PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGARANG DENGAN … › 24328 › 2 › 081134175_Full[1].pdfKemampuan...

142
i PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGARANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SISWA KELAS 5 SD PANGUDI LUHUR 3 YOGYAKARTA SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar oleh: Aris Budi Nugroho NIM: 081134175 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2011 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGARANG DENGAN … › 24328 › 2 › 081134175_Full[1].pdfKemampuan...

  • i

    PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGARANG

    DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

    SISWA KELAS 5 SD PANGUDI LUHUR 3 YOGYAKARTA

    SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2010/2011

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

    oleh: Aris Budi Nugroho

    NIM: 081134175

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

    JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2011

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    PERSEMBAHAN

    Karya ini saya persembahkan untuk

    Yesus Kristus

    &

    Orang-orang yang kusayangi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    MOTTO

    HIDUP ITU INDAH JIKA KITA MELAKUKAN YANG TERBAIK UNTUK

    DIRI KITA DAN ORANG LAIN

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    ABSTRAK

    “PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGARANG DENGAN

    MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SISWA KELAS 5 SD

    PANGUDI LUHUR 3 YOGYAKARTA SEMESTER GANJIL TAHUN

    PELAJARAN 2010/2011”.

    Aris Budi Nugroho

    Universitas Sanata Dharma 2011

    Kemampuan mengarang siswa kelas 5 SD Pangudi Luhur dapat

    dikatakan rendah. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata mengarang siswa kelas 5 SD Pangudi Luhur III Yogyakarta yang hanya mencapai 66,37, sementara KKM yang sudah ditentukan dalam kurikulum sekolah adalah 70.

    Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah penerapan pendekatatan kontekstual dapat meningkatkan kemampuan mengarang siswa SD kelas 5. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas model Kemis dan Mc. Taggart yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas 5 SD Pangudi Luhur III Yogyakarta tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 39 orang. Waktu penelitian dilakukan pada semester satu tahun pelajaran 2010/2011. Kemampuan mengarang diukur dengan melakukan tes mengarang. Karangan siswa dinilai dengan rubrik yang telah dibuat oleh peneliti. Data dianalisis dengan membandingkan nilai-rata-rata mengarang dengan menggunakan t test dengan taraf kepercayaan 99%.

    Hasil penelitian pada siklus I rata-rata nilai mengarang mencapai 68,74 dengan skor pada tiap komponen 73,33% untuk komponen kesesuaian judul, 64,74% untuk isi gagasan, 69,14% untuk organisasi isi, 73,14% untuk tata bahasa, dan 59,05% untuk ejaan dan tanda baca. Pada siklus kedua nilai rata-rata mengarang mencapai 72,74 dengan skor pada tiap komponen 84,76% untuk komponen Kesesuaian Judul, 69,05% untuk isi gagasan, 76,00% untuk organisasi isi, 74,86% untuk “Tata Bahasa”, dan 60,00% untuk ejaan dan tanda baca”. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata yang diperoleh siswa mengalami peningkatan disetiap siklus. Setelah melakukan uji beda mean, kemampuan mengarang dinyatakan meningkat signifikan pada taraf kepercayaan 99%.

    Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kemampuan mengarang siswa kelas 5 SD Pangudi Luhur III Yogyakarta tahun pelajaran 2010/2011.

    Kata kunci : Kemampuan mengarang, pendekatan kontekstual

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    ABSTRACT

    "IMPROVING WRITING ABILITY USING CONTEXTUAL LEARNING AT

    FIFTH GRADE PANGUDI LUHUR ELEMENTARI SCHOOL IN ACADEMIC YEAR 2010/2011".

    Aris Budi Nugroho

    Sanata Dharma University 2011

    Students' writing ability Pangudi Luhur 5 th grade is low. This is indicated by the average value of 5 th grade of Pangudi Luhur III Yogyakarta which was only 66.37, while the KKM is already specified in the school curriculum is 70. This study aims to examine whether the application of contextual learning

    can improve students' writing ability first grade 5. In this study, researchers used classroom action research model Kemis and McTaggart conducted in two cycles. The subject of this classroom action research is a 5 th grade students Pangudi Luhur III Yogyakarta school year 2010/2011, amounting to 39 people. Time study conducted in semester one academic year 2010/2011. Writing ability is measured by writing tests. Authorship students are assessed with a rubric that has been made by researchers. Data were analyzed by comparing the average value-authored by using t test with 99% confidence level.

    The results on the first cycle the average value reached 68.74 obtained by a score of 73.33% on Conformity Title, 64.74% for Content Ideas, 69.14% for the "Content Organization", 73.14% to "Grammar", and 59.05% for "Spelling and Punctuation." In the second cycle of the average value reached 72.74 obtained by a score of 84.76% for Conformity Title, 69.05% for Content Ideas, 76.00% for the "Content Organization", 74.86% for " Grammar ", and 60.00% for" Spelling and Punctuation ". From the results of this study concluded the average score obtained by students has increased in each cycle. After t test, writing ability increased significantly at 99% confidence level. Based on these data it can be concluded that the contextual approach can enhance students' writing ability Pangudi Luhur 5 th grade III Yogyakarta school year 2010/2011. Keywords: writing ability, contextual learning

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur yang tak terhingga kami panjatkan kepada Tuhan yang

    Maha Esa atas kesempatan, karunia, dan pengalaman yang dilimpahkan yang

    boleh peneliti alami khususnya dalam penyusunan skripsi dari awal hingga akhir.

    Limpahan karunia yang tak henti-hentinya penulis syukuri ini tak lepas dari

    bantuan beberapa pihak baik dalam materi, dukungan masukan dan doa. Oleh

    karena itu penulis dengan tulus menghaturkan terima kasih kepada :

    1. Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku Kaprodi PGSD USD yang telah memberikan

    masukan, saran, pandangan dan dukungan sejak awal sampai skripsi ini

    terselesaikan.

    2. Dr. Yuliana Setiyaningsih dan Drs. Y.B. Adimasana, M.A., selaku dosen

    pembimbing yang telah memberikan dukungan dan semangat serta bimbingan

    dengan baik dari awal sampai akhir penulisan skripsi ini.

    3. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang

    telah membekali penulis dengan berbagai macam ilmu pengetahuan dan selalu

    terbuka untuk menyelesaikan kesulitan yang dihadapi penulis.

    4. Panitia penguji Ujian Sarjana Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

    yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti ujian

    sarjana dan mempertahankan skripsi ini.

    5. Br. Bonifasius Kasmo Raharjo S.Pd., FIC. selaku koordinator Sekolah PG-

    TK-SD Pangudi Luhur Yogyakarta yang telah bersedia memberikan fasilitas

    yang mendukung terselesaikannya skripsi ini.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .............................................................................................................. i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii

    HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................... iii

    HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................................ iv

    HALAMAN MOTTO ............................................................................................................ v

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................................... vi

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN KARYA ILMIAH

    UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................................. vii

    ABSTRAK ................................................................................................................ viii

    ABSTRACT ................................................................................................................ ix

    KATA PENGANTAR ........................................................................................................... x

    DAFTAR ISI ................................................................................................................ xii

    DAFTAR BAGAN DAN DIAGRAM .................................................................................. xv

    DAFTAR TABEL ................................................................................................................ xvi

    DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................................... xvii

    BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

    A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

    B. Batasan Masalah ........................................................................................ 4

    C. Rumusan Masalah ...................................................................................... 4

    D. Batasan Pengertian ..................................................................................... 4

    E. Pemecahan Masalah ................................................................................... 5

    F. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 5

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    G. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 6

    BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................................ 7

    A. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 7

    B. Kemampuan Mengarang ............................................................................ 8

    1. Mengarang ............................................................................................ 8

    2. Kemampuan Mengarang ..................................................................... 14

    C. Pendekatan Kontekstual ............................................................................ 15

    1. Pendekatan Mengajar ............................................................................ 15

    2. Kontekstual ........................................................................................... 15

    3. Pendekatan Kontekstual ...................................................................... 16

    a. Pengertian pendekatan kontekstual .............................................. 16

    b. Komponen pendekatan kontekstual .............................................. 17

    c. Kekuatan pendekatan kontekstual ................................................ 18

    D. Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran mengarang ...................... 19

    E. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 21

    F. Hipotesis Tindakan .................................................................................... 23

    BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................ 24

    A. Setting Penelitian ....................................................................................... 24

    B. Jenis Penelitian ........................................................................................... 24

    C. Rancangan Penelitian ................................................................................. 28

    D. Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian .......................................... 36

    1. Jenis Data .............................................................................................. 37

    2. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 37

    3. Instrumen Penelitian ............................................................................ 38

    E. Teknik Analisis Data ................................................................................. 42

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................................. 46

    A. Deskripsi Penelitian ................................................................................... 46

    B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ............................................................. 57

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    BAB V PENUTUP ........................................................................................................ 64

    A. Kesimpulan ................................................................................................. 64

    B. Saran ........................................................................................................... 64

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 66

    LAMPIRAN ................................................................................................................ 68

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    DAFTAR BAGAN DAN GRAFIK

    Bagan 3.1 Model PTK ........................................................................................................ 27

    Bagan 3.2 Rencana tindakan siklus I ................................................................................ 31

    Bagan 3.3 Rencana tindakan siklus I ................................................................................ 35

    Grafik 4.1 Pencapaian skor setiap komponen siklus I ...................................................... 58

    Grafik 4.2 Peningkatan nilai rata-rata pada siklus I .......................................................... 59

    Grafik 4.3 Pencapaian skor setiap komponen siklus I dan siklus II ................................. 61

    Grafik 4.4 Peningkatan nilai rata-rata siklus I dan siklus II ............................................ 62

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvi

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Panduan penyekoran komponen karangan ....................................................... 39

    Tabel 3.2 Deskriptor penyekoran komponen “Judul Karangan” ...................................... 39

    Tabel 3.3 Deskriptor penyekoran komponen “Isi Gagasan” ........................................... 40

    Tabel 3.4 Deskriptor penyekoran komponen “Organisasi Isi” ........................................ 41

    Tabel 3.5 Deskriptor penyekoran komponen “Tata Bahasa” .......................................... 41

    Tabel 3.6 Deskriptor penyekoran komponen “Ejaan dan Tanda Baca” ......................... 42

    Tabel 3.7 Target pecapaian setiap siklus .......................................................................... 42

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Daftar pertanyaan wawancara ................................................................................................ 68

    Kuesioner pemilihan topik ..................................................................................................... 71

    Silabus ................................................................................................................ 72

    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...................................................................................... 74

    Lembar Kegiatan Siswa ......................................................................................................... 91

    Nilai mengarang ................................................................................................................ 111

    Dokumentasi kegiatan ........................................................................................................ 119

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Tujuan dari pendidikan di sekolah pada dasarnya bertujuan untuk

    mengembangkan aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek motorik siswa.

