Tugas Bu Mimi
description
Transcript of Tugas Bu Mimi
Asuhan Keperawatan Kista Ovarium
BAB I
TINJAUAN TEORITIS
1.1. Konsep Dasar
1.1.1. Pengertian Kista OvariumKista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan/abnormal pada
ovarium yang membentuk seperti kantong. Kista ovarium secara fungsional
adalah kista yang dapat bertahan dari pengaruh hormonal dengan siklus
mentsruasi. (Lowdermilk, dkk. 2005: 273)
Kista ovarium merupakan pembesaran sederhana ovarium normal, folikel de
graf atau korpus luteum atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan dari
epithelium ovarium. (Smelzer and Bare. 2002: 1556)
Tumor ovarium sering jinak bersifat kista, ditemukanterpisah dari uterus dan
umumnya diagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik (Sjamsoehidyat. 2005:
729)
Jenis-jenis kista ovarium terdiri dari:
1. Kistoma ovari simpleks
Kista yang permukaannya rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali
bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis berisi cairan jernih yang
serosa dan berwarna kuning.
2. Kistodema ovari musinosum
Bentuk kista multilokular, biasanya unilateral dan dapat tumbuh menjadi
besar.
3. Kistadenoma ovari serosum
Kista yang berasal dari epitel germinativum, kista ini dapat membesar.
4. Kista dermoid
Teratoma kistik jinak dengan struktur ektodermal berdiferensiasi sempurna
dan lebih menonjol dari pada mesoderm dan endoterm. Dinding kista keabu-
abuan dan agak tipis.
(Arief Mansjoer, dkk. 1999: 38)
1.2. Anatomi dan Fisiologis
1.2.1. AnatomiOvarium merupakan organ yang berbentuk seperti buah amandel,
fungsinya untuk perkembangan dan pelepasan ovum, serta sintesis dan sekresi
hormon steroid. Ukuran ovarium, panjang 2,5 – 5 cm, lebar 1,5 – 5 cm, dan tebal
0,6 – 1 cm. Setelah menopause ovarium sangat kecil. Normalnya, ovarium
terletak pada bagian atas rongga panggul dan menempel pada lekukan dinding
lateral pelvis di antara iliaka eksternal yang divergen dan pembuluh darah
hipogastrik fossa ovarica waldeyer. Ovarium melekat pada ligamentum latum
melalui mesovarium. Struktur umum pada ovarium dapat dibedakan menjadi:
1. Korteks
Ketebalannya sesuai dengan usia dan menjadi semakin tipis dengan
bertambahnya usia. Dalam lapisan inilah ovarium dan folikel de graaf. Bagian
yang paling luar dari korteks yang kusam dan keputih-putihan dikenal sebagai
tunika albuginea, dimana permukaannya terdapat lapisan tunggal epitel
muboid yaitu epitel germinal waldeyer.
2. Medulla
Terdiri atas jaringan penyambung longgar yang berkesinambungan dengan
yang dari mesovarium. Terdapat sejumlah besar arteri dan vena dalam
medulla dan sejumlah kecil serat otot polos yang berkesinambungan, serta
otot berfungsi dalam pergerakan ovarium. Ovarium disuplai oleh saraf
simpatis dan saraf parasimpatis. Saraf simpatis berasal dari ovarica yang
menyertai pembuluh ovarica, beberapa berasal dari pleksus yang mengelilingi
cabang ovarica dari arteri uterina.
1.2.2. FisiologiOvarium adalah sepasang organ berbentuk kelenjer dan tempat
menghasilkan ovum. Kelenjer itu berbentuk biji buah kenari, terletak di kanan dan
kiri uterus, di bawah tuba uterine dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum
latum uteri. (Evelin, 200: 261)
Fungsi ovarium adalah:
1. Memproduksi ovum
Hormon gonodotrofik dari kelenjar hipofisis bagian anterior mengendalikan
(melalui aliran darah) produksi hormon ovarium. Hormon perangsangfolikel
(FSH) penting untuk awal pertumbuhan folikel de graaf, hipofisis
mengendalikan pertumbuhan ini melalui Lutenizing Hormon (LH) dan
sekresi luteotrofin dari korpus lutenum.
