan atau pengaturan kehidupan kelompok lainnya. Pada tahun 1999, penelitian agen pemerintah federal melaporkan bahwa kira-kira 10% dari total biaya pelayanan kesehatan dihabiskan ($ 80 Milyar) untuk penanganan kesehatan mental. Sepertiga dari jumlah tersebut di-peruntukkan gangguan mental berat, yang dialami oleh suatu kelompok masyarakat yang diperkirakan berjumlah 5 juta orang, yang kebanyakan adalah orang-orang miskin dan pengangguran sebagai akibat dari penyakitnya itu (Sharkey, 1999).Terdapat suatu kesepakatan umum yang menuntut pemberian pelayanan kepada penderita gangguan mental serius dan persisten. Lebih kontroversial lagi adalah bahwa dua pertiga dari pem-biayaan untuk gangguan mental tersebut dialokasikan untuk kasus-kasus stres yang kondisinya memprihatinkan ($ 53 milyar). Kehidupan modern dapat menimbulkan situasi yang membuat orang semakin stres dan menyebabkan gangguan mental. Para orang tua berjuang untuk bekerja dan melayani anak-anak dan orang tuanya pada saat bersamaan. Peranan gender sedang mengalami perubahan sesuai dengan perubahan struktur keluarga tra-disional dan pola budaya. Ketika bekerja sama dengan komunitas I secara proaktif, tim PHC sebaiknya memfokuskan perhatian-nya pada masalah kesehatan mental yang menjadi prioritas ter-tinggi dalam atau bagi komunitas. Bantuan dari dan kerja sama dengan berbagai disiplin lainnya serta kelompok warga yang aktif di komunitas yang lebih luas lagi biasanya sangat menun-jang upaya tersebut. Dalam komunitas yang orang-orang dan kelompoknya sering menjadi objek pengobatan daripada se-bagai subjek (Freire, 1982) dan menjadi bergantung kepada sistem kesejahteraan, keterlibatan dan mobilitas masyarakat sangat diperlukan untuk mengurangi beban gangguan mental.8. Penyediaan obat-obat esensialWHO telah lama meyakini bahwa penyediaan obat-obat esensial yang adekuat dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat merupakan hal yang sangat penting untuk suksesnya program PHC. Upaya-upaya untuk mengenali dan mengizinkan penjualan hanyaterbatas pada obat-obatan esensial bagi negara-negarayang menganut pendekatan PHC. Bagaimanapun, upaya ini meng-alami penentangan yang sangat besar terutama dari industri farmasi dan banyak profesional kesehatan. Pengobatan yang tepat membutuhkan ketersediaan obat-obatan esensial yang aman dan efektif, bermututinggi, dapat disuplai, disimpan, didistribusikan secara adekuat, dan sudah tentu berhasil guna. Selain penyediaan obat-obatan esensial, banyak negara sedang mempelajari keguna-an jamu dan obat-obat serta pengobatan tradisional lainnya dalam sistem PHC (leGrand & Wondergem, n.d.).Untuk mencapai tujuan ini, industri farmasi, profesional kesehatan, masyarakat, sekolah, universitas, dan pemerintah harus bekerja sama dan saling membantu. Untungnya, kebijakan pemasaran obat-obatan dan pendistribusiannya telah berhasil direalisasikan di negara-negara seperti Uganda dan Bangladesh, tetapi tidak di Amerika Serikat. Agar tujuan yang lebih luas seperti tujuan-tujuan PHC lainnya tercapai, dibutuhkan keinginan politis dan kesungguhan.

G. ELEMEN-ELEMEN PERAN DAN FUNGSI PERAWAT KOMUNITAS

Elemen Peran :

Menurut pendapat Doheny (1982) ada beberapa elemen peran perawat professional (ELEMENT ROOL) antara lain : care giver, client advocate, conselor, educator, collaborator, coordinator change agent, consultant dan interpersonal proses.

a)Client Advocate (Pembela Klien)

Tugas perawat :1. Bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (inform concern) atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya.2. Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan. Perawat adalah anggota tim kesehatan yang paling lama kontak dengan klien, sehingga diharapkan perawat harus mampu membela hak-hak klien.Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk didalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Disparty, 1998 :140).

