HUBUNGAN ANTARA SIKAP SISWA TERHADAP ...repository.usd.ac.id/33261/2/141414044_full.pdfKelas VIII...
Transcript of HUBUNGAN ANTARA SIKAP SISWA TERHADAP ...repository.usd.ac.id/33261/2/141414044_full.pdfKelas VIII...
HUBUNGAN ANTARA SIKAP SISWA TERHADAP MATEMATIKA
DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA
KELAS VIII SEMESTER I DI SMP PANGUDI LUHUR WEDI TAHUN
AJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Disusun Oleh:
Elisabet Resti Dianingsih
141414044
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA SIKAP SISWA TERHADAP MATEMATIKA DENGAN
KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SEMESTER I
DI SMP PANGUDI LUHUR WEDI TAHUN AJARAN 2018/2019
Disusun Oleh:
ELISABET RESTI DIANINGSIH
NIM:141414044
Disetujui oleh
Pembimbing
Niluh Sulistyani, M.Pd. Yogyakarta, 17 Januari 2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
“Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apapun
juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu
kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan
syukur”
Filipi 4:6
“kebahagiaan bukanlah sesuatu yang harus diraih. Dalam
proses meraih sesuatu pun, kamu bisa bahagia” RM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan dan kuperuntukan kepada Tuhan Yesus
Kristus yang telah melimpahkan segala kasih sayang, berkat, bimbingan, mukjizat
serta karunia yang luar biasa selama kehidupanku. Kedua orang tuaku yang tidak
pernah berhenti berada di sampingku untuk menguatkan aku, memberikan
kepercayaannya pada setiap keputusanku dan melimpahiku dengan cintanya
sepanjang perjalananku. Sahabat-sahabat terbaiku yang rela memberikan waktu
dan kasihnya untuk menemaniku, mendengarkan keluh-kesahku dan membuat
kenangan indah sampai saat ini baik dalam kebahagiaan maupun kesedihan. Tak
lupa pula bagi para inspirasiku, penghibur dan penyemangatku melalui karyanya
Beyond the Scene. Tidak lupa kupersembahkan karya ini untuk Almamaterku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pusaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 28 Januari 2019
Penulis
Elisabet Resti Dianingsih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Elisabet Resti Dianingsih
NIM : 141414044
Dalam perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan karya ilmiah saya
yang berjudul:
Hubungan antara Sikap Siswa Terhadap Matematika dengan Kemampuan
Komunikasi Matematika Siswa Kelas VIII di SMP Pangudi Luhur Wedi
Tahun Ajaran 2018/2019 .
Dengan demikian saya memberikan hak kepada perpustakaan Universitas sanata
Dharma untuk menyimpan, mengalihkan, dalam bentuk lain, mengelolanya
dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat
dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 28 januari 2019
Yang menyatakan
Elisabet Resti Dianingsih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Elisabet Resti Dianingsih. 141414044.2019. “Hubungan antara Sikap Siswa
terhadap Matematika dengan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa
Kelas VIII Semester 1 di SMP Pangudi Luhur Wedi Tahun Ajaran
2018/2019”. Skripsi. Program Studi Matematika. Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan positif
dan signifikan antara sikap siswa terhadap matematika dan kemampuan
komunikasi matematika. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Pangudi Luhur Wedi
tahun ajaran 2018/2019, pada bulan Oktober 2018.
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur Wedi.
Dari populasi sebanyak 64 siswa, diambil sampel 22 dengan menggunakan teknik
Purposive sampling. Data sikap siswa terhadap matematika diperoleh dari siswa
yang mengisi angket sikap siswa yang dianalisis berdasarkan kriteria skor sikap
siswa. Data kemampuan komunikasi matematika diperoleh dari tes kemampuan
komunikasi matematika secara tertulis. Hipotesis diuji dengan menggunakan
Korelasi Pearson.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan antara sikap siswa
terhadap matematika dan kemampuan komunikasi matematikanya dengan
koefisien relasi sebesar 0,757 dan koefisien determinan sebesar 57,3049%
sedangkan sisanya adalah pengaruh faktor lain. Hasil uji korelasi menunjukan
nilai = 5,183 dan ttabel=2,080.
Kata Kunci: Sikap Siswa Terhadap Matematika, Kemampuan Komunikasi
Matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Elisabet Resti Dianingsih. 1414114044.2019. “The Relation Between Students’
Attitudes Toward Mathematics And Mathematical Communication Skills On
Students Class VIII Pangudi Luhur Wedi Junior High School Academic
2018/2019. Thesis Math Education Study Program. Department Of Math
Education And Science. Faculty Of Teachers Training And Education. Sanata
Dharma University Yogyakarta.
The research aimed to find out whether there is a positive and significant
relation between students’ attitude toward mathematics and mathematical
communication skills. The reasearch was conducted in Pangudi Luhur Wedi
Junior High School in Academic Year 2018/2019, in October 2018.
The subjects of this research were the eight grade students of Pangudi
Luhur Wedi Junior High School. The population were 64 students. The samples
were 22 taken by using Purposive sampling Technicque. The data of students’
attitude toward mathematics were obtained from students who filled questionaires
of students's attitude which were analyzed based on the criterion of student's
attitude score. The data of mathematical communication skills obtained from the
result of writing test mathematical communication skills. The hypothesis was
tested by using Pearson correlation.
The result of research showed that there was a positive and significant
relation between students’ attitude toward mathematics and mathematical
communication skills with the value of correlation coefficient 0,757 and value of
determinant coefficient 57,305% while the rest was another factor. Correlation of
test results showed that relation with = 5,183 and ttabel=2,080. These
results demonstrated that the accepted hypotesis.
Keyword: students’ attitude toward mathematics, mathematical communication
skills
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan rahmat-Nya
selama penulisan skripsi ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Hubungan antara Sikap Siswa terhadap Matematika dengan
Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Kelas VIII di SMP Pangudi
Luhur Wedi Tahun Ajaran 2018/2019” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk
memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program
Studi Matematika, Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penulisan skripsi ini mendapatkan doa dan dukungan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku dekan Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Dr. M. Andy Ruditho, S.Pd., selaku ketua Jurusan Pendidikan
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Beni Utomo, M.Sc., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika Universitas Sanata Dharma.
4. Ibu Maria Suci Apriani, S.Pd, M.Sc. selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma sekaligus Dosen
Pembimbing Akademi Angkatan 2014.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
5. Ibu Niluh Sulistyani, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah dengan
sabar dan teliti selama proses penyusunan skripsi ini dari awal hingga
akhir.
6. Ibu Veronika Fitri Rianasari, S.Pd., M.Sc., selaku dosen yang memvalidasi
serta memberikan masukan terhadap instrumen penelitian yang telah
peneliti buat.
7. Kedua orang tuaku yang tercinta, Bapak Antonius Prasetyo dan Ibu Irmina
Surti Irianti yang selalu mendoakan, memberikan penguatan serta
kepercayaan penuh untuk setiap keputusan atau jalan yang saya ambil
selama penyusunan skripsi ini.
8. Ketiga kakakku yang terkasih, Thomas Pranowo, Margaretha Indah
Karnasih, dan Yosephin Asri Wulandari, beserta ketiga kakak iparku mbak
Teti, Mas Anton dan Mas bayu yang selalu memberikan saran dan
motivasinya dalam penyusunan skripsi.
9. Sahabat-sahabatku Titong, Awang, Ratna, Tanti, Vero, Abang, Intan, Tata,
Ambar dan Olive yang telah memberikanku semangat dan dukungan untuk
menyelesaikan skripsi.
10. Anak-anak kos Anggrek yang telah menemani selama 4,5 tahun ini.
11. Karya-karya Beyond the Scene (BTS) yang telah menyemangati,
menginspirasi, dan menemani penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Teman-teman pendidikan matematika angkatan 2014
13. Ibu Ch. Retno Prasetyaningsih, S.Pd., selaku guru matematika SMP
Pangudi Luhur Wedi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
14. Siswa kelas VIII A dan VIII C SMP Pangudi Luhur Wedi yang telah
membantu penelitian ini sebagai subyek penelitian
15. Semua pihak yang tak dapat penulis sebutkan satu per satu yang turut
membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu
penulis memohon maaf atas segala kekurangan yang ada dalam skripsi ini.
Akhirnya, penulis berharap semoga penulisan ini dapat bermanfaat dan menjadi
inspirasi bagi pembaca.
Penulis
Elisabet Resti Dianingsih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................ vii
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
ABSTRACT ....................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 5
C. Rumusan Masalah ................................................................................ 6
D. Batasan Masalah................................................................................... 6
E. Batasan Istilah ...................................................................................... 6
F. Tujuan penelitian .................................................................................. 7
G. Manfaat Penelitian ............................................................................... 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
BAB II KAJIAN TEORI .................................................................................. 9
A. Hasil Belajar Siswa .............................................................................. 9
B. Sikap Siswa Terhadap matematika ...................................................... 11
C. Kemampuan Komunikasi Matematika ................................................. 17
D. Faktorisasi Suku Aljabar ...................................................................... 26
E. Kerangka Berpikir ................................................................................ 31
F. Hipotesis ............................................................................................... 33
BAB III METODOLOGI ................................................................................. 34
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 34
B. Metode Peneitian .................................................................................. 34
C. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 35
D. Variabel Penelitian ............................................................................... 35
E. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling.............................................. 35
F. Bentuk Data .......................................................................................... 36
G. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 36
H. Instrumen pengumpulan Data .............................................................. 37
I. Validitas dan Realibilitas Instrumen .................................................... 44
J. Metode Analisis Data ........................................................................... 46
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 50
A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian .................................................. 50
B. Penyajian Data ..................................................................................... 57
C. Analisis Data ........................................................................................ 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
D. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................... 79
E. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 83
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 84
A. Kesimpulan .......................................................................................... 84
B. Saran .................................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 87
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar .................................... 25
Tabel 3.1 Kisi-kisi Tes Kemampuan Komunikasi Matematika ....................... 38
Tabel 3.2 Penskoran Setiap Pernyataan (Skala Likert) .................................... 39
Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket ............................................................................... 40
Tabel 3.4 Intepretasi Koefisien Korelasi .......................................................... 47
Tabel 4.1 Waktu Pengambilan Data ................................................................ 51
Tabel 4.2 Hasil uji validitas angket sikap siswa terhadap matematika ............ 52
Tabel 4.3 Hasil uji validitas instrumen soal tes kemampuan komunikasi
Matematika ....................................................................................... 53
Tabel 4.4 Hasil uji realibilitas instrumen penelitian ........................................ 55
Tabel 4.5 Hasil pengisian angket sikap siswa terhadap matematika ............... 58
Tabel 4.6 Hasil tes kemampuan komunikasi matematika ................................ 60
Tabel 4.7 Hasil perhitungan uji normalitas data sikap siswa terhadap
Matematika ........................................................................................ 71
Tabel 4.8 Hasil perhitungan uji normalitas data kemampuan komunikasi
Matematika ....................................................................................... 72
Tabel 4.9 Data perhitungan koefisien korelasi ................................................. 73
Tabel 4.10 Hasil perhitungan hubungan sikap siswa terhadap matematika
dengan komunikasi matematika .................................................... 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Surat Penelitian .................................................................... 91
LAMPIRAN 2 Lembar Validasi Instrumen ................................................. 93
LAMPIRAN 3 Instrumen Angket ................................................................ 100
LAMPIRAN 4 Instrumen Kemampuan Komunikasi Matematika .............. 105
LAMPIRAN 5 Data Uji Validitas Dan Realibilitas Instrumen Angket ....... 115
LAMPIRAN 6 Data Uji Validitas Dan Realibilitas Instrumen Tes ............. 118
LAMPIRAN 7 Hasil Uji Normalitas SPSS .................................................. 120
LAMPIRAN 8 Hasil Uji Hipotesis SPSS ..................................................... 122
LAMPIRAN 9 Dokumentasi Foto ................................................................ 124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib
dikuasi oleh pelajar. Salah satu peran matematika ialah sebagai bahasa
simbolik yang memungkinkan komunikasi secara cermat dan tepat. Hal
tersebut sesuai dengan tujuan umum pembelajaran matematika yang
dirumuskan oleh NCTM (National Countil of teacher of Mathematic)
yaitu mencakup kemampuan pemecahan masalah, kemampuan
komunikasi, kemampuan koneksi, kemampuan penalaran dan representasi.
Sebagai suatu bahasa, pelajar diharapkan dapat menggunakannya untuk
mengkomunikasikan informasi maupun ide-ide yang diperolehnya.
Komunikasi yang dimaksud dapat berupa lisan maupun tulisan dimana
persoalan disampaikan melalui bahasa matematika, misalnya dengan
menyajikan suatu permasalahan kedalam model matematika berupa grafik,
diagram, persamaan matematika, tabel dan lain-lain.
Menurut Armiati (2003: MP-18), “Komunikasi matematika adalah
suatu keterampilan penting dalam matematika yaitu kemampuan untuk
mengekspresikan ide-ide matematika secara koheran kepada teman, guru
dan lainnya melalui bahasa lisan ataupun tulisan”. Sedangkan menurut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Guerreiro (2008), “Komunikasi matematika merupakan alat bantu dalam
transmisi pengetahuan matematika atau sebagai pondasi dalam
membangun pengetahuan matematika”. Oleh karena itu, komunikasi
matematika sebagai bagian dari hasil belajar matematika dapat dijadikan
dasar atau pondasi bagi siswa untuk belajar matematika ditahapan
selanjutnya. Keterampilan mengekspresikan tersebut serta pengetahuan
yang diperolehnya dari hasil belajar sebelumnya dapat digunakan untuk
meningkatkan kemampuannya dalam mengekspresikan suatu persoalan
matematika.
Dalam merealisasikan upaya peningkatan kemampuan komunikasi
matematika tersebut memang bukanlah hal yang mudah. Menurut
penuturan dari guru pengampu matematika Di SMP Pangudi Luhur Wedi,
pengembangan komunikasi matematika terkadang tidak maksimal
mengingat bahwa waktu penyelesaian materi memiliki tuntutan untuk
segera diselesaikan. Pengajar merasa kekurangan waktu untuk
mengembangkan kemampuan ketrampilan dalam pengekspresian ide yang
dimiliki siswa jika harus semua ditumpuk dalam satu semester. Menurut
beliau, kendala tersebut harus diimbangi dengan kemauan siswa sendiri
belajar diluar jam belajar sekolah.
Selain itu, sebagai penunjang keberhasilan pembelajaran
matematika, dorongan internal maupun eksternal dari si pembelajar
pastinya juga berperan aktif pada perkembangan yang terjadi dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
dirinya. Syah (2003:144) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi
belajar siswa dari dalam diri siswa secara psikologis yaitu: tingkat
kecerdasan, intelegensi, sikap, minat, bakat, motivasi, kemampuan
menghubungkan konsep-konsep, perkembangan mental dan faktor yang
bersifat jasmani. Sikap seorang siswa terhadap suatu pembelajaran
matematika baik berupa penolakan maupun penerimaan akan berpengaruh
terhadap hasil belajarnya.
Penolakan maupun penerimaan yang ditunjukan oleh siswa saat
pembelajaran matematika berlangsung tentunya akan berpengaruh
terhadap hasil yang diinginkan oleh pengajar dalam mencapai tujuan
pembelajarannya. Ruseffendi (1997: 9-12) mengemukakan bahwa satu
diantara 5 hal yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa adalah sikap
positif siswa. Sikap siswa terhadap matematika dan komunikasi matematis
adalah suatu hal yang perlu diperhatikan baik diawal maupun selama
proses pembelajaran matematika berlangsung. Jika demikian maka tidak
menutup kemungkinan sikap siswa terhadap matematika juga berkaitan
dengan kemampuan komunikasi matematis.
Pada kelas VII, tahapan yang dilalui peserta didik lebih kepada
pengenalan, penyesuaian diri atau adaptasi dengan lingkungan sekolah
serta budaya ajar yang di terapkan. Akan tetapi, kasus yang terjadi untuk
siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur Wedi dimana kelas mengalami
pengacakan kelas akan menjadi tantangan tersendiri untuk memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
siswa. Anak-anak yang berada pada tingkatan kelas VIII diyakini telah
mengalami penyesuaian belajar di sekolah tersebut, sehingga dalam
tuntutanya untuk menghadapi pembelajaran matematika selanjutnya,
pemahaman akan kemampuan-kemampuan yang dimiliki baik hasil dari
belajar maupun beberapa faktor belajar hasil belajar sebelumnya menarik
untuk diketahui.
Saat melakukan kunjungan pertama di SMP Pangudi Luhur wedi,
guru pengampu mata pelajaran matematika mengatakan bahwa dalam
pengamatannya selama mengajar, ia menemukan bahwa karakter yang
beragam dalam belajar matematika. Pilihan yang tepat digunakan pada
awal pembelajaran adalah mengetahui hal mendasar yang dimiliki siswa.
Salah satu pengukuran dasar yang dapat dilakukan yakni sikap siswa
terhadap matematika dan kemampuan komunikasi matematika.
Primasiwi (2012) menyatakan dalam penelitiannya bahwa terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara sikap siswa terhadap
matematika dengan prestasi belajar matematika. Hubungan tersebut
bersifat positif atau searah, dimana jika terjadi peningkatan sikap siswa
terhadap matematika maka hasil belajar matematika siswapun akan
meningkat. Komunikasi matematika merupakan salah satu kemampuan
hasil dari belajar matematika yang kemudian dapat dijadikan dasar bagi
siswa untuk belajar matematika di tahap selanjutnya. Dengan demikian,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
apabila terjadi peningkatan pada sikap siswa terhadap matematika maka
kemampuan komunikasi matematikanya akan meningkat juga.