3. Memproduksi hormon estrogen
Dikeluarkan oleh ovarium dari mulai anak-anak sampai sesudah menopause
(hormon folikuler) karena terus dihasilkan oleh sejumlah besar folikel
ovarium dan seperti hormon beredar dalam aliran darah. Estrogen penting
untuk pengembangan organ kelamin wanita dan menyebabkan perubahan
anak gadis pada masa pubertas dan penting untuk tetap adanya sifat fisik dan
mental yang menandakan wanita normal. (Evelin, 2000: 262)
4. Memproduksi hormon progesterone
Disekresi oleh luteum dan melanjutkan pekerjaan yang dimulai oleh estrogen
terhadap endometrium yaitu menyebabkan endometrium menjadi tebal,
lembut dan siap untuk penerimaan ovum yang telah dibuahi. (Bobak, 1995:
28)
1.3. Manifestasi Klinik1. Teraba masa intraabdominal.
2. Dapat timbul asites
3. Nyeri mendadak di perut bagian bawah
(Arief Mansjoer, 1999: 388)
4. Terjadi penekanan pada organ-organ abdomen yang berdekatan.
5. Menstruasi yang datang terlambat, timbul disertai nyeri.
6. Perasaan penuh pada abdomen.
7. Siklus menstruasi yang memanjang dan memendek.
8. Nyeri pinggul pada waktu bersenggama, pada waktu berjalan atau
bergerak.
9. Nyeri pinggul pada waktu menstruasi.
10. Mual, muntah dan payudara tegang seperti gejala orang hamil.
11. Infertilitas/tidak subur
(Internet. geogle. com)
1.4. EtiologiPenyebab dari kista belum diketahui secara pasti, kemungkinan dari
bahan-nahan yang bersifat karsinogenik, bisa zat kimia, polutan, hormonal dan
lain-lain. Penyebab lain adalah:
1. Adanya pertumbuhan sel yang tidak terkendali di ovarium, misalnya
pertumbuah abnormal dari folikel ovarium, korpus luteum, sel telur.
(Brunner & Suddarth, 1998: 1556)
2. Sel telur yang mengalami parthenogenesis (Arief Mansjoeer dkk, 1999:
388)
3. Penyakit-penyakit infeksi: endometrisis
1.5. PatofisiologiSetiap hari ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang
disebut folikel de graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter
lebih dari 2.8cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan
menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5-2 cm dengan
kista di tenga-tengah.
Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami
fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus
luteum mula-mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil
selama kehamilan.
Kista ovari berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan
selalu jinak. Kista dapaty berupa kista folikural dan luteal yang kadang-kadang
disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin,
termasuik FSH dan HCG.
Kista neopalasia dapat tumbuh dari prolifelasi sel yang berlebih dan tidak
terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang
ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini,
keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan sebagian
besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan keganasan ni adalah
kistadenoma serosa dan mucinous.
Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis
ini adalah tumor sel granulosa dari sec cord sel dan germ cel tumor dari germa sel
primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen dari 3
lapisan germinal embrional; ektodermal, endodermal, dan mesodermal.
1.6. Tipe Kista
1.6.1. Tipe Kista Normal
Kista Fungsional Ini merupakan jenis kista ovarium yang paling banyak
ditemukan. Kista ini berasal dari sel telur dan korpus luteum, terjadi bersamaan
dengan siklus menstruasi yang normal. Kista fungsional akan tumbuh setiap bulan
dan akan pecah pada masa subur, untuk melepaskan sel telur yang pada waktunya
siap dibuahi oleh sperma. Setelah pecah, kista fungsional akan menjadi kista
folikuler dan akan hilang saat menstruasi. Kista fungsional terdiri dari: kista
folikel dan kista korpus luteum. Keduanya tidak mengganggu, tidak menimbulkan
gejala dan dapat menghilang sendiri dalam waktu 6-8 minggu
1.6.2. Tipe Kista Abnormal
1. Cystadenoma,
Merupakan kista yang berasal dari bagian luar sel indung telur. Biasanya
bersifat jinak, namun dapat membesar dan dapat menimbulkan nyeri.
