GELAR TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL JAGUNG St....
-
Upload
hoanghuong -
Category
Documents
-
view
222 -
download
0
Transcript of GELAR TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL JAGUNG St....
DEPARTEMEN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) SULAWESI SELATAN Jln. Perintis Kemerdekaan Km. 17,5 Sudiang, Makassar 90242, Sulawesi Selatan - Indonesia
Tlp. 0411-556449, FAX 0411-554522 WebSite : http://www.sulsel.litbang.deptan.go.id e-mail: [email protected]
CS BPTP SUL-SEL On-line Yahoo Messenger & Google Talk, id : linksulawesi, csbptpsulsel, wmbptpsulsel
Hak Cipta © KSPP (Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian) BPTP SULSEL
GELAR TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL JAGUNG TANPA OLAH TANAH
St. Najmah, dkk
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.
Pertumbuhan produksi jagung di Indonesia pada tahun 1980-an cukup
tinggi, yaitu 6,9% per tahun. Pada tahun 1980, produksi jagung adalah 3,999 juta
ton, dan naik menjadi 6,774 juta ton pada tahun 1990. Jumlah jagung yang di
konsumsi langsung masih tinggi, namun propertinya terhadap total produksi
cenderung turun. Sebaliknya konsumsi jagung untuk pakan meningkat baik jumlah
maupun propertinya (Beddu Amang, 1993).
Kebutuhan jagung di Indonesia untuk pakan maupun pangan di
proyeksikan akan terus meningkat pada tahun-tahun yang akan datang sejalan
dengan meningkatnya penduduk dan kebutuhannya serta industri perunggasan dan
makanan ringan. Oleh karena itu, di perlukan adanya peningkatan penyediaan
jagung yang memadai (Kasryno dan Rachmat, 1990).
World Bank memproyeksikan kenaikan total permintaan jagung tahun
1995-2010 naik rata-rata 3,2% per tahun. Berbagai penelitian menunjukkan
produksi jagung memiliki keunggulan komparatif baik sebagai subtitusi import
untuk promosi ekspor.
DEPARTEMEN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) SULAWESI SELATAN Jln. Perintis Kemerdekaan Km. 17,5 Sudiang, Makassar 90242, Sulawesi Selatan - Indonesia
Tlp. 0411-556449, FAX 0411-554522 WebSite : http://www.sulsel.litbang.deptan.go.id e-mail: [email protected]
CS BPTP SUL-SEL On-line Yahoo Messenger & Google Talk, id : linksulawesi, csbptpsulsel, wmbptpsulsel
Hak Cipta © KSPP (Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian) BPTP SULSEL
Pada tahun 1991, Indonesia luas pertanaman jagung sekitar 3 juta ha
dengan hasil rata-rata 2,1t/ha (BPS,1994), berarti total produksi nasional adalah 6,3
juta t/tahun. Namun demikian, luas areal panen maupun produktivitas jagung
hinnga sekarang tidak banyak mengalami peningkatan (BPS,1995).
Beberapa factor penyebab rendahnya hasil rata-rata nasional adalah
sebagian besar petani masih menanam varietas unggul bersari bebas (97%) yang
berasal dari varietas local, dan sebagian besar jagung di tanam kering sehingga sifat
produksinya sangat flukuatif dan tergantung iklim.
Sulawesi selatan sebagai salah satu daerah penghasil jagung di Indonesia
mempunyai peranan yang sangat besar dalam mendukung pemenuhan kebutuhan
jagung di Indonesia. Hasil survei yang di lakukan olah Balitjas tahun 1995
menunjukkan bahwa produksi jagung di Sulsel selama 7 tahun (1988-1994) adalah
2.713.600 ton atau rata-rata 387.658 t/tahun (Balitjas, 1998). Pada tahun 1994 luas
tanaman produksi jagung meningkat yaitu 309.190 ha (sekitar 10% dari luas total
nasional) dengan produksi 602.616 ton, dan tingkat produktivitas 1,949 t/ha
(Kanwil Deptan Sulsel, 1995). Sedangakan kebutuhan/konsumsi setiap tahun rata-
rata 155.380 t/tahun.
Namun demikian, masih banayk masalah yang di temui dalam
hubungannya dengan usaha pertanaman jagung. Salah satunya adalah tingkat
produktivitas yang masih rendah. Salah satu penyebab rendahnya produktivitas
jagung di sulawesi selatan adalah penerapan teknologi yang masih sederhana dan
pengusahaannya belum di lakukan secara serius pada luasan yang berskala ekonomi
DEPARTEMEN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) SULAWESI SELATAN Jln. Perintis Kemerdekaan Km. 17,5 Sudiang, Makassar 90242, Sulawesi Selatan - Indonesia
Tlp. 0411-556449, FAX 0411-554522 WebSite : http://www.sulsel.litbang.deptan.go.id e-mail: [email protected]
CS BPTP SUL-SEL On-line Yahoo Messenger & Google Talk, id : linksulawesi, csbptpsulsel, wmbptpsulsel
Hak Cipta © KSPP (Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian) BPTP SULSEL
serta sebagian besar masih menggunakan varietas lokal. Hal ini di sebabkan oleh
harga benih varietas hibrida dan bersari bebas cukup mahal, sehingga tidak
terjangkau oleh sebagian besar petani kecuali apabila di kredit dan sebagian besar
petani masih menanam turunan hibrida dari hasil panen sebelumnya.
Di Sulawesi Selatan, penanaman jagung yang di lakukan setelah panen
padi pada lahan sawah tadah hujan sering mengalami kegagalan penen yang di
akibatkan karena kekeringan. Upaya untuk mengurangi resiko kegagalan tersebut
sekaligus untuk meningkatkan efesiensi usaha tani pada tanaman jagung yang di
tanam setelah panen padi khususnya pada sawah tadah hujan adalah dengan cara
tanam Tanpa Olah Tanah (TOT).
Keuntungan yang dapat di proleh dengan cara ini adalah dapat menghemat
biaya pengolahan, mempersingkat masa sela antara panen tanaman sebelumnya
dengan waktu tanam komoditas berikutnya, mengurangi biaya untuk pengairan
(pompa) sebanyak 2-3 kali, mengurangi resiko kegagalan akibat kekeringan, dan
mempertahankan porositas srtuktur tanah.
Salah satu varietas unggul jagung bersari bebas dan hibrida yang banyak
di temui di Sulawesi Selatan yang mempunyai tingakat produktivitas yang cukup
tinggi dan tahan terhadap penyakit bulai dan karat serta cocok di tanam sampai 600
m dpl adalah varietas Lamuru dan Semar - 10 (Balitjas,2002).
Hasil penelitian yang dilakukan Balitjas, bahwa usaha tani jagung dapat
menguntungkan jika diusahakan pada rata-rata Skala Minimum Usaha (SMU)
0,35ha akan semakin memberikan keuntungan jika diusahakan pada luasan areal
DEPARTEMEN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) SULAWESI SELATAN Jln. Perintis Kemerdekaan Km. 17,5 Sudiang, Makassar 90242, Sulawesi Selatan - Indonesia
Tlp. 0411-556449, FAX 0411-554522 WebSite : http://www.sulsel.litbang.deptan.go.id e-mail: [email protected]
CS BPTP SUL-SEL On-line Yahoo Messenger & Google Talk, id : linksulawesi, csbptpsulsel, wmbptpsulsel
Hak Cipta © KSPP (Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian) BPTP SULSEL
yang lebih besar dengan menggunakan varietas unggul bersari bebas dan hibrida
dengan menggunakan pemupukan yang sesuai dengan rekomendasi setempat.
Hasil AEZ dan perwilayahan komoditas berdasarkan kesesuain
agroekologi menunjukkan bahwa salah satu daerah yang sesuai untuk sentra
pengembangan jagung adalah Gowa dan Takalar (Pemda TK.I Sulsel, 1996).
