Hifema Traumatik

24
TRAUMA TUMPUL PADA MATA Oleh: Billy Chandra Bhakti 0601116213 SMF BAGIAN MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO

Transcript of Hifema Traumatik

Page 1: Hifema Traumatik

TRAUMA TUMPUL PADA MATA

Oleh:

Billy Chandra Bhakti

0601116213

SMF BAGIAN MATA

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

2011

Page 2: Hifema Traumatik

Trauma Mata

Definisi

Struktur wajah dan mata sangat sesuai untuk melindungi mata dari cedera.  Bola

mata terdapat di dalam sebuah rongga yang dikelilingi oleh bubungan bertulang yang

kuat. Kelopak mata bisa segera menutup untuk membentuk penghalang bagi benda asing

dan mata bisa mengatasi benturan yang ringan tanpa mengalami kerusakan. Meskipun

demikian, mata dan struktur di sekitarnya bisa mengalami kerusakan akibat cedera,

kadang sangat berat sampai terjadi kebutaan atau mata harus diangkat. Cedera mata harus

diperiksa untuk menentukan pengobatan dan menilai fungsi penglihatan.

LUKA TUMPUL

Suatu benturan tumpul bisa mendorong mata ke belakang sehingga kemungkinan

merusak struktur pada permukaan (kelopak mata, konjungtiva, sklera, kornea dan lensa)

dan struktur mata bagian belakang (retina dan persarafan). Benturan tumpul juga bisa

menyebabkan patah tulang di sekeliling mata. Dalam 24 jam pertama setelah terjadinya

cedera, darah yang merembes ke dalam kulit di sekitar mata biasanya menyebabkan

memar (kontusio), biasanya disebut mata hitam. Jika suatu pembuluh darah di permukaan

mata pecah, maka permukaan mata akan menjadi merah. Perdarahan ini biasanya bersifat

ringan.1

Page 3: Hifema Traumatik

Kerusakan pada mata bagian dalam seringkali lebih serius dibandingkan

kerusakan pada permukaan mata. Perdarahan di dalam bilik anterior (hifema traumatik)

merupakan masalah yang serius dan harus segera ditangani oleh dokter spesialis

mata. Perdarahan berulang dan peningkatan tekanan di dalam mata bisa menyebabkan

kornea menjadi merah sehingga penglihatan menjadi berkurang dan meningkatkan resiko

terjadinya glaukoma.1

Darah bisa merembes ke dalam mata, iris bisa mengalami robekan atau lensa bisa

mengalami pergeseran. Perdarahan bisa terjadi di dalam retina, sehingga retina terlepas

dari jaringan di bawahnya. Pada awalnya, lepasnya retina menyebabkan timbulnya

gambaran kilatan cahaya atau bentuk tidak beraturan yang melayang-layang serta

menyebabkan pandangan kabur, kemudian penglihatan bisa menurun secara tajam. Pada

cedera yang hebat, bola mata bisa mengalami robekan.1

Kompres dingin bisa membantu mengurangi pembengkakan dan menghilangkan

nyeri pada mata hitam. Pada hari kedua, kompres hangat bisa membantu tubuh dalam

menyerap darah yang telah terkumpul.

Jika kulit di sekitar mata atau kulit pada kelopak mata mengalami robekan, bisa

dilakukan penjahitan. Cedera yang mengenai saluran air mata harus diatasi dengan

pembedahan mata. Jika terjadi robekan pada mata, diberikan obat pereda nyeri, obat

untuk menjaga agar pupil tetap melebar dan obat untuk mencegah infeksi. 

Biasanya digunakan perisai logam untuk melindungi mata dari cedera lebih lanjut. 

Kerusakan yang serius bisa menyebabkan penurunan fungsi penglihatan meskipun telah

dilakukan pembedahan. 

Penderita yang mengalami perdarahan di dalam mata akibat trauma harus

menjalani tirah baring. Diberikan obat untuk mengurangi peningkatan tekanan di dalam

mata (misalnya asetazolamid). Untuk mengurangi perdarahan kadang diberikan asam

aminokaproat. Obat-obat yang mengandung aspirin harus dihindari karena bisa

menyebabkan meingkatnya perdarahan di dalam mata.1, 3

TRAUMA TUMPUL KONJUNGTIVA

Page 4: Hifema Traumatik

Hematoma Kelopak

Hematoma palpebra yang merupakan pembengkakan atau penimbunan darah di

bawah kulit kelopak akibat pecahnya pembuluh darah palpebra

Hematoma kelopak merupakan kelainan yang sering terlihat pada trauma tumpul

kelopak. Trauma dapat akibat pukulan tinju, atau beda-benda keras lainnya. Keadaan ini

memberikan bentuk yang menakutkan pada pasien.

