SKRIPSIeprints.umm.ac.id/32890/1/jiptummpp-gdl-novifachru-44518...Hemoptisis (batuk darah) adalah...

25
SKRIPSI NOVI FACHRUNNISA STUDI PENGGUNAAN ASAM TRANEKSAMAT PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DENGAN HEMOPTISIS (Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSU Karsa Husada Batu) PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016

Transcript of SKRIPSIeprints.umm.ac.id/32890/1/jiptummpp-gdl-novifachru-44518...Hemoptisis (batuk darah) adalah...

  • SKRIPSI

    NOVI FACHRUNNISA

    STUDI PENGGUNAAN ASAM TRANEKSAMAT

    PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU

    DENGAN HEMOPTISIS

    (Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSU

    Karsa Husada Batu)

    PROGRAM STUDI FARMASI

    FAKULTAS ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

    2016

  • ii

    Lembar Pengesahan

    STUDI PENGGUNAAN ASAM TRANEKSAMAT

    PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DENGAN

    HEMOPTISIS

    (Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSU Karsa

    Husada Batu)

    SKRIPSI

    Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada

    Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

    Universitas Muhammadiyah Malang

    2016

    Oleh:

    NOVI FACHRUNNISA

    NIM: 201210410311051

    Disetujui oleh:

    Pembimbing I Pembimbing II

    Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt., Sp.FRS. Apt., MS.

    NIP UMM: 144.0609.0449 NIP: 195809111986011001

  • iii

    Lembar Pengujian

    STUDI PENGGUNAAN ASAM TRANEKSAMAT

    PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DENGAN

    HEMOPTISIS

    (Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSU Karsa

    Husada Batu)

    SKRIPSI

    Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji

    Pada tanggal 14 Mei 2016

    Oleh:

    NOVI FACHRUNNISA

    NIM: 201210410311051

    Tim Penguji:

    Penguji I Penguji II

    Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt., Sp.FRS. Apt., MS.

    NIP UMM: 144.0609.0449 NIP: 195809111986011001

    Penguji III Penguji IV

    Dra. Lilik Yusetyani, Apt., Sp.FRS. Nailis Syifa’, S.Farm., M.Sc., Apt.

    NIP UMM: 114.07040450 NIP: 1143110522

  • iv

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillahirabbil‘alamin, dengan memanjatkan puji syukur kehadirat

    Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga pada akhirnya penulis

    dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul STUDI PENGGUNAAN

    ASAM TRANEKSAMAT PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU

    DENGAN HEMOPTISIS (Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSU

    Karsa Husada Batu) sebagai persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana

    Farmasi pada Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang.

    Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin akan terwujud

    apabila tidak ada bantuan, bimbingan dan kerjasama yang ikhlas dari berbagai

    pihak sehingga tidak lupa penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tulus

    kepada:

    1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, kemudahan dan kelancaran

    kepada penulis selama proses pengerjaan skripsi ini.

    2. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, S.Kep., M.Kep., Sp.Kom. selaku Dekan Fakultas

    Ilmu Kesehatan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

    menempuh pendidikan di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

    Muhammadiyah Malang.

    3. Ibu dr. Tries Anggraini, M.Kes selaku Direktur Rumah Sakit Umum Karsa

    Husada Batu beserta jajarannya yang berkenan menerima dan mengizinkan

    penulis untuk melakukan penelitian skripsi di bagian rekam medik.

    4. Ibu Nailis Syifa’, S.Farm., Apt., M.Sc. selaku Ketua Program Studi Farmasi

    Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan motivasi dan

    memberikan kesempatan kepada penulis untuk selalu belajar di Program Studi

    Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang.

    5. Ibu Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt., Sp.FRS. selaku pembimbing I dan Bapak

    Drs. Didik Hasmono, Apt., MS. selaku pembimbing II yang selalu meluangkan

    waktunya untuk membimbing dan memberikan arahan-arahan dan masukan

    yang membangun kepada penulis demi kesempurnaan skripsi ini.

  • v

    6. Ibu Dra. Lilik Yusetyani, Apt., Sp.FRS. dan Ibu Nailis Syifa’, S.Farm., Apt.,

    M.Sc. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan-masukan demi

    kesempurnaan skripsi ini.

    7. Ibu Siti Rofida, S.Si., M.Farm., Apt. selaku dosen wali yang selalu memberikan

    arahan dan nasehat selama penulis menuntut ilmu di Program Studi Farmasi.

    8. Bapak Ibu Dosen Program Studi Farmasi yang telah mengajarkan penulis

    banyak sekali ilmu pengetahuan yang bermanfaat sehingga penulis dapat

    menyelesaikan pendidikan sarjana.

    9. Ungkapan terima kasih yang tulus penulis pesembahkan untuk kedua orang tua

    tercinta, Ayahanda Ir. Fakhrudin A. Wahab, M.Si dan Ibunda Siti Suharni,

    A.Md. yang selalu mendoakan dan mencurahkan segenap kasih sayang yang

    tak terbatas serta memberi dukungan dan motivasi selama menempuh

    pendidikan.

    10. Saudara penulis, Annis Hardianty dan Lina Fachrunia yang memberikan

    support yang luar biasa, kesabaran dalam menghadapi penulis, serta telah

    memberikan doa demi kelancaran skripsi ini.

    11. Teman-teman seperantauan dari kabupaten Dompu-NTB, Didit, Irman, Rizal,

    Agus, Dewi, Ugi dan Yaya yang selalu ada menemani, menyemangati dan

    membantu penulis selama menempuh pendidikan di Malang.

