Grave Disease

85
DAFTAR ISTILAH

description

ppt grave disease

Transcript of Grave Disease

Page 1: Grave Disease

DAFTAR ISTILAH

Page 2: Grave Disease

• Endemis : biasanya sering terdapat pada satu daerah tertentu, dan terjadi pada waktu-waktu tertentu/musim-musim tertentu dalam 1 tahun

• Epidemis : pada suatu wilayah tertentu, terjadi hampir sepanjang tahun

• Pandemis : terjadi secara global, frekuensi lebih jarang

• Bruit : bunyi seperti aliran• Mata exophtalmos : keadaan bola mata yang

menonjol secara abnormal.• Palpitasi : berdebar – debar (debar jantung)

Page 3: Grave Disease

• Sistolik ejection 2/6 : suara jantung abnormal tingkat 2.– Tingkat 1 : suara pelan, dengan stetoskop peka

dan tidak ada getaran– Tingkat 2 : suara lemah, dengan stetoscop

terdengar– Tingkat 3 : suara keras tanpa getaran– Tingkat 4 : suara keras getaran terasa– Tingkat 5 : suara keras dengan stetoskop langsung

terdengar– Tingkat 6 : suara keras tidak menggunakan

stetoskop langsung terdengar

Page 4: Grave Disease

• TSHs : salah satu stuktur atau komposisi kimiawi dari peptida. Sebagian hormone peptide adalah glikoprotein kompleks, misalnya tiroid stimulating hormone.

• T3 : triiodotironin;T4 :tetraiodotironin = tiroksin.

• Symptom : gejala suatu penyakit yang biasanya dikeluhkan oleh pasien yang didapat melalui anamnesis

• Sign : tanda-tanda yang mendukung untuk diagnosis yang didapat melalui pemeriksaan fisik/pemeriksaan laboratorium

Page 5: Grave Disease

Anatomy Thyroid Gland

Page 6: Grave Disease

Anatomi Kelenjar Thyroid

Page 7: Grave Disease
Page 8: Grave Disease

Histology Thyroid Gland

Page 9: Grave Disease

Histologi Kelenjar Thyroid• Anterior pada leher bawah, dari C5 – T1.

• Bentuk bervariasi, seperti huruf H sampai U.

• Tdd 2 lobus, kiri dan kanan, dihubungkan oleh isthmus.

• Beratnya ± 25 – 40 g pada orang dewasa dan lebih berat pada wanita.

• Membesar pada saat menstruasi dan kehamilan.

• Memiliki kapsula tipis dari jaringan ikat padat irregular yang membentuk septa dan membagi kelenjar thyroid menjadi lobus dan lobulus.

• Lobulus ini terdiri dari folikel folikel yang terdiri dari epitel selapis kuboid.

Page 10: Grave Disease

• Setiap folikel mempunyai :

1. Sel Folikel / Sel Prinsipal Sel utama yang membentuk folikel Berasal dari endoderm Menghasilkan hormon T3 dan T4

2. Sel Parafolikular / Clear cells / sel C Terdapat di :

- antara sel folikel- antara folikel tiroid- antara sel folikel dan membrana basalis.

Menghasilkan hormon kalsitonin (tirokalsitonin)(fungsi kalsitomim : me↓kan konsentrasi kalsiumdalam plasma dengan menekan resorpsi tulang olehosteoclast.)

Page 11: Grave Disease

Sintesis Hormon Thyroid

Page 12: Grave Disease

Pembentukan Hormon Tiroid

• Iodida mengalami oksidasi menjadi Iodium• Iodium lalu berikatan dengan 3 molekul tirosin

yang berikatan dengan tiroglobulin • Enzim yang berperan dalam oksidasi dan

pengikatan iodida adalah tiroid peroksidase, dengan hidrogen peroksida sebagai penerima elektron.

Page 13: Grave Disease

• Tiroglobulin mengandung 123 residu tirosin, tetapi hanya empat sampai delapan dari residu ini yang secara normal bergabung menjadi hormon tiroid

• Dibentuk oleh sel tiroid dan dikeluarkan ke dalam koloid oleh eksositosis granula yang juga mengandung tiroid peroksidase

• Kadar normalnya 6 ng/mL, meningkat pada hipertiroidisme

Page 14: Grave Disease

• Monoiodotirosin (MIT) kemudian mengalami iodinasi di posisi 5 untuk membentuk diiodotirosin (DIT).

