hemoptisis

67
LAKI-LAKI USIA 19 TAHUN DENGAN HEMOPTISIS et causa TB PARU BTA (+5) LESI LUAS KASUS BARU Pembimbing : dr. Riana Sari, Sp.P 21/03/2022 1

description

hemoptosis

Transcript of hemoptisis

18/04/2023 1

LAKI-LAKI USIA 19 TAHUN DENGAN HEMOPTISIS et causa TB PARU BTA (+5)

LESI LUAS KASUS BARU

Pembimbing :dr. Riana Sari, Sp.P

2

IDENTITAS PASIEN

3

Nama pasien : Sdr. GUmur : 19 tahunJenis kelamin : Laki-lakiAlamat : Gadingan, MagelangPekerjaan : MahasiswaStatus perkawinan : Belum menikahAgama : IslamSuku : JawaTanggal pemeriksaan : 16 Juni 2013

4

ANAMNESA

5

•Batuk darah

Keluhan Utama

6

Riwayat Penyakit Sekarang• Pasien datang ke IGD BBKPM tanggal 16 Juni 2013 pukul 03.00

dengan keluhan batuk darah. Batuk darah sebanyak 2x yaitu pada pukul 23.30 (15 Juni 2013), batuk darah berwarna merah segar, konsistensi kental dan cair, tidak berbuih, sebanyak 2 sendok makan.

• Batuk darah tidak disertai nyeri dada dan dada tidak terasa panas.

• Pada pukul 02.30 pasien batuk darah berwarna merah tua, konsistensi kental dan cair, tidak berbuih, sebanyak ±1/4 gelas belimbing.

• Dada terasa nyeri (-), dada panas (-), saat itu pasien langsung dibawa ke IGD BBKPM. Sesak nafas (-), badan lemas (+).

• Keringat malam (-), penurunan berat badan (-), nafsu makan berkurang (-).

7

• Riwayat penyakit serupa : diakui, 4 bulan yang lalu• Riwayat asma : tidak diakui• Riwayat pengobatan OAT : tidak diakui• Riwayat hipertensi : tidak diakui• Riwayat diabetes mellitus : tidak diakui• Riwayat penyakit paru : tidak diakui• Riwayat penyakit jantung : tidak diakui• Riwayat penyakit ginjal : tidak diakui• Riwayat penyakit liver : tidak diakui• Riwayat alergi : tidak diakui • Riwayat opname : diakui, 2 minggu yang lalu di

RS Yarsis dengan keluhan batuk darah• Riwayat trauma : tidak diakui

Riwayat penyakit dahulu

8

• Merokok : tidak diakui• Kontak penderita TB : tidak diakui• Konsumsi alkohol : tidak diakui• Konsumsi obat bebas : tidak diakui• Konsumsi kopi : tidak diakui

Riwayat pribadi

• Riwayat penyakit serupa : tidak diakui• Riwayat hipertensi : diakui• Riwayat diabetes mellitus : tidak diakui • Riwayat asma : tidak diakui• Riwayat penyakit TB paru : tidak diakui• Riwayat penyakit jantung : tidak diakui• Riwayat penyakit liver : tidak diakui• Riwayat alergi : tidak diakui

Riwayat keluarga

9

PEMERIKSAAN FISIK

10

Keadaan Umum•Baik •Kesadaran compos mentis

(E4V5M6)

Vital Signs•TD:113/71 mmHg•Nadi: 88 x/menit•RR: 32 x/menit•Suhu:37, 6⁰C (aksiler)

11

Kulit • Ikterik (-), petekie (-), purpura

(-), hiperpigmentasi(-), turgor cukup, kulit kering(-), hiperemis (-).

