Hipertensi Lila.doc

50
REFERAT ILMU PENYAKIT DALAM HIPERTENSI Pembimbing: Dr. Luluk Aflakah, Sp.PD Disusun Oleh: Lila Heridyatno, S.Ked 08700199 SMF ILMU PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT DAERAH PARE

Transcript of Hipertensi Lila.doc

Page 1: Hipertensi Lila.doc

REFERAT ILMU PENYAKIT DALAM

HIPERTENSI

Pembimbing:

Dr. Luluk Aflakah, Sp.PD

Disusun Oleh:

Lila Heridyatno, S.Ked08700199

SMF ILMU PENYAKIT DALAM

RUMAH SAKIT DAERAH PARE

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

2014

Page 2: Hipertensi Lila.doc

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa

karena atas berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan Referat di SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUD PARE – FK

Universitas Wijaya Kusuma Surabaya yang berjudul “Hipertensi” dengan tepat

pada waktunya. Referat ini diajukan untuk memenuhi tugas dalam rangka

menjalani kepaniteraan klinik di SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUD PARE.

Bersaman ini perkenalkanlah penulis mengucapkan terima kasih sebesar-

besarnya dengan hati yang tulus kepada:

1. dr. Luluk Aflakah, Sp.PD sebagai pembimbing klinik.

2. dr. Dzikrul Haq Karimullah sebagai pembimbing.

3. Staff paramedis di SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUD PARE.

4. Para teman sejawat dokter muda yang telah memberikan masukan serta

membantu dalam penyelesaian referat ini, dan semua pihak yang tidak

mampu penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu terwujudnya

referat ini.

Penulis juga menyadari bahwa penulisan referat ini masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan segala masukan serta

kritik yang membangun demi sempurnanya tulisan ini. Akhirnya penulis berharap

semoga referat ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait.

Pare, 12 Juni 2014

Penulis

Page 3: Hipertensi Lila.doc

DAFTAR ISI

Hal

Kata Pengantar ........................................................................................................... i

Daftar isi...................................................................................................................... ii

Daftar Gambar............................................................................................................. iii

Daftar Tabel ............................................................................................................... iv

Daftar Singkatan ........................................................................................................ v

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

BAB 2 TINJUAN PUSTAKA .................................................................................. 2

2.1 Hipertensi .....................................................................................................

2.1.1 Definisi dan Kriteria Hipertensi ...........................................................

2.1.2 Etiologi dan Klasifikasi Hipertensi ......................................................

2.1.3 Patofisiologi dan Gejala Hipertensi ................................................... . .

2.1.4 Pemeriksaan Untuk Diagnosis Hipertensi ............................................

2.2. Hipertensi Pada Geriatri ..............................................................................

2.2.1 Etiologi dan Patogenesis ......................................................................

2.2.2 Gambaran Klinis ..................................................................................

2.2.3 Diagnosis dan Diagnosis Banding ...................................................... .

2.2.4 Pengobatan ...........................................................................................

BAB 3 KESIMPULAN ............................................................................................

Daftar Pustaka.........................................................................................................

Page 4: Hipertensi Lila.doc

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar ..................................................................................................

Page 5: Hipertensi Lila.doc

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel ...... ..............................................................................

Page 6: Hipertensi Lila.doc

DAFTAR SINGKATAN

Page 7: Hipertensi Lila.doc

BAB 1

PENDAHULUAN

Hipertensi merupakan masalah kesehatan publik utama di seluruh dunia dan

merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskuler tersering, serta belum terkontrol

optimal di seluruh dunia. Namun, hipertensi dapat dicegah dan penanganan

dengan efektif dapat menurunkan risiko stroke dan serangan jantung.

Berdasarkan kriteria JNC 7, Hipertensi dapat didefinisikan sebagai kondisi

di mana tekanan darah sistolik lebih dari atau sama dengan 140 mm Hg atau

tekanan darah diastolik lebih dari atau sama dengan 90 mm Hg. Hipertensi

mengakibatkan pada ½ penyakit jantung koroner dan sekitar 2/3 penyakit

serebrovaskular.

