HERPES (Autosaved)

21
DNA UNTAI GANDA (VIRUS FAMILI HERPESVIRIDAE) OLEH I GEDE PUTU ALIT ANGGARA PUTRA 1309005022 PUTU INDRA SATHYA 1309005033 I PUTU AGUS ANTARA PUTRA 1309005040 NI PUTU WIDYA ASTARI 1309005045 EUDIA MALEKE 1309005048 I WAYAN EKA DHARMAWAN 1309005050 DEWI FEBRIANI 1309005051 I DEWA AYU DIAN SASMITA DEWI 1309005054 TRI INDRA SIHOMBING 1309005086 FEBIO TOMASINI MARCIANO MEUS 1309005087 I PUTU GEDE WIDNYANA ARYAWIGUNA 1309005118 NI KETUT JUNI PUSPAENI 1309005130 PUTU GONNA INDAH ARSANA 1309005131 I PUTU AGUS INDRA GUNAWAN 1309005143 HASNANI 1309005148 FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

description

#mikrobiologi #viroogy #herpesvirus #veterinary

Transcript of HERPES (Autosaved)

Page 1: HERPES (Autosaved)

DNA UNTAI GANDA

(VIRUS FAMILI HERPESVIRIDAE)

OLEH

I GEDE PUTU ALIT ANGGARA PUTRA 1309005022

PUTU INDRA SATHYA 1309005033

I PUTU AGUS ANTARA PUTRA 1309005040

NI PUTU WIDYA ASTARI 1309005045

EUDIA MALEKE 1309005048

I WAYAN EKA DHARMAWAN 1309005050

DEWI FEBRIANI 1309005051

I DEWA AYU DIAN SASMITA DEWI 1309005054

TRI INDRA SIHOMBING 1309005086

FEBIO TOMASINI MARCIANO MEUS 1309005087

I PUTU GEDE WIDNYANA ARYAWIGUNA 1309005118

NI KETUT JUNI PUSPAENI 1309005130

PUTU GONNA INDAH ARSANA 1309005131

I PUTU AGUS INDRA GUNAWAN 1309005143

HASNANI 1309005148

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2015

Page 2: HERPES (Autosaved)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas pertolongan, rahmat dan karunia-Nya penyusunan paper sebagai tugas mata kuliah Mikrobiologi 2 ini selesai kami susun sesuai dengan apa yang diharapkan, dan tak lupa kami ucapkan terimakasih atas semua pihak yang ikut membantu penyusunan paper tentang Virologi “Herpesviridae”.

Penyusunan paper ini tidak lain bertujuan untuk mengetahui tentang Virologi Herpesviridae dan yang terakhir kami sebagai penulis tidak lupa mohon saran dan kritik dari segala kekurangan baik itu dari susunan paper, isi ataupun kosakata yang terdapat pada paper ini.

Denpasar, 24 Februari 2015

2

Page 3: HERPES (Autosaved)

DAFTAR ISI

JUDUL...............................................................................................1KATA PENGANTAR.......................................................................2DAFTAR ISI......................................................................................3DAFTAR GAMBAR.........................................................................4BAB I. PENDAHULUAN.................................................................51.1 LATAR BELAKANG.................................................................51.2 RUMUSAN MASALAH.............................................................61.3 TUJUAN......................................................................................61.4 MANFAAT..................................................................................6BAB II. TINJAUAN PUSTAKA......................................................7BAB III. PENUTUP..........................................................................14DAFTAR PUSTAKA........................................................................15

3

Page 4: HERPES (Autosaved)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Morfologi Herpesviridae..................................................9

Gambar 2. Kapsid dari Herpesviridae................................................10