Kepala • Bentuk mesosefal, rambut

warna hitam, mudah rontok (-), luka (-)

Mata • Konjungtiva anemis (-/-),

sklera ikterik (-/-), injeksi konjungtiva (-/-), perdarahan subkonjungtiva (-/-), reflek cahaya (+/+), mata cekung (-/-)

Hidung • Napas cuping hidung (-),

deformitas (-), darah (-/-), sekret (-/-)

12

Telinga• Deformitas (-/-), darah (-/-),

sekret (-/-)

Mulut • Sianosis (-), stomatitis (-), gusi

berdarah (-), kering (-), papil lidah atrofi (-), mukosa pucat(-), lidah tifoid (-), luka pada tengah bibir (-), luka pada sudut bibir (-), karies gigi (-)

Leher • Retraksi supra sternal (-), deviasi

trakea (-), peningkatan JVP R0, pembesaran kelenjar limfe (-/-)

13

Thorax• inspeksi : Kelainan bentuk (-), simetris (+/+), pelebaran vena superfisial (-), spider nevi (-), ketinggalan gerak (-/-), retraksi otot bantu pernapasan (-)

Paru-paru• Inspeksi : gerakan pernafasan simetris

kanan kiri, retraksi intercostae (-),

14

• Palpasi : fremitus

DEPAN BELAKANG

Kanan Kiri Kanan Kiri

N N N N

N N N N

N N N N

15

• Perkusi

Keterangan: S = Sonor

DEPAN BELAKANG

Kanan Kiri Kanan Kiri

S S S S

S S S S

S S S S

16

• Auskultasi Suara dasar vesikuler (+/+)

Rh (-/-), Wh (-/-)

DEPAN BELAKANG

Kanan Kiri Kanan Kiri

+ + + +

+ + + +

+ + + +

17

Inspeksi• Ictus cordis tidak

tampak

Palpasi• Ictus cordis tidak kuat

angkat. Pada SIC V midclavicula sin

Perkusi batas

jantung

• Ka-atas: SIC III parasternal dex

• Ka-bawah: SIC IV parasternal dex

• Ki atas: SIC III parasternal sin

• Ki bawah: SIC V midclavicula sin

Auskultasi

• Bunyi jantung I-II reguler

• Bising jantung(-)

18

inspeksi• Dinding abdomen sejajar

dengan dinding dada, distended(-),venektasi(-)

auskultasi • Peristaltik normal

Perkusi

• Timpani, pekak alih (-), undulasi (-), hepatomegali (-), splenomegali (-).

Palpasi

• Hepar dan lien tidak teraba membesar, defans muskuler (-), nyeri tekan (-)

19

Clubbing finger (-)

Akral hangat(+)

Palmar eritema(-)

Odema piting (-)

Ekstremitas

20

PEMERIKSAAN PENUNJANG

21

Pemeriksaan BTA (17-06-2013)

• Spesimen : dahak sewaktu• Hasil : +5

22

Pemeriksaan darah lengkap (16-06-2013)Hematologi 16/6/13 18/6/13 19/6/13 20/6/13 Nilai Normal

Hb 12,1 11,9 11,4 12 14-17 g/dl

Leukosit 8.700 9000 7.900 8.400 4.000-10.000

Trombosit 282 265 267 267 150-450

LED 33/65 0-15

meningkat

Kimia Darah

SGOT 47 23 <35

meningkat

SGPT 82 37 <45 meningkat

HbsAg - Negatif

Ureum 35 50

Kreatinin 0,97 <1,4

Asam Urat 4,05 <7

GDS 95 78-115

23

Pemeriksaan Radiologi Thorak (06-06-2013)

• Interprestasi

Nama Sdr. G (19 th) foto thorak PA didapatkan :

Pulmo: corakan vaskuler kasar, terdapat infiltrat pada sebagian besar lapang pulmo dextra

Cor: dalam batas normal

Sudut cotofrenikus: dextra et sinistra membentuk sudut lancip

Diafragma: licin

• Kesan: KP akut dextra

24

RESUME DAFTAR MASALAH

25

• Laki-laki usia 19 tahun :• Batuk darah sebanyak 2x• Batuk darah pertama warna merah segar,

tidak berbuih konsistensi kental cair, tidak berbuih sebanyak 2 sdm. Kedua warna merah tua, tidak berbuih konsistensi kental cair sebanyak ¼ gelas belimbing.

