hipertensi

43
ASPEK KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI BENGKEL BAB I 1.1. PENDAHULUAN Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam sistem ketenagakerjaan dan sumber daya manusia. Keselamatan dan kesehatan kerja tidak saja sangat penting dalam meningkatkan jaminan sosial dan kesejahteraan para pekerjanya akan tetapi jauh dari itu keselamatan dan kesehatan kerja berdampak positif atas keberlanjutan produktivitas kerjanya. Oleh sebab itu isu keselamatan dan kesehatan kerja pada saat ini bukan sekedar kewajiban yang harus diperhatikan oleh para pekerja, tetapi juga harus dipenuhi oleh sebuah perusahaan. Era globalisasi menuntut pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja di setiap tempat kerja. Dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari pekerja di berbagai sektor akan terpajan dengan resiko penyakit akibat kerja. Resiko ini bervariasi mulai dari yang paling ringan sampai yang paling berat, tergantung jenis pekerjaannya. Keselamatan pada suatu tempat kerja harus didukung oleh berbagai faktor seperti tempat kerja yang baik, tingkat kebisingan yang rendah, suasana kerja yang nyaman dan lain-lain. Selain itu perlengkapan keselamatan kerja pada sebuah tempat kerja hendaknya dipergunakan secara optimal untuk menghindari resiko kecelakaan. Bengkel merupakan salah satu bentuk usaha yang menuntut pelaksanaan sistem kesehatan dan keselamatan kerja dalam melaksanakan kegiatan operasionalnnya. Akan tetapi, kenyataan menunjukkan bahwa banyak bengkel motor kurang memperhatikan keselamatan kerja. Kemungkinan penyebabnya pertama, mereka

description

penelitian

Transcript of hipertensi

Page 1: hipertensi

ASPEK KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI BENGKEL

BAB I

1.1. PENDAHULUAN

Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam sistem ketenagakerjaan dan sumber daya manusia. Keselamatan dan kesehatan kerja tidak saja sangat penting dalam meningkatkan jaminan sosial dan kesejahteraan para pekerjanya akan tetapi jauh dari itu keselamatan dan kesehatan kerja berdampak positif atas keberlanjutan produktivitas kerjanya. Oleh sebab itu isu keselamatan dan kesehatan kerja pada saat ini bukan sekedar kewajiban yang harus diperhatikan oleh para pekerja, tetapi juga harus dipenuhi oleh sebuah perusahaan.

Era globalisasi menuntut pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja di setiap tempat kerja. Dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari pekerja di berbagai sektor akan terpajan dengan resiko penyakit akibat kerja. Resiko ini bervariasi mulai dari yang paling ringan sampai yang paling berat, tergantung jenis pekerjaannya.

Keselamatan pada suatu tempat kerja harus didukung oleh berbagai faktor seperti tempat kerja yang baik, tingkat kebisingan yang rendah, suasana kerja yang nyaman dan lain-lain. Selain itu perlengkapan keselamatan kerja pada sebuah tempat kerja hendaknya dipergunakan secara optimal untuk menghindari resiko kecelakaan.

Bengkel merupakan salah satu bentuk usaha yang menuntut pelaksanaan sistem kesehatan dan keselamatan kerja dalam melaksanakan kegiatan operasionalnnya. Akan tetapi, kenyataan menunjukkan bahwa banyak bengkel motor kurang memperhatikan keselamatan kerja. Kemungkinan penyebabnya pertama, mereka mungkin tidak memiliki pengetahuan tentang keselamatan kerja. Kedua, mereka sudah tahu, tetapi mengabaikan karena punya kebiasaan buruk.

Untuk itu perlunya suatu program yang dapat meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja khususnya bagi para pekerja di dalamnya. Salah satu langkah tersebut adalah dengan melakukan observasi dan wawancara kesebuah tempat khususnya di bidang perbengkelan dan melihat secara langsung keadaan para pekerja dalam melakukan aktifitas. Sehingga dapat dikenali hazard apa saja yang terdapat di dalam pekerjaan bengkel motor kemudian diberikan solusi dan program keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai untuk bengkel tersebut.

Page 2: hipertensi

1.2. TUJUAN PENELITIAN

1.2.1. TUJUAN UMUM

Untuk mengetahui kondisi keselamatan dan kesehatan kerja di industri perusahaan di Indonesia terutama di lingkungan kerja bengkel motor serta upaya penyelengaraan Keselamatan dan Kesehatan kerja di bengkel motor pada bulan Januari 2013

1.2.2. TUJUAN KHUSUS

1. Untuk mengetahui hazard fisik yang didapatkan di bengkel motor Arjuna Motor

2. Untuk mengetahui hazard kimia yang didapatkan di bengkel motor Arjuna Motor

3. Untuk mengetahui hazard biologis yang bisa didapatkan di bengkel motor Arjuna Motor

4. Untuk mengetahui hazard ergonomi yang didapatkan di bengkel motor Arjuna Motor

5. Untuk mengetahui hazard psikososial yang dialami oleh bengkel motor Arjuna Motor

6. Untuk mengetahui upaya evaluasi dan pengendalian yang dilakukan oleh pihak manajmen untuk mencegah kecelakaan kerja.

7. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan pekerja tentang keselamatan kerja.

8. Untuk mengetahui upaya-upaya kesehatan kerja dengan penyediaan Pertolongan Pertama Kecelakaan.

9. Untuk mengetahui keluhan-keluhan dan penyakit yang dialami pekerja di bengkel motor Arjuna Motor

Page 3: hipertensi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang.