    Dalam mata pelajaran bahasa Indonesia, pengembangan aspek-aspek tersebut

    dapat dilakukan dengan memperkenalkan dan melatih siswa untuk menulis

    berbagai jenis karangan dengan berbagai topik. Jenis-jenis karangan yang

    dapat diperkenalkan pada siswa adalah karangan deskriptif, naratif,

    argumentatif, ekposisi dan persuasif.

    Setiap karangan selalu memiliki pokok pikiran yang dibahas dalam

    karangan tersebut. Pokok pikiran dalam karangan yang menjadi bahasan

    utama dinamakan topik. Topik yang bisa diangkat sebagai bahan untuk

    mengarang di Sekolah Dasar (SD) adalah diri sendiri, keluarga, lingkungan,

    maupun hal-hal lain yang dekat dengan siswa.

    Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar, kegiatan

    mengarang diterapkan pada siswa SD sejak kelas 2 semester genap. Dengan

    demikian, bagi siswa SD kelas 5 semester ganjil, seharusnya kegiatan

    mengarang sudahlah menjadi bagian dari kompetensi kemampuan berbahasa

    yang telah cukup siswa kuasai. Siswa kelas 5 SD semester ganjil seharusnya

    telah mengetahui karakteristik karangan yang dapat dikatakan baik menurut

    sudut pandang tingkatannya. Menurut Rofi’udin dan Zuhdi (2002:91-92),

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    yang perlu diperhatikan dalam penilaian mengarang adalah judul, gagasan,

    organisasi gagasan, struktur tata bahasa, serta ejaan dan tanda baca. Jadi

    karakteristik karangan siswa kelas 5 SD yang dapat dikatakan baik mencakup

    adanya kesesuaian judul dengan isi, isi gagasan yang dikemukakan dapat

    dimengerti pembaca, organisasi isi karangan baik, tata bahasa yang digunakan

    baku, ejaan dan tanda bacanya benar.

    Kegiatan mengarang bagi siswa SD merupakan kemampuan berbahasa

    yang sangat penting. Kegiatan mengarang dapat melatih mengembangkan

    berbagai aspek yang ada dalam diri siswa, baik aspek kognitif, afektif,

    maupun psikomotorik siswa. Pentingnya kemampuan mengarang bagi siswa

    SD dapat dilihat pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang

    telah memasukan kegiatan mengarang sejak siswa berada di kelas 2 sampai

    kelas 6 SD.

    Kemampuan mengarang merupakan kemampuan yang harus dikuasai

    siswa SD, namun setelah melihat nilai mengarang di kelas 5 SD Pangudi

    Luhur 3 Yogyakarta didapati bahwa kemampuan mengarang siswa kelas 5 SD

    Pangudi Luhur 3 Yogyakarka belum mencapai standar yang ditentukan. Kelas

    5 tersebut memiliki nilai rata-rata kelas 66,37 dan hanya 51,2% siswa yang

    memiliki nilai mengarang mencapai Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini

    cukup memprihatinkan kerena seharusnya nilai rata-rata mengarang dapat

    mencapai KKM, yaitu 70,00.

    Permasalahan yang terjadi di atas timbul karena dalam mengajarkan

    menulis karangan, pendekatan mengajar yang digunakan guru kurang sesuai

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    dengan topik dan kondisi siswa. Dalam mengajarkan mengarang guru hanya

    menggunakan metode ceramah. Selain itu guru seringkali menentukan topik

    yang tidak sesuai dengan kehidupan siswa sehingga siswa menulis karangan

    mengenai sesuatu yang tidak menarik bagi dirinya. Sebenarnya dalam

    mengajarkan siswa menulis sebuah karangan, guru sebaiknya menggunakan

    pendekatan yang sesuai dengan keadaan siswa. Dengan menggunakan

    pendekatan yang tepat, maka minat siswa akan lebih besar untuk membuat

    karangan dengan lebih baik.

    Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk meningkatkan

    kemampuan mengarang siswa SD Pangudi Luhur 3 Yogyakarta adalah dengan

    menggunakan pendekatan kontekstual. Peneliti menggunakan pendekatan

    kontekstual dalam usaha meningkatkan kemampuan mengarang siswa.

    Peneliti menganggap dengan pendekatan ini kegiatan pembelajaran akan

    selalu sesuai dengan konteks kehidupan siswa sehingga gagasan-gagasan yang

    bisa dituangkan siswa dalam karangannya akan lebih banyak dan terorganisir

    karena apa yang akan siswa tulis merupakan hal yang sering ia temui. Dengan

    menggunakan pendekatan kontekstual maka diharapkan dapat meningkatkan

    nilai siswa dalam menulis karangan, sehingga pada akhirnya nilai rata-rata

    mengarang siswa kelas 5 SD Pangudi Luhur 3 Yogyakarta dapat mencapai

    KKM, atau dengan kata lain nilai rata-rata mengarang siswa dapat mencapai

    7,00.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    B. Batasan Masalah

    Peneliti menyadari bahwa tidak mungkin mengatasi masalah yang ada

    dalam waktu singkat dengan memperhatikan semua kemungkinan

    penyebabnya, sehingga masalah penelitian ini dibatasi hanya pada kompetensi

    dasar "menulis karangan berdasarkan pengalaman siswa" di mana

    penyelesaian masalahnya dibatasi pula hanya dengan pendekatan kontekstual

    secara umum saja.

    C. Rumusan Masalah

    Dalam penelitian ini terdapat dua permasalahan yang ingin peneliti ketahui

    jawabannya, yaitu:

    D. Apakah pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kemampuan

    mengarang siswa kelas 5 SD Pangudi Luhur 3 Yogyakarta Semester Ganjil

    Tahun Pelajaran 2010/2011.

    E. Sejauh mana pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kemampuan

    mengarang siswa kelas 5 SD Pangudi Luhur 3 Yogyakarta Semester Ganjil

    Tahun Pelajaran 2010/2011.

    F. Batasan Pengertian

    Dalam bahasa tulis seringkali terdapat perbedaan tafsiran mengenai istilah-

    istilah yang digunakan. Agar tidak menimbulkan pertanyaan dan tidak

    menimbulkan salah tafsir, istilah-istilah penting yang digunakan dalam

    penelitian ini diberi pengertian sebagai berikut:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    1. “Mengarang” adalah kegiatan menuangkan ide-ide yang ada dalam pikiran

    yang diperoleh melalui pengalaman, proses belajar, maupun melalui

    pengamatan ke dalam bahasa tulis yang memiliki organisasi dan struktur

    bahasa tertentu.

    2. “Kemampuan” adalah taraf sampai di mana seseorang (siswa) dapat

    menguasai kompetensi tertentu yang dapat diamati dan dinilai.

    3. “Pendekatan kontekstual” adalah sebuah pendekatan mengajar di mana

    kegiatan pembelajaran dikaitkan dengan konteks kehidupan siswa sehari-

    hari (Johnson 2007:64).

    G. Pemecahan Masalah

    Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang masalah dan terkandung

    dalam rumusan masalah, masalah rendahnya kemampuan mengarang siswa

    SD Pangudi Luhur 3 Yogyakarta akan diatasi dengan menggunakan

    pendekatan kontekstual. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa

    pendekatan yang digunakan dalam mengajar adalah pendekatan kontekstual di

    mana kegiatan pembelajaran dikaitkan dengan konteks kehidupan siswa

    sehari-hari.

    H. Tujuan Penelitian

    Penelitian ini memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai. Tujuan

    tersebut antara lain:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    1. Untuk mengetahui apakah pendekatan kontekstual dapat meningkatkan

    kemampuan mengarang siswa kelas 5 SD Pangudi Luhur 3 Yogyakarta.

    2. Bila dapat, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui sejauh mana

    pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kemampuan mengarang

    siswa kelas 5 SD Pangudi Luhur 3 Yogyakarta

    3. Meningkatkan profesionalisme guru dalam melaksanakan proses

    pembelajaran di kelas.

    I. Manfaat Penelitian

    Kegiatan penelitian ini memiliki manfaat baik bagi peneliti, bagi rekan-rekan

    guru, maupun bagi sekolah. Manfaat yang dapat dipetik dari kegiatan

    penelitian ini, antara lain:

    1. Bagi peneliti sendiri menambah pengetahuan mengenai PTK khususnya

    hal yang berkaitan dengan mengarang dan pendekatan kontekstual, serta

    merupakan pengalaman berharga dalam usaha meningkatkan

    profesinalisme guru.

    2. Bagi rekan-rekan guru, dapat menjadi salah satu contoh pembelajaran

    mengarang dengan menggunakan pendekatan kontekstual

    3. Bagi sekolah, dapat menambah satu bacaan yang dapat dimanfaatkan

    untuk teman-teman guru sebagai contoh Penelitian Tindakan Kelas.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Penelitian Terdahulu

    Peneliti menemukan penelitian yang hampir sejenis dengan

    penelitian yang dilakukan peneliti sendiri. Penelitian yang hampir serupa

    tersebut dilakukan oleh I Ketut Widiasa dengan judul “Peningkatan

    Keterampilan Menulis Naratif Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

    dengan Penerapan Pendekatan Kontekstual di Kelas X-6 SMA Negeri”.

    Dalam penelitiannya Widiasa mencoba meningkatkan kemampuan menulis

    naratif dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Widiasa menemukan

    permasalahan kurangnya kemampuan menulis naratif siswa SMA Negeri,

    Bertolak dari hal itu Widiasa sebagai peneliti menggunakan Pendekatan

    kontekstual untuk meningkatkan keterampilan menulis naratif.

