hipertensi

download hipertensi

of 4

description

tujtyu

Transcript of hipertensi

E. Hipertensi1. Pengukuran tekanan darah merupakan bagian yang penting dari pemeriksaan fisik.a. Pada neonatus, bayi, dan anak dibawah 3 tahun, tekanan darah mungkin lebih mudah diukur dengan menggunakan Doppler dibandingkan auskultasi.b. Pada anak-anak yang lebih tua dan remaja, metoda annual lebih mudah dilakukan.1) Anak didudukkan dengan lengan kanan pada batas jantung.2)Manset tekanan darah dililitkan mengelilingi lengan bagian atas (mansetnya harusnya mengelilingi lengan dan menutup 2/3 dari panjang lengan) dan dipompa sampai sekitar 2 mm Hg di atas titik dimana pulsasi radialis menghilang.3) Perhatikan manometer (aneroid atau air raksa), manset lalu diturunkan tekanannya dengan kecepatan 2 mm/detik.4)Auskultasi di atas arteri brakialis akan menemukan adanya suara yang terdengar seperti ketukan (tekanan sistolik, bunyi korotkoff I); penurunan tekanan yang lebih lanjut dan auskultasi akan menemukan adanya bunyi yang lembut (Korotkoff IV) , dan akhirnya bunyi itu menghilang (Korotkoff V).5)Karena terdapat pertentangan mengenai suara mana yang benar-benar menunjukkan fase diastolik, maka keduanya dicatat (misalnya, 110/70/64).6)Karena pada beberapa anak bunyi jantung ini dapat terdengar sepanjang penurunan tekanan manset, maka bunyi Korotkoff IV sudah digunakan sebagai standar tekanan darah pada umur dan jenis kelamin yang sesuai.2.Pengukuran tekanan darah yang tidak akurat terjadi bila ukuran manset yang tidak sesuai (terutama bila ukuran manset terlalu kecil), pasiennya bergerak, menangis, atau bersedih, atau kalibrasi peralatanya tidak tepat. Juga terjadi kesalahan dari si pemeriksa.3.Bila anak yang sehat mempunyai tekanan sistolik atau diastolik antara 90 dan 95 persentil untuk umur dan jenis kelaminnya, maka anak tersebut dikatakan mempunyai tekanan darah normal yang tinggi. Bila tekanan sistolik dan/atau diastolik sama atau melebihi 95 persentil pada tiga saat yang berbeda, maka anak tersebut dikatakan mempunyai tekanan darah tinggi yang menetap (hipertensi).4.Sebab-sebab hipertensi.a.Ginjal: Glomerulonefritis akut, sindrom uremia hemolitik, nefrosis, lupus, trauma, penyakit arteri ginjal (trauma, kelainan kongential, penyakit yang didapat), uropati obstruktif (katup uretra posterior, ureterokel, divertikulum pada kandung kencing, obstruksi ureterovesikuler/ureteropelvik), kelainan kongential (penyakit ginjal polikistik, displasia, hipoplasia), tumor, nefropati karena timah, keracunan merkuri, nefritis karena radiasi, keadaan sesudah pembedahan saluran kemih kelamin/transplantasi ginjal, penolakan ginjal, penyakit ginjal tahap akhir.b.Pembuluh darah: kelainan pembuluh darah ginjal, trombosis, atau stenosis; koarktasio aorta baik di daerah toraks maupun abdomen.c.Endokrin: Hiperparatiroidisme primer, hipertiroidisme primer, feokromositoma. neuroblastoma, sindrom Cushing, sindrom adrogenital (defisiensi 11-hidroksilase dan 17-hidroksilase), aldosteronisme primer.d.Lain-lain: Penyakit kolagen-vaskular; poliomielitis, sindrom Guillain-Barre; disautonomia; porfiria; hiperkalsimia; sindrom Steven-Johnson; pengobatan dengan simpatomimetrik, steroid, atau kontrasepsi oral; penyalahan obat amfetamin atau kokain, luka bakar, keganasan; endokarditis bakterial subakut (SBE); tekanan intraknial yang meningkat.e.Hipertensi primer terjadi pada keadaan dimana tidak ada sesuatu hal yang diketahui akan meningkatkan tekanan darah. Baik faktor genetik maupun lingkungan (keadaan sosioekonomi yang rendah, masukan garam yang tinggi) dapat berperan penting pada terjadinya hipertensi primer. Kebanyakan anak-anak tidak memberikan gejala; gejala-gejalanya, bila ada, meliputi sakit kepala daerah frontal, kelelahan, epistaksis, dan kecemasan. Kegemukan terdapat pada sekitar 50% dari anak-anak .5. Bila anak datang dengan tekanan darah tinggi yang menetap, maka riwayat-riwayat yang penting meliputi:a.Riwayat kelahiran anak.b.Adanya keadaan kronik/gejala-gejala kronik atau berulang (sakit kepala, epistaksis).c.Penggunaan obat-obatan jangka panjang.d.Pola pertumbuhan.e. Infeksi atau kelainan pada saluran kemih.f.Riwayat makanan.g. Riwayat hipertensi dalam keluarga atau komplikasinya (penyakit ginjal, infark miokard, stroke).h.Kebiasaan hidup.i.Perawat di rumah sakit atau pembedahan.6.Pemeriksaan fisik harus dilakukan secara lengkap, karena banyak penyebab dari