Gerontik Silvi
-
Upload
silviyanthi -
Category
Documents
-
view
256 -
download
2
Embed Size (px)
description
Transcript of Gerontik Silvi

CONTOH KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA GERONTIK DENGAN
GANGGUAN MOBILISASI
Pengkajian
A. Identitas Klien
Nama : Ny.S Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 74 Tahun Suku : Bali
Alamat : Karangasem Agama : Hindu
Pendidikan : SR Statua perkawinan : Kawin
Tgl masuk panti : 8 Desember 2013 Tanggal pengkajian :20 Januari 2015
B. Status Kesehatan
Saat ini klien merasa nyeri pada pinggang , sering kesemutan pada tangan ,
klien juga mengeluh nyeri, nyeri dirasa saat klien melakukan aktivitas seperti
duduk terlalu lama dan nyeri timbul saat klien memegang sesuatu terlalu lama
misalnya saat klien memegang gelas dan piring. Nyeri klien terkadang hilang
dengan sendirinya dan terkadang nyeri klien hilang jika klien tidur jika tidak
tidur nyeri klien samakin keras.
C. Riwayat Kesehatan Dahulu
1. Riwayat alergi
Klien mengatakan, ia tidak ada pantangan/alergi terhadap obat, makanan,
binatang maupun lingkungan.
2. Riwayat penyakit
Pada saat muda klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit yang
serius
3. Kebiasaan
Klien mengatakan klien tidak memiliki kebiasaan merokok, minum kopi,
minum alkohol, dan makan obat tidur
D. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga klien tidak ada masalah kesehatan seperti kanker, DM,
penyakit jantung, epilepsi, dll

Genogram
Ket :
= Laki-Laki
= Perempuan
X = Meninggal
= Klien

E. Tinjauan Sistem
1. Keadaan umum
Keadaan Ny. S tampak sehat dan bugar dan tampak memegangi pinggang
saat Ny.S duduk. Kesadaran Compos Mentis.
2. Intergumen
a. Inspeksi
Kebersihan baik, kulit klien terlihat keriput, turgor kulit lembab hangat
berwarna gelap, tidak ada kelainan dan masalah keperawatan
b. Palpasi
Turgor kulit elastis, tidak terdapat edema
3. Kepala
Bentuk kepala tampak bulat, tidak ada lesi dan benjolan, rambut tampak
beruban, rambut bergelombang. Penyebaran tidak merata
4. Mata
Sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, pupil isokhor, mata klien
tampak sering berair, pergerakan bola mata simetris.
5. Telinga
Bentuk telinga simetris, pendengaran baik di periksa dengan detik jam,
secret, serumen, benda asing tidak ada.
6. Mulut dan tenggorokan
Keadaan bibir lembab, keadaan gigi dan gusi bersih, bau mulut, stomatitis
tidak ada, gigi klien tidak lengkap.
7. Leher
Tidak teraba ada pembesaran kelenjar getah bening.
8. Payudara
Tidak ada masalah
9. Sistem pernafasan
a. Inspeksi

Bentuk thoraxs normal 2:1, pernafasan 20 x/I tidak ada kesulitan
bernafas tidak ada usaha dengan menggunakan otot bantu pernafasan,
tidak ada pernafasan cuping hidung. Tidak terdapat sianosis pada bibir
dan keadaan kuku normal.
b. Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan, pengambangan dada simetris premitus
taktil .
c. Perkusi
Tidak terdapat odema, bunyi resonan.
d. Auskultasi
Tidak terdapat suara tambahan, bunyi jantung normal (lub-dub), tidak
ada masalah keperawatan
10. Sistem kardiovaskular
a. Perkusi
Perkusi jantung terdengar pekak.
b. Auskultasi
Irama jantung terdengar regular TD 120/90 mmHg
11. Sistem gastrointestinal
a. Inspeksi
Perut datar umbilicus tidak menonjol tidak terlihat benjolan masa
b. Auskultasi
Peristaltik usus 8x/menit normalnya 5-25x/m
c. Palpasi
Nyeri tekan tidak ada, perabaan massa tidak ada, hepar tidak teraba,
asites tidak ada
12. Sistem urinaria
Ny.S BAK dengan frekuensi tidak tentu ± setiap 6-7jam sekali, pada
waktu malam klien sering terbangun untuk BAK ± 2-3 kali, klien
mengatakan klien mampu menahan BAK selama klien inginkan tidak
sakit saat BAK dan lancar. Klien mengatakan pernah mengalami
kesulitan untuk defekasi karena sering menahan untuk untuk defekasi.
13. Sistem genetoreproduksi

