HT

14
Abstrak Hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya risiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung, dan kerusakan ginjal. Banyak penyebab hipertensi yang tidak dapat terdeteksi, sebagian kecil dapat langsung diketahui. Gaya hidup yang tidak sehat akan memicu komplikasi yang dapat berujung pada kematian. Pengobatan pada hipertensi dapat dilakukan, namun itu hanya sebatas untuk mencegah terjadinya komplikasi. Karena itu, dibutuhkan kesadaran seseorang untuk mulai menerapkan gaya hidup yang sehat yang dapat mengurangi risiko kematian. Kata kunci: hipertensi dan gaya hidup sehat Abstract Hypertension is a condition without symptoms, in which abnormally high pressure in the arteries causes the risk for stroke, aneurysm, heart failure, heart attacks and kidney damage to rise. There are many undetectable causes for hypertension, while few of them can be directly detected. Unhealthy lifestyle will likely start complications that will lead us to death. Treatment for hypertension could be done, but it is as far as to prevent any complication from happening. Therefore, a person’s awareness is needed to start applying health life style that can reduce the risk of death. Keywords: hypertension and healthy lifestyle Pendahuluan Hipertensi adalah kelainan yang sangat biasa terjadi pada manusia. Kelainan ini dapat disebabkan oleh banyak

description

Review hipertensi

Transcript of HT

Page 1: HT

Abstrak

Hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan abnormal tinggi di

dalam arteri menyebabkan meningkatnya risiko terhadap stroke, aneurisma, gagal

jantung, serangan jantung, dan kerusakan ginjal. Banyak penyebab hipertensi yang tidak

dapat terdeteksi, sebagian kecil dapat langsung diketahui. Gaya hidup yang tidak sehat

akan memicu komplikasi yang dapat berujung pada kematian. Pengobatan pada

hipertensi dapat dilakukan, namun itu hanya sebatas untuk mencegah terjadinya

komplikasi. Karena itu, dibutuhkan kesadaran seseorang untuk mulai menerapkan gaya

hidup yang sehat yang dapat mengurangi risiko kematian.

Kata kunci: hipertensi dan gaya hidup sehat

Abstract

Hypertension is a condition without symptoms, in which abnormally high pressure in the

arteries causes the risk for stroke, aneurysm, heart failure, heart attacks and kidney

damage to rise. There are many undetectable causes for hypertension, while few of them

can be directly detected. Unhealthy lifestyle will likely start complications that will lead

us to death. Treatment for hypertension could be done, but it is as far as to prevent any

complication from happening. Therefore, a person’s awareness is needed to start

applying health life style that can reduce the risk of death.

Keywords: hypertension and healthy lifestyle

Pendahuluan

Hipertensi adalah kelainan yang sangat biasa terjadi pada manusia. Kelainan ini dapat

disebabkan oleh banyak penyakit.1 Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit

kardiovaskular. Diperkirakan telah menyebabkan 4.5% dari beban penyakit secara global,

dan prevalensinya hampir sama besar di negara berkembang maupun di negara maju.2

Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan

abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya risiko terhadap stroke,

aneurisma, gagal jantung, serangan jantung, dan kerusakan ginjal.

Page 2: HT

Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi

diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh

pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Hipertensi memiliki banyak penyebab. Salah

satunya adalah gaya hidup dan kebiasaan seseorang yang memberi dampak yang

signifikan pada hipertensi. Tinjauan pustaka ini dimaksudkan untuk membahas

epidemiologi, etiologi, patofisiologi, dampak gaya hidup seseorang pada hipertensi, serta

pengobatannya.3

Epidemiologi

Data epidemiologis menunjukkan bahwa dengan makin meningkatnya populasi usia

lanjut, maka jumlah pasien dengan hipertensi kemungkinan besar juga akan bertambah,

dimana baik hipertensi sistolik maupun kombinasi hipertensi sistolik diastolik sering

timbul pada lebih dari separuh orang yang berusia lebih dari 65 tahun. Selain itu, laju

pengendalian tekanan darah yang dahulu terus meningkat, dalam waktu dekade terakhir

tidak menujukkan kemajuan lagi (pola kurva mendatar), dan pengendalian tekanan darah

ini hanya mencapai 34% dari seluruh pasien hipertensi.