Oleh karena itu, salah satu usaha pengembangan varietas unggul jagung
bersari bebas di skala lahan kering maupun sawah tadah hujan setelah padi dengan
orientasi agribisnis merupakan salah satu alternatif yang dapat dikembangkan.
Selain itu, produktivitas jagung bersari bebas dan hibrida lebih tinggi dari pada
jagung local.
1.2 Tujuan, Luaran dan Manfaat
∼ Tujuan
1. Mempercepat penyampaian teknologi varietas unggul jagung bersari bebas
dan hibrida yaitu Lamuru dan Semar-10 tanpa olah tanah.
2. Untuk meningkatkan pendapatan petani dalam berusaha tani jagung dengan
menggunakan varietas unggul.
∼ Luaran
1. Teradopsinya teknologi varietas unggul jagung Lamuru dan Semar –10
tanpa olah tanah.
2. Peningkatan pendapatan petani dengan menggunakan varietas unggul
jagung.
DEPARTEMEN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) SULAWESI SELATAN Jln. Perintis Kemerdekaan Km. 17,5 Sudiang, Makassar 90242, Sulawesi Selatan - Indonesia
Tlp. 0411-556449, FAX 0411-554522 WebSite : http://www.sulsel.litbang.deptan.go.id e-mail: [email protected]
CS BPTP SUL-SEL On-line Yahoo Messenger & Google Talk, id : linksulawesi, csbptpsulsel, wmbptpsulsel
Hak Cipta © KSPP (Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian) BPTP SULSEL
∼ Perkiraan Manfaat
1. Diketahuinya teknologi budidaya varietas unggul jagung bersari bebas dan
hibrida sebagai salah satu komponen peningkatan produksi jagung.
2. Meningkatnya pendapatan petani sebesar 25% - 30% melalui peningkata
produksi varietas unggul jagung dengan system tanpa olah tanah.
1I. TINJAUAN PUSTAKA
Jagung merupakan komoditi pangan strategi setelah padi, mempunyai
peranan penting sebagai bahan pangan dan bahan baku industri. Hasil penelitian
varietas unggul jagung baru berdaya hasil tinggi telah banyak dilakukan oleh
petani secara luas dan secara nyata telah berhasil meningkatkan produksi dan
pendapatan. Namun masih ada hasil antara produksi tingkat petani dan tingkat
penelitian yang cukup lebar. Ini disebabkan oleh perbedaan tingkat pengelolaan
dan beberapa factor lainnya.
Senjang hasil produksi jagung di tingkat petani (Utamanya petani lahan
kering). Umumnya petani lahan kering melaksanakan teknologi proses produksi
jagung secara tradisional sehingga produktivitas yang dicapai masih sangat
rendah. Dengan demikian hasil rata-rata nasional juga masih sangat rendah bila di
bandingkan dengan potensi hasil jagung di tingkat hasil percobaan (5,8 – 8 t/ha
pipilan kering). Hal ini nampak berkaitan dengan rendahnya penerapan teknologi
DEPARTEMEN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) SULAWESI SELATAN Jln. Perintis Kemerdekaan Km. 17,5 Sudiang, Makassar 90242, Sulawesi Selatan - Indonesia
Tlp. 0411-556449, FAX 0411-554522 WebSite : http://www.sulsel.litbang.deptan.go.id e-mail: [email protected]
CS BPTP SUL-SEL On-line Yahoo Messenger & Google Talk, id : linksulawesi, csbptpsulsel, wmbptpsulsel
Hak Cipta © KSPP (Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian) BPTP SULSEL
oleh petani terutama dalam penggunaan varietas, teknik budidaya dan penanganan
pascapanen (Ajip, 1994, Subandi dan Manwan, 1990, Toha dan Hawkins, 1990).
Sejalan dengan perkembangannya dengan usaha agrobisnis ternak
khususnya industri pakan ternak maka kebutuhan jagung pada dasawarsa terakhir
ini cukup meningkat. Pada tahun 1990, kebutuhan jagung untuk pakan ternak 1,7
juta ton tahun 1996 meningkat dua kali lipat menjadi 3,4 juta ton. Walaupun
sudah ada peningkatan kebutuhan jagung tidak dapat diimbangi dengan
peningkatan produksi dalam negeri, sehingga tahun 1995 dilakukan impor jagung
sebanyak 1,3 juta ton (Dirjen Peternakan, 1996). Sulawesi Selatan sebagai salah
satu daerah penghasil jagung, peranannya sangat berarti dalam pemenuhan
kebutuha jagung ditanahair. Luas areal pertanaman tahun 1994 adalah 309.190 ha
(10% dari luas total nasional) dengan produksi 602.611 ton dan tingkat
produktivitas sekitar 1,95 /ha (Kanwil Deptan Sulsel, 1995). Data posko
GRATEKS –II (2000) adalah 267.180 ha dengan produksi 747.051 ton, tingkat
produktivitas yang dicapai 2,80 t/ha. Tingkat produktivitas mengalami
peningkatan namun masih sangat rendah di banding dengan tingkat produktivitas
potensial jagung. Rendahnya produktivitas disebabkan sebagian besar budidaya
jagung yang di usahakan dengan kondisi biofisik lahan sangat kurang mendukung
pertumbuhan fisik jagung secara oftimal selain itu, penerapan teknologi masih
sangat rendah dan pengusahaannya belum dilakukan pada luasan yang berskala
ekonomi.
DEPARTEMEN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) SULAWESI SELATAN Jln. Perintis Kemerdekaan Km. 17,5 Sudiang, Makassar 90242, Sulawesi Selatan - Indonesia
Tlp. 0411-556449, FAX 0411-554522 WebSite : http://www.sulsel.litbang.deptan.go.id e-mail: [email protected]
CS BPTP SUL-SEL On-line Yahoo Messenger & Google Talk, id : linksulawesi, csbptpsulsel, wmbptpsulsel
Hak Cipta © KSPP (Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian) BPTP SULSEL
Menurut Eko Ananto dan Harianti 1990, bagi tanaman jagung cara
pengololaan tanah perlu di sesuaikan dengan jenis tananhnya, pada jenis tanah
tersebut tidak memerlukan pengelolaan tanah cukup dengan pengololan minimum
(minimum tillage). Pembumbunan/ penyiangan berkaitan erat dengan pengolahan
tanah, karena keduanya dapat saling mensititusi. Bila pengolahan tanah tidak di
lakukan maka pembumbunan dapat berfungsi sebagai pengolahan tanah atau
masalah pengolahan tanah dapat di atasi dengan penyiangan.
Jagung teruama di tanam di dataran rendah, baik tegalan, sawah tadah
hujan, maupun sawah irigasi di tanam di musim kemarau. Tatapi dapat juga di
tanam di daerah pegunugan pada ketinggian 1000-1800 m dpl, karena itu suhu
optimum untuk pertumbuhan tanaman 23-270C. Untuk perkecambahan biji suhu
yang di butuhkan antara di bawah suhu 12,80C akan mengangganggu
perkecambahan dan bila suhu 40-440C lembaga jagung menjadi rusak. Tanaman
jagung muncul kepermukaan tanah pada 8-10 hari setelah tanaman pada suhu
15,5-18,30C (Adi Suswanto dan Widyastuti, 2000). Sedangakan distribusi curah
hujan merata selama masa pertumbuhan sangat di perlukan. Selama pertumbuhan
khususnya pada saat menjelang berbunga dan pengisian biji tanaman jagung
memerlukan air yang cukup. Curah hujan optimal adalah 100-200 mm/bulan.
