Isi Makalah IKD 3

download Isi Makalah IKD 3

of 63

Transcript of Isi Makalah IKD 3

Kelompok 1 IKD 3

Kelompok 1 IKD 32013

BAB IPENDAHULUAN

Latar Belakang

Studi tentang perkembangan dan pertumbuhan manusia merupakan usaha yang terus berlangsung dan berkembang. Seiring dengan perkembangannya, studi tentang perkembangan manusia telah menjadi sebuah disiplin ilmu dengan tujuan untuk memahami lebih dalam tentang apa dan bagaimana proses perkembangan manusia baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Perintis awal studi ilmiah perkembangan manusia adalah babybiographies, sebuah jurnal yang mencatat perkembangan awal anak. Kemudian berkembang dengan munculnya teori evolusi Charles Darwin yang pertama kali melihat perilaku bayi adalah sebuah proses perkembangan. Pada tahun 1877 Darwin mempublikasikan catatannya tentang perkembangan sensori, kognitif, dan emosi anaknya di dua belas pertama kehidupannya.

Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah1. Apakah yang perlu kita ketahui dalam pertumbuhan dan perkembangan manusia itu ?2. Mengapa kita harus mengetahui Pertumbuhan dan perkembangan fisik pada manusia ?

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah1. Mengetahui pengertian dan teori-teori pertumbuhan dan perkembangan manusia.2. Dapat memahami hal-hal yang terjadi pada tahapan perkembangan manusia.

BAB IIPEMBAHASAN

Pengertian Tumbuh Kembang

Pertumbuhan (Growth)adalah merupakan peningkatan jumlah dan besar sel di seluruh bagian tubuh selama sel-sel tersebut membelah diri dan mensintesis protein-protein baru, menghasilkan penambahan jumlah dan berat secara keseluruhan atau sebagian. Dalam pertumbuhan manusia juga terjadi perubahan ukuran, berat badan, tinggi badan, ukuran tulang dan gigi, serta perubahan secara kuantitatif dan perubahan fisik pada manusia itu. Dalam pertumbuhan manusia terdapat peristiwa percepatan dan perlambatan. Peristiwa ini merupakan kejadian yang ada dalam setiap organ tubuh. Pertumbuhan adalah suatu proses alamiah yang terjadi pada individu, yaitu secara bertahap, berat dan tinggi anak semakin bertambah dan secara simultan mengalami peningkatan untuk berfungsi baik secara kognitif, psikososial, maupun spiritual.Perkembangan (Development) adalah perubahan secara berangsur-angsur dan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh, meningkatkan dan meluasnya kapasitas seseorang melalui pertumbuhan, kematangan, atau kedewasaan (Maturation), dan pembelajaran (Learning). Perkembangan manusia berjalan secara progresif, sistematis, dan berkesinambungan dengan perkembangan di waktu yang lalu. Perkembangan terjadi perubahan dalam bentuk dan fungsi kematangan organ mulai dari aspek fisik, intelektual, dan emosional. Perkembangan secara fisik yang terjadi adalah dengan bertambahnya sempurna fungsi organ. Perkembangan intelektual ditunjukkan dengan kemampuan secara simbol maupun abstrak, seperti berbicara, bermain, dan berhitung. Perkembangan emosional dapat dilihat dengan perilaku sosial di lingkungan anak.Maturasi merupakan proses perkembangan dan bertumbuh menjadi penuh meliputi kempuan biologis individu, kondisi fisiologis, dan keinginan untuk belajar prilaku yang lebih matur. Misalnya, bayi meninggalkan kegiatan merangkak untuk berjalan karena berjalan memberi keadaan yang lebih dalam untuk menyelidiki lingkungan dan lebih banyak belajar.

Ada Sembilan Tugas-tugas Perkembangan Pada Masa Ini, yaitu:

1. Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan. Mempelajari kehidupan fisik merupakan hal yang penting untuk permainan dan aktivitas fisik karena hal itu mempunyai nilai yang tinggi pada masa anak-anak. Secara psikologis anak sebaya akan mengajarkanya.2. Membina sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai suatu organisme yang sedang berkembang.3. Belajar bergaul dengan teman sebaya.4. Belajar berperan sebagai pria dan wanita secara tepat.5. Mengembangkan dasar-dasar keterampilan membaca,menulis, dan berhitung dengan baik.6. Mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan seahri-hari.7. Mengembangkan kata hati, moral, dan skala-skala nilai.8. Mencapai kemerdekaan pribadi9. Mengembangkan sikap terhadap kelompok dan lembaga-lembaga sosial.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan

Setiap manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda-beda antara satu dengan manusia yang lainnya, bisa dengan cepat bahkan lambat, tergantung pada individu dan lingkungannya. Proses tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:

1. Faktor Heriditer / Genetik

Faktor Herediter Pertumbuhan adalah suatu proses alamiah yang terjadi pada individu, yaitu secara bertahap, berat dan tinggi anak semakin bertambah, dan secara simultan mengalami peningkatan untuk berfungsi baik secara kognitif, psikososial, maupun spiritual.Merupakan faktor keturunan secara genetik dari orangtua kepada anaknya. Faktor ini juga dapat berubah sepanjang hidup manusia, dapat menentukan karakteristik seperti jenis kelamin, ras, rambut, warna mata, pertumbuhan fisik, dan beberapa keunikan sifat dan sikap tubuh seperti tempramen.Faktor ini dapat ditentukan dengan adanya intensitas dan kecepatan dalam pembelahan sel telor, tingkat sensitifitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas, dan berhentinya pertumbuhan tulang. Potensi genetik yang berkualitas hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan yang positif agar memperoleh hasil yang optimal.

2. Faktor Lingkungan / Eksternal

Lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi individu setiap hari mulai lahir hingga akhir hayatnya, dan sangat mempengaruhi tercapainya atau tidak potensi yang sudah ada dalam diri manusia tersebut sesuai dengan genetiknya. Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu: A. Lingkungan Pranatal (Faktor lingkungan ketika masih dalam lingkungan)Faktor pranatal yang berpengaruh antara lain gizi ibu pada waktu hamil, faktor mekanis, toksin atau zat kimia, endoktrin, radiasi, infeksi, stres, imunitas, dan anoksia embrio. B. Lingkungan Postnatal ( Faktor lingkungan setalah kelahiran )Lingkungan postnatal dapat digolongkan menjadi : Lingkungan Biologis, meliputi, ras, jenis kelamin, gizi, perawatan kesehatan, penyakit kronis, dan fungsi metabolisme. Lingkungan Fisik, meliputi, sanitasi cuaca, keadaan rumah, dan radiasi. Lingkungan Psikososial, meliputi stimulasi, motivasi belajar, teman sebaya, stres, sekolah, cinta kasih, dan interaksi anak dengan orangtua. Lingkungan Adat dan Istiadat, meliputi pekerjaan / pendapatan keluarga, pendidikan orangtua, stabilitas rumah tangga, dan kepribadian orangtua.

3. Faktor Status Sosial Ekonomi

Status sosial ekonomi dapat berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak yang lahir dan dibesarkan dalam lingkungan status sosial yang tinggi cenderung lebih dapat dicukupi kebutuhan gizinya dibandingkan dengan anak yang lahir dan dibesarkan dalam status ekonomi yang rendah.

4. Faktor Nutrisi

Nutrisi adalah salah satu komponen penting dalam menunjang kelangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan. Selama masa pertumbuhan dan perkembangan, anak sangat membutuhkan zat gizi seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air. Apabila kebutuhan tak terpenuhi, maka proses pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya dapat terhambat.

5. Faktor Kesehatan

Status kesehatan dapat berpengaruh pada pencapaian pertumbuhan dan perkembangan. Pada anak dengan kondisi tubuh yang sehat, percepatan untuk pertumbuhan dan perkembangan sangat mudah. Namun sebaliknya, apabila kondisi status kesehatan kurang baik, akan terjadi keterlambatan.

Prinsip-prinsip Pertumbuhan dan Perkembangan

Beberapa prinsip pertumbuhan dan perkembangan merupakan hal yang benar untuk semua orang. Kebiasaan ini di ekspresikan dengan konsep berikut :1. Individu memiliki potensi adaptif untuk perubahan kualitatif dan kuantitatif dengan menerima stimulus dari lingkungan dan memberi stimulus pada lingkungan tersebut.2. Individu memperoleh kunikannya dari interaksi hereditas dan lingkungan.3. Tujuan utama perkembangan adalah pencapaian potensi (realisasi diri atau aktualisasi).

Ciri-ciri Proses Pertumbuhan dan Perkembangan

Menurut Soetjiningsih, pertumbuhan dan perkembangan anak dimulai dari masa konsepsi hingga dewasa memiliki ciri-ciri tersendiri, yaitu: 1. Pertumbuhan dan perkembangan adalah proses yang kontinu sejak konsepsi hingga maturitas (dewasa) yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.2. Dalam periode tertentu terdapat percepatan dan perlambatan dalam proses pertumbuhan dan perlambatan pada setiap organ tubuh berbeda.3. Pola perkembangan anak adalah sama, tetapi kecepatannya berbeda antar anak satu dengan yang lainnnya.4. Aktifitas seluruh tubuh diganti dengan respon tubuh yang khas oleh setiap organ.Secara garis besar menurut Markum, pertumbuhan dan perkembangan dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Pertumbuhan dan Perkembangan FisisPertumbuhan dan perkembangan fisis meliputi perubahan dalam ukuran besar dan fungsi organisme atau individu. Perubahan ini bervariasi dari fungsi tingkat molekul yang sederhana seperti aktivasi enzim terhadap diferensi sel, sampai ke proses metabolisme yang kompleks dan perubahan bentuk fisik di masa pubertas.2. Pertumbuhan dan Perkembangan IntelektualPertumbuhan dan perkembangan intelektual berkaitan dengan kepandaian berkomunikasi dan kemampuan menangani materi yang bersifat abstrak dan simbolik, seperti bermain, berbicara, berhitung, dan membaca.3. Pertumbuhan dan Perkembangan EmosionalPertumbuhan dan perkembangan emosional bergantung pada kemampuan bayi untuk membentuk ikatan bathin, kemampuan untuk bercinta kasih.

Prinsip pertumbuhan dan perkembangan menurut Potter & Perry, yaitu :

1. Perkembangan merupakan hal yang teratur dan mengikuti arah rangkaian tertentu.2. Perkembangan adalah suatu yang terarah dan berlangsung secara terus-menerus, dalam pola sebagai berikut:A. Cephalocaudal yaitu pertumbuhan yang berlangsung terus dari daerah kepala ke arah bawah bagian tubuh.B. Proximodistal yaitu perkembangan yang berlangsung terus dari daerah pusat (proximal) tubuh ke arah luar tubuh (distal).C. Differentiation yaitu perkembangan yang berlangsung terus dari yang mudah ke arah yang lebih kompleks.3. Perkembangan merupakan hal yang kompleks, dapat diprediksi, terjadi dengan pola yang konsisten dan kronolgis.

Tahap-tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia

Tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan pada manusia adalah sebagai berikut:

1. Masa Prenatal (Konsepsi hingga kelahiran)

Germinal: Konsepsi sampai 2 mingguEmbrionik: 2 hingga 8 mingguJanin: 8 hingga 40 minggu (lahir)Proses ini merupakan masa yang penting karena terjadi pertumbuhan yang sangat cepat dan ketergantungan total terhadap ibu. Hubungan kesehatan ibu dengan neonatus menyebabkan pentingnya pelayanan prenatal yang tepat demi kesehatan dan kesejahteraan bayi.

2. Masa Infancy (Kelahiran hingga 12/18 bulan)

Neonatus: Lahir hingga 28 hariInfancy: 1 hingga 12 bulanDisini terjadi perkembangan yang cepat pada sistem motorik, kognitif, dan sosial. Melalui hubungan denga orangtua, anak akan membangun kepercayaan terhadap dunia da menjadi dasar bagi hubungan antarpribadi di masa depan. Bulan pertama pascakelahiran mendapat perhatian karena terjadi penyesuaian fisik terhadap kehidupan di luar janin dan penyesuaian psikologis terhadap orangtua.

3. Masa Anak-anak Awal (1 hingga 6 tahun)

Toddler: 1 hingga 3 tahunPra Sekolah: 3 hingga 6 tahunDisini anak akan melakukan banyak aktivitas dan penemuan, yang dimulai saat ia memperoleh kemampuan motorik berdiri sampai masuk sekolah. Masa ini ditandai dengan perkembangan fisik dan kepribadian yang menonjol. Perkembangan motorik akan bertambah secara perlahan namun pasti. Anak akan membutuhkan penggunaan bahasa, hubungan sosial yang lebih luas, mempelajari standar peran, memperoleh kendali terhadap diri, menyadari ketergantungan dan kemandirian, serta mulai membangun konsep diri.

