AMPTASI HIP JOINT -weo lemba.docx

download AMPTASI HIP JOINT -weo lemba.docx

of 21

Transcript of AMPTASI HIP JOINT -weo lemba.docx

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakangMasalahAnggota gerak pada manusia merupakan anggota gerak yang sangat penting sepanjang daur kehidupan manusia, baik anggota gerak atas maupun anggota gerak bawah. Dalam tipekehidupan manusia sering ditemukan beragam penyakit pada anggota gerak yang disebabkan oleh traumatik.Trauma merupakan keadaan dimana seseorang mengalami cidera oleh salah satu sebab. Penyebab utama trauma adalah kecelakaan lalu lintas, kerja, dan olahraga. Salah satu penyakit yang dapat terjadi karena trauma yaitu amputasi (Noastuti, 2013).Amputasi adalah suatu operasi yang dilakukan dengan memotong salah satu anggota gerak superior dan inferior. Amputasi Hip Joint adalah suatu operasi yang dilakukan dengan memotong persendian hip joint yaitu mulai dari caput femur yang bersendi dengan acetabulum pada tulang pelvic.Tingkat gangguan akibat terjadinya amptasi ini dapat memunculkan adanya stiffness joint. Stiffness atau kaku sendi adalah suatu kualitas kekakuan atau infleksibilitas atau imobilisasi dan konsolidasi sebuah sendi yang disebabkan oleh penyakit, cedera dan tindakan bedah (Dorland, 2002). Stiffness tersebut dapat mempengaruhi tingkat dari impairment atau kelemahan yang dirasakan misalnya adanya nyeri, keterbatasan lingkup gerak sendi (LGS). Dampak selanjutnya functional limitation atau fungsi yang terbatas, misalnya keterbatasan fungsi dari lengan untuk menekuk atau meluruskan, berpakaian dan makan serta aktivitas sehari-hari seperti perawatan diri yang meliputi memakai baju, mandi, ke toilet, dan sebagainya.

BAB IIANATOMI FISIOLOGIHip joint merupakan triaxial joint, karena me-miliki 3 bidang gerak. Hip joint juga merupakan hubungan proksimal dari extremitas inferior. Dibandingkan dengan shoulder joint yang konstruksinya untuk mobilitas, hip joint sangat stabil yang konstruksinya untuk menumpuh be-rat badan. Selama berjalan, gaya dari extremitas inferior ditransmisikan keatas melalui hip ke pelvis & trunk, dan aktivitas extremitas inferior lainnya. Dalam suatu gerak fungsional, terjadi hubu-ngan antara pelvic girdle dan hip joint pelvic girdle akan mengalami tilting dan rotasi selama gerakan femur. Hubungan tersebut hampir sama dengan hubu-ngan scapula dengan shoulder joint, perbedaan-nya adalah scapula kiri & kanan dapat bergerak bebas sedangkan pelvic hanya dapat bergerak sebagai satu unit. A. Struktur Anatomi HipHip joint dibentuk oleh caput femur yang kon-veks bersendi dengan acetabulum yang konkaf.Hip joint adalah ball and socket (spheroidal) triaxial joint. Acetabulum terbentuk dari penyatuan os ilium, ischium, dan pubis. Seluruh acetabulum dilapisi oleh cartilago hyaline, & pusat acetabulum terisi oleh suatu massa jaringan lemak yang tertutup oleh membran synovial.

