HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB...

55
HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP KESEIMBANGAN POSTURAL PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG SKRIPSI DINDA ANNISA FITRIA 1618011185 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2020

Transcript of HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB...

Page 1: HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ahmad Haydar R, Hadrian Akbar, Ester Krisdayanti). Terimakasih karena

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP

KESEIMBANGAN POSTURAL PADA MAHASISWA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

LAMPUNG

SKRIPSI

DINDA ANNISA FITRIA

1618011185

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2020

Page 2: HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ahmad Haydar R, Hadrian Akbar, Ester Krisdayanti). Terimakasih karena

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP

KESEIMBANGAN POSTURAL PADA MAHASISWA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

LAMPUNG

Oleh

Dinda Annisa Fitria

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

SARJANA KEDOKTERAN

Pada

Program Studi Pendidikan Dokter

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2020

Page 3: HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ahmad Haydar R, Hadrian Akbar, Ester Krisdayanti). Terimakasih karena

ABSTRACT

RELATIONSHIP BETWEEN BODY MASS INDEX (BMI)

AND POSTURAL BALANCE AMONG STUDENT OF

FACULTY MEDICINE OF LAMPUNG

UNIVERSITY

By

DINDA ANNISA FITRIA

Background: Postural balance defined as the process of maintaining the center of

gravity so that it remains in the base of support. Postural balance is important for

daily activities. Disorders such as obesity that manifest with body mass index

(BMI) can affect postural balance. Body mass index is defined as body weight

divided by the square of height. The purpose of this study was to determine the

relationship between body mass index and postural balance among students of the

Faculty Medicine of Lampung University.

Method: This research was conducted in October-November 2019 at the Faculty

Medicine of Lampung University using cross sectional. There are 88 respondents

who fit the inclusion and exclusion criteria. Data collection was carried out by

examining body weight, body height, and postural balance with berg balance scale

Result: Spearman Rank analysis results show that there is no significant

relationship between BMI and postural balance (p = 0.114) with a very weak

negative correlation (r = -0.170).

Conclusion: There is no significant relationship between body mass index (BMI)

and postural balance among student of Faculty Medicine of Lampung University

Key Words: Body Massa Index, Postural Balance, Student of Faculty Medicine

Page 4: HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ahmad Haydar R, Hadrian Akbar, Ester Krisdayanti). Terimakasih karena

ABSTRAK

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP

KESEIMBANGAN POSTURAL PADA MAHASISWA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

LAMPUNG

Oleh

DINDA ANNISA FITRIA

Latar Belakang: Keseimbangan postural didefinisikan sebagai proses

mempertahankan pusat gravitasi agar tetap dalam bidang tumpu. Keseimbangan

postural sangat vital untuk aktifitas sehari-hari. Gangguan seperti obesitas yang

bermanifestasi dengan adanya indeks massa tubuh (IMT) dapat memengaruhi

keseimbangan postural. Indeks massa tubuh didefinisikan sebagai berat badan

dibagi dengan kuadrat tinggi badan. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui hubungan antara indeks massa tubuh dan keseimbangan postural pada

mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

Metode: Penelitian ini dilakukan pada Oktober–November 2019 di Fakultas

Kedokteran Universitas Lampung dengan menggunakan cross sectional. Terdapat

88 responden yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Pengumpulan data

dilakukan dengan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, dan keseimbangan

postural dengan berg balance scale.

Hasil: Hasil analisis Spearman Rank menunjukkan tidak terdapat hubungan

bermakna antara IMT dan keseimbangan postural (p=0,114) dengan korelasi

negatif sangat lemah (r=-0,170).

Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara indeks massa tubuh

(IMT) dan keseimbangan postural pada mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung

Kata Kunci: Indeks Massa Tubuh, Keseimbangan Postural, Mahasiswa Fakultas

Kedokteran

Page 5: HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ahmad Haydar R, Hadrian Akbar, Ester Krisdayanti). Terimakasih karena
Page 6: HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ahmad Haydar R, Hadrian Akbar, Ester Krisdayanti). Terimakasih karena
Page 7: HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ahmad Haydar R, Hadrian Akbar, Ester Krisdayanti). Terimakasih karena
Page 8: HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ahmad Haydar R, Hadrian Akbar, Ester Krisdayanti). Terimakasih karena

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 13 Januari 2000, sebagai anak pertama

dari tiga bersaudara, dari Bapak Sutikno, S.H., M.H. dan Ibu Fitri Eka

Rosmadiana, S.H., M.H.

Pendidikan, Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SDN Kayuringin Jaya XXII Kota

Bekasi pada tahun 2011, Sekolah Menengah Pertama (SMP) diselesaikan di

SMPN 4 Kota Bekasi pada tahun 2014 dan Sekolah Menengah Atas (SMA)

diselesaikan di SMAN 1 Bekasi pada tahun 2016. Pada tahun 2016, penulis

terdaftar sebagai mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung melalui

jalur SBMPTN.

Selama aktif menjadi mahasiswa, penulis berpartisipasi dalam berbagai organisasi

baik di kampus maupun di luar kampus. Di organisasi dalam kampus, penulis

tercatat sebagai bagian dari pengurus Badan Ekskutif Mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Lampung (BEM FK Unila) yakni sebagai Excecutive

Apprentice tahun 2017–2018, Staff bidang Pendidikan dan Profesi (Pendpro)

tahun 2018–2019, dan Bendahara Eksekutif tahun 2019 hingga saat ini. Selain itu

penulis juga pernah tercatat sebagai Anggota Muda tahun 2017 dan Bendahara

Bidang Hubungan Masyarakat (Humas) tahun 2018 di Forum Studi Islam Ibnu

Sina Fakultas Kedokteran Universitas Lampung (FSI Ibnu Sina FK Unila). Di

organisasi luar kampus, penulis pernah tercatat sebagai Peserta Magang Ikatan

Page 9: HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ahmad Haydar R, Hadrian Akbar, Ester Krisdayanti). Terimakasih karena

Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) tahun 2016, Staff bidang

Fundraising and Partnership (FP) ISMKI Wilayah 1, tahun 2017 dan Staff bidang

Medical Education and Proffession (MEP) ISMKI Nasional tahun 2018. Penulis

pernah meraih beberapa prestasi yakni sebagai Best Staff bidang FP ISMKI

Wilayah 1, Best Staff III ISMKI Wilayah 1. Selain itu, penulis menjadi finalist

pada Unila Medical Olympiad bidang Tropical Infectious Disease (TID) tahun

2018 dan bidang Muskuloskeletal tahun 2019.

Page 10: HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ahmad Haydar R, Hadrian Akbar, Ester Krisdayanti). Terimakasih karena

Dengan segala kerendahan hati Aku persembahkan karya sederhana ini kepada

Allah Subhanahu wa ta'ala Ibu dan Ayah tercinta

Adek Dheliana dan Adek Dheannisa Mbay tersayang

Sahabat-sahabatku Terima kasih untuk doa, semangat, dan cinta

Yang kalian berikan selama ini

Page 11: HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ahmad Haydar R, Hadrian Akbar, Ester Krisdayanti). Terimakasih karena

"Barangsiapa yang menempuh perjalanan untuk mencari ilmu maka Allah mudahkan jalannya menuju surga"

(HR. Muslim)

Page 12: HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ahmad Haydar R, Hadrian Akbar, Ester Krisdayanti). Terimakasih karena

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan berkat

serta karunianya, mencurahkan segala kasih sayangnya dan segala keajaibannya

yang masih bisa membawa saya sampai pada titik ini sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.

Skripsi berjudul “HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT)

TERHADAP KESEIMBANGAN POSTURAL PADA MAHASISWA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG” ini disusun

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana kedokteran di

Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Allah SWT yang selalu menuntun saya ke jalan yang mungkin terasa sulit

namun memberikan hasil yang teramat indah atas semuanya, sehingga

saya dapat menyelesaikan skripsi ini;

2. Prof. Dr. Karomani, M.Si., Selaku rektor Universitas Lampung;

3. Dr. Dyah Wulan Sumekar RW, S.K.M., M.Kes selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Lampung;

4. Dr. dr. Khairun Nisa Berawi, S.Ked., M.Kes., AIFO, selaku Pembimbing

Utama di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung yang telah

Page 13: HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ahmad Haydar R, Hadrian Akbar, Ester Krisdayanti). Terimakasih karena

membimbing saya dengan sebaik-baiknya untuk menyelesaikan penulisan

skripsi ini;

5. Dr. Dyah Wulan Sumekar RW, S.K.M., M. Kes selaku Pembimbing

Kedua, terimakasih saya ucapkan atas kesediaan beliau memberikan

bimbingan dan saran serta masukan dan nasihat saat penulisan skripsi

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik;

6. dr. Dewi Nur Fiana, S.Ked., Sp.KFR, selaku Pembahas dalam skripsi ini.