Untuk menjawab kebenaran pernyataan yang ada di atas, peneliti
merasa tertarik untuk mengetahui hubungan antara sikap siswa terhadap
matematika dengan kemampuan komunikasi matematika di SMP Pangudi
Luhur Wedi. Maka peneliti mengambil judul karya tulis “Hubungan
Antara Sikap Siswa terhadap Matematika dengan Kemampuan
Komunikasi Matematika Siswa Kelas VIII Semester I di SMP
Pangudi Luhur Wedi Tahun Ajaran 2018/2019”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi permasalahan
sebagai berikut:
1. Sikap siswa terhadap matematika yang menjadi dasar bagi siswa dalam
merespon pembelajaran sering diabaikan meskipun berdampak pada
hasil belajar.
2. Kemampuan komunikasi matematika terkadang tidak dikembangkan
dikarenakan tuntutan penyelesaian materi pembelajaran yang tepat
waktu. Hal tersebut sedikit menyimpang mengingat bahwa
kemampuan komunikasi matematika dapat menjadi dasar kemampuan
yang harus dimiliki siswa dalam pelajaran matematika ditingkat
selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka
dapat dikemukakan rumusan masalah berikut:
“Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara sikap siswa
terhadap matematika dengan kemampuan komunikasi matematika siswa
kelas VIII semester I di SMP Pangudi Luhur Wedi tahun ajaran
2018/2019?”
D. Batasan Masalah
Agar pembahasan tidak terlalu meluas maka dalam penelitian ini
hanya mencakup materi pembelajaran matematika dengan pokok bahasan
faktorisasi aljabar. Kesimpulan dari penelitian ini tidak dapat digunakan
untuk sekolah lain maupun tahun ajaran lain. Pengukuran kemampuan
komunikasi matematika dilakukan secara tertulis dengan data pendukung
yakni wawancara guru dan siswa.
E. Batasan Istilah
Agar penelitian ini lebih terarah dan mencegah terjadinya
penyimpangan, penafsiran yang tidak tepat, dan dapat mencapai tujuan
penelitian, masalah penelitian dibatasi berdasarkan hal-hal sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1. Sikap siswa dalam matematika adalah kecenderungan menolak atau
menerima matematika berdasarkan penilaian matematika sebagai hal
yang berharga untuk diri sendiri.
2. Kemampuan komunikasi matematika adalah suatu keterampilan
penting dalam matematika yaitu kemampuan untuk mengekspresikan
ide-ide matematika secara koheran kepada teman, guru dan lainnya
melalui bahasa lisan ataupun tulisan. Melihat dari definisi komunikasi,
maka penelitiini lebih mengarah pada komunikasi secara tulisan
dimana pelajar mampu menuliskan tentang apa yang mereka kerjakan,
mampu mengklarifikasi ide-ide, membuat argumen yang meyakinkan
disaat menghadapi persoalan matematika. Sebab inti dari menulis
adalah komunikasi, karena dengan menulis kita sedang menyampaikan
pesan untuk orang lain dan untuk diri sendiri.
F. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah hubungan yang positif dan
signifikan antara sikap siswa terhadap matematika dengan kemampuan
komunikasi matematika siswa kelas VIII semester I di SMP Pangudi
Luhur Wedi tahun ajaran 2018/2019.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
G. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Guru Matematika dalam upaya untuk meningkatkan pengetahuan
matematika yakni dengan meningkatkan kemampuan komunikasi
matematika melalui pengubahan cara pandang ataupun pemberian
respon siswa terhadap matematika, ataupun sebaliknya meningkatkan
kemampuan komunikasi memperbaiki sikap siswa terhadap
matematika selama pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk
membantu siswa dapat mencapai tujuan belajarnya.
2. Peneliti mengembangkan dirinya sebagai upaya mempersiapkan
perannya dalam dunia pendidikan, khususnya dalam pembelajaran
matematika. Sehingga dengan demikian peneliti mampu memiliki
pengetahuan ataupun acuan untuk membuat rencana atau strategi
kreatif untuk pengajarannya kelak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Hasil Belajar Siswa
Ada berbagai pengertian belajar yang dikenal dan dijadikan
pedoman dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Burton (Susanto,
2013:3), belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri
individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu lain dan
individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu
berinteraksi dengan lingkungannya. Sementara menurut Hilgard (1962),
belajar adalah suatu perbahan kegiatan reaksi terhadap lingkungan.
Perubahan kegiatan yang dimaksud mencakup pengetahuan, kecakapan,
tingkah laku, dan ini diperoleh melalui latihan (pengalaman). Hilgard
menegaskan bahwa belajar merupakan proses mencari ilmu yang terjadi
dalam diri seseorang melalui latihan, pembiasaan, pengalaman dan
sebagainya.
Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri
siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
sebagai hasil dari kegiatan belajar. Pengertian tentang hasil belajar
sebagaimana diuraikan di atas dipertegas lagi oleh Nawawi yang
menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang
dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
materi pelajaran tertentu (Brahim dalam Susanto, 2015:5). Kegiatan
pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan
tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajarnya adalah yang berhasil
mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional.
Terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar dan
hasil belajar siswa yakni, faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor
sangatlah memiliki pengaruh yang beragam dan berbeda untuk setiap
siswa. Menurut Syah (2003:144), faktor internal yang mempengaruhi
belajar siswa (faktor psikologis) yaitu: tingkat kecerdasan, intelegensi
siswa, sikap siswa, minat, bakat, motivasi, kemampuan yang
menghubungkan konsep-konsep, perkembangan mental, dan sebagainya.
Sedangkan secara eksternal faktor yang mempengaruhi belajar siswa
meliputi lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, tempat tinggal keadaan
teman sebaya, fasilitas belajar, dan waktu belajar.
Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai
dengan tujuan yang dikehendaki maka dapat diketahui lewat evaluasi.
Evaluasi merupakan proses penggunaan informasi untuk membuat
pertibangan seberapa efektif suatu program telah memenhi kebutuhan
siswa. Evaluasi dan penilaian tersebut dapat menjadi feedback atau tindak
lanjut, atau bahkan untuk mengukur tingkat penguasaan siswa (Susanto,
2013:5). Evaluasi biasanya dilakukan saat pembelajaran berlangsung atau
bisa juga dilakukan pada akhir pembelajaran sebagai alat untuk mengukur
kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah melakukan proses belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
B. Sikap Siswa Terhadap Matematika
1. Pengertian Sikap
Sikap berasal dari bahasa latin “aptus” yang berarti dalam
keadaan sehat dan siap melakukan aksi/tindakan. Secara harafiah,
sikap dipandang dalam kesiapan raga yang dapat diamati. Banyak
pengertian dari kata sikap seperti yang akan dijabarkan berikut ini oleh
beberapa ahli, yaitu:
a. Menurut W.S Winkel (1987:228), Sikap berarti kecenderungan
untuk menerima atau menolak suatu obyek berdasarkan penilaian
terhadap obyek itu sebagai hal yang berguna atau berharga (sikap
positif) atau tidak berguna atau tidak berharga (sikap negatif).
b. Menurut Bimo (2003), sikap adalah keyakinan seseorang tentang
suatu objek atau situasi yang relatif tetap dan teratur disertai
adanya adanya perasaan tertentu dan memberikan dasar untuk
merespon dengan cara tertentu yang dipilihnya.
c. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2018), sikap adalah
perbuatan dan sebagainya yang berdasarkan pada pendirian,
keyakinan.
d. Notoatmodjo (1993) menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan
atau kesediaan seseorang untuk bertindak.
e. Menurut Natawidjaya (1987:40), sikap merupakan kesiapan mental
individu yang mempengaruhi, mewarnai, bahkan menentukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
kegiatan individu yang bersangkutan dalam memberikan respon
dalam obyek atau situasi yang memberi arti baginya.
Dari definisi-definisi yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan
bahwa sikap merupakan sebuah kecenderungan yang dimiliki seorang
individu dalam memberikan respon pada obyek sikap tertentu baik
berupa penolakan (negatif) maupun penerimaan (positif) sesuai dengan
penilaian akan obyek tersebut bagi dirinya. Pada dasarnya sikap bukan
merupakan suatu pembawaan, melainkan hasil interaksi antara
individu dengan lingkungan sehingga sifat bersifat dinamis. Sikap
tidaklah terbentuk dengan sendirinya, karena pembentukan sikap
senantiasa akan berlangsung dalam interaksi manusia berkenaan
dengan obyek tertentu (Dayakisni, 2009:82).
2. Komponen Sikap
Sikap adalah konsep yang dibentuk dari tiga aspek (komponen),
yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek prilaku (konasi) yang
berinteraksi dalam memahami merasakan dan berprilaku terhadap
suatu obyek (Azwar, 2005:23). Ketiga komponen tersebut saling
menunjang satu sama lain. Komponen kognitif merupakan gambaran
kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang
benar bagi pemilik sikap. Kepercayaan yang terbentuk akan menjadi
dasar pengetahuan dan pemahaman seseorang mengenai apa yang
diharapkan dari obyek tertentu. Hal tersebut terkait dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
pengetahuan, pandangan, keyakinan yaitu hal-hal yang berhubungan
dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap obyek sikap (Bimo,
2003:107). Faktor yang membentuk kepercayaan tersebut adalah
pengalaman pribadi maupun yang diceritakan orang lain, dan
kebutuhan emosional.
Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut
hubungan emosional seseorang terhadap obyek sikap. Reaksi
emosional ini dipengaruhi oleh kepercayaan seseorang terhadap obyek
tersebut. Dengan lebih sederhana kita dapat mengatakan bahwa
komponen afektif merupakan komponen yang berhubungan dengan
rasa senang atau tidak senang terhadap suatu obyek sikap (Bimo,
2003:108). Jika kita percaya bahwa sesuatu sangat sulit dilakukan
maka kita akan mulai tidak menyukai hal tersebut begitu pula
sebaliknya. Peranan emosi menjadi akar dari sikap seseorang terhadap
obyek tertentu.
Komponen konasi (aspek prilaku) merupakan kecenderungan
untuk bertindak dan berprilaku yang ada dalam diri seseorang
berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapinya. Ketiga komponen
saling berkaitan sedemikian hingga kepercayaan dan perasaan
mempengaruhi prilaku seseorang terhadap obyek sikap. Sikap
tercerminkan pada perilaku yang diberikan oleh individu saat
menghadapi suatu obyek sikap. Berdasarkan itu maka dapat dilihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
beberapa macam respon yang digunakan oleh peneliti dalam mengukur
sikap yaitu:
a. Respon bersifat kognitif
Respon bersifat kognitif berhubungan dengan pemikiran
atau persepsi kita tentang objek sikap. Obyek sikap tersebut dapat
berupa benda, orang, institusi social maupun peristiwa tertentu.
Secara verbal, pemikiran seseorang dapat diidentifikasi dari
ungkapan keyakinan (beliefs) atas sesuatu, baik yang cenderung
negative maupun positif. Keyakinan ini berkaitan dengan
pengetahuan, pemahaman, dan konsepsi seseorang terhadap obyek
tersebut.
b. Respon bersifat afektif
Respon bersifat afektif yang menunjukan sikap seseorang
dapat kita simpulkan dari evaluasi atau perasaan seseorang atas
obyek dari sikapnya. Secara verbal kita dapat memperolehnya dari
apakah ia mencela atau memuji, menaruh hormat atau membenci,
dan lain sebagainya. Dapat dikatakan pula bahwa respon yang
bersifat afektif merupakan perasaan yang menyangkut hubungan
emosional seseorang terhadap obyek sikap.
c. Respon bersifat konatif
Respon yang bersifat konatif dapat dilihat dari
kecenderungan prilaku, keinginan, komitmen, dan tindakan yang
terkait dengan obyek sikap. Dalam bentuk verbal, kita bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
menemukannya dengan memperhatikan apa yang dikatakan
seseorang tentang apa yang dikerjakan, direncanakan atau yang
akan mereka lakukan seandainya berada disituasi tertentu. Respon
ini juga berkaitan dengan komponen perilaku yang merupakan
salah satu aspek dari sikap, di mana komponen yang dimaksudkan
menunjukan bagaimana perilaku atau kecenderungan yang ada
dalam diri saat berhadapan dengan salah satu obyek sikap. Oleh
karena itu, sikap sikap siswa terhadap suatu obyek tercemin pada
prilakunya terhadap obyek tersebut.
Ketika seseorang bersikap pada suatu obyek, maka ketiga respon
tersebut akan mempolakan arah yang seragam sehingga membentuk
keselarasan dan kekonsistenannya. Menurut Azwar (2005:28), apabila
salah satu diantara komponen sikap tidak konsisten dengan komponen
lainnya maka akan terjadi ketidakselarasan yang menyebabkan
timbulnya mekanisme perubahan sikap sehingga tercapai konsistensi
kembali. Sikap seseorang terhadap suatu obyek berperan sebagai
perantara antara respon yang dilakukan orang tersebut dengan obyek
yang disikapi. Respon tersebut bisa berupa respon kognitif (reaksi
perceptual dan pernyataan mengenai apa yang diyakini), respon afektif
(respon saraf simpatetik dan pernyataan afeksi), maupun respon
prilaku (berupa tindakan dan pernyataan mengenai prilaku). Dengan
melihat salah satu dari ketiga respon tersebut maka sikap seseorang
terhadap suatu obyek dapat diketahui. Hal tersebut dapat menentukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
seberapa positif atau negatif sikap yang dimiliki seseorang terhadap
suatu obyek.
3. Sikap Siswa terhadap Matematika
Sikap siswa terhadap matematika mempengaruhi prestasi belajar
matematika dan prestasi yang dicapai berpengaruh pula pada
pembentukan sikap siswa terhadap matematika (Primasiwi, 2012).
Sikap siswa menjadi salah satu faktor internal yang mempengaruhi
siswa belajar. Dalam bidang studi matematika, sikap siswa terhadap
matematika dapat diketahui dari respon kognitif, afektif maupun
konatif siswa tersebut terhadap matematika. Selain itu juga sikap siswa
terhadap matematika dapat dilihat dari kemauannya untuk terlibat atau
melibatkan diri dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan
matematika.
Berdasarkan ketiga komponen sikap, baik itu kepercayaan,
kesukaan ataupun prilaku yang ditunjukan terhadap matematika dapat
menjadi tolak ukur untuk mentukan sikap siswa terhadap matematika.
Ketiga komponen (kognitif, afektif dan konaktif) saling membentuk
pola yang serah sedemikian dapat dikatakan sebagai kecenderungan.
Apabila siswa percaya bahwa matematika itu sulit maka ia akan
merasa tidak suka terhadap pelajaran matematika, akibatnya tidak akan
ada usaha yang dilakukan untuk memperbaiki persepsi yang
dimilikinya dan mempengaruhi proses belajarnya. Dengan demikian,
kita dapat mengatakan bahwa sikap siswa terhadap matematika dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
menjadi faktor dasar yang mempengaruhi belajar siswa. Sikap
merupakan sebuah kecenderungan, maka jika hal tersebut negatif akan
membawa hasil yang kurang memuaskan bagi pembelajaran
matematika diakibatkan kurangnya keterlibatan siswa yang secara
senang hati untuk mengikuti pembelajaran yang berlangsung.
C. Kemampuan Komunikasi Matematika
Komunikasi merupakan kegiatan yang dapat kita temukan disekitar
kita. Pengertian komunikasi banyak dikemukakan oleh beberapa ahli yang
kemudian dapat dijadikan acuan maupun pedoman yang digunakan oleh
beberapa orang untuk mengungkap pengerttian dari komunikasi.
Aristoteles yang hidup empat abad sebelum masehi dalam bukunya
Rethoric (Ansari, 2016:11) membuat definisi komunikasi dengan
menekankan “siapa mengatakan apa kepada siapa”. Selanjutnya definisi
ini dikembangkan oleh ahli ilmu politik bernama Lasswel pada tahun 1948
yaitu “siapa yang mengatakan apa, melalui apa, kepada siapa, dan apa
akibatnya” (Cangra, 2007).
Selain pengertian dasar dari komunikasi di atas, para sarjana
komunikasi juga membuat definisi yang mengkhususkan diri pada studi
komunikasi antar manusia (human communication). Dalam studinya
dikatakan bahwa “communication is the process by which an individual
(the communicato) rtransmit stimuly (usually verbal) to modify the
behavior of other individuals (the audience).” (Ansari, 2016:11).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Pernyataan tersebut ingin mengatakan bahwa komunikasi adalah suatu
proses di mana individu menyampaikan seseuatu secara verbal kepada
orang lain dengan tujuan merubah tingkah laku pendengarnya. Ada
pengertian berbeda dari komunikasi yang di sampaikan oleh Bareleson,
Steiner, dan Gerbner pada tahun 1964 (Ansari, 2016:12) yakni mereka
mengatakan bahwa komunikasi tidak hanya sebatas verbal melainkan
dapat juga menggunakan simbol-simbol, kata-kata, grafik dan lain-lain
yang sejenis.