4. Masa Anak-anak Menengah (6 hingga 11/12 tahun)

Masa ini disebut juga usia sekolah. Fokus anak akan bergeser dari keluarga ke hubungan kelompok yang lebih luas. Perkembangan fisik, mental, dan sosial masih terus berjalan dengan penekanan pada pembangunan keterampilan. Kerjasama sosial dan perkembangan moral akan semakin relevan untuk tingkat kehidupan selanjutnya. Masa ini sangat penting untuk pembentukan konsep diri.

5. Masa Anak-anak Akhir (11 hingga 19 tahun)

Prepubertas: 10 hingga 13 tahunRemaja: 13 hingga 18 tahunMasa remaja merupakan masa transisi yang dinilai saat pubertas sampai masuknya anak ke dalam dunia dewasa, biasanya berupa kelulusan sekolah menengah atas. Pematangan biologis dan pribadi disertai konflik fisik dan emosional. Remaja mendefinisikan ulang konsep dirinya. Pada masa remaja akhir, anak mulai memikirkan kembali semua nilai yang telah dipelajari dan berfokus pada identitas individual.

Rincihan Secara Detail Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Manusia

1. Masa Intrauterin

Masa intrauterin lengkap berkisar dari 36 hingga 40 minggu usia fertilisasi atau 38 hingga 42 minggu usia gestasi. Fertilisasi terjadi saat sperma menembus ovum. Fertilisasi terjadi pada bagian 1/3 luar Tuba Fallopi dan terjadi dalam 24 jam setelah pelepasan ovum. Setelah terjadi fertilisasi, materi kedua inti sel akan bersatu. Hal ini menandakan dimulainya masa germinal, yang meliputi 2 minggu pertama masa konsepsi. Organisme yang terbentuk disebut zigot dan memiliki gen yang lengkap (1 pasang kromosom seks dan 22 pasang kromosom autosomal). Ovum dan sperma akan menyumbangkan masing-masing 1 kromosom kepada setiap pasangan kromosom. Melalui mekanisme ini, penyakit genetik (Syndrome Down) maupun karakteristik genetik (seperti warna iris mata) diturunkan dari orangtua kepada anak. Zigot akan berpindah dari Tuba Fallopi ke uterus dalam 3 hingga 4 hari. Plasenta akan menghasilkan hormon yang penting bagi kehamilan. Plasenta memiliki banyak pori-pori sehingga rentan terhadap trasmisi virus atau obat dari ibu ke anak. Pengaruh agen perusak terhadap janin bergantung pada tingkat perkembangan, dimana masa embrionik sebagai masa yang paling penting. Masa Embrionik merupakan awal minggu ketiga hingga minggu kedelapan pascakonsepsi. Pada masa ini terjadi perkembangan seluruh sistem organ dan tampilan luar. Masa Janin dimulai pada minggu kesembilan pascakonsepsi dan berakhir saat kelahiran bayi. Gestasi umumnya dibagi menjadi fase 3 bulan yang disebut Trimester. Trimester Pertama

Perubahan Fisik. Setalah implamantasi, sel janin akan berdiferensiasi dan akan membentuk sistem organ utama. Diferensiasi dan perkembangan terjadi dalam kecepatan dan waktu yang berbeda-beda. Tiap organ sangat rentan terhadap kondisi sekitarnya. Gangguanh pertumbuhan dapat menyebabkan ketiadaan sistem organ ataupun perubahan struktural maupun fungsional yang berat. Gangguan satu sistem organ sering disertai gangguan lainnya, karena mereka berkembang pada waktu yang sama. Pada akhir trimester pertama, denyut jantung janin (DJJ) dapat didengar dan jenis kelamin janin dapat ditentukan berdasarkan tampilan genital luar. Pada minggu ke-12, janin telah memiliki seluruh bagian tubuh, memiliki berat badan sekitar 3 ons, dan panjang badan hampir 3 inch. Fetus dapat menggerakkan seluruh ekstremitas, tersenyum, cemberut, menghisap, menelan, dan menghasilkan urin.

Trimester Kedua

Perubahan Fisik. Selama trimester kedua, yaitu akhir bulan ketiga hingga bulan keenam, uterus akan mengisi abdomen. Pengukuran tinggi uterus diatas Simfisis pubis menjadi indikator pertumbuhan janin.Beberapa sistem organ akan meneruskan perkembangan dasarnya, sementara orang lain mengalami peningkatan fungsional. Pada akhir bulan keenam, sebagian besar sistem organ telah lengkap dan dapat berfungsi. Oleh karena itu, janin dianggap mampu hidup di luar uterus jika berada pada lingkungandengan dukungan yang intensif. Janin akan berukuran sekitar 11 hingga 14 inch (28 hingga 36cm) dan memiliki berat badan hampir 1,5 pon (700 gram). Janin telah membuka matanya dan memiliki genggaman yang kuat.

Trimester Ketiga

Perubahan Fisik. Selama 3 bulan terakhir kehamilan, janin tumbuh menjadi 50cm. Lemak subkutan disimpan, dan berat badan menjadi 3,2 hingga 3,4kg. Kulit akan menebal, Lanugo (rambut halus pada tubuh), mulai menghilang dan tubuh janin menjadi lebih penuh dan kuat.Pertumbuhan otak yang cepat dimulai pada trimester ini dan terus berlangsung sampai beberapa tahun awal kehidupan. Pada akhir trimester ketiga, janin yang normal akan mampu melakukan transisi dari kehidupan intrauterin ke ekstrauterin. Sirkulasi jantung akan berubah dan melibatkan paru-paru. Paru-paru akan mampu mempertahankan perkembangannya agar dapat melakukan pertukaran gas. Sistem pemeliharaan suhu, refleks, dan organ sensorik telah dapat digunakan, selain itu janin juga telah memperoleh imunitas dari sang ibu.

2. Masa Ekstrauterin

Perubahan kehidupan intrauterin menjadi ekstrauterin membutuhkan banyak perubahan fisiologi pada neonatus. Segera setelah melahirkan, perawat akan menilai status jantung, pernapasan, termoregulas, dan kehadiran anomalia yang dapat mengganggu adaptasi bayi terhadap lingkungan ekstrauterin. Adaptasi ini juga dipengaruhi usia gestasi, perkembangan janin, pajanan terhadap otot antidepresan sebelum dan selama persalinan, serta tingkah laku neonatus.

Perubahan Fisik

Segera lakukan penilaian kondisi neonatus untuk menentukan fungsi sistem organ utama. Perubhan fisiologi yang paling menonjol terjadi saat neonatus meninggalkan sirkulasi rahim dan membangun fungsi pernapasan sendiri. Pelayanan perawatan ditujukan pada pemeliharaan saluran napas yang terbuka, stabilitas dan pemeliharaan suhu tubuh, juga perlindungan dari infeksi. Tolok ukur yang paling sering digunakan adalah skor Apgar. Status keseluruhan ditentukan oleh frekuensi jantung, usaha pernapasan, tonus otot, iritabilitas refleksi, dan warna bayi. Skor Apgar dinilai pada menit pertama dan kelima pasca kelahiran dan terkadang diulang sampai kondisi neonatus stabil.

Perubahan Psikologis

Setelah melakukan pemeriksaan fisik dini dan pemberian gelang identifikasi, perawat akan mendorong kontak fisik antara orangtua dan bayi. Interaksi awal akan mendorong terbentuknya kedekatan orangtua-anak. Orangtua dan bayi harus mampu dan berkeinginan untuk mempelajari serta memberikan respons masing-masing. Sebagian besar neonatus telah sadar penuh pada 30 menit pertama pasca lahir. Ini merupakan waktu yang tepat untuk memulai interaksi orangtua-anak. Hal ini dapat dimulai dengan kontak tubuh yang dekat dan sering, termasuk kegiatan menyusui. Jika kontak dini tidak memungkinkan, perawat memasukkannya dalam rencana perawatan sedini mungkin, yang berarti membawakan bayi kepada orangtua yang sakit atau membawa orangtua untuk melihat anaknya yang sakit atau prematur.

Risiko Kesehatan

Untuk menjamin patensi saluran napas dapat dilakukan pengisapan sekresi nasofaring dan orofaring. Neonatus sangat rentan terhadap kehilangan panas dan stres akibat dingin. Hipotermia akan meningkatkan kebutuhan oksigen sehingga Anda harus menstabilkan dan mempertahankan suhu tubuh neonatus. Tempatkan neonatus di atas perut ibu dan tutup dengan selimut hangat, atau tempatkan dalam penghangat bayi dengan suhu yang sesuai tanpa pakaian. Untuk neonatus yang tidak mampu mempertahankan suhu tubuh yang sesuai, gunakan inkubator yang dapat memberikann radiasi panas.Sistem imun pada neonatus yang belum matang menjadikan pencegahan infeksi sebagai masalah penting dalam perawatannya. Faktor terpeting untuk melindungi bayi dari infeksi adalah teknik cuci tangan yang baik. Perawat membantu pencegahan infeksi dengan menginstruksikan orangtua dan pengunjung untuk mencuci tangan sebelum menyentuh bayi.Perawatan tali pusat masih bervariasi dan lebih sering didasarkan pada kebijakan institusi daripada penelitian berbasis bukti. Pastikan potongan tali pusat telah bersih dan kering agar tidak terjadi infeksi dan mendorong pemutusannya. Sebelum tali pusat menjadi kering dan putus, lipat popok di bawah pusar untuk mencegah kelembapan. Instruksikan orangtua untuk mengamati tanda-tanda infeksi dan memandikan bayi dengan spons sampai tali pusat putus dengan sendirinya.

3. Neonatus

Masa neonatus adalah bulan pertama kelahiran. Pada masa ini, fungsi fisik neonatus masih berupa refleks. Stabilitas sistem organ utama merupakan fokus bagi tubuh neonatus. Tingkah laku sangat memengaruhi interaksi antara neonatus, lingkungan, dan pengasuh. Sebagai contoh, bayi berusia 2 minggu dapat tersenyum spontan dan mampu melihat ke arah wajah sang ibu. Ini akan menimbulkan peranan kasih sayang pada sang ibu dan mendorongnya untuk menggendong bayi. Perawat menerapkan pengetahuan mereka pada tingkat pertumbuhan ini untuk mempromosikam kesehatan neonatus dan orangtua. Jika perawat menyadari bahwa tangisan neonatus merupakan respons terhadap kebutuhan yang belum terpenuhi (seperti rasa lapar), Anda akan membantu orangtua mengetahui cara pemenuhan tersebut, seperti konseling untuk memberikan makan bayi sesuai permintaannya dan bukan berdasarkan jadwal tertentu.