    12. Teman-teman seperjuangan skripsi Retno, Ivone, Noviar, Ana, Hafiz, Pipit,

    Defri, Ikhsan, Ririn, Fitri, Amel, Aulia, Nada, Nadia yang menjadi saingan

    belajar sekaligus memotivasi selama perkuliahan dan dalam penyelesaian

    skripsi ini.

    13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas

    bantuan dan dukungannya selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

    Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan

    khususnya ilmu pengetahuan di bidang kefarmasian.

    Malang, Mei 2016

    Penulis

  • vi

    RINGKASAN

    Dalam Global Tuberculosis Report 2013 oleh World Health Organization bahwa terdapat 8,6 juta kasus Tuberkulosis baru di tahun 2012 dan 1,3 juta

    kematian akibat Tuberkulosis (WHO, 2013). Angka kejadian tuberkulosis dengan

    hemoptisis masif di Indonesia diperkirakan hanya berkisar 5% sampai 15% dari total kasus, namun tetap harus memerlukan penanganan dan manajemen yang

    efektif (Irfa et al., 2014). Tanpa perawatan yang tepat, pasien tuberkulosis dengan menifestasi hemoptisis memiliki tingkat kematian hingga 50-100% (Patel et al.,

    2015). Tuberkulosis (TB) merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi

    bakteri Mycobacterium tuberculosis dan dapat menginfeksi organ lain namun biasanya menginfeksi paru-paru (Harrison et al., 2015). Di negara berkembang,

    tuberkulosis merupakan penyebab utama terjadinya hemoptisis khususnya di Indonesia (Irfa et al., 2014). Hemoptisis (batuk darah) adalah gejala batuk berdarah

    yang berasal dari paru-paru. Darah yang khususnya berasal dari bronkiolus dan

    alveolus biasanya berwarna merah muda, bercampur sputum dan kadang berbusa (Grace & Borley, 2006). Volume ekspektorasi sejumlah besar darah yaitu sekitar

    100 sampai 1000 ml darah, sehingga ini merupakan keadaan darurat yang mengancam jiwa dan diperlukan penanganan yang intensif (Larici et al., 2014).

    Tujuan dari penatalaksanaan hemoptisis secara umum adalah untuk mengurangi

    baik durasi maupun volume batuk berdarah (Moen et al., 2013). Antifibrinolitik telah menjadi terapi farmakologis utama karena telah terbukti dalam meningkatkan

    hemostatis di berbagai pendarahan (Prutsky et al., 2013). Asam traneksamat merupakan agen antifibrinolitik yang dapat mengganggu disolusi fibrin, sehingga

    dapat digunakan untuk mencegah perdarahan atau dengan kata lain dapat

    mengobati perdarahan yang berhubungan dengan fibrinolisis yang berlebihan (Ah-see et al., 2014). Mekanisme kerja dari asam traneksamat terutama dengan

    menghambat ikatan plasminogen dan plasmin pada fibrin, sehingga mencegah terjadinya lisis bekuan fibrin (Sweetman, 2009).

    Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu periode

    1 Januari sampai dengan 31 Desember 2015 dengan metode penelitian observasional retrospektif dan penyajian data yang secara deskriptif. Kriteria

    inklusi meliputi pasien yang didiagnosa tuberkulosis paru dengan manifestasi hemoptisis dan mendapatkan terapi asam traneksamat. Tujuan penelitian ini

    dimaksudkan untuk mempelajari pola penggunaan asam traneksamat terkait dosis,

    rute, dan lama penggunaan terapi yang dikaitkan dengan data laboratorium dan data klinik pasien.

    Berdasarkan hasil penelitian ini, diperoleh data Rekam Medik Kesehatan (RMK) sebanyak 23 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dengan data demografi

    jenis kelamin pasien tuberkulosis dengan hemoptisis laki-laki sebesar 43% (10

    pasien) dan perempuan sebesar 57% (13 pasien), dimana jumlah terbanyak direntang usia 47-62 tahun 57% (13 pasien), sedangkan untuk status asuransi pasien

    saat Masuk Rumah Sakit (MRS) dengan diagnosa tuberkulosis dengan hemoptisis yang terbanyak adalah pada pasien dengan status asuransi umum sebanyak 55% (18

    pasien) dan status asuransi JKN sebanyak 45% (15 pasien). Terkait diagnosa

    penyerta pasien tuberkulosis paru dengan hemoptisis yang paling banyak yaitu pneumonia 54% (20 pasien).

  • vii

    Pola penggunaan asam traneksamat yang digunakan yaitu tunggal sebanyak

    32 pasien (84%) dan kombinasi sebanyak 6 pasien (16%). Pola penggunaan terapi tunggal asam traneksamat dengan persentase tertinggi yaitu asam traneksamat

    (3x500mg) IV sebanyak 21 pasien (66%). Pola penggunaan terapi kombinasi asam traneksamat dengan persentase tertinggi yaitu kombinasi asam traneksamat dengan

    karbazokrom Na sulfonat sebanyak 4 pasien (67%). Dapat disimpulkan terapi

    penggunaan asam traneksamat terkait dosis, rute dan lama penggunaan terapi sesuai dengan guideline.

