hemoptisis
-
Upload
maulan-saputra -
Category
Documents
-
view
17 -
download
0
description
Transcript of hemoptisis
18/04/2023 1
LAKI-LAKI USIA 19 TAHUN DENGAN HEMOPTISIS et causa TB PARU BTA (+5)
LESI LUAS KASUS BARU
Pembimbing :dr. Riana Sari, Sp.P
3
Nama pasien : Sdr. GUmur : 19 tahunJenis kelamin : Laki-lakiAlamat : Gadingan, MagelangPekerjaan : MahasiswaStatus perkawinan : Belum menikahAgama : IslamSuku : JawaTanggal pemeriksaan : 16 Juni 2013
6
Riwayat Penyakit Sekarang• Pasien datang ke IGD BBKPM tanggal 16 Juni 2013 pukul 03.00
dengan keluhan batuk darah. Batuk darah sebanyak 2x yaitu pada pukul 23.30 (15 Juni 2013), batuk darah berwarna merah segar, konsistensi kental dan cair, tidak berbuih, sebanyak 2 sendok makan.
• Batuk darah tidak disertai nyeri dada dan dada tidak terasa panas.
• Pada pukul 02.30 pasien batuk darah berwarna merah tua, konsistensi kental dan cair, tidak berbuih, sebanyak ±1/4 gelas belimbing.
• Dada terasa nyeri (-), dada panas (-), saat itu pasien langsung dibawa ke IGD BBKPM. Sesak nafas (-), badan lemas (+).
• Keringat malam (-), penurunan berat badan (-), nafsu makan berkurang (-).
7
• Riwayat penyakit serupa : diakui, 4 bulan yang lalu• Riwayat asma : tidak diakui• Riwayat pengobatan OAT : tidak diakui• Riwayat hipertensi : tidak diakui• Riwayat diabetes mellitus : tidak diakui• Riwayat penyakit paru : tidak diakui• Riwayat penyakit jantung : tidak diakui• Riwayat penyakit ginjal : tidak diakui• Riwayat penyakit liver : tidak diakui• Riwayat alergi : tidak diakui • Riwayat opname : diakui, 2 minggu yang lalu di
RS Yarsis dengan keluhan batuk darah• Riwayat trauma : tidak diakui
Riwayat penyakit dahulu
8
• Merokok : tidak diakui• Kontak penderita TB : tidak diakui• Konsumsi alkohol : tidak diakui• Konsumsi obat bebas : tidak diakui• Konsumsi kopi : tidak diakui
Riwayat pribadi
• Riwayat penyakit serupa : tidak diakui• Riwayat hipertensi : diakui• Riwayat diabetes mellitus : tidak diakui • Riwayat asma : tidak diakui• Riwayat penyakit TB paru : tidak diakui• Riwayat penyakit jantung : tidak diakui• Riwayat penyakit liver : tidak diakui• Riwayat alergi : tidak diakui
Riwayat keluarga
10
Keadaan Umum•Baik •Kesadaran compos mentis
(E4V5M6)
Vital Signs•TD:113/71 mmHg•Nadi: 88 x/menit•RR: 32 x/menit•Suhu:37, 6⁰C (aksiler)
11
Kulit • Ikterik (-), petekie (-), purpura
(-), hiperpigmentasi(-), turgor cukup, kulit kering(-), hiperemis (-).
Kepala • Bentuk mesosefal, rambut
warna hitam, mudah rontok (-), luka (-)
Mata • Konjungtiva anemis (-/-),
sklera ikterik (-/-), injeksi konjungtiva (-/-), perdarahan subkonjungtiva (-/-), reflek cahaya (+/+), mata cekung (-/-)
Hidung • Napas cuping hidung (-),
deformitas (-), darah (-/-), sekret (-/-)
12
Telinga• Deformitas (-/-), darah (-/-),
sekret (-/-)
Mulut • Sianosis (-), stomatitis (-), gusi
berdarah (-), kering (-), papil lidah atrofi (-), mukosa pucat(-), lidah tifoid (-), luka pada tengah bibir (-), luka pada sudut bibir (-), karies gigi (-)
Leher • Retraksi supra sternal (-), deviasi
trakea (-), peningkatan JVP R0, pembesaran kelenjar limfe (-/-)
13
Thorax• inspeksi : Kelainan bentuk (-), simetris (+/+), pelebaran vena superfisial (-), spider nevi (-), ketinggalan gerak (-/-), retraksi otot bantu pernapasan (-)
Paru-paru• Inspeksi : gerakan pernafasan simetris
kanan kiri, retraksi intercostae (-),
16
• Auskultasi Suara dasar vesikuler (+/+)
Rh (-/-), Wh (-/-)
DEPAN BELAKANG
Kanan Kiri Kanan Kiri
+ + + +
+ + + +
+ + + +
17
Inspeksi• Ictus cordis tidak
tampak
Palpasi• Ictus cordis tidak kuat
angkat. Pada SIC V midclavicula sin
Perkusi batas
jantung
• Ka-atas: SIC III parasternal dex
• Ka-bawah: SIC IV parasternal dex
• Ki atas: SIC III parasternal sin
• Ki bawah: SIC V midclavicula sin
Auskultasi
• Bunyi jantung I-II reguler
• Bising jantung(-)
18
inspeksi• Dinding abdomen sejajar
dengan dinding dada, distended(-),venektasi(-)
auskultasi • Peristaltik normal
Perkusi
• Timpani, pekak alih (-), undulasi (-), hepatomegali (-), splenomegali (-).