Delapan puluh persen kematian kardiovaskular seluruh dunia terjadi di

negara penghasilan rendah sampai menengah dan dalam perbandingan dengan

negara penghasilan tinggi, kematian ini (stroke dan infark miokard akut) terjadi

pada usia lebih muda, berdampak pada keluarga dan tenaga kerja. Secara

signifikan, hipertensi sebagai keadaan yang mendahului penyakit kardiovaskular

yang bisa dimodifikasi menyebabkan kematian lebih banyak dibandingkan yang

lain, termasuk merokok, obesitas, dan gangguan lipid.

Hipertensi pada lanjut usia (lansia) kebanyakan adalah Hipertensi Essensial,

dan pada umumnya berkembang menjadi Isolated Systolik Hypertension atau

Hipertensi Sistolik Terisolasi (HST). Hipertensi Sistolik Terisolasi ini meningkat

seiring bertambahnya umur. Meningkatnya umur berhubungan dengan perubahan

pada struktur dinding pembuluh darah. Perubahan ini mengakibatkan hilangnya

compliance pembuluh darah dan menyebabkan bentuk dan isi dari arteri yang

akan menyebabkan terjadinya Hipertensi.

Dari Hasil penelitian HYVET pada penderita populasi usia tua yang berusia

lebih dari 80 tahun, pengobatan hipertensi berhasil mengurangi morbiditas dan

mortalitas.

Page 8: Hipertensi Lila.doc

BAB 2

TINJUAN PUSTAKA

2.1 HIPERTENSI

2.1.1 DEFINISI DAN KRITERIA HIPERTENSI

Hipertensi atau penyakit darah tinggi sebenarnya adalah suatu

gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan

nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang

membutuhkan. Hipertensi sering kali disebut sebagai pembunuh gelap

(Silent Killer), karena termasuk penyakit yang mematikan tanpa disertai

dengan gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya.

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat

melebihi batas normal. Batas tekanan darah normal bervariasi sesuai dengan

usia. Berbagai faktor dapat memicu terjadinya hipertensi, walaupun

sebagian besar (90%) penyebab hipertensi tidak diketahui (hipertensi

essential). Penyebab tekanan darah meningkat adalah peningkatan kecepatan

denyut jantung, peningkatan resistensi (tahanan) dari pembuluh darah dari

tepi dan peningkatan volume aliran darah.

Penyakit hipertensi merupakan penyakit kelainan jantung yang

ditandai oleh meningkatnya tekanan darah dalam tubuh. Seseorang yang

terjangkit penyakit ini biasanya berpotensi mengalami penyakit-penyakit

lain seperti stroke, dan penyakit jantung.

Page 9: Hipertensi Lila.doc

Dari definisi-definisi diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa

hipertensi adalah suatu keadaan di mana tekanan darah menjadi naik

karena gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai

oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan

tubuh yang membutuhkannya.

2.1.2 ETIOLOGI DAN KLASIFIKASI HIPERTENSI

Beberapa klasifikasi hipertensi:

a. Klasifikasi Menurut Joint National Commite 8

Komite eksekutif dari National High Blood Pressure Education

Program merupakan sebuah organisasi yang terdiri dari 46

professionalm sukarelawan, dan agen federal. Mereka mencanangkan

klasifikasi JNC (Joint Committe on Prevention, Detection, Evaluation,

and Treatment of High Blood Pressure) pada tabel 1, yang dikaji oleh

33 ahli hipertensi nasional Amerika Serikat.

Tabel 1Klasifikasi Menurut JNC 8 (Joint National Committe on Prevention,

Detection, Evaluatin, and Treatment of High Blood Pressure)

Kategori Tekanan Darah menurut JNC 8

Kategori Tekanan Darah menurut JNC 6

Tekanan Darah Sistol (mmHg)

dan/ atau

Tekanan Darah Diastol (mmHg)

Normal Optimal < 120 dan < 80Pra-Hipertensi 120-139 atau 80-89- Normal < 130 dan < 85- Normal-Tinggi 130-139 atau 85-89Hipertensi: Hipertensi:Tahap 1 Tahap 1 140-159 atau 90-99Tahap 2 - ≥ 160 atau ≥ 100- Tahap 2 160-179 atau 100-109

Tahap 3 ≥ 180 atau ≥ 110

Page 10: Hipertensi Lila.doc

Data terbaru menunjukkan bahwa nilai tekanan darah yang

sebelumnya dipertimbangkan normal ternyata menyebabkan

peningkatan resiko komplikasi kardiovaskuler. Data ini mendorong

pembuatan klasifikasi baru yang disebut pra hipertensi.

b. Klasifikasi Menurut WHO (World Health Organization)

WHO dan International Society of Hypertension Working Group

(ISHWG) telah mengelompokkan hipertensi dalam klasifikasi optimal,

normal, normal-tinggi, hipertensi ringan, hipertensi sedang, dan

hipertensi berat.

