Youth Camp Toward COP 21 Paris

download Youth Camp Toward COP 21 Paris

of 100

Transcript of Youth Camp Toward COP 21 Paris

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    1/100

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    2/100

    KATA PENGANTAR iiiYOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISii

    Kata Pengantar

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS

    Hak cipta dilindungi Undang-undang

    All Right Reserved

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    3/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS KATA PENGANTARiv v

    KATA PENGATAR

    Saat ini, pada akhir 2015, sebanyak 151

    kepala Negara hadir di Paris perncis untuk menghadiri

    pertemuan Conference of Parties 21 (COP21). Presiden

    RI, Joko Widodo dalam sambutannya menyampaikan

    komitmen Indonesia kedepan dalam pengurangan emisiyaitu penurunan emisi 29% di tahun 2030 dan 41%

    dengan kerja sama internasional. Sebagaimana dikutib

    oleh banyak media massa.

    Dalam Forum COP 21 itu, Presiden Jokowi akan

    menyampaikan langkah-langkah konkrit Indonesia

    dalam pencegahan kebakaran hutan dan lahan,

    terutama perbaikan tata kelola lahan gambut.

    Konferensi ini sebenarnya sangat penting untuk

    mencapai suatu perjanjian internasional baru mengenai

    perubahan iklim, yang berlaku untuk semua negara

    dengan tujuan menjaga pemanasan global di bawah

    20C. Konvensi kerangka kerja PBB tentang perubahan

    iklim (COP 21) yang diseleakan pada Desember 2015 di

    Paris, Prancis.

    COP21 ini merupakan konfersnsi yang sangatkrusial. Pada konvensi negosiasi sebelumnya, seluruh

    negara sepakat untuk menguraikan tindakan nyata

    yang telah dilakukan selama ini sesuai perjanjian

    global sebelum pertemuan di Paris nanti. Komitmen

    negara-negara ini disebut dengan Intended Nationally

    Determined Contributions (INDC). INDC suatu negara

    harus memberikan sinyal kepada dunia bahwa mereka

    telah melakukan kontribusi nyata untuk memerangi

    perubahan iklim melalui pengurangan emisi dan upaya

    mengatasi risiko perubahan iklim di masa depan. Dalam

    INDC, negara-negara akan mengusulkan informasi

    secara lengkap tentang upaya-upaya pengurangan

    emisi, periode penangulangan dll.

    Sebagai bentuk kontribusi Indonesia dalam upaya

    pengurangan emisi global, saat ini Pemerintah melalui

    Kementerian PPN/Bappenas telah menyiapkan INDC

    yang disampaikan pada pertemuan di Paris. Ruang

    lingkup untuk INDC Indonesia menyangkut sektor

    kehutanan dan pertanian (termasuk dekomposisi dan

    kebakaran lahan gambut), sektor energi, industri dan

    limbah.

    Selain itu, dalam INDC Indonesia diuraikan

    kebijakan dan aksi mitigasi apa yang potensial untuk

    dikembangkan dari berbagai sektor serta yang terkait

    dengan pembiayaannya. Penyusunan INDC Indonesia

    ini diharapkan tidak hanya menguraikan tentang

    target dan upaya nasional mengurangi emisi karbon,

    melainkan juga memuat tentang proyeksi sejauh mana

    ambisius Indonesia beserta kendala yang dihadapi

    untuk mempromosikan perubahan iklim sebagai bagian

    dari pembangunan berkelanjutan.

    Melihat urgensitas pertemuan ini dan masih

    sedikitnya perhatian masyarakat, khususnya

    pemuda yang tertarik dengan persoalan perubahan

    iklim, khususnya COP21, maka diuandanglah para

    pemuda/mahasiswa untuk memberikan masukan

    kepada delegasi dari Indonesia. Itulah latar belakang

    penyelenggaraan Youth Camp on Youth Persective

    towards COP21.

    Kegiatan Youth camp on Indonesian Youth

    perspective Toward COP21 merupakan kegiatan yang

    dilakukan dalam rangka menghimpun aspirasi dan

    pandangan-pandangan anak muda soal COP 21. Acara

    ini digelar atas kerja sama Friedrich Naumann Stiftung

    (FNF), Freedom Institute dan Indonesian Youth Team

    For Climate Change (IYTCC).

    Sedangkan puncak acara diadakan pada tanggal

    20-22 September 2015 di Higland Resort Hotel Bogor.

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    4/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS KATA PENGANTARvi vii

    Sebelumnya dilakukan proses rekrutmen peserta

    melalui social media serta website www.iytcc.com.

    dan seleksi. Setipa peserta mengirimkan artikel atau

    kampenye penyelaman bumi dan pentingnya COP 21 ke

    panitia penyelenggara. Ada 48 peserta yang dinyatakan

    lolos seleksi dan berhak mengikuti acara Konferensi

    pemuda soal COP 21 yang berasal dari banyak daerah,

    antara lain; Ambon, Kalimantan, Jawa barat, Jawa

    Timur, Jawa Tengah, dan Riau.

    Latar belakang peserta youth camp sangat

    beragam, baik dari asal daerah maupun latar belakang

    keilmuan. Dari form peserta diketahui bahwa pesertaberasal dari Riau, Lampung, Samarinda, Maluku,

    Jawa Tengah, Jawa Barat dan DKI Jakarta. Sedangkan

    latar belakang kampus-nya antara lain: UI, UNSOED

    semarang, Unpad, ITB,IPB UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta dan lain sebagainya.

    Acara Youth Camp dipandu dan difasilitatori oleh

    Nur kholim. Mangawali acara fasilitator mempersilahkan

    programme ofcer FNF, Muhammad Husni Thamrin,

    memberikan kata pembuka. Dalam sambutannya, FNF

    menyambut baik acara ini. FNF juga sangat terkesan

    dengan asal peserta yang jauh dari Jakarta dengan

    biaya sendiri. Hal ini menunjukkan kekuatan tekad

    dan komitmen terhadap acara ataupun terhadap

    isu/persoalan perubahan iklim. Melalui acara ini,

    diharapkan kita dapat merumuskan rekomendasi-rekomendasi kebijakan yang berasal dari perspektif

    anak muda.

    Adapun tujuan diadakannya acara ini adalah.

    1. Tersusunnya rekomendasirekomendasi perspektif

    anak muda dalam menyambut COP 21 di Paris

    pada bulan November 2015.

    2. Terciptanya pemahaman peserta tentang isu

    perubahan iklim,

    3. Terciptanya pemahaman peserta soal kebijakan-

    kebijakan nasional, terutamanya kebijakan seKtor

    energI.

    4. Terciptanya pemahaman peserta soal kebijakan

    negera dalam sector industry, lahan dan sampah/

    limbah.

    5. Tersusunnya rekomendasi kebijakan soal lahan,

    energy, industry dan limba

    6. Terciptanya jaringan mahasiswa dan pemuda

    untuk perubahan iklim.

    Dalam sessi menuju COP 21 Para pemibacara

    menyampaikan urgensitas forum ini dalam kerangka

    mengatasi dampak perubahan iklim. Hal itu

    disampaikan oleh 3 narasumber, yaitu ibu GraciaParamita dari UNEP, Zainul Munasichin dari Menpora

    dan juga Bapak Yusuf Suryanto dari Bapenas.

    Dalam mengatasi perubahan iklim, pemerintah

    Indonesia telah menyusun Rencana Aksi Nasional

    dan rencana aksi daerah dalam suatu kebijakan yang

    ditungakan dalam kerangka mitigasi dan adaptasi

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    5/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS KATA PENGANTARviii ix

    perubahan iklim. Pada kenyataannya, kegiatan

    adaptasi dan mitigasi perubahan iklim merupakan

    tindakan yang saling mempengaruhi satu dengan

    lainnya sehingga dapat dilakukan dalam satu siklus.

    Sebaliknya, jika upaya mitigasi yang dilakukan tidak

    signifkan, maka dampak perubahan iklim yang terjadi

    akan mempersulit upaya adaptasi di masa depan.

    Inisiatif untuk mengatasi dampak perubahan iklim di

    anggap dapat menurunkan laju pertumbuhan ekonomi,

    terutama di negara berkembang. Namun, hal tersebut

    juga memberikan peluang investasi yang sangat besar.

    Fakta menunjukkan upaya mitigasi dapat menelanbiaya yang sangat besar (banjir California, Jakarta, dll).

    Sedangkan Zainul Munasichin, Staf Ahli Menpora

    menyampaikan rasa bangga dan percayanya terhadap

    potensi anak-anak muda di Indonesia. Dalam mengatasi

    perubahan iklim, kementrian pemuda dan olah raga

    (MENPORA) telah menyusun serangkaian program

    yang dapat mengatasi persolan perubahan iklim. Salah

    satunya adalah lewat kepeloporan pemuda dalam

    berbagai bidang, antara lain:

    1. Pemuda Maritim Gerakan Kepeloporan pemuda

    pesisir di 98 Kabupaten Pesisir paling rentan

    kerusakan lingkunan

    2. Pemuda Hebat Gerakan Kepeloporan pemuda di

    100 desa mandiri energi terbarukan

    3. Pemuda Tani Gerakan Kepeloporan pemuda di

    bidang Kedautalan Pangan di 100 desa rintisan

    4. Pemuda Hebat Gerakan Kepeloporan Rehabilitasi

    di 20 Daerah Aliran Sungai (DAS)

    5. Kampanye Pemuda Lingkungan-

    6. Forum Pemuda Internasional Untuk Lingkungan

    Hidup Tingkat

    7. Pemuda Relawan Gerakan Kepeloporan pemuda

    penanganan tanggap bencana di 34 Propinsi

    8. Pemuda Hebat Gerakan Kepeloporan pemuda di

    bidang Pemnberdayaan 92 Kabupaten Terluar di

    Indonesia

    9. Pemuda Desa Wisata Gerakan Kepeloporan

    Pemuda untuk Pengembangan 100 Desa Wisata

    Pembicara dari Pusat data dan Informasi Pusdatin

    kementrian ESDM untuk memberikan input soal

    kebijakan energy nasional. Dalam pemaparannya,

    potensi energy nasional kita adalah sebagaimana

    berikut;

    NOENERGI BARU

    TERBARUKAN

    SUMBER DAYA

    (SD)

    KAPASITAS

    TERPASANG

    (KT)

    RASIO KT/SD

    (%)