Hak-Hak Klien (Dysparty,1998) antara lain :1. Hak atas pelayanan yang sebaik-baiknya2. Hak atas informasi tentang penyakitnya3. Hak atas privacy4. Hak untuk menentukan nasibnya sendiri5. Hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian tindakan.Hak-Hak Tenaga Kesehatan antara lain :1. Hak atas informasi yang benar2. Hak untuk bekerja sesuai standart3. Hak untuk mengakhiri hubungan dengan klien4. Hak untuk menolak tindakan yang kurang cocok5. Hak atas rahasia pribadi6. Hak atas balas jasa

b)Conselor

Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tekanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Didalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual.Peran perawat :1. Mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat sakitnya.2. Perubahan pola interaksi merupakan Dasar dalam merencanakan metode untuk meningkatkan kemampuan adaptasinya.3. Memberikan konseling atau bimbingan penyuluhan kepada individu atau keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu.4. Pemecahan masalah di fokuskan pada masalah keperawatanc)Educator :

Mengajar adalah merujuk kepada aktifitas dimana seseorang guru membantu murid untuk belajar. Belajar adalah sebuah proses interaktif antara guru dengan satu atau banyak pelajar dimana pembelajaran obyek khusus atau keinginan untuk merubah perilaku adalah tujuannya. (Redman, 1998 : 8 ). Inti dari perubahan perilaku selalu didapat dari pengetahuan baru atau ketrampilan secara teknis.

1.Dilakukan kepada klien /klg tim kes. Lain baik secara spontan pada saat berinteraksi maupun formal.2.Membantu klien mempertinggi pengetahuan dalam upaya meningkatkan kesehatan .3.Dasar pelaksanaan adalah intervensi dalam proses keperawatan.

d)Collaborator

Peran Sebagai Kolaborator Perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter fisioterapis, ahli gizi, dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya dalam kaitannya membantu mempercepat penyembuhan klien.e)Coocrdinator

Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemeberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien.Tujuan Perawat sebagi coordinator adalah :a.Untuk memenuhi asuhan kesehatan secara efektif, efisien dan menguntungkan klien.b.Pengaturan waktu dan seluruh aktifitas atau penanganan pada klien.c.Menggunakan keterampilan perawat untuk :1. Merencanakan2. Mengorganisasikan3. Mengarahkan4. Mengontrol

f)Change Agent

Pembawa perubahan adalah seseorang yg berinisiatip membantu orla membuat perubahan pada dirinya atau pada system (Kemp,1986). Mengidentifikasi masalah, mengkaji motifasi pasien dan membantu klien tuk berubah, menunjukan alternated, menggali kemungkinan hasilk dari alternative, mengkaji sumber daya menunjukan peran membantu, membina dan mempertahankan hubungan membantu, membantu selama fase dari proses perubahan dan membimbing klien melalui fase ini (Marriner Torney)

PERAN PERAWAT KESAHATAN MASYARAKAT

1. Pelaksana pelayanan keperawatan2. Pendidik3. Koordinator pelayanan kesehatan4. Innovator/pembaharu5. Organisator yankes6. Role Model/panutan7. Fasilitator8. Pengelola/Manajer

