Hifema Yales

7
Hifema A. Definisi Hifema merupakan keadaan dimana terdapat darah di dalam bilik mata depan, yaitu daerah di antara kornea dan iris, yang dapat terjadi akibat trauma tumpul (gaya-gaya kontusif) yang merobek pembuluh darah iris atau badan siliar dan bercampur dengan humor aqueus (cairan mata) yang jernih. (Sidarta Ilyas, 2011) B. Epidemiologi Angka kejadian dari hifema traumatic diperkirakan 12 kejadian per 100.000 populasi, dengan pria terkena tiga sampai lima kali lebih sering daripada wanita. Lebih dari 70 persen dari hifema traumatic terdapat pada anak-anak dengan angka kejadian tertinggi antara umur 10 sampai 20 tahun. (Newanda,2006) C. Klasifikasi Berdasarkan penyebabnya hifema dibagi menjadi:

description

hifema

Transcript of Hifema Yales

Page 1: Hifema Yales

Hifema

A. Definisi

Hifema merupakan keadaan dimana terdapat darah di dalam bilik mata depan, yaitu

daerah di antara kornea dan iris, yang dapat terjadi akibat trauma tumpul (gaya-gaya

kontusif) yang merobek pembuluh darah iris atau badan siliar dan bercampur

dengan humor aqueus (cairan mata) yang jernih. (Sidarta Ilyas, 2011)

B. Epidemiologi

Angka kejadian dari hifema traumatic diperkirakan 12 kejadian per 100.000 populasi,

dengan pria terkena tiga sampai lima kali lebih sering daripada wanita. Lebih dari 70

persen dari hifema traumatic terdapat pada anak-anak dengan angka kejadian

tertinggi antara umur 10 sampai 20 tahun. (Newanda,2006)

C. Klasifikasi

Berdasarkan penyebabnya hifema dibagi menjadi:

1. Hifema traumatika adalah perdarahan pada bilik mata depan yang

disebabkan pecahnya pembuluh darah iris dan badan silier akibat trauma

pada segmen anterior bola mata.

2. Hifema akibat tindakan medis (misalnya kesalahan prosedur operasi mata).

3. Hifema akibat inflamasi yang parah pada iris dan badan silier, sehingga

pembuluh darah pecah.

Page 2: Hifema Yales

4. Hifema akibat kelainan sel darah atau pembuluh darah (contohnya juvenile

xanthogranuloma).

5. Hifema akibat neoplasma (contohnya retinoblastoma).(Sidarta Ilyas,2011)

Berdasarkan waktu terjadinya, hifema dibagi atas 2 yaitu:

1. Hifema primer, timbul segera setelah trauma hingga hari ke 2.

2. Hifema sekunder, biasanya timbul setelah 5-7 hari sesudah trauma.

Perdarahan lebih hebat dari yang primer. Oleh karena itu seorang dengan hifema

harus dirawat sedikitnya 5 hari. Perdarahan ulang terjadi pada 16 - 20% kasus

dalam 2 sampai 3 hari. Perdarahan sekunder ini terjadi oleh karena resorbsi dari

bekuan darah yang terjadi terlalu cepat, sehingga pembuluh darah tidak dapat waktu

cukup untuk regenerasi kembali.(Sidarta Ilyas,2011)

Hifema dibagi menjadi beberapa grade menurut Sheppard berdasarkan tampilan

klinisnya:

1. Grade I: darah mengisi kurang dari sepertiga COA (58%)

2. Grade II: darah mengisi sepertiga hingga setengah COA (20%)

3. Grade III: darah mengisi hampir total COA (14%)

4. Grade IV: darah memenuhi seluruh COA (8%)

Hifema ringan tidak mengganggu visus, tetapi apabila sangat hebat akan

mempengaruhi visus karena adanya peningkatan tekanan intra okuler.(Jack J

Kanski,2011)

Page 3: Hifema Yales

Gambar 2. Grade pada hifema (Jack J Kanski, 2011)

D. Etiologi

Hifema biasanya disebabkan oleh trauma tumpul pada mata seperti terkena

bola, batu, peluru senapan angin, dll. Selain itu, hifema juga dapat terjadi karena

kesalahan prosedur operasi mata. Keadaan lain yang dapat menyebabkan hifema

namun jarang terjadi adalah adanya tumor mata (contohnya retinoblastoma), dan

kelainan pembuluh darah (contohnya juvenile xanthogranuloma). (Purbo S

Widodo,2006)

Hifema yang terjadi karena trauma tumpul pada mata dapat diakibatkan oleh

kerusakan jaringan bagian dalam bola mata, misalnya terjadi robekan-robekan

jaringan iris, korpus siliaris dan koroid. Jaringan tersebut mengandung banyak

pembuluh darah, sehingga akan menimbulkan perdarahan. Perdarahan di dalam

bola mata yang berada di kamera anterior akan tampak dari luar. Timbunan darah ini

karena gaya berat akan berada di bagian terendah (Sidarta Ilyas,2011)

