Hidrosefalus LP
-
Upload
aibarneysoleha -
Category
Documents
-
view
44 -
download
3
Transcript of Hidrosefalus LP
LAPORAN PENDAHULUAN
DENGAN KASUS HIDROCEFALUS
A. KONSEP PENYAKIT
1. Definisi
Hidrosefalus adalah keadaan patofisiologi otak yang mengakibatkan
berkembangnya cairan (CSS) dengan atau pernah dengan tekanan
intrakranial yang meninggi sehingga terdapat pelebaran ruangan
tempat mengalirnya CSS.
Hidrosefalus adalah kelompok sindrom yang luas disebabkan oleh
ketidakseimbangan antara produksi, absorpsi atau aliran CSS.
(Buku Ajar Bedah, Bagian 2 hal 524)
Hidrosefalus obstruksi adalah tekanan CSS yang tinggi disebabkan
oleh obstruksi pada salah satu tempat antara pembentukan CSS oleh
pleksus koroidalis dan keluarga dari ventrikel IV melalui foramen
luschka dan magenalic.
Hidrosefalus komunikans ialah bila tekanan CSS yang meninggi tanpa
penyumbatan system ventrikel.
2. Etiologi
Kelainan bawaan
~ Stenois akuaduktur sylvil
~ Spina bifida dan kranium bifida
~ Sindrom dandy – walker
~ Kista aralnoid
~ Anomali pembuluh darah
Infeksi
Neoplasma
Perdarahan
3. Manifestasi Klinis
Pembesaran tengkorak
Muntah
Nyeri kepala
Edema pupil saraf otak II
Kepala terlihat besar bandingkan dengan tubuh
Ubun – ubun besar melebar, tidak menutup pada waktunya, tegang dan
menonjol
Dahi tampak melebar dan kulit kepala tipis, mengkilat
Terdapat cracked pada sign
Bola mata terdorong kebawah
Terdapat tanda mata yang disebut matahari terbenam
Lesi, nafsu makan
Terjadi gangguan kesadaran
Kejang
5. Komplikasi
6. Pemeriksaan Penunjang
Transimulasi
USG
Temografi, komputer (CT Scan)
Ventrikulografi
Menyuntikkan zat warna PSP kedalam ventrikel lateralis.
7. Penatalaksanaan
Ada 3 prinsip pengobatan Hidrocepalus, yaitu :
1) Mengurangi produksi CSS dengan merusak sebagian pleksus
koroidalis dengan tindakan reseksi (pembedahan) atau koahulasi, akan
tetapi hasilnya tidak memuakan. Obat azetasolamid (diamox)
dikatakan mempunyai kasiat inhibisi pembentukan CSS.
2) Memperbaiki hubungan antara tempat produksi CSS dengan tempat
absorpsi, yaitu menghubungkan ventrikel dengan sub avaknoid.
3) Pengeluaran cairan CSS kedalam organ ekstrakranial
a. Drainase ventrikulo – peritoneal
b. Drainase lombo – peritoneal
c. Drainase ventrikulo – pleura
d. Drainase ventrikulo – uretrostomi
e. Drainase ke dalam antrum mastoid
f. Cara yang dianggap terbaik yaitu mengalihkan CSS
kedalam vena jugularis dan jantung melalui kateter yang berventil
(holter valve) yang memungkinkan pengaliran CSS kesatu arah
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Identitas
Penyakit ini sering ditemukan pada bayi dan anak.
2. Keluhan Utama
Nyeri kepala, pusing.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Kaji apakah klien pernah mengalami infeksi cerebral.
4. Riwayat Penyakit Sekarang
nyeri kepala, kepala membesar, pusing, anorexia.
5. Pemeriksaan Body Sistem
a. Sistem pernafasan
Kaji apakah terdapat gangguan sirkulasi berupa dipsnea dan kaji pula
apakah ada stidor.
b. Sistem kardiovaskular
Kaji apakah terdapat gangguan pada sistem kardiovaskular.
c. Sistem persyarafan
Kaji apakah adanya gangguan kesadaran, lethargis, ataxia.
d. Sistem eliminasi uri
Kaji jumlah urine, terjadi inkontinental uri.
e. Sistem pencernaan / eliminasi alvi
Pada klien dengan kasus ini biasanya terjadi anorexia.
f. Sistem integumen dan
musculuskeletal
~ Kaji apakah terdapat kelemahan pada sistem muskuluskeletal
~ Kaji apakah ada perubahan warna pada kulit, khususnya pada kulit
kepala.
6. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan peningkatan TIK
2. Gangguan perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan dalam makan dan minum
3. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah
4. Resiko terjadinya dikubitus berhubungan dengan imobilisasi kepala
5. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
6. Konstipasi berhubungan dengan usus yang menurun.
7. Intervensi Keperawatan
1. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan peningkatan TIK
Tujuan
Kriteria hasil
:
:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x
24 jam pasien tidak mengalami peningkatan TIK.
~
peningkatan TIK
Intervensi
1) Observasi dengan cermat adanya tanda – tanda peningkatan TIK
R/ Mencegah keterlambatan tindakan.
2) Hindari pemasangan infus IV di vena kulit kepala bila pembedahan
akan dilakukan
R/ Prosedur tersebut akan mempengaruhi sisi IV.
3) Posisikan anak sesuai ketentuan
R/ Untuk mencega tekanan pada katup parau.
4) Hindari sedasi
R/ Tingkat kesadaran adalah indikator penting untuk peningkatan
TIK.
5) Jaga anak agar tetap berbaring datar, bila diinstruksikan
R/ Untuk membantu mencegah komplikasi karena penurunan
cairan intracranial yang terlalu cepat.
6) Ajari keluarga tentang tanda – tanda peningkatan TIK
dan kapan harus memberitahu praktisi kesehatan
R/ Untuk mencegah keterlambatan tindakan.
2. Resiko terjadinya dikubitus berhubungan dengan imobilisasi kepala
Tujuan
Kriteria hasil
:
:
~
~
~
Intervensi
1). Kepala pasien dengan bantal yang lembut
R/ Mengurangi rasa sakit.
2). Perhatikan agar kulit tetap kering dan bebas keringat
R/ Keringat dapat mengiritasi kulit.
3). Lakukan mika miki kepala setiap 2 jam dan setiap mengganti letak
kepala. Periksa alas bantal apakah basah
R/ Kepala yang tertekan lama dapat menyebabkan dikubitus.
4). Berikan perawatan kulit yang cermat
R/ Untuk mencegah kerusakan jaringan karena kelembaban.
5). Oleskan salep pada daerah yang sudah terlanjur lecet
R/ Mencegah terjadinya pelebaran luka.
6). Tutup luka dengan kasa tapi jangan diplester
R/ Jika plester diangkat dapat menimbulkan lecet pada kulit.
7). Berikan kompres pada daerah yang terlanjur luka jangan terlalu
basah membasahi daerah lainnya.
R/ Kompres yang terlalu basah dapat menyebabkan iritasi dan
ketidaknyamanan.
DAFTAR PUSTAKA
Arvin, Behrman Kliegman. Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15 vol 3. Jakarta
EGC : 2000.
Dwi Sutanegara. ILMU PENYAKIT DALAM. Edisi ketiga jilid I. Jakarta
FKUI. 1996
Dongoes, Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta, EGC : 1999
4. Patofisiologi
Kelainan bawaan~ Stenosis akuaduktus
sylvii~ Spina bifida dan kranium
bifida~ Sindrom dandy – walker~ Kista araknoid~ Anomali pembuluh darah
Infeksi
Perlekatan meningen
Obliterasi subaraknoid
Neoplasma
Tidak diangkat
Perdarahan
Didalam otak
Fibrosis lepto meningen
Penyumbatan
Aliran CSS terganggu
Hidrosefalus
Menyerang sistem persyarafan
Gangguan neurologi
TIK meningkat
Menekan SSP
Resiko cidera
Keadaan kepala membesar
Kulit kepala meregang
Tidak dapat menggerakkan kepala
Resiko dekubitus
Kurangnya pengetahuan dan informasi
Cemas
Kelemahan dalam makan dan minum
Gangguan perubahan nutrisi kurang dari
Kesadaran menurun
Imobilisasi
Peristaltik menurun
Konstipasi
Muntah
Kekurangan cairan
kebutuhan tubuh