Hubungan Internal (Bu Silvi)

25
HUBUNGAN INTERNAL Istilah Public Relations yang di Indonesia secara umum diterjemahkan menjadi Hubungan Masyarakat, sebenarnya baru dikenal pada abad ke-20, namun gejalanya sudah tamapk sejak abad- abad sebelumnya, bahkan sejak manusia masih primitif. Unsur-unsur dasarnya memberi informasi, membujuk, dan mengintegrasikan khalayak selalu tampak dalam kehidupan masyarakat zaman dahulu. Gejala tersebut terlihat pada adanya hubungan yang harmonis diantara individu-individu, individu dengen kelompok, ataupun antar kelompok, di dalam pergaulan mereka. Harmonis dalam arti adanya saling pengertian dan persesuaian antara kedua belah pihak, satu sama lain saling memberikan keuntungan dan merasa senang. Hanya saja pada waktu itu orang belum menemukan istilah (public relations) yang cocok untuk melukiskan kegiatan dimaksud. Padahal apa yang dilakukan Cleopatra dengan keindahannya sebagai ratu, dalam rangka menyambut Mark Anthony di tepi sungai Nili, sebenernya merupakan kegiatan PR (Griswold dalam Kustadi Suhandang, 2004). APAKAH PUBLIC RELATIONS ? Yulda anggraeni Pribadi 1210521006 Ilmu Komunikasi

description

jk

Transcript of Hubungan Internal (Bu Silvi)

Page 1: Hubungan Internal (Bu Silvi)

HUBUNGAN INTERNAL

Istilah Public Relations yang di Indonesia secara umum diterjemahkan menjadi

Hubungan Masyarakat, sebenarnya baru dikenal pada abad ke-20, namun gejalanya sudah

tamapk sejak abad-abad sebelumnya, bahkan sejak manusia masih primitif. Unsur-unsur

dasarnya memberi informasi, membujuk, dan mengintegrasikan khalayak selalu tampak dalam

kehidupan masyarakat zaman dahulu. Gejala tersebut terlihat pada adanya hubungan yang

harmonis diantara individu-individu, individu dengen kelompok, ataupun antar kelompok, di

dalam pergaulan mereka.

Harmonis dalam arti adanya saling pengertian dan persesuaian antara kedua belah pihak,

satu sama lain saling memberikan keuntungan dan merasa senang. Hanya saja pada waktu itu

orang belum menemukan istilah (public relations) yang cocok untuk melukiskan kegiatan

dimaksud. Padahal apa yang dilakukan Cleopatra dengan keindahannya sebagai ratu, dalam

rangka menyambut Mark Anthony di tepi sungai Nili, sebenernya merupakan kegiatan PR

(Griswold dalam Kustadi Suhandang, 2004).

APAKAH PUBLIC RELATIONS ?

Menurut para pakar, hingga saat ini belum terdapat konsensus mutlak tentang difinisi dari

PR. Ketidaksepakatan tersebut disebabkan oleh: pertama beragamnya definisi PR yang telah

dirumuskan baik oleh para pakar maupun profesional PR didasari perbedaan sudut pandang

mereka terhadap pengertian Humas/PR.

Definisi yang sangat umum diberikan oleh John. E. Marston, “ PR is planned, persuasive

communication designed to influence significant public”

PR adalah kegiatan komunikasi yang terencana dan persuasif untuk mendesain publik-

publik yang nyata. PR bukanlah ilmu tradisional yang digunakan untuk menghadapi tujuan-

tujuan sesaat. PR perlu direncanakan dalam suatu pendekatan manajemen kepada target-target

public tertentu.

Yulda anggraeni Pribadi

1210521006

Ilmu Komunikasi

Page 2: Hubungan Internal (Bu Silvi)

Dari definisi yang sangat umum tadi, kita menuju kepada definisi yang lebih spesifik,

yang lebih konkret. Marston memberikan defisnisi yang baik sekali lagi;

“PR adalah seni untuk membuat perusahaan Anda disukai dan dihormati oleh para karyawan,

konsumen dan para penyalurnya”.

Sedangkan Harlow (dalam Grunig, James E, 1984: 7), memberikan definisi dengan

mengkombinasikan berbagai elemen dari berbagai definisi sebagai berikut:

Public Relations is the distinctive management functions which helps establish and maintain

mutual line of communication, acceptance and cooperation between an organization and its

public; involves the management of problems and issues; helps management to keep informed on

and responsive to public opinion

Public Relations adalah fungsi manajemen yang membantu mendirikan dan memelihara

hubungan komunikasi yang saling menguntungkan, keterbukaan dan kerjasama antara organisasi

dan publiknya, melibatkan manajemen problem dan issu, membantu manajemen untuk tetap

terinfomasi dan responsive terhadap publik.

