KERANGKA DASAR PEMIKIRAN DWIKI OLIVIA SILVI (110210302025)

39
1 MERUMUSKAN KERANGKA DASAR PEMIKIRAN MAKALAH Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Bidang Studi oleh Dwiki Olivia Silvi 110210302025

Transcript of KERANGKA DASAR PEMIKIRAN DWIKI OLIVIA SILVI (110210302025)

Page 1: KERANGKA DASAR PEMIKIRAN  DWIKI OLIVIA SILVI (110210302025)

1

MERUMUSKAN KERANGKA DASAR PEMIKIRAN

MAKALAH

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Bidang Studi

oleh

Dwiki Olivia Silvi110210302025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAHJURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS JEMBER

2012

Page 2: KERANGKA DASAR PEMIKIRAN  DWIKI OLIVIA SILVI (110210302025)

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya dan

karunianya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Dengan terselesainya makalah ini, kami menyampaikan rasa terima kasih kepada

semua pihak yang telah memberikan bantuan atas terselesainya makalah ini.

Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai bahan diskusi mata kuliah

“Metodologi Penelitian Bidang Studi” dan sebagai media untuk lebih mendalami

setiap unit yang akan dipelajari dan dibahas dalam mata kuliah ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih belum sempurna.

oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangatdiperlukan untuk

memperbaiki makalah yang telah dibuat. Akhirnya semogamakalah ini dapat

berguna bagi kita, amin.

Jember,11 Oktober 2013

Penulis

Page 3: KERANGKA DASAR PEMIKIRAN  DWIKI OLIVIA SILVI (110210302025)

3

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................... iii

BAB 1. PENDAHULUAN.............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 1

1.3 Tujuan...............................................................................................2

BAB 2. PEMBAHASAN.................................................................................1

2.1 Pengertian Kerangka Dasar Pemikiran...........................................1

2.2 Pentingnya Kerangka Dasar Pemikiran Dalam Penelitian............7

2.3 Unsur Yang Diperlukan Dlam Penyusunan Kerangka Pemikiran10

2.4 Cara Menyusun Kerangka Pemikiran Yang Baik Dan Benar.......14

2.5 Contoh Kerangka Pemikiran pada Jenis-Jenis Penelitian.............17

BAB 3. PENUTUP..........................................................................................20

3.1 Kesimpulan..........................................................................................20

3.2 Saran....................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: KERANGKA DASAR PEMIKIRAN  DWIKI OLIVIA SILVI (110210302025)

4

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kerangka dasar pemikiran adalah hasil pemikiran peneliti berdasarkan

teori/konsep yang ada tentang variabel yang diteliti dan dirumuskan dari masalah

penelitian. Kerangka berpikir merupakan inti sari dari teori yang telah

dikembangkan yang dapat mendasari perumusan hipotesis.

Dengan adanya kerangka dasar pemikiran dapat memudahkan peneliti

dalam merumuskan hipotesis. Sebelum melakukan proses kerangka dasar

pemikiran, peneliti harus melewati proses kajian pustaka yang menurut beberapa

ahli dikenal dengan kajian teori. Sedangkan beberapa ahli juga mengumpulkan

kerangka teori kedalam proses kerangka pemikiran/kerangka berpikir. Kerangka

dasar pemikiran adalah perkataan dari kata-kata dari peneliti sendiri dan kerangka

pemikiran adalah buatan dari peneliti sendiri. Dalam penelitian, tidak semua

penelitian menggunakan kerangka dasar pemikiran, hal ini dikarenakan kerangka

dasar pemikiran adalah proses dedktif (dari pemikiran umum ke khusus), sehingga

tidak semua penelitian yang menggunakan hal tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Melihat latar belakang diatas, menimbulkan beberapa rumusan masala,

diantaranya:

a. Apa pengertian kerangka dasar pemikiran?

b. Apakah pentingnya kerangka dasar pemikiran dalam penelitian?

c. Apa saja unsur-unsur yang diperlukan dalam penyusunan kerangka dasar

pemikiran?

d. Bagaimana cara menyusun kerangka dasar pemikiran yang baik dan benar?

e. Bagaimana contoh kerangka dasar pemikiran pada penelitian (kuantitatif,

kualitatif, pengembangan, kebijakan/evaluasi, dan ex post facto)?

Page 5: KERANGKA DASAR PEMIKIRAN  DWIKI OLIVIA SILVI (110210302025)

5

1.3 Tujuan

a. Untuk mengetahui pengertian dari kerangka dasar pemikiran

b. Untuk mengetahui pentingnya kerangka dasar pemikiran dalam penelitian

c. Untuk mengetahui unsur-unsur yang diperlukan dalam penyusunan kerangka

dasar pemikiran

d. Untuk mengetahui cara menyusun kerangka dasar pemikiran yang baik dan

benar

e. Untuk mengetahui contoh kerangka dasar pemikiran pada penelitian

(kuantitatif, penelitian kualitatif, PTK, Penelitian pengembangan, penelitian

kebijakan/evaluasi, dan penelitian ex post facto)

Page 6: KERANGKA DASAR PEMIKIRAN  DWIKI OLIVIA SILVI (110210302025)

6

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kerangka Dasar Pemikiran Menurut Para Ahli

Kerangka dasar pemikiran adalah konstruksi berfikir yang bersifat logis

dengan pernyataan yang konsisten dan dengan pengetahuan yang sebelumnya

telah berhasil disusun. Kerangka berfikir berarti mendudukperkarakan masalah

dalam kerangka teoritis (theoritical framework) atau disebut juga dengan proses

deduktif. Kerangka Berpikir menurut Uma Sekaran, 1992 dalam (Sugiyono 2009:

91) mengemukakan bahwa kerangka berpikir merupakan model konseptual

tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai factor yang telah

diidentifikasi sebagai masalah yang penting.

