GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III …

51
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III TENTANG PERSIAPAN LAKTASI DI PUSKESMAS KERTASARI KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2018 LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan Pendidikan Program Studi D III Kebidanan STIKes Bhakti Kencana Bandung Oleh : SHAFIRA KHARISMA PUTRI NIM : CK.1.15.074 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI KENCANA PROGRAM STUDI D.III KEBIDANAN B A N D U N G 2 0 1 8

Transcript of GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III …

Page 1: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III …

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III TENTANG

PERSIAPAN LAKTASI DI PUSKESMAS KERTASARI KABUPATEN

BANDUNG TAHUN 2018

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan

Pendidikan Program Studi D III Kebidanan

STIKes Bhakti Kencana Bandung

Oleh :

SHAFIRA KHARISMA PUTRI

NIM : CK.1.15.074

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI KENCANA

PROGRAM STUDI D.III KEBIDANAN

B A N D U N G

2 0 1 8

Page 2: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III …
Page 3: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III …
Page 4: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III …

ABSTRAK

Persiapan laktasi pada masa kehamilan merupakan hal yang penting, sebab

dengan persiapan yang lebih baik, maka ibu lebih siap untuk menyusui bayinya.

Kendala dalam proses menyusui salah satunya bisa dicegah pada saat ibu hamil

dengan cara pemberian informasi mengenai persiapan laktasi, ASI eksklusif dan

mengenai perawatan payudara.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu

hamil trimester III tentang persiapan laktasi di Puskesmas Kertasari Kabupaten

Bandung tahun 2018.

Desain penelitian menggunakan deskriptif. Populasi sebanyak 104 orang

dan pengambil sampel dengan accidental sampling sehingga sampel diambil

sebanyak 51 orang. Pengambilan data secara primer menggunakan kuesioner

dengan analisa data mengunakan analisis univariat.

Hasil penelitian didapatkan bahwa pengetahuan ibu hamil trimester III tentang persiapan laktasi lebih dari setengahnya berpengetahuan kurang sebanyak

29 orang (56,9%), pengetahuan ibu hamil trimester III tentang ASI eksklusif lebih

dari setengahnya berpengetahuan kurang sebanyak 28 orang (54,9%) dan

pengetahuan ibu hamil trimester III tentang perawatan payudara lebih dari

setengahnya berpengetahuan kurang sebanyak 34 orang (66,7%).

Simpulan didapatkan bahan pengetahuan ibu hamil trimester II tentang

persiapan laktasi, ASI eksklusif dan perawatan payudara berpengetahuan kurang.

Saran bagi puskesmas untuk bisa menyediakan sarana yang memfasilitasi

penyuluhan kesehatan, bidan bisa melakukan penyuluhan kesehatan mengenai

persiapan laktasi pada saat di Posyandu dan juga menyediakan brosur atau leaflet

mengenai ASI eksklusif dan perawatan payudara yang bisa dibagikan ke setiap

rumah terutama bagi ibu yang tidak bisa hadir di Posyandu.

Kata kunci : Persiapan Laktasi, ASI Eksklusif, Perawatan Payudara

Daftar Pustaka : 21 Sumber (Tahun 2008-2016).

Page 5: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III …

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas

karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini. Shalawat serta

salam semoga senantiasa tercurah kepada Cahaya umat islam Nabi besar

Muhammad SAW., keluarganya, para sahabatnya, dan kita semua selaku umat-

Nya.

Adapun laporan tugas akhir yang berjudul “GAMBARAN

PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III TENTANG PERSIAPAN

LAKTASI DI PUSKESMAS KERTASARI KABUPATEN BANDUNG

TAHUN 2018” dimaksudkan untuk memenuhi salah syarat meraih gelar Ahli

Madya Kebidanan pada Program Studi D.III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Bhakti Kencana Bandung.

Penulisan laporan tugas akhir ini tidak mungkin terwujud tanpa

bimbingan, arahan, motivasi, doa, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. H. Mulyana, SH., M.Pd., MH.Kes, selaku Setua Yayasan Adhi Guna Kencana

Bandung.

2. R. Siti Jundiah, S.Kp., M.Kep., selaku Ketua STIKes Bhakti Kencana

Bandung.

3. Dewi Nurlaela Sari, M.Keb., selaku Ketua Program Studi D.III Kebidanan

STIKes Bhakti Kencana Bandung.

Page 6: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III …
Page 7: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III …

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN

ABSTRAK ................................................................................................. iii

KATA PENGANTAR ............................................................................... iv

DAFTAR ISI ............................................................................................. vi

DAFTAR TABEL .................................................................................... ix

DAFTAR BAGAN...................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................. 5

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................... 5

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan ........................................................................ 7

2.1.1 Pengertian Pengetahuan ......................................... 7

2.1.2 Tingkat Pengetahuan .............................................. 7

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan .... 9

2.2 Persiapan Laktasi ............................................................... 11

2.2.1 Pengertian ............................................................... 11

2.2.2 Hal yang Dilakukan dalam Persiapan Laktasi ....... 12

2.3 ASI Eksklusif ..................................................................... 17

2.3.1 Pengertian ASI Eksklusif ....................................... 17

Page 8: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III …

2.3.2 Macam-Macam ASI ............................................... 18

2.3.3

Manfaat ASI ............................................................

23

2.3.4

Masalah-Masalah dalam Pemberian ASI ................

29

2.4 Perawatan Payudara ............................................................ 31

2.4.1 Pengertian Perawatan Payudara .............................. 31

2.4.2 Tujuan Perawatan Payudara .................................... 32

2.4.3 Teknik Perawatan Payudara pada Ibu Menyusui .... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian ................................................................ 37

3.2 Populasi Penelitian ............................................................. 37

3.3 Sampel dan Cara Pengambilan Sampel............................... 37

3.4 Kerangka Pemikiran dan Kerangka Konsep ...................... 38

3.5 Definisi Operasional............................................................ 41

3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................. 41

3.7 Prosedur Penelitian.............................................................. 43

3.8 Instrumen Penelitian ........................................................... 44

3.9 Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data ......................... 44

3.10 Pengolahan dan Analisa Data.............................................. 43

3.11 Waktu dan Lokasi Penelitian .............................................. 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian .................................................................. 48

Page 9: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III …

4.2 Pembahasan ........................................................................ 51

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ............................................................................