Definisi Harlow walaupun terkesan sangat umum ataupun general, memberikan arti

penting bagi kegiatan PR itu sendiri. Bahwa kegiatan PR yang dilakukan oleh setiap organisasi

maupun institusi pada intinya adalah kegiatan komunikasi, serta membantu agar manejemen

tetap terinformasi (keluar dan kedalam) serta responsive terhadap apa yang terjadi pada

lingkungannya.

Sedangkan Baskin, Otin et al mendefinisikan PR dalam definisi yang lebih operasional

yaitu :

Public relations is a management function that helps achieve organizational objectives, define

philosophy, and facilitate organizational change. Public Relations practitioners communicate

with all relevant internal and external public to develop positive relationship and to create

consistency between organizational goals and societal expectations

Dari definisi tersebut Baskin, Otin dan kawan-kawan mencoba untuk mendefinisikan

fungsi PR secara lebih luas, dimana PR adalah sebuah fungsi (bagian) dari manajemen yang

bertangung jawab untuk mencapai tujuan organisasi dan berkomunikasi dengan publik internal

dan eksternal untuk mengembangkan sebuah hubungan yang positif.

Page 3: Hubungan Internal (Bu Silvi)

Pada kenyataannya, tidak semua praktisi melakukan apa yang didefinisikan oleh Baskin.

Beberapa bahkan praktisi PR melakukan hal yang lebih luas (more broadly) dari apa yang

didefinisikan oleh Baskin.

Beberapa definisi PR menekankan pada fungsi komunikasi dari PR. Pada dasarnya ,

semua manajer di dalam organisasi bertanggung jawab dan terlibat dalam komunikasi, tetapi PR

manajer memiliki tanggung jawab yang lebih besar, dan memiliki tanggung jawab yang lebih

spesifik di dalam komunikasi. Komunikasi berperan di dalam skill (keahlian) seorang PR, juga

harus nampak dalam tugas-tugasnya (tasks performed). Ahli PR yang bernama Gene Harlan dan

Alan Scott menekankan sbb : “skilled communication of ideas to various publics with the object

of producing desired results”. Artinya bahwa keahlian komunikasi harus nampak di dalam segala

ide yang dihasilkan untuk publik yang beragam dengan obyek (PR) dalam mendapatkan hasil

sesuai dengan yang diinginkan “. Masih menurut Gene Harlan, tugas (objek PR) antara lain

produksi release, laporan tahunan (annual report), majalah karyawan perusahaan (employee

magazine). Seorang PR akan berhubungan dengan hal-hasl tsb.

Selain harus nampak pada skill, seorang PR juga harus dapat mengaplikasikan

komunikasi dalam sistem. Frank Jefkins dalam Baskin, Otis (et.al,p.9) mendeskripsikan sebagai

“a system of communications to create goodwill”, artinya bawa sistem dari komunikasi akan

menciptakan hubungan baik (goodwill). Sistem komunikasi yang dimaksud adalah metode untuk

mengumpulkan informasi , memelihara hubungan baik dengan publik baik secara internal

maupun eksternal adalah contoh dari pelaksanaan sistem komunikasi. Yang terakhir yaitu public

relations bertanggung jawab terhadap terciptanya komunikasi 2 arah yang sistematis.

Keberadaan PR dalam suatu organisasi terutama difungsikan untuk menunjang fungsi-

fungsi manajemen perusahaan untuk mencapai tujuan bersama. Adanya berbagai kemajuan telah

mengakibatkan terjadinya pembaruan dalam masyarakat. Cara hidup mesyarakat yang semakin

modern dan semakin terspesialisasi dalam bidang-bidang tertentu, semakin mempengaruhi fungsi

tersebut. Kondisi di atas jelas memerlukan keahlian khusus di bidang PR. Praktisi PR dituntut

kemampuannya untuk mengkoordinasikan atau mengelola pemanfaatan sumber daya organisasi

untuk penyelenggaraan komunikasi 2 arah antara organisasi dan publiknya. Kaitan antara PR

dengan konsep manajemen menghasilkan pemahaman akan pentingnya public relations, seperti

dinyatakan oleh Mc Elreath:

Page 4: Hubungan Internal (Bu Silvi)

“Management PR berarti melakukan penelitian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi terhadap

berbagai kegiatan komunikasi yang disponsori oleh organisasi. Bentuk kegiatan komunikasi

dapat berupa penerbitan brosur perusahaan, pertemuan-pertemuan kelompok kecil sampai pada

kegiatan yang sangat kompleks seperti konferensi pers dengan menggunakan satelit”. Dari

pernyataan tersebut manajemen public relations dipahami sebagai bentuk pengelolaan public

relations dengan menerapkan fungsi-fungi manajemen yaitu dengan menjalankan penelitian,

perencanaan dan evaluasi terhadap program yang dijalankan.

