PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGARANG DENGAN … › 24328 › 2 › 081134175_Full[1].pdfKemampuan...
Transcript of PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGARANG DENGAN … › 24328 › 2 › 081134175_Full[1].pdfKemampuan...
-
i
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGARANG
DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL
SISWA KELAS 5 SD PANGUDI LUHUR 3 YOGYAKARTA
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
oleh: Aris Budi Nugroho
NIM: 081134175
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iv
PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan untuk
Yesus Kristus
&
Orang-orang yang kusayangi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
v
MOTTO
HIDUP ITU INDAH JIKA KITA MELAKUKAN YANG TERBAIK UNTUK
DIRI KITA DAN ORANG LAIN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
viii
ABSTRAK
“PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGARANG DENGAN
MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SISWA KELAS 5 SD
PANGUDI LUHUR 3 YOGYAKARTA SEMESTER GANJIL TAHUN
PELAJARAN 2010/2011”.
Aris Budi Nugroho
Universitas Sanata Dharma 2011
Kemampuan mengarang siswa kelas 5 SD Pangudi Luhur dapat
dikatakan rendah. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata mengarang siswa kelas 5 SD Pangudi Luhur III Yogyakarta yang hanya mencapai 66,37, sementara KKM yang sudah ditentukan dalam kurikulum sekolah adalah 70.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah penerapan pendekatatan kontekstual dapat meningkatkan kemampuan mengarang siswa SD kelas 5. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas model Kemis dan Mc. Taggart yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas 5 SD Pangudi Luhur III Yogyakarta tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 39 orang. Waktu penelitian dilakukan pada semester satu tahun pelajaran 2010/2011. Kemampuan mengarang diukur dengan melakukan tes mengarang. Karangan siswa dinilai dengan rubrik yang telah dibuat oleh peneliti. Data dianalisis dengan membandingkan nilai-rata-rata mengarang dengan menggunakan t test dengan taraf kepercayaan 99%.
Hasil penelitian pada siklus I rata-rata nilai mengarang mencapai 68,74 dengan skor pada tiap komponen 73,33% untuk komponen kesesuaian judul, 64,74% untuk isi gagasan, 69,14% untuk organisasi isi, 73,14% untuk tata bahasa, dan 59,05% untuk ejaan dan tanda baca. Pada siklus kedua nilai rata-rata mengarang mencapai 72,74 dengan skor pada tiap komponen 84,76% untuk komponen Kesesuaian Judul, 69,05% untuk isi gagasan, 76,00% untuk organisasi isi, 74,86% untuk “Tata Bahasa”, dan 60,00% untuk ejaan dan tanda baca”. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata yang diperoleh siswa mengalami peningkatan disetiap siklus. Setelah melakukan uji beda mean, kemampuan mengarang dinyatakan meningkat signifikan pada taraf kepercayaan 99%.
Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kemampuan mengarang siswa kelas 5 SD Pangudi Luhur III Yogyakarta tahun pelajaran 2010/2011.
Kata kunci : Kemampuan mengarang, pendekatan kontekstual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ix
ABSTRACT
"IMPROVING WRITING ABILITY USING CONTEXTUAL LEARNING AT
FIFTH GRADE PANGUDI LUHUR ELEMENTARI SCHOOL IN ACADEMIC YEAR 2010/2011".
Aris Budi Nugroho
Sanata Dharma University 2011
Students' writing ability Pangudi Luhur 5 th grade is low. This is indicated by the average value of 5 th grade of Pangudi Luhur III Yogyakarta which was only 66.37, while the KKM is already specified in the school curriculum is 70. This study aims to examine whether the application of contextual learning
can improve students' writing ability first grade 5. In this study, researchers used classroom action research model Kemis and McTaggart conducted in two cycles. The subject of this classroom action research is a 5 th grade students Pangudi Luhur III Yogyakarta school year 2010/2011, amounting to 39 people. Time study conducted in semester one academic year 2010/2011. Writing ability is measured by writing tests. Authorship students are assessed with a rubric that has been made by researchers. Data were analyzed by comparing the average value-authored by using t test with 99% confidence level.
The results on the first cycle the average value reached 68.74 obtained by a score of 73.33% on Conformity Title, 64.74% for Content Ideas, 69.14% for the "Content Organization", 73.14% to "Grammar", and 59.05% for "Spelling and Punctuation." In the second cycle of the average value reached 72.74 obtained by a score of 84.76% for Conformity Title, 69.05% for Content Ideas, 76.00% for the "Content Organization", 74.86% for " Grammar ", and 60.00% for" Spelling and Punctuation ". From the results of this study concluded the average score obtained by students has increased in each cycle. After t test, writing ability increased significantly at 99% confidence level. Based on these data it can be concluded that the contextual approach can enhance students' writing ability Pangudi Luhur 5 th grade III Yogyakarta school year 2010/2011. Keywords: writing ability, contextual learning
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur yang tak terhingga kami panjatkan kepada Tuhan yang
Maha Esa atas kesempatan, karunia, dan pengalaman yang dilimpahkan yang
boleh peneliti alami khususnya dalam penyusunan skripsi dari awal hingga akhir.
Limpahan karunia yang tak henti-hentinya penulis syukuri ini tak lepas dari
bantuan beberapa pihak baik dalam materi, dukungan masukan dan doa. Oleh
karena itu penulis dengan tulus menghaturkan terima kasih kepada :
1. Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku Kaprodi PGSD USD yang telah memberikan
masukan, saran, pandangan dan dukungan sejak awal sampai skripsi ini
terselesaikan.
2. Dr. Yuliana Setiyaningsih dan Drs. Y.B. Adimasana, M.A., selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan dukungan dan semangat serta bimbingan
dengan baik dari awal sampai akhir penulisan skripsi ini.
3. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang
telah membekali penulis dengan berbagai macam ilmu pengetahuan dan selalu
terbuka untuk menyelesaikan kesulitan yang dihadapi penulis.
4. Panitia penguji Ujian Sarjana Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti ujian
sarjana dan mempertahankan skripsi ini.
5. Br. Bonifasius Kasmo Raharjo S.Pd., FIC. selaku koordinator Sekolah PG-
TK-SD Pangudi Luhur Yogyakarta yang telah bersedia memberikan fasilitas
yang mendukung terselesaikannya skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................................ iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................................................ v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................................. vii
ABSTRAK ................................................................................................................ viii
ABSTRACT ................................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................................ xii
DAFTAR BAGAN DAN DIAGRAM .................................................................................. xv
DAFTAR TABEL ................................................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Batasan Masalah ........................................................................................ 4
C. Rumusan Masalah ...................................................................................... 4
D. Batasan Pengertian ..................................................................................... 4
E. Pemecahan Masalah ................................................................................... 5
F. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiii
G. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................................ 7
A. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 7
B. Kemampuan Mengarang ............................................................................ 8
1. Mengarang ............................................................................................ 8
2. Kemampuan Mengarang ..................................................................... 14
C. Pendekatan Kontekstual ............................................................................ 15
1. Pendekatan Mengajar ............................................................................ 15
2. Kontekstual ........................................................................................... 15
3. Pendekatan Kontekstual ...................................................................... 16
a. Pengertian pendekatan kontekstual .............................................. 16
b. Komponen pendekatan kontekstual .............................................. 17
c. Kekuatan pendekatan kontekstual ................................................ 18
D. Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran mengarang ...................... 19
E. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 21
F. Hipotesis Tindakan .................................................................................... 23
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................ 24
A. Setting Penelitian ....................................................................................... 24
B. Jenis Penelitian ........................................................................................... 24
C. Rancangan Penelitian ................................................................................. 28
D. Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian .......................................... 36
1. Jenis Data .............................................................................................. 37
2. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 37
3. Instrumen Penelitian ............................................................................ 38
E. Teknik Analisis Data ................................................................................. 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................................. 46
A. Deskripsi Penelitian ................................................................................... 46
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ............................................................. 57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiv
BAB V PENUTUP ........................................................................................................ 64
A. Kesimpulan ................................................................................................. 64
B. Saran ........................................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 66
LAMPIRAN ................................................................................................................ 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xv
DAFTAR BAGAN DAN GRAFIK
Bagan 3.1 Model PTK ........................................................................................................ 27
Bagan 3.2 Rencana tindakan siklus I ................................................................................ 31
Bagan 3.3 Rencana tindakan siklus I ................................................................................ 35
Grafik 4.1 Pencapaian skor setiap komponen siklus I ...................................................... 58
Grafik 4.2 Peningkatan nilai rata-rata pada siklus I .......................................................... 59
Grafik 4.3 Pencapaian skor setiap komponen siklus I dan siklus II ................................. 61
Grafik 4.4 Peningkatan nilai rata-rata siklus I dan siklus II ............................................ 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Panduan penyekoran komponen karangan ....................................................... 39
Tabel 3.2 Deskriptor penyekoran komponen “Judul Karangan” ...................................... 39
Tabel 3.3 Deskriptor penyekoran komponen “Isi Gagasan” ........................................... 40
Tabel 3.4 Deskriptor penyekoran komponen “Organisasi Isi” ........................................ 41
Tabel 3.5 Deskriptor penyekoran komponen “Tata Bahasa” .......................................... 41
Tabel 3.6 Deskriptor penyekoran komponen “Ejaan dan Tanda Baca” ......................... 42
Tabel 3.7 Target pecapaian setiap siklus .......................................................................... 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Daftar pertanyaan wawancara ................................................................................................ 68
Kuesioner pemilihan topik ..................................................................................................... 71
Silabus ................................................................................................................ 72
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...................................................................................... 74
Lembar Kegiatan Siswa ......................................................................................................... 91
Nilai mengarang ................................................................................................................ 111
Dokumentasi kegiatan ........................................................................................................ 119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan dari pendidikan di sekolah pada dasarnya bertujuan untuk
mengembangkan aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek motorik siswa.