    1 2 3 4 5 = 4/3

    1 Hydro 75.000 MW 7.572 MW 10,1%

    2 Panas Bumi 28.617 MW 1.343,5 MW 4,7 %

    3 Biomass 32.654 MW 1.716,5 MW 5,26 %

    4 Tenaga Surya4,80 kWh/m2/

    day42,77 MW -

    5 Tenaga Angin 3 6 m/s 1,87 MW -

    6 Samudera 49 GW ***) 0,01 MW ****) -

    7 Uranium 3.000 MW *) 30 MW **) -

    *) Hanya di Kalan Kalimantan Barat**) Sebagai pusat penelitian, non-energi***) Sumber Dewan Energi Nasional

    ****) Prototype BPPT

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    6/100

    ROAD TO COP 21 xiYOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISx

    Sedangkan kebijakan yang dilakukan dalam

    rangka penghematan energy adalah:

    1. Penghematan penggunaan energi fnal melalui

    penggunaan teknologi lebih efsien maupun

    penghematan energi

    2. Penggunaan bahan bakar yang lebih efsien

    3. Peningkatan penggunaan Energi Baru

    Terbarukan

    4. Pemanfaatan teknologi bersih (pembangkit,

    transportasi)

    5. Pengembangan transportasi massal rendahemisi, berlanjut dan ramah lingkungan

    6. Reklamasi lahan tambanan

    Demikian. Terimaksih

    DAFTAR ISI

    Pengantar ~ iii

    Daftar isi ~ xi

    Road To COP 21

    Road To COP 21~ 13 Youth Camp and Climate Change~ 23

    Kebijakan Energi dan Pengembangan EBT untuk

    Penurunan Emisi GRK~ 45

    Menggerakkan Pemuda dalam Memperkuat

    Pembangunan Berkelanjutan~ 55

    Perencanaan Nasional : Program dan Kebijakan

    Perubahan Iklim INDC-Indonesia

    Intended Nationally Determined Contributions

    (INDC)~ 63

    Dokumen Pendukung Penyusunan INDC

    Indonesia~ 67

    Perencanaan Nasional: Program dan Kebijakan

    Perubahan Iklim (BAPPENAS)~ 115

    Final Draft INDC Indonesia~ 141 Indonesia INDC and Road to Paris~ 157

    Kontribusi Anak Muda dalam COP 21

    Pengatar Diskusi Kelompok~ 167

    Komisi Energi~ 171

    Komisi Limbah~ 179

    Komisi Industri~ 185

    Komisi Lahan~ 191

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    7/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS ROAD TO COP 21xii 13

    ROAD TO COP 21

    Road To Cop 21

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    8/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS ROAD TO COP 2114 15

    ROAD TO COP 21 :

    OPPORTUNITIES AND CHALLENGE

    Gracia Paramitha, S.Hub.Int, M.Si

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    9/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS ROAD TO COP 2116 17

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    10/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS ROAD TO COP 2118 19

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    11/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS ROAD TO COP 2120 21

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    12/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS ROAD TO COP 2122 23

    Youth Camp andClimate Change

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    13/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS ROAD TO COP 2124 25

    Youth Camp on Climate Change

    Yusuf Suryanto

    Bogor, 20 September 2015

    1

    Prolog

    Yusuf Suryanto

    Perencana Bidang Energi di Bappenas

    Minat:

    Public Policy Energy Policy

    Economic Regulation

    2

    Indonesia dan Perubahan Iklim

    3

    Indonesia memiliki kepentingan terhadap

    upaya pengurangan dampak Perubahan

    Iklim.

    Indonesia merupakan salah satu emitter

    terbesar di dunia (ke enam). (2.1 3.3 GtCO2

    antara 2005-2030*)

    Indonesia termasuk negara emerging

    economies(mjd anggota G20).

    Indonesia sangat rentan terhadap perubahan

    iklim. Diperkirakan potensi kerugian akibatperubahan iklim akan menjadi sangat besar.

    Indonesia dapat menjadi role model terkait

    pengurangan emisi.

    * source: SNC 2010

    Tingkat Emisi CO2National

    4

    Energi memiliki

    tingkat

    percepatan

    paling tinggi

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    14/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS ROAD TO COP 2126 27

    Latest IPCC Findings

    Berbagai fakta menunjukkan bahwa perubahan iklim telah dan sedang

    berjalan

    5

    Kerangkakerja IPCC

    6

    Article 3.3 of UNFCCC:The parties should take precautionary

    measures to anticipate, prevent orminimize the causes of climate change andmitigate its adverse effects . Where there

    are threats of serious or irreversibledamage, lack of full scientific certaintyshould not be used as a reason for

    postponing such measures,

    Long-term objective:Keep global temperaturerise at 2 degrees Celsius

    by 2100

    Sumber: S. Watanabe, IEEJ

    WG 1- The Physical ScienceBasis

    Scientific based

    Saat inisebagianbesar

    orang yakin PI akibatulahmanusia

    WG 2- CC Impacts, Adaptationand Vulnerability

    Terkaitpersiapan utkberadaptasi dgnresiko

    Skenario2 derajatberdampakburukbagi manusia

    WG 3- Mitigation of CC

    Penyiapanrencana aksiutkmengurangidampak

    Agar skenario 2 derajat

    dapat di manage

    PrecautionaryPrinciple

    Un-certainty

    RiskAction

    Mitigasi atau Adaptasi

    7

    Pada kenyataannya, kegiatan adaptasi dan mitigasi perubahan iklimmerupakantindakan yang

    saling mempengaruhi satu denganlainnya sehingga dapatdilakukan dalamsatu siklus. Sebaliknya,

    jika upaya mitigasi yang dilakukan tidak signifikan, maka dampak perubahan iklim yang terjadi akan

    mempersulit upaya adaptasi di masa depan.

    Inisiatif untuk mengatasi dampak perubahan iklim di anggap dapat menurunkan laju pertumbuhan

    ekonomi, terutama di negara berkembang. Namun, hal tersebut juga memberikan peluang investasi

    yang sangat besar.

    Fakta menunjukkan upaya mitigasi dapat menelan biaya yang sangat besar (banjir California,

    Jakarta, dll).

    EvolusiPenanganan Perubahan Iklim

    Global (1)

    8

    The nineteenth session of the Conference of

    the Parties (COP 19) took place from 11 to 22

    November 2013 in Warsaw, Poland.

    The 20th session of the Conference of

    the Parties took place from 1 to 14

    December in Lima, Peru

    COP 21 November 2015 di Paris

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    15/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS ROAD TO COP 2128 29

    Evolusi Penanganan Perubahan Iklim

    Global (2)

    9

    1994 2005 2 008-201 2 201 3-2020 2020 -2 030

    UNFCCC

    berlaku

    Kyoto

    Protocol

    berlaku

    KP 1st Commitment

    Top-down approaches

    Target on developed

    countries only

    KP 2nd Commitment

    Top-down for

    developed countries

    Bottom-up for

    developed & developing

    countries

    Post-2020

    TBD di Paris?

    Bottom-up for all

    countries

    Saat

    ini

    Sumber: S. Watanabe, IEEJ

    CDM

    Projects

    Target

    26%/41% INDC

    s/d 2012,

    Indonesaihanya

    menjadiobserver

    Mulai2012,

    Indonesai

    berkomitmen

    sukarela

    Indonesai

    mempersiapkan

    Post-2020 target

    EvolusiPenanganan Perubahan Iklim

    Global (3)

    Dalam Kyoto Protocl (KP), target penurunan global ditentukan dan

    kemudian alokasi untuk setiap negara ditentukan.

    Di Paris, setiap negara berkomiten pada suatu target (Intended NationallyDetermined Commitment-INDC) untuk Post-2020

    Latest progress, 35 countries submitted

    Type of Policy or Action

    11Sumber:GHG PROTOCOL &WRI, 2015

    Upayayang dilakukanJepang (1)

    12Sumber:S. Watanabe, IEEJ

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    16/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS ROAD TO COP 2130 31

    Upayayang dilakukanJepang (2)

    13Sumber:S. Watanabe, IEEJ

    Upayayang dilakukan Jepang (3)

    14Sumber:S. Watanabe, IEEJ

    PerkembanganKebijakan Nasional

    15Sumber:Perkembangan Penanganan PI, Bappenas

    Komitmen Nasional RAN GRK

    16

    Emisi terbesar di 2020 diperkirakan berasal dari sektor kehutanan dan

    Energi

    Upaya pengurangan emisi seharusnya fokus pada kedua sektor

    dimaksud

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    17/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS ROAD TO COP 2132 33

    RAN GRK Perpres 61/2011

    17

    NAMAs

    Pemerintah menyusun Nationally Appropriate Mitigation Actions (NAMAs)

    sebagai alat untuk memfasilitasi dukungan masyarakat international

    terhadap aksi-aksi dalam RAN GRK

    18

    KerangkaKerjaNasional

    19Sumber: Perkembangan Penanganan PI, Bappenas

    Penyusunan INDC Indonesia

    20Sumber: Medrilzan, Bappenas

    Article 3.4 of UNFCCC:

    policies and measures toprotect the climate system

    against human-induced should be integrated

    with national

    development program

    Prinsip penyusunan rencana aksi

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    18/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS ROAD TO COP 2134 35

    Capaian

    21Sumber: MedrilzamBappenas

    Tiga(3) TantanganUtamaPembangunan

    Nasional

    2025-2030 ada peluang bonus demografi (proporsi penduduk produktif >

    proporsi penduduk non produktif (anak-anak dan lansia)!

    Pembangunan ke depan harus dapat mempersiapkan agar ini menjadi

    peluang (bonus) dan bukan beban (liabilities)

    Indonesia sudah menjadi Middle Income Country(level bawah)!