Tabel 2Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO

Kategori Tekanan Darah Sistol (mmHg)

Tekanan Darah Diatol (mmHg)

OptimalNormalNormal-Tinggi

< 120< 130130-139

< 80< 8585-89

Tingkat 1 (Hipertensi Ringan)Sub-group: perbatasan

140-159140-149

90-9990-94

Tingkat 2 (Hipertensi Sedang) 160-179 100-109Tingkat 3 (Hipertensi Berat) ≥ 180 ≥ 110Hipertensi sistol terisolasi(Isolated systolic hypertension)Sub-group: perbatasan

≥ 140

140-149

< 90

<90

c. Klasifikasi Menurut Chinese Hypertension Society

Menurut Chinese Hypertension Society (CHS) pembacaan tekanan

darah <120/80 mmHg termasuk normal dan kisaran 120/80 hingga

139/89 mmHg termasuk normal tinggi.

Page 11: Hipertensi Lila.doc

Tabel 3Klasifikasi Hipertensi Menurut CHS

Tekanan Darah Sistol (mmHg)

Tekanan Darah Diastol (mmHg)

CHS

< 120 < 80 Normal120-129 80-84 Normal-Tinggi130-139 85-89

Tekanan Darah Tinggi

140-159 90-99 Tingkat 1160-179 100-109 Tingkat 2

≥ 180 ≥ 110 Tingkat 3≥ 140 ≤ 90 Hypertensi Sistol

Terisolasi

d. Klasifikasi menurut European Society of Hypertension (ESH)

Klasifikasi yang dibuat oleh ESH adalah:

1. Jika tekanan darah sistol dan distol pasien berada pada kategori

yang berbeda, maka resiko kardiovaskuler, keputusan pengobatan,

dan perkiraan afektivitas pengobatan difokuskan pada kategori

dengan nilai lebih.

2. Hipertensi sistol terisolasi harus dikategorikan berdasarkan pada

hipertensi sistol-distol (tingkat 1, 2 dan 3). Namun tekanan diastol

yang rendah (60-70 mmHg) harus dipertimbangkan sebagai resiko

tambahan.

3. Nilai batas untuk tekanan darah tinggi dan kebutuhan untuk

memulai pengobatan adalah fleksibel tergantung pada resiko

kardiovaskuler total.

Page 12: Hipertensi Lila.doc

Tabel 4Klasifikasi menurut ESH

Kategori Tekanan Darah Sistol (mmHg)

Tekanan Darah Diastol(mmHg)

Optimal < 120 dan < 80Normal 120-129 dan/atau 80-84Normal-Tinggi 130-139 dan/atau 85-89Hipertensi tahap 1 140-159 dan/atau 90-99Hipertensi tahap 2 160-179 dan/atau 100-109Hipertensi tahap 3 ≥ 180 dan/atau ≥ 110Hipertensi sistol terisolasi

≥ 140 Dan < 90

e. Klasifikasi menurut International Society on Hypertension in Blcks

(ISHIB)

Klasifikasi yang dibuat oleh ISHIB adalah:

1) Jika tekanan darah sistol dan diastole pasien termasuk ke dalam dua

kategori yang berbeda, maka klasifikasi yang dipilih adalah

berdasarkan kategori yang lebih tinggi.

2) Diagnosa hipertensi pada dasarnya adalah rata-rata dari dua kali

atau lebih pengukuran yang diambil pada setiap kunjunga.

3) Hipertensi sistol terisolasi dikelompokkan pada hipertensi tingkat 1

sampai 3 berdasarkan tekanan darah sistol (≥ 140 mmHg) dan

diastole ( < 90 mmHg).

4) Peningkatan tekanan darah yang melebihi target bersifat kritis

karena setiap peningkatan tekanan darah menyebabkan resiko

kejadian kardiovaskuler.

Page 13: Hipertensi Lila.doc

Tabel 5Klasifikasi Hipertensi Menurut ISHIB

Kategori Tekanan Darah Sistol (mmHg)

Tekanan Darah Diastol (mmHg)

Optimal < 120 dan < 80Normal < 130 dan/atau < 85Normal-Tinggi 130-139 dan/atau 85-89Hipertensi Tahap 1 140-159 dan/atau 90-99Hipertensi Tahap 2 160-179 dan/atau 100-109Hipertensi Tahap 3 ≥ 180 dan/atau ≥ 110Hipertensi Sistol terisolasi

≥ 140 dan < 90

f. Klasifikasi berdasarkan hasil konsesus Perhimpunan Hipertensi

Indonesia.

Pada pertemuan ilmiah Nasional pertama perhimpunan hipertensi

Indonesia 13-14 Januari 2007 di Jakarta, telah diluncurkan suatu

konsensus mengenai pedoman penanganan hipertensi di Indonesia

yang ditujukan bagi mereka yang melayani masyarakat umum:

1) Pedoman yang disepakati para pakar berdasarkan prosedur standar

dan ditujukan untuk meningkatkan hasil penanggulangan ini

kebanyakan diambil dari pedoman Negara maju dan Negara

tetangga, dikarenakan data penelitian hipertensi di Indonesia yang

berskala Nasional dan meliputi jumlah penderita yang banyak

masih jarang.

2) Tingkatan hipertensi ditentukan berdasarkan ukuran tekanan darah

sistolik dan diastolik dengan merujuk hasil JNC dan WHO.

Page 14: Hipertensi Lila.doc

3) Penentuan stratifikasi resiko hipertensi dilakukan berdasarkan

tingginya tekanan darah, adanya faktor resiko lain, kerusakan

organ target dan penyakit penyerta tertentu.

Tabel 6Klasifikasi Hipertensi Menurut Perhimpunan Hipertensi Indonesia

Kategori Tekanan Darah Sistol (mmHg)

dan/atau Tekanan Darah Diastol (mmHg)

Normal <120 Dan <80Prehipertensi 120-139 Atau 80-89Hipertensi Tahap 1

140-159 Atau 90-99

Hipertensi Tahap 2

≥160-179 Atau ≥100

Hipertensi Sistol terisolasi

≥140 Dan <90

Klasifikasi hipertensi menurut bentuknya ada dua yaitu hipertensi

sistolik dan hipertensi diastolik. Pertama yaitu hipertensi sistolik adalah

jantung berdenyut terlalu kuat sehingga dapat meningkatkan angka

sistolik. Tekanan sistolik berkaitan dengan tingginya tekanan pada arteri

bila jantung berkontraksi (denyut jantung). Ini adalah tekanan maksimum

dalam arteri pada suatu saat dan tercermin pada hasil pembacaan tekanan

darah sebagai tekanan atas yang nilainya lebih besar.

Kedua yaitu hipertensi diastolik terjadi apabila pembuluh darah

kecil menyempit secara tidak normal, sehingga memperbesar tahanan

terhadap aliran darah yang melaluinya dan meningkatkan tekanan

diastoliknya. Tekanan darah diastolik berkaitan dengan tekanan dalam

arteri bila jantung berada dalam keadaan relaksasi diantara dua denyutan.

Page 15: Hipertensi Lila.doc

Sedangkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi prevalensi hipertensi

antara lain ras, umur, obesitas, asupan garam yang tinggi, adanya riwayat

hipertensi dalam keluarga.

Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis:

Hipertensi primer atau esensial atau idopatik adalah hipertensi yang

tidak atau belum diketahui penyebabnya (terdapat ± 90 % dari seluruh

penyakit hipertensi merupakan penyakit hipertensi essensial).

Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang terjadi sebagai akibat

suatu penyakit, kondisi dan kebiasaan. Karena itu umumnya hipertensi

ini sudah diketahui penyebabnya. Terdapat 10% orang menderita apa

yang dinamakan hipertensi sekunder. Skitar 5-10% penderita

hipertensi penyebabnya adalah penyakit ginjal (stenoisarteri renalis,

pielonefritis, glomerulonefritis, tumor ginjal), sekitar 1-2% adalah

penyakit kelaian hormonal (hiperaldosteronisme, sindroma cushing)

dan sisanya akibat pemakaian obat tertentu (steroid, pil KB).

Klasifikasi hipertensi berdasarkan gejalanya dibedakan menjadi dua yaitu:

Hipertensi Benigna adalah keadaan hipertensi yang tidak

menimbulkan gejala-gejala, biasanya ditemukan pada saat penderita

dicek up.

Hipertensi Maligna adalah keadaan hipertensi yang membahayakan

biasanya disertai dengan keadaan kegawatan yang merupakan akibat

komplikasi organ-organ seperti otak, jantung dan ginjal.

Page 16: Hipertensi Lila.doc

A. Patofisiologi

Patofisiologi secara umum Hipertensi adalah tekanan yang

dibutuhkan untuk mengalirkan darah melalui sistem sirkulasi dilakukan

oleh aksi memompa dari jantung (cardiac output/CO) dan dukungan dari

arteri (peripheral resistance/PR). Fungsi kerja masing-masing penentu

tekanan darah ini dipengaruhi oleh interaksi dari berbagai faktor yang

kompleks. Hipertensi sesungguhnya merupakan abnormalitas dari faktor-

faktor tersebut, yang ditandai dengan peningkatan curah jantung dan / atau

ketahanan periferal. Selengkapnya dapat dilihat pada bagan.

Gambar 1: Beberapa faktor yang mempengaruhi tekanan darah

Page 17: Hipertensi Lila.doc

Aktivitas kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari

korteks adrenal. Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki

peranan penting pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan

ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam)

dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi

NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan

ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan

darah.

Renin

Angiotensin I

Angiotensin II

↑ Sekresi hormone ADH rasa haus Stimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal

Urin sedikit → pekat & ↑osmolaritas

Mengentalkan

Menarik cairan intraseluler → ekstraseluler

Volume darah ↑

↑ Tekanan darah

↓ Ekskresi NaCl (garam) dengan mereabsorpsinya di tubulus ginjal

↑ Konsentrasi NaCl di pembuluh darah

Diencerkan dengan ↑ volume ekstraseluler

↑ Volume darah

↑ Tekanan darah

Angiotensin I Converting Enzyme (ACE)

Page 18: Hipertensi Lila.doc

Gambar 2. Patofisiologi hipertensi.

Page 19: Hipertensi Lila.doc

Adapun patofisiologi hipertensi berdasarkan etiologinya yaitu:

1. Hipertensi primer atau esensial

Peningkatan curah jantung (volume sekuncup x frekuensi denyut jantung)

dan peningkatan resistensi perifer total (TPR). Dibagi menjadi 2 yaitu:

a. Hipertensi hiperdinamik

Penyebab 1:

↑ frekuensi denyut jantung atau volume ekstrasel

↑ aliran balik vena

↑ volume sekuncup (mekanisme Frank-Starling)

HIPERTENSI

Penyebab 2:

↑ aktivitas simpatis (dari SSP) atau ↑ respon terhadap katekolamin

↑ curah jantung

HIPERTENSI

b. Hipertensi resistensi

Penyebab:

- ↑ aktivitas simpatis

- ↑ respon terhadap katekolamin

- ↑ konsentrasi angiotensin II vasokonstriksi perifer

- mekanisme autoregulasi (arteriol)

- hipertrofi otot vasokonstriktor ↓

- ↑ viskositas darah (↑ hematokrit) → HIPERTENSI

HIPERTENSI → kerusakan vaskuler → ↑ TPR → HIPERTENSI

MENETAP

Page 20: Hipertensi Lila.doc

2. Hipertensi sekunder

Dibagi menjadi 3 yaitu:

a. Hipertensi renal

stenosis arteri renalis atau penyempitan arteriol dan kapiler ginjal

iskemik ginjal

pelepasan renin dari ginjal

renin tumor

angiotensinogen → angiotensin I

↓ ACE

angiotensin II (oktapeptida)

lepaskan aldosteron vasokontriktor berat

dari korteks adrenal

↓ ↓

retensi Na dan ↑ curah jantung ↑ TPR

↑ tekanan darah

massa ginjal fungsional ↓

hipertensi

hipertensi kronik

perubahan sekunder (hipertrofi dinding vaskuler, aterosklerosis)

Page 21: Hipertensi Lila.doc

b. Hipertensi hormonal

1) Sindrom adrenogenital

pembentukan kortisol di korteks adrenal dihambat

pelepasan hormon adrenokortikotropik (ACTH) tidak dihambat

prekursor mineralokortikoid aktif kotisol dan aldosteron

retensi Na

↑ hormon ekstrasel

↑ curah jantung

HIPERTENSI

2) Hiperaldosteronisme (sindrom Conn)

tumor korteks adrenal

lepaskan aldosteron (jumlah besar) tanpa mekanisme pengaturan

retensi Na di ginjal

↑ curah jantung

HIPERTENSI

Page 22: Hipertensi Lila.doc

3) Sindrom Cushing

pelepasan ACTH tidak adekuat

↑ konsentrasi glukokortikoid plasma

↑ efek katekolamin ↑ kerja mineralokortikoid dari kortisol

↓ ↓

↑ curah jantung retensi Na

HIPERTENSI

4) Feokromasitoma

tumor adrenomedula

katekolamin

↑ kadar epinefrin tidak terkendali

↑ curah jantung

HIPERTENSI

5) Pil kontrasepsi

retensi Na

↑ curah jantung

HIPERTENSI

Page 23: Hipertensi Lila.doc

c. Hipertensi neurogenik

ensefalitis, edema serebri, perdarahan, tumor otak

perangsangan sentral kerja jantung berlebih

↑ tekanan darah

HIPERTENSI

Sedangkan patofisiologi hipertensi berdasarkan faktor risikonya yaitu:

1. Genetik (♀ > ♂)

2. Penduduk kota > desa (hipertensi primer)

3. Stres psikologis kronis (berubungan dengan pekerjaan atau kepribadian)

stres psikologis

↑ perangsangan jantung ↑ absorpsi ginjal dan retensi Na

↑ volume ekstrasel

↑ tekanan darah (HIPERTENSI)

stres atau ketegangan fisik (olahraga) pelepasan adrenalin dan nor-

adrenalin vasokontriktif ↑ tekanan darah sementara

4. Sensitif terhadap garam (insiden ↑ jika ada riwayat keluarga)

sensitif garam

respon terhadap katekolamin ↑

↑ curah jantung

HIPERTENSI

Page 24: Hipertensi Lila.doc

5. Asupan garam tinggi

ion natrium

retensi air perkuat efek nor-adrenalin

↓ ↓

volume darah bertambah (hiperviskositas) vasokonstriksi

daya tahan pembuluh darah ↑

HIPERTENSI

6. Konsumsi liquorice

Sejenis gula-gula dibuat dari Succus liquiritiae yang mengandung

asam glizirinat dengan khasiat retensi air ↑ tekanan darah jika

dimakan dalam jumlah besar.

7. Merokok

Nikotin vasokonstriksi ↑ tekanan darah.

8. Pil KB

Mengandung hormon estrogen retensi garam dan air ↑

tekanan darah.

9. Hormon pria dan kortikosteroid

Menyebabkan retensi air ↑ tekanan darah.

10. Kehamilan

Uterus direnggangkan telalu banyak oleh janin menerima

kurang darah dilepaskan zat yang ↑ tekanan darah.

Page 25: Hipertensi Lila.doc
Page 26: Hipertensi Lila.doc

B. Pengobatan hipertensi

Kelas obat utama yang digunakan untuk mengendalikan tekanan darah

adalah :

1. Diuretik

Diuretik menurunkan tekanan darah dengan menyebabkan diuresis.

Pengurangan volume plasma dan Stroke Volume (SV) berhubungan

dengan dieresis dalam penurunan curah jantung (Cardiac Output, CO)

dan tekanan darah pada akhirnya. Penurunan curah jantung yang utama

menyebabkan resitensi perifer. Pada terapi diuretik pada hipertensi

kronik volume cairan ekstraseluler dan volume plasma hampir kembali

kondisi pretreatment.

a. Thiazide

Thiazide adalah golongan yang dipilih untuk menangani hipertensi,

golongan lainnya efektif juga untuk menurunkan tekanan darah.

Penderita dengan fungsi ginjal yang kurang baik Laju Filtrasi

Glomerolus (LFG) diatas 30 mL/menit, thiazide merupakan agen

diuretik yang paling efektif untuk menurunkan tekanan darah.

Dengan menurunnya fungsi ginjal, natrium dan cairan akan

terakumulasi maka diuretik jerat Henle perlu digunakan untuk

mengatasi efek dari peningkatan volume dan natrium tersebut. Hal

ini akan mempengaruhi tekanan darah arteri. Thiazide menurunkan

tekanan darah dengan cara memobilisasi natrium dan air dari

dinding arteriolar yang berperan dalam penurunan resistensi

vascular perifer.

Page 27: Hipertensi Lila.doc

b. Diuretik Hemat Kalium

Diuretik Hemat Kalium adalah anti hipertensi yang lemah jika

digunakan tunggal. Efek hipotensi akan terjadi apabila diuretik

dikombinasikan dengan diuretik hemat kalium thiazide atau jerat

Henle. Diuretik hemat kalium dapat mengatasi kekurangan kalium

dan natrium yang disebabkan oleh diuretik lainnya.

c. Antagonis Aldosteron

Antagonis Aldosteron merupakan diuretik hemat kalium juga tetapi

lebih berpotensi sebagai antihipertensi dengan onset aksi yang

lama (hingga 6 minggu dengan spironolakton).

2. Beta Blocker

Mekanisme hipotensi beta bloker tidak diketahui tetapi dapat

melibatkan menurunnya curah jantung melalui kronotropik negatif dan

efek inotropik jantung dan inhibisi pelepasan renin dan ginjal.

a. Atenolol, betaxolol, bisoprolol, dan metoprolol merupakan

kardioselektif pada dosis rendah dan mengikat baik reseptor β1

daripada reseptor β2. Hasilnya agen tersebut kurang merangsang

bronkhospasmus dan vasokontruksi serta lebih aman dari non

selektif β bloker pada penderita asma, penyakit obstruksi

pulmonari kronis (COPD), diabetes dan penyakit arterial perifer.

Kardioselektivitas merupakan fenomena dosis ketergantungan dan

efek akan hilang jika dosis tinggi.

Page 28: Hipertensi Lila.doc

b. Acebutolol, carteolol, penbutolol, dan pindolol memiliki aktivitas

intrinsik simpatomimetik (ISA) atau sebagian aktivitas agonis

reseptor β.

3. Inhibitor Enzim Pengubah Angiotensin (ACE-inhibitor)

ACE membantu produksi angiotensin II (berperan penting dalam

regulasi tekanan darah arteri). ACE didistribusikan pada beberapa

jaringan dan ada pada beberapa tipe sel yang berbeda tetapi pada

prinsipnya merupakan sel endothelial. Kemudian, tempat utama

produksi angiotensin II adalah pembuluh darah bukan ginjal. Pada

kenyataannya, inhibitor ACE menurunkan tekanan darah pada

penderita dengan aktivitas renin plasma normal, bradikinin, dan

produksi jaringan ACE yang penting dalam hipertensi.

4. Penghambat Reseptor Angiotensin II (ARB)

Angiotensin II digenerasikan oleh jalur renin-angiotensin

(termasuk ACE) dan jalur alternatif yang digunakan untuk enzim lain

seperti chymases. Inhibitor ACE hanya menutup jalur renin-

angiotensin, ARB menahan langsung reseptor angiotensin tipe I,

reseptor yang memperentarai efek angiotensin II. Tidak seperti

inhibitor ACE, ARB tidak mencegah pemecahan bradikinin.

5. Antagonis Kalsium

CCB menyebabkan relaksasi jantung dan otot polos dengan

menghambat saluran kalsium yang sensitif terhadap tegangan sehingga

mengurangi masuknya kalsium ekstra selluler ke dalam sel. Relaksasai

Page 29: Hipertensi Lila.doc

otot polos vasjular menyebabkan vasodilatasi dan berhubungan dengan

reduksi tekanan darah. Antagonis kanal kalsium dihidropiridini dapat

menyebbakan aktibasi refleks simpatetik dan semua golongan ini

(kecuali amilodipin) memberikan efek inotropik negative.

Verapamil menurunkan denyut jantung, memperlambat konduksi

nodus AV, dan menghasilkan efek inotropik negative yang dapat

memicu gagal jantung pada penderita lemah jantung yang parah.

Diltiazem menurunkan konduksi AV dan denyut jantung dalam level

yang lebih rendah daripada verapamil.

6. Alpha blocker

Prasozin, Terasozin dan Doxazosin merupakan penghambat

reseptor α1 yang menginhibisi katekolamin pada sel otot polos vascular

perifer yang memberikan efek vasodilatasi. Kelompok ini tidak

mengubah aktivitas reseptor α2 sehingga tidak menimbulkan efek

takikardia.

7. VASO-dilator langsung

Hedralazine dan Minokxidil menyebabkan relaksasi langsung otot

polos arteriol. Aktivitasi refleks baroreseptor dapat meningkatkan

aliran simpatetik dari pusat fasomotor, meningkatnya denyut jantung,

curah jantung, dan pelepasan renin. Oleh karena itu efek hipotensi dari

vasodilator langsung berkurang pada penderita yang juga mendapatkan

pengobatan inhibitor simpatetik dan diuretik.

8. Inhibitor Simpatetik Postganglion

Page 30: Hipertensi Lila.doc

Guanethidin dan guanadrel mengosongkan norepinefrin dari

terminal simpatetik postganglionik dan inhibisi pelepasan norepinefrin

terhadap respon stimulasi saraf simpatetik. Hal ini mengurangi curah

jantung dan resistensi vaskular perifer .

9. Agen-agen obat yang beraksi secara sentral

10. VASO-dilator langsung

Pengobatan hipertensi masyarakat dengan menggunakan :

a. Bayam

Bayam merupakan sumber magnesium yang sangat baik. Tidak

hanya melindungi Anda dari penyakit jantung, tetapi juga dapat

mengurangi tekanan darah. Selain itu, kandungan folat dalam

bayam dapat melindungi tubuh dari homosistein yang membuat

bahan kimia berbahaya. Penelitian telah menunjukkan bahwa

tingkat tinggi asam amino (homosistein) dapat menyebabkan

serangan jantung dan stroke.

b. Biji bunga matahari.

Kandungan magnesiumnya sangat tinggi dan biji bunga matahari

mengandung pitosterol, yang dapat mengurangi kadar kolesterol

dalam tubuh. Kolesterol tinggi merupakan pemicu tekanan darah

tinggi, karena dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah.

Tapi, pastikan mengonsumsi kuaci segar yang tidak diberi garam.

c. Kacang-kacangan

Page 31: Hipertensi Lila.doc

Kacang-kacangan, seperti kacang tanah, almond, kacang merah

mengandung magnesium dan potasium. Potasium dikenal cukup

efektif menurunkan tekanan darah tinggi.

d. Pisang

Buah ini tidak hanya menawarkan rasa lezat tetapi juga membuat

tekanan darah lebih sehat. Pisang mengandung kalium dan serat

tinggi yang bermanfaat mencegah penyakit jantung. Penelitian juga

menunjukkan bahwa satu pisang sehari cukup untuk membantu

mencegah tekanan darah tinggi.

e. Kedelai

Banyak sekali keuntungan mengonsumsi kacang kedelai bagi

kesehatan. Salah satunya adalah menurunkan kolesterol jahat dan

tekanan darah tinggi. Kandungan isoflavonnya memang sangat

bermanfaat bagi kesehatan.

f. Kentang

Nutrisi dari kentang sering hilang karena cara memasaknya yang

tidak sehat. Padahal kandungan mineral, serat dan potasium pada

kentang sangat tinggi yang sangat baik untuk menstabilkan tekanan

darah.

g. Cokelat pekat (dark chocolate)

Karena kandungan flavonoid dalam cokelat dapat membantu

menurunkan tekanan darah dengan merangsang produksi nitrat

oksida. Nitrat oksida membuat sinyal otot-otot sekitar pembuluh

Page 32: Hipertensi Lila.doc

darah untuk lebih relaks, dan menyebabkan aliran darah

meningkat.

h. Avokad

Asam oleat dalam avokad, dapat membantu mengurangi kolesterol.

Selain itu, kandungan kalium dan asam folat, sangat penting untuk

kesehatan jantung

Page 33: Hipertensi Lila.doc

DAFTAR PUSTAKA