Hip Oooooo

56
Nursing_StarAlight Assalamu'alaikum Wr,Wb,,__ Terima Kasih Atas Kunjungannya, semoga bermanfaat dan jangan lupa tinggalkan komentarnya....___ ^_^ Senin, 16 Januari 2012 ASKEP HIPOTIROID BAB II TINJAUAN TEORITIS HIPOTIROID 2.1 Definisi Hipotiroid adalah suatu kondisi yang dikarakteristikan oleh produksi hormon tiroid yang rendah. Ada banyak kekacauan- kekacauan yang berakibat pada hipotiroid. Kekacauan-kekacauan ini mungkin langsung atau tidak langsung melibatkan kelenjar tiroid. Karena hormon tiroid mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan banyak proses-proses sel, hormon tiroid yang tidak memadai mempunyai konsekuensi-konsekuensi yang meluas untuk tubuh.

Transcript of Hip Oooooo

Page 1: Hip Oooooo

Nursing_StarAlight Assalamu'alaikum Wr,Wb,,__ Terima Kasih Atas Kunjungannya, semoga bermanfaat dan jangan lupa tinggalkan komentarnya....___ ^_^

Senin, 16 Januari 2012

ASKEP HIPOTIROID

   BAB II

TINJAUAN TEORITIS HIPOTIROID

2.1   Definisi

Hipotiroid adalah suatu kondisi yang dikarakteristikan oleh produksi hormon tiroid yang

rendah. Ada banyak kekacauan-kekacauan yang berakibat pada hipotiroid. Kekacauan-

kekacauan ini mungkin langsung atau tidak langsung melibatkan kelenjar tiroid. Karena hormon

tiroid mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan banyak proses-proses sel, hormon tiroid

yang tidak memadai mempunyai konsekuensi-konsekuensi yang meluas untuk tubuh.

2.2   Etiologi

Hipotiroid adalah suatu kondisi yang sangat umum. Diperkirakan bahwa 3% sampai 5% dari

populasi mempunyai beberapa bentuk hipotiroid. Kondisi yang lebih umum terjadi pada wanita

dari pada pria dan kejadian-kejadiannya meningkat sesuai dengan umur.

Page 2: Hip Oooooo

Dibawah adalah suatu daftar dari beberapa penyebab-penyebab umum hipotiroid pada orang-

orang dewasa diikuti oleh suatu diskusi dari kondisi-kondisi ini.

a.       Hashimoto's thyroiditis

b.      Lymphocytic thyroiditis (yang mungkin terjadi setelah hipertiroid)

c.       Penghancuran tiroid (dari yodium ber-radioaktif atau operasi)

d.      Penyakit pituitari atau hipotalamus

e.       Obat-obatan

f.       Kekurangan yodium yang berat

2.3   Jenis-jenis Hipotiroid

Lebih dari 95% penderita hipotiroid mengalami hipotiroid primer atau tiroidal yang mengacu

kepada disfungsi kelenjar tiroid itu sendiri. Apabila disfungsi tiroid disebabkan oleh kegagalan

kelenjar hipofisis, hipotalamus atau keduanya hipotiroid sentral (hipotiroid sekunder) atau

pituitaria. Jika sepenuhnya disebabkan oleh hipofisis hipotiroid tersier.

a.       Primer

1.      Goiter : Tiroiditis Hashimoto, fase penyembuhan setelah tiroiditis, defisiensi yodium

2.      Non-goiter : destruksi pembedahan, kondisi setelah pemberian yodium radioaktif atau radiasi

eksternal, agenesis, amiodaron

b.      Sekunder : kegagalan hipotalamus (↓ TRH, TSH yang berubah-ubah, ↓ T4 bebas) atau kegagalan

pituitari (↓ TSH, ↓ T4 bebas)

2.4   Gejala- gejala hipotiroid

Gejala-gejala hipotiroid adalah seringkali tidak kelihatan. Mereka tidak spesifik (yang berarti

mereka dapat meniru gejala-gejala dari banyak kondisi-kondisi lain) dan adalah seringkali

dihubungkan pada penuaan. Pasien-pasien dengan hipotiroid ringan mungkin tidak mempunyai

tanda-tanda atau gejala-gejala. Gejala-gejala umumnya menjadi lebih nyata ketika kondisinya

memburuk dan mayoritas dari keluhan-keluhan ini berhubungan dengan suatu perlambatan

metabolisme tubuh.

Gejala-gejala umum sebagai berikut:

a.       Kelelahan

Page 3: Hip Oooooo

b. Depresi

c. Kenaikkan berat badan

d. Ketidaktoleranan dingin

e. Ngantuk yang berlebihan

f. Rambut yang kering dan kasar

g. Sembelit

h. Kulit kering

i. Kejang-kejang otot

j. Tingkat-tingkat kolesterol yag meningkat

k. Konsentrasi menurun

l. Sakit-sakit dan nyeri-nyeri yang samar-samar

m. Kaki-kaki yang bengkak

Ketika penyakit menjadi lebih berat, mungkin ada bengkak-bengak disekeliling mata, suatu

denyut jantung yang melambat, suatu penurunan temperatur tubuh, dan gagal jantung. Dalam

bentuknya yang amat besar, hipotiroid yang berat mungkin menjurus pada suatu koma yang

mengancam nyawa (miksedema koma). Pada seorang yang mempunyai hipotiroid yang berat,

suatu miksedema koma cenderung dipicu oleh penyakit-penyakit berat, operasi, stres, atau luka

trauma.

Kondisi ini memerlukan opname (masuk rumah sakit) dan perawatan segera dengan hormon-

hormon tiroid yang diberikan melalui suntikan di diagnosis secara benar, hipotiroid dapat dengan

mudah dan sepenuhnya dirawat dengan penggantian hormon tiroid. Pada sisi lain, hipotiroid

yang tidak dirawat dapat menjurus pada suatu pembesaran jantung (cardiomyopathy), gagal

jantung yang memburuk, dan suatu akumulasi cairan sekitar paru-paru (pleural effusion).

2.5  Patofisiologi

Hipotiroid dapat disebabkan oleh gangguan sintesis hormon tiroid atau gangguan pada

respon jaringan terhadap hormon tiroid. Sintesis hormon tiroid diatur sebagai berikut :

1.      Hipotalamus membuat Thyrotropin Releasing Hormone (TRH) yang merangsang hipofisis

anterior.

Page 4: Hip Oooooo

2.      Hipofisis anterior mensintesis thyrotropin (Thyroid Stimulating Hormone = TSH) yang

merangsang kelenjar tiroid.