56

5.2 Saran ...................................................................................

56

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 10: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III …

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Definisi Operasional ........................................................................ 41

4.1 Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III tentang

Persiapan Laktasi di Puskesmas Kertasari Kabupaten Bandung

Tahun 2018 ...................................................................................... 48

4.2 Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III tentang ASI

Eksklusif di Puskesmas Kertasari Kabupaten Bandung Tahun

2018 ................................................................................................. 49

4.3 Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III tentang

Perawatan Payudara di Puskesmas Kertasari Kabupaten Bandung

Tahun 2018 ...................................................................................... 50

Page 11: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III …

DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman

3.1 Kerangka Konsep ........................................................................... 40

Page 12: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III …

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kisi-kisi Kuesioner Uji Validitas

Lampiran 2 : Kuesioner Uji Validitas

Lampiran 3 : Hasil Perhitungan Uji Validitas

Lampiran 4 : Kisi-kisi Kuesioner Penelitian

Lampiran 5 : Kuesioner Penelitian

Lampiran 6 : Hasil Perhitungan Penelitian

Lampiran 7 : Lembar Bimbingan LTA

Page 13: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III …

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

ASI merupakan makanan yang pertama, utama, dan terbaik bagi bayi,

yang bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan

dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi. Terkait itu, ada suatu hal

yang perlu disayangkan, yakni rendahnya pemahaman ibu, keluarga, dan

masyarakat mengenai pentingnya ASI bagi bayi. Akibatnya, program

pemberian ASI Eksklusif tidak berlangsung secara optimal (Prasetyono, 2009)

ASI eksklusif merupakan cara pemberian makan bayi yang alamiah,

namun sering kali ibu-ibu kurang mendapatkan informasi bahkan sering kali

mendapat informasi yang salah tentang persiapan pemberian ASI, manfaat

ASI eksklusif, tentang bagaimana cara menyusui yang benar, dan apa yang

harus dilakukan bila timbul kesukaran dalam menyusui bayinya (Roesli,

2010).

Berdasarkan data badan kesehatan dunia (WHO) pada tahun 2014

menunjukkan rata-rata angka pemberian ASI eksklusif di dunia hanya sekitar

38 persen dari target minimal 50% hal ini membuktikan bahwa masih

rendahnya pemerintah ASI eksklusif dengan berbagai faktor yang

menyebabkan tidak tercapainya target minimal tersebut. Rendahnya

pemberian ASI eksklusif ini dikarenakan pengetahuan dan sikap yang merasa

kurang penting diberikannya ASI sampai umur bayi 6 bulan (Carmen, 2014).

Page 14: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III …

Berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) 2015 cakupan

ASI eksklusif di Indonesia mencapai 55,7%. Dengan target renstra 2015

sebesar 39%. Di Jawa Barat tercatat jumlah bayi yang diberi ASI ekslusif

hanya sebanyak 35,3% (Kemenkes RI, 2016).

Bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif dikarenakan bayi tersebut

sudah diberikan MP ASI sebelum usia 6 bulan. Dampak bayi tidak diberikan

ASI eksklusif diantaranya bayi lebih sering menderita diare, bayi mudah

alergi terhadap zat makanan tertentu, terjadinya malnutrisi, menurunnya daya

tahan tubuh bayi sehingga bayi cepat terkena penyakit infeksi, terjadi

obstruksi usus karena usus bayi belum mampu melakukan gerak peristaltik

dengan baik (Narendra, 2012).

Risiko diberikan makanan pendamping ASI lebih awal berdampak

terhadap kondisi bayi. Dampak tersebut diantaranya seperti sulitnya makanan

dicerna dengan baik, peluang sakit lebih besar karena sistem imunitas bayi

belum sempurna, mengalami alergi makanan, berpeluang mengalami obesitas

karena proses pemecahan sari-sari makanan dalam tubuh bayi belum

sempurna (Nakita, 2015).

Persiapan laktasi pada masa kehamilan merupakan hal yang penting,

sebab dengan persiapan yang lebih baik, maka ibu lebih siap untuk menyusui

bayinya. Oleh karena itu di Rumah Sakit, Puskesmas atau di Rumah Bersalin

terdapat kelas seperti kelas persiapan menjadi orang tua (parent education),

yang salah satu materi yang disampaikannya adalah bimbingan persiapan

menyusui. Bidan dan perawat sangat berperan dalam memberikan

Page 15: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III …

penyuluhan-penyuluhan persiapan menyusui bagi ibu agar mendapatkan air

susu yang optimal, salah satu yang dapat dilakukan bidan yaitu dengan

memberikan konseling menyusui kepada ibu hamil sebelum melahirkan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam persiapan laktasi diantaranya

niat ibu untuk mau menyusui secara eksklusif, menghilangkan stres,

memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil, melakukan pijat payudara dan

menciptakan gaya hidup sehat (Maryunani, 2012).

Seorang ibu diharapkan tidak memiliki unsur keterpaksaan disaat

menyusui bayinya, oleh karena itu menyusui merupakan sebuah usaha untuk

memberikan kehidupan awal bagi bayi. Ibu mungkin akan merasa sangat

bahagia sekaligus bangga karena bisa menyusui si kecil terutama setelah

kehamilan anak pertama, hal tersebut menjadi pengalaman pertama ibu dalam

hal menyusui bayi. Ibu yang terpenuhi rasa cinta, sabar, tekun, percaya diri,

dan menggunakan cara-cara yang benar, akan berhasil menyusui bayinya

(Indarti, 2015).

Kendala dalam proses menyusui salah satunya bisa dicegah pada saat

ibu hamil dengan cara pemberian informasi mengenai persiapan laktasi, ASI

eksklusif dan mengenai perawatan payudara. Masalah persiapan laktasi

biasanya karena ibu tidak mengetahui apa yang harus dilakukan pada saat

hamil seperti melakukan perawatan payudara. Permasalahan ASI eksklusif

dikarenakan kurangnya informasi mengenai pentingnya pemberian ASI

eksklusif dan adanya pemahaman masyarakat yang tidak mengerti mengenai

ASI eksklusif yaitu pemberian hanya ASI saja sampai usia bayi 6 bulan.

Page 16: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III …

Studi pendahuluan berdasarkan data Dinkes Kabupaten Bandung,

didapatkan data bahwa wilayah kerja Puskesmas tiga terendah se-kabupaten

Bandung dalam cakupan ASI eksklusif yaitu Puskesmas Kertasari (1,0%),

puskesmas Margahayu Selatan (1,18%) dan puskemas Margaasih (4,0%)

(Dinkes Kabupaten Bandung, 2017).

Hasil wawancara terhadap 10 orang ibu hamil di wilayah kerja

Puskesmas Kertasari didapatkan 8 orang mengatakan belum pernah

mendapatkan informasi mengenai persiapan laktasi yang salah satu

diantaranya dengan cara melakukan perawatan payudara dan juga belum

pernah mendapatkan informasi bahwa apabila bayi lahir maka harus diberikan

ASI secara eksklusif. Dari 8 orang tersebut 7 orang mengatakan bahwa setahu

mereka apabila bayi lahir maka bayi boleh diberi madu ataupun bubur saring

setidaknya bayi berusia 3 bulan.

