GENDER DAN SIKAP BAHASA KOMUNITAS BAHASA SUNDA …

17
GENDER DAN SIKAP BAHASA KOMUNITAS BAHASA SUNDA BREBES (Gender and Language Attitudes of Brebes Sundanese Languange Communities) Oleh/by: Siti Junawaroh, Cece Sobarna, Wahya, Sugeng Riyanto Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jenderal Soedirman Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran [email protected] *) Diterima: 27 April 2020; Disetujui: 10 September 2020 ABSTRAK Bahasa Sunda Brebes merupakan salah satu bahasa daerah yang hidup di antara bahasa Jawa, bahasa Indonesia, dan bahasa internasional. Tulisan ini mengkaji sikap bahasa perempuan dan laki-laki Sunda Brebes terhadap bahasa Sunda Brebes. Hal ini penting dilakukan untuk mengungkap kedudukan bahasa Sunda Brebes bagi penuturnya. Perempuan Sunda biasanya memilih bahasa yang menurut mereka “baik”. Penelitian sikap bahasa dari sisi gender ini untuk melihat sikap positif bahasa Sunda Brebes perempuan dan laki-laki pada bahasa Sunda Brebes. Kajian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Jumlah responden 400 orang. Hasil kajian menunjukkan bahwa sikap bahasa laki-laki terhadap bahasa Sunda Brebes lebih positif daripada perempuan. Kecenderungan sikap bahasa laki-laki adalah positif tinggi, sedangkan perempuan adalah positif rendah. Hal ini ditunjukkan dengan sikap kaum perempuan Sunda Brebes yang kurang percaya diri dengan bahasa Sunda Brebes. Pengakuan dan pembinaan bahasa Sunda Brebes menjadi penting untuk mempertahankan keberadaan bahasa itu. Kata kunci: gender, sikap bahasa, bahasa Sunda Brebes, pemertahanan bahasa ABSTRACT Brebes Sundanese is one local among di existence of Javanese, Indonesian, and international language. This paper discussed the language attitudes of male and female Brebes Sundanese people to Brebes Sundanese language. This is necessary to make in revealing the position of Brebes Sundanese language for its user. Females usually select "good" language. The research on language attitudes from gender side possibly see the positiveness of both males' and females' Brebes Sundanese language as Brebes Sundanese language users. This research used a quantitative approach with a total of 400 respondents. The research result showed that the males had more positive language attitudes than the females. The males' language attitudes tended to be high positive, while the females' tended to be low positive. These we're proven by the attitudes of female Brebes Sundanese people who we're less confident with their Brebes Sundanese language. Brebes Sundanese language acknowledgement and supervision are greatly required to maintain its existence. Keywords: gender, language attitude, Brebes Sundanese language, language maintenance. PENDAHULUAN Bahasa Sunda Brebes digunakan sebagai istilah bahasa Sunda yang dipakai oleh komunitas Sunda di Kabupaten Brebes. Pemakaian bahasa Sunda Brebes terbatas pada komunikasi lisan. Komunitas Sunda

Transcript of GENDER DAN SIKAP BAHASA KOMUNITAS BAHASA SUNDA …

Page 1: GENDER DAN SIKAP BAHASA KOMUNITAS BAHASA SUNDA …

GENDER DAN SIKAP BAHASA KOMUNITAS BAHASA

SUNDA BREBES

(Gender and Language Attitudes of Brebes Sundanese Languange Communities)

Oleh/by:

Siti Junawaroh, Cece Sobarna, Wahya, Sugeng Riyanto Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jenderal Soedirman

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran

[email protected]

*) Diterima: 27 April 2020; Disetujui: 10 September 2020

ABSTRAK

Bahasa Sunda Brebes merupakan salah satu bahasa daerah yang hidup di antara bahasa Jawa,

bahasa Indonesia, dan bahasa internasional. Tulisan ini mengkaji sikap bahasa perempuan dan

laki-laki Sunda Brebes terhadap bahasa Sunda Brebes. Hal ini penting dilakukan untuk

mengungkap kedudukan bahasa Sunda Brebes bagi penuturnya. Perempuan Sunda biasanya

memilih bahasa yang menurut mereka “baik”. Penelitian sikap bahasa dari sisi gender ini untuk

melihat sikap positif bahasa Sunda Brebes perempuan dan laki-laki pada bahasa Sunda Brebes.

Kajian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Jumlah responden 400 orang. Hasil kajian

menunjukkan bahwa sikap bahasa laki-laki terhadap bahasa Sunda Brebes lebih positif daripada

perempuan. Kecenderungan sikap bahasa laki-laki adalah positif tinggi, sedangkan perempuan

adalah positif rendah. Hal ini ditunjukkan dengan sikap kaum perempuan Sunda Brebes yang

kurang percaya diri dengan bahasa Sunda Brebes. Pengakuan dan pembinaan bahasa Sunda Brebes

menjadi penting untuk mempertahankan keberadaan bahasa itu.

Kata kunci: gender, sikap bahasa, bahasa Sunda Brebes, pemertahanan bahasa

ABSTRACT

Brebes Sundanese is one local among di existence of Javanese, Indonesian, and international

language. This paper discussed the language attitudes of male and female Brebes Sundanese

people to Brebes Sundanese language. This is necessary to make in revealing the position of

Brebes Sundanese language for its user. Females usually select "good" language. The research

on language attitudes from gender side possibly see the positiveness of both males' and females'

Brebes Sundanese language as Brebes Sundanese language users. This research used a

quantitative approach with a total of 400 respondents. The research result showed that the males

had more positive language attitudes than the females. The males' language attitudes tended to be

high positive, while the females' tended to be low positive. These we're proven by the attitudes of

female Brebes Sundanese people who we're less confident with their Brebes Sundanese language.

Brebes Sundanese language acknowledgement and supervision are greatly required to maintain its

existence.

Keywords: gender, language attitude, Brebes Sundanese language, language maintenance.

PENDAHULUAN

Bahasa Sunda Brebes digunakan

sebagai istilah bahasa Sunda yang

dipakai oleh komunitas Sunda di

Kabupaten Brebes. Pemakaian bahasa

Sunda Brebes terbatas pada

komunikasi lisan. Komunitas Sunda

Page 2: GENDER DAN SIKAP BAHASA KOMUNITAS BAHASA SUNDA …

Jalabahasa, Vol. 16, No. 2, November 2020, hlm. 115—131

116

bertahan hidup dengan bahasa Sunda

di tengah keharusan mereka

berinteraksi dengan budaya dan

bahasa yang lebih dominan di Jawa

Tengah, yakni budaya dan bahasa

Jawa. Selain itu, penggunaan bahasa

Indonesia sebagai bahasa nasional

dan bahasa negara turut mengisi

ranah-ranah kehidupan masyarakat

Sunda Brebes. Ditambah dengan

keberadaan bahasa internasional,

khususnya bahasa Inggris, melalui

pendidikan dan media, ikut

memengaruhi kehidupan masyarakat

Sunda Brebes. Bahasa Sunda Brebes

dalam hal ini dimasukkan dalam

bahasa berpotensi terancam, yakni

bahasa dengan jumlah penutur banyak

(termasuk generasi muda) tetapi tidak

mempunyai status resmi atau tidak

prestisius (mengacu pendapat

[Salminem, 1999]).

Bahasa Sunda digunakan oleh

masyarakat di Kecamatan Salem serta

sebagian besar masyarakat di

Kecamatan Bantarkawung dan

Kecamatan Banjarharjo. Selain itu,

ada beberapa desa yang menggunakan

bahasa Sunda di Kecamatan

Ketanggungan, Losari, Kersana,

Tanjung, dan Larangan (Junawaroh,

Sobarna, Wahya, & Riyanto, 2018).

Kajian ini berisi sikap bahasa

laki-laki dan perempuan penutur

bahasa Sunda Brebes. Bagaimana

sikap bahasa mereka terhadap bahasa

Sunda Brebes. Apakah positif ataukah

negatif. Tujuan kajian ini

mendeskripsikan sikap bahasa

masyarakat Sunda Brebes terhadap

bahasa Sunda Brebes secara umum.

Khususnya sikap bahasa masyarakat

Sunda Brebes menurut karakteristik

gender.

Penelitian terdahulu menyatakan

bahwa perempuan cenderung

memiliki sikap positif terhadap

bahasa pertama (Yildiz & Kiziltas,

2018) dan bahasa kedua (Slik, Hout,

& Schepens, 2015). Sikap bahasa

pelajar perempuan Turki lebih baik

dari pada pelajar pria terhadap bahasa

Turki (Yildiz & Kiziltas, 2018).