Menurut Greenes dan Schulman (Armiati, 2009:3) beberapa peran
penting komunikasi yaitu untuk menyatakan ide melalui percakapan,
tulisan demonstrasi dan melukiskan secara visual dalam tipe yang berbeda:
memahami, menginterpretasi, dan mengevaluasi ide yang disajikan dalam
tulisan atau dalam bentuk visual; mengonstruksi, mengkonstruksi,
mengintepretasi dan mengaitkan brbagai ide dan hubungannya; membuat
pengamatan dan konkekture, merumuskan pertanyaan, membawa dan
mengevaluasi informasi; menghasilkan dan menyatakan argumen secara
persuasif. Selain itu Abdulhak (2001), mengemukakan komunikasi
sebagai proses penyampaian pesan dari pengirim pesan kepada penerima
pesan melalui saluran tertentu untuk tujuan tertentu. Kedua pernyataan
mengarah pada interaksi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih sebagai
sarana untuk bertukar informasi agar bisa dimengerti melalui beberapa
cara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Dalam ilmu komunikasi terdapat tiga bentuk komunikasi yaitu
komunikasi linier (satu arah), komunikasi “relational & interaktif” dan
komunikasi konvergen (multi arah). Konsep komunikasi konvergen
merupakan prinsip pertama dalam pengajaran dan pembelajaran. Di dalam
pengertiannya komunikasi konvergen merupakan komunikasi yang
berlangsung secara multi arah, diantara penerima menuju suatu fokus atau
minat yang dipahami bersama dan berlangsung secara dinamis serta
berkembang kearah pemahaman kolektif dan berkesinambungan (Ansari,
2016:13). Sedemikian hingga dalam hal pengajaran dan pembelajaran
berarti bahwa keberhasilan program belajar-mengajar salah satunya
bergantung pada bentuk komunikasi yang digunakan oleh guru pada saat
ia berinteraksi dengan siswa, siswa kepada guru maupun antar siswa.
Dalam matematika komunikasi ditujukan pada pemecahan masalah.
Disisi lain kita mengetahui bahwa matematika memiliki peran
sebagai “bahasa” simbolik yang memungkinkan terwujudnya komunikasi
secara cermat dan tepat. Begitu pula sebaliknya komunikasi memainkan
peran yang penting dalam membantu siswa bukan saja dalam membina
konsep melainkan membina perikaitan antara ide dan bahasa abstrak
dengan simbol matematika. Semua orang dapat menggunakan matematika
untuk mengkomunikasikan informasi maupun ide-ide yang diperolehnya.
Dengan demikian kita dapat menyebut bahwa matematika merupakan
salah satu alat komunikasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Akan tetapi selain pengertian bahwa matematika sebagai alat
komunikasi, ada juga pengertian komunikasi matematika atau komunikasi
dalam matematika (communication in mathematic). Komunikasi dalam
matematika berkaitan dengan kemampuan dan keterampilan siswa dalam
berkomunikasi. Menurut Guerreiro (2008), komunikasi matematika
merupakan alat bantu dalam transmisi pengetahuan matematika atau
sebagai pondasi dalam membangun matematika.
Menurut Armiati (2003: MP-18), “Komunikasi matematika adalah
suatu keterampilan penting dalam matematika yaitu kemampuan untuk
mengekspresikan ide-ide matematika secara koheran kepada teman, guru
dan lainnya melalui bahasa lisan ataupun tulisan”. Dengan menggunakan
bahasa matematika yang benar untuk berbicara dan menulis tentang apa
yang mereka kerjakan, mereka akan mampu mengklarifikasi ide-ide
mereka dan belajar bagaimana membuat argumen yang meyakinkan dan
mempresentasikan ide-ide matematika. Seperti halnya pada definisi
komunikasi secara umum bahwa penyampaian komunikasi matematika
dilakukan dalam dua tipe yaitu lisan dan tulisan. Inti dari “menulis” adalah
komunikasi, karena dengan menulis kita sedang menyampaikan pesan
untuk orang lain atau untuk diri sendiri (Surya, 2009:26). Kemampuan
komunikasi tulis bisa berupa kemampuan penulisan simbol, sistematis cara
menulis hingga menemukan hasil akhir, dan menggunakan simbol sesuai
fungsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Komunikasi matematika adalah suatu kegiatan yang melibatkan
cara menafsirkan dan menyatakan gagasan matematika baik secara lisan
maupun tulisan, sedangkan kemampuan komunikasi matematika adalah
kecakapan atau kesanggupan siswa dalam melakukan kegiatan yang
melibatkan penafsiran dan menyatakan gagasan secara lisan maupun
tulisan. Menurut Sumarmo (Sari, 2016: 2), kemampuan komunikasi
matematika merupakan salah satu dari lima kemampuan dasar dalam
mempelajari matematika. Hal itu menjadikan bahwa pengetahuan seorang
pengajar tentang kemampuan komunikasi matematika siswa yang
diajarnya penting untuk diketahui untuk mempelancar proses
pembelajaran. Adapun pengertian dari kemampuan komunikasi
matematika yaitu kemampuan siswa untuk mempresentasikan dan
menjelaskan suatu pemecahan masalah atau ide matematika dengan
menggunakan simbol-simbol matematika, tabel, diagram, gambar, grafik
dalam pemecahan masalah matematis.
Pada penelitian ini kemampuan komunikasi matematika yang
diamati hanyalah kemampuan komunikasi matematika secara tertulis.
Menurut Sumarmo (Endriani, 2017: 4), kemampuan komunikasi
matematis meliputi kemampuan:
a. Menghubungkan benda nyata, gambar dan dan diagram kedalam ide
matematis
b. Menjelaskan ide, situasi dan relasi matematis secara lisan atau tulisan
dengan benda nyata, gambar, grafik, aljabar dan diagram
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
c. Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau symbol matematis
d. Mendengarkan, berdiskusi dan menulis tentang matematika
e. Membaca dengan pemahaman atau presentasi matematika tertulis
f. Membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi, dan
generalisasi
g. Menjelaskan dan membuat pernyataan tentang matematika yang
dipelajari
Kemampuan komunikasi matematika tersebut dapat diketahui
secara tertulis setelah pemberian skor terhadap kemampuan siswa dalam
menjawab soal-soal komunikasi matematika. Pemberian skor kemampuan
komunikasi matematika siswa didasarkan pada efektivitas, ketepatan, dan
ketelitian siswa dalam menggunakan bahasa matematika seperti model
matematika, simbol, tanda, atau representasi untuk menjelaskan operasi,
konsep dan proses. Menurut Ansari (2016), komunikasi matematika
tulisan adalah kemampuan menggunakan kosa kata (vocabulary), notasi,
struktur matematika untuk menyatakan hubungan dan gagasan serta
memahaminya dalam pemecahan masalah. Kemampuan ini diungkapkan
melalui representasi matematika. Representasi matematika siswa
diklarifikasi dalam tiga kategori yaitu:
a. Pemunculan model konseptual seperti gambar diagram, tabel, dan
grafik (aspek drawing)
b. Membentuk model matematika (aspek expression)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
c. Argumentasi verbal yang didasari pada analisis terhadap gambar dan
konsep-konsep (aspek writen texts).
Berdasarkan ketiga kategori tersebut maka terdapat tiga aspek yang
dapat digunakan untuk mengukur kemampuan komunikasi matematika
(Nisa, 2012), antara lain sebagai berikut:
1) Aspek I : “kemampuan memberikan alasan rasional terhadap suatu
pernyataan”.
Aspek ini merujuk kepada kategori ketiga dalam kemampuan
komunikasi matematika. Berdasarkan kategori tersebut aspek yang
diukur yakni bagaimana siswa dapat menuliskan argumentasi yang
didasari pada gambar, konsep-konsep dalam penyelesaian masalah
matematika. Menurut Syah (2003:120), pada umumnya siswa yang
berikir secara rasional akan menggunkan prinsip-prinsip dan dasar-
dasar pengertian dalam menjawab pertanyaan “bagaimana” (how)
dan “mengapa” (why). Dalam berpikir rasional siswa dituntut
menggunakan logika (akal sehat) untuk menentukan sebab akibat,
menganalisis, bahkan menciptakan hukum-hukum dan dugaan-
dugaan.
2) Aspek II : “kemampuan mengubah bentuk uraian ke dalam model
matematika”.
Kemampuan yang dimaksud pada aspek ini berdasarkan penjelasan
suatu lembaga CSU Monterey Bay, adalah kemampuan mengubah
uraian ke dalam model matematika seperti rumus, tabel, skema, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
notasi matematika lainnya. Dengan demikian yang termasuk
kemampuan dalam aspek ini adalah kemampuan dalam hal
memodelkan suatu permasalahan kedalam kalimat matematika
kemudian menyelesaikannya. Pada aspek kedua pengukuran
didasarkan pada kategori kedua dimana siswa dapat terampil
menuliskan penyelesaian suatu persoalan matematika ke dalam
model matematika.
3) Aspek III : “kemampuan mengilustrasikan ide-ide matematika
kedalam bentuk representasi yang relevan”.
Kemampuan yang coba diukur pada aspek ini berdasarkan kategori
komunikasi matematika yang pertama, dimana siswa dapat terampil
memunculkan model konseptual seperti gambar diagram, tabel, dan
grafik (aspek drawing). Sementara kemampuan mengemukakan ide
dalam teks dengan benar dalam teks dengan benar secara lisan
maupun tulisan menggunakan bahasa sendiri, dapat membantu
seorang siswa memahami teks tersebut secara bermakna.
Kemampuan komunikasi matematis tidak bersifat statis sehingga dapat
dikembangkan. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan
komunikasi matematika adalah sebagai berikut (Ansari, 2016:33-41):
a. Pengetahuan prasyarat (prior knowledge)
Pengetahuan prasyarat adalah pengetahuan yang telah dimiliki
siswa sebagai akibat dari proses belajar sebelumnya. Hasil belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
siswa tentu saja bervariasi sesuai dengan kemampuan siswa itu sendiri.
jenis kemampuan yang dimiliki oleh siswa tersebut sangat menentukan
hasil pembelajaran selanjutnya.
b. Kemampuan membaca, diskusi, dan menulis
Kemampuan siswa dalam hal membaca, diskusi, dan menulis
juga dapat mempengaruhi kemampuan komunikasi matematika siswa
yakni dalam komunikasi matematika yang dilakukannya untuk
memperjelas pemikiran mereka dan mempertajam pemahaman. Ketiga
kemampuan tersebut membantu siswa dalam mengelaborasi topik-
topik, menyimpulkan sebuah topik, pengenalan kembali informasi dan
struktur melalui membaca, mengemukakan pendapat, dan menemukan
strategi.
c. Pemahaman matematika (mathematical knowledge)
Istilah pemahaman berbeda menurut siapa yang memahami
sesuatu dan apa yang dipahami. Membantu siswa dalam meningkatkan
pemahaman dalam matematika berarti meminta mereka membangun
jaringan representasi mental. Yang dimaksud sebagai pemahaman
matematika disini adalah tingkat atau level pengetahuan siswa tentang
konsep, prinsip, algoritma, dan kemahiran siswa menggunakan strategi
penyelesaian terhadap soal yang diberikan.
Dari beberapa faktor tersebut merupakan tugas yang dapat
dilakukan oleh pendidik untuk meningkatkan kemampuan komunikasi
matematika siswa. Hal itu mengingat bahwa kemampuan komunikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
matematika yang dimiliki siswa sebagai hasil belajarnya terdahulu
merupakan kemampuan dasar yang digunakan oleh siswa dalam menerima
pembelajaran matematika.
D. Faktorisasi Suku Aljabar
Materi tentang faktorisasi suku aljabar diajarkan di kelas VIII pada
semester I. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
materi ini memiliki standar kompetensi dan kompetensi belajar
(Depdiknas, 2006) yaitu:
Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Aljabar
1. Memahami bentuk aljabar,
relasi, fungsi dan persamaan
garis lurus
1.1 Melakukan operasi aljabar
2.1 Menguraikan bentuk aljabar ke
dalam faktor-faktornya
Berikut ini adalah beberapa materi yang digunakan oleh peneliti dalam
membuat instrumen tes kemampuan komunikasi matematika (Marsigit,
2009:3-20) yaitu:
1. Operasi penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar
Operasi penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar dapat
dilakukan pada suku-suku sejenis. Ada beberapa sifat yang berlaku
pada penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar, yaitu:
a. Sifat komutatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Jika a dan b adalah bentuk aljabar maka pada penjumlahan berlaku
sifat komutatif , sedangkan pada pengurangan tidak
berlaku sifat komutatif
b. Sifat asosiatif
Jika a,b dan c merupakan bentuk aljabar maka pada penjumlahan
berlaku ( ) ( )
c. Sifat distributif
Jika a,b, dan c merupakan bentuk aljabar maka berlaku:
1) Sifat distributif penjumlahan ( )
2) Sifat distributif pengurangan ( )
2. Operasi perkalian pada bentuk aljabar
a. Perkalian suatu bilangan dengan suku dua
Perkalian suatu bilangan dengan suku dua dapat diselesaikan
dengan menggunakan sifat distributif perkalian terhadap
penjumlahan atau pengurangan.
1) Jika ( ) adalah suku dua, maka
( ) (sifat distributif pada penjumlahan)
2) Jika ( ) adalah suku dua, maka
( ) (sifat distributif pada pengurangan)
b. Perkalian suku dua dengan suku dua
Sifat-sifat distributif dapat digunakan untuk menjabarkan perkalian
suku dua, yakni sebagai berikut:
1) ( )( ) ( ) ( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
=
Contoh:
( )( ) ( ) ( )
( )( )
2) ( )( ) ( ) ( )
=
Contoh:
( )( ) ( ) ( )
3) ( )( ) ( ) ( )
=
Contoh:
( )( ) ( ) ( )
( )( )
3. Pemfaktoran suku aljabar
a. Faktorisasi bentuk dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Pemfaktoran bentuk bentuk dan dapat dilakukan
dengan menggunkan sifat distributif perkalian terhadap
penjumlahan atau pengurangan bentuk aljabar. Suku-suku yang
memiliki faktor yang sama dapat difaktorkan sebagai berikut:
( )
( )
b. Faktorisasi bentuk
Pemfaktoran bentuk akan menghasilkan suatu
bentuk kuadrat. Cara pemfaktoran dari bentuk di atas dapat
dipahami sebagai berikut:
1) Faktorisasi dari bentuk
( ) ( )
( )( )
( )
2) Faktorisasi dari bentuk
( ) ( )
( )( )
( )
c. Faktorisasi bentuk selisih dua aljabar
( ) ( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
( )( )
d. Faktorisasi bentuk
1) Faktorisasi bentuk adalah ( )( ) dengan
dan
2) Faktorisasi bentuk dengan maka
dilakukan langkah sebagai berikut:
a) Ubah bentuk menjadi ( )
dengan dan
b) Bentuk aljabar dapat kamu pandang
sebagai jumlah dan
c) Tentukan FPB dari dan , kemudian
tuliskan dalam bentuk faktor-faktornya
d) Setelah melakukan langkah (c) kamu akan memperoleh
( ) ( )
( )( )
Dengan dan ( ) ( )
e. Menyederhanakan pecahan bentuk aljabar
Pecahan-pecahan dalam bentuk aljabar dapat disederhanakan jika
pembilang dan penyebut bilangan tersebut memiliki faktor yang
sama.
Contoh:
( )( )
( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
E. Kerangka Berpikir
Sebuah keberhasilan pembelajaran salah satunya dapat dilihat dari
hasil belajarnya di sekolah. Seperti yang dinyatakan oleh K. Brahim
(Susanto, 2013:5) hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan
siswa dalam mempelajari materi pelajaran disekolah berupa skor yang
diperoleh melalui tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Salah
satu keberhasilan belajar menurut NCTM, yaitu adanya kemampuan
komunikasi matematika. Di mana kemampuan ini dapat menjadi dasar
seorang siswa mempelajari matematika.
Selain kemampuan belajar, salah satu faktor internal dasar yang
mempengaruhi belajar yakni sikap. Sikap siswa terhadap matematika
menentukan bagaimana pandangan siswa dalam menanggapi pembelajaran
matematika apakah ia menolak ataupun menerima dengan baik kegiatan
belajar-mengajar dalam bidang studi matematika. Adanya sikap yang lebih
cenderung positif terhadap matematika maka akan berdampak baik dalam
hasil belajarnya, demikian sebaliknya (Primasiwi, 2012). Suka ataupun
tidak sukanya siswa terhadap matematika menentukan bagaimana siswa
itu bersikap dalam memberikan respon penolakan ataupun penerimaan
yang pastinya berdampak pada mau atau tidaknya ia mempelajari
matematika dengan sungguh-sungguh.
Kedua hal tersebut, baik sikap siswa terhadap matematika dan
kemampuan komunikasi matematika merupakan dasar dalam siswa
mempelajrai matematika. Maka tidak menutup kemungkinan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
keduanya saling berkaitan. Kemampuan komunikasi matematika
dipandang sebagai salah satu hasil belajar yang dapat digunakan untuk
pembelajaran selanjutnya, dengan demikian sikap yang tertanam dalam
siswa terhadap matematika dapat memiliki hubungan signifikan terhadap
kemampuan komunikasi matematika siswa.
Peneliti akan mengukur kedua hal tersebut untuk mengetahui
apakah terdapat hubungan yang signifikan antara sikap siswa terhadap
kemampuan komunikasi matematika. Hasil dari penelitian ini akan
membantu guru matematika untuk memilih strategi yang baik dalam
pembelajaran. Sikap positif siswa terhadap matematika dapat berdampak
pada kemampuan komunikasi matematika, diamana ia dapat dengan
senang hati mengembangkan diri dalam menyampaikan ide atau
pemikirannya dalam memecahkan masalah matematika. Sebaliknya sikap
siswa terhadap matematika yang negatif akan membuat siswa memiliki
kemampuan komunikasi siswa yang rendah dalam memecahkan masalah
matematika.
Sikap siswa
terhadap
matematika
Kemampuan
komunikasi
matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
F. Hipothesis
Berdasarkan penjelasan yang diuraikan di atas maka dapat diajukan
hipotesis sebagi berikut:
“Terdapat hubungan positif dan signifikan antara sikap siswa terhadap
matematika dengan kemampuan komunikasi matematika siswa kelas VIII
semester 1 di SMP Pangudi Luhur Wedi tahun ajaran 2018/2019”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
BAB III
METODOLOGI
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif/hubungan. Tujuan
dari penelitian asosiatif/hubungan adalah mengetahui hubungan antara dua
variabel atau lebih. Dengan penelitian ini maka akan dibangun suatu teori
yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol
suatu gejala (Siregar, 2014: 7).
