Geomorfologi dalam Survey Hidrologi

28
Restu Apriantini A. | Revi Mainaki | Ricky P. Ramadhan | Ririn Surini GEOMORFOLOGI DALAM SURVEY HIDROLOGI

description

Presentasi Geomorfologi Terapan untuk bagian "Geomorfologi dalam Survey Hidrologi" Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI semester 5 2012.

Transcript of Geomorfologi dalam Survey Hidrologi

Page 1: Geomorfologi dalam Survey Hidrologi

Restu Apriantini A. | Revi Mainaki | Ricky P. Ramadhan | Ririn Surini

GEOMORFOLOGI DALAM SURVEY HIDROLOGI

Page 2: Geomorfologi dalam Survey Hidrologi

PENGANTAR• Peran geomorfologi ini, yaitu mengenai hubungan umum yang ada antara

variabel hidrologis dan geomorfologis. Ketika hubungan ini digunakan, ciri-ciri hidrologis dari wilayah lain, yang secara geomorfologi serupa, dapat diperkirakan. Hal ini berlaku pada sumber air permukaan maupun sumber daya airtanah. (Meijerink 1974),

• Sebuah pengelompokan tanah seringkali diperlukan untuk menilai keadaan lingkungan, untuk itulah penelitian geomorfologis perlu dilakukan. Hal ini mendukung anggapan mengenai untuk tidak memisahkan hubungan antara geomorfologi dan sumber air di bawah permukaan maupun di permukaan karena kedua komponen ini saling terkait (Hesters, 1981).

Page 3: Geomorfologi dalam Survey Hidrologi

Contoh Hubungan Geomorfologi Yang Membantu Dalam Analisis Hidrologi Yaitu Bekas Alur Sungai Tinalah

Page 4: Geomorfologi dalam Survey Hidrologi

Air permukaan• Air permukaan adalah air yang berada di sungai, danau, waduk, rawa dan

badan air lain, yang tidak mengalami infiltrasi ke bawah tanah. Areal tanah yang mengalirkan air ke suatu badan air disebut watersheads atau drainage basins.

Page 5: Geomorfologi dalam Survey Hidrologi

Klasifikasi air permukaan

• danau, kolam, waduk, rawa dan sebagainya. • khususnya danau. Biasanya men galami stratifikasi

secara vertikal akibat perbedaan intensitas cahaya dan perbedaan suhu pada kolam air yang terjadi secara vertikal.

Badan Air Tergenang (Standing Waters atau

Lentik)

• Sungai dicirikan oleh arus yang searah dan relatif kencan g, dengan kecepatan berkisar antara 0,1 – 1,0 m/detik serta sangat dipengaruhi oleh waktu, iklim, dan pola drainase.

• Kecepatan arus, erosi, dan sedimentasi merupakan fenomena yang biasa terjadi di sungai sehingga kehidupan flora dan fauna sangat dipengaruhi oleh ketiga variabel tersebut.

Badan Air Mengalir (Flowing Waters atau

Lotik).

Page 6: Geomorfologi dalam Survey Hidrologi

Tipe sungai berdasarkan geomorfologi

• Sungai Konsekuen Lateral : Sungai yang arahnya menuruni lereng-lereng asli yang ada di permukaan bumi seperti dome, block, mountain, atau daratan yang baru terangkat.

• Sungai Konsekuen Longitudinal : Sungai yang alirannya sejajar dengan antiklinal ( bagian puncak gelombang pegunungan).

• Sungai Subsekuen : Sungai yang terjadi jika pada sebuah sunga konsekwen lateral terjadi erosi mundur akhirnya akan sampai ke puncak lerengnya, sehingga sungai tersebut akan mengadakan erosi ke samping dan memperluas lembahnya. Akibatnya akan timbul aliran baru yang mengikutiarah strike ( arah patahan )

• Sungai Superimposed : Sungai yang mengalir pada lapisan sedimen datar yang menutupi lapisan batuan di bawahnya. Apabila terjadi peremajaan, sungai tersebut dapat mengikis lapisan-lapisan penutup dan memotong formasi batuan yang semula tertutup, sehingga sungai itu menempuh jalan yang tidak sesuai denga struktur batuan.

• Sungai Anteseden : Sungai yang arah aliurannya tetap karena dapat mengimbangi pengangkatan yang terjadi. Sungai ini hanya terjadi bila pengangkutan tersebut berjalan dengan lambat

• Sungai Resekuen : Sungai yang mengalir menuruni dip slope ( kemiringan patahan) dari formasi-formasi daerah tersebut dan searah dengan aliran sungai resekwen lateral. Sungai resekwen ini terjadi lebih akhir sehingga lebih muda dan sering merupakan anak sungai subsekwen.