Jaringan fibrokartilago yang melingkar datar di acetabulum disebut dengan labrum acetabular, yang melekat disekeliling margo acetabulum. Labrum acetabular menutup cartilago hyaline dan sangat tebal pada sekeliling acetabulum dari-pada pusatnya hal ini menambah kedalaman acetabulum. Acetabulum terletak di bagian lateral pelvis, menghadap ke lateral, anterior dan inferior. Caput femur secara sempurna ditutup oleh cartilago hyaline. Pada pusat caput femur terdapat lubang kecil yang dinamakan dengan fovea capitis tidak ditutup oleh cartilago hyaline. Caput femur membentuk sekitar 2/3 dari suatu bola. Caput femur berbentuk spherical dan mengha-dap kearah anterior, medial dan superior. Hip joint diperkuat oleh kapsul sendi yang kuat, ligamen iliofemoral, pubofemoral, dan ischiofemoral. Hip joint juga diperkuat oleh ligamen transver-se acetabular yang kuat & bersambung dengan labrum acetabular. Ligamen teres femoris merupakan ligamen triangular yang kecil, melekat pada apex fovea capitis dekat pusat caput femur ke tepi ligamen acetabular. Ligamen teres femoris berfungsi sebagai pe-ngikat caput femur ke bagian bawah acetabu-lum dan memberikan stabilisator yang kuat didalam sendi (intraartikular). Stabilisator bagian luar dihasilkan oleh 3 liga-men yang melekat pada collum/neck femur yaitu : ligamen iliofemoral, pubofemoral & is-chiofemoral. Ligamen iliofemoral disebut juga ligamen Y, karena arah serabut mirip huruf Y terbalik.

Ligamen iliofemoral memperkuat kapsul sendi bagian anterior. Ligamen pubofemoral terdiri dari ikatan se-rabut yang kecil pada kapsul sendi bagian medial anterior dan bawah. Ligamen ischiofemoral merupakan ligamen triangular yang kuat pada bagian belakang kapsul. B. Otot-otot Regio HipHip joint diperkuat oleh otot-otot panggul dan paha. Otot-otot panggul dan paha terdiri atas otot one-joint dan two joint.Group OtotOne-JointTwo-Joint

