Gerontik Eliminasi Fix

49
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menua (menjadi tua) adalah suatu proses secra perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Proses menua merupakan proses yang terus – menerus berlanjut secara alamiah. Dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk hidup. Usia lanjut adalah tahap akhir dari siklus hidup manusia, merupakan bagian dari proses alamiah kehidupan yang tidak dapat dihindarkan dan akan dialami oleh setiap individu. Penuaan adalah normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu. Ini merupakan suatu fenomena yang kompleks dan multi dimensional yang dapat diobservasi di dalam satu sel dan berkembang pada keseluruhan sistem. Walaupun hal itu terjadi pada tingkat kecepatan yang berbeda, di dalam parameter yang cukup sempit, proses tersebut tidak tertandingi.

description

m

Transcript of Gerontik Eliminasi Fix

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangMenua (menjadi tua) adalah suatu proses secra perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Proses menua merupakan proses yang terus menerus berlanjut secara alamiah. Dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk hidup.

Usia lanjut adalah tahap akhir dari siklus hidup manusia, merupakan bagian dari proses alamiah kehidupan yang tidak dapat dihindarkan dan akan dialami oleh setiap individu. Penuaan adalah normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu. Ini merupakan suatu fenomena yang kompleks dan multi dimensional yang dapat diobservasi di dalam satu sel dan berkembang pada keseluruhan sistem. Walaupun hal itu terjadi pada tingkat kecepatan yang berbeda, di dalam parameter yang cukup sempit, proses tersebut tidak tertandingi.

Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. Walaupun demikian, memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum lanjut usia. Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia dewasa, misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan saraf, dan jaringan lain sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit, dan terjadi juga pada sistem pencernaan.

Pada tahap ini individu mengalami banyak perubahan, baik secara fisik maupun mental, khususnya kemunduran dalam berbagai fungsi dan kemampuan yang pernah dimilikinya. Perubahan penampilan fisik sebagai bagian dari proses penuaan yang normal, seperti berkurangnya ketajaman panca indera, menurunnya daya tahan tubuh , lebih mudah terkena konstipasi merupakan ancaman bagi integritas orang usia lanjut. Belum lagi mereka masih harus berhadapan dengan kehilangan peran diri, kedudukan sosial serta perpisahan dengan orang-orang yang dicintai.

B. TujuanSetelah menyelesaikan tugas keperawatan gerontik diharapkan :1. Mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan pada lansia.2. Mahasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan pada lansia dengan ganguan eliminasi.

C. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana asuhan keperawatan pada lansia (Lanjut Usia) dengan gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Keperawatan Gerontik1. GerontologiBerbagai istilah berkembang terkait dengan lanjut usia (lansia), yaitu gerontologi, geriatri, dan keperawatan gerontik.

Gerontologi berasal dari kata Geros : lanjut usia dan Logos : ilmu. Jadi Gerontologi adalah ilmu yang mempelajari secara khusus mengenai faktor-faktor yang menyangkut lanjut usia.

Gerontologi yaitu Ilmu yang mempelajari seluruh aspek menua (Kozier, 1987). Jadi, gerontologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari proses menua dan masalah yang mungkin terjadi pada lanjut usia (Miller, 1990).

2. GeriatriGeriatri berasal dari kata Geros : Lanjut usia dan Eatrie : kesehatan/medikal.Geriatri yaitu cabang ilmu kedokteran yang mempelajari tentang penyakit pada lanjut usia Cabang ilmu kedokteran yang mempelajari aspek-aspek klinis, preventif maupun terapeutis bagi klien lanjut usia. Ilmu yang mempelajari proses menjadi tua pada manusia serta akibat-akibatnya pada tubuh manusia.Dengan demikian jelaslah bahwa objek dari geriatri adalah manusia lanjut usia. Bagian dari ilmu kedokteran yang mempelajari tentang pencegahan penyakit dan kekurangan-kekurangannya pada lanjut usia.Geriatri : Cabang ilmu kedokteran (medicine) yang berfokus pada masalah kedokteran yaitu penyakit yang timbul pada lanjut usia (Black & Matassari Jacob, 1997).