Beberapa masalah tekhnis peningkatan produksi jagung antara lain ; (1)
sumber air berasal dari curah hujan dengan intensitas terbatas dan distribusi yang
tidak merata, sehingga resiko kekeringan sangat tinggi, (2) Varietas local masih
DEPARTEMEN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) SULAWESI SELATAN Jln. Perintis Kemerdekaan Km. 17,5 Sudiang, Makassar 90242, Sulawesi Selatan - Indonesia
Tlp. 0411-556449, FAX 0411-554522 WebSite : http://www.sulsel.litbang.deptan.go.id e-mail: [email protected]
CS BPTP SUL-SEL On-line Yahoo Messenger & Google Talk, id : linksulawesi, csbptpsulsel, wmbptpsulsel
Hak Cipta © KSPP (Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian) BPTP SULSEL
dominan karena alas an umur genjah rasa enak dan tahan simpan, (3) jarak
tanaman tidak teratur sehingga popolasi tanaman tidak memenuhi dan
pertmbuhan tanaman tidak optimal, (4) penerapan teknologi budidaya yang baik
belum sepenuhnya di lakukan oleh petani (Suryanto et al., 1994, Djamaluddin dan
Marciah, 1996). Selain itu di karenakan petani belum secara luas menanam benih
jagung varietas unggul. Untuk menjamin hasil yang tinggi maka benih jagung
varietas unggul yang akan di tanam harus memenuhi persyaratan benih tang baik
dan berkualitas di antaranya ; (1) bebas hama penyakit, (2) daya tumbuh minimal
80%, (3) seragam dan bebas dari kotoran, (4) identitas varietas di ketahui secara
jelas(Adi suswanto dan Widyastuti,2000).
Untuk mencapai peningakatan sasaran produksi dengan
mempertimbangakan efesiensi dan pendapatan petani salah satu teknologi
budidaya jagung yang efesien untuk mengurangi resiko kegagalan panen,
khususnya penanaman jagung pada lahan tadah hujan sesudah panen padi dapat di
airi dengan pompanisasi pada saat tanaman membutuhkan air di lakukan
penanaman dengan cara TOT (Salam, 2001).
DEPARTEMEN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) SULAWESI SELATAN Jln. Perintis Kemerdekaan Km. 17,5 Sudiang, Makassar 90242, Sulawesi Selatan - Indonesia
Tlp. 0411-556449, FAX 0411-554522 WebSite : http://www.sulsel.litbang.deptan.go.id e-mail: [email protected]
CS BPTP SUL-SEL On-line Yahoo Messenger & Google Talk, id : linksulawesi, csbptpsulsel, wmbptpsulsel
Hak Cipta © KSPP (Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian) BPTP SULSEL
1II. METODOLOGI
3.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan
Kegiatan ini di laksanakan pada Tahun Anggaran 2003 yang di fokuskan
pada aspek penerimaan petani terhadap teknologi yang di desiminasikan. Lokasi
kegiatan di Desa Bontolebang, Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar,
dengan pertimbangan :
� Daerah tersebut potensial berdasarkan perwilayahan komoditas dan AEZ serta
merupakan komoditas unggulan pada musim tanam II setelah padi.
� Lahan sawah tadah hujan yang memperoleh air dari pompa air tanah jumlahnya
sangat luas.
Adapaun waktu pelaksanaan kegiatan ini di mulai pada bulan januari
hingga bulan desember 2003, dengan luas areal kurang lebih 1 Ha pada lahan sawah
tadah hujan setelah padi.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan yang di gunakan pada pengkajian/gelar teknologi ini adalah benih
jagung varietas Lamuru dan Semar-10, pupuk, pestisida, dan lain-lain.
Alat yang di gunakan antara lain : cangkul, alat tugal dan lainnya di
sesuaikan dengan rekomendasi paket teknologi jagung serta sarana pendukung
lainnya dalam manajemen pengololaannya.
DEPARTEMEN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) SULAWESI SELATAN Jln. Perintis Kemerdekaan Km. 17,5 Sudiang, Makassar 90242, Sulawesi Selatan - Indonesia
Tlp. 0411-556449, FAX 0411-554522 WebSite : http://www.sulsel.litbang.deptan.go.id e-mail: [email protected]
CS BPTP SUL-SEL On-line Yahoo Messenger & Google Talk, id : linksulawesi, csbptpsulsel, wmbptpsulsel
Hak Cipta © KSPP (Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian) BPTP SULSEL
3.3 Metode Analisis
Metode analisis yang di gunakan meliputi : analisis statistik sederhana
untuk melihat kelayakan tehnik teknologi intoduksi, analisis finansial untuk melihat
kelayakan tehnis teknologi itroduksi dalam kaitannya dengan input dan output
produksi.
3.4 Cakupan Kegiatan
Kegiatan desiminasi ini di laksanakan berupa kegiatan On-Farm di lahan
petani dengan menggunakan pendekatan dan komponen yang terkait dengan system
usahatani jagung, sehinggan petani lebih cepat mengadopsi teknologi yang di
anjurkan.
Kegiatan di awali dengan survei, pembentukan tim pelaksana dan
koordinasi di tingkat lapangan dalam rangka penentuan lokasi dan petani pelaksana
serta operasional lapangan.
3.5 Jenis Data dan Informasi yang dikumpulkan
a. Sumberdaya manusia meliputi : jumlah curahan tenaga kerja berdasarkan jenis
kegiatan dalam usahatani.
b. Keragaan teknologi meliputi :
- Varietas, alat pengolah tanah, pupuk, pestisida
- Cara panen
- Penggunaan tenaga kerja (keluarga, upahan) :
• Pengolahan tanah
DEPARTEMEN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) SULAWESI SELATAN Jln. Perintis Kemerdekaan Km. 17,5 Sudiang, Makassar 90242, Sulawesi Selatan - Indonesia
Tlp. 0411-556449, FAX 0411-554522 WebSite : http://www.sulsel.litbang.deptan.go.id e-mail: [email protected]
CS BPTP SUL-SEL On-line Yahoo Messenger & Google Talk, id : linksulawesi, csbptpsulsel, wmbptpsulsel
Hak Cipta © KSPP (Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian) BPTP SULSEL
• Tanam
• Menyiang, memupuk, dan menyomprot
• Panen
- Hasil (ton/hektar) dan pendapatan (Rupiah/hektar).
- Analisa ekonomi usahatani.
3.6 Tahapan Kegiatan
a. Persiapan
• Survei lokasi
• Penentuan lokasi dan petani kooperator
• Persiapan paket teknologi
• Konsultasi dengan instansi terkait
b. Pelaksanaan
• Persiapan lahan
- Segera setelah panen padi, jerami yang tersisa (masih tegak) di potong
sejajar dengan permukaan tanah.
- Dibuatkan saluran untuk pengaturan drainase dengan jarak 5-6 m dengan
ukuran lebar 30-40 cm dengan kedalaman 20-30 cm.
• Benih varietas bersari bebas Lamuru dan Hibrida Semar-10 dengan
kebutuhan benih masing-masing 25 kg/ha dan 20 kg/ha.
• Penanaman di lakukan segera setelah lahan siap (1-2 minggu setelah panen
padi dengan tugal).
• Jarak tanam 80 cm x 40 cm (2 tanaman / rumpun).
DEPARTEMEN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) SULAWESI SELATAN Jln. Perintis Kemerdekaan Km. 17,5 Sudiang, Makassar 90242, Sulawesi Selatan - Indonesia
Tlp. 0411-556449, FAX 0411-554522 WebSite : http://www.sulsel.litbang.deptan.go.id e-mail: [email protected]
CS BPTP SUL-SEL On-line Yahoo Messenger & Google Talk, id : linksulawesi, csbptpsulsel, wmbptpsulsel
Hak Cipta © KSPP (Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian) BPTP SULSEL
• Pemupukan berdasarkan rekomendasi setempat. Takaran pupuk anjuran per
hektar adalah 350 kg urea, 150 kg SP-36, 100 kg KCL, 50 kg ZA.
Pemupukan di berikan 2 kali yaitu setengah urea di tambah seluruh SP-36,
KCL dan ZA harus di berikan pada saat tanaman berumur 10 hari setelah
tanam. Cara pemberian pupuk dengan menggunakan tugal lalu di tutup
tanah dengan jarak sekitar 5-7 cm dari pohon tanaman.
