Gapeworm disease

11
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Telah diketahui bahwa parasit cacing menimbulkan berbagai gangguan pada ternak yang diserangnya. Gangguan pada infestasi parasit cacing dapat berupa perusakan mekanis pada jaringan tubuh, perampokan persediaan makanan, atau bahan-bahan lain yang utama bagi kehidupan ternak yang diserang. Selain itu banyak jenis parasit cacing yang dapat berpindah dari hewan ke manusia (Sukarsih dan Handoko 1981). Gapeworm disease adalah penyakit cacing pada ayam yang disebabkan oleh cacing syngamus trachea. Penyakit ini sering menyerang bangsa unggas seperti ayam, bebek, angsa dan berbagai burung diseluruh dunia. Cacing Syngamus spp menempel pada lapisan tenggorokan pada ayam dan unggas lainnya. ca c ing ini menyebabkan penyakit yang dikenal sebagai Ngorok . Ayam kesulitan bernafas melalui hidung sehingga ayam bernafas membuka mulut. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa itu Gapeworm disease? 1

description

penyakit yang disebabkan oleh syngamus trachea yang umumnya menyreang unggas

Transcript of Gapeworm disease

Page 1: Gapeworm disease

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Telah diketahui bahwa parasit cacing menimbulkan berbagai

gangguan pada ternak yang diserangnya. Gangguan pada infestasi parasit

cacing dapat berupa perusakan mekanis pada jaringan tubuh, perampokan

persediaan makanan, atau bahan-bahan lain yang utama bagi kehidupan

ternak yang diserang. Selain itu banyak jenis parasit cacing yang dapat

berpindah dari hewan ke manusia (Sukarsih dan Handoko 1981).

Gapeworm disease adalah penyakit cacing pada ayam yang

disebabkan oleh cacing syngamus trachea. Penyakit ini sering menyerang

bangsa unggas seperti ayam, bebek, angsa dan berbagai burung diseluruh

dunia. Cacing Syngamus spp menempel pada lapisan tenggorokan pada

ayam dan unggas lainnya. cacing ini menyebabkan penyakit yang dikenal

sebagai Ngorok. Ayam kesulitan bernafas melalui hidung sehingga ayam

bernafas membuka mulut.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu Gapeworm disease?

2. Apa klasifikasi Gapeworm?

3. Apa ciri morfologi Gapeworm disease?

4. Bagaimana siklus hidup dan patogenesis Gapeworm disease?

5. Bagaimana gejala klinis Gapeworm disease?

6. Bagaimana diagnosa Gapeworm disease?

7. Bagaimana cara pengobatan dan pencegahan Gapeworm disease?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui Gapeworm disease.

2. Mengetahui klasifikasi Gapeworm.

3. Mengetahui ciri morfologi Gapeworm disease.

1

Page 2: Gapeworm disease

4. Mengetahui siklus hidup dan patogenesis Gapeworm disease.

5. Mengetahui gejala klinis Gapeworm disease.

6. Bagaimana diagnosa Gapeworm disease?

7. Mengetahui cara pengobatan dan pencegahan Gapeworm disease.

1.4 Manfaat Penulisan

Penulisan makalah ini untuk menambah wawasan kita tentang penyakit

hewan yang menyerang unggas. Selain untuk menambah wawasan kita,

penulisan makalah ini bertujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah

parasitologi di fakultas kedokteran hewan Universitas Udayana.

2

Page 3: Gapeworm disease

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Gapeworm disease

Gapeworm disease merupakan penyakit sistem pernapasan yang menyerang

brankie, trakea, dan paru-paru yang disebabkan oleh nematoda Syngamus trachea

mengakibatkan pertumbuhan ternak terhambat, lemah, dan kurus; pada ayam

sering menguap, disertai dengan penjuluran leher. ( Kamus Pertanian Umum)

2.2 Klasifikasi

Gapeworm disease disebabkan oleh cacing nematoda, yakni Syngamus

trachea.

