HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3....

72
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG TERHADAP PERILAKU PENGGUNAAN ANTIBIOTIK SKRIPSI Oleh: SALSABILA DZAKIYYAH ZAHRA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

Transcript of HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3....

Page 1: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP

MAHASISWA S1 NON KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

TERHADAP PERILAKU PENGGUNAAN ANTIBIOTIK

SKRIPSI

Oleh:

SALSABILA DZAKIYYAH ZAHRA

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 2: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

ABSTRACT

THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

BEHAVIOUR OF ANTIBIOTIC USAGE ON NON MEDICAL STUDENT IN

LAMPUNG UNIVERSITY

By

SALSABILA DZAKIYYAH ZAHRA

Background Infectious disease is one of the health problems that cause a high risk of

death. One of therapy to resolve the problem of infectious disease is giving antibiotics.

The higher number of resistance in the world indicates if resistance has become a

problem that must be resolved. One of the resistance risk factors is the lack of

antibiotics knowledge. Mistaken knowledge and imprecise using of antibiotics can

cause antibiotic resistance. The research aimed to identify the correlation between

knowledge and characteristic of antibiotic behavior implementation towards non-

medical students at Lampung University.

Methods: An observational research with a cross-sectional study design. Sampling

using probability sampling method with proportional random sampling and

questionnaire as a form of the measurement instrument. Data analysis was performed

by the Kruskal Wallis test and the Mann Whitney test.

Results: The research was conducted towards 140 respondents with a good level of

knowledge 43.6%, good attitude 86.4%, and good behavior 59.3%. Statistical test

results showed there is no significant correlation between the level of knowledge and

antibiotic behavior implementation (p=0,293), but there is a significant correlation

between attitude and antibiotic behavior implementation (p=0.012).

Conclusion: This study does not have a significant correlation between the level of

knowledge and antibiotic behavior implementation, but there is a significant correlation

between attitude and antibiotic behavior implementation in non-medical student in

Lampung University.

Keywords: antibiotics, attitudes, behavior, knowledge, resistance.

Page 3: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP

MAHASISWA S1 NON KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

TERHADAP PERILAKU PENGGUNAAN ANTIBIOTIK

Oleh

SALSABILA DZAKIYYAH ZAHRA

Latar Belakang: Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan yang

menyebabkan resiko kematian cukup tinggi. Salah satu terapi untuk mengatasi masalah

penyakit infeksi tersebut adalah dengan memberikan antibiotik Angka resistensi yang

semakin meningkat di dunia menunjukan bahwa resistensi telah menjadi masalah yang

harus segera diselesaikan. Salah satu faktor resiko terjadinya resistensi adalah

kurangnya pengetahuan tentang antibiotik. Pengetahuan yang salah, dan penggunaan

antibiotik yang kurang tepat dapat menyebabkan resistensi antibiotik. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap terhadap perilaku

penggunaan antibiotik pada mahasiswa S1 non kedokteran Universitas Lampung.

Metode Penelitian: Penelitian observasional dengan desain penelitian cross sectional

study. Pengambilan sampel menggunakan metode probability sampling dengan jenis

proportional random sampling dan alat ukur berupa kuesioner. Analisis data dilakukan

dengan uji Kruskal Wallis dan uji Mann Whitney.

Hasil Penelitian: Penelitian ini dilakukan terhadap 140 responden dengan tingkat

pengetahuan baik 43,6%, sikap baik 86,4%, dan perilaku baik 59,3%. Hasil uji statistik

menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan terhadap

perilaku penggunaan antibiotik (p=0,293), tetapi terdapat hubungan yang bermakna

antara sikap dengan perilaku penggunaan antibiotik (p=0,012).

Kesimpulan: Penelitian ini tidak memiliki hubungan yang bermakna antara

pengetahuan terhadap perilaku penggunaan antibiotik, namun terdapat hubungan yang

bermakna antara sikap dengan perilaku penggunaan antibiotik pada mahasiswa S1 non

kedokteran Universitas Lampung.

Kata Kunci: antibiotik, pengetahuan, perilaku, resistensi, sikap.

Page 4: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP

MAHASISWA S1 NON KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

TERHADAP PERILAKU PENGGUNAAN ANTIBIOTIK

Oleh:

SALSABILA DZAKIYYAH ZAHRA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA KEDOKTERAN

Pada

Program Studi Pendidikan Dokter

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 5: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

Judul Skripsi : HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP

MAHASISWA S1 NON KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG TERHADAP

PERILAKU PENGGUNAAN ANTIBIOTIK

Nama Mahasiswa : Salsabila Dzakiyyah Zahra

No. Pokok Mahasiswa : 1618011104

Program Studi : Pendidikan Dokter

Fakultas : Kedokteran

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

dr. Novita Carolia, M.Sc dr. Rasmi Zakiah Oktarlina, M.Farm

NIP 19831110 200801 2 001 NIP. 19841020 200912 2 005

2. Dekan Fakultas Kedokteran

Dr. Dyah Wulan S.R.W., SKM., M. Kes

NIP. 19720628 199702 2 001

Page 6: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

MENGESAHKAN

1. Tes Penguji

Ketua : dr. Novita Carolia, M.Sc

Sekretaris : dr. Razmi Zakiah Oktarlina, M.Farm

Penguji

Bukan Pembimbing : dr. Winda Trijayanthi Utama, S.H, MKK

2. Dekan Fakultas Kedokteran

Dr. Dyah Wulan SRW., SKM., M.Kes

NIP 19720628 199702 2 001

Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 04 Desember 2019

Page 7: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa:

1. Skripsi dengan judul “HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP

MAHASISWA S1 NON KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

TERHADAP PERILAKU PENGGUNAAN ANTIBIOTIK” adalah hasil karya

sendiri dan tidak melakukan penjiplakan atas karya penulis lain dengan cara tidak

sesuai tata etika ilmiah yang berlaku dalam masyarakat atau yang disebut dengan

plagiarisme .

2. Hak intelektual atas karya ilmiah ini diserahkan sepenuhnya kepada Universitas

Lampung

Atas pernyataan ini, apabila dikemudian hari ditemukan adanya ketidakbenaran,

saya bersedia menanggung akibat dan sanksi yang diberikan kepada saya

Bandar Lampung, Desember 2019

Pembuat Pernyataan,

Salsabila Dzakiyyah Zahra

NPM 1618011104

Page 8: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Serang pada tanggal 29 Juli 1997, sebagai anak pertama

dari 2 bersaudara dari Bapak Syafri Rustam dan Ibu Deswita Herlina. Penulis memiliki

satu orang adik perempuan bernama Putri Hanifah

Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) diselesaikan di TKIT AL-IZZAH

Serang, Banten pada tahun 2003. Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SDIT AL-IZZAH

Serang, Banten pada tahun 2009. Sekolah Menengah Pertama (SMP) diselesaikan di

SMPI Nurul Fikri Boarding School Banten pada tahun 2012, dan Sekolah Menengah

Atas (SMA) diselesaikan di SMAI Nurul Fikri Boarding School Banten pada tahun

2015.

Tahun 2016 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung melalui jalur ujian Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi

Negeri (SBMPTN). Selama menjadi mahasiswa penulis mengikuti organisasi

PMPATD PAKIS RESCUE TEAM sebagai anggota tahun 2018-2019.

Page 9: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

Dengan Izin Allah SWT yang Maha Pengasih lagi

Maha Penyayang ku persembahkan karya ini spesial

untuk Ayah, Ibu, Adik dan Keluarga Besarku Tercinta

serta orang-orang yang tak henti-hentinya mendukung,

mendoakan dan menyayangiku

Page 10: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

SANWACANA

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya

kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat

dan Salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW yang mengantarkan manusia

dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang ini.

Skripsi dengan judul “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa S1 Non

Kedokteran Universitas Lampung terhadap Perilaku Penggunaan Antibiotik adalah

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa

dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Oleh karena itu, dengan

segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Prof. Dr. Karomani, M.Si., selaku Rektor Universitas Lampung.

2. Dr. Dyah Wulan SRW S.K.M., M.Kes., selaku Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung.

3. dr. Novita Carolia, M.Sc., selaku Pembimbing Utama sekaligus

Pembimbing Akademik (PA) yang telah memberikan masukan dan

motivasi kepada penulis selama menuntut ilmu di FK Unila. Kemudian

Page 11: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

yang telah meluangkan waktu untuk memberikan tambahan ilmu, memberi

kritik, saran, dan membimbing dalam penyelesaian skripsi ini.

4. dr. Rasmi Zakiah Oktarlina, S.Ked., M.Farm., selaku Pembimbing Kedua

yang telah bersedia membimbing dan mengarahkan penulis selama

menyusun skripsi, serta membantu, memberi kritik dan saran dalam

penyelesaian skripsi ini.

5. dr. Winda Trijayanthi Utama, SH., MKK selaku Pembahas, terimakasih

atas waktu, saran, semangat, nasihat dan evaluasi yang diberikan kepada

penulis selama ini.

6. Semua Dosen Pengajar dan Karyawan Fakultas Kedokteran Universitas

Lampung yang membantu dalam proses pembelajaran semua kuliah dan

penyelesaian skripsi ini.

7. Kedua orangtuaku, Ayahanda tercinta dan Ibunda tersayang, Bapak Ir.

Syafri Rustam, Ibu Dr. Deswita Herlina, SE., MM yang telah memberikan

dukungan baik moril maupun materiil serta doa yang tiada henti-hentinya

kepada penulis. Terimakasih karena selalu tidak menyerah dalam

membesarkan dan mendidik agar menjadi anak yang berbakti. Terimakasih

karena telah menjadi inspirasi dan motivasi terbesar penulis.

8. Adik tersayang, Putri Hanifah yang selalu memberi perhatian, kasih sayang

dan semangat kepada penulis. Semoga selalu diberi kemudahan dan

kelancaran dalam menjalankan perkuliahannya.

9. Sahabatku tercinta Ciwi-Ciwi: Inda, Eca, Mia, Tyas, Annisa, Ayu, Reva,

Nabila, Nadila, Jihan, Vani, yang selalu mendukung, menemani,

Page 12: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

mendoakan, dan mendengarkan keluhanku. Terimakasih untuk

persahabatan yang sangat berharga selama ini. Tanpa kalian, perjalanan

studi ku tidak akan seindah ini. Semoga kelak kita akan selalu menjadi

sejawat yang saling bahu-membahu.

10. Kak Marco, kak Iin, kak Ninanu, dan kak Azrie yang telah memberi banyak

nasihat selama masa perkuliahan serta telah membantu dalam doa dan

semangat.

11. Tetangga kompleks terbaik, Martha Sella terimakasih untuk setiap canda

tawa yang dihadirkan setiap kali penulis tidak bersemangat juga yang selalu

memberi dukungan dalam penulisan skripsi ini.

12. Farras, Syiba, Memei, Salipeh, Yumna, Mira yang selalu mendukung,

mendoakan, dan mendengarkan keluhan penulis.

13. Zira, Daris, Intan, dan semua teman-teman kimia di semarang yang selalu

mendukung serta mendoakan untuk kelancaran skripsi ini.

14. Teman-teman bimbingan dr. Novita: Ghale, Joana, Agung, Aziz yang

menjadi teman seperjuangan dalam skripsi ini. Semoga kita bisa wisuda

bersama.

15. Teman-teman bimbingan dr. Okti : Zeni, Atica, Alvira, Jessica, Reqza yang

menjadi teman seperjuangan dalam skripsi ini. Semoga kita bisa wisuda

bersama.

16. Teman-teman KKN : Fifi, Derta, Ayomi, Bang Yobhani, Binsar dan Bang

Sam yang selalu mendukung serta mendoakan untuk kelancaran skripsi ini.