• Tanaman disiangi sekaligus di bumbungi saat 3-4 minggu setelah tanam
dengan menggunakan hand traktor dan cangkul.
• Pengendalian hama sesuai dengan kaidah PHT
• Penanganan panen yang tepat.
DEPARTEMEN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) SULAWESI SELATAN Jln. Perintis Kemerdekaan Km. 17,5 Sudiang, Makassar 90242, Sulawesi Selatan - Indonesia
Tlp. 0411-556449, FAX 0411-554522 WebSite : http://www.sulsel.litbang.deptan.go.id e-mail: [email protected]
CS BPTP SUL-SEL On-line Yahoo Messenger & Google Talk, id : linksulawesi, csbptpsulsel, wmbptpsulsel
Hak Cipta © KSPP (Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian) BPTP SULSEL
1V. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Keadaan Umum Wilayah
Kabupaten Takalar secara geografis terletak sekitar 40 km arah selatan Kota
Makassar, ibukota Propinsi Sulawesi Selatan. Kabupaten Takalar berada pada posisi
5 3-5 38. LS dan 119 22 –119 BT. Secara administrative berbatasan dengan :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kotamadya Makassar dan Kab.Gowa
- Sebekah Timur berbatasan dengan Kab. Jeneponto dan Kab. Gowa
- Sebelah Selatan berbatasan denga laut flores
- Sebelah Barat berbatasan dengan selat Makassar.
Luas wilayah Kabupaten Takalar + 566,51 km2 atau sekitar 56.651 ha, meliputi 7
wilayah Kecamatan dan 73 desa/kelurahan.
4.2 Potensi Pertanian Kabupaten Takalar
Pembangunan sector pertanian khususnya subsektor Tanaman Pangan
memberikan kontribusi yang cukup besar dalam pembangunan regional maupun
nasional. Sebagai gambaran pada tahun 2002 PDRB Tanaman Pangan menyumbang
sebesar 21,53% dari angka PDRB pertnian yang bernilai 48,62%.
Produktivitas jagung masih relatif rendah, sekitar 3,29.Rendahnya
produktivitas tersebut akibat belum banyak teknologi jagung masih relatif rendah,
sekitar 3,29 t/ha. Rendahnya produktivitas tersebut akibat belum banyak teknologi
jagung yang diketahui yang sampai ke petani, sehingga petani mengusahakan
tanaman ini sesuai kebiasaan, penggunaan input masih kurang, serta pada umumnya
DEPARTEMEN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) SULAWESI SELATAN Jln. Perintis Kemerdekaan Km. 17,5 Sudiang, Makassar 90242, Sulawesi Selatan - Indonesia
Tlp. 0411-556449, FAX 0411-554522 WebSite : http://www.sulsel.litbang.deptan.go.id e-mail: [email protected]
CS BPTP SUL-SEL On-line Yahoo Messenger & Google Talk, id : linksulawesi, csbptpsulsel, wmbptpsulsel
Hak Cipta © KSPP (Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian) BPTP SULSEL
masih menggunakan benih/varietas local yang diperoleh antar petani yang
kwalitasnya rendah dengan daya kecamba kurang dari 80%.
Tabel 1. Luas tanam, panen dan produksi jagung, Takalar 2003
No Kecamatan Luas tanam Luas Panen Produksi
(ha) (ha) (Ton)
1 Mangarabombang 2.047 2.047,00 7.762,63 2 Mappakasunggu 365 351,93 22.041,19 3 Polombangkeng Selatan 366 854,94 4.609,10 4 Polombangkeng Utara 1.384 1.350,58 3.943,41 5 Galesong Selatan 216 204,41 1.124,26
6 Galesong Utara 42 40,71 223,91
Jumlah 4.92 4.849,55 24.904,50 Sumber : Dinas Pertanian Rakyat Kab.Takalar, 2002
Tabel 1 menunjukkan bahwa pengembangan jagung di kabupaten Takalar
tersebar hampir pada semua kecamatan. Luas pertanaman jagung di wilayah
kecamatan Galesong Utara Kab. Takalar mencapai luasan 42 ha dengan produksi
223,9 t/ha. Bila di bandingkan dengan wilayah kecamatan lain, Kecamatan Galesong
Utara memiliki pertanaman jagung paling rendah. Namun wilayah ini sangat
potensial untuk pengembangan jagung.
4.3 Jenis dan Tingkat Kesuburan Tanah
Tingkat kesuburan tanah pada lokasi gelar sesuai hasil analisa tanah
berstekstur lengkung , pH masam, C organic, N total sangat rendah, harga P tinggi,
dan hara K rendah.Selengkapnya hasil analisa tanah lokasi kegiatan dapat d ilihat
pada tabel 2
DEPARTEMEN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) SULAWESI SELATAN Jln. Perintis Kemerdekaan Km. 17,5 Sudiang, Makassar 90242, Sulawesi Selatan - Indonesia
Tlp. 0411-556449, FAX 0411-554522 WebSite : http://www.sulsel.litbang.deptan.go.id e-mail: [email protected]
CS BPTP SUL-SEL On-line Yahoo Messenger & Google Talk, id : linksulawesi, csbptpsulsel, wmbptpsulsel
Hak Cipta © KSPP (Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian) BPTP SULSEL
Tabel 2 : Hasil Analisa tingkat kesuburan tanah gelar teknologi jagung TOT Bontolebang, Takalar, 2003
Sumber : Hasil Analisa tanah Balitser, Maros, 2003
Dari table di atas terlihat bahwa tingkat kesuburan tanah lokasi gelar renda
dengan tingkat keasaman tanah pada pH 5,5 kandungan C organic 2,98, dan K =
0,29 (me/100g). Dengan demikian tingkat kesuburan tanah lokasi gelar rendah,
sehingga memerlukan tambahan pupuk untuk meningktakan produksi.
Berdasarkan Widjaya Adhi (1996), maka status hara N sangat rendah yaitu
0,07%, K 0,29 (me/100g tanah) rendah, sedang hara P sebesar 23,79 ppm trmasuk
tinggi.
Kabupaten Takalar di pengaruhi iklim musim barat dengan demikian, pada
saat kegiatan di laksanakan, termasuk MKI factor ketersediaan air sangat
menentukan pada keberhasilan budidaya jagung. Keterssediaan air sangat di
No Uraian / Sifat Kimia Nilai Keterangan
1. Tekstur (%) : Lempung - Liat 14 - Debu 49 - Pasir 37
2. pH (1;2,5) Air 5,5 Masam 3. KCL 4,9 4. Bahan Organik (%) 2,98 5. N Total (%) 0,07 Sangat rendah 6. C/N - 7. P Bray (ppm) 23,79, Tinggi
8. K Total (me/100 g tanah) KTK (me/100 g tanah) Na
- 0,14 0,21
Rendah Rendah
DEPARTEMEN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) SULAWESI SELATAN Jln. Perintis Kemerdekaan Km. 17,5 Sudiang, Makassar 90242, Sulawesi Selatan - Indonesia
Tlp. 0411-556449, FAX 0411-554522 WebSite : http://www.sulsel.litbang.deptan.go.id e-mail: [email protected]
CS BPTP SUL-SEL On-line Yahoo Messenger & Google Talk, id : linksulawesi, csbptpsulsel, wmbptpsulsel
Hak Cipta © KSPP (Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian) BPTP SULSEL
butuhkan pada saat pertumbuhan awal tanaman, masa pembungaan dan pengisian
biji. Sehingga keadaan curah hujan menjadi salah satu factor penting dalam
menjamin ketersediaan air.
Keadaan curah hujan dan hari hujan selama kegiatan dapat lihat pada table 3.
