good governance (2012)
-
Upload
suher-lambang -
Category
Documents
-
view
1.138 -
download
0
Transcript of good governance (2012)
![Page 1: good governance (2012)](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082605/55663d1fd8b42a3b398b466a/html5/thumbnails/1.jpg)
Pendidikan Kewarganegaraan
Mata Kuliah Ciri Universitas
Universitas Mercu Buana - Jakarta
GOOD GOVERNANCE
Dosen :
Udjiani Hatiningrum
![Page 2: good governance (2012)](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082605/55663d1fd8b42a3b398b466a/html5/thumbnails/2.jpg)
1. Pengertian Good governance dan Latar belakangnya.
Good Governance (tata pemerintahan yang baik) merupakan praktek
penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Tata pemerintahan mencakup seluruh mekanisme, proses dan lembaga-
lembaga dimana warga dan kelompok-kelompok masyarakat mengutarakan kepentingan
mereka, menggunakan hak hukum, memenuhi kewajiban dan menjembatani perbedaan-
perbedaan diantara mereka. Pemerintah atau “Government” dalam bahasa Inggris diartikan
sebagai “The authoritative direction and administration of the affairs og men/women in a
nation, state, city etc” (pengarahan dan administrasi yang berwenang atas kegiatan orang-
orang dalam sebuah negara, negara bagian, kota, dan sebagainya). Tata pemerintahan
yang baik (good governance) adalah suatu kesepakatan menyangkut pengaturan
negara yang diciptakan bersama oleh pemerintah, masyarakat madani, dan swasta.
Untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik perlu dibangun dialog antara pelaku-pelaku
penting dalam Negara, agar semua pihak merasa memiliki tata pengaturan tersebut. Tanpa
kesepakatan yang dilahirkan dari dialog, kesejahteraan tidak akan tercapai karena aspirasi
politik maupun ekonomi rakyat pasti tersumbat.
Dalam kamus, istilah “government” dan “governance” seringkali dianggap
memiliki arti yang sama yaitu cara menerapkan otoritas dalam suatu organisasi,
lembaga atau negara. Government atau pemerintah juga adalah nama yang diberikan
kepada entitas yang menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan dalam suatu negara.
Menurut buku Good Governance yang dikarang oleh Drs Joko Widodo MS, dosen senior
Program Pasca Sarjana UNTAG Surabaya, tentang hal itu dijelaskan antara lain sebagai
berikut : dalam mewujudkan kepemerintahan yang baik (= good governance ), menuntut
setiap pejabat publik baik politisi maupun birokrasi, wajib bertanggungjawab dan
mempertanggungjawabkan kepada publik segala sikap, perilaku dan kebijakannya dalam
melaksanakan tugas pokok, fungsi dan kewenangan yang diamanahkan kepadanya.
Pemerintahan pada hakekatnya adalah pelayanan kepada masyarakat. Pemerintahan tidak
dimaksudkan untuk melayani dirinya sendiri, kelompoknya, keluarganya, tetapi untuk
melayani masyarakat serta menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota
masyarakat mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya demi mencapai tujuan bersama
( Rasyid 1998 : 139). Karenanya good governance menuntut keterlibatan seluruh elemen
yang ada di masyarakat. Ini hanya bisa jika pemerintahan itu dekat dengan rakyat.
1
![Page 3: good governance (2012)](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082605/55663d1fd8b42a3b398b466a/html5/thumbnails/3.jpg)
Maka sangat cocok dengan sistim desentralisasi dan otonomi daerah sebagaimana yang
diterapkan di Indonesia sekarang ini. penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, bersih dan
berwibawa, menuntut setiap pejabat publik, wajib mempertanggungjawabkan , bersikap
transparan dan disampaikan secara terbuka kepada publik atas apa yang menjadi sikap,
perilaku dan kebijakannya, baik yang sedang maupun yang akan dilakukannya kepada publik.
