HIDROCEPHALUS b.yuli.docx

24
HIDROCEPHALUS A. DEFINISI Hidrocephalus berasal dari bahasa Yunani “hydro” yang berarti air dan “cephalus” yang berarti kepala, jadi bisa disebut “kepala air”. Merupakan penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran cairan di dalam otak (cairan cerebrospinal) yang menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak dan menekan jaringan otak di sekitarnya yang terdiri dari syaraf-syaraf vital. Hidrocephaluas adalah pembesaran rongga intracranial yang disebabkan oleh akumulasi dari cairan cerebrospinal di dalam system ventricular yang menyebabkan ketidakseimbangan produksi dan absropsi dari cairan otak sehingga tekanan intracranial meningkat ( Karla L, 2005). B. KLASIFIKASI Klasifikasi hidrosefalus bergantung pada faktor yang berkaitan dengannya, berdasarkan : YULIATI/135070209111005/ PSIK B REGULER, NO. ABSEN 5

description

HIDROCEPHALUS

Transcript of HIDROCEPHALUS b.yuli.docx

Page 1: HIDROCEPHALUS b.yuli.docx

HIDROCEPHALUS

A. DEFINISI

Hidrocephalus berasal dari bahasa Yunani “hydro” yang berarti air dan

“cephalus” yang berarti kepala, jadi bisa disebut “kepala air”. Merupakan

penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran cairan di dalam otak (cairan

cerebrospinal) yang menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak dan

menekan jaringan otak di sekitarnya yang terdiri dari syaraf-syaraf vital.

Hidrocephaluas adalah pembesaran rongga intracranial yang disebabkan oleh

akumulasi dari cairan cerebrospinal di dalam system ventricular yang

menyebabkan ketidakseimbangan produksi dan absropsi dari cairan otak

sehingga tekanan intracranial meningkat ( Karla L, 2005).

B. KLASIFIKASI

Klasifikasi hidrosefalus bergantung pada faktor yang berkaitan dengannya, berdasarkan :

1. Gambaran klinis, dikenal hidrosefalus manifes (overt hydrocephalus) dan hidrosefalus

tersembunyi (occult hydrocephalus).

2. Waktu pembentukan, dikenal hidrosefalus kongenital dan hidrosefalus akuisita.

3. Proses terbentuknya, dikenal hidrosefalus akut dan hidrosefalus kronik.

4. Sirkulasi CSS, dikenal hidrosefalus komunikans dan hidrosefalus non komunikans :

a. Hydrocephalus non komunikan

Hydrocephalus yang terjadi karena akumulasi cairan yang ada disebabkan oleh

bendungan atau obstruksi dari aliran cairan otak atau cerebrospinal. Bendungan

ini terjadi diantara ventrikel ( yaitu yang memproduksi cairan cerebro spinal)

dengan bagian yang mengabsropsi cairan otak yaitu area subarachnoid.

YULIATI/135070209111005/ PSIK B REGULER, NO. ABSEN 5

Page 2: HIDROCEPHALUS b.yuli.docx

b. Hydrocephalus komunikan

Hydrocephalus yang terjadi karena gangguan absropsi dari cairan otak atau

produksi cairan cerebrospinal yang berlebihan dan penyebabnya ini masih belum

diketahui.

C. ETIOLOGI

1. Kelainan Bawaan

Hydrocephalus yang terjadi karena kelainan bawaan antara lain karena :

a. Stenosis akuaduktus sylvii

b. Spina bivida dan cranium bivida

c. Sindroma dandy – walker

d. Anomaly pembuluh darah

2. Infeksi

3. Neoplasma

4. Perdarahan

D. PATOFISILOGI

Karena kondisi cairan cerebrospinal yang tidak normal maka secara teoritis,

hydrocephalus terjadi akibat dari tiga mekanisme yaitu:

1. Produksi likuor yang berlebihan

2. Peningkatan resistensi aliran likuor

3. Peningkatan tekanan sinus venosa

Sebagai konsekuensi dari tiga mekanisme diatas maka terjadi peningkatan tekanan

intracranial untuk mempertahankan keseimbangan sekresi dan absorpsi. Mekanisme

Page 3: HIDROCEPHALUS b.yuli.docx

terjadinya dilatasi ventrikel cukup rumit dan berlangsung berbeda-beda tiap saat selama

perkembangan hydrocephalus.