Palpasi
• Hepar dan lien tidak teraba membesar, defans muskuler (-), nyeri tekan (-)
22
Pemeriksaan darah lengkap (16-06-2013)Hematologi 16/6/13 18/6/13 19/6/13 20/6/13 Nilai Normal
Hb 12,1 11,9 11,4 12 14-17 g/dl
Leukosit 8.700 9000 7.900 8.400 4.000-10.000
Trombosit 282 265 267 267 150-450
LED 33/65 0-15
meningkat
Kimia Darah
SGOT 47 23 <35
meningkat
SGPT 82 37 <45 meningkat
HbsAg - Negatif
Ureum 35 50
Kreatinin 0,97 <1,4
Asam Urat 4,05 <7
GDS 95 78-115
23
Pemeriksaan Radiologi Thorak (06-06-2013)
• Interprestasi
Nama Sdr. G (19 th) foto thorak PA didapatkan :
Pulmo: corakan vaskuler kasar, terdapat infiltrat pada sebagian besar lapang pulmo dextra
Cor: dalam batas normal
Sudut cotofrenikus: dextra et sinistra membentuk sudut lancip
Diafragma: licin
• Kesan: KP akut dextra
25
• Laki-laki usia 19 tahun :• Batuk darah sebanyak 2x• Batuk darah pertama warna merah segar,
tidak berbuih konsistensi kental cair, tidak berbuih sebanyak 2 sdm. Kedua warna merah tua, tidak berbuih konsistensi kental cair sebanyak ¼ gelas belimbing.
Anamnesa
26
• BTA (sewaktu): +5• Foto thorak : • pulmo: corakan vaskuler kasar, terdapat infiltrat
pada sebagian besar lapang pulmo dextra• cor: dalam batas normal• sudut cotofrenikus: dextra et sinistra membentuk
sudut lancip• diafragma: licin
• DL : LED : 33/65 ; SGOT 47 ; SGPT 82
Pemeriksaan penunjang
28
POMRKlinis PROBLEM ASSESMENT PLANNING
DIAGNOSAPLANNING TERAPI PLANNING
MONITORING
-Batuk darah sebanyak 2x,
Batuk darah pertama
warna merah segar, tidak
berbuih,konsistensi kental
cair, sebanyak 2 sdm.