Anamnesa

26

• BTA (sewaktu): +5• Foto thorak : • pulmo: corakan vaskuler kasar, terdapat infiltrat

pada sebagian besar lapang pulmo dextra• cor: dalam batas normal• sudut cotofrenikus: dextra et sinistra membentuk

sudut lancip• diafragma: licin

• DL : LED : 33/65 ; SGOT 47 ; SGPT 82

Pemeriksaan penunjang

27

•Hemoptisis•TB Paru

Assement/diagnosa kerja

28

POMRKlinis PROBLEM ASSESMENT PLANNING

DIAGNOSAPLANNING TERAPI PLANNING

MONITORING

-Batuk darah sebanyak 2x,

Batuk darah pertama

warna merah segar, tidak

berbuih,konsistensi kental

cair, sebanyak 2 sdm.

Batuk darah kedua warna

merah tua, tidak berbuih,

konsistensi kental cair

sebanyak ¼ gelas

belimbing. Nyeri dada (-),

dada panas (-)

-Foto Thorak : Infiltrat

pada sebagian besar

lapang pulmo dextra

-Hemoptisis

(klinis)

-KP akut dextra

(radiologis)

-Suspek

Hemoptisis et

causa TB paru

-Suspek

Hemoptisis et

causa pneumonia

-Suspek

Hemoptisis et

causa

bronkiektasis

-Darah lengkap

-LED

-Kimia darah

-pemeriksaan

sputum

- Infus RL 20 tpm

-Drip Adona 1 amp/ 12 jam

-Inj. Asam tranexamat

500mg/8 jam

-Inj. Vit. K 1 amp/ 8 jam

- Inj. Vit. C 1 amp/8 jam

-Klinis

-Vital sign

-DL

29

POMRKlinis PROBLEM ASSESMENT PLANNING

DIAGNOSAPLANNING TERAPI PLANNING

MONITORING

-BTA (sewaktu) : +5

-Foto Thorak : Infiltrat

pada sebagian besar

lapang pulmo dextra

-kimia darah faal hepar

SGOT 47, SGPT 82

-ditemukan M. Tuberkulosa

-TB paru BTA

(+5) LLKB

-OAT

-2 bulan R/H/E

(450/300/1000)

-Rifampisin tab 300mg

0-0-1½

-Isoniasid tab 300mg 0-

0-1

-Etambutol tab 500mg

0-0-2

-4 bulan R/H (450/300)

-Rifampisin tab 300mg

0-0-1½

-Isoniasid tab 300mg 0-

0-1

-Klinis

-BTA (0-2-6/8

bulan)

-Foto Thorak (0-2-

6/8 bulan)

-Kimia darah faal

hepar

-SGOT 47

-SGPT 82

Gangguan Hepar USG Proliva tab 1x1 -Klinis

-Kimia darah faal

hepar

30

Tanggal Monitoring Bangsal Terapi

17/6/2013 S : Batuk darah berkurang, dada panas, sesak (-), demam (-) tapi tadi malam demam.O : TD:110/60 mmHg N : 96 x/ menitRR : 24 x/menit S : 36,5 0C K/L : CA (-/-), SI (-/-), PKGB (-/-)Thorak : Paru : simetri (+/+), retraksi (-/-), ketinggalan gerak (-/-), fremitus (+/+), sonor (+/+), SDV (+/+), rh (-/-). Wh (-/-)Cor : BJ I-II reguler, bising (-).Abdomen : Perislaltik (+), Nyeri tekan (-).Ekstremitas : akral hangat (+/+/+/+), oedem (-/-/-/-).Planning : Evaluasi batuk darah selama 24 jam.