Page 4: Hifema Yales

E. Patofisiologi

Trauma tumpul yang mengenai mata dapat menyebabkan robekan pada

pembuluh darah iris, akar iris dan badan silier sehingga mengakibatkan perdarahan

dalam bilik mata depan. Iris bagian perifer merupakan bagian paling lemah. Suatu

trauma yang mengenai mata akan menimbulkan kekuatan hidraulis yang dapat

menyebabkan hifema dan iridodialisis, serta merobek lapisan otot spingter sehingga

pupil menjadi ovoid dan non reaktif. Tenaga yang timbul dari suatu trauma

diperkirakan akan terus ke dalam isi bola mata melalui sumbu anterior posterior

sehingga menyebabkan kompresi ke posterior serta menegangkan bola mata ke

lateral sesuai dengan garis ekuator. (Jack J Kanski,2011)

Hifema yang terjadi dalam beberapa hari akan berhenti, oleh karena adanya

proses homeostatis. Darah dalam bilik mata depan akan diserap sehingga akan

menjadi jernih kembali. Darah pada hifema dikeluarkan dari bilik mata depan dalam

bentuk sel darah merah melalui kanalis Schlemm dan permukaan depan iris.

Penyerapan melaui permukaan depan iris ini dipercepat dengan adanya kegiatan

enzim fibrinolitik yang berlebihan di daerah ini.

Sebagian hifema dikeluarkan dalam bentuk hemosiderin. Bila terdapat

penumpukkan hemosiderin pada COA, hemosiderin dapat masuk ke lapisan kornea,

menyebabkan kornea menjadi berwarna kuning, dan disebut hemosiderosis atau

imbibisi kornea. Zat besi di dalam bola mata dapat menimbulkan sederosis bulbi

yang bila didiamkan akan dapat menimbulkan ptisis bulbi dan kebutaan. Sedangkan

pada neovaskularisasi pada bekas luka operasi, ruptura bisa terjadi secara spontan

karena rapuhnya dinding pembuluh darah (Purbo S Widodo, Sidarta Ilyas, Vaughan,

2011)

F. Gejala Klinis

Pasien akan mengeluh nyeri pada mata disertai dengan epifora. Penglihatan pasien

kabur dan akan sangat menurun. Terdapat penumpukan darah yang terlihat dengan

mata telanjang bila jumlahnya cukup banyak. Bila pasien duduk, hifema akan terlihat

terkumpul di bagian bawah bilik mata depan, dan hifema dapat memenuhi seluruh

ruang bilik mata depan.

Selain itu, dapat terjadi peningkatan tekanan intra ocular, sebuah keadaan yang

harus diperhatikan untuk menghindari terjadinya glaucoma. Pada hifema karena

Page 5: Hifema Yales

trauma, jika ditemukan penurunan tajam penglihatan segera maka harus dipikirkan

kerusakan seperti luksasi lensa, ablasio retina, oedem macula (Sidarta Ilyas,2011)

Akibat langsung terjadinya hifema adalah penurunan visus karena darah

mengganggu media refraksi, kadang – kadang terlihat iridoplegia & iridodialisis.

Darah yang mengisi kamera okuli ini secara langsung dapat mengakibatkan tekanan

intraokuler meningkat akibat bertambahnya isi kamera anterior oleh darah. Kenaikan

tekanan intraokuler ini disebut glaukoma sekunder. Glaukoma sekunder juga dapat

terjadi akibat massa darah yang menyumbat jaringan trabekulum yang berfungsi

membuang humor aqueous yang berada di kamera anterior. Selain itu akibat darah

yang lama berada di kamera anterior akan mengakibatkan pewarnaan darah pada

dinding kornea dan kerusakan jaringan kornea. Terdapat pula tanda dan gejala yang

relative jarang: penglihatan ganda, blefarospasme, edema palpebra, midriasis,

anisokor pupil dan sukar melihat dekat (Jack J Kanski,2011)

Daftar Pustaka

1. Bag/SMF Ilmu Penyakit Mata Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

Surabaya. Pedoman Diagnosis dan Terapi RSU. Dr. Soetomo. Edisi III.

Surabaya 2006

2. Vaughan, Daniel; Oftalmologi Umum. Edisi tujuh belas. Jakarta: EGC. 2009

3. Ilyas, Sidarta. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga. 2008. Jakarta :

Balai

Penerbit FKUI

4. Ilyas,Sidharta. Ilmu Penyakit Mata. Edisi keempat. Balai Penerbitan FKUI.

Jakarta.2011

5. Kanski, Jack. : Clinical Opthalmology 7th .2011. Elsevier