Rendahnya pemberian ASI eksklusif di Kertasari yang terjadi bisa

disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya pendidikan yang rendah,

pengetahuan yang kurang, sikap yang tidak mendukung, ibu yang bekerja

yang akhirnya menyebabkan ibu tidak melakukan persiapan laktasi pada saat

kehamilan. Pada saat kehamilan kaitannya dengan laktasi yang perlu

diperhatikan diantaranya pengetahuan ibu tentang persiapan laktasi, ASI

eksklusif dan perawatan payudara.

Berdasarkan latar belakang di atas dan puskemas Kertasari merupakan

puskesmas dengan cakupan ASI eksklusif terendah di Kabupaten Bandung,

oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul

Page 17: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III …

“Gambaran pengetahuan ibu hamil trimester III tentang persiapan laktasi di

Puskesmas Kertasari Kabupaten Bandung tahun 2018”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan data dan uraian di atas dalam latar belakang masalah,

maka menjadi rumusan masalah adalah “bagaimana gambaran pengetahuan

ibu hamil trimester III tentang persiapan laktasi di Puskesmas Kertasari

Kabupaten Bandung tahun 2018?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil trimester III

tentang persiapan laktasi di Puskesmas Kertasari Kabupaten Bandung

tahun 2018.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil trimester III

tentang persiapan laktasi (Pengertian dan hal yang perlu dilakukan

dalam persiapan laktasi) di Puskesmas Kertasari Kabupaten Bandung

tahun 2018.

2. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil trimester III

tentang ASI eksklusif (pengertian, manfaat dan cara pemberian) di

Puskesmas Kertasari Kabupaten Bandung tahun 2018.

Page 18: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III …

3. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil trimester III

tentang perawatan payudara (pengertian, tujuan dan manfaat serta cara

perawatan) di Puskesmas Kertasari Kabupaten Bandung tahun 2018.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Diharapkan penelitian ini akan turut memaknai perkembangan ilmu

kebidanan khususnya tentang pelayanan kebidanan.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Peneliti

Sebagai media pembelajaran untuk mengaplikasikan ilmu

pengetahuan yang didapat pada perkuliahan serta sebagai pembelajaran

bagi peneliti dalam melakukan penelitian secara sistematis dan ilmiah.

2. Bagi Institusi

Sebagai bahan informasi dan bahan pertimbangan bagi mahasiswa

dan pihak-pihak yang berkepentingan melakukan penelitian lebih

lanjut. Sehingga penelitian yang akan datang lebih baik lagi dan

melengkapi bacaan/kepustakaan.

Page 19: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

2.1.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah

seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu,

pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar

pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2010).

2.1.2 Tingkat Pengetahuan

Menurut Bloom, pengetahuan yang tercakup dalam domain

kognitif mempunyai 6 (enam) tingkatan, yakni :

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat

ini adalah mengingat kembali (recaall) sesuatu yang spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Oleh

sebab itu ini merupakan tingakt pengetahun yang paling rendah.

Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang

Page 20: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III …

dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan,

menyatakan dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010).

2. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang

telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya

(Notoatmodjo, 2010).

3. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau

kondisi yang sebenarnya. Aplikasi dapat diartikan sebagai aplikasi

atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain (Notoatmodjo,

2010).

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi

masih di dalam sutu struktur organisasi dan masih ada kaitannya

satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari

penggunaan kata kerja seperti dapat menggambarkan (membuat

Page 21: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III …

bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan

sebagainya (Notoatmodjo, 2010).

5. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang

ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah

ada.

6. Mencipta (Creating)

Membuat adalah menggabungkan beberapa unsur menjadi

suatu bentuk kesatuan. Ada tiga macam proses kognitif yang

tergolong dalam kategori ini yaitu membuat, merencanakan, dan

memproduksi. Kata oprasionalnya yaitu merancang, membangun,

merencanakan, memproduksi, menemukan, membaharui,

menyempurnakan, memperkuat, memperindah, menggubah.

(Notoatmodjo, 2010).

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Sebagaimana faktor yang mempengaruhi pengetahuan manusia

antara lain.

1. Pengalaman

Page 22: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III …

Pengalaman diperoleh dari pengalaman sendiri atau

pengalaman orang lain. Pengalaman seseorang atau yang sudah

diperoleh dan dapat memperluas pengetahuan seseorang.

2. Tingkat pendidikan

Pendidikan dapat menambah wawasan atau pengetahuan

seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai

pengetahuan lebih luas dibandingkan dengan tingkat pendidikan

yang rendah.

3. Keyakinan

Keyakinan diperoleh secara turun-temurun terhadap adanya

pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini bisa dipengaruhi oleh

pengetahuan seseorang baik positif atau negatif.

4. Fasilitas

Fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat dipengaruhi

oleh pengetahuan seseorang, misalnya : radio, TV, majalah, buku,

melalui penyuluhan di puskesmas atau bidan praktik swasta.

5. Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang

memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung

maupun secara tidak langsung. Pekerjaan ibu juga diperkirakan

dapat mempengaruhi pengetahuan dan kesempatan ibu

memberikan ASI Eksklusif. pengetahuan responden yang bekerja

Page 23: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III …

lebih baik bila dibandingkan dengan pengetahuan responden yang

tidak bekerja. Semua ini disebabkan karena ibu yang bekerja

diliuar rumah (sektor formal) memiliki akses yang lebih baik

terhadap berbagai informasi, termasuk mendapatkan informasi

tentang pemberian ASI Eksklusif (Azwar, 2009).

6. Umur

Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan dalam suatu

penelitian, karena hampir semua kondisi ada hubungannya dengan

umur. (Depkes RI, 2009).

Umur mempengaruhi bagaimana ibu mengambil keputusan

dalam pemeliharaan kesehatan dirinya, semakin bertambah usia

maka pengalaman dan pengetahuan semakin bertambah atau

dengan umur yang bertambah pengalaman terhadap pengetahuan

dan sumber informasi yang didapat lebih baik. Umur

mempengaruhi bagaimana ibu menyusui mengambil keputusan

dalam pemberian ASI Eksklusif, semakin bertambah umur (tua)

maka pengalaman dan pengetahuan semakin bertambah.

(Notoatmodjo, 2010).

2.2 Persiapan Laktasi

2.2.1 Pengertian

Persiapan laktasi adalah persiapan menyusui sejak kala hamil.

Dalam hal ini berarti proses menyusui sebaiknya sudah dipersiapkan

Page 24: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III …

jauh hari sebelum melahirkan. Hal ini penting supaya ibu benar-benar

siap, baik secara fisik maupun mental. Kesiapan ini akan

mempengaruhi kualitas dan kuantitas ASI (Maryunani, 2012).

