Zoning Youth Center

14
Penzoningan. Penzoningan pada Youth Center di Kabupaten Magelang didasarkan pada kelompok kegiatan yang ada, disesuaikan dengan analisis- analisis pada site. Kelompok kegiatan yang ada yaitu : a. Kelompok Kegiatan Penerimaan Area kelompok kegiatan penerimaan merupakan area pertama yang dimasuki oleh pengunjung pada Youth Center di Kabupaten Magelang yang drencanakan. Kelompok kegiatan penerimaan diletakkan pada bagian depan, yang mudah dicapai oleh pengunjung. Sifat kegiatan penerimaan yaitu area publik yang berhubungan langsung dengan lingkungan luar. Kelompok kegiatan penerima harus terletak dekat main entrance yaitu di Jalan Soekarno Hatta. b. Kelompok Kegiatan Utama Kelompok kegiatan utama merupakan area yang melayani kegiatan utama yang berupa kegiatan pelatihan olahraga, ketrampilan dan kesenian. Sifat kegiatan utama yaitu semi publik, dengan beberapa ruang yang juga merupakan area publik, sehingga penzoningan kegiatan utama didekatkan dengan area publik. c. Kelompok Kegiatan Penunjang Kelompok kegiatan penunjang merupakan area yang mewadahi kegiatan-kegiatan penunjang seperti kegiatan rekreasi, sosialisasi dan bimbingan konseling. Kegiatan rekreasi mempunyai sifat publik, sedangkan kegiatan sosialisasi dan bimbingan mempunyai sifat semi publik. d. Kelompok Kegiatan Pengelola

description

penzoningan perencanaan dan perancangan youth center

Transcript of Zoning Youth Center

Penzoningan.Penzoningan pada Youth Center di Kabupaten Magelang didasarkan pada kelompok kegiatan yang ada, disesuaikan dengan analisis-analisis pada site. Kelompok kegiatan yang ada yaitu :a. Kelompok Kegiatan PenerimaanArea kelompok kegiatan penerimaan merupakan area pertama yang dimasuki oleh pengunjung pada Youth Center di Kabupaten Magelang yang drencanakan. Kelompok kegiatan penerimaan diletakkan pada bagian depan, yang mudah dicapai oleh pengunjung. Sifat kegiatan penerimaan yaitu area publik yang berhubungan langsung dengan lingkungan luar. Kelompok kegiatan penerima harus terletak dekat main entrance yaitu di Jalan Soekarno Hatta.b. Kelompok Kegiatan UtamaKelompok kegiatan utama merupakan area yang melayani kegiatan utama yang berupa kegiatan pelatihan olahraga, ketrampilan dan kesenian. Sifat kegiatan utama yaitu semi publik, dengan beberapa ruang yang juga merupakan area publik, sehingga penzoningan kegiatan utama didekatkan dengan area publik.c. Kelompok Kegiatan PenunjangKelompok kegiatan penunjang merupakan area yang mewadahi kegiatan-kegiatan penunjang seperti kegiatan rekreasi, sosialisasi dan bimbingan konseling. Kegiatan rekreasi mempunyai sifat publik, sedangkan kegiatan sosialisasi dan bimbingan mempunyai sifat semi publik.d. Kelompok Kegiatan PengelolaMerupakan area dengan sifat privat, hanya pengelola saja yang boleh memasuki area ini. Namun tidak menutup kemungkinan orang luar dapat masuk ke dalam area pengelola dengan ijin tertentu. Karena hal itu, maka bangunan pengelola dijauhkan dari zona yang bersifat publik.e. Kelompok Kegiatan InsidensialKegiatan insidensial merupakan kegiatan yang berlangsung tidak setiap hari, hanya pada acara tertentu. Kelompok ruang kegiatan insidensial misalnya sporthall, ruang pameran, dan ruang pertunjukkan termasuk open stage. Sifat dari kegiatan insidensial ini yaitu publik, sehingga peletakkannya didekatkan dengan area yang mudah dilihat dan dicapai dari entrance. Kegiatan insidensial juga merupakan salah satu bagian dari kegiatan utama dan kegiatan penunjang.

