REFERAT HEMOPTISIS Tinjauan Pustaka Autosaved

download REFERAT HEMOPTISIS Tinjauan Pustaka Autosaved

of 24

description

hemoptisis

Transcript of REFERAT HEMOPTISIS Tinjauan Pustaka Autosaved

Hemoptisis pada Tuberculosis

Hemoptisis pada Tuberculosis

BAB IPENDAHULUAN

Hemoptisis berasal dari kata haemoptysis = haima dan physis, dari bahasa Yunani. Hemoptisis atau batuk darah adalah ekspektorasi darah atau dahak berdarah yang dibatukkan, yang berasal dari saluran pernapasan bagian bawah di bawah laring. Batuk darah adalah suatu keadaan yang menakutkan atau mengerikan bagi penderita maupun keluarganya, sehingga dapat menyebabkan beban mental, bahkan menjadi gelisah. Sebagai akibat dari ketakutannya tadi penderita berusaha menahan batuknya. Kalau hal ini terjadi, maka bahaya penyulit seperti penyumbatan saluran napas akan mengancam jiwa penderita, oleh sebab itu ketenangan penderita mutlak diperlukan. Pada umumnya penderita, telah mempunyai penyakit dasar, tetapi keluhan-keluhan yang berasal dari penyakit dasar tadi tidak mendorong penderita untuk pergi berobat. Pada dasarnya batuk darah akan berhenti sendiri, asal robekan pembuluh darah tidak luas, sehingga penutupan luka dengan cepat terjadi.1 Batuk darah merupakan suatu gejala atau tanda dari suatu penyakit infeksi. Penyebab batuk darah sangat beragam, antara lain : penyakit infeksi, neoplasma, benda asing, trauma, gangguan vaskular, penyakit autoimun dan lain-lain. Volume darah yang dibatukkan bervariasi dari dahak bercampur darah dalam jumlah minimal hingga masif, tergantung laju perdarahan dan lokasi perdarahan.6Penderita yang mengalami batuk darah memerlukan pertolongan segera dan pengawasan medis karena sewaktu-waktu dapat terjadi perdarahan masif yang berakibat fatal. Penanganan batuk darah pada prinsipnya menjaga jalan napas agar tidak terjadi asfiksia, menghentikan perdarahan dan penatalaksanaan selanjutnya tergantung pada etiologi dan lokasi sumber perdarahan.6

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 DefinisiHemoptisis adalah ekspektorasi darah dari saluran napas. Darah bervariasi dari dahak disertai bercak / lapisan darah hingga batuk berisi darah saja.2Hemoptisis atau batuk darah ialah darah atau dahak berdarah yang dibatukkan, berasal dari saluran pernapasan bagian bawah (mulai dari glottis kearah distal).1Hemoptisis adalah ekspektorasi darah akibat perdarahan pada saluran nafas dibawah laring, atau perdarahan yang keluar ke saluran nafas di bawah laring. Batuk darah lebih sering merupakan tanda atau gejala dari penyakit dasar sehingga etiologinya harus dicari melalui pemeriksaan yang seksama.3

2.2 Epidemiologi6Pada tahun 1930-1960 penyebab batuk darah tersering di Amerika adalah bronkiektasis dan tuberculosis (TB) paru. Smiddy dan Elliot melakukan pengamatan dengan pemeriksaan BSOL (Bronkoskop Serat Optic Lentur) pada tahun 1971-1972 menemukan penyebab tersering batuk darah adalah bronkitis kronik atau bronkiektasis diikuti dengan karsinoma bronkus.Dibeberapa negara berkembang penyebab batuk darah tersering masih didominasi oleh penyakit infeksi. Lim dkk melakukan penelitian sejak tahun 1993-1998 pada sebuah rumah sakit di Singapura, menemukan penyebab batuk darah masif dengan laju perdarahan > 150 ml dalam 24 jam adalah TB paru (40%), kanker paru (10%), bronkiektasis (8%) dan sekuenstrasi paru (2%).Di RS Persahabatan, Retno dkk pada penelitiannya terhadap 32 penderita batuk darah mendapatkan penyabab terserig adalah TB paru (64,43%) dan bronkiektasis (16,71%) sedangkan kanker paru sejumlah 3,4%. Hadiarto dkk mendapatkan penyebab tersering adalah TB paru (50%), karsinoma ronkus (32%), bronchitis (8%) dan bronkiektasis (5%).