3. Geriatric Nursing :a. Praktek keperawatan yang berkaitan dengan penyakit pada proses menua (Kozier, 1987)b. Spesialis keperawatan lanjut usia yang dapat menjalankan peranya pada tiap tatanan pelayanan dengan menggunakan pengetahuan, keahlian dan keterampilan merawat untuk meningkatkan fungsi optimal lanjut usia/lansia secara komprehensif. Oleh karena itu, perawatan lansia yang menderita penyakit (geriatric nursing) dan dirawat di rumah sakit merupakan bagian dari Gerontic nursing.

4. Proses MenuaMenua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantindes, 1994).

Proses menua merupakan proses yang terus-menerus (berlanjut) secara alamiah. Dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk hidup.

Proses menua sertiap individu pada organ tubuh juga tidak sama cepatnya, adakalanya orang belum tergolong lanjut usia (masih muda) tetapi kekurangan-kekurangan yang menyolok (Deskripansi). Menurut undang-undang no. 9 tahun 1960 tentang pokok-pokok kesehatan pasdal 8 ayat 2, berbunyi : Dalam istilah sakit termasuk cacat, kelemahan dan lanjut usia.Berdasarkan pernyataan ini, maka lanjut usia dianggap sebagai semacam penyakit. Hal ini tidak benar. Gerontologi berpendapat lain, sebab lanjut usia bukan suatu penyakit melainkan suatu masa/tahap hidup manusia, yaitu : bayi, kanak-kanak, dewasa, tua, dan lanjut usia.

Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam tubuh maupun dari luar tubuh. Walaupun demikian memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum lanjut usia. Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia dewasa, misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan syaraf, dan jaringan lain sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit.

Sampai saat ini banyak sekali teori yang menerangkan proses menua, mulai dari teori degeneratif yang didasari oleh habisnya daya cadangan vital, teori terjadinya atrofi, yaitu : teori yang mengatakan bahwa proses menua adalah proses evolusi dan teori imunologik, yaitu : teori adanya produk sampah/waste products dari tubuh sendiri yang makin bertumpuk. Tetapi seperti diketahui lanjut usia akan selalu bergendengan dengan perubahan fisiologik maupun psikologik. Yang penting untuk diketahui bahwa aktivitas fisik dapat menghambat/memperlambat kemunduran fungsi alat tubuh yang disebabkan bertambahnya umur.

5. Teori-Teori Proses Menuaa. Secara individual1.) Tahap proses menua terjadi pada orang dengan usia berbeda.2.) Masing-masing lanjut usia mempunyai kebiasaan yang berbeda.3.) Tidak ada satu faktorpun ditemukan untuk mencegah proses menua.b. Teori-teori biologi1.) Teori genetik dan mutasi (Somatic Mutatie Theory)Menurut teori ini semua telah terprogram secara genetik untuk spesies-spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul-molekul/DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi. Sebagai contoh yang khas adalah mutasi dari sel-sel kelamin. (terjadi penurunan kemampuan fungsional sel).2.) Pemakaian dan Rusak kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah (terpakai).3.) Pengumpulan dari pigmen/lemak dalam tubuh yang disebut teori akumulasi dari produk sisa. Sebagai contoh adanya pigmen Lipofuchine di sel otot jantung dan sel susunan syaraf pusat pada orang lanjut usia yang mengakibatkan menganggu fungsi sel itu sendiri.4.) Peningkatan jumlah kolagen dalam jaringan.5.) Tidak ada perlindungan terhadap : radiasi, penyakit dan kekurangan gizi.6.) Reaksi dari kekebalan sendiri (Auto Immune Theory)Didalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit. Sebagai contoh ialah tambahan kelenjar timus yang pada usia dewasa berinvolusi dan semenjak itu terjadilah kelainan autoimun. (Menurut Goldteris & Brocklehurst, 1989).c. Teori immunologik slow virus (Immunology slow virus theory)Sistem immun menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya virus kedalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.d. Teori stresMenua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh. regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai.e. Teori radikal bebasRadikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal bebas (kelompok atom) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan organik seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini meyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.f. Teori rantai silangSel-sel yang tua/usang, reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastis, kekacauan dan hilangnya fungsi.g. Teori programKemampuan organisme untuk menetapakn jumlah sel yang membelah setelah sel-sel tersebut mati.

