hemangioma+ligasi

48
BAB I PENDAHULUAN Hemangioma adalah suatu tumor yang umumnya berkarakteristik proliferasi pembuluh darah. Lebih umum dikenal sebagai hamartoma daripada sebagai neoplasma sejati. Sering merupakan kelainan kongenital, kebanyakan hemangioma terjadi pada kelahiran atau usia tahun pertama. Pada sebuah penelitian dilaporkan oleh Watson dan McCharty (1966) bahwa 85% dari 1308 lesi terjadi pada akhir usia tahun pertama, dan perbandingan hemangioma laki-laki dan perempuan adalah 65% : 35% serta perbandingan hemangioma yang terletak pada leher kepala dan seluruh permukaan tubuh adalah 56% : 44%. Lesi tampak menonjol, datar dan warnanya merah tua, atau merah kebiruan. Umumnya pada jaringan lunak terutama pada lidah, bibir, mukosa bukal, dan palatum. Tumor ini sering terkena trauma dan mengalami ulserasi serta menjadi infeksi sekunder. (Shafer, 1983; McDonald, 1994) Hemangioma adalah tumor jaringan lunak yang tersering pada bayi baru lahir dengan persentase 5-10% pada anak-anak yang berusia kurang dari satu tahun. Meskipun dilihat dari jumlah kejadian hemangioma yang cukup besar pada anak-anak, tapi patogenesisnya tidak sepenuhnya dapat dimengerti, dan penanganan yang Treatment ligation of hemagioma 1

description

Definisi dan terapi

Transcript of hemangioma+ligasi

BAB IPENDAHULUAN

Hemangioma adalah suatu tumor yang umumnya berkarakteristik proliferasi pembuluh darah. Lebih umum dikenal sebagai hamartoma daripada sebagai neoplasma sejati. Sering merupakan kelainan kongenital, kebanyakan hemangioma terjadi pada kelahiran atau usia tahun pertama. Pada sebuah penelitian dilaporkan oleh Watson dan McCharty (1966) bahwa 85% dari 1308 lesi terjadi pada akhir usia tahun pertama, dan perbandingan hemangioma laki-laki dan perempuan adalah 65% : 35% serta perbandingan hemangioma yang terletak pada leher kepala dan seluruh permukaan tubuh adalah 56% : 44%. Lesi tampak menonjol, datar dan warnanya merah tua, atau merah kebiruan. Umumnya pada jaringan lunak terutama pada lidah, bibir, mukosa bukal, dan palatum. Tumor ini sering terkena trauma dan mengalami ulserasi serta menjadi infeksi sekunder. (Shafer, 1983; McDonald, 1994)Hemangioma adalah tumor jaringan lunak yang tersering pada bayi baru lahir dengan persentase 5-10% pada anak-anak yang berusia kurang dari satu tahun. Meskipun dilihat dari jumlah kejadian hemangioma yang cukup besar pada anak-anak, tapi patogenesisnya tidak sepenuhnya dapat dimengerti, dan penanganan yang terbaik untuk hemangioma masih kontroversial (Cathy, 1999).Pembagian klasik hemangioma adalah hemangioma pada kulit bagian atas atau hemangioma kapiler, hemangioma pada kulit bagian dalam atau hemangioma kavernosa, dan hemangioma campuran antara keduanya (Kantor, 2004). Hemangioma muncul saat lahir, meskipun demikian dapat hilang sendiri beberapa bulan setelah lahir. Hemangioma dapat muncul pada setiap bagian tubuh, meskipun demikian hemangioma lebih mengganggu bagi para orang tua ketika hemangioma tumbuh pada muka atau kepala bayi (Kantor, 2004). Pengetahuan mengenai etiologi, patofisiologi, klasifikasi, pengenalan gejala klinis dari hemangioma, deteksi dini dari komplikasi, dan penanganan yang efektif untuk hemangioma

BAB II

2.1. DEFINISI Hemangioma adalah suatu tumor jaringan lunak / tumor vaskuler jinak akibat proliferasi (pertumbuhan yang berlebih) dari pembuluh darah yang tidak normal dan dapat terjadi pada setiap jaringan pembuluh darah. Hemangioma sering terjadi pada bayi baru lahir dan pada anak berusia kurang dari 1 tahun (5-10%). Biasanya, hemangioma sudah tampak sejak bayi dilahirkan(30%) atau muncul setelah beberapa minggu setelah kelahiran (70%). Hemangioma muncul di setiap tempat pada permukaan tubuh, seperti kepala, leher, muka, kaki atau dada.

Gambar 1. Hemangioma

Hemangioma merupakan tumor vaskular jinak umum pada bayi dan anak. Meskipun tidak menutup kemungkinan dapat terjadi pada orang tua. Umumnya hemangioma tidak membahayakan karena sebagian besar kasus hemangioma dapat hilang dengan sendirinya beberapa bulan kemudian setelah kelahiran. Harus diwaspadai bila hemangioma terletak di bagian tubuh yang vital, seperti pada mata atau mulut. Hal ini dikarenakan, bila menutupi sebagian besar tempat tersebut akan mengganggu proses makan dan penglihatan, atau bila hemangioma terjadi pada organ dalam tubuh (usus, organ pernafasan, otak) dapat mengganggu proses kerja organ tersebut. Hemangioma lebih mengganggu bagi para orang tua ketika hemangioma tumbuh pada muka atau kepala bayi.

2.2. INSIDENSIPersentasi terbesar hemangioma didapat pada waktu kelahiran, atau timbul dan berkembang sebelum anak mencapai umur satu tahun, dan hilang secara spontan. Lesi hemangioma telah terbentuk pada tahun pertama kelahiran (Boyd, 1970). Manifestasi klinis hemangioma dapat juga terjadi pada usia yang lebih lanjut. Kurang lebih 75% ada pada saat lahir, dan kurang lebih 60% terjadi pada daerah kepala dan leher. Tumor ini terjadi pada saat kelahiran bayi atau timbul dan berkembang sebelum anak berusia 1 tahun, akan tetapi manifestasi klinis hemangioma dapat juga ditemukan pada usia lanjut.

Berdasarkan GenderTumor ini dapat ditemui pada orang tua maupun pada anak-anak, baik laki-laki maupun wanita. Tumor pada wanita ditemukan dengan perbandingan 65% : 35% ( 2 : 1 ). Kasus hemangioma pada anak-anak dan usia muda kebanyakan ditemukan sebagai kelainan kongenital.