Keselamatan kerja adalah upaya yang dilakukan untuk mengurangi terjadinya kecelakaan, kerusakan dan segala bentuk kerugian baik terhadap manusia, maupun yang berhubungan dengan peralatan, obyek kerja, bengkel tempat bekerja, dan lingkungan kerja, secara langsung dan tidak langsung. Sejalan dengan kemajuan teknologi, maka permasalahan keselamatan kerja menjadi salah satu aspek yang sangat penting, mengingat resiko bahaya dalam penerapan teknologi juga semakin kompleks. Keselamatan kerja merupakan tanggungjawab semua orang baik yang terlibat langsung dalam pekerjaan dan juga masyarakat produsen dan konsumen pemakai teknologi pada umumnya.1

Kenyataan menunjukkan bahwa masyarakat kita, termasuk pekerja sepeda motor, kurang memperhatikan keselamatan kerja. Kemungkinan penyebabnya pertama, mereka mungkin tidak memiliki pengetahuan tentang keselamatan kerja. Kedua, mereka sudah tahu, tetapi mengabaikan karena punya kebiasaan buruk. Kebiasaan tidak mematuhi aturan keselamatan kerja untuk pekerja mekanik sepeda motor tidak dapat ditolerir. Untuk menjadi pekerja profesional, setiap orang wajib terlebih dahulu mempelajari keselamatan kerja. Semuanya ada aturan, dan aturan keselamatan kerja harus dilaksanakan dengan kesadaran yang tinggi. Sikap dan kebiasaan kerja yang professional dibentuk melalui disiplin yang kuat. Bahkan, sikap dan kebiasaan kerja merupakan kunci sukses seorang teknisi yang sukses.1,2

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BENGKEL MOTOR

Tata Peralatan Ruang Bengkel

Workshop / Bengkel kerja yang bersih dan tersusun rapi, sangat membantu dalam mengurangi jumlah kecelakaan. Sebagaimana tercantum dalam undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja, pasal 3 mengatur mengenai syarat – syarat keselamatan kerja. Pada pasal 3 menyebutkan bahwa “ Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban ”. Alat-alat dan benda kerja jangan sampai ditinggalkan pada tempat di mana seseorang dapat terjatuh. Jalan yang dilalui oleh pekerja harus bersih. Oleh karena itu, bangku kerja, alat-alat dan benda kerja harus tersusun secara rapi dan sistematis. Oli atau minyak pelumas dan gemuk yang berserakan dilantai, sebelum menimbulkan kecelakaan harus ditutup dengan pasir atau serbuk gergaji.2

Page 4: hipertensi

Pengecekan Peralatan Bengkel

Pada waktu akan mempergunakan palu periksalah apakah kepala palu terpasang kuat pada tangkainya.Harus diperhatikan pula berat palu yang dipakai untuk benda kerja yang akan dipukul. Bagi penggunaan yang khusus, kepala palu terbuat dari plastic yang keras atau karet. Jika mempergunakan kunci pas, kunci ring, dan kunci sock, pergunakanlah ukuran, tipe dan panjang yang tepat. Ukuran yang tidak tepat sering menyebabkan kunci tersebut tergelincir (slip) pada mur atau kepala baut. Selain dari kunci pas dan mur akan menjadi rusak, dapat terjadi kecelakaan pada pekerja.3

Faktor-faktor penyebab Kecelakaan Kerja

A. Golongan fisik

Di lihat dari golongan fisik penyakit akibat kerja dapat di sebabkan , antara lain :

1. Kebisingan : Ini adalah contoh hazard fisik yang sering ditemui di lapangan kerja. Kebisingan ini dapat menyebabkan penurunan pendengaran dan gejala lain di luar sistem pendengaran seperti misalnya tekanan darah naik. Kebisingan Di Bengkel Motor.Bising dapat diartikan sebagai suara yang timbul dari getaran-getaran yang tidak teratur dan periodik, kebisingan merupakan suara yang tidak dikehandaki. Manusia masih mampu mendengar bunyi dengan frekwensi antara 16-20.000 Hz, dan intensitas dengan nilai ambang batas (NAB) 85 dB (A) secara terus menerus. Intensitas lebih dari 85 dB dapat menimbulkan gangguan dan batas ini disebut critical level of intensity. Kebisingan merupakan masalah kesehatan kerja yang timbul di bengkel motor. Sebagaimana tercantum dalam undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja, pasal 3 mengatur mengenai syarat – sarat keselamatan kerja. Pada pasal 3 menyebutkan bahwa dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk.2,3

1. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan getaran.

2. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan.

Sumber kebisingan berasal dari suara mesin gerinda dan suara kompresor pada proses perbaikan dan perawatan sepeda motor.2,3

Gangguan Kebisingan di tempat Kerja.

Pengaruh utama dari kebisingan terhadap kesehatan adalah kerusakan pada indera indera pendengar, yang menyebabkan ketulian progresif. Gangguan kebisingan ditempat kerja dapat dikelompokkan sebagai berikut:3

Page 5: hipertensi

• Gangguan Fisiologis.

Gangguan fisiologis adalah gangguan yang mula-mula timbul akibat bising. Dengan kata lain fungsi pendengaran secara fisiologis dapat terganggu. Pembicaraan atau instruksi dalam pekerjaan tidak dapat didengar secara jelas sehingga dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Pembicara terpaksa berteriak-teriak, selain memerlukan tenaga ekstra juga menimbulkan kebisingan. Kebisingan juga dapat mengganggu cardiac out put dan tekanan darah.3,4

• Gangguan Psikologis.

Gangguan fisiologis lama-lama bisa menimbulkan gangguan psikologis. Suara yang tidak dikehendaki dapat menimbulkan stress, gangguan jiwa, sulit konsentrasi dan berfikir, dan lain-lain.3

• Gangguan Patologis Organis.

Gangguan kebisingan yang paling menonjol adalah pengaruhnya terhadap alat pendengaran atau telinga, yang dapat menimbulkan ketulian yang bersifat sementara hingga permanent.3

2. Getaran mekanik (vibration) : pajanan getaran yang berlebihan dan terus menerus akan menyebabkan kelainan pada otot,urat, tulang, atau syaraf tepi. Kebanyakan terjadi pada bagian tangan atau lengan.4,5

Walaupun robot banyak digunakan, tetapi pekerjaan mekanik seperti transportasi bahan baku, penggantian peralatan habis pakai, masih harus dilakukan secara manual, sehingga kesalahan prosedur kerja dapat terjadi dan menyebabkan kecelakaan kerja. Peralatan keselamatan kerja seperti pakaian kerja, helmet, kacamata, sarung tangan, sepatu, dan lain-lain perlu mendapatkan perhatian khusus dalam lingkup pekerjaan ini.4

3. Suhu : Suhu Udara Di Bengkel Motor.

Suhu tubuh manusia yang dapat kita raba/rasakan tidak hanya didapat dari metabolisme, tetapi juga dipengaruhi oleh panas lingkungan. Makin tinggi panas lingkungan, semakin besar pula pengaruhnya terhadap suhu tubuh. Sebaliknya semakin rendah suhu lingkungan, makin banyak pula panas tubuh akan hilang. Dengan kata lain, terjadi pertukaran panas antara tubuh manusia yang didapat dari metabolisme dengan tekanan panas yang dirasakan sebagai kondisi panas lingkungan. Selama pertukaran ini serasi dan seimbang, tidak akan menimbulkan gangguan, baik penampilan kerja maupun kesehatan kerja. Tekanan panas yang berlebihan akan merupakan beban tambahan yang harus diperhatikan dan diperhitungkan. Beban tambahan berupa panas lingkungan dapat menyebabkan beban fisiologis misalnya kerja jantung menjadi