Keterangannya sebagai berikut:

1. Penelitian

Pada dasarnya, penelitian merupakan cara yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

publik baik internal maupun eksternal untuk memahami masalah yang dihadapi dengan akurat

dan metode ilmiah.

2. Perencanaan dan pemrograman

Perencanaan dan pemograman merupakan segala informasi atau data masukan atau input yang

diperoleh berkaitan dengan hal atau permasalahan yang dihadapi ke dalam bentuk rencana

tindakan untuk pemecahannya. Perencanaan Public Relations merupakan suatu proses

berkesinambungan dan selalu memerlukan peninjauan agar tindakan yang diambil sesuai dengan

aturan yang ditetapkan. Sejumlah prinsip yang harus diperhatikan dalam perencanaan program

antara lain: sifat, waktu dan lingkungan. Perencanaan juga harus memperhatikan situasi di dalam

maupun di luar organisasi, serta pihak-pihak yang terlibat dalam perencanaan tersebut.

3. Pelaksanaan program

Pelaksanaan program merupakan tahap dimana rencana program yang telah ditetapkan

dilaksanakan atau diimplementasikan ke dalam suatu bentuk program aksi sebagai langkah nyata

pemecahan masalah PR yang dihadapi. Pelaksanaan Program ini dapat berupa program tindakan

maupun program komunikasi yang kesemuanya merupakan cara atau proses untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan.

4. Evaluasi

Merupakan suatu tahapan yang dilaksanakan untuk menentukan atau memperlihatkan nilai suatu

program termasuk pengelolaan maupun hasil atau dampak pelaksanaannya. Melalui evaluasi, PR

akan mengetahui faktor-faktor yang menjadi kegagalan ataupun keberhasilan suatu program,

sehingga dapat ditentukan langkah-langkah selanjutnya yang seharusnya dilakukan.

Page 5: Hubungan Internal (Bu Silvi)

Pada dasarnya tujuan sentral PR adalah untuk menunjang manajemen yang berupaya

mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Meskipun tujuan setiap organisasi berbeda

tergantung dari sifat organisasi tersebut, tetapi dalam kegiatan humas terdapat kesamaan yakni

membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publik dalam membentuk citra

positif.

Hubungan yang baik atau harmonis dalam PR mengandung arti luas, yakni sikap yang

menyenangkan (favorable), itikad baik (goodwill), toleransi (tolerance), saling pengertian

(mutual understanding), saling mempercayai (mutual confidence), saling menghargai (mutual

appreciation), dan citra baik (good image). Penampilan dan sikap seorang PR dalam mencapai

tujuan organisasi dengan cara menciptakan kesan yang baik akhirnya dapat melekat dan

mempengaruhi citra dari perusahaan yang diwakilinya.

Pengertian citra itu sendiri abstrak , tetapi wujudnya dapat dirasakan dari penilaian baik

semacam tanda respek dan hormat dari publik terhadap perusahaan dilihat sebagai sebuah badan

usaha yang baik, dipercaya, profesional dan dapat diandalkan dalam pemberian pelayanan yang

baik (Ruslan, Rosady, 1994: 66)

Menurut Edward L. Bernay, terdapat tiga fungsi utama PR yaitu:

1. Memberikan penerangan kepada masyarakat

2. Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan anda secara langsung

3. Berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu badan/lembaga sesuai dengan

sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya.

Adapun ruang lingkup tugas PR dalam sebuah organisasi/lembaga antara lain meliputi aktivitas:

1. Membina hubungan ke dalam (publik internal)

Yang dimaksud dengan publik internal adalah publik yang menjadi bagian dari

unt/badan/perusahaan atau organisasi itu sendiri. Seorang PR harus mampu mengidentifikasi

atau mengenali hal-hal yang menimbulkan gambaran negatif di dalam masyarakat.

2. Membina hubungan keluar (publik eksternal)

Membina hubungan keluar (publik eksternal) Yang dimaksud publik eksternal adalah publik

umum (masyarakat). Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran publik yang positif

Page 6: Hubungan Internal (Bu Silvi)

terhadap lembaga yang diwakilinya.Dengan demikian peran PR /Humas tersebut bersifat 2 arah,

yaitu berorientasi ke dalam (inward looking) dan ke luar (outward looking)

Menurut H. Fayol beberapa kegiatan dan sasaran PR adalah:

o Membangun identitas dan citra perusahaan (building corporate identity and image)

o Menciptakan identitas dan citra perusahaan yang positif

o Mendukung kegiatan komunikasi timbal balik dua arah dengan berbagai pihak.

o Menghadapi krisis (Facing of Crisis)

o Menangani keluhan (complaint) dalam menghadapi krisis yang terjadi dengan membentuk

manajemen krisis dan PR Recovery of Image yang bertugas memperbaiki lost of image and

damage.