2.2.2 Hal yang Dilakukan dalam Persiapan Laktasi

Hal-hal yang perlu dilakukan dalam persiapan laktasi

diantaranya adalah sebagai berikut (Maryunani, 2012):

1. Niat

1) Niat adalah kunci sukses untuk memberikan ASI eksklusif

bagi bayi.

2) Niat ini seharusnya sudah tertanam kuat jauh hari sebelumnya.

3) Ibu harus bertekad akan memberikan makanan yang terabik

baginya.

4) Dengan niat bulat, ibu akan berfikir optimis.

5) Dengan fikiran optimis tersebut, akan terbentuk energi positif

yang dapat mempengaruhi kesiapan semua organ-organ

menyusui sehingga ASI dapat mengalir lancar.

6) Jika ibu yakin bisa menyusui, ASI yang keluar pasti banyak.

7) Anjurkan ibu untuk membuang jauh-jauh pikiran negatif,

seperti bagaimana kalau ASI tidak keluar, atau bagaimana

kalau payudara bermasalah, dan sebagainya.

Page 25: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III …

8) Untuk itu, dalam masa hamil, ibu dianjurkan untuk :

(1)Mempelajari mengenai manajemen laktasi, rawat gabung

dan bahaya susu formula.

(2)Berniat bersungguh-sungguh untuk memberikan ASI pada

bayi sekurang-kurangnya 6 bulan.

(3)Belajar ketrampilan menyusui.

(4)Meningkatkan gizi dan kesehatan ibu.

(5)Memakai BH yang menyokong dan ukuran sesuai

payudara.

(6)Memeriksa payudara dan puting susu (Maryunani, 2012).

2. Menghilangkan Stres

1) Anjurkan pada ibu untuk berusaha selalu berpikiran positif

tentang kehamilan.

2) Berikan pengertian bahwa kehamilan jangan sampai membuat

ibu merasa terbatasi.

3) Apabila ada masalah, anjurkan untuk berkonsultasi pada

petugas kesehatan.

4) Anjurkan pada ibu untuk melakukan semua hal yang

menyenangkan selama hamil, seperti jalan-jalan, berekreasi,

Page 26: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III …

berkumpul dengan teman, mengerjakan hobi dan lain

sebagainya.

5) Semua aktivitas tersebut sangat penting untuk menjaga

ketenangan batin karena perasaan tenang dan bahagia

berpengaruh pada produksi ASI.

3. Memenuhi Kebutuhan Gizi Ibu Hamil Dan Menyusui

Kebutuhan gizi ibu meningkat pada saat hamil dan

menyusui. Karena, selain untuk ibu, gizi tersebut juga diperlukan

untuk janin. Oleh karena itu, asupan makanan yang dikonsumsi

ibu harus mencakup pola makan gizi yang cukup dan seimbang.

Gizi tersebut harus bercakup :

1) Karbohidrat sebagai sumber tenaga.

2) Protein sebagai sumber pembangun.

3) Vitamin dan mineral yang dapat dari sayuran dan buah-buahan

sebagai sumber pengatur dan pelindung.

4) Perhatikan juga pola makan dan usahakan selalu untuk

mengonsumsi makanan sehat.

5) Jauhi cemilan yang tidak terjamin kebersihannya. Perlu diingat

bahwa pola makan yang sehat pada saat hamil juga akan

mempengaruhi kualitas ASI ibu.

Page 27: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III …

Asupan gizi ibu selama hamil yang bisa memicu produksi

ASI, antara lain :

1) Triwulan I (Kehamilan 1-3 Bulan)

(1) Makan makanan dalm porsi kecil tetapi sering.

(2) Makan buah-buahan segar atau sari buah-buahan

(3) Menjaga agar kenaikan berat badan 0,7-1,4 kg selam 3

bulan.

2) Triwulan II (Kehamilan 4-6 Bulan)

(1) Nafsu makan akan pulih sehingga semua boleh dimakan

(2) Makan makan dengan porsi lebih banyak dari biasanya.

(3) Kenaikan berat badan bervariasi antara 0,3-04 kg/minggu.

3) Triwulan III (Kehamilan 7-9 Bulan)

(1) Ibu dianjurkan untuk tidak makan terlalu berlebihan.

(2) Anjurkan ibu untuk mengurangi mkanan yang banyak

mengandung lemak, gula, garam dan karbohidrat.

(3) Diupayakan agar kenaikan berat badan tidak terlalu

berlebihan karena ada kecenderungan terjadinya keracunan

kehamilan (pre eklampsi).

Page 28: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III …

4. Melakukan Pijat Payudara

1) Pijat payudara sangat baik sebagai persiapan sebelum

menyusui

2) Pelaksanaanya biasanya setelah masa kehamilan akhir.

3) Ibu dianjurkan untuk membuat rangsangan secara lembut dan

pelan kedua puting payudara dengan tangan.

4) Buatlah gerakan memutar dan lakukan beberapa kali dalam

sehari.

5) Konsultasikan aktivitas ini pada petugas kesehatan, karena

pada kasus tertentu tinadakan ini tidak boleh dilakukan,

terutama untuk ibu yang pernah melahirkan bayi prematur

(Maryunani, 2012).

5. Menciptakan Gaya Hidup Sehat

Menciptakan gaya hidup sehat bertujuan agar kehamilan

dan persalinan berlangsung lancar dan janin dapat berkembang

optimal. Ibu dianjurkan untuk menghindari makanan atau

minuman yang mengandung kafein, alkohol dan menjauhi asap

rokok. Agar stamina tubuh terjaga, anjurkan ibu untuk melakukan

olahraga secara teratur.

Olahraga yang dilakukan adalah olahraga ringan, seperti

jalan-jalan pagi atau berenang. Dengan demikian diharapkan

Page 29: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III …

kondisi ibu yang sehat ikut meningkatkan produksi ASI. Beberapa

cara hidup sehat bagi ibu hamil di antaranya:

1) Menjaga kebersihan diri.

2) Mengasumsi makanan yang bergizi sesuai anjuran ibu hamil.

3) Cukup istirahat.

Ibu hamil sebaiknya tidur minimal 8 jam per hari.

Kegiatan dan gerakanya sehari-hari harus memperhatikan

perubahab fisik dan mental yang terjadi pada dirinya. Diantara

waktu kegiatannya tersebut, diperlukan waktu untuk istirahat

(santai) guna melemaskan otot-ototnya (Maryunani, 2012).

4) Perawatan payudara pada usia kehamilan 7,5 bulan.

5) Pemakaian obat selama hamil hanya atas petunjuk bidan atau

dokter

6) Cukup dalam berolahraga (senam hamil).