B. Metode Penelitian
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode
kuantitatif. Metode ini berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan
untuk meneliti populasi atau sampel tertentu. Pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan. Metode kuantitatif yang digunakan adalah metode survei,
dimana penelitian dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data
yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut
untuk menemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-
hubungan antar variabel sosiologi maupun psikologi (Sugiyono, 2018:17-
18).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Pangudi Luhur Wedi selama
bulan Maret 2018 hingga Januari 2019. Pelaksanaan uji coba instrumen
dan pengambilan data penelitian dilakukan pada 02-10 Oktober 2018.
D. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel (X) yakni
sikap siswa terhadap matematika dan variabel (Y) yakni kemampuan
komunikasi matematika.
E. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam
suatu ruang lingkup, dan waktu yang sudah di tentukan (Kasmadi,
2013:65). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII
SMP Pangudi Luhur Wedi tahun ajaran 2018/2019. Jumlah populasi yang
sebanyak 64 siswa. Sedangkan, sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penelitian ini
menggunakan sebanyak 22 siswa kelas VIII A sebagai sampel.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
termasuk ke dalam kelompok Nonprobability Sampling yaitu teknik
pengambilan teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih sebagai sampel. Jenis yang digunakan yaitu Purposive Sampling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
dimana teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,
2014: 125-126).
F. Bentuk Data
Dalam penelitian ini bentuk data pengukuran sikap dan data
kemampuan komunikasi matematika yang digunakan adalah data
kuantitatif. Data kuantitatif adalah data berupa angka. Sesuai dengan
bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis dengan
menggunakan teknik perhitungan statistik. Data kuantitatif yang
digunakan berupa data dikotomi, yakni data dalam bentuk bilangan bulat
atau pecahan yang diperoleh dari hasil pengukurn serta tergantung dengan
jenis skala pengukuran yang digunakan (Siregar, 2014:17).
G. Metode Pengumpulan data
Pengumpulan data adalah suatu prosedur yang sistematis dan
standar untuk memperoleh data yang diperlukan, sehingga dalam
penelitian ini metode penggumpulan data yang digunakan adalah (Siregar,
2014:18-22).
1. Penyebaran Kuesioner (Angket)
Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang
memungkinkan analisis mempelajari sikap-sikap, perilaku dan
karakteristik beberapa orang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
2. Tes
Menurut Kasmadi (2013) dalam bukunya menyatakan tes
merupakan rangkaian pernyataan yang memerlukan testi sebagai alat
ukur dalam proses asesmen maupun evaluasi dan mempunyai peran
peting untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, bakat atau
kemampuan yang dimiliki individu atau kelompok. Dalam penelitian
ini jenis tes yang dipakai ialah tes kemampuan komunikasi
matematika.
3. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan/data untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka
antara pewawancara dengan seorang responden dengan alat yang
dinamakan panduan wawancara. Hal ini digunakan guna mencegah
kekeliruan dalam memperoleh data dan informasi yang diperlukan
dalam penelitian
H. Instrumen Pengumpulan data
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk
memperoleh, mengolah dan menginterpretasikan informasi yang diperoleh
dari para responden yang dilakukan dengan menggunakan pola ukur yang
sama (Siregar, 2014: 46). Maka, dalam penelitian ini instrumen yang
digunakan adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
1. Soal Tes
Instrumen tes yang digunakan yakni dalam bentuk tes uraian. Tes
dilakukan oleh peneliti untuk mengukur kemampuan komunikasi
matematika berdasarkan :
1. Materi : Faktorisasi suku aljabar
Standar kompetensi : 1. Memahami bentuk aljabar, relasi,
fungsi, dan persamaan garis lurus
Kompetensi dasar : 1.1 Melakukan operasi aljabar
1.2 Menguraikan bentuk aljabar kedalam
faktor-faktornya
2. Aspek pengukuran kemampuan komunikasi matematika meliputi:
Aspek I : “Kemampuan memberikan alasan rasional
terhadap suatu pernyataan”.
Aspek II : “Kemampuan mengubah bentuk uraian ke dalam
model matematika”.
Aspek III : “Kemampuan mengilustrasikan ide-ide
matematika kedalam bentuk representasi yang
relevan”.
Berikut ini adalah kisi-kisi tes yang digunakan oleh peneliti dalam
mengukur kemampuan komunikasi siswa:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Tabel 3.1 Kisi-kisi Tes Kemampuan Komunikasi Matematika
2. Non tes
Dalam pengambilan data dengan cara non tes digunakan:
a. Kuesioner (Angket)
Materi
Aspek
komunikasi
matematika
yang diukur
Indikator Nomor
soal
Faktorisasi
Suku Aljbar
Aspek 1 Siswa mampu,
menyederhanakan
bentuk aljabar serta
memberikan
penjelasan tentang
sifat apa saja yang
digunakan dalam
menyelesaikannya
1a,1b,1c
Aspek 3
Siswa terampil
menggambarkan
ilustrasi soal cerita
2a, 3a,
4a
Aspek 2 Siswa dapat
menuliskan soal cerita
dalam bentuk
matematika dan
menyelesaikannya
dengan benar
2b, 3b,
4b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Angket sebagai suatu teknik pengumpulan data yang
merupakan sebuah bentuk teknik komunikasi tidak langsung.
Pengisian angket diisi sebaik-baiknya sesuai dengan keadaan
sebenarnya yang dialami subjek penelitian. Angket pengukuran
sikap siswa terhadap matematika berisikan 30 butir pernyataan.
Peneliti memilih menyusun kuesioner menggunakan skala
likert dalam bentuk checklist untuk memudahkan peneliti saat
mengolah data. Data yang didapat dari kuesioner berupa data
interval atau rasio. Hal ini berdasarkan pendapat Sugiyono
(2014:134), yang menyatakan bahwa skala likert merupakan salah
satu dari empat jenis skala sikap yang dapat digunakan dalam
pengukuran yakni berupa data interval atau rasio.
Tiap pernyataan pada kuesioner ini memiliki lima tingkat
jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak setuju (TS),
Sangat Tidak Setuju (STS). Pemberian skor untuk tiap-tiap
pertanyaan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Penskoran Setiap Pernyataan (Skala Likert)
Pilihan Sikap
+ -
Sangat Setuju (SS) 4 1
Setuju (S) 3 2
Tidak Setuju (TS) 2 3
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Skala sikap yang digunakan dalam penelitian ini diadaptasi
dari skala sikap yang dikembangkan oleh Yunika Primasiwi
dengan penambahan dan pengubahan tertentu sesuai dengan apa
yang diteliti oleh peneliti. Skala yang digunakan berisikan tentang
pandangan siswa terhadap matematika baik penolakan,
penerimaan, peranan dan fungsi matematika serta pemahaman
tentang matematika berdasarkan komponen sikap.
Dibawah ini akan disajikan indikator pengukuran sikap
siswa terhadap matematika yang akan disajikan dalam bentu tabel,
yakni:
Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket
Komponen
Sikap Indikator Angket Favorable
Non
favorable
Jumlah
butir tiap
komponen
sikap
Kognisi
(berhubungan
dengan
kepercayaan,
keyakinan,dan
persepsi subyek
sikap terhadap
obyek sikap)
Keyakinan atau
kepercayaan siswa
tentang
matematika
3,9,17 6,29
10
Persepsi Siswa
Terhadap
Matematika
23,16 4,11,25
Afektif
(berhubungan
Perasaan atau
emosi yang
1,8,21,19 5,12,14,15,2
6,27 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
dengan perasaan
yang menyangkut
hubungan
emosional
seseorang
terhadap obyek
sikap, rasa
senang atau tidak
senang terhadap
obyek sikap)
dimiliki oleh siswa
terhadap
matematika
Konasi /perilaku
(berhubungan
dengan
kecenderungan
untuk bertindak
dan berprilaku
berkaitan dengan
obyek sikap yang
dihadapinya)
Kecenderungan
tindakan atau
perilaku siswa
terhadap
matematika
2,18,20 28,30
10 Komitmen yang
dimiliki siswa
berkaitan dengan
matematika
7,22,24 10,13
JUMLAH BUTIR KUESIONER 30
b. Wawancara
Bentuk wawancara yang dilakukan adalah wawancara
bebas terpimpin yaitu peneliti bebas mengemukakan pertanyaan
yang mendukung untuk penelitian sesuai dengan pedoman
wawancara. Wawancara dilakukan setelah pengambilan data
angket dan tes, hal tersebut dilakukan untuk memperkuat data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Beberapa komponen wawancara yang berkaitan dengan
permasalahan peneliti antara lain:
Untuk siswa:
a) Mengetahui kemampuan komunikasi matematika 2 anak
dengan kategori kemampuan komunikasi matematika tinggi
dan 2 anak dalam kategori rendah secara lisan
b) Mengetahui letak kelebihan dan kekurangan keempat anak
tersebut mengenai pemahaman soal
c) Mengetahui pendapat keempat anak terhadap matematika
d) Faktor yang mempengaruhi kemampuan komunikasi
matematika
Untuk guru pengampu matematika:
a) Mengetahui tentang keberagaman jenis tingkat kemampuan
komunikasi matematika siswa
b) Mengetahui bagaimana pembelajaran matematika dikelas
c) Mengetahui pendapat guru tersebut akan sikap yang ditunjukan
oleh siswa terkait pelajaran matematika
d) Mengetahui pendapat guru tentang hubungan antara sikap
siswa terhadap matematika dengan kemampuan komunikasi
matematika
e) Mengetahui pendapat tentang berbagai faktor lain yang
mempengaruhi kedua variabel tersebut sesuai dengan keadaan
kelas VIII di SMP Pangudi Luhur Wedi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
I. Validitas dan Realibilitas Instrumen
Instrumen yang baik harus valid dan reliabel. Maka dari itu
beberapa isntrumen yang digunakan dalam penelitian akan diuji validitas
dan realibilitasnya, yakni kuesioner, dan soal tes kemampuan komunikasi
matematika. Uji yang digunakan adalah validasi isi, validasi butir, dan
realibilitasnya.
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006:168). Dalam
penelitian ini akan digunakan pengujian validasi isi dimana untuk menguji
validitas butir-butir dikonsultasikan dengan ahli, maka selanjutnya
diujicobakan, dan dianalisis dengan pengujian analisis item (validasi butir
item), yaitu mengkorelasikan skor tiap butir instrumen dengan skor total
yang merupakan jumlah tiap skor butir (Sugiyono, 2018:181). Maka dari
itu teknik yang digunakan dalam oleh peneliti dalam penelitian ini adalah
teknik korelasi product moment dari Pearson (Arikunto, 2013:85), dan
rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
∑ (∑ )(∑ )
√ ( ) (∑ ) √ ( ) (∑ )
Keterangan:
n : Jumlah responden
X : Skor item
Y : Skor total
: Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Setelah koefisien korelasi ( ) ditemukan, maka akan diuji dengan
product moment tabel ( ) pada taraf signifikan 5% dan n. Jika
maka dapat dikatakan bahwa alat ukur atau butir instrumen itu
valid dan dapat digunakan untuk penelitian.
Dalam validitas, instrumen dituntut valid menyangkut harapan
diperoleh data yang valid, sesuai dengan kenyataan. Dalam hal realibilitas
tuntutan yang dinginkan tidak jauh berbeda. Jika validitas menyangkut
ketepatan objek yang tidak lain adalah tidak menyimpangnya data dari
kenyataan, artinya data itu benar, maka konsep reliabilitas terkait dengan
pemotretan berkali-kali. Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat
digunakan sesuai dengan perubahan (dapat dipercaya). Suatu instrument
yang reliable dan dapat dipercaya maka akan menghasilkan data yang
dipercaya juga. Dalam penelitian ini, yang digunakan untuk mengetes
realibilitas instrumen adalah rumus Alpha (Arikunto, 2013:122), yakn
sebagai berikut:
(
) (
∑
∑ )
Keterangan:
n = Banyaknya soal
=Realibilitas instrument
∑ =Jumlah variansi butir
∑ = Variansi total
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Setelah nilai realibilitas ( ) ditemukan, maka akan diuji dengan
product moment tabel ( ) pada taraf signifikan 5% dan n. Jika
maka dapat dikatakan bahwa alat ukur atau butir instrumen itu
reliabel dan dapat digunakan untuk penelitian. Selain itu juga dapat dilihat
dari kategori berikut ini, yakni:
: Sangat Tinggi
: Tinggi
: Cukup
: Rendah
: Sangat Rendah
J. Metode Analisis Data
Analisis data akan dilakukan dengan analisis korelasi. Menurut
Siregar (2014:250) analisis hubungan (korelasi) adalah suatu bentuk
analisis data dala penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kekuatan
atau bentuk arah hubungan diantara dua variabel atau lebih, dan besarnya
pengaruh yang disebabkan oleh variabel yang satu terhadap variabel
lainnya. Sedangkan Menurut Arifin (2017: 135) korelasi adalah salah satu
analisis yang dipakai untuk mencari hubungan antara dua variabel yang
bersifat kuantitatif. Analisis korelasi merupakan studi pembahasan
mengenai derajat hubungan atau derajat asosiasi antara dua variabel,
misalnya variabel X dan variabel Y. Dalam hal ini peneliti menetapkan
bahwa:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Variabel X : sikap siswa terhadap matematika
Variabel Y : Kemampuan komunikasi matematika
Koreasi bermanfaat untuk mengukur kekuatan hubungan antara
dua variabel atau lebih dengan skala tertentu yang di ukur dengan jarak 0
sampai dengan 1. Pengukuran statistik asosiasi dua variabel atau kovariasi
disebut dengan koefisien variasi dan jika tidak sama dengan nol, berarti
terdapat hubungan antara dua variabel tersebut. Hubungan dikatakan
korelasi atau hubungan sempurna jika koefisien korelasi +1 dengan
kemiringan (slope) positif atau dengan kemiringan negatif. Untuk
koefisien korelasi sempurna, tidak perlukan hipotesis karena variabel X
memiliki hubungan yang sangat kuat dengan variabel Y.
Teknik yang akan digunakan dalam analisis ini adalah teknik
korelasi pearson product moment. Uji korelasi pearson digunakan untuk
menguji hipotesis asosiatif dengan data interval atau rasio yang
berdistribusi normal. Teknik analisis data yang digunakan meliputi:
1. Uji asumsi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui bahwa sebaran data
berdistribusi normal atau tidak. Pengujian yang akan diguanakan
dalam penelitian ini adalah uji Kolmogorov-Smirnov dalam
program SPSS for Windows Versi 20,0. Normal tidaknya sebaran
atau distribusi data dapat dilihat dari taraf signifikasi 0,05.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
2. Koefisien korelasi
Koefisien korelasi adalah bilangan yang menyatakan kekuatan
hubungan antara dua variabel atau lebih atau juga dapat menentukan
arah dari kedua variabel. Nilai korelasi ( ) ( ) dengan
interpretasi sebagai berikut:
Tabel 3.4 Intepretasi Koefisien Korelasi
Interval koefisien Tingkat hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – o,399 Rendah
0,40 – 0,599 Cukup
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 –1,000 Sangat Kuat
3. Uji Hipotesis
Analisis yang dilakukan dengan cara perhitungan manual dan juga
dengan bantuan SPSS for Windows versi 20,0. Ada tidaknya korelasi
diantara variabel-variabel penelitian akan dilihat dari taraf signifikan
5%. Langkah-langkah pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah:
a. Merumuskan dan
: Tidak terdapat hubungan positif dan signifikan
antara sikap siswa terhadap matematika dengan
kemampuan komunikasi matematika dikalangan
para siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur Wedi
tahun ajaran 2018/2019”
: Terdapat hubungan positif dan signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
antara sikap siswa terhadap matematika dengan
kemampuan komunikasi matematika dikalangan
para siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur Wedi
tahun ajaran 2018/2019”
b. Hipotesis statistik
c. Taraf signifikan
d. Daerah kritis
e. Menentukan nilai statistik uji D:
√
√
f. Membuat kesimpulan
Tolak ditolak jika dan dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan positif dan signifikan antara sikap siswa
terhadap matematika dengan kemampuan komunikasi matematika
dikalangan para siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur Wedi tahun
ajaran 2018/2019.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan Dan Pelakasanaan Penelitian
1. Persiapan penelitian
Persiapan penelitian dimulai dengan pengajuan surat ijin penelitian
dari pihak universitas yang akan ditujukan kepada sekolah yang
menjadi tempat pelaksanaan penelitian. Perijinan penelitian dilakukan
pada tanggal 2 agustus 2018. Lokasi yang digunakan dalam penelitian
yaitu di SMP Pangudi Luhur Wedi yang terletak di Karangrejo,
Pendes, Wedi, Klaten. Peneliti mendapatkan ijin setelah melalui
pembicaraan bersama kepala sekolah serta guru pelajaran matematika
di hari itu juga.
Setelah itu, peneliti mencari informasi mengenai kondisi sikap
siswa terhadap matematika dan kemampuan komunikasi matematika
serta pemilihan kelas yang tepat digunakan untuk penelitian
berdasarkan keterangan secara lisan yang diungkapkan oleh guru
matapelajaran matematika di sekolah itu, yakni ibu Ch. Retno
Prasetyaningsih, S.Pd. Melalui pembicaraan tersebut disepakati bahwa
pelaksanaan uji coba instrumen akan dilaksanakan di kelas VIII C dan
pengambilan data penelitian dilaksanakan di kelas VIII A.