6. Teori Kejiwaan Sosiala. Aktivitas atau kegiatan (Activity Taheory)1.) Ketentuan akan meningkatnya pada penurunan jumlah kegiatan secara langsung. Teori ini menyatakan bahwa pada lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial.2.) Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari lanjut usia.3.) Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar tetap stabil dari usia pertengahan ke lanjut usia.b. Kepribadian berlanjut (Continuity Theory)Dasar kepribadian/tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Teori ini merupakan gabungan dari teori diatas. Pada teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personality yang dimilikinya.c. Teori Pembebasan (Disengagement Theory)Putusnya pergaulan/hubungan dengan masyarakat dan kemunduran individu dengan individu lainnya. Pada lanjut usia pertama diajukan oleh Cumming and Henry 1961. teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia seseorang secara berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga sering terjadi kehilangan ganda (Triple loos), yakni:1.) Kerhilanhan peran (Loss of Role)2.) Hambatan kontak sosial (Restraction of Contacts and Relation Ships)3.) Berkurangnya komitmen (Redused commitmen to social Mores and Values).

7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi KetuaanMeliputi :a. Hereditas : Keturunan/genetikb. Nutrisi : Makanan c. Status kesehatand. Pengalaman hidupe. Lingkunganf. Stres

8. Batasan-Batasan Lanjut UsiaMengenai kapankah orang disebut lanjut usia, sulit dijawab secara memuaskan. Dibawah ini dikemukakan beberapa pendapat mengenai batasan umur.Menurut organisasi kesehatan dunia lanjut usia meliputi :a. Usia pertenggahan (middle age), ialah kelompok usia 45-59 tahun.b. Lanjut usia (elderly) ialah antara 60 dan 70 tahunc. Lanjut usia tua (old) ialah antara 75 dan 90 tahun.d. Usia sangat tua (very old) ialah diatas 90 tahun

Menurut Dra. Ny. Jos masdani (Psikolog UI)Mengatakan : lanjut usia merupakan kelanjutan dari usia dewasa. Kedewasaan dapat dibagi menjadi empat bagian, yaitu :a. Fase iuventus, antara 25 dan 40 tahunb. Fase verilitas, antara 40 dan 50 tahunc. Fase praesenium, antara 55 dan 65 tahund. Fase senium, antara 65 hingga tutup usia.

D. Konsep Dasar EliminasiEliminasi merupakan proses pembuangan sisa-sisa metabolism tubuh baik yang berupa urine maupun fekal (Tarwoto dan wartonah, 2010).1. Eliminasi Urinea. Konsep eliminasi urineEliminasi urine normalnya adalah pengeluaran cairan sebagai hasil filtrasi dari plasma darah diglomerolus. Dari 180 liter darah yang masuk keginjal untuk difiltrasi, hanya 1-2 liter saja yang dapat berupa urine, sebagian besar hasil filtrasi akan diserap kembali ditubulus ginjal untuk dimanfaatkan tubuh.

b. Karakteristik urine normal:1) Volume berkisar 250-400ml yang dikeluarkan setiap kali berkemih.2) Warna normal kekungin-kunginan jernih. Pada dehidrasi warna kuning gelap atau kuning coklat, sedangkan karena obat urine dapat berwarna merah atau orange gelap.3) Bau bervariasi tergantung komposisi, bau urine yang aromatic yang menyengat atau memusingkan timbul karena mengandung amonik.4) pH sedikit asam yaitu antara 4,5-8 atau rata-rata 6,0. Namun demikian, pH dipengaruhi oleh intake makanan. Misalnya urin pada vegetarian menjadi sedikit basa.5) Berat jenis 1.003-1.030.6) Komposiss air 93-97%.7) Osmolaritas (konsentrasi osmotic) 855-1.335 mOsm/liter8) Bakteri tidak ada.

