hip dislocation

9
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tulang dan sendi dipakai untuk melindungi berbagai organ vital di bawahnya disamping fungsi pergerakan (locomotor) / perpindahan makhluk hidup. Sendi merupakan satu organ yang kompleks dan tersusun atas berbagai komponen yang spesifik satu dengan lainnya. Pada umumnya terdiri dari air dan tersusun atas serabut kolagen, proteoglikan, glikorptein lain serta lubrikan asam hialuronat, struktur yang kompleks di atas memungkinkan suatu pergerakan sendi yang luas (fungsi locomotor), frictionless dan tidak mengakibatkan kerusakan besar dalam jangka panjang. Dislokasi terjadi saat ligarnen rnamberikan jalan sedemikian rupa sehingga tulang berpindah dari posisinya yang normal di dalam sendi. Dislokasi dapat disebabkan oleh faktor penyakit atau trauma karena dapatan (acquired) atau karena sejak lahir (kongenital). Neclegted dislokasi merupakan dislokasi yang terlambat direduksi sehingga akan meningkatkan terjadinya nekrosis avaskuler dan degenerasi sendi. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Bagaimana etiologi,pemeriksaan fisik, diagnosis, penatalaksanaan serta jenis-jenis dislokasi?

Transcript of hip dislocation

Page 1: hip dislocation

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tulang dan sendi dipakai untuk melindungi berbagai organ vital di bawahnya disamping

fungsi pergerakan (locomotor) / perpindahan makhluk hidup. Sendi merupakan satu organ

yang kompleks dan tersusun atas berbagai komponen yang spesifik satu dengan lainnya.

Pada umumnya terdiri dari air dan tersusun atas serabut kolagen, proteoglikan, glikorptein

lain serta lubrikan asam hialuronat, struktur yang kompleks di atas memungkinkan suatu

pergerakan sendi yang luas (fungsi locomotor), frictionless dan tidak mengakibatkan

kerusakan besar dalam jangka panjang.

Dislokasi terjadi saat ligarnen rnamberikan jalan sedemikian rupa sehingga tulang

berpindah dari posisinya yang normal di dalam sendi. Dislokasi dapat disebabkan oleh faktor

penyakit atau trauma karena dapatan (acquired) atau karena sejak lahir (kongenital).

Neclegted dislokasi merupakan dislokasi yang terlambat direduksi sehingga akan

meningkatkan terjadinya nekrosis avaskuler dan degenerasi sendi.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana etiologi,pemeriksaan fisik, diagnosis, penatalaksanaan serta jenis-jenis

dislokasi?

1.3 Tujuan

1.3.1 Mengetahui etiologi,pemeriksaan fisik, diagnosis, penatalaksanaan serta jenis-jenis

dislokasi?

1.4 Manfaat

1.4.1 Menambah wawasan mengenai penyakit bedah khususnya dislokasi.

I.4.2 Sebagai proses pembelajaran bagi dokter muda yang sedang mengikuti kepaniteraan

klinik bagian ilmu penyakit bedah orthopedi.

Page 2: hip dislocation

BAB IISTATUS PENDERITA

2.1 Identitas Penderita

Nama : Tn.A

Umur : 50 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Swasta

Agama : Islam

Alamat : Pagelaran

Status perkawinan : Menikah

Suku : Jawa

Tanggal MRS : 27 Februari 2013

Tanggal periksa : 1 Maret 2013

No. Reg : 314014

2.2 Anamnesa

1. Keluhan utama : besar dan panjang kaki kanan dan kiri tidak sama

2. Riwayat penyakit sekarang

Pasien Tn.A datang ke poli orthopedi RSUD Kanjuruhan dengan keluhan besar dan

panjang kaki kanan dan kiri tidak sama sejak 1,5 bulan yang lalu. Awalnya pasien mengalami

kecelakaan lalu lintas sekitar 1,5 bulan yang lalu. Ketika itu pasien sedang mengendarai

sepeda motor berboncengan dengan adiknya, dengan kecepatan 30km/jam kemudian pasien

mencoba menghindari sebuah sepeda motor dengan kecepatan tinggi yang datang dari arah

yang berlawanan, kadaan jalan yang menikung menyebabkan sepeda motor pasien terpeleset

ke sisi jalan dan kemudian menabrak pohon yang ada didepannya, lutut pasien membentur stir

kemudian pasien terpental ±1 meter.

Pasien terjatuh dengan posisi terlentang. Pasien mengaku saat itu sadar penuh namun

tidak bisa duduk maupun berdiri. Pasien mengeluh nyeri seluruh kaki kiri dan kakinya terlihat

bengkok kearah dalam, sedikit bengkak, dan seperti ada tulang yang menonjol pada pinggang

kiri tapi tidak menembus kulit, tidak ada luka, lecet maupun memar.

Page 3: hip dislocation

Setengah jam kemudian warga sekitar membawa pasien berobat ke sangkal putung

dengan mobil salah seorang warga. Kaki pasien dipijat dan ditarik. Pasien mondok disangkal

putung selama 21 hari, setiap minggunya kaki pasien diterapi yaitu dipijat dan ditarik. Pasien

mengaku nyerinya berkurang tetapi panjang kakinya tetap tidak sama. Setelah 21 hari

kemudian pasien dipulangkan, namun pasien merasa tidak ada perbaikan, kakinya terasa

nyeri, besar dan panjang antara kaki kanan dan kaki kiri pun tidak sama, sehingga pasien

memutuskan untuk berobat ke dokter dan kemudian di rujuk ke poli Orthopedi RSUD

Kanjuruhan Kepanjen.