KEDUDUKAN HUMAS STRUKTUR ORGANISASI

Kedudukan humas dalam organisasi dan kewenangan petugasnya tidak selalu dapat

dinyatakan dengan tegas. Menurut John Tondowijojo (2004:9), bila humas diakui sebagai bagian

jajaran kebijakan pimpinan, maka humas harus berada langsung di bawah direksi. Humas harus

mampu menyampaikan kebijaksanaan pimpinan, sehingga ia harus langsung berada di pihak

yang berhubungan dengan pimpinan seluruh jajaran manajemen. (Tondowidjojo, 2004:9).

Sedangkan menurut Renald Khasali, public relations merupakan fungsi manajemen yang sama

pentingnya dengan pemasaran, produksi, keuangan dan SDM.

Menurut Tondowidjojo, kegiatan humas haruslah sistematis dan terencana, tetapi kadang-

kadang juga perlu untuk berimprovisasi dan berinovasi. Suatu kebijakan harus dipertimbangkan,

dirumuskan, direncanakan dan evaluasi. Untuk ini diperlukan analisis data yang diperoleh

tentang organisasi dan lingkungannya. Seberapa jauh PR harus menapakkan kakinya ke peran

internal atau fungsi eksternal, tentu saja sepenuhnya tergantung pada kebijakan manajemen.

Hanya saja kalau kita menginjak pada tataran ideal fungsi PR, tentu saja keseimbangan peran

internal dan eksternal adalah perlu. Seberapa jauh titik keseimbangan tersebut harus dijalankan

tentu tergantung pada bidang gerak perusahaan/organisasi yang bersangkutan.

Semakin kuat kedekatan perusahaan dengan publik dengan sendirinya membutuhkan

banyak konsentrasi untuk memerhatikan publik. Sebaliknya kalau perusahaan lebih banyak

bergerak pada komunitas yang tidak secara langsung menemui publik, maka peran PR harus

dioptimalkan secara internal.

Page 7: Hubungan Internal (Bu Silvi)

PERBEDAAN FUNGSI INTERNAL DAN EKSTERNAL PR

INTERNAL

1. Mengkomunikasian kebijaksanaan direksi dan manajemen pada karyawan.

2. Menjelaskan perubahan kebijakan direksi dan manajemen agar karyawan memahami dasar

pengambilan keputusan yang diambil.

3. Membangun jaringan komunikasi interkatif antara karyawan, manajemen dan direksi.

4. Membantu proses restrukturisasi, mulai dari sosialisasi kebijakan hingga pelatihan untuk

mengurangi dampak buruk restrukturisasi.

5. Membantu peningkatan rasa memiliki karyawan terhadap perusahaan.

6. Membantu terciptanya budaya perusahaan yang sesuai dengan visi organisasi.

EKSTERNAL

1. Mensosialisasikan kebijakan perusahaan kepada publik.

2. Menjelaskan hasil Rapat Umum Pemegang Saham.

3. Menjelaskan hasil dan dasar diadakannya Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham.

4. Membantu pemasaran untuk menciptakan citra produk.

5. Mensosialisasikan prestasi yang dicapai oleh perusahaan.

6. Mengembangkan program-program pengembangan masyarakat, sebagai bentuk tanggung

jawab perusahaan kepada publik.

7. Menyiapkan sarana bagi publik unyuk melihat perusahaan secara langsung.

8. Menyiapkan sarana bagi pemerintah dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat unuk melihat

kinerja perusahaan.

TUGAS-TUGAS PUBLIC RELATIONS

Inti tugas Public Relations adalah sinkronisasi antara informasi dari perusahaan dengan

reaksi dan tanggapan public sehingga mencapai suasana akrab, saling mengerti, dan muncul

suasana yang menyenangkan dalam interaksi perusahaan dan Public. Persesuaian yang

menciptakan hubungan harmonis di mana satu sama lain saling memberi dan menerima hal-hal

yang bisa menguntungkan kedua belah pihak. Berdasarkan adanya dua jenis public bagi suatu

badan atau perusahaan (public intern dan ekstern), maka tujuan Public Relations pun diarahkan

melalui dua macam tugas, yaitu di dalam dengan sebutan internal Public Relations, dan di luar

Page 8: Hubungan Internal (Bu Silvi)

dengan sebutan external Public Relations. Dengan kata lain, Public Relations mengemban tugas

atas tujuannya tadi, yaitu berkomunikasi ke dalam dengan public intern, dan keluar dengan

public ekstern.