Page 13: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

17. Teman-teman satu angkatan FK Unila 2016, TR16EMINUS yang menjadi

teman berjuang dan melangkah bersama dalam meniti cita-cita ini serta

selalu mengisi hari-hari menjadi sangat menyenangkan.

18. Semua pihak yang telah berjasa membantu yang tidak dapat disebutkan satu

persatu.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Akan tetapi, penulis berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Aamiin.

Bandar Lampung, 04 Desember 2019

Penulis

Salsabila Dzakiyyah Zahra

Page 14: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ................................................................................................................. i

DAFTAR TABEL ....................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. vi

DAFTAR SINGKATAN…………………………………………............................vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 6

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 6

1.3.1 Tujuan Umum ................................................................................... 6

1.3.2 Tujuan Khusus .................................................................................. 7

1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................... 7

1.4.1 Bagi Peneliti ...................................................................................... 7

1.4.2 Bagi Instansi Pendidikan .................................................................. 8

1.4.3 Bagi Masyarakat ............................................................................... 8 1.4.4 Bagi Tenaga Kesehatan dan Pemerintah ........................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan .............................................................................................. 9

2.1.1 Definisi Pengetahuan ...................................................................... 9

2.1.2 Tingkatan Pengetahuan ................................................................... 9

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ........................ 10

2.1.4 Pengukuran Pengetahuan .............................................................. 11

2.2 Sikap ....................................................................................................... 12

2.2.1 Definisi Sikap ............................................................................... 12

2.2.2 Komponen Pokok Sikap ............................................................... 12

2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap .................................... 13

2.2.4 Karakteristik Sikap ....................................................................... 15

2.2.5 Fungsi Sikap ................................................................................. 15 2.2.6 Pengukuran Sikap ......................................................................... 17

Page 15: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

ii

2.3 Antibiotik ................................................................................................ 17

2.3.1 Definisi Antibiotik ........................................................................ 17

2.3.2 Penggolongan Antibiotik .............................................................. 18

2.3.3 Penggunaan Antibiotik ................................................................. 19

2.3.4 Prinsip Penggunaan Antibiotik Bijak ........................................... 21

2.3.5 Efek Samping Antibiotik .............................................................. 22

2.4 Resistensi Antibiotik ............................................................................... 24

2.4.1 Definisi Resistensi Antibiotik ....................................................... 24

2.4.2 Mekanisme Resistensi Antibiotik ................................................. 24

2.4.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Resistensi Antibiotik ........... 27

2.5 Penggunaan Antibiotik yang Rasional .................................................... 29

2.6 Perilaku Penggunaan Antibiotik ............................................................. 30

2.6.1 Definisi Perilaku ........................................................................... 30

2.6.2 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku ........................................... 30

2.6.3 Pengukuran Perilaku Penggunaan Antibiotik ............................... 31

2.7 Kerangka Teori ....................................................................................... 33

2.8 Kerangka Konsep ................................................................................... 34

2.9 Hipotesis Penelitian ................................................................................ 34

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian ............................................................................. 35

3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian .................................................................. 35

3.2.1 Waktu Penelitian ........................................................................... 35

3.2.2 Lokasi Penelitian .......................................................................... 35

3.3 Populasi dan Sampel ............................................................................... 35

3.3.1 Populasi ........................................................................................ 35

3.3.2 Besar Sampel ................................................................................ 36

3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel ........................................................ 37

3.3.4 Kriteria Inklusi .............................................................................. 39

3.3.5 Kriteria Eksklusi ........................................................................... 39

3.4 Instrumen penelitian ............................................................................... 40

3.5 Variabel Penelitian .................................................................................. 40

3.6 Definisi Operasional ............................................................................... 41

3.7 Metode Pengumpulan Data .................................................................... 42

3.7.1 Data Primer ................................................................................... 42

3.8 Alur Penelitian ........................................................................................ 43

3.9 Pengolahan dan Analisis Data ................................................................ 44

3.9.1 Pengolahan Data ........................................................................... 44

3.9.2 Analisis Data................................................................................. 44

3.10 Etika Penelitian ..................................................................................... 45

Page 16: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

iii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ....................................................................................... 46

4.1.1 Karakteristik Responden............................................................... 46

4.1.2 Hasil Analisis Univariat ................................................................ 48

4.1.3 Hasil Analisis Bivariat .................................................................. 54

4.2 Pembahasan Penelitian ........................................................................... 56

4.2.1 Karakteristik Responden............................................................... 56

4.2.2 Analisis Univariat ......................................................................... 57

4.2.3 Analisis Bivariat ........................................................................... 68

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 77

5.2 Saran ....................................................................................................... 78

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 79

LAMPIRAN

Page 17: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Definisi Operasional............................................................................................. 41

2. Karakteristik Jenis Kelamin Responden. ............................................................. 46

3. Karakteristik Fakultas Responden........................................................................ 47

4. Karakteristik Angkatan Responden. ..................................................................... 47

5. Karakteristik Responden berdasarkan Konsumsi Antibiotik. .............................. 48

6. Distribusi Jawaban Kuesioner Pengetahuan Responden...................................... 48

7. Hasil Pengetahuan Mahasiswa S1 Non Kedokteran Universitas Lampung

tentang Antibiotik. ................................................................................................ 49

8. Distribusi Jawaban Kuesioner Sikap Responden. ................................................ 50

9. Hasil Perhitungan Sikap Mahasiswa S1 Non Kedokteran

Universitas Lampung. .......................................................................................... 51

10. Distribusi Jawaban Kuesioner Perilaku Responden ............................................. 52

11. Hasil Perilaku Penggunaan Antibiotik Mahasiswa S1 Non Kedokteran

Universitas Lampung. .......................................................................................... 53

12. Hasil Analisis antara Pengetahuan dengan Perilaku Penggunaan Antibiotik

pada Mahasiswa S1 Non Kedokteran Universitas Lampung. .............................. 55

13. Hasil Analisis antara Sikap dengan Perilaku Penggunaan Antibiotik pada

Mahasiswa S1 Non Kedokteran Universitas Lampung. ...................................... 56

Page 18: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Teori. ...................................................................................................... 33

2. Kerangka Konsep. .................................................................................................. 34

3. Alur Penelitian. ...................................................................................................... 43

4. Diagram Perbandingan Tingkat Pengetahuan Responden tentang Antibiotik. ...... 58

5. Diagram Distribusi Sikap Responden tentang Antibiotik. ..................................... 60

6. Diagram Distribusi Perilaku Penggunaan Antibiotik Responden. ......................... 64

7. Diagram Perilaku Responden tentang Membeli Antibiotik tanpa

Resep Dokter. ......................................................................................................... 65

8. Diagram Perilaku Responden tentang Menyimpan Antibiotik dan

Menggunakannya Kembali Saat Kambuh. ............................................................... 66

9. Diagram Perilaku Responden dalam Penghentian Penggunaan Antibiotik Meski

Antibiotik Masih Ada. ............................................................................................ 67

Page 19: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kuesioner Penelitian ............................................................................................. 85

2. Surat Izin Penelitian .............................................................................................. 93

3. Surat Persetujuan Etik ........................................................................................... 94

4. Hasil Uji Kuesioner ............................................................................................... 95

5. Hasil Uji Normalitas ........................................................................................... 101

6. Data Distribusi Karakteristik Responden ............................................................ 102

7. Data Distribusi Karakteristik Pengetahuan Responden ...................................... 103

8. Data Distribusi Karakteristik Sikap Responden .................................................. 106

9. Data Distribusi Karakteristik Perilaku Penggunaan Antibiotik Responden ........ 108

10. Hasil Analisis Data Responden ........................................................................... 111

Page 20: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

vii

DAFTAR SINGKATAN

ABC =ATP-Binding Cassette superfamily

ATC = Anatomical Therapeutic Chemical

DDD = Defined Daily Dose

DNA = Deoxyribo Nucleic Acid

Depkes RI = Departemen Kesehatan Republik Indonesia

ESBL = Extended Spectrum β-Lactamases

FEB = Fakultas Ekonomi dan Bisnis

FKIP = Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FISIP = Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

ICU = Intensive Care Unit

ISPA = Infeksi Saluran Pernafasan Akut

KBBI = Kamus Besar Bahasa Indonesia

KLB = Kejadian Luar Biasa

Kemenkes RI = Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

MATE = Multi Antimicrobial Extrusion Protein family

MIPA = Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

MFS = Major Facilitator Superfamily

OM = Outer Membrane

PBP2 = Penicillin-Binding Protein 2

Riskesdas = Riset Kesehatan Dasar

RND = Resistance Nodulation-cell Division superfamily

SMR = Small Multi Drug Resistence family

TB = Tuberkulosis

USU = Universitas Sumatera Utara

WHO = Worl Health Organization

Page 21: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit infeksi atau penyakit menular sering terjadi di negara berkembang, dan

merupakan salah satu masalah kesehatan yang menyebabkan resiko kematian

cukup tinggi pada anak-anak dan dewasa muda. Di Indonesia, penyakit infeksi

masih menjadi masalah yang ditandai dengan sering terjadinya Kejadian Luar

Biasa (KLB), di sisi lain muncul kembali beberapa penyakit menular lama (re-

emerging diseases), serta muncul penyakit-penyakit menular baru (new-

emerging diseases) (Yuningsih, 2015).

Beberapa penyakit yang termasuk ke dalam penyakit infeksi antara lain: diare,

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan pneumonia. Data penyakit menular

di Indonesia menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan

bahwa diare sebagai salah satu penyakit menular dan merupakan penyebab

kematian terbanyak pada anak yang berusia dibawah lima tahun. Jumlah angka

kematian akibat diare pada anak yang berusia dibawah satu tahun sebanyak 31%,

sedangkan anak usia 1-4 tahun sebanyak 25%. Penyakit menular lainnya selain

diare yaitu ISPA. Berdasarkan data Riskesdas 2013, dua kelompok umur yang

paling banyak menderita ISPA yaitu kelompok umur dibawah 1 tahun sebesar

35% dan kelompok umur 1-4 tahun sebesar 42%. Selain diare dan ISPA pada

Page 22: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

2

balita, indikator penyakit menular yang penting menjadi perhatian yaitu

pneumonia. Penyakit ini merupakan infeksi akut yang menyerang jaringan paru-

paru (alveoli). Periode prevalensi pneumonia untuk seluruh kelompok umur

jumlahnya sekitar 2%. Sedangkan berdasarkan data mortalitas menurut jenis

penyakit (menular dan tidak menular), pneumonia merupakan penyebab

kematian ketiga dengan persentase lebih dari 14% pada semua kelompok umur

setelah tuberkulosis (TB) dan penyakit hati (Dharmayanti dan Tjandararini,

2018).

Salah satu terapi untuk mengatasi masalah penyakit infeksi tersebut adalah

dengan memberikan antimikroba seperti antibakteri/antibiotik, antijamur,

antivirus dan antiprotozoa. Diantara keempat obat tersebut, yang paling banyak

digunakan adalah antibiotik. Antibiotik adalah suatu senyawa kimia yang

dihasilkan oleh mikroorganisme. Zat ini mempunyai kemampuan menghambat

atau membunuh mikroorganisme lain dalam konsentrasi kecil (Kemenkes RI,

2015).