3.      Kelenjar tiroid mensintesis hormon tiroid (Triiodothyronin = T3 dan Tetraiodothyronin = T4 =

Thyroxin) yang merangsang metabolisme jaringan yang meliputi: konsumsi oksigen, produksi

panas tubuh, fungsi syaraf, metabolisme protrein, karbohidrat, lemak, dan vitamin-vitamin, serta

kerja daripada hormon-hormon lain.

Hipotiroid dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Apabila

disebabkan oleh malfungsi kelenjar tiroid, maka kadar HT yang rendah akan disertai oleh

peningkatan kadar TSH dan TRH karena tidak adanya umpan balik negatif oleh HT pada

hipofisis anterior dan hipotalamus.

Apabila hipotiroid terjadi akibat malfungsi hipofisis, maka kadar HT yang rendah disebabkan

oleh rendahnya kadar TSH. TRH dari hipotalamus tinggi karena. tidak adanya umpan balik

negatif baik dari TSH maupun HT. Hipotiroid yang disebabkan oleh malfungsi hipotalamus akan

menyebabkan rendahnya kadar HT, TSH, dan TRH.

2.6  Gambaran Klinis

a.       Kelambanan, perlambatan daya pikir, dan gerakan yang canggung lambat

b.      Penurunan frekuensi denyut jantung, pembesaran jantung (jantung miksedema), dan penurunan

curah jantung.

c.       Pembengkakkan dan edema kulit, terutama di bawah mata dan di pergelangan kaki

d.      Penurunan kecepatan metabolisme, penurunan kebutuhan kalori, penurunan nafsu makan dan

penyerapan zat gizi dari saluran cema

e.       Konstipasi

f.       Perubahan-perubahan dalam fungsi reproduksi

g.      Kulit kering dan bersisik serta rambut kepala dan tubuh yang tipis dan rapuh

2.7  Pemeriksaan Diagnostik

a.       Untuk mendiagnosis hipotiroidisme primer, kebanyakan dokter hanya mengukur jumlah TSH

(Thyroid-stimulating hormone) yang dihasilkan oleh kel. hipofisis.

b.      Level TSH yang tinggi menunjukkan kelenjar tiroid tidak menghasilkan hormon tiroid yg

adekuat (terutama tiroksin(T4) dan sedikit triiodotironin(fT3).

Page 5: Hip Oooooo

c.       Tetapi untuk mendiagnosis hipotiroidisme sekunder dan tertier tidak dapat dgn hanya mengukur

level TSH.

d.      Oleh itu, uji darah yang perlu dilakukan (jika TSH normal dan hipotiroidisme masih disuspek),

sbb:

1.      free triiodothyronine (fT3)

2.       free levothyroxine (fT4)

3.      total T3

4.      total T4

5.      24 hour urine free T3

2.8  Penatalaksanaan Medis dan Komplikasi

Koma miksedema adalah situasi yang mengancam nyawa yang ditandai oleh eksaserbasi

(perburukan) semua gejala hipotiroidisme termasuk hipotermi tanpa menggigil, hipotensi,

hipoglikemia, hipoventilasi, dan penurunan kesadaran hingga koma. Kematian dapat terjadi

apabila tidak diberikan HT dan stabilisasi semua gejala. Dalam keadaan darurat (misalnya koma

miksedem), hormon tiroid bisa diberikan secara intravena.

Hipotiroidisme diobati dengan menggantikan kekurangan hormon tiroid, yaitu dengan

memberikan sediaan per-oral (lewat mulut). Yang banyak disukai adalah hormon tiroid buatan

T4. Bentuk yanglain adalah tiroid yang dikeringkan (diperoleh dari kelenjar tiroid hewan).

Pengobatan pada penderita usia lanjut dimulai dengan hormon tiroid dosis rendah, karena

dosis yang terlalu tinggi bisa menyebabkan efek samping yang serius. Dosisnya diturunkan

secara bertahap sampai kadar TSH kembali normal. Obat ini biasanya terus diminum sepanjang

hidup penderita.

Pengobatan selalu mencakup pemberian tiroksin sintetik sebagai pengganti hormon tiroid.

Apabila penyebab hipotiroidism berkaitan dengan tumor susunan saraf pusat, maka dapat

diberikan kemoterapi, radiasi, atau pembedahan.

Contoh Kasus : Seorang wanita, usia 28 tahun, BB 40 kg, TB 160 cm, Riwayat penyakit:

dua tahun yang lalu pasien pernah melakukan pengobatan di Puskesmas dengan keluhan ada

benjolan di leher depan dan nyeri tekan, pasien juga merasakan dada sering berdebar-debar

dan badannya tetap kurus.

Page 6: Hip Oooooo

Hasil pemeriksaan fisik jantungnyaa membesar, nadi <60 kali/menit, matanya exofthalmus,

benjolan di leher, dan rasa nyeri. Pemeriksaan laboratorium TSH <0,004µIU/ml, FT4 20µg/dl,

FT3 15pg/dl . Kemudian oleh dokter disarankan untuk melakukan pemeriksaan iodium radioaktif

dan fineddle aspiration biopsy (FNAB).

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1  Pengkajian

Dampak penurunan kadar hormon dalam tubuh sangat bervariasi, oleh karena itu lakukanlah

pengkajian terhadap ha1-ha1 penting yang dapat menggali sebanyak mungkin informasi antara

lain:

a.       Identitas pasien :

- Nama : Ny. Mona

-Umur : 28 tahun

-Jenis kelamin : Perempuan

-Pekerjaan : Pegawai swasta

-Berat badan : 40 kg

-Tinggi badan : 160 cm

b.      Keluhan utama :

-Sesak nafas

-Sulit menelan

-Pembengkakan  dan rasa nyeri pada leher

-Pasien nampak gelisah

- Pasien tidak nafsu makan

-Rasa capek/lelah

-Pasien intoleran terhadap dingin

-Sembelit

c.       Riwayat kesehatan  :

Page 7: Hip Oooooo

- Pernah melakukan pengobatan 2 tahun lalu dengan keluhan terdapat benjolan di leher depan dan nyeri saat ditekan.

d.      Kebiasaan hidup sehari-hari seperti:

1.      Pola makan

-Mengkonsumsi makanan yang kadar yodiumnya rendah, dan nafsu makan menurun

2.      Pola tidur

-Pasien sering tidur larut malam

3.      Pola aktivitas

-Pasien terlalu memforsir pekerjaan sehingga sering mengeluh kelelahan

e.       Pemeriksaan fisik mencakup :

1)      Sistem intergument, seperti : kulit dingin, pucat , kering, bersisik dan menebal,pertumbuhan

kuku buruk, kuku menebal, rambut kering, kasar, rambut rontok dan pertumbuhannya rontok.