AnteriorIliopsoasRectus femorisSartorius

MedialPectineusAdductor magnusAdductor longusAdductor brevisGracilis

PosteriorGluteus maximusDeep rotatorSemimembranosusSemitendinosusBiceps femoris

LateralGluteus mediusGluteus minimusTensor fascia latae

C. Sudut Pada Hip JointSudut inklinasi adalah sudut yang dibentuk antara axis neck femur dan shaft femur (nor-malnya 125o). Jika sudut inklinasi lebih besar dari normal disebut dengan coxa valga, jika lebih kecil dari normal disebut dengan coxa vara.Torsion adalah sudut yg dibentuk oleh axis transversal condylus femur dan axis neck femur (normalnya 8 25o atau 12o). Peningkatan sudut torsion disebut dengan ante-version (shaft femur berotasi ke medial). Penurunan sudut torsion disebut dengan retro-version (shaft femur berotasi ke lateral).D. Gerakan pada HipKarena hip joint merupakan triaxial joint maka terdapat 3 pasang gerakan yang terjadi pada hip joint. Gerakan tersebut adalah fleksi ekstensi, ab-duksi adduksi, external rotasi internal rotasi Gerakan yang paling luas adalah fleksi hip dan yang paling terbatas adalah ekstensi/hipereks-tensi hip.1. Fleksi HipFleksi hip adalah gerakan femur ke depan da-lam bidang sagital. Jika knee lurus, maka gerakan fleksi hip diba-tasi oleh ketegangan otot hamstring. Pada gerak fleksi yang luas, pelvis akan back-ward tilt untuk melengkapi/menyempurnakan gerakan pada hip joint.2. Ekstensi/hiperekstensi HipExtensi adalah gerakan kembali dari fleksi. Hiperekstensi adalah gerakan femur ke bela-kang dalam bidang sagital. Gerakan ini sangat terbatas, kecuali para dan-cer dan akrobat yang memungkinkan terjadi rotasi femur keluar sehingga gerakannya cukup luas. Faktor penghambat hiperekstensi hip adalah ketegangan ligamen iliofemoral pada bagian depan sendi. Keuntungan dari keterbatasan gerak ini adalah sendi menjadi sangat stabil untuk weight bearing (menumpuh berat badan) tanpa mem-butuhkan kontraksi otot yang kuat.3. AbduksiAbduksi adalah gerakan femur ke samping da-lam bidang frontal sehingga paha bergerak jauh dari midline tubuh. ROM Abduksi yang lebih besar dapat terjadi jika femur berotasi keluar. Abduksi dibatasi oleh otot-otot adduktor dan li-gamen pubofemoral.4. AdduksiAdduksi adalah gerakan kembali dari abduksi. Hiperadduksi hanya dapat terjadi jika tungkai sisi kontralateral digerakkan keluar. Pada hiperadduksi yang luas, ligamen teres femoris menjadi tegang.5. External/Lateral RotasiExternal rotasi adalah suatu rotasi femur disekitar axis longitudinal sehingga knee terputar keluar. External rotasi juga merupakan suatu rotasi femur disekitar axis sagital sehingga knee ter-putar kedalam. ROM external rotasi biasanya lebih besar dari-pada internal rotasi.6. Internal/Medial RotasiInternal rotasi adalah gerak rotasi femur dise-kitar axis longitudinal sehingga knee terputar kedalam. Internal rotasi juga merupakan gerak rotasi femur disekitar axis sagital sehingga knee ter-putar keluar. ROM internal dan external rotasi dipengaruhi oleh derajat torsi femoral (terputarnya femur pada axis longitudinal sehingga salah satu ujungnya berotasi kedalam terhadap ujung lainnya).7. Diagonal Adduksi/Abduksi Diagonal adduksi adalah suatu gerakan ke depan dari posisi abduksi paha dalam bidang horizontal, yang diikuti oleh penu-runan external rotasi. Diagonal abduksi adalah suatu gerakan ke samping dari posisi fleksi hip dalam bidang horizontal, yang diikuti oleh external rota.D. ArthrokinematikaCaput femur berbentuk konveks akan bergerak slide dalam arah yang berlawanan dengan gerak fisiologis femur.No.Gerak fisiologisGerak Arthrokinematika

1.FleksiSlide ke posteior

2.EkstensiSlide ke anterior

3.AbduksiSlide ke inferior

4.AdduksiSlide ke superior

5.Internal RotasiPosterior

6.External RotasiAnterior

BAB IIIPATOFISIOLOGIA. Pengertian AmputasiAmputasi adalah suatu operasi yang dilakukan dengan memotong salah satu anggota gerak superior dan inferior.Amputasi Hip Joint adalah suatu operasi yang dilakukan dengan memotong persendian hip joint yaitu mulai dari caput femur yang bersendi dengan acetabulum pada tulang pelvic.

B. Etiologi Amputasi1. Karena trauma yang berat yang melibatkan jaringan sekitarnya hancur. Mis : tulang, otot, pembuluh darah dan saraf mengalami cedera2. Terjadinya luka bakar pada derajat tinggi / berat di daerah extremitas3. Adanya gangguan sirkulasi darah perifer seperti ganggren (luka bakar yang parah), burger disesase.4. Adanya bentuk-bentuk tumor ganas pada tulang, mis di tulang betis.5. Adanya infeksi berat yang menjalar ke tulang, mis. Osteomyelitis. 6. Akibat penyakit kongenital (Congenital deformity, mis polidactily (jari-jari lebih)

C. Jenis- jenis amputasi1. Below knee amputation2. Above knee amputation3. Chopart amputation4. Diarthrodial amputation5. Distal articulatio coxae, Dll.