Pelajar perempuan secara konsisten

mengungguli kemampuan pelajar

laki-laki dalam penguasaan bahasa

Belanda sebagai bahasa kedua (Slik,

Hout, & Schepens, 2015).

Dalam kajian ini, istilah gender

dipilih dari pada jenis kelamin dengan

pertimbangan bahwa istilah jenis

kelamin merujuk pada perbedaan

biologis, sedangkan istilah gender

merujuk pada kriteria sosial budaya

(Meyerhoff, 2006: 202). Secara

sosial, laki-laki berbeda dengan

perempuan. Begitu pula dengan pola

tingkah laku mereka yang juga

berbeda. Adanya keragaman bahasa

berdasarkan gender karena bahasa

menjadi cermin kenyataan sosial.

Bahasa juga sebagai gejala sosial

yang erat hubungannya dengan sikap

sosial.

Bahasa kaum perempuan bukan

hanya berbeda, melainkan juga lebih

“benar”. Penelitian sosiologi

menjelaskan bahwa kaum perempuan

umumnya lebih sadar kedudukannya

daripada laki-laki. Atas dasar itu

perempuan lebih peka terhadap faktor

kebahasaan yang dihubungkan

dengan kelas sosial. Tutur kelas

pekerja mempunyai konotasi

kejantanan atau ada hubungannya

dengan kejantanan, yang

mengakibatkan kaum laki-laki

cenderung lebih menyukai bentuk

bahasa nonbaku (yang menyimpang

dari yang baik) dibandingkan

perempuan (Wibowo, 2012).

Perempuan lebih merasa perlu

Page 3: GENDER DAN SIKAP BAHASA KOMUNITAS BAHASA SUNDA …

Gender dan Sikap Bahasa … (Siti Junawaroh, dkk.)

117

berhati-hati dalam berbahasa. Kehati-

hatian ini tampak dalam kebiasaannya

yang lebih menaati norma-norma

baku kebahasaan dan kecenderungan

untuk selalu menggunakan bahasa

yang berprestise (Trudgill, 1984).

Melalui sudut pandang

sosiolinguistik, sikap bahasa dapat

memprediksi situasi kebahasaan pada

masyarakat aneka bahasa.

Selanjutnya, kriteria sikap bahasa ini

dianalisis dengan parameter

psikologi. Sikap bahasa sebagai

bagian dari sikap secara keseluruhan

dapat dianalisis dengan menggunakan

indikator sikap, yakni kognitif,

afektif, dan konatif.

Keberlangsungan bahasa Sunda

Brebes dipengaruhi sikap penutur

terhadap bahasanya. Holmes

(Holmes, 2013: 63) menemukan

bahwa sikap positif memotivasi

penutur bahasa minoritas untuk

menggunakan bahasa mereka di

berbagai ranah dan ini membantu

memperlambat pergeseran bahasa ke

bahasa dominan. Pemertahanan

bahasa akan menjadi sulit jika

terdapat sikap negatif terhadap bahasa

setempat di masyarakat. Sikap bahasa

juga memiliki pengaruh terutama

pada pergeseran dan pemeliharaan

bahasa antara masyarakat Tonga,

Yunani dan Cina di Selandia Baru

(Holmes, 2013: 63).

Trudgill (2003: 73) melihat sikap

bahasa sebagai sikap manusia secara

positif atau sebaliknya terhadap

bahasa, dialek, logat dan penutur

bahasa yang berlainan. Sikap bahasa

tidak hanya ditunjukkan dalam

penilaian objektif terhadap ciri-ciri

penutur, tetapi juga dalam penilaian

objektif terhadap nilai estetika,

tingkat standar, dan penggunaan suatu

variasi (Trudgill, 2003: 73). Sikap

bahasa adalah posisi mental atau

perasaan penutur terhadap bahasa itu

sendiri atau orang lain (Kridalaksana,

1993: 153).

Secara umum, kelompok

mentalisme mengelompokkan sikap

bahasa dalam tiga aspek, yaitu

kognitif, afektif, dan konatif (Fasold,

1984: 148); (Triandis, 1971: 2—3).

Aspek kognitif berkaitan dengan

fakta, pemikiran, dan kepercayaan

terhadap bahasa, yang biasanya

dipengaruhi oleh aspek demografi,

warisan kebudayaan, pentingnya

sosial politik, situasi ekonomi, dan

kompleksitas sistem kebahasaan.

Aspek afektif berkaitan dengan

perasaan tentang bahasa. Posisi

seorang penutur suatu bahasa dalam

menempatkan diri sendiri di antara

bahasa-bahasa lain. Apakah satu

bahasa dikatakan inferior, superior,

atau seimbang, perasaan takut atau

percaya diri menggunakan satu

bahasa. Aspek konatif berkaitan

dengan kesiapan atau kemauan untuk

bertindak dengan tujuan. Ketiga

aspek sikap bahasa tersebut berkaitan

dengan dasar pemilihan masyarakat

Sunda Brebes terhadap bahasa Sunda

Brebes di antara sekian bahasa yang

akan digunakan sebagai alat

komunikasi, yakni bahasa Sunda

Priangan, bahasa Jawa, dan bahasa

Indonesia.

Urgensi penelitian sikap bahasa

dalam masyarakat aneka bahasa

seperti di Kabupaten Brebes menjadi

penting dilakukan bagi perancang dan

pembuat kebijakan bahasa untuk

memahami sikap masyarakat terhadap

bahasa mereka sendiri, termasuk

ragam-ragamnya, dan juga terhadap

bahasa lain. Pengetahuan tentang

sikap bahasa dapat membantu untuk

mengantisipasi cara masyarakat

Page 4: GENDER DAN SIKAP BAHASA KOMUNITAS BAHASA SUNDA …

Jalabahasa, Vol. 16, No. 2, November 2020, hlm. 115—131

118

dalam merespons perencanaan bahasa

dan dalam penentuan bahasa atau

ragam bahasa yang dianggap paling

patut untuk pengembangan bahasa.

Tulisan ini menggunakan metode

kuantitatif. Indikator variabel sikap

bahasa dalam penelitian ini meliputi

pernyataan sikap bahasa yang

dijabarkan dalam dimensi kognitif,

afektif, dan konatif.

Penutur bahasa Sunda Kabupaten

Brebes sekitar 270 ribu orang yang

tersebar di delapan kecamatan dari

total 1.788.880 penduduk Kabupaten

Brebes atau sekitar 14 persen dari

penduduk Kabupaten Brebes (data

diolah dari Badan Pusat Statistik

Kabupaten Brebes 2017). Penetapan

responden dilakukan dengan sampel

bertujuan atau purposive sampling.

Responden dipilih yang memenuhi

syarat menetap di wilayah penutur

bahasa Sunda Brebes, lahir di wilayah

Sunda Brebes, dan orang tua

merupakan penutur bahasa Sunda

Brebes. Adapun instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini berupa

angket yang terdiri atas pertanyaan-

pertanyaan yang mengukur sikap

bahasa berjumlah 42 pertanyaan

meliputi 14 pertanyaan kategori

kognitif, 14 kategori afektif, dan 14

kategori konatif. Dengan pengujian

validitas diperoleh 41 pertanyaan. Tabel 1

Karakteristik Responden Berdasarkan Gender

No. Gender Jumlah Persentase

1. Laki-laki 197 49.25

2. Perempuan 203 50.75

Jumlah 400 100.00

Tabel tersebut terlihat bahwa

banyaknya responden adalah 400

orang, terdiri atas 197 orang (49,25%)

laki-laki dan 203 orang (50,75%)

perempuan.

Data berupa kuesioner. Analisis

kuantitatif dilakukan berdasarkan

jawaban-jawaban atas pertanyaan

yang diberikan dan diberi bobot

berdasarkan skala likert.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kecenderungan Sikap Bahasa

Laki-laki dan Perempuan Sunda

Brebes

Sikap Positif Laki-laki terhadap

Bahasa Sunda Brebes

a. Laki-laki cenderung tidak

percaya bahwa bahasa Sunda

Brebes akan tergantikan oleh

bahasa Indonesia. Tabel 2

Sikap Kognitif Berdasarkan Gender

Saya percaya bahwa lama

kelamaan bahasa Sunda Brebes

akan terganti oleh bahasa Indonesia.