Page 6: hipertensi

bertambah. Nilai ambang batas untuk cuaca (iklim) kerja adalah 21º-30ºC suhu basah. Suhu efektif bagi pekerja di daerah tropis adalah 22º – 27ºC. Yang dimaksud dengan tempertur efektif adalah suatu beban panas yang dapat diterima oleh tubuh dalam ruangan. Temperatur efektif akan memberikan efek yang nyaman bagi orang yang berada diluar ruangan. Sebagaimana tercantum dalam undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja, pasal 3 mengatur mengenai syarat – sarat keselamatan kerja. Pada pasal 3 menyebutkan bahwa dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk.2,3

1. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;2. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;

B. Golongan Kimia : Bahan – Bahan Kimia Di Bengkel

Di dalam bengkel motor biasanya terdapat bahan bakar dan minyak pelumas seperti bensin atau premium, solar dan ada kalanya minyak tanah, oli dan gemuk. Bahan ini dipergunakan untuk percobaan menghidupkan mesin maupun sebagai bahan pencuci. Penyimpanan bahan bakar haruslah di tempat yang tertutup, dan jauh dari nyala api maupun cahaya yang keras. Bahan bakar mempunyai sifat yang mudah sekali menguap. Uap bensin mempunyai berat jenis yang lebih ringan dari udara. Karena itu bahan bakar yang menyebar di lantai harus segera dibersihkan. Bila dibiarkan, uap bensin dengan udara sangat mudah menyambar percikan api dan menimbulkan kebakaran dan ledakan. Sebagaimana tercantum dalam undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja, pasal 3 mengatur mengenai syarat – sarat keselamatan kerja. Pada pasal 3 menyebutkan bahwa dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk :4

1. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.2. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban,

debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan getaran

Bila ada bahan bakar yang tumpah di lantai, janganlah mengerjakan penyambungan kabel, ataupun alat yang berarus listrik, karena pekerjaan demikian dapat menimbulkan bunga api. Namun, jika terjadi kebakaran terhadap bahan bakar jangan sekali-kali menyiramnya dengan air, karena bahan bakar tersebut akan mengapung di atas air dan kebakaran akan menyebar. Pergunakanlah gas racun api (extinguisher) atau pasir dan karung goni yang basah untuk memadamkan api. Gemuk dipergunakan untuk melindungi komponen yang selesai dibersihkan atau untuk membantu pemasangan komponen. Pemakaian yang berlebihan akan menyebabkan benda kerja malah jadi kotor atau hinggap pada bagian-bagian lain atau di lantai. Bila terjadi demikian, harus segera dibersihkan. Tidak perlu ditunggu dan dicari siapa yang ceroboh melakukannya.5

Page 7: hipertensi

Asap Berbahaya di Bengkel Motor.

Gas sisa pembakaran yang keluar dari knalpot (silencer) mengandung karbon monoksida (CO). Pembakaran yang sempurna menyisakan gas karbon monoksida yang tidak berwarna, namun tetap berbahaya. Bila pembakaran tidak sempurna, maka asap hitam akan mengepul. Bila ini terjadi maka dianjurkan untuk mematikan mesin segera, karena mesti ada sesuatu yang tidak benar terutama dalam penyetelan pembakaran. Gas buang melalui knalpot dapat dijadikan indikasi kondisi mesin sebagai ukuran apakah pembakaran sempurna atau kurang sempurna.5,6

Gas ini adalah racun, masuk ke dalam paru-paru melalui pernafasan yang dapat mematikan manusia. Karena itu jika ada motor yang dihidupkan maka pintu-pintu harus dibuka semua. Sebuah workshop Otomotif harus mempunyai ventilasi yang baik. Tempatkanlah mesin-mesin percobaan pada ruang terbuka dengan sirkulasi udara yang cukup. Dianjurkan untuk tidak menghidupkan mesin percobaan terlalu lama. Bila harus melakukan pemanasan mesin, lakukanlah di luar ruangan. Sebagaimana tercantum dalam undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja, pasal 3 mengatur mengenai syarat – sarat keselamatan kerja. Pada pasal 3 menyebutkan bahwa dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk.5,6

1. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan getaran.

2. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang.

C. Golongan biologis

Yang termasuk hazard biologis dalam hal ini adalah virus, bakteri, jamur, serangga, parasit, cacing dan binatang yang dapat ditemui selama bekerja. Para pekerja kesehatan (dokter, perawat atau tenaga laboratorium ) justru yang sering terancam dari hazard biologis ini, karena beresiko tertular bakteri/virus yang berasal dari darah atau cairan tubuh lain dari pasien ( misal Hepatitis B atau HIV/AIDS)6

D. Golongan fisiologis/ergonomi

Cara kerja, penataan tempat kerja, desain tempat kerja, beban kerja dan posisi kerja yang tidak benar pada saat bekerja merupakan hazard dari golongan ini. Kasus yang sering ditemui adalah bila pada saat bekerja mengangkat beban berat dengan posisi salah dapat menyebabkan sakit pinggang (Low Back Pain),spasme otot atau bahkan cedera punggung.6

E. Golongan psikososial

Besarnya tuntutan pekerjaan,kerja yang selalu monoton, hubungan kerja yang kurang baik, upah tidak sesuai, tempat kerja yang terpencil dan jaminan masa depan yang meragukan dapat menyebabkan stress kerja.6

Page 8: hipertensi

UPAYA KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA UNTUK MENCEGAH KECELAKAAN KERJA.

Alat Pelindung Diri (APD) Di Bengkel Motor.