Dalam menyusun kerangka pemikiran anda perlu dipahami dengan baik

tentang Teori dan Hipotesis. Menurut Kerlinger (2000), theory is a set of

interelated construct or concept, definition, and proposition that presents a

systematic view of phenomena by specifying relations among variables with the

purpose of explanation and predicting the phenomena. Teori merupakan

sekumpulan pemikiran atau konsep, definisi atau usulan yang saling berkaitan

untuk menjelaskan suatu fenomena tertentu dengan cara menspefikkan hubungan

antar berbagai peubah. Wiersma (1986), theory is generalization or series of

generalization by which we attempt to explain some phenomena in a systematic

manner. Teori adalah generalisasi atau seri generalisasi di mana kita mencoba

menjelaskan suatu fenomena dengan cara yang sistematis. Babbie (1989), theory

is a systematic explanation for the observed facts and laws that relate to a

particular aspect of life. Teori suatu penjelasan yang sistematis terhadap suatu

fakta yang diamati dan hukum yang berhubungan dengan aspek kehidupan

tertentu.

Kerangka berpikir adalah hasil pemikiran peneliti berdasarkan

teori/konsep yang ada tentang variabel yang diteliti dan dirumuskan dari masalah

penelitian. Kerangka berpikir merupakan inti sari dari teori yang telah

dikembangkan yang dapat mendasari perumusan hipotesis. Teori yang telah

Page 7: KERANGKA DASAR PEMIKIRAN  DWIKI OLIVIA SILVI (110210302025)

7

dikembangkan dalam rangka memberi jawaban terhadap pendekatan pemecahan

masalah yang menyatakan hubungan antar variabel berdasarkan pembahasan

teoritis (Deparita 2012).

Seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar

menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka berpikir

merupakan penjelasan sementara terhadap gejala yang menjadi objek

permasalahan. Kerangka berpikir yang berupa penjelasan sementara ini

merupakan argumentasi dalam merumuskan hipotesis yang merupakan jawaban

sementara terhadap masalah yang diajukan. Kerangka berpikir yang baik akan

menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti

(Suriasumantri 2001: 322).

Kerangka berpikir adalah penjelasan sementara terhadap gejala yang

menjadi objek permasalahan yang ada. Kerangka berpikir disususun berdasarkan

tinjauan pustaka dan hasil penelitian yang relevan. Kerangka berpikir merupakan

argumentasi peneliti dalam merumuskan hipotesis. Untuk merumuskan hipotesis,

maka argumentasi kerangka berpikir menggunakan logika deduktif dengan

memakai pengetahuan ilmiah sebagai premis-premis dasarnya. Kerangka berpikir

adalah buatan peneliti sendiri (bukan buatan orang lain), yaitu cara penulis

berargumentasi dalam merumuskan hipotesis. (Husaini Usman 2009:34).

Kerangka pemikiran dijabarkan dari teori-teori yang ada dan tinjauan

pustaka sebagai tuntutan untuk memecahkan masalah penelitian dan untuk

merumuskan hipotesis (I Made Artawan). Kerangka pemikiran dapat berbentuk

uraian kualitatif, model matematis, diagram atau persamaan-persamaan yang

langsung berkaitan dengan bidang ilmu yang diteliti. (Mantra; 2004).

Kerangka pemikiran atau kerangka pikir adalah gambaran tentang

hubungan variabel dalam suatu penelitian. Kerangka pikir diuraikan oleh jalan

pikiran menurut kerangka yang logis. Inilah yang disebut dengan logical

construct. Di dalam kerangka pemikiran inilah akan didudukan masalah penelitian

yang telah diidentifikasikan dalam kerangka teoritis yang relevan, yang mampu

menangkap dan menunjukkan perspektif terhadap dengan masalah penelitian

(Muhammad 2008: 75).

Page 8: KERANGKA DASAR PEMIKIRAN  DWIKI OLIVIA SILVI (110210302025)

8

Seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi

argumentasi dalam menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis.

Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala

yang menjadi obyek permasalahan. Kriteria utama agar suatu kerangka pemikiran

bisa meyakinkan sesama ilmuwan, adalah alur-alur pikiran yang logis dalam

membangun suatu kerangka berpikir yang membuahkan kesimpulan yang berupa

hipotesis (Sugiyono. 2004 : 47).

Kerangka pemikiran adalah narasi (uraian) atau pernyataan (proposisi)

tentang kerangka konsep pemecahan masalah yang telah diidentifikasi atau

dirumuskan. Uraian dalam kerangka berpikir harus mampu menjelaskan dan

menegaskan secara komprehensif asal-usul variabel yang diteliti, sehingga

variabel-variabel yang tercatum di dalam rumusan masalah dan identifikasi

masalah semakin jelas asal-usulnya.