Berdasarkan LokasiPada rongga mulut, hemangioma dapat ditemukan antara lain pada mukosa bukal, labial, palatum, lidah dan bibir serta kadang-kadang pada tulang maksila dan mandibula. Lokasi yang paling sering adalah pada lidah (kruger, 1984)

2.3. ETIOLOGI Penyebab hemangioma sampai saat ini masih belum jelas. Angiogenesis sepertinya memiliki peranan dalam kelebihan pembuluh darah. Cytokines, seperti Basic Fibroblast Growth Factor (BFGF) dan Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF), mempunyai peranan dalam proses angiogenesis. Peningkatan faktor-faktor pembentukan angiogenesis seperti penurunan kadar angiogenesis inhibitor misalnya gamma-interferon, tumor necrosis factorbeta, dan transforming growth factorbeta berperan dalam etiologi terjadinya hemangioma. (Kushner, et al., 1999; Katz, et al., 2002)Hemangioma lidah dapat terjadi karena masalah stres pada pasien, deformitas oleh karena kosmetik, hemoragi rekuren, dan masalah fungsional seperti berbicara, penelanan, dan mastikasi. Hemangioma lidah dapat tetap berjalan lambat atau menghasilkan gejala-gejala obstruktif atau hemoragi yang membahayakan. Sebagian besar tumor tampak seperti perubahan mukosa dan lidah yang terletak secara superfisial dan mudah diakses, hal-hal berikut ini dapat terdiagnosa tanpa analisis pencitraan. Meskipun demikian, karakteristik dan perluasan lesi terlokasi pada bagian dalam lidah, seperti pada lesi yang terletak pada basal atau submukosa hanya dapat dikenali dengan CT scan cross-sectional atau MRI. Hemangioma biasanya tampak sebagai massa meninggi yang berbatas jelas seringkali mengandung phlebolith pada CT scan. MRI memperlihatkan lesi sebagai massa solid dengan intensitas sinyal isointens atau sedikit tinggi terhadap otot pada gambar T1-weighted dan intensitas sinyal heterogenous pada gambar T2-weighted. Pencitraan T1-weighted setelah kontras (post contrast) umumnya memperlihatkan penonjolan yang jelas.

2.4. KLASIFIKASI Pada dasarnya hemangioma dibagi menjadi dua yaitu hemangioma kapiler dan hemangioma kavernosum. Hemangioma kapiler (superfisial hemangioma) terjadi pada kulit bagian atas, sedangkan hemangioma kavernosum terjadi pada kulit yang lebih dalam, biasanya pada bagian dermis dan subkutis. Pada beberapa kasus kedua jenis hemangioma ini dapat terjadi bersamaan atau disebut hemangioma campuran (Hamzah, 1999; Lehrer, 2003).

A. Hemangioma Kapiler1. Strawberry Hemangioma (Hemangioma Simpleks)Hemangioma kapiler terdapat pada waktu lahir atau beberapa hari sesudah lahir. Lebih sering terjadi pada bayi prematur dan akan menghilang dalam beberapa hari atau beberapa minggu (Hall, 2005). Tampak sebagai bercak merah yang makin lama makin besar. Warnanya menjadi merah menyala, tegang dan berbentuk lobular, berbatas tegas, dan keras pada perabaan. Involusi spontan ditandai oleh memucatnya warna di daerah sentral, lesi menjadi kurang tegang dan lebih mendatar (Kushner, et al., 1999; Katz, et al., 2002; Lehrer, 2003; Anonim, 2005).

Gambar 2. Strawberry hemangioma (Drolet, et al., 2004).

2. Granuloma PiogenikLesi ini terjadi akibat proliferasi kapiler yang sering terjadi sesudah trauma, jadi bukan oleh karena proses peradangan, walaupun sering disertai infeksi sekunder. Lesi biasanya soliter, dapat terjadi pada semua umur, terutama pada anak dan tersering pada bagian distal tubuh yang sering mengalami trauma. Mula-mula berbentuk papul eritematosa dengan pembesaran yang cepat. Beberapa lesi dapat mencapai ukuran 1 cm dan dapat bertangkai, mudah berdarah (Worman, 1998; Hamzah, 1999).

B. Hemangioma KavernosumLesi ini tidak berbatas tegas, dapat berupa makula eritematosa atau nodus yang berwarna merah sampai ungu. Bila ditekan akan mengempis dan cepat mengembung lagi apabila dilepas. Lesi terdiri dari elemen vaskular yang matang. Bentuk kavernosum jarang mengadakan involusi spontan (Cohen, 2004; Anonim, 2005).Hemangioma kavernosum kadang-kadang terdapat pada lapisan jaringan yang dalam, pada otot atau organ dalam (Hall, 2005).

Gambar 3. Hemangioma kapiler dan hemangioma kavernosum (Drolet, et al., 2004).

C. Hemangioma CampuranJenis ini terdiri atas campuran antara jenis kapiler dan jenis kavernosum. Gambaran klinisnya juga terdiri atas gambaran kedua jenis tersebut. Sebagian besar ditemukan pada ekstremitas inferior, biasanya unilateral, soliter, dapat terjadi sejak lahir atau masa anak-anak. Lesi berupa tumor yang lunak, berwarna merah kebiruan yang kemudian pada perkembangannya dapat memberi gambaran keratotik dan verukosa (Hamzah, 1999; Kushner, et al., 1999; Lehrer, 2003; Anonim, 2005).Lokasi hemangioma campuran pada lapisan kulit superfisial dan dalam, atau organ dalam (Hall, 2005).

2.5. PATOFISIOLOGIMeskipun mekanisme yang jelas mengenai kontrol dari pertumbuhan dan involusi hemangioma tidak begitu dimengerti, pengetahuan mengenai pertumbuhan dari pembuluh darah yang normal dan proses angiogenesis dapat dijadikan petunjuk. Vaskulogenesis menunjukkan suatu proses dimana prekursor sel endotel meningkatkan pembentukan pembuluh darah, mengingat angiogenesis berhubungan dengan perkembangan dari pembuluh darah baru yang ada dalam sistem vaskular tubuh. Selama fase proliferasi, hemangioma mengubah kepadatan dari sel-sel endotel dari kapiler-kapiler kecil. Sel marker dari angiogenesis, termasuk proliferasi dari antigen inti sel, collagenase tipe IV, basic fibroblastic growth factor, vascular endothelial growth factor, urokinase, dan E-selectin, dapat dikenali oleh analisis imunokimiawi (Olmstead, et al., 1994; Kushner, et al., 1999; Katz, et al., 2002).Hemangioma superfisial dan dalam, mengalami fase pertumbuhan cepat dimana ukuran dan volume bertambah secara cepat. Fase ini diikuti dengan fase istirahat, dimana perubahan hemangioma sangat sedikit, dan fase involusi dimana hemangioma mengalami regresi secara spontan. Selama fase involusi, hemangioma dapat hilang tanpa bekas. Hemangioma kavernosa yang besar mengubah kulit sekitarnya, dan meskipun fase involusi sempurna, akhirnya meninggalkan bekas pada kulit yang terlihat. Beberapa hemangioma kapiler dapat involusi lengkap, tidak meninggalkan bekas (Kantor, 2004; Lehrer, 2004; Hall, 2005).