INTERNAL PUBLIC RELATIONS

Sudah tentu suasana di dalam badan atau perusahaan menjadi target dari tugas Internal

Public Relations, terutama suasana diantara para karyawannya yang mempunyai hubungan

langsung dengan perkembangan badan atau perusahannya. Kegiatan Public Relations ke dalam

perusahaan tersebut diperlukan untuk memupuk adanya suasana yang menyenangkan di antara

para karyawannya, komunikasi antara bawahan dan pimpinan atau atasan terjalin dengan akrab

dan tidak kaku, serta meyakini rasa tanggung jawab akan kewajibannya terhadap perusahaan.

Tiap anggota dari badan atau perusahaan itu, dari tingkat pimpinan sampai pesuruh, merupakan

Public Relations Officer yang tidak resmi. Mereka harus menyadari bahwa sebagai anggota atau

keluarga dari perusahaan, mereka akan selalu mendapat sorotan dari publik yang ada di luar.

Sikap, sifat, tingkah laku, dan perbuatan seorang karyawan atau keluargaya dapat mempengaruhi

nama baik instansi atau perusahaan dimana mereka bekerja. Dengan kesadaran dan keyakinan

tersebut diharapkan muncul kegairahan kerja dari para pegawainya. Keadaan yang demikian

dapat diciptakan apabila pimpinan atau majikan selalu memperhatikan kepentingan para

pegawainya. Baik secara ekonomi, sosial, maupun secara psikologis.

EXTERNAL PUBLIC RELATIONS

Bagi suatu perusahaan, hubungan dengan public di luar perusahaannya merupakan suatu

keharusan yang mutlak. Sesuai dengan sifatnya, dalam masyarakat modern tidak akan ada

kemungkinan bagi seseorang atau suatu badan bisa hidup menyendiri. Masing-masing akan

saling membutuhkan satu sama lain. Hubungan ke luar perlu dibina oleh perusahaan atau instansi

seperti ke pemerintah, pelanggan, pers / media termasuk kepada masyarakat sekitar

(community).

Hubungan yang harmonis dan bak hanya dapat tercapai dengan pengertian yang ikhlas,

tidak dengan paksaan. Apalagi hubungan atau komunikasi itu harus berkembang dalam

masyrakat demokratis. Semua komunikasi dengan public ekstern hendaknya dilakukan

perusahaan itu secara informative dan persuasive. Informasi hendaknya diberikan secara jujur,

teliti, sempurna, dan berdasarkan fakta yang sebenarnya. Publik kadang-kdang sangat kritis

terhadap sesuatu yang berhubungan dengan kepentingannya yang actual dan tidak biasa. Karena

Page 9: Hubungan Internal (Bu Silvi)

sifat yang ramah merupakan salah satu syarat yang bisa menentukan berhasil tidaknya usaha

External Public Relations.

Kegiatan External Public Relations antara lain meliputi :

1. Bagaimana memperluas pasar;

2. Bagamana memperkenalkan produksinya kepada masyarakat;

3. Bagaimana cara mendapatkan penghargaan dan penerimaan dari public maupun masyarakat;

4. Bagaimana memelihara hubungan baik dengan para pejabat pemerintahan dan Negara;

5. Bagaimana cara mengetahui sikdap dan pendapat public terhadap perusahaan;

6. Bagaimana memelihara hubungan baik dengan pers dan para opinion -leader;

7. Bagaimana memelihara hubungan baik dengan para pemasok dan public-publik lain yang

berhubungan dengan operasional perusahaan;

8. Problem lainnya yang menyangkut persoalan antara perusahaan dengan masyarakat yang ada

di luar perusahaan, untuk mencapai rasa simpatik dan kepercayaan dari publik-publik yang

ada di dalam masyarakat itu.

PR DAN ORGANISASI

INTERNAL PUBLIC RELATIONS

Sudah tentu suasana di dalam badan atau perusahaan menjadi target dari tugas Internal

Public Relations, terutama suasana diantara para karyawannya yang mempunyai hubungan

langsung dengan perkembangan badan atau perusahannya. Kegiatan Public Relations ke dalam

perusahaan tersebut diperlukan untuk memupuk adanya suasana yang menyenangkan di antara

para karyawannya, komunikasi antara bawahan dan pimpinan atau atasan terjalin dengan akrab

dan tidak kaku, serta meyakini rasa tanggung jawab akan kewajibannya terhadap perusahaan.

Tiap anggota dari badan atau perusahaan itu, dari tingkat pimpinan sampai pesuruh, merupakan

Public Relations Officer yang tidak resmi. Mereka harus menyadari bahwa sebagai anggota atau

keluarga dari perusahaan, mereka akan selalu mendapat sorotan dari publik yang ada di luar.