Gambar. Zonifikasi RuangSumber : Analisis Pribadi, 2014

Penzoningan ruang pada youth center yang direncanakan didasarkan pada analisa pencapaian, analisa klimatologis, analisa kebisingan dan analisa program ruang. Analisa penzoningan dibagi menjadi 3 zona yaitu, publik, semi publik, dan privat. Peletakkan fungsi bangunan dengan zona publik diletakkan pada area yang mudah dijangkau, atau diletakkan ada bagian paling depan. Sedangkan fungsi ruang dengan sifat semi publik diletakkan sedikit masuk ke dalam. Untuk fungsi ruang dengan sifat privat diletakkan dibelakang, pada zona-zona yang tersembunyi.Area penerimaan diletakkan pada bagian barat site yang merupakan main enntrance. Sesuai dengan fungsi bangunan penerimaan yang merupakan tempat awal bagi pengunjung, maka area penerimaan harus udah dijangkau dan dilihat. Bangunan untuk kegiatan olahraga, kesenian dan ketrampilan yang mempunyai sifat semi publik diletakkan pada bagian yang berhubungan dengan kegiatan penerimaan. Untuk kegiatan pengelola, diletakkan dengan site entrance yang memang dikhususkan sebagai sirkulasi bagi pengelola. Kegiatan rekreasi diletakkan pada area yang mempunyai view keluar yang bagus.Penzoningan ruang pada youth center yang direncanakan mempertimbangkan kegiatan-kegiatan yang terjadi pada bangunan tersebut. Pemisahan ruang-ruang dengan kelompok kegiatan yang sama, bertujuan agar kegiatan-kegiatan yang ada tidak terganggu dengan kegiatan lain yang juga ada di dalam bangunan.

A. ANALISIS KONSEP BENTUK DAN TAMPILAN BANGUNAN DALAM KONTEKS ARSITEKTUR REGIONALISMEDasar Pertimbangan Bentuk dan tampilan bangunan yang ada di Kabupaten Magelang Penyesuaian dengan fungsi dan tema bangunan Penyesuaian dengan efisiensi dan efektivitas ruang Teori arsitektur regionalisme

1) Bentuk Massa BangunanAnalisa :D.K Ching mengungkapkan bahwa terdapat tiga bentuk dasar massa bangunan, yaitu lingkaran, segitiga dan bujur sangkar. Bentuk dasar tersebut mempunyai sifat yang berbeda-beda, sifat-sifat tersebut yaitu :Lingkaran Mengarah ke dalam dan dengan sendirinya menjadi pusat dari lingkungan Bersifat stabil Menimbulkan perasaan gerak dan putar yang kuat Mempunyai efek visual yang tidak dapat disederhanakan, mempunyai sudut pandang ke segala arah tanpa terhalang sudut Kemudahan mengolah sirkulasi Mempunyai kesulitan dalam pengerjaan struktur Kemudahan pengembangan menjadi bentuk yang dinamisSegitiga Mempunyai kesan bentuk yang stabil dan tajam Pengolahan ruang yang kurang efisien Kemudahan pengolahan sirkulasi Sulit dalam pengembangan bentukBujur Sangkar/ Persegi Mempunyai kesan masif, kuat, statis, solid, dan netral Efisiensi pengolahan ruang Kemudahan dalam pengerjaan struktur Kontekstual dengan bentuk bangunan di sekitar siteHasil AnalisisAnalisa bentuk massa bangunan Youth Center di Kabupaten Magelang didasarkan pada pendekatan arsitektur regionalisme. Hal tersebut dapat diartikan bahwa bentuk massa bangunan harus mempunyai ciri ataupun kesesuaian terhadap lingkungan di sekitarnya. Dalam perkembangannya, bangunan di Kabupaten Magelang merupakan bangunan dengan gaya arsitektur Jawa, dengan bentuk simetris, atap joglo atau limasan, dan bentuk persegi ataupun persegi panjang. Penerapan bentuk pada bangunan Youth Center yang direncanakan memadukan unsur tradisional dengan material berteknologi modern. Bentuk yang direncanakan pada bangunan Youth Center juga menerapkan unsur bentuk yang ada pada Candi Borobudur, sebagai salah satu warisan budaya yang ada di Kabupaten Magelang. Bentuk yang di ambil dari Candi Borobudur yaitu bentuk persegi dan lingkaran yang merupakan usur bentuk pada mandala Candi Borobudur.