Batuk darah kedua warna
merah tua, tidak berbuih,
konsistensi kental cair
sebanyak ¼ gelas
belimbing. Nyeri dada (-),
dada panas (-)
-Foto Thorak : Infiltrat
pada sebagian besar
lapang pulmo dextra
-Hemoptisis
(klinis)
-KP akut dextra
(radiologis)
-Suspek
Hemoptisis et
causa TB paru
-Suspek
Hemoptisis et
causa pneumonia
-Suspek
Hemoptisis et
causa
bronkiektasis
-Darah lengkap
-LED
-Kimia darah
-pemeriksaan
sputum
- Infus RL 20 tpm
-Drip Adona 1 amp/ 12 jam
-Inj. Asam tranexamat
500mg/8 jam
-Inj. Vit. K 1 amp/ 8 jam
- Inj. Vit. C 1 amp/8 jam
-Klinis
-Vital sign
-DL
29
POMRKlinis PROBLEM ASSESMENT PLANNING
DIAGNOSAPLANNING TERAPI PLANNING
MONITORING
-BTA (sewaktu) : +5
-Foto Thorak : Infiltrat
pada sebagian besar
lapang pulmo dextra
-kimia darah faal hepar
SGOT 47, SGPT 82
-ditemukan M. Tuberkulosa
-TB paru BTA
(+5) LLKB
-OAT
-2 bulan R/H/E
(450/300/1000)
-Rifampisin tab 300mg
0-0-1½
-Isoniasid tab 300mg 0-
0-1
-Etambutol tab 500mg
0-0-2
-4 bulan R/H (450/300)
-Rifampisin tab 300mg
0-0-1½
-Isoniasid tab 300mg 0-
0-1
-Klinis
-BTA (0-2-6/8
bulan)
-Foto Thorak (0-2-
6/8 bulan)
-Kimia darah faal
hepar
-SGOT 47
-SGPT 82
Gangguan Hepar USG Proliva tab 1x1 -Klinis
-Kimia darah faal
hepar
30
Tanggal Monitoring Bangsal Terapi
17/6/2013 S : Batuk darah berkurang, dada panas, sesak (-), demam (-) tapi tadi malam demam.O : TD:110/60 mmHg N : 96 x/ menitRR : 24 x/menit S : 36,5 0C K/L : CA (-/-), SI (-/-), PKGB (-/-)Thorak : Paru : simetri (+/+), retraksi (-/-), ketinggalan gerak (-/-), fremitus (+/+), sonor (+/+), SDV (+/+), rh (-/-). Wh (-/-)Cor : BJ I-II reguler, bising (-).Abdomen : Perislaltik (+), Nyeri tekan (-).Ekstremitas : akral hangat (+/+/+/+), oedem (-/-/-/-).Planning : Evaluasi batuk darah selama 24 jam.
Inf. RL 20 tpm Drip Adona 1 amp/ 12 jamInj. As. Tranexamat 500 mg/ 8 jamInj. Vit K 1amp/ 8 jamInj. Vit C 1 amp 8 jamDMP tab 3x1Inj. Dinasef 1g/ 12 jamStoblet 3x1Erdobet 2x1Parasetamol 3x1Imboost force 1x1
18/6/2013 S : Batuk darah (+) pukul 19.00 & 04.00 sebanyak 2x, warna merah kental, pusing (-), sesak (-), dada panas (+), nyeri dada (-).O : TD:118/82 mmHg N : 102 x/ menitRR : 24 x/menit S : 36,1 0C K/L : CA (-/-), SI (-/-), PKGB (-/-)Thorak : Paru : simetri (+/+), retraksi (-/-), ketinggalan gerak (-/-), fremitus (+/+), sonor (+/+), SDV (+/+), rh (-/-). Wh (-/-)Cor : BJ I-II reguler, bising (-).Abdomen : Perislaltik (+), Nyeri tekan (-).Ekstremitas : akral hangat (+/+/+/+), oedem (-/-/-/-).Planning : Observasi hemoptisis 24 jam ± ¼ gelas
Inf. RL 20 tpm Drip Adona 1 1/2 amp/ 12 jamInj. As. Tranexamat 500 mg/ 8 jamInj. Vit K 1amp/ 8 jamInj. Vit C 1 amp 8 jamInj. Dinasef 1g/ 12 jamDMP tab 3x1Stoblet 3x1Erdobet 2x1Parasetamol 3x1R/H/E 450/300/1000Proliver 1x1
31
19/6/2013 S : Batuk darah (+) pukul 03.15 sebanyak 1x ± 6 sdm, pusing (-), sesak (-), dada panas (+), nyeri dada (+), demam (-).O : TD:96/68 mmHg N : 95 x/ menitRR : 20 x/menit S : 36,8 0C K/L : CA (-/-), SI (-/-), PKGB (-/-)Thorak : Paru : simetri (+/+), retraksi (-/-), ketinggalan gerak (-/-), fremitus (+/+), sonor (+/+), SDV (+/+), rh (-/-). Wh (-/-)Cor : BJ I-II reguler, bising (-).Abdomen : Perislaltik (+), Nyeri tekan (-).Ekstremitas : akral hangat (+/+/+/+), oedem (-/-/-/-).Planning : Cek Hb, Observasi hemoptisis 24 jam.