Langkah selanjutnya dilaksanakan dengan penyusunan instrumen
penelitian yakni angket sikap siswa terhadap matematika dan soal tes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
kemampuan komunikasi matematika. Penyusunan butir angket dan
pembuatan soal tes berpedoman pada kajian pustaka yang ada pada
bab sebelumnya, yakni bab 2. Selanjutnya instrumen penelitian di
validasi oleh dosen pendidikan matematika.
Kesimpulan dari hasil validasi angket sikap siswa terhadap
matematika adalah angket Layak Digunakan (LD). Sedangkan. Untuk
instrumen tes kemampuan komunikasi matematika mendapatkan
kesimpulan bahwa soal Layak Digunakan dengan Revisi (LDR).
Setelah melakukan revisi, instrumen penelitian digunakan untuk uji
coba. Berikut ini adalah jawal yang digunakan oleh peneliti dalam
melakukan penelitian.
Tabel 4.1 Waktu Pengambilan Data
No Kegiatan Waktu
1 Uji coba instrumen penelitian
di kelas VIII C
Selasa, 2 Oktober 2018
2 Pengambilan data penelitian di
Kelas VIII A
Kamis, 4 Oktober 2018
3 Wawancara Rabu, 10 Oktober 2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
2. Hasil uji validitas instrumen
a. Uji validitas instrumen angket sikap sisa terhadap matematika
Tabel 4.2 Hasil uji validitas angket sikap siswa terhadap
matematika
No rhitung rtabel Ket. No rhitung rtabel Ket.
1 0,728 0,455 Valid 16 0,599 0,455 Valid
2 0,504 0,455 Valid 17 0,636 0,455 Valid
3 0,443 0,455 Tidak 18 0,460 0,455 Valid
4 0,694 0,455 Valid 19 0,662 0,455 Valid
5 0,645 0,455 Valid 20 0,549 0,455 Valid
6 0,791 0,455 Valid 21 0,576 0,455 Valid
7 0,412 0,455 Tidak 22 0,103 0,455 Tidak
8 0,610 0,455 Valid 23 0,573 0,455 Valid
9 0,145 0,455 Tidak 24 0,442 0,455 Tidak
10 0,510 0,455 Valid 25 0,763 0,455 Valid
11 0,839 0,455 Valid 26 0,662 0,455 Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
12 0,757 0,455 Valid 27 0,638 0,455 Valid
13 0,584 0,455 Valid 28 0,636 0,455 Valid
14 0,561 0,455 Valid 29 0,178 0,455 Tidak
15 0,717 0,455 Valid 30 0,511 0,455 Valid
b. Uji validitas instrumen soal tes kemampuan komunikasi
matematika
Tabel 4.3 Hasil uji validitas instrumen soal tes kemampuan
komunikasi matematika
No rhitung rtabel Ket.
1 0,765 0,455 Valid
2 0,333 0,455 Tidak
3 0,546 0,455 Valid
4 0,853 0,455 Valid
Berdasarkan data hasil uji validitas tersebut, diperoleh hasil 5 item
tidak valid pada variabel sikap siswa terhadap matematika, 1 item
tidak valid pada variabel kemampuan komunikasi matematika. Untuk
mengatatasi hal tersebut peneliti menggunakan pertimbangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
penggunaan instrumen penelitian berdasarkan panduan dari US
Departemen of Labor, dalam buku Azwar (2018). Dalam buku
tersebut diungkapkan bahwa, tidaklah realitis untuk berharap bahwa
memperoleh koefisien validitas skor yang sangat tinggi mendekati
sempurna. Cronbach mengatakan bahwa umumnya jika nilai r tabel
kurang lebih atau mendekati 0,500 maka akan baik maka dalam
rentang 0,300-0,500 butir instrumen dapat dianggap baik pula dengan
pertimbangan rentang sangat berguna, dapat
berguna, 0,11-0,20 tergantung keadaan, dan koefisien validitas
masuk dalam kategori tidak dapat digunakan. Dengan demikian, dalam
memberikan intepretasi dalam membuat keputusan untuk menerima
validitas skor perlu disetrai pertimbangan mengenai tujuan atau fungsi
skor yang diperoleh, ukuran sample, seberapa kritis makna skor bagi
subyek yang akan di tes dan pertimbangan-pertimbangan lain yang
relevan. (Azwar, 2009:149-150).
Untuk itu, butir item angket siswa terhadap matematika untuk
nomor item 3,7,dan 24 yang mempunyai rhitung yang hampir mendekati
rtabel sedemikian hingga dengan adanya 19 sampel yang digunakan
mengakibatkan bahwa ketiga butir item tersebut masih layak
digunakan untuk pengambilan data. Sedangkan pada butir 9, 22, dan
29 dilakukan beberapa revisi penggunaan bahasa dan dikonsultasikan
sehingga instrumen angket sikap siswa dapat digunakan untuk
pengambilan data penelitian. Untuk instrumen pada tes kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
komunikasi matematika karena rhitung yang hampir mendekati rtabel
untuk perhitungan validasi soal nomor 3 maka dengan melakukan
beberapa revisi maka instrumen baru bisa digunakan. Setelah
memperbaiki beberapa item yang tidak valid tersebut, peneliti akhirnya
mendapatkan instrumen yang dapat dipakai dalam pengambilan data.
Hasil pengolahan rhitung uji validitas menggunakan microsoft excel
2010 selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
3. Hasil uji realibilitas intrumen
Berikut ini adalah rangkuman hasi uji realibilitas instrumen yaitu
instrumen angket sikap siswa terhadap matematika dan instrumen soal
tes kemampuan komunikasi matematika siswa kelas VIII SMP
Pangudi Luhur Wedi.
Tabel 4.4 Hasil uji realibilitas instrumen penelitian
No Variabel rhitung rtabel Ket.
1 Sikap 0,944 0,455 Reliabel
2 Tes 0,468 0,455 Reliabel
Reabilitas variabel sikap siswa terhadap matematika sebesar 0,944
berada pada klasifikasi sangat tinggi berdasarkan tabel intepretasi
realibilitas. Sedangkan untuk variabel soal tes komunikasi matematika
berada di kategori sedang/cukup menurut tabel intepretasi realibilitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
dengan nilai r hitung sebesar 0,468. Dari data tersebut maka ketiga
variabel tersebut dapat digunakan dalam penelitian.
4. Pelaksanaan Penelitian
a. Pengumpulan data angket dan tes komunikasi matematika
Pengumpulan data dilaksanakan pada:
Hari,tanggal : Kamis, 4 Oktober 2018
Waktu : Jam pelajaran ke-6 dan ke-7
Kelas : VIII A
Pengumpulan data oleh peneliti dilakukan selama 120 menit.
Pembagian waktu yang digunakan yakni 100 menit untuk
mengerrjakan soal tes kemampuan komunikasi matematika dan 20
menit selanjutnya yakni mengisi angket sikap siswa terhadap
matematika. Pengambilan data dilaksanakan pada 22 Siswa kelas VIII
SMP Pangudi Luhur wedi.
b. Pengambilan data melalui wawancara
Pengumpulan data dilaksanakan pada:
Hari,tanggal : Rabu, 4 Oktober 2018
Waktu : 09.00 – 10.45 WIB
Narasumber :
1) Guru matematika kelas VIII,
2) S1 ( siswa satu),
3) S2 (siswa dua),
4) S3 (siswa tiga)
5) S4 (siswa empat)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Pelaksanaan wawancara dilakukan setelah hasil tes
kemampuan komunikasi dan hasil angket sikap siswa terhadap
matematika ada. Wawancara melibatkan guru matematika untuk
mengetahui informasi dan pengonfirmasian terkait keadaan anak
didik di kelas serta mengenai keseharian dari 2 anak yang memiliki
hasil tes tertinggi (S1,S2) dan 2 anak dengan hasil tes terendah
(S3,S4). Wawancara ini bertujuan untuk mengkonfirmasikan data
penelitian, dan mencari informasi terkait dengan adakah faktor lain
yang mungkin mempengaruhi.
B. Penyajian Data
Setelah pelaksanaan penelitian, diperoleh data-data yang akan dianalisis.
Data tersebut akan diuraikan sebagai berikut:
1. Data hasil pengisian angket sikap siswa terhadap matematika
Pengambilan data untuk mengukur variabel sikap siswa terhadap
matematika yakni menggunkan 30 butir pernyataan angket. Pernyataan
tersebut dibagi menjadi dua buah jenis yaitu 15 pernyataan favorable
dan 15 butir pernyataan unfavorable. Pelaksanaan pengisian angket
dilakukan pada kamis, 04 Oktober 2018 oleh 22 siswa kelas VIII SMP
Pangudi Luhur Wedi dengan waktu 30 menit. Berikut ini merupakan
data hasil pengisian angket sikap siswa terhadap matematika:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 4.5 Hasil pengisian angket sikap siswa terhadap matematika
DATA PENELITIAN
Jumlah NO. ANGKET
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
A1 2 3 3 3 2 4 3 3 4 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2 3 75
A2 2 2 4 3 2 1 4 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 3 2 3 2 85
A3 2 3 3 2 2 3 4 2 3 4 2 3 3 2 2 2 4 2 3 4 4 3 2 4 2 3 2 2 2 2 81
A4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 1 4 2 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 106
A5 2 2 3 1 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 1 2 2 3 69
A6 2 4 3 2 4 4 3 2 3 2 3 4 4 3 4 3 2 1 3 4 3 3 3 1 2 2 2 3 3 3 85
A7 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 85
A8 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 85
A9 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 80
A10 3 4 3 3 2 2 4 3 3 3 3 3 4 2 2 3 4 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 4 2 4 92
A11 2 4 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
A12 2 2 4 2 1 2 2 3 2 2 2 2 3 4 2 3 4 3 3 3 4 1 1 2 3 2 3 4 3 3 77
A13 1 3 2 2 3 2 4 2 2 2 2 1 3 3 2 3 2 2 3 3 4 2 2 2 2 1 2 2 1 3 68
A14 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 76
A15 2 4 2 1 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 81
A16 3 3 2 2 1 2 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 2 1 3 2 3 1 2 78
A17 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 80
A18 1 3 3 1 2 3 3 1 2 2 1 1 4 2 3 3 2 3 1 4 4 3 1 2 1 1 2 1 2 2 64
A19 2 4 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 79
A20 3 3 2 2 1 3 2 3 3 1 2 4 4 3 2 3 1 4 2 3 2 2 3 1 2 3 3 3 2 2 74
A21 3 2 2 2 2 3 1 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 76
A22 3 4 3 3 2 2 4 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
2. Data hasil tes kemampuan komunikasi matematika
Pengambilan data tes kemampuan komunikasi matematika
dilaksanakan kamis, 04 Oktober 2018 oleh 22 siswa kelas VIII SMP
Pangudi Luhur Wedi. Soal yang digunakan dalam tes berbentuk soal
uraian. Jumlah soal 4 butir dan waktu pengerjaan 90 menit. Materi
yang digunakan meliputi faktorisasi aljabar. Nilai kemampuan
komunikasi matematika diperoleh dengan perhitungan, yakni:
Hasil dari perhitungan dibulatkan hingga pembulatan terakhir. Berikut
ini akan disajikan data hasil tes kemampuan komunikasi matematika:
Tabel 4.6Hasil tes kemampuan komunikasi matematika
NAMA SISWA Skor Tes Jumlah
skor nilai tes 1 2 3 4 A1 14 10 6 2 32 36
A2 0 10 15 7 32 36
A3 14 11 15 3 42 47
A4 22 7 20 19 68 76
A5 0 5 2 3 10 11
A6 14 7 9 3 33 37
A7 10 13 0 0 23 26
A8 6 5 5 5 21 23
A9 10 14 20 15 59 66
A10 16 15 8 5 44 49
A11 7 15 1 0 23 26
A12 0 10 11 0 21 23
A13 0 10 2 5 17 19
A14 0 10 5 0 15 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
A15 8 10 5 0 23 26
A16 0 0 17 10 27 30
A17 12 10 5 1 28 31
A18 0 1 6 3 10 11
A19 9 5 0 0 14 16
A20 4 3 5 1 13 14
A21 0 5 8 5 18 20
A22 2 7 4 1 14 17
3. Data hasil wawancara
Wawancara dilakukan oleh peneliti pada tanggal 10 Oktober 2018,
dilakukan pada 5 narasumber, yakni guru matematika kelas VIII, dua
siswa dengan hasil tes komunikasi matematika tertinggi dan dua siswa
dengan hasil tes kemampuan komunikasi matematika terendah.
Wawancara yang dilakukan bersifat bebas terpimpin. Wawancara
dalam penelitian ini bersifat sebagai pendukung dalam pengumpulan
data penelitian. Wawancara dilakukan untuk memperkuat informasi
yang telah diperoleh dari angket dan hasil tes. Berikut ini adalah hasil
wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti:
a. Hasil wawancara dengan dua siswa yang mendapatkan nilai tes
komunikasi matematika tertinggi (S1 dan S2)
Berikut ini adalah penyajian data wawancara yang dilakukan oleh
peneliti kepada dua siswa yang mendapatkan nilai tes kemampuan
komunikasi matematika tertinggi pada pengambilan data di kelas
VIII A SMP Pangudi luhur Wedi. Hal-hal tersebut terkait tentang:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
1) Mengetahui pendapatnya tentang kemampuan komunikasi
matematika yang dimilikinya
S1 : Dalam pengerjaan soal siswa ini mengungkapkan bahwa
lebih memilih untuk mengerjakan model matematika berbentuk
uraian terlebih dahulu dibandingkan dengan soal berbentuk
pilihan ganda saat ada ulangan. Dia merasa bahwa dengan
mengerjakan soal dalam bentuk uraian ia lebih bisa menuliskan
apa yang ia ketahui dan tidak ada pengecoh jawaban seperti
pada soal pilihan ganda. Siswa mengaku tertantang setiap
menemukan soal yang bervariasi. Ketika ditanyakan cara apa
yang dilakukan untuk mengasah kemampuan dalam
mengekspresikan matematika, jawaban yang diberikan yaitu
dengan membicarakan kembali hal tersebut dan mengulangi
penjelasan yang dituliskannya kepada teman-teman yang
menanyakan cara penyelesaian masalah yang dilakukannya.
Ketika dihadapkan oleh pilihan harus mengerjakan banyak soal
atau diberikan banyak contoh pembahasan soal, siswa pertama
lebih memilih untuk mengerjakan banyak soal latihan dalam
mempelajari matematika. Alasan yang diberikan adalah bahwa
dengan diberikannya soal latihan ia dapat mengetes sendiri
ketrampilan yang dimilikinya dalam menyelesaikan soal
matematika, jika susah barulah ia menanyakan pada guru
matematika disekolah atau menanyakannya pada guru les.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
S2 : dalam pengerjaan soal matematika siswa kedua lebih
memilih untuk menyelesaikan soal berbentuk uraian. Ia
menyukai bila soal tersebut diberikan tanpa ada opsi jawaban.
Akan tetapi soal uraian bentuk soal cerita tidak terlalu
disukainya. Ia merasa sulit untuk memahami soal matematika
dalam bentuk soal cerita. Dia lebih menyukai jika soal yang
diberikan langsung dengan tanpa melalui kalimat-kalimat yang
menurutnya berputar-putar. Jika bentuk soal bisa langsung
dituliskan dengan menggunakan simbol mengapa harus
disajikan dalam bentuk pengandaian, ujarnya. Ketika
dihadapkan pada suatu pilihan yakni mengerjakan banyak
latihan soal matematika atau diberikan contoh soal lengkap
dengan jawabannya siswa kedua menyukai latihan soal.
Kebiasaan yang dilakukan saat mengerjakan matematika yakni
memilih soal yang mudah terlebih dahulu. Jika mengalami
kesulitan siswa kedua cenderung melompatinya terlebih dahulu
ke soal selanjutnya.
Kesimpulan yang didapat peneliti dari kedua jawaban yakni
kedua siswa memiliki kepercayaan tinggi dengan
ketrampilanya menyelesaikan permasalahan matematika.
2) Mengetahui letak kelebihan dan kekurangan siswa tersebut
mengenai pemahaman soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
S1 : saat belajar matematika tidak menyukai kondisi ribut,
sedemikian hingga susah dalam berkonsentrasi. Sedemikian
hingga ia selalu merasa masih harus memahami ulang yang
diajarkan oleh guru disekolah dengan bantuan guru les tiap
minggunya. Untuk memahami soal matematika ia
membutuhkan membaca secara berulang-ulang baru bisa
mengerjakannya, sedemikian hingga ia sering menjadi yang
terakhir dalam mengerjakan soal dikelas. terkadang kurang
teliti dalam perhitungan.
S2 : kekurangan yang diungkapkannya dalam menyelesaikan
soal matematika yakni masalah ketelitian dan ia jarang dalam
mengorksi ulang jawabannya sehingga sering terjadi
keteledoran dalam menghitung maupun menuliskan jawaban.
Dia juga tidak menyukai jika saat pelajaran matematika teman-
temannya mengobrol.
3) Mengetahui pendapat siswa terhadap matematika
S1 : siswa mengungkapkan bahwa matematika itu seperti
matapelajaran IPA banyak menghapalnya. Saya suka
matapelajaran yang seperti ini dari sekolah dasar. Pelajaran
matematika selalu membuat saya penasaran. Siswa pertama
terlihat kagum dengan matematika layaknya sesuatu yang
sudah melekat pada dirinya, ia mengandaikan bahwa
matematika itu seperti sebuah jam dimana ia merasa harus terus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
melihat matematika dan setiap bangun tidurpun ia menemukan
matematika di pandangannya.
S2 : siswa mengaku awalnya tidak terlalu menyukai
matematika dulu bahkan bingung bagaimana menyelesaikan
soal. Tapi karena banyak belajar lama-lama terbiasa.
