Hidup dan mati dikuasai lidah nov2014, bonggas lt
Transcript of Hidup dan mati dikuasai lidah nov2014, bonggas lt
HIDUP DAN MATI
DIKUASAI LIDAH
Untuk Kalangan Sendiri
Bonggas L. Tobing
Jl. Perjuangan 9, Setiabudhi, Tj. Rejo, Medan 20122
2
I. PENDAHULUAN
Semua kita mengetahui bahwa ucapan atau kata-kata yang keluar dari mulut kita dikendalikan
oleh lidah. Banyak manusia yang menganggap remeh terhadap lidahnya, sehingga seenaknya
saja ia berkata-kata. Tetapi firman Tuhan dalam Alkitab mencatat: Hidup dan mati dikuasai
lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya (Ams. 18: 21)
; Tetapi tidak seorangpun
yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tidak terkuasai dan penuh
racun yang mematikan (Yak. 3: 7 - 8)
.
Ayat di atas menyatakan bahwa hidup dan mati seseorang ada hubungannya dengan lidahnya.
Dengan perkataan lain, lidah berkuasa untuk menentukan jalan hidup seseorang. Berarti, ada
kuasa mematikan dan menghidupkan di dalam ucapan seseorang. Begitu buas kuasa itu sehingga
tidak dapat dijinakkan dan dapat mematikan kehidupan manusia.
Dalam kitab Bilangan 22-24 dicatat tentang seorang yang bernama Bileam. Bileam disuruh raja
Moab untuk pergi mengutuki orang Israel. Di tengah perjalanan, malaikat Tuhan mencegat
Bileam, dan meminta Bileam mengurungkan rencananya. Mengapa Tuhan memerintahkan
malaikatnya untuk menghalang-halangi Bileam? Tentu karena ada kuasa di dalam ucapan kutuk
yang hendak diucapkan Bileam itu. Seandainya kutuk yang akan diucapkan Bileam tidak ada
kuasanya, tentu Tuhan akan membiarkan Bileam melakukannya. Tetapi karena ada kuasa di
dalam ucapan kutuk itu, maka Tuhan memerintahkan malaikatnya untuk menghalang-halangi
Bileam mengucapkan kutuk itu.
Berikut ini akan ditunjukkan kuasa di dalam ucapan seseorang yang membawa kepada
kebinasaan dan juga kuasa di dalam ucapan seseorang yang membawa kepada kehidupan. Di
samping itu akan diberikan petunjuk untuk mengendalikan lidah, agar ucapan tidak membawa
kepada kebinasaan tetapi membawa kepada kehidupan.
II. UCAPAN YAKUB YANG MEMBAWA KEMATIAN RAHEL
Ketika Yakub meninggalkan mertuanya Laban, Rahel, isteri Yakub, mencuri dan
menyembunyikan terafim (dewa-dewi) ayahnya tanpa sepengetahuan Yakub (Kej. 31: 22–35).
Laban mengejar Yakub untuk meminta terafim itu kepada Yakub. Laban berkata kepada Yakub:
“Maka sekarang, kalau memang engkau harus pergi, semata-mata karena sangat rindu ke rumah
ayahmu, mengapa engkau mencuri dewa-dewaku?" Lalu Yakub menjawab Laban: "Aku takut,
karena pikirku, jangan-jangan engkau merampas anak-anakmu itu dari padaku. Tetapi pada siapa
engkau menemui dewa-dewamu itu, janganlah ia hidup lagi. Periksalah di depan saudara-saudara
kita segala barang yang ada padaku dan ambillah barangmu.” Sebab Yakub tidak tahu, bahwa
Rahel yang mencuri terafim itu.
Yakub mengucapkan:”Janganlah hidup (biarlah mati) orang yang mengambil terafim itu.”
Padahal yang mengambil terafim itu adalah Rahel, isterinya sendiri. Beberapa waktu kemudian
ucapan Yakub ini terjadi, Rahel meninggal ketika ia melahirkan Benjamin. Simaklah catatan
Alkitab di bawah ini:
Sesudah itu berangkatlah mereka dari Betel. Ketika mereka tidak berapa jauh lagi dari Efrata,
bersalinlah Rahel, dan bersalinnya itu sangat sukar. Sedang ia sangat sukar bersalin,
berkatalah bidan kepadanya: "Janganlah takut, sekali inipun anak laki-laki yang kaudapat."