Pada dasarnya esensi kerangka pemikiran berisi, diantaranya:

a. Alur jalan pikiran secara logis dalam menjawab masalah yang didasarkan

pada landasan teoretik dan atau hasil penelitian yang relevan. Hal ini

dimaksudkan dalam menyusun kerangka berpikir secara  ilmiah yang benar,

maka peneliti harus teliti dalam menelurusi literatur-literarur yang relevan

serta melakukan kajian terhadap hasil penelitian-penelitian terdahulu yang

relevan, sehingga uraian yang dibuatnya tidak semata-mata berdasarkan pada

pertimbangan logika.

b. Kerangka logika (logical construct) yang mampu menunjukan dan

menjelaskan masalah yang telah dirumuskan dalam kerangka teori. Adanya

kerangka logika adalah kesesuaian antara kajian teori atau pustaka dengan

pemikiran peneliti dan sesuai dengan kenyataan (dapat dibuktikan). Oleh

karena itu, dalam penyusunan kerangka logika, peneliti dapat memberikan

argumen teoritis mengenai hubungan antar variabel yang diteliti. Argumen

teoritis dalam kerangka pemikiran merupakan sebuah upaya untuk

memperoleh jawaban atas rumusan masalah. Dalam prakteknya, membuat

argumen teoritis memerlukan kajian teoretis atau hasil-hasil penelitian yang

relavan yang terdapat dalam proses landasan teoritis. Hal ini dilakukan

Page 9: KERANGKA DASAR PEMIKIRAN  DWIKI OLIVIA SILVI (110210302025)

9

sebagai petunjuk atau arah bagi pelaksanaan penelitian. Hal lain yang perlu

diperhatikan adalah karena pernyataan teoritis sebagai upaya untuk

memperoleh jawaban atas rumusan masalah, maka hasil dari argumen teoritis

ini adalah sebuah jawaban sementara atas rumusan masalah penelitian yang

menghasilkan hipotesis.

c. Model penelitian yang dapat disajikan secara skematis dalam bentuk gambar

atau model matematis yang menyatakan hubungan-hubungan variabel

penelitian atau merupakan rangkuman dari kerangka pemikiran yang

digambarkan dalam suatu model. Menurut Sambas Ali menyatakan model

adalah konstruksi kerangka pemikiran atau konstruksi kerangka teoretis yang

diragakan dalam bentuk diagram dan atau persamaan-persamaan matematik

tertentu. Sebagai suatu kontruksi kerangka pemikiran, suatu model akan

menampilkan: (a) jumlah variabel yang diteliti, (b) prediksi tentang pola

hubungan antar variabel, (c) dekomposisi hubungan antar variabel, dan (d)

jumlah parameter yang diestimasi. Sehingga pada akhir kerangka pemikiran

ini terbentuklah hipotesis.

Dengan demikian, uraian atau paparan yang harus dilakukan dalam

kerangka berpikir adalah perpaduan antara asumsi-asumsi teoretis dan asumsi-

asumsi logika dalam menjelaskan atau memunculkan variabel-variabel yang

diteliti serta bagaimana kaitan di antara variabel-variabel tersebut, ketika

dihadapkan pada kepentingan untuk mengungkapkan fenomena atau masalah

yang diteliti.

Kerangka pemikiran merupakan sintesa/kesimpulan tentang hubungan

antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan.

Berdasarkan teori-teori yang telah dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis

secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa/kesimpulan tentang

hubungan antar variabel yang diteliti. Sintesa tentang hubungan variabel tersebut,

selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis (Sugiyono, 2004 : 49).

Page 10: KERANGKA DASAR PEMIKIRAN  DWIKI OLIVIA SILVI (110210302025)

10

2.2 Pentingnya Kerangka Dasar Pemikiran Dalam Penelitian

Kerangka pikir merupakan intisari dari teori yang telah dikembangkan dan

mendasari perumusan hipotesis. Teori yang telah dikembangkan dalam rangka

memberi jawaban terhadap pendekatan pemecahan masalah yang menyatakan

hubungan antar variabel berdasarkan pembahasan teoritis.

Perlu dijelaskan bahwa tidak semua penelitian memiliki kerangka pikir.

Kerangka pikir pada umumnya hanya diperuntukkan pada jenis penelitian

kuantatif. Untuk penelitian kualitatif kerangka berpikirnya terletak pada kasus

yang selama ini dilihat atau diamati secara langsung oleh peneliti. Sedangkan

untuk penelitian tindakan kerangka berpikirnya terletak pada refleksi, baik pada

peneliti maupun pada partisipan. Hanya dengan kerangka berpikir yang tajam

akan dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis.

Kemampuan peneliti untuk menyusun kerangka teoritis akan sangat terkait

dengan upaya penelusuran studi kepustakaan, sebagai upaya memperoleh

sejumlah referensi yang mendukung dan tepat untuk membahas lingkup kajian

penelitian yang dilakukan. Selanjutnya kerangka teoritis yang disusun akan

bermanfaat pada saat peneliti menentukan hipotesis penelitian.

Pengertian dari kerangka berpikir adalah penjelasan sementara terhadap

gejala yang menjadi objek permasalahan yang ada. Kerangka berpikir disususun

berdasarkan tinjauan pustaka dan hasil penelitian yang relevan. Penyusunan

kerangka berpikir dengan menggunakan argumentasi-argumentasi yang dapat

dipertanggungjawabkan ini akan melahirkan kesimpulan. Kesimpulan inilah yang

menjadi rumusan hipotesis sebagai jawaban sementara terhadap pemecahan

masalah dalam penelitian (Metodologi Penelitian Sosial. Hal 35).

Kerangka dasar pemikiran dalam penelitian dalam penelitian dianggap

penting dikarenakan:

a. Mengapa penelitian dilakukan?

Penelitian dilakukan untuk mencari suatu kebenaran dari data atau masalah

yang ditemukan. seperti, membandingkan hasil penelitian yang telah ada dengan

penelitian yang sedang atau yang akan dilakukan, membantah atau membenarkan

Page 11: KERANGKA DASAR PEMIKIRAN  DWIKI OLIVIA SILVI (110210302025)

11

hasil penelitian sebelumnya, atau menemukan suatu kajian baru (ilmu baru) yang

akan digunakan dalam menjawab masalah-masalah yang ada.

b. Bagaimana proses penelitian dilakukan ?