Selain itu mereka juga harus dapat bertanggungjawab dan mempertanggungjawabkannya
secara hukum atas sikap, perilaku dan kebijakannya dalam melaksanakan apa yang menjadi
tugas pokok, fungsi dan kewenangannya.
Pelaksanaan pertanggungjawaban para pejabat publik tadi akan dapat dilaksanakan
dengan efektif dan efisien, manakala terdapat mekanisme akuntabilitas dan standar yang
jelas. Karenanya perencanaan strategis harus dimiliki oleh setiap instansi pemerintah. Untuk
menjamin agar perencanaan strategis tadi dilaksanakan dengan baik (efektif dan efisien),
sehingga mekanisme akuntabilitas berjalan dengan baik, perlu ada control yang efektif baik
yang bersifat internal maupun eksternal . Impelementasi perencanaan strategis, sistim kontrol
dan sistim akuntabilitas yang efektif, efisien dan ekonomis akan dapat mewujudkan
kepemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa (clean and good governance).
Good governance dapat dimaknai sebagai :
a) Kinerja suatu lembaga (misalnya kinerja pemerintahan, perusahaan atau organisasi
kemasyarakatan).
b) Mengarahkan, mengendalikan, atau mempengaruhi masalah publik.
Good governance dapat diartikan sebagai tindakan untuk mengarahkan, mengendalikan, atau
mempengaruhi masalah publik. Oleh karena itu ranah good governance tidak terbatas pada
negara atau birokrasi pemerintahan, tetapi juga pada ranah masyarakat sipil yang
dipresentasikan oleh organisasi nonpemerintah dan sektor swasta. Singkatnya, tuntutan
terhadap good governance tidak hanya ditujukan kepada penyelenggara negara atau
pemerintah, melainkan juga pada masyarakat di luar struktur birokrasi pemerintahan.
Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pemerintahan yang baik
adalah baik dalam proses maupun hasilnya. Pemerintahan juga bisa dikatakan baik jika
produktif dan memperlihatkan hasil dengan indikator kemampuan ekonomi
2
![Page 4: good governance (2012)](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082605/55663d1fd8b42a3b398b466a/html5/thumbnails/4.jpg)
rakyat meningkat, baik dalam aspek produktivitas maupun dalam daya belinya; kesejahteraan
spiritualnya meningkat dengan indikator rasa aman, bahagia, dan memiliki rasa kebangsaan
yang tinggi.
Arti istilah Good Governance dianggap berkaitan erat dengan pengertian
pemerintahan yang baik. Cita negara berdasarkan hukum, di mana masyarakatnya
merupakan self regulatory society. Dengan demikian, pemerintah sudah dapat mereduksi
perannya sebagai pembina dan pengawas implementasi visi dan misi bangsa dalam seluruh
sendi-sendi kenegaraan melalui pemantauan terhadap masalah-masalah hukum yang timbul
dan menindaklanjuti keluhan-keluhan masyarakat dan sebagai fasilitator yang baik. Dengan
pengembangan sistem informasi yang baik, kegiatan pemerintahan menjadi lebih transparan,
dan akuntabel, karena pemerintah mampu menangkap feedback dan meningkatkan peran
serta masyarakat. Dalam konteks lain (hukum), Pemerintahan yang baik merupakan suatu
asas yang dikenal sebagai Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik, yang merupakan
jembatan antara norma hukum dengan norma etik. Terselenggaranya Kepemerintahan yang
baik (Good Governance) merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan
aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa. Aktor dalam menjalankan
Governance adalah :
1) government,
2) swasta, dan
3) rakyat yang memiliki posisi sejajar, memiliki kesamaan, kohesi, keseimbangan
peran serta yang saling mengontrol.
Dalam konsep Government, aktornya tunggal atau terfokus hanya pada birokrasi
pemerintahan yang mendominasi berbagai peran dan fungsi. Istilah “governance”
merupakan suatu terminologi yang digunakan untuk mengganti istilah “government” yang
menunjukan otoritas politik, ekonomi, dan administrasi pengelolaan kenegaraan (Depdagri
dan Bappenas, 2000) .