Page 7: Geomorfologi dalam Survey Hidrologi

• Sungai Obsekuen : Sungai yang mengalir menuruni permukaan patahan, jadi berlawanan dengan dip dari formasi-formasi patahan.

• Sungai Insekuen : Sungai yang terjadi tanpa ditentukan oleh sebab-sebab yang nyata. Sungai ini mengalir tidak mengikuti perlapisan batuan atau dip. Singai ini mengalr dengan arah tidak tertentu sehingga terjadi pola aliran dendritis.

• Sungai Reserve : Sungai yang tidak dapat mempertahankan arah alirannya melawan suatu pengangkatan, sehingga mengubah arahnya untuk menyasuaikan diri.

• Sungai Komposit : Sungai yang mengalir dari daerah yang berlainan struktur geologinya. Kebanyakan sungai yang besar merupakan sungai komposit.

• Sungai Anaklinal : Sungai yang mengalir pada permukaan yang secara lambat terangkat dan arah pengangkatan tersebut berlawanan dengan arah arus sungai.

• Sungai Compound : Sungai yang mambawa air di derah yang berlawanan geomorfologinya.

Page 8: Geomorfologi dalam Survey Hidrologi

Sumberdaya air tanah• (Anon, 1973; Fisk, 1951; Freers, 1970) Untuk mengevaluasi sumber daya air

tanah, geomorfologi klasifiksi lahan menggarisbawahi unit-unit hidromorfologi yang dapat dimanfaatkan, mengambil faktor-faktor morfologi dan litologi dalam pertimbangannya

• Kadar air tanah juga merupakan faktor utama, laju infiltrasi tanah kering adalah rendah karena ketegangan kapiler menghambat penetrasi air.

• Air tanah dangkal Relatif dapat terjadi dimana endapan aluvial dan / atau colluvial menutupi batuan dasar.

Page 9: Geomorfologi dalam Survey Hidrologi

GEOMORFOLOGI DARI CEKUNGAN DRAINASE

• (Chorley, et al, 1969;. Cooke dan Doornkamp, 1974). Sub-Bagian berhubungan dengan studi geomorfologi DAS dari bagiannya, untuk tujuan hidrologi.

• (Chiang dan Peterson, 1970; Popp, 1969) Penelitian kualitatif sifat DAS geomorfologi dan lainnya untuk tujuan hidrologi dapat diterapkan untuk mengevaluasi sumber daya air dari DAS yang diteliti.

• pemetaan fitur air permukaan, khususnya drainase rawa, mencairnya salju, identifikasi salinitas tanah, dll, itu pada dasarnya adalah sebuah pendekatan multi-disiplin, di mana geomorfologi memiliki peran utama, terutama ketika foto udara dan citra penginderaan jarak jauh lainnya yang digunakan.

Page 10: Geomorfologi dalam Survey Hidrologi

• contoh bagaimana gangguan geomorfologi tanah ke unit utama, evaluasi karakteristik hidrologi mereka, dan pemetaan fitur air permukaan yang relevan dapat berkontribusi untuk penilaian tanah dan potensi air permukaan. Hal ini terkait dengan area Borunda kering dan semi-arid. Rajasthan, India. (Meijerink, 1974).

Page 11: Geomorfologi dalam Survey Hidrologi

Analisis Morfometrik DAS

• (Morisawa, 1969) Dalam studi kuantitatif dari aliran sungai, parameter morfometrik dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori utama: ukuran, bentuk dan bantuan (sudut dan aspek lereng, dimensi vertikal).

• Schumm (1964) mengatakan bahwa ukuran cekungan rata-rata urutan tertentu memiliki hubungan eksponensial dengan ukuran rata-rata cekungan dari tatanan yang lebih tinggi.

• Bentuk cekungan adalah faktor lain yang mempengaruhi karakteristik morfometri debit sungai sebagaimana tercermin dalam kurva hidrograf seperti ini:

Page 12: Geomorfologi dalam Survey Hidrologi

Strahler (1956) mengembangkan metode untuk persiapan peta lereng dengan menggunakan peta fotogrametri, tergantung pada batuan dan panjang lereng. Peta-peta topografi tidak diperlukan karena kecuraman dari lereng dapat diukur secara langsung dari foto udara.Untuk mengurangi persiapan peta lereng, langkah yang dapat digunakan adalah • Lereng daerah dibagi ke dalam beberapa kelas gradien. Lebar kelas

tergantung pada perbedaan nilai maksimum dan minimum kecuraman lereng

• Aspek lahan yang memiliki kecuraman lereng sama ditentukan dan digambarkan dari gambar stereoskopik.