Bila perdarahan terletak lebih dalam dan mengenai kedua kelopak dan berbentuk

kaca mata hitam yang sedang dipakai, maka keadaan ini disebut sebagai hematoma kaca

mata. Hematoma kaca mata terjadi akibat pecahnya arteri oftalmika yang merupakan

tanda fraktur basis kranii. Pada pecahnya a. Oftalmika maka darah masuk kedalam kedua

rongga orbita melalui fisura orbita. Akibat darah tidak dapat menjalar lanjut karena

dibatasi septum orbita kelopak maka akan berbentuk gambaran hitam pada kelopak

seperti seseorang memakai kacamata.2,4

Edema Konjungtiva

Jaringan konjungtiva yang bersifat selaput lendir dapat menjadi kemotik pada

setiap keainannya, demikian pula akibat trauma tumpul. Bila kelopak terpajan ke dunia

luar dan konjungtiva secara langsung kena angin tanpa dapat mengedip, maka keadaan

ini telah dapat mengakibatkan edema pada konjungtiva.

Page 5: Hifema Traumatik

Kemotik konjungtiva yang berat dapat mengakibatkan papebra tidak menutup

sehingga bertambah rangsangan terhadap konjungtiva.

Pada edema konjungtica dapat diberikan dekongestan untuk mencegah

pembendungan cairan di dalam selaput lendir konjungtiva.

Hematoma subkonjungtiva

Hematoma subkongtungtiva terjadi akibat pecahnya pembuluh darah yang

terdapat pada atau di bawah konjungtiva, seperti arteri konjungtiva dan arteri episklera.

Pecahnya pembukuh darah ini dapat akibat batuk rejan, trauma tumpul basis krani, atau

pada keadaan pembuluh darah yang rentan dan mudah pecah. Pembukuh darah akan

rentan dan mudah pecah pada usia lanjut, hipertensi, arteriosklerose, konjungtiva

meradang (konjungtivitis), anemia, dan obat-obatan tertentu.

Bila peradangan ini terjadi akibat trauma tumpul maka perlu dipastikan bahwa

tidak terdapat robekan di bawah jaringan konjungtiva atau sklera. Kadang-kadang

hematoma subkonjungtiva menutupi keadaan mata yang lebih buruk seperti perforasi

bola mata. Bila tekanan bola mata rendah dengan pupil lonjong disertai tajam penglihatan

menurun dan hematoma subkonjungtiva maka sebaiknya dilakukan eksplorasi bila mata

untuk mencari kemungkinan adanya ruptur bulbus okuli.

Pengobatan dini pada hematoma subkonjungtiva akan hilang atau diabsorpsi

dalam 1-2 minggu tanpa diobati

TRAUMA TUMPUL KORNEA

Page 6: Hifema Traumatik

Edema kornea

Trauma tumpul yang keras atau cepat mengenai mata dapat mengakibatkan edema

kornea bahkan ruptur membran descemet. Edema kornea akan memberikan keluhan

penglihatan kabur dan terlihatnya pelangi sekitar bola lampu atau sumber cahaya yang

dilihat. Kornea akan terlihat keruh, dengan uji plasido yang positif. Edema kornea yang

berat dapat mengakibatkan masuknya serbukan sel radang dan neovaskularisasi ke dalam

jaringan stroma kornea.

Pengobatan yang diberikan adalah larutan hipertonik seperti NaCl 5% atau larutan

garam hipertonik 2-8%, glukose 40% dan larutan albumin.

Bila terdapat peninggian tekanan bola mata maka diberikan asetazolamida.

Pengobatan untuk menghilangkan rasa sakit dan memperbaiki tajam penglihatan dengan

lensa kontak lembek dan mungkin akibat kerjanya menekan kornea terjadi pengurangan

edema kornea.

Penyulit trauma kornea yang berat berupa terjadinya kerusakan M. Descemet

yang lama sehingga mengakibatkan keratopati bulosa yang akan memberikan keluhan

rasa sakit dan menurunkan tajam penglihatan akibat astigmatisme iregular.