Klien mengatakan klien memiliki anak 5, klien pernah menikah sebanyak
1 kali
14. Sistem muskulosceletal
Kedua kaki dan tangan Ny.S tampak sejajar dan sama besar dan panjang,
tidak tampak adanya scoliosis. Kemampuan mengubah posisi baik,
pergerakan kedua tangan dan kaki baik, kekuatan otot baik, tetapi
pinggang klien linu dan tangan klien sering kesemutan.
15. Sistem syaraf pusat
Tidak ada cedera kepala, tidak ada peningkatan TIK, tidak memiliki
riwayat kejang
16. Sistem endokrin
Ny. S mengatakan tidak mempunyai penyakit gula dan gondok.
F. Pengkajian Psikososial & Spiritual
1. Psikososial
Ny.S mengatakan dapat bersosialisasi dengan penghuni panti yang
lainnya.
2. Emosional
Status emosi Ny.S stabil dan kooperatif saat diajak bicara, sikap klien
terhadap penghuni panti lainnya baik.
3. Spiritual
Ny.S beragama Hindu, dan mengatakan selalu menjalankan Sembahyang .
Selain itu juga mengikuti bimbangan rohani dan seluruh kegiatan yang
diadakan di panti.
G. Pengkajian Depresi
1. Inventaris Depresi Beck
a. Kesedihan : klien tidak merasa sedih
b. Pesimisme : klien tidak pesimis menanggapi hidupnya
c. Rasa kegagalan : tidak tercetuskan ungkapan kegagalan dari mulut
klien

d. Ketidakpuasan : klien mengatakan sudah cukup puas dengan apa
yang dijalani, walaupun dirinya hanya seorang tukang becak dan kuli
serabutan
e. Rasa bersalah : klien tidak merasa benar benar bersalah
f. Tidak menyukai diri sendiri : klien tidak merasa kecewa dengan
dirinya sendiri
g. Membahayakan diri sendiri : klien tidak punya pikiran-pikiran yang
membahagiakan diri sendiri
h. Menarik diri dari soaial : klien tidak kehilangan minat pada orang
lain
i. Keragu-raguan : klien membuat keputusan dengan baik
j. Perubahan gambaran diri : klien tidak merasa bahwa saya tampak
lebih buruk dari sebelumnya
k. Kesulitan diri : klien dapat bekerja sebaik sebelumnya
l. Keletihan : klien lelah lebih dari biasanya
m. Anoreksia : nafsu makan klien tidak buruk dari biasanya
Jumlah : 10 Depresi sedang
2. Skala Depresi Geriatrik (YESAVAGE)
a. Pada dasarnya klien merasa cukup puas dengan kehidupanya
b. Klien merasa telah meninggalkan banyak kegiatan dan minat atau
kesenanganya
c. Klien merasa bahwa hidup klien kosong
d. Klien sering merasa bosan
e. Klien punya semangat yang baik setiap saat
f. Klien takut sesuatu yang buruk akan terjadi padanya
g. Klien merasa bahagia disebagian besar hidup klien
h. Klien tidak merasa tidak berdaya
i. Klien tidak lebih senang tinggal dirumah daripada pergi keluar dan
mengerjakan sesuatu yang baru
j. Klien tidak merasa memiliki masalah dengan daya ingat dibanding
kebanyakan orang
k. Klien berfikir bahwa hidup klien sekarang ini menyenangkan

