Tgs ikd kel.

50
PERKEMBANGAN SEJARAH KEPERAWATAN DI INDONESIA DAN INTERNASIONAL Disusun oleh: 1. Afiya kris sunny 2. Alyyudin alam 3. Riswanda danu immawan 4. Zufridatul luluk Prodi S1 KEPERAWATAN STIkes Buana Husada Ponorogo Tahun 2016/2017

Transcript of Tgs ikd kel.

Page 1: Tgs ikd kel.

PERKEMBANGAN SEJARAH KEPERAWATAN DI INDONESIA DAN

INTERNASIONAL

Disusun oleh:

1. Afiya kris sunny

2. Alyyudin alam

3. Riswanda danu immawan

4. Zufridatul luluk

Prodi S1 KEPERAWATAN

STIkes Buana Husada Ponorogo

Tahun 2016/2017

KATA PENGANTAR

Page 2: Tgs ikd kel.

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yanga Maha Esa atas

berkat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang diberikan

oleh dosen mata kuliah IKD 1 yang berjudul “Perkembangan Sejarah

Keperawatan di Indonesia dan Internasional” kami memahami makalah ini jauh

dari kata sempurna. Kami memohon ma’af yang sebesar-besarnya atas segala

kesalahan yang tidak sengaja kami buat baik dalam penulisan maupun tutur

bahasa yang kurang pantas . Makalah ini kami buat sebagai kewajiban untuk

memenuhi tugas.

BAB 1

Page 3: Tgs ikd kel.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Latar belakang Masalah.Kepera"atan merupakan suatu bentuk

layanan kesehatan pro#essional yang merupakan bagianintegral dari

layanan kesehatan yang berdasarkan pada ilmu dan etika kepera"atan.

Kepera"atansebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut

menentukan menentukan mutu dari pelayanan kesehatan. Tenaga

kepera"atan se$ara keseluruhan jumlahnya mendominasi tenagakesehatan

yang ada, dimana kepera"atan memberikan konstribusi yang unik

terhadap bentuk pelayanan kesehatan sebagai satu kesatuan yang relati#,

berkelanjutan, koordinati# dan ad%okati#.Kepera"atan sebagai suatu

pro#esi menekankan kepada bentuk pelayanan pro#essional yangsesuai

dengan standart dengan memperhatikan kaidah etik dan moral sehingga

pelayanan yangdiberikan dapat diterima oleh masyarakat dengan baik

lanjut. Di sisi lain , banyak dari pera"at& pera"at sekarang kurang

mengetahui tentang sejarah kepera"atan baik nasional

maupuninternasional .

Perkembangan

1.2 Tujuan

a. Mengetahui sejarah ilmu keperawatan

b.

BAB II

PEMBAHASAAN

Page 4: Tgs ikd kel.

2.1 SEJARAH KEPERAWATAN DI INDONESIA DAN

INTERNASIONAL

Mempelajari sejarah keperawatan akan memberikan kebanggaan

tersendiri, karena bisa mengingatkan kita pada perawat di masa lalu yang

telah bekerja keras, hingga akhirnya kita bisa merasakan hasilnya seperti

sekarang ini. Sejarah keperawatan akan membuka mata kita tentang

bagaimana perkembangan keperawatan, bagaimana tantangan yang

dihadapi dan apa yang akan dicapai oleh keperawatan di masa datang.

Mengetahui masa lalu dan memahami keperawatan terdahulu akan

memberzikan suatu kesempatan untuk menggunakan pengalaman dan

pelajaran yang dapat digunakan di masa kini dan masa depan.

 Lahirnya keperawatan dapat dikatakan bersamaan dengan

penciptaan manusia, yaitu penciptaan Adam dan Hawa. Keperawatan

lahir sebagai bentuk keinginan untuk menjaga seseorang tetap sehat dan

memberikan rasa nyaman, pelayanan dan keamanan bagi orang yang

sakit. Walaupun secara umum tujuan keperawatan relatif sama dari tahun

ke tahun, praktik keperawatan dipengaruhi oleh perubahan kebutuhan

masyarakat, sehingga keperawatan berkembang secara bertahap.

Keperawatan yang kita ketahui saat ini tidak dapat dipisahkan dan sangat

dipengaruhi oleh perkembangan struktur dan kemajuan peradapan

manusia.

Kepercayaan terhadap animisme, penyebaran agama besar di dunia

serta kondisi sosial ekonomi masyarakat, seperti terjadinya

perang, renaissanceserta gerakan revolusi Luther turut mewarnai

perkembangan keperawatan di dunia. Pada awal sejarahnya, keperawatan

dikenal sebagai bentuk pelayanan komunitas dan pembentukannya

berkaitan erat dengan dorongan alami untuk melayani dan melindungi

keluarga (Donahue, 1995). Umur keperawatan sama tuanya dengan

kedokteran. Sepanjang sejarah, profesi keperawatan dan kedokteran

Page 5: Tgs ikd kel.

saling bergantung satu sama lain. Selama era Hipokrates, kedokteran

bekerja tanpa perawat dan selama abad pertengahan, keperawatan bekerja

tanpa dukungan medis (Donahue, 1995; Deloughery, 1995). Menurut

sejarah, laki-laki dan perempuan telah memegang peran perawat,

masuknya perempuan dalam keperawatan dimulai sekitar 300 M

(Shryock, 1959; Donahue, 1995). Pada abad keenam jumlah laki-laki

yang memasuki dunia keperawatan semakin meningkat.

2.2 KEPERAWATAN ZAMAN PURBA

Menggambarkan keperawatan pada zaman primitive merupakan

hal yang sulit, juga sulit untuk membedakan peran dokter dan perawat.

Pada masa itu, perawatan dan penyembuhan penyakit diperoleh

dari penyebaran dari mulut ke mulut. Peran wanita tradisional sebagai

istri, ibu, anak perempuan dan saudara perempuan selalu mencakup

perawatan dan pengasuhan anggota keluarga yang lainnya. Istilah

perawat (nurse)  berasal dari perawatan yang diberikan ibu kepada

bayinya yang tidak berdaya.

Pada zaman purba (primitive culture), manusia percaya bahwa apa

yang ada di bumi mempunyai kekuatan mistik/spiritual yang dapat

mempengaruhi kehidupan manusia. Kepercayaan ini disebut animisme.

Mereka meyakini bahwa sakitnya seseorang disebabkan oleh kekuatan

alam atau pengaruh kekuatan gaib seperti batu-batu besar,  gunung-

gunung  yang tinggi, pohon-pohon yang besar, sungai-sungai yang besar,

dll. Pada saat itu peran perawat tidak berkembang, masyarakat pada masa

itu lebih senang pergi ke dukun untuk mengobatkan anggota keluarganya

yang sakit. Masyarakat menganggap bahwa dukun lebih mampu mencari,

mengetahui dan mengatasi roh yang masuk ke tubuh orang yang sakit.

Fenomena animisme terlihat pada sejarah Bangsa Mesir dan Cina.