Terimakasih telah mengajarkan banyak hal yang tidak saya ketahui,

terimakasih untuk meluangkan waktunya ditengah-tengah kesibukan,

terimakasih sudah menjadi pembahas yang juga selalu memberikan

bimbingan, memberikan ilmu dan arahan pada setiap hal yang belum saya

ketahui;

7. dr. Hanna Mutiara, S.Ked., M.Kes selaku Pembimbing Akademik atas

bimbingan, nasihat, dan kesediaan waktunya selama ini;

8. Seluruh Civitas Akademika FK Unila, atas pelajaran dan pengalaman yang

diberikan selama perkuliahan, yang sangat membantu dalam

melaksanakan penelitian ini;

9. Kepada Ayah (Bapak Sutikno, S.H., M.H.), Ibu (Fitri Eka Rosmadiana,

S.H., M.H.), adek Dheliana Khairunisa, adek Dheannisa Alfinolita, dan

Nenek tercinta (Hj. Rochimin), terima kasih atas cinta, keikhlasan,

kesabaran, motivasi, bimbingan, doa, dan dukungan moril maupun materil

yang telah diberikan dan tidak akan pernah terbayarkan;

10. Para responden yang telah bersukarela menjadi responden pada penelitian

ini, yang dengan sabar mau mengikuti seluruh alur proses penelitian

Page 14: HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ahmad Haydar R, Hadrian Akbar, Ester Krisdayanti). Terimakasih karena

dengan sabar, terimakasih, tanpa kalian skripsi ini tidak akan bisa selesai

tepat pada waktunya;

11. Kepada teman – teman Doa Ibu (Anthia Vradinatika, Nadya Marshalita,

Dea Selvia, Rima Novisca J, Ghina Risky J, Fatimah Azzahra, Sonia

Mahatva D.P, Maharani Amanulloh, Wilda Ainia S.K, Alvira Balqis S,

Desti Dwi R) terimakasih sudah selalu hadir dalam setiap langkah dan

membantu segala urusan dalam pengerjaan skripsi ini, terimakasih atas

segala bantuannya;

12. Kepada teman-teman (R.A Jihan F.I, Jyoti Krisna M, Dina Amalia K,

Anisa Ramadhanti, Fukrapti, Dwi Sarwindah, Ni'ma Nabila P, Hanifah

Choirunnisa, Firinda Soniya, Milatul Fauziah, Dian Octaviana A, Lisa

Dwi A, Neema Putri P, I Made Merta J, Gusti Putu Yogi V.A, dan lain-

lain) yang sangat baik memberikan dukungan dan bantuan selama

pendidikan di FK Unila;

13. Kepada adik-adik Plica Vocalis (Adin Byli, Naza, Syarifa, Yofira,

Dhaifany, Fawwaz, Ilham Sinum, Dinda, Reivan, Nabila) atas dukungan

dan doanya yang telah diberikan selama ini;

14. Kepada teman teman satu bimbingan (Samuel Gunawan, Dhea Oksalia E,

Kak Mira Yustika, Dian Syafitri, Khalisah Nurjihany S, Rezita Rahma R,

Ahmad Haydar R, Hadrian Akbar, Ester Krisdayanti). Terimakasih karena

sudah sering menunggu kehadiran pembimbing bersama, saling

menyemangati untuk menyelesaikan skripsi kita;

15. Kepada Mba Dewi, Ayu Satya, Kak Hendra, dan Vindi atas bantuan dan

ilmunya selama ini.

Page 15: HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ahmad Haydar R, Hadrian Akbar, Ester Krisdayanti). Terimakasih karena

16. Kepada teman-teman satu satu pembimbing akademik (Olivia Putri C,

Ahmad Haydar R, Shinta Melia, Danang Samudro W, Asyraf Vivaldi W)

atas dukungannya selama ini;

17. Kepada teman-teman KOJEK (Mba Ayu, Mba Lika, Mba Firdha, Mba

Oky, Mba Adel) atas pengalamannya, masukan, saran, dukungan, dan

doanya kepada saya;

18. Kepada teman-teman Galaxy 4'33 (Dianti, Cindy, Hasanah, Tsabit, Dafa,

Ian, Rifqi, Andry, Dias, Hendra) atas pengalamannya dan dukungannya

selama ini;

19. Teman-teman di Bekasi (Melinia Febry, Adelia Febrianti, Dhea Ameilia,

Firdauzi Nursita, Yulia Damayanti, Rayana Olvi S, Zahra Hayuning F.N,

Farah Alya R, Ratu Adilla S.P, dan lain-lain) atas segala ilmu, dukungan,

dan pengalaman yang telah diberikan;

20. Teman-teman pengurus Badan Eksekutif (BEM) Aksata, Atyasa, dan

Sahitya FK Unila atas ilmu dan pengalamannya selama ini;

21. Teman-teman FSI Ibnu Sina FK Unila atas ukhuwah, ilmu, dan

pengalamannya selama ini;

22. Teman-teman pengurus ISMKI Nasional dan ISMKI Wilayah 1 atas ilmu

dan pengalamannya selama ini;

23. Teman-teman seperjuangan Trigeminus 2016 yang kebaikannya tidak

dapat saya ucapkan satu-persatu yang sudah banyak mendukung.

24. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang telah

memberikan bantuan dalam pendidikan dan penyelesaian penelitian ini

Page 16: HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ahmad Haydar R, Hadrian Akbar, Ester Krisdayanti). Terimakasih karena

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

akan tetapi semoga skripsi yang sederhana ini berguna dan bermanfaat bagi setiap

orang yang membacanya.

Bandar Lampung, Januari 2020

Penulis,

Dinda Annisa Fitria

Page 17: HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ahmad Haydar R, Hadrian Akbar, Ester Krisdayanti). Terimakasih karena

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Keseimbangan postural didefinisikan sebagai proses mempertahankan pusat

gravitasi agar tetap dalam bidang tumpu, agar semua resultan yang ada

menjadi nol dan dalam posisi seimbang (Tussakdiah, 2014). Keseimbangan

postural diklasifikasikan menjadi keseimbangan postural statis dan dinamis.

Keseimbangan postural statis adalah kemampuan untuk mempertahankan

center of gravity (COG) tidak berubah. Keseimbangan postural dinamis

adalah kemampuan untuk mempertahankan posisi tubuh dimana COG

berubah seperti saat berjalan (Abrahamova dan Hlavacka, 2008). Terdapat

tiga sistem (sistem sensorik, muskuloskeletal, dan saraf pusat) yang memiliki

peran utama untuk membentuk sistem kontrol postural. Integrasi sistem

sensorik yang terdiri dari fungsi vestibular, visual, dan sistem propioseptif

akan memberikan informasi ke sistem saraf pusat kemudian sistem

neuromuskuler sebagai efektor mengadaptasi secara cepat perubahan posisi

dan postur (Setiaharja, 2005). Keseimbangan postural sangat vital untuk

aktifitas sehari-hari. Terdapat tiga faktor utama yang memengaruhi

keseimbangan postural yakni ukuran bidang tumpu (base of support/BoS),

hubungan garis gravitasi (line of gravity/LoG) dengan BoS, dan tinggi pusat

gravitas (center of gravity/COG). Gangguan pada ketiga sistem di atas akan

Page 18: HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ahmad Haydar R, Hadrian Akbar, Ester Krisdayanti). Terimakasih karena

2

menyebabkan terjadinya perubahan pada tiga faktor utama yang akan

menyebabkan gangguan keseimbangan postural. Gangguan tersebut dapat

berupa fraktur, katarak, glaukoma, neuropati diabetikum, penyakit vaskuler

perifer, cedera tulang belakang, stroke, cedera kepala, trauma, tumor, meniere

disease, dan obesitas yang bermanifestasi dengan adanya indeks massa tubuh

(IMT). Keadaan lain yang berkaitan dengan gangguan kognitif dan perilaku

juga dapat berkontribusi terhadap terjadinya gangguan keseimbangan postural

(Umpherd, Lazaro, Roller, et al., 2013). Peningkatan IMT berkorelasi positif

dengan kontrol postural (Angyan et al., 2007).

Indeks massa tubuh didefinisikan sebagai berat badan dibagi dengan kuadrat

tinggi badan. World Health Organization (WHO) mengategorikan IMT

menjadi lima klasifikasi yakni underweight (<18.5 kg/m2), berat normal

(18,5–24.9 kg/m2), overweight (25–29.9 kg/m

2), obesitas I (30–34,9 kg/m

2),

dan obesitas II (>35 kg/m2). Indeks massa tubuh merupakan cara sederhana

untuk mengukur gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan

kekurangan dan kelebihan berat badan. Indeks massa tubuh yang berlebih

atau obesitas menandakan bahwa didalam tubuh terdapat lemak yang berlebih

(Mandasari, 2017). Obesitas memiliki efek samping yang besar pada

kesehatan. Hal ini berhubungan dengan meningkatnya risiko kematian akibat

dampak negatif yang ditimbulkan. Beberapa efek yang dapat ditimbulkan

yakni penyakit kardiovaskuler, penyakit pulmoner, penyakit muskuloskeletal,

dan gangguan pada sistem reproduksi. Obesitas menjadi masalah yang sulit

diatasi. Penduduk dewasa penderita kegemukan mencapai lebih dari 1,9

miliar pada tahun 2016 dan lebih dari 650 juta diantaranya adalah obesitas.