Dalam mata pelajaran bahasa Indonesia, pengembangan aspek-aspek tersebut
dapat dilakukan dengan memperkenalkan dan melatih siswa untuk menulis
berbagai jenis karangan dengan berbagai topik. Jenis-jenis karangan yang
dapat diperkenalkan pada siswa adalah karangan deskriptif, naratif,
argumentatif, ekposisi dan persuasif.
Setiap karangan selalu memiliki pokok pikiran yang dibahas dalam
karangan tersebut. Pokok pikiran dalam karangan yang menjadi bahasan
utama dinamakan topik. Topik yang bisa diangkat sebagai bahan untuk
mengarang di Sekolah Dasar (SD) adalah diri sendiri, keluarga, lingkungan,
maupun hal-hal lain yang dekat dengan siswa.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar, kegiatan
mengarang diterapkan pada siswa SD sejak kelas 2 semester genap. Dengan
demikian, bagi siswa SD kelas 5 semester ganjil, seharusnya kegiatan
mengarang sudahlah menjadi bagian dari kompetensi kemampuan berbahasa
yang telah cukup siswa kuasai. Siswa kelas 5 SD semester ganjil seharusnya
telah mengetahui karakteristik karangan yang dapat dikatakan baik menurut
sudut pandang tingkatannya. Menurut Rofi’udin dan Zuhdi (2002:91-92),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
2
yang perlu diperhatikan dalam penilaian mengarang adalah judul, gagasan,
organisasi gagasan, struktur tata bahasa, serta ejaan dan tanda baca. Jadi
karakteristik karangan siswa kelas 5 SD yang dapat dikatakan baik mencakup
adanya kesesuaian judul dengan isi, isi gagasan yang dikemukakan dapat
dimengerti pembaca, organisasi isi karangan baik, tata bahasa yang digunakan
baku, ejaan dan tanda bacanya benar.
Kegiatan mengarang bagi siswa SD merupakan kemampuan berbahasa
yang sangat penting. Kegiatan mengarang dapat melatih mengembangkan
berbagai aspek yang ada dalam diri siswa, baik aspek kognitif, afektif,
maupun psikomotorik siswa. Pentingnya kemampuan mengarang bagi siswa
SD dapat dilihat pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
telah memasukan kegiatan mengarang sejak siswa berada di kelas 2 sampai
kelas 6 SD.
Kemampuan mengarang merupakan kemampuan yang harus dikuasai
siswa SD, namun setelah melihat nilai mengarang di kelas 5 SD Pangudi
Luhur 3 Yogyakarta didapati bahwa kemampuan mengarang siswa kelas 5 SD
Pangudi Luhur 3 Yogyakarka belum mencapai standar yang ditentukan. Kelas
5 tersebut memiliki nilai rata-rata kelas 66,37 dan hanya 51,2% siswa yang
memiliki nilai mengarang mencapai Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini
cukup memprihatinkan kerena seharusnya nilai rata-rata mengarang dapat
mencapai KKM, yaitu 70,00.
Permasalahan yang terjadi di atas timbul karena dalam mengajarkan
menulis karangan, pendekatan mengajar yang digunakan guru kurang sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
3
dengan topik dan kondisi siswa. Dalam mengajarkan mengarang guru hanya
menggunakan metode ceramah. Selain itu guru seringkali menentukan topik
yang tidak sesuai dengan kehidupan siswa sehingga siswa menulis karangan
mengenai sesuatu yang tidak menarik bagi dirinya. Sebenarnya dalam
mengajarkan siswa menulis sebuah karangan, guru sebaiknya menggunakan
pendekatan yang sesuai dengan keadaan siswa. Dengan menggunakan
pendekatan yang tepat, maka minat siswa akan lebih besar untuk membuat
karangan dengan lebih baik.
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kemampuan mengarang siswa SD Pangudi Luhur 3 Yogyakarta adalah dengan
menggunakan pendekatan kontekstual. Peneliti menggunakan pendekatan
kontekstual dalam usaha meningkatkan kemampuan mengarang siswa.
Peneliti menganggap dengan pendekatan ini kegiatan pembelajaran akan
selalu sesuai dengan konteks kehidupan siswa sehingga gagasan-gagasan yang
bisa dituangkan siswa dalam karangannya akan lebih banyak dan terorganisir
karena apa yang akan siswa tulis merupakan hal yang sering ia temui. Dengan
menggunakan pendekatan kontekstual maka diharapkan dapat meningkatkan
nilai siswa dalam menulis karangan, sehingga pada akhirnya nilai rata-rata
mengarang siswa kelas 5 SD Pangudi Luhur 3 Yogyakarta dapat mencapai
KKM, atau dengan kata lain nilai rata-rata mengarang siswa dapat mencapai
7,00.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
4
B. Batasan Masalah
Peneliti menyadari bahwa tidak mungkin mengatasi masalah yang ada
dalam waktu singkat dengan memperhatikan semua kemungkinan
penyebabnya, sehingga masalah penelitian ini dibatasi hanya pada kompetensi
dasar "menulis karangan berdasarkan pengalaman siswa" di mana
penyelesaian masalahnya dibatasi pula hanya dengan pendekatan kontekstual
secara umum saja.
C. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini terdapat dua permasalahan yang ingin peneliti ketahui
jawabannya, yaitu:
D. Apakah pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kemampuan
mengarang siswa kelas 5 SD Pangudi Luhur 3 Yogyakarta Semester Ganjil
Tahun Pelajaran 2010/2011.
E. Sejauh mana pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kemampuan
mengarang siswa kelas 5 SD Pangudi Luhur 3 Yogyakarta Semester Ganjil
Tahun Pelajaran 2010/2011.
F. Batasan Pengertian
Dalam bahasa tulis seringkali terdapat perbedaan tafsiran mengenai istilah-
istilah yang digunakan. Agar tidak menimbulkan pertanyaan dan tidak
menimbulkan salah tafsir, istilah-istilah penting yang digunakan dalam
penelitian ini diberi pengertian sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
5
1. “Mengarang” adalah kegiatan menuangkan ide-ide yang ada dalam pikiran
yang diperoleh melalui pengalaman, proses belajar, maupun melalui
pengamatan ke dalam bahasa tulis yang memiliki organisasi dan struktur
bahasa tertentu.
2. “Kemampuan” adalah taraf sampai di mana seseorang (siswa) dapat
menguasai kompetensi tertentu yang dapat diamati dan dinilai.
3. “Pendekatan kontekstual” adalah sebuah pendekatan mengajar di mana
kegiatan pembelajaran dikaitkan dengan konteks kehidupan siswa sehari-
hari (Johnson 2007:64).
G. Pemecahan Masalah
Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang masalah dan terkandung
dalam rumusan masalah, masalah rendahnya kemampuan mengarang siswa
SD Pangudi Luhur 3 Yogyakarta akan diatasi dengan menggunakan
pendekatan kontekstual. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa
pendekatan yang digunakan dalam mengajar adalah pendekatan kontekstual di
mana kegiatan pembelajaran dikaitkan dengan konteks kehidupan siswa
sehari-hari.
H. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai. Tujuan
tersebut antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
6
1. Untuk mengetahui apakah pendekatan kontekstual dapat meningkatkan
kemampuan mengarang siswa kelas 5 SD Pangudi Luhur 3 Yogyakarta.
2. Bila dapat, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kemampuan mengarang
siswa kelas 5 SD Pangudi Luhur 3 Yogyakarta
3. Meningkatkan profesionalisme guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran di kelas.
I. Manfaat Penelitian
Kegiatan penelitian ini memiliki manfaat baik bagi peneliti, bagi rekan-rekan
guru, maupun bagi sekolah. Manfaat yang dapat dipetik dari kegiatan
penelitian ini, antara lain:
1. Bagi peneliti sendiri menambah pengetahuan mengenai PTK khususnya
hal yang berkaitan dengan mengarang dan pendekatan kontekstual, serta
merupakan pengalaman berharga dalam usaha meningkatkan
profesinalisme guru.
2. Bagi rekan-rekan guru, dapat menjadi salah satu contoh pembelajaran
mengarang dengan menggunakan pendekatan kontekstual
3. Bagi sekolah, dapat menambah satu bacaan yang dapat dimanfaatkan
untuk teman-teman guru sebagai contoh Penelitian Tindakan Kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Peneliti menemukan penelitian yang hampir sejenis dengan
penelitian yang dilakukan peneliti sendiri. Penelitian yang hampir serupa
tersebut dilakukan oleh I Ketut Widiasa dengan judul “Peningkatan
Keterampilan Menulis Naratif Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
dengan Penerapan Pendekatan Kontekstual di Kelas X-6 SMA Negeri”.
Dalam penelitiannya Widiasa mencoba meningkatkan kemampuan menulis
naratif dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Widiasa menemukan
permasalahan kurangnya kemampuan menulis naratif siswa SMA Negeri,
Bertolak dari hal itu Widiasa sebagai peneliti menggunakan Pendekatan
kontekstual untuk meningkatkan keterampilan menulis naratif.
Menurut Widiasa, Pendekatan Kontekstual digunakan sebagai
upaya meningkatkan keterampilan menulis naratif karena dengan Pendekatan
Kontekstual siswa dapat membuat keterkaitan yang bermakna dalam
menuangkan gagasan pada tulisannya dengan kehidupan kesehariannya.