Proses penelitian dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan kebutuhan

yang akan diperlukan, ada yang melakukan penelitian dengan metode sampling,

olah literatur (studi pustaka), studi kasus dan lain sebagainya.

c. Apa yang akan diperoleh dari penelitian tersebut?

Apa yang akan di peroleh dari sebuah penelitian tergantung dari pemikiran

yang sebelumnya tercantum dalam kerangka pemikiran, walaupun secara umum

tidak semuanya apa yang di inginkan tidak sesuai dengan apa yang dipikirkan

sebelumnya.

d. Untuk apa hasil penelitian diperoleh ?

Untuk menjawab pertanyaan di atas kita bisa kembali ke point satu

“mengapa penelitian itu dilakukan”? yakni untuk mencari kebenaran akan sesuatu

masalah yang kontroversi di kalangan masyarakat atau untuk membantah opini

atau mitos yang tersebar sejak turun-temurun. Pada intinya hasil penelitian yang

diperoleh seharusnya bermanfaat bagi banyak kalangan masyarakat, sehingga

penelitian itu tidak di anggap sia-sia.

Jika dilihat dalam langkah-langkah penelitian, maka akan di dapat gambar

seperti ini:

Page 12: KERANGKA DASAR PEMIKIRAN  DWIKI OLIVIA SILVI (110210302025)

12

Gambar langkah penelitian secara umum

Page 13: KERANGKA DASAR PEMIKIRAN  DWIKI OLIVIA SILVI (110210302025)

13

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwasanya dalam langkah-langkah

penelitian sangat dibutuhkan kerangka dasar pemikiran dalam peyusunan

hipotesis. Mengapa hanya ditulis dalam penelitian kuantitatif? Karena penelitian

kuantitatif sering menggunakan kerangka pemikiran. Penelitian kuantitatif

dilakukan dengan cara mengumpulkan data secara deduktif atau dari umum ke

khusus. Sedangkan menurut Rusidi (1993), kerangka berfikir berarti

mendudukperkarakan masalah dalam kerangka teoritis (theoritical framework)

atau disebut juga dengan proses deduktif.

2.3 Unsur-Unsur Dalam Penyusunan Kerangka Dasar Pemikiran

Kerangka teoritis (theoritical framework) pada hakikatnya meliputi dua

hal, yaitu deskripsi teoritis dan pembahasan penelitian terdahulu yang relevan,

serta kerangka berpikir. Dan kerangka teoritis itu diperoleh dari pengkajian teori

yang relevan (Husaini 2009:33). Dalam proses merumuskan hipotesis atau

sebelum pada pembahasan hipotesis, harus melewati beberapa hal, diantaranya

deskripsi teorits, kerangka berpikir, asumsi, hingga akhirnya akan menghasilkan

perumusan hipotesis. Deskripsi teoritis yaitu deskrisi dan kajian teori-teori yang

relevan. Di saming itu juga dibahas kelemahan dan keunggulan teori yang

digunakan dibandingkan dengan teori lainnya.

Deskripsi teoritis telah diketahui, selanjutnta adalah kerangka berpikir.

Untuk penjelasan mengenai kerangka berpikir telah dijlaskan pada pembahasan

atas. Untuk selanjutnya peneliti melewati asumsi sebelum penyususnan hipotesis.

Dalam rangka memilih salah satu teori atau pendekatan yang digunakan untuk

mendukung argumentasi pada kerangka berpikir diperlukan adanya asumsi,

postulat, atau prinsip yang tersurat. Asumsi tersebut harus bersifat imperatif,

karena dengan asumsi, postulat, atau prinsip yang berbeda, maka pendekatan atau

teori yang digunakan akan berbeda pula. Perbedaan asumsi yang dimilki peneliti

dengan pembaca, membuat pembaca tidak menyetujui argumentasi yang dibuat

peneliti. Asumsi adalah pernyataan yang dapat diuji kebenarannya secara empiris.

Postulat ialah pernyataan yang kebenarannya tidak perlu diuji, karena sudah

Page 14: KERANGKA DASAR PEMIKIRAN  DWIKI OLIVIA SILVI (110210302025)

14

diterima oleh umum, misalnya matahari terbit disebelah timur. Prinsip adalah

pernyataan yang berlaku umum bagi gejala tertentu dan mampu menjelaskan

kejdian yang terjadi, misalnya hukum sebab akibat. Asumsi, postulat, atau prinsip

ini jangan diada-adakan dalam suatu penelitian jika memang tidak diperlukan.

Dalam membuat asumsi harus diperhatikan beberapaa hal dibawah ini:

1. Asumsi harus operasional dan merupakan dasar bagi pengkajian teoritis.

Asumsi bahwa manusia sebagai makhluk administrasi tidak mempunyai maka

apa-apa dalam menyusun teori-teori administrasi. Administrasi manusia

secara opersional antara lain, makhluk ekonomi, makhluk sosial, makhluk

yang bersifat aktualisasi diri, makhluk yang kompleks, dan makhluk yang

mempunyai banyak keinginan.

2. Asumsi harus menyatakan keadaan yang sebenarnya, bukan keadaan yang

seharusnya

3. Peneliti harus mengenal betul asumsi yang dipakainya dalam menyusun

kerangka berpikirnya. Sebab menggunakan asumsi yang berbeda, maka

berbeda pula teori yang dipakainya.