Inf. RL 20 tpm Drip Adona 1 amp/ 12 jamInj. As. Tranexamat 500 mg/ 8 jamInj. Vit K 1amp/ 8 jamInj. Vit C 1 amp 8 jamDMP tab 3x1Inj. Dinasef 1g/ 12 jamStoblet 3x1Erdobet 2x1Parasetamol 3x1Imboost force 1x1

18/6/2013 S : Batuk darah (+) pukul 19.00 & 04.00 sebanyak 2x, warna merah kental, pusing (-), sesak (-), dada panas (+), nyeri dada (-).O : TD:118/82 mmHg N : 102 x/ menitRR : 24 x/menit S : 36,1 0C K/L : CA (-/-), SI (-/-), PKGB (-/-)Thorak : Paru : simetri (+/+), retraksi (-/-), ketinggalan gerak (-/-), fremitus (+/+), sonor (+/+), SDV (+/+), rh (-/-). Wh (-/-)Cor : BJ I-II reguler, bising (-).Abdomen : Perislaltik (+), Nyeri tekan (-).Ekstremitas : akral hangat (+/+/+/+), oedem (-/-/-/-).Planning : Observasi hemoptisis 24 jam ± ¼ gelas

Inf. RL 20 tpm Drip Adona 1 1/2 amp/ 12 jamInj. As. Tranexamat 500 mg/ 8 jamInj. Vit K 1amp/ 8 jamInj. Vit C 1 amp 8 jamInj. Dinasef 1g/ 12 jamDMP tab 3x1Stoblet 3x1Erdobet 2x1Parasetamol 3x1R/H/E 450/300/1000Proliver 1x1

31

19/6/2013 S : Batuk darah (+) pukul 03.15 sebanyak 1x ± 6 sdm, pusing (-), sesak (-), dada panas (+), nyeri dada (+), demam (-).O : TD:96/68 mmHg N : 95 x/ menitRR : 20 x/menit S : 36,8 0C K/L : CA (-/-), SI (-/-), PKGB (-/-)Thorak : Paru : simetri (+/+), retraksi (-/-), ketinggalan gerak (-/-), fremitus (+/+), sonor (+/+), SDV (+/+), rh (-/-). Wh (-/-)Cor : BJ I-II reguler, bising (-).Abdomen : Perislaltik (+), Nyeri tekan (-).Ekstremitas : akral hangat (+/+/+/+), oedem (-/-/-/-).Planning : Cek Hb, Observasi hemoptisis 24 jam.

Terapi lanjut Codein 10 mg 3x1Ekstra vit. K & As. Tranexamat 1 amp.Adona 30 tpm habis digrojokAlganac 0,5 mg 0-0-1

20/6/2013 S : Batuk darah (+) berkurang, pukul 22.00 sebanyak 1x, pusing (-), sesak (-), dada panas (+), nyeri dada (-), demam (-).O : TD:109/68 mmHg N : 94 x/ menitRR : 24 x/menit S : 35 0C K/L : CA (-/-), SI (-/-), PKGB (-/-)Thorak : Paru : simetri (+/+), retraksi (-/-), ketinggalan gerak (-/-), fremitus (+/+), sonor (+/+), SDV (+/+), rh (-/-). Wh (-/-)Cor : BJ I-II reguler, bising (-).Abdomen : Perislaltik (+), Nyeri tekan (-).Ekstremitas : akral hangat (+/+/+/+), oedem (-/-/-/-).Planning : DL ulang, OT/PT.

Terapi lanjut Acetran 2/3 3x1Diazepam 2 mg

32

21/6/2013 S : Batuk darah (+) berkurang, pusing (-), sesak (-), dada panas (+) berkurang, nyeri dada (-), demam (-), mual (-), muntah (-).O : TD:110/70 mmHg N : 100 x/ menitRR : 24 x/menit S : 36,5 0C K/L : CA (-/-), SI (-/-), PKGB (-/-)Thorak : Paru : simetri (+/+), retraksi (-/-), ketinggalan gerak (-/-), fremitus (+/+), sonor (+/+), SDV (+/+), rh (-/-). Wh (-/-)Cor : BJ I-II reguler, bising (-).Abdomen : Perislaltik (+), Nyeri tekan (-).Ekstremitas : akral hangat (+/+/+/+), oedem (-/-/-/-).Planning : Cek Hb, Observasi hemoptisis 24 jam.