Erosi kornea

Erosi kornea merupakan keadaan terkelupasnya epitel kornea yang dapat

diakibatkan oleh gesekan keras pada epitel kornea. Erosi dapat terjadi tanpa cedera pada

membran basal. Dalam waktu yang pendek epitel sekitarnya dapat bermigrasi dengan

cepta dan menutupi defek epitel tersebut.

Pada erosi pasien akan merasa sakit sekali akibat erosi merusak kornea yang

mempunyai serat sesibel yang banyak, mata berair, dengan blefarospasme, lakrimasi,

fotofobia, dan penglihatan akan terganggu oleh media kornea yang keruh.

Anastesi topikal dapat diberikan untuk memeriksa tajam penglihatan dan

menghilangkan rasa sakit yang sangat. Hati-hati bila memakai obat anestetik topikal

untuk menghilangkan rasa sakit pada pemeriksaan karena dapat menambah kerusakan

epitel.

Page 7: Hifema Traumatik

Epitel yang terkelupas atau terlipat sebaiknya dilepas atau dikupas. Untuk

mencegah infeksi bakteri diberikan antibiotika seperti antibiotika spektrum luas

neosporin, kloramfenikol dan sulfasetamid tetes mata. Akibat rangsangan yang

mengakibatkan spasme siliar maka diberikan siklo plegik aksi-pendek seperti

tropikamida. Pasien akan merasa lebih tertutup bila dibebat tekan selama 24 jam. Erosi

yang kecil biasanya akan tertutup kembali setelah 48 jam.

TRAUMA TUMPUL UVEA

Iridoplegia

Trauma tumpul pada uvea dapat mengakibatkan kelumpuhan otot sfingter pupil

atau iridoplegia sehingga pupil menjadi lebar atau midriasis.

Pasien akan sukar melihat dekat karena gangguan akomodasi, silau akibat

gangguan pengaturan masuknya sinar pada pupil

Pupil terlihat tidak sama besar atau anisokoria dan bentuk pupil dapat menjadi

iregular. Pupil ini tidak bereaksi terhadap sinar.

Iridoplegia akibat trauma akan berlangsung beberapa hari sampai beberapa

minggu

Pada pasien dengan iridoplegia sebaiknya diberu istirahat untuk mencegah

terjadinya kelelahan sfingter dan pemberian roboransia

Page 8: Hifema Traumatik

Iridodialisis

Trauma tumpul dapat megnakibatkan robekan pada pangkal iris sehingga bentuk

pupil menjadi berubah.

Pasien akan melihat ganda dengan satu matanya.

Pada iridodialisis akan terlihat pupil lonjong. Biasanya iridodialisis terjadi

bersama-sama dengan terbentuknya hifema.

Bila keluhan demikian maka pada pasien sebaiknya dilakukan pembedahan

dengan melakukan reposisi pangkal iris yang terlepas.

Hifema

Hifema atau darah di dalam bilik mata depan dapat terjadi akibat trauma tumpul

yang merobek pembuluh darah iris atau badan siliar.

Pasien akan mengeluh sakit, disertai dengan epifora dan blefarospasme.

Penglihatan pasien akan sangat menurun. Bila pasien duduk hifema akan terlihat

terkumpul di bagian bawah bilik mata depan, dan hifema dapat memenuhi seluruh ruang

bilik mata depan. Kadang-kadang terlihat iridoplegia dan iridodialisis.

Pengobatan dengan merawat pasien dengan tidur di tempat tidur yang ditinggikan

30 derajat pada kepala, diberi koagulasi, dan mata ditutup. Pada anak yang gelisah dapat

diberikan obat penenang. Asetazolamida diberikan bila terjadi penyulit glaukoma.

Biasanya hifema akan hilang sempurna. Bila berjalan penyakit tidak berjalan

demikian maka sebaiknya penderita dirujuk.

Page 9: Hifema Traumatik

Parasentesis atau mengeluarkan darah dari bilik mata depan dilakukan pada

pasien dengan hifema bila terlihat tanda-tanda imbibisi kornea, glaukoma sekunder,

hifema penuh dan berwarna hitam.

Glaukoma sekunder dapat pula terjadi akibat kontusi badan siliar berakibat suatu

reses sudut bilik mata sehingga terjadi gangguan pengaliran cairan mata.

Zat besi di dalam bola mata dapat menimbulkan siderosis bulbi yang bila

didiamkan akan dapat menimbulkan ftisis bulbi dan kebutaan.

Hifema spontan pada anak sebaiknya dipikirkan leukemia dan retinoblastoma.