    Menurut Widiasa, Pendekatan Kontekstual digunakan sebagai

    upaya meningkatkan keterampilan menulis naratif karena dengan Pendekatan

    Kontekstual siswa dapat membuat keterkaitan yang bermakna dalam

    menuangkan gagasan pada tulisannya dengan kehidupan kesehariannya.

    Dengan menggunakan Pendekatan Kontekstual Widiasa berhasil

    meningkatkan keterampilan menulis Naratif siswa.

    Sebelum dilakukan tindakan dengan menggunakan Pendekatan

    Kontekstual nilai rata-rata dari 40 siswa adalah 65, sedangkan KKM menulis

    naratif adalah 80. Setelah dilakukan tindakan siklus I, didapati bahwa

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    keterampilan menulis naratif siswa meningkat menjadi 74. Setelah dilakukan

    tindakan siklus II keterampilan menulis naratif siswa semakin meningkat

    dengan rata-rata 81.

    Penelitian yang dijelaskan di atas memiliki sedikit perbedaan

    dengan yang dilakukan peneliti. Penelitian yang dijelaskan di atas

    menggunakan pendekatan kontekstual, namun yang menjadi subjek

    penelitiannya adalah siswa SMA yang secara teori berada pada tahap

    “Operasional Formal”. Peneliti sendiri melakukan penelitian untuk

    meningkatkan kemampuan mengarang siswa dengan menggunakan

    pendekatan kontekstuan dan yang menjadi subjek penelitiannya adalah siswa

    kelas 5 SD yang berada pada tahap perkembangan “Operasional Konkret.

    Dari hasil penelitan terdahulu tersebut peneliti berkeyakinan bahwa

    pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kemampuan mengarang siswa

    kelas 5 SD Pangudi Luhur 3 Yogyakarta. Kemampuan mengarang siswa

    dapat meningkat karena dalam membuat karangan siswa diberi kesempatan

    untuk menuangkan segala gagasannya yang ia dapat dari pengalaman sehari-

    hari sehingga siswa akan lebih mudah dalam menuangkan gagasannya dalam

    betuk tulisan sehingga pada akhirnya kemampuan menulis siswa dapat

    meningkat.

    B. Kemampuan Mengarang

    1. Mengarang

    a. Pengertian mengarang

    Mengarang adalah kegiatan menuangkan ide-ide serta gagasan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    secara teratur dan terorganisasi kedalam sebuah tulisan sehingga

    pembaca dapat mengikuti dan memahami jalan pikiran seseorang

    (Akhadiah dkk, 1989:143). Dalam mengarang, seseorang menuangkan

    segala ide yang ada dalam pikirannya dan yang ingin disampaikan

    kepada pembaca kedalam suatu bentuk bahasa tertulis yang terorganisir.

    b. Unsur-unsur karangan

    1) Topik

    Menurut Akhadiah dkk (1989:9), “topik ialah pokok

    pembicaraan dalam keseluruhan karangan yang akan digarap.” .

    Menurut Alwi dkk (2003:435), topik merupakan proposisi yang

    berwujud frasa atau kalimat yang menjadi inti pembicaraan. Jadi

    pada intinya, topik adalah pokok pembicaraan dan pokok

    pembicaraan yang akan digarap tersebut selalu dibahas dalam

    karangan.

    Jika seseorang akan membuat sebuah karangan, maka yang

    pertama-tama harus ia miliki adalah topik karangan, karena karangan

    tidak akan bisa dibuat dengan baik tanpa adanya pokok pembicaraan

    yang akan dibahas dalam karangannya (Akhadiah dkk, 1989:105).

    Topik karangan bisa saja ditentukan sendiri ataupun

    ditentukan oleh pihak lain. Untuk tulisan atau karangan bebas, topik

    dapat ditentukan sendiri oleh pengarang sesuai keinginannya.

    Sedangkan dalam kegiatan pembelajaran yang bersifat formal bisa

    saja topik yang akan digunakan sebagai acuan mengarang ditentukan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    oleh pihak lain.

    Topik yang biasa digunakan dalam pembelajaran di sekolah

    dasar seharusnya merupakan topik yang kontekstual. Topik

    kontekstual tersebut merupakan hal yang berkaitan ataupun dekat

    dengan kehidupan penulis.

    2) Judul karangan

    Judul karangan merupakan nama atau semacam label yang

    diberikan pada sebuah karangan. Judul merupakan hal yang berbeda

    dengan topik. Jika topik merupakan hal yang dibahas dalam

    keseluruhan karangan, maka judul hanya merupakan nama dari

    sebuah karangan yang belum tentu benar-benar dibahas dalam

    karangan (Akhadiah dkk, 1989:107).

    Penjelasan di atas mengatakan bahwa judul bukan sesuatu

    yang harus dinyatakan secara eksplisit dalam sebuah karangan. Judul

    yang ada dalam karangan terkadang dapat menggunakan kata-kata

    atau kalimat yang tidak ada hubungan dengan yang dibahas secara

    denotatif, namun secara konotatif judul tetaplah berhubungan erat

    dengan apa yang dibahas dalam karangan.

    3) Paragraf

    a) Pengertian paragraf

    Paragraf merupakan karangan yang paling singkat atau

    pendek. Sebuah paragraf dibangun oleh beberapa kalimat yang

    saling berhubungan dan hanya membicarakan satu gagasan pokok

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    saja (Akhadiah dkk, 1992:111).

    Paragraf juga merupakan inti penuangan gagasan dalam

    sebuah karangan. Dalam sebuah paragraf, gagasan-gagasan

    gagasan yang dituliskan didukung oleh semua kalimat paragraf

    tersebut, baik kalimat utama, kalimat topik, kalimat-kalimat

    penjelas, hingga kalimat penutup (Akhadiah dkk, 1992:144).

    b) Jenis-jenis paragraf

    Akhadiah dkk (1989:146), membagi jenis paragraf

    berdasarkan tujuannya. Berdasarkan tujuannya, paragraf dapat

    dibedakan menjadi paragraf pembuka, penghubung, dan penutup.

    Paragraf pembuka merupakan paragraf yang berperan

    sebagai pengantar kepada permasalahan yang akan dibahas.

    Setelah sedikit diulas pada paragraph pembuka, suatu

    permasalahan akan dan diuraikan lebih lanjut pada paragraf

    selanjutnya.

    Paragraf penghubung adalah paragraf yang didalamnya

    terdapat masalah pokok yang diuraikan dalam sebuah karangan.

    Secara kuantitatif paragraf inilah yang penulisannya paling

    panjang, dan antara paragraf satu dengan paragraf yang lain harus

    berhubungan secara logis.

    Paragraf penutup ialah paragraf yang mengakhiri sebuah

    karangan. Dalam paragraph penutup biasannya berisi kesimpulan

    dari paragraf penghubung atau berisi penegasan kembali menganai

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    hal-hal yang dianggap penting.

    c) Syarat paragraf yang baik

    Dalam membuat sebuah karangan yang baik, maka penulis

    perlu menuangkan gagasan-gagasannya ke dalam paragraf terlebih

    dahulu. Ada tiga ketentuan yang menjadi dasar penulisan peragraf

    yang baik (Akhadiah dkk, 1992:112). Syarat paragraf yang baik

    tersebut antara lain harus memenuhi unsur kesatuan, kepaduan

    (kohesi dan koherensi) dan kelengkapan.

    Sebuah paragraf dikatakan memenuhi unsur kesatuan

    apabila semua kalimat yang terkandung dalam paragraf yang

    dimaksud berhubungan dengan gagasan pokok paragraf tersebut.

    Jadi sebuah paragraf yang baik ialah paragraf yang hanya memiliki

    satu gagasan pokok dan diperjelas oleh kalimat penjelas yang

    berhubungan dengan gagasan pokok tersebut.

    Unsur kepaduan dipenuhi oleh sebuah paragraf apabila

    dalam paragraf yang dimaksud dibangun oleh kalimat-kalimat

    yang memiliki kohesi dan koherensi. Menurut Alwi (2003:41)

    kohesi merupakan keterkaitan antara kalimat atau proposisi yang

    secara eksplisit diungkap dalam kalimat-kalimat yang digunakan,

    sedangkan koherensi merupakan keterkaitan antara kalimat yang

    secara implisit diungkap oleh kalimat-kalimat yang digunakan.

    Dengan keterkaitan-keterkaitan kalimat antar paragraf tersebut

    pembaca dapat dengan mudah memahami dan mengikuti jalan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    pikiran penulis tanpa adanya loncatan pikiran yang

    membingungkan.

    Syarat ketiga dari penulisan paragraf yang baik adalah

    memenuhi unsur kelengkapan. Sebuah paragraf dikatakan lengkap

    apabila kalimat-kalimat penjelas dalam paragraf yang dimaksud

    cukup meunjang kejelasan kalimat topik dalam paragraf tersebut.

    4) Kalimat

    Kalimat merupakan sekelompok kata yang merupakan suatu

    kesatuan yang mengutarakan suatu pikiran atau perasaan

    (Poerwadarminta, 1989:473). Sedangkan menurut Alwi dkk

    (2003:311), “Kalimat adalah satuan bahasa terkecil , dalam wujud

    lisan atau tulisan, yang mengungkapakan pikiran yang utuh.” Suatu

    pikiran atau perasaan dapat diungkapkan dengan sebuah kalimat.

    Kalimat merupakan penyusun utama sebuah paragraf. Untuk

    membentuk sebuah paragraf yang baik maka dalam paragraf tersebut

    harus memiliki kalimat topik dan kalimat penjelas

    Kalimat topik merupakan kalimat utama yang dibahas dan

    dijelaskan dalam suatu paragraf. Dalam sebuah paragraf, kalimat topik

    dijelaskan oleh beberapa kalimat penjelas yang mendukung kalimat

    topik yang dimaksud.

    Kalimat penjelas merupakan kalimat yang dipakai untuk

    memperjelas maksud dari kalimat topik. Dalam sebuah paragraph

    kalimat penjelas juga bisa dipakai sebagai kalimat penghubung untuk

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    dibahas dalam paragraf berikutnya.