• 2 molekul DIT kemudian mengalami suatu kondensasi oksidatif membentuk T4 dengan pengeluaran rantai sisi alanin dari molekul yang membentuk cincin luar

Page 15: Grave Disease

• Terdapat 2 pendapat teori reaksi penggabungan :1. Penggabungan terjadi dengan dua molekul DIT

melekat ke tiroglobulin (penggabungan intramolekul)

2. DIT yang membentuk cincin luar mula-mula dilepaskan dari tiroglobulin (penggabungan antar molekul)

Page 16: Grave Disease

• Pada dua keadaan tersebut, tiroid peroksidase mungkin berperan dalam penggabungan serta iodinasi. T3 mungkin dibentuk melalui kondensasi MIT dengan DIT

• Sejumlah kecil RT3 juga terbentuk, melalui kondensasi DIT dengan MIT.

Page 17: Grave Disease

Metabolisme Hormon Thyroid

Page 18: Grave Disease

• T4 dan T3 mengalami deiodinasi di hati, ginjal dan banyak jaringan lain.

• Pada orang dewasa normal : 1/3 T4 dalam darah secara normal diubah menjadi T3, dan 45% diubah menjadi RT3.

• Sekitar 13% T3 dalam darah disekresi oleh kelenjar tiroid dan 95% dibentuk dari deiodinasi T4.

Page 19: Grave Disease

• Dua enzim yang berbeda berperan disini1. 5’-deiodinase mengkatalisis pembentukan T32. 5-deiodinase mengkatalisis pembentukan RT3

• T3 dan RT3 lalu diubah menjadi berbagai diiodotironin

• Deiodinase di mikrosom hati dan ginjal (deiodinase iodotironin tipe I, 5’-DI) mengatalisis deiodinase cincin luar T4 untuk membentuk T3, dan perubahan RT3 menjadi 3,3’-diiodotironin.

Page 20: Grave Disease

3, 5-Diiodotironin

5’ T3 5T4 3, 3’-Diiodotironin

5 RT3 5’3’, 5’-Diiodotironin

Perubahan T4 menjadi T3 dan RT3 dan

kemudian menjadi di iodotironin di hati, ginjal, dan jaringan lain. 5’= 5’-DI;5 = 5-DI

Page 21: Grave Disease

• Deiodinase tipe II (5’-DII), yang memiliki kerja serupa, ditemukan di otak, hipofisis, dan lemak coklat.

• Deiodinase tipe III (5-DI) bekerja hanya pada cincin sebelah dalam dan ditemukan dalam plasenta dan otak.

• 5’-DI bersifat unik karena mengandung asam amino selenosistein yang jarang ditemukan, dimana sulfur dalam sistein diganti oleh selenium, maka 5’-DI adalah suatu selenoprotein.

Page 22: Grave Disease

• Di hati, T4 dan T3 mengalami konjugasi dan membentuk sulfat serta glukuronida. Konjugat2 ini masuk ke dalam empedu lalu ke usus

• Konjugat tiroid mengalami hidrolisis, dan sebagian diserap kembali (sirkulasi enterohepatik), tetapi sebagian dieksresikan melalui tinja

• Sebagian T4 dan T3 berpindah langsung dari sirkulasi ke lumen usus.

Page 23: Grave Disease

KELENJAR TYROID

• =organ endokrin yang terletakdileher manusia yang memproduksi T3 (triiodotironin) dan T4 (tiroxin

Page 24: Grave Disease

Pembentukan hormon tiroid dibagi menjadi 6 tahap

• 1. penangkapan iodida, proses ini adalah proses aktif yang membutuhkan energi.

•2. oksidasi yodida menjadi yodium, oleh enzim yodida peroksidase.

•3. organifikation, pada tahap ini tirosin pada tiroglobulin digabungkan denngan yodium membentuk monoyodotironin dan diyodotironin.

Page 25: Grave Disease

Cont..

• 4. coupling, tahap ini terjadi penggabungan monoyodotironin dengan diyodotironin membentuk triidotironin (T3) dan diyodotironin dengan diyodotironin membentuk tiroksin (T4).

• 5. penyimpanan, setelah proses coupling, hormon tiroid disimpan di masa koloid.