l. Klien tidak merasa tidak berharga
m. Klien merasa penuh semangat
n. Klien merasa bahwa keadaan klien tidak memiliki harapan
H. Pengkajian Fungsional Klien
1. Katz index
No. Kegiatan Mandiri Bantuan
Sebagian
Bantuan
Penuh
1. Mandi V
2. Berpakaian V
3. Ke Kamar Kecil V
4. Berpindah
Tempat
V
5. BAK/BAB V
6. Makan/Minum V
Tn. H dapat beraktivitas secara mandiri tanpa pengawasan, pengarahan,
atau bantuan aktif dari orang lain.
2. Barthel index
No. Kegiatan Dengan
Bantuan
Mandiri
1. Makan/Minum 0 10
2. Berpindah dari kursi roda ke tempat
tidur/sebaliknya
0 15
3. Kebersihan diri (cuci muka, gosok gigi,
menyisir rambut)
0 5
4 Keluara masuk kamar mandi (menyeka
tubuh, menyiram, mencuci baju)
0 10
5. Mandi 0 15
6. Jalan-jalan di permukaan datar 0 5
7. Naik turun tangga 0 10
8. Memakai baju 0 10
9. Kontrol BAK 0 10

10. Kontrol BAB 0 10
Jumlah 0 100
Kesimpulan:
Jumlah skor 100 = Mandiri
I. Pengkajian Status Mental
1. Short Portable Mental Status Questioner (SPSMQ)
Benar Salah No. Pertanyaan
√ 1. Tanggal berapa hari ini?
√ 2. Hari apa sekarang?
√ 3. Apa nama tempat ini?
√ 4. Dimana alamat anda?
√ 5. Berapa umur anda?
√ 6. Kapan anda lahir?
√ 7. Siapa presiden Indonesia sekarang?
√ 8. Siapa presiden Indonesia sebelumnya?
√ 9. Siapa nama ibu anda?
√ 10. Kurangi 3 dari 20 & tetap pengurangan 3
dari setiap angka baru, semua secara
berurutan
10 Jumlah
Total Skor: 10 Fungsi intelektual tubuh
J. Pengkajian Aspek Kognitif Dari Fungsi Mental
No. Aspek
Kognitif
Nilai
Maksimal
Nilai
Klien
Kriteria
1. Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar
a. Tahun
b. Musim
c. Tanggal
d. Hari
e. Bulan
Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar
a. Negara Indonesia

b. Propinsi Jabar
c. Kota Bogor
d. Panti
2. Registrasi 5 5 Pemeriksa mengatakan nama
3 objek selama 1 detik
kemudian klien mengulang
nama objek tersebut
a. kursi
b. meja
c. buku
3. Perhatian
&
Kalkulasi
5 5 Minta klien untuk memulai
dari angka 100 kemudian
dikurangi 7 sampai 5 tahap
a. 100
b. 93
c. 86
d. 79
e. 72
4. Mengingat 3 3 Minta klien untuk
menyebutkan atau
mengulang ketiga objek pada
no.2
a. Kursi
b. Meja
c. Buku
5. Bahasa 9 9 Tunjukkan pada klien suatu
benda (2 objek) tanyakan
namanya!
a. Objek sepatu
b. Objek sandal
Minta klien untuk mengikuti
perintah berikut:

a. Ambil kertas di tangan
anda
b. Lipat dua
c. Taruh di lantai
Perintahkan pada klien untuk
hal berikut (bila aktifitas
sesuai perintah nilai 1)
a. Tutup mata anda
Perintahkan pada klien
menilai satu kalimat dan
menyalin gambar:
a. Tulis satu kalimat
b. Menyalin gambar
Total Nilai 30
Interpretasi hasil :
Nilai >23 = aspek kognitif dari fungsi mental baik
K. Pengkajian Skala Resiko Dekubitus
1. Pengkajian skala resiko dekubitus menurut Braden
a. Persepsi sensori : tidak terbatas
b. Kelembaban : jarang lembab
c. Aktifitas : jalan keluar ruang
d. Mobilisasi : tidak terbatas
e. Nutrisi : sempurna
f. Gesekan dan cubitan : tidak ada masalah. Total skor : 23
2. Pengkajian skala resiko dekubitus menurut Norton
a. Kondisi fisik : baik
b. Kesadaran : CM
c. Aktifitas : mandiri
d. Mobilitas bebas
e. Inkontenensia : tidak ada
Total skor : 20
L. Pengkajian Resiko jatuh