Dengan menggunakan Pendekatan Kontekstual Widiasa berhasil
meningkatkan keterampilan menulis Naratif siswa.
Sebelum dilakukan tindakan dengan menggunakan Pendekatan
Kontekstual nilai rata-rata dari 40 siswa adalah 65, sedangkan KKM menulis
naratif adalah 80. Setelah dilakukan tindakan siklus I, didapati bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
8
keterampilan menulis naratif siswa meningkat menjadi 74. Setelah dilakukan
tindakan siklus II keterampilan menulis naratif siswa semakin meningkat
dengan rata-rata 81.
Penelitian yang dijelaskan di atas memiliki sedikit perbedaan
dengan yang dilakukan peneliti. Penelitian yang dijelaskan di atas
menggunakan pendekatan kontekstual, namun yang menjadi subjek
penelitiannya adalah siswa SMA yang secara teori berada pada tahap
“Operasional Formal”. Peneliti sendiri melakukan penelitian untuk
meningkatkan kemampuan mengarang siswa dengan menggunakan
pendekatan kontekstuan dan yang menjadi subjek penelitiannya adalah siswa
kelas 5 SD yang berada pada tahap perkembangan “Operasional Konkret.
Dari hasil penelitan terdahulu tersebut peneliti berkeyakinan bahwa
pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kemampuan mengarang siswa
kelas 5 SD Pangudi Luhur 3 Yogyakarta. Kemampuan mengarang siswa
dapat meningkat karena dalam membuat karangan siswa diberi kesempatan
untuk menuangkan segala gagasannya yang ia dapat dari pengalaman sehari-
hari sehingga siswa akan lebih mudah dalam menuangkan gagasannya dalam
betuk tulisan sehingga pada akhirnya kemampuan menulis siswa dapat
meningkat.
B. Kemampuan Mengarang
1. Mengarang
a. Pengertian mengarang
Mengarang adalah kegiatan menuangkan ide-ide serta gagasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
9
secara teratur dan terorganisasi kedalam sebuah tulisan sehingga
pembaca dapat mengikuti dan memahami jalan pikiran seseorang
(Akhadiah dkk, 1989:143). Dalam mengarang, seseorang menuangkan
segala ide yang ada dalam pikirannya dan yang ingin disampaikan
kepada pembaca kedalam suatu bentuk bahasa tertulis yang terorganisir.
b. Unsur-unsur karangan
1) Topik
Menurut Akhadiah dkk (1989:9), “topik ialah pokok
pembicaraan dalam keseluruhan karangan yang akan digarap.” .
Menurut Alwi dkk (2003:435), topik merupakan proposisi yang
berwujud frasa atau kalimat yang menjadi inti pembicaraan. Jadi
pada intinya, topik adalah pokok pembicaraan dan pokok
pembicaraan yang akan digarap tersebut selalu dibahas dalam
karangan.
Jika seseorang akan membuat sebuah karangan, maka yang
pertama-tama harus ia miliki adalah topik karangan, karena karangan
tidak akan bisa dibuat dengan baik tanpa adanya pokok pembicaraan
yang akan dibahas dalam karangannya (Akhadiah dkk, 1989:105).
Topik karangan bisa saja ditentukan sendiri ataupun
ditentukan oleh pihak lain. Untuk tulisan atau karangan bebas, topik
dapat ditentukan sendiri oleh pengarang sesuai keinginannya.
Sedangkan dalam kegiatan pembelajaran yang bersifat formal bisa
saja topik yang akan digunakan sebagai acuan mengarang ditentukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
10
oleh pihak lain.
Topik yang biasa digunakan dalam pembelajaran di sekolah
dasar seharusnya merupakan topik yang kontekstual. Topik
kontekstual tersebut merupakan hal yang berkaitan ataupun dekat
dengan kehidupan penulis.
2) Judul karangan
Judul karangan merupakan nama atau semacam label yang
diberikan pada sebuah karangan. Judul merupakan hal yang berbeda
dengan topik. Jika topik merupakan hal yang dibahas dalam
keseluruhan karangan, maka judul hanya merupakan nama dari
sebuah karangan yang belum tentu benar-benar dibahas dalam
karangan (Akhadiah dkk, 1989:107).
Penjelasan di atas mengatakan bahwa judul bukan sesuatu
yang harus dinyatakan secara eksplisit dalam sebuah karangan. Judul
yang ada dalam karangan terkadang dapat menggunakan kata-kata
atau kalimat yang tidak ada hubungan dengan yang dibahas secara
denotatif, namun secara konotatif judul tetaplah berhubungan erat
dengan apa yang dibahas dalam karangan.
3) Paragraf
a) Pengertian paragraf
Paragraf merupakan karangan yang paling singkat atau
pendek. Sebuah paragraf dibangun oleh beberapa kalimat yang
saling berhubungan dan hanya membicarakan satu gagasan pokok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
11
saja (Akhadiah dkk, 1992:111).
Paragraf juga merupakan inti penuangan gagasan dalam
sebuah karangan. Dalam sebuah paragraf, gagasan-gagasan
gagasan yang dituliskan didukung oleh semua kalimat paragraf
tersebut, baik kalimat utama, kalimat topik, kalimat-kalimat
penjelas, hingga kalimat penutup (Akhadiah dkk, 1992:144).
b) Jenis-jenis paragraf
Akhadiah dkk (1989:146), membagi jenis paragraf
berdasarkan tujuannya. Berdasarkan tujuannya, paragraf dapat
dibedakan menjadi paragraf pembuka, penghubung, dan penutup.
Paragraf pembuka merupakan paragraf yang berperan
sebagai pengantar kepada permasalahan yang akan dibahas.
Setelah sedikit diulas pada paragraph pembuka, suatu
permasalahan akan dan diuraikan lebih lanjut pada paragraf
selanjutnya.
Paragraf penghubung adalah paragraf yang didalamnya
terdapat masalah pokok yang diuraikan dalam sebuah karangan.
Secara kuantitatif paragraf inilah yang penulisannya paling
panjang, dan antara paragraf satu dengan paragraf yang lain harus
berhubungan secara logis.
Paragraf penutup ialah paragraf yang mengakhiri sebuah
karangan. Dalam paragraph penutup biasannya berisi kesimpulan
dari paragraf penghubung atau berisi penegasan kembali menganai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
12
hal-hal yang dianggap penting.
c) Syarat paragraf yang baik
Dalam membuat sebuah karangan yang baik, maka penulis
perlu menuangkan gagasan-gagasannya ke dalam paragraf terlebih
dahulu. Ada tiga ketentuan yang menjadi dasar penulisan peragraf
yang baik (Akhadiah dkk, 1992:112). Syarat paragraf yang baik
tersebut antara lain harus memenuhi unsur kesatuan, kepaduan
(kohesi dan koherensi) dan kelengkapan.
Sebuah paragraf dikatakan memenuhi unsur kesatuan
apabila semua kalimat yang terkandung dalam paragraf yang
dimaksud berhubungan dengan gagasan pokok paragraf tersebut.
Jadi sebuah paragraf yang baik ialah paragraf yang hanya memiliki
satu gagasan pokok dan diperjelas oleh kalimat penjelas yang
berhubungan dengan gagasan pokok tersebut.
Unsur kepaduan dipenuhi oleh sebuah paragraf apabila
dalam paragraf yang dimaksud dibangun oleh kalimat-kalimat
yang memiliki kohesi dan koherensi. Menurut Alwi (2003:41)
kohesi merupakan keterkaitan antara kalimat atau proposisi yang
secara eksplisit diungkap dalam kalimat-kalimat yang digunakan,
sedangkan koherensi merupakan keterkaitan antara kalimat yang
secara implisit diungkap oleh kalimat-kalimat yang digunakan.
Dengan keterkaitan-keterkaitan kalimat antar paragraf tersebut
pembaca dapat dengan mudah memahami dan mengikuti jalan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
13
pikiran penulis tanpa adanya loncatan pikiran yang
membingungkan.
Syarat ketiga dari penulisan paragraf yang baik adalah
memenuhi unsur kelengkapan. Sebuah paragraf dikatakan lengkap
apabila kalimat-kalimat penjelas dalam paragraf yang dimaksud
cukup meunjang kejelasan kalimat topik dalam paragraf tersebut.
4) Kalimat
Kalimat merupakan sekelompok kata yang merupakan suatu
kesatuan yang mengutarakan suatu pikiran atau perasaan
(Poerwadarminta, 1989:473). Sedangkan menurut Alwi dkk
(2003:311), “Kalimat adalah satuan bahasa terkecil , dalam wujud
lisan atau tulisan, yang mengungkapakan pikiran yang utuh.” Suatu
pikiran atau perasaan dapat diungkapkan dengan sebuah kalimat.
Kalimat merupakan penyusun utama sebuah paragraf. Untuk
membentuk sebuah paragraf yang baik maka dalam paragraf tersebut
harus memiliki kalimat topik dan kalimat penjelas
Kalimat topik merupakan kalimat utama yang dibahas dan
dijelaskan dalam suatu paragraf. Dalam sebuah paragraf, kalimat topik
dijelaskan oleh beberapa kalimat penjelas yang mendukung kalimat
topik yang dimaksud.
Kalimat penjelas merupakan kalimat yang dipakai untuk
memperjelas maksud dari kalimat topik. Dalam sebuah paragraph
kalimat penjelas juga bisa dipakai sebagai kalimat penghubung untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
14
dibahas dalam paragraf berikutnya.