Inf. RL : NaCl 0,9% 2:1 20 tpm Drip Adona 1 1/2 amp/ 12 jamInj. As. Tranexamat 500 mg/ 8 jamInj. Vit K 1amp/ 8 jamInj. Vit C 1 amp 8 jamInj. Dinasef 1g/ 12 jamDMP tab 3x1Stoblet 3x1Erdobet 2x1Parasetamol 3x1R/H/Z/E 400/300/1000/1000Proliver 1x1Acetran tab 2/3 3x1Diazepam 2 mg

33

FOLLOW UP

34

35

TINJAUAN PUSTAKA

HEMOPTISIS

36

Definisi

37

• Batuk Darah adalah darah atau dahak berdarah yang dibatukkan, berasal dari saluran pernafasan bagian bawah (mulai dari glotis keaarah distal), bukan berasal dari saluran pernafasan bagian atas atau saluran perncernaan.

• Sinonim batuk darah adalah hemoptoe atau hemoptysis

38

Berdasarkan jumlah darah yang keluar Pursel membagi batuk darah menjadi:

• Derajat 1 : bloodstreak• Derajat 2 : 1-30 cc• Derajat 3 : 30-150 cc• Derajat 4 : 150-500 cc• Massive : 500-1000 cc atau lebih

39

Etiologi

40

• Penyebab hemoptysis secara umum dapat dibagi menjadi empat, yaitu infeksi, neoplasma, kelainan kardiovaskular, dan hal lainnya.

Infeksi

• Bronkitis• Tuberkulosis• Bronkiektasis• Fibrosis kistik• Abses paru• Pneumonia,

terutama Klebsiella• Emboli paro septic• Penyakit parenkim

akibat jamur

Neoplasma

• Kanker paru : sel skuamosa adenokarsinoa

• Adenoma bronkial

Lain-lain

• Tromboemboli paru• Stenosis mitral• Gagal jantng kiri• Trauma

trakeobronkial termasuk benda asing dan benturan paru

• Bronkolitiasis• Fistula

bronkovaskular• Hipertensi

pulmonalis primer

41

• Etiologi batuk darah berdasarkan usia

Anak dan remaja•Bronkiektasis, •Stenosis mitral dan•Tuberkulosis

Umur 20-40 tahun •Tuberkulosis, •Bronkiektasis, dan•Stenosis mitral

> 40 tahun •karsinoma bronkogen, •Tuberkulosis dan•Bronkiektasis

Patofisiologi .............

• Pada haemoptisis, terjadi kebocoran arteri Pulmonaris, yang merupakan akibat: - Trauma - Erosi ( infeksi,Tumor )- Kateterisasi a.Pulmonaris

Perbedaan Batuk darah dan Muntah darahKeadaan Batuk Darah Muntah Darah

Prodromal Rasa tidak enak di tenggorokan, ingin batuk

Mual, stomach distress

Onset Darah dibatukkan, dapat disertai dengan muntah

Darah dimuntahkan, dapat disertai dengan batuk

Tampilan Darah berbuih Tidak berbuih

Warna Merah segar Tidak berbuih

Isi Leukosit, mikroorganisme, hemosiderin, makrofag

Sisa makanan

pH Alkalis Asam

RPD Penyakit paru Peminum alkohol, ulkus peptik, kelainan hepar

Anemis Kadang Sering

Tinja Blood test (-) Blood test (+)

Diagnosis ( Pem. Fisik ).....

• Pemeriksaan Jantung : - S1,S2, murmur, ES,Gallop - JVP meningkat / tidak

• Pemeriksaan Abdomen: Hepatomegali

• Kulit : Echimosis, petechiae, telangiectasia, gingivitisatau perdarahan dari mulut atau hidung.

• Tungkai: edema / tidak

45

Pemeriksaan penunjang

46

• Pemeriksaan darah tepi lengkap• Pencitraan (imaging)• Bronkoskopi

47

Darah tepi lengkap•Peningkatan hematokrit

menunjukan adanya kehilangan darah yang akut, jumlah sel darah putih yang meninggi mendukung adanya infeksi, trombositopenia menigsyaratkan kemungkinan koagulopati

•Pemeriksaan hemostase apabila dicurigai adanya koagulopati

•Analisa gas darah apabila pasien sesak dan sianosis

•Pemeriksaan sputum

(Sudoyo dkk, 2006).

