hip dislocation
-
Upload
ressy-wardana -
Category
Documents
-
view
72 -
download
0
Transcript of hip dislocation
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tulang dan sendi dipakai untuk melindungi berbagai organ vital di bawahnya disamping
fungsi pergerakan (locomotor) / perpindahan makhluk hidup. Sendi merupakan satu organ
yang kompleks dan tersusun atas berbagai komponen yang spesifik satu dengan lainnya.
Pada umumnya terdiri dari air dan tersusun atas serabut kolagen, proteoglikan, glikorptein
lain serta lubrikan asam hialuronat, struktur yang kompleks di atas memungkinkan suatu
pergerakan sendi yang luas (fungsi locomotor), frictionless dan tidak mengakibatkan
kerusakan besar dalam jangka panjang.
Dislokasi terjadi saat ligarnen rnamberikan jalan sedemikian rupa sehingga tulang
berpindah dari posisinya yang normal di dalam sendi. Dislokasi dapat disebabkan oleh faktor
penyakit atau trauma karena dapatan (acquired) atau karena sejak lahir (kongenital).
Neclegted dislokasi merupakan dislokasi yang terlambat direduksi sehingga akan
meningkatkan terjadinya nekrosis avaskuler dan degenerasi sendi.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana etiologi,pemeriksaan fisik, diagnosis, penatalaksanaan serta jenis-jenis
dislokasi?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui etiologi,pemeriksaan fisik, diagnosis, penatalaksanaan serta jenis-jenis
dislokasi?
1.4 Manfaat
1.4.1 Menambah wawasan mengenai penyakit bedah khususnya dislokasi.
I.4.2 Sebagai proses pembelajaran bagi dokter muda yang sedang mengikuti kepaniteraan
klinik bagian ilmu penyakit bedah orthopedi.
BAB IISTATUS PENDERITA
2.1 Identitas Penderita
Nama : Tn.A
Umur : 50 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
Alamat : Pagelaran
Status perkawinan : Menikah
Suku : Jawa
Tanggal MRS : 27 Februari 2013
Tanggal periksa : 1 Maret 2013
No. Reg : 314014
2.2 Anamnesa
1. Keluhan utama : besar dan panjang kaki kanan dan kiri tidak sama
2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien Tn.A datang ke poli orthopedi RSUD Kanjuruhan dengan keluhan besar dan
panjang kaki kanan dan kiri tidak sama sejak 1,5 bulan yang lalu. Awalnya pasien mengalami
kecelakaan lalu lintas sekitar 1,5 bulan yang lalu. Ketika itu pasien sedang mengendarai
sepeda motor berboncengan dengan adiknya, dengan kecepatan 30km/jam kemudian pasien
mencoba menghindari sebuah sepeda motor dengan kecepatan tinggi yang datang dari arah
yang berlawanan, kadaan jalan yang menikung menyebabkan sepeda motor pasien terpeleset
ke sisi jalan dan kemudian menabrak pohon yang ada didepannya, lutut pasien membentur stir
kemudian pasien terpental ±1 meter.
Pasien terjatuh dengan posisi terlentang. Pasien mengaku saat itu sadar penuh namun
tidak bisa duduk maupun berdiri. Pasien mengeluh nyeri seluruh kaki kiri dan kakinya terlihat
bengkok kearah dalam, sedikit bengkak, dan seperti ada tulang yang menonjol pada pinggang
kiri tapi tidak menembus kulit, tidak ada luka, lecet maupun memar.
Setengah jam kemudian warga sekitar membawa pasien berobat ke sangkal putung
dengan mobil salah seorang warga. Kaki pasien dipijat dan ditarik. Pasien mondok disangkal
putung selama 21 hari, setiap minggunya kaki pasien diterapi yaitu dipijat dan ditarik. Pasien
mengaku nyerinya berkurang tetapi panjang kakinya tetap tidak sama. Setelah 21 hari
kemudian pasien dipulangkan, namun pasien merasa tidak ada perbaikan, kakinya terasa
nyeri, besar dan panjang antara kaki kanan dan kaki kiri pun tidak sama, sehingga pasien
memutuskan untuk berobat ke dokter dan kemudian di rujuk ke poli Orthopedi RSUD
Kanjuruhan Kepanjen.