Tabel 3 : Jumlah curah hujan (CH) dan hari hujan (HH) dan kegiatan gelar, Takalar 2003
No Bulan CH (mm) HH
1 April 146 16 2 Mei 83 5 3 Juni 23 6 4 Juli 27 9 5 Agustus 3 4 6 September 0 0
Jumlah 282 40 Rata-rata 47 6,67 Sumber : Dinas Pertanian Rakyat Kab. Takalar, 2003
4.4 Kondisi Pertanaman
Preferansi peteni terhadap varietas yang perkenalkan sangat tergantung pada
penganlan terhadap varietas yang telah ada sebelumya. Bila penmapilan fisologi dan
produksi tanaman lebih baik atau tidak terlalu jauh berbeda dari varietas yang sudah
di kenal, maka petani cenderung untuk mengadopsi varietas yang baru. Secara visual
pertumbuahan kedua varietas tanaman nampak baik dan normal. Hasil pengamatan
dari beberapa parameter pada pertumbuhan dan produksi jagung dapat di lihat pada
DEPARTEMEN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) SULAWESI SELATAN Jln. Perintis Kemerdekaan Km. 17,5 Sudiang, Makassar 90242, Sulawesi Selatan - Indonesia
Tlp. 0411-556449, FAX 0411-554522 WebSite : http://www.sulsel.litbang.deptan.go.id e-mail: [email protected]
CS BPTP SUL-SEL On-line Yahoo Messenger & Google Talk, id : linksulawesi, csbptpsulsel, wmbptpsulsel
Hak Cipta © KSPP (Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian) BPTP SULSEL
tebel 4, dan prefersensi petani terhadap varietas semar-10 dan lamuru dapat dilihat
pada tebel 5.
DEPARTEMEN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) SULAWESI SELATAN Jln. Perintis Kemerdekaan Km. 17,5 Sudiang, Makassar 90242, Sulawesi Selatan - Indonesia
Tlp. 0411-556449, FAX 0411-554522 WebSite : http://www.sulsel.litbang.deptan.go.id e-mail: [email protected]
CS BPTP SUL-SEL On-line Yahoo Messenger & Google Talk, id : linksulawesi, csbptpsulsel, wmbptpsulsel
Hak Cipta © KSPP (Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian) BPTP SULSEL
Tabel 4 : Hasil pengamatan pada beberpa parameter pertumbuhan dan produksi jagung di
desa Bontolebang Kab. Takalar, 2003
No Parameter TOT
Semar-10 Lamuru 1 Tinggi tanaman (cm) 203,33 217,63 2 Tinggi tongkol (cm) 104,23 119,97 3 Panjang tongkol (cm) 16 s/d 21,5 14 s/d 21 4 Baris tongkol (baris) 10 s/d 16 10 s/d 16 5 Produktivitas (t/ha) 7,41 6,27
Tabel 5 : Preferensi petani pada beberapa parameter pertumbuhan dan produksi jagung di
desa Bontolebang Kab. Takalar, 2003
No Preferensi Petani Varietas Semar-10 Lamuru
1 Tinggi tanaman (cm) Suka, seragam Agak suka, kurang seragam 2 Tinggi tongkol (cm) Suka, seragam Agak suka, kurang seragam 3 Panjang tongkol (cm) Suka, seragam Suka, seragam 4 Baris tongkol (baris) Suka, seragam Suka, seragam 5 Produktivitas (t/ha) Sangat suka Suka
Preferensi petani terhadap tingggi tanaman varietas semar-10 suka,
seragam. Hal ini dapat di lihat pada tingkat penyabaran tinggi tanaman antara 159
cm – 236 cm dengan rata-rata 203,33 cm. Begitupun terhadap tinggi tongkol,
petani suka dan seragam dengan tingkat penyebaran antara 79 cm – 142 cm
dengan rata-rata 104,23 cm dengan penampilan tanaman yang demikian, tanaman
menjadi tidak terlalu tinggi, batang tegak, dan tahan rebah.
Panjang tongkol seragam antara 16 – 21,5 dengan jumlah baris 10 –16 per
tongkol. Panjang dan jumlah baris menentukan besarnya tongkol, sehingga petani
DEPARTEMEN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) SULAWESI SELATAN Jln. Perintis Kemerdekaan Km. 17,5 Sudiang, Makassar 90242, Sulawesi Selatan - Indonesia
Tlp. 0411-556449, FAX 0411-554522 WebSite : http://www.sulsel.litbang.deptan.go.id e-mail: [email protected]
CS BPTP SUL-SEL On-line Yahoo Messenger & Google Talk, id : linksulawesi, csbptpsulsel, wmbptpsulsel
Hak Cipta © KSPP (Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian) BPTP SULSEL
menganggap varietas semar-10 memiliki tongkol yang besar dan seragam. Salah
satu criteria tanaman jagung yang baik adalah tongkolnya besar, batang tegak
tidak terlalu tinggi dan tidak rebah. Tongkol berada di tangah batang, serta
tongkolnya penuh terisi biji sampai ke ujung tongkol serta barisan biji lurus dan
rapat (sudjana et al.,1990). Preferensi petani terhadap produktivitas (7,41 t/ha)
sangat suka karena berpengaruh terhadap kualitas dan produksi yang di hasilkan.
Hasil pengamatan terhadap tinggi tanaman varietas lamuru rata-rata
217,63 cm dengan kisaran 135 cm – 246 cm. Preferensi petani terhadap hal ini
adalah agak suka, kurang seragam dan tanaman terlalu tinggi yang mengakibatkan
pertumbuhan fisiologi tanaman di lapang menjadi tidak tahan rebah, sedangkan
tinggi tongkol dan ukuran tongkol tidak rata, kurang seragam. Tinggi tongkol
antara 93 – 148. panjang tongkol 14 cm – 21 cm dengan jumlah baris 10 – 16
serta, sehingga berpengaruh terhadap produksi yang lebih rendah di bandingkan
dengan varietas semar-10.
Keunggulan varietas semar-10dan lamuru adalah kemampuan untuk
tumbuh dan beradaptasi tinggi pada lahan marginal dengan produktivitas yang
tidak menurun. Selain itu kedua varietas ini tahan terhadap penyakit bulai yang
kebanyakan menyerang varietas lainnya. Varietas lamuru varietas bersari bebas,
sehingga hasil panen dapat di jadikan benih pada musim tanam berikutnya tanpa
menurunkan produktivitas apabila pertanaman di isolasi dari varietas lain. Untuk
itu dari sifat tersebut dapat memberikan kesempatan petani untuk membuka usaha
penangkaran benih.
DEPARTEMEN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) SULAWESI SELATAN Jln. Perintis Kemerdekaan Km. 17,5 Sudiang, Makassar 90242, Sulawesi Selatan - Indonesia
Tlp. 0411-556449, FAX 0411-554522 WebSite : http://www.sulsel.litbang.deptan.go.id e-mail: [email protected]
CS BPTP SUL-SEL On-line Yahoo Messenger & Google Talk, id : linksulawesi, csbptpsulsel, wmbptpsulsel
Hak Cipta © KSPP (Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian) BPTP SULSEL
Pada saat penenaman, petani merasa mudah di laksanakan karena
beberapa hari sebelum tanam kalau tidak ada hujan lahan di airi sehingga mudah
untuk menugal, cukup 1 – 2 kali saja. Pada OTS petani membutuhkan 2 – 3 kali
tugalan karena tanah akan turun menutupi bekas tugalan pertama.
Biaya pengairan dapat di tekan 1 –2 kali selama proses pertumbuhan
tanaman. Pada TOT pengairan di lakukan berselang 8 – 10 hari atau 5 – 6 kali
pengairan dan waktunya cepat sedangkan OTS di lakukan setiap 7 – 8 hari atau 7
– 8 kali pengairan. Hal ini di sebabkan porostas tanah yang baik, dan kemampuan
menahan air yang lebih tinngi pada system TOT sehingga proses penguapan dapat
di tekan.