Pada masa itu bangsa Mesir menyembah Dewa Isis, Dewa yang diyakini

bisa menyembuhkan penyakit. Masyarakat Cina menganggap penyakit

Page 6: Tgs ikd kel.

disebabkan oleh syetan atau makhluk halus dan akan bertambah parah

jika orang lain memegang orang yang sakit, akibatnya perawat tidak

diperkenankan untuk merawat orang yang sakit.

2.3 ZAMAN PERADAPAN KUNO

Pada masa ini, keyakinan mengenai penyebab penyakit masih

mirip dengan zaman primitif, yaitu didasarkan pada takhayul dan magis,

sehingga penyembuhan membutuhkan penyembuhan magis. Pendeta atau

dokter penyihir menikmati status dalam masyarakat kuno. Sejalan dengan

perkembangan peradapan, teori praktis perawatan medis yang muncul

sebagai penyebab penyakit non-medis mulai terobservasi. Catatan tertua

mengenai praktik penyembuhan ada pada lembaran tanah liat berusia

4000 tahun yang dihubungkan dengan peradapan Sumeria. Lembaran ini

berisi tentang resep obat, tetapi tidak dituliskan untuk mengatasi penyakit

apa.

Lontar Eber merupakan temuan kebudayaan Mesir. Lontar ini

tertanggal sekitar tahun 1550 SM, dan dipercayai sebagai teks medis

tertua di dunia. Lontar ini berisi uraian tentang banyak penyakit yang

diketahui saat ini dan mengidentifikasi gejala spesifik. lontar Eber juga

berisi 700 zat yang digunakan untuk obat-obatan disertai cara penyiapan

dan penggunaannya. Mumifikasi atau pembalseman juga muncul pada

masa ini, mumifikasi berasal dari keyakinan bahwa ada kehidupan setelah

kematian. Dibutuhkan ilmu dan pengetahuan untuk membuat larutan

yang bisa digunakan untuk mengawetkan mayat. Hal ini menunjukkan

bahwa pada masa itu sudah mengenal ilmu fisiologi, anatomi dan

patofisiologi.

Bangsa Yahudi kuno menyumbangkan Mosaic Health Code. Kode

ini dianggap sebagai legislasi sanitari pertama dan berisi catatan pertama

mengenai syarat kesehatan masyarakat. Kode ini mencakup aspek

Page 7: Tgs ikd kel.

individu, keluarga, dan kesehatan komunitas, termasuk di dalamnya

membedakan antara yang bersih dengan tidak bersih.

Budaya Afrika kuno, fungsi pengasuhan yang dimiliki oleh

perawat termasuk peran sebagai bidan, herbalis, ibu susu, dan pemberi

perawatan untuk anak dan lansia (Dolan, Fitzpatrick, dan Herrmann,

1983). Budaya India kuno, sudah mengenal adanya perawat laki-laki

yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Pengetahuan mengenai cara mempersiapkan obat yang akan

diberikan

b. Pintar

c. Mampu mencurahkan kasih sayang ke pasien

d.  Kemurnian pikiran dan tubuh

Adapun perawat wanita India bertindak sebagai bidan dan merawat

anggota keluarga yang sakit. Peran perawat dalam budaya Cina kurang

disebutkan, namun peran Cina kuno lebih banyak pada penemuan obat

herbal, pemakaian akupunktur sebagai metode pengobatan, dan publikasi

Nei Ching (canon of medicine), yang merinci empat langkah

pemeriksaan: melihat, mendengar, bertanya dan merasakan.

Sejarah Yunani dan Romawi kuno, perawatan orang sakit lebih

maju dalam mitologi dan realitas. Dewa mitos Yunani yang dinggap

sebagai  dewa penyembuh adalah Asklepios, istrinya Epigone adalah

dewi penenang, Hygenia anak perempuan Asklepios adalah dewi

kesehatan dan diyakini sebagai perwujudan perawat. Kuil yang dibangun

untuk menghormati Asklepios menjadi pusat penyembuhan, pendeta kuil

Asklepios memberikan penyembuhan melalui pengobatan natural dan

supranatural (Donahue, 1996). Seorang dokter Yunani kuno, Hipocrates,

mempercayai bahwa penyakit memiliki penyebab alami. Pernyataan

Hipocrates ini sangat bertentangan dengan pendapat tabib pendeta di kuil

yang mengatakan bahwa penyebab penyakit adalah magis dan mistik.

Page 8: Tgs ikd kel.

Sedangkan kontribusi Romawi terhadap perawatan kesehatan adalah

sanitasi umum, pengeringan rawa, dan pembangunan saluran air, tempat

pemandian umum dan pribadi, sistem drainase, dan pemanasan sentral.

2.4 ZAMAN KEAGAMAAN

Kemajuan peradapan manusia dimulai ketika manusia mengenal

agama. Penyebaran agama sangat mempengaruhi perkembangan

peradaban manusia sehingga berdampak positif terhadap perkembangan

keperawatan. Pada permulaan Masehi, agama kristen mulai berkembang.

Agama kristen cukup besar mempengaruhi profesi keperawatan. Salah

satu catatan di awal sejarah digambarkan bahwa keperawatan merupakan

bentuk  perintah dari Diakonia, suatu kelompok kerja seperti perawat

kesehatan masyarakat atau yang mengunjungi orang sakit. Dalam awal

kehidupan gereja, Diakonia dijalankan oleh perempuan yang ditunjuk

oleh pimpinan gereja. Peran mereka adalah mengunjungi orang yang

sedang sakit. Penunjukan dilakukan pada wanita yang memiliki status

sosial yang tinggi. Pada masa ini, keperawatan mengalami kemajuan

yang berarti seiring dengan kepesatan perkembangan agama kristen.

Kemajuan terlihat jelas, pada masa pemerintahan Lord

Constantine, ia mendirikan xenodhoecim  atau hospes dalam bahasa latin

yaitu tempat penampungan orang yang membutuhkan pertolongan,

terutama bagi orang-orang sakit yang memerlukan pertolongan dan

perawatan. Kemajuan profesi keperawatan pada masa ini juga terlihat

jelas dengan berdirinya Rumah sakit terkenal di Roma yang

bernama Monastic Hospital. Rumah Sakit ini dilengkapi dengan fasilitas

perawatan berupa bangsal perawatan, bangsal untuk orang cacat, miskin

dan yatim piatu. Sejak abad pertengahan institusi yang bergerak dalam

bidang sosial (1100 M sampai 1200 M) mulai bergerak merawat lansia,

orang sakit dan orang miskin (Deloughery, 1995).

Page 9: Tgs ikd kel.

Seperti di Eropa, pada pertengahan abad VI masehi, keperawatan

juga berkembang di benua Asia. Tepatnya di Asia Barat Daya yaitu

Timur Tengah seiring dengan perkembangan agama Islam. Pengaruh

agama Islam terhadap perkembangan keperawatan tidak lepas dari

keberhasilan Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan agama Islam.