Namun, selama beberapa tahun terakhir ini penggunaan antibiotik mengalami

peningkatan yang luar biasa. The Center for Disease Control and Prevention in

USA menyebutkan bahwa terdapat 50 juta peresepan antibiotik yang tidak

diperlukan dari 150 juta peresepan setiap tahun. Hasil penelitian Antimicrobial

Resistance, di RSUD Dr. Soetomo Surabaya dan RSUP dr. Kariadi Semarang

pada tahun 2000-2004, di temukan adanya penggunaan antibiotik tidak

berdasarkan indikasi sebanyak 30% sampai dengan 80%. Prevalensi resistensi

Page 23: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

3

bakteri berbanding lurus dengan jumlah antibiotik yang digunakan. Hal ini

dibuktikan dengan adanya peningkatan resistensi antibiotik yang ditemukan di

rumah sakit terutama di Intensive Care Unit (ICU). Pasien-pasien ICU berpotensi

mengalami resistensi antibiotik dikarenakan pasien mengalami penurunan

imunitas, memiliki penyakit komorbid dan selalu kontak dengan alat-alat invasif

beserta petugas kesehatannya. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat merupakan

ancaman bagi kesehatan terutama pasien yang resistensi terhadap antibiotik

(Rahman et al., 2015).

Menurut World Health Organization (WHO) 2015, resistensi bakteri adalah

kondisi dimana bakteri yang awalnya efektif untuk pengobatan infeksi yang

disebabkan oleh bakteri tersebut menjadi kebal terhadap antibiotik. Resistensi

bakteri menyebabkan dampak terhadap peningkatan jumlah kematian dan beban

ekonomi. Hal ini mengakibatkan waktu perawatan inap yang diperpanjang dan

penggunaan antibiotik yang lebih mahal serta lebih lama. Berdasarkan data

Kementrian Kesehatan (Kemenkes) 2017, angka kematian akibat resistensi

antimikroba diperkirakan telah mencapai sekitar 700.000 orang per tahun.

Penyebaran dan perkembangan infeksi akibat mikroorganisme resisten yang

cepat, diperkirakan akan menyebabkan kematian akibat resistensi antibiotik lebih

besar dibanding kematian akibat kanker di tahun 2050 mendatang (Yuliati, 2018).

Salah satu faktor resiko terjadinya resistensi adalah kurangnya pengetahuan

tentang antibiotik. Oleh karena itu dalam penggunaan antibiotik sangat

diperlukan pengetahuan tentang tata cara pemakaiannya yang tepat. Pengetahuan

Page 24: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

4

merupakan aspek penting dalam proses terbentuknya tindakan yang nyata.

Pengetahuan yang baik akan merubah sikap menjadi positif sehingga tindakan

yang diambil menjadi lebih terarah. Sosialisasi mengenai antibiotik telah

dilakukan di beberapa negara, berupa pengetahuan penggunaan antibiotik yang

tepat serta mencegah meningkatnya resistensi antibiotik di masyarakat. Beberapa

masalah yang berkaitan dengan kejadian resistensi antibiotik yaitu, infeksi yang

sulit diobati atau tidak terobati, peningkatan penyebaran bakteri resisten

antibiotik secara luas dan biaya kesehatan yang meningkat (Haryanto et al.,

2016).

Pemahaman masyarakat Indonesia mengenai cara penggunaan, manfaat dan

dampak dari penggunaan antibiotik masih rendah. Berdasarkan Riskesdas tahun

2013, tercatat sebanyak 86,1% rumah tangga di seluruh provinsi di Indonesia

menyimpan antibiotik tanpa resep dokter. Penjualan antibiotik yang dilakukan

secara bebas di rumah obat, kios atau warung bahkan apotek menyebabkan

adanya pembelian dan penggunaan obat secara bebas tanpa resep dokter, bahkan

ada yang menyimpan antibiotik cadangan di rumah, hingga meminta dokter

untuk dituliskan resep antibiotik. Hal ini merupakan masalah yang dapat

mendorong terjadinya resistensi antibiotik pada masyarakat (Kemenkes RI,

2015).

Penelitian yang dilakukan oleh Widayati dkk tahun 2011 di Yogyakarta,

menyatakan bahwa dari jumlah total 559 responden, terdapat 283 responden yang

dapat menyebutkan nama antibiotik dengan benar dan 276 responden menjawab

Page 25: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

5

tidak mengenal antibiotik. Hasil penelitian tersebut juga menyatakan 85%

responden berhati-hati dengan penggunaan antibiotik yang dapat menyebabkan

resistensi. Sebanyak 76 % responden mampu menjawab dengan benar bahwa

antibiotik dapat mengobati infeksi bakteri, sedangkan 70% responden

menyebutkan seseorang dapat memiliki reaksi alergi terhadap penggunaan

antibiotik. Kemudian sebanyak 50% responden menjawab bahwa antibiotik tidak

harus segera digunakan ketika seseorang mengalami demam. Untuk tingkat

pengetahuan responden mengenai antibiotik, dinyatakan bahwa sebanyak 70%

responden tidak memiliki pengetahuan yang cukup tepat mengenai kegunaan

antibiotik pada infeksi virus. Sehingga, median dari skor keseluruhan

pengetahuan adalah 3 dari range 0-5 (Widayati et al., 2011).

Selanjutnya penelitian mengenai hubungan tingkat pengetahuan tentang

antibiotik dan penggunaannya yang dilakukan oleh Pulungan pada tahun 2011 di

kota Medan dengan objek penelitiannya mahasiswa non medis Universitas

Sumatera Utara (USU). Dari hasil penelitian tersebut didapatkan bahwa sebanyak

77% mahasiswa memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi terhadap antibiotik.

Hasil persentase mahasiswa yang memiliki tingkat pengetahuan sedang,

sebanyak 18% dan sebanyak 5% mahasiswa memiliki pengetahuan yang rendah

terhadap antibiotik (Pulungan, 2011).

Mahasiswa non kedokteran merupakan salah satu komponen masyarakat yang

memiliki jenjang pendidikan tinggi, namun kurang memahami masalah yang

berhubungan dengan penggunaan antibiotik. Penggunaan antibiotik yang tidak

Page 26: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

6

tepat sangat terkait dengan kurangnya kesadaran dan pengetahuan seseorang

tentang antibiotik dan penggunaannya. Kesadaran dan pengetahuan yang baik

tentang antibiotik di kalangan mahasiswa akan membuat mereka memiliki sikap

dan praktik positif terhadap penggunaan dari antibiotik. Oleh karena itu perlu

diketahui tingkat pengetahuan mahasiswa salah satunya mahasiswa S1 jurusan

non kedokteran tentang penggunaan antibiotik. Hal ini penting untuk membuat

kebijakan atau anjuran yang tepat dan benar tentang penggunaan antibiotik di

kalangan mahasiswa dan masyarakat. Berdasarkan uraian dari latar belakang,

peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap mahasiswa

S1 non kedokteran Universitas Lampung terhadap perilaku penggunaan

antibiotik (Atif et al., 2019).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan

pertanyaan penelitian sebagai berikut, Apakah terdapat hubungan antara

pengetahuan dan sikap terhadap perilaku penggunaan antibiotik di kalangan

mahasiswa S1 non kedokteran Universitas Lampung?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan

sikap tentang antibiotik terhadap perilaku penggunaan antibiotik pada

mahasiswa S1 non kedokteran Universitas Lampung.

Page 27: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

7

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan penggunaan antibiotik pada

mahasiswa S1 non kedokteran Universitas Lampung.

2. Untuk mengetahui sikap penggunaan antibiotik pada mahasiswa S1

non kedokteran Universitas Lampung.

3. Untuk mengetahui perilaku penggunaan antibiotik pada mahasiswa S1

non kedokteran Universitas Lampung.

4. Mengetahui hubungan pengetahuan (pengertian antibiotik, kegunaan

antibiotik, indikasi, efek samping, dan pengertian resistensi) terhadap

perilaku penggunaan antibiotik pada mahasiswa S1 non kedokteran

Universitas Lampung.

5. Mengetahui hubungan sikap terhadap perilaku penggunaan antibiotik

pada mahasiswa S1 non kedokteran Universitas Lampung.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat melatih menulis karya ilmiah,

meningkatkan dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan peneliti mengenai

penggunaan antibiotik serta mengembangkan kemampuan peneliti dalam

bidang penelitian kesehatan.

Page 28: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

8

1.4.2 Bagi Instansi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa dan

peneliti selanjutnya terutama tentang cara penggunaan antibiotik yang

benar dan tepat sesuai dengan petunjuk kesehatan.

1.4.3 Bagi Masyarakat

Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan mampu menambah

pengetahuan masyarakat mengenai penggunaan antibiotik dengan benar

sehingga mencegah resistensi terhadap antibiotik yang digunakan.

1.4.4 Bagi Tenaga Kesehatan dan Pemerintah

Sebagai referensi bagi tenaga kesehatan dan pemerintah agar dapat

memberikan informasi dan edukasi yang akurat kepada masyarakat tentang

pentingnya penggunaan antibiotik dengan benar.

Page 29: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

2.1.1 Definisi Pengetahuan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengetahuan adalah hal-

hal yang mengenai sesuatu, segala apa yang diketahui dan kepandaian.

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah seseorang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Proses pengindraan

terjadi melalui panca indra manusia yaitu indra penglihatan, pendengaran,

penciuman, perasa, dan peraba. Pengetahuan manusia sebagian besar

diperoleh melalui indra penglihatan dan pendengaran (Wawan dan Dewi,

2010).

2.1.2 Tingkatan Pengetahuan

Menurut Notoadmodjo pengetahuan memiliki enam tingkatan yakni tahu

(know), memahami (comprehension), aplikasi (application), analisis

(analysis), sintesis (synthesis), dan evaluasi (evaluation). Tahu (know),

diartikan sebagai mengenali suatu materi yang telah dilihat sebelumnya.

Misalnya, mengingat kembali (recall) suatu objek yang spesifik dari materi

yang dipelajari atau diterima. Maka dari itu, tahu termasuk dalam tingkat

pengetahuan yang paling rendah. Memahami (comprehension), adalah

Page 30: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

10

suatu kemampuan dalam menjelaskan dengan benar mengenai objek yang

telah diketahui, dan mampu menjelaskan materi tersebut secara benar.

Aplikasi (application), diartikan sebagai kemampuan dalam menggunakan

materi yang telah dipelajari pada kondisi atau situasi yang nyata. Analisis

(analysis), adalah suatu kemampuan untuk memecahkan persoalan atau

suatu objek untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. Sintesis

(synthesis), adalah kemampuan untuk menggabungkan atau

menghubungkan unsur-unsur menjadi suatu bentuk kesatuan. Evaluasi

(evaluation), berkaitan dengan kemampuan untuk meletakkan penilaian

terhadap satu materi atau objek (Notoadmodjo, 2014).

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu

pengalaman, tingkat pendidikan, keyakinan, fasilitas, penghasilan, dan

sosial budaya. Faktor yang pertama adalah pengalaman, dapat diperoleh

dari pengalaman sendiri maupun orang lain. Kedua, tingkat pendidikan

menunjukkan pengetahuan atau wawasan seseorang. Pendidikan yang

lebih tinggi akan membuat seseorang memiliki pengetahuan yang lebih

luas dibandingkan dengan seseorang yang berpendidikan rendah. Faktor

yang ketiga yaitu keyakinan, merupakan kepercayaan yang diperoleh

secara turun-temurun dan tanpa dibuktikan terlebih dahulu. Keempat,

fasilitas-fasilitas yang digunakan sebagai sumber informasi sehingga dapat

mempengaruhi pengetahuan seseorang, misalnya internet, televisi, radio,

Page 31: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

11

majalah, koran, dan buku-buku. Kelima yaitu penghasilan, faktor ini tidak

langsung mempengaruhi pengetahuan seseorang. Akan tetapi apabila

seseorang memiliki penghasilan yang cukup besar maka dia akan mampu

untuk menyediakan atau membeli fasilitas-fasilitas sumber informasi

tersebut. Dan yang terakhir yaitu sosial budaya. Pengetahuan, persepsi, dan

sikap seseorang terhadap sesuatu dapat dipengaruhi oleh kebiasaan dan

kebudayaan setempat dalam keluarga (Notoadmodjo, 2014).

