Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)

22
Geomorfologi Jawa Ichsan Invanni

Transcript of Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)

Page 1: Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)

Geomorfologi Jawa

Ichsan Invanni

Page 2: Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)

Geomorfologi Jawa (R.W. van Bemmelen, 1949)

1. Gunungapi Kuarter 2. Dataran Aluvial Utara 3. Antiklinorum Rembang – Madura 4. Antiklinorum Bogor – Peg. Serayu Utara – Peg. Kendeng 5. Kubah dan Punggungan pada Zona Depresi Tengah – Peg. Bayah – Peg. Serayu Selatan 6. Zona Depresi Tengah – Zona Bandung – Zona Serayu - Zona Solo – Zona Randublatung 7. Pegunungan Selatan – Jawa Barat – Jawa Timur

Page 3: Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)
Page 4: Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)

Gunungapi Kuarter (Quartenary Volcanoes)

• Banten: G. Pulosari, G. Karang

• Jawa Barat: G. Tangkuban Parahu, G. Patuha, G. Galunggung, G. Talagabodas, G. Tampomas, G. Salak

• Jawa Tengah dan DIY: G. Slamet, G. Sumbing, G. Sundoro, G. Merapi, G. Telomoyo, G. Merbabu, G. Ungaran, G. Muria

• Jawa Timur: G. Wilis, G. Kelud, G. Anjasmoro, G. Bromo, G. Arjuno, G. Raung, G. Argopuro, G. Ijen

Page 5: Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)

Gunungapi di Jawa

Page 6: Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)
Page 7: Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)
Page 8: Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)
Page 9: Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)
Page 10: Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)

Dataran Aluvial Pantai Utara

• Jawa Barat: Memanjang barat – timur dari Teluk Banten – Jakarta – Cirebon

• Jawa Tengah: Cirebon – Pekalongan, Kendal – Semarang, melebar di sekitar G. Muria

• Jawa Timur: aluvial tidak terdapat di bagian utara, berbentuk segitiga Jombang – Wonokromo- Bangil dan memanjang, Bojonegoro - Surabaya

Page 11: Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)

Antiklinorum Rembang – Madura

• Perbukitan yang memanjang dari barat Purwodadi sampai ke utara Gresik, berlanjut ke Madura

• Lebarnya rata-rata 50 km, ketinggian mencapai 500 m (Gading 535 m, Tungangan 491 m)

• Tiap-tiap kaki punggungan diselingi oleh dataran aluvial (dekat Blora, Jojogan dan sepanjang hilir Bengawan Solo)

Page 12: Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)

Antiklinorum Bogor

• Jalur antiklinorum Bogor memanjang sekitar 40 km dari perbatasan Banten sampai sungai Pemali dan Bumiayu di Jawa Tengah

• Bagian baratnya membentang dari arah barat – timur tetapi bagian timurnya arahnya agak baratlaut – tenggara, menunjukkan kerangka yang cembung ke arah utara

• Bagian timurnya tertutup oleh vulkan-vulkan muda

Page 13: Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)

Peg. Serayu Utara

• Merupakan penghubung antiklinorum Bogor dengan Peg. Kendeng di Jawa Timur

• Lebarnya 30 – 50 km

• Ujung baratnya tertutup oleh G. Slamet dan bagian Timurnya tertutup oleh vulkanik muda, G. Rogojembangan, kompleks Dieng dan G. Ungaran

Page 14: Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)

Peg. Kendeng

• Sebelah selatan Semarang panjangnya 250 km dan lebarnya 40 km, menyempit ke arah timur sampai 20 km.

• Tingginya jarang lebih dari 500 m

• Dekat Ngawi terdapat sumbu depresi (Bengawan Solo) yang membagi punggungan menjadi bagian barat dan timur

Page 15: Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)

Peg. Bayah

• Punggungan rendah (Pliosen) merupakan sambungan dari Selat Sunda

• Merupakan ambang diantara basin-basin geosinklinal Sumatra dan Jawa Utara

• Ada bagian yang dibatasi oleh gunungapi muda: G. Malang, G. Endut, G. Halimun I dan G. Halimun II

Page 16: Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)

Peg. Serayu Selatan

• Bagian baratnya merupakan sebuah pengangkatan dari Zona depresi Bandung, terpisah dari Rangkaian Bogor oleh dataran Majenang serta hulu sungai Cihaur dan Pasir.

• Bagian timurnya terpisah dari bagian barat oleh lembah Jatilawang dekat Ajibarang serta terpotong melintang oleh sungai Serayu

• Ujung timur (antara Purworejo dan Kali Progo) dibentuk oleh Dome Pegunungan Kulonprogo

Page 17: Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)

Zone Bandung

• Depresi antar pegunungan, jalur memanjang dengan lebar 20-40 km

• Membentang dari Pelabuhan Ratu di barat, melalui lembah Cimandiri (Sukabumi), dataran tinggi Cianjur, Bandung, Garut sampai Citandui (Tasikmalaya) di sebelah timur dan berakhir di Segara-anakan pada pantai selatan Jawa Tengah

Page 18: Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)

Zona Serayu

• Terletak diantara Peg. Serayu Utara dan Peg. Serayu Selatan

• Berbentuk memanjang (Majenang – Ajibarang – Purwokerto – Wonosobo)

• Di sebelah timur Wonosobo melebar tetapi tertutupi oleh G. Sundoro dan G. Sumbing

Page 19: Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)

Zona Solo

• Zona depresi memanjang di Jawa Timur

• Dapat dibagi menjadi tiga jalur yang sejajar: subzona Ngawi, Zona Solo dan subzona Blitar

Page 20: Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)

Zona Randublatung

• Jalur sinklinal yang membujur dari Semarang melalui Purwodadi – Randublatung – Ngimbang sampai Wonokromo dekat Surabaya

Page 21: Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)

Pegunungan Selatan

Jawa Barat:

• Membentang dari Pelabuhan Ratu sampai Pulau Nusakambangan

• Lebar mencapai 50 km

• Bagian barat: Jampang (1000 m)

• Bagian tengah: Pengalengan (2000 m)

• Bagian timur: Karangnunggal (1000 m)

Page 22: Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)

Pegunungan Selatan

Jawa Timur

• Lebar mencapai 55 km di sebelah selatan Surakarta, di sebelah selatan Blitar hanya 25 km

• Bagian timur terdiri dari Pegunungan Seribu (Gunung Sewu), sebagian terdiri dari Kapur (Karst).

• Diantara Pacitan dan Popoh, bagian utara Peg. Selatan menunjukkan endapan vulkanik yang lebih tua dan sisa peneplain kuarter