2.7. GAMBARAN KLINISGambaran klinik dari hemangioma adalah heterogen, gambaran yang ditunjukkan tergantung kedalaman, lokasi, dan derajat dari evolusi. Pada bayi baru lahir, hemangioma dimulai dengan makula pucat dengan teleangiektasis. Sejalan dengan perkembangan proliferasi tumor gambarannya menjadi merah menyala, mulai menonjol, dan noncompressible plaque. Hemangioma yang terletak di dalam kulit biasanya lunak, masa yang terasa hangat dengan warna kebiruan. Seringkali, hemangioma bisa berada di superfisial dan di dalam kulit. Hemangioma memiliki diameter beberapa milimeter sampai beberapa sentimeter. Hemangioma bersifat solid, tapi sekitar 20% mempunyai pengaruh pada bayi dengan lesi yang multipel (Kushner, et al., 1999; Katz, et al., 2002; Drolet, et al., 2004).Bayi perempuan mempunyai resiko tiga kali lebih besar untuk menderita hemangioma dibanding bayi laki-laki, dan insidensi meningkat pada bayi prematur. Kurang lebih 55% hemangioma ditemukan pada saat lahir, dan perkembangannya pada saat minggu pertama kehidupan. Dulunya, hemangioma menunjukkan fase proliferasi awal, involusinya lambat, dan kebanyakan terjadi resolusi yang komplit. Jarang sekali hemangioma menunjukkan pertumbuhan tumor pada saat lahir. Walaupun perjalanan penyakit dari hemangioma sudah diketahui, sangat sulit untuk memprediksi durasi dari pertumbuhan dan fase involusi untuk setiap individu. Superfisial hemangioma biasanya mencapai ukuran yang maksimal sekitar 6-8 bulan, tapi hemangioma yang lebih dalam mungkin berproliferasi untuk 12-14 bulan. Pada beberapa kasus dapat mencapai 2 tahun. Onset dari involusi lebih susah untuk diprediksi tapi biasanya digambarkan dari perubahan warna dari merah menyala ke ungu atau keabu-abuan. Kira-kira 20-40% dari pasien mempunyai sisa perubahan dari kulit, hemangioma pada ujung hidung, bibir, dan daerah parotis biasanya involusinya lambat dan sangat besar. Hemangioma superfisial pada muka sering meninggalkan noda berupa sikatrik (Kushner, et al., 1999; Katz, et al., 2002).Hemangioma oral dan faringeal berusia lebih lama pada saat diagnosa daripada lesi dari situs-situs hemangioma lain. Pada orang dewasa, hemangioma mukosa seringkali terjadi dari situs mukosa yang seringkali terkena trauma: mukosa bibir (63% dari seluruh kasus rongga mulut), mukosa bukal (14% kasus) dan batas lateral lidah (14% kasus), tetapi dapat terjadi pada lokasi oral atau faringeal manapun. Pada populasi penelitian ada sebuah predileksi kuat pria (2:1), meskipun demikian ada predileksi gender minimal pada penelitian berbasis rumah sakit. Lesi kongenital dan neonatal dapat terjadi, khususnya pada bibir dan kelenjar parotid.Hemangioma mukosa biasanya massa lunak, berbentuk bulat yang cukup jelas, tidak sakit yang berwarna merah atau biru. Lesi yang lebih superfisial seringkali berlobus dan akan memucat saat ditekan dengan jari. Lesi yang lebih dalam cenderung berbentuk kubah dengan warna permukaan normal atau kebiruan; mereka jarang memucat. Sebuah lesi dengan permukaan getaran atau suara bising (dengan stetoskop), atau dengan permukaan yang lebih hangat, sangat memungkinkan merupakan sebuah malformasi vaskuler khusus, yang disebut hemangioma arteriovenosa (arteriovenosa aneurisma, shunt A-V, malformasi arteriovenosa), dengan aliran darah langsung dari vena kedalam sistem arterial, melewati bantalan-bantalan kapiler.Lesi biasanya, dimensi terbesarnya, kurang dari 2 cm, tetapi dapat juga meluas seperti menyerupai jaringan oral/faringeal. Lesi-lesi kongenital cenderung berkecepatan sama dengan pertumbuhan tubuh, sementara lesi onset dewasa cenderung membesar lebih lambat dalam periode bulan atau tahun. Perluasan kedalam otot yang berada dibawahnya atau atropi tekanan tulang yang berada dibawahnya dapat terjadi, dan tentu saja, hemangioma dapat menjadi bagian dari suatu sindrom.

2.8. PENEGAKKAN DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING2.8.1. Pemeriksaan penunjang radiologi Secara klinis diagnosis hemangioma tidak sukar, terutama jika gambaran lesinya khas, tapi pada beberapa kasus diagnosis hemangioma dapat menjadi susah untuk ditegakkan, terutama pada hemangioma yang letaknya lebih dalam (Olmstead, et al., 1994; Pieter, et al., 1997).Diagnosis hemangioma selain dengan gejala klinis, juga dapat ditegakkan dengan pemeriksaan penunjang lain. Penggunaan teknik pencitraan membantu dalam membedakan kelainan pembuluh darah dari beberapa proses neoplasma yang agresif. Ultrasonografi dengan Doppler merupakan cara yang efektif, karena tidak bersifat invasif dan dapat menunjukkan gambaran aliran darah yang tinggi yang merupakan karakteristik dari hemangioma, demikian dapat membedakan antara hemangioma dengan tumor solid (Abdel-Motaal, et al., 1996; Katz, et al., 2002).Pada penggunaan X-ray, hemangioma jenis kapiler, X-ray jarang digunakan karena tidak dapat menggambarkan masa yang lunak, sedangkan pada hemangioma kavernosum biasanya dapat terlihat karena terdapat area kalsifikasi. Kalsifikasi ini terjadi karena pembekuan pada cavitas cavernosum (phlebolith). Isotop scan pada hemangioma kapiler dapat menunjukkan peningkatan konsistensi dengan peningkatan suplai darah, tapi cara ini jarang digunakan. Angiografi menunjukkan baik tidaknya pembuluh darah juga untuk mengetahui pembesaran hemangioma karena neo-vaskularisasi. Magnetic Resonance Imaging (MRI) menunjukkan karakteristik internal dari suatu hemangioma dan lebih jelas membedakan dari otot-otot yang ada di sekitarnya (Abdel-Motaal, et al., 1996; Kushner, et al., 1999).Hemangioma dapat didiagnosa dengan pemeriksaan fisik. Pada kasus hemangioma dalam atau campuran, CT Scan atau MRI dapat dikerjakan untuk memastikan bahwa struktur yang dalam tidak terlibat (Kantor, 2004).Diagnosis banding ialah terhadap tumor kulit lainnya, yaitu limfangioma, lipoma, dan neurofibroma (Hamzah, 1999).

Gambar 4. Lytic expansion in left mandible.

Gambar 5. Foto oklusal pada mandibula menunjukan adanya expansile lytic lesion pada corpus mandibula dan gigi yang displaced.

2.8.2. HistopatologiSecara histopatologis hemangioma kapiler terlihat sebagai susunan pembuluh darah yang terdapat epitel skuamosa bertingkat yang menutupinya, cenderung tipis dan tidak banyak keratinisasi. Pembuluh darah tersebut mirip dengan kapiler dan berdinding tipis. Lapisan dari kapiler berisi suatu jajaran sel endotel yang belum matang. Epitel penutupnya biasanya utuh, namun pada posisi terbuka dapat mengalami ulserasi dan tertutupi oleh lesi yang berdarah. Karena trauma saat mastikasi, sering terdapat sel inflamasi, sel limfosit yang kecil dan lekosit (Yuwono HS, 204)Selain itu histopatologi hemangioma dapat digunanakan dalam diagnosa. Secara gambaran mikroskopis terlihat massa sel endotelial yang berpoliferasi membentuk susunan plexiform pada diantara vaskular. Yang mana terdiri dari :1 . Kapiller ;2. Kavernosus ; 3.Gabungan. Dinding tipis pada celah pembuluh darah karvenosus merupakan suatu garis lapisan pada sel endotelial menyelingi tulang trabekular.