TRAUMA TUMPUL PADA LENSA

Dislokasi lensa

Trauma tumpul lensa dapat mengakibatkan dislokasi lensa. Dislokasi lensa terjadi

pada putusnya zonula zinii yang akan mengakibatkan kedudukan lensa terganggu.

Subluksasi lensa

Subluksasi lensa terjadi akibat putusnya sebagian zonula zinii sehingga lensa

berpindah tempat. Subluksasi lensa dapat juga terjadi spontan akibat pasien menderita

kelainan pada zonula zinii yagn rapuh (Sindrom Marphan)

Akibat pegangan lensa pada zonula tidak ada maka lensa yang elastis akan

menjadi cembung, dan mata akan menjadi lebih miopik. Lensa yang menjadi sangat

Page 10: Hifema Traumatik

cembung mendorong iris ke depan sehingga sudut bilik mata tertutup. Bila sudut bilik

mata menjadi sempit pada mata ini mudah terjadi glaukoma sekunder.

Luksasi lensa anterior

Bila seluruh zonula zinii di sekitar ekuator putus akibat trauma maka lensa dapat

masuk ke dalam bilik mata depan. Akibat lensa terletak di dalam bilik mata depan ini

maka akan terjadi gangguan pengaluran keluar cairan bilik mata sehingga akan timbul

glaukoma kongestif akut dengan gejala-gejalanya.

Pasien akan mengeluh penglihatan menurun mendadak, disertai rasa sakit yang

sangat, muntah, mata merah dengan blefarospasme.

Terdapat injeksi siliar yang berat, edema kornea, lensa di dalam bilik mata depan.

Iris terdorong ke belakang dengan pupil yang lebar, tekanan bola mata yang tinggi.

Luksasi lensa posterior

Pada trauma tumpul yang keras pada mata dapat terjadi luksasi lensa posterior

akibat putusnya zonula zinni di seluruh lingkaran ekuator lensa sehingga lensa jatuh ke

dalam badan kaca dan tenggelam di dataran bawah polus posterior fundus okuli.

Pasien akan mengeluh adanya skotoma pada lapang pandangnya akibat lensa

mengganggu kampus.

Mata ini akan menunjukan gejala mata tanpa lensa atau afakia. Pasien akan

melihat normal dengan lesa + 12.0 dioptri untuk jauh, bilik mata depan dalam dan iris

termulans.

Katarak Trauma

Katarak akibat cedera pada mata dapat akibat trauma perforasi ataupun tumpul

terlihat sesudah beberapa hari ataupun tahun.

Pada trauma tumpul akan terlihat katarak subkapsular anterior ataupun posterior.

Kontusio lensa menimbulkan katarak seperti bintang, dan dapat pula dalam bentuk

katarak tercetak (imprintinh) yang disebut cicin Vossius.

Trauma tembus akan menimbulkan katarak yang lebih cepat, perforasi kecil akan

menutup dengan cepat akibat proliferasi epitel sehingga bentuk kekeruhan terbatas kecil.

Page 11: Hifema Traumatik

Trauma tembus besar pada lensa akan mengakibatkan terbentuknya katarak dengan cepat

disertai dengan terdapatnya masa lensa di dalam bilik mata depan

Pada keadaan ini akan terlihat secara histopatologik masa lensa yang akan

bercampur makrofag dengan cepatnya, yang dapat memberika bentuk endoftalmitis

fakoanafilaktik. Lensa dengan kapsul anterior saja yang pecah akan menjerat korteks

lensa sehingga akan mengakibatkan apa yang disebut sebagai cincin Soemering atau bila

epitel lensa berproloferasi aktif akan terlihat mutiara Elshing.

Bila terjadi pada anak sebaiknya dipertimbangkan akan kemungkinan terjadinya

ambliopia. Untuk mencegah ambliopia pada anak dapat dipasang lensa intra okular

primer atau sekunder.

TRAUMA TUMPUL RETINA DAN KOROID

Edema retina dan koroid

Trauma tumpul pada retina dapat mengakibatkan edema retina, penglihatan akan

sangat menurun. Edema retina akan memberikan warna retina yang lebih abu-abu akibat

sukarnya melihat jaringan koroid melalui retina yang sembab. Berbeda dengan oklusi

arteri retina sentral dimana terdapat edema retina kecuali daerah makula, sehingga pada

keadaan ini akan terlihat cherry red spot yang berwarna merah. Edema retina akibat

trauma tumpul juga mengakibatkan edema makula sehingga tidak terdapat cherry red

spot.