Gambar. Bentuk Dasar Mandala BorobudurSumber : Geometryarchitecture.wordpress.com

Sesuai dengan analisis bentuk menurut D.K Ching, bentuk persegi dan lingkaran merupakan bentuk yang cocok diterapkan pada bangunan olahraga ataupun pertunjukkan. Bentuk persegi juga merupakan bentuk dasar massa pada bangunan Jawa. Bentuk yang akan diterapkan pada bangunan Youth Center di Kabupaten Magelang merupakan bentuk geometris sederhana berupa persegi dan lingkaran yang digabungkan dan disusun hingga membentuk suatu bangunan dengan massa majemuk.2) Pola Tata Massa BangunanAnalisa : TerpusatKomposisi terpusat memiliki massa pusat yang menonjol. Massa pusat merupakan point yang menarik, yang dapat menyatukan massa disekitarnya, mempunyai sifat yang dinamis.

LinierBerupa massa yang berada dalam satu garis lurus, biasanya berulang, baik memiliki kesamaan ukuran, bentuk, dan fungsi.

RadialMerupakan perpaduan antara linier dan terpusat. Terdiri dari ruang pusat yang dominan dimana sejumlah organisasi linier berkembang menurut arah jari-jarinya.

Cluster Berupa kumpulan massa yang berlainan baik bentuk, ukuran dan fungsinya, berhubungan satu sama lain berdasarkan penempatan dan ukuran visual seperti simetri atau menurut sumbu. Luwes dan menerima perubahan.

GridTerdiri dari bentuk-bentuk dengan hubungan yang diatur oleh pola bidang grid. Memungkinkan adanya perbedaan bentuk ukuran dan fungsi. Kurang fleksibel bila menginginkan perubahan ruang.

Hasil AnalisisPola tata massa pada bangunan Youth Center di Kabupaten Magelang yang direncanakan menggunakan pola tata massa terpusat dengan massa jamak. Pola tata massa yang direncanakan mempunyai acuan yaitu dari bentuk mandala yang ada pada Candi Borobudur. Sesuai dengan pendekatan regionalisme, bentuk mandala yang ada pada Candi Borobudur dimodifikasi bentuknya sehingga tercipta pola tatanan massa yang ideal bagi bangunan. Mandala dapat dimaknai sebagai miniatur alam semesta yang digambarkan dengan pola persegi dan lingkaran. Salah satu penerapan bentuk mandala pada bangunan yaitu adanya sebuah pusat dalam bangunan yang menjadi bagian penting dalam kegiatan yang direncanakan. Dalam Youth Center, pusat yang direncanakan merupakan area yang menghubungkan antara bangunan satu dengan bangunan lain, yang dapat mengakomodasi kegiatan pengunjung untuk saling berkomunikasi ataupun berkumpul.

3) Tampilan Massa BangunanAnalisa :Tampilan massa bangunan yang direncanakan yaitu tampilan bangunan dengan pendekatan regionalisme di Kabupaten Magelang, yang disesuaikan dengan karakter remaja seperti dinamis, penuh semangat, terbuka terhadap hal-hal baru, aktif, dan mempunya pemikiran yang berbeda. Karakter dinamis Dinamis mempunyai makna gerak cepat dan menyesuaikan diri dengan keadaan. Dinamis dapat digambarkan dari adanya bentuk-bentuk yang tidak monoton, curve, asimetris, dll. Dalam bangunan youth center yang direncanakan, kesan dinamis dimunculkan misalnya dengan pengulangan pada bagian bangunan, seperti maju-mundur, lurus-lengkung, ataupun tegak-miring. Gambar. Fasade dengan pengulangan yang tidak monotonSumber : http://buildingindonesia.co.idGambar. Masa yang tak beraturan menciptakan bentuk dinamisSumber : http://teras-ku.blogspot.com