2)      Sistem pulmonary, seperti : hipoventilasi, pleural efusi, dispenia

3)      Sistem kardiovaskular, seperti : bradikardi, disritmia, pembesaran jantung, toleransi terhadap

aktifitas menurun, hipotensi.

4)      Metabolik, seperti : penurunan metabolisme basal, penurunan suhu tubuh, intoleransi terhadap

dingin.

5)      Sistem musculoskeletal, seperti : nyeri otot, kontraksi dan relaksasi otot yang melambat.

6)      Sistem neurologi, seperti : fungsi intelektual yang lambat, berbicara lambat dan terbata-bata,

gangguan memori, perhatian kurang, bingung, hilang pendengaran, penurunan refleks tendom.

7)      Gastrointestinal, seperti : anoreksia, peningkatan berat badan, obstipasi, distensi abdomen.

8)      Psikologis dan emosional ; apatis, igitasi, depresi, paranoid, menarik diri/kurang percaya diri,

dan bahkan maniak.

f.       Pemeriksaan Penunjang :

1)      Pemeriksaan kadar T3 dan T4 pada pasien yaitu : Kadar T3 15pg/dl, dan kadar T4 20µg/dl.

2)      Pemeriksaan TSH (pada klien dengan hipotiroidisme primer akan terjadi peningkatan TSH

serum, sedangkan pada yang sekunder kadar TSH dapat menurun atau normal) : Kadar TSH

pada pasien tersebut yaitu <0,005µIU/ml,

g.      Pemeriksaan USG : Pemeriksaan ini bertujuan untuk memberikan informasi yang tepat tentang

ukuran dan bentuk kelenjar tiroid dan nodul h.

h.      Analisis Data :

Page 8: Hip Oooooo

1)      Gangguan persepsi sensorik (penglihatan) berdasarkan gangguan transmisi impuls sensorik

sebagai akibat oftalmopati

-Data yang didapat : fungsi intelektual yang lambat, berbicara lambat dan terbata-bata, gangguan

memori, perhatian kurang, bingung, hilang pendengaran, parastesia, penurunan refleks tendom.

2)      Penurunan curah jantung berdasarkan penurunan volume sekuncup sebagai akibat bradikardi,

hipotensi.

- Data yang didapat : bradikardi, disritmia, pembesaran jantung dan hipotensi.

3)      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berdasarkan  penurunan kebutuhan metabolisme,

dan napsu makan yang  menurun.

-Data yang didapat : anoreksia, obtipasi, distensi abdomen, hemoglobin menurun, dingin, pucat,

kering, bersisik dan menebal, pertumbuhan kuku buruk, serta kuku menebal.

4)      Pola nafas tidak efektif berdasarkan  penurunan tenaga/ kelelahan, ekspansi paru yang menurun,

dispnea.

                        - Data yang didapat : hipoventilasi, dispenia, efusi pleural

3.2  Diagnosa Keperawatan

a.       Gangguan persepsi sensorik (penglihatan) berdasarkan gangguan transmisi impuls sensorik

sebagai akibat oftalmopati.

b.      Penurunan curah jantung berdasarkan penurunan volume sekuncup sebagai akibat bradikardi,

dan hipoventilasi.

c.       Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berdasarkan penurunan kebutuhan metabolisme:

napsu makan menurun.

d.      Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelelahan dan penurunan proses kognitif.

e.       Perubahan suhu tubuh.

f.       Konstipasi berhubungan dengan penurunan gastrointestinal

g.      Pola napas tidak efektif berhubungan dengan depresi ventilasi

h.      Perubahan pola berpikir berhubungan dengan gangguan metabolisme dan perubahan status

kardiovaskuler serta pernapasan.

3.3 Intervensi

Page 9: Hip Oooooo

Dx 1. Gangguan persepsi sensorik (penglihatan) berdasarkan gangguan transmisi impuls sensorik

sebagai akibat oftalmopati.

Tujuan : agar pasien tidak mengalami penurunan visus yang lebih buruk dan tidak terjadi

trauma/cedera pada mata.

Intervensi :

1.      Anjurkan pada pasian bila tidur dengan posisi elevasi kepala.

2.      Basahi mata dengan borwater steril.

3.      Jika ada photophobia, anjurkan pasien menggunakan kacamata rayben

4.      Jika pasien tidak dapat menutup mata rapat pada saat tidur, gunakan plester non alergi.

5.      Berikan obat-obatan steroid sesuai program. Pada kasus-kasus yang berat, biasanya dokter

memberikan obat-obat untuk mengurangi edema seperti steroid dan diuretik.

Dx 2. Penurunan curah jantung berdasarkan penurunan volume sekuncup sebagai akibat

bradikardi, hipoventilasi.

Tujuan : agar fungsi kardiovaskuler tetap optimal yang ditandai dengan tekanan darah, dan irama

jantung dalam batas normal.

Intervensi :

1.      Pantau tekanan darah, denyut dan irama jantung setiap 2 jam untuk mengindikasi kemungkinan

terjadinya gangguan hemodinamik jantung seperti hipotensi, penurunan pengeluaran urine dan

perubahan status mental.

2.      Anjurkan pasien untuk memberitahu perawat segera bila pasien mengalami nyeri dada, karena

pada pasien dengan hipotiroid kronik dapat berkembang arteiosklerosis arteri koronaria.

3.      Kolaborasi pemberian obat-obatan untuk mengurangi gejalah-gejalah.

Obat yang sering digunakan adalah levotyroxine sodium.

Observasi dengan ketat adanya nyeri dada dan dispenia. Pada dosis awal pemberian obat

biasanya dokter memberikan dosis minimal, yang kemudian ditingkatkan secara bertahap setiap

2 – 3 minggu sampai ditemukan dosis yang tepat untuk pemeliharaan.

4.      Ajarkan kepada pasien dan keluarga cara penggunaan obat serta tanda-tanda yang harus

diwaspadai bila terjadi hipertiroid akibat penggunaan obat yang berlebihan.

Page 10: Hip Oooooo

Dx 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berdasarkan penurunan kebutuhan

metabolisme dan napsu makan menurun.

Tujuan : agar nutrisi pasien dapat terpenuhi dengan kriteria : berat badan bertambah,tekstur kulit

baik.

Intervensi :

1.      Dorong peningkatan asupan cairan

2.      Berikan makanan yang kaya akan serat

3.      Ajarkan kepada klien, tentang jenis -jenis makanan yang banyak mengandung air.

4.      Pantau fungsi usus

5.      Dorong klien untuk meningkatkan mobilisasi dalam batas-batas toleransi latihan.

6.      Kolaborasi : untuk pemberian obat pecahar dan enema bila diperlukan

Dx 4. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelelahan dan penurunan proses kognitif.