Menurut hirarki upaya pengendalian diri (controling), alat pelindung diri sesungguhnya merupakan hirarki terakhir dalam melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dari potensi bahaya yang kemungkinan terjadi pada saat melakukan pekerjaan, setelah pengendalian teknik dan administratif tidak mungkin lagi diterapkan. Ada beberapa jenis alat pelindung diri yang mutlak digunakan oleh tenaga kerja pada waktu melakukan pekerjaan dan saat menghadapi potensi bahaya karena pekerjaanya, antara lain seperti topi keselamatan, safety shoes, sarung tangan, pelindung pernafasan, pakaian pelindung, dan sabuk keselamatan. Jenis alat pelindung diri yang digunakan harus sesuai dengan potensi bahaya yang dihadapi serta sesuai denga bagian tubuh yang perlu dilindungi. Potensi bahaya yang kemugkinan terjadi di tempat kerja, dan yang bisa dikendalikan dengan alat pelindung diri adalah:6

A. Terjatuh, terpeleset, kejatuhan benda.B. Kontak dengan bahan kimia baik padat maupun cair.C. Terpapar kebisingan dan getaran.D. Terhirup gas, uap, debu, mist, fume, partikel cair.E. Kemasukan benda asing, kaki tertusuk, terinjak benda tajam.

Bagian badan yang perlu dilindungi adalah kepala, alat pernafasan, alat pendengaran, alat penglihatan, kulit, kaki maupun tubuh pada umumnya.

Alat Pelindung Mata (kaca mata pengaman).

1. Fungsi.: Fungsi kaca mata pengaman adalah untuk melindungi mata dari:

A. Percikan bahan bahan korosif.B. Kemasukan debu atau partikel-partikel yang melayang di udara.C. Lemparan benda-benda kecil.D. Panas dan pancaran cahayaE. Pancaran gas atau uap kimia yang dapat menyebabkan iritasi mata.F. Benturan atau pukulan benda keras atau benda tajam.7

Jenis Kacamata

Kaca mata (Spectacles/Goggles).

Page 9: hipertensi

Gambar : Kacamata pelindung (Protective Goggles) digunakan pada saat membersihkan Karbulator

3. Spesifikasi.

1. Alat pelindung mata mempunyai ketentuan sebagai berikut:

a. Tahan terhadap api.b. Tahan terhadap lemparan atau percikan benda kecil.

Pelindung pendengaran.

1. Fungsi.

Untuk melindungi alat pendengaran (telinga) akibat kebisingan, dan melindungi telinga dari percikan api atau logam-logam yang panas.7

2. Jenis.

Secara umum pelindungi telinga 2 (dua) jenis, yaitu:

a. Sumbat telinga atau ear plug, yaitu alat pelindung telinga yang cara penggunaannya dimasukkan pada liang telinga

b. Tutup telinga atau ear muff, yaitu alat pelindung telinga yang penggunaanya ditutupkan pada seluruh daun telinga.7

3. Spesifikasi.

a. Sumbat Telinga atau ear plug.

Sumbatan telinga yang baik adalah yang bisa menahan atau mengabsorbsibunyi atau suara dengan frekuensi tertentu saja, sedangkan bunyi atau suaradengan frekwensi untuk pembicaraan (komunikasi) tetap tidak terganggu.Biasanya terbuat dari karet, platik ,lilin atau kapas. Harus bisa mereduksi suara frekwensi tinggi (4000 dba) yang masuk lubang telinga, minimal sebesar x-85 dba, dimana x adalah intensitas suara atau kebisingan di tempat kerja yang diterima oleh tanaga kerja.7

Page 10: hipertensi

b. Penutup Telinga atau Ear Muff.

Terdiri dari sepasang (2 buah, kiri dan kanan) cawan atau cup, dan sebuah sabuk kepala (head band) Cawan atau cup berisi cairan atau busa (foam) yang berfungsi untuk menyerap suara yang frekwensinya tinggi. Pada umumnya tutup telinga bisa meriduksi suara frekwensi 2800-4000 hz sebesar 35-45 dba. Tutup teling harus mereduksi suara yang masuk ke lubang telinga minimal sebesar x- 85 dba, dimana x adalah intensitas suara atau kebisingan di tempat kerja yang diterima oleh tenaga kerja.7

Pakaian Pelindung.

1. Fungsi.

Pakaian pelindung berfungsi untuk melindungi sebagain atau seluruh tubuh dari kotoran, debu, bahaya percikan bahan kimia, radiasi, panas, bunga api maupun api.7

2. Jenis.

a. Apron, yang menutupi hanya sebagian tubuh pemakainya, mulai dari dada sampai lutut.

Page 11: hipertensi

b. Overalls, yang menutupi seluruh bagian tubuh.

3. Spesifikasi.

Macam-macam pakaian pelindung adalah:

Pakaian pelindung dari dari kain yang panjang menutup seluruh tubuh.7

Peraturan Keselamatan Kerja

Peraturan keselamatan kerja harus diberlakukan di mana saja oleh setiap orang yang bekerja, maupun oleh instansi yang memberikan pekerjaan. Antara lain dari hal yang harus dilakukan seseorang untuk melaksanakan keselamatan kerja:7

a. Bersikap mawas diri terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan.b. Bekerja dengan sungguh-sungguh, cepat, teliti, dan tekun.c. Menghindari sikap melamun dalam bekerja.d. Usahakan untuk tidak ceroboh dalam bekerja.e. Istirahatlah bila sudah lelah dan bosan.f. Menghindari sikap bercanda dalam bekerja.g. Memahami prosedur kerja dan tidak mencoba-coba.h. Waspada dalam bekerja.i. Menggunakan alat pengaman dalam bekerja dan tindakan lainnya yang menunjang untuk

selamat dalam bekerja.

Sebelum seseorang bekerja pada workshop (bengkel kerja), diharuskan terlebih dahulu memahami tentang petunjuk dan peraturan-peraturan tentang keselamatan kerja. Walaupun setiap pekerjaan selalu ada resiko, akan tetapi dengan memahami terlebih dahulu sebab-sebab terjadinya kecelakaan dan mengikuti petunjuk-petunjuk kerja, maka jumlah kecelakaan pasti akan berkurang. Sebagaimana tercantum dalam undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja, pasal 13 mengatur mengenai kewajiban bila memasuki tempat kerja. Pada pasal 13 menyebutkan bahwa “ Barang siapa akan memasuki sesuatu tempat kerja, diwajibkan

Page 12: hipertensi

mentaati semua petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan.8

Menurut perkiraan 70% dari kecelakaan yang terjadi di workshop disebabkan oleh ketidaktelitian atau kelalaian kerja. Kecelakaan akibat kerja dapat dicegah dengan

a. Disiplin terhadap peraturan perundanganb. Standarisasi prosedur kerja.c. Pengawasan.d. Penelitian bersifat teknis.e. Riset medis.f. Penelitian psikologis.g. Penelitian secara statistik.h. Pendidikan dan latihan keselamatan.i. Petunjuk keselamatan kerja yang jelas dan tertulis.8

Program Pelayanan Kesehatan Kerja.