c. Komposisi Urine1) Zat buangan nitrogen seperti urea, kreatinin, amoniak, asam urat serta urobilin.2) Hasil nutrient dari metabolism seperti karbohidrat, keton, lemak, dan asam amino.3) Ion-ion seperti natrium, klorida, kaliun dan magnesium

d. Faktor-FaktoryangMempengaruhi Eliminasi urine1) Diet dan intakeJumlah dan tipe makanan mempengaruhi output urine, seperti protein dan sodium mempengaruhi jumlah urine yang keluar.2) Respon keinginan awal untuk berkemihBeberapa masyarakat mempunyai kebiasaan yang mengabaikan respon awal untuk berkemih dan hanya pada akhir keinginan berkemih menjadi lebih kuat. Akibatnya urine banyak tertahan dalam kandung kemih. Masyarakat ini mempunyai kapasitas kamdung kemih yang lebih dari normal.3) Gaya hidupBanyak segi gaya hidup mempengaruhi seseorang dalam hal eliminasi urine. Tersedianya fasilitas toilet atau kamar mandi dapat mempengaruhi frekuensi eliminasi. Praktek eliminasi keluarga dapat mempengaruhi tingkah laku.4) Stress psikologiMeningkatnya stres seseorang dapat meningkatkan frekuensi keinginan berkemih. Hal ini karena meningkatnya sensitif untuk keinginan berkemih dan atau meningkatnya jumlah urine yang diproduksi.5) Tingkat aktivitasAktifitas sangat dibutuhkan untuk mempertahankan tonus otot. Eliminasi urine membutuhkan tonus otot kandung kemih yang baik untuk tonus spingter internal dan eksternal.6) Tingkat perkembanganTingkat pertumbuhan dan perkembangan juga akan mempengaruhi pola berkemih. Pada wanita hamil kapasitas kandung kemihnya menurun karena adanya tekanan dari fetus atau adanya7) Kondisi patologisSaat seseorang dalam keadaan sakit,produksi urinnya sedikit hal ini disebabkan oleh keinginan untuk minum sedikit.

e. Masalah-masalah eliminasi urine:1) Retensio urineMerupakan penumpukan urine dalam kandung kemih dan ketidakmampuan pada kandung kemih untuk mengosongkan kandung kemih. Penyebab distensi kandung kemih adalah urine yang terdapat dalam kandung kemih melebihi 400 ml normalnya 250-400 ml.2) Inkontinensia urineKetidakmampuan otot sfingter eksternal sementara atau menetap untuk mengontrol ekskresi urine. Ada dua jenis inkontinensia urina, yaitu,Inkontinensia stresadalah strea yang terjadi pada saat tekanan intraabdomen meningkat.

Inkontinensia urgensiadalah inkontinensia yang terjadi saat klien terdesak ingin berkemih, terjadi akibat ISK bagian bawah atau spasme kandung kemih.3) Enuresis. Ketidaksanggupan menahan kemih (mengompol) yang diakibatkan ketidakmampuan untuk mengendalikan sfingter eksterna .

f. Perubahan pola berkemih:1) Frekuensi : meningkatnya frekuensi berkemih tanpa intake cairan yang meningkat, biasanya terjadi pada sistitis, stres, wanita hamil2) Urgensi : Perasaan segera ingin berkemih yang biasanya terjadi pada anak karena kemampuan sfingter untuk mengontrol berkurang.3) Disuria : rasa sakit dan kesulitan dalam berkemih misal, ISK.4) Poliuri (diuresis) : produksi urine melebihi normal tanpa peningkatan intake cairan, misal pada pasien DM.5) Urinari suppression: keadaan ginjal tidak memproduksi urine secara tiba-tiba. Anuria (urine kurang dari 100 ml/24jam) dan oliguria (urine berkisar 100-500ml/24jam).

2. Eliminasi fekala. Konsep Eliminasi FekalEliminasi fekal sangat erat kaitannya dengan saluran pencernaan. Saluran pencernaan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan proses penernaan (pengunyahan, penelanan, dan pencampuran) dengan enzim dan zat cair dari mulut sampai anus. Organ utama yang berperan dalam eliminasi fekal adla usus besar. Usus besar memiliki beberapa fungsi utama yaitu mengabsorpsi cairan dan elektrolit, proteksi atau perlindungan dengan mensekresikan mukus yang akan melindungi dinding usus dari trauma oleh feses dan aktivitas bakteri, mengantarkan sisa makanan sampai ke anus dengan berkontraksi.