Page 26: Grave Disease

Fungsi hormone tyroid

• Pengendali pertumbuhan • Katalisator reaksi oksidasi • Pengendalian kecepatan metabolisme tb • m ↑ sintesis protein• Merangsang GH• m ↑ penyerapan glukosa dalam tubuh • m ↑ pemakaian ATP•

Page 27: Grave Disease

Efek hormon tiroid dalam meningkatkan sintesis protein adalah : • Meningkatkan jumlah dan aktivitas mitokondria• Meningkatkan kecepatan pembentukan ATP• Efek pada tiroid metabolisme karbohidrat adalah

menaikkan aktivitas seluruh enzim• pada metabolisme lemak mempercepat proses

oksidasi dari asam lemak• . Pada plasma dan lemak hati hormon tiroid

menurunkan kolesterol, fosfolipid, dan trigliserid dan menaikkan asam lemak bebas

• . Efek tiroid pada metabolisme vitamin adalah menaikkan kebutuhan tubuh akan vitamin karena vitamin bekerja sebagai koenzim dari metabolisme.

Page 28: Grave Disease

GRAVES’ DISEASE

Page 29: Grave Disease

DEFINISI• Graves’ disease (goiter difusa toksika) merupakan

penyebab tersering hipertiroidisme• Adalah suatu penyakit autoimun ditandai

produksi autoantibodi kerja mirip TSH pada kelenjar tiroid.

• Gejala-gejala khas yaitu pembesaran kelenjar tiroid/struma difus, ophtalmopathy (cth: exophtalmos) dan kadang-kadang dengan dermopati.

Page 30: Grave Disease

ETIOLOGI

• Merupakan penyakit autoimun• Penyebabnya sampai sekarang belum

diketahui dengan pasti. • Mempunyai predisposisi genetik kuat• 15% penderita mempunyai hubungan keluarga

erat dengan penderita penyakit yang sama.• Sekitar 50% keluarga penderita penyakit

Graves, ditemukan autoantibodi tiroid didalam darahnya.

Page 31: Grave Disease

EPIDEMIOLOGI

• ♀ : ♂ = 7 : 1• Dapat terjadi pada semua umur. Angka

kejadian tertinggi terjadi pada usia antara 20 tahun sampai 40 tahun.

Page 32: Grave Disease

Faktor Resiko Graves Disease• Infeksi• Iodide intake• Stress • Female sex• Wanita hamil• Wanita post partum 3-9 bulan• Pemakaian steroid • Toxin• Interferon beta-1b and IL-4,• Merokok• Genetik : HLA-B8 dan HLA-DR3

Page 33: Grave Disease

Patgen & Patfis

Page 34: Grave Disease

Etiologi

TSI TGI TBII

Menduduki reseptor TSH di tiroid

Produksi hormon

Metabolisme tubuh

Gejala Klinik

Page 35: Grave Disease

• Triad hipertiroid pada Grave’s Disease- diffuse goiter : hyperplasia- ophthalmopathy- dermopathy

• BMR → BB , nafsu makan , takikardi, palpitasi• Berkeringat : aktivitas kalorigenik • Kebutuhan O2 → jantung output • Overaktivitas simpatis : pada mata, tremor, labil,

gelisah, insomnia, tidak konsentrasi

Page 36: Grave Disease

• Kulit hangat : vasodilatasi, aliran darah • Bruit : aliran darah sekitar kelenjar • Kelemahan otot : glikogen • GIT : hiperaktif simpatis usus → diare,

malabsorpsi• Skeletal : resorpsi tulang osteoporosis dan

mudah fraktur

Page 37: Grave Disease

• Manifestasi Tirotoksikosis- aktivitas simpatis gelisah, labil, insomnia, tremor, BAB sering, berkeringat, tidak tahan panas, palpitasi, dyspnoe- katabolisme protein BB , rambut rontok, lemah otot, perubahan kulit dan kuku

Page 38: Grave Disease

- kulit hangat, eritema palmaris, rambut halus- Stellawag’s sign- Von Graefe’s sign- Joffroy’s sign- Moebius’ sign- Rosenbach’s sign- Kardiovaskular : takikardi, aritmia, bising

sistolik, jantung >>, gagal jantung, “Means-Leman Scratch”

Page 39: Grave Disease

• Manifestasi Grave’s disease- komponen spastik : stare, lid lag, retraksi palpebrae- komponen mekanik : ptosis, ophthalmoplegy, kemosis, konjungtivitis- dermopati : dorsum tungkai = myxedem pretibial peau d’orange, hipersegmentasi, pruritus- thyroid acropachy : jari kelainan tulang

Page 40: Grave Disease

Dasar Diagnosis• Index Wayne

Page 41: Grave Disease

Dasar Diagnosis

• Total: kolom 2 + kolom 3 & 4• Hasil : < 11 : Euthyroid11-18: ekivokal> 19 : hipertiroid

Page 42: Grave Disease

Dasar Diagnosis

• Trias penyakit Grave’s– Hipertiroidism dengan goiter difus (meluas). – Oftalmopati yang disebabkan karena inflamasi

yang ditimbulkan oleh autoantibodi.