Kingdom : Animalia

Phylum : Nematoda

Class : Secernentea

Order : Strongylida

Super-Family : Strongyloidea

Family :Syngamidae

Genus : Syngamus

Species : S. Trachea

2.3 Morfologi

Cacing ini berwarna merah cerah pada waktu masih segar. Cacing ini

selalu ditemukan sepasang dalam keadaan kopulasi permanen. Jantan dan betina

bergabung bersama dalam keadaan sanggama permanen membentuk seperti huruf

3

Page 4: Gapeworm disease

Y (cacing bercabang). Cacing jantan panjangnya 2 – 6 mm, sedangkan cacing

betina 5 – 20 mm. Liang mulutnya lebar dan tanpa daun mahkota. Rongga

mulutnya berbentuk seperti mangkok dan mempunyai 6 – 10 gigi kecil pada dasar

rongga mulut.

Cacing jantan memiliki bursa yang pendek dengan rusuk yang kaku.

Panjang spikulanya 53 – 82 mm, spikula tersebut berbentuk sederhana dan

simetris antara spikula kiri dan kanan. Telur cacing ini berukuran 70 – 100 x 43 –

46 mikron, dengan operkulum yang tebal pada kedua belah kutubnya.

2.4 Siklus Hidup dan Patogenesis

Syngamus trakea memiliki siklus hidup langsung, tetapi dengan beberapa host

fakultatif menengah (transportasi atau paratenic host) seperti cacing tanah, siput,

siput, dan serangga (misalnya lalat, kecoa).

Cacing tanah adalah host intermediate fakultatif dari gapeworms. Cacing betina

bertelur di saluran udara burung yang terinfeksi. Telur ini mencapai mulut burung

(melalui batuk, exudations, dll), tertelan dan keluar bersama feses Setelah di

lingkungan infektif larva L3 mengembangkan dalam telur dalam waktu 1-2

minggu. Setelah dicerna oleh host intermediet, telur melepaskan larva yang

menjadi encysted dalam jaringan dan dapat tetap infektif selama bertahun-tahun.

4

Page 5: Gapeworm disease

Burung terinfeksi melalui makanan atau air yang terkontaminasi dengan telur

infektif, atau setelah makan yang terkontaminasi host transport (cacing tanah,

siput, serangga, dll). Sekali di dalam burung, larva di usus menyeberangi lapisan

dan mencapai pembuluh darah. Selanjutnya mereka dibawa ke paru-paru

sepanjang vena mesenterika, hati dan jantung. Mereka mencapai paru-paru sekitar

24 jam setelah infeksi. Di sana mereka meranggas dua kali. Tak lama setelah

meranggas terakhir mereka bersanggama dan bermigrasi ke trakea di mana

mereka menempel dinding untuk menghisap darah.

Periode prepaten (waktu antara infeksi dan telur pertama menumpahkan) adalah

12 sampai 14 hari. Beberapa larva dapat mencapai paru-paru langsung di rongga

tubuh, yang memperpanjang periode prepaten

Patogenesis

Pada infeksi yang tinggi cacing ini dapat bermigrasi keparu-paru dan

menimbulkan kerusakan pada paru-paru (peneumonia) dan oedema. Pada trachea

cacing akan merusak mukosa trachea dan menghisap darah, sehingga

menyebabkan trachetis catharalis dan sekresi mukus yang berlebihan. Iritasi pada

trachea akan menimbulkan radang pada trachea dan mukos yang berlebihan akan

menggangu pernafasan ayam.

2.5 Gejala Klinis

Ayam yang terinfeksi Syngamus trachea dapat mengalami kesulitan pernapasan

(bernapas dengan mulut terbuka) akibat adanya cacing yang tinggal di dalam

trakea atau saluran pernapasan lainnya. Sehubungan dengan kondisi tersebut,

maka cacing syngamus trachea disebut juga sebagai cacing menganga. Ayam

yang terinfeksi berat oleh Syngamus Trachea (biasanya ayam muda) akan

mengeluarkan bunyi ngorok yang spesifik akibat adanya kesulitan bernapas dan

ayam dapat mati jika trakea penuh dengan cacing tersebut. Disamping itu, ayam

yang terinfeksi oleh Syangmus trachea akan terlihat lemah, kurus, sering

5

Page 6: Gapeworm disease

menjulurkan leher, dan menggoyang kepala sebagai usaha untuk mengaluarkan

cacing dari dalam trakea, batuk, dan mengalami penurunan atau kehilangan

konsumsi pakan.

Mukosa trakea akan berwarna kemarahan akibat gejela radang dan kadang

dijumpai juga lesi yang berbentuk noduli.