Dilatasi ini terjadi akibat dari:

- Kompresi system serebrovaskuler

- Redistribusi dari likuor serebrospinalis atau cairan ekstraselular

- Perubahan mekanis dari otak

- Efek tekanan denyut likuor serebrospinalis

- Hilangnya jaringan otak

- Pepmbesaran volume tengkorak karena regangan abnormal sutura cranial

Produksi likuor yang berlebihan disebabkan tumor pleksus khoroid. Gangguan aliran

likuor merupakan awal dari kenanyakan kasus hydrocephalus. Peningkatan resistensi

yang disebabkan gangguan aliran akan meningkatkan tekanan likuor secara proporsional

dalam upaya mempertahankan resorbsi yang seimbang.

Peningkatan tekanan sinus vena mempunyai dua konsekuensi, yaitu peningkatan

tekanan vena kortikal sehingga menyebabkan volume vaskuler intrakranial bertambah

dan peningkatan tekanan intrakranial sampai batas yang dibutuhkan untuk

mempertahankan aliran likuor terhadap tekanan sinus vena yang relatif tinggi.

Konsekuensi klinis dari hipertensi vena ini tergantung dari komplians tengkorak.

Page 4: HIDROCEPHALUS b.yuli.docx

E. PATHWAY HIDROCEPHALUS

Produksi likuor berlebih Peningkatan resistensi aliran likuor Penekanan tekanan sinus venosa

Penumpukan cairan serebrospinal dlm ventrikel otak secara aktif (hydrocephalus)

Penatalaksanaan Peningkatan volume CSS

Pemasangan VP shuntKepala membesar Gangguan aliran darah ke

otak

Resiko infeksi

Kerusakan integritas jaringan

Kulit meregang hingga tipis,pasien tidak dapat bergerak atau menggerakkan kepala

Hambatan mobilitas fisik

Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak

Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan

Kurang informasi terhadap penyakit

Defisiensi pengetahuan

Penurunan fungsi neurologi

Tumbuh kembang anak terganggu

Krisis pada keluarga

Ansietas

Page 5: HIDROCEPHALUS b.yuli.docx

F. MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinis untuk hidrocepahalus terbagi atas :

a. Masa neonates atau infant

Karena pembesaran kepala yang abnormal pada neonates atau infant menyebabkan

lethargi, perubahan tingkat kesadaran,adanya spasitas pada ekstremitas bagian

bawah dan opisthotonus. Apabila hydrocephalus semakin berkembang maka pada

bayi akan terjadi kesulitan dalam mengisap susu atau pemberian makanan, muntah,

kejang, “sunset eyes”, adanya komplikasi pada kardiopulmonari seperti disrupsi atau

kerusakan pada fungsi kortikal dan batang otak bagian bawah.

b. Pada masa anak-anak

Manifestasinya adalah adanya peningkatan tekanan intrakranial yang berhubungan

dengan lesi fokal yang menekan otak sehingga pasien sering mengeluh pusing,

muntah, ataksia, iritabilitas, letargi dan pasien nampak bingung. Kadang-kadang

disertai dengan keluhan penglihatan ganda (diplopia) dan jarang dikuti penurunan

visus. Pada pasien anak dibawah 2 tahun keluhan yang muncul adalah ukuran kepala

yang membesar secara abnormal dan progresif. Makrokrania merupakan salah satu

tanda bila ukuran lingkar kepala lebih besar dari dua deviasi standar di atas ukuran

normal. Biasanya disertai empat gejala hipertensi intracranial lainnya yaitu fontanela

anterior yang sangat tegang, sutura cranium tampak atau teraba melebar. Kulit

kepala licin mengkilap dan tampak vena-vena superficial yang menonjol, fenomena

“matahari tenggelam” (sunset phenomenon).