Perubahan Fisik

Pengkajian keperawatan yang komprehensif dilakukan segera setelah fungsi fisiologi neonatus stabil, yaitu beberapa jam pascakelahiran. Pengkajian dilakukan dengan mengukur panjang dan berat badan, lingkaran kepala, suhu, denyut, dan pernapasan serta tampilan keseluruhan, fungsi tubuh, kemampuan sensorik, refleks, dan respons. Selanjutnya perawat dapat menilai usia gestasi dan interaksi antara bayi dan orangtua untuk melihat keberhasilan keterikatan.Neonatus normal memiliki berat badan 2.700 hingga 4.000 gram, panjang badan 48 hingga 53 cm, dan lingkaran kepala 33 hingga 35 cm. Neonatus kehilangan 10% berat badan lahir pada beberapa hari pertama melalui respirasi, urine, defekasi, dan masukan cairan yang sedikit. Pada minggu kedua, berat badan neonatus akan kembali naik, begitu juga dengan tinggi badan dan lingkaran kepala. Pengukuran yang tepat dapat menjadi dasar pengkajian adanya risiko potensial dan bagi pertumbuhan selanjutnya.Karakteristik fisik normal meliputi lanugo pada kulit punggung, sianosis tangan dan kaki selama 24 jam pertama, serta abdomen yang menonjol dan lembut. Warna kulit sesuai dengan ras dan genetik, lalu akan berubah seiring pertumbuhan. Molding, atau tulang kepala yang bertindihan akan memungkinkan kepala janin beradaptasi terhadap diameter pelvis ibu dan merupakan hal yang umum ditemui pada kelahiran per vaginam. Tulang akan mengalami penyusunan ulang dalam beberapa hari sehingga tampak bulat. Sutura dan fontanella dapat diraba pada saat lahir.Fungsi neurologis dikaji dengan mengamati aktivitas, kewaspadaan, iritabilitas, respons terhadap stimulus, dan kekuatan refleks. Refleks normal berupa kedipan terhadap cahaya terang, terkejut saat mendengar suara keras yang mendadak, mengisap, mencari, menggenggam, menguap, batuk, bersin, dan cegukan. Penilaian ini penting karena neonatus sangat bergantung pada refleks untuk bertahan hidup pada lingkungannya. Karakteristik tingkah laku normal pada neonatus adalah mengisap, menangis, tidur, dan aktivitas. Pergerakan terjadi secara tidak teratur, asimetris, dan melibatkan keempat ektremitas. Posisi refleksi janin pada neonatus akan dipertahankan untuk memelihara rasa aman. Neonatus biasanya melihat wajah pengasuh, tersenyum secara refleks, dan memberikan respons terhadap stimulus sensorik, terutama pada suara, wajah, dan sentuhan pengasuhnya.Pada saat tidur,bayi harus diposisikan untuk terlentang agar menurunkan risiko sudden infant death syndrome (SIDS). Hal ini telah menjadi kesepakatan American Academy of Pediatrics (AAP). Risiko SIDS juga meningkat pada bayi yang berada di tempat tidur yang sama dengan orangtua. Tindakan pengamanan meliputi mengambil posisi yang tepat, memindahan mainan, kasur lembut, dan bantal, dan menghindari panas yang terlalu tinggi bagi bayi. Merokok pada saat kehamilan dan di sekitar bayi juga meningkatkan risiko SIDS.Perubahan Kognitif

Perkembangan kognitif dimulai dengan tingkat lalu primitif, refleks, dan fungsi sensorik. Neonatus memulai aktivitas refleks, mempelajari tingkah laku dan keinginannya. Sebagai contoh, neonatus beralih kepada puting dan mempelajari bahwa menangis akan membuat orangtua memberi makan, mengganti popok, dan memeluk. Saat lahir, bayi dapat berfokus pada objek yang berjarak 8 hingga 10 inci dari wajahnya dan melihat bentuk. Bayi lebih menyukai melihat wajah manusia. Berikan edukasi orangtua mengenai pentingnya stimulasi sensorik, seperti bicara kepada bayi dan memegang mereka untuk melihat wajahnya. Ini akan menyebabkan bayi mencari dan menerima stimulus sehingga meningkatkan perkembangan kognitif.Bagi neonatus, menangis merupakan cara komunikasi dengan orangtua Hal ini bisa berarti popok yang basah, rasa lapar, atau keinginan untuk dipeluk. Bayi lainnya menangis hanya untuk mengeluarkan suara atau membutuhkan perubahan posisi. Orangtua yang tidak mampu menangkan tujuan menangis tersebut akan menjadi frustasi. Dengan bantuan perawat, orangtua akan mempelajari pola tangisan bayi dan memberikan tindakan yang dibutuhkan.

Perubahan Psikososial

Pada bulan pertama kehidupan, orangtua dan bayi akan membangun ikatan yang kuat dan semakin dalam. Interaksi saat perawatan rutin dapat meningkatkan atau mengganggu proses ikatan. Bayi yang terjaga akan menghabiskan waktu dengan kegiatan makan, higiene, dan menerima kasih sayang. Interaksi ini menjadi dasar terbentuknya ikatan yang dalam. Saudara kandung juga harus diberikan kesempatan untuk terlibat dalam perawatan bayi. Keterlibatan keluarga akanmendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi.Orangtua atau bayi yang mengalami komplikasi kesehatan setelah kelahiran dapat mengalami gangguan pembentukan ikatan atau bonding. Tingkah laku bayi terlalu lemah untuk diartikan sehingga pengasuhan menjadi tidak memuaskan. Orangtua yang terlalu lelah atau sakit juga memiliki kesulitan menerjemahkan tingkah laku bayinya. Bayi dengan kelainan kongenital terlalu lemah untuk memberi respons terhadap orangtuanya dan membutuhkan perawatan khusus. Sebagai contoh, bayi dengan kelainan jantung akan sangat mudah lelah selama menyusu.

Risiko Kesehatan

Hiperbilirubinemia adalah akumulasi bilirubin dalam darah yang menyebabkan kulit berwarna kuning, disebut juga jaundice. Hal ini terjadi jika tubuh bayi tidak dapat mempertahankan keseimbangan antara penghancuran sel darah merah dengan penggunaan atau pembuangan hasil sisanya. Keseimbangan ini terganggu oleh prematuritas, menyusui, produksi bilirubin yang berlebihan, penyakit tertentu, atau gangguan hati. Penyebab tersering hiperbilirubinermia adalah jaundice fisiologis ringan, disebut juga ikterusneonatorum, yang dimulai pada hari kedua atau ketiga kelahiran. Sebagian besar neonatus tidak menderita joundice sehingga tidak dibutuhkan terapi. Joundice patologik muncul dalam 24 jam pertama kelahiran dan membutuhkan fototerapi untuk menghancurkan bilirubin agar lebih mudah diekseresikan.

Masakah Kesehatan

Skrining.American Academy of Pediatrics menganjurkan skrining neonatus sebelum dipulangkan, namun keputusan tersebut tidak diberlakukan pada seluruh negara bagian. Penelitian menunjukkan insiden kehilangan pendengaran pada bayi mencapai 1 hingga 1.000 bayi lahir. Jika penyedia layanan kesehatan dapat mendeteksi kelainan ini sebelum usia 3 bulan dan memulai intervensi saat usia 6 bulan, anak akan mampu mencapai perkembangan bahasa yang normal dan sesuai dengan perkembangan kognitifnya sampai usia 5 tahun.Pemeriksaan darah mampu deteksi kelainan metaabolisme saat lahir (inborn errors of metabolism, IEM). Kelainan ini bersifat genetik dan disebabkan ketiadaan atau difisiensi substansi penting dalam metabolisme sel sehingga terjadi metabolisme protein, karbohidrat, atau lemak yang abnormal. Substansi tersebut biasanya berupa enzim. Walaupun IEM jarang ditemukan, kelainan ini menyebabkan masalah kesehatan yang cukup signifikan pada anak. Skining neonatus dapat mendeteksi fenilketonuria (PKU), hipotiroidisme, galaktosemia, dan penyakit lainnya sehingga dapat dilakukan terapi yang tepat untuk mencegah retardasi mental permanen maupun masalah kesehatan lainnya.Sirkumsisi. Sirkumsisi umu dilakukan, namun masih menjadi kontroversi di Amerika Serikat. Risiko prosedur ini berupa pendarahan, infeksi, adhesi luka, dan stenosis meatus. Keuntungan prosedur ini adalah pencegahan kanker penis, infeksi saluran kemih, dan pemeliharaan citra tubuh pria yang konsisten dengan kelompoknya.

Masalah Keamanan

Kursi Mobil. Komponen penting saat pemulangan bayi adalah tersedianya kursi mobil yang disetujui federasi untuk perpindahan bayi dari rumah sakit ke rumahnya. Cedera kendaraan merupakan penyebab utama kematian anak di AS. Kematian ini terjadi akibat anak tidak diamankan dengan tepat. Orangtua harus mempelajari pemasangan penahan kepada bayi dan cara pemasangannya pada kursi mobil. Bayi harus berada dalam penahan pada kursi belakang kendaraan. Penempayan bayi pada kursi depan sangat berbahaya dalam kendaraan yang memiliki kantung udara penumpang. Orangtua memiliki banyak pilihan untuk tempat duduk mobil, dan beberapa penahan infant juga dapat diubah menadi tipe penahan untuk toddler.

Tempat Tidur Bayi

Tempat tidur bayi baru di Amerika disesuaikan dengan standar yang dibuat pemerintah untuk keamanan, tetapi beberapa tempat tidur jenis lama telah diproduksi sebelum standar terbaru dikeluarkan. Pada tempat tidur bayi model lama, orangtua harus memastikan bahwa jarak antar-papan tidak lebih dari 6 cm. Matras pada tempat tidur tidak boleh terlalu ketat dan mainan harus melekat erat tanpa tali yang tergantung. Intruksikan orangtua untuk memindahkan mainan setelah infant telah dapat meraihnya.

4. Masa Infantil

Pada Masa Infantil, usia 1 bulan hingga 1 tahun, terjadi pertumbuhan fisik yang cepat. Ini merupakan satu-satunya periode yang memiliki perubahan fisik dan perkembangan yang dratis. Perkembangan psikososial dibantu oleh perubahan tingkah laku refleks menjadi lebih penuh makna. Interaksi bayi terhadap lingkungan akan bertambah. Perawat akan menyaksikan potensi adaptasi bayi karena pertumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat.

Perubahan Fisik

Pertumbuhan yang pasti dan proporsional lebih penting dibandingkan nilai pertumbuhan absolut. Grafik pengukuran pertumbuhan sesuai usia dan sesuai jenis kelamin akan membantu perawat membandingkan pertumbuhan anak dengan nilai normal. Cara terbaik untuk memonitor pertumbuhan dan mendeteksi masalah adalah dengan pengukuran berkala. Ukuran akan bertambah dengan sangat cepat pada tahun pertama kehidupan, berat badan meningkat dua kali lipat pada usia 5 bulan dan menjadi tiga kali lipat pada usia 12 bulan. Tinggi badan bertambah sebanyak 1 inchi perbulan pada 6 bulan pertama dan sekitar inchi perbulan sampai usia 12 bulan. Selama tahun pertama, penglihatan dan pendengaran bayi akan berkembang. Bayi berusia 3 bulan sudah mampu menghubungkan stimulus visual dan auditorik. Pola fungsi tubuh menjadi stabil yang dapat dilihat dari pola tidur, buang air, dan jadwal makan. Perkembangan motorik berjalan pasti dengan arah cephalocaudal.

Perubahan Kognitif

Perkembangan otak yang komplek selama tahun pertama dapat dilihat dari perubahan tingkah laku bayi. Otak yang sedang berkembang akan memproses stimulus yang berasal dari penglihatan, oendengaran, dan sentuhan. Bayi akan belajar melalui pengalaman dan manipulasi lingkungan. Peningkatan keterampilan motorik dan mobilitas akan memperluas lingkungan bayi dan dengan adanya keterampilan visual dan auditorik, bayi dapat meningkatkan perkembangan kognitif. Bayi membutuhkan kesempatan untuk mengembangkan dan menggunakan inderanya. Perawat harus mengevaluasi ketepatan dan kecukupan kesempatan tersebut. Sebagai contoh, bayi yang dirawat di rumah sakit terkadang tidak memiliki energi untuk berinteraksi dengan lingkungannya sehingga memperlambat perkembangan kognitif. Bayi harus dirangsang sesuai dengan tempramen, energi, dan usia mereka. Perawat akan melakukan stimulasi yang memaksimalkan perkembangan bayi dan menyimpan energi mereka. Contohnya adalah perawat yang berbicara dan memberi semangat pada bayi untuk menghisap dotnya sambil memberi makan melalui selang.

Bahasa. Bahasa merupakan aspek kognitif yang berkembang selama tahun pertama. Bayi yang pada awalnya hanya dapat menangis dan tertawa akan belajar meniru suara, mengenali arti berbagai perintah sederhana, dan mengulangi perkataan tanpa mengetahui artinya. Saat berusia 1 tahun, bayi dapat mengenali namanya, mampu mengucapkan 3 hingga 5 kata, dan memahami hampir 100 kata. Perawat dapat medorong keterampilan berbahasa dengan menyarankan orangtua menyebutkan nama objek yang mejadi fokus perhatian bayi. Perawat juga mengawasi perkembangan bahasa bayi untuk melihat adanya keterlambatan atau kelainan perkembangan.