Sebagaimana pelayanan kesehatan masyarakat pada umumnya, pelayanan kesehatan masyarakat pekerja di Bengkel Motor dilaksanakan dengan pendekatan menyeluruh (komprehensif) yaitu meliputi pelayanan preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif.8

Pelayanan Preventif.

Pelayanan ini diberikan guna mencegah terjadinya penyakit akibat kerja, penyakit menular dilingkungan kerja dengan menciptakan kondisi pekerja dan mesin atau tempat kerja agar ergonomis, menjaga kondisi fisik maupun lingkungan kerja yang memadai dan tidak menyebabkan sakit atau mebahayakan pekerja serta menjaga pekerja tetap sehat.8

Kegiatannya antara lain meliputi:

1. Pemeriksaan kesehatan yang terdiri atas:

a. Pemeriksaan awal/sebelum kerja.b. Pemeriksaan berkala.c. Pemeriksaan khusus.

2. Imunisasi.

3. Kesehatan lingkungan kerja.

4. Perlindungan diri terhadap bahaya dari pekerjaan.

5. Penyerasian manusia dengan mesin dan alat kerja.

Page 13: hipertensi

6. Pengendalian bahaya lingkungan kerja agar ada dalam kondisi aman (pengenalan, pengukuran dan evaluasi).

Pelayanan Promotif.

Peningkatan kesehatan (promotif) pada pekerja dimaksudkan agar keadaan fisik dan mental pekerja senantiasa dalam kondisi baik. Pelayanan ini diberikan kepada tenaga kerja yang sehat dengan tujuan untuk meningkatkan kegairahan kerja, mempertinggi efisiensi dan daya produktifitas tenaga kerja di bengkel motor.8

Kegiatannya antara lain meliputi:

1. Pendidikan dan penerangan tentang kesehatan kerja.2. Pemeliharaan dan peningkatan kondisi lingkungan kerja yang

sehat.3. Peningkatan status kesehatan (bebas penyakit) pada umumnya.4. Perbaikan status gizi.5. Konsultasi psikologi.6. Olah raga dan rekreasi.

Pelayanan Kuratif.

Pelayanan pengobatan terhadap tenaga kerja yang menderita sakit akibat kerja dengan pengobatan spesifik berkaitan dengan pekerjaannya maupun pengobatan umumnya serta upaya pengobatan untuk mencegah meluas penyakit menular dilingkungan pekerjaan. Pelayanan ini diberikan kepada tenaga kerja yang sudah memperlihatkan gangguan kesehatan/gejala dini dengan mengobati penyakitnya supaya cepat sembuh dan mencegah komplikasi atau penularan terhadap keluarganya ataupun teman kerjanya.8

Kegiatannya antara lain meliputi:

1. Pengobatan terhadap penyakit umum.

2. Pengobatan terhadap penyakit dan kecelakaan akibat kerja.

Pelayanan Rehabilitatif.8

Pelayanan ini diberikan kepada pekerja karena penyakit parah atau kecelakaan parah yang telah mengakibatkan cacat, sehingga menyebabkan ketidakmampuan bekerja secara permanen, baik sebagian atau seluruh kemampuan bekerja yang baisanya mampu dilakukan sehari-hari.

Kegiatannya antara lain meliputi:

Page 14: hipertensi

1. Latihan dan pendidikan pekerja untuk dapat menggunakan kemampuannya yang masih ada secara maksimal.

2. Penempatan kembali tenaga kerja yang cacat secara selektif sesuai kemampuannya.

3. Penyuluhan pada masyarakat dan pengusulan agar mau menerima tenaga kerja yang cacat akibat kerja.8

Sebagaimana tercantum dalam undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja, pasal 8 mengatur mengenai pengawasan. Pada pasal 8 menyebutkan bahwa :

1. Pengurus di wajibkan memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik dari tenaga kerja yang akan diterimanya maupun akan dipindahkan sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan padanya.

2. Pengurus diwajibkan memeriksakan semua tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya, secara berkala pada Dokter yang ditunjuk oleh Pengusaha dan dibenarkan oleh Direktur.

3. Norma-norma mengenai pengujian kesehatan ditetapkan dengan peraturan perundangan.8

KESIMPULAN.

Hal-hal yang dilakukan dalam pelaksanaan kerja di bengkel motor :

a) Mensosialisasikan kebijakan K3 pada seluruh karyawan bengkel motor.b) Menyediakan sarana kesehatan kerja.c) Kebersihan adalah dasar dari cara bekerja yang aman dan sehat.d) Ventilasi udara dan penerangan harus cukup.e) Sarana obat-obatan (kotak P3K) harus tersedia di setiap ruangan dan isinya harus

diperbaharui dan dilaksanakan pemeriksaan berkala.f) Tempat kerja mempunyai ruang yang cukup lapang dan bebas halangan dari bahaya.g) Mensosialisikan penggunaan alat pelindung diri.h) Menyediakan alat pelindung diri bagi semua karyawan.i) Mensosialisasikan petunjuk penggunaan paralatan di bengkel.9

Potensi bahaya di bengkel motor :

Potensi Bahaya pada saat melepas has motor :

a) Tangan terpukul palu.b) Tangan terkena knalpot yang panas.c) Potensi bahaya pada saat memasang gear motor :9

1. Tangan terjepit2. Kejatuhan gear

Page 15: hipertensi

Potensi bahaya pada saat menambal ban :

a) Tangan terkena gergajib) Luka bakar akibat terkena api saat menambal ban9

Potensi bahaya pada saat membersihkan karbulator :

a) Terkena cipratan oli pada saat membersihkan karbulator , khususnya terkena cipratan padamata9

Potensi bahaya pada saat membuang wadah plastik oli :

a) Asap hasil pembakaran wadah plastic oli dapat menimbulkan polusi udara.9

Page 16: hipertensi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Bahan dan Cara

III.1.1 Bahan

Bahan yang digunakan untuk penelitian ini, antara lain alat tulis menulis, kertas, alat perekam suara, dan kamera.

III.1.2 Cara

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode walk-through survey, yaitu dengan menggunakan tabel check-list.

III.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bengkel Motor Arjuna, Tamalanrea, Makassar, Indonesia.