4) Faktor yang mempengaruhi kemampuan komunikasi
matematika
S1 :keadaan kelas dan waktu belajar dirumah
S2: keadaan kelasnya dan banyaknya rumus
b. Hasil wawancara dengan dua siswa yang mendapatkan nilai tes
kemampuan komunikasi terendah terendah
1) Mengetahui pendapatnya tentang kemampuan komunikasi
matematika yang dimilikinya
Dalam wawancara yang dilakukan kedua siswa menjawab
dengan kompak bahwa mereka kesulitan dalam memahami
persoalan matematika. Dalam mengerjakan persoalan
matematika menjadi sulit karena merasa kesulitan dalam
menggunakan rumus dan teknik dalam mengerjakan persoalan
matematika tanpa bimbingan seseorang yang dianggap cukup
ahli dalam bidangnya. Keduanya sama-sama memilih bahwa
mengerjakan soal pilihan ganda merupakan pilihan terbaik
dibandingkan harus menyelesaikan soal dalam bentuk uraian.
Pengungkapan secara lisan yang diungkapka mengenai soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
matematika membuat mereka bingung jika harus melakukan
pengerjaan secara mandiri. Sedemikian hingga mereka lebih
memilih untuk mengerjakan latihan soal bersama kelompok
ataupun bertukar jawaban tugas melalui diskusi dalam forum
online seperti whatsup dan sosial media lainnya dibandingkan
secara mandiri.
2) Mengetahui letak kekurangan siswa tersebut mengenai
pemahaman soal
S3: siswa mengataka bahwa ia kesulitan dalm menghapalkan
rumus dan melakukan perhitungan yang rumit. Ia merasa
kurang paham cara mengerjakan soal, namun tidak menyerah
untuk menyelesaikannya.
S4:sering merasa kebingungan memahami soal dalam bentuk
soal cerita dan juga bingung menentukan harus memakai rumus
yang mana jika soal baru diberikan, tidak suka menghitung jadi
malas untuk mengerjakan matematika meskipun pada akhirnya
berusaha menyelesaikan sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki
3) Mengetahui pendapat siswa terhadap matematika
S3 : matematika itu susah, banyak rumus, tidak suka sudah
sejak sekolah dasar
S4 : kurang paham matematika, jadi tidak suka membicarakan
matematika. Tidak menarik karena terlalu banyak perhitungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
4) Faktor yang mempengaruhi kemampuan komunikasi
matematika
Siswa ketiga maupun keempat tidak memberikan pendapatnya.
c. Hasil wawancara yang dilakukan dengan guru pengampu mata
pelajaran matematika
Di dalam wawancara guru pengampu mata pelajaran kelas
delapan mengungkapkan bahwa adanya hubungan antara sikap
siswa terhadap matematika dan kemampuan komunikasi
matematika yang dimiliki siswa. Tentunya kedua hal tersebut
berkaitan, jika salah satunya mengalami kemunduran maupun
kemajuan maka hal tersebut akan saling mempengaruhi. Menurut
penuturannya, guru tersebut menjelaskan bahwa kedua hal tersebut
sangat bervariasi tergantung masing-masing siswa, namun
keterkaitan kedua hal tersebut sangatlah bisa diamati melalui
keterlibatannya dalam pembelajaran.
Keterampilan dalam matematika yang mungkin
dimaksudkan oleh peneliti sebagai kemampuan komunikasi
matematika menurut beliau sangatlah mempengaruhi sikapnya
terhadap pelajaran matematika, begitupun sebaliknya. Setelah
diamati, kita bisa melihat bahwa siswa yang cukup terampil dalam
mengolah suatu permasalahan matematika menujukan antusias
positif saat pembelajaran, misalnya mengajukan diri
menyelesaikan soal matematika dipapan tulis, mengajukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
pertanyaan tentang topik matematika di dalam kelas,
mengkonfirmasi jawaban ke guru, memberikan waktunya untuk
mengajari teman-temannya, dan aktif berdiskusi. Tentunya hal
tersebut termasuk respon sikap siswa yang positif terhadap
matematika. Mereka tidak melakukan penolakan, tapi berniat untuk
mengetahui.
Jika ditanyakan tentang apakah ada anak yang bersifat
negatif sepertinya, siswa di SMP ini masih terbilang aman. Ada
yang mengatakan tidak tapi bukan berarti trauma untuk
mempelajari matematika. Mungkin yang ditemui berupa keluhan-
keluhan tentang sulitnya mempelajari matematika. Akan tetapi jika
ditelusuri lebih jauh bahwa sebenarnya siswa akan berubah pola
pikirnya kalau sudah dijelaskan. Sedemikian hingga, jika mereka
sudah melihat bagaimana soal tersebut harus dipahami maka
gambaran menakutkan akan sulitnya soal akan menghilang, meski
penerimaannya berbeda.
Hal yang didapatkan dari wawancara yang didapatkan ialah
kepercayaan serta kesukaan dari pelajar untuk menampilkan atau
mengekspresikan dirinya melalui penyelesaian soal matematika
sangat bergantung pada pandangan dan tingkah laku yang
ditunjukannya saat menghadapi permasalahan matematika. Terlihat
jika siswa yang memiliki kepercayaan diri pada kemampuan
komunikasi matematika memiliki sikap positif saat menghadapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
pelajaran matematika dengan memperhatikan guru, mengerjakan
latihan matematika dengan senang hati, unjuk keterampilan
matematikanya di depan kelas dan menunjukan ketertarikan
dengan melakukan banyak pembicaraan matematika, atau dari
ekspresi antusias saat mempelajari ataupun pembahasan
matematika yang ada di sekitarnya. Sedangkan, kedua variabel
akan berjalan semakin merosot ketika salah satu faktor tersebut
menurun menurut penuturan yang diungkapkan oleh guru
pengampu pelajaran matematika di SMP Pangudi Luhur. Selain
itu, beliau juga menuturkan bahwa banyak faktor lain yang
mempengaruhi, akan tetapi sikap adalah hal yang paling dasar.
Faktor-faktor tersebut seperti lingkungan tempat tinggal terutama
ada beberapa keluarga yang kadang seolah menganggap bahwa
matematika itu sulit, orang tuannya merasa tidak bisa maka
mengatakan bahwa harap memaklumi anaknya. Pandangan yang
diberikan orang tua tersebut bisa menjadi pengaruh akan
kepercayaan diri anak bahwa ia memang tidak pintar dalam mata
pelajaran matematika. Selain itu faktor dari pembelajaran dari
sekolah asal mempengaruhi kebiasaan cara belajar siswa. Bahkan
dalam satu sekolah jika memiliki dua guru yang berbeda di
tingkatan yang sama maka bisa mempengaruhi keterampilan yang
dimiliki siswa. Sebagaimana kita mengetahui bahwa komunikasi
merupakan hal umum yang kita temukan di sekitar kita, maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
dengan tidak sadar keterampilan untuk pengekspresian hal tersebut
berdasarkan sikap kita yang cenderung mendukung atau tidak
terhadap obyek tersebut.
C. Analisis Data
Setelah proses pelaksanaan penelitian, maka data yang diperoleh
kemudian dianalisis. Data yang akan dianalisis yakni, data angket dan data
tes kemampuan komunikasi matematika. Untuk menguji hipotesis
penelitian dilakukan langkah-langkah sebagai berikut, yaitu:
1. Uji asumsi
Uji asumsi yang digunakan untuk prasyarat sebelum melakukan uji
korelasi yakni uji normalitas. Uji ini digunakan untuk melihat apakah
data berdistribusi normal atau tidak.
a. Uji Normalitas variabel sikap siswa terhadap matematika
Langkah-langkah uji normalitas kolmogorof-smirnov:
1) Merumuskan dan
: Data berdistribusi normal
:Data berdistribusi tidak normal
2) Taraf signifikan
3) Daerah kritis
ditolak jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
4) Menentukan nilai statistik uji D:
Tabel 4.7 Hasil perhitungan uji normalitas data sikap siswa
terhadap matematika
Kolmogorov-Smirnov3
Statistik Df Sig.
SIKAP .181 22 .059
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan SPSS versi
20.0, maka diperoleh hasil
5) Kesimpulan
Ho diterima sebab Dhitung Dtabel. Maka, data sikap siswa
terhadap matematika berdistribusi normal.
b. Uji Normalitas variabel kemampuan komunikasi matematika
Langkah-langkah uji normalitas kolmogorof-smirnov:
1) Merumuskan dan
: Data berdistribusi normal
:Data berdistribusi tidak normal
2) Taraf signifikan
3) Daerah kritis
H0 ditolak jika:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
4) Menentukan nilai statistik uji D:
Tabel 4.8 Hasil perhitungan uji normalitas data
kemampuan komunikasi matematika
Kolmogorov-Smirnov3
Statistik Df Sig.
Kemampuan Komunikasi
Matematika
.178 22 .068
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan SPSS versi
20.0, maka diperoleh hasil
5) Kesimpulan
Ho diterima sebab Dhitung Dtabel. Maka data kemampuan
komunikasi matematika dalam penelitian ini berdistribusi
normal.
Kriteria pengujian yang diambil yakni berdasarkan
perbandingan antara Dhitung dan Dtabel dimana Ho diterima jika
Dhitung Dtabel sebaliknya Ho akan ditolak jika Dhitung Dtabel. . Dari
tabel 4.5 nilai statistik variabel sikap yakni sebesar 0,181 (Dhitung)
dan berdasarkan tabel Kolmogorov-Smirnov Dtabel=0,281 sehingga
Dhitung Dtabel Ho diterima maka data berdistribusi normal. Untuk
data hasil tes komunikasi matematika Dari tabel 4.5 nilai statistik
yakni sebesar 0,178 (Dhitung) dengan demikian Dhitung Dtabel maka
Ho diterima mengakibatkan data hasil tes kemampuan komunikasi
matematika berdistribusi normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
2. Koefisien Korelasi
Koefisien korelasi adalah bilangan yang menyatakan kekuatan
hubungan antara dua variabel atau lebih dan juga dapat menentukan
arah dari kedua variabel. Dalam pengujian ini kita akan menandai
variabel X sebagai sikap siswa terhadap matematika dan variabel Y
sebagai kemampuan komunikasi matematika siswa. Untuk mengukur
besarnya hubungan kedua variabel maka dengan melihat tabel maka:
Tabel 4.9 Data perhitungan koefisien korelasi
Data (n) Variabel (X) Variabel (Y)
Xy Xx yy
1 75 36 2700 5625 1296
2 85 36 3060 7225 1296
3 81 47 3807 6561 2209
4 106 76 8056 11236 5776
5 69 11 759 4761 121
6 85 37 3145 7225 1369
7 85 26 2210 7225 676
8 85 23 1955 7225 529
9 80 66 5280 6400 4356
10 92 49 4508 8464 2401
11 81 26 2106 6561 676
12 77 23 1771 5929 529
13 68 19 1292 4624 361
14 76 17 1292 5776 289
15 81 26 2106 6561 676
16 78 30 2340 6084 900
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
17 80 31 2480 6400 961
18 64 11 704 4096 121
19 79 16 1264 6241 256
20 74 14 1036 5476 196
21 76 20 1520 5776 400
22 76 17 1292 5776 289
JUMLAH 1753 657 54683 141247 25683
Sedemikian hingga:
∑ (∑ )(∑ )
√ (∑ ) (∑ ) √ ( ) (∑ )
( ) ( )( )
√ ( ) ( ) √ ( ) ( )
√ √
Setelah melakukan perhitungan kita mengetahui bahwa data
penelitian memiliki koefisien korelasi sebesar 0,757 yang menandakan
bahwa kekuatan hubungan yang ada diantara kedua variabel, yakni
variabel sikap siswa terhadap matematika, dan variabel tentang
kemampuan komunikasi matematika masuk dalam kategori kuat (lihat
pada tabel 3.5 pada bab III). Selain itu kita dapat juga melihat bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
hubungan yang terjadi bersifat positif atau searah, hal ini ditunjukan
dari hasil perhitungan koefisien korelatif yang positif. Hubungan
positif atau searah artinya bahwa semakin kuatnya sikap positif siswa
terhadap matematika, maka akan semakin meningkat pula kemampuan
komunikasi matematikanya.
3. Uji Hipotesis penelitian
Hasil perhitungan koefisien relasi menginformasikan bahwa
terdapat hubungan linear yang positif antara sikap siswa terhadap
matematika dan kemampuan komunikasi matematikanya, maka
selanjutnya dilakukan uji hipotesis penelitian untuk mengetahui dan
menguji apakah hipotesis yang telah ditetapkan pada Bab II dapat
diterima atau tidak. Uji dilakukan dengan teknik korelasi Product
Moment dari Pearson dengan taraf signifikan 5%. Tujuan yang ingin
didapatkan adalah ingin melihat apakah hubungan antara kedua
variabel penelitian signifikan atau tidak. Untuk pengujian peneliti
menggunakan variabel X sebagai sikap siswa terhadap matematika
dan variabel Y sebagai kemampuan komunikasi matematika siswa.
Langkah-langkah uji hipotesis:
a. Merumuskan dan
: Tidak terdapat hubungan positif dan signifikan
antara sikap siswa terhadap matematika dengan
kemampuan komunikasi matematika dikalangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
para siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur Wedi
tahun ajaran 2018/2019”
: Terdapat hubungan positif dan signifikan
antara sikap siswa terhadap matematika dengan
kemampuan komunikasi matematika dikalangan
para siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur Wedi
tahun ajaran 2018/2019”
b. Hipotesis statistik
c. Taraf signifikan
d. Daerah kritis
e. Menentukan nilai statistik uji D:
√
√
√
√
5,183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
f. Kesimpulan
ditolak karena
Dari pehitungan uji hipotesis ditemukan kesimpulan bahwa
terdapat hubungan positif dan signifikan antara sikap siswa terhadap
matematika dengan kemampuan komunikasi matematika dikalangan
para siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur Wedi tahun ajaran
2018/2019”. Hal tersebut dikarenakan nilai perhitungan yakni
5,183 dimana hal tersebut menyebabkan H0 ditolak karena
thitung>2,080. Selain dengan menggunakan perhitungan secara manual
kita dapat melihat hasil analisis dari aplikasi SPSS versi 20.0 yang
akan disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 4.10 Hasil perhitungan hubungan sikap siswa
terhadap matematika dengan komunikasi matematika
menggunakan SPSS Versi 20.0
Kemampuan
komunikasi
matematika
Sikap siswa
terhadap
matematika
Kemampuan
komunikasi
matematika
Person
correlation
1 .757**
Sig.(2-tailed) .000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
N 22 22
Sikap siswa
terhadap
matematika
Pearson
correlation
.757** 1
Sig.(2-tailed) .000
N 22 22
Berdasarkan tabel diatas, kita dapat melihat beberapa informasi
penting mengenai hubugan antara sikap siswa terhadap matematika
dan kemampuan komunikasi matematikanya. Informasi itu mencakup
beberapa hal sebagai berikut:
a. Menunjukan hubungan korelasi antara variabel sikap siswa
terhadap matematika dan kemampuan komunikasi matematikanya
dengan angka koefisien korelasi person sebesar 0,757. Angka
tersebut mendekati 1 sedemikian hingga kita dapat melihat bahwa
hubungan yang ada diantara kedua variabel termasuk dalam
kategori kuat.
b. Tanda ** pada tebel menunjukan bahwa korelasi yang terjadi
signifikan pada angka 0,01 dan mempunyai kemungkinan 2 arah
(2-tailed).
c. Selain itu angka 0,757 menunjukan bahwa kasus ini bersifat
positif. Arti positif adalah hubungan antara kedua variabel
berkorelasi searah. Maksud searah disini, semakin kuatnya sikap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
positif siswa terhadap matematika, maka akan semakin meningkat
pula kemampuan komunikasi matematikanya.
d. Menentukan seberapa besar sumbangan yang saling diberikan oleh
kedua variabel dapat dilihat dengan menghitung koefisien
determinannya. Perhitungan yang dilakuakan adalah sebagai
berikut:
Artinya hubungan antara sikap siswa terhadap matematika dengan
kemampuan komunikasi matematikannya memiliki pengaruh
sekitar 57,305% dan selebihnya ditentukan oleh faktor lain.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Dari pengamatan data kuantitatif yang berupa skor variabel sikap
siswa terhadap matematika dan skor kemampuan komunikasi matematika,
diperoleh hasil yakni kedua data berdistribusi normal. Dengan kata lain
bahwa uji yang dilakukan pada data sampel membuktikan bahwa sampel
yang dimiliki berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau data
populasi yang dimiliki berdistrbusi normal. Untuk variabel sikap siswa
terhadap matematika, hasil analisis data diketahui bahwa nilai statistik
variabel sikap siswa terhadap matematika yakni sebesar 0,181 (Dhitung) dan
berdasarkan tabel Kolmogorov-Smirnov Dtabel=0,281 sehingga Dhitung
Dtabel Ho diterima maka data berdistribusi normal. Untuk data hasil tes
komunikasi matematika nilai statistiknya yakni sebesar 0,178 (Dhitung)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
dengan demikian Dhitung Dtabel maka Ho diterima mengakibatkan data
hasil tes kemampuan komunikasi matematika berdistribusi normal.
Selanjutnya, dari analisis data penelitian ini ditemukan hubungan
yang kuat antara sikap siswa terhadap matematika dengan kemampuan
komunikasi matematika. Hubungan tersebut bersifat kuat dengan nilai
koefisien relasi sebesar 0.757 dan bersifat positif atau searah. Perolehan
yang demikian dapat memberikan gambaran tentang bagaimana kedua
variabel penelitian saling mempengaruhi. Perubahan-perubahan yang
terjadi pada kemampuan komunikasi matematika siswa baik itu
peningkatan ataupun penurunan maka akan berpengaruh pada sikap siswa
tersebut terhadap matematika, begitupun sebaliknya.
