Hakekat Acara Pemeriksaan Cepat
-
Upload
leo-yogapranata -
Category
Documents
-
view
184 -
download
9
description
Transcript of Hakekat Acara Pemeriksaan Cepat
PERBEDAAN HUKUM ACARA PERATUN DALAM
PENGADILAN SINGKAT DAN CEPAT
Undang-undang Peradilan Tata Usaha Negara memungkinkan untuk
menyelesaikan sengketa TUN dengan Acara Pemeriksaan Cepat, hal ini
dituangkan dalam Pasal 98, yang menyatakan bahwa:
(1) Apabila terdapat kepentingan penggugat yang cukup mendesak yang harus
dapat disimpulkan dari alasan-alasan permohonannya, penggugat dalam
gugatannya dapat memohon kepada pengadilan supaya sengketa dipercepat.
(2) Ketua Pengadilan dalam jangka waktu empat belas hari setelah diterimanya
permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) mengeluarkan penetapan
tentang dikabulkan atau tidak dikabulkannya permohonan tersebut.
(3) Terhadap penetapan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak dapat
digunakan upaya hukum
Dari ketentuan itu dapat diketahui bahwa agar dapat dilakukan
pemeriksaan dengan acara cepat, dapat diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Dalam surat gugat harus sudah dimuat atau disebutkan alasan-alasan yang
menjadi dasar dari Penggugat untuk mengajukan permohonan agar
pemeriksaan sengketa TUN dipercepat.
2. Dari alasan-alasan yang dikemukakan oleh penggugat tersebut, dapat ditarik
kesimpulan adanya kepentingan dari penggugat yang cukup mendesak bahwa
pemeriksaan terhadap sengketa TUN tersebut memang perlu dipercepat.
3. Terhadap kesimpulan tersebut dibuatkan keputusan oleh Ketua Pengadilan
dalam bentuk penetapan
4. Terhadap keputusan tersebut tidak dapat dilakukan upaya hukum.
Kepentingan yang bersifat mendesak ini bersifat kasuistis, sehingga
kepada Ketua Pengadilan diberikan kebebasan untuk membuat penilaian terhadap
alasan-alasan yang diajukan oleh penggugat dalam permohonannya agar sengketa
TUN dapat dipercepat pemeriksaannya. Contoh kasus: Sengketa TUN yang
obyeknya KTUN tentang Perintah Pembongkaran Bangunan atau Rumah yang
ditempati penggugat.
Proses pemeriksaan dalam Acara Pemeriksaan Cepat hampir sama dengan
Acara Pemeriksaan Biasa hanya waktu pelaksanaannya yang dipercepat dan tidak
ada pemeriksaan persiapan. Proses tersebut terdiri dari: Pengajuan Gugatan,
Penelitian Administratif, Rapat Permusyawaratan, Pemeriksaan Pokok Sengketa
dan Penjatuhan Putusan.
Dalam Pemeriksaan Pokok Sengketa perlu diperhatikan hal-hal
sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 99 UU Nomor 5 Tahun 1986, yang
menyatakan bahwa:
(1) Pemeriksaan dengan acara cepat dilakukan dengan Hakim Tunggal.
(2) Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 ayat (1)
dikabulkan, Ketua Pengadilan dalam jangka waktu tujuh hari setelah
dikeluarkannya penetapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 ayat (2)
menentukan hari, tempat, dan waktu sidang tanpa melalui prosedur
pemeriksaan persiapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63.
(3) Tenggang waktu untuk jawaban dan pembuktian bagi kedua belah pihak,
masing-masing ditentukan tidak melebihi empat belas hari.
Keuntungan dari pemeriksaan acara cepat adalah putusannya dapat lebih
cepat, namun kelemahannya bagi pihak ketiga tidak dapat masuk dalam proses
persidangan dan resiko tentang fakta tidak sekuat dan meyakinkan seperti dalam
acara biasa.