2. Kista coklat (endometrioma)
Merupakan endometrium yang tidak pada tempatnya. Disebut kista coklat
karena berisi timbunan darah yang berwarna coklat kehitaman.
3. Kista dermoid
Merupakan kista yang yang berisi berbagai jenis bagian tubuh seperti kulit,
kuku, rambut, gigi dan lemak. Kista ini dapat ditemukan di kedua bagian
indung telur. Biasanya berukuran kecil dan tidak menimbulkan gejala.
4. Kista endometriosis
Merupakan kista yang terjadi karena ada bagian endometrium yang berada
di luar rahim. Kista ini berkembang bersamaan dengan tumbuhnya lapisan
endometrium setiap bulan sehingga menimbulkan nyeri hebat, terutama
saat menstruasi dan infertilitas.
5. Kista hemorrhage
Merupakan kista fungsional yang disertai perdarahan sehingga
menimbulkan nyeri di salah satu sisi perut bagian bawah
6. Kista lutein
Merupakan kista yang sering terjadi saat kehamilan. Beberapa tipe kista
lutein antara lain:
1). Kista granulosa lutein
Merupakan kista yang terjadi di dalam korpus luteum ovarium yang
fungsional. Kista yang timbul pada permulaan kehamilan ini dapat
membesar akibat dari penimbunan darah yang berlebihan saat
menstruasi dan bukan akibat dari tumor. Diameternya yang mencapai
5-6 cm menyebabkan rasa tidak enak di daerah panggul. Jika pecah,
akan terjadi perdarahan di rongga perut
2). Kista theca lutein
Merupakan kista yang berisi cairan bening dan berwarna seperti
jerami. Timbulnya kista ini berkaitan dengan tumor ovarium dan
terapi hormon
7. Kista polikistik ovarium
Merupakan kista yang terjadi karena kista tidak dapat pecah dan
melepaskan sel telur secara kontinyu. Biasanya terjadi setiap bulan.
Ovarium akan membesar karena bertumpuknya kista ini. Untuk kista
polikistik ovarium yang menetap (persisten), operasi harus dilakukan
untuk mengangkat kista tersebut agar tidak menimbulkan gangguan dan
rasa sakit.
1.7. Pemeriksaan Penunjang1. Hitung darah lengkap
Penurunan Hb dapat menunjukkan anemia kronis.
2. Laparascopi
Untuk melihat perubahan endometrial
3. Ultrasonografi untuk melihat keadan kista
(Doengoes, 200: 743)
1.8. Penatalaksanaan
1.8.1. MedisDua prinsip dalam manajemen kista ovarium:
1. Sikap wait and see, oleh karena mayoritas kista adalah kista fungsional yang
akan menyusut dengan sendirinya dalam 2-3 bulan semakin dini deteksinya
semakin mudah pengobatannya. Alternatif terapi dapat berupa pemberian pil
KB dengan maksud menekan proses ovulasi, dengan sendirinya kista tidak
akan tumbuh. (Brunner dan Suddarth, 1998: 1556).
2. Indikasi bedah ialah kista yang tidak menghilang dalam beberapa kali siklus
menstruasi/kista yang memiliki ukuran demikian besar. Kista yang ditemukan
pada perempuan menopouse/kista yang menimbulkan rasa nyeri uar biasa
lebih-lebih sampai timbul perdarahan. (internet. goegle.com) Bentuk-bentuk
pembedahan yang ada dalam kebidanan, yaitu: laparatomi, histerektomi dan
secsio caesarea.