2.1.4 Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran tingkat pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara,

diukur dari responden atau subjek penelitian. Kedalaman pengetahuan

responden yang ingin diukur atau diketahui, dapat disesuaikan dengan

tingkat pengetahuan dari responden langsung atau dengan angket yang

menanyakan tentang isi materi yang ingin (Notoadmodjo, 2014).

Tingkat pengetahuan dibagi menjadi tiga kategori tingkatan yang

didasarkan pada nilai persentase. Tingkat pengetahuan dikatakan baik jika

hasil persentasenya ≥ 75%, tingkat pengetahuan dinilai cukup baik jika

hasil persentasenya 56-74% dan dinilai kurang baik jika hasil

persentasenya ≤55% (Budiman, 2013).

Page 32: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

12

2.2 Sikap

2.2.1 Definisi Sikap

Sikap adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri,

orang lain, objek atau isu. Thurstone mendefinisikan sikap sebagai derajat

afek positif atau afek negatif terhadap suatu objek psikologis. Sedangkan

Thomas dan Znaniecki menyebutkan bahwa sikap adalah predisposisi

untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku tertentu, sehingga

sikap bukan hanya kondisi internal psikologis yang murni dari individu,

tetapi sikap lebih merupakan proses kesadaran yang sifatnya individual

(Wawan dan Dewi, 2010).

2.2.2 Komponen Pokok Sikap

Para ahli psikologi sosial menganggap bahwa sikap terdiri dari tiga

komponen. Komponen pertama adalah komponen kognitif (cognitive

component), yaitu pengetahuan dan keyakinan seseorang mengenai sesuatu

yang menjadi objek sikap. Komponen kedua adalah komponen afektif

(affective component). Ini berisikan perasaan terhadap objek sikap.

Sedangkan komponen ketiga adalah komponen konatif (conative

component), yaitu kecenderungan melakukan sesuatu terhadap objek sikap.

Ketiga komponen tersebut berada dalam suatu hubungan yang konsisten

(Simamora, 2008).

Page 33: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

13

2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap

Pembentukan sikap dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, pengalaman

pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa,

institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta faktor emosi

dalam diri. Menurut Middlebrook, tidak adanya pengalaman pribadi yang

dimiliki oleh seseorang dengan suatu objek psikologis, cenderung akan

membentuk sikap negatif terhadap objek tersebut. Sikap akan lebih mudah

terbentuk jika seseorang mengalami situasi yang melibatkan faktor

emosional. Sehingga situasi tersebut akan menghasilkan pengalaman yang

lebih mendalam dan lebih lama membekas (Wawan dan Dewi, 2010).

Pengaruh orang lain yang dianggap penting dapat mempengaruhi

pembentukan sikap. Pada dasarnya, individu cenderung untuk memiliki

sikap yang searah atau sesuai dengan sikap orang yang dianggap olehnya

penting. Kecenderungan ini ada karena seseorang ingin membentuk kontak

sosial dan ingin menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting

tersebut (Simamora, 2008).

Menurut Burrhus Frederic Skinner, pengaruh lingkungan (termasuk

kebudayaan) sangat berperan dalam membentuk pribadi seseorang.

Kepribadian merupakan pola perilaku yang konsisten yang mencerminkan

apa yang kita alami. Sebagai makhluk sosial, kebudayaan merupakan

keseluruhan pengetahuan yang digunakan untuk memahami lingkungan

serta pengalamannya dan menjadi pedoman dalam tingkah lakunya.

Page 34: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

14

Kebudayaan memberikan corak pengalaman bagi individu dalam suatu

masyarakat. Selanjutnya, berbagai bentuk media massa seperti internet,

radio, televisi, surat kabar, majalah dan lain-lain memiliki pengaruh yang

besar dalam pembentukan kepercayaan dan opini individu. Media massa

memberikan pesan-pesan yang membangkitkan ide sehingga mengarahkan

opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai suatu hal memberikan

landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Jika

cukup kuat, pesan-pesan sugestif akan memberi dasar afektif dalam menilai

sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu (Wawan dan Dewi,

2010).

Lembaga pendidikan serta lembaga agama merupakan suatu sistem yang

memiliki pengaruh dalam pembentukan sikap, dikarenakan keduanya

meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri seseorang.

Pendidikan dan ajaran-ajaran dari pusat keagamaan, memberikan

pemahaman akan baik dan buruk suatu hal, dan membentuk garis pemisah

antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Konsep moral dan

ajaran agama sangat menetukan sistem kepercayaan sehingga tidaklah

mengherankan jika pada gilirannya konsep tersebut kemudian ikut

berperan dalam menentukan sikap seseorang terhadap suatu hal. Ajaran

moral yang diperoleh dari lembaga pendidikan atau lembaga agama sering

kali menjadi determinan tunggal untuk menentukan sikap. Faktor

emosional berfungsi sebagai pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego

Page 35: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

15

atau semacam penyaluran frustrasi. Sikap tersebut bersifat sementara dan

segera berlalu begitu frustrasi telah hilang, namun dapat pula menjadi sikap

yang persisten dan bertahan lama (Azwar, 2010).

2.2.4 Karakteristik Sikap

Sikap memiliki beberapa karakteristik penting, yaitu objek, arah, resistensi,

persistensi, keyakinan, serta kepemilikan struktur dan sifat. Sikap memang

harus memiliki objek. Objek sikap bisa bersifat abstrak bisa pula nyata.

Objek yang bersifat abstrak misalnya adalah ide. Objek sikap bisa juga

individual bisa juga bersifat spesifik atau umum. Arah atau valuence

berkaitan dengan kecenderungan sikap, apakah positif, netral ataukah

negatif. Resistensi adalah tingkat kekuatan sikap bertahan. Dimana sikap

ada yang sifatnya mudah berubah ada yang sulit berubah. Persistensi

berkaitan dengan perubahan sikap yang disebabkan oleh waktu secara

berangsur-angsur. Seiring perubahan waktu, sikap juga akan berubah.

Tingkat keyakinan berkaitan dengan seberapa yakin seseorang akan

kebenaran sikapnya. Karakteristik ini dekat hubungannya dengan perilaku.

Sikap akan sulit berubah apabila diikuti oleh keyakinan tinggi, juga besar

kemungkinannya diwujudkan dalam perilaku (Simamora, 2008).

2.2.5 Fungsi Sikap

Sikap memiliki empat fungsi untuk seseorang, yaitu fungsi penyesuaian

(adjustment function), fungsi pertahanan ego (ego-defensive function),

Page 36: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

16

fungsi ekspresi nilai (value-expressive function) dan fungsi pengetahuan

(knowledge function). Fungsi-fungsi itulah yang mendorong orang untuk

mempertahankan dan meningkatkan citra yang mereka bentuk sendiri.

Dalam konteks yang lebih luas, fungsi-fungsi tersebut merupakan dasar

yang memotivasi pembentukan dan penguatan sikap positif terhadap objek

yang memuaskan kebutuhan atau sikap negatif terhadap objek yang

mendatangkan kerugian, ancaman ataupun hukuman (Wawan dan Dewi,

2010).

Fungsi yang pertama yaitu fungsi penyesuaian. Fungsi ini mengarahkan

kepada objek yang mendatangkan manfaat atau menyenangkan serta

menjauhkan seseorang dari objek yang tidak menarik atau yang tidak

diinginkan. Fungsi yang kedua yaitu fungsi pertahanan ego, sikap yang

terbentuk untuk melindungi ego merupakan wujud dari fungsi pertahanan

ego. Pada kenyataannya, banyak ekspresi sikap yang dicerminkan tidak

sesuai dari apa yang dipersepsikan orang-orang hanya untuk

mempertahankan ego. Fungsi yang ketiga yaitu fungsi ekspresi nilai.

Seseorang mungkin dapat mengekspresikan nilai-nilai yang diyakininya

melalui sikap. Artinya nilai-nilai yang diyakini setiap orang dapat

diterjemahkan ke dalam konteks sikap yang lebih nyata. Fungsi yang

terakhir adalah fungsi pengetahuan. Manusia cenderung memandang

dunianya dari sudut pandang keteraturan. Kecenderungan ini memaksa

manusia untuk berpegang pada definisi, konsistensi, stabilitas, dan

Page 37: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

17

pemahaman tentang dunianya. Kecenderungan itu pula yang menentukan

apa yang ingin diketahui dan apa yang perlu dipelajari (Simamora, 2008).

2.2.6 Pengukuran Sikap

Teknik dalam pemberian skor yang digunakan dalam kuesioner penelitian

ini adalah teknik skala Guttman. Tipe skala pengukuran ini adalah jawaban

yang tegas yaitu, “benar-salah, “ya-tidak, “pernah-tidak pernah”, “positif-

negatif”,“setuju-tidak setuju” dan sebagainya. Data ini bisa berupa data

interval atau rasio dikotomi (dua altervatif). Dalam skala Guttman, hanya

ada dua interval yaitu setuju atau tidak setuju. Untuk hasil pengukuran skor

dikonversikan dalam persentase maka dapat dijabarkan untuk skor <50%

hasil pengukuran negatif dan apabila skor ≥50% maka hasil pengukuran

positif (Nazir, 2017).

2.3 Antibiotik

2.3.1 Definisi Antibiotik

Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi,

dan bersifat dapat membasmi mikroba jenis lain. Antibiotik memiliki

kemampuan untuk melukai atau membunuh mikroorganisme penginvasi

tanpa melukai sel inangnnya (Harvey dan Champe, 2013). Antibiotik

merupakan zat yang bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan dan

replikasi bakteri atau membunuhnya secara langsung (Fuhrmann, 2015).

Page 38: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

18

2.3.2 Penggolongan Antibiotik

Secara umum penggolongan antibiotik dapat dibagi dalam beberapa

klasifikasi yaitu berdasarkan struktur kimia, sifat toksisitas selektif, dan

aktivitasnya. Penggolongan antibiotik berdasarkan struktur kimia terdiri

dari golongan β-laktam, penisilin, sefalosporin, aminoglikosida, tetrasiklin,

makrolida dan kuinolon. Golongan β-laktam terdiri dari golongan

sefalosporin, golongan monosiklik, dan golongan penisilin (penisilin,

amoksisilin). Antibiotik sefalosporin dibagi ke dalam lima generasi

berdasarkan organisme target masing-masing yaitu generasi pertama

contohnya sefazolin, sefaleksin, dan sefalotin, generasi kedua contohnya

sefuroksim, dan sefoxitin, generasi ketiga contohnya sefoperazon,

sefotaksim, dan seftriakson, generasi keempat contohnya sefepim dan

generasi kelima yaitu seftarolin, fosamil, dan seftobiprol (Khan, 2018).

Berdasarkan sifat toksisitas selektif, penggolongan antibiotik dibagi

menjadi antibiotik yang bersifat bakteriostatik dan bakterisidal. Obat-obat

bakteriostatik bekerja dengan cara menahan pertumbuhan dan replikasi

bakteri pada kadar serum yang dapat dicapai oleh pasien, sehingga

menghambat penyebaran infeksi saat sistem kekebalan tubuh menyerang,

memindahkan, dan mengeleminasi patogen. Sedangkan obat-obat

bakterisidal membunuh bakteri pada kadar obat dalam serum yang dapat

dicapai pasien (Harvey dan Champe, 2013).