Page 6: HIDROCEPHALUS b.yuli.docx

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG ATAU DIAGNOSTIK

Pada pasien dengan hydrocephalus dilakukan pemeriksaan antara lain:

1. Rontgen foto kepala

Pada pemeriksaan ini didapatkan pembesaran kepala, pelebaran sutura dan fontanela.

Selain itu dapat diketahui pula :

a. Hydrocephalus congenital/infantile, yaitu ukuran kepala,adanya pelebaran

sutura, tanda-tanda peningkatan tekanan intracranial kronik berupa imopressio

digitate dan erosi prossesus klionidalis podterior.

b. Hydrocephalus tipe juvenile/adult oleh karena sutura telah menutup maka dari

foto rontgen kepala diharapkan adanya gambaran kenaikan tekanan intracranial.

2. CT scan kepala

Pada hydrocephalus obstruktif didapatkan pelebaran dari ventrikel lateralis dan

ventrikel III. Dapat terjadi diatas ventrikel lebih besar dari occipital horns pada anak

yang besar. Pada hydrocephalus komunikans gambaran CT scan menunjukkan dilatasi

ringan dari semua sistem ventrikel termasuk ruang sub arachnoid di proksimal dari

daerah sumbatan.

3. Magnetig Resonance Imaging (MRI)

Untuk mengetahui kondisi patologis otak dan medulla spinalis dengan menggunakan

tehnik scanning dengan kekuatan magnet untuk membuat bayangan struktur tubuh.

4. Echoencephalogram

Pemeriksaan ini dilakukan untuk membandingkan ratio dari ventrikel ke korteks.

5. Ventriculogram

Untuk mengukur ventrikel dan kepatenan dari shunt jika sudah dilakukan pemasangan

shunt.

Page 7: HIDROCEPHALUS b.yuli.docx

6. Transimulasi

Syarat untuk transimulasi adalah fontanela masih terbuka, pemeriksaan ini dilakukan

dalam rangan yang gelap setelah pemeriksa beradaptasi selama 3 menit. Alat yang

dipakai lampu senter yang dilengkapi dengan rubber adaptor. Pada hidrosefalus, lebar

halo dari tepi sinar akan terlihat lebih lebar 1-2 cm.

7. Ultrasonografi

Dilakukan melalui fontanela anterior yang masih terbuka dan diharapkan dapat

menunjukkan sistem ventrikel yang melebar. Pendapat lain mengatakan pemeriksaan

USG pada penderita hydrocephalus ternyata tidak mempunyai nilai di dalam

menentukan keadaan sistem ventrikel, hal ini disebabkan oleh karena USG tidak dapat

menggambarkan anatomi sistem ventrikel secara jelas, seperti pada CT scan kepala.

8. Pemeriksaan darah

Dilakukan pemeriksaan elektrolit dan CBC (Complete blood count ) untuk mengetahui

adanya dehirasi karen terapi diuretic dan infeksi.

9. Lingkaran kepala

Diagnose hydrocephalus pada bayi dapat diketahui jika terdapat penambahan lingkar

kepala melampui satu atau lebih garis-garis kisi pada chart (jarak antara dua garis kisi 1

cm) dalam kurun waktu 2- 4 minggu. Pada anak yang besar lingkaran kepala dapat

normal hal ini disebabkan oleh karena hydrocephalus terjadi setelah penutupan sutura

secara fungsional. Tetapi jika hydrocephalus telah ada sebelum penutupan sutura

kranialis maka penutupan sutura tidak akan terjadi secara menyeluruh.

Page 8: HIDROCEPHALUS b.yuli.docx

H. PENATALAKSANAAN

Untuk penatalaksanaan dari pasien dengan hydrocephalus masuk dalam kategori “live

safing and live sustaining” yang berarti penyakit ini memerlukan diagnosis dini yang

dilanjutkan dengan tindakan pembedahan secepatnya. Keterlambatan akan

menyebabkan kecacatan dan kematian sehingga prinsip pengobatan hydrocephalus

harus memenuhi hal-hal berikut ini :

1. Obat-obatan

Pemberian obat-obatan ini dilakukan bila ternyata tindakan pembedahan

merupakan kontraindikasi. Diberikan obat azetasolamid (diamox) yang dapat

menghambat pembentukan cairan serebrospinal.