Juml

ah SS S R TS STS

Ge

nder

lak

i-lak

i

Jumlah 14 35 37 90 21 197

%

Berdasarka

n Gender

7.1% 17.8

%

18.8

%

45.7

%

10.7

%

100.0

%

%

Keseluruhan

3.5% 8.8% 9.3% 22.5

%

5.3% 49.3

%

perem

pu

an

Jumlah 21 61 24 83 14 203

%

Berdasarkan Gender

10.3

%

30.0

%

11.8

%

40.9

%

6.9% 100.0

%

% Keseluruha

n

5.3% 15.3%

6.0% 20.8%

3.5% 50.8%

Jumlah Jumlah 35 96 61 173 35 400

%

Berdasarkan Gender

8.8% 24.0

%

15.3

%

43.3

%

8.8% 100.0

%

%

Keseluruha

n

8.8% 24.0

%

15.3

%

43.3

%

8.8% 100.0

%

Tabel 2 terlihat bahwa lebih dari

setengah responden laki-laki bersikap

positif terhadap bahasa Sunda Brebes

dengan 56,4% menyatakan tidak

percaya bahwa bahasa Sunda Brebes

akan tergantikan oleh bahasa

Indonesia. Hampir setengah dengan

Page 5: GENDER DAN SIKAP BAHASA KOMUNITAS BAHASA SUNDA …

Gender dan Sikap Bahasa … (Siti Junawaroh, dkk.)

119

responden perempuan (47,8%)

menyatakan tidak percaya. Sebagian

kecil responden laki-laki (18,8%) dan

responden perempuan (11,8%)

menyatakan ragu-ragu. Sebagian kecil

responden laki-laki (24,9%) dan

hampir setengah responden

perempuan (40,3%) menyatakan

bahwa mereka percaya lama

kelamaan bahasa Sunda Brebes akan

terganti oleh bahasa Indonesia. Oleh

karena itu, responden laki-laki

cenderung menyatakan tidak percaya

bahwa bahasa Sunda Brebes akan

tergantikan oleh bahasa Indonesia

(56,4%).

b. Laki-laki cenderung percaya

bahwa bahasa Sunda Brebes

lebih cocok sebagai identitas

kebudayaan dibandingkan

dengan bahasa Indonesia. Tabel 3

Sikap Kognitif Berdasarkan Gender

Bahasa Sunda Brebes

lebih cocok sebagai

identitas kebudayaan dibandingkan dengan

bahasa Indonesia. Jumlah STS TS R S SS

Gend

er

Laki-

lak

i

Jumlah 5 29 37 84 42 197

%

Berdasarkan Gender

2.5% 14.

7%

18.

8%

42.6

%

21.

3%

100.0

%

% Keseluruhan

1.3% 7.3%

9.3%

21.0%

10.5%

49.3%

Per

em

pu

an

Jumlah 3 36 42 96 26 203

%

Berdasarkan Gender

1.5% 17.

7%

20.

7%

47.3

%

12.

8%

100.0

%

% Keseluruhan

.8% 9.0%

10.5%

24.0%

6.5%

50.8%

Jumlah Jumlah 8 65 79 180 68 400

%

Berdasarkan Gender

2.0% 16.

3%

19.

8%

45.0

%

17.

0%

100.0

%

%

Keseluruhan

2.0% 16.

3%

19.

8%

45.0

%

17.

0%

100.0

%

Lebih dari setengah responden

laki-laki (73,9%) dan perempuan

(60,1%) menyatakan bahwa bahasa

Sunda Brebes lebih cocok sebagai

identitas kebudayaan dibandingkan

dengan bahasa Indonesia. Sebagian

kecil responden laki-laki (18,8%) dan

perempuan (20,7%) menyatakan

ragu-ragu. Demikian juga, sebagian

kecil responden laki-laki (17,2%) dan

responden perempuan (19,2%)

menyatakan bahwa bahasa Sunda

Brebes tidak lebih cocok sebagai

identitas kebudayaan dibandingkan

dengan bahasa Indonesia. Oleh

karena itu, responden laki-laki

cenderung menyatakan bahwa bahasa

Sunda Brebes lebih cocok sebagai

identitas kebudayaan dibandingkan

dengan bahasa Indonesia (73,9%).

c. Laki-laki cenderung tidak

percaya bahwa bahasa Sunda

Brebes akan tergantikan oleh

bahasa Jawa. Tabel 4

Sikap Kognitif Berdasarkan Gender

Saya percaya bahwa lama

kelamaan bahasa Sunda

Brebes akan terganti oleh bahasa Jawa.

Juml

ah SS S R TS STS

Ge

nder

lak

i-lak

i

Jumlah 4 12 24 129 28 197

%

Berdasarkan

Gender

2.0

%

6.1

%

12.2

%

65.5

%

14.2

%

100.0

%

%

Keseluruhan

1.0

%

3.0

%

6.0% 32.3

%

7.0% 49.3

%

Per

empu

an

Jumlah 3 24 42 114 20 203

%

Berdasarkan

Gender

1.5

%

11.

8%

20.7

%

56.2

%

9.9% 100.0

%

%

Keseluruhan

.8

%

6.0

%

10.5

%

28.5

%

5.0% 50.8

%

Jumlah Jumlah 7 36 66 243 48 400

% BerdasarkanG

ender

1.8%

9.0%

16.5%

60.8%

12.0%

100.0%

% Keseluruhan

1.8%

9.0%

16.5%

60.8%

12.0%

100.0%

Tabel 4 terlihat bahwa sebagian

besar responden laki-laki bersikap

positif terhadap bahasa Sunda Brebes

(79,7%) dan menyatakan tidak

percaya bahwa bahasa Sunda Brebes

Page 6: GENDER DAN SIKAP BAHASA KOMUNITAS BAHASA SUNDA …

Jalabahasa, Vol. 16, No. 2, November 2020, hlm. 115—131

120

akan tergantikan oleh bahasa Jawa.

Lebih dari setengah responden

perempuan (66,1% ) menyatakan

tidak percaya. Sebagian kecil

responden laki-laki (12,2%) dan

responden perempuan (20,7%)

menyatakan ragu-ragu. Selanjutnya,

sebagian kecil (8,1%) responden laki-

laki dan perempuan (13,3%)

menyatakan mereka percaya lama

kelamaan bahasa Sunda Brebes akan

tergantikan oleh bahasa Jawa. Oleh

karena itu, responden laki-laki

cenderung menyatakan tidak percaya

bahwa bahasa Sunda Brebes akan

tergantikan oleh bahasa Jawa

(79,7%).

d. Laki-laki cenderung mengakui

bahasa Sunda Brebes lebih cocok

sebagai identitas kebudayaan

dibandingkan dengan bahasa

Jawa. Tabel 5

Sikap Kognitif Berdasarkan Gender

Bahasa Sunda Brebes

lebih cocok sebagai

identitas kebudayaan dibandingkan dengan

bahasa Jawa.

Juml

ah

ST

S TS R S SS

Ge

nd

er

La

ki-

laki

Jumlah 2 34 49 84 28 197

% Berdasarkan

Gender

1.0%

17.3%

24.9%

42.6%

14.2%

100.0%

%

Keseluruhan

.5

%

8.5% 12.

3%

21.

0%

7.0% 49.3

%

Per

em

puan

Jumlah 2 36 59 84 22 203

% Berdasarkan

Gender

1.0%

17.7%

29.1%

41.4%

10.8%

100.0%

%

Keseluruhan

.5

%

9.0% 14.

8%

21.

0%

5.5% 50.8

%

Jumlah Jumlah 4 70 108

168

50 400

%

Berdasarkan

Gender

1.0

%

17.5

%

27.

0%

42.

0%

12.5

%

100.0

%

% Keseluruhan

1.0%

17.5%

27.0%

42.0%

12.5%

100.0%

Lebih dari setengah responden

laki laki (56,8%) dan perempuan

(52,2%) menyatakan bahwa bahasa

Sunda Brebes lebih cocok sebagai

identitas kebudayaan dibandingkan

dengan bahasa Jawa. Sebagian kecil

responden laki-laki (24,9%) dan

hampir setengah responden

perempuan (29,1%) menyatakan

ragu-ragu. Demikian pula, sebagian

kecil responden laki-laki (18,3%) dan

responden perempuan (18,7%)

menyatakan bahwa bahasa Sunda

Brebes tidak lebih cocok sebagai

identitas kebudayaan dibandingkan

dengan bahasa Jawa. Oleh karena itu,

responden laki-laki cenderung

menyatakan bahwa bahasa Sunda

Brebes lebih cocok sebagai identitas

kebudayaan dibandingkan dengan

bahasa Jawa (56,8%).

e. Laki-laki cenderung mengaku

tidak percaya bahwa bahasa

Sunda Brebes akan tergantikan

oleh bahasa Sunda Priangan. Tabel 6

Sikap Kognitif Berdasarkan Gender

Saya percaya bahwa lama

kelamaan bahasa Sunda

Brebes akan terganti oleh bahasa Sunda Priangan.

