GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI PADA …
Transcript of GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI PADA …
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI
PADA KEHAMILAN DI PUSKESMAS MAJALAYA
KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2018
LAPORAN TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan
Pendidikan Program Studi D III Kebidanan
STIKes Bhakti Kencana Bandung
Oleh :
AYU INDAH SEPTIANI
NIM : CK.1.15.003
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI KENCANA
PROGRAM STUDI D.III KEBIDANAN
B A N D U N G 2 0 1 8
iii
ABSTRAK
Ibu hamil memiliki kebutuhan makanan yang berbeda dengan ibu yang
tidak hamil. Didapatkan kejadian KEK di puskesmas Majalaya mengalami
peningkatan yaitu pada bulan Mei 2018 yaitu sebanyak 38 orang dan meningkat
pada bulan Juni menjadi 43 orang. Wawancara terhadap 5 orang ibu hamil
didapatkan 4 orang mengatakan mereka hanya tahu makan seperti biasa saja tanpa
memperhatikan gizi yang terkandung pada makanan yang dikonsumsi.
Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil
tentang gizi pada kehamilan di Puskesmas Majalaya Kabupaten Bandung tahun
2018 berdasarkan pengertian, makanan yang diperlukan, pengaturan makanan dan
masalah akibat gizi kurang pada ibu hamil.
Desain penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif.
Dengan data yang diperoleh melalui pengumpulan data kuesioner dari ibu hamil.
Data disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dengan analisis univariat.
Populasi penelitian ini sebanyak 116 orang. Jumlah sampel sebanyak 54 orang
dengan teknik pengambilan sampel yaitu accidental sampling.
Hasil penelitian diketahui bahwa pengetahuan ibu hamil tentang gizi pada
kehamilan berdasarkan pengertian kurang dari setengahnya responden
berpengetahuan cukup sebanyak 23 orang (45,6%), berdasarkan makanan yang
diperlukan ibu hamil kurang dari setengahnya responden berpengetahuan kurang
sebanyak 24 orang (44,4%), berdasarkan pengaturan makanan selama hamil
kurang dari setengahnya responden berpengetahuan kurang sebanyak 26 orang
(48,1%) dan berdasarkan masalah akibat gizi kurang pada ibu hamil lebih dari
setengahnya responden berpengetahuan kurang sebanyak 33 orang (61,1%)
Simpulan didapatkan bahwa ibu berpengetahuan cukup mengenai
pengertian gizi pada kehamilan dan berpengetahuan kurang mengenai makanan
yang diperlukan, pengaturan makanan dan masalah akibat gizi kurang pada ibu
hamil. Saran untuk puskesmas terutama bidan supaya bisa meningkatkan KIE dan
juga mengajukan kepada pemerintah untuk pemberian PMT.
Kata kunci : Ibu Hamil, Pengetahuan, Gizi pada Kehamilan
Daftar Pustaka : 24 sumber (tahun 2009-2016).
ABSRAK
Pregnant women have dufferent food needs than mothers who are not pregnant. It was
found that the incidence of KEK in the Majalaya health center experienced an increase in May
2018, which was 38 people and increased in june to 43 people.interviews with 5 pregnant women
got 4 people said they only knew food asusual whitout regardnto the nutrients contained in the
food consumed.
The purpose of the study was to find out the description of pregnant women’s knowledge
abouth nutrition in pregnancy at the Majalaya Public Health Center in Bandung Regency in
2018 based on understanding, food needed, food regulation and problems due to malnutrition in
pregnant women.
The research design used is a type of descriptive research. With data obtained through
questionnaire data collection from pregnant women. Data is presented in the form of frequency
distribution with univariate analysis. The population of this study was 116 people. The number of
samples was 54 people with accidental sampling technique.
The results of the study revealed that maternal knowledge about nutrition in pregnancy
based on research was less that half of respondens with sufficient knowledge as many 23 people
(45,6%), based on the food that pregnant women embraced less than halfof the respondents had
lass knowledge as many as 24 people (44,4%), based on food settings during pregnancy less
than half or the respondents had less knowledge as many 26 people (48,1%) and besed on
problems due to malnutrition in pregnant women more than half of the respondents had less
knowledge as many 33 people (61,1%).
The conclusion is that the mother is knowledgeable enough about the understanding of
nutrition in pregnancy and knowledge of the lack of food needed, food regulation and problems
due to malnutrition in pregnant women. Suggestions for puskesmas especially midwives so they
can improve KIE and also submit to the government for the provision of PMT.
Keywords : Pregnant Women, Knowledge, Nutrition in Pregnancy
Bibliography : 24 Sources (2009-2016)
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada pencipta alam yakni Allah SWT yang
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada umat manusia kepada hamba-Nya
yang bertaqwa. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada junjunan kita
Nabi Muhammad SAW, seluruh keluarga serta sahabat dan pengikutnya hingga
akhir masa. Sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini.
Dalam pembuatan laporan tugas akhir ini, penulis banyak mendapat
bimbingan, bantuan, dukungan serta saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu
pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. H. Mulyana, SH., M.Pd., MH.Kes., selaku Ketua Yayasan Adhiguna Kencana
Bandung.
