Hidrocephalus post infection

21
HYDROCEPHALUS POST INFECTION (TUBERCULOUS MENINGITIS) Chiquita Putri Vania Rau 105070107121020 Izzatul Irfaaniyah 115070100111021 Pembimbing: dr. Rodhiyan Rakhmatiar, SpS

Transcript of Hidrocephalus post infection

Page 1: Hidrocephalus post infection

HYDROCEPHALUS POST INFECTION (TUBERCULOUS MENINGITIS)

Chiquita Putri Vania Rau 105070107121020Izzatul Irfaaniyah 115070100111021

Pembimbing:dr. Rodhiyan Rakhmatiar, SpS

Page 2: Hidrocephalus post infection

Definisi

• Hidrosefalus : kelainan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinal (CSS) dengan atau pernah dengan tekanan intrakranial yang meninggi, sehingga terdapat pelebaran ventrikel. Hidrosefalus dapat disebabkan oleh gangguan dari formasi, aliran, penyerapan CSS.

• Hidrosefalus post infeksi merupakan hidrosefalus yang terjadi sebagai akibat dari terjadinya suatu infeksi sistem saraf seperti meningitis tuberkulosa.

Page 3: Hidrocephalus post infection

Epidemiologi

1•Hidrosefalus infantil, 46% diantaranya adalah akibat abnormalitas

perkembangan otak, 50% karena perdarahan subaraknoid dan meningitis, <4% akibat tumor fossa posterior (PDSSI. 2005).

2 •Insiden acquired hydrocephalus tidak diketahui secara pasti karena penyebab penyakit yang berbeda-beda.

3 •Hidrosefalus dewasa mewakili sekitar 40% dari total kasus hidrosefalus.

4 •Hidrosefalus merupakan komplikasi tersering dan selalu ditemukan pada pasien yang telah menderita Meningitis tuberkulosa selama 4-6 minggu.

5 •Prevalensi hidrosefalus post infeksi pada anak-anak sebesar 62 % (Rajshekhar, 2009) dan pada dewasa tidak ada data spesifik yang menyebutkan prevalensi pasien hidrosefalus post infeksi.

Page 4: Hidrocephalus post infection

EtiologiTerbagi menjadi:1. Hidrosefalus kongenital pada bayi dan anak-anak2. Hidrosefalus didapat/acquired pada bayi dan anak-

anak, disebabkan:- Massa - Perdarahan- Infeksi: Meningitis

3. Hidrosefalus didapat/acquired pada orang dewasa, disebabkan :- Perdarahan subarachnoid (SAH) - Tumor- Hidrosefalus idiopatik - Meningitis

Apapun sebab dan faktor resikonya, hidrosefalus terjadi sebagai akibat obstruksi, gangguan absorbsi

atau kelebihan produksi CSS. Predileksi obstruksi adalah foramen Monroe, foramen Sylvii, foramen

Luschka, foramen Magendi dan vili araknoid

Page 5: Hidrocephalus post infection

AnatomiSirkulasi CSS terdiri dari pleksus koroideus, ventrikulus, ruang subaraknoid dan vili araknoidea.

Page 6: Hidrocephalus post infection

Pleksus koroideus : produksi CSS, terletak pada ventrikulus lateralis, tertius dan quartus.

Granulasio arakhnoidea: resorpsi CSS, sangat berperan penting dalam mengatur aliran CSS ke sistem venosus pada tubuh manusia

Page 7: Hidrocephalus post infection

Fisiologi

• Cairan jernih • Menyediakan nutrien namun mengandung sedikit

protein, kadar glukosa ± 2/3 kadar glukosa darah dan konsentrasi ion yang berbeda dengan darah

• CSS diproduksi rata - rata 450-750 ml per hari (0,3 - 0,35 ml/ menit)

• Total volume CSS pada dewasa lebih kurang 90-150 ml

Page 8: Hidrocephalus post infection

KlasifikasiBerdasarkan Anatomi / tempat obstruksi CSSa. Hidrosefalus tipe obstruksi / non komunikans b. Hidrosefalus tipe komunikansBerdasarkan Etiologia. Kongenitalb. AcquiredBerdasarkan Usia c. Hidrosefalus tipe kongenital / infantil ( bayi )d. Hidrosefalus tipe juvenile / adult ( anak-anak / dewasa )

Page 9: Hidrocephalus post infection

Patofisiologi • Pada hidrosefalus komunikans terjadi hubungan langsung antara

CSS sistem ventrikulus dan CSS di ruang subaraknoid. Hambatan aliran CSS biasanya pada bagian distal dari sistem ventrikulus yaitu pada ruang subaraknoid (sebagai akibat fibrosis dari infeksi sebelumnya) atau pada granulatio arachnoidea ( sebagai akibat kelainan bentuk struktur ini).