III.3 Jadwal

Penelitian ini dilakukan ± 1 minggu dimulai dengan memahami konsep kesehatan dan keselamatan kerja. Waktu pelaksanaan yaitu 07– 12 Januari 2013 dengan kegiatan harian sebagai

Page 17: hipertensi

JADWAL KEGIATAN HARIAN

HARI / TANGGAL KETERANGAN

Senin

07 Januari 2013

- Pembagian kelompok

- Pembagian judul

Selasa

08 Januari 2013

- Pembuatan referensi

Rabu

09 Januari 2013

- Proposal

Kamis

10 Januari 2013

- Walk through survey

Jumat

11 Januari 2013

- Analisa hasil walk through survey

Sabtu

12 Januari 2013

- Presentasi

Page 18: hipertensi

BAB IV

HASIL IDENTIFIKASI DAN PEMBAHASAN

IV.1. INFORMASI SEPUTAR BENGKEL MOTOR ARJUNA

Awalnya bengkel khusus motor yang disebut dalam walktrough survey ini telah didirikan pada tahun 2001 dan diberi nama Bengkel Motor Arjuna yang beralamat di Jln. Perintis Kemerdekaan, Pintu Satu UNHAS, Tamalanrea. Bermodalkan sebuah ruko maka berdirilah tempat pelayanan untuk memenuhi dan melayani para pengguna motor yang memperbaiki dan menyediakan suku cadang sepeda motor.

Bengkel Motor Arjuna dipimpin oleh satu kepala bengkel yang juga merupakan pemilik(owner) bengkel tersebut. Kepala bengkel ini dibantu oleh 6 orang karyawan yang kemudian diberi tugas khusus dalam operasional bengkel setiap harinya. Adapun struktur organisasi bengkel ini dapat pula digambarkan sebagai Kepala Bengkel, Kepala Mekanik, dan mekanik. Rincian tugas masing-masing personil di bengkel ini adalah seperti berikut;

1. Owner, Pemilik sekaligus pengurus dan pengawas segala yang terjadi di bengkel. Juga berperan sebagai kepala bengkel.

2. Kepala Bengkel, bertanggung jawab terhadap keseluruhan aktivitas yang ada di bengkel atau dibagian operasional bengkel

3. Kepala Mekanik, bertugas melayani konsumen yang datang menanggapi dan memenuhi keinginan konsumen terhadap sapeda motornya yang mengalami masalah mekanis, dan kemudian memberi instruksi kepada mekanik untuk memperbaiki motor konsumen. Kemudian bertugas memeriksa hasil kerja mekanik serta mengawasi kegiatan mekanik dan memberikan arahan terhadap mekanik bila mengalami kesulitan dalam pekerjaannya.

4. Mekanik, bertugas memperbaiki sepeda motor yang dimiliki konsumen yang selanjutnya stelah selesai pengerjaan tersebut di laporkan kepada kepala mekanik.

Page 19: hipertensi

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI

Bengkel Motor Arjuna

IV.2. Alur Pekerjaan

Alur Kerja di Bengkel Motor Arjuna

Konsumen

Mekanik

Kepala Mekanik

Kepala Bengkel

Owner(Pemilik Bengkel)

Konsumen datang

Menerima sepeda motor dari konsumen

Memindahkan motor ke ruang

perbaikan

Persiapan alat dan perlengkapan

Melakukan pemeriksaan rutin

sepeda motor

Melakukan perbaikan motor

Lapor ke kepala bengkel

Evaluasi hasil dari konsumen Pembayaran tunai

Pengembalian motor kepada

konsumen

Urusan selesai

Page 20: hipertensi

IV.3. Aspek Kegiatan di Bengkel

Bengkel motor Bengkel Motor Arjuna melakukan kegiatan sebagai berikut:

1. Pengadaan spare part atau suku cadang berbagai jenis motor

2. Perdagangan produk serta penjualan spare part motor yang khusus

3. Memperbaiki dan menservice motor

IV.4. Alat Kerja yang digunakan

1. Kompresor

2. Air Gun (Penyemprot angin kompresor)

3. Tyre Gun (Pengisi angin ban)

4. Selang angin kompresssor

5. Sendok Ban ( Bukaan ban)

6. Pembuka Pentil Ban

7. Alat Tambal Ban (Pemanas)

8. Tyre pressure meter (Pengukur tekanan angin ban)

9. Obeng Plus Set (Besar, sedang dan Kecil)

10. Obeng Minus Set (Besar, sedang dan Kecil)

11. Kunci L

12. Kunci Bintang

13. Kunci T sock (8, 10, 12, 14, 17, 19 mm)

14. Kunci Inggris

15. Tang Potong

16. Tang Jepit

17. Tang Buaya

18. Palu Besar

19. Palu karet

Page 21: hipertensi

20. Palu kecil

21. Ragum / Tanggem

22. Kikir

23. Gergaji besi dan mata gergaji

24. Mesin Gerinda Tangan Mata gerinda Potong

25. Mesin Bor Tangan

26. Kunci Knalpot / Muffler Adjuster

27. Drum Oli

28. Tool Rack / Rak tempat kunci

29. Tool Box / Bok tempat kunci

30. Tahanan / Stand Up Motor Bebek

31. Tahanan / Stand Up Motor Sport

32. Rak barang bekas

33. Tempat Sampah

34. Baskom Besar

35. Baskom Sedang

36. Baskom Kecil

37. Bangku tunggu customer

38. Karet tambal ban

39. Chain spray / botol penyemprot oli rantai

40. Chain lube / oli rantai

41. Timah

42. Amplas ( Kasar, sedang dan Halus)

43. Gunting besi

44. Gunting biasa

Page 22: hipertensi

IV.5. HASIL WALK THROUGH SURVEY

Berikut ini adalah hasil pemantauan dan identifikasi sumber kebisingan di Bengkel Motor Arjuna mulai. Pemantauan dan identifikasi ini dilakukan dengan metode walk through survey dengan menggunakan check list dan wawancara.

Lokasi dan Jenis Alat di Bengkel Motor Arjuna

Page 23: hipertensi

IV.5.1. Tinjauan Sumber Kebisingan dan Getaran di Bengkel Motor Arjuna

1. Kompressor

Terdapat bising yang berasal dari kompressor yang bersifat continous. Adapun fungsi dari alat ini juga bermacam - macam. Mulai dari hanya sebagai penambah angin pada ban sampai pada fungsi yang lebih kompleks lainnya. Selain itu, kompressor di bengkel ini turut menjadi sumber getaran yang ditransmisikan pada lantai bengkel.