Dan ketika ia hendak menghembuskan nafas--sebab ia mati kemudian--diberikannyalah nama
Ben-oni kepada anak itu, tetapi ayahnya menamainya Benyamin. Demikianlah Rahel mati, lalu
ia dikuburkan di sisi jalan ke Efrata, yaitu Betlehem. (Kej. 35: 16 - 19)
3
III. UCAPAN PARA PENGINTAI
Kitab Bilangan 13 & 14 mencatat bagaimana TUHAN menghukum orang Israel seturut dengan
ucapan mereka. Demikian ceriteranya:
Sebelum orang Israel memasuki tanah Kanaan, Musa mengutus 12 orang pengintai untuk
mengamat-amati tanah Kanaan itu. Setelah pengintai-pengintai itu selesai melaksanakan
tugasnya, mereka melaporkan hasil pengamatan mereka kepada Musa, Harun dan segenap umat
Israel. Sepuluh orang dari pengintai itu berkata: "Kami sudah masuk ke negeri, ke mana
kausuruh kami, dan memang negeri itu berlimpah-limpah susu dan madunya, dan inilah hasilnya.
Hanya, bangsa yang diam di negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu dan sangat besar,
juga keturunan Enak telah kami lihat di sana. Orang Amalek diam di Tanah Negeb, orang Het,
orang Yebus dan orang Amori diam di pegunungan, orang Kanaan diam sepanjang laut dan
sepanjang tepi sungai Yordan. Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka
lebih kuat dari pada kita." (Bil. 13: 31)
Artinya, kesepuluh orang pengintai ini mengucapkan
bahwa mereka tidak dapat memasuki tanah Kanaan karena orang-orang di sana lebih kuat dari
mereka.
Ucapan mereka ini membuat orang Israel gusar, takut dan ragu-ragu untuk memasuki tanah
Kanaan. Lalu segenap umat itu mengeluarkan suara nyaring dan menangis. Bersungut-sungutlah
semua orang Israel kepada Musa dan Harun; dan segenap umat itu berkata kepada mereka: "Ah,
sekiranya kami mati di tanah Mesir, atau di padang gurun ini! (Bil. 14: 1-2)
. Dalam hal ini,
orang banyak mengucapkan kata yang mengundang kematian!
Tetapi dua pengintai yang lain, yaitu Yosua dan Kaleb mencoba menenteramkan hati bangsa itu
di hadapan Musa, katanya: "Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti
akan mengalahkannya!" (Bil. 13: 30)
Mereka berkata kepada segenap umat Israel: "Negeri yang
kami lalui untuk diintai itu adalah luar biasa baiknya. Jika TUHAN berkenan kepada kita, maka
Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu dan akan memberikannya kepada kita, suatu
negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. Hanya, janganlah memberontak kepada
TUHAN, dan janganlah takut kepada bangsa negeri itu, sebab mereka akan kita telan habis.
Yang melindungi mereka sudah meninggalkan mereka, sedang TUHAN menyertai kita;
janganlah takut kepada mereka." (Bil. 14: 6 – 9)
Artinya, Kaleb dan Yosua menyatakan bahwa
bersama TUHAN mereka dapat mengalahkan penduduk tanah Kanaan.
Bagaimana akhirnya kehidupan mereka? Simaklah Kitab Bilangan 14: 28–30: Berfirmanlah
TUHAN kepada Musa dan Harun: “Katakanlah kepada mereka: Demi Aku yang hidup,
demikianlah firman TUHAN, bahwasanya seperti yang kamu katakan di hadapanKu,
demikianlah akan Kulakukan kepadamu. Di padang gurun ini bangkai-bangkaimu akan
berhantaran, yakni semua orang di antara kamu yang dicatat, semua tanpa terkecuali yang
berumur dua puluh tahun ke atas, karena kamu telah bersungut-sungut kepadaKu. Bahwasanya
kamu ini tidak akan masuk ke negeri yang dengan mengangkat sumpah telah Kujanjikan akan
Kuberi kamu diami, kecuali Kaleb bin Yefune dan Yosua bin Nun!
Kesepuluh orang pengintai dan orang-orang Israel yang bersungut-sungut itu tidak diijinkan
TUHAN memasuki tanah Kanaan, tetapi Kaleb dan Yosua diperbolehkan TUHAN memasuki
tanah Kanaan. Mereka meminta mati, matilah mereka! Kaleb dan Yosua menyatakan dapat
memasuki tanah Kanaan, masuklah mereka! Bagi mereka berlakulah sabda Tuhan Yesus:
“Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan dan menurut ucapanmu pula engkau akan
dihukum.” (Mat. 12 : 37)
4
Pengajaran lain yang kita peroleh dari cerita ini adalah, bahwa ucapan kesepuluh orang pengintai
itu tidak saja berakibat buruk bagi mereka tetapi juga berakibat buruk terhadap kehidupan orang
banyak.