Sikap, sifat, tingkah laku, dan perbuatan seorang karyawan atau keluargnya dapat mempengaruhi

citra baik instansi atau perusahaan dimana mereka bekerja. Dengan kesadaran dan keyakinan

tersebut diharapkan muncul kegairahan kerja dari para pegawainya. Keadaaan yang demikian

dapat diciptakan apabila pimpinan atau majikan selalu memperahatikan kepentingan para

Page 10: Hubungan Internal (Bu Silvi)

pegawainya. Baik secara ekonomi, sosial, maupun secara psikologis. Oleh karena itu

pemahaman PR akan komunikasi organisasi beserta saluran-saluran komunikasi organisasi

menjadi sangat penting karena PR akan bekerja melalui saluran-saluran komunikasi organisasi

yang ada, dan memastikan saluran tersebut berfungsi dengan baik dalam organisasi.

Komunikasi organisasi

Pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian

dari suatu unit tertentu.

Proses penciptaan makna atas interaksi yang menciptakan , memelihara dan mengubah

organisasi. Komunikasi lebih dari sekedar alat, ia adalah cara berpikir.

DEFINISI KOMUNIKASI ORGANISASI

Komunikasi organisasi: didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-

unit komunikasi yang merupakan bagian dari organisasi ttt. Komunikasi menjadi suatu fungsi

pembentuk organisasi bukan hanya sebagai pemelihara organisasi.

Komunikasi organisasi yang efektif merupakan salah satu jalan ataupun cara agar organisasi

terus tetap dapat bertahan hidup. Komunikasi organisasi yang efektif membantu organisasi untuk

dapat mencapai tujuan organisasi. Seperti yang digambarkan oleh Richard Blundel dalam

bukunya Effective Organisation (2004; hal 2) bahwa komunikasi organisasi dapat membantu

organisasi dalam :

1. Satisfied Repeat Customer, rather than un happy ex-customers

2. Well Motivated Employees, rather than an expensive industrial dispute

3. A positive reputation in the wider community, rather than an interational boycott of its

products

4. Innovative and Creative strategies , rather than inefficiency, indecision and resistance to

change.

Dalam telaah Blundel, komunikasi organisasi membantu organisasi mencapai hal-hal yang

menjadi tujuan utama organisasi misalnya : kepuasan customer, karyawan yang termotivasi, citra

atau reputasi yang positif serta iklim inovatif dan kreatif. Banyak definisi komunikasi organisasi

Page 11: Hubungan Internal (Bu Silvi)

menurut para ahli, salah satunya Wayne Pace dan Don F Faules, menurut mereka Komunikasi

organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit

komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu (Wayne, Pace dan Faules Don

F, 2002 : hal 31). Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan

hirarkis antara yang satu dengan yang lainnya. Komunikasi organisasi terjadi kapan pun setidak-

tidaknya satu orang yang menduduki suatu jabatan dalam suatu organisasi menafsirkan suatu

pertunjukan. Fokus komunikasi organisasi adalah anggota-anggota dalam organisasi. Proses

penciptaan makna atas interaksi yang menciptakan , memelihara dan mengubah organisasi.

Komunikasi lebih dari sekedar alat, ia adalah cara berpikir. Tujuan komunikasi dalam proses

organisasi tidak lain dalam rangka membentuk saling pengertian (mutual understanding). Pendek

kata agar terjadi penyetaraan dalam kerangka referesi (frame of references) maupun bidang

pengalaman (field of experiences). Dikatakan oleh Redi Panuju (hal 2) meskipun nyaris mustahil

menyamakan ranah kognitif individu-individu dalam organisasi, tetapi melalui kegiatan

komunikasi yang terencana dan subtansi isinya terdesain, minimal terjadi proses penyebarluasan

(difusi) dimensi-dimensi organisasi pada setiap orang. Kesalahkaprahan utama dalam

berkomunikasi adalah asumsi-asumsi bahwa (1) makna terdapat dalam informasi atau pesan dan

(2) makna dapat dipindahkan dari seseorang kepada orang lain.

Pesan mungkin ditunjukkan dalam bentuk verbal (bahasa) atau bentuk nonverbal (non bahasa)

dan sarana lisan, tertulis atau gambar.

Dimensi-dimensi komunikasi organisasi menurut Onong Uchjana (dalam Rusadi Ruslan , 2001:

80 ) adalah :

1. Komunikasi vertikal

Yakni arus komunikasi dua arah timbal balik. Komunikasi jenis ini memegang peranan cukup

vital dalam melakanakan fungsi-fungsi manajemen yaitu Komunikasi dari atas ke bawah

(downward communication) dan dari bawah ke atas (upward communication). Dalam arus

komunikasi vertikal-dari atas ke bawah- tersebut pihak pimpinan memberikan instruksi,

petunjuk, informasi, penjelasan dan penugasan lain sebagainya kepada bawahan. Kemudian arus

komunikasi ke atas diterima dalam bentuk bawahan memberikan laporan, pelaksanaan tugas,

sumbang saran dan hingga pengaduan kepada pimpinannya masing-masing.