Juml

ah SS S R TS STS

Ge

nder

La

ki-lak

i

Jumlah 17 50 29 82 19 197

% Berdasarkan

Gender

8.6

%

25.4

%

14.7

%

41.6

%

9.6% 100.0

%

% Keseluruhan 4.3

%

12.5

%

7.3% 20.5

%

4.8% 49.3

%

Per

empu

an

Jumlah 18 48 48 73 16 203

% Berdasarkan Gender

8.9%

23.6%

23.6%

36.0%

7.9% 100.0%

% Keseluruhan 4.5

%

12.0

%

12.0

%

18.3

%

4.0% 50.8

%

Jumlah Jumlah 35 98 77 155 35 400

% Berdasarkan

Gender

8.8

%

24.5

%

19.3

%

38.8

%

8.8% 100.0

%

% Keseluruhan 8.8%

24.5%

19.3%

38.8%

8.8% 100.0%

Tabel 6 menunjukkan bahwa

lebih dari setengah responden laki-

Page 7: GENDER DAN SIKAP BAHASA KOMUNITAS BAHASA SUNDA …

Gender dan Sikap Bahasa … (Siti Junawaroh, dkk.)

121

laki bersikap positif terhadap bahasa

Sunda Brebes dengan 51,2%

menyatakan tidak percaya bahwa

bahasa Sunda Brebes akan

tergantikan oleh bahasa Sunda

Priangan. Hampir setengah responden

perempuan (43,9%) menyatakan

percaya bahasa Sunda Brebes akan

tergantikan oleh bahasa Sunda

Priangan. Sebagian kecil responden

laki-laki (14,7%) dan perempuan

(23,6%) menyatakan ragu-ragu.

Selanjutnya, hampir setengah (34%)

responden laki-laki dan perempuan

(32,5%) menyatakan bahwa mereka

percaya lama kelamaan bahasa Sunda

Brebes akan tergantikan oleh bahasa

Sunda Priangan. Oleh karena itu,

responden laki-laki cenderung

menyatakan tidak percaya bahwa

bahasa Sunda Brebes akan

tergantikan oleh bahasa Sunda

Priangan (51,2%).

f. Laki-laki cenderung tidak merasa

malu menggunakan bahasa

Sunda Brebes ketika berbicara

dengan orang bukan Sunda

Brebes. Tabel 7

Sikap Afektif Berdasarkan Gender

Saya malu menggunakan

bahasa Sunda Brebes ketika

berbicara dengan orang bukan Sunda Brebes.

Juml

ah SS S R TS STS

Ge

nder

La

ki-lak

i

Jumlah 21 49 21 87 19 197

%

Berdasarkan Gender

10.7

%

24.9

%

10.7

%

44.2

%

9.6% 100.0

%

% Keseluruhan

5.3% 12.3%

5.3% 21.8%

4.8% 49.3%

Perem

pu

an

Jumlah 29 62 30 70 12 203

%

Berdasarkan Gender

14.3

%

30.5

%

14.8

%

34.5

%

5.9% 100.0

%

% Keseluruhan

7.3% 15.5%

7.5% 17.5%

3.0% 50.8%

Jumlah Jumlah 50 111 51 157 31 400

% Berdasarkan

Gender

12.5%

27.8%

12.8%

39.3%

7.8% 100.0%

%

Keseluruhan

12.5

%

27.8

%

12.8

%

39.3

%

7.8% 100.0

%

Lebih dari setengah responden

laki-laki (53,8%) dan hampir

setengah responden perempuan (40,4

%) menyatakan tidak merasa malu

menggunakan bahasa Sunda Brebes

ketika berbicara dengan orang bukan

Sunda Brebes. Di sisi lain, sebagian

kecil responden laki-laki (10,7%) dan

perempuan (14,8%) menyatakan

ragu-ragu. Selanjutnya, hampir

setengah responden laki-laki (35,6%)

dan perempuan (44,8%) menyatakan

merasa malu menggunakan bahasa

Sunda Brebes ketika berbicara dengan

orang bukan Sunda Brebes. Oleh

karena itu, responden laki-laki

cenderung menyatakan tidak merasa

malu menggunakan bahasa Sunda

Brebes ketika berbicara dengan orang

bukan Sunda Brebes. (53,8%).

g. Laki-laki cenderung merasa lebih

akrab berbahasa Sunda Brebes

dibanding dengan bahasa Jawa

ketika mereka berkomunikasi

dengan teman-teman sekampung. Tabel 8

Sikap Afektif Berdasarkan Gender

Dibanding dengan bahasa

Jawa, lebih akrab kalau saya berbahasa Sunda Brebes

dengan teman-teman

sekampung.

Juml

ah

ST

S TS R S SS

Gend

er

Laki-

lak

i

Jumlah 1 6 12 93 85 197

%

Berdasarkan Gender

.5

%

3.0% 6.1% 47.2

%

43.1

%

100.0

%

% Keseluruhan

.3%

1.5% 3.0% 23.3%

21.3%

49.3%

Perem

pu

an

Jumlah 0 14 11 96 82 203

%

Berdasarkan Gender

.0

%

6.9% 5.4% 47.3

%

40.4

%

100.0

%

%

Keseluruhan

.0

%

3.5% 2.8% 24.0

%

20.5

%

50.8

%

Page 8: GENDER DAN SIKAP BAHASA KOMUNITAS BAHASA SUNDA …

Jalabahasa, Vol. 16, No. 2, November 2020, hlm. 115—131

122

Jumlah Jumlah 1 20 23 189 167 400

% Berdasarkan

Gender

.3%

5.0% 5.8% 47.3%

41.8%

100.0%

%

Keseluruhan

.3

%

5.0% 5.8% 47.3

%

41.8

%

100.0

%

Sebagian besar responden laki-

laki (90,3%) dan perempuan (87,7%)

menyatakan dibanding dengan bahasa

Jawa lebih akrab kalau mereka

berbahasa Sunda Brebes dengan

teman-teman sekampung. Sebagian

kecil responden laki-laki (6,1%) dan

perempuan (5,4%) menyatakan ragu-

ragu. Sedikit responden laki-laki

(3,5%) dan sebagian kecil responden

perempuan (6,9%) menyatakan

bahwa dibanding dengan bahasa

Jawa, responden tidak lebih akrab

kalau mereka berbahasa Sunda

Brebes dengan teman-teman

sekampung. Oleh karena itu,

responden laki-laki cenderung

menyatakan lebih akrab

menggunakan bahasa Sunda Brebes

dibanding bahasa Jawa ketika

berkomunikasi dengan teman-teman

sekampung (90,3%).

h. Laki-laki cenderung lebih akrab

berbahasa Sunda Brebes

dibanding dengan bahasa

Indonesia ketika berbicara

dengan teman sekampung. Tabel 9

Sikap Afektif Berdasarkan Gender

Dibanding dengan

bahasa Indonesia lebih akrab kalau saya

berbahasa Sunda Brebes dengan teman-teman

sekampung. Jumlah TS R S SS

Gend

er

Laki-

lak

i

Jumlah 8 6 99 84 197

%

Berdasarkan Gender

4.1% 3.0% 50.3

%

42.6

%

100.0

%

% Keseluruhan

2.0% 1.5% 24.8%

21.0%

49.3%

Per Jumlah 11 5 98 89 203

em

puan

%

Berdasarkan Gender

5.4% 2.5% 48.3

%

43.8

%

100.0

%

% Keseluruhan

2.8% 1.3% 24.5%

22.3%

50.8%

Jumlah Jumlah 19 11 197 173 400

%

Berdasarkan

Gender

4.8% 2.8% 49.3

%

43.3

%

100.0

%

% Keseluruhan

4.8% 2.8% 49.3%

43.3%

100.0%

Sebagian besar responden laki-

laki (92,9%) dan perempuan (92,1%)

menyatakan lebih akrab kalau

mereka berbahasa Sunda Brebes

dibanding bahasa Indonesia ketika

berkomunikasi dengan teman-teman

sekampung. Sedikit responden laki-

laki (3%) dan perempuan (2,5%)

menyatakan ragu-ragu. Demikian

pula, sedikit responden laki-laki

(4,1%) dan sebagian kecil responden

perempuan (5,4%) menyatakan

bahwa mereka tidak lebih akrab kalau

berbahasa Sunda Brebes dibanding

bahasa Indonesia ketika

berkomunikasi dengan teman-teman

sekampung. Oleh karena itu,

responden laki-laki cenderung

menyatakan mereka lebih akrab

berbahasa Sunda Brebes dibanding

bahasa Indonesia ketika

berkomunikasi dengan teman-teman

sekampung (92,9%).