D. Jenis- jenis stump (berdasarkan pembagian tulang)1. 1/3 distal / long stump (paling baik)2. 1/3 tengah / median stump3. 1/3 proximal / short stump

E. Tipe stump1. Conical stump / good stump2. Foor stump / bad stump

F. Teknik / cara merawat stumpa. Harus dalam keadaan flat bed (daerah yang diamputasi di bed yang datar) pada saat pasien di opname di RS.b. Selalu dielevasikan daerah yang diamputasi.c. Kontrol stump, caranya dari distal ke proksimald. Dianjurkan untuk memakai felong leg untuk anggota gerak bawah. Yang berfungsi :1) Membentuk stump yang konikal2) Menghilangkan phantom pain3) Mencegah terjadinya kontraktur4) Sebagai strengtheningG. Proses dan reaksi penyembuhan Luka1. Pada saat terjadinya cidera atau trauma jaringan lunak maka jaringan tersebut segera merespon untuk melakukan reparasi/ proses penyembuhan atau pemulihan baik secara anatomis maupun fungsi.2. Pada dasarnya proses penyembuhan cidera jaringan lunak diklasifikasikan dalam tiga kategori yaitu : Injury, Inflamasi dan reparasi.3. Dandy (1993) menguraikan proses dan reaksi penyembuhan jaringan lunak akibat suatu cidera yaitu :a. Setelah injury terjadi perdarahan akibat robeknya pembuluh darah kapiler dan akan menginfiltrasi ruang antara jar. Dan membeku (clot).b. Pada 2-3 hari kemudian mulai tanpak garis-garis luka dan sel-sel macrohage segera menggantikan jaringan yang mati , pembeluh kapiler mulai terbentuk dan secara bersamaan fibroblast akan menyusup pada bekuan darah dan berbah menjadi jaringan Granulasi. c. Antara 3 14 hari fibroblast akan membentuk jaringan Fibrous, vascularisasi pada daerah tersebut mulai berkurang, garis/bekas luka pada jaringan. Mulai mengkerut sampai dgn 80 % dari bentuk semula.d. Setelah 14 hari luka membaik dan secara anatomis jaringan Lunak tersebut telah pulih sehingga tolerans terhadap pembebanan minimal sampai moderat.e. Setelah 3 bulan dari cidera jaringan Tersebut mampu terhadap pembebanan maksimal (penguluran) dan siap beraktifitas seperti semula.

H. Proses dan reaksi penyembuhan Tulang 1. Terjadi fraktur perdarahan jaringan lunak, jaringan, tulang dan. Pembuluh darah dalam cavum medullare hingga menjadi Blood Cloat.2. Blood Cloat. akan diendapi Ca dari dalam darah dan membentuk Fibrous Tissue3. Jaringan Fibrous akan berubah menjadi jaringan Granulasi terjadi pada hari ke 4 104. Jaringan Granulasi akan membentuk jaringan Tulang yang lunak/callus5. Jaringan Callus akan semakin kuat dengan bertambahnya waktu 6. Ujung Tulang yang necrosis akan terabsorbsi sehingga peredaran darah dalam cavum medullare mulai tumbuh7. Callus mulai terjadi secara keseluruhan baik external, internal maupun cavum medullare.8. Tulang sudah tersambung dan callus sudah terabsobsi hingga bentuknya sudah lurus dan halus atau hanya ada sedikit benjolan.

BAB IVSTATUS KLINIKANAMNESISNama Inisial: Tn. WLNo. Rekam Medik: 036957Umur: 55 tahunJenis Kelamin: Laki-lakiAgama: Kristen Pekerjaan: PetaniAlamat: Desa ToinasaTanggal Pemeriksaan: 20 April 2015

Chief of complaintNyeri pada area panggul History TakingAwalnya pasien mengeluh sakit pada area panggul dan paha sehingga pasien di bawah ke RS Kota Palu untk diperiksa dengan Diagnosa Ulkus Karsinoma (Kanker Tulang). Dengan tidak adanya tingakan dari pihak RS pasien kemudian di bawa ke RS.Wahidin Sudirohusodo akan tetapi tidak ada kepastian dalam oleh pihak doketer terkai tindakan operasi yng kan dilakukan. Kemudian pasien di rujuk kembali ke RS. Kota Poso untuk di berikan perwatan Fisioterapi untuk memperkuat ekremitas bawah pasien. Dan sekitar Tgl 02 Maret 2015 pasien di rujuk ke RS Pendidikan Universitas Hasanuddin untuk menjalani operasi amputasi hip joint sisi Sinistra. Terdapat atropi otot dan kelemahan pada tungkai yang sehat dengan rasa rabaan normal.Asymetricala. InspeksiStatis 1. Pasien tidur di bed2. Ada pemasanngan elastis Bandage area sekitar amputasi3. Sweeling4. Atropi otot tungkai yang sehatDinamis Pasien bisa memindahkan pinggul ke salah satu tanpa bantuanb. Palpasi1. Suhu: Hangat2. Sweeling3. Tenderness4.