2. Komunikasi horizontal

Page 12: Hubungan Internal (Bu Silvi)

Merupakan komunikasi satu level yang terjadi antara para karyawan dengan karyawan lainnya,

antara pimpinan satu departemen dengan departemen lainnya dalam satu tingkatan dan lain

sebagainya

3. Komunikasi eksternal

Komunikasi eksternal berlangsung atau terjadi dua pihak antara pihak organisasi/lembaga

dengan pihak luar. Misalnya komunikasi dengan pihak kreditur, rekan bisnis, pelanggan,

community relations, dsb.

Adapun tujuan komunikasi organisasi adalah sebagai berikut (Ruslan, Rosady hal 84)

1. Mempertukarkan simbol

Dalam berkomunikasi antara komunikator dan komunikan akan terjadi suatu pertukaran simbol

atau bentuk lambang dengan pengertian yangsama, dan dapat disampaikan secara lisa atau

tertulis. Dalam metode komunikasi pada organisasi, instruksi, perintah, pesan dan informasi yang

berasal dari atasan tersebut akan disampaikan melalui kata-kata yang diucapkan secara lisan atau

tertulis seperti nota dinas, laporan pekerjaan, peraturan administrasi pekerjaan dsb. PR dituntut

untuk memiliki pemahaman terhadap bagaimana saluran komunikasi organisasi tersebut bekerja

dan memastikan bahwa semua saluran baik formal maupun informal berjalan secara baik dan

mengurangi hambatan komunikasi.

2. Membentuk makna tertentu

Komunikasi bersifat transaksional dalam artian orang akan saling belajar satu dengan yang lain,

tukar pengalaman atau pengetahuan melalui simbol-simbol yang dimengerti dan membentuk

suatu makna tertentu, yang hanya dapat dipahami oleh kedua belah pihak.

3. Mengembangkan harapan-harapan

Maksudnya adalah mempelajari simbol-simbol tersebut dan kemudian menghubungkannya

dengan pengalaman yang diperoleh, serta mengamati dan menganalisis apa yang dilakukan oleh

pihak lain.

Dalam komunikasi organisasi pun kita kenal penghalang atau hambatan dalam berkomunikasi,

yang dapat berupa berikut ini :

1. Persepsi selektif :melihat dan mendengar berdasarkan kebutuhan, motivasi, pengalaman, latar

belakang dan karakteristik pribadi

Page 13: Hubungan Internal (Bu Silvi)

2. Emosi : perasaan si penerima ketika menerima suatu pesan komunikasi akan mempengaruhi

penafsiran pesan

3. Media. Apakah pesan dicetak, diumumkan atau disebarluaskan?Apakah pesan diukir di suatu

papan atau dicat dinding? Kadang-kadang pesan merupakan bagian tak terpisahkan dari

peralatan atau proses.

4. Faktor psikologi. Pengirim mungkin mempunyai gaya hidup dan latar belakang yang berbeda

dengan penerima pesan. Misalnya harga memiliki makna yang berbeda bagi pembeli yang

membayar tunai dengan pemakai kartu kredit.

5. Faktor pendidikan. Bahasa yang terlalu kompleks akan sulit dipahami. Pada umumnya,

dalam bahasa bisnis, kata-katanya harus sederhana dan kelimat harus singkat.

6. Faktor budaya: pesan bisa terdistorsi dari maksud asalnya, karena pengaruh budaya yang

menyaring cerapan yang diterima. Di Perancis, misalnya warna kuning mempunyai citra

tidak setia.

7. Ketrampilan mendengarkan. Pesan harus diterima dengan penuh perhatian. Kurangnya

konsentrasi penerima pesan membuat pesan tidak sempurna

BUDAYA ORGANISASI

Secara umum, bila orang-orang berinteraksi selama beberapa waktu, mereka membnetuk suatu

budaya. Setiap budaya mengembangkan harapan-harapan yang tertulis maupun tidak tertulis

tentang perilaku (aturan dan norma-norma) yang mempengaruhi para anggota budaya itu. Tetapi

orang-orang tidak hanya dipengaruhi budaya tersebut, mereka menciptakan budaya. Setiap

organisasi memiliki satu budaya atau lebih yang memuat perilaku-perilaku yang diharapkan-

tertulis atau tidak tertulis.

TUJUAN KARAKTERISTIK PRIMER BUDAYA ORGANISASI

1. Inovasi dan pengambian resiko: sejauh mana para karyawan didorong untu inovatif dan

mengarnbil resiko

2.  Orientasi hasil: sejauh mana menjadi memfokus pada hasil bukan pada teknik dan proses

3. Perhatian ke rincian: presisi, analistis dan perhatian.

4. Orientasi orang : sejauh mana keputusanmenjadi memperhitungkan efek hasil pada orang-

orang.