Perkembangan Psikososial

Perpisahan dan Individuasi. Pada tahun pertama, bayi akan belajar membedakan dan membatasi dirinya dari dunia luar. Hal ini diperoleh melalui pengalaman lingkungan yang berulang. Dengan adanya pembelajaran ini, bayi akan belajar memberikan respon kepada pihak lain.Bayi berusia 2 dan 3 bulan mulai tersenyum untuk memberikan respon dan bukan sekedar refleks. Mereka juga mulai mengenali perbedaan antar individu karena peningkatan kemampuan sensorik dan kognitif. Saat berusia 8 bulan, mereka telah dapat membedakan orang asing dengan individu yang dikenal sehingga memberikan respon yang berbeda pula. Kedekatan yang erat kepada pengasuh utama, biasanya orangtua, terjadi pada usia ini. Bayi akan mencari pengasuh tersebut untuk memperoleh dukungan dan kenyamanan jika ia merasa stres. Kemampuan membedakan diri sendiri dari orang lain memungkinkan bayi untuk berinteraksi dan bersosialisasi lebih banyak dalam lingkungannya. Pada usia 9 bulan, bayi telah ikut dalam permainan sosial sederhana seperti memasak dan ciluk-ba. Permainan interaktif yang lebih komplkes seperti petak umpet yang melibatkan objek akan dijumpai saat bayi berusia 1 tahun. Perawat menilai ketersediaan dan kesesuaian pengalaman yang berperan dalam perkembangan psikososial. Anak yang dirawat di rumah sakit sering kesulitan membangun batasan fisik karena adanya intervensi fisik yang berulang disertai sensasi nyeri. Pembatasan pengalaman negatif ini dan menyediakan sensasi yang menyenangkan dapat mendukung perkembangan psikososial dini. Pemisahan orangtua dari anak yang terlalu lama dapat mempersulit proses kedekatan dan meningkatkan jumlah pengasuh yang berinteraksi dengan anak tersebut. Idealnya, orangtua menyediakan pengasuhan yang paling banyak selama di rumah sakit. Jika orangtua tidak hadir, batasi jumlah pengasuh yang berinteraksi dengan anak dan ikuti arahan orangtua dalam pengasuhannya. Intervensi ini akan membantu pengembangan rasa kepercayaan pada anak.

Permainan

Permainan merupakan kumpulan aktivitas yang mengandung interaksi individu dengan lingkungannya dan orang lain. Kegiatan ini dapat membangun keterampilan kognitif, sosial, dan motorik. Permainan pada masa infantil umumnya bersifat eksploratif karena penggunaan indera untuk mengamati tubuhnya sendiri dan objek yang menarik di sekitar lingkungannya. Kegiatan seperti memasukkan jari kaki ke mulut akan menimbulkan rasa senang, memberikan informasi tentang tubuhnya, dan membantu membentuk konsep diri yang dini. Saat anak telah dapat mengendalikan tangannya, permainan menjadi lebih manipulatif. Individu dewasa dapat membantu proses pembelajaran ini dengan merencenakan kegiatan yang medorong perkembangan dan menyediakan mainan yang aman untuk dijelajahi anak dengan mulut dan tangan seperti, blok kayu, cincin plastik, boneka yang diisi kapas, dan kotak permainan.

Risiko Kesehatan

Pencegahan Cedera. Cedera akibat kecelakaan kendaraan bermotor, aspirasi, tercekik, jatuh, atau keracuan merupakan penyebab utama kematian pada berusia 6 hingga 12 bulan. Pemahaman menganai pencapaian perkembangan pada periode ini akan memungkinkan perencanaan pencegahan cedera. Oleh karena anak mencapai perkembangan motorik dan menjadi lebih penasaran, dibutuhkan pengawasan yang ketat dan kontinu untuk mencegah cedera. Penganiayaan Anak. Penganiayaan anak mencakup kekerasan fisik yang disengaja maupun tidak, kekerasaan atau pengabaian emosional, dan kekerasan seksual. Semakinanak yang menderita akibat diabaikan dibandingkan dengan jenis penganiayaan lainnya. Anak berbagai usia dapat mengalami penganiayaan, namun umumnya yang berusia paling muda akan paling rentan. Selain itu, banyak anak yang menderita akibat lebih dari satu jenis penganiayaan. Tidak adak profil tunggal yang memenuhi kriteria penganiayaan sehingga tanda dan gejala yang ditemukan sangat bervariasi. Gabungan berbagai tanda dan gejala ataau polaa cedera harus membangkitkan kecurigaan. Penyelenggara layanan kesehatan harus menyadari adanya proses penyakit tertentu dan praktik budaya yang dapaat menimbulkan interpretasi yang salah. Anak yang dirawat di rumah sakit karena penganiayaan memiliki kebutuhan perkembangan yang sama dengan anak lainnya sehingga perawat harus mendukung hubungan anak dengan orangtuanya.

Masalah Kesehatan

Persepsi Kesehatan. Dasar bagi persepsi anak menganai kesehatannya diletakkan sejak awal kehidupan. Sensasi internal tubuh dan pengalaman terhadap dunia luar akan mempenagaruhi persepsi diri. Orangtua umumnya menganggap anak yang sakit pada awal kehidupannya sebagai anak yang lebih rentan dibandingkan saudaranya sehingga hal ini dapat mempengaruhi persepsi anak tentang kesehatannya. Selain itu, karena anak tergantung pada pihak lain untuk layanan kesehatannya, pengalaman mereka dengan pengasuh akan mempengaruhi sikap dan tingkah laku kesehatan mereka. Perawat bertanggungjawab untuk mendidik orangtua dan pengasuh lainnya mengenai tingkah laku promosi kesehatan yang akan mempengaruhi persepsi kesehatan dan diri secara positif.Nutrisi. Kualitas dan kuantiras nutrisi sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Beberapa ibu telah merencanakan metode pemberian makan sebelum melahirkan, namun ibu lainnya akan membutuhkan banruan perawat tentang hal ini. Perawat memiliki posisi unik untuk membantu orangtua memiliki diet yang bergizi baik untuk sang anak. Pahami bahwa faktor dukungan seperti dukungan, budaya, tuntutan peran, dan pengalaman sebelumnya akan memperngaruhi metode pemberian makan. Alternatif Pemberian Makan. Menysusui sangat dianjurkan untuk bayi karena kandungan nutrisi ASI dan dapat meningkatkan ketahanan terhadap infeksi penelitian menunjukkan bahwa susu formula tidak sebanding dengan ASI dalam penyediaan nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangan. Jika orangtua tidak mampu atau tidak ingin menyusui, dapat diberikan susu formula dengan fortifikasi zat besi. Susu formula yang di jual bebas memiliki kandungan gizi yang serupa dengan ASI. Kemajuan terkini pada susu formula adalah penambahan nukleotida dan asam lemak rantai panjang yang meningkatkan imunitas dan perkembangan otak. Tidak dianjurkan konsumsi susu sapi murni, susu sapi 2%, ataupun pilihan susu lainnya sebelum usia 12 bulan. Kandungan pada susu sapi murni dapat menimbulkan pendarahan usus, anemia, dan reaksi alergi. Seorang bayi berusia 1 bulan mengkonsumsi sekitar 18 hingga 21 ons ASI atau susu formula setiap harinya. Jumlah ini meningkat selama 6 bulan pertama dan menurun setelah pengenalan makanan padat. Kadar susu setiap pemberian dan jumlah pemberiannya dapat bervariasi pada berbagai bayi. Penambahan makanan padat tidak dianjurkan sebelum usia 6 bulan karena sistem pencernaan belum cukup matang untuk menerima komposisi nutrisi yang kompleks tersebut, karena bayi akan terpajan pada anti gen makanan yang menimbulkan alergi protein makana. Refleks protrusi menyebabkan makanan di dorong keluar dari mulut. Pengenalan sereal, buah, sayur, dan daging pada masa 6 bulan kedua akan menyediakan zat besi dan vitamin bagi anak. Hal ini sangat penting saat anak mengalami transisi dari ASI atau susu formula kepada susu murni pada 1 tahun pertama. Bayi juga dapat mengkonsumsi makanan lainnya pada usia 1 tahun. Jumlah dan frekuensi pemberian makanan bervariasi sehingga dibutuhkan diskusi mengnai pola pemberian makan dengan orangtua. Suplementasi.Kebutuhan akan vitamin dan mineral bergantung pada diet bayi. Bayi aterm memiliki simpanan zat besi yang cukup. Bagi yang menyusu memiliki absorpsi zat besi yang cukup dari ASI selama 4 hingga 6 bulan pertama. Setelah usia 6 bulan, sereal dengan fortifikasin zat besi dapat memberikan persediaan yang cukup. Zat besi pada susu formula lebih sulit diserap dibandingkan pada ASI sehingga bayi yang menerima susu fornula haruslah memperoleh susu formula dengan fortifikasi zat besi selama 1 tahun pertama. Imunisasi. Imunisasi telah berperan dalam mengurangi angka infeksi dalam 50 tahun terakhir sehingga merupakan faktor ter[enting dalam promosi kesehatan anak. Imunisasi dapat diberikan pada usia berapapun, namun disarankan agar imunisasi primer segera setelah kelahiran dan dilengkapi pada masa anak-anak awal. Vaksin merupakan salah satu obat yang paling aman dan terpercaya. Kadang terjadi efek samping ringan, sedangkan rewaksi yang serius jarang ditemukan. Orangtua harus memperoleh intruksi menganai pentingnya imunisasi dan efek samping yang umum terjadi seperti demam subfebris dan nyeri lokal. Seiring ditemukannya vaksin baru, jadwal pemberian imunisasi juga terus dikembangkan dalam bidang imunologi. Tidur. Pola tidur pada anak memiliki variasi yang sangat besar. Umumnya anak dapat tidur waktu siang maupun malam sampai usia 3 sampai 4 bulan. Oleh karena itu, banyak ditemukan anak yang tidur pada saat siang hari. Pada saat usia 6 bulan, sebagian besar anak telah memiliki pola tidur nokturnal dengan masa tidur antara 9 hingga 11 jam saat di malam hari. Rata-rata tidur harian adalah 15 jam. Pada akhir tahun pertama, sebagian besar bayi akan tidur siang sebanyak 1 hingga 2 hari per hari. Banyak orangtua yang khawatir tentang pola tidur anaknya, terutama jika mereka mengalami kesulitan seperti anak yang menolak tidur atau sering terbangun di malam hari.

5. Masa Toddler (1 hingga 3 tahun)

Pada masa ini, toddler belajar berjalan tanpa dibantu sampai berlari. Masa ini berkisar dari usia 12 hingga 36 bulan. Anak akan semkin berdiri dan disertai kemampuan mobilitas dan kognitif yang meningkat. Anak smakin menyadari kemampuannya untuk melakukan kendali dan puas dengan hasil yang dicapai lewat keterampilan baru tersebut. Keberhasilan ini menyebabkan mereka mengulangi usaha untuk mengendalikan lingkungan mereka. Usaha yang gagal menyebabkan timbulnya tingkah laku negatif dan tempramen yang tinggi. Tingkah ini timbul saat orangtua menghentikan tindakan mandiri tersebut. Oranguta merasa bahwa tingkah laku ini sangat menimbulkan masalah sehingga terkadang mengekspresikan frustasi dengan memberikan batasan yang kaku dan konsisten sambil tetap mendorong kemandirian.

Perubahan Fisik

Keterampilan motorik yang berkembang cepat membungkinkan anak melakukan kegiatan perawatan diri seeprti makan, memakai baju, dan kegiatan toilet. Pada awalnya, anak berjalan dalam posisi tegak dengan kaki terpisah jauh, perut yang membusung, dan lengan tebuka ke samping untuk mmpertahankan keseimbangan. Kemudian anak akan menaiki tangga dengan bantuan pegangan tangga atau dinding untuk mempertahankan keseimbangan sambil berjalan naik. Mereka aka menempatkan kedua kaki pada tangga yang sama sebelum meberuskan usaha naik tangga tersebut. Keberhasilan akan menghasilkan keberanian untuk mencoba tetap dalam posisi tegak saat menuruni tangga. Keterampilan motorik lainnya mencakup berlari, melompat, berdiri pada satu kaki selama beberapa detik, dan menendang bola. Sebagian besar dapat mengendarai sepeda roda tiga, memanjat tangga, dan berlari cepat saat berusia 3 tahun.Kemampuan motorik halus akan berubah dari menulis kasar menjadi menggambar lingkaran dan tanda silang dengan tepat. Pada usia 3 tahun, anak telah dapat menggambar batang dan dapat menyusun menara dari balok kecil. Keterampilan motorik yang meningkat, kemampuan untuk membuka pakaian, dan perkembangan kendali sfingter yang memungkinkan toilet training jika anak telah memiliki bahasa dan kognisi yang dibutuhkan. Orangtua sering meminta bantuan perawat untuk menilai kesiapan toilet training. Mengenali keinginan untuk buang air kecil dn defekasi sangat penting untuk menentukan kesiapan mental anak. Anak harus dimotivasi untuk menahan dorongan untuk menyenangkan orangtua daripada melepaskan dorongan untuk menyenangkan dirinya sendiri agar toilet training dapat berhasil. Perawat harus mengingatkan orangtua bahwa untuk mencapai keberhasilan petelihan toilet dibutuhkan kesabaran, konsistensi, dan sikap yang tidak menghakimi.