Pada trauma tumpul yang paling ditakutkan adalah terjadi edema makula atau

edema Berlin. Pada keadaan ini akan terjadi edema yang luas sehingga sleuruh polus

posterior fundus okuli berwarna abu-abu.

Umumnya penglihatan akan normal kembali setelah beberapa waktu, akan tetapi

dapat juga penglihatan berkurang akibat tertimbunnya daerah makula oleh sel pigmen

epitel.

Ablasi retina

Trauma diduga merupakan pencetus untuk terlepasnya retina dari koroid pada

penderita ablasi retina. Biasanya pasien telah mempunyai bakat untuk terjadinya ablasi

Page 12: Hifema Traumatik

retina ini seperti retina tipis akibat retinitis semata, miopia, dan proses degenerasi retina

lainnya.

Pada pasien akan terdapat keluhan seperti adanya selaput yang seperti tabir

mengganggu lapang pandangannya. Bila terkena atau tertutup daerah makula maka tajam

penglihatan akan menurun.

Pada pemeriksaan funduskopi akan terlihat retina yang berwarna abu-abu dengan

pembuluh darah yang terlihat terangkat dan bekelok-kelok.

TRAUMA KOROID

Ruptur koroid

Pada trauma keras dapat terjadi perdarahan subretina yang dapat merupakan

akibat ruptur koroid. Ruptur ini biasanya terletak di polus posterior bola mata dan

melingkar konsentris di sekitar papil saraf optik.

Bila ruptur koroid ini terletak atau mengenai daerah makula lutea maka tajam

penglihatan akan turun dengan sangat. Ruptur ini bila tertutup oleh perdarahan subretina

agak sukar dilihat akan tetapi bila darah tersebut telah diabsorpsi maka akan terlihat

bagian ruptur berwarna putih karena sklera dapat dilihat langsung tanpa tertutup koroid.

TRAUMA TUMPUL SARAF OPTIK

Avulsi papil saraf optik

Pada trauma tumpul dapat terjadi saraf optik terlepas dari pangkalnya di dalam

bola mata yang disebut sebagai avulsi papil saraf optik. Keadaan ini akan mengakibatkan

turunnya tajam penglihatan yang berat dan sering berakhir dengan kebutaan. Penderita ini

perlu dirujuk untuk dinilai kelainan fungsi retina dan saraf optiknya.

Optik neuropati traumatik

Trauma tumpul dapat mengakibatkan kompresi pada saraf optik, demikian pula

perdarahan dan edema sekitar saraf optik.

Page 13: Hifema Traumatik

Penglihatan akan berkurang setelah cedera mata. Terdapat reaksi defek aferen

pupil tanpa adanya keainan nyata pada retina. Tanda lain yang dapat ditemukan adalah

gangguan penglihatan warna dan lapangan pandang. Papil saraf optik dapat normal

beberapa minggu sebelum menjadi pucat.

Diagnosis banding penglihatan turun setelah sebuah cedera mata adalah trauma

retina, perdarahan badan kaca, trauma yang mengakibatkan kerusakan pada kiasam optik.

Pengobatan adalah dengan merawat pasien pada waktu akit dengan memberi

steroid. Bila penglihatan memburuk setelah steroid maka perlu dipertimbangkan untuk

pembedahan.

BENDA ASING 

Cedera mata yang paling sering mengenai sklera, kornea dan konjungtiva

disebabkan oleh benda asing. Meskipun kebanyakan bersifat ringan, tetapi beberapa

cedera bisa berakibat serius (misalnya luka tembus pada kornea atau infeksi akibat

sayatan maupun cakaran pada kornea). 

Penyebab tersering dari cedera pada permukaan mata adalah lensa kontak. 

Lensa yang tidak terpasang dengan benar, lensa yang terpasang terlalu lama, lensa yang

tidak dilepas ketika tidur, lensa yang tidak dibersihkan dan melepaskan lensa dengan

sekuat tenaga bisa menimbulkan goresan pada permukaan mata. Penyebab cedera

permukaan mata lainnya adalah pecahan kaca, partikel yang terbawa angin dan ranting

pohon. Pegawai yang di tempat kerjanya cenderung banyak memiliki pecahan-pecahan

kecil yang berterbangan di udara, sebaiknya menggunakan kacamata pelindung. 