i. Laki-laki cenderung merasa

bahwa bahasa Sunda Brebes

lebih penting dari bahasa Jawa. Tabel 10

Sikap Afektif Berdasarkan Gender

Bahasa Sunda Brebes lebih

penting dari bahasa Jawa. Jumlah STS TS R S SS

Gend

er

Laki-

lak

i

Jumlah 8 44 45 74 26 197

%

Berdasarkan Gender

4.1% 22.3

%

22.8

%

37.6

%

13.2

%

100.0

%

% Keseluruhan

2.0% 11.0%

11.3%

18.5%

6.5% 49.3%

Per Jumlah 1 52 66 69 15 203

Page 9: GENDER DAN SIKAP BAHASA KOMUNITAS BAHASA SUNDA …

Gender dan Sikap Bahasa … (Siti Junawaroh, dkk.)

123

em

puan

%

BerdasarkanGender

.5% 25.6

%

32.5

%

34.0

%

7.4% 100.0

%

% Keseluruhan

.3% 13.0%

16.5%

17.3%

3.8% 50.8%

Jumlah Jumlah 9 96 111 143 41 400

%

BerdasarkanG

ender

2.3% 24.0

%

27.8

%

35.8

%

10.3

%

100.0

%

% Keseluruhan

2.3% 24.0%

27.8%

35.8%

10.3%

100.0%

Lebih dari setengah responden

laki-laki (50,8 %) dan hampir

setengah responden perempuan

(41,4%) menyatakan bahwa bahasa

Sunda Brebes lebih penting dari

bahasa Jawa. Di sisi lain, sebagian

kecil responden laki-laki (22,8%) dan

hampir setengah responden

perempuan (32,5%) menyatakan

ragu-ragu. Hampir setengah

responden laki-laki (26,4%) dan

perempuan (26,1%) menyatakan

bahwa bahasa Sunda Brebes tidak

lebih penting dari bahasa Jawa. Oleh

karena itu, responden laki-laki

cenderung menyatakan bahwa bahasa

Sunda Brebes lebih penting dari

bahasa Jawa (50,8%).

Sikap Positif Perempuan terhadap

Bahasa Sunda Brebes

a. Perempuan cenderung mengaku

bahwa bahasa Sunda Brebes

adalah bahasa yang mudah. Tabel 11

Sikap Kognitif Berdasarkan Gender

Saya percaya bahwa bahasa Sunda Brebes

adalah bahasa yang mudah

Jumlah

STS TS R S SS

Gend

er

laki-laki

Jumlah 1 5 10 122 59 197

% Berdasarkan

Gender

.5

%

2.5% 5.1

%

61.9

%

29.

9%

100.0

%

% Keseluruhan .3

%

1.3% 2.5

%

30.5

%

14.

8%

49.3

%

pere Jumlah 1 4 9 117 72 203

mpua

n

% Berdasarkan

Gender

.5

%

2.0% 4.4

%

57.6

%

35.

5%

100.0

%

% Keseluruhan .3

%

1.0% 2.3

%

29.3

%

18.

0%

50.8

%

Jumlah Jumlah 2 9 19 239 131

400

% Berdasarkan

Gender

.5

%

2.3% 4.8

%

59.8

%

32.

8%

100.0

%

% Keseluruhan .5

%

2.3% 4.8

%

59.8

%

32.

8%

100.0

%

Sikap positif masyarakat Sunda

Brebes terlihat dari tabel tersebut

yaitu sebagian besar responden laki-

laki menyatakan bahasa Sunda Brebes

merupakan bahasa yang mudah

(91,8%). Begitu juga dengan

responden perempuan (93,1%)

menyatakan hal yang sama. Sebagian

kecil responden laki-laki (5,1%) dan

perempuan (4,4%) yang menyatakan

ragu-ragu. Demikian juga, sedikit

responden laki-laki (3%) dan

perempuan (2,5%) yang menyatakan

bahwa bahasa Sunda Brebes

merupakan bahasa yang tidak mudah.

Oleh karena itu, responden

perempuan cenderung lebih

berpandangan bahwa bahasa Sunda

Brebes adalah bahasa yang mudah

(93,1%).

b. Perempuan cenderung menyatakan

bahwa sedapat-dapatnya mereka

akan memiliki jodoh orang

Sunda Brebes. Tabel 12

Sikap Konatif Gender

Kecenderungan saya

sedapat-dapatnya akan memiliki jodoh orang

Sunda Brebes.

Juml

ah

ST

S TS R S SS

Ge

nder

La

ki-lak

i

Jumlah 7 43 40 74 33 197

%

Berdasarkan

Gender

3.6

%

21.8

%

20.3

%

37.

6%

16.

8%

100.0

%

%

Keseluruhan

1.8

%

10.8

%

10.0

%

18.

5%

8.3

%

49.3

%

Per Jumlah 2 40 43 89 29 203

Page 10: GENDER DAN SIKAP BAHASA KOMUNITAS BAHASA SUNDA …

Jalabahasa, Vol. 16, No. 2, November 2020, hlm. 115—131

124

em

puan

%

Berdasarkan Gender

1.0

%

19.7

%

21.2

%

43.

8%

14.

3%

100.0

%

% Keseluruhan

.5%

10.0%

10.8%

22.3%

7.3%

50.8%

Jumlah Jumlah 9 83 83 16

3

62 400

%

Berdasarkan Gender

2.3

%

20.8

%

20.8

%

40.

8%

15.

5%

100.0

%

%

Keseluruhan

2.3

%

20.8

%

20.8

%

40.

8%

15.

5%

100.0

%

Pada tabel tersebut, responden

laki-laki (54,4%) dan perempuan

(58,1%) menyatakan bahwa sedapat-

dapatnya mereka akan memiliki jodoh

orang Sunda Brebes. Sebagian kecil

responden laki-laki (20,3%) dan

perempuan (21,2%) menyatakan

ragu-ragu. Hampir setengah

responden laki-laki (25,4%) dan

perempuan (29,7%) menyatakan

bahwa tidak sedapat-dapatnya mereka

akan memiliki jodoh orang Sunda

Brebes. Oleh karena itu, responden

perempuan cenderung menyatakan

bahwa sedapat-dapatnya mereka akan

memiliki jodoh orang Sunda Brebes

(58,1%).

c. Perempuan cenderung berusaha

memakai bahasa Sunda Brebes di

rumah Tabel 13

Sikap Konatif Berdasarkan Gender

Saya berusaha memakai

bahasa Sunda Brebes di rumah. Juml

ah STS TS R S SS

Gend

er

Laki-

lak

i

Jumlah 1 10 7 116 63 197

%

Berdasarkan Gender

.5% 5.1% 3.6% 58.9

%

32.0

%

100.0

%

% Keseluruhan

.3% 2.5% 1.8% 29.0%

15.8%

49.3%

Per

em

puan

Jumlah 1 5 11 138 48 203

% Berdasarkan

Gender

.5% 2.5% 5.4% 68.0%

23.6%

100.0%

%

Keseluruhan

.3% 1.3% 2.8% 34.5

%

12.0

%

50.8

%

Jumlah Jumlah 2 15 18 254 111 400

% Berdasarkan

Gender

.5% 3.8% 4.5% 63.5%

27.8%

100.0%

%

Keseluruhan

.5% 3.8% 4.5% 63.5

%

27.8

%

100.0

%

Sebagian besar responden laki-

laki (90,9%) dan perempuan (91,6%)

menyatakan bahwa mereka berusaha

memakai bahasa Sunda Brebes di

rumah. Sedikit laki-laki (3,6%) dan

sebagian kecil responden perempuan

(5,4%) menyatakan ragu-ragu. Begitu

juga, sebagian kecil responden laki-

laki (5,6%) dan perempuan (3%)

menyatakan bahwa mereka tidak

berusaha memakai bahasa Sunda

Brebes di rumah. Oleh karena itu,

responden perempuan lainnya

cenderung menyatakan bahwa mereka

berusaha memakai bahasa Sunda

Brebes di rumah (91,6%).

d. Perempuan cenderung berusaha

memakai bahasa Sunda Brebes

ketika berbelanja Tabel 14

Sikap Konatif Berdasarkan Gender

Saya berusaha memakai

bahasa Sunda Brebes ketika berbelanja.