Tingkatan perubahan pada mata penderita:0 = no sign or symtoms1 = only signs (lid retraction or lag), no symptoms2 = soft tissue involvement (periorbital edema)3 = proptosis (>22mm)4 = extraocular muscle involvement (diplopia)5 = corneal involvement6 = sight loss

Page 43: Grave Disease

Dasar Diagnosis

• Dermopati muncul pada kurang dari 5% pasien dengan Grave’s disease. Paling sering terlihat pada bagian anterior dan lateral cruris.

Page 44: Grave Disease

Dasar Diagnosis

• Pemeriksaan LabHasil Lab: TSH, T3, T4, fT3,fT4Kadar normal :T3 : 60-181 ng/dL ; 0,92-2,78 nmol/lT4 : 4,5-10,9 Ù/ dl ; 58-140 nmol/l TSH : 0,5- 4,7 ÙU/ml ; 0,5- 4,7 mu/lfT4 : 10,3- 35 pmolfT3 : 0,22- 6,78 pmol

Page 45: Grave Disease

Diferensial Diagnosis• Miastenia Gravis

Oftalmoplegia (paralisis otot-otot mata) tanpa ada gangguan sensorik atau atrofi.

• PheochromocytomaGejala utama: hipertensi. Gejala lainnya yaitu anxiety, meningkatnya metabolisme tubuh, penurunan BB.

• Cushing diseaseDisebabkan karena hipersekresi hormon kortisol. Gejala klinik: hipertensi, hirsutisme, amenore, sedangkan pada cushing disease berat badan meningkat.

Page 46: Grave Disease

Pemeriksaan Penunjang

Page 47: Grave Disease

Tes untuk menentukan konsentrasi produk-produk sekresi kelenjar tiroid di dlm darah :

• Hormon tiroid total (T4 dan T3). Diperiksa dengan cara radio immunoassay

Normal T4 (Tiroksin) pd dewasa : 4,5 – 11,7 μg / dlNormal T3 (Triiodotironin) pd dewasa : 0,8 – 1,8 ng /

ml• Hormon tiroid bebas (FT4 dan FT3) Free T4 & Free T3

Pemeriksaan ini berguna karena tidak dipengaruhi ikatan-ikatan hormon, penyakit kronis dan sebagainya.

Normal FT4 (Free thyroxine) pd dewasa : 0,9 – 1,9 ng / dl Normal FT3 (Free triiodothyronine) pd dewasa : 3,5– 6.1

pg / ml

Page 48: Grave Disease

Tes untuk menentukan konsentrasi produk-produk sekresi kelenjar tiroid di dlm darah :

• Triiodothyronine (T3) Resin uptake (RT3U) Kapasitas pengikatan T4 serum dinilai dari RT3U. Pada pemeriksaan ini, jumlah tempat pengikatan pada protein yang tidak didudukiT4 dan T3 diukur secara tidak langsung. Radio label T3 ditambahkan pada serum pasien. Kemudian ditambahkan resin untuk mengabsorpsi radio label yang tidak diikat. Normal 24-33%.

Page 49: Grave Disease

Pada hipertiroidi RT3U tinggi ----T4 ----T4

---- T4 ----T4 T3* T3*

T3* T3* T3*

---- + T3* T3* T3* ---- T3* + T3* T3*

T3* T3* resin * ---- T4 ---- T4 RT3U tinggi ---- T4 ---- T4

TBG

Page 50: Grave Disease

Pada hipotiroidi RT3U rendah ---- ---- T3* ---- T4 ---- T4

T3* ---- + T3* T3* T3* ---- T3* + T3* T3* T3* T3* resin ---- ---- T3* RT3U rendah

---- ---- T3*

TBG

Page 51: Grave Disease

Tes untuk menentukan konsentrasi produk-produk sekresi kelenjar tiroid di dlm darah :

• FTI (Thyroxine Index, Free) Indeks ini didapat dari hasil perhitungan T3 resin

uptake dan serum TT4. Pengukuran fraksi bebas T4 serum secara langsung

dengan dialysis sukar dan memakan banyak waktu, karena konsentrasinya sangat rendah. FTI didapat dengan mengkalikan T4 dengan RT3U. FTI biasanya mengkoreksi untuk kelainan-kelainan pada pengikatan tiroksin. Produk ini berkorelasi baik dengan kadar T4 bebas. Nilai normal 1,33-4,68 Ug/dl.