    Pembangunan ke depan harus menyiapkan landasan untuk menghindar

    dari Middle Income Trap

    Pembangunan berkelanjutan! People-Profit-Planet didukung dengan

    governance

    22

    Trisakti dan Nawacita

    23

    Strategi Pembangunan Nasional

    24

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    19/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS ROAD TO COP 2136 37

    Indikator 2014*

    (Baseline) 2019

    Pembangunan Manusiadan Masyarakat

    " Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 73,83 76,3

    " Indeks Pembangunan Masyarakat 0,55 Meningkat

    " Indeks Gini 0,41 0,36

    Ekonomi Makro

    " Pertumbuhan ekonomi 5,1% 8,0 %

    " PD B pe r K api ta ( Rp r ib u) t ah un d as ar 2 01 0 43. 403 72.217

    " Inflasi 8,4% 3,5%

    " Tingkat Kemiskinan 10,96 % *) 7,0-8,0%

    " Rasio Pajak (Tax Ratio) tahundasar2010**) 11,5% 16,0%

    " Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 5,94% 4,0-5,0%

    Beberapa Sasaran Makro RPJMN 2015-2019

    Sasaran Makro

    *) Tingkat kemiskinan Bulan September 2014, sebelum adanya kebijakan pengurangan subsidi BBM pada Bulan November 2014

    25

    Arah Pemanfaatan Energi

    26

    Bukan lagi menjadikomoditi

    Tetapi sebagai modal

    pembangunan

    Bukan lagi menjadikomoditi

    Tetapi sebagai modal

    pembangunan

    Sumber DayaEnergi

    Bukan energi alternatif

    Tetapi energi utama

    Bukan energi alternatif

    Tetapi energi utamaEBT

    Tidak hanya sisipenyediaan

    Tetapi juga sisipermintaan

    Tidak hanya sisipenyediaan

    Tetapi juga sisipermintaan

    PengelolaanEnergi

    Perubahan Paradigma Peningkatan Bauran Energi

    TRANSPORT

    Konversi kegas bumi

    Konversi kebiofuel

    INDUSTRI*

    PemanfaatanNRE**

    Optimalisasigas & batubara

    RUMAH TANGGA

    Konversi kegas bumi

    Pemanfaatanbiogas

    PemanfaatanNRE (sptmatahari)

    *Termasuk Listrik

    **New andRenewableEnergi (nuklir, biomasa dansampah)

    Energy Policy

    27

    National Energy Policy ---- Government Regulation No. 79 Year 2014

    Energy Balance Table 2013

    Source: Energy and Economics Statistic 2014, Ministry of Energy and Mineral Resources

    Natural gas supply:

    Pipeline export: 60.2 million BOE LNG export: 159.5 million BOE

    Oil supply:

    Crude oil import: 118.3 million BOE Fuel oil import: 192.7 million BOE

    Energy consumption:

    Natural gas: the biggest consumer is industry (76%) Fuel oil: transportation (77%) Household uses mainly biomass and LPG (for cooking)

    and electricity

    Self Suff.: 190%

    Dependence:

    Coal: 26%Natural gas*: 15.2%Oil**: 33%Import crude:7,5%Import fuel:12%

    *incl. LNG

    **crude & fuel

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    20/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS ROAD TO COP 2138 39

    Sasaran dan Kerangka Pembangunan

    2015-2019

    29

    Energi dan Perubahan Iklim

    30

    Achieving sufficienteconomic growth

    Lower CO2emission,

    compared to BAU

    Expand Electricityaccess : (1) Power

    Plant capacity ~on/off-grids; (2)

    Utilizing new andrenewable energy

    Provide Energyaccess for HH:(1) City Gas Devt:(2) Expanding LPGservice; (3) Usage

    of local energy(biogas)

    Enhance finalenergy supply: (1)Developing Nat. gas

    transmission lines: (2)Increasing Oil refinery

    capacity: (3) Setting upnational energy reserves

    Increaseenergy

    efficiency:!Audit energy and

    energyconservation

    Formulatepricingpolicy

    Develop Alternativefuel for

    transportation:

    (1) Providing nat. gasfuel pumps; (2)

    Developing biofuel

    Note: Modern energy access is defined as a household having reliable and affordable access to

    clean cooking facilities and electricity (incl. adequate level of consumption)

    Energy Start-Up?

    Sektor energi memiliki peluang yang terbuka lebar untuk berkembangnya

    entrepenuer muda (energy start-up)

    Pemerintah, melalui Kementerian ESDM telah melakukan berbagai

    tindakan untuk mendorong munculnya peran yang lebih dominan bagi

    badan usaha (termasuk energy start-up)

    31

    No. Energi Harga Pembelian

    Tegangan Menengah

    1. Biomassa Rp. 975,- / kWh X F

    2. Biogas Rp. 975,- / kWh X FTegangan Rendah

    1 Biomassa Rp. 1.325,- / kWh X F

    2 Biogas Rp. 1.325,- / kWh X F

    Faktor insentif (F):

    Wilayah Jawa, Bali, Sumatera : F = 1

    Wilayah Kalimantan, Sulawesi , NTB dan NTT : F = 1,2

    Wilayah Maluku dan Papua : F = 1,3

    FiT utk PLTS, PLTA,

    Sampahkota

    Isu Penting Sektor Energyyang Masih

    Perlu Penanganan

    32

    1

    2

    3

    4

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    21/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS ROAD TO COP 2140 41

    Terima Kasih

    33

    Direktorate ofEnergi, Telecommunication and Informatics

    4th Floor, Main Building, BAPPENAS

    Jl. Taman Suropati No.2, Menteng, Jakarta 10310

    Tel/Fax: (021) 391 2422

    [email protected]

    http://yusufsuryanto.blogspot.com

    when you talk, youre repeating what you already know, but if you listen, you

    may learn something new

    Abatement Cost

    34

    Indonesias estimated average abatement cost is in the order of 2

    USD per tCO2e by 2030

    Indonesia has the potential to reduce its GHG emiss ions by 2.3 Gt, representing a

    reduction of approximately 72 percent comparedto the current trend. Thus, emissionsin

    2030 would be 67 percent lower thanemissionsin 2005.

    Power Sector

    35

    In 2030 emissions: 810 MtCO2e, abatement potential: 225 MtCO2e

    GHG di Indonesia (1)

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    22/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS ROAD TO COP 2142 43

    GHG di Indonesia (2)

    38

    39

    40

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    23/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS ROAD TO COP 2144 45

    CDM Projects

    41

    Kebijakan Energi danPengembangan EBT untuk

    Penurunan Emisi GRK

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    24/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS ROAD TO COP 2146 47

    Kementerian ESDM Republik Indonesia

    I. Kebijakan Energi Nasional dan

    Rencana Umum Energi Nasional 3

    II. Potensi dan Pengembangan EBT 18

    III. Pemuda dan Mitigasi Perubahan Iklim 33

    2

    DAFTAR ISI

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    25/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS ROAD TO COP 2148 49

    Kementerian ESDM Republik Indonesia

    SASARAN KEN

    23%

    25%30%

    22%5%

    46%

    31%

    18%

    194

    MTOE

    ~ 400

    MTOE

    Energi Baru dan Terbarukan

    Minyak Bumi

    Gas Bumi

    Batubara Tahun 2025Kondisi Saat ini

    Saat ini Tahun 2025

    Pembangkit Listrik 51 GW 115 GW

    Konsumsi Energi 0,8 TOE/kapita 1,4 TOE/kapita

    Konsumsi Listrik 776 KWh/kapita 2.500 KWh/kapita

    EBT

    Minyak

    Gas

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    26/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS ROAD TO COP 2150 51

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    27/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS ROAD TO COP 2152 53

    Kementerian ESDM Republik Indonesia

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    28/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS ROAD TO COP 2154 55

    Menggerakkan Pemudadalam Memperkuat

    Pembangunan Berkelanjutan

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    29/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS ROAD TO COP 2156 57

    Menggerakkan Pemuda Dalam Memperkuat

    Pembangunan Berkelanjutan

    Zainul Munasichin, MA

    (Staf Khusus Menpora RI Bidang Kepemudaan)

    INDONESIA YANG

    ELOK NAN INDAH

    Kementerian

    Lingkungan Hidup (KLH)

    melansir tingkat

    kerusakan lingkungan

    di Indonesia mengalami

    peningkatan setiap

    tahun. Kerusakan itu

    bahkan sudah

    mencapai 4050

    persen dari luas

    wilayah Indonesia

    sekitar 190 juta

    hektare.

    Laju deforestasi mencapai 1,8 juta hektar/tahun yang mengakibatkan 21% dari 133 juta

    hektar hutan Indonesia hilang. Hilangnya hutan menyebabkan penurunan kualitas

    lingkungan, meningkatkan peristiwa bencana alam, dan terancamnya kelestarian flora

    dan fauna.

    30% dari 2,5 juta hektar

    terumbu karangdi

    Indonesia mengalami

    kerusakan. Kerusakan

    terumbu karang

    meningkatkan resiko

    bencana terhadap daerah

    pesisir, mengancam

    keanekaragaman hayati

    laut, dan menurunkan

    produksi perikanan laut.

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    30/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS ROAD TO COP 2158 59

    Indonesia memiliki sedikitnya 5.590 sungai utama

    dan 65.017 anak sungai. Dari 5,5 ribu sungai

    utama panjang totalnya mencapai 94.573 km

    dengan luas Daerah Aliran Sungai (DAS) mencapai

    1.512.466 km2. Asian Development Bank (2008)

    pernah menyebutkan pencemaran air di Indonesia

    menimbulkan kerugian Rp 45 triliun per tahun.

    Bahkan pada 2010, Sungai Citarum pernah

    dinobatkan sebagai Sungai Paling Tercemar di

    Duniaoleh situs huffingtonpost.com

    Peringkat ke-2 eksportir batu bara dunia

    Peringkat ke-9 eksportir emas dunia

    LIMA PENYEBAB KERUSAKAN

    LINGKUNGAN :

    (1) konversi hutan alam menjadi

    tanaman tahunan,

    (2) konversi hutan alam menjadi

    lahan pertanian dan perkebunan,

    (3) eksplorasi dan eksploitasi

    industri ekstraktif pada kawasan

    hutan (batu bara, migas,

    geothermal),

    (4) pembakaran hutan dan lahan,

    dan(5) konversi untuk transmigrasi dan

    infrastruktur lainnya

    DARURAT LINGKUNGAN

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    31/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS ROAD TO COP 2160 61

    .

    APA YANG

    BISA KITA

    LAKUKAN ?

    .

    KOMITMEN

    JOKOWI-JK

    Pembangunan Berkelanjutan di Nawa Cita Jokowi

    Memperkuat konsep Eko Region.

    Pembangungan Lingkungan berbasis

    kawasan

    Penggabungan Kementerian LH dan Kehutanan

    26 % penurunan efek rumah kaca di 2020

    Law Enforcement (Penegakan Hukum)

    PESAN KUAT PRESIDEN KEPADA

    PARA PERUSAK LINGKUNGAN

    HIDUP DI INDONESIA

    Beberapa rancangan program kepemudaan Kemenpora RI TA 2016 untuk

    lingkungan hidup

    Di mana peran pemuda?.....