4. Asumsi harus dinyatakan tersurat sebab asumsi yang tersirat sering

menyesatkan dan menyebabkan interpretasi yang berbeda.

Misalnya ada pertanyaan, mengapa kita menggunakan teori partisipasif

bukan koersi? Jawabannya adalah karena diasumsikan bahwa manusia

mempunyai motivasi yang tinggi. Mengapa kita menggunakan pendekatan sistem

dan bukan pendekatan perilaku/ jawabannya adalah karena diasumsikan bahwa

masalah organisasi sangat kompleks dan luas dimana sangat banyak komponen-

komponen terkait yang turut menentukan efektifitas organisasi.

Kesimpulannya adalah kerangka teoritis disususun untuk mendapatkan

kerangka berpikir, dan kerangka berpikir disususn untuk mendapatkan perumusan

hipotesis. Kerangka teoritis dan kerangka berpikir disususn dengan cara mengkaji

teori-teori dan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang relevan; menggunakan

logika berpikir (dari umum ke khusus), jika perlu menggunakan asumsi, postulat,

dan prinsip yang dapat mendukung argumentasi, mengapa teori atau pendekatan

Page 15: KERANGKA DASAR PEMIKIRAN  DWIKI OLIVIA SILVI (110210302025)

15

tertentu yang kita/penulis pilih. Jika dilihat dari beberapa buku menuliskan bahwa

adanya kerangka teoritis itu sma halnya dengan kajian pustaka.

Dalam menyusun kerangka berpikir boleh saja dijadikan satu dengan

kerangka teoritis (tidak berdiri sendiri pada bab khusus kerangka berpikir). Hal ini

bukan saja dapat menghindari pengulangan yang tidak perlu melainkan sekaligus

menjuruskan pemaparan landasan teori ke arah kerangka berpikir yang

argumentatif. Peran teori dalam penelitian diantaranya:

a. Memberi kerangka pemikiran bagi penelitian;

b. Membantu peneliti dalam menyusun hipotesis penelitian;

c. Memberikan landasan yang kuat dalam menjelaskan dan memaknai data dan

fakta;

d. Mendudukkan permaslahan penelitian secara logis dan runtut;

e. Membantu dalam membangun ide-ide yg diperoleh dari hasil penelitian;

f. Memberikan acuan dan menunjukkan jalan dalam membangun kerangka

pemikiran;

g. Memberikan dasar-dasar konseptual dlm merumuskan difinisi operasional;

h. Membantu mendudukkan secara tepat dan rasional dalam mensitesis dan

mengintegrasikan gagasannya

Dengan adanya fungsi dalam penyusunan teori dalam perumusan kerangka dasar

pemikiran, maka dibutuhkan prosedur penyusunan teori, yaitu:

1. Tahapan

a. Melakukan kajian pustaka;

b. Melakukan sintesa atau modifikasi antara teori yang satu dengan yang lain;

c. Menyusun sendiri kerangka pemikiran secara logis, runtut, dan rasional;

d. Merumuskan hipotesis;

e. Melakukan penelitian untuk menguji hipotesis

f. Merumuskan teori baru.

Jadi untuk memperoleh hasil penelitian yang baik, studi pustaka harus

memenuhi prinsip kemutakhiran dan keterkaitannya dengan permasalahan yang

ada. Apabila menggunakan literatur dengan beberapa edisi, maka yang digunakan

adalah buku dengan edisi terbaru, jika referensi tidak terbit lagi, referensi tersebut

Page 16: KERANGKA DASAR PEMIKIRAN  DWIKI OLIVIA SILVI (110210302025)

16

adalah terbitan

terakhir. Dan bagi

yang menggunakan

Jurnal sebagai

referensi pembatasan

tahun terbitan tidak

berlaku. Contoh dari

kerangka pemikiran

setelah melewati

proses teori dan

kajian pustaka

Sedangkan menurut Sambas Ali, dalam menulis kerangka berpikir, ada

tiga kerangka yang perlu dijelaskan, yakni: kerangka teoritis, kerangka

konseptual, dan kerangka operasional. Kerangka teoritis atau paradigma adalah

uraian yang menegaskan tentang teori apa yang dijadikan landasan (grand theory)

yang akan digunakan untuk menjelaskan fenomena yang diteliti. Mardalis (1990:

32,41,57) mengartikan kerangka teoritis sebagai pokok-pokok atau tiang

pemikiran yang digunakan untuk membrikan gambaran atau batasan-batasan

tentang teori-teori yang akan dipakai sebagai landasan penelitian yang digunakan,

atau teori mengenai variabel-variabel yang akan diteliti. Soerjono Soekanto

(1981:113) mengartikan kerangka teoritis sebagai ikhtisar daripada hal-hal yang

telah diketahui serta diuji kebenarannya yang menyangkut objek penelitian (Nico

Ngani 2012:15-16).

Kerangka konseptual merupakan uraian yang menjelaskan konsep-konsep

apa saja yang terkandung di dalam asumsi teoretis yang akan digunakan untuk

mengabstraksikan (mengistilahkan) unsur-unsur yang terkandung di dalam

fenomena yang akan diteliti dan bagaimana hubungan di antara konsep-konsep

tersebut. Kerangka konseptual penelitian ibarat kompas atau peta sebgai ptunjuk

mencapai suatu tujuan. Dalam penelitian kuantitatif, kerangka konseptual

merukan suatu kesatuan kerangka pemikiran yang utuh dalam rangka mencari

jawaban-jawaban ilmiah terhadap masalah-masalah penelitian yang menjelaskan

Page 17: KERANGKA DASAR PEMIKIRAN  DWIKI OLIVIA SILVI (110210302025)

17

tentang variabel-variabel, hubungan antar variabel-variabel secara teoritis yang

berhubungan dengan hasil penelitian yang terdahulu yang kebenarannya dapat

teruji secara (empiris) (Husaini Usman 2009: 36). Kerangka konseptual

menerangkan tentang koonseptual suatu teoritis tentang variabel penelitian yaitu

variabel bebas dan terikat. Menurut Hatch dan Farhady dalam Sugiyono (2005:36)

variabel dapat didefinisikan sebagai atribut dari seseorang atau objek yang

mempunyai variasi anatara satu orang dengan orang lain atau satu objek dengan

objek lain.