2. R. Siti Jundiah, S.Kp.,M.Kep selaku Ketua STIKes Bhakti Kencana Bandung.
3. Dewi Nurlaela Sari, M.Keb., selaku Ketua Program Studi Kebidanan STIKes
Bhakti Kencana Bandung.
4. Widia Ariani, S.ST., M.MKes. selaku pembimbing yang telah menyediakan
waktu, arahan, masukan, kepercayaan dan motivasi yang sangat berharga bagi
penulis.
5. Dosen dan Staf DIII Kebidanan STIKes Bhakti Kencana Bandung.
6. Ibu dan Ayah serta keluarga tercinta yang selalu membimbing, mendoakan,
dan memberikan motivasi serta bantuan moril juga materil sehingga usulan
penelitian ini dapat terselesaikan.
v
7. Teman-teman sejawat yang telah memberikan dorongan, semangat dan
doanya sehingga penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian.
8. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu, terima kasih atas
dukungannya selama ini.
Semoga segala amal baik dari semua diterima oleh Allah SWT, dan
diberikan balasan yang lebih baik oleh-Nya.Penulis menyadari dalam penyusunan
laporan tugas akhir ini masih banyak kekurangan dan kelemahan sehingga
penulis sangat mengharapkan segala kritik dan saran yang sifatnya membangun
agar menjadi lebih baik.
Bandung, Agustus 2018
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK ................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iv
DAFTAR ISI ............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ..................................................................................... ix
DAFTAR BAGAN ...................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................. 5
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Pengetahuan ........................................................... 8
2.1.1 Pengertian Pengetahuan .......................................... 8
2.1.2 Tingkatan Pengetahuan .......................................... 8
2.1.3 Pengetahuan yang Mendasari Perilaku .................. 10
2.1.4 Jenis Pengetahuan .................................................. 11
2.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 12
2.1.6 Pengukuran Pengetahuan ........................................ 14
vii
2.2 Konsep Gizi Kehamilan ...................................................... 15
2.2.1 Pengertian Gizi Kehamilan ..................................... 15
2.2.2 Gizi Seimbang ......................................................... 16
2.2.3 Prinsip Gizi Bagi Ibu Hamil .................................... 16
2.2.4 Makanan yang Diperlukan Ibu Hamil ..................... 17
2.2.5 Pengaturan Makanan Selama Hamil ....................... 19
2.2.6 Pemantauan Status gizi Ibu Selama Hamil ............. 21
2.2.7 Pengaruh Gizi Pada Kehamilan .............................. 22
2.2.8 Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi ................. 23
2.2.9 Masalah Akibat Gizi Kurang pada Ibu Hamil ......... 26
2.2.10 Penelitian Status Gizi Ibu Hamil ............................. 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian ................................................................ 29
3.2 Populasi Penelitian ............................................................. 29
3.3 Sampel dan Cara Pengambilan Sampel ............................... 29
3.4 Kerangka Pemikiran dan Kerangka Konsep ...................... 30
3.5 Definisi Operasional ............................................................ 33
3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas .............................................. 33
3.7 Prosedur Penelitian .............................................................. 35
3.8 Pengolahan dan Analisa Data .............................................. 36
3.9 Waktu dan Lokasi Penelitian .............................................. 39
viii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian .................................................................. 40
4.2 Pembahasan ........................................................................ 44
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ............................................................................ 51
5.2 Saran ................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Definisi Operasional ........................................................................ 33
4.1 Distribusi Frekuensi Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil tentang
Gizi pada Kehamilan di Puskesmas Majalaya Kabupaten
Bandung Tahun 2018 Berdasarkan Pengertian Gizi pada
Kehamilan ....................................................................................... 40
4.2 Distribusi Frekuensi Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil tentang
Gizi pada Kehamilan di Puskesmas Majalaya Kabupaten
Bandung Tahun 2018 Berdasarkan Makanan yang Diperlukan Ibu
Hamil .............................................................................................. 41
4.3 Distribusi Frekuensi Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil tentang
Gizi pada Kehamilan di Puskesmas Majalaya Kabupaten
Bandung Tahun 2018 Berdasarkan Pengaturan Makanan Selama
Hamil .............................................................................................. 42
4.4 Distribusi Frekuensi Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil tentang
Gizi pada Kehamilan di Puskesmas Majalaya Kabupaten
Bandung Tahun 2018 Berdasarkan Masalah Akibat Gizi Kurang
pada Ibu Hamil ............................................................................... 43
4.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil tentang Gizi pada
Kehamilan Berdasarkan Usia Kehamilan ........................................ 43
x
DAFTAR BAGAN
Bagan Halaman
3.1 Kerangka Konsep ........................................................................... 32
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kisi-kisi Uji Validitas
Lampiran 2 : Kuesioner Uji Validitas
Lampiran 3 : Perhitungan Uji Validitas
Lampiran 4 : Kisi-kisi Kuesioner Penelitian
Lampiran 5 : Kuesioner Penelitian
Lampiran 6 : Perhitungan Hasil Penelitian
Lampiran 7 : Lembar Bimbingan LTA
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ibu hamil memiliki kebutuhan makanan yang berbeda dengan ibu
yang tidak hamil, karena ada janin yang tumbuh dirahimnya. Kebutuhan
makanan dilihat bukan hanya dalam porsi tetapi harus ditentukan pada mutu
zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi. Untuk
pertumbuhan maupun aktivitas janin memerlukan makanan yang disalurkan
melalui plasenta. Untuk itu ibu hamil harus mendapat gizi yang cukup untuk
dirinya sendiri maupun bagi janinnya (Francin, 2013).
Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan
menimbulkan masalah, baik pada ibu maupun janin yang dikandungnya,
antara lain : anemia, perdarahan dan berat badan ibu tidak bertambah secara
normal, kurang gizi juga dapat mempengaruhi proses persalinan dimana
dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, prematur, perdarahan
setelah persalinan, kurang gizi juga dapat mempengaruhi pertumbuhan janin
dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, cacat bawaan dan berat janin
bayi lahir rendah (Zulhaida, 2012).
Penyebab kematian ibu dapat dikelompokan sebagai penyebab
langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung kematian ibu terkait
kehamilan dan persalinan terutama adalah perdarahan. Menurut data dari
Laporan Rutin Program Kesehatan Ibu Dinas Kesehatan Provinsi Tahun
2012, penyebab kematian ibu di Indonesia masih didominasi oleh
2
Perdarahan (32%) dan Hipertensi dalam Kehamilan (25%), diikuti oleh
infeksi (5%), partus lama (5%), dan abortus (1%). Selain itu penyebab tidak
langsung kematian ibu antara lain anemia, kekurangan energi kronis (KEK)
dan keadaan “4 terlalu” (terlalu muda/tua, sering dan banyak) sebesar 32%
(Kemenkes, 2013).
Kekurangan Energi Kronik merupakan kondisi yang disebabkan
karena adanya ketidakseimbangan asupan gizi antara energi dan protein,
sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi ibu hamil yang
menderita KEK mempunyai resiko mengalami kematian pada masa
perinatal atau resiko melahirkan bayi dengan berat bayi lahir rendah
(BBLR). Berdasarkan data departemen kesehatan RI tahun 2013, sekitar
146000 bayi 0-1 tahun dan 86000 bayi baru lahir (0-28 hari) meninggal
setiap tahun di Indonesia. Angka kematian bayi adalah 32 per 1000
kelahiran hidup, lima puluh empat persen penyebab kematian bayi adalah
latar belakang gizi (Kemenkes, 2013).
Menurut Hasil Riset Kesehatan Dasar bahwa angka kejadian KEK
pada ibu hamil di Indonesia pada tahun 2013 yaitu sebesar 24,2%.
Sedangkan pada tahun 2013 di Provinsi Jawa Barat angka kejadian KEK
pada masa kehamilan yaitu sebesar 21,8% (Riskesdas, 2013).
Menurut data laporan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
didapatkan bahwa prevalensi kejadian KEK pada ibu hamil pada tahun 2015
yaitu sebanyak 2194 dari 46474 atau sebesar 4,72%, dan pada tahun 2016
yaitu sebanyak 3391 dari 47773 atau sebesar 7,09%, dengan kejadian
3
komplikasi pada ibu hamil yaitu anemia sebanyak 39,6%, kejadian
perdarahan sebanyak 12,2% dan komplikasi pada janin yaitu keguguran
sebanyak 24,2% dan paling banyak yaitu BBLR sebanyak 75,8% (Dinkes
Kabupaten Bandung, 2016).
Tiga faktor utama indeks kualitas hidup yaitu pendidikan, kesehatan
dan ekonomi. Faktor-faktor tersebut erat kaitannya dengan status gizi
masyarakat yang dapat digambarkan terutama pada status gizi anak balita
dan wanita hamil (Sulistyoningsih, 2012). KEK bisa terjadi pada latar
belakang pendidikan rendah atau pengetahuan seseorang yang rendah dan
merupakan salah satu unsur penting yang dapat mempengaruhi keadaan
gizinya karena dengan tingkat pendidikan tinggi diharapkan pengetahuan /
informasi tentang gizi yang dimiliki menjadi lebih baik (Sulistyoningsih,
2012).
Perempuan yang mengalami Kekurangan Energi Kronik (KEK)
memiliki resiko diantaranya adalah pendarahan, abortus bayi lahir mati,
meninggal setelah beberapa hari lahir, dan sebagian besar lahir dengan cacat
bawaan (Sulistyoningsih, 2012). Ibu hamil yang menderita KEK
mempunyai risiko kematian ibu mendadak pada masa perinatal atau risiko
melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR). Pada keadaan ini
banyak ibu yang meninggal karena perdarahan, sehingga akan
meningkatkan angka kematian ibu dan anak (Chinue, 2009). Salah satu
4
upaya dalam pencegahan terjadinya KEK yaitu mengetahui tentang gizi
pada kehamilan sehingga dengan tahunya ibu mengenai gizi pada kehamilan
maka diharapkan ibu hamil mampu mengkonsumsi makanan yang bergizi
dan sesuai dengan kebutuhan.
Berdasarkan survey awal, data dari Dinkes Kabupaten Bandung
didapatkan pada tahun 2017 bahwa kejadian KEK paling banyak urutan
pertama di Puskesmas Rancabali (274 orang), urutan kedua Puskesmas
Paseh (167 orang), urutan ketiga Puskesmas Majalaya (155 orang), urutan
keempat Puskesmas Kertasari (92 orang) dan urutan kelima Puskesmas
Bojongsoang (89 orang) (Dinkes Kabupaten Bandung, 2017).