48

Radiologi

• Radiografi dada menunjukan massa paru, kavitas atau infiltrat yang mungkin menjadi sumber perdarahan.

• Sebab perdarahan yang sukar dilihat pada pemeriksaan foto toraks seperti bronkiektasis, dapat dilihat dengan pemeriksaan bronkografi. Tindakan bronkoskopi dilakukan sebelum perdarahan berhenti untuk mengetahui asal perdarahan.

• Arteriografi bronkial selektif dilakukan bila bronkoskopi tidak dapat menunjukan lokasi perdarahan masif(Sudoyo dkk, 2006).

(Sudoyo dkk, 2006).

(Wibisono, Winarni & Hariadi, 2010).

49

• Saluran napas dapat divisualisasi dengan menggunakan bronkoskopi kaku atau fibrotik.

• Bronkoskopi fibrotik dengan anestesia topikal paling sering digunakan karena instrumen fleksibel ini dapat memvisualisasi bronki subsegmental dan saluran napas sentral serta lebih nyaman bagi pasien.

• Bronkoskopi kaku perlu bagi pasien dengan hemoptisis masif dan ketika dicurigai terjadi aspirasi benda asing

Bronkoskopi

(Sudoyo dkk, 2006).

50

Indikasi bronkoskopi untuk batuk darah adalah: • Bila tidak didapatkan kelainan radiologik• Batuk darah yang berulang• Batuk darah masif, sebagai tindakan

terapeutik yaitu membersihkan gumpalan darah yang keluar / penghisapan dan untuk menghentikan perdarahan

(Wibisono, Winarni & Hariadi, 2010).

• Pneumonia ( demam, nyeri dada & Sesak )

• TB ( Batuk lama, keringat malam, BB turun, & malas )

• Pulmonary Embolism ( Edema & nyeri tungkai )

Diferential Diagnosis

52

Penatalaksanaan

53

• Batuk yang kurang/tidak masif dapat ditangani secar konsevatif sedang batuk darah masif memerlukan tindakan yang lebih agresif-intensif seperti bronkoskopi atau operasi.

• Tujuan pokok terapi adalah mencegah tersumbatnya saluran pernapasan oleh bekuan darah, mencegah kemungkinan penyebaran infeksi dan menghentikan perdarahan. (Wibisono, Winarni & Hariadi, 2010).

54

• Terapi dasar berupa mengistirahatkan pasien, dengan posisi paru yang mengalami perdarahan dibawah. Reflek batuk ditekan dengan kodein fosfat 30-60 mg IM setiap 4-6 jam selama 24 jam.

• Obat penekan batuk diberikan bila batuk yang berlebihan dan merangsang timbulnya perdarahan lebih banyak.

• Terapi spesifik berdasarkan atas penyakit dasar penyebab perdarahan tersebut

Streaking dan hemoptisis ringan

(Wibisono, Winarni & Hariadi, 2010).

(Sudoyo dkk, 2006).

(Sudoyo dkk, 2006).

55

Hemoptisis masif

Terapi umum

• Mempertahankan terbukanya saluran napas. Pemasangan selang endotrakeal untuk pengisapan darah dari saluran pernapasan dan kemudian menghubungkan dengan suatu ventilator.

• Pasien harus ditempatkan dengan paru yang mengalami perdarahan di bawah untuk melindungi paru yang baik.

• Menekan batuk dengan kodein fosfar 30-60 mg secara intramuskular.

• Mempertahankan tekanan darah dengan darah segar dan plasma ekspander.

(Sudoyo dkk, 2006).