hipertensi sekunder mempunyai hasil pemeriksaan fisik yang khas. Perhatikan khusus ditujukan pada pengukuran tekanan darah pada kedua lengan dan satu kaki untuk menyingkirkan adanya koarktasio, dan pada lengan kanan pada posisi berbaring, duduk dan berdiri. Pemeriksaan funduskopi (bila hasilnya abnormal menunjukkan bahwa hipertensi sudah ada > 1 tahun) dan pemeriksaan jantung yang lengkap adalah penting.7.Pemeriksaan laboratorium didasarkan pada riwayat dan hasil pemeriksaan fisik. Pemeriksaan urinalisis rutin dan kreatinin serum, BUN, elektrolit, asam urat, dan pemeriksaan sel darah lengkap merupakan pemeriksaan-pemeriksaan yang penting. Bila pasien gemuk, maka pemeriksaan kolesterol puasa (dan fraksinya) dan kadar HDL dan LDL juga berguna. Pada setiap anak yang dipertimbangkan untuk diberikan pengobatan diperlukan pemeriksaan ECHO dasar. Tergantung pada hasil pemeriksaan, pemerikasaan radiografi dada, pencitraan ginjal, dan CT-scan mungkin dianjurkan.8.Penatalaksanaan (anak-anak dan remaja).a.Terapi keadaan dasarnya bila hipertensi itu merupakan jenis sekunder. Namun, suatu diuretika (lihat bab 6) dan/atau -bloker (lihat bab 7) mungkin masih diperlukan.b.Hipertensi primer.1)Kurangi berat badan untuk mencapai berat badan ideal.2)Latihan yang cukup.3)Batasi masukan garam.4)Hindari obat-obatan dengan simpatomimetik; hindari alkohol dan tembakau.5)Pertahankan sikap yang positif dan kesabaran dengan pengobatan.6) Bila dari nomor 1-5 tidak berhasil, maka pemberian diuretika tiazid mungkin menolong (hidroklorotiazid, 0,5-2 mg/kg/hari dibagi dua kali sehari; maksimum 200 mg); penambahan kalium mungkin diperlukan.7)Bila diuretika tidak dapat mengontrol tekanan darah sesudah 6-12 minggu (dan tekanan diastolik adalah 90-100 mm Hg pada anak-anak yang lebih tua), maka kita dapat menambahkan propranolol (suatu -bloker) dengan dosis 0,5-2 mg/kg/hari dibagi setiap 6-12 jam atau metildopa (bekerja secara sentral pada pusat vasomotor dan secara perifer untuk menurunkan resistensi arteriol) dengan dosis 10 mg/kg/hari dosis setiap 6-8 jam (maksimum 65 mg/kg/hari). Penggunaan propranolol dikontraindikasikan bila frekuensi jantung < 60 /menit atau bila pasien menderita diabetes, asma, penyakit jantung, atau penyakit ulkus.8)Bila penggunaan diuretika ditambah dengan propranolol/metildopa tidak dapat mengontrol tekanan darah secara baik, maka ditambahkan dengan hidralasin (menyebabkan vasodilatasi arteriol perifer dengan merelaksasi otot polos) dengan dosis 0,5-2 mg/kg/hari dibagi setiap 6-12 jam (maksimum 200 mg). Menyertai antibodi antinuklear karena hidralazin pernah dilaporkan dapat menyebabkan terjadinya lupus.9)Pasien-pasien hipertensi yang tidak dapat diobati dengan obat-obat lain dapat diobati dengan kaptopril (lihat Hipertensi pada kepustakaan). Untuk bayi < 2 bulan, berikan 0,05-0,1 mg/kg/dosis 3-4 kali sehari. Untuk anak-anak, mulailah dengan 0,15 mg/kg/dosis; digandakan dengan interval 2 jam sampai hipertensinya terkontrol, sampai dosis maksimum 6 mg/kg/24 jam.10)Krisis hipertensi (peningkatan tekanan darah yang tiba-tiba) dapat timbul pada penyakit ginjal, sindrom uremia hemolitik, feokromositoma, tumor yang mensekresi renin, dan penyakit sistem saraf pusat yang berat. Gejala-gejalanya meliputi sakit kepala, diplopia, kejang, gagal jantung kongestif, kelumpuhan pada wajah, edema, dan retinopati hipertensi. Terapi bervariasi sesuai dengan penyebabnya.a)Glumerulonefritis akut: Furosemid, 1-2 mg/kg intravena selama beberapa menit, ditambah dengan hidralazin 0,1-0,6 mg/kg intravena atau intramuskular selama beberapa menit (maksimal 20 mg) setiap jam sampai efektif dan kemudian 4-6 jam; atau diasoksid, bolus IV secara tepat 1-2 mg/kg setiap 10 menit sampai 150 mg/dosis, lalu setiap 4-24 jam seperlunya (maksimum 600 mg/hari).b)Sindrom uremia hemolitik: Furosemid dan diasoksid (seperti di atas); membutuhkan dialisis peritoneal.c)Penyakit arteri ginjal: Diaksoksid dosis multipel atau tetesan nitroprusid (dimulai dengan 1 g/kg/menit dan dititrasi sampai efek yang dinginkan; berkisar 1-8 g/kg/menit).d) Penyakit ginjal tahap akhir: Diasoksid atau tetesan nitroprusid (seperti di atas).e)Feokromositoma: Sebelum pembedahan; diasoksid atau tetesan nitroprusid (seperti di atas), nifedipin peroral (0,25-0,5 mg/kg/dosis; maksimum 20 mg) atau fenoltamin IV (0,1 mg/kg/dosis; diulangi setiap 5 menit sampai efek yang diinginkan dan lalu setiap 2-4 jam).