3. Riwayat penyakit dahulu

- Terdapat riwayat trauma sebelumnya (+)

- Alergi makanan (-)

- Alergi obat (-)

- Diabetes Melitus (-)

- Hipertensi (-)

4. Riwayat pengobatan

- Pasien sempat minum obat-obatan penghilang rasa nyeri yang dibeli atas inisiatif sendiri

5. Riwayat operasi

- Pasien tidak pernah menjalani operasi sebelumnya

6. Riwayat keluarga

- Tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan pasien

- Tidak ada anggota keluarga yang pernah menjalani operasi

- Diabetes Melitus (-)

2.3 Pemeriksaan Fisik

1. Status Generalis

Keadaan Umum : Cukup, Compos Mentis, GCS : E4V5M6

Tensi : 100/70 mmHg

Nadi : 80 x / menit, reguler, isi cukup

Pernafasan : 18 x /menit, regular

Suhu : 36,5 oC

Head to toe:

Page 4: hip dislocation

Kepala

- Bentuk : Dalam batas normal

Mata

- Sklera Ikterik : -/-

- Conjuctiva Anemis : -/-

Telinga

- Bentuk : dalam batas normal

- Secret : -/-

Hidung

- Tidak ada deviasi septum

- Sekret : -/-

Mulut dan tenggorokan

- Bibir : tidak kering dan tidak cyanosis

- Tonsil : T1/T1

- Pharing : tidak hiperemi

Leher

- Trakea lurus di tengah, tidak teraba pembesaran KGB

Paru

- Suara nafas vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/-

Jantung

- Auskultasi: Bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen

- Inspeksi : abdomen datar, tidak tampak adanya massa

- Palpasi : teraba lemas, tidak ada defence muscular

- Perkusi : timpani.

- Auskultasi : bising usus (+) normal

Ekstremitas atas

- Sinistra: dalam batas normal

Ekstremitas bawah

- Dextra dan sinistra dalam batas normal

2. Status Lokalis

Page 5: hip dislocation

Pada region Hip Sinistra

Look :

- Deformitas (+) Shortning dibandingkan dengan kaki kanan, true leg length (R= 85 cm,

L= 82 cm), LLD 3 cm, penonjolan tulang (+) kearah posterior , internal rotation dan

adduksi, atropi (+), flexi hip (+).

- False of movement (-)

- Swelling (-), hematom (-).

Feel :

- Nyeri tekan (-), krepitasi (-), suhu teraba normal, kapileri refill < 2 detik,

- Neuro disturbance: terasa tebal pada bagian telapak dan punggung kaki, serta tugkai kaki

bagian lateral, pasien tidak mampu fleksi lutut secara maksimal, pasien tidak mampu

dorso flexi dan plantar flexi sendi ankle, dan juga tidak mampu eversi dan inverse sendi

ankle.

- Vascular disturbance: arteri poplitea teraba, capillary refill time (+).

Move

- Gerak aktif tungkai atas: bisa, terbatas.

Gerak pasif tungkai atas: bisa, terbatas.

- Hip joint:

o Gerakan aktif: bisa, terbatas.

o Gerakan pasif: bisa, terbatas.

- Knee joint:

o Gerakan aktif : bisa, terbatas

Ekstensi : bisa, terbatas

Flexi : tidak bisa

o Gerakan pasif : bisa

- Foot & Ankle:

o Gerakan aktif : tidak bisa

Ankle DF : tidak bisa

Ankle PF : tidak bisa

Inversi : tidak bisa

Eversi : tidak bisa

Page 6: hip dislocation

o Gerakan pasif : bisa, drop foot

2.4 Resume

Pasien Tn.A datang ke poli orthopedi RSUD Kanjuruhan dengan keluhan besar dan

panjang kaki kanan dan kiri tidak sama sejak 1,5 bulan yang lalu setelah pasien mengalami

kecelakaan motor. Pasien mengeluh nyeri seluruh kaki kiri dan kakinya terlihat bengkok karah

dalam, sedikit bengkak, dan seperti ada tulang yang menonjol pada pinggang kiri tapi tidak

menembus kulit, tidak ada luka, lecet maupun memar. Setelah kecelakaan pasien berobat ke

sangkal putung. Kaki pasien dipijat dan ditarik, namun tetap tidak ada perbaikan.

Pada pemeriksaan didapatkan deformitas (+) Shortning dibandingkan dengan kaki kanan,

true leg length (R= 85 cm, L= 82 cm), LLD 3 cm, penonjolan tulang (+) kearah posterior ,

internal rotation dan adduksi, atropi (+), flexi hip (+). False of movement (-). Swelling (-),

hematom (-). Nyeri tekan (-), krepitasi (-), suhu teraba normal, kapileri refill < 2 detik. Neuro

disturbance (+). Vascular disturbance (-). Pada Hip joint didapatkan gerakan aktif dan pasif

terbatas. Knee joint ekstensi (bisa, terbatas), flexi (tidak bisa). Foot & Ankle, gerakan aktif

(tidak bisa), gerakan pasif (bisa, drop foot)

2.5 Diagnosa Kerja

Neglected Posterior Dislocation Hip Sinistra + lesi siatic nerve

2.6 Planing Diagnosa

1. Planning pemeriksaan

– Lab : DL, Kimia Darah, Blood and Clotting Time (PTT, APTT)

– Foto Rontgen : Anterior-Posterior (AP) pelvis & Lateral hip

2. Planning Terapi

1. Non operatif : -

2. Operatif

o Skeletal Traction of distal femur

o Open Reduction Internal Fixation (ORIF)

o Eksplorasi Siatic Nerve .