5. Orientasi tim: Sejauh mana kegiatan kerja diorangkan sekitar tim

Page 14: Hubungan Internal (Bu Silvi)

6. Keagresifan: sejauh mana orang-orang itu agresif dan kompetitif dan bukannya santai

7. Kernantapan: sejauh mana kegiatan orang menekankan dipertahankannya status

FUNGSI BUDAYA

o Budaya mencipatakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dan yang lain.

o Budaya membawa rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi

o Mempermudah timbulnya komitmen yang luas

o Meningkatkan kemantapan sistem sosial

o Perekat sosial yang membantu memepersatukan organisasi itu.

BUDAYA DOMINAN

Mengungkapkan nilai-nilai inti yang dianut bersarna oleh suatu mayoritas anggota organisasi itu.

ANAK BUDAYA

Budaya-budaya mini di dalam suatu organisasi yang lazimnya ditentukan oleh rambu

departemen dan pemisahan geografis.

NILAI INTI

Nilai primer atau dominan yang diterima baik diseluruh organisasi

Budaya Kuat Versus Budaya Lemah

Budaya kuat : budaya dimana nilai-nilai inti dipegang secara intensif dan dianut bersama

secara meluas

Mempunyai dampak yang lebih besar pada perilaku karyawan karena:

* Tingginya tingkat kebersamaan (sharedness)

* Memperlihatkan kesepakatan yang tinggi di kalangan anggota

Budaya organisasi dalam praktek nyata

1. The Walt Disney Co

- Tidak ada karyawan, melainkan yang ada anggota pelaku (cast member)

- Pelanggan adalah ”tamu” , kendaraan disebut atraksi

2. MCI Communications

Page 15: Hubungan Internal (Bu Silvi)

Senioritas maupun kesetiaan pada korporasi tidak penting mendorong individu-individu agar

unik, karyawan bebas dan fleksibel

3. Levi Strauss:

Keterbukaan : menjadi memperlihatkan sifat langsung, terbuka,komitmen pada sukses orang

lain.

Keanekaragaman : menghargai keanekaragarnan angkatan kerja pada semua tingkat

organisasi

Etika : pengharapan yang jelas, mernpraktikkan standar perilaku

Pemberian kuasa : mendorong wewenang dalarn orang ke bawah.

4. Budaya Workaholic Microsoft : menganut etos kerja tanpa belas kasihan bekerja lebih dari

12jam sehari

5. Mc Donalds : QSCV : Quality, Service, Cleanliness, Values

RAGAM BUDAYA

1. Cerita : dongeng dari peristiwa mengenai pendiri organisasi sukses dari miskin ke kaya.

Reaksi terhadap kesalahan masa lalu

2. Ritual : deretan berulang dari kegiatan yang mengungkapkan dan memperkuat nilai-nilai

utama organisasi itu Contoh: Mary Kay Cosmetics, setiap tahun memberikan hadiah kepada

SPG-nya.

3. Lambang materi, Fasilitas yang diberikan oleh korporasi kepada executive puncak.

4. Bahasa : suatu cara untuk mengidentifikasi anggota suatu budaya

Budaya sebagai suatu beban

1. Penghalang terhadap perubahan

2. Penghalang terhadap keanekaragarnan : jika menyingkirkan kekuatan unik yang dibawa oleh

orang-orang dengan latar belakang berlainan

Bagaimana karyawan mernpelajari budaya

1. Cerita : dongeng dari peristiwa mengenai pendiri organisasi sukses dari miskin ke kaya.

2. Ritual : deretan berulang dari kegiatan yang mengungkapkan dan memperkuat nilai-nilai

utama dari orang itu

3. Lambang materi :ukuran dan tata letak kantor, keanggunan perabot, pakaian.

Page 16: Hubungan Internal (Bu Silvi)

4. Bahasa : dengan mempelajari bahasa, para anggota menegaskan penerimaan mereka akan

budaya itu.

Implikasi bagi komunikasi organisasi

Peranan komunikasi dalam budaya organisasi dapat dilihat secara berlainan bergantung

pada bagaimana budaya dikonsepsikan. Bila budaya dianggap sebagai sebuah himpunan artefak

simbolik yang dikomunikasikan kepada anggota organisasi untuk pengendalian organisasi, maka

komunikasi dapat diartikan sebaga sebuah sarana yang memungkinkan perolehan hasilnya.

Penelitian komunikasi organisasi dari sudut pandang budaya mencakup lebih dari sekedar

penelaahan pertukaran resmi pegawai antara orang-orang yang terpilih yang memiliki status.

Percakapan sehari-hari mengungkapkan pemahaman organisasi dan jaringan-jaringan makna

bersama yang mungkin ada. Perilaku sebagaimana adanya yang memungkinkan adanya rutinitas

dan pengorganisian melekat dalam komunikasi