c. Quick Testc. Quick Test 1. Squat and Bounching : Terganggu, tidak dapat dilakukan 2. Gait Analysis : Tidak bisa dilakukan

d. Pemeriksaan Fungsi Gerak DasarRegioGerakanAktifPasifTIMT

Hip jointFleksiNyeri, In koordinasi, soft end feelNyeri, ROM Terbatas , soft end feelKelemahan otot Iliopsos, Persarafan normal

EkstensiNyeri, In koordinasi, soft end feelSedikit nyeri, ROM Terbatas , Hard end feelKelemahan otot Gluteus Maksimus, Persarafan normal

AbduksiNyeri, Inkoordinasi, Elastis end feelNyeri, ROM Terbatas Elastis end feelKelemahan otot Tensor facia latae, Persarafan normal

AdduksiNyeri, Inkoordinasi, Elastis end feelNyeri, ROM Terbatas , Elastis end feelKelemahan otot,Gracilis Persarafan normal

EksorotasiNyeri, Inkoordinasi, Elastis end feelNyeri, ROM Terbatas Elastis end feelKelemahan otot Obsturaktorius Ekstenus, Persarafan normal

EndorotasiNyeri, Inkoordinasi, Elastis end feelNyeri, ROM Terbatas , Elastis end feelKelemahan otot Gluteus medius Persarafan normal

Knee JointFleksiNyeri, In koordinasi, soft end feelNyeri, ROM Terbatas , soft end feelKelemahan otot Hamstring, Persarafan normal

EkstensiNyeri, In koordinasi, Hard end feelNyeri, ROM Terbatas , Hard end feelKelemahan otot Quadriseph Femoris, Persarafan normal

IP : Nyeri, Keterbatasan gerak dan kelemahan otot pada region Hip dan Knee jointRestrictive a. Limitasi range of motion (ROM) : Limitasi ROM Hip dan Knee Jointb. Limitasi activity daily living ( ADL) : Berpakaian, toileting, Makan-Minum, Berjalan, Sex dan sebagainya.c. Limitasi pekerjaan dan rekreasiPasien tidak dapat melakukan pekerjaan dan hobinya.

Tissue Impairment a. Musculotendinogen : Kelemahan otot penggerak Hip dan Knee Jointb. Osteoarthrogen : Amputasi Hip jointc. Neurogen : Normald. Psikosomatis : Rasa cemas

Spesific Testa. Vital SignTekanan Darah: 100/80 mmHgDenyut Nadi : 52x/menitLaju Pernafasan: 20x/menitSuhu: 36oCb. VASTujuan : Untuk Mengetahui derajat nyeri Nyeri pada cervical ; Gerak: 10; Diam: 9; Tekan: 9 IP: Sedikit Nyeri

c. MMTTujuan : untuk mengetahui kekuatan ototRegio Otot Nilai

Hip jointM.Iliopsoas4

M. Gluteus Maksimus4

M.Tensor facia latae

4

M. Gracilis4

M. Obturatorius Eksternus4

M. Gluteus Medius4

Knee jointM. Hamstring4

M. Quadriseph Femorish4

Ankle jointM. Tibialis Anterior5

M. Gastrocnemius 5

IP : Kelemahan otot penggerak Hip dan Knee jointd. ROMTujuan : Untuk mengetahui LGS