56

•Reseksi paru•Terapi kolaps•Lain-lain

Terapi bedah

57

Indikasi tindakan bedah menurut Busroh (1978) adalah

• Batuk darah > 600 cc / 24 jam dan dalam pengamatan batuk darah tidak berhenti atau batuk darah 250 – 600 cc / 24 jam,

• Hb < 10 gr% dan batuk darah berlangsung terus, atau

• Batuk darah 250 – 600 cc / 24 jam, Hb > 10 gr% dan dalam, pengamatan 48 jam perdarahan tidak berhenti (Wibisono, Winarni & Hariadi, 2010).

58

Reseksi paru

•Untuk membuang sisa-sisa kerusakan akibat penyakit dasarnya.

•Prinsipnya mempertahankan sebanyak mungkin jaringan paru yang dianggap sehat

Terapi kolaps

•Bertujuan untuk mengistirahatkan bagian paru yang sakit dengan cara membuat kolaps jaringan paru yang sakit tesebut.

•Pendapat ini benar untuk kelainan berbentuk kavitas, tetapi cara ini banyak ditinggalkan karena komplikasi banyak.

Lain-lain

•Tindakan embolisasi artifisial atau Bronchial Artery Embolization (penyuntikan gel-foam melaui kateterisasi pada arteri bronkialis.

•Meurut Ingbar (1999) embolisasi berhasil menghentikan 95% perdarahan

(Wibisono, Winarni & Hariadi, 2010).

59

Komplikasi

60

• Komplikasinya adalah asfiksia, sufokasi dan kegagalan sirkulasi akibat kehilangan banyak darah dalam waktu singkat.

• Komplikasi lain yang mungkin terjadi adalah penyebaran penyakit ke sisi paru yang sehat dan atelektasis.

(Wibisono, Winarni & Hariadi, 2010).

61

Asfiksia • Terjadinya asfiksia karena adanya

pembekuan darah dalam saluran pernapasan.

• Asfiksia tergantung dari frekuensi batuk darah, jumlah darah yang dikeluarkan, kecemasan penderita, siklus inspirasi, reflek batuk yang buruk dan posisi penderita. (Wibisono, Winarni & Hariadi, 2010).

62

• Jumlah darah yang dikeluarkan selama terjadinya batuk darah dapat menimbulkan syok hipovolemik.

• Aspirasi pneumonia atau infeksi yang terjadi beberapa jam atau beberapa hari setelah perdarahan.

• Aspirasi pneumonia merupakan keadaan berat karena saluran napas dan bagian fungsional paru tidak dapat berfungsi dengan baik.

(Wibisono, Winarni & Hariadi, 2010).

63

Prognosis

64

• Pada batuk darah idiopatik prognosisnya baik, kecuali jika penderita mengalami batuk darah yang rekuren.

(Wibisono, Winarni & Hariadi, 2010).

65

Pada batuk darah sekunder ada beberapa faktor yang menentukan prognosis, yaitu:

• Derajat batuk darah. Pada single hemoptysis mempunyai prognosis baik, sedang batuk darah yang profus dan bergumpal-gumpal prognosisnya jelek.

• Macam penyakit dasar yang menyebabkan batuk darah. Pada karsinoma bronkogenik prognosisnya jelek

• Kecepatan dalam penatalaksanaan batuk darah masif, misalnya tindakan trakeostomi, bronkoskopi atau tindakan bedah yang tepat.(Wibisono, Winarni & Hariadi, 2010).

66

DAFTAR PUSTAKAAli, J., Summer, Levitsky. 2004. Pulmonary Pathophysiology. New York:

McGraw-Hill. 409-12.Alsagaff, H. Mukty. 2005. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya:

Airlangga University Press. 301-305.Gunderman, R. B. 2006. Anatomy and Physiology:Essential Radiology.

New York: Thieme. 69-73.Sudoyo AW dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid II edisi IV.

Jakarta: pusat penerbitan departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.Wibisono M.J, Alsagaff H. 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru, Batuk

Darah. Surabaya: Departemen Ilmu Penyakit Paru FK UNAIR- RS. Dr. Soetomo. 74-86.

Wibisono MJ dkk. 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru 2010. Departemen Ilmu Penyakit Paru FK Unair: Surabaya.

67

Sekian dan terima kasih , , ,