Setiap cedera pada permukaan mata biasanya menyebabkan nyeri dan

menimbulkan perasaan ada sesuatu di mata. Gejala lainnya adalah kepekaan terhadap

cahaya, mata merah, perdarahan dari pembuluh darah pada permukaan mata atau

pembengkakan mata dan kelopak mata. Penglihatan bisa menjadi kabur. 

Benda asing di mata harus dikeluarkan. Agar benda asing terlihat lebih jelas dan untuk

melihat adanya goresan pada permukaan mata, bisa diberikan obat tetes mata khusus

yang mengandung zat warna fluoresensi. Kemudian diberikan tetes mata yang

mengandung obat bius untuk mematikan rasa di permukaan mata. Dengan menggunakan

alat penerangan khusus, benda tersebut bisa dibuang oleh dokter. Benda asing seringkali

Page 14: Hifema Traumatik

bisa diambil dengan menggunakan kapas steril yang lembab atau kadang dengan

mengguyur mata dengan air yang steril.

Jika benda asing menyebabkan goresan kecil pada permukaan kornea, diberikan

salep antibiotik selama beberapa hari. Goresan yang lebih besar memerlukan pengobatan

tambahan. Pupil diusahakan tetap melebar dengan pemberian obat, lalu dimasukkan

antibiotik dan mata ditutup dengan plester. Sel-sel pada permukaan mata berregenerasi

dengan cepat. Meskipun goresannya besar, penyembuhan akan berlangsung selama 1-3

hari. 3,5

 

Patofisiologi

Trauma tumpul yang mengenai mata dapat menyebabkan robekan pada pembuluh

darah iris, akar iris dan badan silier sehingga mengakibatkan perdarahan dalam bilik mata

depan. Iris bagian perifer merupakan bagian paling lemah. Suatu trauma yang mengenai

mata akan menimbulkan kekuatan hidraulis yang dapat menyebabkan hifema dan

iridodialisis, serta merobek lapisan otot spingter sehingga pupil menjadi ovoid dan non

reaktif. Tenaga yang timbul dari suatu trauma diperkirakan akan terus ke dalam isi bola

mata melalui sumbu anterior posterior sehingga menyebabkan kompresi ke posterior serta

menegangkan bola mata ke lateral sesuai dengan garis ekuator. Hifema yang terjadi

dalam beberapa hari akan berhenti, oleh karena adanya proses homeostatis. Darah dalam

bilik mata depan akan diserap sehingga akan menjadi jernih kembali.4

Pemeriksaan Penunjang

- Laboratorium (tes fungsi hati, prothombin, trombosit dan waktu perdarahan)

- Pemeriksaan visus

- Pemeriksaan lampu celah

- Pemeriksaaan goneoskopi (untuk mencari pembuluh darah yang rusak dan resesif sudut)

Manajemen Terapi

Sampai sekarang masih terdapat konsep yang berbeda tapi yang penting dalam

penaganan hifema memberi pertolongan dan pengobatan secara cepat dan tepat sehingga

dapat mencegah atau mengurangi komplikasi. Istirahat total selama 5 hari untuk melihat

terjadinya hifema ulangan.

Page 15: Hifema Traumatik

Posisi berbaring 30-45° akan menyebabkan darah berkumpul di bawah dan akan

menurunkan tekanan darah sistemik sehingga mengurangi resiko hifema ulangan.5,7

Daftar Pustaka

Page 16: Hifema Traumatik

1. Purwadianto A, Sampurna B. Kedaruratan Mata. Dalam : Kedaruratan Medik edisi

revisi. Jakarta: Penerbit Binarupa Aksara; 2000: hal. 178-80.

2. Ilyas HS. Trauma tumpul. Dalam : Ilmu Penyakit Mata. edisi ketiga. Balai Penerbit

FKUI. Jakarta, 2004.

3. Ilyas HS. Trauma tumpul. Dalam : Ilmu Perawatan Mata. Sagung Seto. Jakarta, 2004.

4. Wijana N. Palpebra. Dalam : Ilmu Penyakit Mata. Cetakan kelima. Jakarta : 1989.

5. American Academy of Ophthalmology. Practical Ophthalmology 4th ed. San

Fransisco, USA, 1996 : 77 – 85

6. Wijana N. Dalam : Ilmu Penyakit Mata cetakan ke-6. Jakarta, 1993.

7. Sidarta I, dkk. Ilmu Penyakit Mata untuk Dokter Umum edisi 2. Jakarta, 2002.

8. Siti Fulina, Eye emergency.

http://medicalanswer.multiply.com/journal/item/9/Eye_Emergency, Jakarta, 2008.