Hasil koefisien determinasi menujukan bahwa ( )
berarti bahwa besarnya sumbangan yang terjadi diantara kedua
variabel hanya sebesar 57,305% sedangkan 42,695% lainnya disebabkan
oleh faktor lainnya. Beberapa faktor lainnya dapat kita lihat melalui hasil
wawancara yang telah kita lakukan dengan 5 narasumber. Hasil
wawancara tersebut oleh peneliti selain untuk mengkonfirmasi sikap serta
kemampuan komunikasi juga digunakan untuk mencari bbeberapa faktor
yang kemungkinan juga berpengaruh bagi kedua variabel yang diteliti.
Dengan presentase 42,695% kita menemukan beberapa
kemungkinan faktor yang berpengaruh pada sikap siswa terhadap
matematika dan kemampuan komunikasi matematika yang dimiliki oleh
siswa berdasarkan jawaban dari kelima narasumber. Pertama yakni faktor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
presepsi matematika yang ditularkan oleh lingkungan keluarga ataupun
rumah terhadap sikap yang diambil siswa terkait matematika. Pandangan
awal seorang individu dapat dipengaruhi oleh orang-orang sekitarnya.
Berdasarkan hasil wawancara, sebuah lingkungan yang sudah menerapkan
gambaran bahwa matematika itu sulit dan menakutkan akan membentuk
pola pikir bahwa hal tersebut benar bagi si pembelajar. Begitu pula
sebaliknya, apabila lingkungan menggambarkan matematika secara positif
maka anak akan memberikan respon positif pula. Pada bab 2, dikatakan
bahwa sikap merupakan suatu pembawaan, melainkan hasil interaksi
antara individu dengan lingkungan sehingga sifat bersifat dinamis.
Untuk komunikasi matematika, beberapa faktor lainnya yang di
kemukakan pada wawancara melingkupi tentang cara belajar yang
berbeda, dan pemahaman materi dari tingkatan sebelumnya. Hal tersebut
meliputi kebiasaan yang di terapkan saat pembelajaran, ambil saja
beberapa contoh di beberapa sekolah yang memiliki banyak guru
matematika, beliau menuturkan bahwa budaya mengajar seperti
mencingak akan melatih kecakapan anak dalam merespon soal, akan tetapi
ada pula budaya observasi dimana ada pengajar yang meminta siswa untuk
meneliti beberapa soal dan melakukan pengamatan tentang permasalahan.
Ketika anak-anak tersebut di satukan kembali saat berada di tingkat yang
lebih tinggi akan terlihat keterampilan ketangkasan, kecepatan dan
ketelitian yang berbeda akibat kebiasaan yang di budayakan pada tingkat
sebelumnya. Selain itu kemampuan-kemampuan lain seperti yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
dinyatakan oleh Anasari dalam bukunya juga mempengaruhi presentasi
42,695% faktor lain yang dimaksudkan pada hasil perhitungan. Faktor-
faktor tersebut antara lain yakni, pengetahuan prasyarat, kemampuan
membaca, diskusi dan menulis, serta pemahaman akan konsep matematika
(Bab II).
Dari hasi presentase kedua variabel penelitian lebih besar dari
presentase faktor lainnya, maka dalam keterlibatannya dapat dilihat bahwa
baik sikap siswa terhadap matematika maupun kemampuan komunikasi
matematika memiliki pengaruh timbal balik yang memungkinkan
keduanya berjalan beriringan dalam proses pengembangannya. Hubungan
yang terjadi tidak sepenuhnya 100% terhubung dengan baik, namun
kekuatan yang ditunjukan melalui perhitungan dapat dikategorikan kuat
dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,757 dan hasil koefisien determasi
sebesar 57,305%.
Setelah kita mengetahui bahwa kedua variabel memiliki korelasi
yang kuat dan searah, dalam analisis data dikemukakan melalui uji
hipotesis korelasi bahwa hubungan yang terjadi tersebut merupakan
hubungan yang signifikan. Nilai perhitungan yang didapatkan
melalui perhitungan secara manual melalui uji t yakni 5,183 dimana hal
tersebut menyebabkan H0 ditolak karena thitung>2,080, sehingga dapat
memperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan
antara sikap siswa terhadap matematika dengan kemampuan komunikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
matematika dikalangan para siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur Wedi
tahun ajaran 2018/2019”.
Sebuah hipotesis signifikan, ini berarti hipotesis tersebut
meyakinkan sehingga dapat diterima, berlaku, dan digeneralisasikan pada
populasi. Dengan demikian hasil dari analisis data yakni dalam pengujian
hipotesis kita mengetahui bahwa hubungan antara sikap siswa terhadap
matematika dengan kemampuan komunikasi matematikanya menyatakan
bahwa hubungan dapat diterima, berlaku dan dapat digeneralisasikan.
E. Keterbatasan penelitian
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh
dari kata sempurna, hal ini disebabkan karena adanya keterbatasan yang
dialami oleh penulis dalam mengambil data penelitian
1. Peneliti hanya melakukan konsultasi secara lisan dengan guru
pengampu mata pelajaran matematika di SMP Pangudi Luhur Wedi,
sehingga dalam penelitian ini tidak ada rekam data validasi dari guru.
Namun, peneliti telah melakukan uji coba instrumen pada siswa dan
validasi isi oleh dosen matematika sebagai data validasi.
2. Pelajaran matematika kelas VIII A berada di jam pelajaran terakhir.
Keadaan ini membuat keadaan kelas menjadi tidak kondusif dan
beberapa siswa terlihat mengantuk pada saat mengerjakan soal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di SMP
Pangudi Luhur Wedi, peneliti mendapatkan kesimpulan yaitu:
Hasil analisis data yang dilakukan guna mengetahui hubungan
antara sikap siswa terhadap matematika dengan kemampuan komunikasi
matematika menunjukan hubungan linear keduanya kuat dengan nilai
koefisien korelasi pearson 0,757, searah dan memiliki koefisien
detererminan 57,305% sedangkan 42,695% faktor lain. Hasil pengujian
menggunakan uji korelasi Product Moment dari Pearson dengan taraf
signifikan 5% menunjukan hasil perhitungan dengan nilai = 5,183
dan ttabel= 2,080 membuat kedua variabel memiliki hubungan yang
signifikan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
positif dan signifikan antara sikap siswa terhadap matematika dengan
kemampuan komunikasi matematikanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
B. Saran
1. Saran bagi guru pengampu mata pelajaran matematika
Sebagai seorang guru matematika diharapkan dapat memahami
kemampuan dasar dan sikap yang ditunjukan siswa dalam mempelajari
matematika. Selain itu dengan kesimpulan yang didapatkan dalam
penelitian ini dapat menjadi acuan pilihan untuk meningkatkan sikap
positif siswa terhadap matematika sedemikian hingga kemampuan
komunikasi matematika yang menjadi dasar untuk mempelajari
matematika juga dapat meningkat, atau bisa memilih sebaliknya sebab
kedua faktor tersebut saling mempengaruhi.
2. Saran bagi orang tua
Sebagai lingkungan pertama yang dikenali oleh individu dalam
kehidupannya diharapkan bahwa untuk memberikan persepsi positif
tentang matematika kepada anak-anak demi peningkatan sikap positif
dan kebiasaan belajar yang baik dalam menunjang peningkatan
kemampuan komunikasi matematika.
3. Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian lanjutan
Bagi peneliti yang berminat melanjutkan penelitian ini, peneliti
dapat menggunakan hasil yang didapatkan untuk menjadi acuan dalam
penelitian selanjutnya. Subyek dalam penelitian ini dapat
dikembangkan misalnya dengan memilih tingkatan pendidikan yang
lebih tinggi ataupun ditingkatan yang lebih rendah dan dengan
mempertimbangkan variabel faktor lainnya yang berkesinambungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
dengan pembahasan yang ada pada penelitian ini. Untuk pemilihan
lokasi, peneliti menyarankan dapat menggunakan dua populasi
sehingga dapat memberikan perbandingan serta penemuan faktor
tambahan yang menunjang ketercapaian tujuan belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
DAFTAR PUSTAKA
Abdulhak, I. 2001. “Komunikasi Pembelajaran: Pendekatan Konvergensi dalam
Peningkatan Kualitas dan Efektifitas Pembelajaran”. Disampaikan pada
Pidato pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Pendidikan
Indonesia, Bandung.
Ansari, Bansu I. 2016. Komunikasi Matematika:Strategi Berpikir Dan
Manajemen Belajar Konsep Dan Aplikasi. Banda Aceh: PeNA.
Arifin, Johar. 2017. SPSS 24 untuk Penelitian dan Skripsi. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Armiati. 2009. Komunikasi Matematis dan Pembelajaran Berbasis Masalah.
Seminar Nasional Matematika UNPAR. Tidak Diterbitkan. Diakses pada
10 Mei 2018.
Astuti & Leonard. 2015. “Peran Kemampuan Komunikasi Matematika Terhadap
Prestasi Belajar Matematika Siswa” Jurnal Formatif vol. 2.2:105-110.
Azwar, Saifuddin. 1998. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya.
Yogyakarta: Liberty.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Azwar, Saifuddin. 2005. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Azwar,S. 2009. Realiabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bimo, Walgito. 2003. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: ANDI.
Cangra, Hafied. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.
Dayakisni, Tri dan Hudaniah. 2009. Psikologi sosial. Malang: UMM Press.
Endriani, Yully, Ade Mirza, dan Asep Nursangaji. 2017. Hubungan Antara
Kecerdasan Emosional dengan Kemampuan Komunikasi Matematis.
Tesis (tidak dipublikasikan). Pontianak: FKIP Untan.
Guerreiro, Antonio. 2008. Communication in mathematics teaching and learning:
pratices in primary education. Diakses 28 mei 2018 dalam forum online
http;//yess4.ktu.edu.tr/YermePappers/Ant_%20Guerreiro.pdf.
Hilgard, E.R. 1962. Introduction to Psychology. New York: Harcourt, Brace &
Wolrd, Inc.
Hudaniah. Tri Dayakisni. 2012. Psikologi Sosial. Malang: Universitas
Muhammadiah Malang (Forum Online Diakses 10 Mei 2018).
Kasmadi & Sunariah. 2013. Panduan Modern Penelitian Kuantitatif.
Bandung: ALFABETA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Marsigit. 2009. Matematika SMP Kelas VIII. Jakarta: Yudhistira.
Natawidjadja, Rochman. 1987. Pendekatan-Pendekatan Penyuluhan Kelompok.
Bandung: Diponegoro.
NCTM. 2000. Princip and Standarts For School mathematics. Dalam forum
online Http;//Www.Mathematicallycorrect.Com . Diakses 2 Mei 2018.
Nisa, Maria Picessa. 2012. Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika
Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement
Division (STAD) pada Materi Balok Kelas VIII B SMP Aloysius Turi.
Skripsi. Tidak diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Notoatmodjo, Soekidjo. 1993. Pengantar Pendidikan Dan Ilmu Prilaku
Kesehatan. Yogyakarta: Andi Offset.
Primasiwi, Yunika. 2012. Hubungan Antara Sikap Siswa terhadap Matematika
dengan Prestasi Belajar Matematika di Kalangan para Siswa Kelas X A
semester I SMA BOPKRI 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012.
Skripsi. Tidak diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Ramelan, Purnama. 2012. “Kemampuan Komunikasi Matematis Dengan
Pembelajaran Interaktif”. Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 1 No. 1
tahun 2012, Part 2 Hal 77-82.
Ruseffendi, E. 1997. Pendidikan Matematika 3. Jakarta: Depdikbud.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Sari, Dwi Eka, Akhmad Budi, Dan Olivia Putri. 2016. Hubungan Antara
Kemampuan Komunikasi Dengan Hasil Belajar Siswa Dalam
Pembelajaran Di Kelas X Sma Negri 3 Lubuk Linggau Tahun Ajaran
2015/2016. Lubuklinggau: STKIP-PGRI.
Siregar, Syofian. 2014 Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan Kombinasi (Mixed
Methods). Bandung: CV ALFABETA.
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan Kombinasi (Mixed
Methods). Bandung: CV ALFABETA.
Surya, Edi dan Rahayu. 2009. Peningkatan Kemampuan Representasi dan
Komunikasi Matematis Siswa SMP Ar-Rahman Percut Melalui
Pembelajaran kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division
(STAD). Tidak Di terbitkan. Medan Unimed Press.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Prenada Media Grup.
Susanto, Ahmad. 2015. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Prenada Media Grup.
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru.
Bandung : Pt Remaja Rosdakarya.
W.S.Winkel. 1987. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
LAMPIRAN 1
(SURAT PENELITIAN)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
LAMPIRAN 2
(LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
LEMBAR VALIDASI
ANGKET SIKAP SISWA TERHADAP MATEMATIKA
Satuan Pendidikan : SMP Pangudi Luhur Wedi
Kelas/Semester : VIII/1
Peneliti : Elisabet Resti Dianingsih
A. Petunjuk
Lembar validasi ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat Bapak/Ibu
mengenai beberapa aspek yang disajikan dalam Angket sikap siswa terhadap
matematika. Masukkan kritik dan saran Bapak/Ibu sangat bermanfaat untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas instrumen yang dikembangkan.
Adapaun petunjuk yang dapat membantu Bapak/Ibu dalam memberikan
penilaian lembar validasi angket ini yaitu :
1. Bapak/Ibu dimohon untuk memberikan penilaian dengan cara memberikan
tanda ceklis pada kolom nilai yang sesuai dengan penilaian Bapak/Ibu.
2. Jika Bapak/Ibu merasa perlu memberikan catatan khusus demi perbaikan
soal, mohon ditulis dalam kolom soal atau langsung pada naskah soal dan
sebagai bahan perbaikan instrumen dapat menuliskan pada lembar saran
yang disediakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
3. Makna skala penilaian adalah sebagai berikut:
(1) : Tidak baik (perlu diubah)
(2) : Kurang baik (kurang valid, dengan revisi, bahasa sulit
dipahami,pernyataan tidak sesuai dengan aspek)
(3) :Cukup baik (valid, dengan revisi, bahasa mudah dipahami,
pernyataan kurang sesuai dengan aspek)
(4) :Baik (valid, dengan revisi, bahasa mudah dipahami, pernyataan
sesuai dengan aspek)
B. Penilaian Instrumen Angket
No Aspek yang Dinilai
Skala Penilaian
1 2 3 4 5
A Format
1. Kelengkapan identitas angket
2. Rumusan petunjuk pengisian angket
3. Kesesuaian jenis dan ukuran huruf
B Bahasa
1. Penggunaan bahasa indonesia yang
baik dan benar
2. Struktur kalimat yang sederhana
3. Penggunaan kalimat yang tidak multi
tafsir
C Isi
1. Kesesuaian rumusan indikator angket
terhadap tujuan penelitian
2. Kesesuaian pernyataan angket
terhadap indikator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
LEMBAR VALIDASI
INSTRUMEN SOAL TES KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA
Satuan Pendidikan : SMP Pangudi Luhur Wedi
Kelas/Semester : VIII/1
Bidang Studi : Matematika
Materi : Faktorisasi Suku Aljabar
Peneliti : Elisabet Resti Dianingsih
A. Petunjuk Pengisian :
1. Berdasarkan pendapat Bapak/Ibu berilah penilaian V (valid), CV (cukup
valid), KV (kurang valid), TV (Tidak valid), dengan memberikan tanda
centang (√ ) pada kolom VALIDITAS ISI yang telah disediakan.
2. Berdasarkan pendapat Bapak/Ibu berilah penilaian SDP (sangat dapat
Dipahami), KDP(kurang dapat dipahami), TDP(tidak dapat
dipahami), dengan memberikan tanda centang (√ ) pada kolom BAHASA
DAN PENULISAN SOAL yang telah disediakan.
3. Jika menurut Bapak/Ibu terdapat kekurangan pada soal tes kemampuan
komunikasi matematika yang telah disusun, Bapak/Ibu dimohon untuk
menuliskan saran/masukan pada lembar saran yang disediakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
4. Berikut ini akan diberikan beberapa hal yang menjadi pedoman dalam
mengisi tabel validasi, yaitu:
a. Validasi isi
1) Apakah soal sudah sesuai dengan indikator pembelajaran yang
ingin dicapai?
2) Apakah soal yang dirumuskan secara singkat dan jelas?
3) Apakah petunjuk pengerjaan soal dituliskan secara jelas?
b. Bahasa dan Penulisan Soal
1) Apakah soal menggunakan bahasa indonesia yang baku sesuai
kaidah?
2) Apakah soal menggunkan bahasa yang komunikatif dan mudah
dipahami dan tidak menimbulkan penafsiran ganda?
B. Penilaian
No
Validitas isi
Bahasa dan Penulisan
soal
V CV KV TV SDP KDP TDP
1
2
3
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
LAMPIRAN 3
(INSTRUMEN ANGKET)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
ANGKET SIKAP SISWA TERHADAP MATEMATIKA
A. Petunjuk Pengisian
1. Isilah identitas kalian secara lengkap.
2. Baca dan pahamilah pertanyaan-pertanyaan yang tersedia pada angket ini
sesuai dengan apa yang kalian rasakan dengan memberikan tanda centang
( ) pada kolom-kolom yang sudah disediakan yaitu STS, TS, S, dan SS
dengan keterangan :
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
3. Pertanyaan yang akan disediakan berjumlah 30 soal dan diharapkan kalian
menjawab semua pertanyaan yang disediakan, jangan sampai ada
pertanyaan yang terlewati maupun tidak dijawab.
4. Kerahasiaan terhadap jawaban yang kalian isikan akan terjamin
kerahasiaannya.
5. Hasil dari angket ini tidak akan berpengaruh pada nilai ulangan maupun
nilai harian.