Terapi lanjut Codein 10 mg 3x1Ekstra vit. K & As. Tranexamat 1 amp.Adona 30 tpm habis digrojokAlganac 0,5 mg 0-0-1
20/6/2013 S : Batuk darah (+) berkurang, pukul 22.00 sebanyak 1x, pusing (-), sesak (-), dada panas (+), nyeri dada (-), demam (-).O : TD:109/68 mmHg N : 94 x/ menitRR : 24 x/menit S : 35 0C K/L : CA (-/-), SI (-/-), PKGB (-/-)Thorak : Paru : simetri (+/+), retraksi (-/-), ketinggalan gerak (-/-), fremitus (+/+), sonor (+/+), SDV (+/+), rh (-/-). Wh (-/-)Cor : BJ I-II reguler, bising (-).Abdomen : Perislaltik (+), Nyeri tekan (-).Ekstremitas : akral hangat (+/+/+/+), oedem (-/-/-/-).Planning : DL ulang, OT/PT.
Terapi lanjut Acetran 2/3 3x1Diazepam 2 mg
32
21/6/2013 S : Batuk darah (+) berkurang, pusing (-), sesak (-), dada panas (+) berkurang, nyeri dada (-), demam (-), mual (-), muntah (-).O : TD:110/70 mmHg N : 100 x/ menitRR : 24 x/menit S : 36,5 0C K/L : CA (-/-), SI (-/-), PKGB (-/-)Thorak : Paru : simetri (+/+), retraksi (-/-), ketinggalan gerak (-/-), fremitus (+/+), sonor (+/+), SDV (+/+), rh (-/-). Wh (-/-)Cor : BJ I-II reguler, bising (-).Abdomen : Perislaltik (+), Nyeri tekan (-).Ekstremitas : akral hangat (+/+/+/+), oedem (-/-/-/-).Planning : Cek Hb, Observasi hemoptisis 24 jam.
Inf. RL : NaCl 0,9% 2:1 20 tpm Drip Adona 1 1/2 amp/ 12 jamInj. As. Tranexamat 500 mg/ 8 jamInj. Vit K 1amp/ 8 jamInj. Vit C 1 amp 8 jamInj. Dinasef 1g/ 12 jamDMP tab 3x1Stoblet 3x1Erdobet 2x1Parasetamol 3x1R/H/Z/E 400/300/1000/1000Proliver 1x1Acetran tab 2/3 3x1Diazepam 2 mg
37
• Batuk Darah adalah darah atau dahak berdarah yang dibatukkan, berasal dari saluran pernafasan bagian bawah (mulai dari glotis keaarah distal), bukan berasal dari saluran pernafasan bagian atas atau saluran perncernaan.
• Sinonim batuk darah adalah hemoptoe atau hemoptysis
38
Berdasarkan jumlah darah yang keluar Pursel membagi batuk darah menjadi:
• Derajat 1 : bloodstreak• Derajat 2 : 1-30 cc• Derajat 3 : 30-150 cc• Derajat 4 : 150-500 cc• Massive : 500-1000 cc atau lebih
40
• Penyebab hemoptysis secara umum dapat dibagi menjadi empat, yaitu infeksi, neoplasma, kelainan kardiovaskular, dan hal lainnya.
Infeksi
• Bronkitis• Tuberkulosis• Bronkiektasis• Fibrosis kistik• Abses paru• Pneumonia,
terutama Klebsiella• Emboli paro septic• Penyakit parenkim
akibat jamur
Neoplasma
• Kanker paru : sel skuamosa adenokarsinoa
• Adenoma bronkial
Lain-lain
• Tromboemboli paru• Stenosis mitral• Gagal jantng kiri• Trauma
trakeobronkial termasuk benda asing dan benturan paru
• Bronkolitiasis• Fistula
bronkovaskular• Hipertensi
pulmonalis primer
41
• Etiologi batuk darah berdasarkan usia
Anak dan remaja•Bronkiektasis, •Stenosis mitral dan•Tuberkulosis
Umur 20-40 tahun •Tuberkulosis, •Bronkiektasis, dan•Stenosis mitral
> 40 tahun •karsinoma bronkogen, •Tuberkulosis dan•Bronkiektasis
Patofisiologi .............