  • viii

    ABSTRACT

    STUDY OF TRANEXAMIC ACID IN PATIENTS WITH PULMONARY

    TUBERCULOSIS WITH HEMOPTYSIS

    (Research at Inpatient Installation of Karsa Husada Hospital in Batu)

    Novi Fachrunnisa(1), Hidajah Rachmawati(2), Didik Hasmono(3)

    Background: Tuberculosis is an infectious caused by Mycobacterium tuberculosis and usually infect the lung. Tuberculosis is the most common cause of hemoptysis,

    that is expectoration of blood from the lower respiratory tract. Tranexamic acid can

    be used to control bleeding in pulmonary tuberculosis, its mechanism of action to inhibit binding plasminogen and plasmin on fibrin as to prevent of a fibrin clot lysis.

    Objective: Studied the utilization of tranexamic acid include dose, route and duration of therapy associated with laboratory data and clinical data of patients.

    Methods: Research conducted at Installation of Inpatient Karsa Husada Hospital

    on period from January 1st to Desember 31st 2015 with retrospective observational research methods and the presentation of data by descriptive.

    Result and Conclusion: Utilization of tranexamic acid as a single therapy as many as 32 patients (84%) and combination therapy as many as 6 patients (16%). The

    most dominant of single therapy is tranexamic acid (3x500mg) by IV as many as

    21 patients (66%), and the most dominant of combination therapy is tranexamic acid + carbazochrome sodium sulfonate as many as 4 patients (67%). Inferential,

    the dose, route and duration of tranexamic acid was appropiate according to some existing guidelines.

    Keywords: Pulmonary tuberculosis, hemoptysis, tranexamic acid

    1,2 Pharmacy Department, Health Science Faculty, University of Muhammadiyah Malang,

    Malang, Indonesia 3 Pharmacy Faculty, University of Airlangga, Surabaya, Indonesia

  • ix

    ABSTRAK

    STUDI PENGGUNAAN ASAM TRANEKSAMAT PADA PASIEN

    TUBERKULOSIS PARU DENGAN HEMOPTISIS

    (Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSU Karsa Husada Batu)

    Novi Fachrunnisa(1), Hidajah Rachmawati(2), Didik Hasmono(3)

    Latar Belakang: Tuberkulosis merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis dan biasanya menginfeksi paru-paru.

    Tuberkulosis merupakan penyebab utama terjadinya hemoptisis, yaitu ekspektorasi

    darah yang berasal dari saluran pernafasan bagian bawah. Asam traneksamat dapat digunakan untuk mengontrol perdarahan pada tuberkulosis paru, mekanisme

    kerjanya dengan menghambat ikatan plasminogen dan plasmin pada fibrin sehingga mencegah terjadinya lisis dari bekuan fibrin.

    Tujuan: Mempelajari pola penggunaan asam traneksamat terkait dosis, rute dan

    lama penggunaan terapi yang dikaitkan dengan data laboratorium dan data klinik pasien.

    Metode: Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2015 dengan metode penelitian

    observasional retrospektif dan penyajian data yang secara deskriptif.

    Hasil dan Kesimpulan: Pola penggunaan asam traneksamat yang digunakan yaitu tunggal sebanyak 32 pasien (84%) dan kombinasi sebanyak 6 pasien (16%). Pola

    penggunaan terapi tunggal asam traneksamat dengan persentase tertinggi yaitu asam traneksamat (3x500mg) IV sebanyak 21 pasien (66%). Pola penggunaan

    terapi kombinasi asam traneksamat dengan persentase tertinggi yaitu kombinasi

    asam traneksamat dengan karbazokrom Na sulfonat sebanyak 4 pasien (67%). Dapat disimpulkan terapi penggunaan asam traneksamat terkait dosis, rute dan lama

    penggunaan terapi sesuai dengan guideline.

    Kata Kunci: Tuberkulosis paru, hemoptisis, asam traneksamat

    1,2 Program Studi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang,

    Malang, Indonesia 3 Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia

  • x

    DAFTAR ISI Halaman

    LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii

    LEMBAR PENGUJIAN ....................................................................................... iii

    KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv

    RINGKASAN ........................................................................................................ vi

    ABSTRACT ......................................................................................................... viii

    ABSTRAK ............................................................................................................. ix

    DAFTAR ISI ............................................................................................................x

    DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii

    DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv

    DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................xv

    DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................... xvi

    BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1

    1.1 Latar Belakang Masalah.....................................................................................1

    1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................4

    1.3 Tujuan Penelitian ...............................................................................................4

    1.3.1 Tujuan Umum ..........................................................................................4

    1.3.2 Tujuan Khusus .........................................................................................4

    1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................................5

    1.4.1 Bagi Peneliti .............................................................................................5

    1.4.2 Bagi Rumah Sakit ....................................................................................5

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................6

    2.1 Paru ....................................................................................................................6