Perubahan Kognitif

Anak mengalami peningkatan untuk mengingatperistiwa dan menuangkan pikiran ke dalam kata-kata pada usia 2 tahun. Mereka menyadari bahwa mereka adalah suatu wujud yang terpish dari ibunya, namun mereka belum mampu meninjau dari sudut pandang pihak lain. Anak membangun alasan berdasarkan pengalamannya terhadap suatu peristiwa. Mereka menggunakan simbol untuk menggambbarkan objek, tempat, dan manusia. Anak dapat memperlihatkan fungsi ini saat mereka meniru tingkah laku orang lain yang mereka lihat sebelumnya (misalnya, pura-pura bercukur seperti ayah), berpura-pura menganggap suatu objek sebagai objek lainnya (menggunakan jari sebagai pistol), dan menggunakan bahasa untuk menjelaskan objek yang tidak ada (misalnya, meminta botol). Bahasa. Pada usia 18 bulan, anak dapat menggunakan 10 kata. Pada usia 24 bulan, perbendaharaan kata berkisar 300 kata dan anak umumnya mampu mengucapakan kalimat yang tersusun dari 2 kata. Kemampuan memahami percakapan lebih besar dibandingkan jumlah kata yang dimiliki.

Perkembangan Moral

Perkembangan moral sangat berkaitan dengan kemampuan kognitif anak. Mereka belum memahami konsep benar dan salah. Pada tinjauan anak, tindakan yang menimbulkan hukuman dianggap sebagai buruk, begitu juga sebaliknya. Anak memahami bahwa beberapa tingkah laku dapat menimbulkan hasil yang menyenangkan (positif) dan lainnya menimbulkan hasil yang menyedihkan (negatif). Oleh karena itu, anak akan bertingkah berdasarkan hasil positif dan negatif hingga mereka mencapai fungsi kognitif yang lebih tinggi.

Perubahan Psikososial

Menurut Erikson (1963), rasa otonami timbul padan usia 1 hingga 3 tahun. Anak berusaha mencapai kemandirian dengan penggunaan ototnya untuk nmelakukan semua hal sendiri dan menjadi penguasa dari fungsi tubuhnya. Keinginan mereka yang kuat dapat menimbulkan tingkah laku negatif saat pengasuh berusaha mengarahkan aksi mereka. Kemarahan dapat timbul jika larangan orangtua menyebabkan anak frustasi. Orangtua harus memberikan kebebasan bertingkat kepada sang anak agar mereka dapat melakukan berbagai hal yang tidak membahayakan dirinya maupun orang lain. Sebagai contoh, anak yang ingin memegang cangkirnya sendiri dapat diberikan cangkir dengan dua gagang dan alas baju dengan kantung plastik saat makan untuk mengumpulkan susu yang tumpah. Batasan yang tegas dan konsisten, kesabaran, dan dukungan memungkinkan anak mencapai tingkah laku sosial yang baik serta menghadapi rasa frustasi selama belajar mengendalikan diri.Secara sosial, anak sangat dekat dengan orangtuanya dan sangat takut jika terjadi perpisahan dari mereka. Dengan adanya orangtua, anak merasa aman dan rasa ingin tahu mereka dapat dilihat saat mereka menjalajahi lingkungan. Anak terus melakukan permainan soliter selama usia 1 hingga 3 tahun, namun juga mulai berpartisipasi dalam permainan pararel, di mana mereka bermain di samping dan bukan dengan anak lainnya. Permainan akan mengembangkan kemampuan kognitif dan psikososial anak. Harus dipertimbangkan apakah permainan tersebut dapat mendukung perkembangan anak dan aman baginya.

Risiko Kesehatan

Kemampuan lokomotor dan rasa ingin tahu yang besar membuat anak berisiko mengalami cedera. Mkeracunan sering terjadi karena anak sangat sering menempatkan objek ke dalam mulut untuk mengetahui benda tersebut. Orangtua yang bijak akan menyimpan semua racun potensial, termasuk tumbuhan, substansi pembersih, dan obat-obatan. Tindakan ini akan menghasilkan lingkungan yang lebih aman untuk dijeljahi anak. Keracunan timbal terus menjadi bahaya kesehatan di Amerika Serikat, dan anak yang berusia di bawah 6 tahun merupakan kelompok yang paling rentan.Ketidaktahuan toddler tentang bahaya air dan timbulnya keterampilan berjalan menyebabkan kecelakaan terbenam sebagai penyebab utama kematiaan kecelakaan pada kelompok usia ini. Kecelakaan kendaraan bermotor mencapai setengah dari seluruh kematian kecelakaan pada anak berusia 1 hingga 4 tahun. Beberapa kecelakaan ini diakibatkan anak yang lepas dari pengawasan dan beberapa lainnya disebabkan oleh cedera yang ditimbulkan karena tidak menggunakan sabuk pengaman sesuai pedoman keselamatan. Anda dapat mencegah dengan menghubungkan berbagai cara dengan pencapaian perkembangan.

Nutrisi. Obesitas pada anak dan penyakit kronik yang berhubungan dengannya merupakan masalah bagi selutuh penyedia layanan kesehatan. Terdapat berbagai saran perubahan dalam diet anak dan dewasa pada American Heart Assocoation Dietary Guidelines(2005). Anak akan memperoleh kebiasaan makan pada masa anak-anak awal. Selan itu semakin ditekankan pentingnya pilihan makanan dan pengurangan stres. Anak memenuhi kebutuhan gizinya melalui makanan padat. Orangtua dapat menggunakan My Pyramid for Kids yang diperkenalkan oleh U.S. Departement of Agriculture (2005). Anak yang sehat membutyhkan masukan harian yang seimbang antara roti, biji-bijian, sayuran, buah, produk susu, dan protein. Konsumsi susu harian yang lebih dari 1 liter dapat menurunkan selera makan anak terhadap makanan padar sehingga menghasilkan masukan zat besi yang rendah. Sarankan orangtua untuk membatasi masukan susu menjadi dua samapaai tiga cangkir per hari. Anak tidak diberikan susu rendah lemak sampai berusia 2 tahun karena mereka membutuhkan lemak dalam pertumbuhan fisik dan intelegensinya.Waktu makan memiliki kepentingan psikososial dan fisik. Jika orangtua kesulitan mengendalikan asupan diet anak, dapat timbulkan masalah tingkat laku dan konflik. Anak sering mengalami keinginan untuk mengonsumsi satu jenis makanan berulang-ulang. Sarankan orangtua untuk menyediakan berbagai makanan bergizi saat waktu makan tiba dan menyediakan makanan ringan yang juga bergizi di antara waktu makan. Makan dengan menggunakan makanan sendiri dan memuaskan keinginan untuk mandiri. Porsi makanan yang kecil memungkinkan anak menghabiskan makanannya.Stres. Stres merupakan bagian hidup yang dialami anak sehari-hari seperti halnya yang terjadi pada orangtua dewasa. Stres dalam julah kecil dapat membantu anak mengembangkan keterampilan koping efektif, tetapi stres dalam jumlah besar akan membahayakan. Perawat membantu orangtua mengobservasi perikaku yang mengisyaratkan stres di luar kemampuan kopingnya. Anak merasakan stres saat kelahiran saudara kandungnya, pindah ke rumah baru, perpisahan dan perceraian orangtua, atau penyakit serius. Mengobservasi permainan anak dapat mengingatkan orantua aan hadirnya sumber stres. Sebagai contoh, anak terlihat memukul boneka sambil berkata, Pergi! Maka orangtua harus menyadari bahwa kelahiran saudara kandungnya berpeluang menjadi sumber stres bagi anak tersebut. Tidak jarang anak memperllihatkan perilaku regresi ketika berada pada situasi yang membuatnya sangat stres dan kembal ke pola perilaku sebelumnya. Anjurkan orangtua untuk mengabaikan perilaku regresi dan puji anak atas perilaku yang sesuai dengan usianya.

6. Anak Usia Pra Sekolah

Masa pra sekolah berada pada usia 3 hingga 5 tahun. Anak akan meperhalus penguasaan tubuhnya dan menanti dimulainya pendidikan formal. Ini merupakan masa yang penting bagi orangtua karena anak dapat membagi pikirannya dan berinteraksi dengan lebih efektif. Perkembangan fisik terjadi lebih lambat dibandingkan kognitif dan psikososial.

Perubhan Fisik

Beberapa aspek perkembangan fisik masih terus berjalan pada masa pra sekolah, anak bertambah berat badan sekitar 2,5 kg per tahun, berat badan rerata pada usia 3 tahun adalah 16 kg, usia 4 tahun 18,5 kg, dan 5 tahun 20 kg. Anak usia pra sekolah tumbuh sebanyak 2,4 hingga 3 inchi per tahun, dan memiliki tinggi badan 43 inchi pada usia 5 tahun. Pemanjangan kaki menyebabkan tampilan anak yang lebihy ramping.anak laki-laki berukuran lebih besar dengan otot yang lebih banyak dan lemak yang lebih sedikit. Sebagian besar anak telah dapat buang air sendiri pada usia pra sekolah.Koordinasi oto besar dan halus akan meningkatkan. Anak usia pra sekolah dapat berlari, menaiki dan menuruni tangga dengan mudah, serta belajar melomapat. Pada usia 5 tahun mereka dapat melompat dengan berganti kaki, melakukan lompat tali, dan mulai berenang. Keterampilan motorik halus berperan pada kegiatan sekolah. Anak belajar meniru gambar garis dan kotak. Bentuk segitiga dan belah ketupat dapat digambar pada usia 5 hingga 6 tahun. Latihan menulis dan menggambar membantu pembentukan keterampilan otot halus dan koordinasi mata-tangan yang dibutuhkan untuk menulis huruf dan angka. Anak membutuhkan kesempatan belajar dan latihan keterampilan fisik baru. Pelayanan keperawatan mengamati ketersediaan kesempatan ini. Walaupun anak yang menderita penyakit akut sebaiknya beristirahat dari kegiatan harian, anak dengan penyakit kronik membutuhkan pajanan terus-menerus terhadap kesempatan perkembangan. Para orangtua dan perawat memberikan kesempatan ini ke dalam kegiatan harian anak sesuai kemampuan, kebutuhan, dan tenaga anak.

Perubahan Kognitif

Pematangan otak mengalami pertumbuhan tercepat pada area lobus frontalis yang berfungsi dalam perencanaan dan penyusunan kegiatan baru dan mempertahankan perhatian terhadap tugas. Pada scan otak telah diperhatikan adanya perubahan pola anak antara usia 3 hingga 15 tahun.Anak usia pra sekolah dapat berpikir secara lebih kompleks dengan mengategorikan objek berdasarkan ukuran, warna, atau dengan pertanyaan. Mereka mengalami peningkatan interaksi sosial, misalnya pada seorang anak berusia lima tahun yang memberikan perban terhadap temannya yang luka. Anak menjadi adar terhadap adanya hubungan kausa-dan-efek, seperti pada pertanyaan, Matahari tenggelam karena orang-orang sudah ingin tidur. Mereka juga dapat berpikir dalam konteks waktu dan tepat, misalnya seorang anak yang dirawat di rumah sakit berpikir, Saya semalam menangis, oleh karena itu saya disuntik oleh perawar. Pada usia 5 tahun, anak elajar menggunakan aturan tertentu untuk memahami penyebab. Mereka akan memulai penjelasan dari hal umum ke hal khusus. Proses ini akan membentuk dasar pemikiran logis. Anak akan berpikir, Saya disuntik dua kali sehari, oleh karena itu aya disuntik satu kali pada malam sebelumnya. Pada masa ini anak benda mati memiliki kehiduoan dan mampu melakukan tindakan, seperti komentar Pohon akan menangis jika dahannya patah.Anak usia pra sekolah memiliki pengetahuan yang berkaitan dengan pengaalamannya yang konkret. Begitu juga dengan fantasi yang dimilikinya. Gabungan fantasi dan pengetahuan tersebut dapat menimbulkan rasa takut yang kadang dianggap orang dewasa sebagai kebohongan. Dalam hal ini, anak hanya mencoba menyajikan pernyataan berdasarkan perspektifnya. Pada usia ini, anak menganggap bahwa suatu hukuman merupakan akibat dari suatu perbuatan dan belum menyadari sumber yang sebenarnya, yaitu masyarakat sosial. Rasa tajut terbesar terletak pada bahaya terhadap tubuh yang dapat dilihat pada ketakutaan anak terhadap kegelapan, hewan, guntur, dan staf medis. Ketakutan ini akan mengganggu kesediaan mereka untuk menerima intervensi keperawatan seperti pengukuran tanda vital. Mereka bersedia bekerja sama jika merea diizinkan untuk membantu perawat dalam pengukuran tekanan darah orangtua mereka atau jika mereka diperbolehkan untuk memanipulasi perlengkapan perawat.