Cara pemupukan dan beban biaya yang harus di tanggung, di anggap tidak
memberatkan, karena biaya pengolahan tanah dapat dialihkan pada pembelian pupuk,
di samping itu petani menyadari pengunaan pupuk yang berimbang akan
meningkatkan hasil.
4.5 Penyiangan dan Pembumbunan
Salah satu jenis kegiatan pemeliharaan dan perawatan tanaman yang penting
adalah penyiangan gulma, agar tanaman jagung tidak mendapat saingan dalam
penyerapan unsur hara dalam tanah. Kegiatan penyiangan dengan system manual
membutuhkan waktu dan tenaga khususnya untuk pertanaman secara luas. Untuk
menanggulangi masalah telah di modifikasi salah satu komponen alat hand trakstor
yaitu dengan menambah mata pisau berbentuk sweep atau shovel sehingga dapat di
DEPARTEMEN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) SULAWESI SELATAN Jln. Perintis Kemerdekaan Km. 17,5 Sudiang, Makassar 90242, Sulawesi Selatan - Indonesia
Tlp. 0411-556449, FAX 0411-554522 WebSite : http://www.sulsel.litbang.deptan.go.id e-mail: [email protected]
CS BPTP SUL-SEL On-line Yahoo Messenger & Google Talk, id : linksulawesi, csbptpsulsel, wmbptpsulsel
Hak Cipta © KSPP (Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian) BPTP SULSEL
gunakan sebagai alat penyiang. Alat tersebut mampu menyelesaikan kegiatan
penyiangan dalam waktu 8 – 9 jam/hektar yang di laksanakan dua orang tenaga
operator, sedangkan menyiang dengan cara manual (cangkul/tangan) membutuhkan
waktu 56 – 60 jam/hektar oleh 5 orang tenaga kerja.
Agar alat tersebut dapat bekerja secara efektif dan optimal, di perlukan
beberapa syarat antara lain : (1) jarak tanam antar baris minimal 75 cm, (2) tinggi
tanaman antara 50 – 70 cm, dan (3) tanah berstektur gembur atau tidak mengandung
liat tinggi.
Panen di lakukan dengan cara memanen langsung pada pohon dengan cara
memisahkan antara batang jagung dan tongkol. Hal ini di lakukan karena di anggap
lebih mudah dan lebih mempercepat proses panen dan tidak menimbulkan kegerahan
pada saat panen karena cuaca yang panas. Namun cara ini mempunyai resiko
kehilangan hasil cukup tinggi. Batang jagung yang sudah di panen di biarkan
mengering di lapang dan akan di bersihkan pada saat menjelang musim tanam padi
4.6 Analisa usaha tani
Hasil analisis usaha tani terhadap system tanpa olah tanah (TOT) dan olah
tanah sempurna (OTS) dapat dilihat pada table 6 dan lampiran 1.
No Komponen Biaya TOT OTS
Semar-10 Lamuru Semar-10 Lamuru 1 Tenaga kerja (Rp) 1.222.500 1.190.600 1.761.200 1.722.000 2 Saprodi (Rp) 1.945.500 1.670.500 1.470.500 1.470.500 3 Biaya produksi (Rp) 3.168.000 2.861.000 3.231.700 3.192.500 4 Nilai produksi (Rp) 7.410.000 6.270.410 6.730.000 5.430.000
DEPARTEMEN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) SULAWESI SELATAN Jln. Perintis Kemerdekaan Km. 17,5 Sudiang, Makassar 90242, Sulawesi Selatan - Indonesia
Tlp. 0411-556449, FAX 0411-554522 WebSite : http://www.sulsel.litbang.deptan.go.id e-mail: [email protected]
CS BPTP SUL-SEL On-line Yahoo Messenger & Google Talk, id : linksulawesi, csbptpsulsel, wmbptpsulsel
Hak Cipta © KSPP (Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian) BPTP SULSEL
5 Keuntungan (Rp) 442 3.408.900 3.598.300 2.237.500 6 R/C - Ratio 2,34 2,19 2,11 1,70
Berdasarkan table 6 menunjukka bahwa penerapan teknologi TOT dengan
menggunakan varietas semar-10 mampu menekan biaya penggunaan tenaga kerja
(Rp.1.222.500,-) di bandingkan dengan system OTS (Rp.1.761.200). Hal ini di
sebabkan oleh factor biaya pengolahan tanah dan pengairan yang dapat di tekan.
Namun biaya saprodi cenderung meningkat pada system TOT (Rp. 1.945.500,-) di
bandingkan dengan OTS (Rp. 1.470.500,-) karena pengaruh penggunaan herbisida
pada saat persiapan lahan. Namun secara keseluruhan biaya produksi TOT lebih
rendah (Rp.30168.000) dibandingkan biaya produksi OTS (Rp. 3.231.700,-).
Nilai produksi varietas Semar-10 pada system TOT lebih tinggi, sehingga
memberikan tingkat keuntungan sebesar Rp. 4.242.000,- di bandingkan dengan
system OTS (2,11). Beberapa factor yang mempengaruhi keuntungan usaha tani
adalah tingkat produksi, dukungan penerapan teknologi, penggunaan tenaga kerja
serta harga yang di terima oleh petani ( Margaretha dkk, 2000). Biaya produksi
yang lebih rendah dengan produksi tinggi berpengaruh terhadap tingakat
keuntungan yang di peroleh.
Hal yang sama terjadi pada varietas lamuru, efesiensi biaya produksi
terjadi pada penggunaan tenaga kerja dan menurun pada penggunaan saprodi.
Namun keuntungan yang di peroleh lebih tinggi (Rp. 3.448.900,-) di bandingkan
dengan system OTS (Rp. 2.237.500,-). Dan berpengaruh pula terhadap nilai RC-
ratio (2,19), lebih tinggi di bandingkan dengan system OTS (1,70).
DEPARTEMEN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) SULAWESI SELATAN Jln. Perintis Kemerdekaan Km. 17,5 Sudiang, Makassar 90242, Sulawesi Selatan - Indonesia
Tlp. 0411-556449, FAX 0411-554522 WebSite : http://www.sulsel.litbang.deptan.go.id e-mail: [email protected]
CS BPTP SUL-SEL On-line Yahoo Messenger & Google Talk, id : linksulawesi, csbptpsulsel, wmbptpsulsel
Hak Cipta © KSPP (Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian) BPTP SULSEL
Nilai R/C-ratio tanam tanpa olah tanah pada varietas hibrida (semar-10) dan
komposit (lamuru) lebih tinggi dibandingkan dengan sistim olah tanah sempurna. Hal
ini menunjukkan nilai efesiensi yang di peroleh pada system TOT mampu melebihi
nilai produksi yang dihasilkan oleh varietas semar-10 (hibrida) dengan system OTS.
Anonymous (1993) menyatakan bahwa dengan menggunakan system budidaya
tanaman yang lebih maju serta memanfaatkan sarana yang ada, petani akan
mendapatkan produksi yang baik dengan cara yang efesien dan efektif.
4.7 Respon Petani terhadap Sistem TOT
Berdasarkan hasil temu lapang dan wawancara dengan petani secara umum
teknologi TOT dapat di terima, karena dapat mengurangi biaya produksi, mudag di
terapkan, produksi tetap tinggi, serta menguntungkan. Respon petani terhadap paket
tekhnologi yang di terapkan pada setiap tahapan kegiatan TOT di sajikan pada table
7.
Tabel 7 : Respon petani terhadapkomponen gelar tekhnologi jagung di Desa Bontolebang, Kab. Takalar 2003.
No. Komponen
gelar Respon
Persentase (%)
Alasan
1 2 3 4 5 1. Persiapan lahan Mudah 100 Hemat biaya dan tenaga 2.