2.9. TERAPIAda 2 cara pengobatan:1. Cara konservatifPada perjalanan alamiahnya lesi hemangioma akan mengalami pembesaran dalam bulan-bulan pertama, kemudian mencapai besar maksimum dan sesudah itu terjadi regresi spontan sekitar umur 12 bulan, lesi terus mengadakan regresi sampai umur 5 tahun (Hamzah, 1999).Hemangioma superfisial atau hemangioma strawberry sering tidak diterapi. Apabila hemangioma ini dibiarkan hilang sendiri, hasilnya kulit terlihat normal (Kantor, 2004).

2. Cara aktifHemangioma yang memerlukan terapi secara aktif, antara lain adalah hemangioma yang tumbuh pada organ vital, seperti pada mata, telinga, dan tenggorokan; hemangioma yang mengalami perdarahan; hemangioma yang mengalami ulserasi; hemangioma yang mengalami infeksi; hemangioma yang mengalami pertumbuhan cepat dan terjadi deformitas jaringan (Anonim, 2005).

2.1. PembedahanTumor yang berbatas dan kecil dapat dihilangkan dengan suatu eksisi dengan skapel atau dengan pisau diatermi. Perlu diwaspadai adanya perdarahan yang mungkin sulit untuk diatasi terutama jika lesi cukup besar. Oleh karena itu sebelum tindakan operasi, dilakukan penggolongan darah. Transfuse dilakukan jika terjadi kehilangan darah cukup banyak.Eksisi sering dilakukan bersama-sama dengan iradiasi. Pada hemangioma yang cukup besar. Perlu dilakukan eksisi luas sehingga sering mengakibatkan shock. Dalam keadaan ini dilakukan radiasi dengan sinar x terlebih dahulu dengan tujuan mendapatkan sclerosis ruangan-ruangan endotel yang berisi pembuluh darah. Kemudian tumor dieksisi dengan pisau diatermi. Tindakan bedah ini juga dilakukan untuk biopsi.Indikasi :1. Terdapat tanda-tanda pertumbuhan yang terlalu cepat, misalnya dalam beberapa minggu lesi menjadi 3-4 kali lebih besar.2. Hemangioma raksasa dengan trombositopenia.3. Tidak ada regresi spontan, misalnya tidak terjadi pengecilan sesudah 6-7 tahun.Lesi yang terletak pada wajah, leher, tangan atau vulva yang tumbuh cepat, mungkin memerlukan eksisi lokal untuk mengendalikannya (Hamzah, 1999).

2.2. RadiasiHemangioma umumnya bersifat radiosensitive. Kegunaan utama terapi dengan radiasi adalah untuk menghentikan aktivitas tumor jinak, membuat massa tumor menjadi lebih mudah di tangani. Misalnya suatu hemangioma yang besar dapat menjadi sclerosis setelah penyinaran, sehingga mudah dibuang dengan bahaya perdarahan yang lebih kecil.Radiasi dapat dilakukan dengan menggunakan sinar x atau radium menghasilkan efek yang sama.Radium, umumnya ditanamkan pada jaringan. Keberhasilan perawatan ini tergantung dari teknik aplikasi dan pengukuran dosis radiasi. Alat-alat lain untuk melindungi organ lain di dalam mulut digunakan selama radiasi. Hal ini disebabkan karena aliran darah pada daerah yang terkena radiasi akan berkurang atau hilang sama sekali dan aktivitas sel terhambat, oleh karena itu selain memudahkan terjadinya infeksi. Proses reparasi akan terhambat.Dosis radiasi hemangioma untuk anak-anak adalah 500 rad sebanyak 4 kali dengan pemberian sebulan sekali atau 1000 rad sebanyak 2-4 kali dalam sebulan atau 400 rad seminggu sekali sebanyak 4-5 kali. Aplikasi radium dan sinar x pada periode infant sebaiknya ditunda untuk mencegah terjadinya gangguan terhadap perkembangan gigi dan rahang. Iradisi ini biasanya merupakan terapi terpilih untuk lesi dipermukaan dan kecil pada hemangioma tipe kapiler. Hemangioma kapiler pada anak memberi respon yang baik terhadap iradiasi interstitial. Radiasi sinar x berguna untuk tumor yang besar atau difuse sebelum diangkat karena akan menghasilkan sclerosis ruang-ruang endotel yang berisis darah (Marcus, 1994)Pengobatan radiasi pada tahun-tahun terakhir ini sudah banyak ditinggalkan karena:1. Penyinaran berakibat kurang baik pada anak-anak yang pertumbuhan tulangnya masih sangat aktif dan perkembangan benih gigi.2. Komplikasi berupa keganasan yang terjadi pada jangka waktu lama.3. Menimbulkan fibrosis pada kulit yang masih sehat yang akan menyulitkan bila diperlukan suatu tindakan.Walaupun radiasi digunakan secara luas dalam masa lampau untuk mengobati hemangioma, pada saat ini jarang digunakan karena komplikasi jangka lama terapi radiasi, serta fakta bahwa kebanyakan hemangioma kapiler akan beregresi (Hamzah, 1999).

2.3. KortikosteroidMekanisme aksi kortikosteroid pada hemangioma juvenile masih belum jelas, tetapi beberapa peneliti telah menemukan adanya reseptor steroid pada hampir semua jaringan tempat hormone mengeluarkan efek utamanya. Jaringan ini disebut jaringan target. Sasaki et al, melaporkan bahwa terapi kortikosteroid pada bayi dengan hemangioma strawberi menunjukan regresi yang premature pada lesi yang sedang tumbuh tetapi tidak pada pasien dengan hemangioma kavernosus (sasaki, 1991)Hemangioma immature dan yang berproliferasi lebih merespon pada steroid dengan baik. Prednisolone oral diberikan dengan dosis 5 mg/kg/hari selama 6-9 minggu, kemudian 2-3 mg/kg/hari selama 4 minggu dan diikuti dengan terapi alternative harian selama sampai 6 minggu. Metilprednisolonuga telah digunakan pada anak-anak penderita hemangioma dan Kasabah-merrit syndrome. Perawatan dengan steroid harus selalu berkurang secara bertahap (tapered gradually) dan tidak boleh dihentikan secara tiba-tiba karena ada kemungkinan pertumbuhan kembali hemangioma dan untuk mecegah krisis adrenal. (Oak, 2006).Kriteria pengobatan dengan kortikosteroid ialah:1. Apabila melibatkan salah satu struktur yang vital.2. Tumbuh dengan cepat dan mengadakan destruksi kosmetik.3. Secara mekanik mengadakan obstruksi salah satu orifisium.4. Adanya banyak perdarahan dengan atau tanpa trombositopenia.5. Menyebabkan dekompensasio kardiovaskular.Kortikosteroid yang dipakai ialah antara lain prednison yang mengakibatkan hemangioma mengadakan regresi, yaitu untuk bentuk strawberry, kavernosum, dan campuran. Dosisnya per oral 20-30 mg perhari selama 2-3 minggu dan perlahan-lahan diturunkan, lama pengobatan sampai 3 bulan. Terapi dengan kortikosteroid dalam dosis besar kadang-kadang akan menimbulkan regresi pada lesi yang tumbuh cepat (Hamzah, 1999).Hemangioma kavernosa yang tumbuh pada kelopak mata dan mengganggu penglihatan umumnya diobati dengan steroid injeksi yang menurunkan ukuran lesi secara cepat, sehingga perkembangan penglihatan bisa normal. Hemangioma kavernosa atau hemangioma campuran dapat diobati bila steroid diberikan secara oral dan injeksi langsung pada hemangioma (Kantor, 2004).Penggunaan kortikosteroid peroral dalam waktu yang lama dapat meningkatkan infeksi sistemik, tekanan darah, diabetes, iritasi lambung, serta pertumbuhan terhambat (Anonim, 2005). Efek samping kortikosteroidTerjadi pada penggunaan dosis tinggi dan lama atau karena penghentian obat secara tiba-tiba. Kortikosteroid bersifat aditif. Oleh karena itu pemberian lebih dari 5-7 hari, obat harus diberhentikan secara bertahap (tapering off).Efek samping karena penghentian tiba-tiba: withdrawl effect (insufisiensi adrenal akut, demam, mialgia, atralgia, malaise, reaktivasi penyakit, anoreksia, nausea, lebih pruritus dan deskuamasi).