Sampai saat ini, data hipertensi yang lengkap sebagian besar berasal dari negara-negara

yang sudah maju. Data dari The National Health and Nutrition Examination Survey

(NHNES) menunjukkan bahwa dari tahun 1999-2000, insiden hipertensi pada orang

dewasa adalah sekitar 29-31%, yang berarti terdapat 58-65 juta orang hipertensi di

Amerika, dan terjadi peningkatan 15 juta dari data NHANES III tahun 1988-1991.4

Etiologi

Hipertensi merupakan suatu penyakit dengan kondisi medis yang beragam. Pada

kebanyakan pasien etiologi patofisiologi-nya tidak diketahui (essensial atau hipertensi

primer). Hipertensi primer ini tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikontrol. Kelompok

lain dari populasi dengan persentase rendah mempunyai penyebab yang khusus, dikenal

sebagai hipertensi sekunder. Banyak penyebab hipertensi sekunder; endogen maupun

eksogen. Bila penyebab hipertensi sekunder dapat diidentifikasi, hipertensi pada pasien-

pasien ini dapat disembuhkan secara potensial.5

Page 3: HT

1. Hipertensi Primer (Esensial)

Hipertensi esensial (primer) adalah penyakit multifaktoral yang timbul terutama karena

interaksi antara faktor-faktor risiko tertentu. Faktor-faktor risiko yang mendorong

timbulnya kenaikan tekanan darah tersebut adalah:

1) Faktor risiko (seperti: diet dan asupan garam, stres, ras, obesitas, merokok, genetis)

2) Sistem saraf simpatis (tonus simpatis dan variasi durnal).

3) Keseimbangan antara modular vasodilatasi dan vasokonstriksi.

4) Pengaruh sistem otokrin setempat yang berperan pada sistem renin, angiotensin

dan aldosteron.

Beberapa mekanisme yang mungkin berkontribusi untuk terjadinya hipertensi ini telah

diidentifikasi, namun belum satupun teori yang tegas menyatakan patogenesis hipertensi

primer tersebut. Hipertensi sering turun temurun dalam suatu keluarga, hal ini setidaknya

menunjukkan bahwa faktor genetik memegang peranan penting pada patogenesis

hipertensi primer.4,5

Sebagian besar penderita hipertensi sensitif terhadap kadar garam, yang berarti apapun

yang melebihi kadar kebutuhan tubuh akan garam akan meningkatkan tekanan darah

mereka. Hipertensi esensial sangat dipengaruhi oleh diet dan gaya hidup. Masyarakat

yang hidup di pulau Utara Jepang mengkonsumsi garam perkapita lebih banyak daripada

siapapun di dunia dan sangat memungkinkan bagi mereka untuk menderita hipertensi

esensial. Sebaliknya, orang-orang yang tidak menambahkan garam ke dalam makanan

mereka sebenarnya tidak menunjukkan gejala hipertensi esensial.6

2. Hipertensi Sekunder

Ketika penyebab hipertensi dapat langsung diketahui, kondisi tersebut dideskripsikan

sebagai hipertensi sekunder. Diantara penyebab-penyebab hipertensi sekunder, penyakit

ginjal adalah dikenal sebagai penyebab utama hipertensi sekunder. Hipertensi dapat juga

dipicu oleh tumor atau kelainan lainnya yang menyebabkan kelenjar adrenalin

mengeluarkan hormon dalam jumlah yang berlebihan yang dapat meningkat tekanan

Page 4: HT

darah. Pil KB- khususnya yang mengandung estrogen- dan kehamilan dapat mendorong

peningkatan tekanan darah.