Page 19: HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ahmad Haydar R, Hadrian Akbar, Ester Krisdayanti). Terimakasih karena

3

Prevalensi ini mencapai hampir tiga kali lipat dibandingkan kejadian obesitas

pada tahun 1975 (WHO, 2018). Menurut Riskesdas tahun 2018, penduduk

dewasa yang mengalami obesitas di Indonesia mencapai 21,8% dengan

penyebaran kejadian paling banyak di Sulawesi Utara dan paling sedikit di

Nusa Tenggara Timur (Kemenkes, 2018). Menurut Salzman (2010) obesitas

memengaruhi gaya berjalan dan keseimbangan postural. Peningkatan lemak

pada obesitas menyebabkan terjadinya pergeseran LOG, menurunnya

sensitivitas plantar, penurunan kapasitas lingkup gerak sendi, menurunnya

resistensi terhadap kelelahan, dan menurunnya kekuatan otot. Hal ini menjadi

implikasi yang parah karena keseimbangan yang buruk merupakan salah satu

faktor risiko utama terjadinya jatuh yang dapat menyebabkan cedera parah

atau kematian (Salzman, 2010)

Mahasiswa adalah seseorang yang sedang dalam proses menimba ilmu atau

pun belajar dan terdaftar sedang menjalani pendidikan pada salah satu bentuk

perguruan tinggi yang terdiri dari akademik, politeknik, sekolah tinggi,

institut, dan universitas (Hartaji, 2012). Seorang mahasiswa umumnya

termasuk dalam kategori usia produktif. Usia produktif merupakan masa yang

paling penting dalam siklus hidup manusia. Suatu negara akan mencapai

puncak bonus demografi yang merupakan keuntungan/peluang jika mencapai

kondisi rasio ketergantungan rendah karena jumlah penduduk usia produktif

lebih banyak daripada penduduk usia nonproduktif (Kemenkes, 2015). Hal

tersebut menunjukkan bahwa penduduk usia produktif memiliki peran yang

sangat besar dalam kemajuan suatu negara. Terjadinya suatu

Page 20: HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ahmad Haydar R, Hadrian Akbar, Ester Krisdayanti). Terimakasih karena

4

penyakit/gangguan seperti obesitas dan gangguan keseimbangan postural

akan menurunkan produktifitas.

Gangguan kesehatan mental pada mahasiswa kedokteran sering dilaporkan.

Bukti menunjukkan bahwa baik mahasiswa kedokteran maupun dokter

mengalami gejala yang lebih tinggi dari segi tekanan psikologis, depresi,

anxietas, dan kelelahan daripada populasi lain. Hal ini disebabkan karena

mahasiswa memiliki stres tambahan akibat masa studi yang lebih panjang.

Berdasarkan penelitian mengenai prevalensi stres pada mahasiswa kedokteran

sebanyak 329 responden, prevalensi stress adalah 52,4%. Penelitian yang

telah dilakukan pada mahasiswa kedokteran di Universitas Sumatera Utara

dengan responden sebanyak 90 orang menunjukkan prevalensi stres adalah

72,1% sedangkan prevalensi stres pada mahasiswa kedokteran Universitas

Lampung adalah 71% (Rahmayani et al., 2017). Koeneman et al. (2011)

menyatakan bahwa stres merupakan salah satu faktor penentu dari tingkat

aktifitas fisik seseorang. Hasil penelitian di Universitas Brawijaya

menunjukkan bahwa 60% mahasiswa kedokteran memiliki aktifitas fisik yang

rendah. Sedangkan di Universitas Udayana terdapat 38,3% mahasiswa yang

memiliki aktifitas fisik yang rendah (Riskawati et al., 2018). Rendahnya

aktifitas fisik akan meningkatkan risiko peningkatan IMT sehingga

menurunkan kemampuan kontrol postural.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang hubungan IMT terhadap keseimbangan postural pada mahasiswa

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

Page 21: HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ahmad Haydar R, Hadrian Akbar, Ester Krisdayanti). Terimakasih karena

5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang, rumusan masalah pada penelitian

ini adalah apakah terdapat hubungan IMT terhadap keseimbangan postural

pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan IMT terhadap keseimbangan postural pada

mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Mengetahui gambaran tingkat keseimbangan postural pada

mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

1.3.2.2 Mengetahui gambaran IMT mahasiswa di Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung.

1.3.2.3 Menganalisis hubungan IMT terhadap keseimbangan postural

pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, antara lain adalah:

1.4.1 Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan penjelasan

yang lebih detil mengenai hubungan IMT terhadap keseimbangan

postural pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

Page 22: HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ahmad Haydar R, Hadrian Akbar, Ester Krisdayanti). Terimakasih karena

6

1.4.2 Bagi Institusi

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi institusi sehingga dapat

memberikan informasi tentang dampak IMT terhadap keseimbangan

postural pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

1.4.3 Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah sumber bahan untuk

penelitian lain tentang IMT dan keseimbangan postural.

Page 23: HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ahmad Haydar R, Hadrian Akbar, Ester Krisdayanti). Terimakasih karena

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keseimbangan Postural

2.1.1 Definisi Keseimbangan Postural

Keseimbangan postural didefinisikan sebagai suatu kemampuan untuk

mengontrol pusat gravitasi agar tetap berada di atas bidang tumpu

(Setiati dan Laksmi, 2009). Keseimbangan postural terdiri dari

keseimbangan statis dan keseimbangan dinamis. Keseimbangan statis

adalah kemampuan untuk mempertahankan center of gravity (COG)

tidak berubah, sedangkan keseimbangan dinamis adalah kemampuan

untuk mempertahankan posisi tubuh dimana center of grafity (COG)

berubah seperti berjalan (Abrahamova & Hlavacka, 2008).

2.1.2 Fisiologi Keseimbangan Postural

Tubuh memerlukan integrasi sistem visual, vestibular, proprioseptif

yang memberi informasi ke sistem saraf pusat untuk mempertahankan

posisi tegak. Sistem-sistem ini berperan sebagai pemroses, kemudian

sistem neuromuskuloskeletal sebagai efektor yang mengadaptasi secara

cepat perubahan posisi dan postur (Setiahardja, 2005). Fungsi

keseimbangan atau kontrol postural yang normal bergantung pada

empat sistem. Sistem ini dibentuk oleh input vestibular, input

proprioseptif atau somatosensorik, input visual, dan yang diintegrasikan

Page 24: HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ahmad Haydar R, Hadrian Akbar, Ester Krisdayanti). Terimakasih karena

8

oleh pusat sensorik (Guyton dan Hall 2007). Terjadinya gangguan pada

sistem tersebut dapat meningkatkan risiko gangguan keseimbangan.

Gangguan yang terjadi dapat berupa fraktur, penyakit sendi, kelemahan,

glaukoma, katarak, degenerasi macula, retinopati diabetikum, neuropati

diabetikum, penyakit vaskuler perifer, cedera tulang belakang,

amputasi, stroke, cedera kepala, trauma, tumor, aneurisma, meniere

disease, benign positional vertigo (BPV), cedera tulang temporal, dan

acoustic neuroma. Keadaan lain yang berkaitan dengan gangguan

kognitif dan perilaku juga dapat berkontribusi terhadap terjadinya

gangguan keseimbangan postural. Hubungan antarfaktor yang

mempengaruhi kontrol keseimbangan dapat dilihat pada gambar berikut

(Noohu et al., 2014).

Gambar 1. Interaksi Berbagai Komponen yang Berperan dalam Kontrol

Keseimbangan (Sumber: Noohu et al., 2014)

Mekanisme fisiologi terjadinya keseimbangan dimulai ketika reseptor

visual memberikan masukan tentang orientasi mata dan posisi kepala

dalam hubungan dengan tubuh dan lingkungan sekitar. Organ vestibuler

Page 25: HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ahmad Haydar R, Hadrian Akbar, Ester Krisdayanti). Terimakasih karena

9

memberikan informasi ke sistem saraf pusat tentang posisi dan gerakan

dari kepala serta padangan mata melalui reseptor makula dan krista

ampularis yang ada di telinga dalam. Reseptor di sendi, otot, tendon,

ligamentum dan kulit menerima rangsang somatosensori tentang posisi

badan terhadap kondisi tubuh di sekitarnya dan posisi antara segmen-

segmen tubuh (Setiahardja, 2005).

Seluruh rangsangan atau input sensoris yang diterima disalurkan ke

nuklus vestibularis yang ada di batang otak, kemudian terjadi

pemrosesan untuk koordinasi di serebelum, dari serebelum informasi

disalurkan kembali ke nuklus vestibularis. Kemudian terjadi output ke

neuron motorik otot ekstremitas dan badan berupa pemeliharaan

keseimbangan dan postur yang diinginkan, keluaran ke neuron motorik

otot mata eksternal berupa kontrol gerakan mata, dan keluaran ke

sistem saraf pusat berupa persepsi gerakan dan orientasi. Mekanisme

tersebut jika berlangsung dengan optimal akan menghasilkan

keseimbangan statis yang normal (Guyton dan Hall, 2007).