Page 39: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

19

Berdasarkan aktivitasnya, antibiotik dikelompokkan menjadi antibiotik

spektrum luas dan spektrum sempit. Antibiotik spektrum luas (broad

spectrum) merupakan antibiotik yang dapat menghambat atau membunuh

bakteri golongan gram positif maupun negatif. Termasuk golongan ini

yaitu tetrasiklin dan derivatnya, ampisilin, kloramfenikol, sefalosporin,

carbapenem dan lain-lain. Antibiotik berspektrum luas digunakan untuk

mengobati penyakit infeksi yang belum teridentifikasi dengan pembiakan

dan sensitifitas. Sedangkan antibiotik berspektrum sempit (narrow

spectrum) efektif untuk melawan satu jenis organisme. Contohnya

eritromisin dan penisilin yang digunakan untuk mengobati infeksi yang

disebabkan oleh bakteri gram positif (Pratiwi, 2008).

2.3.3 Penggunaan Antibiotik

Dalam aturan klinis, umumnya ketika ada dugaan infeksi maka tidak ada

waktu untuk menunggu hasil dari sampel mikrobiologis. Untuk itu

perawatan antibiotik dapat dilihat sebagai dua fase, yaitu fase pengobatan

awal atau empiris yang diikuti oleh fase pengobatan yang ditargetkan

setelah patogen penyebab dikonfirmasi. Kedua fase ini berkaitan dengan

waktu, dan pengoptimalan dosis antibiotik yang berfokus pada ketepatan

dan keamanan masing-masing (Donge et al., 2018).

Terapi empiris merupakan terapi awal yang diberikan dalam 1 jam hingga

beberapa hari perawatan, fokus utamanya adalah untuk memberikan

Page 40: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

20

pengobatan yang efektif. Penggunaan antibiotik untuk terapi empiris

adalah penggunaan antibiotik pada kasus infeksi yang belum diketahui

jenis bakteri penyebabnya. Karena umumnya organisme penyebab belum

diketahui, maka pemilihan regimen antibiotik perlu mempertimbangkan

keseluruhan epidemiologi infeksi pada kelompok usia pasien (Anwar,

2016).

Pada terapi empiris, antibiotik yang digunakan adalah antibiotik spektrum

luas. Terapi ini harus diberikan tanpa penundaan yaitu dalam jangka waktu

48-72 jam. Namun dalam penggunaannya, tetap harus berdasarkan

pengetahuan tentang tempat infeksi dan organisme penyebab yang

mungkin. Penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dapat menyebabkan

munculnya kondisi yang buruk, adanya organisme resisten, efek samping

terkait antibiotik dan peningkatan biaya perawatan kesehatan (Malaysian

Society of Intensive Care, 2017).

Setelah dilakukan terapi empiris, ada dua kemungkinan keberhasilan

pengobatan. Pertama, pengobatan dapat dihentikan karena gambaran klinis

dari infeksi patogen tidak dapat dikonfirmasi secara mikrobiologi. Kedua,

penyebab mikrobiologi yang menegaskan diagnosis infeksi dapat

diidentifikasi. Pada terapi ini antibiotik yang digunakan adalah antibiotik

spektrum sempit yang spesifik terhadap bakteri penyebab. Terapi ini

disebut terapi definitif, dimana antibiotik yang digunakan pada kasus

infeksi sudah diketahui jenis bakteri penyebab dan pola resistensinya.

Page 41: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

21

Tujuan pemberian antibiotik untuk terapi definitif adalah eradikasi atau

penghambatan pertumbuhan bakteri yang menjadi penyebab infeksi,

berdasarkan pemeriksaan mikrobiologi (Anwar, 2016).

2.3.4 Prinsip Penggunaan Antibiotik Bijak

Hal pertama yang dilakukan dalam menentukan prinsip penggunaan

antibiotik yang bijak yaitu memperoleh diagnosis penyakit infeksi yang

akurat. Diagnosis penyakit infeksi didapatkan dengan menentukan lokasi

infeksi, menentukan penyebab dan bila memungkinkan, menetapkan

diagnosis mikrobiologis. Setelah penyakit infeksi ditentukan maka dapat

menggunakan antibiotik dengan spektrum sempit, dengan dosis yang

adekuat, interval dan lama pemberian yang tepat (Anwar, 2016).

Kebijakan penggunaan antibiotik ditandai dengan pembatasan penggunaan

antibiotik dan mengutamakan penggunaan antibiotik lini pertama.

Penggunaan antibiotik dapat dibatasi dengan cara menerapkan pedoman

penggunaan antibiotik dan penerapan kewenangan dalam penggunaan

antibiotik tertentu. Agen tunggal harus digunakan sampai ditemukan

adanya bukti bahwa terapi kombinasi diperlukan. Terapi antibiotik

kombinasi dapat digunakan untuk mencapai efek bakterisida, mencegah

munculnya organisme resisten dan mengobati pasien yang sakit kritis

(Dhakal et al., 2018).

Page 42: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

22

Penggunaan antibiotik yang bijak dapat dilakukan dengan beberapa cara.

Pertama, tidak membeli antibiotik sendiri (tanpa resep dokter). Kedua,

tidak menggunakan antibiotik untuk selain infeksi bakteri. Antibiotik tidak

diberikan pada penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus atau penyakit

yang dapat sembuh sendiri. Ketiga, tidak menyimpan antibiotik di rumah.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menyebutkan sebanyak 35.6%

rumah tangga di Indonesia memiliki kebiasaan menyimpan obat. Di antara

jumlah tersebut, 85.6% merupakan obat antibiotik. Keempat, tidak

memberi antibiotik sisa kepada orang lain. Dan yang terakhir adalah

biasakan untuk bertanya kepada dokter maupun apoteker terkait informasi

penggunaan antibiotik yang diberikan. Pemilihan jenis antibiotik harus

berdasarkan pada informasi mengenai spektrum bakteri penyebab infeksi

dan pola kepekaannya terhadap antibiotik. Hasil pemeriksaan mikrobiologi

juga menjadi dasar dalam pemilihan jenis antibiotik. Selain itu perlu

diketahui profil farmakokinetik dan farmakodinamik dari tiap antibiotik.

Kemudian, melakukan de-eskalasi setelah mempertimbangkan hasil

mikrobiologi dan keadaan klinis pasien serta ketersediaan obat. Antibiotik

juga harus dipilih atas dasar biaya yang paling efektif dan aman digunakan

(Anwar, 2016).

2.3.5 Efek Samping Antibiotik

Penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dan tidak tepat dosis, dapat

menggagalkan terapi pengobatan yang sedang dilakukan. Efek dari

Page 43: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

23

interaksi yang dapat terjadi cukup beragam mulai dari yang ringan seperti

penurunan absorpsi obat atau penundaan absorpsi hingga meningkatkan

efek toksik obat lainnya. Selain itu dapat menimbulkan bahaya seperti efek

toksik, alergi, atau biologis (Anwar, 2016). Efek samping yang disebabkan

oleh antibiotik dapat diklasifikasikan sebagai efek secara langsung dan

tidak langsung. Hipersensitivitas dan toksisitas termasuk dalam efek

samping antibiotik secara langsung. Sedangkan efek samping tidak

langsung yaitu efek pada flora normal dan lingkungan (Dhakal et al.,

2018).

Sebagai contoh, penggunaan gentamisin, neomisin, tobramisin,

streptomisin dan amikasin secara intraperitoneal atau intrapleural dapat

berisiko terjadinya paralisis respiratorik. Selain itu, pemakaian

kloramfenikol yang melebihi batas keamanan akan menekan fungsi

sumsum tulang sehingga menyebabkan neutropenia dan anemia. Demikian

juga penggunaan penisilin dan sepalosporin dapat menyebabkan efek

samping alergi. Keadaan yang paling jarang adalah kejadian syok

anafilaktik. Sedangkan kejadian yang lebih sering timbul adalah ruam dan

urtikaria. Penggunaan antibiotik berspektrum luas dapat menyebabkan efek

samping biologis terhadap flora normal di kulit maupun di selaput-selaput

lendir tubuh (Sudoyo, 2014).

Page 44: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

24

2.4 Resistensi Antibiotik

2.4.1 Definisi Resistensi Antibiotik

Resistensi antibiotik adalah kemampuan mikroorganisme biasanya spesies

bakteri untuk bertahan hidup setelah terpapar dengan satu atau lebih

antibiotik (Tafa et al., 2017). Resistensi antibiotik dapat didefinisikan

sebagai kemampuan mikroorganisme dalam mengancam efektivitas

pengobatan infeksi yang berhasil. Perlawanan dapat ditransfer secara

genetik dari satu ke mikroorganisme yang lain. Resistensi antibiotik

merupakan masalah kesehatan masyarakat yang diakui di tingkat lokal,

nasional dan global. Saat ini resistensi antibiotik menjadi perhatian karena

tidak lagi menjadi prediktor dalam menjaga kesehatan di dalam populasi

tetapi ancaman yang meningkat terhadap masa depan kesehatan karena

penyalahgunaan antibiotik (Kandelaki et al., 2015).

2.4.2 Mekanisme Resistensi Antibiotik

Secara mikrobiologik, patogenesis resistensi bakteri terdiri dari dua yaitu

resistensi alami dan resistensi didapat. Resistensi alami adalah suatu

keadaan dimana sejak awal mikroba tidak pernah sensitif terhadap

antibiotik tertentu misalnya, Pseudomonas aeruginosa resisten terhadap

kloramfenikol, dan sebagainya. Sedangkan resistensi didapat adalah suatu

keadaan dimana mikroba yang awalnya sensitif terhadap antibiotik tertentu

mengalami perubahan sifat menjadi resisten (Depkes RI, 2011).

Page 45: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

25

Secara garis besar, terdapat beberapa mekanisme yang mendasari resistensi

antibiotik, yaitu: (1) inaktivasi antibiotik, (2) modifikasi target molekul, (3)

sistem pompa aktif dari dalam keluar sel (efflux pump), dan (4) perubahan

outer membran sel. Antibiotik dapat dinonaktifkan oleh sel bakteri dengan

cara hidrolisis oleh enzim. Hidrolisis oleh enzim menyebabkan perubahan

struktur kimia yang berakibat tidak berfungsinya antibiotik. Bakteri

mensintesis enzim β-laktamase, suatu amidase, untuk menonaktifkan

antibiotik yang memiliki cincin β-laktam, seperti golongan penisilin dan

sefalosporin. Bakteri gram positif maupun negatif mampu membentuk

enzim ini. Lebih dari 200 macam enzim β-laktam setelah diidentifikasi,

baik yang dikode oleh kromosom maupun plasmid (Munita dan Arias,

2016). Menurut Ambler classification, enzim β-laktamase dikelompokkan

berdasarkan homologi asam amino, yaitu: Kelas A serine-lactamase, Kelas

A extended spectrum β-lactamases (ESBL), Kelas A serine

carbapenemases, Kelas B metallo-β–lactamases, Kelas C serine

cephalosporinases, dan Kelas D serine oxacillinases (Drawz dan Robert,

2010).

Perubahan molekul target dapat berakibat pada efisiensi interaksi antara

antibiotik dan molekul target yang berakibat pada resistensi. Perubahan

struktur peptidoglikan dapat menjadi dasar terjadinya resistensi terhadap

antibiotik golongan penisillin, sepalosporin, karbapenem, monobaktam,

dan glikopeptida. Hal ini terjadi oleh karena antibiotik ini bekerja dengan

Page 46: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

26

menghambat sintesis dinding sel yang dilakukan oleh β-laktam. Target

molekul dari antibiotik β-laktam adalah Penicillin-binding protein 2

(PBP2) yang dimiliki oleh N. Gonorrhoeae (Munita dan Arias, 2016).