    Ellis (2003:38), menyatakan “ A clear sentence starts with a

    clear idea of what you want to say”. Pernyataaan tersebut dapat

    diartikan bahwa sebuah kalimat yang baik dapat dimulai dengan

    sebuah ide yang baik pula mengenai apa yang akan disampaikan. Jadi

    dalam membuat kalimat yang baik pada sebuah paragraf atau wacana

    diperlukan ide-ide yang baik pula untuk menunjang terbentuknya

    paragraf yang baik.

    5) Kata

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:451), kata

    merupakan satuan bahasa terkecil, sedangkan Akahadiah dkk

    (1992:63). memberi penjelasan kata sebagai “unsur bahasa yang

    diucapkan atau ditulis yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan

    dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa. Kata merupakan

    penyusun utama dalam sebuah kalimat. Dalam sebuah kata terdapat

    gambaran bunyi bahasa yang disbut ejaan. Ejaan tersebut terbentuk

    olehtulisan berupa susunan huruf yang distandarisasikan.

    2. Kemampuan mengarang

    a. Pengertian Kemampuan

    Kemampuan berasal dari kata “mampu” yang berarti sanggup

    atau dapat. Kemampuan dapat diartikan sebagai sesanggupan atau

    kekuatan untuk melakukan suatu tindakan (Poerwadarminta, 1989:923).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    b. Pengertian Kemampuan Mengarang

    Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa kemampuan adalah

    kesanggupan atau kekuatan dalam melakukan sesuatu, sedangkan

    mengarang adalah kegiatan menuangkan ide-ide atau gagasan secara

    teratur dan terorganisasi ke dalam sebuah tulisan sehingga pembaca

    dapat mengikuti dan memahami jalan pikiran seseorang. Jadi dapat

    disimpulkan bahwa kemampuan mengarang adalah kesanggupan dalam

    melakukan kegiatan menuangkan gagasan atau ide-ide secara

    terorganisasi ke dalam sebuah tulisan sehingga pembaca dapat mengikuti

    dan memahami jalan pikiran pengarang.

    c. Kemampuan Mengarang dalam Kurikulum

    Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang saat ini dipakai sebagai

    kurikulum pendidikan secara nasional memasukan kemampuan

    mengarang sebagai kemampuan menulis yang harus dikuasai siswa.

    Kemampuan mengarang tersebut dimasukan dalam Standar Kompetensi

    (SK) menulis dan pada Kompetensi Dasar (KD) mengarang berbagai

    topik.

    C. Pendekatan Kontekstual

    1. Pendekatan mengajar

    “Pendekatan adalah cara, langkah-langkah yang diambil untuk

    melaksanakan tugas dalam mengatasi masalah” (Poerwadarminta, 1989: 56).

    Sedangkan mengajar diartikan sebagai memberi pelajaran (Salim dan Salim,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    1991:25). Dari dua pengertian diatas dapat dikatakanpendekatan mengajar

    dapat dikatakan sebagai suatu cara dalam memberikan menyampaikan

    materi atau mengajarkan suatu materi dengan berdasar pada cakupan konsep

    dan teori-teori belajar dan mengajar tertentu.

    2. Kontekstual

    Salim dan Salim (1991:767) memberi pengertian bahwa konteks

    adalah lingkungan yang melingkupi, sedangkan kontekstual disebutkan

    merupakan sifat yang berhubungan dengan konteks. Jadi dapat disimpulkan

    bahwa kontekstual adalah sesuatu yang bersifat melingkupi sesuatu.

    3. Pendekatan kontekstual

    a. Pengertian pendekatan kontekstual

    Pendekatan kontekstual merupakan salah satu dari berbagai

    macam pendekatan yang ada dalam dunia pendidikan. Pendekatan

    kontekstual juga biasa disebut Contexstual Tteaching and Learning

    (CTL).

    Johnson (2007:19), memberikan gambaran mengenai pendekatan

    kontekstual seperti berikut:

    “..An educational process that aims to help students see meaning in academic material they are studying by connecting academic subjects with the contexts of their daily lives, that is with contexts of their personal, social, and culture circumstance”. Kutipan diatas menjelaskan bahwa pendekatan kontekstual

    merupakan pendekatan yang membantu para peserta didik untuk

    mengaitkan materi-materi akademis dengan konteks kehidupan siswa

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    sehari-hari yang meliputi konteks personal, social dan budaya.

    Pendekatan kontekstual merupakan konsepsi yang membantu

    guru mengaitkan suatu materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata.

    Dalam pembelajaran kontekstual ini guru memotivasi siswa membuat

    hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan siswa

    sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Trianto, 2009:104).

    Seorang guru yang menggunakan pendekatan kontekstual dalam

    mengajar akan selalu berusaha agar materi-materi yang disampaikan

    selalu sesuai dengan kehidupan siswa sehari-hari. Dengan demikian

    siswa akan lebih mudah mengkaitkan materi pelajaran di sekolah dengan

    kehidupannya sehari-hari sehingga pengetahuan yang didapat dapat

    bermakna dalam hidupnya.

    b. Komponen pendekatan kontekstual

    Menurut Johnson (2007:67), dalam melaksanakan pembelajaran

    menggunakan pendekatan kontekstual, perlu mencakup beberapa

    komponen penting yang perlu diperhatikan, antara lain:

    1) Keterkaitan yang bermakna, maksudnya dalam melakukan kegiatan

    belajar siswa harus dapat terarahkan pada pengetahuan yang dapat

    berguna dalam kehidupannya.

    2) Pekerjaan berarti, maksudnya dalam melakukan kegiatan belajar,

    siswa bukan untuk memperoleh pengetahuan semata, namun

    diusahakan kegiatan belajarnya dapat menghasilkan suatu

    pemecahan masalah dalam hidupnya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    3) Belajar mandiri, maksudnya dalam memperoleh pengetahuan siswa

    tidak harus selalu diberitahu oleh guru, namun siswa perlu aktif

    dalam memperoleh pengetahuannya.

    4) Kerjasama, maksudnya dalam pembelajaran siswa dibiasakan

    berbagi pengetahuan dengan siswa. Dengan demikian komunikasi

    dan hubungan sosial siswa juga akan lebih baik. Vygotsky dalam

    Sugiyanto (2009:18) menyatakan bahwa pengetahuan dan

    pengalaman anak banyak dibangun melalui komunikasi dengan

    orang lain.

    5) Kritis dan kreatif, maksudnya dalam pendekatan kontekstual siswa

    bisa distimulus untuk mau berpikir kritis. Siswa juga diarahkan agar

    kreatifitasnya semakin berkembang

    6) Membantu individu untuk tumbuh dan berkembang

    7) Mencapai standar yang tinggi, dalam pendekatan kontekstual standar

    yang digunakan haruslah standar yang dapat memacu siswa belajar

    lebih baik.

    8) Menggunakan penilaian autentik, maksudnya penilaian yang

    digunakan haruslah penilaian yang dapat menggambarkan keadaan

    setiap siswa yang sebenarnya karena pendekatan kontekstual

    mengakui kekhasan dan keunikan setiap individu.

    c. Kekuatan pendekatan kontekstual

    Linfords (1980:186), menyatakan

    “An environment which encourage the child to do this thing, namely to actively explore and observe and manipulate so as

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    to formulate his own concepts and name them, this environment would seem to match the child early ways of learning.”

    Penjelasan di atas dapat dirumuskan kembali bahwa sebuah

    lingkungan atau suasana yang mendukung siswa untuk menggali

    pengetahuan, mengamati dan membuat tindakan dapat membantu siswa

    dalam merumuskan konsepnya sendiri. Lingkungan, suasana dan

    kondisi tersebut akan memberi gambaran untuk menyesuaikan cara

    belajarnya.

    Pendekatan kontekstual merupakan salah satu pendekatan

    mengajar yang selalu berusaha untuk membawakan konteks yang sesuai

    dengan keadaan dan kehidupan siswa sehari-hari yang mana bahwa

    konteks tersebut dapat lebih mendorong siswa dalam menggali

    pengetahuan, mengamati dan membuat tindakan, sehingga pada

    akhirnya siswa akan lebih mudah dalam merumuskan konsep-konsep

    yang ia pelajari. Jadi dengan pendekatan konteksual siswa akan lebih

    mudah menyesuaikan cara belajarnya serta mempermudah siswa dalam

    merumuskan konsep-konsep yang ia pelajari.

    D. Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Mengarang

    Roofi’udin, (2001:112) menjelaskan bahwa proses menulis sebuah

    karangan dapat melalui tahapan berikut:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    1. Tahap pra menulis, pada tahapan ini mencakup kegiatan menentukan

    topik, mengidentifikasi pikiran-pikiran berkaitan dengan topik serta

    merencanakan pengorganisasiannya, dan menentukan bentuk karangan

    2. Tahap menulis, kegiatan dalam tahap ini mencakup menuangkan gagasan

    kedalam draft atau kerangka karangan menggunakan informasi dan data

    yang telah diperoleh dari kegiatan pra menulis. Setelah penulis merevisi

    draft kasar atau kerangka karangannya dengan menambah informasi,

    mempertajam rumusan, mengubah urutan pikiran dan membuang

    informasi yang tidak relevan kemudian menuangkan gagasannya tersebut

    kedalam sebuah karangan jadi.

    3. Tahap pasca menulis, pda tahap ini karangan dibaca secara menyeluruh

    dan melakukan editing seperti memperbaiki pilihan kata yang kurang

    tepat, memperbaiki kesalahan ejaan dan tanda baca.

    Pendekatan kontekstual merupakan pendekatanyang sesuai dan dapat

    digunakan dalam pembelajaran mengarang. Pembelajaran mengarang akan

    menjadi kontekstual apabila dalam pembelajaran, komponen penting dalam

    pendekatan kontekstual diperhatikan.

    Seperti yang telah dijelaskan di atas, komponen penting yang perlu

    diperhatikan dalam pembelajaran mengarang yang kontekstual mencakup

    membuat keterkaitan yang bermakna, melakukan pekerjaan yang berarti,

    belajar mandiri, bekerjasama, berpikir kritis dan kreatif.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    Dengan memperhatikan dan memasukan komponen penting di atas ke

    dalam pembelajaran mengarang maka pembelajaran akan menjadi

    pembelajaran yang kontekstual. Hal tersebut akan menjadikan pembelajaran

    mengarang akan lebih bermakna karena terkait erat dengan konteks siswa

    dalam kehidupan sehari-hari.