4

Page 5: HERPES (Autosaved)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia sains tak pernah sepi dengan hal-hal baru yang terkadang dianggap tidak masuk akal. Terlepas dari hal itu, masih banyak permasalahan yang belum dapat terpecahkan dalam dunia sains abad ini. Permasalahan tersebut adalah bagaimana caranya memberantas agen penyakit, yang sejak awal kemunculannya mengakibatkan bencana yang besar serta membuat ilmuwan tidak berdaya. virus merupakan salah satu agen penyakit yang sejak awal kemunculannya telah menimbulkan kepanikan yang luar biasa. Penyebab hal tersebut dikarenakan awal kemunculannya yang tidak dapat diprediksi, serta pengobatannya yang belum diketahui sampai saat ini. Pengembangan ilmu imonologi yang pesat membawa harapan baru bagi dunia virology. Tercatat sampai saat ini telah banyak kemajuan yang telah dihasilkan. Vaksin adalah salah satu contoh nyata yang membuktikan bahwa bidang virology telah berkembang, walaupun solusi pengobatan yang sesungguhnya efektif belum terpenuhi.Sejarah awal kemunculan virus secara ilmiah diteliti oleh ilmuwan Rusia bernama Dimitri Iwanoski pada tahun 1892 pada tembakau yang diambil filtratnya. Sejak saat itu, dunia virology makin berkembang hingga pada tahun 2000-an ditemukan virus Avian Influenza, yang bersifat zoonosis. Kendala yang dihadapi oleh ilmuwan saat ini dalam menciptakan suatu agen atau obat yang dapat digunakan secara spesifik menghambat proses sebagian atau keseluruhan dari virus, kelihatannya masih jauh dari harapan. Salah satu penyebab hal ini karena kemampuan mutasi virus yang tergolong cepat sehingga semua jenis terapi masih sulit digunakan.

Banyaknya jenis virus juga patut diberikan perhatian khusus, mengingat virus menginfeksi beragam hospes. Salah satu virus yang mematikan dan memiiki hospes yang beragam adalah Virus famili herpesviridae. Virus herpes kebanyakan mengiinfeksi mamalia seperti sapi, kuda, babi, bahkan dilaporkan dapat menginfeksi ikan koi. Pada tahun 2005 di jepang tercatat infeksi oleh virus famili herpesviridae pada sapi perah mencapai 10-81.1% (Imai et.al.,2005). Angka ini tergolong tinggi, Selain karena penyebarannya dan replikasi virus yang cepat, infeksi virus yang tergolong akut (dalam waktu singkat) menyebabkan penyakit yang disebabkan karena infeksi virus sulit untuk dideteksi sedini mungkin.

Mengingat sulitnya pembahasan dan pemahaman mengenai virus famili herpesviridae ini, penulis tertarik untuk mengangkat judul paper DNA Untai ganda (Virus famili Herpesviridae). Virus famili herpesviridae merupakan

5

Page 6: HERPES (Autosaved)

penyebab berbagai macam penyakit pada mamalia, uniknya dari virus ini karena nama penyakit yang beragam, serta tipe virus yang banyak.

1.2 Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah dalam penyusunan paper ini adalah:1. Apa itu DNA Untai ganda (Double Stranded) ?2. Apa ciri-ciri virus DNA untai ganda?3. Apa yang termasuk virus DNA untai ganda?4. Apa itu virus famili herpesviridae?5. Bagaimana struktur virus famili herpesviridae?6. Apa saja hospes dan predileksi dari virus famili herpesviridae?7. Apa nama penyakit dari virus famili herpesviridae.8. Bagaimana pencegahan dari virus famili herpesviridae??

1.3 Tujuan

Tujuan penulisan paper ini diantaranya:1. Membagikan sekilas informasi tentang apa itu DNA untai ganda.2. Menjelaskan apa itu virus famili herpesviridae, meliputi ciri-ciri, struktur,

predileksi dan penyakit yang ditimbulkan.3. Memberikan informasi terkait pencegahan penyebaran virus herpes.4. Mendapatkan nilai tugas mata kuliah mikrobiologi 2.

1.4 Manfaat

Setelah membaca paper ini, penulis mengharapkan pembaca mendapatkan gambaran dan informasi mengenai virus, secara spesifiknya virus dari famili herpesviridae. Pembaca dapat memahami struktur virus, sampai pada penyakit yang dapat ditimbukan akibat infeksi virus famili ini. Informasi akhir yang dapat diambil pembaca yakni dapat mencegah, bahkan dapat membayangkan arah pengembangan teknologi berkaitan dengan virology sampai dengan menciptakan obat yang secara spesifik menghambat jenis virus tertentu.