Kegiatan pelayanan keperawatan berkualiatas telah dimulai sejak seorang

perawat muslim pertama yaitu Siti Rufaidah pada jaman Nabi

Muhammad S.A.W, yang selalu berusaha memberikan pelayanan

terbaiknya bagi yang membutuhkan tanpa membedakan apakah kliennya

kaya atau miskin(Elly Nurahmah, 2001). Sementara sejarah perawat di

Eropa dan Amerika mengenal Florence Nightingale sebagai pelopor

keperawatan modern, Negara di timur tengah memberikan status ini

kepada Rufaidah, seorang perawat muslim. Talenta perjuangan dan

kepahlawanan Rufaidah secara verbal diteruskan turun temurun dari

generasi ke generasi di perawat Islam khususnya di Arab Saudi dan

diteruskan ke generasi modern perawat di Saudi dan Timur Tengah 

(Miller Rosser, 2006)

Prof. Dr. Omar Hasan Kasule, Sr, 1998 dalam studi Paper

Presented at the 3rd International Nursing Conference "Empowerment

and Health: An Agenda for Nurses in the 21st Century" yang

diselenggarakan di Brunei Darussalam 1-4 Nopember 1998,

menggambarkan Rufaidah adalah perawat profesional pertama dimasa

sejarah islam. Dia tidak hanya melaksanakan peran perawat dalam aspek

klinikal semata, namun juga melaksanakan peran komunitas dan

memecahkan masalah sosial yang dapat mengakibatkan timbulnya

berbagai macam penyakit. Saat kota Madinah berkembang, Rufaidah

mengabdikan diri merawat kaum muslim yang sakit, dan membangun

tenda di luar Masjid Nabawi saat damai. Dan saat perang Badr, Uhud,

Khandaq dan Perang Khaibar dia menjadi sukarelawan dan merawat

Page 10: Tgs ikd kel.

korban yang terluka akibat perang. Dan mendirikan Rumah sakit

lapangan sehingga terkenal saat perang dan Nabi Muhammad SAW

sendiri memerintahkan korban yang terluka dirawat olehnya.

Konstribusi Rufaidah tidak hanya merawat mereka yang terluka

akibat perang. Namun juga terlibat dalam aktifitas sosial di komuniti. Dia

memberikan perhatian kepada setiap muslim, miskin, anak yatim, atau

penderita cacat mental. Dia merawat anak yatim dan memberikan bekal

pendidikan. Rufaidah digambarkan memiliki kepribadian yang luhur dan

empati sehingga memberikan pelayanan keperawatan yang diberikan

kepada pasiennya dengan baik pula. Sentuhan sisi kemanusiaan adalah

hal yang penting bagi perawat, sehingga perkembangan sisi tehnologi dan

sisi kemanusiaan (human touch) mesti seimbang. Rufaidah juga

digambarkan sebagai pemimpin dan pencetus Sekolah Keperawatan

pertama di dunia Isalam, meskipun lokasinya tidak dapat dilaporkan (Jan,

1996), dia juga merupakan penyokong advokasi pencegahan penyakit

(preventif care) dan menyebarkan pentingnya penyuluhan kesehatan

(health education)

Memasuki abad VII Masehi, agama Islam tersebar ke berbagai

pelosok negara dari Afrika, Asia Tenggara sampai Asia Barat  dan Eropa

(Turki dan Spanyol). Pada masa itu di jazirah Arab berkembang pesat

ilmu pengetahuan seperti ilmu pasti, ilmu kimia, hygiene, dan obat-

obatan. Prinsip-prinsip dasar perawatan kesehatan seperti menjaga

kebersihan diri (personal hygiene), kebersihan makanan, air dan

lingkungan berkembang pesat. Masa Late to Middle Ages (1000 – 1500

M), negara-negara Arab membangun RS dengan baik, dan mengenalkan

perawatan orang sakit. Ada gambaran unik di RS yang tersebar dalam

peradaban Islam dan banyak dianut RS modern saat ini hingga sekarang,

yaitu pemisahan anatar ruang pasien laki-laki dan wanita, serta perawat

Page 11: Tgs ikd kel.

wanita merawat pasien wanita dan perawat laki-laki, hanya merawat

pasien laki-laki (Donahue, 1985, Al Osimy, 2004).

2.5 KEPERAWATAN ABAD PERTENGAHAN

Permulaan abad XVI, struktur  dan orientasi masyarakat

mengalami perubahan, dari orientasi kepada agama berubah menjadi

orientasi kekuasaan, yaitu perang, eksplorasi kekayaan alam serta

semangat kolonialisme. Akibat dari hal tersebut adalah banyak tempat

ibadah (termasuk gereja) yang ditutup, padahal tempat ini dijadikan

tempat untuk merawat orang sakit.

Di satu sisi, kenyataan ini berdampak negatif. Penutupan tempat

ibadah menyebabkan kekurangan tenaga perawat karena sebelumnya,

tindakan perawatan dilakukan oleh kelompok agama. Untuk memenuhi

kebutuhan perawat, bekas wanita jalanan (wanita tuna susila) atau wanita

yang bertobat setelah melakukan kejahatan diterima sebagai perawat.

Kejadian ini melatarbelakangi asumsi negatif terhadap perawat,

masyarakat beranggapan bahwa wanita terhormat tidak bekerja di luar

rumah. Akibat reputasi ini perawat diupah dengan gaji rendah dengan jam

kerja lama pada kondisi kerja yang buruk (Taylor. C.,dkk, 1989)

Di sisi yang lain, adanya perang seperti perang Salib berdampak

positif terhadap perkembangan keperawatan. Untuk menolong korban

perang dibutuhkan banyak tenaga sukarela yang dipekerjakan sebagai

perawat. Mereka terdiri dari kelompok agama, wanita-wanita yang

mengikuti suaminya ke medan perang turut merawat orang sakit jika

diperlukan dan tentara (pria) yang bertugas rangkap sebagai perawat.

Pengaruh perang salib terhadap keperawatan adalah mulainya dikenal

istilah P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan), pada masa itu

keberadaan perawat mulai dibutuhkan dalam ketentaraan dan timbul

peluang kerja bagi perawat di bidang sosial. Setelah perang Salib, kota-

Page 12: Tgs ikd kel.

kota besar mulai berdiri dan berkembang dengan menurunkan faktor

feodalisme. Perkembangan populasi penduduk yang luas di kota-kota

tersebut menyebabkan munculnya masalah kesehatan, yang secara

otomatis akan membutuhkan peran tenaga kesehatan (termasuk di

dalamnya perawat).

Kurangnya pemeliharaan kesehatan dan sanitasi serta

meningkatnya kemiskinan di daerah pedesaan mengakibatkan munculnya

masalah kesehatan yang serius pada abad kelima belas sampai abad tuju

belas. Faktor-faktor sosial, seperti hukum yang menekan orang miskin

dan pajak terhadap jendela rumah, menyebabkan menurunnya ventilasi

karena pemilik rumah menutup jendela guna menghindari membayar

pajak. Hal tersebut melahirkan suatu kondisi kesehatan yang memerlukan

respon dari perawat.