7) Memperhatikan kebersihan diri dan menggunakan pakaian,

yaitu yang longgar, ringan, mudah dipakai dan mudah

menyerap keringat dan sopan serta sepatu yang nyaman.

8) Memperhatikan dan memeriksakan diri bila ada keluhan pada

daerah gigi mulut karena dapat menjalar keorgan tubuh lain

dan mengganggu kehamilan.

Page 30: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III …

9) Sebaiknya sejak kehamilan 3 bulan terakhir telah mengenal

dan memilih dokter yang akan mengawasi kesehatan anaknya

kelak.

10) Membatasi frekuensi persetubuhan pada kehamilan muda dan

berhenti pada saat 4 minggu sebelum perkiraan kelahiran.

11) Mendapatkan imunisasi tetanus toxoid.

12) Mengurangi perjalanan dan berpegian jauh.

13) Melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur (Maryunani,

2012).

2.3 ASI Eksklusif

2.3.1 Pengertian ASI Eksklusif

ASI eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara eksklusif

adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti

susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan

makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi,

dan tim (Roesli, 2013).

Pemberian ASI secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka

waktu setidaknya selama 4 bulan, tetapi bila mungkin sampai 6 bulan.

Setelah bayi berumur 6 bulan, ia harus mulai diperkenalkan dengan

Page 31: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III …

makanan padat, sedangkan ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2

tahun atau bahkan lebih dari 2 tahun (Roesli, 2013).

2.3.2 Macam-Macam ASI

ASI adalah makanan untuk bayi. Air susu ibu khusus dibuat

untuk bayi manusia. Kandungan gizi dan ASI sangat khusus dan

sempurna serta sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang bayi. ASI

mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga

mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang

terdapat dalam ASI tersebut. ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas

tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan

kecerdasan bayi/anak (Maryunani, 2015).

ASI dibedakan dalam tiga stadium yaitu: kolostrum, air susu

transisi, dan air susu matur. Komposisi ASI hari 1-4 (kolostrum)

berbeda dengan ASI hari ke 5-10 (transisi) dan ASI matur. Masing-

masing ASI tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Kolostrum

1) Kolostrum adalah air susu yang pertama kali keluar.

2) Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh

kelenjar mammae yang mengandung tissue debris dan residual

material yang terdapat dalam alveoli dan duktus dari kelenjar

mammae, sebelum dan segera sesudah melahirkan.

Page 32: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III …

3) Kolostrum ini disekresi oleh kelenjar payudara pada hari

pertama sampai hari ke empat pasca persalinan.

4) Kolostrum merupakan cairan dengan viskositas kental, lengket

dan berwarna kekuningan.

5) Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali keluar,

berwarna kekuning-kuningan. Banyak mengandung protein,

antibody (kekebalan tubuh), immunoglobulin.

6) Kolostrum berfungsi sebagai perlindungan terhadap infeksi

pada bayi, dapat dijelaskan sebagai berikut:

(1) Apabila ibu terinfeksi, maka

(2) Sel darah putih dalam tubuh ibu membuat perlindungan

terhadap ibu.

(3) Sebagian sel darah putih menuju payudara dan membentuk

antibody.

(4) Antibody yang terbentuk, keluar melalui ASI sehingga

melindungi bayi.

7) Kolostrum mengandung tinggi protein, mineral, garam, vitamin

A, nitrogen, sel darah putih dan antibodi yang tinggi daripada

ASI matur.

Page 33: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III …

8) Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan

mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai

dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.

9) Selain itu, kolostrum masih mengandung rendah lemak dan

laktosa.

10) Protein utama pada kolostrum adalah imunoglobulin (IgG, IgA

dan IgM), yang digunakan sebagai zat antibody untuk

mencegah dan menetralisir bakteri, virus, jamur dan parasit.

11) Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama Iga untuk

melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.

12) Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari

hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran.

13) Walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan

gizi bayi. Oleh karena itu kolostrum harus diberikan pada bayi.

14) Meskipun kolostrum yang keluar sedikit menurut ukuran kita,

tetapi volume kolostrum yang ada dalam payudara mendekati

kapasitas lambung bayi yang berusia 1-2 hari. Volume

kolostrum antara 150-300 ml/24 jam.

15) Kolostrum juga merupakan pencahar ideal untuk

membersihkan zat yang tidak terpakai dari usus bayi yang baru

lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan makanan bagi

Page 34: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III …

bayi, makanan yang akan datang. Artinya, membantu

mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama

berwarna hitam kehijauan.

16) Perbandingan Kolostrum dengan ASI matur:

(1) Kolostrum lebih kuning dibandingkan dengan ASI matur.

(2) Kolostrum lebih banyak mengandung protein

dibandingkan ASI matun, tetapi berlainan dengan ASI

matur dimana protein yang utama adalah casein pada

kolostrum adalah globulin, sehingga dapat memberikan

daya perlindungan bagi bayi sampai 6 bulan pertama.

(3) Kolostnum lebih rendah kadar karbohidrat dan lemaknya

dibandingkan dengan ASI matun.

(4) Total energi lebih rendah dibandingkan ASI matur yaitu

58 kalori/100 ml kolostrum.

(5) Kolostrum bila dipanaskan menggumpal, sementara ASI

matur tidak.

(6) Kolostrum lemaknya lebih banyak mengandung

kolesterol dan lecithin dibandingkan ASI matun.

(7) pH lebih alkalis dibandingkan dengan ASI matur

(Maryunani, 2015).

2. Air Susu Transisi/Peralihan

Page 35: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III …

1) ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum

sampai sebelum ASI matang, yaitu sejak hari ke-4 sampai hari

ke-10.

2) Merupakan ASI peralihan dari kolostrum menjadi ASI matur.

Terjadi pada hari ke 4-10, berisi karbohidrat dan lemak dan

volume ASI meningkat.

3) Kadar protein semakin rendah, sedangkan kadar lemak dan

karbohidrat semakin tinggi.

4) Selama dua minggu, volume air susu bertambah banyak dan

berubah warna serta komposisinya.

5) Kadar immunoglobulin dan protein menurun, sedangkan lemak

dan laktosa meningkat (Maryunani, 2015).

3. Air Susu Matur

1) ASI matur disekresi pada hari ke sepuluh dan seterusnya.

2) ASI matur tampak berwarna putih kekuning-kuningan, karena

mengandung casineat, riboflaum dan karotin.

3) Kandungan ASI matur relatif konstan, tidak menggumpal bila

dipanaskan.

4) Merupakan makanan yang dianggap aman bagi bayi, bahkan

ada yang mengatakan pada ibu yang sehat ASI merupakan

makanan satu-satunya yang diberikan selama 6 bulan pertama

bagi bayi.