3
![Page 5: good governance (2012)](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082605/55663d1fd8b42a3b398b466a/html5/thumbnails/5.jpg)
Perbedaan antara istilah government dan governance menurut Sadu Wasistiono (2003) :
No UnsurPerbandingan
Government Governance
1 Pengertian badan/lembaga atau fungsi yang dijalankan oleh organ tertinggi dalam suatu negara.
cara, penggunaan, atau pelaksanaan.
2 Hubungan hierarkis yang memerintah di atas, yang diperintah di bawah.
kesetaraan kedudukan dan hanya yang berbeda dalam fungsi.
3 Komponen yang terlibat
sebagai subjek hanya ada satu yaitu institusi pemerintah.
komponen yang terlibat : sektor publik, sektor swasta, dan sektor masyarakat.
4 Pemegang Peran Dominan
sektor Pemerintah semua komponen memegang peran sesuai fungsi masing-masing.
5 Efek (impact) yang diharapkan
kepatuhan warga negara partisipasi warga negara
6 Hasil (out put) yang diharapkan
pencapaian tujuan negara melalui kepatuhan warga negara.
Pencapaian tujuan negara dan tujuan masyarakat melalui partisipasi sebagai warga negara dan warga masyarakat.
Penerapan good governance di Indonesia dilatarbelakangi oleh dua hal yang sangat
mendasar :
a) Tuntutan eksternal :
Pengaruh globalisasi telah memaksa kita untuk menerapkan good governance. Good
governance telah menjadi ideologi baru negara dan lembaga donor internasional
dalam mendorong negara-negara anggotnya menghormati prinsip-prinsip ekonomi
pasar dan demokrasi sebagai prasyarat dalam pergaulan internasional.
4
b) Tuntutan internal :
![Page 6: good governance (2012)](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082605/55663d1fd8b42a3b398b466a/html5/thumbnails/6.jpg)
Masyarakat melihat dan merasakan bahwa salah satu penyebab terjadinya krisis
multidimensional saat ini adalah terjadinya abuse of power yang terwujud dalam
bentuk KKN dan sudah sedemikian rupa mewabah dalam segala aspek kehidupan.
Masyarakat menilai praktik KKN yang paling mencolok kualitas dan kuantitasnya
adalah justru yang dilakukan oleh cabang-cabang pemerintahan, eksekutif, legislatif,
dan yudikatif. Hal ini mengarahkan wacana pada bagimana menggagas reformasi
birokrasi pemerintahan (governance reform).
2. Prinsip dan Konsepsi Good governance.
Prinsip dasar yang melandasi perbedaan antara konsepsi kepemerintahan (governance)
dengan pola pemerintahan yang tradisonal adalah terletak pada adanya tuntutan yang
demikian kuat agar peranan pemerintah dikurangi serta peranan masyarakat (termasuk dunia
usaha dan lembaga swadaya masyarakat/organisasi nonpemerintah) semakin ditingkatkan
dan semakin terbuka aksesnya.
United Nations Development Program (UNDP) (1977) mengemukakan bahwa
karakteristik atau prinsip yang harus dianut dan dikembangkan dalam praktik
penyelenggaraan kepemerintahan yang baik meliputi :
1) Partisipasi (participation) :
Setiap orang atau warga masyarakat memiliki hak suara yang sama dalam proses
pengambilan keputusan, baik langsung maupun melaui lembaga perwakilan, sesuai
dengan kepentingan dan aspirasinya masing-masing.
2) Aturan Hukum (rule of law) :
Kerangka aturan hukum dan perundang-undangan harus berkeadilan, ditegakkan, dan
dipatuhi secara utuh, terutama aturan hukum tentang HAM.
3) Transparasi (transparency) :
Transparansi harus dibangun dalam kerangka kebebasan aliran informasi.