Tujuan : agar pasien dapat beristirahat.

Intervensi :

1.      Atur interval waktu antar aktivitas untuk meningkatkan istirahat dan latihan yang dapat ditolerir.

2.      Bantu aktivitas perawatan mandiri ketika pasien berada dalam keadaan lelah.

3.      Berikan stimulasi melalui percakapan dan aktifitas yang tidak menimbulkan stress.

4.      Pantau respon pasien terhadap peningkatan aktivitas.

Dx 5. Penurunan Suhu Tubuh.

Tujuan : Pemeliharaan suhu tubuh normal.

Intervensi :

1.      Berikan tambahan lapisan pakaian atau tambahan selimut.

2.      Hindari dan cegah penggunaan sumber panas dari luar (misalnya, bantal pemanas, selimut listrik

atau penghangat).

3.      Pantau suhu tubuh pasien dan melaporkan penurunannya dari nilai dasar suhu normal pasien.

4.      Lindungi terhadap hawa dingin dan hembusan angin.

Dx 6. Konstipasi berhubungan dengan penurunan gastrointestinal.

Tujuan : Pemulihan fungsi usus yang normal.

Page 11: Hip Oooooo

Intervensi :

1.      Dorong peningkatan asupan cairan.

2.      Berikan makanan yang kaya akan serat.

3.      Ajarkan kepada pasien, tentang jenis -jenis makanan yang banyak mengandung air.

4.      Pantau fungsi usus

5.      Dorong pasien untuk meningkatkan mobilisasi dalam batas-batas toleransi latihan.

6.      Kolaborasi : untuk pemberian obat pencahar dan enema bila diperlukan.

Dx 7. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan depresi ventilasi.

Tujuan : Perbaikan status respirasi dan pemeliharaan pola napas yang normal.

Intervensi :

1.      Pantau frekuensi; kedalaman, pola pernapasan; oksimetri denyut nadi dan gas darah arterial.

2.      Dorong pasien untuk napas dalam dan batuk.

3.      Berikan obat (hipnotik dan sedatip) dengan hati-hati.

4.      Pelihara saluran napas pasien dengan melakukan pengisapan dan dukungan ventilasi jika

diperlukan.

Dx 8. Perubahan pola berpikir berhubungan dengan gangguan metabolisme dan perubahan status

kardiovaskuler serta pernapasan.

Tujuan : Perbaikan proses berpikir

Intervensi :

1.      Orientasikan pasien terhadap waktu, tempat, tanggal dan kejadian disekitar dirinya.

2.      Berikan stimulasi lewat percakapan dan aktifitas

3.      Jelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa perubahan pada fungsi kognitif dan mental

merupakan akibat dan proses penyakit .

3.4  Pertanyaan

1.      Jenis makanan apa yang dapat menyebabkan (yang dihindari) hipotiroid ?

Jawaban : Makanan yang dapat menyebabkan hipotiroid yaitu makanan yang berjenis goitrogen,

hal ini dapat mengganggu fungsi kerja tiroid dan dapat memicu terjadinya pembesaran kelenjar

tiroid (gondok). Tidak semua jenis makanan goitrogen yang harus dihindari penderita hipotiroid,

Page 12: Hip Oooooo

namun ada dua jenis makanan goitrogen, antara lain : a) Kacang kedelai, karena kacang kedelai

mengandung kadar isoflavon yang tinggi.  b) Glutein, ditemukan dalam biji-bijian, seperti

gandum, barley, rye, dan oat. Selain itu juga makanan yang mengandung goitrogen yaitu brokoli,

kembang kol, dan kubis brussel.

2.      Jelaskan proses penurunan gastrointestinal pada hipotiroid ?

Jawaban : Gondok adalah pembesaran kelenjar tiroid. Pada defisiensiyodiurn terjadi gondok

karena sel-sel tiroid menjadi aktif berlebihan

dan hipertrofik dalarn usaha untuk menyerap sernua yodium yang

tersisa dalam darah. Kadar HT yang rendah akan disertai kadar TSH

dan TRH yang tinggi karena minimnya umpan balik. Kekurangan

yodium jangka panjang dalam makanan, menyebabkan pembesaran

kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme goitrosa). Karena

sebab-sebab yang telah dijelaskan maka akan terjadi gangguan

metabolisme. Dengan adanya gangguan metabolisme ini,

menyebabkan produksi ADP dan ATP akan menurun sehingga

menyebabkan kelelahan serta terjadinya penurunan fungsi pernapasan

yang berujung pada depresi ventilasi dan timbul dispenia, kemudian

pada tahap lebih lanjut kurangnya jumlah ATP dan ADP dalam tubuh

juga berdampak pada sistem sirkulasi tubuh terutama jantung karena

suplai oksigen ke jantung ikut berkurang dan terjadilah bradikardi,

disritrmia dan hipotensi. Gangguan pada sistem sirkulasi juga dapat

menyebabkan gangguan pada sistem neurologis yaitu berupa terjadinya

gangguan kesadaran karena suplai oksigen yang menurun ke otak.

Selain itu gangguan metabolisme juga menyebabkan gangguan

pada fungsi gastrointestinal dan pada akhirnya dapat menyebabkan

menurunnya fungsi peristaltik usus sehingga menimbulkan konstipasi

(susah BAB). Metabolisme yang terganggu juga berdampak pada

turunnya suhu tubuh karena produksi kalor yang menurun sehingga

terjadi intoleransi suhu dingin.

Page 13: Hip Oooooo

3.      Sebutan lain dari penyakit hipotiroid ?

Jawaban: Penyakit hiptiroid disebut juga dengan penyakit Hashimoto’s thyroiditis (radang

tiroid/gondok), dimana system imun/antibody penderita hipotiroid akan menyerang dan

memusnahkan sendiri tiroid tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan HT disertai peningkatan

kadar TSH dan TRH akibat umpan balik negatif yang minimal. Penyebab lain yaitu karena

pengobatan terhadap hipertiroid, akibat hormon tiroid yang terlalu tinggi atau obat-obatan lain.

4.      Pemberian obat yang dianjurkan dan dihindari oleh penderita hipotiroid ?

Jawaban : Dari berbagai macam jenis obat, salah satu dari  dua obat-obatan yang tersedia

dipasaran dan di anjurkan yaitu: Obat-obatan obat-obatan yang yang mengandung hormon tiroid

atau dapat merangsang produksi hormon tiroid, seperti ; obat Levothyroxine yang mana

dipasaran sedia dengan nama Euthyrox Merck. Selain itu, ada juga obat Tefor. Pemberian antara

obat-obat tersebut selisih minimal 4 jam. Dalam pemberian obat hipotiroid ini harus perut dalam

kedaaan kosong. Sedangkan obat-obatan yang harus dihindari yaitu obat-obatan yang

mengandung zat besi atau antasid, hal ini karena dapat mengganggu penyerapan. Obat-obatan

tersebut antara lain : Mehimazole (Tapazole), Propylthiouracil (PTU). Selain itu obat-obatan

yang harus di hindari oleh bayi yauitu obat PTU.