Kurang dari 10% penderita hipertensi dengan peningkatan tekanan darah dapat

diidentifikasi. Namun, ada 2 alasan mengapa penderita hipertensi sekunder tidak boleh

diacuhkan: 1) mengoreksi penyebab dapat menyembuhkan penderita hipertensi, dan 2)

bentuk sekunder dari hipertensi ini dapat memberikan wawasan akan etiologi dari

hipertensi sekunder itu sendiri.6,7

Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder:3

Penyakit ginjal

- Tumor ginjal;

- Penyakit ginjal polikista (penyakit genetis);

- Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal);

- Terapi penyinaran yang mengenai ginjal.

Kelainan Hormonal

- Hiperaldostreonisme;

- Sindroma cushing;

- Feokromositoma.

Obat-obatan

- Pil KB;

- Penyalahgunaan alkohol;

- Kayu manis (dalam jumlah yang besar).

Penyebab lainnya

- Koartasio aorta;

- Preeklamsi pada kehamilan;

- Keracunan timbal akut.

Patofisiologi

Tekanan Darah Arteri

Page 5: HT

Tekanan darah arteri adalah tekanan yang diukur pada dinding arteri

dalam millimeter merkuri. Dua tekanan darah arteri yang biasanya diukur,

tekanan darah sistolik (TDS) dan tekanan darah diastolik (TDD). TDS

diperoleh selama kontraksi jantung dan TDD diperoleh setelah kontraksi

sewaktu bilik jantung diisi. Banyak faktor yang mengontrol tekanan darah

berkontribusi secara potensial dalam terbentuknya hipertensi. Faktor-

faktor tersebut adalah

- Meningkatnya aktifitas sistem saraf simpatik (tonus simpatis

dan/atau

variasi diurnal), mungkin berhubungan dengan meningkatnya

respons

terhadap stress psikososial dll

- Asupan natrium (garam) berlebihan

- Tidak cukupnya asupan kalium dan kalsium

- Perubahan dalam ekspresi sistem kallikrein-kinin yang

mempengaruhi tonus vaskular dan penanganan garam oleh

ginjal

- Abnormalitas tahanan pembuluh darah, termasuk gangguan

pada pembuluh darah kecil di ginjal

- Diabetes mellitus

- Resistensi insulin

- Obesitas

- Berubahnya transpor ion dalam sel5

Klasifikasi Tekanan Darah

Menurut The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Evaluation,

and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7) klasifikasi tekanan darah pada orang

dewasa terbagi menjadi kelompok normal, prahipertensi, Hipertensi derajat 1 dan derajat

2. (Tabel 1)

Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah menurut JNC 74

Page 6: HT

Klasifikasi TekananDarah

TDS (mm Hg) TDD (mm Hg)

Normal <120 dan <80Prahipertensi 120-139 atau 80-89Hipertensi derajat 1 140-159 atau 90-99Hipertensi derajat 2 >160 atau >100TDS = Tekanan Darah Sistolik, TDD = Tekanan Darah Diastolik

Klasifikasi tekanan darah oleh JNC 7 untuk pasien dewasa (umur ≥ 18 tahun)

berdasarkan rata-rata pengukuran dua tekanan darah atau lebih pada dua atau lebih

kunjungan klinis2 (Tabel 2). Klasifikasi tekanan darah mencakup 4 kategori, dengan nilai

normal pada tekanan darah sistolik (TDS) < 120 mm Hg dan tekanan darah diastolik

(TDD) < 80 mm Hg. Prehipertensi tidak dianggap sebagai kategori penyakit tetapi

mengidentifikasi pasien-pasien yang tekanan darahnya cenderung meningkat ke

klasifikasi hipertensi dimasa yang akan datang. Ada dua tingkat (stage) hipertensi , dan

semua pasien pada kategori ini harus diberi terapi obat.5

Efek Gaya Hidup Individu

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pola gaya hidup seseorang ikut menentukan

kemungkinan orang tersebut menderita hipertensi atau tidak. Sayangnya, di masa

sekarang ini, begitu banyak orang yang melupakan pentingnya gaya hidup sehat. Mereka

cenderung menerapkan pola hidup yang serba instant dan kurang serat, serta program diet

yang tidak sehat. Mereka melupakan fakta-fakta bahwa:

- Hipertensi 2 – 3 kali lebih sering pada orang gemuk dibanding

orang dengan berat badan ideal.