4) Daya Tanggap (responsiveness) :
Setiap institusi dan prosesnya harus diarahkan pada upaya melayani berbagai pihak
yang berkepentingan (stakeholders).
5
5) Daya Tanggap (responsiveness) :
![Page 7: good governance (2012)](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082605/55663d1fd8b42a3b398b466a/html5/thumbnails/7.jpg)
Setiap institusi dan prosesnya harus diarahkan pada upaya melayani berbagai pihak
yang berkepentingan (stakeholders).
6) Berorientasi Konsensus (consensus orientation) :
Pemerintahan yang baik akan bertindak sebagai penegah bagi berbagai kepentingan
yang berbeda untuk mencapai konsensus atau kesempatan yang terbaik bagi
kepentingan masing-masing pihak, dan jika dimungkinkan juga dapat diberlakukan
terhadap berbagai kebijakan dan prosedur yang akan ditetapkan pemerintah.
7) Berkeadilan (equity) :
Pemerintahan yang baik akan memberi kesempatan yang baik terhadap laki-laki
maupun perempuan dalam upaya mereka untuk meningkatkan dan memelihara
kualitas hidupnya.
8) Efektitif dan Efisien (effectivieness and efficiency) :
Setiap proses kegiatan dan kelembagaan diarahkan untuk menghasilkan sesuatu
yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan melalui pemanfaatan berbagai sumber-
sumber yang tersedia dengan sebaik-baiknya.
9) Akuntabilitas (accountability) :
Para pengambil keputusan dalam organisasi sektor publik, swasta, dan masyarakat
madani memiliki pertanggungjawaban (akuntabilitas) kepada publik (masyarakat
umum), sebagaimana halnya kepada para pemiliki kepentingan (stakeholders).
10) Visi Strategis (strategic vision) :
Para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang luas dan jangka panjang
tentang penyelnggaraan pemerintahan yang baik dan pembangunan manusia,
bersamaan dengan dirasakannya kebutuhan untuk pembangunan tersebut.
Keseluruhan karakteristik atau prinsip good governance tersebut saling memperkuat
dan terkait serta tidak berdiri sendiri.
Berlakunya karakteristik-karakteristik di atas biasanya menjadi jaminan untuk hal-hal :
1) Meminimalkan terjadinya korupsi.
2) Pandangan minoritas terwakili dan dipertimbangkan.
6
![Page 8: good governance (2012)](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082605/55663d1fd8b42a3b398b466a/html5/thumbnails/8.jpg)
3) Pandangan dan pendapat kaum yang paling lemah didengarkan dalam pengambilan
keputusan.
Secara konseptual, pengertian kata baik (good) dalam istilah kepemerintahan yang baik (good
governance) mengandung dua pemahaman :
a) Nilai yang menujunjung tinggi/kehendak rakyat, dan nilai-nilai yang dapat
meningkatkan kemampuan rakyat dalam mencapai tujuan (nasional) kemandirian,
pembangunan berkelanjutan, dan keadilan sosial.
b) Aspek fungsional dari pemerintah yang efektif dan efisien dalam pelaksanaan
tugasnya untuk mencapai tujuan tersebut.
Selain itu, salah satu ukuran tercapainya derajat Good Governance adalah tercapainya suatu
pengaturan yang dapat diterima oleh sektor publik, sektor swasta dan masyarakat madani
dengan indikator sebagai berikut :
a) Pengaturan dalam sektor publik antara lain menyangkut keseimbangan kekuasaan
antara badan eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Pembagian kekuasaan ini juga berlaku
antara pemerintah pusat dan daerah.
b) Sektor swasta mengelola pasar berdasarkan kesepakatan bersama, termasuk
mengatur perusahaan dalam negeri besar maupun kecil, perusahaan multinasional,
koperasi dan sebagainya.
c) Masyarakat madani mencapai kesepakatan bersama guna mengatur kelompok-
kelompok yang berbeda seperti kelompok agama, kelompok olahraga, kelompok
kesenian, dan sebagainya.