Pada tahun 1633 dibentuklah kelompok biarawati oleh St. Vincent

de paul. Kelompok ini merawat orang-orang di rumah sakit, orang

terlantar dan kaum miskin. Selanjutnya kelompok ini terkenal luas

sebagai perawat keliling karena mereka merawat orang sakit di rumah-

rumah. Pada masa ini juga mulai dirintis pendidikan keperawatan yang

dipelopori oleh Louise de Gras. Program pendidikan yang diberikan saat

itu adalah pengalaman merawat orang sakit di rumah sakit, dan juga

melakukan kunjungan rumah. (Donahue, 1995)

Peran rumah sakit terhadap perkembangan keperawatan tidak dapat

diabaikan. Setidaknya ada tiga rumah sakit yang berperan besar terhadap

perkembangan perawat pada zaman pertengahan. Pertama Hotel Dieu di

Lion, meskipun pada awalnya pekerjaan perawat dilakukan oleh para

mantan Wanita Tuna Susila (WTS) yang telah bertobat, namun rumah

sakit ini berperan besar dalam kemajuan keperawatan. Hal ini disebabkan

karena tidak lama kemudian pekerjaan perawat digantikan oleh perawat

yang terdidik melalui pendidikan keperawatan di rumah sakit tersebut.

Page 13: Tgs ikd kel.

Kedua, Hotel Dieu di Paris, dirumah sakit ini pekerjaan keperawatan

dilakukan oleh kelompok agama, namun sesudah revolusi Perancis,

kelompok agama dihapuskan dan pekerjaan diganti oleh orang-orang

bebas yang tidak terikat agama. Ketiga, St. Thomas Hospital, didirikan

tahun 1123 M, di rumah sakit inilah tokoh keperawatan Florence

Nightingale memulai karirnya memperbarui keperawatan. Abad XVIII,

pengembangan kota yang lebih besar membawa penambahan jumlah

rumah sakit dan memperbesar peran perawat.

Pada pertengahan abad XVIII dan memasuki abad XIX reformasi

sosial masyarakat meruba peran perawat dan wanita secara umum. Pada

masa ini keperawatan mulai dipercaya orang dan pada saat ini juga

nama Florence Nightingale. Florence Nightingale lahir pada tahun 1820

dari keluarga kaya dan terhormat. Ia tumbuh dan berkembang di Inggris

dengan pendidikan yang cukup. Meskipun ditentang keras oleh

keluarganya, ia diterima mengikuti kursus pendidikan perawat pada usia

31 tahun. Pecahnya perang Krim (Crimean War), dan penunjukan dirinya

oleh Inggris untuk menata asuhan keperawatan pada sebuah rumah sakit

Militer milik Turki memberi peluang baginya untuk meraih prestasi

(Taylor. C., 1989). Hal ini disebabkan karena ia berhasil mengatasi

kesulitan atau masalah yang dihadapi dan berhasil menepis anggapan

negatif terhadap wanita dan meningkatkan status perawat.

Seusai perang krim, Florence Nightingale kembali ke Inggris.

Sejarah perkembangan keperawatan di Inggris sangat penting dipahami

karena Inggris membuka jalan bagi kemajuan dan perkembangan perawat

di mana kepeloporan Florence Nightngale diikuti oleh Negara-negara

lain. Tahun 1860, Nightingale menulis Notes on Nursing: What it is and

What it is not untuk masyarakat umum. Filosofinya terhadap praktik

keperawatan merupakan refleksi dari perubahan kebutuhan masyarakat.

Ia melihat peran perawat sebagai seseorang yang bertugas menjaga

Page 14: Tgs ikd kel.

kesehatan seseorang berdasarkan pengetahuan tentang bagaimana

menempatkan tubuh dalam suatu status yang bebas dari penyakit

(Nightingale, 1860; Schuyler, 1992). Pada tahun yang sama, ia

mengembangkan program pelatihan untuk perawat pertama kali, sekolah

pelatihan Nightingale untuk perawat di St. Thomas’ Hospital di London.

Konsep pendidikan inilah yang mempengaruhi pendidikan keperawatan

di dunia dewasa ini.

Kontribusi Florence Nightingale bagi perkembangan keperawatan

adalah menegaskan bahwa nutrisi merupakan satu bagian penting dari

asuhan keperawatan, meyakinkan bahwa okupasional dan rekreasi

merupakan suatu terapi bagi orang sakit, mengidentifikasi kebutuhan

personal pasien dan peran perawat untuk memenuhinya, menetapkan

standar manajemen rumah sakit, mengembangkan standar okupasi bagi

pasien wanita, mengembangkan pendidikan keperawatan, menetapkan

dua komponen keperawatan yaitu kesehatan dan penyakit, meyakinkan

bahwa keperawatan berdiri sendiri dan berbeda dengan profesi

kedokteran, dan menekankan kebutuhan pendidikan berlanjut bagi

perawat (Taylor, C. 1989).

Perang sipil (1860-1865) menstimulasi perkembangan keperawatan

di Amerika Serikat.Clara Burton, pendiri palang merah Amerika merawat

pejuang di medan pertempuran, membersihkan luka, memenuhi

kebutuhan dasar, dan menenangkan para pejuang dalam menghadapi

kematian. (Donahue, 1995). Setelah perang sipil, sekolah keperawatan di

Amerika dan Kanada mulai membentuk kurikulum sendiri mengikuti

sekolah Nightngale. Sekolah pelatihan yang pertama di Kanada, St.

Catherina di Ontario didirikan tahun 1874. Tahun 1908, Mary Agnes

Snively membantu terbentuknya The Canadian National Association of

Trained Nurses, selanjutnya nama tersebut berubah menjadi The

Canadian Nurses Association (CNA) pada tahun 1924. (Donahue, 1995).

Page 15: Tgs ikd kel.

Tahun 1899 afiliasi Amerika dan Kanada berhenti, organisasi baru

dibentuk dengan nama American Nurses Association (ANA) pada tahun

1911.

Keperawatan di rumah sakit berkembang pada akhir abad XIX,

tetapi di komunitas,  keperawatan tidak menunjukkan peningkatan yang

berarti sampai tahun 1893 ketika Lilian Wald dan Mary Brewster

membuka The Henry Street Settlement, yang berfokus pada kebutuhan

kesehatan orang miskin yang tinggal di rumah penampungan New York.

Perawat yang bekerja di tempat ini memiliki tanggung jawab yang lebih

besar terhadap klien daripada mereka yang bekerja di rumah sakit, karena

mereka seringkali menghadapi situasi yang membutuhkan tindakan

mandiri dari perintah dokter. Selain itu, dalam mengobati penyakit, orang

miskin mmebutuhkan terapi keperawatan yagn ditujukan untuk

memperbaiki nutrisi, memberikan penginapan, dan mempertahankan

kebersihan. Kemajuan terlihat di rumah sakit, kesehatan masyarakat, dan

pendidikan terjadi pada awal abad keduapuluhan. Pada masa itu mulai

dirintis pendidikan keperawatan di tingkat universitas. Dengan

berkembangnya pendidikan keperawatan maka praktik keperawatan juga

mengalami perluasan. Pada tahun 1901 didirika The Army Nurses Corps,

diikuti dengan berdirinya The Navy Nurses Corps pada tahun 1908.

Spesialisi keperawatan juga mulai dikembangkan. Sekitar tahun 1920-an,

dibentuk organisasi perawat spesialis, seperti Assosiation of Operating

Room Nurses (1949),American Assosiation of Critical-Care

Nurses (1969) dan Oncology Nursing Society(1975).