Proses eliminasi fekal adalah suatu upaya pengosongan intestin. Pusat refleks ini terdapat pada medula dan spinal cord. Refleks defekasi timbul karena adanya feses dalam rectum.

b. Proses Eliminasi1) Sistem digestif (GIT) bertambah lambat sehingga menyebabkan sekresi cairan digestif dan peristaltik lamban sehingga terjadi penurunan kemampuan untuk mengkonsumsi makanan tertentu.2) Pada lansia banyak makanan yang tidak tercerna dan kadangkadang tak cukup cairan untuk mencerna sehingga timbul konstipasi.. konstipasi dapat juga terjadi karena tidak mengkonsumsi makanan yang memadai/kurang melakukan latihan fisik.3) Tidak memadainya konsumsi makanan juga sebagai akibat dari penurunan respon terhadap tanda-tanda internal terhadap lapar dan haus, perubahan pada gigi (karena sakit/trauma) sehingga sulit untuk mengunyah.4) Keadaan sakit, misalnya : stroke akan menimbulkan kesulitan untuk mengunyah/menelan.5) Kadang lupa dalam konsumsi makanan.6) Penggunaan laksatif yang berlebihan dapat menurunakan penyerapan vitamin-vitamin tertentu yang larut dalam lemak (A, D, E, K).7) Pada umumnya keluhan seperti kembung, perasaan tidak enak biasanya akibat makanan yang kurang bisa dicernakan akibat :a) Menurunnya fungsi kelenjar pencernaan.b) Menurunnya toleransi terhadap makanan berlemak.8) Konstipasi dapat terjadi karena kurangnya kadar selulosa, kurangnya nafsu makan akibat gigi sudah lepas.

c. Masalah-masalah umum pada eliminasi Fekal1) Konstipasi: gangguan eliminasi yang mengakibatkan adanya feses yang keras melalui usus besar. Biasanya disebabkan oleh pola defekasi yang tidak teratur, penggunaan laksatif dalam jangka waku yang lama, stress fsikologis, obat-obatan, kuang aktifitas dan usia.2) Imfaksi fekal : massa fees yang keras di lipatan rectum yang diakibatkan oleh retensi dan akumulasi material yang berkepanjangan. Biasanya disebabkan oleh konstipasi.3) Diare : keluarnya feses cairan dan meningkatnya buang air besar akibat cepatnya kimus melewati usus besar, sehingga usus besar tidak mempunyai waktu cukup untuk menyerap air. Diare disebabkan oleh stress fisik, obat-obatan,alergi dan lain-lain.4) Inkontinensia alvi : hilangnya kemampuan otot untuk mengontrol pengeluaaran feses dan gas yang melalui spingter anus akibat kerusakan fungsi spingter / persarafan didaerah anus. Penyebabnya karena penyakit neoromuskular, atau tumor spingter anus eksternal.5) Kembung : platus yang berlebihan didaerah intestinal, sehingga menyebabkan distensi intestinal, dapat disebakan karena konstipasi, mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung gas dapat berefek anestesi.6) Hemoroit : kelebran vena didaerah anus sebagai akibat peningkatan tekanan darah tersebut. Penyebabnya adalah, konstipasi kronis, peregangan maksimal saat defekasi, kehamilan, dan obesitas.

BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN ELIMINASI

Asuhan keperawatan adalah suatu proses pemecahan masalah yang mengarahkan perawat dalam memberikan asuhan. Pengkajian merupakan langkah pertama dalam proses ini yaitu meliputi pengumpulan dan analisa data dan menghasilkan diagnosa keperawatan. Pengkajian yang berfokus pada keperawatan sangat penting untuk menetukan diagnosa keperawatan yang dapat menentukan intervensi dan implementasi keperawatan.

1. Pengkajiana. Eliminasi urine1) Urine. Warna : Normal kuning jernih. Bau : Normal aromatik amonia. Pada overhidrasihampir tidak berwarna. Pada dehidrasi orange-kecoklatan.2) Jumlah urine bervariasi tergantung intake. Normal 1 x BAK 250-400 ml.3) Distensi kandung kemih inkontinensia (tidak dapat menahan BAK)4) Frekuensi BAK, tekanan dan desakan.5) Kondisi-kondisi tertentu misalnya :a) Disuria, keadaan nyeri waktu BAK.b) Nokturia, keadaan BAK sering pada malam hari.c) Enurisis, keadaan sadar BAK (umumnya pada anak-anak)d) Polyurie, peningkatan jumlah BAK baik frekuensi maupun volume.e) Oliguri, penurunan jumlah BAK frekuensi/jumlahnya.f) Anuri, produksi urine