Page 52: Grave Disease

Tes yg secara langsung menilai fungsi kelenjar tiroid :

• RAIU(Radio Active Iodine Uptake)I123 lebih baik karena dosis radiasinya lebih rendah diberikan secara oral. 24 jam kemudian radio aktivitas thyroid dihitung dengan ”gamma scintillation counter”. Interval ini dipilih karena uptake radio isotop mendekati maksimum mendekati 24 jam.Diberikan I131 atau I123 (yodium radioaktif) kemudian diukur uptake kel. Tiroid pd interval waktu tertentu (2-6 jam & sth 24 jam)

Normal uptake : 9 - 19 % dalam 1 jam7 – 25 % dalam 6 jam5 – 30 % dalam 24 jam

Page 53: Grave Disease

Tes yg secara langsung menilai fungsi kelenjar tiroid :

• Sidik Tiroid (Radionuclide scan)Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan besar kelenjar, lokalisasi kelainan yang dapat dipalpasi serta fungsi suatu bagian tiroid (misalnya nodul), dengan tepat. Radioisotop yang paling sering dipakai ialah I 131 dan I123 dan technetium-99m perthechenetate. Setelah pemberian I 131 p.o. sidik dilakukan 24 jam kemudian. Dengan TC-99m (diberi IV), sidik dapat dilakukan 20-30 menit kemudian. Tc-99m hanya menilai kemampuan transport dan organifikasi yodium.

Page 54: Grave Disease

I131 p.o. Tc-99m I.V. 24 jam 20 -30 menit

sidik dinilai transpor & sidik dinilai kemampuan organifikasi yodium transpor sel-sel

folikel

• I123 tdk selalu tersedia karena half-life nya pendek, hanya 13 jam

Page 55: Grave Disease

Tes yg secara langsung menilai fungsi kelenjar tiroid :

• UltrasonografiKegunaannya untuk membedakan lesi tiroid kistik dan solid di mana keduanya tampak ”dingin” pd sidik tiroid

Page 56: Grave Disease

Tes yg menilai efek hormon tiroid pada jaringan-jaringan perifer :

• Penentuan B.M.R. (Basal Metabolic Rate)Berdasarkan pengaruh hormon tiroid terhadap tubuh. Pengukuran didasarkan atas pengukuran produksi panas penderita pd keadaan istirahat & post absorpsi. Diukur keadaan O2 per menit dengan spirometerSyarat: pasien harus betul-betul dlm keadaan basalBila hormon >> BMR meningkat

Page 57: Grave Disease

Tes yg menilai efek hormon tiroid pada jaringan-jaringan perifer :

• Formula dari Read :

BMR = ( 0,75 x nadi ) + ( 0,74 x tekanan nadi ) - 72• Menurut Du Bois : BMR normal : antara –10 dan +15 % Batas-batas utk tirotoksikosis yg sedang beratnya : +30 dan

+60 % Kekurangan: Pasien harus benar-benar dalam keadaan basal

Page 58: Grave Disease

Tes yang menilai aksis hipotalamik-hipofise-tiroid :

• TSH (tirotropin)Dulu menggunakan radio-immunoassay konvensional, sekarang menggunakan Microparticle Enzym Immunoassay (MEIA) karena sensitivitasnya lebih tinggiNilai normal pd dewasa : 0,3 – 5,0 mU / L Kemungkinan hipotiroidi : > 5,0 mU / L Kemungkinan hipertiroidi : < 0,10 mU / L Borderline : 0,10 – 0,29 mU / L

• Thyrotropin-Releasing Hormone (TRH) Stimulation Test :

Memeriksa serum TSH sebelum dan 20 menit setelah pemberian TRH (500 atau 200 μg).Normal : Peningkatan signifikan dari batas bawah 1 μU / mL 8 μU /

Page 59: Grave Disease

Tes yang menilai aksis hipotalamik-hipofise-tiroid :