2.6 PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DI INDONESIA

Tidak banyak literatur yang  mengungkapkan perkembangan

keperawatan di Indonesia. Seperti perkembangan keperawatan di dunia

pada umumnya, perkembangan keperawatan di Indinesia juga

dipengaruhi kondisi sosial ekonomi yaitu penjajahan pemerintah kolonial

Page 16: Tgs ikd kel.

Belanda, Inggris dan Jepang serta situasi

pemerintahan Indonesia setelah Indonesia merdeka. Perkembangan

keperawatan di Indonesia pada dasarnya dibedakan atas masa sebelum

kemerdekaan dan masa setelah kemerdekaan (orde lama dan orde baru).

Pada masa pemerintahan kolonial Belanda perawat berasal dari

penduduk pribumi yang disebut velpleger dengan dibantu zieken

oppaser sebagai penjaga orang sakit. Mereka bekerja pada Rumah Sakit

Binnen Hospital di Jakarta yang didirikan tahun 1799 untuk memelihara

kesehatan staf dan tentara Belanda. Usaha pemerintah kolonial Belanda di

bidang kesehatan pada masa itu antara lain: Dinas Kesehatan Tentara

yang dalam bahasa Belanda disebut Militiary Gezondherds Dienst dan

Dinas Kesehatan Rakyat atauBurgerlijke Gezondherds Dienst. Pendirian

rumah sakit ini termasuk usaha Daendels mendirikan rumah sakit di

Jakarta, Surabaya dan Semarang, ternyata tidak diikuti perkembangan

profesi keperawatan yang berarti karena tujuannya semata-mata untuk

kepentingan tentara Belanda.

Ketika VOC berkuasa, Gubernur Jendral Inggris Raffles (1812-

1816) sangat memperhatikan kesehatan rakyat. Berangkat dari

semboyannya “Kesehatan adalah milik manusia”, ia melakukan berbagai

upaya memperbaiki derajat kesehatan penduduk pribumi. Tindakan yang

dilakukan antara lain: pencacaran umum, membenahi cara perawatan

pasien dengan gangguan jiwa serta memperhatikan kesehatan dan

perawatan para tahanan.

Setelah pemerintahan kolonial kembali ke tangan Belanda, usaha-

usaha peningkatan kesehatan penduduk mengalami kemajuan. Di Jakarta

tahun 1819 didirikan beberapa rumah sakit, salah satu diantaranya adalah

Rumah Sakit Stadsverband berlokasi di Glodok (Jakarta Barat). Pada

tahun 1919 rumah sakit ini dipindahkan di Salemba dan sekarang

bernama Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Saat ini RSCM

Page 17: Tgs ikd kel.

menjadi pusat rujukan nasional dan pendidikan nasional. Dalam kurun

waktu ini (1816-1942), berdiri pula beberapa rumah sakit swasta milik

katolik dan protestan, misalnya: RS Persatuan Gereja Indonesia (PGI)

Cikini-Jakarta Pusat, RS St. Carolus Salemba-Jakarta Pusat, RS St.

Boromeus di Bandung dan  RS Elizabeth di Semarang. Bersamaan

dengan berdirinya rumah sakitdi atas, didirikan sekolah perawat. RS PGI

Cikini tahun 1906 menyelenggarakan pendidikan juru rawat, kemudiam

RSCM menyelenggarakan pendidikan juru rawat tahun 1912.

Kekalahan tentara sekutu dan kedatangan Jepang (1942-1945)

menyebabkan perkembangan keperawatan mengalami kemunduran. Bila

renaissance berakibat buruk pada perkembangan keperawatan Inggris,

maka penjajaan Jepang merupakan masa kegelapan dunia keperawatan

di Indonesia. Pekerjaan perawat pada masa Belanda dan Inggris sudah

dikerjakan oleh perawat yang terdidik, sedangkan pada masa Jepang yang

melakukan tugas perawat bukan dari orang yang sudah dididik untuk

menjadi perawat. Pemimpin rumah sakit juga diambil alih dari orang

Belanda ke orang Jepang. Pada saat itu obat-obatan sangat minim,

sehingga wabah penyakit muncul dimana-mana. Bahan balutan juga

terbatas, sehingga daun pisang dan pelepah pisang digunakan sebagai

bahan balutan.

Pembangunan bidang kesehatan dimulai tahun 1949. Rumah sakit

dan balai pengobatan mulai dibangun. Tahun 1952, sekolah perawat

mulai didirikan, yaitu Sekolah Guru Perawat dan Sekolah Perawat tingkat

SMP. Pendidikan keperawatan profesional mulai didirikan mulai tahun

1962 dengan didirikannya Akademi Keperawatan milik Departemen

Kesehatan di Jakarta untuk menghasilkan perawat profesional pemula.

Hampir bersamaan dengan itu didirikan pula Amper milik Depkes di

Ujung Pandang, Bandung dan Palembang.

Page 18: Tgs ikd kel.

Di Indonesia, keperawatan telah mencapai kemajuan yang sangat

bermakna bahkan merupakan suatu lompatan yang jauh kedepan. Hal ini

bermula dari dicapainya kesepakatan bersama pada Lokakarya Nasional

Keperawatan pada bulan Januari 1983 yang menerima keperawatan

sebagai pelayanan profesional (profesional service) dan pendidikan

keperawatan sebagai pendidikan profesi (professional education). Dalam

Lokakarya Keperawatan tahun 1983, telah dirumuskan dan disusun dasar-

dasar pengembangan Pendidikan Tinggi Keperawatan. Sebagai

realisasinya disusun kurikulum program pendidikan D-III Keperawatan,

dan dilanjutkan dengan penyusunan kurikulum pendidikan Sarjana (S1)

Keperawatan.

Pengembangan pelayanan keperawatan profesional tidak dapat

dipisahkan dengan pendidikan profesional keperawatan. Pendidikan

keperawatan bukan lagi merupakan pendidikan vokasional/kejuruan akan

tetapi bertujuan untuk menghasilkan tenaga keperawatan yang menguasai

ilmu keperawatan yang siap dan mampu melaksanakan pelayanan/asuhan

keperawatan profesional kepada masyarakat. Jenjang pendidikan

keperawatan bahkan telah mencapai tingkat Doktoral. Pendidikan tinggi

keperawatan diharapkan menghasilkan tenaga keperawatan profesional

yang mampu mengadakan pembaruan dan perbaikan mutu

pelayanan/asuhan keperawatan, serta penataan perkembangan kehidupan

profesi keperawatan. Perkembangan keperawatan bukan saja karena

adanya pergeseran masalah kesehatan di masyarakat, akan tetapi juga

adanya tekanan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

keperawatan serta perkembangan profesi keperawatan dalam menghadapi

era globalisasi.

Pendirian Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) pada tahun

1985 merupakan momentum kebangkitan profesi keperawatan di

Indonesia. Sebagai embrio Fakultas Ilmu Keperawatan, institusi ini

Page 19: Tgs ikd kel.

dipelopori oleh tokoh keperawatan Indonesia, antara lain Achir Yani S,

Hamid, DN.Sc; mendiang Dra. Christin S Ibrahim, MN, Phd; Tien

Gartinah, MN dan Dewi Irawaty, MA, dibantu beberapa pakar dari

Konsorsium Ilmu Kesehatan dan sembilan pakar keperawatan dari Badan

Kesehatan Dunia (WHO). Pada tahun 2000 mulai muncul Program Studi

Ilmu Keperawatan (PSIK) diberbagai Universitas di Indonesia

(Universitas Airlangga, Universitas Gajah Mada, Universitas Hasanudin,

Universitas Andalas dan Universitas Sumatra Utara).