1. Postural Hipotensi
Tidur : 110/70 mmHg
Duduk : 110/70 mmHg
Berdiri : 110/70 mmHg
2. Fungsional reach (FR) test
Klien mampu berdiri condong selama satu menit dengan jarak 5 inchi
3. The timed up and go (TUG) test
Klien mampu berdiri dari kursi, berjalan 10 langkah, kembali ke kursi,
mengangkat satu kaki setinggi langkah dan duduk kembali
Ukuran waktu dalam detik : > 10 detik mobilisasi bebas
4. Faktor resiko jatuh akibat mobilisasi
Keterangan Kriteria Skore
Usia 60-70 tahun V
> 70
Status mental * Binggung terus menerus
Kadang kadang binggung
Penurunan tingkat kooperatif
Riwayat jatuh
dalam 1 bulan
1-2 kali
Berulang
Pakai kateter/ ostomi
Kebutuhan eliminasi
Incontinensia
Gangguan
penglihatan *
Mobilisasi Tidur berbaring di tempat tidur/ duduk
dikursi
Gaya berjalan, melangkah lebar
Kehilangan keseimbangan berdiri dan
berjalan *
Penurunan koordinasi otak
Kesukaran berjalan, sempoyongan
Menggunakan alat bantu : kruk, walker

Obat beresiko Menggunakan 1 obat
Hospitalisasi 3 hari dirawat sejak masuk/ dirujuk
2 hari pembedahan atau melahirkan
Persiapan alat IV line
Therapy anti embolitik
Total skore : 1
Analisa Data
Data Masalah Etiologi
Ds :
P : Saat ini klien merasa
nyeri pada pinggang
nya
Q : Nyeri dirasa saat klien
duduk terlalu lama,
namun rasa nyeri
hilang saat klien tidur
R : Rasa nyeri seperti kaku
pada daerah pinggang
S : Dengan skala nyeri
sedang
T : Dirasa hilang dan
timbul tidak pasti.
Do :
- Klien terlihat
memegangi
pinggangnya saat
duduk
- Klien terlihat
meringis
Nyeri kronik ketunadayaan fisik (artritis)


3.1 Intervensi
No. Diagnosa NOC NIC
1. Nyeri kronik
berhubungan
dengan
ketunadayaan
fisik atau
psikososial
kronis
(misalnya,
kanker
metastasis,
cedera
neurologis dan
artritis)
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 × 24
jam pasien diharapkan
nyeri hilang dengan
criteria :
Kontrol nyeri
1. Mengenali faktor
penyebab
2. Mengenali onset
(lamanya sakit)
3. Menggunakan
metode pencegahan
4. Menggunakan
metode
nonanalgetik untuk
mengurangi nyeri
5. Menggunakan
analgetik sesuai
kebutuhan
6. Mengenali gejala-
gejala nyeri
7. Mencatat
pengalaman nyeri
sebelumnya
Melaporkan nyeri sudah
terkontrol
Tingkatan nyeri
1. Melaporkan adanya
nyeri
2. frekuensi nyeri dan
Pain Management
1. Lakukan pengkajian
nyeri secara
komprehensif
termasuk lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan
faktor presipitasi
2. Observasi reaksi
nonverbal dari
ketidaknyamanan
Gunakan teknik
komunikasi terapeutik
untuk mengetahui
pengalaman nyeri
pasien
3. Kaji kultur yang
mempengaruhi respon
nyeri
4. Kaji tipe dan sumber
nyeri untuk
menentukan intervensi
5. Ajarkan tentang teknik
non farmakologi
6. Berikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri
7. Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
8. Kolaborasikan dengan

panjangnya episode
nyeri
3. ekspresi nyeri pada
wajah
4. kurangnya istirahat
2. ketegangan otot
dokter jika ada
keluhan dan tindakan
nyeri tidak berhasil
Analgesic Administration
1. Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas,
dan derajat nyeri
sebelum pemberian
obat
2. Cek instruksi dokter
tentang jenis obat,
dosis, dan frekuensi
3. Cek riwayat alergi
4. Pilih analgesik yang
diperlukan atau
kombinasi dari
analgesik ketika
pemberian lebih dari
satu
5. Tentukan pilihan
analgesik tergantung
tipe dan beratnya nyeri
6. Tentukan analgesik
pilihan, rute
pemberian, dan dosis
optimal
7. Berikan analgesik
tepat waktu terutama
saat nyeri hebat
8. Evaluasi efektivitas
analgesik, tanda dan
gejala (efek samping)