    Pemuda Maritim

    Gerakan

    Kepeloporan

    pemuda pesisir di

    98 Kabupaten

    Pesisir paling

    rentan kerusakan

    lingkunan

    Pemuda Hebat

    Gerakan

    Kepeloporanpemuda di 100

    desa mandiri

    energi terbarukan

    Pemuda Tani

    Gerakan

    Kepeloporan

    pemuda di bidang

    Kedautalan Pangan

    di 100 desa rintisan

    Pemuda Hebat

    Gerakan

    Kepeloporan

    Rehabilitasi di 20

    Daerah Aliran

    Sungai (DAS)

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    32/100

    PERENCANAAN NASIONAL :

    Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia 63YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS62

    Beberapa rancangan program kepemudaan Kemenpora

    RI TA 2016 untuk lingkungan hidup

    Kampanye

    Pemuda

    Lingkungan-

    Forum Pemuda

    Internasional

    Untuk Lingkungan

    Hidup Tingkat

    Pemuda Relawan

    Gerakan

    Kepeloporan

    pemuda

    penanganan

    tanggap bencana

    di 34 Propinsi

    Pemuda Hebat

    Gerakan

    Kepeloporan

    pemuda di bidang

    Pemnberdayaan 92

    Kabupaten Terluar

    di Indonesia

    Pemuda Desa

    Wisata

    Gerakan

    Kepeloporan

    Pemuda untuk

    Pengembangan

    100 Desa Wisata

    TERIMA KASIH

    Salam Pemuda . !!!

    PERENCANAAN NASIONAL:

    PROGRAM DAN KEBIJAKAN

    PERUBAHAN IKLIM

    INDC-INDONESIA

    Menggerakkan Pemudadalam Memperkuat

    Pembangunan Berkelanjutan

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    33/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :

    Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia64 65

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    34/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :

    Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia66 67

    Dokumen PendukungPenyusunan INDC Indonesia

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    35/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :

    Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia68 69

    Kata Pengantar

    ndonesia berkomitmen untuk melanjutkan upaya penanganan perubahan iklim sebagai bagian

    dari pembangunan berkelanjutan yang lebih baik. Pada skala global, Indonesia juga ikut

    berkontribusi terhadap upaya penanganan perubahan iklim, yang bukan hanya melibatkan upaya

    untuk memperkuat ketahanan masyarakat terhadap perubahan iklim yang telah terjadi. Kedua upaya

    Penanganan Perubahan Iklim telah mulai diarusutamakan dalam Rencana Pembangunan Jangka

    INDC Indonesia telah disiapkan sedemikian rupa sehingga selaras dengan dengan kebijakan perubahan

    iklim di Indonesia. Dokumen pendukung ini menjelaskan pendekatan penyusunan INDC di Indonesia,

    yang telah melibatkan berbagai kementerian dan lembaga terkait. Proses pengembangan model sistem

    melihat dampak dari pelaksanaan kebijakan terkait penanganan perubahan iklim di berbagai sektor.

    Dokumen ini diharapkan dapat memberikan informasi yang jelas mengenai dasar pengajuan INDC

    Indonesia. Termasuk di dalamnya informasi mengenai ruang lingkup pemodelan di lima sektor (ekonomi,

    iklim di Indonesia.

    Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/

    I

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    36/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :

    Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia70 71

    Kata Pengantar 3

    1. Pendahuluan 5

    Dengan Pendekatan System Dynamics 14

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    ......

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    ......

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    1. Pendahuluan

    Business as Usual

    . Komitmen ini secara nasional diwujudkan

    Selain itu untuk meningkatkan peran serta pemerintah daerah dalam upaya penurunan GRK, Peraturan

    wilayah.

    kesepakatan internasional untuk menyampaikan INDC (

    P

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    37/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :

    Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia72 73

    RAN- GRK

    2010-2020

    RPJMN

    2015-2019

    Kaji Ulang RAN-GRK

    (Jan-Aug 2015)

    Penyusunan BAU

    baseline kaji ulang dan

    Integrasi Kebijakan

    Saat ini Proses kaji ulang RAN-GRK danPenyusunan I-INDC

    Proses

    Teknokratik

    RAN-GRK

    Terbaru

    2010-20xx

    Indonesia INDC pengajuan Indonesia

    INDC ke UNFCCC

    Revisi PerPres RAN-GRK

    Proses Politik

    keputusankeluaran

    Model I-INDC

    .........................................................................................................................

    ..................................................................

    ...............................................

    ...................

    oleh negara Pihak terkait INDC disiapkan dengan baik supaya jelas, transparan dan dapat dipahami, dapat

    mencakup, sebagaimana diperlukan, antara lain:

    a.

    b. Periode waktu dan/atau periode pelaksanaan

    c. Cakupan

    d. Proses perencanaan

    e. Asumsi

    f.

    pogenik dan, sebagaimana diperlukan, penghindaran emisi.

    Indonesia sendiri telah menetapkan prinsip penyusunan INDC sebagai berikut:

    a. Kontribusi Indonesia bersifat sukarela dengan prinsip dan

    berdasarkan pada kemampuan negara.

    b.

    c. INDC harus memperkuat pengaturan jangka panjang kelembagaan yang sudah ada, yang juga ber

    manfaat untuk implementasi masa mendatang

    d. INDC harus mendukung proses integrasi kebijakan, khususnya kebijakan non perubahan iklim dengan

    kebijakan perubahan iklim. Pertumbuhan ekonomi, pembangunan berkelanjutan serta pengentasan

    kemiskinan saling memperkuat dan mendukung tujuan penanganan perubahan iklim.

    a. inisiasi;

    b. kompilasi informasi yang ada;

    c. analisis pilihan baru;

    d. desain INDC; dan

    e. komunikasi.

    yang tercantum dalam dan , BAU baseline, prakiraan

    a. Mengkaji kebijakan nasional terkait perubahan iklim yang berlaku;

    b. Menganalisis dampak kebijakan terkait perubahan iklim dalam pengurangan emisi GRK pra dan paska

    ;

    c. Memperkirakan dampak kebijakan nasional di masa yang akan datang terhadap potensi penurunan

    emisi GRK;

    d.

    e. Menganalisis dampak kontribusi dan kebijakan nasional terkait perubahan iklim terhadap sektor

    .

    untuk menganalisis

    yang akan digunakan adalah model terintegrasi dengan pendekatan .

    Penggunaan model akan memungkinkan pemahaman yang lebih baik terhadap konsekuensi pelaksanaan

    P

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    38/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :

    Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia74 75

    dibangun oleh pengambil keputusan; dan kerangka dalam

    dan penyusunan INDC, maka pendekatan

    akan digunakan dalam membangun model yang dimaksud.

    dapat membahas isu makro (antara lain

    memungkinkan analisis lintas sektor, termasuk umpan balik,

    penundaan dan berbagai perubahan dalam satu sektor.

    Objectives

    Strategy

    Simulatedresults Decisions

    Planningmodels

    Currentsituation

    InformationFeedback

    LearningProcess

    Roleof PlanningModels

    Sesuai dengan gambar di atas, proses pembuatan kebijakan dimungkinkan untuk menambahkan loop

    untuk memperoleh umpan balik yang baik, input yang kredibel dan terpercaya. Garis besar model system

    dynamics dapat dilihat pada gambar 3 di bawah ini:

    Limbah

    Kesejahteraan

    Emisi CO2Kebijakan

    Kebijakan

    ?

    Populasi

    Industri

    lahan Energi

    Ekonomi Transportasi

    (Hernandez, nd)

    Proses komunikasi dalam dapat digambarkan melalui hubungan antara obyek, strategi,

    keputusan, situasi saat ini dan informasi umpan balik yang menghasilkan kebutuhan penyesuaian strategi.

    Model System Dynamic

    Insentive

    /Disinsentive

    GDP/ Keb. tenaga Kerja

    Tenaga Kerja

    Konsumsi

    Polusi

    Populasi

    Kesejahteraan

    Kesejahteraan dan Tingkat kemiskinan

    Limbah

    Lahan

    Limbah

    Konsumsi Energi

    pajak

    Emisi

    Ekonomi Emisi CO2

    Kebijakan

    Populasi

    Kesejahteraan

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    39/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :

    Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia76 77

    selaku koordinator turut melibatkan berbagai kementerian terkait, akademisi dan pemangku

    dan Kehutanan, Kementerian Pertanian, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian

    Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Perindustrian,

    P

    Presiden

    Tim Pengarah Kaji

    Ulang RAN-GRK-Ketua

    BAPPENAS

    Sekretariat

    RAN-GRK

    UNFCCC

    Focal Point

    (KLHK)

    Pokja Energi dan Limbah

    Kem. ESDMKem.

    Perindustrian

    Kem. LH

    & KehutananKem.

    Pertanian

    Kem.

    Keuangan

    KADIN

    BAPPENASBAPPENASKem.

    PerhubunganKem. PU

    BAPPENAS

    Pokja Lahan Pokja Ekonomi dan Keuangan

    dasar pengambilan keputusan dilaksanakan dengan pendekatan . Dengan demikian

    yang melibatkan kementerian dan lembaga terkait dijelaskan pada gambar berikut ini.

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    40/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :

    Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia78 79

    l l .

    l l l .

    Januari Februari 2015

    Kerangka Kerja Konsultan

    Pembentukan 3 pokja analisis: Energy, Land Based and Limbah Rekrutmen Konsultan

    April 2015

    Pembahasan Pemodelan SistemDinamik Baseline terintegrasi

    Juni 2015

    Minggu II Juni 2015: PembahasanDraft Perpres No. 61 tahun 2011

    July 2015: Konsultasi publik

    Juli - September 2015

    Konsultasi Publik

    Finalisasi RAN-GRK and INDC Penyampaian INDC ke UNFCCC

    perubahan iklim sebagai bagian dari isu pembangunan lintas bidang yang terkait dengan sektor

    ekonomi. Karena itu, dalam penyusunan INDC diperlukan model ekonomi makro sebagai salah

    emisi GRK. Dengan demikian dapat dilakukan pengukuran dampak emisi GRK dari berbagai skenario

    a. Memilih dan menentukan jenis dan jumlah sektor ekonomi yang akan dimodelkan ;

    b.