Perkembangan Moral

Perkembangan moral pada usia pra sekolah bertambah dengan pengertiaan tingkah laku yang dianggap salah atau benar menurut masyarakat. Anak juga memiliki motivasi untuk menghindari hukuman atau memperoleh hadiah. Perbedaan utama perkembangan moral pada usia pra sekolah dengan batita adalah kemampuan anak usia pra sekolah untuk mengidentifikasi tingkah laku yang akan menghasilkan hadiah ataupun hukuman dan mampu membedakannya sebagai benar atau salah.Bahasa. Pada usia 6 tahun anak akan memiliki perbendaharaan 8.000 hingga 14.000 kata yang mencakup kata benda, warna, dan kata-kata untuk mengekspresikan keinginan dan kemarahannya. Bahasa yang digunakan menjadi lebih sosial dan pertanyaan merambah kepada Mengapa? untuk menambah informasi. Kata-kata homofon dapat menimbulkan kebingungan bagi mereka. Hindari kata-kata homofon saat mempersiapkan anak untukprosedur dan amati kemampuan penjelasan oleh mereka.

Perubahan Psikososial

Dunia pra sekolah akan mengenalkan anak kepada lingkungan di luar keluarga. Mereka akan bertemu dengan anak lainnya dan orang dewasa. Rasa ingin tahu akan menyebabkan mereka menjelajahi lingkungan dengan aktif, membangun keterampilan baru, dan menjalin persahabatan baru. Anak pra sekolah memiliki banyak energi yang memungkinkan mereka melakukan banyak aktivitas. Rasa bersalah akan timbul jika mereka merasa telah melangkahi batas kemampuannya dan jika mereka telah bertingkah laku salah. Para anak yang menginginkan saudaranya meninggal saat marah akan merasakan rasa bersalah jika saudara tersebut jatuh sakit. Mereka harus mengetahui fakta bahwa rasa ingin tersebut tidak akan membantu keinginannya terjadi.Sumber rasa stres pada anak pra sekolah dapat berupa perubahan pada pengasuhan, memulai sekolah, kelahiran saudara kandung, masalah pernikahan orangtua, perpindahan ke rumah baru, atau penyakit. Pada masa ini, mereka dapat melakukan hal seperti mengompol atau mengisap ibu jari dan menginginkan orangtua untuk memberi makanan, memakaikan baju, dan memeluk mereka. Tingkah laku ketergantungan ini dapat membingungkan dan menimbulkan rasa malu pada orangtua. Kepastian dari peawat bahwa ini merupakan tingkah laku adaptasi yang normal akan membuat orangtua lebih lega. Sediakan pengalaman yang dapat dikuasai oleh anak tersebut. Keberhasilan akan membantu mereka kembali ketingkat fungsi mandirinya. Seiring perkembangan kemampuan berbahasa, dorng anak untuk membicarakan perasaannya. Permainan merupakan cara yang sangat baik bagi anak pra sekolah untuk menyalurkan rasa frustasi dan marah. Cara ini dapat diterima secfara sosial.Permainan. Anak-anak yang bermain bersama akan melakukan aktivitas yang identik. Di sini tidak terdapat pemisahan ataupun aturan permainan. Sebagian besar anak berusi tiga tahun dapat bermain bersama secara kooperatif di mana mereka membuat sesuatu atau memainkan peran tertentu seperti ibu dan anak. Pada usia 4 tahun, anak bermain dalam kelopok yang berisikan dua atau tiga orang anak, dan pada usia 5 tahun kelompok tersebut memililki pemimpin sementara untuk setiap kegiatannya.Permainan pura-pura membantu anak untuk memahami sudut pandang orang lain, membangun keterampilan memecahkan masalah sosial, dan menjadi lebih kreatif. Mereka dapat memiliki teman khayalan. Teman khayalan memiliki manfaat, yaitu menemani anak saat ia merasa kesepian. Teman khayalan merupakan tanda yang sehat dan memungkinkan anak membedakan kenyataan dari fantasi.Televisi, radio, permainan elektronik, dan program komputer juga membantu perkembangan keterampilan dasar, namun ini hanyalah merupakan bagian dari keseluruhan aktivitas permainan anak. American Academy of Pediatrics menyarankan orangtua untuk menjadwalkan waktu terbatas untuk menonton televisi agar anak melakukan kegiatan lain seperti membaca, aktivitas fisik, dan bersosialisasi dengan orang lain.

Risiko Kesehatan

Pada usia pra sekolah, risiko kecelakaan jatuh menjadi lebih kecil dengan semakin tingginya kemampuan motorik anak. Pedoman pencegahan cedera pada batita juga diterapkan pada anak pra sekolah. Anak harus mempelajari keamanan di rumahnya dan orangtua harus memonitori ketat kegiatan anak. Edukasi anak dan keluarganya akan memfasilitasi tujuan Healthy People 2010 (USDHHS,2000). Anak pada usia ini merupakan peniru yang baik sehingga dibutuhkan penyajian contoh yang baik oleh orangtua. Penggunaan helm saat bersepeda akan menjadi contoh bagi anak pra sekolah.

Masalah Kesehatan

Masih sedikit penelitian yang mengamati persepsi anak usia pra sekolah tentang kesehatan dirinya. Kepercayaan oranngtua tentang kesehatan, sensasi tubuh anak, dan kemampuan mereka melakukan kegiatan harian akan membantu anak membangun sikap tentang kesehatan. Anak usia pra sekolah umumnya dapat melakukan sendiri kegiatan mencuci, berpakaian, dan makan. Perubahan terhadap kemandirian ini akan memengaruhi perasaan mereka tentang kesehatannya.Nutrisi. Nutrisi yang dibutuhkan anak usia pra sekolah hampir sama dengan anak usia bawah tiga tahun (batita). Masukan harian berkisar 1.800 kalori. Prangtua sering mengkhawatirkan jumlah makanan yang dikonsumsi anak , padahal kualitas makanan lebih berperan dibandingkan kuantitas. Anak usia pra sekolah mengonsumsi sekitar setengah kuantitas konsumsi individu dewasa. Anak berusia 4 tahun biasanya suka memilih makanan, sedangkan anak usia 5 tahun lebih tertarik mencoba makanan baru.Tidur. Anak usia pra sekolah tidur sekitar 12 jam pada malam hari dan jarang melakukan tidur siang. Pada masa ini sering terjadi gangguan tidur. Gangguan ini dapat berupa sulit tidur, mimpi buruk, dan melakuka ritual yang panjang sebelum tidur. Umumnya anak memiliki kegiatan dan stimulasi yang berlebihan. Membiasakan mereka untuk lebih tenang sebelum tidur akan menghasilkan kebiasaan tidur yang lebihbaik.Penglihatan. Skrining penglihatan biasanya dimulai pada usia pra sekolah dan harus dilakukan dengan interval yang teratur. Pemeriksaan yang terpenting adalah mendeteksi adanya penglihatan yang tidak binokuler atau strabismus. Deteksi dan terapi dini pada strabismus sangat penting pada usia 4 hingga 6 tahun untuk mencegah ambliopia.

7. Anak Usia Sekolah dan Remaja

Anak usia sekolah menjalani kehidupan yang penuh tuntutan dan tantangan. Perubahan antara usia 6 hingga 18 tahun sangat luas dan mencakup seluruh area pertumbuhan dan perkembangan. Anak akan membangun, memperluas, memperhalus, dan melakukan sinkronisasi keterampilan fisik, psikososial, kognitif, dan moral sehingga ia akan diterima sebagai anggota masyarakat yang produktif. Lingkungan yang menjadi lebih luas dan beragam, seperti sekolah, komunitas, dan rumah ibadah. Anak akan menghadapi kesulitan baru karena adanya harapan untuk perkembangan, peningkatan keterampilan dan pengetahuan, serta perluasan lingkungan. Perawat harus meninjau harapan perkembangan untuk tiap kelompok usia. Sebagai contoh, sebelum mengamati tingkah laku yang berisiko, perawat harus mengenali bahwa remaja pada umumnya mencoba mencari identitas diri sambil membangun nilai moral yang sesuai dengan masyarakat.Arahkan anak usia sekolah dan remaja kepada tingkah laku perkembangan yang normal sehingga membantu mereka dalam memaksimalkan kemampuannya dan menggunakan tingkah laku tersebut sebagai mekanisme dalam mengatasi masalah. Dengan membantu mereka mencapai keseimbangan perkembangan yang dibutuhkan, perawat telah melakukan promosi kesehatan. Anak usia sekolah dan remaja harus melakukan adaptasi terhadap perubahan perkembangan. Sebagai contoh, anak usia 6 tahun memiliki figur orotita baru, yaitu guru dan peraturan sekolah. Anak harus bekrja sama dan bermain dengan kelompok anak lainnya yang memiliki beragam lata belakang budaya. Anak usia sekolah harus membangun keterampilan yang meningkatkan kemampuan logika mereka dan berhitung. Anak dapat memperoleh masalah kesehatan fisik dan psikososial karena stres pada peruhan tersebut (misalnya, kerentanan terhadap infeksi saluran napas atas, kesulitan beradaptasi di sekolah, hubungan yang sulit dalam kelompoknya, atau kesulitan belajar). Perawat merancang promosi kesehatan berdasarkan tingkat perembangan anak.

8. Anak Usia Sekolah

Pada masa pertengahan ini diletakkan landasan untuk peranan individu dewasa dalam pekerjaan, rekreasi, dan interaksi sosial. Pada negara maju, periode usia sekolah ini dimulai saat anak memasuki sekolah dasar pada usai 6 tahun. Pubertas yang terjadi pada usia 12 tahun menandakan akhir dari masa pertengahan. Pada masa ini anak mejadi lebih baik dalam berbagai hal, sebagai contoh, mereka dapat belari lebih cepat dan lebih jauh karena kemampuan dan ketahanan yang semakin baik.Sekolah akan memperluas dunia anak di masa ia mengalami perubahan kehidupan dari permainan bebas menjadi kehidupan dengan permainan, pelajaran, dan pekerjaan yang berstruktur. Sekolah dan rumah memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini harus disertai penyesuaian oleh orangtua dan anak. Anak belajar bertahan dengan peraturan dan harapan yang dimiliki oleh sekolah dan kelompoknya. Orangtua harus belajar membiarkan anak mengambil keputusan, memperoleh tanggungjawab, dan belajar dari pengalaman hidup.