    E. Kerangka Berpikir

    Seseorang yang hendak belajar kebahasaan, hendaknya memulainya

    dari konteks (Hymes dalam Tanlain, 2006:35). Konteks yang dimaksud adalah

    suatu keadaan atau situasi yang melingkupi seseorang. Jadi untuk

    mengajarkan aspek-aspek kebahasaan pada peserta didik, salah satu

    pendekatan yang sesuai dan dapat digunakan adalah pendekatan kontekstual.

    Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa pendekatan

    kontekstual merupakan pendekatan yang membantu para peserta didik untuk

    mengaitkan materi-materi akademis dengan konteks kehidupan siswa sehari-

    hari yang meliputi konteks personal, sosial dan budaya (Johnson,

    2007:19).Trianto (2009:105) juga memberi penjelasan bahwa pendekatan

    kontekstual menekankan pada berpikir tingkat tinggi yang di dalamnya

    terdapat transfer pengetahuan lintas disiplin, pengumpulan informasi,

    penganalisaan dan pensintesisan informasi dan data dari berbagai sumber.

    Sumber informasi dan data tersebut didapat melakui pengalaman siswa yang

    diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.

    Dengan menggunakan pendekatan kontekstual dalam mengajarkan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    membuat sebuah karangan, maka siswa akan lebih mudah untuk sebuah

    karangan dengan topik yang sesuai dengan kehidupannya sehari-hari. Siswa

    akan lebih mudah untuk menuangkan gagasan atau ide-ide kedalam bentuk

    tulisan karena apa yang akan siswa tuangkan kedalam tulisan adalah apa yang

    siswa alami dan dekat dengan kehidupan siswa sehari-hari.

    Dengan menggunakan pendekatan konteksual, siswa akan lebih

    tertarik dalam membuat sebuah karangan. Siswa akan lebih tertarik dalam

    membuat karangan karena dalam pendekatan kontekstual, karangan yang

    dibuat oleh siswa adalah karangan yang berkaitan dengan kehidupan siswa

    sehari-hari, guru menggunakan variasi dalam menentukan topik yang sesuai

    dengan konteks kehidupan siswa..

    Menurut Bransford dkk, “When material taught is multiple contexts,

    people more likely to extract the relevan features of the concepts. Dengan kata

    lain, variasi konteks dalam mengajarkan sesuatu akan lebih disukai untuk

    mendukung siswa dalam menggali konsep-konsep yang relevan.

    Peneliti menyimpulkan bahwa siswa lebih tertarik dalam membuat

    sebuah karangan dengan topik yang bervariasi.Topik yang dipilih sebaiknya

    bervariasi agar siswa lebih tertarik untuk menggali apa yang telah ia ketahui

    sebelumnya dalam memilih gagasan-gagasan yang akan dituangkan siswa

    kedalam tulisan, sehingga gagasan yang dituangkan siswa merupakan gagasan

    yang telah siswa seleksi dan dianggap sebagai gagasan terbaik yang layak

    dituangkan menurut siswa.

    Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa dengan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    menggunakan pendekatan kontekstual dalam mengajarkan mengarang, maka

    siswa akan lebih tertarik dalam membuat sebuah karangan. Selain itu siswa

    juga akan lebih mudah menuangkan gagasan yang dimilikinya kedalam

    sebuah tulisan, sehingga kualitas karangan siswa akan lebih baik.

    Kualitas karangan siswa berhubungan erat dengan kemampuan

    siswa dalam membuat karangan, Dengan kualitas karangan siswa yang lebih

    baik tersebut maka dapat dikatakan pula bahwa kemampuan mengarang siswa

    meningkat.

    Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan pendekatan

    kontekstual dalam mengajarkan mengarang, kemampuan siswa dalam

    menyusun sebuah karangan dimungkinkan akan meningkat.

    Penelitiian ini sangat terkait dengan kegiatan mengarang. Penelitian ini

    bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengarang siswa kelas 5 SD

    Pangudi Luhur 3 Yogyakarta dengan menggunakan pendekatan kontekstual.

    Seperti yang telah dijelaskan di atas, pendekatan kontekstual ini diyakini

    peneliti dapat meningkatkan kemampuan mengarang siswa.

    F. Hipotesis Tindakan

    Hipotesis penelitian ini adalah “Pembelajaran menggunakan pendekatan

    kontekstual dapat meningkatkan kemampuan mengarang siswa kelas 5 SD

    Pangudi Luhur 3 Yogyakarta.”

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Setting Penelitian

    1. Tempat penelitian

    SD Pangudi Luhur 3 Yogyakarta merupakan tempat di mana penelitian ini

    dilaksanakan.

    2. Subjek penelitian

    Siswa kelas 5 SD Pangudi Luhur 3 Yogyakarta merupakan subjek dalam

    penelitian ini

    3. Objek penelitian

    Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah kemampuan mengarang

    siswa

    4. Waktu penelitian

    Setelah mendasarkan diri pada program tahunan dan program semester SD

    Pangudi Luhur 3 Yogyakarta, maka kegiatan penelitian ini dilaksanakan

    pada minggu ke 5 bulan November hingga minggu ke 2 bulan Desember.

    B. Jenis Penelitian

    Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Peneliti

    melakukan PTK karena penelitian menemukan permasalahan mengenai proses

    dan hasil belajar di kelas yaitu rendahnya kemampuan mengarang siswa kelas

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    5 SD Pangudi Luhur 3. Masalah tersebut ditunjukan dengan rata-rata nilai

    mengarang siswa kelas 5 yang masih di bawah KKM 70.

    Dari permasalahan tersebut maka peneliti ingin meningkatkan mutu

    pembelajaran di kelas dengan melakukan PTK.PTK ini dilakukan untuk

    mengatasi masalah pembelajaran di kelas khususnya masalah mengenai

    kemampuan siswa kelas 5 SD Pangudi Luhur 3 dalam materi membuat

    karangan karangan.

    Menurut Kernan dalam Kusumah dan Dwitagama (2009:24) ada

    tujuh langkah yang harus dicermati dalam melakukan PTK antara lain:

    1. Analisis situasi atau kenal medan

    Pada analisis situasi ini, peneliti dapat mencari informasi dengan

    melakukan berbagai kegiatan seperti wawancara, penyebaran kuisioner,

    maupun observasi langsung. Pada tahap ini peneliti harus mendapat

    informasi yang jelas mengenai situasi di tempat yang akan dilakukan PTK.

    2. Perumusan dan klarifikasi masalah

    Pada tahap ini peneliti merumuskan informasi yang didapat dari tahap

    pertama agar informasi yang didapat lebih sistematik dan mudah

    dimengerti sehingga informasi tersebut bisa diklarifikasi dengan lebih

    mudah.

    3. Hipotesis tindakan

    Pada tahap ini penelitii menetapkan dan merumuskan hipotesis tindakan.

    4. Perencanaan tindakan

    Pada tahap ini peneliti merencanakan tindakan secara rinci pada setiap

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    siklus, sehingga pada pelaksanaan peneliti memiliki panduan yang jelas.

    5. Pelaksanaan tindakan dengan memonitoringnya

    Setelah perencanaan direncanakan secara rinci, maka dilakukan

    pelaksanaan dari rencana yang telah dirancang oleh peneliti.Rencana

    tindakan yang dilakukan harus sesuai perencanaan yang dibuat.Pada

    pelaksanaan ini peneliti harus melakukan pengamatan/monitoring apakah

    tindakan yang direncanakan berjalan dengan baik atau tidak.

    6. Evaluasi hasil tindakan

    Pada tahap ini peneliti melakukan evaluasi dari pelaksanaan tindakan.

    7. Refleksi dan pengambilan keputusan

    Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi dan melihat kelebihan dan

    kekurangan yang ada pada pelaksanaan tindakan yang telah

    dilakukan.Setelah itu peneliti mengambil keputusan untuk pengembangan

    selanjutnya.

    Penelitian Tindakan Kelas ini mengacu pada desain PTK model

    Kemis& Mc. Taggart. Tahapan setiap siklus dalam PTK model Kemis &

    Mc. Taggart tersebut dapat dilihat pada bagan di bawah ini.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    Bagan tersebut menjelaskan bahwa setelah refleksi siklus I maka

    penelitian ini berlanjut ke siklus II dan seterusnya hingga tujuan penelitian

    ini tercapai. Setiap siklus dalam PTK ini digambarkan dalam empat proses

    utama yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

    Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus I dilakukan dalam

    dua pertemuan dengan jumlah 5 jam pelajaran, sedangkan siklus II

    Pelaksanaan

    Perencanaan

    Pengamatan

    Refleksi

    Pelaksanaan

    Perencanaan

    Pengamatan

    Refleksi

    Siklus I

    Siklus II

    Bagan 3.1 Model PTK

    Kondisi Awal

    Kondisi Akhir

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    dilakukan dalam tiga pertemuan dengan jumlah 7 jam pelajaran.Dalam

    tahap perencanaan peneliti merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan

    di lapangan. Perencanaan tindakan tersebut dilakukan dengan membuat

    RPP, LKS, dan instrumen penilaian.

    Tahap selanjutnya setelah tahap perencanaan adalah tahap

    “pelaksanaan”.Dalam tahap ini peneliti melakukan setiap tindakan yang

    telah direncanakan sebelumnya.

    Tahap ketiga dalam sebuah siklus adalah tahap “pengamatan”. Pada

    tahap ini peneliti melakukan pengamatan pada proses pelaksanaan

    tindakan. Pada tahap ini peneliti juga mengamati akibat yang ditimbulkan

    oleh pelaksanaan tindakan dengan cara mengumpulkan data untuk

    mengetahui kemajuan kemampuan mengarang siswa setelah penerapan

    pendekatan kontekstual pada pembelajaran mengarang.

    Langkah keempat adalah “refleksi”, di mana peneliti melakukan

    refleksi, memikirkan, dan merenungkan semua informasi yang diperoleh

    pada siklus I. hasil refleksi digunakan sebagai dasar tindakan berikutnya.