    ;

    c. pembangunan yang terkait

    dengan emisi GRK diberbagai bidang ;

    d. pembangunan

    yang terkait dengan emisi GRK diberbagai bidang ;

    e. GDP, laju pertumbuhan

    ekonomi;

    f.

    ekspor, dan impor.

    K

    dapat dilihat pada gambar di

    bawah ini:

    Aggregate

    DemandFinalDemand

    Desired FD

    Demand

    Average

    Expected Demand

    (FDe)

    Desired Output

    Output

    Value Added

    Desired Stock

    Investment

    +

    +

    +

    +

    +

    +

    +

    invers[I-A]

    + GDP

    +

    Export

    {eksogenous}

    +

    +

    Capacity

    Utilization

    +

    +

    PotentialOutputCapital +

    +

    +

    Expcted Value

    Added+

    VA Ratio

    +

    +

    Resources

    Demand

    Carrying Capacity

    Resources

    +

    Resources

    Consumption

    ++

    -

    Investment

    +

    +

    Resources

    Adequacy

    -

    +

    + Impor

    -

    Resources

    Availibility +

    +

    Capacity Impor

    ++

    l l :

    .

    . l l l

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    41/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :

    Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia80 81

    Penjelasan dari diagram tersebut adalah sebagai berikut:

    a. Permintaan (

    biaya input antara;

    b. Keterkaitan ekonomi dengan sektor lainnya dijembatani melalui konsep , yang

    mencakup ketersediaan energi, ketersediaan alokasi lahan, dan ketersediaan sumber daya bahan baku

    industri;

    c.

    berdampak kepada hasil dan nilai tambah aktual. Apabila

    hasil aktual yang terjadi akan lebih kecil daripada hasil yang diharapkan;

    d.

    dapat dilakukan. Impor di satu sisi mampu meningkatkan ketersediaan energi untuk penggerak

    ekonomi, namun di sisi lain akan mengurangi nilai tambah karena akan menambah biaya produksi.

    Karena itu, dalam diagram keterkaitan ini terdapat kebijakan impor untuk menjaga stabilitas ekonomi.

    energi menunjukkan tren peningkatan dan diperkirakan akan mendominasi emisi GRK pada masa datang.

    Berdasarkan kombinasi antara panduan IPCC dengan basis data yang digunakan serta lingkup model secara

    umum yang melibatkan pertumbuhan ekonomi dan juga populasi maka batasan untuk model bidang

    dikembangkan sebagai berikut:

    B

    Variabel PenggerakVallueAdded

    Industri

    Sektor Pengguna Energi

    Konsumsi Energi

    Industri

    FUELTYPE

    Biomass

    Batubara

    Briket Batubara

    Gas Alam

    Kerosene

    ADOEmisi Sektor

    Energi

    Energi Primer:

    1.Batubara2.Minyak bumi

    3.Gas

    4.Terbarukan

    IDO

    Fuel Oil

    Other Petroleum

    Product

    LPG

    Listrik

    Konsumsi Energi

    Industri RT

    Konsumsi EnergiKomersial

    Konsumsi Energi

    Transportasi

    Konsumsi Energi

    Lainnya

    Rumah Tangga

    Komersial

    Transportasi

    Lainnya

    Variabel Penggerak

    (Jumlah RT/Populasi)

    Variabel PenggerakValueAdded

    Variabel Penggerak

    ValueAdded

    Variabel Penggerak

    -PopulasiEkonomi (ValueAdded)

    Adapun untuk emisi yang bersumber dari kegiatan eksploitasi sumber daya energi

    Variabel Penggerak

    Vallue Added

    Eksplorasi Minyak Bumi

    Eksploitasi Gas Alam

    Emisi Fugitive

    efek pertumbuhan GDP per kapita, di mana diasumsikan semakin meningkat GDP per kapita maka

    akan semakin besar pula kebutuhan energi per kapita penduduk;

    dan penduduk kemudian akan mempengaruhi ekspoitasi sumber energi

    yang akan mengurangi cadangan sumber energi ( Kondisi pemenuhan energi

    ini akan menambah ketersediaan energi (

    kependudukan tetapi akan berpengaruh terhadap nilai tambah dalam negeri karena dikurangi impor

    energi tersebut;

    Ketersediaan energi (

    (

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    42/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :

    Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia82 83

    Aggregate

    Demand FinalDemand

    Desired FD

    Stock

    Demand

    Average

    Expected Demand

    (FDe)

    Desired Output

    Output

    Value Added

    Desired Stock

    Investment

    +

    +

    +

    +

    +

    +

    +

    +

    invers[I-A]

    +

    GDP+

    Export

    {eksogenous}

    +

    +

    Capacity

    Utilization

    +

    +PotentialOutputCapital +

    +

    +

    Expcted Value

    Added+

    VA Ratio

    +

    +

    Energy Demand

    Energy Resources

    +

    Energy

    Consumption

    Investment

    +

    +

    Energy Adequacy

    -

    +

    +

    Emission from

    Energy+

    Fugitive Emission

    +

    Energy Source

    Exploitation

    +

    +

    -+

    +

    Population

    Energy Demand per

    population

    Energy DemandDomestic

    +

    ++

    GPD Effect for Energy

    Demand Domestic +

    +

    Import Energy

    +-

    -+

    sehingga pada saat itu adalah pemenuhan melalui impor yang akan mengurangi nilai tambah

    pertumbuhan ekonomi nasional.

    energi akan dipenuhi dengan impor yang besarnya dibatasi kemampuan keuangan yang dalam model

    idang berbasis

    kebakaran lahan gambut serta kegiatan pertanian berupa pengelolaan lahan sawah, peternakan

    dan penggunaan pupuk.

    Sesuai dengan Indonesia 1st

    (

    B

    Hutan

    Gambut

    Pertanian

    Peternakan

    Klasifikasi 9 tutupan lahan

    (merupakan reklasifikasi dari 23 jenis

    tutupan lahan dari data awal)

    - Dekomposi gambut

    (Peat Decomposition

    - kebakaran lahan gambut (peat fire)

    - Sawah

    - Perkebunan sawit- Lainnya

    - Ternak sapi

    - Jenis ternak lainnnya

    CO2

    CH4

    N O2

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    43/100

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    44/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :

    Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia86 87

    Pada gambar di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

    hutan sekunder dan hutan hasil pemulihan ekosistem (

    Sedangkan hutan

    Semakin besar luasan suatu hutan, maka semakin besar pula kemungkinan perubahan guna lahan

    akan terjadi;

    pemanfaatan hutan, maka dari sektor hutan akan semakin meningkat;

    Semakin banyak perubahan guna lahan yang terjadi maka semakin besar emisi yang dihasilkan;

    Namun, pada beberapa jenis hutan, terdapat beberapa upaya untuk memperbaiki kualitas hutan

    tersebut. Misalnya, hutan pemulihan ekosistem akan berubah menjadi hutan sekunder secara

    alami dalam jangka waktu tertentu. Kegiatan perbaikan hutan juga dapat terjadi melalui adanya

    kebijakan, diantaranya kebijakan penanaman hutan kembali m aupun pengembalian kondisi dan

    status hutan yang berubah menjadi guna lahan non hutan;

    Dengan adanya kegiatan penghutanan kembali maka diharapkan emisi akan berkurang.

    Pada gambar di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

    hutan sekunder dan hutan hasil pemulihan ekosistem (

    Sedangkan hutan

    Semakin besar luasan suatu hutan, maka semakin besar pula kemungkinan perubahan guna lahan

    akan terjadi;

    pemanfaatan hutan, maka dari sektor hutan akan semakin meningkat;

    Semakin banyak perubahan guna lahan yang terjadi maka semakin besar emisi yang dihasilkan;

    Namun, pada beberapa jenis hutan, terdapat beberapa upaya untuk memperbaiki kualitas hutan

    tersebut. Misalnya, hutan pemulihan ekosistem akan berubah menjadi hutan sekunder secara

    alami dalam jangka waktu tertentu. Kegiatan perbaikan hutan juga dapat terjadi melalui adanya

    kebijakan, diantaranya kebijakan penanaman hutan kembali maupun pengembalian kondisi dan

    status hutan yang berubah menjadi guna lahan non hutan;

    Dengan adanya kegiatan penghutanan kembali maka diharapkan emisi akan berkurang.

    6 berikut ini menunjukkan diagram keterkaitan untuk kawasan

    hutan lindung.

    PrimaryForest

    Planted Forest

    SecondaryForest

    planted forestconversionto second

    forest

    secondaryforestconversionto plant

    forest

    +

    +

    degraded primary

    forest

    +

    +

    forest conversionto

    nonforest+

    primaryforest

    logging

    secondaryforest

    logging

    value added

    forestry

    +

    Emission+

    + -

    Production Forest Non Forest

    +

    +

    nonforest conversionto

    forest due to policy

    +

    +

    +

    forest loggingdue to

    conversion

    totallogging

    +

    +

    ++

    +

    +

    +

    +

    +

    -

    expected value

    added foresty

    +

    PrimaryForestConversionto Plant

    Forest+

    +

    +

    +

    +

    Penjelasan untuk diagram di atas adalah sebagai berikut:

    ( ;

    nya pun sama;

    Emisi dapat diturunkan melalui beberapa hal diantaranya adalah dengan melakukan upaya

    maupun kebijakan terkait pelestarian hutan. Pada model, salah satu contohnya ditunjukkan dengan

    .

    maka akan meningkatkan luasan hutan rehabilitasi. Kegiatan ini diharapkan akan menurunkan

    kebijakan, secara alami hutan juga dapat mengalami peningkatan kualitas. sehingga emisi akan

    menurun. Pada model, hal ini ditunjukkan dengan berubahnya hutan rehabilitasi menjadi hutan

    sekunder.