A. Pemeriksaan dengan Acara Singkat
Pemeriksaan dengan acara singkat di PTUN dapat dilakukan apabila
terjadi perlawanan atas penetapan yang diputuskan oleh ketua pengadilan dalam
rapat permusyawaratan (pasal 62 UU PTUN).
pasal 62
(1) Dalam rapat permusyawaratan, Ketua Pengadilan berwenang memutuskan
dengan suatu penetapan yang dilengkapi dengan pertimbangan-
pertimbanganbahwa gugatan yang diajukan itu dinyatakan tidak diterima atau
tidak berdasar, dalam hal :
a. Pokok gugatan tersebut nyata-nyata tidak termasuk dalam wewenang
Pengadilan;
b. Syarat-syarat gugatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56
tidakdipenuhi oleh penggugat sekalipun ia telah diberi tahu dan
diperingatkan;
c. Gugatan tersebut tidak didasarkan pada alasan-alasan yang layak;
d. Apa yang dituntut dalam gugatan sebenarnya sudah terpenuhi oleh
Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat;
e. Gugatan diajukan sebelum waktunya atau telah lewat waktunya.
(2) a. Penetapan sebagimana dimaksud dalam ayat (1) diucapkan dalam rapat
permusyawaratan sebelum hari persidangan ditentukan dengan
memanggil kedua belah pihak untuk mendengarkannya;
b. Pemanggilan kedua belah pihak dilakukan dengan surat tercatat oleh
Panitera Pengadilan atas perintah Ketua Pengadilan.
(3) a. Terhadap penetapan sebgaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat diajukan
perlawanan kepada Pengadilan dalam tenggang waktu empat belas hari
setelah diucapkan;
b. Perlawanan tersebut diajukan sesuai dengan ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 56.
(4) Perlawanan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diperiksa dan diputus
oleh Pengadilan dengan acara singkat.
(5) Dalam hal perlawanan tersebut dibenarkan oleh Pengadilan, makapenetapan
sebgaimana dimaksud dalmn ayat (1) gugur demi hukum dan pokok
gugatan akan diperiksa, diputus dan diselesaikan menurut acara biasa.
(6) Terhadap putusan mengenai perlawanan itu tidak dapat digunakan upaya
hukum
Pemeriksaan dengan Acara Singkat mempunyai kelebihan dan kelemahan juga
yaitu Kelebihannya adalah
1. Dapat mengatasi berbagai rintangan yang mungkin akan terjadi penghalang
dalam penyelesaian secara cepat sengketa-sengketa TUN,
2. Dapat mengatasi harus masuknya perkara-perkara sebenarnya tidak
memenuhi syarat,
3. Dapat dihindarkan pemeriksaan perkara-perkara menurut acara biasa yang
tidak perlu memakan banyak waktu dan biaya.
Kelemahannya adalah jangka waktu empat belas hari dalam melakukan
perlawanan terhitung sejak penetapan dismissal itu di ucapkan dapat menjadi
tidak realistis, karena dapat saja pada waktu itu diucapkan berhalangan hadir.
B. Pemeriksaan Persiapan
Setelah melalui tahap rapat permusyawaratan, maka dilakukan pemerksaan
persiapan terhadap gugatan yang di ajukan oleh penggugat (pasal 63 UU PTUN).
Tujuan pemerikasaan persiapan adalah untuk mematangkan perkara, dengan cara
memanggil penggugat untuk menyempurnakan gugatannya dan atau memanggil
tergugat untuk dimintai keterangan tentang keputusan yang digugat. Semua itu
harus diserahkan kepada kearifan dan kebijakan ketua majelis.
Pasal 63
(1) Sebelum pemeriksaan pokok sengketa dimulai, Hakim wajib mengadakan
pemeriksaan persiapan untuk melengkapi gugatan yang kurang jelas.
(2) Dalam pemeriksaan persiapan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Hakim:
a. wajib memberi nasihar kepada penggugat untuk memperbaiki gugatan dan
melengkapinya dengan data yang diperlukan dalam jangka waktu tiga
puluh hari;
b. dapat meminta penjelasan kepada Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara
yang bersangkutan.