Sistem pompa aktif dari dalam keluar sel (efflux pump) adalah suatu

mekanisme yang berperan terhadap perpindahan bahan toksik, termasuk

antibiotik. Contoh antibiotik yang dapat terjadi melalui mekanisme ini

adalah makrolid, tetrasiklin, dan flurokuinolon. Hal ini terjadi oleh karena

antibiotik golongan ini bekerja dengan menghambat sintesis protein dan

Deoxyribo Nucleic Acid (DNA), sehingga untuk dapat berefek dengan

baik, antibiotik ini harus dapat berada di dalam sel. Untuk dapat bekerja,

sistem pompa aktif membutuhkan energi. Lima macam sistem pompa aktif

pada bakteri terdiri dari: ATP-binding cassette superfamily (ABC), Major

facilitator superfamily (MFS), Small multi drug resistance family (SMR),

Resistance nodulation-cell division superfamily (RND), dan Multi

antimicrobial extrusion protein family (MATE) (Giedraitienë et al., 2011).

Mekanisme yang terakhir yaitu perubahan Outer Membrane (OM) sel.

Bakteri gram negatif memiliki OM yang terdiri dari fosfolipid di bagian

dalam dan lipid A di bagian luar. Komposisi OM bakteri berpengaruh

terhadap masukan dan transportasi antibiotik ke dalam sel. Terdapat 3 cara

molekul antibiotik masuk ke dalam sel bakteri, yaitu: difusi melalui

Page 47: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

27

billayer, difusi melalui porin dan self-promoted uptake (Munita dan Arias,

2016).

2.4.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Resistensi Antibiotik

Penggunaan antibiotik yang tidak rasional semakin meningkat di dunia,

baik di negara maju maupun berkembang. Salah satu faktor utama yang

sangat mempengaruhi perkembangan resistensi adalah penggunaan

antibiotik yang tidak rasional. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional

dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, termasuk penggunaan obat tiap

pasien yang terlalu banyak (polifarmasi), penggunaan obat yang tidak

tepat, dosis yang tidak adekuat serta rute pemberian yang tidak tepat.

Semua faktor ini bukan hanya menyebabkan terapi tidak efektif, tetapi juga

mengakibatkan resistensi terhadap obat oleh bakteri (Mboya et al., 2018).

Pengetahuan, sikap, dan kepercayaan publik tentang antibiotik juga

menjadi penentu terhadap resistensi antibiotik. Beberapa masyarakat masih

memiliki pemahaman yang salah mengenai resistensi obat. Banyak yang

percaya bahwa dirinya tidak berkontribusi pada pengembangan resistensi

antibiotik dan tidak memahami bahwa bakteri dapat menjadi resisten.

Kemudian yang menjadi faktor penyebab resistensi selanjutnya adalah

penggunaan antibiotik tanpa resep. Pembelian antibiotik tanpa resep sudah

menjadi hal yang umum, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah

dan menengah di mana kebijakan dan peraturan sering tidak dilaksanakan

meskipun sudah ada. Masyarakat sudah pandai memperoleh antibiotik

Page 48: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

28

melalui internet atau membelinya dari negara lain. Terkadang masyarakat

juga mengkonsumsi sisa antibiotik dari resep sebelumnya, dikarenakan

jumlah antibiotik yang diresepkan melebihi durasi pengobatan. Perawatan

dengan antibiotik yang berulang memberikan tekanan selektif yang lebih

besar pada flora bakteri normal daripada pengobatan antibiotik tunggal.

Sehingga mendukung terjadinya resistensi obat (Machowska dan

Lundborg, 2019).

Sedangkan menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI) 2011,

beberapa faktor yang dapat mempengaruhi resistensi bakteri terhadap

antibiotik adalah faktor endogen dan faktor eksogen. Faktor endogen yang

menyebabkan resistensi adalah perubahan sifat bakteri yang terjadi bukan

akibat transfer genetik dari kuman lain. Mutasi genetik terjadi secara

internal, namun hal ini dapat tidak disertai perubahan patogenitas dan

viabilitas mikroorganisme tersebut. Misalnya, pemberian antibiotik

amoksisilin yang tidak adekuat atau tidak sesuai indikasi dapat

menyebabkan perubahan enzim internal bakteri dan perubahan sifat

bakteri. Bakteri yang pada awalnya sensitif terhadap amoksisilin, berubah

menjadi resisten. Faktor eksogen yang menyebabkan resistensi adalah

perubahan sifat bakteri yang terjadi akibat transfer genetik dari kuman lain,

misal melalui plasmid dan transposon yang membawa gen pengkode

tertentu. Faktor eksogen dapat mengakibatkan terjadinya perubahan sifat

bakteri yang mendapat transfer gen pengkode tersebut sehingga bakteri

Page 49: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

29

yang awalnya sensitif terhadap antibiotik tertentu menjadi resisten (Depkes

RI, 2011).

2.5 Penggunaan Antibiotik yang Rasional

Penggunaan antibiotik secara rasional berhubungan erat dengan penggunaan

antibiotik berspektrum sempit dengan indikasi yang tepat, dosis yang adekuat,

serta tidak lebih lama dari yang dibutuhkan. Dalam penggunaan obat, dapat

menggunakan beberapa instrumen yaitu Anatomical Therapeutic Chemical

(ATC) dan Defined Daily Dose (DDD). Penetapan ATC yaitu berdasarkan pada

organ, lokasi terapi, farmakologi, dan kandungan kimia. Sedangkan pengukuran

dengan DDD merupakan standar dalam pengukuran kuantitas penggunaan dari

antibiotik. Keduanya bertujuan mengembangkan kualitas dalam penggunaan

obat juga dapat mempresentasikan serta membandingkan konsumsi obat pada

level internasional (Sholih et al., 2015). Berikut ini adalah beberapa kriteria

pemakaian obat yang rasional. Pertama, pemakaian sesuai dengan indikasi

penyakit. Pengobatan dilakukan atas keluhan pasien dan hasil pemeriksaan fisik

yang akurat. Setiap obat mempunyai spektrum terapi yang spesifik sehingga

pemberian obat dikatakan tepat indikasi apabila obat yang diberikan telah sesuai

dengan indikasi dan gejala penyakit yang timbul sehingga obat dapat

memberikan efek terbaik. Kedua, diberikan dengan dosis yang tepat melalui

perhitungan usia, berat badan dan kronologis penyakit. Pemberian obat dikatakan

tepat dosis apabila besaran dosis yang diberikan, frekuensi,dan lama pemberian

obat telah tepat untuk pasien. Ketepatan dosis juga sangat berpengaruh pada

Page 50: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

30

pengobatan pasien, karena apabila dosis kurang maka efektifitas obat akan

berkurang dan sebaliknya apabila dosis berlebih maka akan dapat menjadi racun

bagi pasien (Depkes RI, 2011).

Ketiga, interval waktu pemberian yang tepat dalam mengkonsumsi obat harus

sesuai dengan aturan yang ada. Keempat, lama pemberian yang tepat. Dalam

beberapa kasus, memerlukan pemberian obat dalam jangka waktu tertentu.

Kelima, obat yang diberikan harus efektif dengan mutu terjamin. Dengan cara,

memberikan obat yang sesuai dengan jenis keluhan penyakit dan menghindari

pemberian obat yang kadaluarsa. Keenam, jenis obat harus mudah didapat

dengan harga yang relatif murah serta efek samping minimal (Aulia, 2018).

2.6 Perilaku Penggunaan Antibiotik

2.6.1 Definisi Perilaku

Perilaku adalah hasil dari berbagai macam pengalaman serta interaksi

manusia dengan lingkungannya yang terlihat dalam bentuk pengetahuan,

sikap dan tindakan (Notoadmodjo, 2014). Perilaku merupakan respon atau

reaksi seseorang terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari

dalam dirinya. Aktivitas yang dikerjakan seseorang disebut sebagai

perilaku (Wardiah, 2016).

2.6.2 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Perilaku manusia dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor di sejumlah

tingkat. Beberapa faktor yang berhubungan dengan perilaku penggunaan

Page 51: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

31

antibiotik. Pertama, tingkat individu yang teridiri dari pengetahuan, sikap,

keyakinan, dan kepribadian, yang diringkas sebagai motivasi individu.

Kedua, tingkat interpersonal yang terdiri dari identitas sosial, dukungan,

peran (peran formal seperti kepala di tempat kerja), atau pemimpin

informal seperti penyedia informasi di lingkungan misalnya hubungan

dokter-pasien dalam situasi yang menentukan. Faktor yang ketiga yaitu

tingkat kelembagaan yang terdiri dari aturan, pedoman, peraturan, dan

struktur informal, di mana satu contoh bisa menjadi pedoman penulisan.

Keempat, tingkat komunitas terdiri dari jaringan sosial dan norma,

misalnya peresepan bebas atau restriktif, dan yang terakhir adalah tingkat

kebijakan publik peraturan dan undang-undang (Wawan dan Dewi, 2010).

2.6.3 Pengukuran Perilaku Penggunaan Antibiotik

Pengukuran perilaku dilakukan dengan cara mengungkapkan perilaku

kelompok responden dalam pernyataan-pernyataan terpilih dan telah diuji

reabilitas dan validitasnya. Pengukuran ini menggunakan teknik skala

Likert. Skala ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Jawaban

responden dikategorikan pada kisaran sangat setuju hingga sangat tidak

setuju. Peneliti menggunakan 4 kategori tingkat persetujuan yaitu Selalu

(SL), Sering (SR), Jarang (JR), Tidak Pernah (TP) dengan skala nilai 1-4.

Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun

item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan, baik

Page 52: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

32

bersifat favorable (positif) maupun bersifat unfavorable (negatif). Semua

yang sifatnya favorable kemudian diubah nilainya dalam angka, yaitu

untuk sangat setuju nilainya 4 sedangkan untuk yang sangat tidak setuju

nilainya 1. Sebaliknya untuk unfavorable maka nilai sangat setuju adalah

1 dan untuk nilai sangat tidak setuju adalah 4. Hasil dari perilaku dapat

dikategorikan menjadi positif dan negatif. Untuk hasil pengukuran skor

dikonversikan dalam persentase maka dapat dijabarkan untuk skor <60%

hasil pengukuran perilaku dikatakan tidak baik, untuk skor 60-74% hasil

pengukuran dikatakan cukup baik dan apabila skor ≥75% maka hasil

pengukuran perilaku dikatakan baik (Azwar, 2010).

Page 53: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

33

2.7 Kerangka Teori

Berdasarkan teori dan penelitian yang ada maka dapat digambarkan kerangka

teori sebagai berikut :

Gambar 1. Kerangka Teori.

Kebijakan tentang

penggunaan antibiotik

tidak dilaksanakan

dengan baik

Penyakit yang

disebabkan infeksi

mikroba meningkat

Pembelian antibiotik

tanpa resep

Penggunaan antibiotik

meningkat

Tingkat

pengetahuan

mahasiswa

terhadap

penggunaan

antibiotik secara

tepat masih rendah

Sikap terhadap

penggunaan

antibiotik masih

kurang tepat

Perilaku

penggunaan

antibiotik yang

kurang tepat

meningkat di

mahasiswa

Resistensi

Variabel yang diteliti

Variabel yang tidak

diteliti

Menyimpan antibiotik

di rumah

Menggunakan

antibiotik untuk selain

infeksi bakteri

Memberi antibiotik

sisa kepada orang lain

Page 54: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

34

2.8 Kerangka Konsep

Gambar 2. Kerangka Konsep.

2.9 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan suatu hipotesis yaitu:

Ho: Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap terhadap perilaku

penggunaan antibiotik pada mahasiswa S1 non kedokteran Universitas Lampung.

Ha: Terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap terhadap perilaku

penggunaan antibiotik pada mahasiswa S1 non kedokteran Universitas Lampung.