3. Riwayat penyakit dahulu
- Terdapat riwayat trauma sebelumnya (+)
- Alergi makanan (-)
- Alergi obat (-)
- Diabetes Melitus (-)
- Hipertensi (-)
4. Riwayat pengobatan
- Pasien sempat minum obat-obatan penghilang rasa nyeri yang dibeli atas inisiatif sendiri
5. Riwayat operasi
- Pasien tidak pernah menjalani operasi sebelumnya
6. Riwayat keluarga
- Tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan pasien
- Tidak ada anggota keluarga yang pernah menjalani operasi
- Diabetes Melitus (-)
2.3 Pemeriksaan Fisik
1. Status Generalis
Keadaan Umum : Cukup, Compos Mentis, GCS : E4V5M6
Tensi : 100/70 mmHg
Nadi : 80 x / menit, reguler, isi cukup
Pernafasan : 18 x /menit, regular
Suhu : 36,5 oC
Head to toe:
Kepala
- Bentuk : Dalam batas normal
Mata
- Sklera Ikterik : -/-
- Conjuctiva Anemis : -/-
Telinga
- Bentuk : dalam batas normal
- Secret : -/-
Hidung
- Tidak ada deviasi septum
- Sekret : -/-
Mulut dan tenggorokan
- Bibir : tidak kering dan tidak cyanosis
- Tonsil : T1/T1
- Pharing : tidak hiperemi
Leher
- Trakea lurus di tengah, tidak teraba pembesaran KGB
Paru
- Suara nafas vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/-
Jantung
- Auskultasi: Bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
- Inspeksi : abdomen datar, tidak tampak adanya massa
- Palpasi : teraba lemas, tidak ada defence muscular
- Perkusi : timpani.
- Auskultasi : bising usus (+) normal
Ekstremitas atas
- Sinistra: dalam batas normal
Ekstremitas bawah
- Dextra dan sinistra dalam batas normal
2. Status Lokalis
Pada region Hip Sinistra
Look :
- Deformitas (+) Shortning dibandingkan dengan kaki kanan, true leg length (R= 85 cm,
L= 82 cm), LLD 3 cm, penonjolan tulang (+) kearah posterior , internal rotation dan
adduksi, atropi (+), flexi hip (+).
- False of movement (-)
- Swelling (-), hematom (-).
Feel :
- Nyeri tekan (-), krepitasi (-), suhu teraba normal, kapileri refill < 2 detik,
- Neuro disturbance: terasa tebal pada bagian telapak dan punggung kaki, serta tugkai kaki
bagian lateral, pasien tidak mampu fleksi lutut secara maksimal, pasien tidak mampu
dorso flexi dan plantar flexi sendi ankle, dan juga tidak mampu eversi dan inverse sendi
ankle.
- Vascular disturbance: arteri poplitea teraba, capillary refill time (+).
Move
- Gerak aktif tungkai atas: bisa, terbatas.
Gerak pasif tungkai atas: bisa, terbatas.
- Hip joint:
o Gerakan aktif: bisa, terbatas.
o Gerakan pasif: bisa, terbatas.
- Knee joint:
o Gerakan aktif : bisa, terbatas
Ekstensi : bisa, terbatas
Flexi : tidak bisa
o Gerakan pasif : bisa
- Foot & Ankle:
o Gerakan aktif : tidak bisa
Ankle DF : tidak bisa
Ankle PF : tidak bisa
Inversi : tidak bisa
Eversi : tidak bisa
o Gerakan pasif : bisa, drop foot
2.4 Resume
Pasien Tn.A datang ke poli orthopedi RSUD Kanjuruhan dengan keluhan besar dan
panjang kaki kanan dan kiri tidak sama sejak 1,5 bulan yang lalu setelah pasien mengalami
kecelakaan motor. Pasien mengeluh nyeri seluruh kaki kiri dan kakinya terlihat bengkok karah
dalam, sedikit bengkak, dan seperti ada tulang yang menonjol pada pinggang kiri tapi tidak
menembus kulit, tidak ada luka, lecet maupun memar. Setelah kecelakaan pasien berobat ke
sangkal putung. Kaki pasien dipijat dan ditarik, namun tetap tidak ada perbaikan.
Pada pemeriksaan didapatkan deformitas (+) Shortning dibandingkan dengan kaki kanan,
true leg length (R= 85 cm, L= 82 cm), LLD 3 cm, penonjolan tulang (+) kearah posterior ,
internal rotation dan adduksi, atropi (+), flexi hip (+). False of movement (-). Swelling (-),
hematom (-). Nyeri tekan (-), krepitasi (-), suhu teraba normal, kapileri refill < 2 detik. Neuro
disturbance (+). Vascular disturbance (-). Pada Hip joint didapatkan gerakan aktif dan pasif
terbatas. Knee joint ekstensi (bisa, terbatas), flexi (tidak bisa). Foot & Ankle, gerakan aktif
(tidak bisa), gerakan pasif (bisa, drop foot)
2.5 Diagnosa Kerja
Neglected Posterior Dislocation Hip Sinistra + lesi siatic nerve
2.6 Planing Diagnosa
1. Planning pemeriksaan
– Lab : DL, Kimia Darah, Blood and Clotting Time (PTT, APTT)
– Foto Rontgen : Anterior-Posterior (AP) pelvis & Lateral hip
2. Planning Terapi
1. Non operatif : -
2. Operatif
o Skeletal Traction of distal femur
o Open Reduction Internal Fixation (ORIF)
o Eksplorasi Siatic Nerve .