2. Tindakan pembedahan

Perawatan mungkin termasuk pembedahan untuk menyediakan pintasan / shunt

untuk drainase dari cairan yang berlebihan dari ventrikel ke ruang ekstrakranial

seperti peritoneum atau atrium kanan (pada anak-anak yang lebih tua).

Pengeluaran cairan serebrospinal ke dalam organ ekstrakranial lainnya antara lain:

Drainase lombo – peritoneal

Drainase ventrikel – pleural

Drainase ventrikel – uretrostomy

Drainase ke dalam anterium mastoid

Mengalirkan cairan serebrospinal ke dalam vena jugularis dan jantung

melalui kateter yang berventil (Holter Valve/katup Holter) yang

memungkinkan pengaliran cairan serebrospinal ke satu arah. Cara ini

merupakan cara yang dianggap terbaik, namun kateter harus diganti sesuai

dengan pertumbuhan anak dan harus diwaspadai terjadinya infeksi sekunder

dan sepsis.

 

Page 9: HIDROCEPHALUS b.yuli.docx

Tindakan bedah pemasangan selang pintasan atau drainase dilakukan setelah

diagnosis lengkap dan pasien telah di bius total. Dibuat sayatan kecil di

daerah kepala dan dilakukan pembukaan tulang tengkorak dan selaput otak,

lalu selang pintasan/shunt dipasang. Disusul kemudian dibuat sayatan kecil

di daerah perut, dibuka rongga perut lalu ditanam selang pintasan, antara

ujung selang di kepala dan perut dihubiungakan dengan selang yang ditanam

di bawah kulit hingga tidak terlihat dari luar.

Pengobatan modern atau canggih dilakukan dengan bahan shunt atau

pintasan jenis silicon yang awet, lentur, tidak mudah putus.

I. KOMPLIKASI

Komplikasi yang sering terjadi pada pasien hydrocephalus yang terpasang VP (Ventrikel-

Peritoneal ) shunt adalah:

1. Infeksi

Infeksi terjadi umumnya akibat dari infeksi saat pemasangan VP shunt. Infeksi

meliputi septic, endokarditis bacterial, infeksi luka, nefritis shunt, meningitis dan

ventrikulitis.

2. Malfungsi VP shunt

Disebabkan oleh obstruksi mekanik atau perpindahan di dalam ventrikel dari bahan-

bahan khusus (jaringan / eksudat ) atau ujung distal dari thrombosis sebagai akibat

dari pertumbuhan pasien. Obstruksi VP shunt sering menunjukkan kegawatan

dengan manifestasi klinis seperti peningkatan TIK (tekanan intracranial) dan sering

diikuti dengan status neurologis yang buruk.

3. Komplikasi lainnya adalah

- Abses abdominal

Page 10: HIDROCEPHALUS b.yuli.docx

Perforasi organ abdomen oleh kateter atau trokar ( pada saat pemasangan)

- Fistula hernia

- Ileus

J. ASUHAN KEPERAWATAN

a. Pengkajian

1. Biodata

Pengumpulan data demografi meliputi nama, usia perlu dikaji karena

Hydrocephalus sering terjadi pada bayi dan anak-anak. Jenis kelamin :

Sebagian besar terjadi pada anak laki-laki. Suku bangsa, agama, dan

pekerjaan.

2. Riwayat penyakit sekarang

Perdarahan otak yang berhubungan dengan kelahiran premature

3. Riwayat penyakit terdahulu

Antenatal : terjadi perdarahan ketika hamil

Natal : perdarahan saat melahirkan, trauma sewaktu lahir

Post natal : infeksi, meningitis, TBC, diare, neoplasma

4. Riwayat penyakit keluarga

b. Pemeriksaan fisik

B1 (Breathing) : didapatkan dispnea, ronchi, peningkatan frekuensi nafas

B2 (Blood) : pucat, peningkatan tekanan darah sistolik, penurunan nadi.

