hematokrit pada ikan lele
description
Transcript of hematokrit pada ikan lele
Praktikum Kesehatan Ikan ke-4 Selasa, 11 November 2014
Asisten : Meliana Varia
PENGAMBILAN DARAH (HEMATOKRIT) PADA IKAN LELE
(Clarias sp.)
Yeti
4443120937
Kelompok 1
Shift 2
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2014
ABSTRAK
Darah merupakan salah satu komponen sistem transport yang sangat vital keberadaannya. Sel darah terdiri dari 3 macam, yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). Praktikum Kesehatan Ikan tentang Pengambilan Darah (Hematokrit) Pada Ikan Lele (Clarias sp.) dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 11 November 2014 pukul 15.00 WIB sampai dengan selesai, yang bertempat di Laboratorium Budidaya Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dan di peroleh hasil yaitu pada ulangan kesatu yaitu 35% dan ulangan kedua yaitu 36,36% jadi ikan lele yang digunakan pada saat praktikum tergolong ikan sehat. Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara pengambilan hematokrit pada darah ikan lele (Clarias sp.).Kata kunci : Darah , Hematokrit, Ikan.
PENDAHULUAN
Pada ikan yang terserang penyakit terjadi perubahan pada nilai hematokrit,
kadar hemoglobin, jumlah sel darah merah dan jumlah sel darah putih.
Pemeriksaan darah (hematologis) dapat digunakan sebagai indikator tingkat
keparahan suatu penyakit. Studi hematologis merupakan kriteria penting untuk
diagnosis dan penentuan kesehatan ikan.
Darah merupakan salah satu komponen sistem transport yang sangat vital
keberadaannya. Fungsi vital darah di dalam tubuh antara lain sebagai pengangkut
zat-zat kimia seperti hormon, pengangkut zat buangan hasil metabolisme tubuh,
dan pengangkut oksigen dan karbondioksida. Selain itu, komponen darah seperti
trombosit dan plasma darah memiliki peran penting sebagai pertahanan pertama
dari serangan penyakit yang masuk ke dalam tubuh.
Sel darah terdiri dari 3 macam, yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah
putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). Sel darah merah
(eritrosit), mempunyai bentuk bulat pipih dan cekung di bagian tengahnya. Sel
darah ini berfungsi untuk mengikat oksigen dan mengangkut (mengedarkannya)
ke seluruh tubuh, selain itu eritrosit juga bertugas untuk mengangkut karbon
dioksida dari seluruh tubuh ke paru-paru. Kemudian sel darah putih (leukosit),
mempunyai bentuk lebih besar daripada eritrosit, tidak berwarna, dapat bergerak,
mempunyai kemampuan untuk menembus dinding pembuluh darah, dan
mempunyai inti. Sel darah ini bertugas untuk memakan dan menghancurkan bibit
penyakit atau benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Keping darah (trombosit),
ukurannya lebih kecil dibandingkan dua sel darah lainnya, bentuknya tidak
teratur, dan tidak berinti. Jika terjadi luka yang berdarah, maka keping darah
berfungsi untuk membekukannya dan menutup luka tersebut.
Salah satu indikator terjadinya infeksi pada ikan yaitu adanya perubahan
pada gambaran darah. Ikan yang terinfeksi akan mengalami perubahan pada
konsentrasi hemoglobin, jumlah leukosit total dan jumlah eritrosit. Pemeriksaan
darah ikan merupakan faktor penting dalam membantu diagnosis, prognosis dan
terapi. Oleh karena itu untuk mengetahui status kesehatan ikan, perlu dilakukan
pemeriksaan darah (Irianto 2005). Pengukuran hematokrit dapat dijadikan sebagai
salah satu parameter untuk mengetahui kesahatan ikan. Kuswardani (2006)
mengungkapkan bahwa kadar hematokrit ini dapat bervariasi tergantung pada
faktor nutrisi, umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, dan masa pemijahan.
Ikan yang digunakan pada pengambilan hematokrit adalah jenis ikan lele.
Ikan lele (Clarias sp) merupakan salah satu jenis ikan konsumsi air tawar. Ikan
lele termasuk ikan jenis catfish atau kata lain ikan yang memiliki kumis. Ciri dari
ikan lele yaitu bentuk tubuh memanjang dan agak bulat, pada sirip dada terdapat
duri yang keras dan runcing/tajam (patil), warna tubuh belang dengan kepala pipih
dan terdapat kumis serta licin karena tidak memiliki sisik. Kemudin ikan ini
memiliki alat pernafasan tambahan berupa dari modifikasi dari busur insangnya
yaitu arborescent.
Habitat ikan lele adalah sungai dengan arus air yang tenang seperti danau,
rawa, telaga dan waduk. Ikan lele memiliki sifat nokturnal, yaitu aktif dan
bergerak mencari makanan pada malam hari sedangkan pada siang hari hanya
berdiam diri dan berlindung di tempat gelap. Klasifikasi ikan lele menurut SNI
(2000), Filum : Chordata, Kelas : Pisces, Subkelas : Teleostei, Ordo :
Ostariophysi, Subordo : Siluroidae, Famili : Clariidae, Genus : Clarias, Spesies :
Clarias sp.
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara
pengambilan hematokrit pada darah ikan lele (Clarias sp.).
METODOLOGI
Praktikum Kesehatan Ikan tentang Pengambilan Darah (Hematokrit) Pada
Ikan Lele (Clarias sp.)’’ dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 11 November
2014 pukul 15.00 WIB sampai dengan selesai, yang bertempat di Laboratorium
Budidaya Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum Kesehatan Ikan tentang
Pengambilan Darah (Hematokrit) Pada Ikan Lele (Clarias sp.) yaitu sirink,
mikrohaematokrit, cawan petri, lilin mainan dan alat centrifuse, sedangkan bahan
yang digunakan yaitu ikan Lele (Clarias sp.) dan cairan koagualan.