IV. UCAPAN PENYAMUN
Ketika Tuhan Yesus tersalib, ada dua orang penyamun yang disalibkan bersama-sama dengan
Dia (Luk 23: 39 – 43). Seorang dari penjahat yang di gantung itu menghujat Tuhan Yesus,
katanya: "Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diriMu dan kami!" Tetapi yang
seorang menegor dia, katanya: "Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada TUHAN, sedang
engkau menerima hukuman yang sama? Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita
menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu
yang salah." Lalu ia berkata: "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja."
Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada
bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus."
Satu orang di antara penyamun itu berkata: “Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang
sebagai Raja.” Tuhan Yesus mengampuni penyamun ini dan berkata kepadanya: “Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam
Firdaus.” Ucapan penyamun itu menghantarkan dia memiliki hidup kekal bersama Tuhan Yesus!
V. MENGENDALIKAN LIDAH
Dalam Mat. 12: 34-35, tertulis: “………Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati. Orang
yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik dan orang yang
jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat.”
Berarti hati manusialah pengendali lidah. Apa yang berdiam di hati seseorang, itulah yang
menentukan kata-kata yang keluar dari lidahnya. Hati yang kotor akan membuat lidah kotor. Ada
tiga hal yang mengotori hati manusia, yaitu dosa, luka batin (akar pahit) dan roh-roh jahat. Ayat-
ayat di bawah ini akan menjelaskan bahwa ketiga hal tersebutlah yang mengotori hati manusia.
“Sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian,
pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat,
kesombongan, kebebalan.” (Mark. 7: 21– 22)
Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan
tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang.(
Ibr. 12:15)
"Apabila roh jahat keluar dari manusia, iapun mengembara ke tempat-tempat yang tandus
mencari perhentian. Tetapi ia tidak mendapatnya. Lalu ia berkata: Aku akan kembali ke rumah
yang telah kutinggalkan itu. Maka pergilah ia dan mendapati rumah itu kosong, bersih tersapu
dan rapih teratur. Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat dari padanya dan
mereka masuk dan berdiam di situ. Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk dari pada
keadaannya semula. Demikian juga akan berlaku atas angkatan yang jahat ini." (Mat. 12:43-45)
Oleh karena itu, dosa, akar pahit dan roh-roh jahat harus disingkirkan dari hati manusia. Hati
manusia hanya boleh ditempati TUHAN, agar lidah kita dikendalikan roh-roh yang dari
TUHAN. Bagaimana caranya?
5
TUHAN berfirman: “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia
akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” (1 Joh. 1: 9)
. Maka
penyucian hati dari dosa adalah dengan pertobatan dan pengakuan dosa kepada Tuhan Yesus.
Akar pahit disingkirkan dengan berusaha hidup damai dengan semua orang (Ibr. 12: 14) dan
mengampuni orang yang menimbulkan akar pahit itu. TUHAN berfirman: “Karena itu
hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu
sembuh…………..” (Yak. 5: 16)
Roh-roh jahat diusir dengan mengandalkan kuasa di dalam nama Tuhan Yesus, sebab kepada
orang-orang percaya telah diberi kuasa untuk mengusir roh-roh jahat. Tuhan berfirman: “Tanda-
tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi
namaKu….” (Mark. 16: 17)
Setelah melakukan ketiga hal di atas, undanglah Tuhan Yesus ke dalam hati. Mintalah roh-roh
yang dari Tuhan berdiam dalam hatimu, yaitu: roh hikmat, roh pengertian, roh keperkasaan, roh
takut akan Tuhan, roh pengenalan akan Tuhan (Yes. 11:2); roh kelemah lembutan (Gal. 6:1); roh
keberanian (2 Tim. 1:7); dan roh kasih (Ibr. 10:29).
VI. P E N U T U P
Ada beberapa pengajaran yang kita peroleh dari uraian di atas:
Pertama, ucapan dapat membawa berkat dan dapat juga membawa kebinasaan. “Karena menurut
ucapanmu engkau akan dibenarkan dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum.”(Mat. 12 :
37) Demi Aku yang hidup, demikianlah firman TUHAN, bahwasanya seperti yang kamu katakan
di hadapanKu, demikianlah akan Kulakukan kepadamu. (Bil.14:28)
Oleh karena itu janganlah berkata kepada anakmu: “Bodoh! Babi! Mati kau! Tu lombang ma ho!