2. Spray Gun

Spray gun terhubung dengan kompresor. Spray gun ini pada bengkel modifikasi biasanya digunakan untuk keperluan air brush dan membersihkan tangki oli. Sedangkan pada bengkel umum biasanya spray gun digunakan untuk membersihkan komponen - komponen mesin.

3. Kenderaan lalu-lalang

Lokasi bengkel yang berhampiran dengan jalan raya menyebabkan bunyi bising dari kenderaan yang lalu-lalang tidak dapat terhindarkan.

4. Mesin dan knalpot motor yang tidak standar

Bunyi mesin sepeda motor dan suara knalpot yang tidak standar menghasilkan sumber bising intermittent.

5. Mesin gerinda dan mesin bor tangan

Dapat menjadi sumber getaran kepada para mekanik di bengkel ini. Selain itu alat-alat ini dapat menyebabkan kelelahan pada otot leher, bahu, punggung dan kaki. Alat-alat ini juga menghasilkan bising yang bersifat intermittent.

Page 24: hipertensi

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. KESIMPULAN

Berdasarkan penilaian walk through survey dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Pada saat operator melakukan kerja-kerja memperbaiki sepeda motor didapatkan beberapa factor fisik seperti kebisingan yang bisa memberikan dampak yang buruk pada kesehatan operator dan karyawan di Bengkel Motor Arjuna.

b. Pada saat survey dilakukan, peneliti memerhatikan terdapat beberapa alat yang dipakai yang bisa menyumbang kepada terjadinya kebisingan di tempat kerja seperti pada mesin generator, compressor yang digunakan dimana karyawan di Bengkel Motor Arjuna, dan juga lokasi bengkel yang terletak berhampiran dengan jalan raya biasanya terdedah kepada bunyi bising yang bersifat kontinuitas. Sedangkan kebisingan yang bersifat intermitten yang ditimbulkan oleh mesin-mesin yang tidak beroperasi secara terus-menerus seperti mesin gerenda, knalpot motor yang digunakan tidak standard dan juga mesin motor juga didapatkan pada bengkel motor ini. Manakala kebisingan impulsive yang dihasilkan dari penggunaan palu turut didapatkan.

c. Pada penelitian ini, tidak dilakukan analisis tingkat kebisingan kerana tidak terdapatnya alat Sound Level Meter.

d. Pada penelitian ini didapatkan, untuk pengendalian sumber bising di bengkel, karyawan cuma melakukan secara teknis seperti pemilihan proses/peralatan yang lebih sedikit menimbulkan bising. Peneliti tidak mendapatkan adanya penggunaan alat pelindung pendengaran seperti earplug, earmuff dan helmet yang digunakan oleh karyawan.

e. Pada saat melakukan survey tentang pengaruh getaran terhadap karyawan dan juga operator di bengkel motor, subjek membuat pengakuan biasanya getaran yang dihasilkan dari alat-alat bisa menimbulkan gangguan kenyamanan, cepat memberikan rasa cape dan kelelahan dan bisa membahayakan kesehatan yang mana hujung-hujungnya bisa menyebabkan berkurangnya produtivitas bengkel.

V.2 SARAN

1) Diharapkan agar pengurus bengkel mengevaluasi masalah yang berhubungan dengan kesehatan, keselamatan dan lingkungan kerja di Bengkel Motor Arjuna agar setiap petugas dapat bekerja optimal. Dan sebaiknya setiap tenaga kerja diberikan selebaran tentang kesehatan kerja dan penyakit akibat kerja.

Page 25: hipertensi

2) Secara umum, dalam hal lingkungan kerja, diharapkan agar:

– Segala yang berhubungan dengan faktor fisik seperti kebisingan sebaiknya diusahakan supaya minimal. Dan pengurus bengkel disarankan supaya menyediakan alat-alat pelindung pendengaran apabila faktor fisik itu tidak dapat dielakkan.

– Operator dan karyawan di bengkel motor digalakkan supaya melakukan check-up pendengaran setiap 6 bulan sekali untuk mengevaluasi tahap pendengaran masing-masing.

– Operator dan karyawan di bengkel motor harus melakukan whole check-up 6 bulan sekali untuk mengevaluasi kondisi kesehatan pekerja bengkel.

Page 26: hipertensi

LAPORAN KASUS

PENYAKIT AKIBAT KERJA

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. K

Umur : 40 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Bangsa/suku : Makassar

Agama : Islam

Pekerjaan : Mekanik

Alamat : Komp Wesabbe R33

ANAMNESIS

Keluhan utama: Telinga kiri berdenging

Anamnesis tambahan: Dirasakan sejak kurang lebih 3 bulan yang lalu. Bunyi didengarkan setelah selesai kerja di bengkel dan biasanya ketika ada di rumah. Pada awlanya bunyi tersebut hilang sendiri seperti setelah menguap dan pasien merasa tidak perlu berobat. Namun semakin lama, bunyi berdenging sepertinya dan bertambah kuat dan menyebabkan pasien tidak nyaman, susah tidur, sulit konsentrasi dan cepat marah.Akhir-akhir ini juga pasien susah berkomunikasi di tempat yang bising dan ramai orang. Pasien bekerja sebagai mekanik di bengkel motor kurang lebih 15 tahun.

Riwayat Pengobatan: Tidak ada

Riwayat Alergi Makanan: Tidak ada

Pemeriksaan Fisik

Status Present: Keadaan umum : baik

Status General : dalam batas normal

Tes Garpu Tala: batas bawah pendengaran meningkat, Rinne (+), Webber lateralisasi ke telinga kanan

Page 27: hipertensi

Diagnosis Kerja

Noise Induced Hearing Loss tipe Sensorineural

Terapi

Neurobion 2x1

KIE: Hindari paparan bising dan memanakai alat pelindung telinga seperti ear plug atau ear muff dengan benar saat bekerja, melakukan rotasi kerja, mengurangi produksi bising dan melakukan pemeliharaan mesin secara rutin.

BAB VI : LAMPIRAN

CHECK LIST WALK THROUGH SURVEY ASPEK K3 DI BENGKEL MOTOR ARJUNA

No. Ya Tidak

1. Apakah terdapat sumber bising di tempat kerja?

2. Apakah pekerja mengetahui bagaimana melindungi diri

dari bising?