Perubahan Fisik

Kecepatan pertumbuhan pada usia sekolah awal bersifat bertahan dan konsisten sebelum terjadinya lonjatan pertumbuhan pada usia remaja. Anak usia sekolah tampak lebih langsing dibandingkan anak usia pra sekolah karena perubahan distribusi dan ketebalan lemak. Kecepatan pertumbuhan bervariasi pada berbagai anak. Peningkatan tinggi badan sekitar 2 inchi (5 cm) per tahun, dan berat badan meningkat sekitar 4 hingga 7 mengalami peningkatan berat badandua kali lipat, dan sebagian besar anak perempuan mendahului anak laki-laki dalam pertambahan tinggi badan dan berat badan pada akhir usia sekolah.Sekolah memberikan kesempatan bagi anak untuk membandingkan dirinya dengan anak-anak lainnya yang berusia sama. Pemeriksaan fisik yang dilakukan saat awal sekolah merupakan kesempatan untuk mendiskusikan dengan orangtua dan anak tentang pengaruh genetik, nutrisi, serta olahraga pada tinggi dan berat badan. Pengukuran tinggi dan berat badan tiap tahunnya akan mendeteksi perubahan pertumbuhan yang merupakan gejala timbulnya berbagai penyakit anak.Anak usia sekolah menjadi lebih terkoordinasi karena mengatur otot besar dan kekuatannya yang meningkat. Sebagian besar melakukan keterampilan motorik besar seperti berlari, melompat, menjaga keseimbangan, melempar, dan menangkap saat bermain. Hal ini menghasilkan peningkatan fungsi dan keterampilan terbaik anak. Keterampilan motorik halus akan meningkat. Seiring kendali yang meningkat pada jari dan pergelangan tangan, anak semakin ahli pada berbagai kegiatan.Pada usia 6 tahun anak mampu memegang pensil dengan baik dan menuliskan huruf dan kata. pada usia 12 tahun anak mampu menggambarkan dengan detail dan menulis kalimat pada karangan. Keterampilan halus ditingkatkan melalui kegiatan melukis, menggambar, dan bermain komputer. Dorongan anak dan orangtua agar mereka melakukan kegiatan ini. Pencapaian ketrampilan motorik halus tersebut padamasa pertengahan akan membuat anak mandiri dalam melakukan mandi, berpakaian, dan merawat dirinya. Mereka membangun pilihan pribadi dalam pemenuhan kebutuhannya. Jika mereka jatuh sakit dan dirawat inap, kendali mereka pada bidang ini akan terancam. Oleh karena itu, biarkan mereka berpartisipasi dalam perawatan dan berikan kebebasan sebesar mungkin. Anak denga restriksi cairan tidak diperbolehkan menentukan kadar cairan yang dapat mereka mengkonsumsi dalam 24 jam, namun mereka dapat membantu memutuskan jenis cairan dan mencatat jumlah masukannya.Pengamatan perkembangan neurologis didasarkan pada koordinasi motorik halus. Ini mencakup kemampuan menulis, menyusun tumpukan barang, dan melakukan gerakan berurutan, cepat, dan bergantian seperti menyentuhkan jari ke hidung lalu ke jari pemeriksa (gerakan halus tanpa tremor merupakan respons yang normal). Koordinasi motorik halus ini sangat dibuthkan pada sekolah Amerika Serikat di mana anak sering menggunakan pensil, krayon, gunting, dan penggaris. Kesempatan penguasaan keterampilan ini diperoleh melalui pekerjaan sekolah dan permainan.Perubahan fisik lainnya juga terjadi pada masa usia sekolah. Pertumbuhan gigi tampak jelas pada masa ini. Gigi permenen pertama atau gigi sekunder muncul pada ysia 6 tahun. Pertumbuhan gigi permanen tersebut telah terjadi sebelum muncul ke permukaan. Akar gigi akan diabsorpsisehingga korona gigi yang tersisa akan menjadi tempat pertumbuhan gigi baru. Erupsi gigi dimulai dengan gigi molar tyersebut dan mengukuti urutan seperti gigi primer. Pada usia 12 tahun, anak telah kehilangan seluruh gigi primer dan sebagian gigi permanen telah erupsi. Perawatan gigi yang tidak cukup masih menjadi masalah pada anak Amerika Serikat.Seiring pertumbuhan tulang, tampilan dan postur tubuh juga berubah. Postur anak yang sebelumnya sedikit lordosis dengan dengan penonjolak abdomen berubah menjadi lebih tegak. Sangat penting untuk mengevaluasi anak, terutama wanita setelah usia 12 tahun, terhadap adanya skoliosis.Bentuk mata berubah karena terjadi pertumbuhan tulang. Hal ini akan meningkatkan ketajaman penglihatan menjadi 6/6. Skrining penglihatan dan pendengaran menjadi lebih mudah karena anak telah memahami dan dapat bekerja sama dengan arahan pemeriksaan. Perawatan sekolah umumnya menilai pertumbuhan, fungsi penglihatan, dan pendengaran anak, lalu merujuk mereka yang memiliki kelainan kepada penyelenggaraan layanan kesehatan seperti dokter keluarga atau dokter anak.

Perubahan Kognitif

Perubahan kognitif memberikan kemampuan untuk berpikir secara logis tentang waktu dan lokasi dan untuk memahami hubungan antara benda dan pikiran. Anak tekah dapat membayangkan suatu peristiwa tanpa harus mengalaminya terlebih dahulu. Pikiran anak tidak lagi didominasi oleh persepsi sehingga kemampuan mereka untuk memahami dunia sangat meningkat. Pada usia 7 tahun anak mampu menggunakan simbol untuk melakukan tindakan (aktivitas mental) dalam pikiran dan bukan secara nyata. Mereka mulai menggunakan proses pikir logis dengan materi yang konkret (objek, manusia, dan peristiwa yang dapat disentuh dan dilihat).Anak usia sekolah dapat berkonsentrasi pada lebih dari satu aspek situasi. Mereka mulai memahami bahwa tinjauan orang berbeda dari mereka dan bahkan dapat memahami sudut pandang yang lain. Mereka muai memahami bahwa kuantitas substansi tetap sama walaupun menjadi perubahan bentuk pada substansi tersebut. Sebagai contoh, dua bola tanah liat dengan ukuran yang sama akan memiliki kadar tanah liat yang sama walaupun salah satu bola dibuat pipih dan bola lainnya tidak berubah bentuk.Anak kecil telah dapat membedakan objek ke dalam kelompok berdasarkan bentuk dan warna, sedangkan anak usia sekolah memahami bahwa unsur yang sama dapat dikandung dalam dua benda pada saat yang sama. Anak usia sekolah mampu membangun alasan tentang hubungan antar benda. Pada usia 7 atau 8 tahun merek telah mampu menempatkan objek berdasarkan ukuran yang semakin besar atau kecil. Anak usia sekolah sering memiliki koleksi seperti kartu baseball atau boneka yang memperlihatkan keterampilan kognitif ini.Anak usia pertengahan menggunakan kognisinya untuk memecahkan masalah. Beberapa orang memiliki kemampuan yang lebih baik dibandingkan lainnya karena bakat intelektual, pendidikan, dan pengalaman, namun semua anak dapat meningkatkan keterampilan ini. Mereka yang mampu memecahkan masalah dengan baik serta memiliki karakteristik berikut :pandangan positif bahwa masalah dapat diselesaikan dengan usaha, memusatkan perhatian pada ketepatan, kemampuan membagi masalah menjadi bagian-bagian pelajaran, dan kemampuan menghindari tebakan saat mencari fakta.

Perkembangan Bahasa. Pada masa pertengahan sulit mengevaluasi hubungan perkembangan bahasa dengan usia karena kemampuan berkembang sangat cepat. Terjadi peningkatan penggunaan bahasa dan perluasan pengetetahuan strukturalnya. Mereka memahami peraturan bahasa, fase, dan kalimat. Mereka juga mampu mengidentifikasi generalisasi dan pengecualian terhadap aturan tersebut. Mereka memahami bahwa bahasa merupakan alat penyampaian untukmenggambarkan dunia secara subjektif dan mereka memahami bahwa kata-kata memiliki arti yang relatif dan bukan absolut. Mereka dapat menggunakan kata yang berbeda untuk objek atau konsep yang sama, selain itu juga memahami bahwa suatu kata memiliki berbagai arti. Hal lain yang dapat dipahami adalah teka-teki dan lelucon. Mereka mulai memperhitungkan makna kata berdasarkan konteks. Perkembangan perbendaharaan kata sangat berhubungan dengan kegiatan membaca. Penelitian menunjukkan bahwa anak yang memasuki sekolah dengan perbendaharaan kata yang sedikit memiliki kesulitan yang lebih besar dalam belajar membaca.

Perubahan Psikososial

Pada masa ini, anak mencoba memperoleh kompetensi dan keterampilan yang dibutuhkan untuk berfungsi kelak pada usia dewasa. Mereka yang merespons secara positif akan merasakan adanya harga diri. Mereka yang memperoleh kegagalan sering merasa rendah diri atau tidak berharga sehingga dapat mengakibatkan penarikan diri dari sekolah maupun kelompok temannya. Anak usia sekolah mulai mendeskripsikan diri mereka berdasarkan karakteristik internal. Mereka mulai mendefinisikan konsep diri dan membangun kepercayaan diri yang merupakan suatu evaluasi diri. Interaksi dengan kelompok akan menyebabkan mereka mendefinisikan pencapaian diri berdasarkan perbandingan dengan pencapaian orang lai. Hal ini dilakukan saat mereka berusaha membangun citra diri yang positif.

Perkembangan Moral

Seiring perkembangan kognisi dan pengalaman sosial, kebutuhan akan nilai moral dan sosial semakin dirasakan oleh anak usia sekolah. Sebagai contoh, anak berusia 12 tahun mampu membayangkan bagaimana bentuk masyarakat jika tanpa peraturan karena mereka telah dapat membangun alasan secara logis dan telah memperoleh pengalaman diri permainan kelompok. Mereka menganggap peraturan sebagai prinsip kehidupan yang penting. Pada usia awal sekolah, mereka masih menginterpretasikan peraturan sebagai hal yang baru ditaati. Seriring pertumbuhannya, mereka mulai membangun pertimbangan yang lebih fleksibel dan mengevaluasi peraturan untuk penerapannya dalam situasi tertentu.

Hubungan Kelompok

Keberhasilan kelompok dan pribadi menjadi hal yang penting bagi anak usia sekolah. Permainan melibatkan kelompok dan pencapaian tujuan kelompok. Aktivitas soliter telah banyak digantikan oleh aktivitas kelompok. Standar kebrhasilan mencakup usaha belajar berkontribusi, berkerja sama, dan bekerja mencapai tujuan bersama.Anak usia sekolah telah menyukai kelompok sesama jenis dibandingkan lawan jeni. Umumnya mereka memiliki pandangan ngatif tentang lawan jenis. Keseragaman tampak jelas pada tingkah laku, gaya berpakaian, dan pola berbicara yang semakin dipengaruhi oleh kontak kelompok. Pada masa ini, klub dan kelompok menjadi semakin menonjol. Identitas kelompok semakin meningkat pada masa remaja.

Identitas Seksual

Freud menggambarkan masa pertengahan anak sebagai periode laten karena ia menganggap anak belum memiliki keterkaitan pada seksualitasnya. Peneliti masa kini menganggap anak usia sekolah memiliki rasa ingin tahu yang besar tentang seksualitas mereka. Beberapa anak akan melakukan eksperimen, namun permainan ini biasanya bersifat sementar. Rasa penasaran tentang majalah dewasa atau makna dari kata-kata seksual yang eksplisit merupakan contoh keterkaitan seksual mereka. Ini merupakan waktu bagi anak untuk memperoleh pendidikan seks seperti kematangan seks, reproduksi, dan hubungan.Stres

Anak masa kini mengalami stres yang lebih besar dibandingkan anak pada masa terdahulu. Stres timbul akibat harapan orangtua dan kelompok, lingkungan sekolah, atau kekerasan pada keluarga, sekolah, dan masyarakat. Beberapa anak usia sekolah merawat dirinya sendiri sebelum atau sesudah jam sekolah tanpa pengawasan orang dewasa. Anak yang ditinggalkan sendiri di rumah terkadang mengalami stres yang meningkat dan lebih berisiko menderita cedera maupun tingkah laku yang tidak aman. Perawat membantu anak menghadapi stres dengan membantu orangtua dan anak mengenali untuk meminimalisasi stres dan respons stres anak. Teknik napas dalam, citra diri positif, dan relaksasi oto merupakan intervensi yang dapat dipelajari anak. Sertakan orangtua, anak, dan guru dalam intervensi untuk keberhasilan yang maksimal.

Risiko Kesehatan

Kecelakaan dan cedera merupakan masalah kesehatan utama pada anak usia sekolah. Mereka memiliki pujaan yang lebih besar terhadap lingkungan dengan pengawasan yang lebih sedikit, namun kemampuan kognitif dan motorik yang ada menghinarkan dari cedra yang lebih disengaja. Beberapa anak usia sekolah senaang mengambil risiko dan mencoba kegiatan yang berbeda di luar kemampuan mereka. Cedera kendaraan bermotor sebagai penumpang atau pejalan kaki dan cedera sepeda merupakan yang paling umum pada kelompok ini.Infeksi merupakan penyakit terbanyak pada anak, infeksi saluran napas memiliki prevalensi tertinggi penyakit flu merupakan penyakit utama pada masa anak-anak. Beberapa kelompok anak lebih rentan terhadap timbulnya penyakit karena keterbatasan akses layanan kesehatan. Retardasi mental, gangguan belajar, gangguan sensorik, dan malnutrisi lebih banyak terjadi pada anak yang hiduo dalam kemiskinan.Kemiskinan dan pneyakit sangat berkaitan erat. Akses layanan sangat terbatas, promosi kesehatan dan kegiatan layanan kesehatan pencegahan sangat minimal. Bagi keluarga miskin maupun yang tidak memiliki asuransi, masalah kesehatan utama adalah mortalitas bayi, masalah kesehatan gigi, nutrisi buruk, dan ketiadaan imunisasi.

Masalah Kesehatan

Persepsi. Pada masa usia sekolah, identitas, dan konsep diri menjadi semakin kuat dan lebih terindividualisasi. Persepsi kesejahteraan didasarkan pada fakta seperti penyakit dan kecukupan makan atau tidur. Kemampuan fungsional merupakan standar penentuan kesehatan pribadi dan orang lain.Anak berusia enam tahun memiliki kesadaran tetang tubuhnya dan merasa malu jika tidak mengenakan pakaian. Perawatan harus memberikan privasi dan menjelaskan prosedur yang akan dilakukan. Ini akan menumbuhkan rasa percaya diri pada anak dan mengurangi ketakutan mereka akan nyeri dan tindakan invasif.