• Dalam setiap lahan yang digambarkan, beberapa pengukuran kecuraman lereng yang dibuat digunakan untuk memeriksa ketepatan gambaran dan menghitung rata-rata kecuraman lereng.

Hasil pengukuran lereng dapat disajikan dalam bentuk peta kemiringan atau sebagai histogram distribusi frekuensi. Ketika peta kontur yang digunakan, luas permukaan antara dua garis kontur yang berdekatan dapat dibangun.

Page 13: Geomorfologi dalam Survey Hidrologi

JARINGAN DRAINASE

Anastomotik Dataran banjir (flood pain) yang bermeander dapat berkembang menjadi anastomotik yang mengandung oxbow lake, mander cutoffs dan point bar deposit. Ini berasosiasi dengan floodplain yang banyak mengalami proses erosi-deposisi.

Yazoo Pola yazoo terjadi karena sungai sering mengalami banjir lewat pinggian sehingga terbentuk tanggul alam yang menghambat pengairan balik dari flood plain ke sungai. Oleh karenanya anak sungai mengalir sejajar sepanjang induk sungai sampai mencapai suatu tempat yang memungkinkan tersambung kembali

Dikotomik Pola ini dijumpai pada aluvial dan mempunyai aliran yang “berjalin”. Bentuk ini dan pencabangannya menunjukkan pola lahan aluvial yang sedang berkembang.

pola aliran sungaiD

atar

an R

enda

h

Page 14: Geomorfologi dalam Survey Hidrologi

JARINGAN DRAINASE Braided Pola aliran ini sangat mencirikan daerah aluvial di iklim arid (kering). Pada suatu saat pola aliran ini membawa muatan yang sangat besar sehingga aliran tersumbat dan mencari jalan keluar yang lebih efesien. Biasanya berasosiasi dengan tanah bertekstur sangat kasar. Pola ini kadang-kadang dijumpai pada bagian bawah dari aliran yang lebih besar.

Deranged Pola ini menunjukkan sistem aliran yang tidak terpadu, biasanya terdapat pada land form yang masih mudah dengan topografi datar atau undulating dengan water table yang tinggi. Di tempat rendah akan terbentuk rawa, kolam atau sungainya mungkin bermeander akan tetapi tidak banyak mempengaruhi drainase. Biasanya terdapat pada dataran banjir atau marines.

Dendritik Merupakan pola yang sangat umum berbentuk percabangan pohon. Anak sungai menyambung induknya ndengan sudut miring secara berpasangan. Pola ini menunjukkan tanah yang homogen dan seragam atau dicirikan oleh batuan sedimen yang lunak tuf vulkanik atau dataran pantai yang telah teiris tua sekali.

pola aliran sungaiD

atar

an R

enda

hD

atar

an ti

nggi

Page 15: Geomorfologi dalam Survey Hidrologi

JARINGAN DRAINASE Subdendritik merupakan kombinasi dari dua pola. Pola umumnya dapat berbentuk rectangular dan sedikit paralel, sedangkan ordo pertamanya berbentuk percabangan yang dendritis. Ini menunjukkan bahwa percabangan pada order lebih tinggi terdapat pengaruh batuan yang kuat. Contohnya suatu lapisan mendatar dari batu liat bertumpu diatas batu pasir.

Pinnate Merupakan modifikasi dendritik dimana kadar debu dari tanahnya sangat menonjol. Biasanya dijumpai didaerah loes atau floodplain yang bertekstur halus. Aliran mengikuti pola pencabangan bulu burung pada mana pencabangan memotong sungai induk dengan sudut agak runcing arah kehulu.

Parallel Tipe pola aliran parallel berkembang pada permukaan yang homogen, berlereng landai dengan sudut miring yang seragam. Sungai pengumpul merupakan sesaran atau retakan (fracture). Anak sungai menyambung induknya dengan arah yang hampir tegak lurus. Land form seperti ini merupakan dataran pantai yang mudah atau aliran lava.

pola aliran sungaiD

atar

an ti

nggi

terb

angu

n se

cara

beb

as

Page 16: Geomorfologi dalam Survey Hidrologi

JARINGAN DRAINASE

Radial (Sentrifugal) Pola jaring berlingkar, dengan anak sungai yang hampir sejajar mengalir kearah luar dari suatu pusat yang letaknya tinggi merupakan ciri tipe ini. Aliran pengumpul biasanya melengkung terletak dibagian bawah suatu topografi yang tinggi, gunung api, bukit dan dome meninjukkan tipe pola ini.

Annular Pola ini berkembang terutama pada daerah bertopografi dimana pola radial dapat terbentuk, akan tetapi pada tipe ini jointing atau fracturing dari batuan sangat mempengaruhinya sehingga mengarah pada percabangan yang paralel. Pola seperti ini dijumpai pada doma bersifat sedimen atau batuan granitis.

Trellis Merupakan modifikasi dari dendritik karena pencabangan yang bersifat sejajar dan memotong saluran induk secara tegak lurus. Tipe pola ini lebih menunjukkan struktur dari bed rock daripada tipe batuannya, biasanya menunjukkan batuan sedimen yang letaknya miring dengan perlapisan yang jelas. Arah dari aliran utama sejalan dengan arah dari strike.

pola aliran sungaiD

atar

an ti

nggi

Dat

aran

ting

gi te

rstr

uktu

r

Page 17: Geomorfologi dalam Survey Hidrologi

JARINGAN DRAINASE Angular Merupakan variasi dari dendritic atau trellis dimana sesar, retak atau joint telah mempengaruhinya. Kelikan yang tajam pada sungai induk sangat biasa, sedangkan anak sungai lebih dipengaruhi oleh sifat batuan. Tipe dan arah sudut dapat memberi petunjuk jenis batuan. Misalnya batupasir cenderung akan menunjukkan pola joint yang paralel

Rektangular Juga merupakan variasi dari jenis dendritik. Disini anak sungai menyambung pada aliran induk secara tegak lurus, sebagai akibat pengaruh kuat dari joint, foliasi, fraktur dari bed rick. Semakin kuat rektangularitasnya makin tipis lapisan tanahnya. Pola ini biasanya terbentuk pada batuan sekis (schist), batusabak atau gneis atau didaerah tropis terutama pada batupasir dimana tanahnya belum berkembang.

Contorted adalah pola pengaliran dimana berasosiasi dengan drainase bawah tanah, sebagai akibat adanya pelarutan pada batuan induk. Terdapat banyak sinkholes, gullies dengan sungai yang pendek-pendek dan berujung pada sinkhole.

pola aliran sungaiD

atar

an ti

nggi

ters

truk

tur

Page 18: Geomorfologi dalam Survey Hidrologi

Pengaruh hidrologi pada geomorfologi pedataran dan bentuk saluran

• Karakteristik dan perubahan temporal sungai membentuk kelompok geomorfologis lain dari data hidrologi yang relevan (Allan, 1968, Carey 1969, Coleman 1969, Martinec 1967) khususnya sehubungan dengan pelepasan dan transportasi sedimen.

• Bentuk-bentuk saluran dapat diklasifikasikan menjadi meander (kelokan), braided (kepangan), dan kelurusan. kekasaran bantalan batuan dapat ditentukan, dilihat lereng saluran yang didirikan, jejak-jejak geomorfologis tanda-tanda air terdeteksi dan penampang sungai-tempat bantalan diukur. Perbedaan berbagai jenis sungai yang terjadi di dalam satu area menunjukkan perbedaan hidrologi dalam bantalan batuan.

Page 19: Geomorfologi dalam Survey Hidrologi

Delta Area dan Perkiraan Sedimen serta Debit Sungai

• Merupakan satu-satunya area yang terlihat jelas menyatu antara unsur hidrologi dan morfologi.

• Terbentuk karena sedimen yang dipengaruhi oleh aliran sungai dan kondisi air laut.

• Kecepatan arus merupakan hal penting dalam pembentukan delta.

• Penting bagi pembuatan tanggul dan berbagai teknik irigasi agar lebih tahan lama.

Page 20: Geomorfologi dalam Survey Hidrologi

Bagian Dari Delta Area

Hulu

Tengah

Hilir

Page 21: Geomorfologi dalam Survey Hidrologi

Bentuk Morfologi

Morfohidrologi

Meander Delta

Page 22: Geomorfologi dalam Survey Hidrologi

Meander

Page 23: Geomorfologi dalam Survey Hidrologi

Pembentukan Delta

Page 24: Geomorfologi dalam Survey Hidrologi

Memperkirakan Waktu Konsentrasi Banjir

Tc = Waktu konsentrasi banjirL = Panjang DASH = Elevasi

Page 25: Geomorfologi dalam Survey Hidrologi

Perhitungan Pengaruh Hujan Terhadap Pembentukan Morfologi

Thiesen

Page 26: Geomorfologi dalam Survey Hidrologi

Sungai Aglar di India

Page 27: Geomorfologi dalam Survey Hidrologi

Turbulensi Delta

Page 28: Geomorfologi dalam Survey Hidrologi

TANYA JAWAB

Aji : sebaiknya dijelaskan secara skematis agar lebih mudah dipahamiNorma : bagaimana pengaruh jenis bentang alam terhadap pola aliran sungaiNenden : contoh tipe sungai yang secara nyata ada di Indonesia