GA

5
 LAPORAN BAGIAN PENGOBATAN UMUM EDUKASI DAN PENANGANAN PASIEN DENGAN HIPERURISEMIA SEBAGAI FAKTOR RESIKO TERJADINYA GOUT ARTRITIS OLEH: dr. Priambodo Ilham Andita PENDAMPING: dr. Suharja PUSKESMAS MUL YOHA!O KA"UPA #EN PEMALANG $%&'

description

Lapsus Inship

Transcript of GA

LAPORAN BAGIAN PENGOBATAN UMUMEDUKASI DAN PENANGANAN PASIEN DENGAN HIPERURISEMIA SEBAGAI FAKTOR RESIKO TERJADINYA GOUT ARTRITIS

OLEH:dr. Priambodo Ilham Andita

PENDAMPING:dr. Suharja

PUSKESMAS MULYOHARJOKABUPATEN PEMALANG2015

HALAMAN PENGESAHAN

Nama: dr. Priambodo Ilham AnditaJudul laporan UKM: EDUKASI DAN PENANGANAN PASIEN DENGAN HIPERURISEMIA SEBAGAI FAKTOR RESIKO TERJADINYA GOUT ARTRITIS

Pemalang, 8 Juni 2015Mengetahui,Peserta

dr. Priambodo Ilham AnditaPendamping

dr. Suharja

LAPORAN BAGIAN PENGOBATAN UMUMEDUKASI DAN PENANGANAN PASIEN DENGAN HIPERURISEMIA SEBAGAI FAKTOR RESIKO TERJADINYA GOUT ARTRITIS

1. LATAR BELAKANGPenyakit Pirai (gout) atau Arthritis Gout adalah penyakit yang di sebabkan oleh tumpukan asam/kristal urat pada jaringan, terutama pada jaringan sendi. Gout berhubungan erat dengan gangguan metabolisme purin yang memicu peningkatan kadar asam urat dalam darah (hiperurisemia), yaitu jika kadar asam urat dalam darah lebih dari 7,5 mg/dl. Catatan: kadar normal asam urat dalam darah untuk pria adalah 8 mg/dl, sedangkan untuk wanita adalah 7 mg/dl.Jumlah pasien dengan diagnosis Gout Artritis pada tahun 2014 di puskesmas Mulyoharjo sebanyak 1767 pasien. Gout artritis merupakan penyakit radang sendi yang sering dikeluhkan oleh pasien baik dewasa muda maupun lansia. Penyebab gout artritis adalah adanya penumpukan asam urat di dalam tubuh secara berlebihan, baik akibat produksi asam urat yang meningkat, pembuangannya yang menurun, atau akibat peningkatan asupan makanan yang mengandung purin. Gout terjadi ketika cairan tubuh sangat jenuh dengan asam urat karena kadarnya yang tinggi. Dalam pengelolaan pada pasien dengan gout artritis, diperlukan peran serta pasien maupun keluarga untuk mengurangi kekambuhan penyakit dan lebih mengefektifkan pengobatan.Gout umumnya dialami oleh pria dan wanita dewasa yang berusia diatas 40 tahun. Setelah memasuki masa pubertas, pria memiliki resiko gout lebih tinggi dibandingkan dengan wanita. Jumlah total penderita gout pada pria lebih banyak dibandingkan dengan kaum wanita. Ketika memasuki usia paruh baya, jumlahnya menjadi sebanding antara pria dan wanita. Dalam sebuah kajian di Amerika, prevalensi berlipat ganda dalam populasi usia 40-75 tahun. Dalam kajian kedua, prevalensi gout pada populasi dewasa di Inggris diperkirakan sebesar 1.4%, dengan puncaknya lebih dari 7% pada pria usia 40-75 (Beyond, 2013). Menurut survey yang diadakan oleh National Health and Nutrition Examinition Survey (NHANES), rasio penderita hiperurisemia sebagai berikut: a. Usia diatas 20 tahun : 24%b. Usia 50-60 tahun : 30%c. Usia lebih tua dari 60 tahun : 40%d. Rata-rata penduduk Asia : 5-6%1. PERMASALAHANMasih banyak pasien gout artritis yang datang dengan keluhan yang sama setiap kali periksa. Ada beberapa pasien yang tidak mengetahui tentang penyakitnya dan sembarangan minum obat maupun jamu di warung. Pasien juga seringkali tidak mengetahui makanan apa saja yang harus dikurangi konsumsinya jika menderita gout artritis.

1. PERENCANAAN INTERVENSIPemberian terapi dan edukasi pada pasien tentang makanan yang perlu dikurangi konsumsinya jika menderita gout artritis.

1. PELAKSANAAN INTERVENSIPenatalaksanaan pada serangan artritis akut bisa diberikan terapi untuk mengurangi peradangan dengan memberikan obat analgesik atau kortikosteroid. Setelah serangan akut berakhir, terapi ditujukan untuk mengurangi kadar asam urat dalam tubuh.Alopurinol diberikan bila terdapat over produksi asam urat. Obat ini menghambat sintesa dan menurunkan kadar asam urat darah. Dosis pada hiperurisemia 100mg 3x sehari sesudah makan, bila perlu dinaikkan setiap minggu dengan 100mg sampai dengan 10mg/kgBB/hari.Kondisi yang terkait dengan hiperurisemia adalah diet kaya purin, obesitas, serta konsumsi alkohol. Purin merupakan senyawa yang akan dirombak menjadi asam urat di dalam tubuh. Alkohol merupakan salah satu sumber purin dan juga dapat menghambat pembuangan purin melalui ginjal sehingga disarankan untuk tidak mengkonsumsi alkohol. Pasien juga disarankan untuk minum air putih dalam jumlah banyak (2 liter atau lebih setiap harinya) agar dapat membantu pembuangan asam urat dan meminimalkan pengendapan asam urat dalam tubuh.Ada beberapa makanan yang diketahui kaya akan purin, antara lain daging (daging sapi, babi, kambing), makanan dari laut (seafood), kacang-kacangan, bayam, jamur dan kembang kol.Untuk pasien dengan berat badan berlebih disarankan untuk melakukan olah raga secara teratur 3 sampai 4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit untuk menjaga kebugaran dan menurunkan berat badan.

1. MONITORING DAN EVALUASIMonitor dan evaluasi dilakukan pada penderita gout artritis saat melakukan kunjungan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik berupa tekanan darah dan penimbangan berat badan untuk pasien obesitas maupun pemeriksaan laboratorium kadar asam urat dalam darah.