RegioAbnormal Normal

Hip jointS. 00.600F. 300.00.450T. 150.00.300S.100 00.1100F. 300.00.300T. 400.00.300

Knee jointS. 00.750S. 150 . 0.1350

Ankle jointS. 300. 00.200S. 300. 00.200

IP: Keterbatasan gerak elbow joint

e. Panjang TungkaiTujuan : Untuk mengetahui panjang tungkai pasienIP: 73 cmf. Lebar SIASTujuan : Untuk mengetahui lebar SIAS pasienIP : 26 cmg. Indeks Barthel ModifikasiTujuan : Untuk mengetahui limitasi ADL pasienIP : 20 (Ketergantungan berat )h. CT-ScanIP: Post amputasi Ulkus Karsinoma hip joint

BAB VPROGRAM FISIOTERAPIDiagnosis FisioterapiGangguan Fungsional Berjalan akibar Post Amputasi Hip Joint akibat Ulkus Karsinoma 3 minggu yang laluProblem Fisioterapi a. Problem primerHealling Soft Tissueb. Problem Sekunder1. Nyeri 2. Tenderness 3. Kelemahan otot4. Keterbatasan ROM5. Gangguan Psikis c. Problem KompleksGangguan ADL (dressing, dan Toilleting, berjalan, Eating, dsb)Tujuan penanganan Fisioterapi1. Tujuan Jangka Panjang Meningkatkan kualitas hidup dengan mengoptimalkan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional pasien

2. Tujuan jangka pendeka. Mengurangi nyerib. Meningkatkan kekuatan otot-otot tungkai sisi kananc. Meningkatkan ROM tungkaid. Menghilangkan Sweelinge. Meningkatkan ADL (dressing, dan toileting, eating, Berjalan, dsb)f. Mencegah komplikasi

Program FisioterapiNo.Problematik ModalitasDosis

1. Gangguan Psikis Therapeutik Exc.Tujuan : Untuk meningkatkan motivasi F : Setiap hariI : Saat pemberian terapiT : Wawancara/ motivasiT : 5 menit

2.Oedem dan nyeriIsometrik ExcTujuan : Untuk mengurangi Oedem

Aktive movementTujuan : Memelihara kualitas ototF : Setiap hariI : 8x hitungan/repetisiT : Statik Kontraksi T : 8 menit

F : Setiap hariI : 8x hitungan/repetisiT : AAROMEXT : 8 menit

3.MeningkatkanROMPasive MovementTujuan: Untuk menambah ROMF : Setiap hariI : 8x hitungan/repetisiT : PROMEXT : 8 menit

4.Kelemahan ototStrentheningTujuan: Untuk menambah kekuatan ototF : Setiap hariI : 8x hitungan/repetisiT : Hold RelaxT : 8 menit

5.Gangguan ADLLat. berjalanF : Setiap hariI : 3x repetisiT : Three point dengan kruk T : 10 menit

EVALUASI FT: Evaluasi SesaatProblemPre TerapiPost TerapiEvaluasi

Nyeri10(Nyeri berat)10(Nyeri berat)Derajat nyeri tetap

ROMS. 00.450T. 100.00.200S. 00.450T. 100.00.200ROM tetap

Kekeatan otot44Kekuatan otot tetap

HOME PROGRAM Pasien diajarkan melakukan Aktif exercise untk tungkai yang sehat dan disarankan untuk melakukannya tiap hari (2-3 kali sehari)

MODIFIKASI FTAdapun modifikasi latihan yang dilakukan antara lain:1. Stretching untuk memelihara elastisitas otot2. Latihan keseimbangan dan koordinasi gerak

KEMITRAAN FT Adapun kemitraan FT yang dilakukan antara lain:1. Konsulatsi dengan dokter penanggunggung jawab2. Osthrtic Prostetic : Untuk pembuatan kruk

BAB VPENUTUPA. KESIMPULAN Amputasi adalah suatu operasi yang dilakukan dengan memotong salah satu anggota gerak superior dan inferior. Amputasi Hip Joint adalah suatu operasi yang dilakukan dengan memotong persendian hip joint yaitu mulai dari caput femur yang bersendi dengan acetabulum pada tulang pelvic.B. SARAN Sebaiknya dalam pemberian tes ataupun latihan yang diberikan kepada pasien harus dengan instruksi dn pemaparan yang baik dan jelas.