Juml

ah STS TS R S SS

Ge

nder

La

ki-lak

i

Jumlah 4 59 38 84 12 197

%

Berdasarka

n Gender

2.0% 29.

9%

19.

3%

42.6

%

6.1

%

100.0

%

%

Keseluruhan

1.0% 14.

8%

9.5

%

21.0

%

3.0

%

49.3

%

Perem

pu

an

Jumlah 5 45 42 94 17 203

%

Berdasarkan Gender

2.5% 22.

2%

20.

7%

46.3

%

8.4

%

100.0

%

% Keseluruha

n

1.3% 11.3%

10.5%

23.5%

4.3%

50.8%

Jumlah Jumlah 9 104

80 178 29 400

%

Berdasarka

n Gender

2.3% 26.

0%

20.

0%

44.5

%

7.3

%

100.0

%

% Keseluruha

n

2.3% 26.0%

20.0%

44.5%

7.3%

100.0%

Page 11: GENDER DAN SIKAP BAHASA KOMUNITAS BAHASA SUNDA …

Gender dan Sikap Bahasa … (Siti Junawaroh, dkk.)

125

Hampir setengah responden laki-

laki (48,9%) dan lebih dari setengah

responden perempuan (54,7% )

menyatakan berusaha memakai

bahasa Sunda Brebes ketika

berbelanja. Sebagian kecil responden

laki-laki (19,3%) dan perempuan

(20,7%) menyatakan ragu-ragu.

Hampir setengah responden laki-laki

(31,9%) dan sebagian kecil responden

perempuan (24,7%) menyatakan tidak

berusaha memakai bahasa Sunda

Brebes ketika berbelanja. Oleh karena

itu, responden perempuan cenderung

menyatakan berusaha memakai

bahasa Sunda Brebes ketika

berbelanja (54,7%).

Sikap Negatif Laki-laki terhadap

Bahasa Sunda Brebes

a. Laki-laki cenderung mengaku

bahasa Sunda Brebes lebih

ekspresif daripada bahasa

Indonesia. Tabel 15

Sikap Kognitif Berdasarkan Gender

Bahasa Sunda Brebes

lebih ekspresif daripada

bahasa Indonesia. Juml

ah STS TS R S SS

Ge

nd

er

La

ki-

laki

Jumlah 8 53 50 69 17 197

% Berdasarkan

Gender

4.1% 26.9%

25.4%

35.0%

8.6%

100.0%

%

Keseluruhan

2.0% 13.3

%

12.

5%

17.

3%

4.3

%

49.3

%

Per

empu

an

Jumlah 11 51 53 75 13 203

% Berdasarkan

Gender

5.4% 25.1%

26.1%

36.9%

6.4%

100.0%

%

Keseluruhan

2.8% 12.8

%

13.

3%

18.

8%

3.3

%

50.8

%

Jumlah Jumlah 19 104 103

144

30 400

%

Berdasarkan

Gender

4.8% 26.0

%

25.

8%

36.

0%

7.5

%

100.0

%

% Keseluruhan

4.8% 26.0%

25.8%

36.0%

7.5%

100.0%

Hampir setengah responden laki-

laki (43,6%) dan perempuan (43,3%)

menyatakan bahasa Sunda Brebes

lebih ekspresif daripada bahasa

Indonesia. Begitu pun, hampir

setengah (25,4%) responden laki-laki

dan perempuan (26,1%) menyatakan

ragu-ragu. Selanjutnya, responden

laki-laki (31%) dan perempuan

(30,5%) menyatakan bahasa Sunda

Brebes tidak lebih ekspresif daripada

bahasa Indonesia. Oleh karena itu,

responden laki-laki cenderung

menyatakan bahasa Sunda Brebes

lebih ekspresif daripada bahasa

Indonesia (43,6%).

b. Laki-laki cenderung merasa

bahasa Sunda Brebes tidak halus

dibanding bahasa Sunda

Priangan. Tabel 16

Sikap Afektif Berdasarkan Gender

Bahasa Sunda Brebes

sama halusnya dengan

bahasa Sunda Priangan

Jumlah STS TS R S SS

Ge

nd

er

La

ki-

laki

Jumlah 12 120 34 24 7 197

% Berdasarka

n Gender

6.1% 60.9%

17.3%

12.2%

3.6%

100.0%

%

Keseluruha

n

3.0% 30.0

%

8.5

%

6.0

%

1.8

%

49.3%

Per

empu

an

Jumlah 9 115 40 36 3 203

%

Berdasarka

n Gender

4.4% 56.7

%

19.

7%

17.

7%

1.5

%

100.0%

%

Keseluruhan

2.3% 28.8

%

10.

0%

9.0

%

.8

%

50.8%

Jumlah Jumlah 21 235 74 60 10 400

%

Berdasarkan Gender

5.3% 58.8

%

18.

5%

15.

0%

2.5

%

100.0%

%

Keseluruha

n

5.3% 58.8

%

18.

5%

15.

0%

2.5

%

100.0%

Lebih dari setengah responden

laki-laki (67%) dan perempuan

(61,1%) menyatakan bahwa bahasa

Sunda Brebes tidak sama halusnya

Page 12: GENDER DAN SIKAP BAHASA KOMUNITAS BAHASA SUNDA …

Jalabahasa, Vol. 16, No. 2, November 2020, hlm. 115—131

126

dengan bahasa Sunda Priangan.

Selanjutnya, sebagian kecil responden

laki-laki (17,3%) dan perempuan

(19,7%) menyatakan ragu-ragu.

Demikian pula, sebagian kecil

responden laki-laki (15,8%) dan

responden perempuan (19,2%)

menyatakan bahwa bahasa Sunda

Brebes sama halusnya dengan bahasa

Sunda Priangan. Oleh karena itu,

responden laki-laki lebih menyatakan

bahwa bahasa Sunda Brebes tidak

sama halusnya dengan bahasa Sunda

Priangan (67%).

c. Laki-laki cenderung merasa

bahwa bahasa Sunda Brebes

tidak lebih penting dari bahasa

Indonesia. Tabel 17

Sikap Afektif Berdasarkan Gender

Bahasa Sunda Brebes lebih

penting dari bahasa

Indonesia. Juml

ah STS TS R S SS

Ge

nd

er

La

ki-

laki

Jumlah 22 83 37 39 16 197

% Berdasarka

n Gender

11.2%

42.1%

18.8%

19.8%

8.1%

100.0%

%

Keseluruha

n

5.5% 20.

8%

9.3% 9.8% 4.0

%

49.3

%

Per

empu

an

Jumlah 13 94 50 40 6 203

%

Berdasarka

n Gender

6.4% 46.

3%

24.6

%

19.7

%

3.0

%

100.0

%

%

Keseluruha

n

3.3% 23.

5%

12.5

%

10.0

%

1.5

%

50.8

%

Jumlah Jumlah 35 17

7

87 79 22 400

%

Berdasarkan Gender

8.8% 44.

3%

21.8

%

19.8

%

5.5

%

100.0

%

%

Keseluruhan

8.8% 44.