Sistem vestibular berperan penting dalam keseimbangan, gerakan

kepala dan gerak bola mata. Sistem ini meliputi organ-organ di dalam

telinga bagian dalam. Sistem vestibular berhubungan dengan sistem

visual untuk merasakan arah dan kecepatan gerakan kepala. Terdapat

cairan pada telinga bagian dalam yang disebut endolymph. Cairan

tersebut mengalir melalui tiga kanal telinga bagian dalam sebagai

reseptor saat kepala bergerak miring dan bergeser. Melalui refleks

Page 26: HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ahmad Haydar R, Hadrian Akbar, Ester Krisdayanti). Terimakasih karena

10

vestibulookular akan terjadi kontrol gerak mata, terutama ketika melihat

obyek yang bergerak. kemudian pesan diteruskan melalui saraf kranialis

VIII ke nukleus vestibular yang berlokasi di batang otak (brain stem)

(Watson dan Black, 2008). Nukleus vestibular menerima masukan

(input) dari reseptor labyrinth, formasi (gabungan retikular), dan

serebelum. Hasil dari nukleus vestibular menuju ke motor neuron

melalui medula spinalis, terutama ke motor neuron yang menginervasi

otot-otot proksimal, otot pada leher dan otot-otot punggung (otot-otot

postural). Sistem vestibular bereaksi sangat cepat sehingga membantu

mempertahankan keseimbangan tubuh dengan mengontrol otot-otot

postural (Watson dan Black, 2008).

Sistem visual yaitu mata memiliki tugas penting yaitu memberi

informasi kepada otak tentang posisi tubuh terhadap lingkungan

berdasarkan sudut dan jarak dengan obyek sekitarnya. Tubuh dapat

beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi di lingkungan dengan input

visual sehingga sistem visual langsung memberikan informasi ke otak.

Kemudian otak memberikan informasi agar sistem muskuloskeletal

agar dapat bekerja secara sinergis untuk mempertahankan

keseimbangan tubuh (Umpherd et al., 2013).

Reseptor somatosensori terletak di persendian, ligamen, otot, dan kulit

memberikan informasi tentang panjang, regangan, ketegangan, dan

kontraksi otot; rasa sakit, suhu, dan tekanan; dan posisi sendi. Otot kaki,

pergelangan kaki, lutut, pinggul, punggung, leher, dan mata

Page 27: HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ahmad Haydar R, Hadrian Akbar, Ester Krisdayanti). Terimakasih karena

11

memberikan informasi yang berguna untuk pemeliharaan

keseimbangan. Somatosensasi adalah indera dominan untuk kontrol

postural tegak dan bertanggung jawab untuk memicu respons postural

otomatis (automatically postural reaction/APRs) (Umpherd et al.,

2013). Informasi somatosensori disalurkan ke otak melalui kolumna

dorsalis medula spinalis. Sebagian besar masukan (input) somatosensori

menuju serebelum, sebagian menuju korteks serebri melalui lemniskus

medialis dan thalamus (William dan Willis, 2007).

Otot ekstremitas berfungsi untuk mempertahankan postur saat berdiri

tegak serta mengatur keseimbangan tubuh dalam berbagai gerakan.

Keseimbangan pada tubuh dalam berbagai gerakan tercapai bila respon

dari otot-otot postural bekerja secara sinergis sebagai reaksi dari

perubahan gerakan, titik tumpu, alignment tubuh dan gaya gravitasi

(Yuliana, 2014). Kerja otot yang sinergi berarti bahwa adanya respon

yang tepat (kecepatan dan kekuatan) suatu otot terhadap otot yang

lainnya dalam melakukan fungsi gerak tertentu (Nugrahani, 2014).

Kekuatan otot dapat diartikan sebagai kemampuan otot menahan beban

berupa beban internal (internal force) maupun beban eksternal (external

force). Kekuatan otot juga berhubungan dengan sistem neuromuskular

yaitu seberapa besar kemampuan sistem saraf mengaktivasi otot untuk

melakukan kontraksi, sehingga semakin banyak serabut otot yang

teraktivasi maka semakin besar kekuatan yang dihasilkan dari otot

tersebut (Achmanagara, 2012).

Page 28: HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ahmad Haydar R, Hadrian Akbar, Ester Krisdayanti). Terimakasih karena

12

` Gerakan yang dihasilkan saat melakukan suatu aktivitas merupakan

hasil dari adanya suatu peningkatan tegangan otot sebagai respon

motorik. Hal tersebut mempertahankan keseimbangan saat adanya gaya

dari luar maka kekuatan otot dari pinggul, kaki, serta lutut harus

adekuat. Kekuatan otot tersebut berhubungan dengan kemampuan otot

untuk melawan gaya gravitasi serta beban eksternal lainnya yang secara

berkelanjutan mempengaruhi posisi tubuh (Achmanagara, 2012).

Range of motion (ROM) merupakan luas lingkup gerak sendi yang bisa

dilakukan oleh suatu sendi. Range of motion juga dapat diartikan

sebagai batas–batas gerakan dari suatu kontraksi otot baik otot tersebut

memendek atau memanjang secara penuh atau tidak saat melakukan

gerakan (Wulandari et al, 2011)

2.1.3 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Keseimbangan Postural

Otot pada leher, tulang belakang, panggul, ekstensor lutut, dan plantar

fleksor menjaga agar tubuh tetap tegak pada saat berdiri. Terjadi

gerakan postural sebagai usaha untuk menjaga agar pusat massa tubuh

berada di dalam bidang tumpu. Terdapat beberapa faktor yang

memengaruhi keseimbangan pada tubuh manusia yaitu pusat gravitasi,

garis gravitasi, dan bidang tumpu (Jayanti, 2016).

Pusat gravitasi (center of gravity/COG) atau pusat massa (center of

mass/CoM) dipengaruhi oleh distribusi lemak dan otot tubuh, postur,

deformitas, usia, dan ancaman eksternal seperti saat membawa benda

berat. Pusat massa berfungsi untuk mendistribusikan massa benda

Page 29: HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ahmad Haydar R, Hadrian Akbar, Ester Krisdayanti). Terimakasih karena

13

secara merata. Jika terjadi perubahan postur maka COG berpindah

secara otomatis sesuai dengan arah atau perubahan berat. Jika COG

terletak di dalam dan tepat di tengah maka tubuh akan seimbang.

Sebaliknya, jika COG berada diluar tubuh maka akan terjadi keadaan

unstable. Pusat gravitasi saat berdiri tegak terdapat pada satu inchi di

depan vertebra sacrum.(Masu et al., 2014).

Gambar 2. Center of Mass dan Center of Gravity (Kirby, 2002)

Garis gravitasi (line of gravity/LOG) merupakan garis aksi gravitasi

yang divisualisasikan sebagai garis sacrum yang memproyeksikan ke

bawah dari pusat gravitasi. Ketika posisi tegak lurus, garis gravitasi

biasanya melewati persimpangan dari berbagai daerah kolom vertebral

yaitu tengkorak dengan vertebra servikal, servikal dengan vertebra

toraks, toraks dengan vertebra lumbalis, vertebra lumbalis dengan

sacrum, posterior ke pinggul & anterior lutut dan pergelangan kaki

(Eisa, 2011).

Page 30: HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ahmad Haydar R, Hadrian Akbar, Ester Krisdayanti). Terimakasih karena

14

Gambar 3. Line of Gravity (Egoyan dan Moistsrapishvili, 2013)

Bidang tumpu (base of support/BoS) merupakan area di bawah objek

yang mencakup setiap titik kontak yang dibuat terhadap permukaan

pendukung. Titik kontak dapat berupa bagian tubuh seperti kaki,

tangan, atau kruk atau kursi yang diduduki (Anonim, 2013).

Gambar 4. Base of Support (Khadir, 2014)

Page 31: HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ahmad Haydar R, Hadrian Akbar, Ester Krisdayanti). Terimakasih karena

15

2.1.4 Metode Pengukuran

Terdapat banyak metode pemeriksaan keseimbangan. Metode tersebut

yang terbagi menjadi beberapa jenis yakni pemeriksaan keseimbangan

statis (romberg, sharpened Romberg, one leg stance test (OLST)),

pemeriksaan keseimbangan dinamis (functional reach test, multi-

directional reach test, dan limit of stability), pemeriksaan keseimbangan

dengan manipulasi sensori (sensory organization test (SOT), clinical

test of sensory interact and balance (CTSIB), pemeriksaan fungsi

vestibular (hallpike-dix maneuver, nystagmus, dan occulomotor test),

skala fungsional (berg balance scale (BBS) , time-up and go test

(TUGT), dynamic gait index, tinnetti performance-oriented assessment

of balance, dan tinnetti performance-oriented of gait), tes kombinasi

(fregly-graybiel ataxia test-battery dan fugl-meyer sensorimotor

assessment of balance performance, dan dual-task test (multiple task

test dan stop walking when talkin) (Umpherd, Lazaro, Roller, et al.,

2013). Hanya beberapa pemeriksaan yang telah terstandar dalam

praktik klinis yakni berg balance scale, one-leg stand test, time-up-and-

go test (Sibley, 2013).