1.8.2. Keperawatan
1.8.2.1. Perawatan pre operasiPendidikan pasien pre operasi
1. Latihan nafas dalam, batuk dan relaksasi
Tujuannya adalah mengajarkan pasien cara untuk meningkatkan ventilasi
paru dan oksigenasi darah setelah anestersi umum.
Caranya:
(1) Pasien diletakkan dalam posisi duduk untuk memberikan ekspansi paru
yang maksimum.
(2) Instruksikan pasien untuk nafas dalam
(3) Hembuskan melalui mulut, ambil nafas pendek dan batikkan di bagian
paru yang paling dalam. (Brunner & Suddarth, 2000: 436)
2. Perubahan posisi dan gerakan tubuh aktif
Tujuannya peningkatan pergerakan tubuh secara hati-hati pada pasca operatif
adalah untuk memperbaiki sirkulasi, untuk mencegah statis vena dan untuk
menunjang fungsi pernafasan yang optimal.
(1) Ajarkan pasien/keluarga miring ke arah kiri/kanan
(2) Sangga bagian belakang pasien dengan menggunakan bantal.
(Brunner & Suddarth, 2000: 437)
3. Kontrol dan medikasi nyeri
Pasien diberitahukan bahwa medikasi pra anestesi akan diberikan untuk
meningkatkan relaksasi dan dapat menyebabkan rasa mengantuk dan haus.
(Brunner & Suddarth, 2000: 437)
4. Kontrol kognitif
Strategi kognitif dapat bermanfaat untuk menghilangkan ketegangan, ansietas
yang berlebihan.
Caranya:
(1) Imajinasi
Pasien dianjurkan untuk berkonsentrasi pada pengalaman yang
menyenangkan.
(2) Distraksi
Pasien dianjurkan untuk memikirkan cerita yang dapat dinikmati.
(3) Pikiran optimis diri
Menyatakan pikiran-pikiran optimis.
1.8.2.2. Pengecekan pra operatif segera1. Nutrisi dan cairan
(1) Cairan per oral dianjurkan malam sebelum operasi.
(2) Pasien dipuasakan untuk mencegah aspirasi.
2. Persiapan intestinal
Pembersihan dengan enema pada malam sebelum operasi. Tujuannya untuk
mencegah defekasi saat pembedahan.
3. Persiapan kulit pre operatif
Pencukuran pada daerah yang akan di operasi.
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
2.1. Asuhan Keperawatan
2.1.1. PengkajianA. Identitas klien
Nama
Umur
jenis kelamin
pendidikan
pekerjaan
agama
alamat
B. Penanggung jawab
Nama
Umur
Agama
Pekerjaan
Alamat
Pendidnikan
C. Keluhan klien saat masuk rumah sakit
Biasanya klien merasa nyeri pada daerah perut dan terasa ada massa di
daerah abdomen, menstruasi yang tidak berhenti-henti.
D. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan yang dirasakan klien adalah nyeri pada daerah abdomen
bawah, ada pembengkakan pada daerah perut, menstruasi yang tidak
berhenti, rasa mual dan muntah.
2) Riwayat kesehatan dahulu
Sebelumnya tidak ada keluhan.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Kista ovarium bukan penyakit menular/keturunan.
4) Riwayat perkawinan
Kawin/tidak kawin ini tidak memberi pengaruh terhadap timbulnya
kista ovarium.
5) Riwayat kehamilan dan persalinan
Dengan kehamilan dan persalinan/tidak, hal ini tidak mempengaruhi
untuk tumbuh/tidaknya suatu kista ovarium.
6) Riwayat menstruasi
Klien dengan kista ovarium kadang-kadang terjadi digumenorhea dan
bahkan sampai amenorhea.
E. Pemeriksaan Fisik
Dilakukan mulai dari kepala sampai ekstremitas bawah secara sistematis.