• Thyrotropin-Releasing Hormone (TRH) Stimulation Test :Memeriksa serum TSH sebelum dan 20 menit setelah pemberian TRH (500 atau 200 μg).Normal : Peningkatan signifikan dari batas bawah 1 μU / mL 8 μU /mL dlm waktu 20 menit dan kembali normal setelah 120 menit

• Hipotiroidi primer : peningkatan yg berlebihan dari batas TSH yg memang sdh tinggi

• Hipotiroidi sekunder (pituitari) : Tidak ada peningkatan TSH yg memang rendah

• Hipertiroidi : pemberian TRH tidak mempengaruhi peningkatan nyata serum TSH seperti pada keadaan normal

* Penyakit Graves dan nodular goiter berespon negatif

Page 60: Grave Disease

Tes yg mengidentifikasi & mengukur substansi-substansi patologis yg secara normal tdk ditemukan di dlm darah :

• > Penentuan dng reaksi serologi / imunologi • AMA : antibodi thd tiroid mikrosomal • ATA : antibodi thd tiroid tiroglobulin • TRAb : antibodi thd reseptor TSH/Tirotropin • • > Thyroid stimulating immunoglobulin (TSI)• Pemeriksaan Long Acting Thyroid Stimulator (LATS) saat ini sudah tidak

dipakai lagi karena kurang sensitif dan praktis

Page 61: Grave Disease

Penatalaksanaan

Page 62: Grave Disease

Iodium radioaktif (radio active iodium – RAI)

• Iodium radioaktif yang paling sering dipakai adalah I131 (waktu paruh 8 hari)

• Radioisotop I yang diberikan pada seorang penderita ikut terpakai dalam biosintesa hormon tiroid dan terkumpul dalam koloid, seperti I yang bukan radioaktif

Page 63: Grave Disease

• Sinar Beta dan Gamma yang diipancarkan , mempengaruhi jaringan sekeliling folikel.

• Pada gambaran histologi tampak piknosis dan nekrosis sel folikel, diikuti oleh hilannya koloid dan fibrosis kelenjar.

• Dosis rendah umumnya hanya merusak bagian sentral saja, sedang bagian perifer tetap berfungsi.

Page 64: Grave Disease

• Dosis terapi : 0,03 mcg I sesuai dengan 4 mc (c=curie) larutan / kapsul

Kontra indikasi :• Dibawah 20 tahun• Hamil atau 6 bulan sebelumnya hamil• Menyusui• Thyroiditis atau hipertiroid jenis lain yang

biasanya bersifat sementara

Page 65: Grave Disease

Beta - Blockers

Atenolol :• Memblok obat obatan /hormon adrenergic

contoh adrenalin / epinefrin pada saraf simpatik

• Untuk : hipertensi, mengurangi takikardia• Dosis : 50-100 mg sebelum makan atau

sebelum tidur 1x sehari

Page 66: Grave Disease

Metoprolol • Bloker beta adrenergic untuk mengobati

hipertensi dan kondisi neurologis• Sediaan : Tablets: 25, 50, 100, and 200 mg.

Injection: 1 mg/ml

Page 67: Grave Disease

Propanolol • memblok saraf simpatis dan sebagian saraf

involunter• Untuk : takikardia, hipertensi, tremor, chest

pain (angina pectoris), pasien dengan kadar hormone tiroid tinggi dalam darah

• Sediaan :Tablets: 10 mg, 20 mg, 40 mg, 60 mg, 80 mg. Capsules (long-acting): 60 mg, 80 mg, 120 mg, 160 mg.

• sebelum makan atau sebelum tidur• 1x sehari

Page 68: Grave Disease

Thyroidectomy

• Operasi pengangkatan jaringan tiroid.• Dilakukan bila tidak dapat mentoleransi obat

anti tiroid dan tidak mau melakukan terapi RAI. Operasi bisa dilakukan total atau subtotal (menyisakan jaringan)

Page 69: Grave Disease

Ophtalmopapti Graves

• Bila ringan : diberi air mata artificial dan salep, kacamata hitam, mata waktu malam ditutup dan hindari rokok.

• Bila berat : glukokortikoid dosis besar , radioterapi orbital , dekrompesi orbital (operasi otot mata – koreksi posisi agar tidak terjadi double vision)

Page 70: Grave Disease

Hormone tiroid(terapi pengganti hormone tiroid)

Levothroxyne• Paling stabil, biaya murah, tidak terdapat protein asing

yang bersifat alergenik, waktu paruh yang panjang (7 hari). Dosis 1 kali sehari.