Ellis (2003:38), menyatakan “ A clear sentence starts with a
clear idea of what you want to say”. Pernyataaan tersebut dapat
diartikan bahwa sebuah kalimat yang baik dapat dimulai dengan
sebuah ide yang baik pula mengenai apa yang akan disampaikan. Jadi
dalam membuat kalimat yang baik pada sebuah paragraf atau wacana
diperlukan ide-ide yang baik pula untuk menunjang terbentuknya
paragraf yang baik.
5) Kata
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:451), kata
merupakan satuan bahasa terkecil, sedangkan Akahadiah dkk
(1992:63). memberi penjelasan kata sebagai “unsur bahasa yang
diucapkan atau ditulis yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan
dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa. Kata merupakan
penyusun utama dalam sebuah kalimat. Dalam sebuah kata terdapat
gambaran bunyi bahasa yang disbut ejaan. Ejaan tersebut terbentuk
olehtulisan berupa susunan huruf yang distandarisasikan.
2. Kemampuan mengarang
a. Pengertian Kemampuan
Kemampuan berasal dari kata “mampu” yang berarti sanggup
atau dapat. Kemampuan dapat diartikan sebagai sesanggupan atau
kekuatan untuk melakukan suatu tindakan (Poerwadarminta, 1989:923).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
15
b. Pengertian Kemampuan Mengarang
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa kemampuan adalah
kesanggupan atau kekuatan dalam melakukan sesuatu, sedangkan
mengarang adalah kegiatan menuangkan ide-ide atau gagasan secara
teratur dan terorganisasi ke dalam sebuah tulisan sehingga pembaca
dapat mengikuti dan memahami jalan pikiran seseorang. Jadi dapat
disimpulkan bahwa kemampuan mengarang adalah kesanggupan dalam
melakukan kegiatan menuangkan gagasan atau ide-ide secara
terorganisasi ke dalam sebuah tulisan sehingga pembaca dapat mengikuti
dan memahami jalan pikiran pengarang.
c. Kemampuan Mengarang dalam Kurikulum
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang saat ini dipakai sebagai
kurikulum pendidikan secara nasional memasukan kemampuan
mengarang sebagai kemampuan menulis yang harus dikuasai siswa.
Kemampuan mengarang tersebut dimasukan dalam Standar Kompetensi
(SK) menulis dan pada Kompetensi Dasar (KD) mengarang berbagai
topik.
C. Pendekatan Kontekstual
1. Pendekatan mengajar
“Pendekatan adalah cara, langkah-langkah yang diambil untuk
melaksanakan tugas dalam mengatasi masalah” (Poerwadarminta, 1989: 56).
Sedangkan mengajar diartikan sebagai memberi pelajaran (Salim dan Salim,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
16
1991:25). Dari dua pengertian diatas dapat dikatakanpendekatan mengajar
dapat dikatakan sebagai suatu cara dalam memberikan menyampaikan
materi atau mengajarkan suatu materi dengan berdasar pada cakupan konsep
dan teori-teori belajar dan mengajar tertentu.
2. Kontekstual
Salim dan Salim (1991:767) memberi pengertian bahwa konteks
adalah lingkungan yang melingkupi, sedangkan kontekstual disebutkan
merupakan sifat yang berhubungan dengan konteks. Jadi dapat disimpulkan
bahwa kontekstual adalah sesuatu yang bersifat melingkupi sesuatu.
3. Pendekatan kontekstual
a. Pengertian pendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstual merupakan salah satu dari berbagai
macam pendekatan yang ada dalam dunia pendidikan. Pendekatan
kontekstual juga biasa disebut Contexstual Tteaching and Learning
(CTL).
Johnson (2007:19), memberikan gambaran mengenai pendekatan
kontekstual seperti berikut:
“..An educational process that aims to help students see meaning in academic material they are studying by connecting academic subjects with the contexts of their daily lives, that is with contexts of their personal, social, and culture circumstance”. Kutipan diatas menjelaskan bahwa pendekatan kontekstual
merupakan pendekatan yang membantu para peserta didik untuk
mengaitkan materi-materi akademis dengan konteks kehidupan siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
17
sehari-hari yang meliputi konteks personal, social dan budaya.
Pendekatan kontekstual merupakan konsepsi yang membantu
guru mengaitkan suatu materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata.
Dalam pembelajaran kontekstual ini guru memotivasi siswa membuat
hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan siswa
sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Trianto, 2009:104).
Seorang guru yang menggunakan pendekatan kontekstual dalam
mengajar akan selalu berusaha agar materi-materi yang disampaikan
selalu sesuai dengan kehidupan siswa sehari-hari. Dengan demikian
siswa akan lebih mudah mengkaitkan materi pelajaran di sekolah dengan
kehidupannya sehari-hari sehingga pengetahuan yang didapat dapat
bermakna dalam hidupnya.
b. Komponen pendekatan kontekstual
Menurut Johnson (2007:67), dalam melaksanakan pembelajaran
menggunakan pendekatan kontekstual, perlu mencakup beberapa
komponen penting yang perlu diperhatikan, antara lain:
1) Keterkaitan yang bermakna, maksudnya dalam melakukan kegiatan
belajar siswa harus dapat terarahkan pada pengetahuan yang dapat
berguna dalam kehidupannya.
2) Pekerjaan berarti, maksudnya dalam melakukan kegiatan belajar,
siswa bukan untuk memperoleh pengetahuan semata, namun
diusahakan kegiatan belajarnya dapat menghasilkan suatu
pemecahan masalah dalam hidupnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
18
3) Belajar mandiri, maksudnya dalam memperoleh pengetahuan siswa
tidak harus selalu diberitahu oleh guru, namun siswa perlu aktif
dalam memperoleh pengetahuannya.
4) Kerjasama, maksudnya dalam pembelajaran siswa dibiasakan
berbagi pengetahuan dengan siswa. Dengan demikian komunikasi
dan hubungan sosial siswa juga akan lebih baik. Vygotsky dalam
Sugiyanto (2009:18) menyatakan bahwa pengetahuan dan
pengalaman anak banyak dibangun melalui komunikasi dengan
orang lain.
5) Kritis dan kreatif, maksudnya dalam pendekatan kontekstual siswa
bisa distimulus untuk mau berpikir kritis. Siswa juga diarahkan agar
kreatifitasnya semakin berkembang
6) Membantu individu untuk tumbuh dan berkembang
7) Mencapai standar yang tinggi, dalam pendekatan kontekstual standar
yang digunakan haruslah standar yang dapat memacu siswa belajar
lebih baik.
8) Menggunakan penilaian autentik, maksudnya penilaian yang
digunakan haruslah penilaian yang dapat menggambarkan keadaan
setiap siswa yang sebenarnya karena pendekatan kontekstual
mengakui kekhasan dan keunikan setiap individu.
c. Kekuatan pendekatan kontekstual
Linfords (1980:186), menyatakan
“An environment which encourage the child to do this thing, namely to actively explore and observe and manipulate so as
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
19
to formulate his own concepts and name them, this environment would seem to match the child early ways of learning.”
Penjelasan di atas dapat dirumuskan kembali bahwa sebuah
lingkungan atau suasana yang mendukung siswa untuk menggali
pengetahuan, mengamati dan membuat tindakan dapat membantu siswa
dalam merumuskan konsepnya sendiri. Lingkungan, suasana dan
kondisi tersebut akan memberi gambaran untuk menyesuaikan cara
belajarnya.
Pendekatan kontekstual merupakan salah satu pendekatan
mengajar yang selalu berusaha untuk membawakan konteks yang sesuai
dengan keadaan dan kehidupan siswa sehari-hari yang mana bahwa
konteks tersebut dapat lebih mendorong siswa dalam menggali
pengetahuan, mengamati dan membuat tindakan, sehingga pada
akhirnya siswa akan lebih mudah dalam merumuskan konsep-konsep
yang ia pelajari. Jadi dengan pendekatan konteksual siswa akan lebih
mudah menyesuaikan cara belajarnya serta mempermudah siswa dalam
merumuskan konsep-konsep yang ia pelajari.
D. Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Mengarang
Roofi’udin, (2001:112) menjelaskan bahwa proses menulis sebuah
karangan dapat melalui tahapan berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
20
1. Tahap pra menulis, pada tahapan ini mencakup kegiatan menentukan
topik, mengidentifikasi pikiran-pikiran berkaitan dengan topik serta
merencanakan pengorganisasiannya, dan menentukan bentuk karangan
2. Tahap menulis, kegiatan dalam tahap ini mencakup menuangkan gagasan
kedalam draft atau kerangka karangan menggunakan informasi dan data
yang telah diperoleh dari kegiatan pra menulis. Setelah penulis merevisi
draft kasar atau kerangka karangannya dengan menambah informasi,
mempertajam rumusan, mengubah urutan pikiran dan membuang
informasi yang tidak relevan kemudian menuangkan gagasannya tersebut
kedalam sebuah karangan jadi.
3. Tahap pasca menulis, pda tahap ini karangan dibaca secara menyeluruh
dan melakukan editing seperti memperbaiki pilihan kata yang kurang
tepat, memperbaiki kesalahan ejaan dan tanda baca.
Pendekatan kontekstual merupakan pendekatanyang sesuai dan dapat
digunakan dalam pembelajaran mengarang. Pembelajaran mengarang akan
menjadi kontekstual apabila dalam pembelajaran, komponen penting dalam
pendekatan kontekstual diperhatikan.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, komponen penting yang perlu
diperhatikan dalam pembelajaran mengarang yang kontekstual mencakup
membuat keterkaitan yang bermakna, melakukan pekerjaan yang berarti,
belajar mandiri, bekerjasama, berpikir kritis dan kreatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
21
Dengan memperhatikan dan memasukan komponen penting di atas ke
dalam pembelajaran mengarang maka pembelajaran akan menjadi
pembelajaran yang kontekstual. Hal tersebut akan menjadikan pembelajaran
mengarang akan lebih bermakna karena terkait erat dengan konteks siswa
dalam kehidupan sehari-hari.