    2.1.1 Struktur Paru ............................................................................................6

    2.1.2 Pertukaran Gas pada Paru-paru ................................................................8

    2.1.3 Fungsi Paru ............................................................................................10

    2.2 Tuberkulosis Paru dengan Manifestasi Hemoptisis .........................................10

    2.2.1 Definisi Tuberkulosis Paru dan Hemoptisis ..........................................10

    2.2.1.1 Definisi Tuberkulosis Paru ........................................................10

    2.2.1.2 Definisi Hemoptisis ...................................................................11

    2.2.2 Epidemiologi Tuberkulosis Paru dan Hemoptisis..................................11

    2.2.2.1 Epidemiologi Tuberkulosis Paru ...............................................11

    2.2.2.2 Epidemiologi Hemoptisis ..........................................................12

    2.2.3 Etiologi Tuberkulosis Paru dan Hemoptisis ..........................................12

  • xi

    2.2.3.1 Etiologi Tuberkulosis Paru ........................................................12

    2.2.3.2 Etiologi Hemoptisis ...................................................................13

    2.2.4 Patofisiologi Tuberkulosis Paru dan Hemoptisis ...................................13

    2.2.4.1 Patofisiologi Tuberkulosis Paru.................................................13

    2.2.4.1.1 Tuberkulosis Primer....................................................13

    2.2.4.1.1.1 Tahap Infeksi .............................................14

    2.2.4.1.1.2 Tahap Infeksi TB Laten .............................15

    2.2.4.1.2 Tuberkulosis Sekunder ...............................................16

    2.2.4.2 Patofisiologi Hemoptisis............................................................17

    2.2.5 Klasifikasi Tuberkulosis ........................................................................18

    2.2.5.1 Klasifikasi Berdasarkan Tingkatan Infeksi................................18

    2.2.5.2 Klasifikasi Berdasarkan Lokasi Infeksi .....................................18

    2.2.5.3 Klasifikasi Berdasarkan Tipe Penderita ....................................19

    2.2.6 Manifestasi Klinis Tuberkulosis Paru ....................................................19

    2.2.7 Diagnosis Tuberkulosis Paru .................................................................20

    2.2.7.1 Foto Toraks ................................................................................20

    2.2.7.2 Pemeriksaan Sputum .................................................................21

    2.2.7.3 Uji Tuberkulin................................................................22

    2.2.8 Penatalaksanaan Tuberkulosis Paru dan Hemoptisis .............................22

    2.2.8.1 Penatalaksanaan Tuberkulosis Paru...........................................22

    2.2.8.1.1 Obat Anti Tuberkulosis...............................................22

    2.2.8.1.2 Rejimen Pengobatan Tuberkulosis .............................23

    2.2.8.2 Penatalaksanaan Hemoptisis......................................................26

    2.2.8.2.1 Hemostatik Sistemik ...................................................28

    2.2.8.2.1.1 Vitamin K ..................................................28

    2.2.8.2.1.2 Asam Traneksamat ....................................29

    BAB III KERANGKA KONSEP...........................................................................35

    3.1 Kerangka Konseptual .......................................................................................35

    3.2 Kerangka Operasional ......................................................................................36

    BAB IV METODE PENELITIAN ........................................................................37

    4.1 Rancangan Penelitian .......................................................................................37

    4.2 Populasi dan Sampel ........................................................................................37

    4.2.1 Populasi ..................................................................................................37

    4.2.2 Sampel....................................................................................................37

    4.2.3 Kriteria Inklusi .......................................................................................37

    4.2.4 Kriteria Eksklusi ....................................................................................38

  • xii

    4.3 Bahan Penelitian...............................................................................................38

    4.4 Instrumen Penelitian.........................................................................................38

    4.5 Tempat dan Waktu Penelitian ..........................................................................38

    4.6 Definisi Operasional Penelitian........................................................................38

    4.7 Metode Pengumpulan Data ..............................................................................39

    4.8 Analisis Data ....................................................................................................40

    BAB V HASIL PENELITIAN...............................................................................41

    5.1 Data Demografi Pasien Tuberkulosis Paru dengan Hemoptisis ......................42

    5.1.1 Jenis Kelamin Pasien Tuberkulosis Paru dengan Hemoptisis ...............42

    5.1.2 Usia Pasien Tuberkulosis Paru dengan Hemoptisis ...............................42

    5.1.3 Status Asuransi Pasien Tuberkulosis Paru dengan Hemoptisis .............42

    5.2 Diagnosa Penyerta Pasien Tuberkulosis Paru dengan Hemoptisis ..................43

    5.3 Profil Terapi Hemostatik Pasien Tuberkulosis Paru dengan Hemoptisis ........44

    5.3.4 Lama Terapi Asam Traneksamat pada Pasien Tuberkulosis Paru dengan Hemoptisis..................................................................................................47

    5.4 Distribusi Terapi Lain Pasien Tuberkulosis Paru dengan Hemoptisis .............47

    5.6 Kondisi Pasien Keluar Rumah Sakit (KRS).....................................................48

    BAB VI PEMBAHASAN ......................................................................................49

    BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................56

    7.1 Kesimpulan ......................................................................................................56

    7.2 Saran.................................................................................................................56

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................57

    LAMPIRAN ...........................................................................................................64

  • xiii

    DAFTAR TABEL Tabel Halaman

    II.1 Dosis yang direkomendasikan untuk pengobatan intensif

    tuberkulosis pasien dewasa ..................................................

    23

    II.2 Dosis yang direkomendasikan untuk pengobatan intensif

    tuberkulosis pasien anak.......................................................

    23

    II.3 Dosis untuk OAT KDT kategori 1 ....................................... 24

    II.4 Dosis untuk OAT Kombipak kategori 1 .............................. 24

    II.5 Dosis untuk OAT KDT kategori 2 ....................................... 25

    II.6 Dosis untuk OAT Kombipak kategori 2 .............................. 25

    II.7 Nama dagang, kandungan dan bentuk sediaan asam

    traneksamat di Indonesia ......................................................

    32

    V.1 Jenis kelamin pasien tuberkulosis paru dengan manifestasi

    hemoptisis.............................................................................

    42

    V.2 Distribusi diagnosa penyerta pasien tuberkulosis paru

    dengan manifestasi hemoptisis .............................................