Tahun 1974 tepatnya tanggal 17 Maret didirikan Persatuan Perawat

Nasional Indonesia (PPNI). Sebagai fusi dari beberapa organisasi

keperawatan yang ada sebelumnya, PPNI mengalami beberapa kali

perubahan bentuk dan nama organisasi. Embrio PPNI adalah

Perkumpulan Kaum Verpleger Boemibatera (PKVB) tahun 1921. Pada

saat itu profesi perawat Sangat dihormati oleh masyarakat berkenaan

denga tugas mulia yang dilakukan dalam merawat orang sakit. Lahirnya

sumpah pemuda 1928, mendorong perubahan nama PKVB menjadi

Perkumpulan Kaum Verpleger Indonesia (PKVI). Pergantian nama ini

berkaitan dengan semangat nasionalisme . PKVI bertahan sampai tahun

1942 berhubungan dengan kemenangan Jepang atas sekutu.

Bersamaan dengan proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945,

tumbuh organisasi profesi keperawatan. Tiga organisasi profesi yang ada

antara tahun 1945-1954 adalah Persatuan Djuru Kesehatan Indonesia

(PDKI), Persatuan Djuru Rawat Islam (Perjurais) dan Serikat Buruh

Kesehatan (SBK). Pada tahun 1951 terjadi pembaharuan organisasi

profesi keperawatan yaitu terjadi fusi organisasi yang ada menjadi

Persatuan Djuru Kesehatan Indonesia (PDKI) sebagai upaya konsolidasi

organisasi profesi tanpa mengikutsertakan SBK karena terlibat pada

pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Page 20: Tgs ikd kel.

Kurun waktu 1951-1958 diadakan kongres di Bandung dan

mengubah nama PDKI menjadi Persatuan Pegawai Dalam Kesehatan

(PPDK) dengan keanggotaan bukan hanya dari perawat. Tahun 1959-

1974 terjadi pengelompokan organisasi keperawatan antara lain Ikatan

Perawat Wanita Indonesia (IPWI), Ikatan Guru Perawat Indonesia (IGPI)

dan Ikatan Perawat Indonesia (IPI) tahun 1969. Akhirnya tanggal 17

Maret 1974 seluruh organisasi keperawatan kecuali Serikat Buruh

Kesehatan bergabung menjadi satu organisasi profesi tingkat  nasional

dengan nama Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Nama inilah

yang secara resmi dipakai sebagai nama organisasi profesi keperawatan

Indonesia hingga kini.

Page 21: Tgs ikd kel.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

Page 22: Tgs ikd kel.

ARTIKEL PERKEMBANGAN SEJARAH KEPERAWATAN DI

INDONESIA DAN INTERNASIONAL

 

 

A. Sejarah Keperawatan

    Keperawatan sebagai suatu pekerjaan sudah ada sejak manusia ada di

bumi ini, keperawatan terus berkembang sesuai dengan kemajuan

peradaban teknologi dan budaya. Konsep keperawatan dari abad ke abad

terus berkembang, berikut adalah perkembangan keperawatan di dunia. 

 Sejarah perkembangan keperawatan secara umum terbagi 6 :

1. Mother Instink(Zaman Purbakala)

Pekerjaan keperawatan sudah ada sejak manusia diciptakan, keperawatan

ada sebagai suatu naluri (instink). Setiap manusia pada tahap ini

menggunakan akal pikirannya untuk menjaga kesehatan, merawat anak,

menyusui anak dan perilaku masih banyak perilaku lainnya.

2. Animisme

Manusia pada tahap ini memiliki keyakinan bahwa keadaan sakit adalah

disebabkan oleh arwah/roh halus yang ada pada manusia yang telah

meninggal atau pada manusia yang hidup atau pada alam ( batu besar,

pohon, gunung, sungai, api, dll). Untuk mengupayakan penyembuhan atau

perawatan bagi manusia yang sakit maka roh jahat harus di usir, para

dukun mengupayakan proses penyembuhan dengan berusaha mencari

pengetahuan tentang roh dari sesuatu yang mempengaruhi kesehatan

orang yang sakit. Setelah dirasa mendapatkan kemampuan, para dukun

berupaya mengusir roh dengan menggunakan mantra-mantra atau obat-

obatan yang berasal dari alam.

Page 23: Tgs ikd kel.

3.Zaman Keagamaan

Perkembangan keperawatan mulai bergeser kearah spiritual dimana

seseorang yang sakit dapat disebabkan karena adanya dosa/kutukan

Tuhan. Pusat perawatan adalah tempat-tempat ibadah sehingga pada

waktu itu pemimpin agama disebut sebagai tabib yang mengobati pasien.

Perawat dianggap sebagai budak dan yang hanya membantu dan bekerja

atas perintah pemimpin agama.

4. Zaman Masehi

Keperawatan dimulai pada saat perkembangan agama Nasrani, dimana

pada saat itu banyak terbentuk Diakones yaitu suatu organisasi wanita

yang bertujuan untuk mengunjungiorang sakit sedangkan laki-laki diberi

tugas dalam memberikan perawatan untuk mengubur bagi yang

meninggal.

Pada zaman pemerintahan Lord-Constantine, ia mendirikan Xenodhoecim

atau hospes yaitu tempat penampungan orang-orang sakit yang

membutuhkan pertolongan. Pada zaman ini berdirilah Rumah Sakit di

Roma yaitu Monastic Hospital.

5. Pertengahan abad VI Masehi

Pada abad ini keperawatan berkembang di Asia Barat Daya yaitu Timur

Tengah, seiring dengan perkembangan agama Islam. Pengaruh agama

Islam terhadap perkembangan keperawatan tidak lepas dari keberhasilan

Nabi Muhammad SAW menyebarkan agama Islam.

Abad VII Masehi, di Jazirah Arab berkembang pesat ilmu pengetahuan

seperti Ilmu Pasti, Kimia, Hygiene dan obat-obatan. Pada masa ini mulai

muncul prinsip-prinsip dasar keperawatan kesehatan seperti pentingnya

Page 24: Tgs ikd kel.

kebersihan diri, kebersihan makanan dan lingkungan. Tokoh keperawatan

yang terkenal dari Arab adalah Rufaidah.

6. Permulaan abad XVI

Pada masa ini, struktur dan orientasi masyarakat berubah dari agama

menjadi kekuasaan, yaitu perang, eksplorasi kekayaan dan semangat

kolonial. Gereja dan tempat-tempat ibadah ditutup, padahal tempat ini

digunakan oleh orde-orde agama untuk merawat orang sakit. Dengan

adanya perubahan ini, sebagai dampak negatifnya bagi keperawatan

adalah berkurangnya tenaga perawat. Untuk memenuhi kurangnya

perawat, bekas wanita tuna susila yang sudah bertobat bekerja sebagai

perawat. Dampak positif pada masa ini, dengan adanya perang salib,

untuk menolong korban perang dibutuhkan banyak tenaga sukarela

sebagai perawat, mereka terdiri dari orde-orde agama, wanita-wanita yang

mengikuti suami berperang dan tentara (pria) yang bertugas rangkap

sebagai perawat.