Efek samping karena penggunaan lama dengan dosis besar : Glukosa darah meningkat Euphoria Purpura Masked infeksi (infeksi terselubung misalnya TBC) Trunk obesity / distribusi lemak Oedem Imunosupresi Gangguan pertumbuhan anak Atropi otot (miopati) Atropi kulit Osteoporosis Habitus cushing (moon face, buffalo hump, obesitas sentral, striae, ekhimosis (gangguan aliran darah, biru), akne, hirsutisme (pertumbuhan bulu-bulu pada tubuh terutama sekitar wajah) Hipertensi (terjadi retensi air dan mineral) Tukak lambung (ulkus peptikum) Glaucoma (peninggian tekanan bola mata), katarak, kebutaan.

2.4. Obat SklerotikMekanisme kerja dari bahan sklerotik didasarkan pada buktii bahwa terdapat iritasi terhadap jaringan dan bahan-bahan trombogenik. Bahan ini menyebabkan respon inflamasi yang cukup berat, yang diikuti oleh fibrosis dan kehancuran pembuluh darah. Bahan-bahan skleroting diindikasikan pada kasus lesi yang besar dan dalam, hemangioma yang tidak berbatas, dan pada pasien dengan kontraindikasi pembedahan. Bahan ini dikontraindikasikan untuk lesi yang mengalami infeksi, penderita dengan diabetes yang tidak terkontrol dan adanya alergi.Cara menggunakannya adalah dengan menyuntikan sodium oxalate atau sodium morrhuate 5% sebanyak 1-5 ml ke dalam pembuluh aferen, sambil menekan pembuluh aferen. Penggunaan sodium morrhuate sebagai larutan sklerosing disarankan dan khususnya pada hemangioma lidah. Injeksi gula invert, alkohol atau air mendidih telah disarankan dalam menghasilkan efek sklerosing. Stockdale melaporkan penggunaan sylnasol (1959). Beberapa praktisi menyarankan penggunaan jarum nomor 25 atau 26 yang dipasang pada syringe tuberkulin untuk menyuntik lesi dengan 1-4 ml larutan selama 10 hari sampai 5 minggu. Terapi ini menyebabkan trombosis dengan sklerosis sekunder, atropi dan absorbsi pembuluh-pembuluh darah. Atau dengan penyuntikan bahan sklerotik pada lesi hemangioma, misalnya dengan namor rhocate 50%, HCl kinin 20%, Na-salisilat 30%, atau larutan NaCl hipertonik. Akan tetapi cara ini sering tidak disukai karena rasa nyeri dan menimbulkan sikatrik (Hamzah, 1999). Penyuntikan sotradecol 1% didapati telah memberikan hasil yang lebih baik daripada lautan-larutan lain. Baurwash dan Mandel menyarankan penggunaan anestetikum lokal yang diikuti dengan 0,5ml sotradecol. 2/3 pada perifer dan 1/3 pada pusat lesi. Penyuntikan dilakukan 2 kali selama 2 minggu.

2.5. ElektrokoagulasiCara ini dipakai untuk spider angioma untuk desikasi sentral arterinya, juga untuk hemangioma senilis dan granuloma piogenik (Hamzah, 1999).

2.6. Bedah KrioJames Ammot (1845) telah menggunakan terapi ini untuk merawat tumor dengan menggunakan larutan garam ice cold. Living (1960) memperkenalkan sistem pengaliran cairan nitrogen dengan aliran yang kuat. Sistem ini menggunakan probemetal yag ujungnya merupakan alat pembeku yang dapat diatur suhu (-20) (-190) C. ujung probe mengalirkan suhu ke jaringan dan kemudian akan menghasilkan pembentukan bola es yang tersusun hampir simetris disekelilingya. Bedah krio ini memiliki dua metoda.

1. Bedah Krio TerbukaBiasanya tidak digunakan pada tumor dalam rongga mulut. Tetapi beberapa ahli menyatakan dapat digunakan pada tumor yang kecil antar 5-15 mm dan tidak terlalu jauh diposterior. Biasanya tumor terletak pada mukosa bukal atau labial. Pada pelaksaannya dibutuhkan neoprene cones yang mempunyai ukuran sama dengan tumor. Pada pemakaiannya alat ini diletakkan pada massa tumor sambil terus dipegang oleh operator, dan kontak antara neoprene cones dan massa tumor dapat dilapisi dengan gel kalium, iodida. Tahap selanjutnya adalah penyemprotan kriogen yang diarahkan pada massa dan biasanya memerlukan waktu 1-1,5 menit samapi seluruh massa tumor membeku secara merata, kemudian neoprene cones diangkat dan thermocouple yang telah dihubungkan dengan kriometer ditusukkan kedalam, massa melalui pinggiran massa untuk mengetahui suhu yang telah dicapai, biasanya antara (-25)- (-60)C. beberapa menit setelah pembekuan massa tumor akan membengkak. Pembengkakan atau bertambah besar dalam waktu 24 jam akan mencapai puncaknya setelah 48 jam.Massa tumor akan terlihat berwarna coklat sampai kehitaman dan tertutup lapisan fibrin serta berbatas tegas dengan jaringan normal sekitarnya. Nekrose jaringan berjalan lambat antara beberapa jam sampai beberapa hari. Pada saat ini dapat terjadi inflamasi. Antara minggu pertama dan kedua pasca bedah massa tumor akan terlepas dengan sendirinya dan penyembuhan dicapai pada hari keempat.