Uji menggapai fungsional (functional reach test/FRT) merupakan

pemeriksaan yang menilai kontrol postural dinamis dengan mengukur

jarak terjauh seseorang yang berdiri mampu menggapai atau

mencondongkan badannya ke depan tanpa melangkah. Uji ini mudah

dilakukan, tetapi hanya mengukur satu komponen keseimbangan

dinamik (Setiati dan Laksmi, 2009). Prosedur pemeriksaan FRT yaitu

Page 32: HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ahmad Haydar R, Hadrian Akbar, Ester Krisdayanti). Terimakasih karena

16

pasien diminta duduk dengan kaki jarak nyaman terpisah, di belakang

garis tegak lurus dan berdekatan dengan dinding. Anjurkan pasien

untuk mengangkat tangan yang paling dekat dengan dinding setinggi

bahu; kemudian mengukur posisi buku jari jari tengah itu. Berikutnya,

meminta pasien (dengan kaki rata di lantai) untuk bersandar ke depan

sejauh mungkin tanpa kehilangan keseimbangan, jatuh ke depan, atau

mengambil langkah. Merekam posisi buku jari jari tengah itu pada titik

terjauh dari jangkauan; kemudian menentukan perbedaan antara

pengukuran. Memiliki pasien melakukan tes tiga kali, dan menentukan

rata-rata (Umpherd et al., 2013).

Tes Romberg merupakan salah satu tes untuk menilai keseimbangan

statis. Prosedurnya dilakukan dengan berdiri dengan kedua kaki yang

dirapatkan sambil kedua tangan dilipat pada depan dada. Kemudian

responden diminta untuk menutup matanya. Tes Romberg yang

Dipertajam (Sharpened Romberg Test/SRT) adalah variasi dari tes

romberg. Implementasinya hampir sama yakni dilakukan dengan

responden berdiri dalam posisi tandem yaitu meletakkan tumit kaki

yang tidak dominan di depan kaki yang lain dengan posisi lengan yang

sama dengan tes Romberg. Setelah merasa nyaman, responden diminta

untuk menutup matanya. Posisi ini dipertahankan selama 30 detik,

pemeriksa berada di sisi subjek. Tes Romberg negatif bila responden

dapat mempertahakan keseimbangannya. Tes Romberg positif bila

responden tidak mampu mempertahankan posisi seimbang saat mata

tertutup yang ditandai dengan adanya peningkatan goyangan, gerakan

Page 33: HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ahmad Haydar R, Hadrian Akbar, Ester Krisdayanti). Terimakasih karena

17

tangan atau kaki yang berpindah atau subjek membuka matanya pada

salah satu baik pada pemeriksaan dengan tes romberg atau SRT

(Johnson et al., 2005).

Uji keseimbangan berg (berg balance scale/BBS) menilai

keseimbangan dari dua dimensi, yaitu kemampuan untuk

mempertahankan postur tegak dan penyesuaian yang tepat pada gerakan

yang dikehendaki (gerakan volunter). Uji ini merupakan uji aktivitas

dan keseimbangan fungsional yang mengandung 14 instruksi.

Diberikan angka 0 (tidak mampu melakukan) sampai 4 (mampu

mengerjakan dengan normal sesuai dengan waktu dan jarak yang

ditentukan) dengan skor maksimum 56 (Setiati dan Laksmi, 2009).

Berg balance scale mengukur aspek keseimbangan statis dan dinamis.

Kemudahan yang BBS yakni melibatkan peralatan minimal (kursi,

stopwatch, penggaris) dan ruang serta tidak memerlukan pelatihan

khusus (Chou et al., 2006).

2.2 Indeks Massa Tubuh (IMT)

2.2.1 Definisi Indeks Massa Tubuh

Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan alat atau cara untuk memantau

status gizi orang dewasa, khususnya yang terkait dengan kekurangan

dan kelebihan berat badan. Rumus untuk mengetahui nilai IMT dapat

dihitung dengan rumus sebagai berikut:

IMT = Berat badan (Kg)

[Tinggi badan (m)]2

Page 34: HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ahmad Haydar R, Hadrian Akbar, Ester Krisdayanti). Terimakasih karena

18

2.2.2 Klasifikasi Indeks Massa Tubuh

Terdapat berbagai rujukan yang dapat digunakan mengklasifikasikan

IMT. Berikut berbagai rujukan klasifikasi IMT:

Tabel 1. Klasifikasi IMT menurut WHO untuk populasi Asia

Klasifikasi IMT (kg/m2) Risiko komorbid

Berat badan kurang

(underweight)

< 18,5 Rendah (meningkat jika

adalah risiko atau masalah

klinis lain)

Kisaran normal 18,5–22,9 Rata-rata

Berat badan lebih > 23,0

Beresiko (overweight) > 23,0–24,9 Meningkat

Obesitas tingkat I 25,0–29,9 Sedang

Obesitas tingkat II > 30,0 Tinggi

Sumber: WHO, 2000

Tabel 2. Klasifikasi IMT menurut Center of Disease Control (CDC)

Klasifikasi IMT (kg/m2)

Berat badan kurang (underweight) < 18,5

Normal 18,5 – < 25

Berat badan lebih (overweight) > 25,0 – < 30

Obesitas tingkat I > 30,0 – < 35

Obesitas tingkat II >35 – < 40

Obesitas tingkat III >40

Sumber: CDC, 2017

Tabel 3. Klasifikasi IMT menurut Kementrian Kesehatan RI

Klasifikasi IMT (kg/m2)

Kurus Kekurangan berat badan

tingkat berat

< 17,0

Kekurangan berat badan

tingkat ringan

17,0 – 18,4

Normal 18,5 – 25,0

Gemuk Kelebihan berat badan

tingkat ringan

25,1 – 27,0

Kelebihan berat badan

tingkat berat

> 27,0

Sumber: Kementrian Kesehatan RI, 2010

Indeks massa tubuh lebih dari 29,9 kg/m2 diklasifikasikan menjadi

overweight dan obesitas. Klasifikasi overweight dan obesitas

mencerminkan terdapatnya lemak tubuh yang berlebih. Peningkatan

Page 35: HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ahmad Haydar R, Hadrian Akbar, Ester Krisdayanti). Terimakasih karena

19

lemak tubuh akan mengakibatkan meningkatnya berbagai risiko

kesehatan seperti penyakit kardiovaskuler, penyakit pulmoner, penyakit

muskuloskeletal, dan gangguan pada sistem reproduksi (Sugiritama et

al., 2015). Peningkatan lemak tubuh umumnya terjadi pada daerah

perut. Hal tersebut akan menyebabkan berkurangnya lingkup gerak

sendi (Gilleard dan Smith, 2007).

Jaringan adiposa yang berlebih akan menyebabkan terjadinya stress

biokimia dengan meningkatkan produksi sitokin pro-inflamasi seperti

TNF-α, IL- α, dan C-reactive protein (CRP) yang berperan dalam

proses pensinyalan inflamasi akut dan kronis sistemik sehingga terjadi

stimulasi degradasi protein otot. Adanya degradasi protein otot akan

mengakibatkan atrofi otot (Tomlinson et al., 2016). Atrofi otot adalah

keadaan dimana massa otot mengecil. Hal ini berhubungan langsung

dengan kekuatan otot. Jika massa otot besar maka kekuatan otot yang

dihasilkan akan besar (Sherwood, 2012). Obesitas memengaruhi

kualitas otot dan resistensi terhadap kelelahan dengan mengubah

komposisi tipe serat otot dan mengganggu siklus kalsium (Tallis et al.,

2018).

2.2.3 Kelebihan dan Kekurangan Indeks Massa Tubuh

Indeks massa tubuh mempunyai keunggulan utama yakni

menggambarkan lemak tubuh yang berlebihan, sederhana dan bisa

digunakan dalam penelitian populasi berskala besar. Pengukurannya

hanya membutuhkan berat badan dan tinggi badan dimana dapat

Page 36: HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ahmad Haydar R, Hadrian Akbar, Ester Krisdayanti). Terimakasih karena

20

dilakukan secara akurat oleh seseorang dengan sedikit latihan.

Keterbatasannya adalah tidak bisa membedakan berat yang berasal dari

lemak dan berat dari otot atau tulang. Selain itu, indeks massa tubuh

tidak dapat mengidentifikasi distribusi dari lemak tubuh (Permata,

2011). Penggunaan IMT tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, ibu

hamil, olahragawan, dan pada keadaan tertentu seperti edema,

hepatomegali dan asites (Kemenkes, 2010).

2.3 Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) terhadap Keseimbangan Postural

Indeks massa tubuh memiliki keterkaitan erat dengan keseimbangan postural

(Singh et al., 2009). Kontrol keseimbangan akan menurun berbanding lurus

dengan peningkatan IMT. Indeks massa tubuh yang tinggi (>30 kg/m2)

dikategorikan sebagai obesitas. Penumpukan lemak yang terjadi pada obesitas

berkontribusi terhadap pergeseran CoM ke anterior tubuh. Jika pergeseran ini

terjadi secara signifikan dapat mengancam stabilitas karena LoG lebih dekat

ke batas BoS tubuh (Corbeil, et al., 2001).