    43

    V.3 Distribusi profil terapi hemostatika pada pasien

    tuberkulosis paru dengan manifestasi hemoptisis ................

    44

    V.4 Distribusi terapi tunggal asam traneksamat pada pasien

    tuberkulosis paru dengan manifestasi hemoptisis ................

    44

    V.5 Distribusi kombinasi asam traneksamat dengan obat

    hemostatik lain yang diterima pasien tuberkulosis paru

    dengan manifestasi hemoptisis .............................................

    45

    V.6 Profil switching rute, dosis dan jenis hemostatika pada

    pasien tuberkulosis paru dengan manifestasi hemoptisis .....

    46

    V.7 Terapi lain pasien tuberkulosis paru dengan manifestasi

    hemoptisis.............................................................................

    47

    V.8 Distribusi lama prawatan pasien tuberkulosis paru dengan

    manifestasi hemoptisis .........................................................

    48

    V.9 Distribusi kondisi pasien tuberkulosis paru dengan

    manifestasi hemoptisis .........................................................

    48

  • xiv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar Halaman

    2.1 Struktur Paru ........................................................................ 6

    2.2 Unit Pernapasan ................................................................... 7

    2.3 Penampang dinding alveolar dan pasokan vaskularnya....... 8

    2.4 Sirkulasi pernapasan eksternal dan selular .......................... 9

    2.5 Patofisiologi tuberkulosis..................................................... 14

    2.6 Pembentukkan beberapa kavitas pada TB paru ................... 16

    2.7 Segmen bronkopulmonalis dan struktur alveolus dalam

    satu lobulus ..........................................................................

    17

    2.8 Alur diagnosis TB paru ........................................................ 21

    2.9 Pendekatan umum untuk mengelola hemoptisis non masif . 26

    2.10 Pendekatan umum untuk mengelola hemoptisis masif ........ 27

    2.11 Mekanisme kerja dari antifibrinolitik .................................. 30

    5.1 Skema inklusi dan eksklusi pasien tuberkulosis paru

    dengan manifestasi hemoptisis ............................................

    41

    5.2 Distribusi usia pasien tuberkulosis paru dengan manifestasi

    hemoptisis ............................................................................

    42

    5.3 Diagram distribusi status asuransi pasien tuberkulosis paru

    dengan manifestasi hemoptisis ............................................

    43

    5.4 Distribusi lama penggunaan asam traneksamat pada pasien

    tuberkulosis paru dengan manifestasi hemoptisis ................

    47

  • xv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran Halaman

    1 Daftar Riwayat Hidup .......................................................... 64

    2 Surat Pernyataan ................................................................... 65

    3 Keterangan Kelaikan Etik .................................................... 66

    4 Daftar Nilai Normal Data Klinik dan Data Laboratorium ... 67

    5 Lembar Pengumpul Data ...................................................... 68

    6 Tabel Data Induk .................................................................. 115

  • xvi

    DAFTAR SINGKATAN

    AFB : Acid-Fast Bacillus

    BAE : Bronchial Arteriography and Embolization

    BCG : Bacillus Calmette-Guѐrin

    BGA : Blood Gas Analyze

    BTA : Basil Tahan Asam

    CAP : Community-Acquired Pneumonia

    CT : Computed Tomography

    CXR : Chest X-Ray

    DIC : Disseminated Intravascular Koagulation

    DM : Diabetes Melitus

    DOT : Directly Observed Therapy

    DTH : Delayed-Type Hypersensitivity

    FDC : Fixed-Dose Combination

    GG : Gliserin Guaiakolat

    Hb : Hemoglobin

    HCT : Hematocrit

    IFN : Interferron

    IL : Interleukin

    ISO : Informasi Spesialite Obat

    IV : Intravena

    IVFD : Intravena Fluid Drip

    JKN : Jaminan Kesehatan Nasional

    JPP : Jam Post Prandial

    KDT : Kombinasi Dosis Tetap

    KRS : Keluar Rumah Sakit

    KU : Kondisi Umum

  • xvii

    LED : Laju Endap Darah

    LPD : Lembar Pengumpul Data

    Lpm : Liter per menit

    LTBI : Latent Tuberculosis Infection

    MDR : Multi Drug Resistent

    MIMS : The Monthly Index of Medical Specialities

    mmHg : Milimeter Hydrargyrum (milimeter merkuri)

    MRS : Masuk Rumah Sakit

    NC : Nasal Canul

    NRBM : Non-Rebreathing Mask

    NS : Normal Saline

    OAT : Obat Anti-Tuberkulosis

    OBH : Obat Batuk Hitam

    PCR : Polymerase Chain Reaction

    PMO : Pengawas Minum Obat

    PO : Per Oral

    PPD : Purified Protein Derivative

    PRC : Packed Red-blood Cells

    RCT : Randomized Controlled Trial

    RFBC : Risk Factor for Bronchogenic Carsinoma

    RHZES : Rifampisin, Isoniazid, Pirazinamid, Etambutol, Streptomisin

    RL : Ringer Laktat

    RMK : Rekam Medik Kesehatan

    RR : Respiratory Rate

    SC : Subcutan

    SGOT : Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase

    SGPT : Serum Glutamic Pyruvic Transaminase

    SOPT : Syndrome Obstructive Post Tuberculosis

  • xviii

    TA : Tranexamic Acid

    TB : Tuberkulosis

    TD : Tekanan Darah

    TNF : Tumor Necrosis Factor

    Tpm : Tetes per menit

    TST : Tuberculin Skin Test

    WHO : World Health Organization

  • 57

    DAFTAR PUSTAKA

    Aditama, T. Y., Kamso, S., Basri, C., & Surya, A. (2007). Pedoman Nasional

    Penanggulangan Tuberkulosis (2nd ed.). Jakarta: Departemen Kesehatan

    Republik Indonesia.