2. Bedah Krio TertutupTerdiri dari 2 macam metode yaitu metode penetrasi dan metode kontak. Cara kerja dengan menggunakan metode kontak adalah dengan menempelkan krioprobe yang sesuai dengan massa tumor pada permukaan seoptimal mungkin tanpa melakukan tekanan berlebihan. Untuk memperoleh kontak yang baik antara krioprobe dan jaringan dapat digunakan gel kalium yodida yang dulaskan pada permukaan lesi terlebih dahulu yang berfungsi menghantarkan suhu. Untuk mencegah pembekuan yang tidak diharapkan uung krioprobe dapat dibalut dengan kassa. Proses pembekuan dilakukan berulang-ulang pada tempat yang berbeda sampai seluruh permukaan lesi membeku. Lama pembekuan dapat berlangsung antara 30 detik sampai 5 menit, tergantung dari luasnya lesi. Untuk mengukur suhu, digunakan thermocuple yang ditusukkan pada penggir lesi. Biasany suhu antara (-20) (-196) C.Metode penetrasi, krioprobe ditusukkan kedlam pusat lesi yang telah dibekukan terlebih dahulu kemudian dilakukan incisi secukupnya sehingga dapat diperoleh efek krionekrosis yang lebih luas. Metode ini memiliki kekurangan yaitu dapat menyebabkan perdarahan yang besar sehingga penyebaran sel tumor makin meningkat. (Oak, 2006).

2.7. AntibiotikAntibiotik diberikan pada hemangioma yang mengalami ulserasi. Selain itu dilakukan perawatan luka secara steril (Anonim, 2005). Bleomycin (BLENOXANE ) merupakan obat kemoterapi yang diberikan sebagai perawatan untuk beberapa tipe kanker. Bleomycin adalah antibiotik golongan glikopeptida yang dihasilkan dari bakteri Streptomyces verticillus. Bleomycin bertindak dengan menginduksi pemutusan untai DNA. Beberapa penelitian menjelaskan bahwa bleomycin menghambat pengikatan thymidine kedalam untai DNA. Celah DNA oleh bleomycin tergantung pada ion oksigen dan logam, setidaknya in vitro. Dipercaya bahwa bleomycin mengkhelasi ion logam (terutama zat besi) yang menghasilkan pseudoenzim yang bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan radikal bebas superoksida dan hidroksida yang membelah/memotong DNA. Sebagai tambahan, kompleks-kompleks ini juga memediasi peroksidasi dan oksidasi lipid pada molekul seluler lain.Komplikasi yang paling serius dari bleomycin adalah fibrosis pulmonal dan kerusakan fungsi paru-paru. Telah dijelaskan bahwa bleomycin menginduksi sensitivitas terhadap toksisitas oksigen, dan riwayat perawatan sebelumnya dengan bleomycin oleh karena itu harus selalu dilampirkan pada ahli anestesi sebelum menjalani prosedur anestesi umum yang diperlukan.Efek samping lainnya termasuk demam, ruam, dermatografisme, hiperpigmentasi, alopecia dan fenomena Raynaud.Bleomycin diberikan secara drip (infus), atau injeksi intramuskuler/subkutan; kemoterapi biasanya diberikan sebagai serangkaian sesi perawatan selama beberapa bulan. Lama perawatan dan jumlah siklus bergantung pada tipe kanker yang sedang dirawat. Bleomycin umumnya diberikan bersamaan dengan obat-obatan kemoterapi lainnya sebagai bagian dari kombinasi.

2.8. KauterisasiTindakan kauterisasi memberikan hasil baik untuk menghancurkan tumor dan mengontrol perdarahan. Efek yang ditimbulkan oleh kauterisasi adalah koagulasi jaringan yang dikenainya. Dapat dilakukan untuk menghancurkan hemangioma yang telah mengikis tulang yang diselubunginya sehingga tumor sulit untuk diangkat. Selain itu juga untuk menghancurkan sisa-sisa tumor yang mungkin tertinggal setelah dieksisi. Selama penyembuhan seringkali digunakan dreesing of medical packs yang selalu diganti.

2.9. Terapi LaserTerdapat empat macam media utama yang dapat distimulasi untuk menghasilkan sinar laser yaitu gas (CO2, argon), zat padat / solid ( neodymium yttrium-alumunium gallium) Nd: YAG, holium YAG), zat cair /fluid ( dye atau laser kromatik). Dioda (dioda merah dan infra merah). Bedah mulut banyak menggunakan erbium YAG untuk mengangkat lasi kulit dan mukosa dan jaringan keras gigi, sinar laser CO2 untuk bedah jaringan lunak secara universal pada rongga mulut dan neodymium YAG banyak digunakan desinfeksi saluran akar, mengangkat selapis tipis jaringan dan untuk menutup tubulus dentin serta untuk terapi awal hemangioma mulut dan sekitar mulut.Terapi laser menunjukan beberapa keberhasilan dalam mengurangi ukuran hemangioma kapiler intraoral dan subglotis. Perdarahan sedikit dan tidak ada odem post operatif. Pembedahan tetap diperlukan untuk mengangkat sisa lesi yang telah mengecil. Terapi laser memberikan keberhasilan yang tinggi pada hemangioma kapiler superfisial (seperti port-wine stain), dibandingkan lesi kavernosus yang dalam. (Markus, 1994).