Penumpukan lemak menyebabkan menurunnya sensitifitas tubuh akibat

peningkatan tekanan pada mekanoreseptor daerah plantar yang mengganggu

interaksi sendi dan otot. Gangguan interaksi ini menyebabkan tubuh menjadi

kurang responsif terhadap perpindahan pusat tekanan (center of

pressure/CoP) yang terjadi (Del Porto et al., 2012). Range of motion

merupakan aspek penting dari tubuh. Kapasitas RoM di batang tubuh dan

tungkai bawah dapat memengaruhi kemampuan untuk mempertahankan dan

memulihkan keseimbangan (Winter et al., 2003). Terjadi penurunan kapasitas

untuk fleksi tulang dada torakolumbalis baik saat duduk dan berdiri pada

Page 37: HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ahmad Haydar R, Hadrian Akbar, Ester Krisdayanti). Terimakasih karena

21

obesitas. Lingkup gerak tubuh pada penderita obesitas di daerah tersebut

terbatas karena penumpukkan lemak di daerah perut (Gilleard dan Smith,

2007).

Penderita obesitas memiliki kekuatan otot yang lebih rendah dibandingkan

dengan individu bukan penderita obesitas (Maffiuletti et al., 2007). Hal ini

mengakibatkan penderita obesitas tidak memiliki kapasitas untuk

mengkoordinasikan gerakan multi-sendi diperlukan secara cepat untuk

mengontrol postural yang terganggu (Błaszczyk et al., 2009). Terjadinya

obesitas memengaruhi kemampuan untuk menahan kelelahan otot yang

mengganggu kontrol keseimbangan (Simoneau et al., 2006). Menurut

penelitian dari Ganu et al. (2012), dijelaskan bahwa obesitas menyebabkan

arkus medial longitudinal kaki menurun/merendah. Penurunan arkus medial

longitudial kaki tersebut seperti halnya pada flat feet (pes planus). Hal

tersebut mengakibatkan penderita obesitas berjalan menggunakan kaki bagian

dalam (medial border). Keadaan tersebut menyebabkan terganggunya

keseimbangan pada obesitas (Ganu et al., 2012)

Page 38: HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ahmad Haydar R, Hadrian Akbar, Ester Krisdayanti). Terimakasih karena

22

2.4 Kerangka Teori

Gambar 5. Kerangka teori (Sumber: Ganu et al., 2012; Maffiuletti et al., 2007;

Gilleard dan Smith, 2007; Winter, Patla, Ishac, et al., 2003; Del-Porto et al., 2012;

Błaszczyket al., 2009; Corbeilet al., 2011; Umpherd et al., 2013)

2.5 Kerangka Konsep

Peneliti akan mengkaji hubungan variabel bebas yaitu IMT dengan variabel

terikat yaitu keseimbangan postur`al. kerangka konsep penelitian dapat dilihat

pada gambar berikut.

Variabel Bebas Variabel Terikat

Gambar 6. Kerangka Konsep

Indeks Massa

Tubuh (IMT)

Keseimbangan Postural

Peningkatan Indeks

Massa Tubuh (IMT)

Penurunan

kapasitas fleksi

torakolumbal

Pergeseran

CoM ke

anterior tubuh

Menurunnya

sensitifitas

terhadap

mekanoreseptor

plantar

Kekuatan otot

yang lebih rendah

Menurunkan

arkus medial-

longitudinal

plantar

Gangguan

Keseimbangan

Postural

Page 39: HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ahmad Haydar R, Hadrian Akbar, Ester Krisdayanti). Terimakasih karena

23

2.6 Hipotesis

Ho: Tidak terdapat hubungan indeks massa tubuh (IMT) terhadap

keseimbangan postural pada mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung.

Ha: Terdapat hubungan indeks massa tubuh (IMT) terhadap keseimbangan

postural pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

Page 40: HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ahmad Haydar R, Hadrian Akbar, Ester Krisdayanti). Terimakasih karena

24

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan cross

sectional, yaitu penelitian dengan mengamati hubungan antara faktor risiko

dengan efek yang ditimbulkan dengan cara melakukan pendekatan. Observasi

atau mengumpulkan data sekaligus pada satu waktu (Notoatmodjo, 2012).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas

Lampung.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan

November 2019.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

Populasi adalah sejumlah besar subjek yang mempunyai karakteristik

tertentu. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa semester I–VII

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

Page 41: HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ahmad Haydar R, Hadrian Akbar, Ester Krisdayanti). Terimakasih karena

25

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan sampling

tertentu untuk dapat mewakili populasi (Notoatmodjo, 2012).

Perhitungan besar sampel dalam penelitian ini adalah:

88,19 dibulatkan menjadi 88

Keterangan

Zα : Deviat baku alfa dengan tingkat kemaknaan 95%, hipotesis dua

arah sehingga Zα = 1,96 (Dahlan, 2014)

Zβ : Deviat baku beta dengan kekuatan uji penelitian 95% sehingga

Zβ = 1,64 (Dahlan, 2014)

r : Korelasi minimal yang dianggap bermakna = 0,375 (Cimolin,

2019)

Berdasarkan perhitungan sampel di atas maka jumlah sampel yang

digunakan oleh peneliti adalah 88 orang. Teknik sampling dalam

penelitian ini menggunakan metode simple random sampling yakni

Page 42: HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ahmad Haydar R, Hadrian Akbar, Ester Krisdayanti). Terimakasih karena

26

pengambilan sampling dari anggota populasi yang dilakukan secara

acak tanpa memperhatikan strata dalam populasi tersebut (Dahlan,

2013). Pemilihan sampel secara acak dilakukan pada populasi yang

telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

3.3.3 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian mewakili

sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel (Notoatmodjo,

2012). Ada pun kriteria inklusi pada penelitian ini adalah bersedia

menjadi subjek penelitian yang dibuktikan dengan menandatangani

lembar informed consent.

3.3.4 Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat

mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel

penelitian, seperti adanya hambatan etis, menolak menjadi responden,

atau suatu keadaan yang tidak memungkinkan untuk dilakukan

penelitian (Notoatmodjo, 2012). Ada pun kriteria eksklusi dalam

penelitian ini adalah

3.3.4.1 Riwayat gangguan muskuloskeletal (fraktur, penyakit sendi, dan

kelemahan)

3.3.4.2 Riwayat gangguan visual (glaukoma, katarak, degenerasi

makula, dan retinopati diabetikum)

Page 43: HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ahmad Haydar R, Hadrian Akbar, Ester Krisdayanti). Terimakasih karena

27

3.3.4.3 Riwayat gangguan somatosensori (neuropati diabetikum,

penyakit vaskuler perifer, cedera tulang belakang, dan amputasi)

3.3.4.4 Riwayat gangguan sistem saraf pusat (stroke, cedera kepala,

trauma, tumor, aneurisma)

3.3.4.5 Riwayat gangguan sistem vestibulokoklearis (meniere disease,

benign positional vertigo (BPV), cedera tulang temporal,

acoustic neuroma)

3.3.4.6 Terdapat masalah kognitif dan perilaku

3.4 Identifikasi Variabel

Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, dan

ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang konsep

pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2012).

3.4.1 Variabel bebas (independent variable)

Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang menjadi

sebab atau berubahnya dependent variabel (Notoatmodjo, 2012). Ada

pun variabel bebas pada penelitian ini adalah indeks massa tubuh

(IMT).

3.4.2 Variabel terikat (dependent variable)

Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang dipengaruhi

oleh atau yang menjadi akibat adanya variabel bebas dan variabel ini

sering disebut repons output (Notoatmodjo, 2012). Ada pun variabel

terikat dalam penelitian ini adalah keseimbangan postural.

Page 44: HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ahmad Haydar R, Hadrian Akbar, Ester Krisdayanti). Terimakasih karena

28

3.5 Definisi Operasional

Agar variabel penelitian dapat di ukur, definisi operasional dijelaskan sebagai

berikut

Tabel 4. Definisi Operasional No Variabel Definisi Alat ukur Hasil ukur Skala

1 Indeks

Massa

Tubuh

(IMT)

IMT

merupakan

salah satu alat

ukur status

gizi orang

dewasa

Timbangan

injak dengan

ketelitian 1 kg

terkalibrasi dan

microtoise

dengan

ketelitian 0,1 cm

kg/m2 Numerik

2 Keseim-

bangan

postural

Keseimbangan

postural

tergambar

pada setiap

instruksi yang

diberikan

kepada

responden

menggunakan

berg balance

scale

Berg balance

scale yang

terdiri dari 14

instruksi kepada

responden

Skor Numerik

3.6 Cara Kerja

3.6.1 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar mempermudah peneliti dan

hasilnya lebih baik (Notoatmodjo, 2012). Instrumen harus memenuhi

syarat validitas dan reliabilitas. Alat ukur/instrumen yang digunakwan

dalam penelitian ini adalah

3.6.1.1 Stopwatch digital

3.6.1.2 Timbangan injak

3.6.1.3 Microtoise

Page 45: HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ahmad Haydar R, Hadrian Akbar, Ester Krisdayanti). Terimakasih karena

29

3.6.1.4 Lembar penelitian

3.6.1.5 Dua buah kursi (1 buah dengan penyangga tangan dan 1 buah

tanpa penyangga tangan)

3.6.1.6 Penggaris

3.6.1.7 Keseimbangan postural diukur dengan menggunakan berg

balance scale.