6

Page 7: HERPES (Autosaved)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian

2.1.1 Virus

Virus merupakan suatu mikroorganisme yang dapat menginfeksi sel oganisme, virus berasal dari bahasa Yunani yaitu venom yang berarti “racun”. Virus merupakan organisme non-seluler, karena ia tidak memilki kelengkapan seperti sitoplasma, organel sel, dan hanya terdiri dari elemen genentik yang terdiri dari DNA atau RNA saja. Virus dikatakan sebagai parasit obligat atau parasit sejati karena virus hanya dapat bereplikasi pada tubuh inang dan semua aktivitasnya berada dalam tubuh inang, virus memiliki bebrapa bentuk diantarnya oval, bulat, batang, huruf T dan kumparan, virus juga dapat dikristalkan.

2.1.2 Herpesviridae

Herpesviridae merupakan keluarga dari virus DNA yang menyerang pada hewan dan juga manusia. “Virus Herpes berasal dari bahasa Yunani yang berarti creep atau bergerak secara perlahan” (Beswick.,1962).Herpesviridae mengacu pada laten atau litik infeksi serta bereplikasi didalam inti sel limfoblastoid. Virus ini memiliki asam inti / genom yang terdiri dari DNA untai ganda dengan bentuk linear, dan amplop dihubungkan dengan suatu bentuk kapsid ikosahedral yang terdiri dari 162 kapsomer yang dikelilingi oleh protein amorf disebut sebagai tegumen. Virus herpes ini dibagi menjadi 3 subfamily yaitu : Alphaherpesvirinae, Betaherpesvirinae, Gammaherpesvirinae.

2.2 Klasifikasi Virus

Berdasarkan aspek-aspek tertentu, sehingga para ahli mengelompokkan virus diantaranya :

2.2.1 Susunan Kimiawi Virus

Protein dalam virus terdapat dalam bentuk asam nukleat, kapsid, enzim, dan protein lainnya (Nurlita 2008).

Asam NukleatVirus memiliki cirri khas tersendiri dibandingkan dengan mahkluk hidup lainnya yaitu hanya memiliki sau jenis asam nukleat, DNA atau RNA saja, inilah yang menjadi dasar mengklasifikasikan virus berdasarkan asam nukleat yang dimiliki oleh virus :

o DNA beruntai tunggal (ss DNA) contoh virus yaitu : Parvoviridae

o RNA beruntai tunggal (ss RNA) contoh virus yaitu : Togaviridae

7

Page 8: HERPES (Autosaved)

o DNA beruntai ganda (ds DNA) contoh virus yaitu : Adenoviridae,

Herpesviridae, Poxviridae, Papovaviridaeo RNA beruntai ganda (ds RNA) contoh virus yaitu : Reoviridae

2.2.2 Struktur Virus

Virus meiliki selubung pembungkus glikoprotein dan lipoprotein yang disebut amplop, akan tetapi tidak sema virus memiliki pembungkus tersebut, virus yang memiliki bungkus dikenal dengan istilah “virus beramplop”, Virus lain yang tidak memiliki selubung glikoprotein dan lipoprotein disebut dengan istilah “virus non-amplop” atau virus telanjang.

Table 1. Klasifikasi virus beramplop dan tidak beramplop

2.2.3 Bentuk Dasar VirusBerdasarkan Bentuk Dasarnya, Virus dibedakan menjadi:- Virus bentuk Heliks : Menyerupai batang panjang, nukleokapsid

merupakan suatu struktur yang tidak kaku dalam selaput pembungkus lipoprotein yang berumbai dan berbentuk heliks, memiliki satu sumbu rotasi. Pada bagian atas terlihat RNA virus dengan kapsomer, misalnya virus influenza, TMV (Andriawati.2010).

- Virus bentuk Ikosahedral. Bentuk tata ruang yang dibatasi oleh 20 segitiga sama sisi, dengan sumbu rotasi ganda, contohnya virus polio dan adenovirus (Andriawati.2010).

- Virus bentuk Kompleks. Struktur yang amat kompleks dan pada umumnya lebih lengkap dibanding dengan virus lainnya. Contoh virus pox (virus cacar) yang mempunyai selubung yang menyelubungi asam nukelat (Andriawati.2010).