BAB IIIPRINSIP LIGASI PADA HEMANGIOMA

Umumnya ligasi pembuluh darah dilakukan secara end to end atau end to side (ujung ke ujung atau ujung ke samping). Diantara bahan yang digunakan dalam ligasi pada rekonstruksi pembuluh darah yakni Dacron, yang nantinya digunakan untuk pengganti pembuluh darah yang besar seperti aorta. Pemakaian dacron mempunyai keuntungan yakni : Tidak bocor Tidak memerlukan praeclotting, tapi agak kaku dan bila dipotong akan berjerumbai sedangkan yang akan dirajut memerlukan precloting sebelum dipakai dengan tujuan untuk mencegah kebocoran.Ligasi pada pembuluh darah dilakukan sedapat mungkin secara atraumatik. Jarum, benang dan pinset tidak boleh merusak jaringan arteri dan vena. Ligasi dibuat sedemikian rupa seakan-akan melayang melalui dinding pembuluh darah. Dalam melakukan ligasi pembuluh darah harus memenuhi syarat sebagai berikut : 1. Tidak akan penah sekalipun memasang jarum kembali dengan jari tangan kedalam pemegang jarum (needle holder).2. Tidak akan pernah sekalipun memegang pinggir dinding pembuluh dengan pinset.Untuk mencapai syarat diatas, ada beberapa petunjuk :1. Jarum harus menusuk tegak lurus dan melalui seluruh lapisan dinding pembuluh darah. Maka dalam memasang jarum, ujung pemegang persis ditengah jarum, karena hanya dengan cara ini dapat mengarahkan jarum secara tepat dan bila jarum harus melalui jarinngan keras dan pengapuran sehingga jarum tidak bengkok.2. Hindari memegang dinding arteri, vena atau vena tambalan (patch) dengan pinset. Menusuk jarum melalui dinding pembuluh harus demikian rupa tanpa harus memegang dinding pembuluh dengan pinset atau alat lainnya. Caranya adalah dengan memegang dan mengangkat lapisan adventisia dari pembuluh supaya lebih mudah menusuk jarum melalui dinding arteri atau vena, atau dengan cara menahan menggunakan pinset tertutup pada tempat dimana ujung jarum terlihat.3. Cara memasukan jarum melalui dinding pembuluh adalah :a. Pemegang jarum ada ditengah jarum. Jarum didorong melalui dinding pembuluh. Ujung jarum yang keluar ditarik beberapa milimeter dengan pinset, baru kemudian pemegang jarum dipindahkan ke seberang dekat pinset kir a-kira ditengah jarum dan selanjutnya jarum dapat melalui dinding pembuluh secara atraumatik.b. Bila pinset masih kita perlukan untuk memegang atau mengangkat adventisia pembuluh dan vena, maka jarum didorong dengan alat pemegang jarum dan memnarik ujung jarum yang kelihatan beberapa milimeter dan kemudian jarum dapat secara atrumatik melalui dinding pembuluh.4. Melakukan ligasi dengan cara meletakkan pemegang jarum sedemikian rupa, sehingga sebelum dan sesudah jarum melalui dinding pembuluh, jarum tetap dipegang di tengah. 5. Letakkan ikatan benang pada posisi yang benar, agar tidak terjadi perdarahan. Dimana ikatan benang diletakkan pada tempatnya oleh asisten dengan mengunakan pinset.6. Ligasi sebaiknya dilakukan seperi melayang. Jarum melalui dinding pembuluh seperti meluncur untuk menghindari kemungkinan kerusakan dinding akibat jarum dan bekas tusukan tetap sekecil mungkin.7. Sebelum ligasi selesai, operator melakukan kontrol pada kedua ujung pembuluh dengan memakai klem bengkok halus, apakah bebas dari jaringan atau jahitan dengam tujuan untuk mengetahui apakah bebas dari jaringan atau jahitan, bila sempit dapat dilakukan dengan hati-hati sekali dilatasi dengan ujung klem. Bila ada jaringan adventisia yang terbawa sewaktu ligasi yang dapat menyebabkan penyempitan maka dengan hati-hati dipegang dengan pinset dan gunting.8. Ligasi dilakukan secara atraumatik dengan teknik sebagai berikut :a. Doronglah jarum ke dekat pembuluh yang akan diligasi.b. Ligasi dilakukan dengan ujung jari.c. Sewaktu menyimpul maka dilakukan secara benar jangan sampai terpelintir.d. Jahitan jelujur sebaiknya diselesaikan dengan satu simpul saja.Jenis-jenis ligasi :1. Ligasi pada vena yang mengalami pelebaran (PATCHING): Arteriotomi dilakukan dengan end-arterktomi dengan tujuan untuk mencegah penyempitan. Vena aotogen yang akan diligasi harus disiapkan sedemikan rupa dengan ukuran lebih panjang dari arteriotomi dan lebarnya seperlunya, biasanya setengah sampai satu sentimeter dengan ujung kecil tapi tumpul. Dimulai dari distal dengan dua atau tiga ligasi jelujur longgar, kemudian ditarik sampai rapat. Kemudian dengan ligasi jelujur sampai sudut proximal. Bahan yang digunakan dalam ligasi yang berlebih digunting dan sudut dibuat tumpul. Kontrol dan dilatasi seperlunya pada kedua ujung vena. Jaringan adventisia yang berlebih digunting.2. Ligasi end to side (ujung ke sisi) Arteriotomi memanjang. Vena autogen yang akan dilakukan ligasi harus disiapkan, sedapat mungkin dipakai pada salah satu vena untuk membuat bentuk seperti sepatu, bila ada katup harus direkseksi dulu. Ligasi dilakukan secara jelujur longgar pada cabang vena dengan sudut arteriotomi proximal, kemudian benang diatrik dengan rapat. Ligasi diteruskan sampai semua cabang vena tadi terjahit seluruhnya. Selanjutnya ligasi jelujur pada satu sisi sampai sudut distal. Vena yang berlebihan digunting dengan meninggalkan ujung yang tumpul dan diligasi sampai setengah panjang arteriotomi pada sisi yang satu lagi. Ligasi jelujur kedua dimulai dari sudut proksimal sampai kedekat jelur pertama Kontrol dilatasi pada kedua sudut arteriotomi. Membuang jaringan adventisia disekitar sudut ini Ligasi diakhiri dengan jelujur dan ikatan pada satu tempat ditengah.3. Ligasi end to end (ujung ke ujung) Biasanya pada arteri besar seperti arteri femuralis superfisial. Arteri dipotong 1 cm distal dari percabangan arteri. Kemudian ujung proximal arteri dibelah memanjang. Pada endarektomi yang dibebaskan adalah intima dari dinding pembuluh. Ujung vena autogen dibelah memanjang dan dicocokan dengan lebar arteri yang dibelah tadi. Bila lebar arteri lebih dari vena, maka arterinya yang dikurangi deengan memotong sesuai panjang belahan. Ligasi jelujur arteri dan vena yang dimulai pada salah satu ujung diikat. Celah arteri dan vena ditutup dengan vena autogen seperti pada vena yang mengalami perlebaran. Mulailah ligasi pada ujung distal yaitu pada vena. 4. Metode ligasi pada arteri lidah yang dilakukan oleh CHARLES W. CATHCART, F.R.C.S. yakni sebagai berikut : Tulang rahang atas dan bawah dubuka seluasnya Lidah dikeluarkan dan di jahit dengan metode stout silk pada setiap sisi bagian lidah Mukosa membran di insisi ditengah garis dorsum, dibelakang dan juga di insisi diantara lidah dan rahang Lidah akan terpotong menjdai dua Lapisan otot genioglosus d insisi sampai ke sympisis dengan pisau bedah supaya daerah lidah yang ada kelainan dapat dikeluarkan dengan mudah Setelah itu, bebrapa vertical stroke dengan director atau blunt instrument diguanakan untuk mempertegas batas anterior otot hypoglosus. Director dimasukan di bawah otot setelah lapisan jaringan lunak dipisahkan Otot dipotong dengan mengunakan director kira-kira dua pertiga luasnya. Meninggalkan pembuluh darah arteri yang dibatasi lapisan tipis dari jaringan konektif. Dengan menggunakan needle aneurism/director pembuluh darah dapat diidentifikasikan sebaga bluish cord Needle aneurism harus dapat melalui di bawah pembuluh darah dan kemudian di ikat sebelum dipotong (metode yang lain yakni menjepit pembuluh darah dengan menggunakan forcep dan langsung dipotong) Setelah meligasi pembuluh darah, maka dapat dilakukan pemotongan bagian batas luar pembuluh darah yang diligasi.