• Pada haemoptisis, terjadi kebocoran arteri Pulmonaris, yang merupakan akibat: - Trauma - Erosi ( infeksi,Tumor )- Kateterisasi a.Pulmonaris
Perbedaan Batuk darah dan Muntah darahKeadaan Batuk Darah Muntah Darah
Prodromal Rasa tidak enak di tenggorokan, ingin batuk
Mual, stomach distress
Onset Darah dibatukkan, dapat disertai dengan muntah
Darah dimuntahkan, dapat disertai dengan batuk
Tampilan Darah berbuih Tidak berbuih
Warna Merah segar Tidak berbuih
Isi Leukosit, mikroorganisme, hemosiderin, makrofag
Sisa makanan
pH Alkalis Asam
RPD Penyakit paru Peminum alkohol, ulkus peptik, kelainan hepar
Anemis Kadang Sering
Tinja Blood test (-) Blood test (+)
Diagnosis ( Pem. Fisik ).....
• Pemeriksaan Jantung : - S1,S2, murmur, ES,Gallop - JVP meningkat / tidak
• Pemeriksaan Abdomen: Hepatomegali
• Kulit : Echimosis, petechiae, telangiectasia, gingivitisatau perdarahan dari mulut atau hidung.
• Tungkai: edema / tidak
47
Darah tepi lengkap•Peningkatan hematokrit
menunjukan adanya kehilangan darah yang akut, jumlah sel darah putih yang meninggi mendukung adanya infeksi, trombositopenia menigsyaratkan kemungkinan koagulopati
•Pemeriksaan hemostase apabila dicurigai adanya koagulopati
•Analisa gas darah apabila pasien sesak dan sianosis
•Pemeriksaan sputum
(Sudoyo dkk, 2006).
48
Radiologi
• Radiografi dada menunjukan massa paru, kavitas atau infiltrat yang mungkin menjadi sumber perdarahan.
• Sebab perdarahan yang sukar dilihat pada pemeriksaan foto toraks seperti bronkiektasis, dapat dilihat dengan pemeriksaan bronkografi. Tindakan bronkoskopi dilakukan sebelum perdarahan berhenti untuk mengetahui asal perdarahan.
• Arteriografi bronkial selektif dilakukan bila bronkoskopi tidak dapat menunjukan lokasi perdarahan masif(Sudoyo dkk, 2006).
(Sudoyo dkk, 2006).
(Wibisono, Winarni & Hariadi, 2010).
49
• Saluran napas dapat divisualisasi dengan menggunakan bronkoskopi kaku atau fibrotik.
• Bronkoskopi fibrotik dengan anestesia topikal paling sering digunakan karena instrumen fleksibel ini dapat memvisualisasi bronki subsegmental dan saluran napas sentral serta lebih nyaman bagi pasien.
• Bronkoskopi kaku perlu bagi pasien dengan hemoptisis masif dan ketika dicurigai terjadi aspirasi benda asing
Bronkoskopi
(Sudoyo dkk, 2006).
50
Indikasi bronkoskopi untuk batuk darah adalah: • Bila tidak didapatkan kelainan radiologik• Batuk darah yang berulang• Batuk darah masif, sebagai tindakan
terapeutik yaitu membersihkan gumpalan darah yang keluar / penghisapan dan untuk menghentikan perdarahan
(Wibisono, Winarni & Hariadi, 2010).
• Pneumonia ( demam, nyeri dada & Sesak )
• TB ( Batuk lama, keringat malam, BB turun, & malas )
• Pulmonary Embolism ( Edema & nyeri tungkai )
Diferential Diagnosis
53
• Batuk yang kurang/tidak masif dapat ditangani secar konsevatif sedang batuk darah masif memerlukan tindakan yang lebih agresif-intensif seperti bronkoskopi atau operasi.
• Tujuan pokok terapi adalah mencegah tersumbatnya saluran pernapasan oleh bekuan darah, mencegah kemungkinan penyebaran infeksi dan menghentikan perdarahan. (Wibisono, Winarni & Hariadi, 2010).
54
• Terapi dasar berupa mengistirahatkan pasien, dengan posisi paru yang mengalami perdarahan dibawah. Reflek batuk ditekan dengan kodein fosfat 30-60 mg IM setiap 4-6 jam selama 24 jam.
• Obat penekan batuk diberikan bila batuk yang berlebihan dan merangsang timbulnya perdarahan lebih banyak.
• Terapi spesifik berdasarkan atas penyakit dasar penyebab perdarahan tersebut
Streaking dan hemoptisis ringan
(Wibisono, Winarni & Hariadi, 2010).
(Sudoyo dkk, 2006).
(Sudoyo dkk, 2006).
55
Hemoptisis masif
Terapi umum
• Mempertahankan terbukanya saluran napas. Pemasangan selang endotrakeal untuk pengisapan darah dari saluran pernapasan dan kemudian menghubungkan dengan suatu ventilator.