Kerangka operasional adalah penjelasan tentang variabel-variabel apa saja

yang diturunkan dari konsep-konsep terpilih tadi dan bagaimana hubungan di

antara variabel-variabel tersebut, serta hal-hal apa saja yang dijadikan indikator

untuk mengukur variabel-variabel yang bersangkutan (Sambas Ali M. 2011).

Jadi dengan keterangan diatas dapat dituliskan bahwa kerangka dasar

pemikiran itu tidak selalu ditulis sendiri dalam suatu pembahasan akan tetapi

biasanya menjadi satu pembahasan dengan kerangka teoritis atau yang biasanya

dikenal dengan tinjauan pustaka. Dengan adanya hal seprti itu, akan memudahkan

peneliti dalam merumuskan suatu hipotesis.

2.4 Cara Merumuskan Kerangka Dasar Pemikiran Yang Baik Dan Benar

Penyusunan kerangka dasar pemikiran, peneliti hendaknya membuat

argumentasi dengan bahasa dan caranya sendiri. Akan tetapi dalam penusunan

kerangka dasar pemikiran tersebut, Argumentasi itu harus analitis, sistematis, dan

menggunakan teori yang relevan. Dalam membangun kerangka berpikir sering

timbul kecenderungan bahwa pernyataan-pernyataan yang disusun tidak merujuk

keada sumber kepustakaan, karena sudah habis terpakai di alam menyusun

kerangka teoritis. Hal ini tidaklah benar, justru dalam menyusun kerangka berpikir

inilah sangat diperlukan argumentasi ilmiah yang dipilih dari teori-teori yang

relevan. Agar argumentasi penulis diterimasesama ilmuwan, maka kerangka

berpikir harus disusun secara logis dan sistematis. Kerangka berpikir yang

meyakinkan hendaklah memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:

Page 18: KERANGKA DASAR PEMIKIRAN  DWIKI OLIVIA SILVI (110210302025)

18

1. Teori-teori yang digunakan dalam berargumentasi hendaknya dikuasai

sepenuhnya serta mengikuti perkembangan teori yang mutakhir. Peneliti

hendaknya mengetahui bahwa dalam ilmu administrasi dikenal lima

pendekatan, yaitu klasik, hubungan manusiawi, tingkah lau, sistem, dan

kontingensi. Sebaiknya disertakan argumentasinya mengapa peneliti

menggunakan pendekatan itu, bukan pendekatan lainnya. Pemilihan

pendekatan atau teori yang relatif lama (kuno) agak sukar diterima ilmuwan

lainnya, meskipun argumentasi peneliti sudah baik. Oleh karena itu,

sebaiknya peneliti selalu mengikuti perkembangan ilmu yang terbaru.

2. Analisis filsafat dari teori-teori keilmuwan yang diarahkan kepada cara

berpikir keilmuan yang mendasari pengetahuan tersebut harus disebutkan

secara tersuratsemua asumsi, postulat atau prinsip yang melandasinya. Dalam

ilmu administrasi terdapat sejumlah teori yang dapat dipakai untuk

memecahkan masalah yang sama. Oleh karena itu, peneliti harus

menggunakan argumentasi, misalnya mengapa kita menggunakan pendekatan

sistem, bukan pendekatan perilaku. Mengapa peneliti menggunakan teori

partisipatif buakn teori koersif? Untuk menawab pertanyaan diatas, maka

peneliti dituntut untuk menyatakan asumsi, postulat, ayau prinsip sevara

tersurat (Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar 2009:34-35).

Penyusunan kerangka dasar pemikiran hendaknya harus memulainya

dengan menegaskan teori apa yang dijadikan landasan dan akan diuji atau

digambarkan dalam penelitian kita. Lalu dilanjutkan dengan penegasan tentang

asumsi teoretis apa yang akan diambil dari teori tersebut sehingga konsep-konsep

dan variabel-variabel yang diteliti menjadi jelas. Selanjutnya, kita menjelaskan

bagaimana cara mengoperasionalisasikan konsep atau variabel-variabel tersebut

sehingga siap untuk diukur.

Walaupun dalam kerangka berpikir itu harus terkandung kerangka teoretis,

kerangka konseptual, dan kerangka operasional, tetapi cara penguraian atau cara

pemaparannya tidak perlu kaku dibuat per sub bab masing-masing. Hal yang

penting adalah bahwa isi pemaparan kerangka berpikir merupakan alur logika

Page 19: KERANGKA DASAR PEMIKIRAN  DWIKI OLIVIA SILVI (110210302025)

19

berpikir kita mulai dari penegasan teori serta asumsinya hingga munculnya

konsep dan variabel-variabel yang diteliti.