3. Apakah suhu ruang kerja kondusif?

4. Apakah terdapat hazard bahan kimia?

5. Apakah posisi tubuh saat bekerja terasa nyaman?

6. Apakah tersedia sarana untuk cuci tangan:

Watafel

Air mengalir

Sabun

7. Apakah tersedia alat pelindung diri:

Apron

Page 28: hipertensi

Sarung Tangan

Masker

Sarung tangan

Sepatu

Ear plugs/ear muffs

8. Apakah pekerja menggunakan alat pelindung diri

selama bekerja?

9. Apakah para pekerja mengetahui fungsi alat pelindung

diri?

10. Apakah pekerja merasa nyaman menggunakan alat

pelindung diri?

11. Apakah terdapat kotak P3K?

12. Apakah pekerja mengetahui bagaimana melakukan

pertolongan pertama pada kecelakaan di tempat kerja?

13. Apakah pekerja mengalami keluhan kesehatan selama

menjadi pekerja di bengkel?

14. Apakah pekerja selalu melakukan pemeriksaan

kesehatan secara berkala?

KUESIONER FAKTOR HAZARD YANG MENYEBABKAN GANGGUAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN PADA PEKERJA BENGKEL MOTOR ARJUNA

Page 29: hipertensi

Nama:

Umur:

Jenis Kelamin:

1. Sudah berapa lamakah anda bekerja sebagai pekerja bengkel?

a. < 1 tahun c. 6 -10 tahun

b. 1- 5 tahun d. > 10 tahun

2. Berapa lamakah tempoh waktu anda bekerja dalam seminggu?

a. < 8 jam c. 40-80 jam

b. 8 - 40 jam d.> 80 jam

3. Adakah anda tahu apa itu alat pelindung diri?

a. Ya b. Tidak

4. Adakah selama anda bekerja anda menggunakan alat pelindung diri?

a. Ya b. Tidak pernah

5. Jika Ya. Apa sajakah alat pelindung diri yang digunakan?

a. Masker, Kaca Mata dan Penutup Kepala

b. Sarung tangan dan sepatu khusus

c. Baju khusus

d. Semua di atas

6. Adakah anda mengganti pakaian yang bersih dan mencuci tangan sebelum pulang?

a. Ya b.Tidak

Page 30: hipertensi

7. Apakah anda tahu bahaya dari bahan bakar?

a. Ya b.Tidak

8. Jika Ya. Dari manakah anda mendapatkan informasi tersebut?

a. Dari teman sejawat c. Dari media

b. Dari manajmen d. Dari keluarga

Jika bukan jawaban “B” di soalan nomor 7.

9. Apakah manajmen/pihak atasan anda pernah memberikan pengarahan/penyuluhan tentang bahaya bahan bakar dan langkah-langkah melindungi diri?

a. Ya b.Tidak Pernah

10. Adakah manajmen anda mengambil langkah-langkah pengendalian teknis di bengkel anda, misalnya menyediakan ventilasi yang baik atau memberikan alat khusus untuk kerja motor?

a. Ya b. Tidak

11. Adakah anda merasakan fasilitas dan prasana yang disediakan di lingkungan kerja anda membuatkan anda merasa selamat dan selesa?(jika TIDAK kenapa?)

a. Ya b. Tidak ........................................................

12. Pernahkah anda mendapat apa-apa immunisasi pencegah penyakit saluran napas?

a. Ya b. Tidak

13. Adakah anda pernah atau sedang menderita apa-apa gejala seperti (pendengaran menurun) selama anda berkerja sebagai pekerja bengkel?

Ya b.Tidak

Page 31: hipertensi

14. Adakah anda pernah atau sedang menderita apa-apa gejala pernapasan(batuk , sesak nafas) atau kulit (luka,terkelupas) selama anda berkerja sebagai pekerja bengkel?

a. Ya b.Tidak

Jika menjawab soalan 14 dengan jawaban TIDAK maka selesai pertanyaanya, jika YA maka soalan dari 15 hingga 21

15. Sudah berapa lamakah anda menderita gejala-gejala ini?

a. <6 bulan c. 1- 5 tahun

b. 6 bulan – 1 tahun d. >5 tahun

16. Apakah anda teratur memeriksakan diri ke dokter atau puskesmas atau pusat pelayanan kesehetan?

a. Ya, sering sering (lebih kurang setiap 6 bulan)

b. Ya, tetapi tidak teratur (lebih dari 1 tahun sekali)

c. Tidak pernah

17. Jika Ya. Adakah anda tahu penyakit yang diderita oleh anda? Sebutkan

a. Ya ................................. b. Tidak

18. Adakah anda mengkonsumsi apa- apa obat dari dokter atau alternatif lain untuk mengurangkan gejala? Jika Ya sebutkan.

a. Ya .......................................... b. Tidak

..........................................

19. Adakah sesiapa di keluarga atau lingkungan anda menderita gejala-gejala yang sama dengan anda?

a. Ya b. Tidak

Page 32: hipertensi

20. Sudah berapa lamakah mereka menderita gejala-gejala ini?

a. <6 bulan c. 1- 5 tahun

b. 6 bulan – 1 tahun d. >5 tahun

21. Adakah mereka sudah memeriksakan diri ke dokter, puskesmas atau pelayanan kesehatan yang lain?

a. Ya b. Tidak

TERIMA KASIH

Page 33: hipertensi

DAFTAR PUSTAKA

1. Sanaja AS dan Rizal S. Di Identifikasi K3 pada Bengkel dan Lab Sipil.2010. (online). Availabe at: www.rizal066.files.wordpress.com. [cited on 7th January 2013]

2. Health and Safety Executive. Example Risk Assesment for a motor vehicle mechanical repair workshop.2006

3. T.Ghebreyohannes. In Occupational Health and Safety In Garages. Arf Newslett on Occup Health and Safety. 2005;15:43-45

4. Health and Safety Executive. In Health and Safety in Engineering Workshops. 1999.5. University Of Canberra. In Human Resources Health and Safety. Worskhop Hazard

Inspection. 2012.6. Department of Justice and Attorney General. Workplace Health and Safety

Queensland.2010. (online). Available at: www.worksafe.qld.gov.au. [cited on 7th January 2013]

7. CDC. Protective clothing and ensembles.(Online) Available at: http://www.cdc.gov/niosh/topics/protclothing/ [cited on 7th January 2013]

8. Maulana D. Evaluasi dan Perbaikan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) untuk Menekan Unsafe Behavior Pekerja

9. Worksafe Victoria. In Automotive Workshop Safety. 2004.