• Pada hidrosefalus nonkomunikans/obstruktif, CSS pada ruang ventrikulus tidak bisa mencapai ruang subaraknoid karena adanya hambatan aliran CSS pada foramen Monroe, aquaductus cerebri Sylvii atau pada foramen Magendi dan Luschka. Bisa diakibatkan oleh tumor, peradangan atau atresia kongenital.

Page 10: Hidrocephalus post infection

Hidrosefalus post infeksi meningitis tuberkulosa

Penyebaran kuman di ruang subarachnoid Rx radang eksudat kental (nekrosis kaseosa) berkumpul didasar otak

menyumbat akuaduktus, fisura sylvii, foramen magendi, foramen luschka hidrosefalus

Page 11: Hidrocephalus post infection

Penegakan DiagnosisGejala Klinis

• Gejala dipengaruhi oleh umur penderita, penyebab, lokasi obstruksi, durasi dan keberlangsungan penyakit.

• Gejala-gejala yang menonjol merupakan refleksi dari peningkatan TIK nyeri kepala, gangguan visus, gangguan motorik/berjalan dan kejang terjadi pada 1/3 kasus hidrosefalus pada usia dewasa.

• Post infeksi Meningitis tuberkulosa didahului gejala demam, nyeri kepala kronis dengan MS+

Page 12: Hidrocephalus post infection

Pemeriksaan Fisik

• MS + (post infeksi meningitis)• Edema papil : karena peningkatan TIK, bisa

menyebabkan atrofi nervus optikus.• Parese N.VI unilateral atau bilateral karena

peningkatan TIK• Gaya berjalan yang tidak stabil : dikarenakan

ataksia pada tungkai.

Page 13: Hidrocephalus post infection

Pemeriksaan Penunjang

• CT Scan• LP• MRI

Page 14: Hidrocephalus post infection

PENATALAKSANAANTerapi Medikamentosa

Terapi pilihan pertama hidrosefalus komunikan, terdiri atas :1. Steroid

Tappering dosis dexamethasone (12-16 mg/ hari) dapat diberikan untuk 4-6 minggu.

2. Dehydrating agent seperti mannitolMannitol hanya dapat digunakan untuk dekompensasi akut dan tidak direkomendasikan untuk >72 jam karena adanya rebound intracranial hypertension.

3. Diuretik seperti furosemid4. Acetazolamide untuk mengurangi produksi CSF.

Acetazolamide (1000 mg/kgBB) dan furosemid (1 mg/kgBB) dapat diberikan untuk waktu yang lama.

Page 15: Hidrocephalus post infection

• Obat Anti Tuberkulosis (OAT) juga mungkin membantu mengurangi respon inflamasi sehingga jalur CSF terbuka.

• Berdasarkan studi di Afrika Selatan, pemberian tatalaksana medikamentosa pada pasien MT dengan hidrosefalus komunikan dapat mencegah pemasangan shunt dengan pembedahan sebesar 70%. Pasien harus tetap dimonitor dengan hati-hati terhadap perburukan kondisi atau tidak adanya kemajuan kondisi pasien dengan medikamentosa.

Page 16: Hidrocephalus post infection

Terapi Operatif

Indikasi operasi adalah gejala neurologis yang bertambah berat, adanya defisit neurologis yang progresif, serta terapi konservatif yang gagal. Prosedur operatif yang dapat dilakukan:1. VA (Ventriculoatrial) Shunt2. VP (Ventriculoperitoneal) Shunt3. ETV (Endoscopic Third

Ventriculostomy)

Page 17: Hidrocephalus post infection

ETV (Endoscopic Third Ventriculostomy)

Page 18: Hidrocephalus post infection

Prognosis

• Pasien meningitis tuberkulosa dengan hidrosefalus ringan maupun sedang yang mendapatkan operasi shunt sejak awal (2 hari setelah terdiagnosis) memiliki prognosis yang lebih baik dibandingkan dengan yang mendapat operasi terlambat (3 minggu setelah terdiagnosis).

• Prognosis pasien meningitis tuberkulosa dengan hidrosefalus bergantung pada respon penyakit terhadap OAT. Pada pasien TB resisten OAT , Multi Drug Resistant (MDR) TB, maupun XMDR TB dan TB dengan HIV positif prognosisnya buruk.

Page 19: Hidrocephalus post infection

TERIMAKASIHDM NEURO 2015

Page 20: Hidrocephalus post infection
Page 21: Hidrocephalus post infection