    Ah-see, K., Badminton, M., Bahl, A., Barnes, P., & Bilton, D. (2014). British

    National Formulary (68th ed.). Birmingham: BMJ Group.

    Alldredge, B. K., Corelli, R. L., Ernst, M. E., Guglielmo, B. J., & Jacobson, P. A.

    (2013). Koda-Kimble & Young's Applied Therapeutics The Clinical Use of

    Drugs (10th ed.). Philadelphia: Lippincott William & Wilkins.

    Anggriani, Y., Purwanggana, A., Subhan, A., & Wardhani, R. P. (2012). Evaluasi

    Penggunaan dan Biaya Obat Antihipertensi pada Pasien Hipertensi

    Rawat Inap di IRNA-B. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, 10 (2), 111-

    118.

    Anonim. (2011). NDA (New Drug Application): Cyklokapron. New York: Pfizer

    Injectables.

    Anonim. (2013). Retrieved October 20, 2015, from World Health Organization:

    http://www.who.int/tb/country/data/profiles/en/

    Anonim. (2014). National Tuberculosis Management Guidelines. Pretoria:

    Department of Health Republic of South Africa.

    Anonim. (2014). Scottish Palliative Care Guidelines ‐ Bleeding. Scotland: NHS

    Scotland.

    Anonim. (2014). Sepsis: Empiric Antibiotic Selection Pathway. Nebraska: The

    Nebraska Medical Center.

    Anonim. (2015). Infodatin Tuberkulosis. Kementrian Kesehatan Republik

    Indonesia.

    Anonim. (2015). Medscape. Retrieved December 28, 2015, from

    http://reference.medscape.com/drug/lysteda-tranexamic-acid-oral

    Ariani, N. W., Rattu, A., & Ratag, B. (2015). Faktor-Faktor Yang Berhubungan

    Dengan Keteraturan Minum Obat Penderita Tuberkulosis Paru Di

    Wilayah Kerja Puskesmas Modayag, Kabupaten Bolaang Mongondow

    Timur. JIKMU Suplemen, 5(1).

  • 58

    Arumsari, M. D., & Budojo, P. P. (2010). TB Paru dan Gonitis TB pada Anak.

    Maj Kedokt Indon, 60.

    Baillargeon, J., Holmes, H. M., Lin, Y.-l., Raji, M. A., Sharma, G., & Kuo, Y.-F.

    (2012). Concurrent Use of Warfarin and Antibiotics and the Risk of

    Bleeding in Older Adults. Am J Med., 125(2), 183–189.

    Bansal, R., & Sharma, P. K. (2012). Exaggerated Mantoux Raction in a Case of

    Latent Tuberculosis Infection (LTBI). Indian J Tuberc, 59, 171-173.

    Bartlett, J. G. (2012). Anaerobic Bacterial Infection of the Lung. J Anaerobe,

    18(2), 235-239.

    Braun, C. A., & Anderson, C. M. (2007). Pathophysiology Functional Alterations

    in Human Health. Baltimore: Lippincott William & Wilkins.

    Brunton, L., Chabner, B., & Knollman, B. (2011). Goodman & Gilman's The

    Pharmacological Basis of Therapeutics (12th ed.). New York: Mc Graw-

    Hill.

    Calapai, G., Gangemi, S., Mannucci, C., Minciullo, P. L., Casciaro, M., Calapai, F.,

    . . . Navarra, M. (2012). Systematic Review of Tranexamic Acid Adverse

    Reactions. J Pharmacovigilance, 3, 2329-6887.

    Carson, J. L., & Kleinman, S. (2016). Indications and Hemoglobin Thresholds

    for Red Blood Cell Transfusion in the Adult. UpToDate, 44. Retrieved

    from http://www.uptodate.com/contents/

    CDC. (2013). Centers for Disease Control and Prevention, Core Curriculum on

    Tuberculosis: What the Clinician Should Know (6 ed.). Georgia, Amerika

    Serikat: Division of Tuberculosis Elimination. Retrieved from

    http://www.cdc.gov/tb/education/corecurr/pdf/corecurr_all.pdf

    Chakraborty, S., Syal, K., Bhattacharyya, R., & Banerjee, D. (2014). Vitamin

    Deficiency and Tuberculosis: Need for Urgent Clinical Trial for

    Managment of Tuberculosis. J Nutrition Health Food Sci, 2(2), 1-6.

    Dellinger, R. P., Levy, M. M., Rhodes, A., Annane, D., & Gerlach, H. (2013).

    Surviving Sepsis Campaign: International Guidelines for Management

    of Severe Sepsis and Septic Shock: 2012. CCM Journal, 41, 580-637.

    Delogu, G., Sali, M., & Fadda, G. (2013). The Biology of Mycobacterium

    Tuberculosis Infection. Mediterr J Hematol Infect Dis, 1.

  • 59

    Depari, R. E., Swidarmoko, B., & Syahruddin, E. (2010). Discharge Criteria of

    Patient with Hemoptysis and Evaluation for One Month in

    Persahabatan Hospial. J Respir Indo, 30(4).