Varietas : Lamuru/Semar-10
Bagus Kurang Bagus
90 10
Pertumbuhan tanaman seragam dan produksi tinggi Pertumbuhan kurang seragam (Lamuru)
3. Cara Tanam Mudah 100 Cukup 1 – 2 kali saja menugal dan jarak tanam teratur
4. Cara Pemupukan Mudah 100 Cara pemupukan sama saja dengan yang di olah
DEPARTEMEN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) SULAWESI SELATAN Jln. Perintis Kemerdekaan Km. 17,5 Sudiang, Makassar 90242, Sulawesi Selatan - Indonesia
Tlp. 0411-556449, FAX 0411-554522 WebSite : http://www.sulsel.litbang.deptan.go.id e-mail: [email protected]
CS BPTP SUL-SEL On-line Yahoo Messenger & Google Talk, id : linksulawesi, csbptpsulsel, wmbptpsulsel
Hak Cipta © KSPP (Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian) BPTP SULSEL
5. Biaya Pemupukan Berat Sedang
10 90
Butuh biaya tambahan untuk pembelian pupuk Biaya olah tanah dapat di alokasiakan untuk pembelian pupuk
6. Pengairan Mudah 100 Mudah di laksanakan Biaya pengairan dapat di tekan 1 – 2 kali
7. Cara Penyiangn (Pembumbunan)
Mudah
100 Alat pembmbunan mempercepat waktu pembumbunan/penyiangan
DEPARTEMEN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) SULAWESI SELATAN Jln. Perintis Kemerdekaan Km. 17,5 Sudiang, Makassar 90242, Sulawesi Selatan - Indonesia
Tlp. 0411-556449, FAX 0411-554522 WebSite : http://www.sulsel.litbang.deptan.go.id e-mail: [email protected]
CS BPTP SUL-SEL On-line Yahoo Messenger & Google Talk, id : linksulawesi, csbptpsulsel, wmbptpsulsel
Hak Cipta © KSPP (Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian) BPTP SULSEL
1 2 3 4 5
8. Cara Panen Mudah Susah
80 20
Cara panen sama saja dengan yang di olah Agak sulit memisahkan antara tongkol dengan batannya (lamuru)
9. Produksi Tinggi Sedang
70 30
Tongkolnya besar dan seragam Produksinya hampir sama saja dengan yang di olah.
4.8 Cara Tanam TOT
Petani menganggap proses persiapan lahan mudah di laksanakan dengan
mengaplikasikan herbisida pada lahan atau dengan cara membakar jerami, sisa hasil
panen padi. Pengolahan tanah tidak perlu di lakukan dan biaya pengolahan tanah
yang mencapai Rp. 500.000,-/ha dapat di alokasikan pada pembelian pupuk dan
tenaga kerja, khususnya dalam penyiangan/pembumbunan. Selain itu juga waktu
tanam dapat di lakukan lebih awal sehingga tenggang antara waktu tanam dapat di
persingkat. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tanaman tumbuh dengan baik.
Seluruh komponen tumbuh yang di amati menunjukkan perkembangan yang tidak
berbeda dengan tanaman yang di tanam dengan system olah tanah sempurna.
Pengelolaan kegiatan penyiangan juga tidak berbeda dengan yang di olah sebelum
tanah, baik yang di siang dengan menggunakan cangkul maupaun dengan yang
menggunakan hand tractor. Hal ini di sebabkan terkstur tanah pada lokasi cukup
ringan dengan tekstur lempung (kadar debu 49%, liat 14 % dan pasir 37%).
DEPARTEMEN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) SULAWESI SELATAN Jln. Perintis Kemerdekaan Km. 17,5 Sudiang, Makassar 90242, Sulawesi Selatan - Indonesia
Tlp. 0411-556449, FAX 0411-554522 WebSite : http://www.sulsel.litbang.deptan.go.id e-mail: [email protected]
CS BPTP SUL-SEL On-line Yahoo Messenger & Google Talk, id : linksulawesi, csbptpsulsel, wmbptpsulsel
Hak Cipta © KSPP (Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian) BPTP SULSEL
Penggunaan system TOT dapat mendukung anjuran penerapan waktu tanam
yang tepat dan dapat mengefektifkan penerapan pola tanam serta meningkatkan
intensitas pertanaman (IP) setahun dalam upaya mengoptimalkan penggunaan lahan
yang ada. Keterlambatan waktu tanam yang banyak terjadi di tingkat petani selama
ini adalah antara lain karena keterlambatan penyelesaian pekerjaan pengolahan
tanah. Hal seperti ini juga terjadi pada usahatani padi. Keterlambatan tersebut dapat
di sebabkan antara lain keterbatasan traktor olah tanah, keterbatasan operator yang
dapat menjalankan traktor dan keterbatasan modal untuk membayar serta menyewa
traktor. Semua keterbatasan tersebut dapat di hindari dengan penerapan system TOT,
dengan produktivitas yang tidak berbeda dengan yang di peroleh pada tanaman
dengan system olah tanah.
4.9 Peranan Wanita Tani
Pengembangan usahatani jagung di Kabupaten Takalar selain
mengoptimalkan pemanfaatan lahan dan menambah pendapatan serta kesejahteraan
petani pada umumnya, namun yang paling penting adalah membuka lapangan kerja
bagi kaum wanita khususnya yang putus sekolah dan ibu rumah tangga untuk
menambah pendapatan keluarganya.
Peranan wanita yang paling dominan adalah pada saat tanam dan paskah
panen (table 8). Kegiatan penanaman, pemupukan dan panen umumnya masih di
kerjakan secara bersama-sama dengan pria dengan system upah harian Rp.10.000,-
/hari. Sedangakan khusus kegiatan pemipilan hanya di kerjakan oleh wanita.
DEPARTEMEN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) SULAWESI SELATAN Jln. Perintis Kemerdekaan Km. 17,5 Sudiang, Makassar 90242, Sulawesi Selatan - Indonesia
Tlp. 0411-556449, FAX 0411-554522 WebSite : http://www.sulsel.litbang.deptan.go.id e-mail: [email protected]
CS BPTP SUL-SEL On-line Yahoo Messenger & Google Talk, id : linksulawesi, csbptpsulsel, wmbptpsulsel
Hak Cipta © KSPP (Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian) BPTP SULSEL
Tabel 8 : Analisis gender pada kegiatan Gelar Tekhnologi Jagung TOT
No. Aktivitas Orang Dewasa
Laki – laki Perempuan 1. Persiapan lahan √ - 2. Penanaman √ √ 3. Penyiangan √ -
4. Pembumbunan √ -
5. Pemupukan √ √ 6. Pengendalian H dan P √ -
7. Pengairan √ -
8. Panen √ √ 9. Mengangkut ke rumah √ -
10. Mengeringkan √ √ 11. Memipil - √ 12. Memasarkan √ √
DEPARTEMEN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) SULAWESI SELATAN Jln. Perintis Kemerdekaan Km. 17,5 Sudiang, Makassar 90242, Sulawesi Selatan - Indonesia
Tlp. 0411-556449, FAX 0411-554522 WebSite : http://www.sulsel.litbang.deptan.go.id e-mail: [email protected]
CS BPTP SUL-SEL On-line Yahoo Messenger & Google Talk, id : linksulawesi, csbptpsulsel, wmbptpsulsel
Hak Cipta © KSPP (Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian) BPTP SULSEL
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan 1. Komponen tekhnologi TOT sangat layak untuk di kembangkan dan umumnya petani
dapat menerima, karena mengurangi biaya produksi, mudah di terapkan, produksi
tetap tinggi serta menguntungkan.
2. Produksi yang di capai pada varietas semar-10 7,41t/ha, memberi keuntungan
sebesar Rp. 4.242.000,- (RC-ratio 2,34), sedangakan produksi varietas lamuru 6,27
t/ha memberi keuntungan sebesar Rp. 3.408.900,- (RC-ratio 2,19).
3. Pengembangan usahatani jagung di Kabupaten Takalar telah membuka lapangan
kerja bagi kaum wanita. Peranan wanita sangat doniman pada saat tanam, panen dan
pasca panen.