Dengan alasan jangkauan tempat penelitian untuk jarak dan perijinan
bahwa peneliti bisa melakukan penelitian di Puskesmas Majalaya maka
peneliti mengambil tempat penelitian yaitu di Puskesmas Majalaya.
Didapatkan di Puskesmas Majalaya didapatkan kejadian KEK pada ibu
hamil dari keseluruhan ibu hamil sebanyak 155 orang, pada bulan Mei 2018
yaitu sebanyak 38 orang dan meningkat pada bulan Juni 2018 menjadi 43
orang. Wawancara terhadap 5 orang ibu hamil didapatkan 4 orang
mengatakan mereka hanya tahu makan seperti biasa saja yaitu makan seperti
sebelum hamil dengan porsi 2-3 kali sehari dengan menu tanpa
memperhatikan gizi yang terkandung pada makanan yang dikonsumsi.
Hasil wawancara terhadap tenaga kesehatan di Puskesmas Majalaya bahwa
5
ibu yang mengalami KEK rata-rata dikarenakan kurangnya asupan makanan
yang bergizi dan seringnya ibu mengalami mual muntah sehingga ibu
membatasi asupan makanan.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas peneliti tertarik untuk
melakukan sebuah penelitian di Puskesmas Majalaya Kabupaten Bandung
dengan judul : Gambaran pengetahuan ibu hamil tentang gizi pada
kehamilan di Puskesmas Majalaya Kabupaten Bandung tahun 2018.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis dapat merumuskan
masalah yaitu ”Bagaimana gambaran pengetahuan ibu hamil tentang gizi
pada kehamilan di Puskesmas Majalaya Kabupaten Bandung tahun 2018?”
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang
gizi pada kehamilan di Puskesmas Majalaya Kabupaten Bandung
tahun 2018.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang gizi
pada kehamilan di Puskesmas Majalaya Kabupaten Bandung
tahun 2018 berdasarkan pengertian.
6
2. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang gizi
pada kehamilan di Puskesmas Majalaya Kabupaten Bandung
tahun 2018 berdasarkan makanan yang diperlukan ibu hamil.
3. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang gizi
pada kehamilan di Puskesmas Majalaya Kabupaten Bandung
tahun 2018 berdasarkan pengaturan makanan selama hamil.
4. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang gizi
pada kehamilan di Puskesmas Majalaya Kabupaten Bandung
tahun 2018 berdasarkan masalah akibat gizi kurang pada ibu
hamil.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Puskesmas
Penelitiaan ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
masukan perencanaan program gizi yang berkaitan dengan
pengetahuan ibu hamil mengenai gizi pada kehamilan.
1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan informasi
yang sangat berharga bagi Institusi Stikes Bhakti Kencana
mengenai gizi pada kehamilan.
7
1.4.3 Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
peneliti mengenai gizi pada ibu hamil dan keterampilan dalam
mempelajari cara melakukan penelitian di lapangan.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Pengetahuan
2.1.1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan
terjadi melalui pancaindra manusia, yakni: indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo, 2011).
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari mengingat suatu hal,
termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara
sengaja maupun tidak disengaja dan ini terjadi setelah orang
melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu
(Mubarak, 2012).
2.1.2 Tingkatan Pengetahuan
Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas
atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi dalam 6
tingkat pengetahuan, yaitu (Mubarak, 2012):
9
1. Tahu (know)
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori
yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu.
2. Memahami (Comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek
tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut
harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang
diketahui tersebut.
3. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami
objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan
prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain.
4. Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan
dan/atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara
komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau
objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang itu
sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut
telah dapat membedakan, atau memisahkan, mengelompokkan
membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas objek
tersebut.
10
5. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk
merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari
komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain
adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi
yang telah ada.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu.
Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang
ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku di masyarakat.
2.1.3 Pengetahuan yang Mendasari Perilaku
Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang
didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku
yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers
mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru
(berperilaku baru), dalam diri orang tersebut terjadi proses yang
berurutan, yang disebut AIETA, yakni: (Budiman & Riyanto, 2013)
1. Awareness (kesadaran), di mana orang tersebut menyadari dalam
arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
2. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Di
sini sikap subjek sudah mulai timbul.
11
3. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya
stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden
sudah lebih baik lagi.
4. Trial, di mana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai
dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.
5. Adoption, di mana subjek telah berperilaku baru sesuai dengar
pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
Namun demikian, dari penelitian selanjutnya Rogers
menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-
tahap tersebut. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku
melalui proses seperti ini, di mana didasari dengan pengetahuan dan
sikap yang positif maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long
lasting). Sebaliknya, apabila perilaku itu tidak didasari oleh
pengetahuan dan kesadaran akan tidak berlangsung lama
(Notoatmodjo, 2011).
2.1.4 Jenis Pengetahuan
1. Pengetahuan Implicit
Pengetahuan implisit adalah pengetahuan yang masih
tertanam dalam bentuk pengalaman sesorang dan berisi faktor-
faktor yang tidak bersifat nyata, seperti keyakinan pribadi,
persepektif, dan prinsip.