Pengaruh perang salib terhadap keperawatan :

a. Mulai dikenal konsep P3K

b. Perawat mulai dibutuhkan dalam ketentaraan sehingga timbul peluang

kerja bagi perawat dibidang sosial.

Ada 3 Rumah Sakit yang berperan besar pada masa itu terhadap

perkembangan keperawatan :

1. Hotel Dieu di Lion

Awalnya pekerjaan perawat dilakukan oleh bekas WTS yang telah

bertobat. Selanjutnya pekerjaan perawat digantikan oleh perawat terdidik

melalui pendidikan keperawatan di RS ini.

Page 25: Tgs ikd kel.

2. Hotel Dieu di Paris

Pekerjaan perawat dilakukan oleh orde agama. Sesudah Revolusi Perancis,

orde agama dihapuskan dan pekerjaan perawat dilakukan oleh orang-

orang bebas. Pelopor perawat di RS ini adalah Genevieve Bouquet.

3. ST. Thomas Hospital (1123 M)

Pelopor perawat di RS ini adalah Florence Nightingale (1820). Pada masa

ini perawat mulai dipercaya banyak orang. Pada saat perang Crimean

War, Florence ditunjuk oleh negara Inggris untuk menata asuhan

keperawatan di RS Militer di Turki. Hal tersebut memberi peluang bagi

Florence untuk meraih prestasi dan sekaligus meningkatkan status

perawat. Kemudian Florence dijuluki dengan nama “ The Lady of the

Lamp”.

  A. Keperawatan penyakit akibat kemarahan para dewa

Pada tahap ini manusia sudah memiliki kepercayaan tentang adanya

dewa-dewa, manusia yang sakit disebabkan oleh kemarahan dewa. Untuk

membantu penyembuhan orang yang sakit dilakukan pemujaan kepada

para dewa di tempat pemujaan (kuil), dengan demikian dapat dikatakan

bahwa kuil adalah tempat pelayanan kesehatan.

B. Ketabiban

Mulai berkembang kemungkinan sejak ±14 abad SM, pada masa ini telah

dikenal teknik pembidaian, hygiene umum, anatomi manusia.

 C. Perkembangan ilmu kedokteran Islam

Pada tahun 632 Masehi, Agama Islam melalui Nabi Muhamad SAW dan

para pengikutnya menyebarkan agama Islam keseluruh pelosok dunia.

Selain menyebarkan ajaran agama beliau juga menyebarkan ilmu

pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan pengobatan terhadap

penyakit (kedokteran).

Page 26: Tgs ikd kel.

D. Perawat terdidik ( 600 – 1583 )

Pada masa ini pendidikan keperawatan mulai muncul, dimana program itu

menghasilkan perawat-perawat terdidik. Pendidikan keperawatan diawali

di Hotel Dien dan Lion Prancis yang kemudian berkembang menjadi

rumah sakit terbesar disana. Pada awalnya perawat terdidik diseleksi dari

para pengikut agama dimana tenaga mereka diperbantukan dalam

kegiatan perawatan paska terjadinya perang salib. Tokoh perawat yang

terkenal pada saat (1182 – 1226) itu adalah St Fransiscas dari Asisi Italia.

E. Perawat Profesional (abad 18 – 19)

Tuntutan kebutuhan akan pelayanan kesehatan (keperawatan) yang

bermutu oleh masyarakat, menjadikan tenaga keperawatan dipacu untuk

meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dibidang keperawatan.

Pendidikan-pendidikan dasar keperawatan dengan sistem magang selama

4 tahun bagi lulusan sekolah dasar mulai bermunculan.

Perkembangan ilmu pengetahuan semakin pesat sejak abad ini termasuk

ilmu kedokteran dan keperawatan. Florence Nightingale (1820-1910)

adalah tokoh yang berjasa dalam pengembangan ilmu keperawatan, beliau

mendirikan sekolah keperawatan moderen pada tahun 1960 di RS St.

Thomas di London.

Melihat perkembangan keperawatan di dunia dengan kemajuannya dari

tahap yang paling klasik sampai dengan terciptanya tenaga keperawatan

yang professional dan diakui oleh dunia internasional tentu dapat

dijadikan cerminan bagi perkembangan keperawatan di Indonesia.

Mengikuti perkembangan keperawatan di dunia,

 

 

Page 27: Tgs ikd kel.

 Keperawatan di Indonesia juga terus berkembang, adapun

perkembangannya adalah sebagai berikut :

1. Seperti halnya perkembangan keperawatan di dunia, di Indonesia pada

awalnya pelayanan perawatan masih didasarkan pada naluri, kemudian

berkembang menjadi aliran animisme, dan orang bijak beragama.

2. Penjaga orang sakit (POS/zieken oppasser)

Sejak masuknya Vereenigge oost Indische Compagine di Indonesia mulai

didirikan rumah sakit, Binnen Hospital adalah RS pertama yang didirikan

tahun 1799, tenaga kesehatan yang melayani adalah para dokter bedah,

tenaga perawat diambil dari putra pertiwi. Pekerjaan perawat pada saat

itu bukan pekerjaan dermawan atau intelektual, melainkan pekerjaan

yang hanya pantas dilakukan oleh prajurit yang bertugas pada kompeni.

Tugas perawat pada saat itu adalah memasak dan membersihkan bangsal

(domestik work), mengontrol pasien, menjaga pasien agar tidak lari/pasien

gangguan kejiwaan.

 

 

C. Definisi Perawat

 

Pada lokakarya nasional 1983 telah disepakati pengertian keperawatan

sebagai berikut, keperawatan adalah pelayanan professional yang

merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu

dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio psiko sosio spiritual yang

komprehensif yang ditujukan kepada individu, kelompok dan masyarakat

baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan

manusia.

Definisi perawat menurut UU RI. No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan,

Page 28: Tgs ikd kel.

perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan

melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimiliki

diperoleh melalui pendidikan keperawatan.

Tyalor C Lillis C Lemone (1989) mendefinisikan perawat adalah seseorang

yang berperan dalam merawat atau memelihara, membantu dengan

melindungi seseorang karena sakit, luka dan proses penuaan.

Definisi perawat menurut ICN (international council of nursing) tahun

1965, perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan

keperawatan yang memenuhi syarat serta berwenang di negeri

bersangkutan untuk memberikan pelayanan keperawatan yan

bertanggung jawab untuk meningkatkan kesehatan, pencegahan penyakit

dan pelayanan penderita sakit.

D. Tren Keperawatan

Setelah tahun 2000, dunia khususnya bangsa Indonesia memasuki era

globalisasi, pada tahun 2003 era dimulainya pasar bebas ASEAN dimana

banyak tenaga professional keluar dan masuk ke dalam negeri.  Factor

yang dapat menyebabkan masih rendahnya peran perawat professional,

diantaranya :

1. Keterlambatan pengakuan body of knowledge profesi keperawatan.

Tahun 1985 pendidikan S1 keperawatan pertama kali dibuka di UI,

sedangkan di negara barat pada tahun 1869.