Saran
Diharapakan sebagai tindak lanjut dari kegiatan ini dapat di jadikan materi
penyuluhan .
DEPARTEMEN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) SULAWESI SELATAN Jln. Perintis Kemerdekaan Km. 17,5 Sudiang, Makassar 90242, Sulawesi Selatan - Indonesia
Tlp. 0411-556449, FAX 0411-554522 WebSite : http://www.sulsel.litbang.deptan.go.id e-mail: [email protected]
CS BPTP SUL-SEL On-line Yahoo Messenger & Google Talk, id : linksulawesi, csbptpsulsel, wmbptpsulsel
Hak Cipta © KSPP (Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian) BPTP SULSEL
DEPARTEMEN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) SULAWESI SELATAN Jln. Perintis Kemerdekaan Km. 17,5 Sudiang, Makassar 90242, Sulawesi Selatan - Indonesia
Tlp. 0411-556449, FAX 0411-554522 WebSite : http://www.sulsel.litbang.deptan.go.id e-mail: [email protected]
CS BPTP SUL-SEL On-line Yahoo Messenger & Google Talk, id : linksulawesi, csbptpsulsel, wmbptpsulsel
Hak Cipta © KSPP (Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian) BPTP SULSEL
DAFTAR PUSTAKA
Ajip, D.A. 1994. Kebijakan swasembada dan ketahanan pangan. Prosiding
symposium penelitian tanaman pangan III. Pusat Penelitian dan Pengembangan, Bogor.
Anomious. 1993. Teknik Bercocok Tanam Jagung, Penerbit Kanisius, Jakarta. Anomious. 1995. Statistik Indonesia, Biro Statistik Jakarta. Balitjas. 1999. Laporan Tahunan 1998/1999. Balai Penelitian Tanaman Jagung
dan Serealia Lain, Balitjas Maros. ………, 1998. Laporan Tahunan 1997/1998. Balai Penelitian Tanaman Jagung dan
Serealia Lain, Balitjas Maros. Beddu Amang, 1993. Kebijaksanaan Pangan Nasional. PT. Dharma Karsa Utama,
Jakarta. Biro Pusat Statistik, 1994. Statistik Indonesia, Biro Statistik Jakarta. Idris, Novianty dan Suharno. 2001. Penerapan usahatani kedelai di Sulawesi
Tenggara dalam Buku I Prosiding Seminar Regional Pengembangan Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi di Sulawesi Selatan. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Badan Litbang Pertanian .
Kanwil Pertanian Sulawesi Selatan, 1995. Selayang Pandang Potensi Pertanian
Sulawesi Selatan, Kantor Wilayah Pertanian Sulawesi Selatan. Kasryno, F. dan Rahcmat, 1990. Perubahan Pola Konsumsi Permintaan dan
Pemasaran Produk Palawija Pp 575 – 603. Buku II. Risalah Simposium II Penelitian Tanaman Pangan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.
Pemda TK. I Sulawesi Selatan, 1994. Pedoman Operasional Tri Konsepsi
Strategis Dasar Pembangunan Daerah TK. I Sul-Sel (Sektor Pertanian dan Kehutanan), Makassar.
DEPARTEMEN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) SULAWESI SELATAN Jln. Perintis Kemerdekaan Km. 17,5 Sudiang, Makassar 90242, Sulawesi Selatan - Indonesia
Tlp. 0411-556449, FAX 0411-554522 WebSite : http://www.sulsel.litbang.deptan.go.id e-mail: [email protected]
CS BPTP SUL-SEL On-line Yahoo Messenger & Google Talk, id : linksulawesi, csbptpsulsel, wmbptpsulsel
Hak Cipta © KSPP (Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian) BPTP SULSEL
Subandi dan Manwan. 1990. Penelitian teknologi peningkatan produksi jagung di Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Bogor.
Sudjana A, Ririn A, M. Sudjadi. 1992. Balai Penelitian Tanaman Pangan
Sukamandi dalam Paket Informasi Jagung Balitbang Pertanian Pusat Perpustakaan dan Komunikasi Penelitian, Jakarta.
Toha, HM dan Hawkins, R. 1990. Tingkat stabilitas hasil palawija di lahan kering
DAS jeratun seluna, Inventarisasi hasil-hasil penelitian P3HTA Badan Litbang Pertanian, Salatiga.
DEPARTEMEN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) SULAWESI SELATAN Jln. Perintis Kemerdekaan Km. 17,5 Sudiang, Makassar 90242, Sulawesi Selatan - Indonesia
Tlp. 0411-556449, FAX 0411-554522 WebSite : http://www.sulsel.litbang.deptan.go.id e-mail: [email protected]
CS BPTP SUL-SEL On-line Yahoo Messenger & Google Talk, id : linksulawesi, csbptpsulsel, wmbptpsulsel
Hak Cipta © KSPP (Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian) BPTP SULSEL
Lampiran 1. Analisis usahatani jagung tanpa olah tanah (TOT) dan olah tanah sempurna
(OTS) di Desa Bontolebang Kabupaten Takalar, 2003
No. Komponen Biaya Satuan TOT OTS
Semar-10 Lamuru Semar-10 Lamuru A. Tenaga Kerja . Persiapan lahan Rp. 20.000 Rp. 20.000 Rp. 500.000 Rp. 500.000 . Penanaman 18 HOK Rp. 180.000 Rp. 180.000 Rp. 180.000 Rp. 180.000 . Pemupukan I dan 10 HOK Rp. 100.000 Rp. 100.000 Rp. 100.000 Rp. 100.000 Pemupukan II 12 HOK Rp. 120.000 Rp. 120.000 Rp. 120.000 Rp. 120.000 . Pembumbunan dan Penyiangan 10 HOK Rp. 100.000 Rp. 100.000 Rp. 100.000 Rp. 100.000 . Pengairan Rp. 225.000 Rp. 225.000 Rp. 300.000 Rp. 300.000 . Bahan Bakar 27 HOK Rp. 270.000 Rp. 270.000 Rp. 270.000 Rp. 270.000 . Panen . Pasca panen (jemur, pipil) Rp. 207.500 Rp. 175.600 Rp. 191.200 Rp. 152.000 Total Rp. 1.222.500Rp. 1.190.600 Rp. 1.761.200Rp. 1.722.000 B. Saprodi . Herbisida 5 liter Rp. 200.000 Rp. 200.000 0 0 . Benih 25 kg Rp. 437.500 Rp. 162.500 Rp. 437.500 Rp. 162.500 . Pupuk : Urea 350 kg Rp. 409.500 Rp. 409.500 Rp. 409.500 Rp. 409.500 Sp-36 100 kg Rp. 180.000 Rp. 180.000 Rp. 180.000 Rp. 180.000 KCL 100 kg Rp. 200.000 Rp. 200.000 Rp. 200.000 Rp. 200.000 ZA 50 kg Rp. 62.000 Rp. 62.000 Rp. 62.000 Rp. 62.000 . Fungisida Saromyl 8 bks Rp. 24.000 Rp. 24.000 Rp. 24.000 Rp. 24.000 Furadan 17 kg Rp. 170.000 Rp. 170.000 Rp. 170.000 Rp. 170.000 . Pupuk organik 1,5 ton Rp. 262.500 Rp. 262.500 Rp. 262.500 Rp. 262.500 Total Rp. 1.945.500Rp. 1.670.500 Rp. 1.745.500Rp. 1.470.500 C. Biaya Produksi (A+B) Rp. 3.168.000 Rp. 2.861.100 Rp. 3.231.700 Rp. 3.192.500 D. Nilai Produksi Rp. 7.410.000 Rp. 6.270.410 Rp. 6.730.000 Rp. 5.430.000 E. Keuntungan Rp. 4.242.000 Rp. 3.408.900 Rp. 3.598.300 Rp. 2.237.500 F. R/C-ratio 2,34 2,19 2,11 1,70