12
2. Pengetahuan Eksplisit
Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang telah
didokumentasikan atau disimpan dalam wujud nyata, bisa dalam
wujud perilaku kesehatan. Pengetahuan nyata dideskripsikan dalam
tindakan-tindakan yang berhubungan dengan kesehatan (Budiman
& Riyanto, 2013).
2.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
1. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengbangkan
kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan
berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses
belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang
untuk menerima informasi, baik dari orang lain maupun dari media
massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak
pula pengetahuan yang di dapat tentang kesehatan.
2. Informasi / Media Masa
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal
maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek
sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan.
3. Sosial Budaya dan Ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa
melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan
13
demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun
tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan
tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu,
sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi
pengetahuan seseorang.
4. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar
individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.
Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan
kedalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini
terjadi karena adanya timbale balik ataupun tidak yang akan
direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.
5. Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara
untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang
kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah
yang dihadapi masa lalu.
6. Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir
seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang
pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang
diperolehnya semakin membaik (Budiman & Riyanto, 2013).
14
2.1.6 Pengukuran Pengetahuan
Pengetahuan tentang kesehatan adalah mencakup apa yang
diketahui oleh seseorang terhadap cara-cara memelihara kesehatan.
Oleh sebab itu, untuk mengukur pengetahuan kesehatan, adalah
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung
(wawancara) atau melalui pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket.
Indikator pengetahuan kesehatan adalah “tingginya pengetahuan”
responden tentang kesehatan, atau besarnya persentase kelompok
responden atau masyarakat tentang variabel-variabel atau komponen-
komponen kesehatan (Notoatmodjo, 2011).
Menurut Skinner, bila seseorang mampu menjawab mengenai
materi tertentu baik secara lisan maupun tulisan, maka dikatakan
mengetahui bidang itu. Sekumpulan jawaban yang diberikan orang itu
dinamakan pengetahuan (Notoatmodjo, 2011).
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara
atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari
subjek penelitian atau responden harus diperhatikan rumusan kalimat
pertanyaan menurut tahapan pengetahuan pengetahuan (Notoatmodjo,
2011).
15
2.2 Konsep Gizi Kehamilan
2.2.1 Pengertian Gizi Kehamilan
Gizi ibu hamil pada dasarnya adalah makanan sehat dan
seimbang yang harus dikonsumsi ibu selama masa kehamilannya,
dengan porsi dua kali makanan orang yang tidak hamil (Paath, Erna,
dkk. 2010). Status gizi ibu hamil yang baik adalah keadaan dimana
gizi ibu hamil yang seimbang atau ibu hamil yang tidak mengalami
kekurangan atau ketidakseimbangan asupan energi dan protein
(Sayogo, 2012).
Agar proses kehamilan berjalan normal, maka ibu hamil harus
menjaga kesehatannya, dengan memperhatikan pola makan, gaya
hidup dan aktifitas fisiknya. Gizi yang baik dan seimbang dibutuhkan
oleh ibu hamil untuk mendukung proses pertumbuhan organ
pendukung proses kehamilan, proses metabolisme zat gizi, dan
mendukung kondisi fetus dan neonatus. Ibu hamil yang mengalami
kekurangan gizi akan berakibat pada janin yang dikandungnya juga
akan mengalami kekurangan gizi, bayi yang dilahirkan berat
badannnya rendah atau prematur, perdarahan postpartum, produksi
ASI berkurang bahkan berakhir dengan kematian, serta gangguan
kekuatan rahim (Atikah, 201).
16
2.2.2 Gizi Seimbang
Gizi seimbang selama kehamilan adalah pola makan yang
seimbang antara zat gizi yang diperoleh dari beraneka ragam atau
variasi makanan dalam memenuhi kebutuhan zat gizi selama
kehamilan untuk mendukung proses pertumbuhan organ pendukung
proses kehamilan, proses metabolisme zat gizi, dan mendukung
kondisi fetus dan neonatus (Atikah, 2010).
2.2.3 Prinsip Gizi Bagi Ibu Hamil
Ketika proses kehamilan berlangsung, akan terjadi perubahan
fisik dan mental yang bersifat alami. Pada trimester I, pertumbuhan
janin masih lambat, sehingga kebutuhan-kebutuhan gizi untuk
pertumbuhan janin belum begitu besar. Karena adanya perubahan pada
sistem hormonal tubuh, seringkali muncul masalah ngidam dan
muntah, sehingga kebutuhan gizi perlu diperhatikan. Pada trimester ll
dan III pertumbuhan janin berlangsung lebih cepat dari trimester
sebelumnya sehingga perlu diperhatikan kebutuhan gizi pula. Selama
mengandung ibu hamil memerlukan energi sekitar 27.000 kkal atau
100 kkal/hari. Kebutuhan prorein tergantung pada kecepatan
pertumbuhan janinnya, sekitar 6-10 gr/hari. Sedangkan kebutuhan akan
vitamin dan mineral tidak melebihi 100% kecuali untuk Fe. Makanan
yang harus dihindari oleh ibu hamil adalah makanan yang
mengandung pewarna dan pengawet, penyedap masakan, dan
17
minuman alkohol serta kafein, oleh karena dapat berpengaruh terhadap
janin yang dikandungnya (Proverawati, 2011).