Dang jadi tataponmu na tama!” Karena hal itu kelak akan terjadi dalam kehidupan anak itu.
Anak itu menjadi bodoh, tabiatnya seperti babi (merusak, karena babi biasanya merusak
tanaman), mati rohani dan hidup menderita, kecuali anak itu sudah bertobat dan hidup baru
dalam Tuhan Yesus. Jangan pula engkau berkata: “Matilah aku! Stres aku! Pening kepalaku!
Aku rela menderita asal menikah dengan kau!” Maka pada waktunya hal-hal itu akan terjadi:
engkau akan mati rohani, stres, pening dan menderita.
Kedua, ucapan seseorang tergantung kepada kondisi hati atau rohaninya. Jika hatinya dicemari
dosa, akar pahit dan roh-roh jahat, maka ucapannya akan membawa kepada kebinasaan. Oleh
karena itu, hati perlu disucikan dari dosa, akar pahit dan roh-roh jahat disingkirkan dengan cara
sebagai berikut:
a. Bertobat dan mengaku dosa kepada Tuhan Yesus.
b. Mengusir roh-roh jahat dari hati dengan kuasa Tuhan Yesus dan mengundang roh-roh yang
dari Tuhan Yesus (roh lemah lembut, roh kerendahan hati, roh hikmat, dsb.) ke dalam hati.
c. Mengampuni dan memberkati orang-orang yang melukai hati kita.
d. Menyerahkan lidah dikendalikan Roh Yesus, karena tidak ada orang yang mampu
mengendalikan lidahnya dengan kekuatan sendiri.
Ketiga, boleh jadi kehidupan Anda yang menyedihkan sekarang adalah akibat dari ucapanmu
sendiri atau kutukan orangtua atau kutukan orang lain. Jika Anda pernah dikutuki seseorang
supaya tidak mempunyai anak, maka hal itu dapat terjadi kemudian. Jika Anda pernah dikutuki
orangtua supaya mati, maka mati rohanilah Anda; dikutuki menjadi anak na so hasea (tidak
berguna), maka hidup Anda menjadi tidak berguna. Anda sering mengutuki diri sendiri dengan
6
kata: “Matilah aku! Bodoh kali aku!” Maka Anda akan mati rohani dan bodoh. Oleh karena itu,
batalkanlah semua ucapan-ucapan yang membawa celaka atau kutuk terhadap dirimu. Jika Anda
mau, panjatkanlah doa berikut ini:
Tuhan Yesus, saya mengaku berdosa, karena pada masa yang lalu saya pernah mengucapkan
……..………….. (sebutkan kata-kata kutuk itu) terhadap diriku sendiri (terhadap seseorang
bernama ………………… ). Saya menyesal telah mengucapkan semuanya itu. Berbelas
kasihanlah kepadaku, ampunilah dosaku itu dan basuhlah aku dengan darahMu yang maha
kudus itu. Semua roh jahat yang mengendalikan lidah dan bibirku selama ini, saya musnahkan
dalam nama Tuhan Yesus. Kudus-kanlah Tuhan lidah dan bibirku, Rohmulah yang kuijinkan
mengendalikannya. Ucapan kutuk itu saya batalkan dalam nama Tuhan Yesus. Tuhan Yesus,
gantilah kutuk itu dengan berkat sorgawi.
Tuhan Yesus, Engkau tahu juga bahwa saya pernah dikutuki seseorang bernama ………………....
(sebutkan nama orangnya). Dia pernah menyatakan ..………. kepadaku. Aku mau
mengampuninya, Tuhan. Ampuni dan berkatilah dia agar dia juga beroleh keselamatan dari
padaMu. Semua kutuk yang diucapkannya itu saya batalkan dalam nama Tuhan Yesus. Tuhan
Yesus, gantilah kutuk itu dengan berkat sorgawi.
Tuhan Yesus, terimakasih atas pengampunan yang kuterima dariMu. Terimakasih karena
Engkau rela mati memikul hukuman yang seharusnya kutanggung karena dosaku itu.
Terimakasih, karena kuasaMu membebaskan aku dari ikatan kutuk karena ucapanku maupun
karena ucapan orang lain. Mulai hari ini kepadaMu sajalah aku terikat. Bentuklah aku seturut
dengan kehendakMu. Amin.