E. Kerangka Berpikir
Seseorang yang hendak belajar kebahasaan, hendaknya memulainya
dari konteks (Hymes dalam Tanlain, 2006:35). Konteks yang dimaksud adalah
suatu keadaan atau situasi yang melingkupi seseorang. Jadi untuk
mengajarkan aspek-aspek kebahasaan pada peserta didik, salah satu
pendekatan yang sesuai dan dapat digunakan adalah pendekatan kontekstual.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa pendekatan
kontekstual merupakan pendekatan yang membantu para peserta didik untuk
mengaitkan materi-materi akademis dengan konteks kehidupan siswa sehari-
hari yang meliputi konteks personal, sosial dan budaya (Johnson,
2007:19).Trianto (2009:105) juga memberi penjelasan bahwa pendekatan
kontekstual menekankan pada berpikir tingkat tinggi yang di dalamnya
terdapat transfer pengetahuan lintas disiplin, pengumpulan informasi,
penganalisaan dan pensintesisan informasi dan data dari berbagai sumber.
Sumber informasi dan data tersebut didapat melakui pengalaman siswa yang
diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan menggunakan pendekatan kontekstual dalam mengajarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
22
membuat sebuah karangan, maka siswa akan lebih mudah untuk sebuah
karangan dengan topik yang sesuai dengan kehidupannya sehari-hari. Siswa
akan lebih mudah untuk menuangkan gagasan atau ide-ide kedalam bentuk
tulisan karena apa yang akan siswa tuangkan kedalam tulisan adalah apa yang
siswa alami dan dekat dengan kehidupan siswa sehari-hari.
Dengan menggunakan pendekatan konteksual, siswa akan lebih
tertarik dalam membuat sebuah karangan. Siswa akan lebih tertarik dalam
membuat karangan karena dalam pendekatan kontekstual, karangan yang
dibuat oleh siswa adalah karangan yang berkaitan dengan kehidupan siswa
sehari-hari, guru menggunakan variasi dalam menentukan topik yang sesuai
dengan konteks kehidupan siswa..
Menurut Bransford dkk, “When material taught is multiple contexts,
people more likely to extract the relevan features of the concepts. Dengan kata
lain, variasi konteks dalam mengajarkan sesuatu akan lebih disukai untuk
mendukung siswa dalam menggali konsep-konsep yang relevan.
Peneliti menyimpulkan bahwa siswa lebih tertarik dalam membuat
sebuah karangan dengan topik yang bervariasi.Topik yang dipilih sebaiknya
bervariasi agar siswa lebih tertarik untuk menggali apa yang telah ia ketahui
sebelumnya dalam memilih gagasan-gagasan yang akan dituangkan siswa
kedalam tulisan, sehingga gagasan yang dituangkan siswa merupakan gagasan
yang telah siswa seleksi dan dianggap sebagai gagasan terbaik yang layak
dituangkan menurut siswa.
Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
23
menggunakan pendekatan kontekstual dalam mengajarkan mengarang, maka
siswa akan lebih tertarik dalam membuat sebuah karangan. Selain itu siswa
juga akan lebih mudah menuangkan gagasan yang dimilikinya kedalam
sebuah tulisan, sehingga kualitas karangan siswa akan lebih baik.
Kualitas karangan siswa berhubungan erat dengan kemampuan
siswa dalam membuat karangan, Dengan kualitas karangan siswa yang lebih
baik tersebut maka dapat dikatakan pula bahwa kemampuan mengarang siswa
meningkat.
Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan pendekatan
kontekstual dalam mengajarkan mengarang, kemampuan siswa dalam
menyusun sebuah karangan dimungkinkan akan meningkat.
Penelitiian ini sangat terkait dengan kegiatan mengarang. Penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengarang siswa kelas 5 SD
Pangudi Luhur 3 Yogyakarta dengan menggunakan pendekatan kontekstual.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, pendekatan kontekstual ini diyakini
peneliti dapat meningkatkan kemampuan mengarang siswa.
F. Hipotesis Tindakan
Hipotesis penelitian ini adalah “Pembelajaran menggunakan pendekatan
kontekstual dapat meningkatkan kemampuan mengarang siswa kelas 5 SD
Pangudi Luhur 3 Yogyakarta.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Tempat penelitian
SD Pangudi Luhur 3 Yogyakarta merupakan tempat di mana penelitian ini
dilaksanakan.
2. Subjek penelitian
Siswa kelas 5 SD Pangudi Luhur 3 Yogyakarta merupakan subjek dalam
penelitian ini
3. Objek penelitian
Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah kemampuan mengarang
siswa
4. Waktu penelitian
Setelah mendasarkan diri pada program tahunan dan program semester SD
Pangudi Luhur 3 Yogyakarta, maka kegiatan penelitian ini dilaksanakan
pada minggu ke 5 bulan November hingga minggu ke 2 bulan Desember.
B. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Peneliti
melakukan PTK karena penelitian menemukan permasalahan mengenai proses
dan hasil belajar di kelas yaitu rendahnya kemampuan mengarang siswa kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
25
5 SD Pangudi Luhur 3. Masalah tersebut ditunjukan dengan rata-rata nilai
mengarang siswa kelas 5 yang masih di bawah KKM 70.
Dari permasalahan tersebut maka peneliti ingin meningkatkan mutu
pembelajaran di kelas dengan melakukan PTK.PTK ini dilakukan untuk
mengatasi masalah pembelajaran di kelas khususnya masalah mengenai
kemampuan siswa kelas 5 SD Pangudi Luhur 3 dalam materi membuat
karangan karangan.
Menurut Kernan dalam Kusumah dan Dwitagama (2009:24) ada
tujuh langkah yang harus dicermati dalam melakukan PTK antara lain:
1. Analisis situasi atau kenal medan
Pada analisis situasi ini, peneliti dapat mencari informasi dengan
melakukan berbagai kegiatan seperti wawancara, penyebaran kuisioner,
maupun observasi langsung. Pada tahap ini peneliti harus mendapat
informasi yang jelas mengenai situasi di tempat yang akan dilakukan PTK.
2. Perumusan dan klarifikasi masalah
Pada tahap ini peneliti merumuskan informasi yang didapat dari tahap
pertama agar informasi yang didapat lebih sistematik dan mudah
dimengerti sehingga informasi tersebut bisa diklarifikasi dengan lebih
mudah.
3. Hipotesis tindakan
Pada tahap ini penelitii menetapkan dan merumuskan hipotesis tindakan.
4. Perencanaan tindakan
Pada tahap ini peneliti merencanakan tindakan secara rinci pada setiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
26
siklus, sehingga pada pelaksanaan peneliti memiliki panduan yang jelas.
5. Pelaksanaan tindakan dengan memonitoringnya
Setelah perencanaan direncanakan secara rinci, maka dilakukan
pelaksanaan dari rencana yang telah dirancang oleh peneliti.Rencana
tindakan yang dilakukan harus sesuai perencanaan yang dibuat.Pada
pelaksanaan ini peneliti harus melakukan pengamatan/monitoring apakah
tindakan yang direncanakan berjalan dengan baik atau tidak.
6. Evaluasi hasil tindakan
Pada tahap ini peneliti melakukan evaluasi dari pelaksanaan tindakan.
7. Refleksi dan pengambilan keputusan
Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi dan melihat kelebihan dan
kekurangan yang ada pada pelaksanaan tindakan yang telah
dilakukan.Setelah itu peneliti mengambil keputusan untuk pengembangan
selanjutnya.
Penelitian Tindakan Kelas ini mengacu pada desain PTK model
Kemis& Mc. Taggart. Tahapan setiap siklus dalam PTK model Kemis &
Mc. Taggart tersebut dapat dilihat pada bagan di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
27
Bagan tersebut menjelaskan bahwa setelah refleksi siklus I maka
penelitian ini berlanjut ke siklus II dan seterusnya hingga tujuan penelitian
ini tercapai. Setiap siklus dalam PTK ini digambarkan dalam empat proses
utama yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus I dilakukan dalam
dua pertemuan dengan jumlah 5 jam pelajaran, sedangkan siklus II
Pelaksanaan
Perencanaan
Pengamatan
Refleksi
Pelaksanaan
Perencanaan
Pengamatan
Refleksi
Siklus I
Siklus II
Bagan 3.1 Model PTK
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
28
dilakukan dalam tiga pertemuan dengan jumlah 7 jam pelajaran.Dalam
tahap perencanaan peneliti merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan
di lapangan. Perencanaan tindakan tersebut dilakukan dengan membuat
RPP, LKS, dan instrumen penilaian.
Tahap selanjutnya setelah tahap perencanaan adalah tahap
“pelaksanaan”.Dalam tahap ini peneliti melakukan setiap tindakan yang
telah direncanakan sebelumnya.
Tahap ketiga dalam sebuah siklus adalah tahap “pengamatan”. Pada
tahap ini peneliti melakukan pengamatan pada proses pelaksanaan
tindakan. Pada tahap ini peneliti juga mengamati akibat yang ditimbulkan
oleh pelaksanaan tindakan dengan cara mengumpulkan data untuk
mengetahui kemajuan kemampuan mengarang siswa setelah penerapan
pendekatan kontekstual pada pembelajaran mengarang.