Perubahan Anatomi:

Unggas terlihat kurus

cacing ditemukan pada bagian posterior dari trachea

pada mukosa trachea ditemukan lendir yang bercampur dengan darah.

2.6 Diagnosa

Sesuai gejala klinis dari ayam yang terinfeksi berupa menguap dan sesak

napas, ditemukan telur cacing melalui pemeriksaan feses dan menemukan cacing

jantan dan betina yang membentuk huruf Y(selalu berkopulasi) didalam trachea.

2.7 Cara Pengobatan dan Pencegahan

Infeksi Syngamus trachea dapat diobati dengan tiabendazol, levamizol,

dan fenbendazol (30 ppm melalui pakan selama 6 hari). Di samping pengobatan

dengan anti cacing, maka pengendalian Syngamus trachea terutama ditujukan

untuk memutus siklus hidup cacing tersebut dengan praktek manajemen yang

optimal, terutama berbagai usaha untuk membasmi cacing tanah dan siput, dan

sanitasi/desinfeksi litter yang ketat.

Sedangkan pencegahan dilakukan dengan menghindari kandang yang

becek dimana cacing tanah dan siput dapat hidup dengan baik, serta sanitasi

kandang harus baik.

Di daerah endemik sangat dianjurkan untuk menjaga kandang burung

sekering mungkin dan sering diganti, karena kelangsungan hidup telur cacing

6

Page 7: Gapeworm disease

membutuhkan kelembaban.Hal ini juga dianjurkan untuk membatasi jarak jalan

unggas dari lingkungan gelap dan lembab di mana host inermediet biasanya lebih

banyak. Kandang luar ruangan harus dilengkapi dengan jaring yang memadai dan

menjaga dari burung liar, karena mereka adalah pembawa cacing. Semua langkah-

langkah ini sangat penting bagi burung muda, yang cenderung lebih menderita

dari infeksi Syngamus. Burung muda harus dipelihara secara terpisah dari burung

tua yang bisa membawa cacing bahkan jika mereka tidak menunjukkan gejala.

Penggunaan insektisida atau moluskisida untuk membunuh host

intermediate biasanya tidak dianjurkan. Populasi antara host yang terjadi terutama

di luar ruangan (cacing tanah, belalang, kutu air, dll) tampaknya tidak akan efektif

dikendalikan dengan pestisida, yang juga sangat merugikan bagi organisme

menguntungkan lainnya di lingkungan. Insektisida dapat membantu melawan

mereka antara host yang berkembang di dalam ruangan (misalnya kecoak) tetapi

hanya produk-produk yang disetujui untuk digunakan pada fasilitas unggas harus

digunakan.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Gapeworm disease merupakan penyakit sistem pernapasan yang menyerang

brankie, trakea, dan paru-paru yang disebabkan oleh nematoda Syngamus trachea

mengakibatkan pertumbuhan ternak terhambat, lemah, dan kurus; pada ayam

sering menguap, disertai dengan penjuluran leher. ( Kamus Pertanian Umum)

7

Page 8: Gapeworm disease

Cacing ini berwarna merah cerah pada waktu masih segar. Cacing ini selalu

ditemukan sepasang dalam keadaan kopulasi permanen. Jantan dan betina

bergabung bersama dalam keadaan sanggama permanen membentuk seperti huruf

Y (cacing bercabang).

Syngamus trakea memiliki siklus hidup langsung, tetapi dengan beberapa

host fakultatif menengah (transportasi atau paratenic host) seperti cacing tanah,

siput, siput, dan serangga (misalnya lalat, kecoa).

Pada infeksi yang tinggi cacing ini dapat bermigrasi keparu-paru dan

menimbulkan kerusakan pada paru-paru (peneumonia) dan oedema. Pada trachea

cacing akan merusak mukosa trachea dan menghisap darah.

Ayam yang terinfeksi Syngamus trachea dapat mengalami kesulitan pernapasan

(bernapas dengan mulut terbuka) akibat adanya cacing yang tinggal di dalam

trakea atau saluran pernapasan lainnya.

Infeksi Syngamus trachea dapat diobati dengan tiabendazol, levamizol,

dan fenbendazol (30 ppm melalui pakan selama 6 hari). Sedangkan pencegahan

dilakukan dengan menghindari kandang yang becek dimana cacing tanah dan

siput dapat hidup dengan baik, serta sanitasi kandang harus baik.

8