2.2.4 Makanan yang Diperlukan Ibu Hamil
Beberapa kandungan bahan-bahan makanan yang dikonsumsi
ibu hamil adalah sebagai berikut : (Arisman, 2010)
1. Sumber tenaga, digunakan untuk tumbuh kembang janin dan
proses perubahan biologis yang terjadi dalam tubuh yang meliputi,
pembentukan sel-sel baru, pemberian makanan dari ibu ke bayi
melalui plasenta, serta pembentukan enzim dan hormon penunjang
pertumbuhan janin. Kekurangan energi dalam asupan makanan
yang dikonsumsi menyebabkan tidak tercapainya penambahan
berat badan ideal dari ibu hamil yaitu sekitar 11-14 kg. Kekurangan
itu akan diambil dari persediaan protein yang dipecah menjadi
energi. Sumber tenaga utama dapat kita peroleh dari karbohidrat
dan lemak. Makanan yang banyak mengandung karbohidrat
diantaranya adalah beras, jagung, singkong, ubi jalar, kentang,
talas, gandum dan sagu. Sedangkan makanan yang banyak
mengandung lemak antara lain adalah lemak hewan (gajih),
mentega, minyak goreng, kelapa dan keju.
2. Protein, diperlukan sebagai pembentuk jaringan baru janin.
Kekurangan asupan protein dapat berpengaruh terhadap
pertumbuhan janin, keguguran, bayi lahir dengan berat badan
kurang, serta tidak optimalnya pertumbuhan jaringan tubuh dan
18
jaringan pembentuk otak. Makanan yang banyak mengandung
protein diantaranya yaitu tahu, tempe, kacang-kacangan, telur,
daging, ikan, udang dan kerang.
3. Vitamin, dibutuhkan untuk memperlancar proses biologis yang
berlangsung dalam tubuh ibu dan janin. Misalnya, vitamin A
diperlukan untuk pertumbuhan, vitamin B1 dan B2 sebagai
penghasil energi, vitamin B6 sebagai pengatur pemakaian protein
tubuh, vitamin B12 membantu kelancaran pembentukan sel-sel
darah merah. Vitamin C membantu penyerapan zat besi guna
mencegah anemia, dan vitamin D untuk membantu penyerapan
kalsium.
4. Mineral, antara lain :
a. Kalsium, digunakan untuk menunjang pembentukan tulang dan
gigi serta persendian janin. Jika ibu hamil kekurangan kalsium,
maka kebutuhan kalsium akan diambilkan dari cadangan
kalsium pada tulang ibu. Ini akan mengakibatkan tulang
keropos atau osteoporosis. Untuk itu, ibu perlu mengkonsumsi
susu, telur, keju, kacang-kacangan, atau tablet kalsium yang
dapat diperoleh saat periksa ke puskesmas atau klinik.
b. Zat besi, erat berkaitan dengan anemia atau kekurangan sel
darah merah sebagai adaptasi adanya perubahan fisiologis
selama kehamilan, yang disebabkan oleh :
1) Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin.
19
2) Kurangnya asupan zat besi pada makanan yang
dikonsumsi sehari-hari.
3) Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi pada
wanita, sehingga tidak mampu menyuplai
kebutuhan zat besi dan mengembalikan persediaan darah
yang hilang akibat persalinan sebelumnya. Untuk menjalani
proses kehamilan yang sehat, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan ibu hamil dalam mengkonsumsi makanan,
yaitu sebagai berikut :
a) Konsumsi lah makanan dengan porsi yang cukup dan
teratur.
b) Hindari makanan yang terlalu asin dan pedas.
c) Hindari makanan yang mengandung lemak cukup
tinggi.
d) Hindari makanan dan minurnan yang mengandung
alkohol.
e) Hindari makanan yang mengandung bahan pengawet
dan zat pewarna.
f) Hindari merokok.
2.2.5 Pengaturan Makanan Selama Hamil
Agar ibu dan janin tetap mendapat asupan gizi, berikut
beberapa saran yang bisa dilakukan:
20
1. Jangan biarkan perut kosong. Usahakan makan makanan dalam
porsi kecil tapi sering.
2. Pilih makanan yang hangat-hangat karena bisa membuat lambung
yang terasa perih seperti terelaksasi.
3. Saat bangun pagi, jika belum nafsu makan, makanlah biskuit
dengan teh hangat. Namun setelah itu, ibu tetap mencoba sarapan.
4. Bila ibu sering merasa kembung, hindari makanan yang dapat
memicu kembung antara lain kacang yang biasa terdapat di bumbu
ketoprak, gado-gado, sate, siomay dan sejenisnya.
5. Batasi masakan bersantan, ketan, sayur nangka, sayur asem, buah-
buahan yang asam atau yang dapat mengiritasi lambung.
6. Penting untuk menghindari rokok, cuka, kopi, juga narkoba karena
akan membahayakan ibu maupun janin.
7. Umumnya ibu hamil butuh darah lebih banyak, untuk itu makanlah
makanan yang mengandung zat besi, seperti sayuran hijau tua,
tempe, tahu, kacang hijau, kacang merah dan kacang-kacangan
lainnya, telur, ikan dan daging. Jangan lupa minum obat penambah
darah sesuai anjuran dokter.