3%

21.8

%

19.8

%

5.5

%

100.0

%

Lebih dari setengah responden

laki-laki (53,3% ) dan perempuan

(52,7%) menyatakan bahwa bahasa

Sunda Brebes tidak lebih penting dari

bahasa Indonesia. Sebagian kecil

responden laki-laki (18,8%) dan

perempuan (24,6%) menyatakan

ragu-ragu. Di sisi lain, responden

laki-laki (27,9%) dan sebagian kecil

responden perempuan (22,7%)

menyatakan bahwa bahasa Sunda

Brebes lebih penting dari bahasa

Indonesia. Oleh karena itu, responden

laki-laki lebih menyatakan bahwa

bahasa Sunda Brebes tidak lebih

penting dari bahasa Indonesia

(53,3%).

d. Laki-laki cenderung merasa

bahwa bahasa Sunda Brebes

berbeda dengan bahasa Sunda

Priangan. Tabel 18

Sikap Afektif Berdasarkan Gender

Saya merasa bahasa Sunda

Brebes berbeda dengan

bahasa Sunda Priangan. Juml

ah STS TS R S SS

Ge

nd

er

La

ki-

laki

Jumlah 3 12 11 119 52 197

% Berdasarka

n Gender

1.5% 6.1%

5.6%

60.4%

26.4%

100.0%

%

Keseluruha

n

.8% 3.0

%

2.8

%

29.8

%

13.0

%

49.3

%

Per

empu

an

Jumlah 1 20 11 116 55 203

%

Berdasarka

n Gender

.5% 9.9

%

5.4

%

57.1

%

27.1

%

100.0

%

%

Keseluruhan

.3% 5.0

%

2.8

%

29.0

%

13.8

%

50.8

%

Jumlah Jumlah 4 32 22 235 107 400

%

Berdasarka

n Gender

1.0% 8.0

%

5.5

%

58.8

%

26.8

%

100.0

%

% Keseluruha

n

1.0% 8.0%

5.5%

58.8%

26.8%

100.0%

Sebagian besar responden laki-

laki (86,8%) dan perempuan (84,2%)

menyatakan bahwa bahasa Sunda

Brebes berbeda dengan bahasa Sunda

Priangan. Selanjutnya, sebagian kecil

responden laki-laki (5,6%) dan

perempuan (5,4%) menyatakan ragu-

ragu. Sebagian kecil responden laki-

Page 13: GENDER DAN SIKAP BAHASA KOMUNITAS BAHASA SUNDA …

Gender dan Sikap Bahasa … (Siti Junawaroh, dkk.)

127

laki (7,6%) dan perempuan (10,4%)

menyatakan bahwa bahasa Sunda

Brebes berbeda dengan bahasa Sunda

Priangan. Oleh karena itu, responden

laki-laki lebih menyatakan bahwa

bahasa Sunda Brebes berbeda dengan

bahasa Sunda Priangan (86,8%).

e. Laki-laki cenderung tidak

berusaha memakai bahasa Sunda

ketika di sekolah. Tabel 19

Sikap Konatif Berdasarkan Gender

Saya berusaha memakai

bahasa Sunda Brebes ketika

di sekolah.

Juml

ah

ST

S TS R S SS

Ge

nder

Laki-

laki

Jumlah 11 72 29 65 20 197

%

Berdasarkan

Gender

5.6

%

36.5

%

14.7

%

33.0

%

10.2

%

100.0

%

%

Keseluruhan

2.8

%

18.0

%

7.3% 16.3

%

5.0% 49.3

%

Pere

mpuan

Jumlah 3 60 34 97 9 203

%

Berdasarkan

Gender

1.5

%

29.6

%

16.7

%

47.8

%

4.4% 100.0

%

%

Keseluruhan

.8

%

15.0

%

8.5% 24.3

%

2.3% 50.8

%

Jumlah Jumlah 14 132 63 162 29 400

% Berdasarkan

Gender

3.5%

33.0%

15.8%

40.5%

7.3% 100.0%

%

Keseluruhan

3.5

%

33.0

%

15.8

%

40.5

%

7.3% 100.0

%

Hampir setengah responden laki-

laki (42,1%) dan sebagian kecil

responden perempuan (31,1%) tidak

berusaha memakai bahasa Sunda

ketika di sekolah. Sebagian kecil

responden laki-laki (14,7%) dan

perempuan (16,7%) menyatakan

ragu-ragu. Selanjutnya, hampir

setengah responden laki-laki (43,2%)

dan lebih dari setengah responden

perempuan (52,2%) berusaha

memakai bahasa Sunda Brebes ketika

di sekolah. Oleh karena itu,

responden laki-laki cenderung

menyatakan tidak berusaha memakai

bahasa Sunda ketika di sekolah

(42,1%).

f. Laki-laki tidak berusaha

memakai bahasa Sunda Brebes

ketika di kantor. Tabel 20

Sikap Konatif Berdasarkan Gender

Saya berusaha

memakai bahasa

Sunda Brebes ketika di kantor.

Juml

ah STS TS R S SS

Ge

nder

La

ki-lak

i

Jumlah 15 89 36 47 10 197

%

Berdasarka

n Gender

7.6% 45.

2%

18.

3%

23.

9%

5.1

%

100.0

%

%

Keseluruhan

3.8% 22.

3%

9.0

%

11.

8%

2.5

%

49.3

%

Perem

pu

an

Jumlah 5 76 51 60 11 203

%

Berdasarkan Gender

2.5% 37.

4%

25.

1%

29.

6%

5.4

%

100.0

%

% Keseluruha

n

1.3% 19.0%

12.8%

15.0%

2.8%

50.8%

Jumlah Jumlah 20 16

5

87 10

7

21 400

% Berdasarka

n Gender

5.0% 41.3%

21.8%

26.8%

5.3%

100.0%

%

Keseluruhan

5.0% 41.

3%

21.

8%

26.

8%

5.3

%

100.0

%

Lebih dari setengah responden

laki-laki (52,8%) dan hampir

setengah responden perempuan

(39,9%) menyatakan tidak berusaha

memakai bahasa Sunda Brebes ketika

di kantor. Sebagian kecil responden

laki-laki (18,3%) dan hampir

setengah responden perempuan

(25,1%) menyatakan ragu-ragu.

Sebaliknya, hampir setengah

responden laki-laki (29%) dan

perempuan (35%) berusaha memakai

bahasa Sunda Brebes ketika di kantor.

Oleh karena itu, responden laki-laki

lebih menyatakan tidak berusaha

memakai bahasa Sunda Brebes ketika

di kantor (52,8%).

Page 14: GENDER DAN SIKAP BAHASA KOMUNITAS BAHASA SUNDA …

Jalabahasa, Vol. 16, No. 2, November 2020, hlm. 115—131

128

Sikap Negatif Perempuan terhadap

Bahasa Sunda Brebes

Perempuan cenderung merasa bahwa

bahasa Sunda Brebes tidak terdengar

santun. Tabel 21

Sikap Afektif Berdasarkan Gender

Bahasa Sunda Brebes

terdengar santun.

Jumlah STS TS R S SS

Gend

er

Laki-laki

Jumlah 6 44 62 59 26 197

%

Berdasarkan Gender

3.0% 22.3

%

31.5

%

29.9

%

13.2

%

100.0%

% Keseluruha

n

1.5% 11.0%

15.5%

14.8%

6.5% 49.3%

Pere

mpua

n

Jumlah 5 56 54 73 15 203

% Berdasarka

n Gender

2.5% 27.6%

26.6%

36.0%

7.4% 100.0%

%

Keseluruha

n

1.3% 14.0

%

13.5

%

18.3

%

3.8% 50.8%

Jumlah Jumlah 11 100 116 132 41 400

% Berdasarka

n Gender

2.8% 25.0%

29.0%

33.0%

10.3%

100.0%

%

Keseluruhan

2.8% 25.0

%

29.0

%

33.0

%

10.3

%

100.0%

Hampir setengah responden laki-

laki (25,3%) dan perempuan (30,1%)

menyatakan bahwa bahasa Sunda

Brebes tidak terdengar santun.

Hampir setengah responden laki-laki

(31,5%) dan perempuan (26,6%)

menyatakan ragu-ragu. Demikian

juga, Hampir setengah responden

laki-laki (43,1%) dan perempuan

(43,4%) menyatakan bahwa bahasa

Sunda Brebes terdengar santun. Oleh

karena itu, responden perempuan

cenderung menyatakan bahwa bahasa

Sunda Brebes tidak terdengar santun

(30,1%).

Rata–Rata Nilai Indikator dan

Variabel Sikap Bahasa Masyarakat

Sunda Brebes terhadap Bahasa

Sunda Brebes

Tabel 22 Rata-Rata Nilai Indikator dan Variabel Sikap Bahasa

Masyarakat Sunda Brebes Terhadap Bahasa Sunda

Brebes

No. Indikator Variabel Rata-rata

Nilai

1. Komponen

Kognitif

3.66

2. Komponen

Afektif

3.43

3. Komponen

Konatif

3.63

4. Sikap

Bahasa

3.57

Kriteria skor

Skor 1,00—1,99 = sangat negatif Skor 2,00—2,99 = negatif

Skor 3,00—3,99 = positif rendah

Skor 4,00-- 5,00 = positif tinggi

Secara umum, sikap bahasa

responden terhadap bahasa Sunda

Brebes pada ketiga komponen adalah

positif rendah dengan indeks 3,57.

Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa

responden memiliki sikap baik

terhadap bahasa Sunda Brebes.

Rentang masing-masing komponen

sikap ini tidak terlalu jauh, yakni

masih dalam rentang positif rendah

(3,00—3,99). Komponen kognitif

merupakan komponen paling tinggi

dalam sikap bahasa masyarakat Sunda

Brebes (3,66). Hal ini bermakna,

bahwa masyarakat Sunda Brebes

memiliki pemikiran dan kepercayaan

yang baik terhadap bahasa Sunda

Brebes. Komponen afektif merupakan

komponen paling rendah yang

dimiliki responden. Hal ini dapat

ditafsirkan bahwa masyarakat Sunda

Brebes memiliki perasaan yang

kurang baik terhadap bahasa Sunda

Brebes. Perasaan ini meliputi

perasaan inferior dan kurang percaya

diri dengan bahasa Sunda Brebes.

Berikut kategorisasi sikap bahasa

masyarakat Sunda Brebes terhadap

bahasa Sunda Brebes berdasarkan

gender.

Page 15: GENDER DAN SIKAP BAHASA KOMUNITAS BAHASA SUNDA …

Gender dan Sikap Bahasa … (Siti Junawaroh, dkk.)

129

Berdasarkan tabel tersebut,

sikap bahasa responden laki-laki

cenderung positif tinggi. Hal ini dapat

dilihat dari persentase paling besar

untuk gender berdasarkan

kategorisasi sikap bahasa responden

laki-laki yaitu 60,5% pada kategori

sikap positif tinggi. Di sisi lain,

kecenderungan sikap bahasa

responden perempuan adalah positif

rendah. Hal ini ditunjukkan dengan

persentase paling besar untuk gender

berdasarkan kategorisasi sikap bahasa

responden perempuan adalah 52,2%

pada sikap bahasa positif rendah.

Kaum laki-laki memiliki sikap

bahasa lebih baik daripada perempuan

pada variabel afektif dan kognitif. Hal

ini bermakna bawa kaum laki-laki

memiliki kepercayaan dan pemikiran

yang lebih baik tentang bahasa Sunda

Brebes. Laki-laki labih percaya

bahwa bahasa Sunda Brebes dalam

kondisi baik-baik saja. Jumlah

penuturnya masih banyak. Orang

Sunda Brebes akan tetap menjadi

orang Sunda Brebes dan tidak

berubah menjadi orang Jawa.

Masyarakat Sunda dan Jawa sudah

hidup berdampingan sejak dahulu dan

tidak saling mengancam. Kaum laki-

laki juga percaya bahwa penutur

bahasa Sunda Brebes mudah

mempelajari dan mempraktikkan

bahasa Sunda Brebes. Laki-laki lebih

memiliki perasaan bangga terhadap

bahasa Sunda Brebes, sebagai jatidiri

dan kepribadian orang Sunda Brebes.

Namun, laki-laki beranggapan

pemakaian bahasa Sunda Brebes

disesuaikan dengan situasi dan

kondisi. Dalam situasi resmi, tidak

bermasalah jika menggunakan bahasa

Indonesia. Begitu pun, jika berbicara

dengan orang Jawa tidak bermasalah

jika menggunakan bahasa Jawa agar

lebih akrab.

Sementara itu, kaum perempuan

memiliki sikap konatif lebih baik

daripada laki-laki. Perempuan

memiliki kemauan yang lebih baik

terhadap bahasa Sunda Brebes.

Mereka ingin menggunakan bahasa

Sunda Brebes di banyak ranah dan

Tabel 23 Tabulasi Silang Gender dan Kategorisasi Sikap Bahasa

Kategorisasi Sikap Bahasa

Jumlah

Negatif Tinggi Positif Rendah Positif Tinggi

Gender Laki-

laki

Jumlah 8 163 26 197

Persentase berdasarkan Gender 4.1% 82.7% 13.2% 100.0%

Persentase berdasarkan

Kategorisasi Sikap Bahasa

50.0% 47.8% 60.5% 49.3%

Persentase Keseluruhan 2.0% 40.8% 6.5% 49.3%

Pere

mpua

n

Jumlah 8 178 17 203

Persentase berdasarkan Gender 3.9% 87.7% 8.4% 100.0%

Persentase berdasarkan

Kategorisasi Sikap Bahasa

50.0% 52.2% 39.5% 50.8%

Persentase Keseluruhan 2.0% 44.5% 4.3% 50.8%

Jumlah Jumlah 16 341 43 400

Persentase berdasarkan Gender 4.0% 85.3% 10.8% 100.0%

Persentase berdasarkan

Kategorisasi Sikap Bahasa

100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

Persentase Keseluruhan 4.0% 85.3% 10.8% 100.0%

Page 16: GENDER DAN SIKAP BAHASA KOMUNITAS BAHASA SUNDA …

Jalabahasa, Vol. 16, No. 2, November 2020, hlm. 115—131

130

situasi. Namun, ada kegelisahan di

kalangan perempuan Sunda Brebes.

Antara idealisme sebagai orang

Sunda, tetapi di sisi lain mereka

kurang percaya diri dengan bahasa

Sunda Brebes.

SIMPULAN

Secara keseluruhan kaum laki-laki

dan perempuan Sunda Brebes

memiliki sikap bahasa positif rendah

terhadap bahasa Sunda Brebes.

Kecenderungan sikap bahasa laki-laki

terhadap bahasa Sunda Brebes adalah

positif tinggi, dan sikap bahasa

perempuan terhadap bahasa Sunda

Brebes adalah positif rendah. Tulisan

ini menguatkan teori bahasa dan

gender. Kaum perempuan cenderung

memilih bahasa yang “baik”. Sikap

bahasa kaum perempuan masyarakat

Sunda Brebes lebih rendah daripada

kaum laki-laki. Meskipun begitu,

pada beberapa indikator perempuan

menunjukkan sikap bahasa positif

terhadap bahasa Sunda Brebes.

Dengan sikap bahasa positif rendah

yang dimiliki masyarakat Sunda

Brebes, bahasa Sunda Brebes tetap

dan masih dipakai dalam komunikasi

sehari-hari oleh penutur. Untuk

mempertahankan bahasa Sunda

Brebes, perlu adanya pengakuan dan

pembinaan bahasa Sunda di

Kabupaten Brebes agar tidak terus

bergeser ke bahasa Jawa, bahasa

Indonesia, atau bahkan bahasa asing.

DAFTAR PUSTAKA

Fasold, R. 1984. The Sociolinguistics

of Society. Newyork: Basil

blakcwell.

Holmes, J. 2013. An Introduction to

Sociolinguistics. Fourth

Edition. New York: Routledge.

Junawaroh, S., Sobarna, C., Wahya,

& Riyanto, S. 2018. Brebes

Sundanese Language in the

Realm of Social Intercourse as a

Territorial Identity. ISLLE 2017

The Ist International Seminar

on Language, Literature, and

Education (357--363). Jakarta:

KnE Social Sciences DOI

10.502/ kss.v3l9.2697.

Kridalaksana, H. 1993. Kamus

Linguistik. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama.

Meyerhoff, M. 2006. Introducing

Sociolinguistics. London and

New york: Routledge Taylor

and Francis Group.

Salminem.1999. UNESCO Red Book

on Endangered Languages: .

Europe.

Slik, F. W., Hout, R. W., & Schepens,

J. J.2015. The Gender Gap in

Second Language Acquisition:

Gender Differences in the

Acquisition of Dutch among

Immigrants from 88 Countries

with 49 Mother Tongues. PLOS

ONE OI:10.1371/journal.pone.

0142056, 1—22.

Triandis, H. 1971. Attitude and

Attitude Change (Foundations

of Social Psychology).

Hoboken: NJ John Wileys &

Sons Inc.

Trudgill, P. 2003. Sociolinguistics.

Edinburgh University Press.

Page 17: GENDER DAN SIKAP BAHASA KOMUNITAS BAHASA SUNDA …

Gender dan Sikap Bahasa … (Siti Junawaroh, dkk.)

131

Wibowo, P. A. 2012. Bahasa dan

Gender. Lite Volume 8 Nomor

1, Maret 2012, 15—23.

Yildiz, M., & Kiziltas, Y. 2018. The

Attitudes of Secondary School

Students toward School and

Reading : A Comparison in

Terms of Mother

Tongue,Gender, and Class

Level. International Journal of

Education & Literacy Studies,

27—37.