    C. Rancangan Penelitian

    1. Persiapan

    a. Permintaan izin kepada kepala sekolah SD Pangudi Luhur 3

    Yogyakarta untuk melakukan kegiatan penelitian di SD tersebut

    b. Melakukan observasi pada siswa kelas 5 untuk memperoleh gambaran

    sepintas mengenai tingkah laku siswa

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    c. Melakukan wawancara pada guru kelas 5 untuk mengetahui gambaran

    sepintas mengenai kemampuan mengarang siswa

    d. Identifikasi masalah

    e. Analisis Masalah

    f. Perumusan masalah

    g. Perumusan hipotesis

    h. Penyusunan rencana penelitian dalam siklus-siklus

    i. Menentukankondisi awal mengenai kemampuan mengarang siswa

    kelas 5 dengan melihat nilai mengarang 2 tahun yang lalu.

    j. Penyusunan silabus, RPP, LKS, dan instrumen penelitian

    2. Rencana tindakam setiap siklus

    Setelah diperoleh gambaran keadaan kelas, maka dilakukan tindakan kelas

    sebagai berikut:

    a. Siklus I

    1) Rencana tindakan

    a) Siswa membentuk kelompok beranggotakan 3 (tiga) orang.

    b) Siswa menyimak penjelasan singkat guru mengenai silsilah

    keluarga

    c) Siswa mengamati kemudian menempelkan foto anggota

    keluarganya masing-masing pada tempat yang tersedia.

    d) Siswa menulis kedudukan anggota keluarga tersebut

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    e) Siswa mengisi pertanyaan seputar anggota keluarga yang ada

    pada foto, contoh: siapa nama anggota keluarga tersebut,

    berapa usianya, bagaimana ciri fisiknya, apa sifat yang paling

    nampak darinya , di mana ia bersekolah/ bekerja, apa tugas

    dari pekerjaannya, apa manfaat ia bekerja/ bersekolah.

    f) Siswa secara berkelompok mendiskusikan hal apa saja yang

    perlu diperhatikan dalam membuat karangan.

    g) Siswa secara individu membuat kerangka karangan

    berdasarkan foto anggota keluarga yang telah dijawab

    pertanyaan seputar nya.

    h) Siswa saling mengkritisi dan menyempurnakan kerangka

    karangan yang dibuat teman dalam kelompok

    i) Siswa secara individu membuat karangan berdasarkan

    kerangka karangan yang telah dibuat bersama kelompoknya.

    j) Siswa menentukan tempat di mana karangannya akan

    dipublikasikan. Pilihan publikasi karangan adalah di majalah

    dinding, surat kabar, surat kabar online, atau diperbanyak dan

    dibagikan langsung kepada calon pembaca di sekolah maupun

    luar sekolah

    k) Siswa mempersiapkan publikasi karangan

    Rencana tindakan pada siklus I dapat lebih jelas dengan melihat pada bagan

    di bawah ini.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    Bahan yang perlu dipersiapkan siswa sebelum pembelajaran: Siswa diminta membawa foto anggota keluarganya (guru membawa contoh)

    Siswa secara berkelompok mendiskusikan hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam membuat karangan.

    Tahap Menulis Tahap Pasca Menulis

    Siswa mengamati kemudian menempelkan foto anggota keluarganya masing-masing pada tempat yang tersedia.

    Siswa membuat kerangka karangan berdasarkan foto anggota keluarga yang telah dijawab pertanyaan seputarnya

    Siswa menentukan tempat di mana karangannya akan dipublikasikan. Pilihan publikasi karangan adalah di majalah dinding, surat kabar, surat kabar online, atau diperbanyak dan dibagikan langsung kepada calon pembaca di sekolah maupun luar sekolah

    Siswa menulis nama dan kedudukan masing-masing anggota keluarganya

    Siswa membentuk kelompok beranggotakan 3 (tiga) siswa.

    Siswa mengisi pertanyaan seputar anggota keluarga yang ada pada foto misal: berapa usianya, bagaimana ciri fisiknya, apa sifat yang paling nampak darinya , di mana ia bersekolah/ bekerja, apa tugas dari pekerjaannya, apa manfaat ia bekerja/ bersekolah.

    Tahap Pramenulis

    Siswa secara individu membuat karangan berdasarkan kerangka karangan yang telah dibuat bersama kelompoknya.

    Siswa mempersiapkan publikasi karangan

    Siswa saling mengkritisi dan menyempurnakan kerangka karangan yang dibuat teman dalam kelompok

    Bagan 3.2 Rencana tindakan siklus I

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    2) Pelaksanaan tindakan

    Pelaksanaan tindakan dilakukan dengan merealisasikan rencana pada

    butir 1).

    3) Observasi dan pengumpulan data

    Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan merupakan data

    kuantitatif, yaitu nilai mengarang para siswa kelas 5.Instrument

    pengumpulan data kuantitatif ini adalah produk berupa karangan siswa

    kelas 5, dan hasil karangan siswa dinilai oleh peneliti dengan mengacu

    pada rubrik penilaian yang telah dibuat sebelumnya. Tahap ini

    dilakukan dilaksanakan diantara tahap menulis dan dengan tahap pasca

    menulis

    4) Refleksi

    Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi dan melihat kelebihan dan

    kekurangan yang ada pada pelaksanaan tindakan yang telah

    dilakukan.Setelah itu peneliti mengambil keputusan untuk

    pengembangan selanjutnya.

    b. Siklus II

    1) Rencana tindakan

    a) Siswa membentuk kelompok beranggotakan 3 (tiga) orang.

    b) Siswa mengamati foto-foto dan membaca artikel seputar SD

    Pangudi Luhur uang dipersiapkan siswa dan guru sebelum

    pembelajaran.

    c) Siswa mengamati foto setiap bagian sekolah yang disediakan guru.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    d) Siswa menulis nama lokasi dari bagian sekolah yang ada pada foto.

    e) Siswa mengisi pertanyaan seputar lokasi yang ada pada foto

    dengan mengamati langsung lokasi. Contoh pertanyaan: apa guna

    dari bagian sekolah yang ada pada foto, apa kegiatan yang biasa

    dilakukan di bagian sekolah yang ada pada foto, bagaimana kondisi

    dari bagian sekolah yang ada pada foto, bagaimana cara merawat

    bagian sekolah yang ada pada foto.

    f) Siswa secara berkelompok mendiskusikan hal apa saja yang perlu

    diperhatikan dalam membuat karangan.

    g) Siswa secara berkelompok membuat kerangka karangan

    berdasarkan foto yang telah diberi penjelasan dengan menjawab

    pertanyaan seputar foto tersebut

    h) Siswa secara individu membuat karangan berdasarkan kerangka

    karangan yang telah dibuat bersama kelompoknya.

    i) Siswa menentukan tempat di mana karangannya akan

    dipublikasikan. Pilihan publikasi karangan adalah di majalah

    dinding, surat kabar, surat kabar online, atau diperbanyak dan

    dibagikan langsung kepada calon pembaca di sekolah maupun luar

    sekolah.

    j) Siswa mempersiapkan publikasi karangan .

    k) Siswa mempublikasikan hasil karangan sesuai dengan persiapan

    yang telah dilakukan. (untuk publikasi di internet dibantu oleh

    guru)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    Rencana tindakan pada siklus II dapat lebih jelas dengan melihat pada

    bagan di bawah ini.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    Siswa mempublikasikan hasil karangan sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan. (untuk publikasi di internet dibantu oleh guru)

    Siswa secara berkelompok mendiskusikan hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam membuat karangan.

    Tahap Menulis Tahap Pasca Menulis

    Siswa mengamati foto setiap bagian sekolah.

    Siswa membuat kerangka karangan berdasarkan foto yang telah diberi penjelasan secara berkelompok.

    Siswa menentukan tempat di mana karangannya akan dipublikasikan. Pilihan publikasi karangan adalah di majalah dinding, surat kabar, surat kabar online, atau diperbanyak dan dibagikan langsung kepada calon pembaca di sekolah maupun luar sekolah

    Siswa menulis nama lokasi dari bagian sekolah yang ada pada foto.

    Siswa membentuk kelompok beranggotakan 3 (tiga) siswa.

    Siswa mengisi pertanyaan seputar lokasi yang ada pada foto dengan mengamati langsung lokasi Contoh pertanyaan: apa guna dari bagian sekolah yang ada pada foto, apa kegiatan yang biasa dilakukan di bagian sekolah yang ada pada foto, bagaimana kondisi dari bagian sekolah yang ada pada foto.

    Tahap Pramenulis

    Siswa secara individu membuat karangan berdasarkan kerangka karangan yang telah dibuat bersama kelompoknya.

    Siswa mempersiapkan publikasi karangan sesuai dengan

    Siswa mengamati foto dan artikel seputar SD PL

    Bahan yang perlu dipersiapkan siswa sebelum pembelajaran: Siswa diminta membawa artikel seputar SD PL (guru membawa contoh)

    Bagan 3.3 Rencana tindakan siklus II

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    2) Pelaksanaan tindakan

    Pelaksanaan tindakan dilakukan dengan merealisasikan rencana pada

    butir 1).

    3) Observasi/Pengumpulan data

    Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan merupakan data

    kuantitatif, yaitu nilai mengarang para siswa kelas 5.Instrument

    pengumpulan data kuantitatif ini adalah berupa produk berupa

    karangan siswa kelas 5, dan hasil karangan siswa dinilai oleh peneliti

    dengan mengacu pada rubrik penilaian yang telah dibuat sebelumnya.

    4) Refleksi

    Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi dan melihat kelebihan dan

    kekurangan yang ada pada pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan.

    Setelah itu peneliti mengambil keputusan untuk pengembangan

    selanjutnya serta membuat kesimpulan.