Diposkan oleh Silvia Hidayanti di 12:23 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

0 komentar:

Poskan Komentar

Link ke posting ini

Buat sebuah Link

Posting Lebih Baru Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)

My Calendar

Pengikut

Page 19: Hip Oooooo

Share It

Arsip Blog

▼   2012 (24) o ►   Juni (2)

PENATALAKSANAAN KUSTA Acute Respiratory Distress Syndrome

o ►   Mei (3) SAVE MOTHERHOOD ASKEP TUMOR TULANG ASKEP ACITES berhubungan dengan DBD

o ►   April (5) KOMUNITAS (Penyediaan Air Bersih) ASKEP LEUKEMIA ASKEP FRAMBUSIA ASKEP STROKE Etnografi Papua (Pulau Enggros/Injeros)

o ▼   Januari (14) PEMASANGAN INFUS Nursing_StarAlight: BIOKIMIA

KARBOHIDRAT TUGAS MATAKULIAH PANCASILA BIOKIMIA KARBOHIDRAT BIOKIMIA UJI PROTEIN TUGAS KELOMPOK MATAKULIAH

AGAMA PERAN DAN FUNGSI PERAWAT SERTA

TEKNIK PEMBERIAN OB...

Page 20: Hip Oooooo

ASKEP DIARE CLONING Keperawatan Gigi dan Mulut ASKEP SIROSIS HATI Tanda dan Gejala Malaria ASKEP EDEMA PARU ASKEP HIPOTIROID

Penyejuk Qalbu

Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua syurga. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?. Kedua syurga itu mempunyai pohon-pohonan dan buah-buahan. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yg kamu dustakan?. Didalam kedua syurga itu ada dua buah mata air yang mengalir. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?. Didalam kedua syurga itu terdapat segala macam buah-buahan yang berpasangan. Maka nikmat Tuhan yang manakah yang kamu dustakan?. Mereka bertelekan diatas permadani yang sebelah dalamnya dari sutera dan buah-buahan dikedua syurga itu dapat (dipetik) dari dekat. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?. Didalam syurga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni syurga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?. Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan. maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?. Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)._"Q.S Ar Rahman (46-60)"_

Entri Populer

BIOKIMIA UJI PROTEIN

REAKSI UJI PROTEIN I.                    TUJUAN PERCOBAAN       Untuk mempelajari cara identifikasi protein dengan memanfaatkan i...

ASKEP SIROSIS HATI

BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1   Definisi Sirosis Hepatis (Sirosis Hati) Sirosis hati adalah penyakit hati menahun yang men...

Video

MP3

Page 22: Hip Oooooo

Perawat Hati

Caring for your heart

Beranda Download BEM Profile My Campus Blog My Camps Web

Blog iniDi-link Dari SiniWeb

Blog ini   

 

Di-link Dari Sini   Web   Selasa,01

0

Askep Hipotiroid

 KONSEP DASAR PENYAKIT

1.         Definisi / pengertian

a.       Hipotiroidisme adalah suatu keadaan dimana kelenjar tiroid kurang aktif dan menghasilkan

terlalu sedikit hormon tiroid. Hipotiroid yang sangat berat disebut miksedema.

Page 23: Hip Oooooo

b.      Hipotiroid (hiposekresi hormon tiroid) adalah status metabolik yang diakibatkan oleh kehilangan

hormon tiroid (Baradero,2009).

2.         Epidemiologi

Sebelum Perang Dunia II banyak penyelidik di Indonesia menemukan kretin. Abu Hanifah

menemukan di daerah Kuantan 0,15% kretin di antara 50.000 penduduk. Pfister (1928)

menemukan pada suku Alas 17 kretin, 57 kretinoid dan 11 kasus yang meragukan dari 12.000

penduduk; jumlah semuanya meliputi 0,73%. Eerland (1932) menemukan 126 kretin di Kediri

dan banyak kretinoid, sedangkan Noosten (1935) menemukan juga kretin di Bali.

3.         Penyebab

Penyebab yang paling sering ditemukan adalah Tiroiditis Hashimoto.

Pada tiroiditis Hashimoto, kelenjar tiroid seringkali membesar dan hipotiroidisme terjadi

beberapa bulan kemudian akibat rusaknya daerah kelenjaryang masih berfungsi.  Penyebab

kedua tersering adalah pengobatan terhadap hipertiroidisme. Baik yodium radioaktif maupun

pembedahan cenderung menyebabkan hipotiroidisme. Kekurangan yodium jangka panjang

dalam makanan, menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme

goitrosa).

4.        Patofisiologi terjadinya penyakit

Untuk memproduksi dan mensekresi hormon tiroid memerlukan iodine. Produksi hormon tyroid

tergantung sekresi TSH dan ingesti iodine yang adekuat. Hipotalamus mengatur sekresi TSH

melalui sistem negatif feedback. Bila kekurangan iodine atau produksi hormon tyroid terhambat

dapat mengakibatkan pembesaran kelenjar tyroid sebagai dampak dari sekresi TSH yang

berlebihan sebagai kompensasi untuk meningkatkan sekresi hormon tyroid. Penurunan hormon

tyroid dapat menyebabkan :

Basal metabolisme rate menurun, motilitas saluran cerna menurun, Bradikardia, produksi panas

menurun, fungsi neurologi menurun. Metabolisme lemak menurun serum kolesterol &

trigliserid meningkat aterosklerosis dan penyakit jantung koroner Penurunan  sel darah

merah

5.         Klasifikasi

Secara klinis dikenal 3 hipotiroidisme, yaitu :

a.         Hipotiroidisme sentral, karena kerusakan hipofisis atau hypothalamus

b.          Hipotiroidisme primer apabila yang rusak kelenjar tiroid

Page 24: Hip Oooooo

c.         Karena sebab lain, seperti farmakologis, defisiensi yodium, kelebihan yodium, dan resistensi

perifer.

Yang paling banyak ditemukan adalah hipotiroidisme primer. Oleh karena itu, umumnya

diagnosis ditegakkan berdasar atas TSH meningkat dan fT4 turun. Manifestasi klinis

hipotiroidisme tidak tergantung pada sebabnya.