2.3 Morfologi virus family herpesviridae

8

Page 9: HERPES (Autosaved)

Gambar 1. Morfologi herpesviridae

a. AmplopVirus herpesviridae terbungkus oleh suatu amplop berbentuk bulat, kadang pleomorfik. Memiliki diameter 150-200 nm, single layer, dengan penonjolan glikoprotein dipermukaan. Antara kapsid dan amplop diisi oleh suatu massa protein yang disebut tegument yang bersifat amorf.

b. KapsidKapsid tersusun dari protein dengan satu unit terkecil. Bentuk kapsid pada virus family herpesviridae adalah T-16 ikosahedral tersusun dari 12 pentamerik protein dan 150 hexamerik capsomer. Jika dikalkulasikan jumlah protein kapsid berjumlah 960. Pada bagian tertentu terdapat portal vertex, yakni suatu celah pada kapsid yang berfungsi mencegah pelepasan dan replikasi virus lebih awal.

9

Page 10: HERPES (Autosaved)

Gambar 2. Kapsid dari herpesviridaec. Inti

dsDNA, genom 120-240 kb,linear. Mengandung internal dan terminal sequens.

2.4 Tipe Virus Family Herpesviridae

2.4.1 Subfamily Herpesviridae

Virus herpes ini dibagi menjadi 3 subfamily yaitu : Alphaherpesvirinae, Betaherpesvirinae, Gammaherpesvirinae.

2.4.1.1 Alphaherpesvirinae

Alphaherpesvirinae merupakan subfamily dari herpesvridae dimana merupakan virus yang lebih cepat bereproduksi dari semua sub family herpesviridae. Pada hewan ini merupakan virus yang sangat penting dari herpes virus. Kerusakan pada sel disebut cytophatic effect (CPE). Berat molekul DNA nya sebesar 87-105 x 106 . Infeksi dari virus subfamily herpesviridae sering bersifat latent yang terjadi pada sel ganglia hewan. Golongan alphaherpesvirinae yang menyebabkan penyakit pada hewan diantaranya Bovine Herpes Virus Type I dan II (BHV1) dan (BHV2), Suid Herpesvirus 1 (Pseudorabies virus, SHV1), Equid herpesvirus 1 (Equine abortion virus EHV1), Equid herpes virus 3 (Coital exanthema virus,EHV3), Gallid herpesvirus 1 (Infectious laryngotracheitisvirus, ILT).

10

Page 11: HERPES (Autosaved)

2.4.1.2 Betaherpesvirinae

Betaherpesvirinae merupakan subfamily dari herpesviridae dan merupakan virus yang lama berproduksi, mengalami masa latent dimana virus memasuki masa dorman sampai aktif kembali dileukosit. Betaherpesviridae sangat berbeda dari Alphaherpesviridae karena mengalami masa latent pada neuron dan Gammaherpesviridae mengalami masa latent pada sel dari system imun terutama sel B.

2.4.1.3 Gammaherpesvirinae

Gammaherpesviridae merupakan subfamily dari herpesviridae yang memiliki perbedaan pada proses reproduksi karena memiliki variable yang banyak dari pada subfamily herpesviridae. Gammaherpesviridae dibagi menjadi 4 yaitu lymphocryptovirus, rhadinovirus, macavirus, percavirus.

2.4.2 Genus Herpesviridae

Subfamily Alphaherpesvirus dibagi menjadi beberapa genus diantaranya :

VaricellovirusMerupakan family dari herpesviridae dan subfamily alphaherpesviridae, virus varicello menginfeksi pada mamalia.

Subfamily bethaherpesvirus dibagi menjadi beberapa genus diantaranya :

CytomegalovirusSel-sel yang terinfeksi cytomegalovirus membesar secara pasif. Cytomegalovirus adalah virus yang dapat mengakibatkan infeksi oportunistik, penyakit yang biasa disebabkan adalah penyakit retinitis. Penyakit ini adalah kematian sel pada retina, bagian belakang mata. Kematian sel ini dapat menyebabkan kebutaan secara cepat jika tidak diobati. Infeksi cytomegalovirus suatu kondisi medis yang ditandai dengan infeksi oleh cytomegalovirus, suatu virus yang tergolong keluarga virus herpes yang dapat menyebar dengan mudah melalui cairan tubuh, seperti darah, air liur, urin, mani.