    D. Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

    Dalam penelitian ini, kemampuan mengarang siswa dan pendekatan

    kontekstual merupakan hal yang akan diteliti. Kondisi awal kemampuan

    mengarang siswa diperoleh melalui pengumpulan data teknik dokumentasi di

    mana nilai mengarang siswa SD Pangudi Luhur tahun ajaran 2008/2009 dan

    2009/2010 dikumpulkan kemudian dilakukan analisis dengan mencari rata-

    rata.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    Nilai rata-rata mengarang siswa merupakan indikator dari kemampuan

    mengarang siswa.Apabila nilai rata-rata mengarang siswa baik, maka

    kemampuan mengarang siswa dapat dikatakan baik, begitu pula sebaliknya.

    Untuk mengetahui kemampuan mengarang siswa maka diperlukan tes

    mengarang dengan instrumen yang baik sehingga nilai yang didapat

    merupakan nilai yang benar-benar mencerminkan kemampuan mengarang

    siswa yang sebenarnya.

    1. Jenis data

    Jenis data yang akan diolah dalam penelitian ini adalah data

    kuantitatif, berupa kemampuan mengarang siswa yang

    dinyatakan/direpresentasikan dalam bentuk skor yang diubah menjadi

    nilai.

    2. Teknik pengumpulan data

    a. Data Kondisi Awal

    Data kondisi awal kemampuan mengarang siswa diperoleh

    melalui pengumpulan data teknik dokumentasi di mana nilai

    mengarang siswa SD Pangudi Luhur tahun ajaran 2008/2009 dan

    2009/2010 dikumpulkan kemudian dilakukan analisis dengan

    mencari rata-rata dan menentukan distribusi penyebaran nilainya.

    b. Data kemampuan mengarang

    Kemampuan mengarang siswa kelas 5 SD Pangudi Luhur 3

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    diperoleh melalui tes mengarang dengan topik tertentu.Topik yang

    ditentukan diambil dari hasil analisis data yang dikumpulkan melalui

    metode proyektif teknik mengurutkan.Dalam pengumpulan data

    teknik ini subjek diberikan pilihan-pilihan topik di mana subjek

    diminta memilih topik yang paling relevan dan menarik menurut

    kacamata subjek.

    Validitas tes kemampuan mengarang ini menggunakan

    Validitas Muka. Validitas jenis ini menyatakan suatu instrumen tes

    valid apabila instrumen yang digunakan dalam tes telah mencakup

    keseluruhan isi materi yang akan dicapai (Nazir, 2006:148).

    3. Instrumen Penelitian

    Kemampuan mengarang siswa SD Pangudi Luhur 3 diperoleh melalui tes

    mengarang yang hasilnya berupa produk karangan.Instrumen yang

    digunakan untuk menilai karangan siswa adalah lembar karangan

    (terlampir) dan rubrik penilaian mengarang. Menurut Rofi’udin dan Zuhdi

    (2002:91-92) komponen-komponen yang dinilai dalam karangan

    mencakup adanya kesesuaian judul dengan isi, isi gagasan yang

    dikemukakan dapat dimengerti pembaca, organisasi isi karangan baik, tata

    bahasa yang digunakan baku, ejaan dan tanda bacanya benar. Rofi’udin

    dan Zuhdi (2002:191) memberikan beberapa beberapa cara dalam

    melakukan penilaian karangan yaitu dengan penentuan skor maksimal,

    skala, dan dengan skala pembobotan. Dalam penelitian ini peneliti menilai

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    karangan siswa dengan menentukan skor maksimal.Rubrik yang

    digunakan dalam penilaian mengarang dapat dilihat pada table berikut.

    Tabel 3.1 Panduan penyekoran komponen karangan

    Tabel di atas menggambarkan bahwa skor masksimal tiap-tiap komponen

    karangan yang dinilai berbeda.Dalam melakukan penyekoran peneliti mengacu

    pada tabel deskriptor penyekoran yang dapat dilihat di bawah ini.

    Komponen yang

    dinilai Skor Maksimal

    kesesuaian judul

    dengan isi 3

    Isi gagasan 6

    Organisasi isi

    karangan 5

    Tata bahasa 5

    Ejaan dan tanda

    baca 3

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    Deskriptor penyekoran untuk “Judul Karangan”

    Komponen

    yang dinilai Judul

    Nilai Deskriptor

    1 Judul mencerminkan sebagian kecil isi karangan yang dibuat.

    Hanya beberapa gagasan yang dituangkan dalam karangan

    berhubungan dengan judul

    2 Judul mencerminkan sebagian sebagian besar isi karangan, namun

    judul masih terlalu luas

    3 Judul mencerminkan keseluruhan isi karangan dan tidak terlalu

    luas

    Tabel 3.2 Deskriptor penyekoran komponen “Judul Karangan”

    Deskriptor penyekoran untuk isi gagasan karangan

    Komponen

    yang dinilai Isi Gagasan

    Nilai Deskriptor

    1 Semua gagasan yang dituangkan dalam karangan tidak dapat dimengerti pembaca

    2 Gagasan yang dituangkan dalam karangan sempit dan sebagian besar tidak dapat dimengerti pembaca

    3 Gagasan yang dituangkan dalam karangan sebagian (lebih kurang 50%) dapat dimengerti pembaca dan sebagian tidak dapat dimengerti

    pembaca. Gagasan yang dituangkan kurang luas

    4 Gagasan yang dituangkan dalam karangan hanya sebagian kecil yang tidak dapat dimengerti pembaca namun gagasan yang dituangkan dalam

    karangan kurang luas

    5 Seluruh gagasan dapat dimengerti pembaca, namun gagasan yang dituangkan dalam karangan kurang luas

    6 Gagasan yang dituangkan dalam karangan luas dan seluruh gagasan dapat dimengerti pembaca

    Tabel 3.3 Deskriptor penyekoran komponen “Isi Gagasan”

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41

    Deskriptor penyekoran untuk organisai isi karangan

    Komponen

    yang dinilai Organisasi isi

    Nilai Deskriptor

    1 Setiap kalimat satu dan kalimat lain dalam karangan tidak

    sistematis dan tidak mengandung keterpaduan

    2 Lebih dari 3 kalimat tidak mengandung keterpaduan dengan

    kalimat lainnya

    3 Kalimat memiliki hubungan keterpaduan namun antar paragraph

    tidak mengandung keterpaduan, atau sebaliknya

    4 Kalimat dalam karangan memiliki keterpaduan yang baik,

    paragraf memiliki keterpaduan namun kurang sistematis

    5 Kalimat-kalimat dan paragraph mengandung keterpaduan yang

    baik serta diorganisasikan secara sistematis

    Tabel 3.4 Deskriptor penyekoran komponen “Organisasi Isi”

    Deskriptor penyekoran untuk tata bahasa di dalam karangan

    Komponen

    yang dinilai Tata bahasa

    Nilai Deskriptor

    1 Setiap kalimat memiliki kata yang tidak baku sehingga tata

    bahasa dalam setiap kalimatpun menjadi tidak baku

    2 Ditemukan 5-7 kalimat yang digunakan dalam karangan

    merupakan kalimat yang tidak baku

    3 Ditemukan 4-6 kalimat yang digunakan dalam karangan

    merupakan kalimat yang tidak baku

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42

    4 Ditemukan 1-3 kalimat yang digunakan dalam karangan

    merupakan kalimat yang tidak baku

    5 Semua kalimat yang digunakan dalam karangan merupakan

    kalimat yang baku

    Tabel 3.5 Deskriptor penyekoran komponen “Tata Bahasa”

    Deskriptor penyekoran untuk ejaan dan tanda baca yang digunakan dalam

    karangan

    Komponen

    yang dinilai Ejaan dan Tanda baca

    Nilai Deskriptor

    1 Lebih dari 5 ejaan dan tanda baca yang digunakan salah

    2 Terdapat paling banyak 5 kesalahan dalam penggunaan ejaan dan

    tanda baca

    3 Semua ejaan dan tanda baca yang digunakan benar

    Tabel 3.6 Deskriptor penyekoran komponen “Ejaan dan Tanda Baca”

    E. Teknik Analisis data

    Kondisi awal kemampuan siswa dan kondisi akhir yang diharapkan adalah

    sebagai berikut.

    No Peubah Indikator Kondisi

    Awal

    Kondisi pada Akhir Siklus

    Siklus I Siklus II

    1 Kemampuan

    mengarang

    siswa

    Nilai rata-

    rata

    mengarang

    kelas 5

    66,37 68,0 70,5

    Tabel 3.7Target pecapaian setiap siklus

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 43

    Peningkatan kemampuan mengarang siswa kelas 5 SD Pangudi Luhur 3

    Yogyakarta diuji dengan langkah-langkah berikut:

    1. Penyekoran

    Penyekoran karangan siswa dilakukan dengan berpandangan pada rubrik yang

    telah dibuat sebelumnya

    2. Penilaian

    Skor yang diperoleh siswa diubah menjadi nilai dengan maksud agar hasil

    belajar lebih bermakna bagi siswa dengan rumus berikut.

    =

    x 10

    3. Menghitung nilai rata-rata mengarang siswa kelas 5

    Nilai rata-rata mengarang siswa kelas 5 diperoleh dengan membagikan jumlah

    nilai seluruh siswa dengan jumlah siswa.

    ∑X

    N

    4. Uji perbedaan mean

    Untuk melakukan uji perbedaan mean diperlukan langkah- langkah

    sebagai berikut:

    5. Menyiapkan table perhitungan untuk mencari ∑ dan ∑ .

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 44

    6. Mencari SD dari distance.

    Untuk mencari SD dari distance gunakan cara berikut:

    = ∑

    −∑

    Keterangan:

    SD = Standar Deviasi

    D = Distance (selisih dari x dan y)

    7. Ha dan H0 dalam bentuk kalimat.

    Ha : Terdapat peningkatan nilai rata-rata antara kondisi awal dengan rata-rata

    setelah diadakannya tindakan.

    H0 : Tidak ada peningkatan nilai rata-rata antara kondisi awal dengan rata-rata

    setelah diadakannya tindakan.