Lembaga Administrasi Negara (2000) menyimpulkan bahwa wujud good governance
adalah menyelenggarakan pemerintahan negara yang solid dan bertanggungjawab, serta
efisien dan efektif, dengan menjaga kesinergisan interaksi yang konstruktif di antara domain-
domain negara, sektor swasta, dan masyarakat. PP Nomor 101 Tahun 2000 merumuskan
arti good governance sebagai berikut : ”Kepemerintahan yang
mengemban dan menerapkan prinsip-pirinsip profesionalitas, akuntabilitas, transparansi,
pelayanan prima, demokrasi, efisiensi, efektivitas, supremasi hukum, dan dapat diterima oleh
seluruh masyarakat”.
7
![Page 9: good governance (2012)](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082605/55663d1fd8b42a3b398b466a/html5/thumbnails/9.jpg)
Dengan demikian, pada dasarnya pihak-pihak yang berkepentingan dalam
kepemerintahan (governance stakeholders) dapat dikelompokan menjadi tiga kategori, yaitu:
a) Negara/Pemerintah.
b) Sektor swasta
c) Mayarakat madani.
3. Karakteristik Dasar Good Governance.
Karakteristik good governance :
1) Diakuinya semangat pluralisme.
Artinya, pluralitas telah menjadi sebuah keniscayaan yang tidak dapat dielakkan
sehingga mau tidak mau, pluralitas telah menjadi suatu kaidah yang abadi. Pluralisme
bertujuan mencergaskan umat melalui perbadaan konstruktif dan dinamis, dan
merupakan sumber dan motivator terwujudnya kreativitas yang terancam
keberadaannya jika tidak terdapat perbedaan.
2) Tingginya sikap toleransi.
Toleransi dapat diartikan sebagai sikap suka mendengar dan menghargai pendapat
dan pendirian orang lain.
3) Tegaknya prinsip demokrasi.
Demokrasi bukan sekedar kebebasan dan persaingan, demokrasi juga merupakan
suatu pilihan untuk bersama-sama membangun dan memperjuangkan perikehidupan
warga dan masyarakat yang semakin sejahtera.
4. Penerapan Prinsip Good Governance pada Sektor Publik.
Penerapan sembilan prinsip good governance hendaknya dapat diterapkan di seluruh
sektor pembangunan, dengan memperhatikan agenda kebijakan pemerintah utnuk beberapa
tahun mendatang yang perlu disesuaikan dan diarahkan kepada :
1) Stabilitas moneter, khususnya kusr dolar AS (USD) hingga mencapai target wajar, dan
stabilitas harga kebutuhan pokok pada tingkat yang terjangkau.
8
![Page 10: good governance (2012)](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082605/55663d1fd8b42a3b398b466a/html5/thumbnails/10.jpg)
2) Penanganan dampak krisis moneter, khususnya pengembangan proyek padat karya
untuk mengatasi pengangguran dan percukupan kebutuhan pangan bagi yang
kekurangan.
3) Rekapitalisasi perusahaan kecil dan menengah yang sebenarnya sehat dan produktif.
4) Operasional langkah reformasi meliputi kebijaksanaan moneter, sistem perbankan,
kebijakan fiskal, dan anggaran serta penyelesaian utang swasta dan restrukturisasi
sektor riil.
5) Melanjutkan langkah menghadapi era globalisasi, khususnya untuk meningkatkan
ketahanan dan daya saing ekonomi.
Di samping itu perlu juga diperhatikan adanya keberhasilan pembangunan aparatur negara
dalam rangka mewujudkan kepemrintahan yang baik dalam era reformasi dewasa ini.
Sedangkan agenda aksi reformasi pemerintahan dalam rangka mewujudkan
kepemerintahan yang baik di Indonesia menurut Bintoro Tjokroamidjojo (2000) adalah
perlunya pengarahan terhadap beberapa hal pokok sebagai berikut :
1) Perubahan sistem politik kearah sistem politik yang demokratis, partisipatif &
egalitarian.