SemangatKarakter semangat pada bangunan dapat dimunculkan melalui penggunaan warna. Penggunaan warna pada bangunan dapat menimbulkan efek psikologis. Secara psikologis warna dapat mempengaruhi kelakuan, sebagaimana diuraikan oleh J. Linschoten dan Drs. Mansyur tentang penggunaan warna yang memegang peranan penting dalam penilaian estetis dan turut menentukan suka tidaknya seseorang akan bermacam-macam benda dan mempengaruhi prilaku. Berikut merupakan beberapa persepsi warna yang dikumpulkan dari berbagai sumber :Tabel. Persepsi WarnaWarnaSifat Warna

KuningMengungkapkan jiwa muda dan memiliki karakter kuat, menyatakan getaran suka cita dan cahaya gemintang

HijauSumber warna alami, meningkatkan kesempatan dan kekuatan, memberikan keceriaan, menghidupkan suatu perasaan damai

MerahKekuatan energik, rangsangan, ketegasan, pengaruh panas, serta dapat menggetarkan jiwa

UnguMemberi efek spiritual kemewahan, keaslian dan kebenaran, meningkatkan gairah sensualitas mistis yang dapat memberikan inspirasi

BiruMelambangkan intelektual, kepercayaan, ketenangan, damai, konsistensi, dan sesuatu yang dingin.

OrangeMengandung arti keceriaan, segala hal yang berhubungan dengan sikap yang menyenangkan dan ambisi yang dapat diartikan kesuksesan.

Abu-abuWarna bijaksana, dewasa, tidak egois, tenang, seimbang, dan kesederhanaan.

CoklatMelambangkan sesuatu yang natural, kehangatan, lembut, nyaman.

PutihWarna yang murni, bersih, sempurna, jujur, sederhana, netral.

HitamBersifat elit, elegan, kuat, teguh, kehampaan.

Sumber : TGA Pusat Remaja di Surakarta.

Terbuka terhadap hal-hal baruSifat keterbukaan remaja terhadap hal-hal baru dapat diwujudkan dengan penggunaan bukaan-bukaan lebar pada bangunan.

Gambar. Material kaca sebagai penutup bangunan yang mengesankan lebih terbukaSumber : Archdaily.com BerbedaRemaja menyukai hal-hal yang berbeda dengan yang lainnya. Hal tersebut bertujuan agar mereka menjadi point of interest atau pusat perhatian. Hal tersebut juga dapat diterapkan dalam bangunan youth center yang direncanakan.Tampilan bangunan di Kabupaten Magelang mempunyai bagian fisik yang paling menonjol, yaitu pada bagian atap. Atap yang berkembang di Kabupaten Magelang antara lain : Atap tradisional Kabupaten MagelangAtap tradisional yang berkembang di Kabupaten Magelang yaitu atap limasan, joglo, dan panggang pe. Atap limasan yang banyak digunakan pada rumah-rumah di Kabupaten Magelang yaitu atap limasan doro kepak. Namun sekarang sudah jarang digunakan, karena terkikis oleh budaya modern yang berkembang.

Atap modifikasi tradisional Kabupaten MagelangPenggunaan atap tradisional kini mengalami pergeseran dengan adanya modifikasi bentuk. Penggabungan beberapa bentuk atap yang menghasilkan kesan dinamis pada bangunan, kini banyak dittemui di Kabupaten Magelang. Misalnya pada bangunan-bangunan pemerintahan ataupun bangunan ibadah.

Gambar. Atap Modifikasi di Kabupaten MagelangSumber : Dokumen Pribadi, 2014Selain pada penggunaan atap, terdapat pula ornamen-ornamen yang menjadi penghias bagi bangunan. Ornamen-ornamen yang ada pada bangunan di Kabupaten Magelang merupakan ornamen yang ada pada Candi Borobudur sebagai salah satu warisan sejarah yang ada.Hasil analisa :Tampilan bangungan yang direncanakan menggunakan atap limasan, joglo ataupun panggang pe tradisional maupun yang sudah dimodifikasi, sesuai dengan bangunan yang berkembang di Kabupaten Magelang. Kesan karakter remaja diwujudkan dalam bentuk-bentuk dinamis dan penggunaan warna-warna cerah sebagai wujud dari kesan aktif, kreatif, ceria dan menyenangkan.