Subfamily Gammaherpesvirus dibagi menjadi beberapa genus diantaranya

Macavirus merupakan subfamily dari gammaherpesviridae termasuk virus yang menyerang sel limfoid dari hewan domestik, sapi atau babi liar yang menyebabkan infeksi latent tanpa gejala. Amplop macavirus berbentuk

11

Page 12: HERPES (Autosaved)

pleomorfik dengan diameter 150-200 nm, T = 16 simetri ikosahedral. Kapsidnya terdiri dari 162 kapsomer dan dikelilingi oleh tegument amorf temasuk juga glikoprotein didalamnya.

Lymphocryptovirus merupakan virus yang menyerang primata, virus ini menginfeksi limfosit-B dan oncogenic dan radang yang cepat menyebar.

2.5 Penyakit Yang Disebabkan Oleh Virus Herpes

2.5.1 Infectious Bovine Rhinotracheitis (IBR)

IBR merupakan penyakit yang tergolong menular yang menyerang semua ternak ruminansia terutama pada sapi dan kerbau. Penyakit ini disebabkan oleh virus Bovine herpesvirus-1 (BHV-1) dari genus varicellovirus, subfamily alphaherpesvirus. Virus in berukuran relative besar dengan inti DNA beruntai ganda bernuclocapsid yang menyukai tempat-tempat bersuhu rendah dan mampu bertahan hidup cukup lama pada suhu -600C seperti organ paru-paru, ginjal, dan organ reprodksi. Menyebabkan gangguan pada system pernapasan, gejala syaraf dan gangguan reproduksi, dan mastitis. Infectious Bovine Rhinotracheitis menular melalui cairan tubuh diantaranya melalui leleran hidung, air mata, dahak, plasenta, serta melalui IB dan perkawinan alami. Gejala umum hewan yang terkena IBR diantaranya demam dengan suhu tinggi hingga 420C, sulit bernafas disertai batuk, nafsu makan menurun disertai dengan berat badan dan produksi susu yang menurun, tejadi aborsi.

Setelah infeksi BHV-1 akan menyebar dari infeksi lokal ke system saraf melalui sel syaraf tepi mencapai ganglia trigeminal dan lumbosakral menetap dalam keadaan laten, Sciatic, ganglia trigeminal dan tonsil adalah tempat terjadinya latensia stelah penyakit genital dan pernapasan. Sifat laten ini membuat virus akan terus menetap dan akan terus dibawa dan dapat diinfeksikan terhadap sapi lain sehingga virus akan menyebar. Virus BHV-1 yang menetap ini dapat diaktifkan atau dipicu dengan beberapa rangsangan seperti transportasi, proses kelahiran dan pengobatan dengan glucocorticoid.

2.5.2 Infections Pustular vulvovaginitis

Penyakit ini virus sapi juga dikenal sebagai IPV dan disebabkan oleh Bovine Herpesvirus 1 .Penularan penyakit ini jarang pada sapi karena penggunaan konstan inseminasi buatan (AI). Penyakit ini menyebabkan kinerja reproduksi terganggu dan lesi genital nyeri pada kedua sapi dan lembu. Tanda dan gejala dari IPV adalah Lesi genital dan pustular yang vaginitis seperti namanya. Pada jantan, lesi akan terlihat pada preputium dan sarung penis dan pada betina akan ada proses inflamasi pustular di vagina.