Perilaku penggunaan

antibiotik pada mahasiswa

S1 non kedokteran

Universitas Lampung

Pengetahuan mahasiswa S1 non

kedokteran Universitas Lampung

terhadap penggunaan antibiotik

Sikap mahasiswa S1 non kedokteran

Universitas Lampung terhadap

penggunaan antibiotik

Variabel Independen

Variabel Dependen

Page 55: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan peneliti adalah analitik observasional.

Penelitian observasi ini dilakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan

sikap terhadap perilaku penggunaan antibiotik pada mahasiswa S1 non

kedokteran Universitas Lampung. Dengan pendekatan desain penelitian cross

sectional study yaitu pengambilan data dilakukan sekali saja dengan kuesioner

sebagai instrumen penelitian (Jasaputra dan Santosa, 2008).

3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian

3.2.1 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2019.

3.2.2 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Universitas Lampung.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif S1 non kedokteran

Universitas Lampung tahun ajaran 2018/2019.

Page 56: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

36

3.3.2 Besar Sampel

Dalam menentukan besar sampel, langkah pertama adalah pendataan

jumlah mahasiswa S1 non kedokteran tahun ajaran 2018/2019. Menurut

pangkalan data pendidikan tinggi Kementrian Riset, Teknologi dan

Pendidikan Tinggi jumlah mahasiswa S1 non kedokteran di Universitas

Lampung yaitu 21.009 mahasiswa. Langkah selanjutnya menghitung

jumlah sampel yang akan diambil dari setiap angkatan. Adapun jumlah

sampel (responden) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

𝑛 = [𝑍𝑎√2𝑃𝑄 + 𝑍𝛽 √𝑃1𝑄1 + 𝑃2𝑄2

𝑃1 − 𝑃2]

n : Sampel

𝑧𝑎 : Koefisien tingkat kesalahan I (pada penelitian ini 1.96)

𝑍𝛽 : Koefisien tingkat kesalahan II (pada penelitian ini 0.84)

P1 : Proporsi yang nilainya merupakan judgedment peneliti (0,8)

P2 : Proporsi pada kelompok yang sudah diketahui nilainya (0,6)

(Qodria, 2016).

Q1 : 1 - P1= 0,2

Q2 : 1 – P2 = 0,4

P : P1+P2/2 = 0,7

Q : 1-P = 0,3

P1 – P2 : Perbedaan proporsi minimal antar kelompok yang dianggap

bermakna (0.2)

2

Page 57: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

37

𝑛 = [𝑧𝑎 √2𝑃𝑄 + 𝑍𝛽 √𝑃1𝑄1 + 𝑃2𝑄2

𝑃1 − 𝑃2]

𝑛 = [1,96√2𝑥0,7𝑥0,3 + 0,84 √0,8𝑥0,2 + 0,6𝑥0,4

0,2]

𝑛 = [1,270 + 0,5312

0,2]

𝑛 = [1,8012

0,2]

n = 9,0062

n = 81,10 dibulatkan menjadi 81

Adapun penelitian ini menggunakan rumus analisis kategorik tidak

berpasangan (Dahlan, 2019). Berdasarkan perhitungan diatas sampel yang

menjadi responden dalam penelitian ini adalah 81 responden. Penambahan

sejumlah responden dengan adanya kemungkinan responden yang drop out

sebesar 10% sehingga jumlah responden bertambah menjadi 89 responden.

3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

proportional random sampling. Pada teknik ini pengambilan sampel

dilakukan dengan cara mengambil subyek dari setiap strata secara

seimbang dengan banyaknya subyek dalam masing-masing strata (Dahlan,

2019). Strata dalam penelitian ini dibagi berdasarkan fakultas. Kemudian

dihitung jumlah sampel yang akan diambil dari setiap fakultas.

2

2

2

2

Page 58: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

38

Adapun jumlah sampel (responden) untuk masing-masing fakultas dapat

dihitung dengan rumus sebagai berikut:

n = N x Jumlah responden yang diperlukan

Jumlah mahasiswa S1 non kedokteran tahun ajaran 2018/2019

Keterangan:

n: jumlah responden untuk masing-masing fakultas

N: jumlah mahasiswa setiap fakultas

Maka didapat jumlah sampel untuk masing-masing fakultas sebanyak:

a) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB)

n = 1982 x 89 = 8 mahasiswa

21009

b) Fakultas Hukum

n = 2103 x 89 = 9 mahasiswa

21009

c) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)

n= 5134 x 89 = 22 mahasiswa

21009

d) Fakultas Pertanian

n= 3883 x 89 = 16 mahasiswa

21009

Page 59: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

39

e) Fakultas Teknik

n= 2470 x 89 = 11 mahasiswa

21009

f) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)

n= 2830 x 89 = 12 mahasiswa

21009

g) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA)

n= 2607 x 89 = 11 mahasiswa

21009

3.3.4 Kriteria Inklusi

a) Mahasiswa aktif S1 non kedokteran Universitas Lampung angkatan

2016, 2017 dan 2018.

b) Bersedia berpartisipasi.

c) Mengisi seluruh isi kuesioner.

3.3.5 Kriteria Eksklusi

a) Mahasiswa yang mengambil cuti kuliah.

b) Mahasiswa yang menolak berpartisipasi.

c) Mahasiswa yang tidak menjawab semua pertanyaan dalam kuesioner

secara lengkap.

Page 60: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

40

3.4 Instrumen penelitian

a) Lembar kuesioner pengetahuan mengenai antibiotik (Pratiwi, 2018).

b) Lembar kuesioner sikap terhadap antibiotik (Pratiwi, 2018).

c) Lembar kuesioner rasionalitas perilaku penggunaan antibiotik (Pratiwi, 2018).

d) Alat tulis.

e) Form isian data responden penelitian.

3.5 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan variabel

dependen. Adapun variabel independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan

dan sikap Mahasiswa S1 non kedokteran Universitas Lampung. Sedangkan

variabel dependen berupa perilaku penggunaan antibiotik.

Page 61: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

41

3.6 Definisi Operasional

Tabel 1. Definisi Operasional.

Variabel Konsep Variabel Dimensi Alat Ukur Skala

Pengukuran

Hasil Ukur

Pengetahuan Pengetahuan

merupakan hasil

dari seseorang

melihat,

mendengar,

mencium, merasa

dan meraba

sehingga menjadi

tahu (Wawan dan

Dewi, 2010)

-Pengalaman

-Pendidikan

-Keyakinan

-Kebudayaan/

kebiasaan

-Persepsi

-Sikap

Kuesioner Ordinal ≥75%: Baik

56-74%: Cukup

≤55%: Kurang Baik

Sikap sikap adalah

ekspresi perasaan

(inner feeling),

yang

mencerminkan

apakah seseorang

senang atau tidak

senang, suka atau

tidak suka, dan

setuju atau tidak

terhadap suatu

objek (Wawan

dan Dewi, 2010).

-Pengalaman

pribadi/orang

lain

-Media massa

-Institusi atau

lembaga

pendidikan

dan lembaga

agama,

-Faktor emosi

dalam diri

Kuesioner Ordinal ≥50%; Baik

<50%: Kurang Baik

Perilaku

Penggunaan

Antibiotik

Perilaku adalah

respon atau reaksi

seseorang

terhadap stimulus

atau rangsangan

dari luar

(Notoadmodjo,

2014).

-Motivasi

individu yaitu

Pengetahuan

sikap,

keyakinan,

dan

kepribadian.

-Interpersonal

terdiri dari

identitas

sosial,

-Kelembagaan

formal dan

struktur

informal,

-Komunitas

terdiri dari

jaringan sosial

dan norma

Kuesioner Ordinal ≥75%: Baik

60-74%: Cukup

<60%: Tidak Baik

Page 62: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

42

3.7 Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan berbagai jenis data yang dikumpulkan dengan

berbagai cara yaitu:

3.7.1 Data Primer

1) Data identitas responden.

2) Pengetahuan mahasiswa terhadap antibiotik.

3) Sikap mahasiswa terhadap penggunaan antibiotik.

4) Perilaku mahasiswa terhadap penggunaan antibiotik.

Page 63: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

43

3.8 Alur Penelitian

Gambar 3. Alur Penelitian.

Mengajukan proposal penelitian

Persetujuan Ethical Clearance dari

Komisi Etik Fakultas Kedokteran

Unila

Pencarian subjek penelitian yang

sesuai dengan kriteria inklusi dan

eklusi

Persetujuan subjek penelitian

(Informed consent)

Penyebaran kuisioner

Melakukan input data

Melakukan analisa dengan Software

statistik

Penyusunan hasil penelitian

Tahap Persiapan

Tahap Pelaksanaan

Page 64: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

44

3.9 Pengolahan dan Analisis Data

3.9.1 Pengolahan Data

Data yang telah diperoleh dari proses pengumpulan data akan diubah

kedalam bentuk tabel, kemudian data diolah menggunakan program

software statistik pada komputer. Kemudian, proses pengolahan data terdiri

beberapa langkah :

a. Editing, penyuntingan data meliputi pemeriksaan kelengkapan

jawaban dari kuesioner yang memenuhi kriterian inklusi. Data yang

tidak masuk ketentuan akan di keluarkan (drop out).

b. Coding, untuk mengkonversikan data yang dikumpulkan selama

penelitian kedalam simbol yang cocok untuk keperluan analisis.

c. Scoring, pada penilaian tentang perilaku penggunaan antibiotik.

d. Data entry, memasukkan data ke dalam komputer.

e. Verifikasi, memasukkan data pemeriksaan secara visual terhadap data

yang telah dimasukkan kedalam komputer.

f. Output komputer, hasil yang telah dianalisis oleh komputer kemudian

dicetak.

3.9.2 Analisis Data

a. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk

menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada

saat ini atau saat yang lampau. Penelitian deskriptif cenderung

Page 65: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

45

menggambarkan suatu fenomena apa adanya dengan cara menelaah

secara teratur-ketat, mengutamakan objektivitas, dan dilakukan secara

cermat. Penyajian data melalui analisis ini dapat berupa tabel distribusi

frekuensi, tabel histogram, mean dan skor deviasi (Furchan A, 2007).

b. Analisis Kuantitatif

Analisis Kuantitatif adalah suatu bentuk metode penelitian yang

digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data

bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis

yang telah ditetapkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

variabel pengetahuan dan sikap terhadap perilaku antibiotik secara

parsial (univariat). Serta menganalisis pengaruh antara variabel

pengetahuan dan sikap terhadap perilaku antibiotik secara simultan

(bivariat) (Sugiyono, 2017).

3.10 Etika Penelitian

Penelitian ini telah diajukan kepada Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas

Kedokteran Universitas Lampung dan telah mendapat surat keterangan lolos uji

kaji dengan Nomor 2942/UN26.18/PP.05.02.00/2019.

Page 66: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

77

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka simpulan yang didapatkan adalah sebagai

berikut:

1. Distribusi responden yang memiliki pengetahuan kurang baik sebesar 24,3%,

pengetahuan yang cukup sebesar 32,1% dan 43,6% memiliki pengetahuan

antibiotik yang baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemahaman

mengenai pengetahuan antibiotik pada mahasiswa S1 Universitas Lampung

dikatakan baik.

2. Distribusi responden yang memiliki sikap terhadap antibiotik yang baik

sebesar 86,4% dan 13,6% memiliki sikap yang tidak baik. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa mahasiswa S1 non kedokteran Universitas Lampung

memiliki sikap yang baik tentang penggunaan antibiotik.

3. Distribusi responden yang memiliki perilaku penggunaan antibiotik dengan

baik sebesar 59.3%, perilaku cukup baik sebesar 37,1% dan 3,6% memiliki

perilaku yang tidak baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mahasiswa S1

non kedokteran Universitas Lampung memiliki perilaku yang baik tentang

penggunaan antibiotik.