Hipotiroidisme terbagi atas 2 berdasarkan penyebabnya, yaitu :

1. Bawaan (kretinisme)

a. Agenesis atau disgenesis kelenjar tiroidea.

b. Kelainan hormogonesis

1) Kelainan bawaan enzim (inborn error)

2) Defisiensi yodium (kretinisme endemik)

3) Pemakaian obat-obat anti tiroid oleh ibu hamil (maternal)

2. Didapat

Biasanya disebut hipotiroidisme juvenilis. Pada keadaan ini terjadi atrofi kelenjar yang

sebelumnya normal. Panyebabnya adalah

a. Idiopatik (autoimunisasi)

b. Tiroidektomi

c. Tiroiditis (Hashimoto, dan lain-lain)

d. Pemakaian obat anti-tiroid

e. Kelainan hipofisis.

f. Defisiensi spesifik TSH

Berdasarkan usia awitan Hipotiroidisme dapat diklasifikasikan menjadi :

1)      Hipotiroidisme Dewasa (Miksedema)

2)      Hipotiroidisme Juvenilis

Timbul sesudah usia 1-2 tahun.

3)      Hipotiroidisme Kongenital (Kretinisme)

Terjadi sebelum/segera sesudah lahir.

6.         Gejala klinis

1)        Gejala hipotiroidisme dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu yang bersifat umum karena

kekurangan hormon tiroid di jaringan, dan yang spesifik disebabkan karena penyakit dasarnya.

Page 25: Hip Oooooo

2)        Pada bayi baru lahir gejala sering belum jelas. Baru sesudah beberapa minggu gejala lebih

menonjol. Ikterus fisiologis biasanya lebih lama, kurang mau minum, sering tersedak, aktifitas

kurang, lidah yang besar dan sering menderita kesukaran pada pernafasan. Bayi dengan kelainan

ini jarang menangis, banyak tidur dan kelihatan sembab. Biasanya ada obstipasi, abdomen besar

dan ada hernia umbilikalis. Suhu tubuh rndah, nadi lambat dan kulitnya kering dan dingin.

Sering ditemukan anemia.

3)        Pada umur 3-6 bulan gejala makin jelas. Sekarang mulai kelihatan pertumbuhan dan

perkembangan lambat (retardasi mental dan fisis). Sesudah melewati masa bayi, anak akan

kelihatan pendek, anggota gerak pendek dan kepala kelihatan besar. Ubun-ubun besar terbuka

lebar. Jarak antara kedua mata (hipertelorisme). Mulut sering terbuka dan tampak lidah

membesar dan menebal. Pertumbuhan gigi terlambat dan gigi lekas rusak. Tangan agak lebar dan

jari pendek. Kulit kering tanpa keringat. Warna kulit kekuning-kuningan yang disebabkan oleh

karotenemia. Miksedema tampak jelas pada kelopak mata, punggung tangan dan genitalia

eksterna. Otot-otot biasanya hipotonik. Retardasi mental makin jelas. Suara biasanya parau dan

biasanya tidak dapat berbicara.

4)        Makin tua, anak makin terlambat dalam pertumbuhan dan perkembangan. Pematangan alat

kelamin terlambat atau sama sekali tidak terjadi.

5)        Keluhan utama yaitu kurang energi, manifestasinya sebagai lesu, lamban bicara, mudah lupa,

obstipasi. Metabolisme rendah menyebabkan bradikardia, tidak tahan dingin, berat badan naik

dan anoreksia. Kelainan psikologis meliputi depresi, meskipun nervositas dan agitasi dapat

terjadi. Kelainan reproduksi yaitu oligomenorea, infertil, aterosklerosis meningkat. Semua tanda

di atas akan hilang dengan pengobatan. Ada tambahan keluhan spesifik, terutama pada tipe

sentral. Pada tumor hipofisis mungkin ada gangguan visus, sakit kepala, dan muntah. Sedangkan

dari gagalnya fungsi hormon tropiknya, misalnya karena ACTH kurang, dapat terjadi kegagalan

faal korteks adrenal dan sebagainya.

7.      Pemeriksaan fisik

a. Inspeksi

1)   Ekspresi wajah tumpul

2)   Capek

3)   Mengantuk

4)   Berat badan meningkat

Page 26: Hip Oooooo

5)   Kelambanan mental

6)        Kurangnya pertumbuhan rambut

7)        Suara parau (seperti katak)

8)        Kulit bersisik

9)        Oedema seluruh tubuh

10)    Sakit kepala

11)    Mual

12)    Anoreksia

b.    Palpasi

-            Denyut nadi melemah

-            Konstipasi

c.  Aukskultasi

-            Detak jantung lambat

-            Tekanan darah menurun

d. Perkusi

-            Suara perut dullness

8.      Pemeriksaan diagnostik/penunjang

Pemeriksaan laboratorium

1)      Tes kadar TRH dilakukan untuk mengetahui kadar TSH

2)      Tes kadar T3 dan T4 dilakukan untuk mengetahui kadar T3 dan T4

3)      Tes gula darah dilakukan karena sehubungan dengan kerusakan adrenal

4)      Tiroid Autoantibodi untuk mengetahui antibodi tiroglobulin dan antibody mikrosomal

9.      Diagnosis/Kriteria diagnosis

-            Goitter

-            Miksidema

-            Degradasi mental

-            Kritinisme

-            Autoimunitas

-            Hipotensi

-            Hipotonik

10.  Terapi/ tindakan penanggulangan

Page 27: Hip Oooooo

Pada pengobatan hipotiroidisme yang perlu diperhatikan adalah dosis awal dan cara menaikkan

dosis tiroksin. Tujuan pengobatan hipotiroidisme adalah :

a. Meringankan keluhan dan gejala

b. Menormalkan metabolisme

c. Menormalkan TSH (bukan mensupresi)

d. Membuat T3 (dan T4) normal

e. Menghindarkan komplikasi dan resiko

Beberapa prinsip dapat digunakan dalam melaksanakan substitusi, yaitu makin berat

hipotiroidisme makin rendah dosis awal dan makin landai peningkatan dosis, dan geriatri

dengan angina pektoris, CHF, gangguan irama, dosis harus hati-hati.

Prinsip substitusi adalah mengganti kekurangan produksi hormon tiroid endogen pasien.