Hemangioma akan terlihat setelah 2 sampai 4 minggu setelah lahir, pertumbuhan sangat cepat pada usia 6-8 bulan dan setelah itu pertumbuhan menjadi lambat. Pada usia 5 sampai 8 tahun, hemangioma mulai menunjukan reaksi dan dan secara sponta mengalami pemunduran 70 % pada setiap kasus. Mereka memilki karakteristik pada setiap level seluler dengan pertambahan pergantian sel endotelial, mulai ukuran sel mast selama priode pertumbuhan yang cepat, kemuduran sel-sel selular terlihat dengan adanya jaringan fibrous dan sel mast dalam jumlah sedikit. Pada keadaan biasanya sebagian besar insidenya terdapat pada daerah orofasial yakni lidah, leher dan bibir. Perempuan lebih sering terjadi dibandingkan laki-laki. Pada tiga kasus dengan pasien yang berusia 6, 13 dan 25 tahun. Pasien terdiri satu anak laki-laki dan dua pasien perempuan dengan adanya pembengkakan yang besar di lidah. Dengan keluhan utama pada dua kasus yakni perdarahan yang berulang-ulang yang berasal dari lesi tersebut yang mana keluhan tambahannya pada ketiga kasus yakni terganggunya berbicara. Pada sisi kanan dekat ujung lidah lebih parah pada satu kasus. Pada sisi kiri memiliki tingkat kesulitan dibandingkan dua kasus yang lainnya dan lesi selalu berada di 2/3 dari lidah. Lesi telah ada sejak lahir dan selalu bertambah besar ukurannya. Massa lesi dengan ukuran 1 x 2 cm. Mukosa yang menutupi lesi berwarna lebih gelap kearah ungu tua (gambar 4).Pada penanganan kasus ini dapat dilakukan ligasi dengan anestesi umum yang mana lesi diisolasi dan dengan multipel benang yang akan mengikat pembuluh darah periper pada lesi yang disuplai oleh pembuluh darah sirkumferensial dengan menggunakan benang silk ukuran 3.0. multipel intratumor di ikat secara random, sebagian besar aliran darah akan terakumulasi dan dapat mengurangi lesi pada lidah menjadi bentuk normal (gambar 5 dan 6)Teknik ligasi sirkumferensial dapat mengurangi masalah yang timbul dengan penanganan minimal dan tidak ada tindakan rekonstruksi yang dilakukan untuk memperbaiki fungsi dan estetik. Proses penyembuhan dengan menggunakan teknik ini dengan menahan arteri dan vena yang berhubungan aliran darah. Proses penyumbatan pembuluh darah yang menghungkan ke hemagioma bertujuan untuk mengeliminasi aliran pembuluh darah menjadi statis dan terjadi pengumpalan daran diantara ligasi dan menyebabkan atropi endometelium vaskular dan terjadi pergantian jaringan angiomatous menjadi jaringan fibrous.

Gambar 3 sisi kiri ari bagian lidah dengan warna ke arah gelap ke merahan pada lesi .

Gambar 4 Angiogram pada arteri lingua kanan dan kiri yang dapat meningkatlkan vaskularisasi pada sebelah kiri .

Gambar 5 teknik sirkumferensial

KOMPLIKASI1. PerdarahanKomplikasi ini paling sering terjadi dibandingkan dengan komplikasi lainnya. Penyebabnya ialah trauma dari luar atau ruptur spontan dinding pembuluh darah karena tipisnya kulit di atas permukaan hemangioma, sedangkan pembuluh darah di bawahnya terus tumbuh (Katz, et al., 2002).

2. UlkusUlkus menimbulkan rasa nyeri dan meningkatkan resiko infeksi, perdarahan, dan sikatrik. Ulkus merupakan hasil dari nekrosis. Ulkus dapat juga terjadi akibat ruptur (Kushner, et al., 1999).Hemangioma kavernosa yang besar dapat diikuti dengan ulserasi dan infeksi sekunder (Kantor, 2004).

3. TrombositopeniaJarang terjadi, biasanya pada hemangioma yang berukuran besar. Dahulu dikira bahwa trombositopenia disebabkan oleh limpa yang hiperaktif. Ternyata kemudian bahwa dalam jaringan hemangioma terdapat pengumpulan trombosit yang mengalami sekuesterisasi (Katz, et al., 2002).

4. Gangguan Penglihatan Pada regio periorbital sangat meningkatkan risiko gangguan penglihatan dan harus lebih sering dimonitor. Amblyopia dapat merupakan hasil dari sumbatan pada sumbu penglihatan (visual axis). Kebanyakan komplikasi yang terjadi adalah astigmatisma yang disebabkan tekanan tersembunyi dalam bola mata atau desakan tumor ke ruang retrobulbar (Kushner, et al., 1999).Hemangioma pada kelopak mata bisa mengganggu perkembangan penglihatan normal dan harus diterapi pada beberapa bulan pertama kehidupan (Kantor, 2004).5. Masalah psikososial (Drolet, et al., 2004).6. Dengan persentase yang sangat kecil hemangioma bisa menyebabkan obstruksi jalan nafas, gagal jantung (Enneking, et al., 1998; Cohen, 2004).

BAB IVKESIMPULAN

1. Hemangioma adalah suatu tumor jaringan lunak / tumor vaskuler jinak akibat proliferasi (pertumbuhan yang berlebih) dari pembuluh darah yang tidak normal dan dapat terjadi pada setiap jaringan pembuluh darah. Hemangioma sering terjadi pada bayi baru lahir dan pada anak berusia kurang dari 1 tahun (5-10%). Biasanya, hemangioma sudah tampak sejak bayi dilahirkan(30%) atau muncul setelah beberapa minggu setelah kelahiran (70%). Hemangioma muncul di setiap tempat pada permukaan tubuh, seperti kepala, leher, muka, kaki atau dada.2. Klasifikasi hemangioma A. Hemangioma Kapiler1. Strawberry Hemangioma (Hemangioma Simpleks)2. Granuloma PiogenikB. Hemangioma KavernosumC. Hemangioma Campuran3. Penanganan hemangioma adalah : A. Cara konservatif B. Cara aktif1. Pembedahan2. Ligasi3. Radiasi4. Kortikosteroid5. Obat sklerotik6. Elektrokoagulasi7. Bedah kryo8. Antibiotik9. Kuaterisasi10. Terapi laser

4. Komplikasi 1. Perdarahan 2. Ulkus3. Trombositopenia4. Gangguan penglihatan5. Masalah psikososial6. Obstruksi jalan napas dan gagal jantung

DAFTAR PUSTAKA

Blei F, Chianese J. Corticosteroid toxicity in infants treated for endangering hemangiomas: experience and guilines for Monitoring, J Int pediatr 1999; 14(3): 146-53.

H. Djang Jusi. Dasar-dasar ilmu bedah vaskular, edisi keempat,FKUI 2008; 344-50.

Greenberg, M.S; M. Glick. 2003. Burkets Oral Medicine. 10th ed. Hamilton: BC Decker Inc.

Http/www.pdgi_online.com

Kuwahara RT. Cryotherapy. Available at http/www.Medicine.com. Accessed Jan 6; 2003

Langlais, R.P; C.S. Miller. 2000. Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut yang Lazim. Terjemahan Budi Susetyo, drg. Jakarta: Hipokrates.

Lin RL. Arterial vascular malformation including hemangiomas and lymphangiomas. Available at hhtp/www.eMedicine.com. accessed May 19, 2004.

Mulliken JB, Cutaneus vascular anomalies in plastic surgery, vol.5. McCarthy JG (editor). Philadelphia: WB Sauders Company; 1990.p.3191-273.

Neville BW, Damm DD, Allen CM, Bouquot JE. Oral and maxillofacial pathology. Philadelphia: WB Saunders Company; 1995.p.390-2

Regezi JA, Scilubba JJ. Oral pathology, clinical pacthologic correlations, 3rd ed. Philadelphia: WB Seunders Company;1999.p.122-8.

Wilk R. Oral hemangiomas. Available at http/www.eMedicine.com.Accessed Feb 26, 2003.

Yuwono HS. Hemangioma, sebuah pengantar dalam panatalaksanaannya, Jurnal Persatuan Ahli Bedah Mulut Indonesia 2004; 8: 217-20.

Treatment ligation of hemagioma