2. Keterlambatan pengembangan pendidikan perawat professional.

3. Keterlambatan system pelayanan keperawatan., ( standart, bentuk

praktik keperawatan, lisensi )

Menyadari peran profesi keperawatan yang masih rendah dalam dunia

kesehatan akan berdampak negatif terhadap mutu pelayanan kesehatan

bagi tercapainya tujuan kesehatan “ sehat untuk semua pada tahun 2010 “,

maka solusi yang harus ditempuh adalah :

Page 29: Tgs ikd kel.

1. Pengembangan pendidikan keperawatan.

Sistem pendidikan tinggi keperawatan sangat penting dalam

pengembangan perawatan professional, pengembangan teknologi

keperawatan, pembinaan profesi dan pendidikan keperawatan

berkelanjutan. Akademi Keperawatan merupakan pendidikan

keperawatan yang menghasilkan tenaga perawatan professional dibidang

keperawatan

2. Memantapkan system pelayanan perawatan professional

Depertemen Kesehatan RI sampai saat ini sedang menyusun registrasi,

lisensi dan sertifikasi praktik keperawatan. Selain itu semua penerapan

model praktik keperawatan professional dalam memberikan asuhan

keperawatan harus segera di lakukan untuk menjamin kepuasan

konsumen/klien.

3. Penyempurnaan organisasi keperawatan

Organisasi profesi keperawatan memerlukan suatu perubahan cepat dan

dinamis serta kemampuan mengakomodasi setiap kepentingan individu

menjadi kepentingan organisasi dan mengintegrasikannya menjadi

serangkaian kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya.

 

 

B.SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DI INDONESIA

PERKEMBANGAN KEPERAWATAN SEBELUM KEMERDEKAAN

1.Zaman penjajahan belanda 

Pada masa ini perawat berasal dari penduduk pribumi yang disebut

VELPLEGEK dengan sebutan zieken oppaser sebagai penjaga rumah

sakit. 

Page 30: Tgs ikd kel.

usaha pemerintahan Belanda dibidang kesehatan adalah :

1. Mendirikan rumah sakit I Binnen Hospital di Jakarta pada tahun 1799

2 .Mendirikan rumah sakit II Butten Hospital

3. Membentuk dinas kesehatan tentara (military gezond herds dients)

4. Membentu Dinas Kesehatan Rakyat (Burgerlijke gezandherds dienst)

2.       2. Zaman penjajahan Inggris(1812-1816)

Gubernur jendral Rafles sangat memperhatikan rakyat

semboyan :Kesehatan adalah milik manusia. Usaha-usahanya dibidang

kesehatan :

1. Pencacaran secara umum

2.Membenahi cara perawatan pasien dengan gangguan jiwa

3.Memperhatikan kesehatan pada para tawanan

 

3.Zaman penjajahan Jepang (1942 – 1945)

  Menyebabkan perkembangan keperawatan mengalami kemunduran yang

juga merupakan zaman kegelapan dunia keperawatan di Indonesia.

Kemunduran-kemunduran ini terlihat pada :

1. pekerjaan perawat dikerjakan oleh orang-orang yang tidak terdidik,

2.Pimpinan RS diambil alih oleh orang-orang jepang,

3.Obat-obatan sangat kurang

4.Wabah penyakit terjadi dimana-mana.

Page 31: Tgs ikd kel.

SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN PADA MASA

KEMERDEKAAN 

Usaha-usaha dibidang kesehatan tahun 1949 mulai dibangun rumah sakit

dan balai kesehatan. Tahun 1952 mulai didirikan sekolah perawat yaitu

sekolah guru perawat dan sekolah perawat setingkat SLTP tahun 1962

mulai didirikan pendidikan keperawatan professional. 

  a.Periode 1945 -1962

Tahun 1945 s/d 1950 merupakan masa transisi pemerintahan Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Perkembangan keperawatan pun masih

jalan di tempat. Ini dapat dilihat dari pengembanagan tenaga keperawatan

yang masih menggunakan system pendidikan yang telah ada, yaitu

perawat lulusan pendidikan Belanda (MULO + 3 tahun pendidikan), untuk

ijazah A (perawat umum) dan ijazah B untuk perawat jiwa. Terdapat pula

pendidikan perawat dengan dasar (SR + 4 tahun pendidikan) yang

lulusannya disebut mantri juru rawat.

Baru kemudian tahun 1953 dibuka sekolah pengatur rawat dengan tujuan

menghasilkan tenaga perawat yang lebih berkualitas. Pada tahun 1955,

dibuka Sekolah Djuru Kesehatan (SDK) dengan pendidikan SR ditambah

pendidikan satu tahun dan sekolah pengamat kesehatan sebagai

pengembangan SDK, ditambah pendidikan lagi selama satu tahun.

Pada tahun 1962 telah dibuka Akademi Keperawatan dengan pendidikan

dasar umum SMA yang bertempat di Jakarta, di RS. Cipto

Mangunkusumo. Sekarang dikenal dengan nama Akper Depkes di Jl.

Kimia No. 17 Jakarta Pusat.

 .Periode 1963-1983

Page 32: Tgs ikd kel.

Periode ini masih belum banyak perkembangan dalam bidang

keperawatan. Pada tahun 1974 tepatnya tanggal 17 April lahirlah

organisasi profesi dengan nama Persatuan Perawat Nasional Indonesia

(PPNI) di Jakarta. Ini merupakan suatau langkah maju dalam

perkembangan keperawatan. Namun baru mulai tahun 1983 organisasi

profesi ini terlibat penuh dalam pembenahan keperawatan melalui

kerjasama dengan CHS, Depkes dan organisasi lainnya.

c.Periode 1984 sampai dengan sekarang

Pada tahun 1985, resmi dibukanya pendidikan S1 keperawatan dengan

nama Progran Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) di Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesi di Jakarta. Sejak saat itulah PSIK-UI telah

menghasilkan tenaga keperawatan tingkat sarjana sehingga pada tahun

1992 dikeluarkannya UU No. 23 tentang kesehatan yang mengakui tenaga

keperawatan sebagai profesi.

Pada tahun 1996 dibukanya PSIK di Universitas Padjajaran Bandung.

Pada tahun 1997 PSIK-UI berubah statusnya menjadi Fakultas Ilmu

Keperawatan Universitas Indonesia (FIK-UI), dan untuk meningkatkan

kualitas lulusan, pada tahun 1998 kurikulum pendidikan Ners disyahkan

dan digunakan. Selanjutnya juga pada tahun 1999 kurikulum D-III

keperawatan mulai dibenahi dan mulai digunakan pada tahun 2000

sampai dengan sekarang.

 

      

 

Page 33: Tgs ikd kel.

DAFTAR PUSTAKA

Iskandar. (2013). Keperawatan Profesional. In Media: Jakarta

Budiono & Pertami, Sumira Budi. (2015). Konsep Dasar Keperawatan.

Bumi Medika: Jakarta

 

Sumber Dari: http://www.ilmukeperawatan.info/2016/09/sejarah-

perkembangan-keperawatan-di_6.html#ixzz4KC8m3Qwt