Kepala
1) Hygiene rambut
2) Keadaan rambut
Mata
1) Sklera : ikterik/tidak
2) Konjungtiva : anemis/tidak
3) Mata : simetris/tidak
Leher
1) pembengkakan kelenjer tyroid
2) Tekanan vena jugolaris.
Dada
Pernapasan
1) Jenis pernapasan
2) Bunyi napas
3) Penarikan sela iga
Abdomen
1) Nyeri tekan pada abdomen.
2) Teraba massa pada abdomen.
Ekstremitas
1) Nyeri panggul saat beraktivitas.
2) Tidak ada kelemahan.
Eliminasi, urinasi
1) Adanya konstipasi
2) Susah BAK
F. Data Sosial Ekonomi
Kista ovarium dapat terjadi pada semua golongan masyarakat dan berbagai
tingkat umur, baik sebelum masa pubertas maupun sebelum menopause.
G. Data Spritual
Klien menjalankan kegiatan keagamaannya sesuai dengan
kepercayaannya.
H. Data Psikologis
Ovarium merupakan bagian dari organ reproduksi wanita, dimana ovarium
sebagai penghasil ovum, mengingat fungsi dari ovarium tersebut
sementara pada klien dengan kista ovarium yang ovariumnya diangkat
maka hal ini akan mempengaruhi mental klien yang ingin hamil/punya
keturunan.
I. Pola kebiasaan Sehari-hari
Biasanya klien dengan kista ovarium mengalami gangguan dalam
aktivitas, dan tidur karena merasa nyeri
J. Pemeriksaan Penunjang
1) Data laboratorium
Pemeriksaan Hb
2) Ultrasonografi
Untuk mengetahui letak batas kista.
2.1.2. Diagnosa Keperawatan1) Ketakutan/ansietas berhubungan dengan ancaman/perubahan pada status
kesehatan. (Marylinn. 1998: 1000)
2) Nyeri (akut) berhubungan dengan infiltrasi jaringan atau proses penyakit.
(Marylinn. 1998: 1005)
3) Perubahan status nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan distress emosional, kontrol nyeri buruk. (Marylinn. 1998: 1006)
4) Keletihan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan
psikologis/emosional berlebihan. (Marylinn. 1998: 1009)
5) Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan keterbatasn kognitif. (Marylinn.1998:
1018)
2.1.3. Rencana Asuhan Keperawatan
No
Dx
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1. Ketakutan/ansietas
berhubungan
dengan
ancaman/perubahan
pada status
kesehatan.
Tujuan:
Ansietas
tidak terjadi.
Kriteria
Hasil:
Klien
tampak rileks
- Klien dapat
menerima
keadaannya.
1. Tinjau ulang
pengalaman
pasien/orang
terdekat
sebelumnya
tentang kista
ovarium.
2. Dorong pasien
untuk
mengungkapkan
pikiran dan
perasaan.
3. Berikan
informasi akurat,
konsisten
mengenai
prognosis.
4. Libatkan orang
terdekat sesuai
o Membantu
dalam
identifikasi rasa
takut dan
kesalahan
konsep berdasar
kan pada
pengalaman dan
kanker.
o Memberikan
kesempatan
untuk
memeriksa rasa
takut, relistis
serta kesalahan
konsep tentang
diagnosis.
o Dapat
menutunkan
ansietas dan
memungkinkan
pasien membuat
kebutuhan
berdasarkan
realita.
indikasi bila
keputusan
penting akan
dibuat.
o Menjamin
sistem
pendukung
untuk pasien
dan
memungkinkan
orang terdekat
terlibat dengan
tepat.
2. Nyeri (akut)
berhubungan
dengan infiltrasi
jaringan atau proses
penyakit.
Tujuan:
Rasa nyeri
berkurang/
hilang
Kriteria
Hasil:
Rasa
nyaman
terpenuhi
TTV
dalam batas
normal.
1. Tentukan
riwayat nyeri,
misal lokasi
nyeri, frekuensi,
durasi dan
identitas (skala
0-10)
2. Berikan
tindakan
kenyaman dasar,
misalnya:
aktivitas
hiburan.