6. Sebelum mengumpulkan angket ini, periksalah kembali jawaban-jawaban
yang kalian isikan.
B. Pengisian Kuesioner
No PERNYATAAN SS S TS STS
1 Matematika merupakan salah satu
pelajaran yang saya suka
2
Mengulas pemahaman matematika
bersama teman di luar kelas merupakan
kegiatan yang mengasyikan
Nama
No. Absen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
NO PERNYATAAN SS S TS STS
3 Saya merasa dengan mempelajari
matematika saya bisa dengan mudah
memecahkan masalah sehari-hari
4 Matematika adalah pelajaran yang sulit
dipahami
5 Saya akan merasa gugup saat guru
matematika bertanya kepada saya
6 Matematika tidak bisa membantu saya
dalam memecahkan masalah sehari-hari
7 Menurut saya selama pembelajaran
matematika di sekolah, siswa harus aktif
dan berkonsentrasi belajar
8 Saya suka matematika karena selalu
merasa tertantang saat menyelesaikan soal
9 Dengan mempelajari matematika saya
terbantu untuk mempelajari matapelajaran
lainnya
10 Saya akan belajar matematika jika
mendapatkan tugas (PR) saja
11 Menurut saya soal matematika itu sulit
untuk diselesaikan
12 Saya merasa bahwa matematika
merupakan pelajaran yang membuat saya
takut
13 saya tidak percaya diri ketika berdiskusi
dalam kelompok matematika dikelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
NO PERNYATAAN SS S TS STS
14 Saya kurang berpartisipasi dalam pelajaran
matematika karena pelajaran matematika
membuat jenuh
15 Ketika pelajaran matematika berlangsung
saya merasa tegang atau cemas tidak bisa
mengikuti
16 Saya menganggap bahwa soal-soal latihan
matematika yang diberikan oleh guru
sebagai sesuatu yang menantang untuk
diselesaikan
17 Saya merasa rugi jika tidak mengikuti
pembelajaran matematika meskipun itu
hanya sekali
18 Saya akan langsung maju untuk
mengerjakan soal di papan tulis begitu
guru memberikan kesempatan
19 Saya merasa waktu akan berjalan cepat
ketika belajar matematika
20 Ketika merasa sulit dengan soal
matematika saya akan menanyakannya
kepada guru atau teman saya
21 Saya merasa senang jika teman saya
mengajak saya membahas soal matematika
bersama
22 Saya akan menyediakan waktu untuk
belajar matematika di rumah
23 Soal matematika merupakan soal yang
asik dan menantang untuk diselesaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
NO PERNYATAAN SS S TS STS
24 Saya akan menyelesaikan PR matematika
dihari itu juga setelah diberikan oleh guru
25 Saya menganggap bahwa matematika
adalah pelajaran yang rumit
26 Saya sering merasa bosan jika belajar
matematika
27 Saya selalu merasa cemas saat
diperintahkan untuk menyelesaikan soal
matematika di depan kelas
28 Ketika kesulitan mengerjakan soal
matematika saya akan pasrah dan malas
untuk menyelesaikannya
29 Nilai matematika saya selalu buruk
meskipun saya belajar matematika
30 Saya enggan jika diajak untuk membahas
soal matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
LAMPIRAN 4
( INSTRUMEN KEMAMPUAN
KOMUNIKASI MATEMATIKA )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Petunjuk Pengerjaan:
1. Tulislah identitas pada kolom yang telah disediakan
2. Periksalah dan bacalah soal-soal dengan teliti sebelum
menjawab
3. Kerjakan pada Lembar Jawab Siswa yang telah disediakan
4. Bekerjalah secara mandiri dan jujur
5. Waktu pengerjaan 100 menit
Kerjakan soal-soal berikut ini dengan benar dan teliti!
1. Sederhanakanlah bentuk aljabar dibawah ini dan tulisakan sifat-sifat dalam
operasi aljabar yang digunakan! (skor: 30 poin)
a.
b.
c.
Nama
No. Absen
SOAL TES KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA
(dengan Materi Pembelajaran Faktorisasi Bentuk Aljabar)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
2. Diketahui segitiga siku-siku dengan panjang sisi siku-sikunya adalah
dan . Sedangkan panjang sisi miringnya .
Tentukan: (skor: 20 poin)
a. Gambar ilustrasi untuk permasalahan tersebut beserta
keterangannya
b. Berapakah luas segitiga siku-siku tersebut?
Petunjuk: Teorema pythagoras untuk yaitu
AC adalah panjang sisi miring segitiga siku-siku
3. Luas persegi panjang ABCD sama dengan Luas persegi PQRS. Jika
persegi panjang memiliki panjang dan lebar ,
sedangkan panjang sisi persegi , maka tentukan: (skor: 20 poin)
a. Gambarlah ilustrasi mengenai persoalan tersebut!
b. Berapa panjang persegi panjang ABCD?
4. Sebuah taman berbentuk segitiga siku-siku. Salah satu sisi siku-siku
panjangnya 5 m kurangnya dari sisi siku-siku yang lain. jika luas segitiga
itu 75 m2. Tentukan : (Skor: 20 poin)
a. Gambarlah ilustrasi mengenai persoalan tersebut!
b. Berapakah panjang masing-masing sisi siku-siku taman
tersebut?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
KUNCI JAWABAN DAN KRITERIA PEMBERIAN SKOR KOMUNIKASI MATEMATIKA
No Jawaban Aspek
Komunikasi
Matematika
Keterangan Skor Skor
Total
1 a. (aturan perkalian bertanda)
(sifat komutatif)
(sifat distributif)
(aturan perkalian bertanda)
=
(Sifat-sifat yang digunakan dapat dijelaskan siswa
sesuai dengan langkah-langkah yang di pilihnya dalam
menyelesaikan soal berpedoman pada sifat-sifat yang
digunakan dalam operasi hitung bentuk aljabar)
Aspek I Jawaban benar dengan langkah
penyelesaian yang jelas dan
lengkap serta menuliskan sifat-sifat
operasi hitung bentuk aljabar
10
30
Jawaban benar dengan langkah
penyelesaian yang jelas dan
lengkap tetapi tidak menuliskan
sifat-sifat operasi hitung bentuk
aljabar
7
Langkah penyelesaian yang jelas
dan lengkap serta menuliskan sifat-
sifat operasi hitung bentuk aljabar
tetapi jawaban salah
5
Langkah penyelesaian tidak
lengkap, jawaban salah dan tidak
menuliskan sifat-sifat operasi
hitung bentuk aljabar
2
Tidak menuliskan langkah-langkah
pengerjaan
Tidak mengerjakan penyelesaian
0
Skor Maksimal 10
b.
(sifat distributif)
(aturan perkalian
Aspek I Jawaban benar dengan langkah
penyelesaian yang jelas dan
lengkap serta menuliskan sifat-sifat
operasi hitung bentuk aljabar
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
bertanda)
(sifat komutatif)
(sifat distributif)
(aturan perkalian
bertanda)
(Sifat-sifat yang digunakan dapat dijelaskan siswa
sesuai dengan langkah-langkah yang di pilihnya dalam
menyelesaikan soal berpedoman pada sifat-sifat yang
digunakan dalam operasi hitung bentuk aljabar)
Jawaban benar dengan langkah
penyelesaian yang jelas dan
lengkap tetapi tidak menuliskan
sifat-sifat operasi hitung bentuk
aljabar
7
Langkah penyelesaian yang jelas
dan lengkap serta menuliskan sifat-
sifat operasi hitung bentuk aljabar
tetapi jawaban salah
5
Langkah penyelesaian tidak
lengkap, jawaban salah dan tidak
menuliskan sifat-sifat operasi
hitung bentuk aljabar
2
Tidak menuliskan langkah-langkah
pengerjaan
Tidak mengerjakan penyelesaian
0
Skor Maksimal 10
c. Sederhanakan
Penyelesaian:
Aspek I Jawaban benar dengan langkah
penyelesaian yang jelas dan
lengkap serta menuliskan sifat-sifat
operasi hitung bentuk aljabar
10
Jawaban benar dengan langkah
penyelesaian yang jelas dan
lengkap tetapi tidak menuliskan
sifat-sifat operasi hitung bentuk
aljabar
7
Langkah penyelesaian yang jelas
dan lengkap serta menuliskan sifat-
sifat operasi hitung bentuk aljabar
tetapi jawaban salah
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
B
C
A
𝑥
𝑐𝑚
16 cm
(Sifat-sifat yang digunakan dapat dijelaskan siswa
sesuai dengan langkah-langkah yang di pilihnya
dalam menyelesaikan soal berpedoman pada sifat-
sifat yang digunakan dalam operasi hitung bentuk
aljabar)
Langkah penyelesaian tidak
lengkap, jawaban salah dan tidak
menuliskan sifat-sifat operasi
hitung bentuk aljabar
2
Tidak menuliskan langkah-langkah
pengerjaan
Tidak mengerjakan penyelesaian
0
Skor Maksimal 10
2 Diketahui :
Panjang siku sikunya (x+7)cm dan 16 cm
Panjang sisi miring (x+15) cm
Ditanyakan:
a. Gambar ilustrasi persoalan
b. Luas segitiga siku-siku
Aspek II Menuliskan dengan benar dan
lengkap
1
20
Tidak menuliskan atau menuliskan
salah atau menuliskan tidak benar
0
Skor Maksimal 1
a. Gambar ilustrasi persoalan
Aspek III Menggambarkan ilustrasi persoalan
dengan benar dan menuliskan
keterangan pada ilustrasi tersebut
dengan tepat
10
Menggambarkan ilustrasi persoalan
tetapi tidak memberika keterangan
ilustrasi dengan tepat
5
Tidak menggambarkan ilustrasi
persoalan
0
Skor Maksimal 10
b. Luas segitiga siku-siku
Menurut teorema pythagoras untuk berlaku
Aspek II Mengubah persoalan kebentuk
matematika
Menyelesaikannya dengan
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Luas
langkah-langkah yang jelas dan
benar
Menuliskan kesimpulan jawaban
Mengubah persoalan kebentuk
matematika
Menyelesaikannya dengan
langkah-langkah yang jelas
Tidak menuliskan kesimpulan
jawaban
6
Mengubah persoalan kebentuk
matematika
Tidak menyelesaikannya dengan
langkah-langkah yang jelas dan
benar
3
Mengubah persoalan kebentuk
matematika
1
Tidak mengerjakan soal 0
Skor Maksimal 8
Jadi, luas segitiga siku-siku itu adalah 96 Menuliskan kesimpulan 1
Tidak menuliskan kesimpulan 0
Skor maksimal 1
3 Diketahui:
Luas ABCD = Luas PQRS
Panjang persegi panjang ABCD
Lebar persegi panjang ABCD
Panjang sisi Persegi PQRS
Ditanyankan:
a. Gambar ilustrasi persoalan
Aspek II Menuliskan dengan benar dan
lengkap
1
20 Tidak menuliskan atau menuliskan
salah atau menuliskan tidak benar
0
Skor Maksimal 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
𝑥 𝑐𝑚
𝑥
𝑐𝑚
𝑥 cm
b. Panjang persegi panjang ABCD
a. Ilustrasi persoalan
Aspek III Menggambarkan ilustrasi persoalan
dengan benar dan menuliskan
keterangan pada ilustrasi tersebut
dengan tepat
10
Menggambarkan ilustrasi persoalan
tetapi tidak memberika keterangan
ilustrasi dengan tepat
5
Tidak menggambarkan ilustrasi
persoalan
0
Skor Maksimal 10
b. Mencarri Panjang Persegi Panjang ABCD
Luas ABCD Luas PQRS
Aspek II Mengubah persoalan kebentuk
matematika
Menyelesaikannya dengan
langkah-langkah yang jelas dan
benar
Menuliskan kesimpulan jawaban
8
Mengubah persoalan kebentuk
matematika
Menyelesaikannya dengan
langkah-langkah yang jelas
Tidak menuliskan kesimpulan
jawaban
6
Mengubah persoalan kebentuk
matematika
3
A B
D C
P Q
R S
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
B
C
A
𝑥 m
𝑥 m
Tidak menyelesaikannya dengan
langkah-langkah yang jelas dan
benar
Mengubah persoalan kebentuk
matematika
1
Tidak mengerjakan soal 0
Skor Maksimal 8
Jadi, panjang persegi panjang ABCD
Menuliskan kesimpulan 1
Tidak menuliskan kesimpulan 0
Skor Maksimal 1
4 Diketahui :
Panjang sisi siku-siku segitiga
Luas segitiga 75
Ditanyakan: a. Gambar ilustrasi persoalan
b. Panjang sisi siku-siku taman
Aspek II Menuliskan dengan benar dan
lengkap
1
20
Tidak menuliskan atau menuliskan
salah atau menuliskan tidak benar
0
Skor Maksimal 1
a. Gambar ilustrasi persoalan
Aspek III Menggambarkan ilustrasi persoalan
dengan benar dan menuliskan
keterangan pada ilustrasi tersebut
dengan tepat
10
Menggambarkan ilustrasi persoalan
tetapi tidak memberika keterangan
ilustrasi dengan tepat
5
Tidak menggambarkan ilustrasi
persoalan
0
Skor Maksimal 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
b. Panjang sisi siku-siku taman
( )
Aspek II Mengubah persoalan kebentuk
matematika
Menyelesaikannya dengan
langkah-langkah yang jelas dan
benar
Menuliskan kesimpulan jawaban
8
Mengubah persoalan kebentuk
matematika
Menyelesaikannya dengan
langkah-langkah yang jelas
Tidak menuliskan kesimpulan
jawaban
6
Mengubah persoalan kebentuk
matematika
Tidak menyelesaikannya dengan
langkah-langkah yang jelas dan
benar
3
Mengubah persoalan kebentuk
matematika
1
Tidak mengerjakan soal 0
Skor Maksimal 1
Jadi,panjang salah satu sisi siku-siku taman tersebut
adalah 30 m, dan panjang sisi siku-siku lainnya
adalah ( m
Menuliskan kesimpulan 1
Tidak menuliskan kesimpulan 0
Skor Maksimal 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
LAMPIRAN 5
(DATA UJI VALIDITAS DAN
REALIBILITAS INSTRUMEN
ANGKET SIKAP)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
DATA HASIL UJI VALIDITAS INSTRUMEN ANGKET SIKAP SISWA TERHADAP MATEMATIKA DI KELAS VIII C
SMP PANGUDI LUHUR WEDI TAHUN AJARAN 2018/2019 MENGGUNAKAN MS. EXCEL
NO 1 NO 2 NO 3 NO 4 NO 5 NO 6 NO 7 NO 8 NO 9 N0 10 N0 11 N0 12 NO13 NO 14 NO 15
4 3 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 3 4
2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3
2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3
2 3 3 3 3 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3
3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 1 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3
2 4 2 2 1 3 3 4 4 1 2 4 4 2 3
4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 2 3 4
2 3 3 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 3 3
3 4 3 1 2 3 4 2 3 2 2 3 3 2 3
3 4 2 2 3 2 3 3 2 2 1 3 3 3 3
3 4 2 3 2 3 4 2 3 2 2 3 2 3 3
2 1 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2
3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3
3 4 3 3 3 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4
3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3
0,728 0,504 0,443 0,694 0,645 0,791 0,412 0,610 0,145 0,510 0,839 0,757 0,584 0,561 0,717
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
NO 16 NO 17 NO 18 NO 19 NO 20 NO 21 NO 22 NO 23 NO 24 NO 25 NO 26 NO 27 NO 28 NO 29 NO 30
4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 3 4 2 3
1 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2
3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3
4 4 2 3 3 3 2 4 2 3 3 3 2 3 3
3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3
1 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3
4 4 2 3 3 4 3 4 4 3 2 2 2 2 4
3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3
2 2 4 2 4 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3
3 4 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3
3 3 3 3 4 4 3 3 2 2 2 2 3 4 3
3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4
2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 1 2 3
2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3
3 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4
4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 2 4
1 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3
3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
0,599 0,636 0,460 0,662 0,549 0,576 0,103 0,573 0,442 0,763 0,662 0,638 0,636 0,178 0,511
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
LAMPIRAN 6
(DATA UJI VALIDITAS DAN
REALIBILITAS INSTRUMEN TES
KEMAMPUAN KOMUNIKASI
MATEMATIKA)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
DATA HASIL UJI VALIDITAS INSTRUMEN ANGKET SIKAP SISWA
TERHADAP MATEMATIKA DI KELAS VIII C SMP PANGUDI LUHUR
WEDI TAHUN AJARAN 2018/2019
SOAL NO 1 SOAL NO 2 SOAL NO 3 SOAL NO 4
10 18 0 5
16 10 20 18
17 13 10 0
8 11 18 10
24 12 12 10
5 11 17 5
5 10 10 0
16 13 20 18
12 13 12 10
7 11 10 9
5 0 10 2
17 12 20 10
7 0 20 0
9 14 12 5
18 10 20 15
7 15 10 11
18 0 20 10
13 10 17 0
14 11 17 10
0,765085 0,333023 0,545873 0,852628
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
LAMPIRAN 7
(HASIL UJI NORMALITAS SPSS)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Hasil Uji Normalitas
Berikut ini adalah screenshoot Spss versi 20.0 untuk hasil uji normalitas sikap
siswa terhadap matematika dan kemampuan komunikasi matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
LAMPIRAN 8
(HASIL UJI HIPOTESIS SPSS)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
HASIL UJI HIPOTESIS
Berikut ini adalah screenshoot Spss versi 20.0 untuk hasil uji hipotesis penelitian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
LAMPIRAN 9
( DOKUMENTASI FOTO)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
DOKUMENTASI PENGAMBILAN DATA PENELITIAN KELAS VIII
SMP PANGUDI LUHUR WEDI TAHUN AJARAN 2018/2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI