hIPERTENSI
Transcript of hIPERTENSI
FARMAKOTERAPI HIPERTENSI
SISTEM SIRKULASI DARAH
HIPERTENSITEKANAN DARAH SISTOLIK LEBIH DARI 140 mm HG DAN ATAU DIASTOLIK 90 mm HG (PADA PENGUKURAN BERULANG)KECUALI TDS 210 mmHg dan/atau TDD 120 mmHg
HIPERTENSI DEFINISI Komisi Pakar Penyakit Kardiovaskular dan Hipertensi ( Oktober 1958 di Jenewa): Hipertensi adalah aras tekanan darah sistolik 140mmHg atau lebih, atau aras tekanan darah diastolik 90 mmHg atau lebih.
Hipertensi biasanya didefinisikan berdasarkan tekanan darah diastolik yang tinggi. Tetapi nilai sistolik harus tetap diperhitungkan dalam pendefinisian dan pengelolaan hipertensi.
Tabel klasifikasi tekanan darah dewasa
KATEGORIOPTIMAL PREHIPERTENSI HIPERTENSI TK 1 TK 2 TK 3
SISTOLIK DIASTOLIK< 120 120 - 139 140 159 160 179 > 180 < 80 80 - 89 90 99 100 109 > 110
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TEKANAN DARAH
FAKTOR RESIKO DAN PEMRAKIRA TEKANAN DARAH TINGGI Keturunan Bobot badan Obesitas Faktor nutrisi Alkohol Kegiatan fisik Denyut jantung Faktor psikososial Faktor lingkungan
PATOGENIS
Mekanisme berbagai Vascular Growth Promotors dalam menimbulkan hipertensi
GEJALA KLINIS Peninggian tekanan darah, Kadangkadang hipertensi primer berjalan tanpa gejala, dan baru timbul gejala setelah terjadi komplikasi pada organ target seperti pada ginjal, mata , otak dan jantung.
GEJALA KLINIS Peninggian tekanan darah, Kadang-kadang hipertensi primer berjalan tanpa gejala, dan baru timbul gejala setelah terjadi komplikasi pada organ target seperti pada ginjal, mata , otak dan jantung. Gambar 4. Perjalanan alamiah hipertensi primer yang tidak terobati.
HIPERTENSI DIAGNOSIS Anamnesis pemeriksaan fisik pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang.
Faktor Resiko Kardiovaskular dan Kerusakan Organ Target pada pasien Hipertensi
PENYEBAB HIPERTENSI BERDASAR ETIOLOGI :
1. HIPERTENSI ESENSIAL/PRIMER ATAU IDEOPATIK ( 90 % KASUS ) TDK JELAS ETIOLAGINYA MULTIFAKTOR GENETIKTERHADAP STRES - SENSITIVITAS THD NATRIUM - RIWAYAT PENYAKIT CARDIOVASCULER DLM KELUARGA - REAKTIVITAS TERHADAP VASOKONSTRIKTOR STRES FISIK - INTAKE NATRIUM TERLALU BANYAK - OBESITAS
-KEPEKAAN
LINGKUNGAN
-
2. HIPERTENSI SEKUNDER 5 8 % KASUS, DISEBABKAN : - Penyakit ginjal (hipertensi renal) - Penyakit endokrin (syndrom Cushing) - Obat : kontrasepsi (estrogen), kortikosteroid, NSAID, cocaine, phenylpropanolamine.
HIPERTENSI
PENATALAKSANAAN: penatalaksanaan nonfarmakologi atau perubahan gaya hidup penatalaksanaan farmakologi atau dengan obat.
PENATALAKSANAAN NONFARMAKOLOGI
Penurunan berat badan penurunan asupan garam menghindari faktor resiko (merokok, minum alkohol, hiperlipidemia dan stres)
PENATALAKSANAAN DENGAN OBAT DIURETIC BETA BLOKER ACE INHIBITOR CALSIUM CHANEL BLOKER ANGIOTENSIN II RECEPTOR BLOKER ALPHA 1 BLOKER CENTRAL ALPHA 2 AGONIS ADRENERGIC INHIBITOR
VASODILATOR
Mekanisme kerja / T4 kerja obat hipertensi
Stratifikasi Risiko dan Pengobatan Hipertensi
HIPERTENSITahapan terapi hipertensi
Beberapa jenis obat anti hipertensiDiuretik Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (lewat urin) sehingga volume cairan tubuh berkurang yang mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih ringan. Contoh : Hidroklorotiazid. Efek samping yang sering dijumpai adalah : Hipokalemia dan hiponatremia yang dapat menyebabkan lemas Hiperurisemia Kelemahan otot Muntah Pusing
Betabloker Mekanisme kerja obat anti hipertensi ini adalah melalui penurunan daya pompa jantung. Jenis betabloker tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui mengidap ganggua pernafasan seperti asma bronkial. Contoh : Metoprolol, Propanolol, dan Atenolol. Pada penderita diabetes melitus harus hati-hati, karena dapat menutupi gejala hipoglikemia. Pada orang tua terdapat gejala bronkospasme sehingga pemberian obat harus hati-hati.
Penghambat Simpatetik
Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis. Contoh : Metildopa, Klonidin dan Reserpin.Efek samping yang dijumpai adalah : Anemia hemolitik Gangguan fungsi hati dan kadang-kadang menimbulkan hepatitis kronis
Vasodilator
Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos pembuluh darah. Contoh : Prazosin, Hidralazin.Efek samping yang mungkin terjadi : sakit kepala, pusing
Inhibitor ACE Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan Angiostensin II (zat yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah). Contoh : Kaptopril, Enalapril Efek samping yang mungkin timbul adalah : Batuk kering Pusing Sakit kepala Lemas
Penghambat Reseptor Angiostensin II Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat Angiostensin II pada reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. Contoh : Valsartan (Diovan). Efek samping yang mungkin timbul : Sakit kepala Pusing Lemas Mual
Antagonis Kalsium Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas). Contoh : Nifedipin, Diltiazem dan Verapamil. Efek samping yang mungkin timbul adalah : Sembelit Pusing Sakit kepala Muntah
Antihipertensi pada pasien spesifikKondisi px Anjuran Hindari
Gagal jantung AnginaPx lanjut usia Diabetes
ACEI, diuretik BB, Ca-antagDiuretik, Caantag, agonis ACEI, Ca-antag, agonis Ca-antag Methyl dopa, hydralazine, labetolol
BB, Ca-antag Hydralazine, minoksidil
BB, diuretik
Bronchospasm Kehamilan
BB, ACEI Diuretik, BB
Antihipertensi pada pasien spesifikKondisi px Gangguan ginjal Anjuran ACEI, ARB, Loop diuretik, Caantag, agonis , minoksidil, hydralazine Hindari Diuretik hemat kalium, tiazid
Takikardia
agonis, BB, verapamil, diltiazem agonis bloker, ACEI, Ca-antag
Gout Hiperlipidemia
Nifedipin, hydralazine, minoksidil Diuretik, ACEIBB, diuretik
Sebab-sebab kegagalan terapi hipertensiKetidakpatuhan pasien : Biaya pengobatan Instruksi tidak jelas Efek samping obat Frekwensi pemberian yang tidak praktis Obatnya sendiri ; Dosis terlalu rendah Kombinasi yang tidak cocok Terjadinya toleransi Interaksi dengan obat lain
Sebab-sebab kegagalan terapi hipertensi
Kondisi lain : Obesitas Tinggi natrium Retensi cairankerusakan ginjal yg progresif Hipertensi sekunder
PENGURANGAN/PENGHENTIAN ANTIHIPERTENSI TD TELAH TERKENDALI ANTIHIPERTENSI MULAI DIKURANGI SECARA BERTAHAP, DITURUNKAN DOSISNYA KEMUDIAN DIHENTIKAN TAPI MODIFIKASI POLA HIDUP TETAP DIJALANKAN PERLU TETAP DIPERIKSA SECARA TERATUR
GAYA HIDUP DAN TEKANAN DARAH
Menurunkan berat badan Pengurangan konsumsi alcohol Pengurangan intake garam Peningkatan aktivitas fisik Penurunan intake lemak Peningkatan konsumsi buah dan sayur