2.3 Klasifikasi Berdasarkan berat-ringannya hemoptisis atau dari perkiraan jumlah darah yang dibatukkan, maka batuk darah dapat dibagi menjadi5:1. Bercak (Streaking)Darah bercampur dengan sputum merupakan hal yang sering terjadi, paling umum pada bronkitis. Volume darah kurang dari 15-20 mL/24 Jam.

2. HemoptisisHemoptisis dipastikan ketika total volume darah dibatukkan 20-600 mL di dalam 24 jam. Walaupun tidak spesifik untuk penyakit tertentu, hal ini berarti perdarahan dari pembuluh darah lebih besar dan biasanya karena kanker paru, pneumonia (necrotizing pneumonia), TB paru atau emboli paru.

3. Hemoptisis masifDarah yang dibatukkan dalam waktu 24 jam lebih dari 600 mL- biasanya karena kanker paru, kavitas pada TB paru atau bronkiektasis.Batuk darah masif adalah batuk darah lebih dari 100 mL hingga lebih dari 600 mL darah dalam 24 jam.2Kriteria hemoptisis masif menurut Busroh di RS. PERSAHABATAN (1978)3: Batuk darah sedikitnya 600 mL/24 jam Batuk darah < 600mL/24 jam, tetapi > 250 mL/24 jam, Hb < 10 g% dan masih terus berlangsung Batuk darah < 600 mL/24 jam, tetapi > 250 mL/jam, Hb > 10 g%, dalam 48 jam perdarahan belum berhanti

4. PseudohemoptisisPseudohemoptisis adalah batuk darah dari struktur saluran napas bagian atas (diatas laring) atau dari saluran cerna atas (gastrointestinal) atau hal ini dapat berupa perdarahan buatan (factitious). Perdarahan yang terakhir biasanya karena luka disengaja di mulut, faring atau rongga hidung.

2.4 EtiologiSeperti yang telah diuraikan sebelumnya, hemoptisis atau batuk darah merupakan tanda dan gejala dan penyakit yang mendasarinya. Penyakit atau keadaan yang menyebabkan batuk darah sangat beragam sehingga anamnesis, pemeriksaan fisik serta berbagai pemeriksaan penunjang perlu dilakukan dengan teliti agar dapat menentukan etiologinya.6Upaya menduga etiologi hemoptisis dapat dilakukan dari pendekatan masif atau tidak masifnya hemoptisis. Pada dasarnya semua penyebab hemoptisis dapat menyebabkan hemoptisis masif, akan tetapi penyebab terseringnya adalah infeksi (terutama tuberkulosis), bronkiektasis dan keganasan. Pada aspergiloma, fibrosis kistik serta berbagai penyakit parenkimal paru difus umumnya terjadi hemoptisis masif bila terinfeksi. Kelainan imunologi juga dapat menyebabkan perdarahan intrapulmonary difus yang harus dipertimbangkan pada hemoptisis masif tanpa etiologi lain yang jelas. Fistula arteri trakeal sering terjadi sebagai kompliasi dari trakeostomi. Sementara itu rupture arteri pulmonalis bisa terjadi pada kateterisasi dengan pengembangan balon. Harus diingat bahwa 2 hingga 32% kasus hemoptisis tidak diketahui penyebabnya atau idiopatik. Hemoptisis idiopatik disebut juga hemoptisis esensial. Hemoptisis esensial umumnya menyebabkan hemoptisis tidak masif, walaupun pada hemoptisis masif