Hipertensi Kronik Dengan Superimposed Preeklamsia
-
Upload
nurulnoe-cacok-hidayati -
Category
Documents
-
view
924 -
download
0
Transcript of Hipertensi Kronik Dengan Superimposed Preeklamsia
Hipertensi kronik dengan superimposed preeklamsia
Merupakan timbulnya proteinuria pada wanita hamil yang sebelumnya telah mengalami
hipertensi. Proteinuria hanya timbul setelah kehamilan 20 minggu. Untuk epidemiologi dari
Hipertensi kronik dengan superimposed preeklamsia sampai sekarang tidak diketahui sacara
pasti karena untuk penegakan diagnosis dari Hipertensi kronik dengan superimposed
preeklamsia susah.
Semua gangguan hipertensi kronis, terlepas dari penyebabnya, merupakan faktor predisposisi
untuk terjadinya preeklampsia dan eklampsia. Diagnosis hipertensi kronis yang mendasarinya
didasarkan pada temuan yang tercantum di atas.
Seorang wanita dengan sebelumnya terdiagnosis penyakit vaskular kronis, yang terlihat untuk
pertama kalinya pada 20 minggu, sering memiliki tekanan darah dalam kisaran normal.
Selama trimester ketiga, namun, dapat terjadi tekanan darah kembali ke level awalnya
hipertensi, sehingga sulit untuk menentukan apakah hipertensi kronis atau diinduksi oleh
kehamilan. Bahkan pencarian bukti kerusakan end-organ yang sudah ada mungkin sia-sia
karena banyak wanita-wanita memiliki penyakit ringan. Dengan demikian, mungkin tidak ada
bukti dari hipertrofi ventrikel, perubahan pembuluh darah retina kronis, atau disfungsi ginjal
ringan.
Pada beberapa wanita dengan hipertensi kronis, tekanan darah akan meningkat jauh di atas ,
dan ini biasanya setelah 24 minggu. Jika disertai oleh proteinuria, maka superimposed
preeklampsia didiagnosis. superimposed preeklampsia umumnya dapat berkembang pada
awal kehamilan dari preeklampsia "murni". Superimposed preeklampsia cenderung lebih
parah dan sering disertai dengan pertumbuhan janin terhambat. Kriteria yang sama juga
digunakan untuk mengetahui keparahan karakter preeklampsia.
Tanda dan Gejala Hipertensi kronik dengan superimposed preeklamsia
1. tekanan darah diastolik 90 – 110 mmHg
2. proteinuria ≥ 3 gram / 24 jam
3. tekanan darah sistolik > 200 mmHg.
4. Gejala-gejala neurologik
5. Nyeri kepala hebat
6. Gangguan visus
7. Edema anasarka
8. oliguria
9. edema paru
10. kenaikan kreatinin serum
11. trombositopenia
12. kenaikan transaminase serum hepar
Tatalaksana
Pengelolaan hipertensi kronik dengan superimposed preeclampsia sama dengan pengelolaan
preeklampsia berat
Prognosis
Bila penderita tidak terlambat dalam pemberian pengobatan, maka gejala perbaikan tampak jelas setelah kehamilannya di akhiri.