8. Penting pula bagi ibu hamil untuk makan buah-buahan segar,
seperti jeruk, apel, pepaya, dan sebagainya. Buah-buahan bagus
untuk menyuplai vitamin (Miyata, 2010).
21
2.2.6 Pemantauan Status gizi Ibu Selama Hamil
Pemantauan status gizi ibu hamil dapat dilakukan dengan
melihat penambahan berat badan selama kehamilan. Kenaikan berat
badan bisa dijadikan indikator kesehatan ibu dan juga janinnya. Laju
pertambahan berat badan selama kehamilan neupakan petunjuk yang
sama pentingnya dengan pertambahan berat itu sendiri. Oleh karena itu
sebaiknya ditentukan patokan besaran pertambahan berat sampai akhir
kehamilan, sekaligus serta memantau prosesnya dan tuliskan dalam
KMS ibu hamil. Pemantauan yang sering dilakukan adalah dengan
pemeriksaan antopometri yaitu dengan melaukan penimbangan berat
badan, pengukuran tinggi badan, dan pemantauan berat badan ideal
serta pola pertambahan berat. Upaya pemantauan status gzi ibu Selma
hamil memerlukan data berat badan sebelum hamil serta berat badan
pada kunjungan pertama. Berat badan sekarang diperlukan untuk
penentukan pola penambahan berat badan ibu hamil. Hal ini sangat
diperlukan sebagai pertimbangan prognosis serta perlu tidaknya
intervensi gizi.
Selama kehamilan ibu akan mengalami penambahan berat
badan sekitar 10-12 kg, sedangkan ibu hamil dengan tinggi badan
kurang dari 150 cm cukup sekitar 8,8-13,6 kg. selama trimester I
penambahan berat badan sebaiknya sekitar 1-2 kg (350-400
22
gr?minggu), selama trimester II dan III sekitar 0,34-0,5 kg tiap
minggu. Ibu yang sebelum hamil memilikiberat badan normal
kemungkinan tidak memiliki mslah dalam konsumsi makan setiap hari,
namun penambahan berat badannya harus tetap dipantau agar selama
hamil tidak mengalami kekurangan atau sebaiknya kelebihan. Ibu
hamil dengan berat badan kurang harus mengatur asupan gizinya
sehingga bisa mencapai berat badan normal, sedangkan ibu dengan
berat badan berlebihan tetap di anjurkan makan makanan yang
seimbang dengan bahan makanan bervariasi, dengan mengurangi
bahan makanan berkalori tinggi serta lemak.
Selain melihat penambahan berat badan selama hamil, status
gizi ibu hamil dapat juga dilihat dari ukuran Lingkar Lengan Atas
(LILA) dan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah. Ukuran LILA yang
normal adalah 23,5 cm, ibu dengan ukuran LILA dibawah ini
menunjukan adanya kekurangan energi yang kronis (Proverawati,
2011)
2.2.7 Pengaruh Gizi Pada Kehamilan
Keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil mempengaruhi
status gizi ibu dan bayi. Pertumbuhan dan perkembangan janin sangat
dipengaruhi oleh asupan gizi ibu, karena kebutuhan gizi janin berasal
dari ibu. Berbagai risiko dapat terjadi jika ibu mengalami kurang gzi,
23
diantaranya adalah perdarahan, abortus, bayi lahir mati, bayi lahir
dengan berat rendah, kelainan kongenital, retardasi mental, dan lain
sebagainya. Penelitian yang dilakukan terhadap 216 wanita hamil di
sebuah klinik di boston menunjukan bahwa ibu hamil dengan gizi
kurang dan buruk dapat melahirkan bayi dengan kondisi fisik kurang,
beberapa hari lahir, dan sebagian besar lahir dengan cacat bawaan.
Perempuan yang mengalami kekurangan gizi sebelum hamil
atau selama minggu pertama kehamilan memiliki risiko lebih tinggi
melahirkan bayi yang mengalami kerusakan otak dan sumsum tulang
karena pembentukan sistem saraf sangat peka pada 2-5 minggu
pertama. Ketika seorang perempuan mengalami kekurangan gizi pada
trimester terakhir maka cenderung akan melahirkan bayi dengan berat
badan lahir rendah (kurang dari 2500 gram), hal ini dikarenakan pada
msa masa ini janin akan tumbuh dengan sangat cepat dan terjadi
penimbunan jaringan lemak (Sulistyoningsih, 2012).
2.2.8 Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi
Berat badan bayi baru lahir ditentukan oleh (disamping faktor
genetis) status gizi janin. Status gizi janin ditentukan oleh status gizi
ibu waktu hamil (Arisman, 2010). Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi status gizi ibu hamil adalah :
24
1. Umur
Lebih muda umur seseorang wanita yang sedang hamil,
lebih banyak energi yang diperlukan.
2. Berat Badan
Berat badan yang lebih ataupun kurang dari pada berat
badan rata-rata untuk umur tertentu merupakan faktor untuk
menentukan jumlah zat makanan yang harus diberikan agar
kehamilannya berjalan lancar. Di Negara maju pertambahan berat
badan selama hamil sekitar (12-14) kg. kalau ibu kekurangan gizi,
pertambahannya hanya (7-8) kg dengan akibat akan melahirkan
bayi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).