Langkah keempat adalah “refleksi”, di mana peneliti melakukan
refleksi, memikirkan, dan merenungkan semua informasi yang diperoleh
pada siklus I. hasil refleksi digunakan sebagai dasar tindakan berikutnya.
C. Rancangan Penelitian
1. Persiapan
a. Permintaan izin kepada kepala sekolah SD Pangudi Luhur 3
Yogyakarta untuk melakukan kegiatan penelitian di SD tersebut
b. Melakukan observasi pada siswa kelas 5 untuk memperoleh gambaran
sepintas mengenai tingkah laku siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
29
c. Melakukan wawancara pada guru kelas 5 untuk mengetahui gambaran
sepintas mengenai kemampuan mengarang siswa
d. Identifikasi masalah
e. Analisis Masalah
f. Perumusan masalah
g. Perumusan hipotesis
h. Penyusunan rencana penelitian dalam siklus-siklus
i. Menentukankondisi awal mengenai kemampuan mengarang siswa
kelas 5 dengan melihat nilai mengarang 2 tahun yang lalu.
j. Penyusunan silabus, RPP, LKS, dan instrumen penelitian
2. Rencana tindakam setiap siklus
Setelah diperoleh gambaran keadaan kelas, maka dilakukan tindakan kelas
sebagai berikut:
a. Siklus I
1) Rencana tindakan
a) Siswa membentuk kelompok beranggotakan 3 (tiga) orang.
b) Siswa menyimak penjelasan singkat guru mengenai silsilah
keluarga
c) Siswa mengamati kemudian menempelkan foto anggota
keluarganya masing-masing pada tempat yang tersedia.
d) Siswa menulis kedudukan anggota keluarga tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
30
e) Siswa mengisi pertanyaan seputar anggota keluarga yang ada
pada foto, contoh: siapa nama anggota keluarga tersebut,
berapa usianya, bagaimana ciri fisiknya, apa sifat yang paling
nampak darinya , di mana ia bersekolah/ bekerja, apa tugas
dari pekerjaannya, apa manfaat ia bekerja/ bersekolah.
f) Siswa secara berkelompok mendiskusikan hal apa saja yang
perlu diperhatikan dalam membuat karangan.
g) Siswa secara individu membuat kerangka karangan
berdasarkan foto anggota keluarga yang telah dijawab
pertanyaan seputar nya.
h) Siswa saling mengkritisi dan menyempurnakan kerangka
karangan yang dibuat teman dalam kelompok
i) Siswa secara individu membuat karangan berdasarkan
kerangka karangan yang telah dibuat bersama kelompoknya.
j) Siswa menentukan tempat di mana karangannya akan
dipublikasikan. Pilihan publikasi karangan adalah di majalah
dinding, surat kabar, surat kabar online, atau diperbanyak dan
dibagikan langsung kepada calon pembaca di sekolah maupun
luar sekolah
k) Siswa mempersiapkan publikasi karangan
Rencana tindakan pada siklus I dapat lebih jelas dengan melihat pada bagan
di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
31
Bahan yang perlu dipersiapkan siswa sebelum pembelajaran: Siswa diminta membawa foto anggota keluarganya (guru membawa contoh)
Siswa secara berkelompok mendiskusikan hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam membuat karangan.
Tahap Menulis Tahap Pasca Menulis
Siswa mengamati kemudian menempelkan foto anggota keluarganya masing-masing pada tempat yang tersedia.
Siswa membuat kerangka karangan berdasarkan foto anggota keluarga yang telah dijawab pertanyaan seputarnya
Siswa menentukan tempat di mana karangannya akan dipublikasikan. Pilihan publikasi karangan adalah di majalah dinding, surat kabar, surat kabar online, atau diperbanyak dan dibagikan langsung kepada calon pembaca di sekolah maupun luar sekolah
Siswa menulis nama dan kedudukan masing-masing anggota keluarganya
Siswa membentuk kelompok beranggotakan 3 (tiga) siswa.
Siswa mengisi pertanyaan seputar anggota keluarga yang ada pada foto misal: berapa usianya, bagaimana ciri fisiknya, apa sifat yang paling nampak darinya , di mana ia bersekolah/ bekerja, apa tugas dari pekerjaannya, apa manfaat ia bekerja/ bersekolah.
Tahap Pramenulis
Siswa secara individu membuat karangan berdasarkan kerangka karangan yang telah dibuat bersama kelompoknya.
Siswa mempersiapkan publikasi karangan
Siswa saling mengkritisi dan menyempurnakan kerangka karangan yang dibuat teman dalam kelompok
Bagan 3.2 Rencana tindakan siklus I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
32
2) Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan dilakukan dengan merealisasikan rencana pada
butir 1).
3) Observasi dan pengumpulan data
Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan merupakan data
kuantitatif, yaitu nilai mengarang para siswa kelas 5.Instrument
pengumpulan data kuantitatif ini adalah produk berupa karangan siswa
kelas 5, dan hasil karangan siswa dinilai oleh peneliti dengan mengacu
pada rubrik penilaian yang telah dibuat sebelumnya. Tahap ini
dilakukan dilaksanakan diantara tahap menulis dan dengan tahap pasca
menulis
4) Refleksi
Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi dan melihat kelebihan dan
kekurangan yang ada pada pelaksanaan tindakan yang telah
dilakukan.Setelah itu peneliti mengambil keputusan untuk
pengembangan selanjutnya.
b. Siklus II
1) Rencana tindakan
a) Siswa membentuk kelompok beranggotakan 3 (tiga) orang.
b) Siswa mengamati foto-foto dan membaca artikel seputar SD
Pangudi Luhur uang dipersiapkan siswa dan guru sebelum
pembelajaran.
c) Siswa mengamati foto setiap bagian sekolah yang disediakan guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
33
d) Siswa menulis nama lokasi dari bagian sekolah yang ada pada foto.
e) Siswa mengisi pertanyaan seputar lokasi yang ada pada foto
dengan mengamati langsung lokasi. Contoh pertanyaan: apa guna
dari bagian sekolah yang ada pada foto, apa kegiatan yang biasa
dilakukan di bagian sekolah yang ada pada foto, bagaimana kondisi
dari bagian sekolah yang ada pada foto, bagaimana cara merawat
bagian sekolah yang ada pada foto.
f) Siswa secara berkelompok mendiskusikan hal apa saja yang perlu
diperhatikan dalam membuat karangan.
g) Siswa secara berkelompok membuat kerangka karangan
berdasarkan foto yang telah diberi penjelasan dengan menjawab
pertanyaan seputar foto tersebut
h) Siswa secara individu membuat karangan berdasarkan kerangka
karangan yang telah dibuat bersama kelompoknya.
i) Siswa menentukan tempat di mana karangannya akan
dipublikasikan. Pilihan publikasi karangan adalah di majalah
dinding, surat kabar, surat kabar online, atau diperbanyak dan
dibagikan langsung kepada calon pembaca di sekolah maupun luar
sekolah.
j) Siswa mempersiapkan publikasi karangan .
k) Siswa mempublikasikan hasil karangan sesuai dengan persiapan
yang telah dilakukan. (untuk publikasi di internet dibantu oleh
guru)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
34
Rencana tindakan pada siklus II dapat lebih jelas dengan melihat pada
bagan di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
35
Siswa mempublikasikan hasil karangan sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan. (untuk publikasi di internet dibantu oleh guru)
Siswa secara berkelompok mendiskusikan hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam membuat karangan.
Tahap Menulis Tahap Pasca Menulis
Siswa mengamati foto setiap bagian sekolah.
Siswa membuat kerangka karangan berdasarkan foto yang telah diberi penjelasan secara berkelompok.
Siswa menentukan tempat di mana karangannya akan dipublikasikan. Pilihan publikasi karangan adalah di majalah dinding, surat kabar, surat kabar online, atau diperbanyak dan dibagikan langsung kepada calon pembaca di sekolah maupun luar sekolah
Siswa menulis nama lokasi dari bagian sekolah yang ada pada foto.
Siswa membentuk kelompok beranggotakan 3 (tiga) siswa.
Siswa mengisi pertanyaan seputar lokasi yang ada pada foto dengan mengamati langsung lokasi Contoh pertanyaan: apa guna dari bagian sekolah yang ada pada foto, apa kegiatan yang biasa dilakukan di bagian sekolah yang ada pada foto, bagaimana kondisi dari bagian sekolah yang ada pada foto.
Tahap Pramenulis
Siswa secara individu membuat karangan berdasarkan kerangka karangan yang telah dibuat bersama kelompoknya.
Siswa mempersiapkan publikasi karangan sesuai dengan
Siswa mengamati foto dan artikel seputar SD PL
Bahan yang perlu dipersiapkan siswa sebelum pembelajaran: Siswa diminta membawa artikel seputar SD PL (guru membawa contoh)
Bagan 3.3 Rencana tindakan siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
36
2) Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan dilakukan dengan merealisasikan rencana pada
butir 1).
3) Observasi/Pengumpulan data
Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan merupakan data
kuantitatif, yaitu nilai mengarang para siswa kelas 5.Instrument
pengumpulan data kuantitatif ini adalah berupa produk berupa
karangan siswa kelas 5, dan hasil karangan siswa dinilai oleh peneliti
dengan mengacu pada rubrik penilaian yang telah dibuat sebelumnya.
4) Refleksi
Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi dan melihat kelebihan dan
kekurangan yang ada pada pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan.
Setelah itu peneliti mengambil keputusan untuk pengembangan
selanjutnya serta membuat kesimpulan.
D. Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, kemampuan mengarang siswa dan pendekatan
kontekstual merupakan hal yang akan diteliti. Kondisi awal kemampuan
mengarang siswa diperoleh melalui pengumpulan data teknik dokumentasi di
mana nilai mengarang siswa SD Pangudi Luhur tahun ajaran 2008/2009 dan
2009/2010 dikumpulkan kemudian dilakukan analisis dengan mencari rata-
rata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
37
Nilai rata-rata mengarang siswa merupakan indikator dari kemampuan
mengarang siswa.Apabila nilai rata-rata mengarang siswa baik, maka
kemampuan mengarang siswa dapat dikatakan baik, begitu pula sebaliknya.
Untuk mengetahui kemampuan mengarang siswa maka diperlukan tes
mengarang dengan instrumen yang baik sehingga nilai yang didapat
merupakan nilai yang benar-benar mencerminkan kemampuan mengarang
siswa yang sebenarnya.
1. Jenis data
Jenis data yang akan diolah dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif, berupa kemampuan mengarang siswa yang
dinyatakan/direpresentasikan dalam bentuk skor yang diubah menjadi
nilai.
2. Teknik pengumpulan data
a. Data Kondisi Awal
Data kondisi awal kemampuan mengarang siswa diperoleh
melalui pengumpulan data teknik dokumentasi di mana nilai
mengarang siswa SD Pangudi Luhur tahun ajaran 2008/2009 dan
2009/2010 dikumpulkan kemudian dilakukan analisis dengan
mencari rata-rata dan menentukan distribusi penyebaran nilainya.
b. Data kemampuan mengarang
Kemampuan mengarang siswa kelas 5 SD Pangudi Luhur 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
38
diperoleh melalui tes mengarang dengan topik tertentu.Topik yang
ditentukan diambil dari hasil analisis data yang dikumpulkan melalui
metode proyektif teknik mengurutkan.Dalam pengumpulan data
teknik ini subjek diberikan pilihan-pilihan topik di mana subjek
diminta memilih topik yang paling relevan dan menarik menurut
kacamata subjek.
Validitas tes kemampuan mengarang ini menggunakan
Validitas Muka. Validitas jenis ini menyatakan suatu instrumen tes
valid apabila instrumen yang digunakan dalam tes telah mencakup
keseluruhan isi materi yang akan dicapai (Nazir, 2006:148).
3. Instrumen Penelitian
Kemampuan mengarang siswa SD Pangudi Luhur 3 diperoleh melalui tes
mengarang yang hasilnya berupa produk karangan.Instrumen yang
digunakan untuk menilai karangan siswa adalah lembar karangan
(terlampir) dan rubrik penilaian mengarang. Menurut Rofi’udin dan Zuhdi
(2002:91-92) komponen-komponen yang dinilai dalam karangan
mencakup adanya kesesuaian judul dengan isi, isi gagasan yang
dikemukakan dapat dimengerti pembaca, organisasi isi karangan baik, tata
bahasa yang digunakan baku, ejaan dan tanda bacanya benar. Rofi’udin
dan Zuhdi (2002:191) memberikan beberapa beberapa cara dalam
melakukan penilaian karangan yaitu dengan penentuan skor maksimal,
skala, dan dengan skala pembobotan. Dalam penelitian ini peneliti menilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
39
karangan siswa dengan menentukan skor maksimal.Rubrik yang
digunakan dalam penilaian mengarang dapat dilihat pada table berikut.
Tabel 3.1 Panduan penyekoran komponen karangan
Tabel di atas menggambarkan bahwa skor masksimal tiap-tiap komponen
karangan yang dinilai berbeda.Dalam melakukan penyekoran peneliti mengacu
pada tabel deskriptor penyekoran yang dapat dilihat di bawah ini.
Komponen yang
dinilai Skor Maksimal
kesesuaian judul
dengan isi 3
Isi gagasan 6
Organisasi isi
karangan 5
Tata bahasa 5
Ejaan dan tanda
baca 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
40
Deskriptor penyekoran untuk “Judul Karangan”
Komponen
yang dinilai Judul
Nilai Deskriptor
1 Judul mencerminkan sebagian kecil isi karangan yang dibuat.
Hanya beberapa gagasan yang dituangkan dalam karangan
berhubungan dengan judul
2 Judul mencerminkan sebagian sebagian besar isi karangan, namun
judul masih terlalu luas
3 Judul mencerminkan keseluruhan isi karangan dan tidak terlalu
luas
Tabel 3.2 Deskriptor penyekoran komponen “Judul Karangan”
Deskriptor penyekoran untuk isi gagasan karangan
Komponen
yang dinilai Isi Gagasan
Nilai Deskriptor
1 Semua gagasan yang dituangkan dalam karangan tidak dapat dimengerti pembaca
2 Gagasan yang dituangkan dalam karangan sempit dan sebagian besar tidak dapat dimengerti pembaca
3 Gagasan yang dituangkan dalam karangan sebagian (lebih kurang 50%) dapat dimengerti pembaca dan sebagian tidak dapat dimengerti
pembaca. Gagasan yang dituangkan kurang luas
4 Gagasan yang dituangkan dalam karangan hanya sebagian kecil yang tidak dapat dimengerti pembaca namun gagasan yang dituangkan dalam
karangan kurang luas
5 Seluruh gagasan dapat dimengerti pembaca, namun gagasan yang dituangkan dalam karangan kurang luas
6 Gagasan yang dituangkan dalam karangan luas dan seluruh gagasan dapat dimengerti pembaca
Tabel 3.3 Deskriptor penyekoran komponen “Isi Gagasan”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
41
Deskriptor penyekoran untuk organisai isi karangan
Komponen
yang dinilai Organisasi isi
Nilai Deskriptor
1 Setiap kalimat satu dan kalimat lain dalam karangan tidak
sistematis dan tidak mengandung keterpaduan
2 Lebih dari 3 kalimat tidak mengandung keterpaduan dengan
kalimat lainnya
3 Kalimat memiliki hubungan keterpaduan namun antar paragraph
tidak mengandung keterpaduan, atau sebaliknya
4 Kalimat dalam karangan memiliki keterpaduan yang baik,
paragraf memiliki keterpaduan namun kurang sistematis
5 Kalimat-kalimat dan paragraph mengandung keterpaduan yang
baik serta diorganisasikan secara sistematis
Tabel 3.4 Deskriptor penyekoran komponen “Organisasi Isi”
Deskriptor penyekoran untuk tata bahasa di dalam karangan
Komponen
yang dinilai Tata bahasa
Nilai Deskriptor
1 Setiap kalimat memiliki kata yang tidak baku sehingga tata
bahasa dalam setiap kalimatpun menjadi tidak baku
2 Ditemukan 5-7 kalimat yang digunakan dalam karangan
merupakan kalimat yang tidak baku
3 Ditemukan 4-6 kalimat yang digunakan dalam karangan
merupakan kalimat yang tidak baku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
42
4 Ditemukan 1-3 kalimat yang digunakan dalam karangan
merupakan kalimat yang tidak baku
5 Semua kalimat yang digunakan dalam karangan merupakan
kalimat yang baku
Tabel 3.5 Deskriptor penyekoran komponen “Tata Bahasa”
Deskriptor penyekoran untuk ejaan dan tanda baca yang digunakan dalam
karangan
Komponen
yang dinilai Ejaan dan Tanda baca
Nilai Deskriptor
1 Lebih dari 5 ejaan dan tanda baca yang digunakan salah
2 Terdapat paling banyak 5 kesalahan dalam penggunaan ejaan dan
tanda baca
3 Semua ejaan dan tanda baca yang digunakan benar
Tabel 3.6 Deskriptor penyekoran komponen “Ejaan dan Tanda Baca”
E. Teknik Analisis data
Kondisi awal kemampuan siswa dan kondisi akhir yang diharapkan adalah
sebagai berikut.
No Peubah Indikator Kondisi
Awal
Kondisi pada Akhir Siklus
Siklus I Siklus II
1 Kemampuan
mengarang
siswa
Nilai rata-
rata
mengarang
kelas 5
66,37 68,0 70,5
Tabel 3.7Target pecapaian setiap siklus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
43
Peningkatan kemampuan mengarang siswa kelas 5 SD Pangudi Luhur 3
Yogyakarta diuji dengan langkah-langkah berikut:
1. Penyekoran
Penyekoran karangan siswa dilakukan dengan berpandangan pada rubrik yang
telah dibuat sebelumnya
2. Penilaian
Skor yang diperoleh siswa diubah menjadi nilai dengan maksud agar hasil
belajar lebih bermakna bagi siswa dengan rumus berikut.
=
x 10
3. Menghitung nilai rata-rata mengarang siswa kelas 5
Nilai rata-rata mengarang siswa kelas 5 diperoleh dengan membagikan jumlah
nilai seluruh siswa dengan jumlah siswa.
∑X
N
4. Uji perbedaan mean
Untuk melakukan uji perbedaan mean diperlukan langkah- langkah
sebagai berikut:
5. Menyiapkan table perhitungan untuk mencari ∑ dan ∑ .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
44
6. Mencari SD dari distance.
Untuk mencari SD dari distance gunakan cara berikut:
= ∑
−∑
Keterangan:
SD = Standar Deviasi
D = Distance (selisih dari x dan y)
7. Ha dan H0 dalam bentuk kalimat.
Ha : Terdapat peningkatan nilai rata-rata antara kondisi awal dengan rata-rata
setelah diadakannya tindakan.
H0 : Tidak ada peningkatan nilai rata-rata antara kondisi awal dengan rata-rata
setelah diadakannya tindakan.