Page 67: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

78

4. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna

secara statistik antara pengetahuan dengan perilaku penggunaan antibiotik di

mahasiswa S1 non kedokteran Universitas Lampung (p=0,293).

5. Hasil penelitian ini menunjukkan, terdapat hubungan yang bermakna secara

statistik antara sikap dengan perilaku penggunaan antibiotik pada mahasiswa

S1 non kedokteran Universitas Lampung (p=0,012).

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian ini, maka peneliti menyarankan

beberapa hal sebagai berikut :

1. Bagi peneliti lain, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan mengganti

objek penelitian yaitu menganalisa hubungan antara pengetahuan dan sikap

terhadap perilaku penggunaan antibiotik pada masyarakat atau pada pasien

pengguna antibiotik.

2. Bagi pemerintah dan tenaga kesehatan diharapkan dapat mengadakan upaya

untuk membekali masyarakat agar mempunyai keterampilan dalam mencari

informasi obat secara tepat, dengan memanfaatkan sumber-sumber informasi

yang telah tersedia di masyarakat.

3. Bagi pemerintah dan tenaga kesehatan diharapkan dapat menjadi masukan

untuk diadakannya sosialisasi mengenai bahaya resistensi antibiotik dan

rasionalitas terapi dalam penggunaan antibiotik untuk mencegah resistensi.

Page 68: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

79

DAFTAR PUSTAKA

Adzitey F. 2015. Antibiotic classes and antibiotic susceptibility of bacterial isolates

from selected poultry. A Mini Review. World’s Vet. J. 5(3): 36–41.

Anwar S. 2016. Panduan umum penggunaan antimikroba. Malang: Komite

pengendalian resistensi antimikroba (kpra) RSUD dr saiful anwar

malang.

Atif M, Asghar S, Mushtaq I, Malik I, Amin A, Babar Z, et al. 2019. What drives

inappropriate use of antibiotics? a mixed methods study from

bahawalpur pakistan. Dovepress. 12: 687-99

Aulia F. 2018. Evaluasi rasionalitas penggunaan antibiotik pada pasien infeksi saluran

pernafasan atas akut (ispa) di puskesmas dirgahayu kabupaten kota baru

kalimantan selatan periode oktober -desember 2017. [Skripsi].

Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Azwar S. 2010. Sikap manusia teori dan pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Budiman. 2013. Pengetahuan dan sikap dalam penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka

Cipta.

Dahlan MS. 2014. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Edisi 6. Jakarta:

Epidemiologi Indonesia

Dahlan MS. 2019. Besar sampel dalam penelitian kedokteran dan kesehatan. Edisi 5.

Jakarta: Epidemiologi Indonesia.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Pedoman umum penggunan

antibiotik. Departemen Kesehatan RI.

Donge TV, Bielicki JA, Anker JVD, Pfister M. 2018. Key components for antibiotic

dose optimization of sepsis in neonates and infants. Front. Pediatr.

6(325): 1–9.

Dhakal GP, Pedon K, Penjor K, Gurung M, Chuki P, Jamtsho S. 2018. National

antibiotic guidelines. The British Journal of Psychiatry. 112(483): 211–

12.

Page 69: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

80

Dharmayanti I, Tjandararini D. 2018. Identifikasi indikator dalam indeks

pembangunan kesehatan masyarakat (ipkm) untuk meningkatkan nilai

sub-indeks penyakit menular. Jurnal Keperawatan Padjadjaran. 5(3):

249–57.

Drawz S, Robert AB. 2010. Three decades of β-lactamase inhibitors. J. Clin. Microbiol.

23(1): 160–01.

Fatmawati I. 2014. Tinjauan pengetahuan, sikap, dan perilaku penggunaan antibiotik

pada mahasiswa kesehatan dan non-kesehatan di Universitas

Muhammadiyah Surakarta. [Skripsi]. Surakarta: Fakultas Farmasi

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Fuhrmann J. 2015. Antibiotic resistance: a challenge for the 21st century. Society for

General Microbiology. United Kingdom: education Department,

Microbiology Society

Furchan A. 2007. Pengantar penelitian dalam pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Giedraitienë A, Vitkauskienë A, Naginienë, R, Pavilonis A. 2011. Antibiotic resistance

mechanisms of clinically important bacteria. Medicina (Kaunas). 47(3):

137-46.

Harvey RA, Champe PC. 2013. Farmakologi ulasan bergambar. Edisi ke-4. Edited by

A. Tjahyanto and C. Salim. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Haryanto A, Priambodo A, Lestari ES. 2016. Kuantitas penggunaan antibiotik pada

pasien bedah ortopedi rsup dr. Kariadi semarang. Jurnal Kedokteran

Diponegoro. 5(3): 188–98.

Hermawati D, 2012. Pengaruh edukasi terhadap tingkat pengetahuan dan rasionalitas

penggunaan obat swamedikasi pengunjung di dua apotek kecamatan

cimanggis depok. [Skripsi]. Depok: Universitas Indonesia.

Jasaputra D, Santosa S. 2008. Metodologi penelitan biomedis. Edisi 2. Bandung:

Danamartha Sejahtera Utama.

Kandelaki K, Lundborg CS, Marrone G. 2015. Antibiotic use and resistance: a cross-

sectional study exploring knowledge and attitudes among school and

institution personnel in tbilisi, republic of georgia. BMC Res Notes.

8(1): 1–8.

Page 70: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

81

Kurniawati. 2019. Hubungan pengetahuan masyarakat terhadap perilaku penggunan

antibiotik: studi kasus pada konsumen apotek-apotek di kecamatan

glagah kabupaten lamongan. [Skripsi]. Malang: Universitas Islam

Negeri Maulana Malik Ibrahim

Kementrian Kesehatan RI. 2011. Kurikulum pelatihan penggunaan obat rasional.

Kementrian Kesehatan RI.

Kementerian Kesehatan RI. 2015. Penggunaan antibiotik bijak dan rasional kurangi

beban penyakit infeksi. Kementrian Kesehatan RI.

Kementrian Kesehatan RI. 2017. Peningkatan pelayanan kefarmasian dalam

pengendalian resistensi antimikroba ''apoteker ikut atasi masalah

resistensi antimikroba''. Kementrian Kesehatan RI. [Online Journal]

[diunduh 11 september 2019]. Tersedia dari: http://www.depkes.go.id.

Kementrian Kesehatan RI. 2018. Data dan informasi profil kesehatan indonesia 2017.

Kementrian Kesehatan RI.

KBBI. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). [Online] [ diakses 06 September

2019]. Tersedia dari: https://kbbi.kemdikbud.go.id.

Khan F. 2018. Antibiotics classification and visual target sites for bacterial inhibition,

advances in pharmacology & clinical trials. 3(3): 1-3.

Machowska A, Lundborg CS. 2019. Drivers of irrational use of antibiotics in europe.

Int. J. Environ. Res. Public Health. 16(27):1-14.

Malaysian Society of Intensive Care. 2017. Guide to antimicrobial therapy in the adult

ICU 2017. Kuala Lumpur: Malaysian Society of Intensive Care.

Mubarak WI. 2012. Ilmu kesehatan masyarakat. Jakarta: Salemba Medika.

Munita JM, Arias CA. 2016. Mechanisms of antibiotic resistance, american society for

microbiology. Microbiol spectr. 4(2): 1-36.

Mboya EA, Sanga LA, Ngocho JS. 2018. Irrational use of antibiotics in the moshi

municipality northern tanzania: a cross sectional study. Pan African

Medical Journal. 31(165): 1–10.

Nazir M. 2017. Metode penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nisak M, Syarafina A, Shintya P, Miranti A, Fatmawati L, Nilarosa AD, et al. 2016.

Profil penggunaan dan pengetahuan antibiotik pada ibu-ibu. Jurnal

Farmasi Komunitas. 3(1):12–17.

Page 71: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

82

Notoadmodjo S. 2012. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoadmodjo S. 2014. Ilmu perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Pulungan S. 2011. Tingkat pengetahuan tentang antibiotika di kalangan mahasiswa non

medis universitas sumatra utara. [Skripsi]. Medan: Univesitas Sumatra

Utara.

Pertiwi R. 2018. Tingkat pengetahuan tentang antibiotik pada mahasiswa universitas

muslim nusantara [Skripsi]. Medan: Universitas Sumatra Utara

Pratiwi A. 2018. Hubungan pengetahuan dan sikap terhadap rasionalitas perilaku

penggunaan antibiotik pada masyarakat sekampung kabupaten lampung

timur [skripsi]. Lampung: Universitas Lampung.

Pratiwi S. 2008. Mikrobiologi farmasi. Jakarta: Erlangga.

Qodria DNL. 2016. Perbedaan tingkat pengetahuan, persepsi, dan pengalaman

penggunaan obat generik di kalangan mahasiswa kesehatan dan non

kesehatan di universitas jember [skripsi]. Jember: Universitas Jember.

Rahman V, Anggraini D, Fauziah D. 2015. Pola resistensi acinetobacter baumannii

yang di isolasi di intensive care unit (icu) rsud arifin achmad provinsi

riau periode 1 januari hingga 31 desember 2014. Jom FK. 2(2): 1–2.

Rahmawati. 2017. Pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap antibiotik di puskesmas

kota jantho kecamatan kota jantho kabupaten aceh besar. [Skripsi].

Medan: Universitas Sumatera Utara.

Simamora B. 2008. Panduan riset perilaku konsumen. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama.

Sudoyo AW, Setiati S, Alwi I, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF. 2014. Buku

ajar ilmu penyakit dalam. Edisi 6. Jakarta.

Sugiyono. 2011. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan r&d, Bandung: Alfabeta.

Sholih MG, Muhtadi A, Saidah S. 2015. Rasionalitas penggunaan antibiotik di salah

satu rumah sakit umum di bandung tahun 2010. Jurnal Farmasi Klinik

Indonesia. 4(1) : 63–70.

Page 72: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 NON …digilib.unila.ac.id › 60573 › 3 › 3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAH… · THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD

83

Tafa B, Endale A, Bekele D. 2017. Paramedical staffs knowledge and attitudes towards

antimicrobial resistance in dire dawa, ethiopia: a cross sectional study.

Ann Clin Microbiol Antimicrob. 16(1): 1–14.

Wardiah M. 2016. Teori perilaku dan budaya organisasi. Bandung: Pustaka Setia

Wawan A, Dewi M. 2010. Teori dan pengukuran pengetahuan, sikap dan perilaku

manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.

Widayati A, Suryawati S, Crespigny C, Hiller JE. 2011. Self medication with

antibiotics in yogyakarta city indonesia: cross sectional population-

based survey. BMC Res Notes. 4(491): 1-8

Widyastuty FC. 2012. Hubungan tingkat pengetahuan dengan pola penggunaan

antibakteri oral oleh pasien anak dan dewasa di tiga puskesmas

kecamatan kota depok. [Skripsi]. Depok: Universitas Indonesia

World Health Organization. 2014. Antimicrobial resistance: bulletin of the World

Health Organization. 61(3): 383–94.

Yarza H L., Yanwirasti Y, Irawati L. 2015. Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap

dengan penggunaan antibiotik tanpa resep dokter. Jurnal Kesehatan

Andalas. 4(1):151–56.

Yuliati D. 2018. Landasan pelaksanaan program pengendalian resistensi antimikroba

di indonesia. Simposium Nasional Kementrian Kesehatan Republik

Indonesia.

Yuningsih R. 2015. Penanggulangan wabah penyakit menular di kabupaten bantul

tahun 2014. Jurnal DPR RI. 20(1): 17–30.