LAPORAN KASUS

MANAJEMEN FISIOTERAPI PADA KONDISI AMPUTASI HIP JOINT AKIBAT ULKUS KARSINOMA SEJAK 3 MINGGU YANG LALU

Di susun oleh

N U R J A N N A HC 131 13 709

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDINPROGRAM STUDI FISIOTERAPI2015 2016

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dan mengharapkan ridho yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus. Laporan kasus disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Program Praktek Pendidikan S1 Profesi Fisioterapi Universitas Hasanuddin. Shalawat dan salam disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, mudah-mudahan kita mendapatkan safaat Nya di yaumil akhir nanti, Amin.Laporan kasus ini merupakan salah satu upaya untuk memberikan wawasan tentang kondisi yang terkait orthopedic, yang banyak menyebabkan gangguan musculoskeletal seperti gangguan skeletal, otot, tendon, ligament, yang dapat menyebabkan gangguan fungsional dan Activity Daily Living (ADL). Penulis menyadari keterbatasan dan kekurangan dari isi maupun tulisan journal ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan. Semoga hasil Laporan Kasus ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi bagi pengembangan fisioterapi di Indonesia maupun masyarakat pekerja.Wassalamualaikum Wr.Wb.Makassar , Juni 2015

Penulis

DAFTAR ISI

SAMPULKATA PENGANTAR .. xDAFTAR ISI . xiDAFTAR GAMBAR ... xiiBAB I PENDAHULUAN .... 1BAB II ANATOMI FISIOLOGI ...... 2BAB III PATOFISIOLOGI AMPUTASI ...... 8A. Definisi Amputasi ... 8B. Etiologi Amputasi ... 8C. Jenis Amputasi ... 9D. Jenis stump .. 8E. Tipe Stump 9F. Teknik merawat stump. 9G. Proses penyembuhan luka 9H. Proses penyembuhan tulang .. 9BAB IV STATUS KLINIS . 11BAB V PROGRAM FT . 15BAB VI PENUTUP . 18A. Kesimpulan ..... 18B. Saran .... 18DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKACameron Michelle H, 2009, Physical Agents in Rehabilitation From Research to Practice, Sounders Elsevier, Portland.Cailliet Rene, 1991, Neck and Arm Pain, 3 ed., FA Davis Company, Philadelphia.Cynthia C. Norkin, D. Joyce White, 1995, Measurement of Joint Motion Aguide to Goniometry, FA Davis Company, PhiladelphiaGimatteo Sharon,Kain jay B, 2005, Integrative Manual Therapy for The Conektife Tissue system, Volume 4, Berkeley, CaliforniaIA Kapandji, 1974, The Physiology of The Joint, Volume 3, Churchill Livingstone, New York.Nugroho DS., 2001, Neurofisiologi Nyeri dari Aspek Kedokteran, Akademi Fisioterapi, Surakarta.Nyoman Adipura, 2001, Gangguan Muskuloskeletal Karyawan Beberapa Perusahaan di Bali, Jurnal Ergonomi Indonesia, Jakarta.Priguna Sidharta, 1983, Sakit Neuromuskuloskeletal, Dian Rakyat, Jakarta.Silas kendek Allo, 2009, Manfaat Muscle Energy Technique Terhadap Penambahan Luas Gerak Lateral Fleksi Sendi Cervical Akibat Spasme Otot Upper Trapezius di RS DR. Wahidin Sudirohusodo, Skripsi, Makassar.

1