Page 36: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III …

5) Air susu yang mengalir pertama kali atau saat lima menit

pertama disebut foremilk.

(1) Foremilk lebih encer.

(2) Foremilk mempunyai kandungan rendah lemak dan tinggi

laktosa, gula, protein, mineral dan air.

6) Selanjutnya, air susu berubah menjadi hindmilk.

(1) Hindmilk kaya akan lemak dan nutrisi.

(2) Hindmilk membuat bayi akan lebih cepat kenyang.

7) Dengan demikian, bayi akan membutuhkan keduanya, baik

foremilk maupun hindmilk.

8) Komposisi Foremilk (ASI permulaan) berbeda dengan

Hindmilk (ASI paling akhir).

9) ASI mature tidak menggumpal jika dipanaskan.

10) Volume 300-850ml/24 jam.

11) Terdapat antimikrobakterial faktor, yaitu:

(1) Antibody terhadap bakteri dan virus.

(2) Sel (fagosile, granulosil, makrofag, limfosil tipe-T).

(3) Enzim (lisozim, lactoperoxidese).

(4) Protein (laktoferin, B12 Ginding Protein).

(5) Faktor resisten terhadap staphylococcu.

(6) Complement (C3 dan C4) (Maryunani, 2015).

2.3.3 Manfaat ASI

Page 37: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III …

Menyusui merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi ibu,

sekaligus memberikan manfaat yang tak terhingga pada anak. Manfaat

yang dimaksud tersebut, antara lain (Yuliarti, 2010):

1. Bayi mendapatkan nutrisi dan enzim terbaik yang dibutuhkan.

2. Bayi mendapatkan zat-zat imun, serta perlindungan dan

kehangatan melalui kontak dari kulit ke kulit dengan ibunya.

3. Meningkatkan sensitivitas ibu akan kebutuhan bayinya.

4. Mengurangi perdarahan, serta konservasi zat besi, protein, dan zat

lainnya, mengingat ibu tidak haid sehingga menghemat zat yang

terbuang.

5. Penghematan karena tidak perlu membeli susu.

6. ASI eksklusif dapat menurunkan angka kejadian alergi,

terganggunya pernapasan, diare, dan obesitas pada anak.

ASI sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan

kecerdasan anak. Mnurut penelitian, anak-anak yang tidak diberi ASI

mempunyai IQ (Inteliectual Quotient) lebih rendah 7- 8 poin

dibandingkan dengan anak-anak yang diberi ASI secara eksklusif. ASI

merupakan makanan bayi yang paling sempurna, mudah dicerna dan

diserap karena mengandung enzim pencernaan, dapat mencegah

terjadinya penyakit infeksi karena mengandung zat penangkal

penyakit (misalnya, immunoglobulin), praktis dan mudah

Page 38: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III …

memberikannya, serta murah dan bersih. Selain itu, ASI mengandung

rangkaian asam lemak tak jenuh yang sangat penting dalam

pertumbuhan dan perkembangan otak anak. ASI selalu berada dalam

suhu yang tepat, tidak menyebabkan alergi, dapat mencegah

kerusakan gigi, dan dapat mengoptimalkan perkembangan bayi

(Yuliarti, 2010).

Selain keuntungan yang tampak ketika masih bayi, menyusui

juga mempunyai kontribusi dalam menjaga kesehatan anak seumur

hidupnya. Orang dewasa yang mendapatkan ASI eksklusif semasa

bayi mempunyai risiko rendah terkena hipertensi, kolesterol,

overweight, obesitas, dan diabetes tipe 2, serta mempunyai kecerdasan

lebih tinggi. Anak-anak yang tidak diberi ASI secara eksklusif sangat

rentan terkena penyakit knonis, seperti kanker, jantung, hipertensi, dan

diabetes setelah ia dewasa nanti. Tidak hanya itu, anak juga dapat

menderita kekurangan gizi dan mengalami obesitas (kegemukan)

(Yuliarti, 2010).

Manfaat lain dari ASI adalah menangkal alergi susu. Alergi tak

mengenal usia, termasuk pada balita. Justru merekalah yang paling

rentan mengalami alergi, baik terhadap lingkungan yang tidak sehat

maupun dari makanan yang dikonsumsi. Kematangan atau maturasi

salunan cerna pun sangat penting. Bayi semakin rentan kanena

matunasinya belum sempurna. Inilah sebabnya ASI eksklusif selama 6

bulan pentama dapat mengurangi kemungkinan terjadinya alergi.

Page 39: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III …

Reaksi alergi tidak jelas gejala klinisnya dan reaksinya di dalam tubuh

pun bermacam-macam. Oleh karena itu, penanganannya juga harus

tepat, jangan berlebihan, dan jangan dibiarkan begitu saja (Yuliarti,

2010).

Untuk alergi makanan, pemicunya adalah susu, telur, kacang,

dan ikan laut. Para ahli memperkirakan tenjadi peningkatan kasus

alergi dalam 10 tahun terakhir. Salah satu penelitian di tahun 2007

menyebutkan bahwa alergi susu sapi merupakan bentuk alergi

makanan yang paling sering ditemukan pada anak berusia kurang dari

2 tahun, diperkirakan 2-7,5% anak dalam kelompok umur ini

mengalami alergi protein susu sapi. Alergi susu sapi sering ditemukan

pada anak di bawah usia 3 tahun, terutama di bawah usia 12 bulan.

Hal itu dihubungkan dengan sistem saluran cerna. Gejala klinis yang

paling sering muncul adalah gangguan saluran cerna sebesar 50-80%

mulai muntah, diare berlanjut yang kadang-kadang disertai darah,

konstipasi (sembelit), bahkan pada beberapa kasus ada yang hingga

mengganggu pertumbuhan badan anak. Gejala lainnya berupa reaksi

kulit (misalnya, eksim dan urikaria) dan saluran napas (misalnya,

batuk berulang dan asma) (Yuliarti, 2010).

Salah satu pemicu timbulnya alergi adalah faktor genetik. Bila

ibunya alergi maka 40% anaknya alergi; bila bapaknya alergi maka

20% anaknya alergi; bila bapak dan ibunya alergi maka 60-70%

Page 40: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III …

anaknya alergi. Selain itu, paparan terhadap debu, tungau, asap rokok,

polusi, dan konsumsi makanan juga dapat memicu munculnya alergi.

Penanganan dasar dan efektif untuk alergi protein susu sapi

adalah dengan menghindari protein susu sapi atau produk turunannya.

Oleh karena itu, diperlukan pengganti yang mengandung protein,

tetapi tidak menimbulkan reaksi alergi dan tetap memenuhi

kandungan nutrisi anak. Salah satunya dengan memberikan protein

susu sapi yang sudah dihidrolisis secara penuh sehingga efek

alerginya jauh berkurang (Yuliarti, 2010).