    Devine, M. J., & Radford, D. J. (2012). Treatment of haemoptysis in pulmonary

    atresia with tranexamic acid. Cardiology in the Young, 1-2.

    Dipiro, J. T., Wells, B. G., Schwinghammer, T. L., & Dipiro, C. V. (2015).

    Pharmacotherapy Handbook (9th ed.). New York: Mc Graw-Hill

    Education.

    Dixit, R., Singh, N., & Gupta, R. C. (2013). Management Issues in Haemoptysis:

    More Questions than Answers. J Chest Dis Allied Sci (Indian), 55, 237-

    238.

    Djojodibroto, D. (2007). Respirologi (Respiratory Medicine). Jakarta: Penerbit

    Buku Kedokteran EGC.

    Dodds, L. J. (2010). Drug in Use (4th ed.). London: Pharmaceutical Press.

    Gladwin, M., & Trattler, B. (2013). Clinical Microbiology Made Ridiculously

    Simple (3rd ed.). New York: Amazon.

    Godara, H., Hirbe, A., Nassif, M., Otepka, H., & Rosenstock, A. (2014). The

    Washington Manual of Medical Therapeutics (34th ed.). Philadelphia:

    Lippincott Williams & Wilkins.

    Gomella, L. G., Haist, S. A., & Adams, A. G. (2015). Clinician's Pocket Drug

    Reference. New York: Mc Graw-Hill.

    Graaff, V. D., Alexander, M., Baker, F., Blem, L., & Burroughs, C. W. (2010).

    Human Anatomy. New York: Mc Graw-Hill.

    Grace, P. A., & Borley, N. R. (2006). At a Glance Ilmu Bedah (3rd ed.). Jakarta:

    Erlangga Medical Series.

    Grossman, R. F., Hsueh, P.-R., Gillespie, S. H., & Blasi, F. (2014). Community-

    acquired Pneumonia and Tuberculosis: Differential Diagnosis and the

    Use of Fluoroquinolones. International Journal of Infectious Diseases, 18,

    14-21. Retrieved from http://dx.doi.org/10.1016/j.ijid.2013.09.013

    Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2015). Guyton and Hall Textbook of Medical

    Physiology (30th ed.). Philadelphia: Elsevier.

    Harrison, T. R., Kasper, D. L., Hauser, S. L., Jameson, J. L., & Fauci, A. S. (2015).

    Harrison's Principles of Internal Medicine (19th ed.). New York: Mc Graw-

    Hill Education.

  • 60

    Hotmaida, M. A., Eff, A. R., & Rahmatillah, D. L. (2015, Maret). Drug Related

    Problem in Patient With Tuberculosis Hemoptysis Disease at

    Persahabatan Hospital. International Journal of Pharmacy Teaching &

    Practices, 6(01), 1609-2092.

    Hunter, R. L. (2011). Pathology of Post Primary Tuberculosis of the Lung: An

    Illustrated Critical Review. NIH Public Access(91 (6)), 497–509.

    Irfa, I., Medison, I., & Iriyani, D. (2014). Gambaran kejadian hemoptisis pada

    pasien di Bangsal Paru RSUP Dr. M Djamil Padang Periode Januari

    2011-Desember 2012. Jurnal Kesehatan Andalas, 3.

    Kaihena, M. (2013). Propolis Sebagai Imunostimultor Terhadap Infeksi

    Mycobacterium tuberculosis. Prosiding FMIPA Universitas Pattimura.

    Katzung, B. G., & Trevor, A. J. (2015). Basic & Clinical Pharmacology (13th ed.).

    New York: Mc Graw-Hill.

    Kusmiati, T., & Wulandari, L. (2011). Terapi Bedah pada Penderita dengan

    Persistent Hemoptysis. Majalah Kedokteran Respirasi, 4 (1), 42-81.

    Larici, A. R., Franchi, P., Occhipinti, M., Contegiacomo, A., Ciello, A. d.,

    Calandriello, L., . . . Bonomo, L. (2014). Diagnosis and management of

    hemoptysis. Diagn Interv Radiol, 20, 299-309.

    Loscalzo, J. (2010). Harrison's Pulmonary and Critical Care Medicine (17th ed.).

    New York: Mc Graw-Hill.

    Martini, F. H., Timmons, M. J., & Tallitsch, R. B. (2012). Human Anatomy (7th

    ed.). Boston: Pearson Education.

    Marx, J. A., Hockberger, R. S., Walls, R. M., Adams, J. G., Barsan, W. G., & Biros,

    M. H. (2010). Rosen's Emergency Medicine Conceps and Clinical Practice

    (7th ed.). Philadelphia: Mosby Elsevier.

    Miranda, M. S., Breiman, A., Allain, S., Deknuydt, F., & Altare, F. (2012). The

    Tuberculous Granuloma: An Unsuccessful Host Defence Mechanism

    Providing a Safety Shelter for the Bacteria? Clinical and Developmental

    Immunology, 14.

    Moen, C. A., Burrell, A., & Dunning, J. (2013). Does tranexamic acid stop

    haemoptysis? Interactive CardioVascular and Thoracic Surgery, 1–4.

    Mortaz, E., Varahram, M., Farnia, P., Bahadori, M., & Masjedi, M. R. (2012). New

    Aspects in Immunopathology of Mycobacterium tuberculosis . ISRN

    Immunology, 11.