2) Reformasi dalam sistem birokrasi militer (TNI) , di mana kekuatan militer harus
menjadi kekuatan yang profesional dan independen, bukan menjadi alat politik partai
politik atau kekuasaan pemerintah (Presiden), yang mendudukannya sebagai
kekuatan pertahanan negara.
3) Reformasi dalam bidang administrasi publik perlu diarahkan pada peningkatan
profesionalisme bierokrasi pemerintah dalam rangka meningkatkan pengabdian
umum, pengayoman, dan pelayanan publik.
4) Reformasi pemerintahan yang juga penting adalah perubahan dari pola sentralisasi
ke desentralisasi, bukan dalam rangka separatisme atau federalisme.
5) Agenda aksi reformasi lain yang juga strategis adalah menciptakan pemerintah yang
bersih (clean goverment) yang terdiri atas tiga pokok agenda, yaitu :
a) Mewujudkan pemerintahan yang bersih dari praktik-praktik korupsi, kolusi,
kronisme, dan nepotisme (KKKN);
9
![Page 11: good governance (2012)](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082605/55663d1fd8b42a3b398b466a/html5/thumbnails/11.jpg)
b) Disiplin penerimaan dan penggunaan uang/dana rakyat, agar tidak lagi
mengutamakan pola deficit funding dan menghapuskan adanya dana publik
nonbugeter.
c) Penguatan sistem pengawasan dan akuntabilitas publik aparatur negara.
Pemerintah yang baik dapat dikatakan sebagai pemerintah yang menghormati
kedaulatan rakyat dan memiliki tugas pokok yang mencakup :
1) Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
2) Memajukan kesejahteraan umum.
3) Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial.
Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan
untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa
bernegara. Akuntabilitas berarti kegiatan dapat dipertanggungjawabkan ke masyarakat.
5. Penerapan Good Governance dalam Organisasi Kepemerintahan akan Membantu
Penerapan Good Corporate Governance (GCG) di Sektor Swasta.
Berdasarkan SK Menteri BUMN Nomor EP-117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktik
Good Corporate Governance pada BUMN, maka ditetapkan bahwa corporate governance
adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk
meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas guna mewujudkan nilai pemegang saham
dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya,
berlandaskan peraturan perundangan dan nilai-nilai etika. Stakeholders adalah pihak-
pihak yang memiliki kepentingan dengan BUMN, baik langsung maupun tidak langsung, yaitu
pemegang saham/pemiliki modal, komisaris/dewan pengawas, direksi dan karyawan serta
pemerintah, kreditor dan pihak yang berkepentingan lainnya. Adanya prinsip-prinsip GCG
yang dimaksud dalam keputusan ini meliputi :
1) Transparansi
2) Kemandirian
3) Akuntabilitas
4) Pertanggungjawaban
10
![Page 12: good governance (2012)](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082605/55663d1fd8b42a3b398b466a/html5/thumbnails/12.jpg)
5) Kewajaran
6. Srtuktur Organisasi dan Manajemen Perubahan dalam Good Governance (GG).
Pengembangan publik good governance di Indonesia akan menunjuk pada sekumpulan
nilai (cluster of values), yang notabene sudah lama hidup dan berkembang di masyarakat
Indonesia. Sekumpulan nilai tersebut adalah :
1) chek and balances;
2) decentralization;
3) effectiveness;
4) efficiency;
5) equlity;
6) human right protection;
7) integrity;
8) participation;
9) pluralism;
10) predictablity;
11) rule of law; dan
12) transparency.
Dalam rangka menghadapi perubahan yang begitu cepat, maka beberapa hal yang
penting dilakukan adalah :
a) Memelihara kesadaran yang tinggi akan urgensi, yaitu memahami hal yang
mendesak dan menempatkannya sebagai prioritas dalam menghadapinya, sangat
membantu proses mangatasi masalah dan langkah perubahan yang besar. Untuk
memelihara urgensi tingkat tinggi maka diperlukan sistem informasi manajemen yang
menyangkut sistem informasiakuntansi, untuk keuangan, sistem informasi SDM untuk
mengukur kinerja SDM, dan sistem informasi lain yang diperlukan oleh organisasi.