    + +

    +

    +

    +

    +

    +

    +

    +

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    45/100

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    46/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :

    Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia90 91

    +

    +

    +

    +

    Berikut ini adalah penjelasan dari diagram di atas:

    sekunder dan hutan tanaman;

    sekunder, hutan tanaman dan guna lahan non hutan. Sedangkan untuk hutan sekunder dapat

    menurun pula;

    Landuse

    ;

    ;

    Kegiatan logging akan berpengaruh pada kegiatan ekonomi, utamanya dalam hal peningkatan

    ;

    dihasilkan pun akan semakin besar;

    diantaranya melalui upaya maupun kebijakan terkait pelestarian hutan. Pada model, kebijakan

    pada turunnya emisi. Selain itu, pelestarian hutan dapat dilakukan agar hutan dapat berkontribusi

    pada penurunan emisi karena hutan merupakan penyimpan cadangan karbon yang besar.

    ekosistem lahan basah yang dibentuk oleh adanya penimbunan/akumulasi bahan organik di permukaantanah

    itu yang berada di hutan primer (

    land

    di lahan pertanian (

    . Semakin besar

    luasan total lahan gambut maka semakin besar pula emisi yang dihasilkan. Apalagi jika terjadi kebakaran

    dekomposisi sehingga akan menghasilkan emisi. Tingginya emisi ini diharapkan akan mendorong lahirnya

    kebijakan guna mengurangi emisi yang muncul akibat adanya kegiatan kebakaran dan perubahan guna

    lahan di lahan gambut.

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    47/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :

    Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia92 93

    pada tahun tersebut.

    bakar, limbah yang dihasilkan, serta dari proses industri dan penggunaan produk (

    dimasukkan ke dalam emisi bidang berbasis energi dan emisi GRK yang berasal dari limbah industri akan

    dimasukkan ke dalam emisi bidang berbasis limbah. Dengan demikian emisi dari bidang berbasis industri

    a. Emisi GRK yang terjadi selama proses dan reaksi kimia di industry;

    b. P yang dikategorikan GRK di dalam produk; dan

    c. Penggunaan karbon bahan bakar fosil untuk kegiatan produksi.

    Pada dokumen industri mineral dan industri kimia merupakan

    dengan emisi dari industri lainnya. Adapun dalam kategori industri mineral, industri yang memiliki emisi

    menjadi 3 sub model yaitu model emisi dari industri semen, industri amonia dan industri IPPU lainnya

    P

    Industri Semen

    Industri Amonia

    Industri IPPU lainnya

    Emisi dari Clinker

    Emisi dari proses industri Ammonia

    Emisi dari proses untuk industri lainnya

    CO2

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    48/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :

    Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia94 95

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    49/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :

    Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia96 97

    baseline merupakan salah

    penyusunan INDC.

    a. y s of Indonesia ,Kementerian ESDM terkait data untuk

    bidang berbasis energi;

    b. Publikasi BPS terkait data sosial, ekonomi dan populasi;

    c.

    d.

    lahan.

    untuk menentukan

    Adapun batasan (

    Tingkat emisi GRK dibatasi oleh

    a.

    b.

    Model pertumbuhan ekonomi dibatasi oleh yang terdiri dari

    , dan ketersediaan sumber daya bahan baku untuk industri

    6. lama perubahan kategori lahan menjadi hutan sekunder atau hutan tanaman:

    a.

    b.

    S

    Tren permintaan energi di sektor transportasi dan rumah tangga dipengaruhi oleh GDP per

    kapita dan pertumbuhan populasi sedangkan sektor industri digerakkan oleh

    industri

    3.

    Tidak ada perubahan kategori lahan lain menjadi kategori hutan primer (

    6. Tidak ada perubahan tanah mineral menjadi lahan gambut dan sebaliknya

    periode proyeksi

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    50/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :

    Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia98 99

    Gas bumi DN

    Batubara

    Kedaulatan Pangan

    3

    Pembangunan pelabuhan untuk menunjang tollaut

    Pengembangan pelabuhan penyeberangan

    3

    Pertumbuhan sektor industri

    Penambahan jumlah industri berskala menengahdan besar

    3

    Konsumsi listrik perkapita

    Pengembangan jalan nasional

    6

    Panjang jalur kereta api

    Pengembangan pelabuhan

    Jumlah bandara

    Emisi Gas Rumah Kaca

    bab berikut:

    :

    adalah sebagai berikut:

    a. Mengumpulkan data permintaan energi di sektor industri, rumah tangga, komersil, transportasi,

    b. Mengumpulkan data eksploitasi dan cadangan energi batubara, minyak, gas dan energi terbarukan

    c.

    d. Membandingkan GDP per kapita dan konsumsi energi untuk menghasilkan perilaku intensitas energi

    untuk seluruh sektor pengguna energi. Nilai dari perbandingan GDP per kapita dengan konsumsi

    e.

    keputusan terkait pemenuhan permintaan melalui impor;

    f.

    g.

    a.

    b. Untuk sektor pembangkit (

    c.

    berkurangkan konsumsi gas alam dan minyak;

    d.

    e.

    5.2 Lahan

    a.

    b.

    c.

    ;

    d. Menyesuaikan matrik perubahan lahan dengan data dari Kementerian Pertanian untuk menentukan

    luas area sawah dan perkebunan sawit;

    e. Memasukkan matriks transisi ke dalam dalam model ;

    g. Menentukan penggerak terjadinya perubahan lahan;

    h. Menghubungkan struktur model kedalam sektor lain yang mempengaruhi perubahan pengaruh

    dari bidang berbasis lahan saling terhadap bidang lainnya;

    i. Model lahan gambut (

    .

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    51/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :

    Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia100 101

    b.

    c. Membangun konseptual sistem keterkaitan model subbidang pertanian dan peternakan dengan

    menggunakan diagram keterkaitan (

    d. Mengumpulkan data luasan area dari , , , dan ;

    e. Mengumpulkan data konsumsi penggunaan pupuk;

    f. Mengumpulkan data jumlah populasi hewan ternak;

    g. Membangun struktur model pertanian dan peternakan dan mengkaitkannya dengan struktur besar

    model lahan dan struktur dari model ekonomi;

    h.

    a.

    b.

    c.

    d.

    e.

    f.

    g.

    h.

    i. Membangun model produksi semen yang didorong oleh kebutuhan semen dan sumber daya alam;

    j. Produksi klinker dihitung berdasarkan data historis rasio klinker dan semen dikalikan dengan produksi

    semen;

    k. Membangun model untuk produksi amonia dan urea. Produksi urea digunakan sebagai input dalam

    menghitung emisi amonia;

    l. Membangun model untuk industri lainnya yang menghasilkan emisi IPPU menggunakan emisi historis

    dari penggunaan lime di industri.

    emisi GRK, yaitu:

    a.

    Menentukan total produksi sampah sebagai fung si dari total populasi dan ton sampah per kapita,

    GDP per kapita dan budaya perilaku;

    Menentukan komposisi sampah dan parameter lainnya yang terkait dengan perhitungan emisi

    dari limbah padat;

    Membangun model dengan menggunakan pendekatan untuk

    terbuka,

    b.

    masyarakat berpenghasilan rendah (

    , sembarangan atau dengan sistem pengolahan terpusat;

    a.

    , dan ;

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    52/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :

    Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia102 103

    e sementara baseline kaji ulang pada tahun yang

    e.

    dilihat pada gambar di atas. Dari hasil proyeksi emisi diperkirakan

    berbasis energi dan transportasi sedangkan emisi terendah dihasilkan dari bidang berbasis IP PU.

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    53/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :

    Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia104 105

    Pe

    dilihat penjelasan di bawah ini.

    Berbagai kegiatan yang menjadi skenario kebijakan emisi bidang berbasis lahan adalah sebagai berikut:

    3. Penyelenggaraan rehabilitas i hutan dan lahan, dan reklamasi hutan di DAS priorita s.

    hutan desa, hutan tanaman rakyat, hutan adat dan hutan rakyat serta kemitraan.

    hutan adat dan pelestari lingkungan.

    dan prasarana jalan usaha tani/jalan produksi serta pengendalian lahan

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    54/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :

    Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia106 107

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    55/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :

    Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia108 109

    kebijakan sektoral terkait isu perubahan iklim menjadi satu kebijakan nasional penanganan

    Dari sisi pendanaan, Indonesia akan terus berupaya mencadangkan anggaran untuk kegiatan terkait

    biaya untuk menurunkan emisi (

    persiapan INDC Indonesia yang dapat menjadi rekomendasi untuk pengembangan INDC selanjutnya,

    diantaranya:

    kebijakan terkait perubahan

    dalam upaya pencegahan perubahan iklim, dan terutama untuk menyempurnakan pengembangan

    kebijakan terkait perubahan iklim di Indonesia.

    P

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    56/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :

    Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia110 111

    Kegiatan delay tree growth

    Indikator RPJMN/RAN

    GRK

    Ambisius

    Perencanaan

    pemanfaatan danpeningkatan usahakawasan hutan

    Terlaksananya

    pemberian Izin Usaha

    Restorasi Ekosistem areal bekas tebangan

    Tingkat

    kegiatan naik

    keberhasilan

    keberhasilanskenario moderat

    Target untuk

    dan skenario

    keberhasilan

    keberhasilanskenario moderat

    Target untuk

    dan skenariokeberhasilan

    terhadap

    keberhasilanskenario

    moderat

    Pengembangan

    pengelolaan lahanpertanian di lahangambut terlantar

    dan terdegradasiuntuk mendukungsubsektor

    perkebunan,peternakan dan

    Rehabilitasi, reklamasi

    gambut terlantar,terdegradasi, pada

    areal pertanian, serta tanaman pangan seluas

    Tingkat

    Penyelenggaraanrehabilitasi hutandan lahan, danreklamasi hutan diDAS prioritas

    Terlaksananyarehabilitasi hutan padaDAS prioritas seluas

    Tingkat

    kegiatan naik keberhasilan keberhasilanskenario moderat

    Target untuk dan skenariokeberhasilan keberhasilanskenario moderat

    Target untuk dan skenariokeberhasilan terhadapkeberhasilanskenariomoderat

    Terlaksananya pada DAS prioritas seluas

    Tingkat

    Pembuatan hutan kota

    Tingkat

    Rehabilitasi hutan

    Tingkat

    Pengembanganperhutanan sosial

    Terfasilitasinyapenetapan areal kerja

    Tingkat

    Terfasilitasinyapembentukan kemitraanusaha dalam hutan

    Tingkat

    Peningkatan usaha

    hutan tanaman

    Terlaksananya

    pencadangan arealhutan tanaman industridan hutan tanaman 3 juta ha

    gambut yangrusak (degraded

    kawasan hutan

    yang terpulihkan

    yang rusak (degraded

    kawasan hutan yangterpulihkan meningkat

    Tingkat

    kegiatan naik

    keberhasilan

    keberhasilan

    skenario moderat

    Target untuk

    dan skenariokeberhasilan

    keberhasilan

    skenario moderat

    Target untuk

    dan skenariokeberhasilan

    terhadap

    keberhasilanskenario

    moderat

    Rehabilitasi danmeningkatnya

    kualitas DAS

    pemeliharaannya seluas

    Tingkat

    melalui rehabilitasi di

    Tingkat

    Meningkatnya

    akses masyarakatuntuk mengelola

    hutan melalui hutankemasyarakatan,

    hutan desa, hutan

    tanaman rakyat,

    hutan adat danhutan rakyat sertakemitraan

    akses masyarakat untukmengelola hutan melalui

    hutan kemasyarakatan,hutan desa, hutan

    tanaman rakyat, hutanadat dan hutan rakyat

    serta kemitraan

    Tingkat

    Meningkatnyakemampuan

    kelompok

    masyarakatpengelola

    perhutanan sosial,hutan adat dan

    pelestari lingkungan

    kemampuan kelompok

    masyarakat pengelola

    perhutanan sosial,hutan adat dan pelestari

    lingkungan meningkat

    Tingkat

    Terselesaikannya

    Kemitraan

    yang terselesaikandalam kaitannya dengan

    dan Kemitraan sampai

    Tingkat

    kegiatan naik

    keberhasilan

    keberhasilan

    skenario moderat

    Target untuk

    dan skenario

    keberhasilan

    keberhasilanskenario moderat

    Target untuk

    dan skenario

    keberhasilan

    terhadapkeberhasilan

    skenariomoderat

    MeningkatnyaKinerja dan produksi

    hutan alam dan

    hutan tanaman

    hutan produksi untuk

    Tingkat

    Meningkatnya

    lingkungan

    Restorasi Ekosistem

    Tingkat

    Terjaminnya

    pengelolaankawasan pelestarian

    alam

    terdegradasi yang

    dipulihkan kondisiekosistemnya (termasuk

    pemanfaatan lahan

    di dalam kawasan

    Tingkat

    Moratorium hutan

    deforestasi hutan primerdan sekunder gambut

    untuk pertanian dan

    pada dua periode yangakan datang (hingga

    Tingkat

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    57/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :

    Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia112 113

    Moratorium hutan deforestasi hutanprimer dan sekunderpada lahan mineraluntuk pengembangan

    Tingkat

    kegiatan naik keberhasilan

    keberhasilanskenario moderat

    Target untuk dan skenariokeberhasilan

    keberhasilanskenario moderat

    Target untuk dan skenariokeberhasilan

    terhadapkeberhasilanskenariomoderat

    Meningkatnya Areal PertanianBaru dan PrasaranaJalan Usaha Tani/Jalan Produksi Serta

    Areal Cetak SawahTingkat

    Meningkatnya Areal PertanianBaru dan PrasaranaJalan Usaha Tani/Jalan Produksi Serta

    ha sawah baru

    PengembanganSRI (System of Rice

    Tingkat

    sawah baru di luar PulauJawa dan Bali

    Bukan kegiatan

    Pengembanganareal perkebunan berhutan/lahanterlantar/ lahanterdegradasi / Areal

    Terlaksananyapenggunaan teknologiuntuk melindungitanaman pangan darigangguan organismepengganggu tanamandan dampak perubahaniklim pada lahan seluas

    Tingkat

    Terlaksananyapengembangan arealperkebunan danpeningkatan produksi

    mutu tanaman tahunandengan sasaran kelapa ha

    Tingkat

    kegiatan naik keberhasilan

    keberhasilanskenario moderat

    Target untuk dan skenariokeberhasilan

    keberhasilanskenario moderat

    Target untuk dan skenariokeberhasilan

    terhadapkeberhasilanskenariomoderat

    Terlaksananyapengembangan arealperkebunan danpeningkatan produksi

    mutu tanaman rempahdan penyegar, dengansasaran kakao seluas

    Tingkat

    Pemanfaatankotoran/urine

    ternak dan limbahpertanian untukbiogas

    Terlaksananyapengembangan dan

    pembinaan BiogasAsal Ternak Bersama di wilayah terpencil danpadat ternak sebanyak masyarakat

    Tingkat

    PENURUNAN EMISIReduksi emisi pada

    Reduksi emisi pada

    Reduksiemisi

    pada

    Penyediaan dan pengelolaan energi baru ter energi

    Sesuai dengan targetKEN

    Total produksi listrikdari pembangkit pada

    able energy

    Sesuai dengan target

    Total produksi listrikdari pembangkit

    Natural Gas dan energy

    Sesuai dengan tar

    Total produksi listrik dari pemban Renewable energy

    Kapasitas terpasang bioen

    Penerapan Clean CoalTechnology

    Penggunaan teknologi ultra untuk pembangkit batubara baru, dimana

    tubara menerapkan

    Clean Coal Technology

    tubara menerapkan

    batubara menerapkan CCT pada

    Peningkatan sambungan

    rumah yang teraliri gasbumi melalui pipa

    Meningkatkan penggunaan

    gas yang dipakai oleh rumahtangga menjadi sebesar

    Penambahan gas kota

    Penambahan gas kota

    Penambahan gas

    Pemanfaatan biogas Terbangunnya unit biogasyang dapat menghasilkan

    Produksi biogas sebesar

    Penambahan pemanfaatan biogas sebesar

    Penambahan pemanfaatan biogas sebesar

    Penambahan pemanfaatan biogas

    Penggunaan gas alam

    sebagai bahan bakarangkutan umum perkotaan

    Terlaksananya penggunaan

    gas alam sebagai bahan bakar angkutan umum perko

    Sesuai dengan target

    KEN:

    Share gas di transpor

    Share gas di transpor 3

    Share gas di

    transportasi darat 3

    Penerapan mandatori

    manajemen energiuntuk pengguna padatenergi

    Menerapkan manajemen

    Penambahan target

    Penambahan target

    Penambahan tar

    Peningkatan pemanfaatan BBN dalam BBM

    Meningkatnya campuran

    BBN pada biosolar sebesar

    Sesuai dengan target

    KEN:

    Campuran biosolar

    Campuran biosolar

    Campuran biosolar

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    58/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :

    Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia114 115

    Pembangunan ITS (Intel

    Pembangunan ITS sebanyak

    Peningkatan pencapa

    Peningkatan pencapaian target sebesar

    Peningkatan pencapaian target

    Meningkatkan koordinasiantar simpang

    Memberikan sistem prioritasbus di persimpangan

    pribadi ke transportasi massal

    Pengembangan KAperkotaan Bandung

    Mengembangkan KA Perko km (jalur ganda dan elektri

    Peningkatan pencapa

    Peningkatan pencapaian target sebesar

    Peningkatan pencapaian target

    Pembangunan dou

    Peningkatan pencapa

    Peningkatan pencapaian target sebesar

    Peningkatan pencapaian target

    Pengembangan KAperkotaan Bandung

    Mengembangkan KA Perko km (jalur ganda dan elektri

    Peningkatan pencapa

    Peningkatan pencapaian target sebesar

    Peningkatan pencapaian target

    Reformasi Sistem tran

    Terlaksananya pengadaandan distribusi BRT sebanyak

    Peningkatan pencapa

    Peningkatan pencapaian target sebesar

    Peningkatan pencapaian target

    Reduksi emisi

    Reduksi emisi 627 pada

    Reduksi pada

    Pembangunansarana prasaranaair limbah dengan

    Tersedianya sistempengelolaan air limbahsistem terpusat skala Kabupaten/Kota

    Tingkat

    Tersedianya sistempengelolaan air limbah di Kabupaten/Kota

    Pengelolaan dan B3 sesuai

    dengan peraturanundangan

    sampah yang terkelola

    tahun

    Tingkat

    Tersedianya fasilitaspenangkapan gasmetana di TPA

    Tingkatkeberhasilan65,7 % di kotametro

    Perencanaan Nasional:Program dan Kebijakan

    Perubahan Iklim

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    59/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :

    Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia116 117

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    60/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :

    Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia118 119

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    61/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :

    Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia120 121

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    62/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :

    Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia122 123

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    63/100

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    64/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :

    Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia126 127

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    65/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :

    Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia128 129

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    66/100

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    67/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :

    Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia132 133

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    68/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :

    Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia134 135

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    69/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :

    Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia136 137

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    70/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :

    Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia138 139

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    71/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :

    Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia140 141

    Final Draf INDC Indonesia

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    72/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :

    Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia142 143

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    73/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :

    Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia144 145

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    74/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :

    Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia146 147

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    75/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :

    Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia148 149

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    76/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :

    Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia150 151

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    77/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :

    Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia152 153

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    78/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :

    Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia154 155

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    79/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :

    Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia156 157

    Indonesia INDC andRoad to Paris

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    80/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :

    Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia158 159

    IndonesiaINDCandRoadtoParisNilaKamilDirectorateofClimateChangeMitigation9MOEF

    Outline

    0 COP De ci si on s on IN DC

    0 Submi tte d IN DCs

    0 In don e si a s IN DC

    0 U N FCCC COP 21 Pa ri s

    COP Decisions on INDCFurther to the negotiations under the Ad Hoc Working Group on the Durban Platform for EnhancedAction (ADP) the Conference of the Parties (COP), by its decision 1/CP.19, invited all Parties to

    initiate or intensify domestic preparations for their INDCs towards achieving the objective of the

    Convention as set out in its Article 2, without prejudice to the legal nature of the contributions, in

    the context of adopting a protocol, another legal instrument or an agreed outcome with legal force

    under the Convention applicable to all Parties.

    The COP, by its decisions 1/CP.19 and 1/CP.20, invited all Parties to communicate to the secretariat

    their INDCs well in advance of COP 21 (by the irst quarter of 2015 by those Parties ready to do so)

    in a manner that facilitates the clarity, transparency and understanding of the INDC. In decision 1/

    C P . 2 0 t h e C O P a l s o i n vi t e d a l l P a rt i e s t o c o n s i d e r c o m m u n i c a t i n g t h e i rundertakings in adaptation planning or consider including an adaptation component in their

    intended nationally determined contributions.