Ada 3 langkah penting untuk mengurangi risiko terkena alergi,

antara lain:

1. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan tunda pemberian

makanan pada bayi selama 6 bulan pertama.

2. Lakukan kontrol lingkungan dengan cara menjaga kebersihan,

tidak menggunakan karpet, jangan memelihara kucing, dan jangan

merokok.

3. Jangan berhenti memberikan ASI hanya karena menduga anaknya

alergi susu. Yang harus diperbaiki adalah makanan ibunya.

Artinya, ibu harus menghindari susu sapi dan produk turunannya,

seperti telur, soya, ikan laut, dan kacang tanah (Yuliarti, 2010).

Selain pada anak, pemberian ASI juga sangat bermanfaat bagi

ibu. Selain dapat diberikan dengan cara mudah dan murah, ASI juga

Page 41: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III …

dapat mencegah terjadinya perdarahan setelah persalinan,

mempercepat mengecilnya rahim, menunda masa subur, mengurangi

anemia, serta menunda terjadinya kehamilan berikutnya. Menyusui

juga dapat menurunkan risiko terjadinya kanker payudara dan kanker

ovarium pada ibu di kemudian hari (Yuliarti, 2010).

Manfaat ASI untuk mengurangi risiko kanker payudara

mungkin jarang diketahui orang. Pada tahun 2000, penelitian di 6

negara berkembang yang melibatkan 147 orang ibu menunjukkan

bahwa minimal 20% ibu yang menyusui akan terhindar dari kanker

payudara. Semakin lama ibu tersebut menyusui maka semakin sedikit

risiko terserang kanker payudara. Hal lain yang jauh lebih penting

adalah timbulnya ikatan batin yang kuat antara ibu dan anak. Ibu juga

tidak perlu susah-susah melakukan diet untuk mengecilkan perut

setelah melahirkan karena isapan anak pada puting susu ibu

merangsang keluarnya hormon yang dapat mengencangkan dinding-

dinding perut ibu kembali. Ibu yang menyusui juga memiliki

keuntungan karena badannya akan kembali normal dengan cepat.

Faktor yang membuat perubahan di badan dan payudara adalah

kehamilan, bukan menyusui. Pada saat hamil, kelenjar susu

bertambah, bahkan sudah keluar ASI pada usia kehamilan 8 bulan.

Kalau hamil, badan sekurus apa pun akan tetap besar untuk

menyimpan Cadangan lemak guna produksi ASI. Menyusui juga

mempercepat kontraksi rahim sehingga lebih cepat normal dan

Page 42: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III …

kembali seperti sebelum hamil. Ibu yang bekerja di luar rumah pun

tidak perlu khawatir tidak dapat memberikan ASI eksklusif kepada

bayinya karena ASI dapat diperah setiap 3-4 jam sekali dan disimpan

dalam lemari pendingin. Dalam kondisi biasa, ASI yang disimpan

dapat tahan selama 6-8 jam, tetapi jika disimpan dalam lemari

pendingin maka dapat tahan sampai 2 x 24 jam (Yuliarti, 2010).

Dari sudut psikologis, kegiatan menyusui dapat membantu ibu

dan bayi dalam membentuk tali kasih. Kontak akan terjalin setelah

persalinan, yaitu pada saat ibu menyusui bayinya untuk pertama kali.

Keadaan ini akan menumbuhkan ikatan psikologis antara ibu dan

bayinya. Proses ini disebut “pelekatan” (bonding). Bayi jarang

menangis atau rewel, bahkan akan tumbuh lebih cepat jika ia tetap

berada dekat ibunya dan disusui secepat mungkin setelah persalinan.

Ibu-ibu yang menyusui akan merawat bayi mereka dengan penuh

kasih sayang.

Memberi ASI dapat membantu pertumbuhan dan kecerdasan

bayi. Karena begitu pentingnya menyusui maka para ibu hendaknya

memperhatikan hal tersebut. Kalaupun produksi ASI kurang, hal

tersebut tidak dapat dijadikan alasan untuk berhenti menyusui. Jika

semakin sering menyusui maka dapat merangsang produksi ASI.

Umumnya, ibu memerlukan waktu sekitar 1 minggu untuk

mengembalikannya pada kondisi normal, yang dalam hal ini produksi

ASI cukup untuk memenuhi kebutuhan si bayi. Demikian pula dengan

Page 43: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III …

gangguan yang muncul saat menyusui, bukanlah alasan untuk

menghentikan ASI. Gangguan tersebut umumnya berupa puting lecet

atau nyeri dan terkait dengan posisi menyusui yang keliru. Jika puting

lecet maka ibu dapat menggunakan krim guna menghilangkan lecet

tersebut (Yuliarti, 2010).

2.3.4 Masalah-Masalah dalam Pemberian ASI

1. Puting susu lecet; penyebabnya:

1) Kesalahan dalam tehnik menyusui.

2) Akibat dari pemakaian sabun, alkohol, krim, dll untuk

mencuci puting susu.

3) Rasa nyeri dapat timbul jika ibu menghentikan menyusui

kurang hati-hati.

2. Payudara bengkak

Penyebabnya:

Pembekakan ini terjadi karena ASI tidak disusukan

secara adekuat, sehingga sisa ASI terkumpul pada duktus yang

mengakibatkan terjadinya pembengkakan. Pembekakan ini terjadi

pada hari ketiga dan keempat.

3. Saluran susu tersumbat (obstuvtive duct)

Page 44: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III …

Suatu keadaan dimana terdapat sumbatan pada duktus

lakteferus, dengan penyebabnya adalah:

1) Tekanan jari ibu pada waktu menyusui.

2) Pemakaian BH yang terlalu ketat.

3) Komplikasi payudara bengkak, yaitu susu yang terkumpul

tidak segera dikeluarkan sehingga menimbulkan sumbatan.

4. Mastitis

Hal ini merupakan radang pada payudara, yang disebabkan oleh :

1) Payudara bengkak yang tidak disusukan secara adekuat.

2) Puting lecet yang memudahkan masuknya kuman dan

terjadinya payudara bengkak.

3) BH yang terlalu ketat.

4) Ibu yang diit jelek, kurang istirahat, anemia akan mudah

terinfeksi.

5. Abses payudara

Abses payudara merupakan kelanjutan dari mastitis, hal ini

Dikarenakan meluasnya peradangan payudara. Payudara

tampak merah sehingga perlu insisi untuk mengeluarkannya.