Indikator kecukupan optimal sel ialah kadar TSH normal. Dosis supresi tidak dianjurkan,

sebab ada risiko gangguan jantung dan densitas mineral. Tersedia L-tiroksin (T4), L-

triodotironin (T3) maupun pulvus tiroid. Pulvus tidak digunakan lagi karena efeknya sulit

diramalkan. T3 tidak digunakan sebagai substitusi karena waktu paruhnya pendek hingga

perlu diberikan beberapa kali sehari. Obat oral terbaik adalah T4

Tiroksin dianjurkan diminum pagi hari dalam keadaan perut kosong dan tidak bersama

bahan lain yang mengganggu serapan dari usus. Contohnya pada penyakit sindrom

malabsorbsi, short bowel syndrome, sirosis, obat (sukralfat, aluminium hidroksida,

kolestiramin, sulfas ferosus, kalsium karbonat).

Dosis rata-rata dari penggantian T4 pada orang-orang dewasa adalah kira-kira 1.6

mikrogram per kilogram per hari. Ini diterjemahkan kedalam kira-kira 100 sampai 150

mickograms per hari.

Anak-anak memerlukan dosis-dosis yang lebih besar.

Pada pasien-pasien yang muda dan sehat, jumlah yang penuh dari hormon pengganti T4

mungkin dimulai pada awalnya.

Pada pasien-pasien dengan penyakit jantung yang telah ada sebelumnya, metode dari

pengganti hormon ini mungkin memperburuk kondisi jantung yang mendasarinya pada

kira-kira 20% dari kasus-kasus.

Page 28: Hip Oooooo

Pada pasien-pasien yang lebih tua tanpa penyakit jantung yang diketahuinya, memulai

dengan suatu dosis penuh dari pengganti tiroid mungkin berakibat pada

penemuan/pembongkaran penyakit jantung, berakibat pada sakit/nyeri dada atau suatu

serangan jantung. Untuk sebab ini, pasien-pasien dengan suatu sejarah penyakit jantung

atau mereka yang dicurigai berada pada risiko yang tinggi dimulai dengan 25 mikrogram

atau kurang hormon pengganti, dengan suatu kenaikkan dosis yang berangsur-angsur

pada interva-interval 6 minggu.

Idealnya, pengganti T4 sintetik harus dikonsumsi pada pagi hari, 30 menit sebelum

makan. Obat-obat lain yang mengandung zat besi atau antasid-antasid harus dihindari,

karena mereka mengganggu penyerapan.

Apabila penyebab hipotiroidism berkaitan dengan tumor susunan saraf pusat, maka dapat

diberikan kemoterapi, radiasi, atau pembedahan.  

ASUHAN KEPERAWATAN

1.         Pengkajian

1).        Identitas  klien

Merupakan  biodata  klien  yang  meliputi  :  nama,  umur,  jenis  kelamin,  agama,  suku 

bangsa / ras,  pendidikan,  bahasa  yang  dipakai,  pekerjaan,  penghasilan  dan  alamat. 

2).        Keluhan  utama

Keluhan utama yaitu kurang energi, manifestasinya sebagai lesu, lamban bicara, mudah lupa,

obstipasi. Metabolisme rendah menyebabkan bradikardia, tidak tahan dingin, berat badan naik

dan anoreksia. Kelainan psikologis meliputi depresi, meskipun nervositas dan agitasi dapat

terjadi. Kelainan reproduksi yaitu oligomenorea, infertil, aterosklerosis meningkat.

3).        Riwayat  penyakit  sekarang

Pada orang dewasa, paling sering mengenai wanita dan ditandai oleh peningkatan laju metabolik

basal, kelelahan dan letargi, kepekaan terhadap dingin, dan gangguan menstruasi. Bila tidak

diobati, akan berkembang menjadi miksedema nyata.

Pada bayi, hipotiroidisme hebat menimbulkan kretinisme.

Pada remaja hingga dewasa, manifestasinya merupakan peralihan dengan retardasi

perkembangan dan mental yang relatif kurang hebat serta miksedema disebut demikian karena

Page 29: Hip Oooooo

adanya edematus, penebalan merata dari kulit yang timbul akibat penimbunan mukopolisakarida

hidrofilik pada jaringan ikat di seluruh tubuh.

4).        Riwayat  penyakit  dahulu

Hipotiroidisme tidak terjadi dalam semalam, tetapi perlahan selama berbulan-bulan, sehingga

pada awalnya pasien atau keluarganya tidak menyadari, bahkan menganggapnya sebagai efek

penuaan. Pasien mungkin kedokter ketika mengalami keluhan yang tidak khas seperti lelah dan

penambahan berat badan. Dokter akan meminta pemeriksaan laboratorium yang tepat, yaitu

kadar T4 rendah dan TSH yang tinggi, sehingga diagnosis hipotirodisme dapat diketahui pada

tahap awal ketika gejalanya masih ringan.

5).        Pemeriksaan fisik

Inspeksi

-            Ekspresi wajah tumpul

-            Capek

-            Mengantuk

-            Berat badan meningkat

-            Kelambanan mental

-            Kurangnya pertumbuhan rambut

-            Suara parau (seperti katak)

-            Kulit bersisik

-            Oedema seluruh tubuh

-            Sakit kepala

-            Mual

-            Anoreksia

Palpasi

-            Denyut nadi melemah

-            Konstipasi

Auskultasi

-            Detak jantung lambat

-            Tekanan darah menurun

Perkusi

-            Suara perut dullness

Page 30: Hip Oooooo

6).        Pemeriksaan Per Sistem

  Integumen

a)      Kulit kering, pecah-pecah, bersisik dan menebal

b)      Pembengkakan, tangan, mata dan wajah

c)      Tidak tahan dingin

d)     Pertumbuhan kuku buruk, kuku menebal

  Muskuloskeletal

a)      Volume otot bertambah, glossomegali

b)      Kejang otot, kaku, paramitoni

c)      Artralgia dan efusi sinovial

d)     Osteoporosis

e)      Pertumbuhan tulang terhambat pada usia muda

f)       Umur tulang tertinggal disbanding usia kronologis

g)      Kadar fosfatase alkali menurun

  Neurologik

a)      Letargi dan mental menjadi lambat

b)      Aliran darah otak menurun

c)      Kejang, koma, dementia, psikosis (gangguan memori, perhatian kurang, penurunan reflek

tendon)

d)     Ataksia (serebelum terkena)

e)      Gangguan saraf ( carfal tunnel)

f)       Tuli perseptif, rasa kecap, penciuman terganggu

  Kardiorespiratorik

a)      Bradikardi, disritmia, hipotensi

b)      Curah jantung menurun, gagal jantung

c)      Efusi pericardial (sedikit, temponade sangat jarang)