3. Suhu lingkungan
Suhu tubuh dipertahankan pada (36,50-37
0) C untuk
metabolisme yang optimum. Dengan adanya perbedaan suhu antara
tubuh dan lingkungannya, maka tubuh melepaskan sebagian
panasnya yang harus diganti dengan hasil metabolisme tubuh.
Maka lebih besar pula masukan energi yang diperlukan.
4. Aktivitas
Setiap aktivitas memerlukan energi, makin banyak aktivitas
yang dilakukan makin banyak energi yang diperlukan tubuh.
5. Status Kesehatan
Pada kondisi sakit asupan nutrisi tidak boleh dilupakan. Ibu
hamil di anjurkan mengkonsumsi tablet yang mengandung zat besi
25
atau makanan yang mengandung zat besi seperti hati, bayam dan
sebagainya.
6. Pengetahuan zat gizi dalam makanan
Di dalam perencanaan dan penyusunan makanan kaum ibu
atau wanita dewasa sangat berperan penting. Bayak faktor yang
mempengaruhi antara lain kemampuan keluarga itu untuk membeli
makanan atau pengetahuan tentang zat gizi. Ngidam adalah
pertanda bahwa di dalam tubuh ibu hamil ada perubahan besar
yang menyangkut susunan enzim dan hormon. Dengan demikian
tubuh ibu menjadi efisien menyerap zat gizi dari makanan sehari-
hari.
Pada ibu hamil dianjurkan banyak minum dan makan
makanan yang segar dan terasa sedikit asam, misalnya buah segar,
asinan, buah, sayuran, pecel atau selada, buah/sayur. kebutuhan
kalori pada saat ini masih normal yaitu 2200 kkal. Bila mual dan
muntah, upayakan porsi kecil tetapi frekuensinya ditambah atau
masakan panas yang langsung dihidangkan. Makanan yang dipilih
sebaiknya buah-buahan dan sayuran serta makan yang padat kalori
sehingga makan dapat dikurangi.
7. Kebiasaan dan pandangan wanita terhadap makanan
Pada umumnya kaum wanita lebih memberikan perhatian
khusus pada kepala keluarga dan anak-anaknya. Ibu hamil harus
26
mengkonsumsi kalori paling sedikit 3000 kal setiap hari. Ibu hamil
harus memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan paling
sedikit 4 kali selama masa kehamilannya.
8. Status ekonomi
Status gizi waktu ibu hamil melahirkan ditentukan
berdasarkan keadaan sosial dan ekonomi waktu hamil, derajat
peerjaan fisik, asupan pangan, dan pernah tidaknya terjangkit
penyakit infeksi.
Usia diperlukan untuk menentukan besaran kalori serta zat
gizi yang akan diberikan, status ekonomi, terlebih jika yang
bersangkutan hidup di bawah garis kemiskinan (keluarga
prasejahtera), berguna untuk pemastian apakah ibu berkemampuan
membeli dan memilih makanan yang bernilai gizi tinggi. Manfaat
riwayat obsetri ialah mmbantu menentukan besaran kebutuhan
akan zat gizi karena terlalu sering hamil dapat menguras cadangan
zat gizi tubuh (Arisman, 2010).
2.2.9 Masalah Akibat Gizi Kurang pada Ibu Hamil
Gizi buruk adalah keadaan kurang gizi tingkat berat yang
disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dari makanan
sehari-hari dan terjadi dalam waktu yang cukup lama (Lubis, 2012).
Menurut Lubis, bila kekurangan gizi akan menimbulkan masalah, baik
pada ibu maupun janin, seperti diuraikan berikut ini :
27
1. Terhadap Ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan
komplikasi pada ibu antara lain: anemia, perdarahan, berat badan
ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit infeksi.
2. Terhadap Persalinan
Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat
mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum
waktunya (prematur), pendarahan setelah persalinan, serta
persalinan dengan operasi cenderung meningkat.
3. Terhadap Janin
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses
pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, bayi lahir
mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia
intra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan
lahir rendah (BBLR) (Lubis, 2012)
2.2.10 Penilaian Status Gizi Ibu Hamil
Pengukuran status gizi ibu hamil dapat diukur melalui Indeks
Masa Tubuh (IMT) dan ukuran lingkar lengan atasnya (LILA). IMT
adalah cara alternatif untuk menentukan kesesuaian berat rasio berat
badan dan tinggi badan untuk melihat keseimbangan antara asupan
makanan dengan kebutuhan gizi seseorang. IMT yang menunjukkan
hasil < 17,0 dan LILA yang menunjukkan hasil < 23,5 cm maka dapat
28
dikatakan berisiko KEK. (Supariasa, 2012). Berikut rumus untuk
menghitung IMT :
Badan(m)TinggixBadan(m)Tinggi
Badan(kg)BeratIMT
Dengan kategori sebagai berikut :
IMT < 17 : berisiko KEK
IMT < 18,5 : underweight
IMT = 18,5 – 22,9 : normal
IMT = 23,0 – 24,9 : overweight
IMT = 25,0 – 29,9 : obesitas I
IMT ≥ 30 : obesitas II (Supariasa, 2012).