- Lebih dari 60 % pasien dengan hipertensi adalah gemuk

(overweight).

- Penurunan berat badan, hanya dengan 10 pound (4.5 kg) dapat

menurunkan tekanan darah secara bermakna pada orang

gemuk.

- Obesitas abdomen dikaitkan dengan sindroma metabolik, yang

juga prekursor dari hipertensi dan sindroma resisten insulin yang

dapat berlanjut ke DM tipe 2, dislipidemia, dan selanjutnya ke

penyakit kardiovaskular.

Page 7: HT

- Diet kaya dengan buah dan sayuran dan rendah lemak jenuh

dapat menurunkan tekanan darah pada individu dengan

hipertensi.

- Walaupun ada pasien hipertensi yang tidak sensitif terhadap garam, kebanyakan

pasien mengalami penurunaan tekanan darah sistolik dengan pembatasan

natrium.6

Efek gaya hidup yang tidak sehat akan memicu komplikasi yang dapat berujung pada

kematian, misalnya stroke, gagal jantung dan ginjal kronis. Dibutuhkan kesadaran

seseorang untuk merubah gaya hidupnya dan menjalankan diet yang sehat, sehingga

mengurangi risiko kematian.3

Pengobatan

Tujuan umum pengobatan hipertensi adalah penurunan mortalitas dan morbiditas yang

berhubungan dengan hipertensi. Mortalitas dan morbiditas ini berhubungan dengan

kerusakan organ target (misal: kejadian kardiovaskular atau serebrovaskular, gagal

jantung, dan penyakit ginjal). Pengobatan dilakukan juga untuk mengurangi resiko

merupakan tujuan utama terapi hipertensi, dan pilihan terapi obat dipengaruhi secara

bermakna oleh bukti yang menunjukkan pengurangan resiko.

Pengobatan hipertensi dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu secara farmakologi dan non

farmakologi.

Pengobatan Farmakologi

Ada 6 kelas obat antihipertensi yang biasanya diberikan sebagai obat antihipertensi

utama. Obat-obatini baik sendiri atau dikombinasi, harus digunakan untuk mengobati

mayoritas pasien dengan hipertensi karena bukti menunjukkan keuntungan dengan kelas

obat ini. Obat-obat itu adalah:

1) Diuretik Thiazide

Diuretik adalah obat pertama yang diberikan untuk mengobati hiperytensi.

Diuretik membantu ginjal membuang garam dan air, sehingga volume cairan di

Page 8: HT

seluruh tubuh berkurang dan tekanan darah juga menurun.. Namun, diuretik

menyebabkan hilangnya kalium melalui air kemih sehingga kadang diberikan

tambahan obat penahan kalium.

2) Penghambat adrenergik

Sekelompok obat yang terdiri dari alfa-blocker, beta-blocker, dan alfa-beta-

blocker labetalol, yang menghambat efek sistem simpatis (sistem yang akan

memberika respon terhadap stres, dengan cara meningkatkan tekanan darah).

3) Angiotensin coverting enzyme inhibitor (ACE-inhibitor)

Menyebabkan penurunan tekanan darah dengan cara melebarkan arteri.

4) Angiotensin-II-blocker

Menyebabkan penurunan tekanan darah dengan mekanisme yang mirip dengan

ACE-inhibitor.

5) Antagonis kalsium

Menyebabkan melebarnya pembuluh darah dengan mekanisme yang benar-benar

berbeda.

6) Vasodilator langsung

Menyebabkan melebarnya pembuluh darah. Obat golongan ini hampir selalu

digunakan sebagai tambahan obat antihipertensi lainnya.3,5

Pengobatan Non Farmakologi

Menerapkan gaya hidup sehat bagi setiap orang sangat penting untuk mencegah tekanan

darah tinggi dan merupakan bagian yang penting dalam penanganan hipertensi. Semua

pasien dengan prehipertensi dan hipertensi harus melakukan perubahan gaya hidup.