  • 61

    Murray, J. F., Nadel, J. A., & Mason, R. J. (2010). Murray & Nadel's Textbook of

    Respiratory Medicine (5th ed.). Philadelphia: Saunders Elsevier.

    Nawal, S. K., & Heda, M. R. (2013). Hemoptysis: A Prospective Analysis of 110

    Cases. Asian Journal of Biomedical and Pharmaceutical Sciences, 3(21),

    1-3.

    Park, J.-H., Kim, S. J., Lee, A.-R., Lee, J.-K., Kim, J., Lim, H.-J., . . . Lee, S. W.

    (2014). Diagnostic Yield of Bronchial Washing Fluid Analysis for

    Hemoptysis in Patients with Bronchiectasis. Yonsei Med J, 55(3), 739-

    745.

    Patel, R., Singh, A., Mathur, R. M., & Sisodiya, A. (2015). Emergency

    Pneumonectomy: A Life-saving Measure for Severe Recurrent

    Hemoptysis in Tuberculosis Cavitary Lesion. Case Report Pulmonology,

    4.

    Primadi, O., Sitohang, V., Budijanto, D., Hardhana, B., & Soenardi, T. A. (2013).

    Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik

    Indonesia.

    Prutsky, G., Domecq, J. P., Salazar, C. A., & Accinelli, R. (2013). Antifibrinolytic

    therapy to reduce haemoptysis from any cause. The Cochrane

    Collaboration, 1-18.

    Ran, D. (2013). Carbazochrome Sodium Sulfonate and Tranexamic Acid for

    the Treatment of Pulmonary Tuberculosis Hemoptysis. China Journal

    of Pharmaceutical Economics.

    Ray, A., & Gulati, K. (2007). Currant Trends In Pharmacology. New Delhi: I.K

    International Publishing House.

    Saleh, A., Hebeish, M., Farias-Kovac, M., Klika, A. K., Patel, P., Suarez, J., &

    Barsoum, W. K. (2014). Use of Hemostatic Agents in Hip and Knee

    Arthroplasty A Critical Analysis Review. JBJS Reviews, 2(1).

    Shafee, M., Abbas, F., Ashraf, M., Mengal, M. A., Kakar, N., Ahmad, Z., & Ali, F.

    (2014). Hematological profile and risk factors associated with

    pulmonary tuberculosis patients in Quetta, Pakistan. Pak J Med Sci,

    30(1), 36-40.

    Sherwood, L. (2015). Human Physiology From Cells to Systems (9th ed.).

    Australia: Cengage Learning.

  • 62

    Song, W., Cao, J., Xu, Y., Han, Z., Wen, H., & Cui, X. (2015). Hemoptysis due to

    Aspirin Treatment Alternative to Warfarin Therapy in a Patient with

    Atrial Fibrillation. Intern Med, 54, 2615-2618.

    Subuh, M., Priohutomo, S., Uyainah, A., Yuwono, A., & Nawas, A. (2014).

    Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta: Kementrian

    Kesehatan Republik Indonesia.

    Sweetman, S. C. (2009). Martindale The Complete Drug (36th ed.). London:

    Pharmaceutical Press.

    Syarif, A., Estuningtyas, A., Setiawati, A., Muchar, A., & Arif, A. (2012).

    Farmakologi dan Terapi (5th ed.). Jakarta: Badan Penerbit FKUI.

    Vicknair, K. (2014). Tuberculosis (TB). Pub Med Health Glossary. Retrieved from

    http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMHT0024668/

    Walker, R., & Whittlesea, C. (2012). Clinical Pharmacy and Therapeutics (5th ed.).

    China: Elsevier.

    Ward, J. P., Ward, J., & Leach, R. M. (2006). The Respiratory System at a Glance

    (4th ed.). Oxford: Wiley Blackwell.

    Watkins, R. R., & Lemonovic, T. L. (2011). Diagnosis and Management of

    Community-Acquired Pneumonia in Adults. American Family

    Physician, 83 (11). Retrieved from http://www.aafp.org/afp

    Whalen, K., Finkel, R., & Panavelil, T. A. (2012). Lippincott Illustrated Review:

    Pharmacology (6th ed.). Philadelphia: Wolters Kluwer Health.

    WHO. (2011). Proposal For The Inclusion Of Tranexamic Acid (Anti‐Fibrinolytic

    – Lysine Analogue) In The Who Model List Of Essential Medicines (18 ed.).

    London: Expert Committee on the Selection and Use of Essential

    Medicines.

    WHO. (2013). Global Tuberculosis Report.

    Wijaya, I. M. (2013). Infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) Pada

    Penderita. Seminar Nasional.

    Wood, S. (2009, Mei 20). Blood Conservation Using Antifibrinolytics in a

    Randomized Trial (BART) Closes the Book on Aprotinin. Retrieved

    Desember 27, 2015, from Medscape:

    http://www.medscape.org/viewarticle/574766

    Wright, W. F. (2013). Essential of Clinical Infectious Diseases. New York: Demos

    Medical.

  • 63

    Yancey, D. (2008). Tuberculosis. Minneapolis: Twenty-First Century Books.

    Yang, S., Mai, Z., Zheng, X., & Qiu, Y. (2015). Etiology and an Integrated

    Management of Severe Hemoptysis Due to Pulmonary Tuberculosis.

    Journal of Tuberculosis Research, 11-18.

    Zumla, A., Raviglione, M., Hafner, R., & Reyn, F. v. (2013). Tuberculosis. N Engl

    J Med.