    In decision 1/CP.20 it is further speciied that in order to facilitate clarity, transparency andunderstanding, the information to be provided by Parties communicating their intended nationallydetermined contributions may include, as appropriate, inter alia, quantiiable information on the

    reference point (including, as appropriate, a base year), time frames and/or periods for

    implementation, scope and coverage, planning processes, assumptions and methodological

    approaches including those for estimating and accounting for anthropogenic greenhouse gasemissions and, as appropriate, removals, and how the Party considers that its intended nationally

    determined contribution is fair and ambitious, in light of its national circumstances, and how it

    contributes towards achieving the objective of the Convention as set out in its Article 2;

    COP Decisions on INDCLima Action Call

    0 Para. : Reiterates its invitation to each Party to communicate to the secretariat its INDC

    towards achieving the objective of the Convention as set out in its Article 2

    0 Para. 10 Agrees that each Partys INDC towards achieving the objective of the Convention as

    set out in its Article 2 will represent a progression beyond the current undertaking of that

    Party

    0 Para. 13 Reiterates its invitation to all Parties to communicate their intended nationally

    determined contributions well in advance of the twenty9Wirst session of the Conference of the

    Parties (by the Wirst quarter of 2015 by those Parties ready to do so) in a manner that

    facilitates the clarity, transparency and understanding of the intended nationally determined

    contributions

    0 Para. 14 Agrees that the information to be provided by Parties communicating their

    intended nationally determined contributions, in order to facilitate clarity, transparency andunderstanding, may include, as appropriate, inter alia, quantiWiable information on the

    reference point (including, as appropriate, a base year), time frames and/or periods for

    implementation, scope and coverage, planning proc esses, assumptions and methodological

    approaches including those for estimating and accounting for anthropogenic greenhouse gas

    emissions and, as appropriate, removals, and how the Party considers that its intendednationally determined contribution is fair and ambitious, in light of its national

    circumstances, and how it contributes towards achieving the objective of the Convention as

    set out in its Article 2.

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    81/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :

    Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia160 161

    Submitted INDCs

    0A number of countries have already submitted theirINDCs, including the European Union, the United

    States, Russia and Mexico. Other countries are

    expected to communicate their INDCs before October

    2015.

    0All INDCs submitted to the Secretariat by October 1st

    will be included in a synthesis report by the UNFCCC

    Secretariat that will be released by November 1st. Thereport will reWlect the aggregate emissions impact of

    available INDCs ahead of COP21.

    Submitted INDCs

    Party to the UNFCCC INDC

    Switzerland 50% in 2030 below 10 levels

    Latvia (EU) 40% in 2030 below 10 levels

    Norway 40% in 2030 below 10 levels

    Mexico 25949% in 2030 below BAU

    USA 26928% in 2025 below 2005 level

    Russia 25930% in 2030

    Canada 30% in 2030

    China 60965% emissions unit per GDP below 2005 level

    ROK 37% in 2030 below BAU

    Singapore 36% in 2030

    Australia 26928% in 2030 below 2005 level

    New Zealand 30% in 2030 below 2005 level

    Japan 26% in 2030 against base year 2013

    Brazil 37% in 2025; 43% in 2030 below 2005 level

    Indonesia 2941% in 2030 below BAU

    Indonesias INDC

    02% (unconditional) to 41% (conditional) economy9

    wide GHGs emission reduction compared to BAUscenario by 2030

    0Base year of BAU is 2010, with historical data year

    1092012 for land9based sector and 200092010 for

    non land9based sector

    0The BAU scenario projection translates to 2.881

    GtCO2e in 2030

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    82/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :

    Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia162 163

    Indonesias INDC

    0Scope of GHGs: CO2, CH4, N2O

    0GWP Metric: IPCC AR4

    0Methodology: IPCC Guidelines 2006, with all data

    refers to National Inventory System of Greenhouse

    Gases (SIGN SMART), BUR and TNC, FREL9REDD+

    documents

    0

    Sectors: Energy and Transportation, IPPU, Waste,

    Agriculture, LULUCF and Forestry

    0Market Mechanism: applied for conditional target

    UNFCCC COP 21 ParisGeneva Negotiation Text

    0 Preamble (3 Para)

    0 DeWinitions (1 Para)

    0 General Objective (16 Para)

    0

    Mitigation (34 Para)

    0 Adaptation and Loss and Damage (38 Para)

    0 Finance (54 Para)

    0 Technology development and transfer (7 Para)

    0 Capacity Building (6 Para)

    0 Transparency of Action and Support (22 Para)

    0 Time frames and process related to commitments/contributions/ other

    matters related to implementation (34 Para)

    0 Facilitating implementation and compliance (13 Para)

    0 Procedural and institutional provisions (23 Para)

    0 Annexes

    Bonn Intersessional Meeting

    GNT(Geneva

    Negotiation

    Text)

    SCT(Streamlined

    and

    Consolidated

    Text)

    Co>Chairs

    Tool

    90

    (225)

    85

    (223)

    76

    Agreement : 59Decisions: 98

    Need further clarity : 102

    Bonn Intersessional MeetingScenario Note Co9Chairs Tool

    1. Draft Agreement9 overarching commitments,

    9 durable provisions and standard provisions

    9

    A general anchoring clause

    2. Draft for decisions 1/CP219details of implementation,

    9provisions likely to change over time,9provisions related to pre92020 actions and interim arrangements

    3. Provisions that need further clarity9 Market and non markets

    9 Land sectors

    9 Response measure

    9 Loss and damage

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    83/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :

    Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia164 165

    Missing para ?

    Para 3:[All Parties to enhance action and cooperate on the basis of equityand common but differentiated responsibilities and respectivecapabilities to further implement the Convention in order toachieve its objective as stated in its Article 2, so as to stabilizegreenhouse gas concentrations in the atmosphere at a level that

    would prevent dangerous anthropogenic interference with theclimate system, to allow ecosystems to adapt naturally to climatechange, to ensure that food production is not threatened and to

    enable economic development to proceed in a sustainable mannerthat ensures resilience and adaptive capacity to the adverse effectsof climate change, while recognizing the local, national, and globaldimensions of adaptation in accordance with the principles andprovisions of Articles 3 and 4 of the Convention,]

    Latest updateFirst draft of ADP 2.11 Bonn 1923 October 2015

    20 pages : 10 pages of draft agreements10 pages of draft decisions

    http://unfccc.int/meetings/bonn_oct_2015/session/

    15.php >> ADP.2015.8.InformalNote

    Highlights: no mention of REDD+; generalization on

    Winancing, technicalities, modalities; insertion of MRV of

    support; new bodies and mechanism (workstream 2).

    Key Issues in UNFCCC COP 210 Mitigation: How to achieve long9term emission reduction in the context

    of Article 2 of the Convention with limiting the global average temperatureincrease to below 2 C or 1.5 C above pre9industrial levels (NAMAs, QELRO,

    International market, REDD or new mechanism), differentiation betweendeveloped and developing countries!commitment vs contribution

    0 Adaptation and Loss & Damage: how to clarify several aspectsincluding global goal for adaptation, institutions, new commitments relatingto adaptationfor example, a collective commitment to enhance adaptationaction, or individual commitments to formulate national adaptation plans,

    adaptation support for developing countries, registry of national adaptationactions and Winancial support or insurance for loss and damage

    Key Issues in UNFCCC COP 21

    0Finance: what is the procedure and mechanism for operationalization ofGCF commitment; burden sharing between developed and developing

    countries; and criteria of countries to receive funding

    0 Technology Transfer: how toremove of barriers (speciWicallyIntellectual Property Rights/IPR) including more Winancial and intellectual

    supports through R&D and demonstration technologies

    0 Capacity Building: how to address capacity building and issues relatedto institutional arrangements on capacity building.

    0Transparency: how to ensure and enhance the TACCC principles innational reports, implement robust MRV not only on mitigation actions but

    also on supports toward developing countries mitigation efforts,differentiation of MRV!standardized (top9down) or based on countries

    existing system (bottom9up), ICA and IAR processes

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    84/100

    KONTRIBUSI ANAK MUDA DALAM COP 21 167YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS166

    INDC in UNFCCC COP 210

    Scope of INDC

    0

    JustiWication of level of ambition

    0

    Communication: whether its part of BURs/NCs

    0 Time frame: submission, periodic cycle, target, periodicreview

    0 Target: individual or aggregated? Carbon budget?

    0 Legal aspect: annex of (legally binding) agreement or COPdecisions

    0 Review process:

    0

    rules of procedure, ex9ante and ex9post process, modalities0 scope of review: gaps analysis, revision/correction of target?

    0 right to review: inter9Party review? UNFCCC body? Or none atall?

    Thank you

    Questions?

    ([email protected])

    KONTRIBUSI ANAK MUDA

    DALAM COP 21

    Pengantar Diskusi Kelompok

  • 7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris

    85/100

    YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS KONTRIBUSI ANAK MUDA DALAM COP 21168 169

    Grouping Discussion (Stimulation Model COP21)

    Komisi 1 : Forum EnergiKomisi 2 : Forum IndustriKomisi 3 : Forum Lahan GambutKomisi 4 : Forum Limbah

    Draft INDC Indonesia

    Bappenas menyusun INDC dengan bantuan Institut Teknologi Bandung menggunakanSystem Dynamic software. Khusus bidang energi telah melibatkan seluruh unit eselon IKESDM dalam beberapa kali workshop.

    Menteri/Kepala BAPPENAS telah menyampaikan INDC status 11 Agustus 2015 (61halaman) ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

    KLHK dengan Dewan Pengarah Perubahan Iklim telah menyimpulkan danmenyampaikan draft INDC ke Bapak Presiden RI pada tanggal 1 September 2015 (15halaman).

    Draft INDC dapat direvisi dengan menyampaikan masukan melalui website ataupuntertulishttp://www.dephut.go.id/index.php/news/details/9845 .

    Draft INDC masih

    dapat direvisi

    Rapat Dewan

    Pengarah

    menyampaikan

    bahwa arahan Bapak

    Presiden RI agar

    draft INDC lebih

    ringkas.

    Revisi Draft INDC

    Draft INDC Indonesia

    Mencegah naik 2oC dari suhu global tahun 2020

    Second National Communication (SNC) tahun 2010 menyebutkan tahun 2005 emisiGRK Indonesia mencapai 1800 MtCO2e, naik 400 MtCO2e dari tahun 2000. 63%berasal dari lahan gambut, 19% dari pembakaran energi fosil.

    Sumber daya energi di Indonesia belum digunakan secara efisien karena hargamasih rendah karena disubsidi.

    Minimal 23% energi baru terbarukan pada energi mix tahun 2025.

    Penggunaan limbah dan sampah untuk produksi energi

    National Action Plan Climate Change Adaptation Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim

    Sustainable Development Goals (SDGs) pasca 2015 adaalah Access to affordable,reliable, and renewable energy for all.

    Promoting Climate Resilience in food, wat