d)     Kardiomiopati di pembuluh. EKG menunjukkan gelombang T mendatar/inverse

e)      Penyakit jantung iskemic

f)       Hipotensilasi

g)      Efusi pleural

  Gastrointestinal

Page 31: Hip Oooooo

a)      Konstipasi, anoreksia, peningkatan BB, distensi abdomen

b)      Obstruksi usus oleh efusi peritoneal

c)      Aklorhidria, antibody sel parietal gaster, anemia pernisiosa

  Renalis

a)      Aliran darah ginjal berkurang, GFR menurun

b)      Retensi air (volume plasma berkurang)

c)      Hipokalsemia

  Hematologi

a)      Anemia normokrom normositik

b)      Anemia mikrositik/makrositik

c)      Gangguan koagulasi ringan

  Sistem endokrin

a)      Pada perempuan terjadi perubahan menstruasi seperti amenore / masa menstruasi yang

memanjang, menoragi dan galaktore dengan hiperprolaktemi

b)      Gangguan fertilitas

c)      Gangguan hormone pertumbuhan dan respon ACTH, hipofisis terhadap insulin akibat

hipoglikemi

d)     Gangguan sintesis kortison, kliren kortison menurun

e)      Insufisiensi kelenjar adrenal autoimun

f)       Psikologis / emosi : apatis, agitasi, depresi, paranoid, menarik diri, perilaku maniak

g)      Manifestasi klinis lain berupa : edema periorbita, wajah seperti bula (moon face), wajah kasar,

suara serak, pembesaran leher, lidah tebal, sensitifitas terhadap opioid, haluaran urin menurun,

lemah, ekspresi wajah kosong dan lemah.

2.         Diagnosa

1.         Ketidakseimbangan nutrisi  kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan

metabolisme tubuh.

2.         Hipotermia berhubungan dengan penurunan kecepatan metabolisme

3.         Konstipasi berhubungan dengan penurunan gastrointestinal (peristaltik)

Gangguan komunikasi verbal

Page 32: Hip Oooooo

Gangguan rasa nyaman (nyeri)

Intoleransi aktivitas

Page 33: Hip Oooooo

Gangguan komunikasi verbal

Gangguan rasa nyaman (nyeri)

Intoleransi aktivitas

Page 34: Hip Oooooo

Gangguan komunikasi verbal

Gangguan rasa nyaman (nyeri)

Intoleransi aktivitas

Page 35: Hip Oooooo

Gangguan komunikasi verbal

nyeri)Intoleransi aktivitas

    Perencanaan

      Diagnosa Keperawatan : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan penurunan metabolisme tubuh.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan kebutuhan

nutrisi klien adekuat

Intervensi : Energi Management

    Kaji kemampuan klien untuk beraktifitas

    Rencanakan aktivitas klien mempunyai energy cukup

    Berikan periode istirahat saat aktivitas

   Berikan asupan makanan dengan prinsip sedikit tapi sering

    Monitor intake nutrisi untuk memastikan kecukupan sumber energi

    Bantu klien  memenuhi kebutuhan keperwatan diri

     Diagnosa Keperawatan : Hipotermia berhubungan dengan penurunan kecepatan

metabolisme

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan suhu klien

normal antara 36,50C – 37,50C

Intervensi : Hipotermi treatment

a)    Monitor suhu tubuh pasien

b)   Monitor gejala yang berhubungan dengan hipotermi seperti : fatigue, kelemahan, 

bingung, perubahan warna kulit.

c)     Identifikasi faktor penyebab hipotermi

3. Diagnosa Keperawatan : Konstipasi berhubungan dengan penurunan

gastrointestinal (peristaltik)

Page 36: Hip Oooooo

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan tidak

terjadi penurunan gastrointestinal ditandai dengan bising usus normal antara 5-12x/menit

Intervensi : Management konstipasi

    Monitor tanda dan gejala konstsipasi

    Monitor perubahan BAB, frekuensi, konsistensi, bentuk, volume, dan warna

    Monitor bising usus

   Identivikasi faktor penyebab dan kontribusi konstipasi

    Dukung intake cairan

    Berikan enema/irigasi

    Instruksikan kepada pasien untuk memakan makanan berserat

0 komentar:

Poskan Komentar

Prev Next

Visitor

free statistik DSP

Categories

Askep (38) Askep Anak (7) Askep Jiwa (3) Askep KMB (23) Askep Maternitas (4) Kesehatan (5) Manajemen Keperawatan (5) Organisasi (7) Other (2) Seputar Perawat (5) Tips Sehat (2)

Page 38: Hip Oooooo

adalah mereka tidak sanggup mendengar.(QS. AL KAHFI:99-101)

widget lain

Calender

Free Calendar

Categories

Askep (38) Askep Anak (7) Askep Jiwa (3) Askep KMB (23) Askep Maternitas (4) Kesehatan (5) Manajemen Keperawatan (5) Organisasi (7) Other (2) Seputar Perawat (5) Tips Sehat (2)

My Pet

Arsip

▼   12 (56) o ►   06/10/12 (6)

Askep Gangguan Menstruasi Ballard Score Askep Osteomyelitis Askep Addison's Disease Askep Enchepalitis Fungsi Manajer dan Asisten Manajer Keperawatan

o ►   05/20/12 (7) Askep Asma Askep Diabetes Insipidius Definisi PERILAKU ORGANISASI :

Page 39: Hip Oooooo

PANDUAN LATIHAN KETERAMPILAN MANAJEMEN MAHASISWA (...

Askep CA Kulit Askep Harga Diri Rendah Askep Plasenta Previa

o ►   05/13/12 (9) Askep Hepatitis Askep Syndroma Guilain Barre Askep Post Partum Askep Anak Meningitis Askep Steven Johnson Sindrom Askep Ca Mamae Askep Hidrosefalus Askep Thalasemia Askep Chusing Sindrom

o ►   05/06/12 (1) Askep Epilepsi

o ▼   04/29/12 (14) Terapi Bermain Askep Kurang Energi Protein Kepemimpinan Dalam Keperawatan Manajemen Konflik Dalam Keperawatan BERUBAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN DALAM

KEPERAWATAN Askep Hipertiroid Askep Hipotiroid Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin Askep Gagal Jantung 6 Minuman Untuk Kesehatan Jantung Askep Anak Megacolon Aganglionik Hisprung Askep Anak Dengan Kejang Demam Sindromma Nefrotik Askep TBC

o ►   04/22/12 (16) Aspkep Appendiksitis Askep CA NasoFaring Diagnosis Keperawatan Yang Mungkin Muncul Pada Pas... Askep Diabetes Mellitus Pelaporan Penerapan Sistem Metode Asuhan Keperawat... SAP Diare Cara Sehat Menyapih Bayi Askep Schizofrenia Askep Halusinasi Contoh Diagnosis Keperawatan dan Intervensinya Dialisa Penggunaan Madu Sebagai Perawatan Luka