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
No. Tanggal/
Waktu
Implementasi
Keperawatan
Evaluasi Keperawatan Paraf
1. 20-01-
2015
08.30
09.30
09.53
10.00
11.20
13.45
Pain Management
1. Melakukan
pengkajian nyeri
secara komprehensif
termasuk lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan
faktor presipitasi
2. Mengobservasi reaksi
nonverbal dari
ketidaknyamanan
Gunakan teknik
komunikasi terapeutik
untuk mengetahui
pengalaman nyeri
pasien
3. Mengkaji tipe dan
sumber nyeri untuk
menentukan intervensi
4. Mengajarkan tentang
manjemen nyeri :
kompres hangat.
5. Memberikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri
6. Mengevaluasi
keefektifan kontrol
nyeri
Subjektif:
1. Klien mengatakan
masih merasakan
nyeri di bagian
lutut, munculnya
nyeri biasanya
setelah beraktifitas.
Saat aktifitas nyeri
tidak dirasakan,
tetapi saat duduk
baru nyeri
dirasakan, bila
dibawa istirahat
(tidur) nyeri
berkurang.
2. Klien
mengatajakan nyeri
dirasakan skala 6
(sedang),
munculnya nyeri
tidak pasti.
3. Klien mengatakan
mengerti cara
mengurangi nyeri
dengan cara
kompres air hangat.
Objektif:
1. Klien tampak

memegang lututnya
dan meringis nyeri.
2. Klien tampak
mengerti
menajemen nyeri
(kompres hangat)
yang diajarkan oleh
perawat.
3. Klien tampak
belum bisa
mengontrol nyeri
dan belum bisa
melakukan
manejemen nyeri
yang diajarkan
perawat.
Assesment:
Masalah nyeri belum
teratasi
Planning:
Lanjutkan itervensi:
1. Melakukan pengkajian
nyeri secara
komprehensif termasuk
lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor
presipitasi
2. Mengobservasi reaksi
nonverbal dari
ketidaknyamanan
Gunakan teknik

komunikasi terapeutik
untuk mengetahui
pengalaman nyeri
pasien
3. Mengajarkan tentang
manjemen nyeri :
Kompres hangat.
4. Memberikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri
5. Mengevaluasi
keefektifan kontrol
nyeri
3. 20-01-
2015
08.00
08.05
08.06
11.30
12.00
Manajement Pain
1. Melakukan
pengkajian nyeri
secara komprehensif
termasuk lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan
faktor presipitasi
2. Mengobservasi reaksi
nonverbal dari
ketidaknyamanan
Gunakan teknik
komunikasi terapeutik
untuk mengetahui
pengalaman nyeri
pasien
3. Mengajarkan tentang
manjemen nyeri :
Kompres hangat.
Subjektif:
1. Klien mengatakan
masih merasakan
nyeri di bagian
lutut, munculnya
nyeri setelah
beraktifitas (senam
pagi). Saat aktifitas
nyeri tidak
dirasakan, tetapi
saat duduk baru
nyeri dirasakan,
bila dibawa
istirahat (tidur)
nyeri berkurang.
2. Klien
mengatajakan nyeri
dirasakan skala 6
(sedang),