Sistem informasi ini akan menjamin kecermatan dan kejelian data, sehingga data yang
digunakan untuk pengambilan keputusan bersifat valid.
11
![Page 13: good governance (2012)](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082605/55663d1fd8b42a3b398b466a/html5/thumbnails/13.jpg)
12
b) Penyusunan pranata organisasi.
Tantangan utama dalam mendesain dan pengembangan pranata organisasi
pemerintah dan sistem nasional adalah mengoptimalkan informasi pengambilan
keputusan serta menciptkan sistem penggajian yang sepadan dengan kinerja.
Perbaikan sistem informasi dan sistem penggajian berbasis kinerja ini akan
meningkatkan mutu layanan dan kepercayaan publik.
c) Perubahan Struktur Organisasi.
Untuk perubahan struktur organisasi perlu dilakukan analisis biaya dan manfaat
terhadap pengaruh pelayanan publik terhadap organisasi melalui perubahan yang
bersifat strategis.
Perubahan struktur organiasi mencakup tiga unsur sebagai determinan, yaitu :
• sistem penetapan wewenang, tugas pokok, fungsi dang tanggungjawab,
• sistem balas jasa yang sepadan, dan
• sistem evaluasi indikator atau pengkuran kinerja untuk individu dan unit
organisasi.
Sebelum GG Sesudah GG
Struktur bersifat :
1. Birokratik2. Multilevel3. Disorganisasi dengan manajemen4. Kebijakan, program, dan prosedur
ruwet
Struktur bersifat :
1. Nonbirokratik, sedikit aturan2. Lebih sedikit level3. Manajemen berfungsi baik4. Kebijakan, program dan produser
sederhana tidak menimbulkan ketergantungan
Sistem :
1. Tergantung pada beberapa sistem informasi kinerja
2. Distribusi informasi terbatas pada eksekutif
3. Pelatihan manajemen hanya pada karyawan senior
Sistem :
1. Tergantung pada sistem informasi kinerja
2. Distribusi informasi lain
3. memberikan pelatihan kepada karyawan yang membutuhkan
Budaya Organisasi :
1. Orientasi ke dalam2. Tersentralisasi
Budaya Organisasi :
1. Orientasi ke luar2. Memberdayakan sumber daya
![Page 14: good governance (2012)](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082605/55663d1fd8b42a3b398b466a/html5/thumbnails/14.jpg)
3. Lambat dalam pengambilan keputusan
4. Realistis idiologi5. Kurang berani mengamnbil
keputusan
3. Pengambilan keputusan cepat4. Terbuka dan berintegrasi5. Berani mengambil risiko
Masalah utama dalam perubahan struktur organisasi adalah meyakinkan diri bahwa
pengambilan keputusan dan akuntabilitas semua pihak yang berkepentingan terhadap
organisasi mempunyai informasi dan pengetahuan yang relevan mengambil keputusan
yang baik dan benar serta adanya insentif sepadan yang menggunakan informasi secara
produktif dan terpercaya.
7. Good Governance dalam Rangka Oonomi Daerah.
Dalam rangka membangun GG di daerah, prinsip-prinsip fundamental yang
menopang tegaknya GG harus diperhatikan dan diwujudkan tanpa terkecuali.
Penyelenggaraan OTDA pada dasarnya akan betul-betul teralisasi dengan baik apabila
dialksanakan dengan memakai prinsip-prinsip GG. Bahkan, sebenarnya OTDA dengan
berbagai seluk beluknya memberikan ruang yang lebih kondusif bagi terciptanya GG.
13
![Page 15: good governance (2012)](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082605/55663d1fd8b42a3b398b466a/html5/thumbnails/15.jpg)