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum Kesehatan Ikan kali ini
adalah pertama siapkan alat-alat dan bahan, masukan ikan lele kedalam baskom,
ambil ikan lele kemudian koagulan dengan menggunakan sirink, suntikan pada
bagian vertebrae ikan lele, ambil darah ikan dengan mikrohaematokrit yang
terdapat pada sirink setelah itu tusukan pada lilin mainan, masukan pada alat
centrifuse (1000 rpm selama 5 menit), terakhir amati dan hitung hasil
pengamatan. untuk mengambil. Adapun diagram alir dari prosedur kerja yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
Ambil koagulan dengan menggunakan sirink
Suntikan pada bagian vertebrae ikan lele
Ambil darah ikan dengan mikrohaematokrit yang terdapat pada sirink
Tusukan pada lilin mainan
Masukan pada alat centrifuse (1000 rpm selama 5 menit)
Amati dan hitung hasil pengamatan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari praktikum yang telah dilakukan tentang Pengambilan Darah
(Hematokrit) Pada Ikan Lele (Clarias sp.) hasil berupa panjang total volume
darah dalam tabung dan endapan sel darah dalam tabung adalah sebagai
berikut :
Panjang (a) Panjang (b)
Ulangan 1 1,6 cm 4,4 cm
Ulangan 2 1,4 cm 4 cm
Adapun rumus perhitungan darah (Hematokrit) yang digunakan ialah :
Setelah diketahui panjang total volume darah dalam tabung dan endapan sel
darah dalam tabung kemudian dapat dimasukan hasil yang diperoleh kedalam
rumus perhitungan, adapun hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :
(Ulangan 1) % hematokrit = x100% = 36,36%
(Ulangan 2) % hematokrit = x100% = 35%
Dalam praktikum ini berat ikan lele yang digunakan adalah 229 gr.
Berdasarkan hasil pengamatan kelompok kami, diketahui ikan lele dengan kadar
hematokrit tertinggi yaitu pada ulangan 1 yaitu 36,36% dan pada ulangan 2 yaitu
35 %.
Menurut jurnal yang berjudul “Penggunaan Metode Hematologi dan
Pengamatan Endoparasit Darah untuk Penetapan Kesehatan Ikan Lele Dumbo
(Clarias gariepinus) di Kolam Budidaya Desa Mangkubumen Boyolali”
hematokrit yang diperoleh 30,8-45,5. Dan menurut (Angka et.al. 1985 dalam
Dopongtonung 2008) persentase nilai hematokrit ikan lele normal berkisar antara
30,8-45,5%. Jadi berdasarkan pernyataan dari literatur diatas pengambilan
hematrokrit yang dilakukan oleh kelompok 1 pada saat praktikum tergolong
memiliki persentase nilai hematokrit yang normal karena nilainya berada pada
kisaran 30,8-45,5% sehingga ikan lele yang digunakan pada saat praktikum tidak
terserang penyakit (ikan sehat).
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa hematokrit
pada ulangan kesatu yaitu 35% dan ulangan kedua yaitu 36,36% jadi ikan lele
yang digunakan pada saat praktikum tergolong ikan sehat menurut (Angka et.al.
1985 dalam Dopongtonung 2008) persentase nilai hematokrit ikan lele normal
berkisar antara 30,8-45,5%. Berdasarkan pernyataan dari literatur diatas
pengambilan hematrokrit yang dilakukan oleh kelompok 1 pada saat praktikum
tergolong memiliki kadar hematokrit yang normal karena nilainya berada pada
kisaran 30,8-45,5% sehingga ikan lele yang digunakan pada saat praktikum tidak
terserang penyakit (ikan sehat).
Dalam praktikum kesehatan ikan sebaiknya para praktikan lebih hati hati
dalam penggunaan alat dan bahan yang digunakan, dan asisten harus
mendampingi praktikannya agar tidak terjadi kesalahan pada saat praktikum
berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Anshary, H. 2004. Modul praktikum Parasitology ikan. Program Studi Budidaya Perairan. Jurusan Perikanan. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Alamanda, et. al. 2006. Penggunaan Metode Hematologi dan Pengamatan Endoparasit Darah untuk Penetapan Kesehatan Ikan Lele Dumbo Clarias gariepinus di Kolam Budidaya Desa Mangkubumen Boyolali. Biodiversitas 8 (1) : 34-38.
Fujaya, Y. 2004. Fisiologi ikan “Dasar Pengembangan Teknik Perikanan“. PT. Rineka Cipta. Jakarta.
Effendie, Moch Ichsan. Biologi Perikanan. Jakarta: Yayasan Pustaka Nusantama; 2002
Hadiroseyani Y. Hariyadi P, dan Nuryati S. 2006. Inventarisasi Parasit Lele Dumbo Clarias sp. di Daerah Bogor. Jurnal Akuakultur Indonesia, 5(2): 167-177.
Irianto Agus. 2005. Patologi Ikan Teleostei. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
LAMPIRAN
Gambar 1. Ikan lele Gambar 2. Penimbangan ikan lele
Gambar 3. Pengambilan koagulan Gambar 4. Penyutikan ikan lele
Gambar 5. Hasil sutikan darah ikan lele Gambar 6. Darah ikan lele pada cawan petri
Gambar 7. Pengambilan darah dengan mikrohaeokrit
Gambar 8. Penusukan padalilin mainan
Gambar 9. Pengukuran darah Gambar 10. Padasaat di centrifuse