H.TREND DAN ISU KESEHATAN KOMUNITAS1. Trend1 PengertianKonsep dasar tentang tren (trend) adalah hal yang sangat mendasar dalamberbagai pendekatan analisa berbasis teknikal. Semua aspek yang ada bertujuan samayaitu untuk membantu mengukur tren suatu hal atau topik, dalam rangka berpartisipasidalam tren tersebut. Anda mungkin sering mendengar istilah populer seperti alwaystrade in the direction of the trend, never buck the trend, atau the trend is your friend.Tulisan singkat ini mencoba mengupas dan mendefinisikan apa yang dimaksud dengantren dan mengklasifikasikannya dalam beberapa kategori.Secara umum, tren adalah ke arah mana sesuatu bergerak. Tapi kita membutuhkandefinisi yang lebih akurat untuk dapat memanfaatkannya dalam analisa teknikal. Pertamayang harus diingat adalah bahwa gerakan kepopuleran atau sesuatu yang aktual tidakberbentuk garis lurus ke satu arah. Melainkan bergerak dalam bentuk serangkaian zigzag.Gerakan Zigzag ini membentuk rangkaian gelombang yang berurutan, dengan puncak (peak/top) dan tembusan (through) yang cukup jelas. Arah peak dan through ini yangmenentukan tren. Peak dan through ini bergerak naik, turun, atau menyamping(sideways). Arah gerakan inilah yang memberitahukan kita tentang sebuah tren. Sebuahtren menaik (uptrend) didefinisikan sebagai serangkaian urutan peak dan through yangmenaik. Tren menurun (downtrend) adalah kebalikannya, yaitu serangkaian peak danthrough yang semakin menurun. Adapun serangkaian peak dan through yang cenderungmenyamping disebut sebagai sideways/ranging. Namun tren yang dimaksud disini adalahtren yang bergerak naik yang ditandai dengan peak dan trough.Jadi, Tren keperawatan komunitas adalah sesuatu yang sedang booming, actual,dan sedang hangat diperbincangkan dalam ruang lingkup keperawatan komunitas.

2.Isu Keperawatan Komunitas PengertianIsu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau tidak terjadi di masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, sosial, politik, hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat, kematian, ataupun tentang krisis.Secara sederhana isu dapat diartikan sebagai sebuah persoalan, atau isu dapat juga dikatakan sebagai sebuah masalah, sesuatu yang sedang menjadi perhatian, yang terlintas khabar, desas desus atau banyak lagi peristilahan lain. Isu berarti sebuah pokok persoalan.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Tahun 1997, isu adalah masalah yangdikedepankan. Sedangkan Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 1993, isu adalah :1. Masalah yang dikedepankan untuk ditangani;2. Kabar angin yang tidak jelas asal usulnya dan tidak terjamin kebenarannya;3. Kabar, desas-desus.Dalam praktiknya, aktual memiliki beberapa makna antara lain: benar terjadi atauakan terjadi, sedang menjadi perhatian orang banyak dan merupakan berita hangat. Jadi,isu keperawatan komunitas adalah suatu masalah yang dikedepankan untuk ditanganiatau desas - desus dalam ruang lingkup keperawatan komunitas.

BAB IIIPENUTUP

A.KesimpulanSetelah membaca isi dari pembahasan makalahb diatas maka kami menarik suatu kesimpulan :Keperawatan komunitas adalah suatu bidang perawatan khusus yang merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan merupakan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan dalam meningkatkan dedrajat kesehatan, penyempumaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, dan ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.Komunitas sebagai klien yang dimaksud termasuk kelompok risiko tinggi, antara lain: orang yang tinggal di daerah terpencil, daerah rawan, daerah kumuh, dll.

B.SaranSaran kami yaitu : marilah kita belajar dengan sungguh-sungguh agar kita dapat menjadi perawat yang professional.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI, 1992, Jakarta, Pedoman Kerja Perkesmas Jilid IDepartemen Kesehatan RI, 1993, Jakarta, Petunjuk Pengelolaan Perawatan Kesehatan Masyarakat.Departemen Kesehatan RI, Jakarta, Keperawatan KomunitasDepartemen Kesehatan RI, Jakarta, Keperawatan Komunitas Teori dan PraktikDepkes RI, 1985, Jakarta, Tata Laksana Perawatan Kesehatan MasyarakatDepartemen Kesehatan Republik Indonesia. Visi Pembangunan Kesehatan: Indonesia Sehat 2010.http://www.depkes.go.id/indonesiasehat.htmlSugeng Riyadi, S.Kep, Ns KEPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAThttp://www.125.160.76.194/data/data-lenovo/datahttp://yesimursal.blogspot.com/2013/04/perspektif-dan-falsafah-keperawatan.html di ambil 1 Mei 14 http://aanborneo.blogspot.com/2012/07/keperawatan-komunitas.html di ambil 1 Mei 14

http://mantrinews.blogspot.com/2011/12/ruang-lingkup-keperawatan-komunitas.html di ambil 30 april 2014 http://tugassekolahonline.blogspot.com/2009/02/konsep-keperawatan-kesehatan- komunitas.html di ambil 1 Mei 14Keperawatan komunitas Page 13