8. Hipotesis statistiknya:
Ha: µ< ≠ µ>
H0 :µ< = µ>
9. Cari thitungdengan rumus:
= ∑
√
10. Menentukan taraf signifikansinya.
Dalam penelitian ini taraf signifikansinya (α) = 0,01
11. Tentukan criteria pengujian yaitu:
Tolak H0terima Ha, jika:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
45
to> tt, df.= n – 1
TerimaH0tolak Ha, jika:
to ≤ tt, df.= n – 1
12. Membandingkan to dengan tt kemudian menarik kesimpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “Peningkatan
Kemampuan Mengarang dengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual
Siswa Kelas 5 SD Pangudi Luhur 3 Yogyakarta Semester Gasal Tahun
Ajaran 2010/2011” dilaksanakan selama tiga minggu. Penelitian ini dimulai
pada tanggal 29 November 2010 sampai dengan 8 Desember 2010
Penelitian ini terdiri dari dua siklus dengan jumlah 12 jam pelajaran.
Siklus I terdiri dari 2 (dua) pertemuan dengan jumlah 5 jam pelajaran,
sedangkan siklus II terdiri dari 3 (tiga) pertemuan dengan jumlah 7 jam
pelajaran. Pada pembelajaran siklus I diterapkan pendekatan kontekstual
dengan indikator “siswa dapat membuat karangan yang baik dengan topik
“Keluargaku”. Pada pembelajaran siklus II diterapkan pendekatan
kontekstual dengan indikator “siswa dapat membuat karangan yang baik
dengan topik “Sekolahku”.
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Pada tahap perencanaan, peneliti menyebar angket untuk mengetahui
topik yang sesuai untuk dijadikan karangan bagi siswa kelas 5 SD
Pangudi Luhur 3 Yogyakarta. Setelah menentukan topik berdasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
47
angket peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri
dari:
1) Silabus dan Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
berpedoman pada KTSP 2006.
2) Lembar Kerja Siswa (LKS)
3) Gambar silsilah keluarga
4) Lembar kerangka karangan
5) Lembar mengarang
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan kelas siklus yang pertama dilaksanakan
pada hari Senin 29 November 2010 dan Selasa tanggal 30 November
2010 dengan jumlah siswa 37 anak. Pembelajaran berlangsung sesuai
dengan pedoman perencanaan pembelajaran yang telah direncanakan
yaitu dengan menerapkan pendekatan kontekstual yang dirancang oleh
guru.. Pada akhir siklus I ini dilakukan tes mengarang untuk
mengetahui perkembangan kemampuan mengarang siswa. Berikut
adalah rician gambaran kegiatan siklus I pada setiap pertemuan.
1) Pertemuan I
a) Kegiatan awal
Kegiatan pembelajaran diawali dengan doa, pemberian
salam, dan penyampaian tujuan pembelajaran yang akan
dilakukan. Setelah siswa siap mengikuti pembelajaran, guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
48
melakukan apersepsi dengan dengan memperlihatkan contoh
foto anggota keluarga yang telah disusun menjadi bagan sisilah
keluarga dan mengaitkannya dengan materi yang akan
dipelajari.
b) Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti, pertama-tama siswa dibagi dalam
kelompok yang terdiri dari 4 anak dan pembagian LKS.
Kemudian siswa mengamati foto anggota keluargannya dan
menempelnya di LKS yang telah disediakan. Setelah itu siswa
member keterangan setiap anggota keluarganya dengan
menjawab pertanyaan yang ada pada LKS. Dalam kelompoknya
siswa kemudian mendiskusikan hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam membuat sebuah karangan yang baik. Setelah itu siswa
bekerja kembali secara individu untuk membuat sebuah
kerangka karangan berdasarkan keterangan mengenai anggota
keluarka siswa masing-masing. Kerangka karangan tersebut
kemudian ditukar dengan anggota kelompoknya yang lain untuk
satu-sama lain mengkritisi dan memberikan masukan serta saran
yang dianggap perlu untuk memperbaiki kerangka karangan
yang memiliki kekurangan.
c) Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir siswa menuliskan refleksi mengenai
kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
49
melakukan sharing secara lisan mengenai proses pembelajaran
pada pertemuan ini. Dalam refleksi ini anak menyampaikan
perasaan serta kesulitan-kesulitan yang dialami selama
mengikuti kegiatan pembelajaran.
2) Pertemuan II
a) Kegiatan awal
Kegiatan pembelajaran diawali dengan doa, pemberian
salam, san penyampaian tujuan pembelajaran yang akan
dilakukan. Setelah siswa siap mengikuti pembelajaran, guru
melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab mengenai
materi yang telah dipekajari sebelumnya.
b) Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti, pertama-tama siswa membaca
kembali kerangka karangan yang telah dibuat pada pertemuan
sebelumnya. Setelah itu guru membagikan lembar mengarang
kepada siswa untuk selanjutnya siswa menulis karangan pada
lembar mengarang yang telah disediakan guru tersebut. Karangan
yang telah selesai kemudian dikumpulkan kepada guru. Setelah
itu siswa bersama kelompoknya mendiskusikan mengenai
publikasi karangan yang telah dibuat siswa. Guru memberikan
gambaran tempat untuk publikasi karangan, antara lain di majalah
dinding, internet, dan surat kabar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
50
c) Kegiatan akhir
Pada kegiatan akhir siswa menuliskan refleksi mengenai
kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan kemudian
melakukan sharing secara lisan mengenai proses pembelajaran
pada pertemuan ini. Dalam refleksi ini anak menyampaikan
perasaan serta kesulitan-kesulitan yang dialami selama mengikuti
kegiatan pembelajaran.
c. Observasi dan Pengumpulan Data
Observasi dilaksanakan peneliti dengan bantuan wali kelas 5 sebagai
mitra peneliti pada saat pembelajaran berlangsung. Dari hasil oebservasi
didapat penemuan sebagai berikut.
1) Dalam diskusi kelompok ada anggota kelompok yang merasa tidak
senang dengan anggota sekelompoknya dan melapor pada guru.
2) Sebagian besar siswa merasa senang saat menulis mengenai keluarganya
3) Ada beberapa siswa enggan menulis mengenai keluarganya.
Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan memberikan tes
mengarang pada siswa dengan topik “keluarga” dan dinilai sesuai dengan
instrumen yang telah disusun oleh peneliti pada tahap perencanaan tindakan.
setelah dilakukan penilaian didapati bahwa nilai rata-rata mengarang siswa
meningkat dari kondisi awal.
d. Refleksi Siklus I
Setelah melaksanakan tindakan pada siklus I peneliti melakukan
refleksi untuk lebih menghayati kekurangan dan kelebihan pada siklus ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
51
Bahan refleksi peneliti didapat dari observasi dan dari hasil tes mengarang.
Observasi dilakukan ketika pembelajaran berlangsung, sedangkan tes
mengarang dilakukan di akhir pembelajaran pertemuan II. Hal-hal yang
ditemukan selama proses pembelajaran berlangsung, antara lain :
1) Pada pelaksanaan siklus I hasil yang diperoleh dari tes mengarang
terdapat peningkatan.
2) Nilai rata-rata kemampuan mengarang siswa belum mencapai KKM
70 meskipun ada peningkatan dari kondisi awal.
3) Ada beberapa anak kebingungan dan terlihat malas untuk menulis
kerangka karangan maupun karangan. Setelah ditelusuri ternyata anak
ini memiliki masalah dengan keluarganya.
4) Beberapa anak kebingungan karena anggota keluarganya yang akan
diceritakan sudah meninggal dunia. Hal ini menyebabkan anak
menjadi tidak semangat untuk menyelesaikan karangannya.
2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Pada tahap perencanaan, peneliti mempersiapkan perangkat
pembelajaran yang terdiri dari:
1) Silabus dan Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
berpedoman pada KTSP 2006.
2) Lembar Kerja Siswa (LKS)
3) Foto SD pangudi Luhur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
52
4) Artikel mengenai SD Pangudi Luhur
5) Lembar kerangka karangan
6) Lembar mengarang
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan kelas siklus yang kedua dilaksanakan pada
tanggal 6, 7 dan 8 Desember 2010 dengan jumlah 39 siswa. Pembelajaran
berlangsung sesuai dengan pedoman perencanaan pembelajaran yang telah
direncanakan yaitu dengan menerapkan pendekatan kontekstual yang
dirancang oleh guru.. Pada pertemuan ke-2 siklus II ini dilakukan tes
mengarang untuk mengetahui perkembangan kemampuan mengarang
siswa. Pada pertemuan akhir siklus ini dilakukan proses persiapan dan
publikasi karangan. Berikut adalah rician kegiatan siklus II pada setiap
pertemuan.
1) Pertemuan I
a) Kegiatan Awal
Kegiatan pembelajaran diawali dengan doa, pemberian
salam, san penyampaian tujuan pembelajaran yang akan dilakukan.
Setelah siswa siap mengikuti pembelajaran, guru melakukan pre-test
secara lisan mengenai karangan yang telah dibuat siswa pada
pertemuan sebelumnya.
b) Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti, pertama-tama siswa dibagi dalam
kelompok yang terdiri dari 4 anak dan pembagian LKS. Kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
53
siswa diminta mempersiapkan foto dan artikel yang dibawa siswa
seputer SD Pangudi Luhur. Siswa kemudian mengamati foto dan
membaca artikel baik yang dipersiapkan guru maupun yang dibawa
siswa sendiri. Kegiatan ini bertujuan untuk menambah wawasan
siswa mengenai SD Pangudi Luhur. Setelah itu siswa melanjutkan
kegiatan pembelajaran dengan mengisi LKS yang telah dibagikan
guru. Dalam LKS siswa d