3.6.2 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian diawali dengan penyusunan proposal. Kemudian

melaksanakan seminar proposal dan mengurus surat izin etik penelitian

dari Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Survey awal dilakukan

untuk mengetahui jumlah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas

Lampung untuk menentukan populasi.

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

pengukuran variabel yang akan diteliti yaitu indeks massa tubuh (IMT)

dan keseimbangan postural. Penentuan IMT dilakukan dengan

mengukur tinggi badan menggunakan microtoise dan berat badan

menggunakan timbangan injak. Keseimbangan postural di ukur dengan

menggunakan berg balance scale.

Page 46: HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ahmad Haydar R, Hadrian Akbar, Ester Krisdayanti). Terimakasih karena

30

3.6.3 Alur Penelitian

Gambar 7. Alur Penelitian

3.7 Pengolahan dan Analisis Data

3.7.1 Pengolahan Data

Data yang telah diperoleh dari proses pengumpulan data akan

dimasukkan ke dalam bentuk tabel-tabel. Kemudian akan diolah

menggunakan program komputer yang terdiri dari beberapa langkah:

Mahasiswa semester I–VII Fakultas

Kedokteran Universitas Lampung

Laporan penelitian

Analisis data

Pengolahan data

Pemeriksaan

keseimbangan

postural

Memenuhi kriteria inklusi dan kriteria

eksklusi

Informed consent

Perhitungan IMT

Pengukuran berat

badan

Pengukuran tinggi

badan

Page 47: HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ahmad Haydar R, Hadrian Akbar, Ester Krisdayanti). Terimakasih karena

31

3.7.1.1 Coding, untuk menerjemahkan data yang dikumpulkan selama

penelitian ke dalam simbol yang tepat untuk keperluan analisis.

3.7.1.2 Data entry, memasukkan data yang dikumpulkan selama

penelitian ke dalam program komputer.

3.7.1.3 Verification, melakukan pemeriksaan secara visual terhadap

data yang telah dimasukkan ke dalam komputer.

3.7.1.4 Output computer, hasil analisis yang telah dilakukan oleh

komputer kemudian di cetak.

3.7.2 Analisis Data

Hasil pemeriksaan nilai keseimbangan tubuh yang terkumpul dianalisis

menggunakan program statistik.

3.7.2.1 Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk menganalisis variabel-

variabel yang dikumpulkan selama proses penelitian.

3.7.2.2 Analisis Bivariat

Analsis bivariat adalah analisis yang digunakan untuk

mengetahui hubungan antara variabel independen dan variabel

dependen melalui uji statistik (Dahlan, 2014). Uji statistik yang

akan digunakan adalah uji korelasi pearson karena kedua

variabel dalam penelitian memiliki skala numerik. Uji korelasi

Page 48: HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ahmad Haydar R, Hadrian Akbar, Ester Krisdayanti). Terimakasih karena

32

pearson dapat digunakan apabila paling tidak salah satu variabel

berdistribusi normal

Uji normalitas yang akan dilakukan untuk mengetahui distribusi

variabel. Metode yang akan digunakan adalah metode analitik

dengan parameter kolmogorov-smirnov karena jumlah sampel

lebih dari 50 sampel. Interpretasinya adalah:

1. Bila nilai p kurang dari 0,05 maka distribusi variabel tidak

normal

2. Bila nilai p lebih dari 0,05 maka distribusi variabel normal

Bila kedua variabel tidak berdistribusi normal, akan dilakukan

transformasi. Ada pun panduan interpretasi uji hipotesis korelatif

adalah sebagai berikut (Dahlan, 2014) :

Tabel 5. Panduan Interpretasi Uji Korelatif

No Parameter Nilai Interpretasi

1. Kekuatan korelasi

statistik (r) 0,0 – < 0,2 Sangat lemah

0,2 – <0,4 Lemah

0,4 – < 0,6 Sedang

0,6 – <0,8 Kuat

0,8 – <1,00 Sangat kuat

2. Arah korelasi Positif Semakin tinggi variabel A semakin

tinggi variabel B

Negatif Semakin tinggi variabel A semakin

rendah variabel B

Nilai p Nilai p >0,05 Korelasi tidak bermakna

Nilai p <0,05 Korelasi bermakna

3.8 Ethical Clearance

Penelitian ini telah melalui persetujuan Komisi Etik Penelitian Kesehatan

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dengan

No.3682/UN26.18/PP.05.02.00/2019

Page 49: HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ahmad Haydar R, Hadrian Akbar, Ester Krisdayanti). Terimakasih karena

42

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Ada pun kesimpulan yang didapat dalam penelitian ini adalah

1. Keseimbangan postural mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas

Lampung yang diukur dengan skor berg balance scale memiliki nilai

median 56, nilai minimum 54, dan nilai maksimum 56;

2. Indeks massa tubuh (IMT) mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas

Lampung memiliki nilai median 22,55; nilai minimum 16,11; dan nilai

maksimum 43,03;

3. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara indeks massa tubuh (IMT)

dan keseimbangan postural pada mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung.

5.2 Saran

Adapun saran yang peneliti berikan berdasarkan penelitian ini adalah sebagai

berikut,

5.2.1 Bagi Subjek Penelitian

Disarankan untuk memerhatikan faktor-faktor lain (seperti gangguan

musculoskeletal) yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan postural.

5.2.2 Bagi Peneliti Selanjutnya

5.2.2.1 Disarankan untuk melakukan penelitian dengan menggunakan

Page 50: HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ahmad Haydar R, Hadrian Akbar, Ester Krisdayanti). Terimakasih karena

43

alat ukur keseimbangan lain.

5.2.2.2 Disarankan untuk melakukan penelitian dengan menggunakan

populasi lain seperti pada lanjut usia (lansia).

Page 51: HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ahmad Haydar R, Hadrian Akbar, Ester Krisdayanti). Terimakasih karena

44

DAFTAR PUSTAKA

Abrahamova D, Hlavacka F. 2008. Age-related changes of human balance during

quiet stance: slovakia . Physiological Research. 57:957–64

Achmanagara AI. 2012. Hubungan faktor internal dan eksternal dengan

keseimbangan lansia di Desa Pamijen Sokaraja Banyumas [tesis]. Depok:

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Akbar D. 2017. Hubungan antara indeks massa tubuh dengan pre-menstrual

syndrome (PMS) pada mahasiswi angkatan 2015 dan 2016 Fakultas

Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang [skripsi]. Malang:

Universitas Muhammadiyah Malang

Angyan L, Teczely T, Angyan Z. 2007. Factor affecting postural stability of

healthy young adult. Acta Physiologica Hungarica. 94(4): 289–99

Anonim. 2013. Romberg test. Physiopedia [online] [Di akses 4 September 2019].

Tersedia dari: https://www.physio-pedia.com

Blaszczyk JW, Cieslinska-Swider J, Plewa M, Zahorska-Markiewicz B,

Markiewicz A. 2009. Effects of excessive body weight on postural control.

Journal of Biomechanics. 42: 1295–300.

CDC. 2017. Body mass index (BMI). Center of Disease Control [online] [Diakses

25 September 2019]. Tersedia dari: https://cdc.gov

Chou CY, Chien CW, Hsueh IP, Sheu CF, Wang CH, Hsieh CL. 2006.

Developing a short form of the berg balance scale for people with stroke.

Physical Therapy. 86(2):195–204.

Corbeil P, Simoneau M, Rancourt D, Tremblay A, Teasdale N, 2001. Increased

risk of falling associatted with obesity: mathematical modeling of postural

control. IEEE Transactions on Neural Systems and Rehabilitation

Engineering. 9 (2): 126–36.

Cimolin V, Chau N, Sartorio A, Capodaglio P, Galli M, Tringali G, et al. 2019.

Symmetry of Gait in Underweight, Normal, Overweight, Children and

adolescent. Sensors 19: 1–11

Dahlan SM. 2014. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan: deskriptif, bivariat,

dan multivariat. Jakarta: Salemba Medika.

Page 52: HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ahmad Haydar R, Hadrian Akbar, Ester Krisdayanti). Terimakasih karena

45

Dahlan SM. 2013. Besar sampel dan cara pengambilan sampel. Jakarta: Salemba

Medika.

Del Porto H, Pechak CM, Smith DR, Reed-Jones RJ. 2012. Biomechanical effects

of obesity on balance. Int J Exerc Sci. 5(4): 301–20

Eisa, AE. Balance, equilibrium and stability. [Online] [Di akses 4 September

2019]. Tersedia dari: http://faculty.ksu.edu.sa

Egoyan A, Moistsrapishvili K. 2013. Equilibrium and stability of the upright

human body. The General Science Journal. 1–10

Ganu SS, Panhale V. 2012. Effect of obesity on arch index in young adult. Online

Journal of Healty and Allied Science. 11(4): 1–3

Gilleard C, Higgs P. 2007. The impact of age, place, aging in place and

attachment to place on the well-being of the over 50s in England. Research

on Aging. 29(6): 590–605

Guyton AC, Hall JE. 2007. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-11. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Habut MY, Nurmawan IPS, Wiryanthini IAD. 2015. Hubungan indeks massa

tubuh dan aktifitas fisik terhadap keseimbangan dinamis pada mahasiswa

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Majalah Kesehatan Fisioterapis

Indonesia.