    8. Hipotesis statistiknya:

    Ha: µ< ≠ µ>

    H0 :µ< = µ>

    9. Cari thitungdengan rumus:

    = ∑

    10. Menentukan taraf signifikansinya.

    Dalam penelitian ini taraf signifikansinya (α) = 0,01

    11. Tentukan criteria pengujian yaitu:

    Tolak H0terima Ha, jika:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 45

    to> tt, df.= n – 1

    TerimaH0tolak Ha, jika:

    to ≤ tt, df.= n – 1

    12. Membandingkan to dengan tt kemudian menarik kesimpulan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 46  

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Penelitian

    Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “Peningkatan

    Kemampuan Mengarang dengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual

    Siswa Kelas 5 SD Pangudi Luhur 3 Yogyakarta Semester Gasal Tahun

    Ajaran 2010/2011” dilaksanakan selama tiga minggu. Penelitian ini dimulai

    pada tanggal 29 November 2010 sampai dengan 8 Desember 2010

    Penelitian ini terdiri dari dua siklus dengan jumlah 12 jam pelajaran.

    Siklus I terdiri dari 2 (dua) pertemuan dengan jumlah 5 jam pelajaran,

    sedangkan siklus II terdiri dari 3 (tiga) pertemuan dengan jumlah 7 jam

    pelajaran. Pada pembelajaran siklus I diterapkan pendekatan kontekstual

    dengan indikator “siswa dapat membuat karangan yang baik dengan topik

    “Keluargaku”. Pada pembelajaran siklus II diterapkan pendekatan

    kontekstual dengan indikator “siswa dapat membuat karangan yang baik

    dengan topik “Sekolahku”.

    1. Siklus I

    a. Tahap Perencanaan Tindakan

    Pada tahap perencanaan, peneliti menyebar angket untuk mengetahui

    topik yang sesuai untuk dijadikan karangan bagi siswa kelas 5 SD

    Pangudi Luhur 3 Yogyakarta. Setelah menentukan topik berdasar

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 47

    angket peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri

    dari:

    1) Silabus dan Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

    berpedoman pada KTSP 2006.

    2) Lembar Kerja Siswa (LKS)

    3) Gambar silsilah keluarga

    4) Lembar kerangka karangan

    5) Lembar mengarang

    b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

    Pelaksanaan tindakan kelas siklus yang pertama dilaksanakan

    pada hari Senin 29 November 2010 dan Selasa tanggal 30 November

    2010 dengan jumlah siswa 37 anak. Pembelajaran berlangsung sesuai

    dengan pedoman perencanaan pembelajaran yang telah direncanakan

    yaitu dengan menerapkan pendekatan kontekstual yang dirancang oleh

    guru.. Pada akhir siklus I ini dilakukan tes mengarang untuk

    mengetahui perkembangan kemampuan mengarang siswa. Berikut

    adalah rician gambaran kegiatan siklus I pada setiap pertemuan.

    1) Pertemuan I

    a) Kegiatan awal

    Kegiatan pembelajaran diawali dengan doa, pemberian

    salam, dan penyampaian tujuan pembelajaran yang akan

    dilakukan. Setelah siswa siap mengikuti pembelajaran, guru

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 48

    melakukan apersepsi dengan dengan memperlihatkan contoh

    foto anggota keluarga yang telah disusun menjadi bagan sisilah

    keluarga dan mengaitkannya dengan materi yang akan

    dipelajari.

    b) Kegiatan Inti

    Dalam kegiatan inti, pertama-tama siswa dibagi dalam

    kelompok yang terdiri dari 4 anak dan pembagian LKS.

    Kemudian siswa mengamati foto anggota keluargannya dan

    menempelnya di LKS yang telah disediakan. Setelah itu siswa

    member keterangan setiap anggota keluarganya dengan

    menjawab pertanyaan yang ada pada LKS. Dalam kelompoknya

    siswa kemudian mendiskusikan hal-hal yang perlu diperhatikan

    dalam membuat sebuah karangan yang baik. Setelah itu siswa

    bekerja kembali secara individu untuk membuat sebuah

    kerangka karangan berdasarkan keterangan mengenai anggota

    keluarka siswa masing-masing. Kerangka karangan tersebut

    kemudian ditukar dengan anggota kelompoknya yang lain untuk

    satu-sama lain mengkritisi dan memberikan masukan serta saran

    yang dianggap perlu untuk memperbaiki kerangka karangan

    yang memiliki kekurangan.

    c) Kegiatan Akhir

    Pada kegiatan akhir siswa menuliskan refleksi mengenai

    kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan kemudian

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 49

    melakukan sharing secara lisan mengenai proses pembelajaran

    pada pertemuan ini. Dalam refleksi ini anak menyampaikan

    perasaan serta kesulitan-kesulitan yang dialami selama

    mengikuti kegiatan pembelajaran.

    2) Pertemuan II

    a) Kegiatan awal

    Kegiatan pembelajaran diawali dengan doa, pemberian

    salam, san penyampaian tujuan pembelajaran yang akan

    dilakukan. Setelah siswa siap mengikuti pembelajaran, guru

    melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab mengenai

    materi yang telah dipekajari sebelumnya.

    b) Kegiatan Inti

    Dalam kegiatan inti, pertama-tama siswa membaca

    kembali kerangka karangan yang telah dibuat pada pertemuan

    sebelumnya. Setelah itu guru membagikan lembar mengarang

    kepada siswa untuk selanjutnya siswa menulis karangan pada

    lembar mengarang yang telah disediakan guru tersebut. Karangan

    yang telah selesai kemudian dikumpulkan kepada guru. Setelah

    itu siswa bersama kelompoknya mendiskusikan mengenai

    publikasi karangan yang telah dibuat siswa. Guru memberikan

    gambaran tempat untuk publikasi karangan, antara lain di majalah

    dinding, internet, dan surat kabar.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 50

    c) Kegiatan akhir

    Pada kegiatan akhir siswa menuliskan refleksi mengenai

    kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan kemudian

    melakukan sharing secara lisan mengenai proses pembelajaran

    pada pertemuan ini. Dalam refleksi ini anak menyampaikan

    perasaan serta kesulitan-kesulitan yang dialami selama mengikuti

    kegiatan pembelajaran.

    c. Observasi dan Pengumpulan Data

    Observasi dilaksanakan peneliti dengan bantuan wali kelas 5 sebagai

    mitra peneliti pada saat pembelajaran berlangsung. Dari hasil oebservasi

    didapat penemuan sebagai berikut.

    1) Dalam diskusi kelompok ada anggota kelompok yang merasa tidak

    senang dengan anggota sekelompoknya dan melapor pada guru.

    2) Sebagian besar siswa merasa senang saat menulis mengenai keluarganya

    3) Ada beberapa siswa enggan menulis mengenai keluarganya.

    Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan memberikan tes

    mengarang pada siswa dengan topik “keluarga” dan dinilai sesuai dengan

    instrumen yang telah disusun oleh peneliti pada tahap perencanaan tindakan.

    setelah dilakukan penilaian didapati bahwa nilai rata-rata mengarang siswa

    meningkat dari kondisi awal.

    d. Refleksi Siklus I

    Setelah melaksanakan tindakan pada siklus I peneliti melakukan

    refleksi untuk lebih menghayati kekurangan dan kelebihan pada siklus ini.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 51

    Bahan refleksi peneliti didapat dari observasi dan dari hasil tes mengarang.

    Observasi dilakukan ketika pembelajaran berlangsung, sedangkan tes

    mengarang dilakukan di akhir pembelajaran pertemuan II. Hal-hal yang

    ditemukan selama proses pembelajaran berlangsung, antara lain :

    1) Pada pelaksanaan siklus I hasil yang diperoleh dari tes mengarang

    terdapat peningkatan.

    2) Nilai rata-rata kemampuan mengarang siswa belum mencapai KKM

    70 meskipun ada peningkatan dari kondisi awal.

    3) Ada beberapa anak kebingungan dan terlihat malas untuk menulis

    kerangka karangan maupun karangan. Setelah ditelusuri ternyata anak

    ini memiliki masalah dengan keluarganya.

    4) Beberapa anak kebingungan karena anggota keluarganya yang akan

    diceritakan sudah meninggal dunia. Hal ini menyebabkan anak

    menjadi tidak semangat untuk menyelesaikan karangannya.

    2. Siklus II

    a. Tahap Perencanaan Tindakan

    Pada tahap perencanaan, peneliti mempersiapkan perangkat

    pembelajaran yang terdiri dari:

    1) Silabus dan Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

    berpedoman pada KTSP 2006.

    2) Lembar Kerja Siswa (LKS)

    3) Foto SD pangudi Luhur

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 52

    4) Artikel mengenai SD Pangudi Luhur

    5) Lembar kerangka karangan

    6) Lembar mengarang

    b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

    Pelaksanaan tindakan kelas siklus yang kedua dilaksanakan pada

    tanggal 6, 7 dan 8 Desember 2010 dengan jumlah 39 siswa. Pembelajaran

    berlangsung sesuai dengan pedoman perencanaan pembelajaran yang telah

    direncanakan yaitu dengan menerapkan pendekatan kontekstual yang

    dirancang oleh guru.. Pada pertemuan ke-2 siklus II ini dilakukan tes

    mengarang untuk mengetahui perkembangan kemampuan mengarang

    siswa. Pada pertemuan akhir siklus ini dilakukan proses persiapan dan

    publikasi karangan. Berikut adalah rician kegiatan siklus II pada setiap

    pertemuan.

    1) Pertemuan I

    a) Kegiatan Awal

    Kegiatan pembelajaran diawali dengan doa, pemberian

    salam, san penyampaian tujuan pembelajaran yang akan dilakukan.

    Setelah siswa siap mengikuti pembelajaran, guru melakukan pre-test

    secara lisan mengenai karangan yang telah dibuat siswa pada

    pertemuan sebelumnya.

    b) Kegiatan Inti

    Dalam kegiatan inti, pertama-tama siswa dibagi dalam

    kelompok yang terdiri dari 4 anak dan pembagian LKS. Kemudian

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 53

    siswa diminta mempersiapkan foto dan artikel yang dibawa siswa

    seputer SD Pangudi Luhur. Siswa kemudian mengamati foto dan

    membaca artikel baik yang dipersiapkan guru maupun yang dibawa

    siswa sendiri. Kegiatan ini bertujuan untuk menambah wawasan

    siswa mengenai SD Pangudi Luhur. Setelah itu siswa melanjutkan

    kegiatan pembelajaran dengan mengisi LKS yang telah dibagikan

    guru. Dalam LKS siswa d