(3) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf a
penggugat belum menyempurnakan gugatan, maka Hakim menyatakan
dengan putusan bahwa gugatan tidak dapat diterima.
(4) Terhadap putusan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) tidak dapat
digunakan upaya hukum, tetapi dapat diajukan gugatan baru.
C. Pelaksanaan Permohonan Penangguhan Pelaksanaan KTUN.
Pelaksanaan permohonan penangguhan pelaksanaan KTUN diatur dalam
pasal 67 UU PTUN.
Pasal 67
(1) Gugatan tidak menunda atau menghalangi dilaksanakannya Keputusan Badan
atau Pejabat Tata Usaha Negara serta tindakan Badan atau Pejabat Tata Usaha
Negara yang digugat.
(2) Penggugat dapat mengajukan permohonan agar pelaksanaan Keputusan Tata
Usaha Negara itu ditunda selama pemeriksaan sengketa Tata Usaha Negara
sedang berjalan, sampai ada putusan Pengadilan yang memperoleh kekuatan
hukum tetap.
(3) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dapat diajukan sekaligus
dalam gugatan dan dapat diputus terlebih dahulu dari pokok sengketanya.
(4) Permohonan penundaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) :
a. dapat dikabulkan hanya apabila terdapat keadaan yang sangat mendesak
yang mengakibatkan kepentingan penggugat sangat dirugikan jika
Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu tetap dilaksanakan;
b. tidak dapat dikabulkan apabila kepentingan umum dalam rangka
pembangunan mengharuskan dilaksanakannya keputusan tersebut.
Pelaksanaan permohonan penangguhan pelaksanaan KTUN akan dikabulkan
apabila ;
1. Keadaan yang sangat mendesak, misal kerugian yang akan di tanggung
penggugat tidak seimbang dengan manfaat bagi kepentingan yang akan
dilindungi oleh pelaksanaan KTUN.
2. Pelaksanaan KTUN yang digugat tidak ada sangkut pautnya dengan
kepentingan umum dalam rangka pembangunan.
D. Pemeriksaan dengan Acara Cepat
Pemeriksaan dengan acara cepat diatur pasal 98 dan 99 UU PTUN.
Pasal 98
(1) Apabila terdapat kepentingan penggugat yang cukup mendesak yang harus
dapat disimpulkan dari alasan-alasan permohonannya, penggugat dalam
gugatannya dapat memohon kepada Pengadilan supaya pemeriksaan sengketa
dipercepat.
(2) Ketua Pengadilan dalam jangka waktu empat belas hari setelah diterimanya
permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) mengeluarkan penetapan
tentang dikabulkan atau tidak dikabulkannya permohonan tersebut.
(3) Terhadap penetapan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak dapat
digunakan upaya hukum.
Pasal 99
(1) Pemeriksaan dengan acara cepat dilakukan dengan Hakim Tunggal.
(2) Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 ayat (1)
dikabulkan, Ketua Pengadilan dalam jangka waktu tujuh hari setelah
dikeluarkannya penetapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 ayat
(2)menentukan hari, tempat, dan waktu sidang tanpa melalui prosedur
pemeriksaan persiapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63.
(3) Tenggang waktu untuk jawaban dan pembuktian bagi kedua belah pihak,
masing-masing ditentukan tidak melebihi empat belas hari.
Dalam hukum acara PTUN terdapat pada pasal 98 dan 99 UU PTUN,
pemeriksaan ini tidak dikenal pada hukum acara perdata. Pemeriksaan cepat
dilakukan karena kepentingan penggugat sangat mendesak, apabila kepentingan
itu menyangkut KTUN yang berisikan misalnya perintah pembongkaran
bangunan atau rumah yang ditempati penggugat. Pemeriksaan dengan acara cepat
dilakikan dengan hakim tunggal. Tenggang waktu untuk jawaban dan pembuktian
bagi kedua belah pihak masing-masing tidak melebihi empat belas hari.