12

Page 13: HERPES (Autosaved)

2.5.3 Bovine herpesvirus II (BHV-II)Menyebabkan kondisi ulseratif akut dot dan ambing kulit sapi perah yang

sering disebut sebagai sapi mammillitisul seratif. BHV-II dapat terjadi secara sporadis atau wabah dan dapat berakibat pada menurunnya produksi susu dan meningkatkan kerentanan terhadap mastitis bakteri. Tanda-tanda klinis berkisar dari yang relative ringan, plak kecil edema ulserasi parah. Tanda-tanda awal mungkin berbeda, tetapi lesi sering dimulai sebagai satu atau lebih menebal, plak edema dari berbagai ukuran pada kulit satu atau lebih puting. Vesikel berkembang dan dapat dengan cepat pecah, daerah ulserasi yang menjadi ditutupi dengan keropeng berwarna gelap. Para scabs cenderung retak dan berdarah, terutama jika pemerahan dicoba. Lesi ukuran variable dan dapat mencakup banyak dinding dot dan lubang. Dot adalah sapi umumnya menyakitkan dan terpengaruh sering menolak memerah susu, yang mengarah kepengembangan mastitis. Insiden terbesar sering terlihat pada sapi laktasi pertama, tapi sapi yang sebelumnya tidak terpapar dari segala usia rentan. Lesi parah mungkin memakan waktu beberapa minggu untuk menyembuhkan.

13

Page 14: HERPES (Autosaved)

BAB IIIPENUTUP

Berdasarkan pemaparan yang telah penulis uraikan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa virus yang berasal dari famili Herpesviridae berasal dari bahasa yunani yang berarti bergerak dengan lambat. Virus ini merupakan virus yang berukuran 150-200nm (diameter amplop), beramplop serta memiliki lapisan lipid pada permukaannya. Virus ini memiliki bentuk T=16 ikosahedral, yakni kapsid yang disusun oleh komponen protein yang ukurannya lebih kecil, dengan total protein penyusun kapsid sebanyak 960, dilengkapi portal vertex sebagai bagian yang mengendalikan proses replikasi virus.

Virus herpesviridae memiliki tiga subfamily, yakni alfaherpesvirinae, betaherpesvirinae dan gammaherpesvirinae dengan ciri khasnya masing-masing. Masing masing subfamily mempunyai beberapa genus dengan ciri khas yang makin spesifik.

Secara keseluruhan, virus herpesviridae menginfeksi hempir semua hewan bertulang belakang atau vertebrata dengan beberapa amfibi, serta pada kasus tertentu menginfeksi ikan koi. Proses infeksi dari virus ini terjadi dengan cepat, bahkan tanpa gejala. Adanya periode laten saat infeksi virus ini menjadikan infeksi virus ini nyaris tanpa gejala awal. Oleh karena hal tersebut, virus herpesviridae dapat dikategorikan sebagai virus dengan proses infeksi yang cepat.

14

Page 15: HERPES (Autosaved)

DAFTAR PUSTAKA

Hermianti,Emmy. 2012. Biologimolekul virus. Bandung : program pascasarjana universitas padjajaran

Hulo C, de Castro E, Masson P, Bougueleret L, Bairoch A, Xenarios I, Le Mercier P. 2011. Herpesviridae. Viral Zone: SIB Swiss Institute of Bioinformatics http://viralzone.expasy.org/all_by_protein/807.html diakses tangggal 23 Februari 2015

Hulo C, de Castro E, Masson P, Bougueleret L, Bairoch A, Xenarios I, Le Mercier P. 2011. T=16 Ikosahedral protein. Viral Zone: SIB Swiss Institute of Bioinformatics. http://viralzone.expasy.org/all_by_protein/176.html. diakses tanggal 23 Februari 2015

Murphy Frederick A, Gibbs Paul J E, Horzinek Marian C, Michael J. 2009. Veterinary Virology 3rd edition. United Kingdom: Oxford

Yang. K, Wills. E, Baines. J D. 2013. A Herpes Simpex Virus Sccaffold that Binds the Portal Inhibits Early Steps In Viral Replication. Pub Med: www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23576509 akses tanggal 23 Februari 2015

http://diary-veteriner.blogspot.com/2011/11/tentang-virus.html

Fitriyah Andriawati, S. Si http://biologyonly.blogspot.com/2010/03/ciri-dan- klasifikasi-virus.htmlhttp://en.wikivet.net/Infectious_Pustular_Vulvovaginitis,

http://www.merckmanuals.com/vet/reproductive_system/udder_diseases/diseases_of_bovine_teats_and_skin.html

15