B3 (Brain) : sakit kepala, gangguan kesadaran, dahi menonjol dan mengkilat,

Pembesaran kepala, perubahan pupil, penglihatan ganda,

strabismus, tidak dapat melihat keatas “sunset eyes”, kejang.

B4 (Bladder): Oliguria

B5 (Bowel) : mual, muntah , malas makan

Page 11: HIDROCEPHALUS b.yuli.docx

B6 (Bone) : kelemahan, lelah, peningkatan tonus otot ekstremitas.

c. Diagnosa keperawatan

1. Resiko / kerusakan integritas kulit berhubungan dengan ketidakmampuan

bayi dalam menggerakkan kepala akibat peningkatan ukuran dan berat

kepala.

2. Resiko cedera berhubungan dengan peningkatan tekanan intra cranial

3. Defisiensi pengetahuan

4. Ansietas

5. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan

6. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak

7. Resiko infeksi

8. Kerusakan integritas jaringan

9. Hambatan mobilitas fisik

d. Intervensi Keperawatan

1. Resiko / kerusakan integritas kulit berhubungan dengan ketidakmampuan

bayi dalam menggerakkan kepala akibat peningkatan ukuran dan berat

kepala.

Batasan Karakteristik :

Kerusakan lapisan kulit (dermis)

Gangguan permukaan kulit (epidermis)

NOC :

integritas jaringan : kulit dan mukosa membrane

hemodyalis akses

Kriteria – Hasil :

Page 12: HIDROCEPHALUS b.yuli.docx

integritas kulit yang baik bias dipertahankan (sensasi,

elastisitas,temperature,hidrasi dan pigmentasi).

Tidak ada luka/lesi pada kulit

Perfusi jaringan baik

Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah

terjadinya cedera berulang

Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan

perawatan alami.

NIC :

Manajemen Penekanan

a. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar

b. Hindari kerutan pada tempat tidur

c. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering

d. Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap 2 jam sekali

e. Monitor kulit akan adanya kemerahan

f. Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada daerah yang tertekan

g. Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien

h. Monitor status nutrisi pasien

i. Memandikan pasien dengan menggunakan sabun dan air hangat

Perawatan Pada Lokasi Insisi

a. Membersihkan, memantau dan meningkatkan proses penyembuhan

pada luka yang ditutup dengan jahitan, klip atau streples

b. Monitor proses penyembuhan daerah incise

c. Monitor tanda dan gejala infeksi pada area insisi

d. Bersihkan area sekitar jahitan atau staples menggunakan lidi kapas steril

e. Gunakan preparat antiseptiksesuai program

Page 13: HIDROCEPHALUS b.yuli.docx

f. Ganti balutan pada interval waktu yang sesuai atau biarkan luka tetap

terbuka (tidak dibalut) sesuai program

2. Resiko cedera berhubungan dengan peningkatan tekanan intra cranial

Factor resiko :

Usia perkembangan (fisiologis, psikososial)

Malnutrisi

Fisik (integritas kulit tidak utuh, gangguan mobilitas)

Hipoksia jaringan

Disfungsi sensorik

Disfungsi biokimia

NOC :

Control resiko

Kriteria – Hasil :

Klien terbebas dari cedera

Klien mampu menjelaskan cara/metode untuk mencegah injuri/cedera

Klien mampu menjelaskan factor resiko dari lingkungan/prilaku personal

Mampu memodifikasi gaya hidup untuk mencegah injuri

Mampu mengenali perubahan status kesehatan

NIC :

Manajemen lingkungan

a. Sediakan lingkungan yang aman bagi pasien

b. Identifikasi kebutuhan keamanan pasien sesuai dengan kondisi fisik dan

fungsi kognitif pasien dan riwayat penyakit terdahulu pasien

c. Menghindari lingkungan yang berbahaya (misalnya memindahkan

perabotan

d. Memasang side rail tempat tidur

Page 14: HIDROCEPHALUS b.yuli.docx

e. Menyediakan tempat tidur yang nyaman danbersih

f. Membatasi pengunjung

g. Menganjurkan keluarga menemani pasien

h. Mengontrol lingkungan dari kebisingan

i. Berikan pada pasien dan keluarga adanya perubahan status kesehatan

dan penyebab penyakit

3. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan

Batasan Karakteristik :