Liothyronine• 3 – 4 kali lebih aktif daripada Levothroxyne, tetapi

waktu paruhnya 24 jam. Memiliki toksisitas terhadap jantung, karena aktivitas hormone yang lebih besar.

• Cocok untuk penekanan TSH jangka pendek.

Page 71: Grave Disease

Obat Anti Tiroid (OAT)

Page 72: Grave Disease

• Inhibitor tiroid digolongkan dalam 4 kelompok: Obat antitiroid yang mengganggu sintesis hormon

secara langsung Penghambat ion yang menghambat transport

iodida Iodida yang pada konsentrasi tinggi menghambat

sintesis dan pelepasan hormon Iodium radioaktif yang merusak kelenjar dengan

radiasi ion

Page 73: Grave Disease

• Obat antitiroid bekerja dengan cara menghambat pengikatanyodium pada TBG (thyroxine binding globulin) menghambat sekresi TSH (Thyreoid Stimulating Hormone) yang mengakibatkan berkurang produksi atau sekresi hormon tiroid.

• Protipe golongan ini adalah propiltiourasil. Senyawa lain adalah metimazol.

Page 74: Grave Disease

• Propiltiourasil – Diabsopsi dengan cepat, kadar puncak serum dicapai setelah satu jam. – Bioavailibilitasnya sebesar 50-80%– Ekskresi melalui urine sebagai glukoronid yang todak aktif dalam

waktu 24 jam.• Metimazol

– Diabsorpsi secara lengkap tetapi pada laju yang tidak sama. – Ekskresi lebih lambat daripada propiltiourasil– 65-70% dari setiap dosis didapatkan kembali dalam urine dalam waktu

48 jam.• Masa kerja obat antitiroid umumnya pendek.

– Propiltiourasil mempunyai masa kerja 2-8jam– Metimazol dosis 10-25mg dapat menghambat sampai 24 jam. – Penggunaan pada masa kehamilan lebih disukai propiltiourasil – Propiltiourasil juga tidak disekresi dalam jumlah besar dalam ASI

sehingga tidak perlu menghentikan pemberian ASI.

Page 75: Grave Disease

Efek samping

• Propiltiourasil dan metimazol jarang sekali menimbulkan efek samping

• Bila timbul biasanya mempunyai gamabaran yang sama; – frekuensinya kira-kira 3% pada propiltiourasil– 7% untuk metimazol

• Yang paling sering timbul: purpura dan popular rash yang kadang-kadang hilang sendiri

• Terjadinya berbagai macam reaksi ini berhubungan erat dengan dosis obat yang diberikan, degradasi obat dalam badan dan ekskresinya

Page 76: Grave Disease

Indikasi• Antitiroid digunakan untuk :

– Mempertahankan remisi pada strauma dengan tirotoksikkosis – Mengendalikan kadar hormon pada pasien yang mendapat yodium

radioaktif – Menjelang pengangkatan tiroid

• Antitiroid bermanfaaf pada hipertiroidisme yang disertai dengan pembesaran kelenjar tiroid bentuk difus maupun noduler.

• Efek terapi biasanya baru tampak setelah masa laten yang agak panjang, dari beberapa hari sampai 1-2 minggu

• Apabila obat yang diberikan sudah melebihi kebutuhan, maka pada penderita ini akan tampak gejala hipodiroidisme

• Selama pengobatan dengan antitiroid harus diperhatikan ada tidaknya gejala hipotiroidisme secara klinis maupun laboratoris.

Page 77: Grave Disease

Propiltiourasil (PTU)Indikasi : hipertiroidismeKontraindikasi : hipersensisitif terhadap Propiltiourasil, blocking replacement regimen

tidak boleh diberikan pada kehamilan dan masa menyusui.Bentuk sediaan : Tablet 50 mg dan 100 mgDosis dan aturan pakai :

– anak-anak 5-7 mg/kg/hari atau 150-200 mg/ m2/hari, dosis terbagi setiap 8 jam. • dewasa 3000 mg/hari, dosis terbagi setiap 8 jam.