Hartaji DA. 2012. Motivasi berprestasi pada mahasiswa yang berkuliah dengan

jurusan pilihan orang tua [skripsi]. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas

Gunadarma

Humaira DI. 2018. Hubungan obesitas sentral terhadap hitung jenis leukosit pada

laki-laki dewasa dengan obesitas di lingkungan Universitas Lampung

[skripsi]. Bandar Lampung: Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Jayanti RR. 2016. Hubungan hipertensi dan status gizi terhadap keseimbangan

postural [skripsi]. Bandar Lampung: Fakultas Kedokteran Universitas

Lampung

Johnson BG, Wright AD, Beazley MF, Harvey TC, Hillenbrand T, Imray CHE.

2005. The sharpened romberg test for assessing ataxia in mild acute

mountain sickness. Wilderness & Environmental Medicine. 16(2):62–6.

Karunia NLPG, Wibawa A, Adiputra LIMSH. 2015. Hubungan indeks massa

tubuh dan aktifitas fisik dengan keseimbangan statis pada mahasiswa

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Majalah Ilmiah Fisioterapi

Indonesia. 2(1): 29–33

Kemenkes, 2010. Pedoman praktis memantau status gizi orang dewasa.

Kementrian Kesehatan RI

Page 53: HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ahmad Haydar R, Hadrian Akbar, Ester Krisdayanti). Terimakasih karena

46

Kemenkes RI. 2015. Situasi kesehatan kerja. Pusat Data dan Informasi

Kementrian Kesehatan RI

Kemenkes RI. 2018. Hasil utama riskesdas 2018. Jakarta: Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia.

Khadir SA. 2014. Base of support. Physiopedia [online] [Diakses pada 20

September 2019]. Tersedia dari: https://physio-pedia.com

Koeneman MA, Verheijden MW, Chinapaw MJM, Hopman-Rock M. 2011.

Determinant of physical activity and exercise in healthy older adult: a

systematic review. International Journal of Behavioural Nutrition and

Physical Activity. 8:1–15

Kirby KA. 2002. Foot and lower extremity biomechanics II. Precision Inticast.

133–6

Maffiuletti NA, Jubeau M, Munzinger U, Bizzini M, Agosti F, De Col A, et al.

2007. Difference in quadriceps muscle strength and fatigue between lean

and obese subject. Eur J Appl Physiol. 101: 51–9

Mandasari J. 2017. Pengaruh program pengelolaan penyakit kronis (prolanis)

terhadap indeks massa tubuh (IMT) pada pasien diabetes mellitus tipe II di

puskesmas banjardawa [skripsi]. Surakarta: Universitas Muhammadiyah

Surakarta

Masu Y, Muramatsu K, Hayashi N. 2014. Characteristics of sway in the center of

gravity of badminton players. Journal of Physical Therapy Science.

26(11): 1671–74

Noohu MM, Dey AB, Hussain ME. 2014. Relevance of balance measurement

tools and balance training for fall prevention in older adults. Journal of

Clinical Gerontology and Geriatrics. 5(2): 31–5.

Notoatmodjo S. 2012. Metodologi penelitian kesehatan II. Jakarta: PT Rineka

Cipta.

Nugrahani PN. 2014. Latihan jalan tandem lebih baik daripada latihan dengan

menggunakan swissball terhadap peningkatan keseimbanghan untuk

mengurangi resiko jatuh pada lanjut usia (lansia). Jurnal Fisioterapi. 14(2):

87–96

Permata A. 2011. Perbedaan kadar glukosa darah pada anak dengan indeks massa

tubuh normal dan overweight. [skripsi]. Surakarta: Universitas

Muhammadiyah Surakarta

Rahmayani RD, Liza RG, Syah NA. 2017. Gambaran tingkat stress berdasarkan

stressor pada mahasiswa kedokteran tahun pertama Program Studi Profesi

Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Andalas angkatan 2017. Jurnal

Kesehatan Andalas. 8(1): 103–11

Page 54: HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ahmad Haydar R, Hadrian Akbar, Ester Krisdayanti). Terimakasih karena

47

Riskawati YK, Prabowo ED, Rasyid HA. 2018. Tingkat aktivitas fisik mahasiswa

program studi pendidikan dokter tahun kedua, ketiga, dan keempat.

Majalah Kesehatan Universitas Brawijaya. 5(1): 26–32

Salzman B. 2010. Gait and balance disorder in older adult. American Family

Physician. 8(1): 61–8

Setiahardja AS. 2005. Penilaian keseimbangan dengan aktivitas kehidupan sehari-

hari pada lansia [tesis]. Semarang: Universitas Diponegoro.

Sherwood, Lauralee. 2012. Fisiologi manusia dari sel ke sistem edisi ke-6.

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Simoneau M, Teasdale N. 2015. Balance control impairment in obese individuals

is caused by larger balance motor commands variability.Gait Posture.

41(1): 203–8.

Singh D, Park W, Levy M, & Jung E. 2009. The effects of obesity and standing

time on postural sway during prolonged quiet standing. Ergonomics.

52(8): 977–86.

Setiati S, Laksmi P. 2009. gangguan keseimbangan-jatuh dan fraktur. Dalam:

Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, penyunting.

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-5. Jakarta: Interna Publishing.

hlm. 1388–96.

Sibley KM, Staus SE, Inness SL, Salbach NM, Jaglal SB. 2013. Clinical balance

assessment: perception of commonly-used standardized measure practice

among physiotherapists in Ontanrio, Canada. Implement Sci. 8(33): 1–8

Sugiritama IW, Wiyawan IGNS, Arijana IGK, Ratnayani IGA. 2015. Gambaran

IMT (indeks massa tubuh) kategori berat badan lebih dan obesitas pada

masyarakat banjar demulih, kecamatan susut, kabupaten bangli. Denpasar:

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

Swarnaltha S, Sivashankari A, Malarvizhi D. 2018. Correlation between body

mass index and dynamic postural control among young health adult. 3(3);

1–6

Tallis J, James RB, Seebacher F. 2018. The effect of obesity on skeletal muscle

contractile function. Journal of Experimental Biology. 221: 1–14

Teasell R, McClure A, Salter K, Krugger H. 2018. Clinical Assessment Tools:

Educational Modules. Evidence-Based Review of Stroke Rehabilition.

[online]. [Diunduh 20 September 2019]. Tersedia dari:

www.ebrsr.com/author/and-robert-teasell-md

Tomlinson DJ, Erskine RM, Morse CI, Winwood, Onambele-Pearson G. 2016.

The impact of obesity on skeletal muscle strength and structure throufh

adolescence to old age. Biogerontol. 17: 467–83

Page 55: HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP …digilib.unila.ac.id/60652/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ahmad Haydar R, Hadrian Akbar, Ester Krisdayanti). Terimakasih karena

48

Tussakdiah, H. 2014. Hubungan indeks massa tubuh dengan keseimbangan anak

usia 10 sampai 12 tahun [skripsi]. Jakarta: Fakultas Fisioterapi Universitas

Esa Unggul.

Umpherd DA, Lazaro RT, Roller ML, Burton GU. 2013. Neurological

rehabilitation. USA: Elsevier.

Utari A. 2007. Hubungan indeks massa tubuh dengan tingkat kesegeran jasmani

pada anak usia 12–14 tahun [tesis]. Semarang: Fakultas Kedokteran

Universitas Diponegoro.

Watson MA, Black FO. 2008. The human balance system: a complex

coordination of central and peripheral system. Vestibular Disorder

Association. 1–5.

WHO/IASO/IOTF. 2000. The asia-pasific perspective: redefining obesity and its

treatment. Melbroune: Health Communications Australia

WHO. 2018. Obesity and overweight. Fact sheet [Online news] [Di akses 27

November 2018]. Tersedia dari: http://www.who.int.

William D, Willis J. 2007. The somatosensory system, with emphasis on

structures important for pain. Brain Research Reviews. 55: 297–313.

Winter DA, Patla AE, Ishac M, Gage WH. 2003. Motor mechanism of balance

during quiet standing. Journal of Electromyohraphy and Kinesiology. 13:

49–56

Wulandari I, Yetti K, Hayati RT. 2013. Pengaruh elevasi ekstremitas bawah

terhadap proses penyembuhan ulkus diabetik di Wilayah Banten.

Repository of Riau

Yuliana, S. 2014. Pelatihan kombinasi core stability exercise dan ankle strategi

exercise tidak lebih meningkatkan dari core stability exercise untuk

keseimbangan statis pada mahasiswa S1 fisioterapi Stikes Aisyah,

Yogyakarta[tesis]. Denpasar: Universitas Udayana.