Gangguan pertumbuhan fisik

Penurunan waktu respon

Terlambat dalam melakukan ketrampilan umum kelompok usia

Kesulitan dalam melakukan ketrampilan umum kelompok usia

Afek datar

Ketidakmampuan melakukan perawatan yang sesuai dengan usia

Lesu tidak bersemangat

NOC :

Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan

Ketidak-seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Kriteria Hasil :

Anak berfungsi optimal sesuai tingkatannya

Keluarga dan anak mampu menggunakan koping terhadap tantangan

karena adanya ketidakmampuan

Keluarga mampu mendpatkan sumber-sumber sarana komunitas

Status nutrisi seimbang

Berat badan sesuai dengann yang diharapkan

Page 15: HIDROCEPHALUS b.yuli.docx

NIC :

Peningkatan perkembangan anak dan remaja

a. Kaji factor penyebab gangguan perkembangan anak

b. Identifikasi dan gunakan sumber pendidikan untuk memfasilitasi

perkembangan anak yang optimal

c. Berikan perawatan yang konsisten

d. Tingkatkan komunikasi verbaldan stimulasi taktil

e. Berikan instruksi berulang dan sederhana

f. Berikan reinforcement positif atas hasil yang dicapai anak

g. Ciptakan lingkungan yang aman

Manajemen Nutrisi

a. Kaji keadekuatan asupan nutrisi (misalnya kalori, zat gizi)

b. Tentukan makanan yang disukai anak

c. Pantau kecenderungan kenaikan dan penurunan berat badan

Terapi Nutrisi

a. Menyelesaikan penilaian gizi yang sesuai

b. Memantau makanan/cairan yang masuk dan menghitung asupan kalori

harian yang sesuai

c. Memantau kesesuaian perintah diet untuk memenuhi kebutuhan gizi

sehari-hari

d. Kolaborasi dengan ahli gizi, jumlah kalori dan jenis nutrisi yang

dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan gizi yang sesuai.

e. Pilih suplemen gizi yang sesuai

f. Memberikan makanan tinggi protein, tinggi kalori, makanan dan

minuman bergizi dan mudah dikonsumsi.

Page 16: HIDROCEPHALUS b.yuli.docx

K. DISCHARGE PLANNING

1. Konsultasi dengan dokter/tenaga medis tentang cara penanganan dan perawatan

selama di rumah.

2. Konsultasi dengan tenaga medis/ahli gizi tentang pemberian nutrisi selama di

rumah.

3. Kenali gejala-gejala yang dapat membahayakan penderita

4. Tingkatkan kebersihan lingkungan dan penderita sehingga terhindar dari infeksi dan

penyakit lain, serta hindarkan pemaparan asap rokok.

5. Dukungan bagi keluarga dan pasien.

Page 17: HIDROCEPHALUS b.yuli.docx

DAFTAR PUSTAKA

Karla L. Luxner ,2005,Delmar's Pediatric Nursing Care Plans, 3rd Edition, Thomson Delmar

Learning, a part of the Thomson Corporation

Nurarif, Amin Huda, 2013, Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnose Medis Dan

Nanda, Nic – Noc, Jakarta : Mediaction Publishing

Suriadi & Rita Yuliani. 2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak, Edisi I. Jakarta:CV Sagung Seto

Cecily LB & Linda AS. 2000. Buku Saku Keperawatan Pediatrik. Edisi 3. Jakarta: EGC

Suddart, & Brunner. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC

Sudoyo, Aru W. 2006. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Page 18: HIDROCEPHALUS b.yuli.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Anak Dengan Hydrocephalus

Untuk Memenuhi Tugas Pediatric Nursing

Oleh :

Yuliati

NIM : 135070209111005

JURUSAN KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2014