Foodborne disease

26
FOODBORNE DISEASE

Transcript of Foodborne disease

Page 1: Foodborne disease

FOODBORNE DISEASE

Page 2: Foodborne disease

Foodborne Disease Penyakit akibat pangan (foodborne disease)

didefinisikan oleh WHO (World Health Organization) sebagai penyakit yang umumnya bersifat infeksi atau racun, disebabkan oleh agent yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan yang dicerna.

Sedangkan Sharp dan Reilly (2000) mendefinisikan secara lebih luas bahwa penyakit akibat pangan atau keracunan makanan adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi atau intoksikasi sebagai akibat mengkonsumsi makanan, minuman atau air yang telah terkontaminasi.

Page 3: Foodborne disease

Pangan dapat terkontaminasi oleh cemaran fisik, biologis, dan kimia yang dapat membahayakan kesehatan manusia FBD

Gejala klinis yang muncul dari foodborne disease antara lain gejala-gejala pada saluran cerna (gastrointestinal symptoms), neurological, gynaecological, immunological dan gejala-gejala yang lain

Dapat mengakibatkan kegagalan multiorgan, kanker, hingga kematian

Page 4: Foodborne disease

Klasifikasi Foodborne Disease Berdasarkan agen penyebabnya, FBD

diklasifikasikan menjadi dua kategori yaitu :1. Penyakit akibat pangan karena infeksi

(foodborne infection)2. Penyakit akibat pangan karena intoksikasi

(foodborne intoxication)

Page 5: Foodborne disease

1. Penyakit akibat pangan karena infeksi (foodborne infection)Disebabkan oleh pangan yang terkontaminasi virus, bakteri atau parasit. Dapat terjadi dengan dua cara :• Virus, atau parasit pangan sal.cerna berkembang biak dalam jaringan usus maupun jaringan tubuh lainnya infeksi FBD• Bakteri sal.cerna berkembang biak dalam jaringan usus maupun jaringan tubuh lainnya mengeluarkan toksin FBD (toxin-mediated infection)

Page 6: Foodborne disease

2. Penyakit akibat pangan karena intoksikasi (foodborne intoxication) Disebabkan oleh pangan yang telah terkontaminasi suatu toksin (racun). Sumber racun (toksin) dapat berasal dari :• Racun oleh kontaminan bahan kimia, seperti : logam berat (tembaga, timbal, raksa)• Toksin yang dihasilkan oleh bakteri tertentu

Page 7: Foodborne disease

Tabel Perbedaan Infeksi dan Intoksifikasi Akibat Pangan

Page 8: Foodborne disease

Diperkirakan terdapat 2 kelompok utama penyebab foodborne disease :1. Patogen yang telah diketahui sebagai penyebab

diketahui ±31 patogen yang dapat menyebabkan foodborne disease

2. Agen-agen yang tidak spesifik agen/zat dengan data2 yang tidak mencukupi untuk memperkirakan bahaya yang dapat ditimbulkan secara spesifik . Mikrobia, zat kimia, dan substansi yang lain yang ada dalam makanan yang mempunyai kemampuan sebagai penyebab penyakit sulit teridentifikasi secara pasti akut gastroenteritis

Page 9: Foodborne disease

Foodborne Pathogen BAKTERI

Bacillus anthracisBacillus cereus, foodborneBrucella spp.Campylobacter spp.Clostridium botulinumClostridium perfringens, foodborneDiarrheagenic E. coli other than STEC and ETECETEC, foodborneListeria monocytogenesMycobacterium bovisSalmonella enterica serotype TyphiSalmonella spp., nontyphoidal

Shigella spp.Staphylococcus aureus, foodborneSTEC non-O157STEC O157Streptococcus spp. group A, foodborneVibrio cholerae, toxigenicVibrio parahaemolyticusVibrio spp., otherVibrio vulnificusYersinia enterocoliticaYersinia pseudotuberculosis

Page 10: Foodborne disease

PARASITICCryptosporidium spp.Cyclospora cayetanensisGiardia intestinalisToxoplasma gondiiTrichinella spp.

VIRALAstrovirusHepatitis A virusNorovirusRotavirusSapovirus

Page 11: Foodborne disease

Insident Foodborne Disease CDC estimates that each year roughly 1 in 6 Americans

(or 48 million people) gets sick, 128,000 are hospitalized, and 3,000 die of foodborne diseases (CDC, 2011)

Bagaimana dengan data di INDONESIA ??

Page 12: Foodborne disease
Page 13: Foodborne disease
Page 14: Foodborne disease

TABEL KELOMPOK 5 BESAR PATOGEN PENYEBAB FOODBORNE DISEASE

PathogenEstimated number of illnesses

90% Credible Interval %

Norovirus 5,461,731 3,227,078–8,309,480 58

Salmonella, nontyphoidal 1,027,561 644,786–

1,679,667 11

Clostridium perfringens 965,958 192,316–

2,483,309 10

Campylobacter spp. 845,024 337,031–

1,611,083 9

Staphylococcus aureus 241,148 72,341–

529,417 3

Subtotal     91

Page 15: Foodborne disease

TABEL KELOMPOK 5 BESAR PATHOGEN YANG MENGAKIBATKAN HOSPITALIZATION FOODBORNE DISEASE

PathogenEstimated number of

hospitalizations90% Credible

Interval %

Salmonella, nontyphoidal 19,336 8,545–37,490 35

Norovirus 14,663 8,097–23,323 26Campylobacter

spp. 8,463 4,300–15,227 15

Toxoplasma gondii 4,428 3,060–7,146 8

E.coli (STEC) O157 2,138 549–4,614 4

Subtotal     88

Page 16: Foodborne disease

TABEL KELOMPOK 5 BESAR PATHOGEN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN

PathogenEstimated number of

deaths 90% Credible

Interval %

Salmonella, nontyphoidal 378 0–1,011 28

Toxoplasma gondii 327 200–482 24

Listeria monocytogen

es255 0–733 19

Norovirus 149 84–237 11Campylobacte

r spp. 76 0–332 6

Subtotal     88

Page 17: Foodborne disease

Kajian Foodborne Disease Foodborne disease menjadi isu utama dunia Sulitnya memperkirakan insiden pasti foodborne

disease karena manajemen data yang tidak mendukung

Perkembangan dampak klinis dari patogen dan munculnya strain-strain baru dari mikroorganisme penyebab foodborne disease membuat topik ini terus dikaji

CLIMATE CHANGE merupakan hal mendasar yang sedang menjadi topik utama global terkait dengan food security, food safety dan foodborne disease

Pro kontra seputar penanganan foodborne disease muncul

Page 18: Foodborne disease

Perkembangan Foodborne Disease Spektrum foodborne diseases berubah secara konstan Satu abad yang lalu  typhoid

fever,tuberculosis ,cholera merupakan foodborne diseases yang sering terjadi berkurang karena perkembangan food safety (ex.pasturisasi susu, pengalengan yang aman, disinfectan,dll)

Setelah tahun 90-an ditemukan FBD terkait dengan penyebab lain, seperti pada tahun1996, ditemukan parasit Cyclospora pada Guatemalan raspberries (unusual parasite) diare.

Pada tahun 1998, ditemukan strain baru bakteri Vibrio parahemolyticus yang mengkontaminasi kerang di Galveston Bay epidemic of diarrheal illness

Page 19: Foodborne disease

Perkembangan tersebut dapat terjadi karena beberapa hal : mikrobia secara mudah dapat menyebar ke

semua penjuru dunia berkembangnya jenis mikrobia baru, perubahan lingkungan dan ekologi perubahan praktek produksi makanan dan

kebiasaan konsumsi manusia

Page 20: Foodborne disease

Perkembangan yang lain : diketahui bahwa beberapa penyakit serius ternyata dapat terjadi karena komplikasi dari foodborne disease

Contohnya : Guillain-Barre Syndrome yang dapat

disebabkan oleh infeksi  Campylobacter Penyebab paling umum dari gagal ginjal akut

pada anak dan hemolytic uremic syndrome adalah infeksi  E. coli O157:H7 dan bakteri terkait

Meningitis dapat disebabkan oleh infeksi Listeria monocytogenes

Page 21: Foodborne disease

CLIMATE CHANGE VS FOODBORNE DISEASE Perubahan iklim yang menjadi issue global

saat ini, ternyata menjadi salah satu hal yang mendasari perkembangan FOODBORNE DISEASE

Dari beberapa penelitian ternyata diketahui bahwa perubahan iklim dapat meningkatkan pertumbuhan patogen, meningkatkan ketahanan patogen terhadap anti hama, menigkatkan produksi toksin oleh bakteri dan jamur, meningkatkan distribusi zat-zat kimia karsinogenik, penurunan nilai gizi pangan, dsb

Page 22: Foodborne disease

Perlindungan Terhadap Foodborne Disease

Banyak dikembangkan teknologi pangan untuk mengurangi foodborne disease

Salah satunya adalah dengan konsumsi probiotik dan prebiotik

Penelitian Castillo et.al. 2013. Comparative study of the protective capacity against Salmonella infection between probiotic and nonprobiotic lactobacill. Journal of Applied Microbiology, Vol 114,(3) : 861-876(16)

“Probiotic strain Lact. casei CRL 431 was the one that induced protection against Salmonella, by increasing the intestinal barrier function and by decreasing the local inflammatory response. Significance and Impact of the StudyNot all lactobacilli, even with some immunostimulating properties at gut level, can protect against Salmonella infection. Lactobacillus casei CRL 431, a probiotic bacterium, could be useful as an oral mucosal adjuvant of the immune system to improve gut health, especially in the prevention or amelioration of Salmonella infections”

Page 23: Foodborne disease

Tindakan Untuk Mengontrol Foodborne Disease

Kontrol FBD dapat dilakukan melalui berbagai upaya = Mengetahui zat-zat dalam makanan yang

berpotensi FBD Menentukan risiko pada setiap tahapan

proses pengolahan pangan Menilai kemungkinan dampak dari

perubahan iklim terhadap food safety, ditinjau dari berbagai disiplin ilmu

Mengetahui insiden FBD Sistem investigasi & manajemen data

Page 24: Foodborne disease
Page 25: Foodborne disease

Peran kunci dari ahli gizi dalam keamanan pangan : 1. Ahli gizi berperan dalam operasi pelayanan

makanan2. Mendidik para profesional kesehatan

masyarakat dan lainnya3. Mempengaruhi kebijakan pangan

Page 26: Foodborne disease