– untuk hipertiroidisme berat 450 mg/hari– untuk hipertiroidisme ocasional memerlukan 600-900 mg/hari– dosis pelihara 100-150 mg/haridalam dosis terbagi setiap 8-12 jam

– orangtua 150-300 mg/hari Efek samping : ruam kulit, nyeri sendi, demam, nyeri tenggorokan, sakit kepala, ada

kecendrungan pendarahan, mual muntah, hepatitis.Mekanisme Obat: menghambat sintesis hormon tiroid dengan memhambatoksidasi dari

iodin dan menghambat sintesistiroksin dan triodothyronin Resiko khusus : Hati-hati penggunaan pada pasien lebih dari 40 tahun karena PTU bisa

menyebabkan hipoprotrombinnemia dan pendarahan, kehamilan dan menyusui, penyakit hati

Page 78: Grave Disease

Methimazole Indikasi : agent antitiroidKontraindikasi : Hipersensitif terhadap methimazole dan wanita hamil.Bentuk sediaan : tablet 5 mg, 10 mg, 20 mgDosis dan aturan pakai :

– anak 0,4 mg/kg/hari (3 x sehari); – dosis pelihara 0,2 mg/kg/hari (3 x sehari). maksimum 30 mg dalam sehari.– Untuk dewasa:

• hipertiroidisme ringan 15 mg/hari; • sedang 30-40 mg/hari; • hipertiroid berat 60 mg/ hari; • dosis pelihara 5-15 mg/hari.

Efek samping : sakit kepala, vertigo, mual muntah, konstipasi, nyeri lambung, edema.

Resiko khusus : pada pasien diatas 40 tahun hati-hati bisa meningkatkan myelosupression, kehamilan

Page 79: Grave Disease

Karbimazole

Indikasi : hipertiroidisme Kontraindikasi : blocking replacement regimen tidak boleh diberikan

pada kehamilan dan masa menyusui.Bentuk sediaan : tablet 5 mgDosis dan aturan pakai :

– 30-60 mg/hari sampai dicapai eutiroid, lalu dosis diturunkan menjadi 5-20 mg/hari; biasanya terapi berlangsung 18 bulan.

– Sebagai blocking replacement regimen, karbamizole 20 - 60 mg dikombinasikan dengan tiroksin 50 -150 mg.

– Untuk dosis anak mulai dengan 15 mg/hari kemudian disesuaikan dengan respon.

Efek samping : ruam kulit, nyeri sendi, demam, nyeri tenggorokan, sakit kepala, ada kecendrungan pendarahan, mual muntah, leukopenia.

Page 80: Grave Disease

Penghambat Iodida• obat yang dapat mebnghambat transport aktif

ion iodide ke dalam kelenjar tiroid.• Mekanisme kerja obat ini didasarkan atas

penghambatan kompetitif terhadap mekanisme tiroid di dalam memekatkan ion yodium.

• Obat yang termasuk dalam golongan ini adalah • Tiosianat (CNS-)• Perklorat (ClO4

-)• Nitrat (NO3

-)• Fluoborat (BF4

-)• Fluosulfonat (SO3F-)• Difluofosfat ((PO 2F2-)

Page 81: Grave Disease

Iodida• Pada orang sehat dalam jumlah kecil diperlukan untuk sintesa

hormone, • Dalam jumlah besar menyebabkan goiter dan hipotiroid. • Peran iodida dalam kelenjar tiroid:

– Diperlukan untuk sintesa hormone tiroid– Menghambat transport aktifnya sendiri– Kadar tinggi iodium intraseluler kelenjar tiroid menghambat secara

akut sintesis iodotirosin dan iodotironin• Efek samping

– Kadang-kadang terjadi hipersensitifitas. – Intoksikasi kronik iodida ditandai dengan

• rasa terbakar di mulut, tenggorokan, perangsangan selaput lender dan peradangan faring laring, serta tonsil.

• Gejala saluran cerna berupa iritasi lambung dan diare yang dapat disertai perdarahan.

Page 82: Grave Disease

NonFarko

• Diet yang diberikan harus tinggi kalori, • Konsumsi protein harus tinggi• Olah raga secara teratur.• Mengurangi rokok, alkohol dan kafein yang

dapat meningkatkan kadar metabolisme.

Page 83: Grave Disease

Komplikasi

• Weight loss, good appetite• Congestive cardiac failure• Anxiety• Insomnia• Osteoporosis

Page 84: Grave Disease

Pencegahan

• Karena penyakit ini autoimun, maka penyakit ini sulit untuk dicegah terjadinya.

Page 85: Grave Disease

Prognosis

• Quo ad vitam: ad bonam• Quo ad functionam: dubia ad malam