(mempraktekkan
secara langsung
kepada pasien)
4. Memberikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri
5. Mengevaluasi
keefektifan kontrol
nyeri
munculnya nyeri
tidak pasti.
3. Klien mengatakan
mengerti cara
mengurangi nyeri
dengan cara
kompres air hangat.
4. Klien mengatakan
nyeri berkurang
setelah dilakukan
kompres air hangat.
Objektif:
1. Klien tampak
memegang lututnya
dan meringis nyeri.
2. Klien tampak
mengerti
menajemen nyeri
(kompres hangat)
yang diajarkan oleh
perawat.
3. Klien sudah bisa
mengontrol nyeri
4. Asasment:
5. Masalah nyeri
belum teratasi
Planning:
Lanjutkan itervensi:
1. Melakukan pengkajian
nyeri secara
komprehensif termasuk

lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor
presipitasi
2. Mengobservasi reaksi
nonverbal dari
ketidaknyamanan
Gunakan teknik
komunikasi terapeutik
untuk mengetahui
pengalaman nyeri
pasien
3. Mengajarkan tentang
manjemen nyeri :
Tehnik distraksi.
4. Memberikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri
5. Mengevaluasi
keefektifan kontrol
nyeri.
5. 20-01-
2015
Pain Management
1. Melakukan
pengkajian nyeri
secara komprehensif
termasuk lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan
faktor presipitasi
2. Mengobservasi reaksi
nonverbal dari
ketidaknyamanan
Subjektif:
1. Klien mengatakan
masih merasakan
nyeri di bagian
lutut, munculnya
nyeri setelah
beraktifitas (senam
pagi). Saat aktifitas
nyeri tidak
dirasakan, tetapi
saat duduk baru

Gunakan teknik
komunikasi terapeutik
untuk mengetahui
pengalaman nyeri
pasien
3. Mengajarkan tentang
manjemen nyeri :
Kompres hangat.
(mempraktekkan
secara langsung
kepada pasien)
4. Memberikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri
5. Mengevaluasi
keefektifan kontrol
nyeri.
nyeri dirasakan,
bila dibawa
istirahat (tidur)
nyeri berkurang.
2. Klien
mengatajakan nyeri
dirasakan skala 6
(sedang),
munculnya nyeri
tidak pasti.
3. Klien mengatakan
mengerti cara
mengurangi nyeri
dengan cara
kompres air hangat.
4. Klien mengatakan
nyeri berkurang
setelah dilakukan
kompres air hangat.
Objektif:
1. Klien tampak
memegang lututnya
dan meringis nyeri.
2. Klien tampak
mengerti
menajemen nyeri
(kompres hangat)
yang diajarkan oleh
perawat.
3. Klien sudah bisa
mengontrol nyeri
Asasment:

1. Masalah nyeri
belum teratasi
Planning:
Lanjutkan itervensi:
1. Mengajarkan tentang
manjemen nyeri :
Kompres hangat.
(mempraktekkan secara
langsung kepada
pasien)
2. Memberikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri
3. Mengevaluasi
keefektifan kontrol
nyeri.
1. Mengajarkan tentang
manjemen nyeri :
Kompres hangat.
(mempraktekkan
secara langsung
kepada pasien)
2. Mengevaluasi
keefektifan kontrol
nyeri
Subjektif:
1. Klien mengatakan
masih merasakan
nyeri di bagian
lutut, munculnya
nyeri setelah
beraktifitas (senam
pagi). Saat aktifitas
nyeri tidak
dirasakan, tetapi
saat duduk baru
nyeri dirasakan,
bila dibawa
istirahat (tidur)
nyeri berkurang.
2. Klien

mengatajakan nyeri
dirasakan skala 6
(sedang),
munculnya nyeri
tidak pasti.
3. Klien mengatakan
mengerti cara
mengurangi nyeri
dengan cara
kompres air hangat.
4. Klien mengatakan
nyeri berkurang
setelah dilakukan
kompres air hangat.
Objektif:
1. Klien tampak
memegang lututnya
dan meringis nyeri.
2. Klien tampak
mengerti
menajemen nyeri
(kompres hangat)
yang diajarkan oleh
perawat.
3. Klien sudah bisa
mengontrol nyeri
Asasment:
1. Masalah nyeri
belum teratasi
Planning:
Lanjutkan itervensi:
4. Mengajarkan tentang

manjemen nyeri :
Kompres hangat.
(mempraktekkan secara
langsung kepada
pasien)
5. Memberikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri
6. Mengevaluasi
keefektifan kontrol
nyeri.