Modifikasi gaya hidup yang penting yang terlihat menurunkan tekanan darah adalah

mengurangi berat badan untuk individu yang obes atau gemuk; mengadopsi pola makan

DASH (Dietary Approach to Stop Hypertension) yang kaya akan kalium dan kalsium;

diet rendah natrium; aktifitas fisik; dan mengkonsumsi alkohol sedikit saja. Pada

sejumlah pasien dengan pengontrolan tekanan darah cukup baik dengan terapi satu obat

antihipertensi; mengurangi garam dan berat badan dapat membebaskan pasien dari

menggunakan obat. Aktifitas fisik dapat menurunkan tekanan darah. Olah raga aerobik

secara teratur paling tidak 30 menit/hari beberapa hari per minggu ideal untuk

Page 9: HT

kebanyakan pasien. Studi menunjukkan kalau olah raga aerobik, seperti jogging,

berenang, jalan kaki, dan menggunakan sepeda, dapat menurunkan tekanan darah.

Keuntungan ini dapat terjadi walaupun tanpa disertai penurunan berat badan. Pasien

harus konsultasi dengan dokter untuk mengetahui jenis olah-raga mana yang terbaik

terutama untuk pasien dengan kerusakan organ target. Dan tidak lupa, merokok

merupakan faktor resiko utama independen untuk penyakit kardiovaskular. Pasien

hipertensi yang merokok harus dikonseling berhubungan dengan resiko lain yang dapat

diakibatkan oleh merokok, sehingga pasien dapat mempertimbangkan untuk berhenti

merokok.5

Penutup

Hipertensi mungkin memang selalu dipandang sebelah mata. Namun dari penyakit inilah,

berbagai komplikasi dapat dipicu dan berujung pada kematian. Gaya hidup memang

memberi efek pada hipertensi. Salah pola diet juga memberi efek yang berbeda pada

hipertensi. Banyak orang yang menerapkan gaya hidup yang serba instant, tanpa

mengetahui bahwa apa yang mereka konsumsi akan memberi efek yang tidak sehat di

masa yang akan datang.

Kesadaran pribadi akan pentingnya perilaku sehat sangat dibutuhkan demi mencegah

hipertensi. Hipertensi memungkinkan untuk dicegah. Namun, perilaku sehat haruslah

diterapkan sedini mungkin. Mengingat bahwa hipertensi adalah kondisi yang timbul

tanpa gejala. Penyebabnya sampai sekarang pun masih ada yang langsung dapat

terdeteksi, ada yang tidak langsung dapat terdeteksi. Diet garam, melakukan aktifitas

fisik, dan berhenti merokok dapat mencegah hipertensi. Dari situ, berbagai komplikasi

dapat juga dapat terhindarkan.

Daftar Pustaka

1. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Alih bahasa : H. M Djauhari Widjajakusumah. Edisi 20. Jakarta : EGC Penerbit Buku Kedokteran; 2003 .p.615-6.

2. Mahdiana R. Mencegah penyakit kronis sejak dini. Yogyakarta: Tora Book; 2010. h. 153-62.

3. World Health Organization. International society of hypertension statement on management of hypertension. J Hypertens

Page 10: HT

2003;21:1983-1990. Diunduh dari http://www.who.int/cardiovascular_diseases/guidelines/hypertension_guidelines.pdf, 11 November 2010.

4. Yogiantoro M. Hipertensi esensial. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editor. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi 4. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2006.h.599-603.

5. Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Pharameutical care untuk penyakit hipertensi. Jakarta: Departemen Kesehatan; 2006.

6. Bryg RJ. Causes of high blood pressure. 2009. Diunduh dari http://www.webmd.com/hypertension-high-blood-pressure/guide/blood-pressure-causes, 10 November 2010

7. Williams GH. Hypertensive vascular disease. In: Braunwald E, Fauci AS, Kasper DL, Hauser SL, Longo SL, Jameson JC, editors. Harrison’s principle of internal medicine. 15th ed. New York: McGraw Hill; 2001.p. 1415.