• Pasien harus ditempatkan dengan paru yang mengalami perdarahan di bawah untuk melindungi paru yang baik.
• Menekan batuk dengan kodein fosfar 30-60 mg secara intramuskular.
• Mempertahankan tekanan darah dengan darah segar dan plasma ekspander.
(Sudoyo dkk, 2006).
57
Indikasi tindakan bedah menurut Busroh (1978) adalah
• Batuk darah > 600 cc / 24 jam dan dalam pengamatan batuk darah tidak berhenti atau batuk darah 250 – 600 cc / 24 jam,
• Hb < 10 gr% dan batuk darah berlangsung terus, atau
• Batuk darah 250 – 600 cc / 24 jam, Hb > 10 gr% dan dalam, pengamatan 48 jam perdarahan tidak berhenti (Wibisono, Winarni & Hariadi, 2010).
58
Reseksi paru
•Untuk membuang sisa-sisa kerusakan akibat penyakit dasarnya.
•Prinsipnya mempertahankan sebanyak mungkin jaringan paru yang dianggap sehat
Terapi kolaps
•Bertujuan untuk mengistirahatkan bagian paru yang sakit dengan cara membuat kolaps jaringan paru yang sakit tesebut.
•Pendapat ini benar untuk kelainan berbentuk kavitas, tetapi cara ini banyak ditinggalkan karena komplikasi banyak.
Lain-lain
•Tindakan embolisasi artifisial atau Bronchial Artery Embolization (penyuntikan gel-foam melaui kateterisasi pada arteri bronkialis.
•Meurut Ingbar (1999) embolisasi berhasil menghentikan 95% perdarahan
(Wibisono, Winarni & Hariadi, 2010).
60
• Komplikasinya adalah asfiksia, sufokasi dan kegagalan sirkulasi akibat kehilangan banyak darah dalam waktu singkat.
• Komplikasi lain yang mungkin terjadi adalah penyebaran penyakit ke sisi paru yang sehat dan atelektasis.
(Wibisono, Winarni & Hariadi, 2010).
61
Asfiksia • Terjadinya asfiksia karena adanya
pembekuan darah dalam saluran pernapasan.
• Asfiksia tergantung dari frekuensi batuk darah, jumlah darah yang dikeluarkan, kecemasan penderita, siklus inspirasi, reflek batuk yang buruk dan posisi penderita. (Wibisono, Winarni & Hariadi, 2010).
62
• Jumlah darah yang dikeluarkan selama terjadinya batuk darah dapat menimbulkan syok hipovolemik.
• Aspirasi pneumonia atau infeksi yang terjadi beberapa jam atau beberapa hari setelah perdarahan.
• Aspirasi pneumonia merupakan keadaan berat karena saluran napas dan bagian fungsional paru tidak dapat berfungsi dengan baik.
(Wibisono, Winarni & Hariadi, 2010).
64
• Pada batuk darah idiopatik prognosisnya baik, kecuali jika penderita mengalami batuk darah yang rekuren.
(Wibisono, Winarni & Hariadi, 2010).
65
Pada batuk darah sekunder ada beberapa faktor yang menentukan prognosis, yaitu:
• Derajat batuk darah. Pada single hemoptysis mempunyai prognosis baik, sedang batuk darah yang profus dan bergumpal-gumpal prognosisnya jelek.
• Macam penyakit dasar yang menyebabkan batuk darah. Pada karsinoma bronkogenik prognosisnya jelek
• Kecepatan dalam penatalaksanaan batuk darah masif, misalnya tindakan trakeostomi, bronkoskopi atau tindakan bedah yang tepat.(Wibisono, Winarni & Hariadi, 2010).
66
DAFTAR PUSTAKAAli, J., Summer, Levitsky. 2004. Pulmonary Pathophysiology. New York:
McGraw-Hill. 409-12.Alsagaff, H. Mukty. 2005. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya:
Airlangga University Press. 301-305.Gunderman, R. B. 2006. Anatomy and Physiology:Essential Radiology.
New York: Thieme. 69-73.Sudoyo AW dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid II edisi IV.
Jakarta: pusat penerbitan departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.Wibisono M.J, Alsagaff H. 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru, Batuk
Darah. Surabaya: Departemen Ilmu Penyakit Paru FK UNAIR- RS. Dr. Soetomo. 74-86.
Wibisono MJ dkk. 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru 2010. Departemen Ilmu Penyakit Paru FK Unair: Surabaya.