3 3. Dorong
mpnggunaan
keterampilan
manajemen
nyeri (misal:
yeknik relaksasi,
visualiasai,
bimbingan
imajinasi)
o Informasi
memberikan
data dasar untuk
mengevaluasi
keefektifan
intervensi.
o Meningkatkan
relaksasi dan
memfokuskan
kembali
perhatian.
o Memungkinkan
pasien untuk
berpartisipasi
secara aktif.
o Tujuannya
adalah kontrol
nyeri
maksimum
4. Evaluasi
penghilangan
nyeri/kontrol
nilai aturan
pengobatan bila
perlu
dengan
pengaruh
minuman pada
AKS
5. Kurang
pengetahuan
mengenai penyakit,
prognosis dan
kebutuhan
pengobatan
berhubungan
dengan
keterbatasan
kognitif
Tujuan:
Kebutuhan
pengetahuan
klien
terpenuhi.
Kriteria
Hasil:
- Klien
mengetahui
tentang
penyakitnya.
- Klien
mengetahui
tentang
proses perja
lanan
penyakitnya.
- Klien
mengetahui
cara
pengobatann
ya
1 1. Tinjau ulang
dengan
keluarga/pasien
tentang
pemahamannya
berhubungan
dengan
diagnosis.
2. Minta pasien
untuk umpan
balik verbal dan
perbaiki
kesalahan
konsep.
3 3. Tinjau ulang
aturan
pengobatan
khusus dan
penggunaan obat
yang dijual
bebas.
4 4. Berikan
informasi
tentang penyakit
secara jelas dan
o Memvalidasi
tingkat
pemahaman
saat ini.
o Kesalahan
konsep lebih
menganggu
proses
penyembuhan.
o Kemampuan
untuk mengatur
perawatan diri.
o Kebutuhan
pengetahuan
terpenuhi.
akurat.
2.1.4. ImplementasiImplementasi merupakan kategori dari perilaku keperawatan, dimana
perawat melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil
yang diperkirakan dari asuhan keperawatan (Potter & Perry, 1997)
Implementasi mencakup melakukan, membantu, atau mengarahkan kinerja
aktivitas sehari-hari dengan kata lain, implementasi adalah melakukan rencana
tindakan yang telah ditentukan untuk mengatasi masalah klien.
2.1.5. EvaluasiEvaluasi merupakan keputusan atau pendapat tentang data atau tindakan
memeriksa setiap aktivitas yang kemudian memberikan umpan balik mengenai
seberapa baik keberhasilan aktivitas dan apakah hasil yang diharapkan telah
tercapai. (Rubenfeld dan Scaffer, 1999).
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara
melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau
tidak.
DAFTAR PUSTAKA
Arif Mansjoer, dkk.1999 Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.
Babak M. Irene, 1995. Maternity Nursing. Fourth Edition. Philadelpian Mosby.
Brunner dan Suddarth, 1998. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi I. Jakarta: EGC.
Carpenito, Lynda Jual. 1983. Nursing Diagnosis: application to clinical practice.
Philadelphia: J.B. Lippincott
Carpenito, Lynda Jual. 2001. Dokumentasi Asuhan Keperawatan Edisi 8. Jakarta:
EGC
Doenges E. Marilyn. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan Maternal/Bayi.
Jakarta: EGC.
Hanifa, 1997. Ilmu Kandungan. Edisi 2. Jakarta: EGC.
Lowdermil, Perta. 2005. Maternity Women’s Health Care. Seventh edit.
Sardjadi, 1995.Patologi Ginekologi. Jakarta; EGC.
Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
http://d3keperawatanperintis.blogspot.com/2011/01/asuhan-keperawatan-kista-
ovarium.html
ASUHAN KEPERAWATAN KISTA OVARIUM
Oleh:
MERY FUJI ASTUTIK
2A/34/S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS WIRARAJA
SUMENEP