Dalam menyusun kerangka berpikir secara  ilmiah (memadukan antara

asumsi teoretis dan asumsi logika dalam memunculkan variabel) dengan benar,

maka peneliti harus teliti dalam menelurusi literatur-literarur yang relevan serta

melakukan kajian terhadap hasil penelitian-penelitian terdahulu yang relevan,

sehingga uraian yang dibuatnya tidak semata-mata berdasarkan pada

pertimbangan logika. Untuk itu, dalam menjelaskan kerangka teoretisnya, peneliti

mesti merujuk pada literatur atau referensi serta laporan-laporan penelitian

terdahulu (Ali M. 2011).

Menurut Sambas Ali muhidin (2011), secara sederhana penyusunan

kerangka berpikir dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah berikut:

a. Menentukan  paradigma atau kerangka teoretis yang akan digunakan,

kerangka konseptual dan kerangka operasional variabel yang akan diteliti.

b. Memberikan penjelasan secara deduktif mengenai hubungan antarvariabel

penelitian. Tahapan berpikir deduktif meliputi tiga hal yaitu: (a) Tahap

penelaahan konsep (conceptioning), yaitu tahapan menyusun konsepsi-

konsepsi (mencari konsep-konsep atau variabel dari proposisi yang telah ada,

yang telah dinyatakan benar). (b) Tahap pertimbangan atau putusan

(judgement), yaitu tahapan penyusunan ketentuan-ketentuan (mendukung atau

menentukan masalah akibat pada konsep atau variabel dependen). (c)

Tahapan penyimpulan (reasoning), yaitu pemikiran yang menyatakan hal-hal

yang berlaku pada teori, berlaku pula bagi hal-hal yang khusus.

c. Memberikan argumen teoritis mengenai hubungan antar variabel yang diteliti.

Argumen teoritis dalam kerangka pemikiran merupakan sebuah upaya untuk

memperoleh jawaban atas rumusan masalah. Dalam prakteknya, membuat

argumen teoritis memerlukan kajian teoretis atau hasil-hasil penelitian yang

relavan. Hal ini dilakukan sebagai petunjuk atau arah bagi pelaksanaan

penelitian. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah karena argumen teoritis

sebagai upaya untuk memperoleh jawaban atas rumusan masalah, maka hasil

dari argumen teoritis ini adalah sebuah jawaban sementara atas rumusan

Page 20: KERANGKA DASAR PEMIKIRAN  DWIKI OLIVIA SILVI (110210302025)

20

masalah penelitian. Sehingga pada akhirnya produk dari kerangka pemikiran

adalah sebuah jawaban sementara atas rumusan masalah (hipotesis).

d. Merumuskan model penelitian. Model adalah konstruksi kerangka pemikiran

atau konstruksi kerangka teoretis yang diragakan dalam bentuk diagram dan

atau persamaan-persamaan matematik tertentu. Esensinya menyatakan

hipotesis penelitian. Sebagai suatu kontruksi kerangka pemikiran, suatu

model akan menampilkan: (a) jumlah variabel yang diteliti, (b) prediksi

tentang pola hubungan antar variabel, (c) dekomposisi hubungan antar

variabel, dan (d) jumlah parameter yang diestimasi.

Menurut Suryana mengemukakan dalam penyususnan kerangka dasar

pemikiran, hendaknya memperhatikan hal-hal berikut:

1. Cari teori-teori, konsep-konsep dan generalisasi yang relevan untuk dijadikan

landasan teoritis dalam penelitian. Teori-teori dan konsep tersebut berasal

dari acuan umum yaitu dari kepustakaan seperti buku teks, ensiklopedia, dan

sejenisnya. Sedangkan generalisasi dapat ditarik dari laporan hasil penelitian

terdahulu yang relevan dengan masalah yang diteliti. Kriteria sumber bacaan

adalah prinsip kemutakhiran dan relevansi. Menurut Rusidi (1993), tahap

penguraian teori yang menjadi titik tolak berfikir untuk menjawab masalah

kepada konsep-konsep yang mengabstraksikan fenomena, disebut tahap

conceptioning.

2. Dari teori-teori, kosep-konsep dan generalisasi tersebut lakukakn perincian

analisis melalui penalaran deduktif. Sedangkan dari hasil-hasil penelitian

terdahulu dilakukan pemaduan (sintesis) dan generalisasasi dilakukan melalui

penalaran induktif. Proses deduktif dan induktif itu dilakukan secara iteratif,

sehingga dihasilkan jawaban yang paling mungkin terhadap masalah.

Jawaban inilah yang menjadi hipotesis penelitian.

2.5 Contoh-Contoh Kerangka Dasar Pemikiran Pada Jenis-Jenis Penelitian

2.5.1 Penelitian Kuantitatif

Pengaruh Prestasi Belajar Terhadap Gaya Belajar Peserta Didik

Page 21: KERANGKA DASAR PEMIKIRAN  DWIKI OLIVIA SILVI (110210302025)

21

Dalam penelitian ini, yang akan diteliti adalah masalah Prestasi belajar

dalam hubungannya dengan Gaya Belajar, maka penyajiannya dimulai dari

Prestasi belajar lalu dikaitkan dengan teori Belajar Keterkaitan dua variabel

tersebut sedapat mungkin dilengkapi dengan teori atau penelitian terdahulu yang

dilakukan seorang pakar/peneliti atau lebih yang menyatakan adanya hubungan

atau pengaruh antar keduanya. Pada bagian akhir kerangka berpikir umumnya

disajikan hubungan antara keseluruhan variabel dilengkapi dengan bagan yang

menggambarkan hubungan antar variabel penelitian.

(Fkip Unika Mamuju).

Ini adalah kerangka pemikiran dalam bentuk diagram, karena kerangka

pemikiran itu sendiri dapat berbentuk uraian kualitatif, model matematis, diagram

atau persamaan-persamaan yang langsung berkaitan dengan bidang ilmu yang

diteliti. (Mantra; 2004).