6. Kelainan anatokis pada puting susu (puting tenggelam/datar)

Page 45: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III …

Pada puting susu yang mengalami kelainan dapat

diatasi dengan perawatan payudara dan perasat Hoffman secara

teratur. Jika hanya salah satu puting yang tenggelam maka masih

dapat menyusui di puting yang lainnya. Jika puting masih tidak

biasa diatasi maka untuk mengeluarkanASI dapat dilakukan

dengan tangan/pompa kemudian dapat diberikan dengan

sendok atau pipet. Laktasi terjadi di bawah pengaruh berbagai

kelenjar endokrin, terutama hormon-hormon hipofisis prolaktin

dan oksitosin. Keadaan ini dipengaruhi oleh isapan bayi dan

emosi ibu (Sitti Saleha, 2009).

2.4 Perawatan Payudara

2.4.1 Pengertian Perawatan Payudara

Merupakan suatu tindakan perawatan payudara yang

dilaksanakan, baik oleh pasien maupun dibantu orang lain yang

dilaksanakn mulai hari pertama atau kedua setelah melahirkan.

(Anggraini, 2010).

Perawatan payudara sangat penting dilakukan selama

hamil sampai menyusui. Hal ini karena payudara merupakan satu-satu

penghasil ASI yang merupakan merupakan makanan pokok bayi

baru lahir sehingga harus dilakukan sedini mungkin (Azwar, 2008).

2.4.2 Tujuan Perawatan Payudara

Page 46: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III …

Perawatan payudara bertujuan untuk melancarkan sirkulasi

darah dan mencegah tersumbatnya aliran susu sehingga mempelancar

pengeluaran ASI, serta menghindari terjadinya pembekakan dan

kesulitan menyusui, selain itu juga menjaga kebersihan payudara

agar tidak mudah terkena infeksi. (Anggraini, 2010).

Sedangkan menurut Sitti Saleha (2009) perawatan payudara

setelah melahirkan bertujuan untuk :

1. Memelihara kebersihan payudara agar terhindar dari infeksi

2. Meningkatkan produksi ASI dengan merangsang kelenjar-kelenjar

air susu melalui pemijatan

3. Mencegah bendungan ASI atau pembengkakan payudara

4. Melenturkan dan menguatkan puting

5. Mengetahui secara dini kelainan puting susu dan melakukan usaha

untuk mengatasinya

6. Persiapan psikis ibu menyusui.

2.4.3 Teknik Perawatan Payudara pada Ibu Menyusui

Langkah-langkah yang dilakukan dalam perawatan payudaran

pada ibu menyusui diantaranya yaitu:

1. Pengurutan Payudara secara umum:

Page 47: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III …

1) Tangan dilicinkan dengan minyak kelapa / baby oil.

2) Pengurutan payudara mulai dari pangkal menuju arah puting

susu

3) Selama 2 menit (10 kali) untuk masing-masing payudara.

4) Persiapkan Handuk bersih 1-2 buah.

5) Persiapkan Air hangat dan air dingin dalam baskom.

6) Persiapkan Waslap atau sapu tangan dari handuk.

2. Langkah-langkah pengurutan payudara:

1) Pengurutan yang pertama

Licinkan kedua tangan dengan minyak tempatkan

kedua telapak tangan diantara kedua payudara lakukan

pengurutan, dimulai dari arah atas lalu arak sisi samping kiri

kemudian kearah kanan, lakukan terus pengurutan kebawah

atau melintang. Lalu kedua tangan dilepas dari payudara,

ulangi gerakan 20-30 kali untuk setiap satu payudara.

2) Pengurutan yang kedua

Menyokong payudara kiri dengan tangan kiri,

kemudian dua atau tiga jari tangan kanan mulai dari pangkal

payudara dan berakhir pada puting susu. Lakukan tahap

Page 48: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III …

mengurut payudara dengan sisi kelingking dari arah tepi kearah

puting susu. Lakukan gerakan 20-30 kali.

3) Pengurutan yang ketiga

Menyokong payudara dengan satu tangan,

sedangkan tangan lain mengurut dan menggenggam dari

pangkal menuju ke puting susu. Langkah gerakan 20-30 kali.

4) Pengompresan

Alat-alat yang disiapkan:

(1) 2 buah baskom sedang yang masing-masing diisi

dengan air hangat dan air dingin.

(2) 2 buah waslap.

Caranya:

(1) Kompres kedua payudara dengan waslap hangat selama

3 menit,

(2) Kemudian ganti dengan kompres dingin selama 2 menit.

(3) Kompres bergantian selama 3 kali berturut-turut dengan

kompres air hangat.

5) Menganjurkan ibu untuk memakai BH khusus untuk menyusui.

3. Perawatan puting susu

Page 49: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III …

Puting susu memegang peranan penting pada saat

menyusui. Air susu ibu akan keluar dari lubang-lubang pada

puting susu oleh karena itu puting susu perlu dirawat agar dapat

bekerja dengan baik, tidak semua wanita mempunyai puting

susu yang menonjol (normal). Ada wanita yang mempunyai

puting susu dengan bentuk yang mendatar atau masuk kedalam,

bentuk puting susu tersebut tetap dapat mengeluarkan ASI jika

dirawat dengan benar. Langkah-langkah yang perlu dilakukan

untuk merawat puting susu:

1) Setiap pagi dan sore sebelum mandi puting susu (daerah

areola mamae), satu payudara diolesi dengan minyak

kelapa sekurang-kurangnya 3-5 menit, lama 4-5 kali.

2) Jika puting susu normal, lakukan perawatan dengan oleskan

minyak pada ibu jari dan telunjuk lalu letakkan keduanya

pada Puting susu dengan gerakan memutar dan ditarik-tarik

selama 30 kali putaran untuk kedua puting susu.

3) Jika puting susu datar atau masuk kedalam lakukan tahapan

berikut:

(3) Letakkan kedua ibu jari disebelah kiri dan kanan

puting susu, kemudian tekan dan hentakkan kearah luar

menjahui puting susu secara perlahan.

Page 50: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III …

(4) Letakkan kedua ibu jari diatas dan dibawah puting susu lalu

tekan serta hentakkan kearah puting susu secara perlahan.

4) Kemudian untuk masing-masing puting digosok dengan

handuk kasar agar kotoran-kotoran yang melekat pada

puting susu dapat terlepas.

5) Akhirnya payudara dipijat untuk mencoba mengeluarkan ASI.

Lakukan langkah-langkah perawatan diatas 4-5 kali

pada pagi dan sore hari, sebaiknya tidak menggunakan

alkohol atau sabun untuk membersihkan puting susu karena

akan menyebabkan kulit kering dan lecet. Penggunaan

pompa ASI atau bekas jarum suntik yang dipotong

ujungnya juga dapat digunakan untuk mengatasi masalah

pada puting susu yang terbenam. (Anggraini, 2010).

Gambar 2.1

Cara Perawatan Payudara

Page 51: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III …

Sumber: Anggraini, 2010