Herpes Zoster

11
Herpes Zoster Riki 1061050181

description

herpes

Transcript of Herpes Zoster

Slide 1

Herpes ZosterRiki1061050181Herpes zoster merupakan penyakit yang terjadi karena reaktivasi dari Varicella zoster virus (VZV) yang mengenai kulit dan mukosa dengan lesi berupa erupsi vesikular yang pada umumnya bersifat dermatomal dan unilateral. Infeksi primer VZV menyebabkan penyakit varisela.

Herpes zoster ditemukan pada lebih kurang 20% dewasa sehat dan lebih kurang 50% pada orang dengan imunokompromais yang pernah terinfeksi VZV. Kebanyakan kasus berumur lebih dari 45 tahun dan insidennya meningkat sesuai dengan pertambahan usia. Insiden herpes zoster pada individu kurang dari 50 tahun ratio insidennya 2,5/1000, pada individu lebih tua (60-79 tahun) adalah 6,5/1000, sedangkan pada usia di atas 80 tahun meningkat menjadi 101/1000.Herpes zoster sangat jarang ditemukan pada anak-anak usia di bawah 10 tahun, dengan insiden 0,74 per 1000 anak. Adanya herpes zoster pada anak disebabkan infeksi primer VZV selama tahun-tahun pertama kehidupan atau infeksi intra uteri dari ibu selama kehamilanPatofisiologiSelama terjadinya infeksi varisela, varisela zoster virus (VZV) meninggalkan lesi di kulit dan permukaan mukosa ke ujung serabuut saraf sensorik.Kemudian secara sentripetal virus ini dibawa melalui serabut saraf sensorik menuju ke ganglion saraf sensorik. Dalam ganglion, virus memasuki masa laten dan di sini tidak infeksius dan tidak mengadakan multiplikasi, namun tidak berart kehilangan daya infeksinya.Bila daya tahan tubuh penderita mengalami penurunan akan terjadi reaktivasi virus. Virus akan mengalami multiplikasi dan menyebar di dalam ganglion. Hal ini menyebabkan nekrosis pada saraf serta terjadi inflamasi yang berat dan biasanya disertai neuralgia yang hebat.VZV yang infeksius ini mengikuti serabut saraf sensorik sehingga terjadi neuritis.Neuritis ini berakhir pada ujung serabut saraf sensorik di kulit dengan gambaran erupsi yang khas pada herpes zoster.

Patogenesis

Gejala KlinisGejala ProdromalManifestasi klinis herpes zoster didahului dengan gejala prodormal diawali dengan nyeri pada daerah lesi. Keadaan ini berlangsung 1 4 hari sebelum erupsi kulit. Nyeri bersifat segmental sesuai dermatom bervariasi secara intermiten. Kadang-kadang subjektifnya berupa rasa gatal, kesemutan, panas, pedih bahkan sampai rasa ditusuk- tusuk. Gejala umum berupa malaise, sefalgia, nausea yang mana keadaan ini hilang setelah erupsi kulit muncul.Erupsi kulitKemudian diikuti dengan erupsi kulit pada daerah yang nyeri tersebut. Lesi awal berupa makula eritem dan papula eritem yang dalam 12 - 24 jam menjadi vesikel berkelompok terletak pada satu sisi (unilateral) dan dapat berkembang menjadi pustul dalam 3 hari. Lesi akan mengering dan menjadi krusta dalam 7 10 hari. Krusta biasanya bertahan selama 2 3 minggu kemudian mengelupas. Pada individu normal, lesi baru tetap muncul dalam 1 4 hari. Lesi lebih berat dan bertahan lebih lama pada penderita usia tua dan lebih ringan serta lebih singkat pada anak-anak.

Ciri khas herpes zoster adalah lesi yang berlokasi dan terdistribusi hampir selalu unilateral, tidak melewati garis tengah tubuh dan biasanya terbatas pada daerah yang dipersarafi oleh ganglion sensorik.Menurut daerah penyerangannya dikenal:Herpes zoster oftalmika: menyerang dahi dan sekitar mataHerpes zoster servikalis : menyerang pundak dan lenganHerpes zoster torakalis: menyerang dada dan perutHerpes zoster lumbalis : menyerang bokong dan pahaHerpes zoster sakralis : menyerang sekitar anus dan genitaliaHerpes zoster otikum : menyerang telinga

Komplikasiinfeksi sekunder Komplikasi terhadap organ viseral yang sering dijumpai adalah pneumonitis, hepatitis, pericarditis dan lain-lain. Sedangkan komplikasi neurologik yang paling sering ditemui adalah neuralgia paska herpetik (NPH), meningoensefalitis, myelitis transversa, komplikasi pada mata berupa keratitis akut, skleritis, uveitis, glaukoma sekunder, ptosis, korioretinitis, neuritis optika dan parese otot penggerak bola mata.

PenatalaksanaanPengobatan umumUsahakan agar vesikel tidak pecah, misalnya jangan digaruk dan pakai baju yang longgar.Untuk mencegah infeksi sekunder, jaga kebersihan badan

Pengobatan khususTerapi sistemik, umumnya bersifat simtomatik. Untuk nyerinya diberikan analgetik. Jika disertai infeksi sekunder diberikan antibiotik.Obat Antiviral, diberikan pada herpes zoster oftalmikus dan pasien dengan defisiensi imunitas. Obat yang biasa digunakan adalah asiklovir dan modifikasinya valasiklovir, diberikan dalam 3 hari pertama sejak lesi muncul. Dosis asiklovir 5x800 mg sehari selama 7 hari, sedangkan valasiklovir cukup 3x1000 mg sehari. Jika lesi baru masih timbul, obat tersebut masih dapat diteruskan dan dihentikan setelah 2 hari setelah lesi baru tidak timbul lagi. Kortikosteroid, biasanya untuk sindrom Ramsay-Hunt yang biasa diberikan prednison dengan dosis 3x 20 mg sehari. Setelah seminggu dosis diturunkan secara bertahap. Lebih baik digabung dengan obat antiviral karena prednison dosis tinggi akan menekan sistem imunitas tubuh.Terapi topikal tergantung pada stadium. Jika masih stadium vesikel diberikan bedak dengan tujuan untuk mencegah pecahnya vesikel. Bila erosif diberikan kompres terbuka. Kalau terjadi ulserasi diberikan salap antibiotik