2.5.2 Penelitian Tindakan Kelas

Peningkatan Pemahaman Konsep Perkalian Bilangan Cacah Melalui Pendekatan

Matematika Realistik (Pada Siswa Kelas 2 Sd).

Page 22: KERANGKA DASAR PEMIKIRAN  DWIKI OLIVIA SILVI (110210302025)

22

Mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang sulit dikuasai

siswa jika dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Siswa juga kurang

menyenangi dan takut apabila mengikuti mata pelajaran tersebut. Adapun guru,

selama ini dalam menyajikan pembelajaran matematika masih monoton dan

mendominasi pembelajaran sehingga siswa menjadi pasif. Akibatnya, hasil belajar

siswa rendah, khususnya dalam hal ini pemahaman konsep perkalian bilangan

cacah masih rendah. Semua kondisi tersebut merupakan permasalahan yang

terjadi selama ini.

Oleh karena itu, dalam pembelajarannya perlu dicari inovasi baru yang

mampu mengatasi masalah tersebut. Pembelajaran matematika melalui

Pendekatan Matematika Realistik yang di dalamnya terdapat kegiatan

matematisasi diharapkan dapat menjadi solusinya. Pembelajaran yang dirancang

menekankan pada aktifitas siswa dalam menemukan kembali ide dan konsep

matematika melalui eksplorasi masalah-masalah nyata sesuai proses berpikir

siswa. Selama pembelajaran, siswa tidak dipandang sebagai penerima pasif, tetapi

diberi kesempatan untuk menemukan kembali ide dan konsep matematika di

bawah bimbingan guru.

Dengan demikian, permasalahan yang terjadi selama ini dapat diatasi.

siswa tidak lagi asing terhadap materi matematika khususnya dalam memahami

konsep perkalian bilangan cacah. Siswa juga merasa dihargai di dalam

pembelajaran yang berlangsung sehingga merasa betah dan menyukai pelajaran

matematika. Guru juga dapat mengeksplorasi kemampuan siswa, sehingga siswa

aktif dalam pembelajaran. Hasilnya, pemahaman siswa terhadap konsep perkalian

bilangan cacah dapat meningkat, sehingga hasil belajar siswa juga dapat

meningkat.

Page 23: KERANGKA DASAR PEMIKIRAN  DWIKI OLIVIA SILVI (110210302025)

23

BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kerangka dasar pemikiran Menurut Rusidi (1993), kerangka berfikir

berarti mendudukperkarakan masalah dalam kerangka teoritis (theoritical

framework) atau disebut juga dengan proses deduktif. Kerangka Berpikir menurut

Uma Sekaran, 1992 dalam (Sugiyono 2009: 91) mengemukakan bahwa kerangka

berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan

dengan berbagai factor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.

Dengan adanya kerangka dasar pemikiran akan memudahkan peneliti dalam

membuat hipotesis. Kerangka pemikiran itu merupakan buatan sendiri dari

peneliti dengan bahasanya sendiri.

Pada dasarnya esensi kerangka pemikiran berisi: (1) Alur jalan pikiran

secara logis dalam menjawab masalah yang didasarkan pada landasan teoretik dan

atau hasil penelitian yang relevan. (2) Kerangka logika (logical construct) yang

mampu menunjukan dan menjelaskan masalah yang telah dirumuskan dalam

kerangka teori. (3) Model penelitian yang dapat disajikan secara skematis dalam

bentuk gambar atau model matematis yang menyatakan hubungan-hubungan

variabel penelitian atau merupakan rangkuman dari kerangka pemikiran yang

digambarkan dalam suatu model.

Dengan demikian, uraian atau paparan yang harus dilakukan dalam

kerangka berpikir adalah perpaduan antara asumsi-asumsi teoretis dan asumsi-

asumsi logika dalam menjelaskan atau memunculkan variabel-variabel yang

diteliti serta bagaimana kaitan di antara variabel-variabel tersebut, ketika

dihadapkan pada kepentingan untuk mengungkapkan fenomena atau masalah

yang diteliti.

3.2 Saran

Dengan adanya pembahasan mengenai kerangka dasar pemikiran, yang

diharapkan adalah setiap penelitian menggunakan kerangka pemikiran dalam

merumuskan hipotesis.

Page 24: KERANGKA DASAR PEMIKIRAN  DWIKI OLIVIA SILVI (110210302025)

24

DAFTAR PUSTAKA

Muhammad. 2008. Metodologi Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitatif. Jakarta: Rajawali Pers

Iskandar. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta: Anggota IKAPI

Ngani Nico. 2012. Metodologi Penelitian dan Penulisan Hukum. Yogyakarta: Pustaka Yustisia

Usman Husaini dan Purnomo Setiady Akbar . 2009. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara

Sumber Internet:

Deparita. Menganalisis dan Menelaah Persoalan Seputar Humanis. 2012. http:// kerangka-berpikireddy-suranta.html (diakses ttaggal 10 Oktober 2013).

Muhidin Sambas Ali. 2011. Panduan praktis memahami penelitian. Bandung: Pustaka Setia. http:// Bagaimanakah Menyusun Kerangka Berpikir Penelitian _ SAMBAS ALI M.htm (diakses tanggal 10 Oktober 2013)

Suryana. 2010. Metodologi Penelitian Praktis Kuantitatif dan Kualitatatif. Universitas Pendidikan Indonesia. http://File_7.pdf (diakses tanggal 10 Okteober 2013)