Pendidikan Kesehatan

Masa usia sekolah sangat penting untuk perolehan tingkah laku dan praktik kesehatan pada masa dewasa. Pada masa ini masih terjadi perkembangan kognitif sehingga pendidikan kesehaatan yang efektif harus disesuaikan. Promosi praktik kesehatan merupakan tanggung jawab keperawatan. Pendidikan kesehatan sering dilaksanakan di sekolah. Pendidikan kesehatan yang efektif akan mengajari anak tentang tubuhnya dan dampak pilihan yang mereka ambil terhadap kesetan mereka. Pada program ini, berikan fokus pada perkembangan tingkah laku yang memengaruhi status kesehatan anak secara positif.Berikan instruksi pada orangtua mengenai promosi kesehatan yang sesuai untuk anak usia sekolah. Orangtua harus menyadari pentingnya kunjungan pemeliharaan kesehatan setiap tahun untuk imunisasi, skrining, dan perawatan gigi. Saat anak mencapai usia 10 tahun, oranngtua perlu berdiskusi untuk menyiapkan anak terhadap pubertas. Topik tersebut mencakup menstruasi, hubungan seks, dan reproduksi. Berikan materi tertulis yang sesuai usia untuk membantu orngtua dalam usaha ini.Keselamatan. Keselamatan merupakan prioritas dalam pendidikan kesehatan karena kecelakaan merupakan penyebab utama kematian dan cedera pada usia sekolah. Perawat memiliki kontribusi dengan mendidik tentang tindakan pengamanan untuk menghindari kecelakaan. Pada usia ini, doronglah anak untuk bertanggungjawab atas keselamatan dirinya. Nutrisi. Perawat memiliki sumbangsih dalam pemenuhan tujuan nasional dengan mendorong terbentuknya gaya hidup yang sehat, termasuk dalam nutrisi. Anak usia sekolah harus mengikuti program pendidikan yang mendidik mereka untuk merencanakan, memilih, serta mempersiapkan makanan dan cemilan yang sehat. Makanan tersebut harus memenuhi pedoman nutrisi piramid makanan yang dirancang oleh U.S Departement of Agriculture (2005), dimana dilakukan pembatasan masukan lemak total, lemak jenuh, dan meningkatkan masukan karbohidrat komplek, buah-buahan, dan sayuran. Pertumbuhan pada masa usia sekolah cenderung lebih lambat dibandingkan pada masa infantil maupun remaja. Anak usia sekolah membangun pola makan yang terlepas dari pengawasan orangtua. Kurikulum sekolah harus menekankan diet yang sehat dan seimbang. Kehadiran cemilan dan restoran sepat saji membuat anak sulit memutuskan pilihan makanan yang sehat. Obesitas anak telah menjadi masalah kesalahan yang besar. Obesitas dapat mengakibatkan peningkatan risiko untuk hipertensi, diabetes, penyakit jantung koroner, perlemakan hati, komplikasi pada paru-paru, masalah muskuloskeletal, dislipedemia, dan potensi masalah psikologis. Peneliti menunjukkan bahwa anak yang mengalami obesitas lebih sering diejek oleh teman-temannya, memiliki teman lebih sedikit, dan lebih cenderung untuk dianggap pemalas dan lamban oleh kelompoknya.Obesitas terjadi karena anak akan mengkonsumsi makanan yang paling mengunggah selera sepulang sekolah. Sayangnya, makanan tersebut mengandung kalori tinggi dan nutrisi yang rendah. Menyediakan cemilan bergizi merupakan cara terbaik bagi orangtua untuk menjamin masukan nutrisi yang baik. Pemberi layanan nahrus menyediakan akses terhadap buah-buahan segar, sayuran mentah, keju, popcorn, dan cemilan berprotein tinggi seperti pudding susu dan minuman cokelat panas. Perawat membantu keluarga dan anak mencegah obesitas melalui pendidikan tentang nutrisi yang tepat dan olahraga.

9.Masa Remaja

Masa Remaja (Adolescence) merupakan masa di mana terjadi transisi masa kanak-kanak menuju dewasa, biasanya anatara usia 13 hingga 20 tahun. Istilah Adolescence merupakan kepada kematangan psikologis individu, sedangkan pubertas merujuk kepada saat di mana setelah ada kemampuan reproduksi. Perubahan hormonal saat pubertas mengakibatkan perubahan penampilan pada anak, sedangkan perkembangan kognitif mengakibatkan kemampuan untuk menghadapi perubahan ini dan mencoba untuk memperoleh identitas diri yang matang. Pada masa sebelumnya, masa adolescence dengan baik. Pada masa remaja ini terdapat tiga subfase :masa remaja awal (11 hingga 14 tahun), masa remaja pertengahan (15 hingga 17 tahun), dan masa remaja akhir (18 hingga 20 tahun). Terdapat banyak variasi antar subfase dalam perkembangan fisik, kognitif, dan psikososial. Demikian juga dengan kesempatan, tantangan,. Perubahan, keterampilan, dan tekanan.Pemahaman perawat mengenai perkembangan individu dapat membantu orangtua dan remaja mengantisipasi masa remaja. Aktivitas keperawatan, terutama pendidikan, mendorong perkembangan individu yang sehat. Kegiatan ini terjadi pada berbagai latar dan Anda dapat melakukannya terhadap remaja, orangtua, atau keduanya. Sebagai contoh, perawat mengadakan seminar di sekolah untuk memecahkan masalah bagi sekelompok pelajar, seperti menangani jerawat atau mengambil keputusan yang bertanggung jawab tentang penggunaan alkohol atau obat-obatan. Perawat dapat melakukan program pendidikan bagi orangtua tentang cara menghadapi remaja sehingga pengertian mereka tentang perkembangan remaja akan bertambah. Program tersebut dapat diadakan di sekolah, klinik, kantor, ataupun sentra masyarakat. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai suatu masalah spesifik, kenali kebutuhan dan keinginan remaja. Keterlibatan akan menghasilkan pelajar yang lebih aktif dan memiliki minat besar.

Perubahan Fisik

Perubahan fisik terjadi dengan cepat pada masa remaja. Kematangan seksual terjadi seiring perkembangan karakteristik seksual primer dan sekunder. Berikut ini merupakan empat fokus utama perubahan fisik.1. Peningkatan pertumbuhan tulang rangka, otot, dan organ dalam.2.Perubahan yang spesifik untuk tiap jenis kelamin, seperti perubahan leher bahu dan pinggul.3.Perubahan distribusi otot dan lemak.4.Perkembangan system reproduktif dan karakteristik seks sekunder.

Terdapat banyak variasi pada masa perubahan fisik yang dihubungkan dengan pubertas antara lawan jenis dan sesame jenis. Anak perempuan umumnya lebih dulu mengalami perubahan fisik dibandingkan anak laki-laki, yaitu sekitar dua tahun lebih awal. Tingkat pertambahan tinggi dan berat badan biasanya proporsional, serta urutan pertumbuhan pada tiap individu umumnya sama.Perubahan hormon terjadi saat hipotalamus mulai menghasilkan hormone yang melepaskan gonadotropin. Hormon ini memberikan sinyal kepada hipofisis untuk mengekresikan hormon gonadotropik. Hormon gonadotropik akan merangsang sel ovarium untuk menghasilkan estrogen dan merangsang sel testis untuk menghasilkan testosteron. Hormon ini berperan terhadap timbulnya karakteristik seks sekunder seperti pertumbuhan rambut dan perubahan suara, selain itu juga berperan dalam reproduksi. Perubahan konsentrasi hormon tersebut dihubungkan dengan terjadinya jerawat dan bau badan. Pemahaman mengenai hal ini membantu perawat mendidik remaja tentang kebutuhan perawatan tubuh.Anak laki-laki yang matang lebih cepat memiliki sifat yang lebih tenang, memiliki keterampilan dalam kegiatan atletik, dan lebih cenderung untuk menjadi pemimpin dibandingkan anak laki-laki yang matang lebih lambat. Sebaliknya, anak perempuan yang matang lebih cepat biasanya kurang puas dengan bentuk tubuhnya saat mereka mencapai usia remaja akhir. Hal ini dikarenakan tubuh mereka cenderung lebih pendek dan berat badan dibandingkan anak perempuan yang matang lebih lambat yang memiliki tubuh lebih langsing dan tinggi. Kisaran normal dari parameter ini perlu ditekankan. Seperti pada peningkatan tinggi dan berat badan, pola perubahan seksual lebih penting dibandingkan onset-nya. Penyimpangan yang besar dari nilai normal membutuhkan penelitian lebih jauh. Para remaja menggap keseragaman sesuai kelompoknya merupakan hal yang penting.Penyimpangan dalam waktu perubahan fisik dapat menimbulkan kekhawatiran pada anak. Oleh kartena itu, perawat dapat memberikan dukungan emosional bagi mereka yang mengalami keterlambatan pubertas. Anak dengan pubertas normal juga dapat memiliki kekhawatiran dan mencari tahu tentang keadaannya.Tinggi dan berat badan biasanya terjadi pada masa pre pubertas, yaitu pada usia 12 tahun untuk anak perempuan dan usia 14 tahun pada anak laki-laki. Bagi anak perempuan, tinggi badan bertambah 5,7 hingga 20,3 cm dan berat badan bertambah 6,8 hingga 25 kg. Tinggi badan pada anak laki-laki meningkat sekitar 10,2 hingga 30,5 cm dan berat badan meningkat 6,8 hingga 29,5 kg. Individu dewasa memperoleh 20% hingga 25% tinggi badan dan 50% berat badannya pada masa ini.Anak perempuan mencapai 90% hingga 95% tinggi dewasa pada saat menarche (munculnya menstruasi) dan mencapai tinggi badan maksimal pada usia 16 hingga 17 tahun. Anak laki-laki akan terus bertambah tinggi sampai berusia 18 hingga 20 tahun. Lemak mengalami distribusi ulang karena pertambahan tinggi dan berat badan sehingga tubuh remaja akan berubah penampilan menjadi dewasa. Pertumbuhan ini memiliki pola yang sama bagi kedua jenis kelamin. Pertambahan panjang ekstremitas terjadi pada awal pertumbuhan sehingga tampak besar dan kaki tampak sangat panjang, anak dapat tampak kikuk dan aneh. Pada saat yang sama, rahang bawah dan hidung mejadi lebih panjang, selain itu dahi lebih tinggi dan lebar. Selanjutnya paha akan melebar, lalu bahu melebar, diikuti pertumbuhan pada bagian badan. Pelebaran pinggul wanita dan bahu pria akan terus berlanjut selama masa remaja.Kurva pertumbuhan pribadi akan membantu perawar menilai perkembangan fisik remaja. Kemajuan pewrtumbuhan sepanjang kurva lebih bermakna daripada perbandingan dengan nilai normal. Pengukuran kurva pertumbuhan dilakukan pada pemeriksaan kesehatan rutin untuk mendeteksi perubahan.Para remaja sangat sensitif terhadap perubahan fisik yang akan membuat mereka berbeda dari kelompoknya. Akibatnya mereka ingin mengetahui pola pertumbuhan normal dan kemajuan pertumbuhan dirinya sendiri. Oleh karena itu, perawat harus memberikan informasi ini untuk memastikan bahwa pola pertumbuhan mereka bersifat normal.

Perubahan Kognitif

Perubahan pada pikiran dan lingkungan sosial remaja akan menghasilkan tingkat perkembangan intelektual tertinggi. Tanpa lingkungan pendidikan yang cukup, individu yang memiliki perkembangan saraf yang memenuhi syarat tidak akan selalu mampu mencapai tingkat intelektualitas tersebut. Mereka yang dibimbing menuju pemikiran rasional terkadang mencapai tingkat ini lebih awal.Para remaja memperoleh kemampuan memperkirakan suatu kemungkinan, mengurutkannya, memcahkan masalah, dan mengambil keputusan melalui pemikiran logis. Mereka dapat berpikir secara abstrak dan dapat mengatasi masalah hipotetis. Saat menghadapi suatu masalah, remaja akan mempertimbangkan berbagai kemungkinan penyebab dan penyelesaiannya. Untuk pertama kalinya, individu muda ini akan mengalami kemajuan proses berpikir yang sebelumnya masih bersifat fisik/konkret menjadi bersifat abstrak. Anak usia sekolah hanya berpikir mengenai hal yang sedang terjadi, sedangkan remaja telah mampu membayangkan hal yang akan terjadi. Kemampuan baru ini memberikan keterampilan dalam bermain seperti permainan video, komputer serta catur yang membutuhkan pemikiran abstrak dan dedukasi tentang strategis. Seorang remaja bahkan mampu memecahkan masalah yang membutuhkan manipulasi beberapa konsep abstrak sekaligus. Kemampuan ini penting untuk memperoleh identitas diri. Sebagai contoh, keterampilan kognitif yang baru