fungsi Probiotik dalam medis

4
65 | JANUARI - FEBRUARI 2011 PENDAHULUAN Di dalam saluran cerna bagian atas dan usus halus terjadi proses pencer- naan, absorpsi makanan,dan proses fermentasi zat-zat tidak tercerna. 1,2 Proses-proses tersebut sangat dipe- ngaruhi oleh beberapa faktor, antara lain enzim-enzim dalam saluran cerna dan mikroekosistem usus halus mau- pun usus besar. Mikroekosistem ini terdiri dari mikroflora dan integritas dinding usus; selain itu mukus, peri- staltik, pergantian (turn-over) epitel saluran cerna juga turut menjaga in- tegritas mikroekosistem saluran cerna tersebut . 3 Mikroflora pada saluran cerna terdiri dari jutaan mikroba yang secara ala- miah hidup di dalam lumen saluran cerna. Hampir 400 – 500 spesies ter- dapat dalam saluran cerna. Kompo- sisi mikroflora meliputi bakteri komen- sal, bakteri patogen maupun bakteri apatogen. 2,3 Adanya fakta-fakta yang menunjuk- kan manfaat bakteri komensal bagi kesehatan, mendorong konsep terapi melalui functional food, di antara- nya dengan cara meningkatkan atau mengoptimalkan jumlah mikroflora komensal melalui pemberian preparat probiotik. DEFINISI, SYARAT DAN KONSEP KERJA PROBIOTIK Probiotik didefinisikan sebagai mikro- organisme hidup non-patogenik, yang jika dikonsumsi dalam jumlah tertentu akan memberikan efek menguntung- kan bagi inang (host) (FAO/WHO). 3,4 Probiotik merupakan bakteri-bakteri yang secara tradisional telah lama digunakan dalam bentuk makanan, mengandung baik bakteri hidup, bakteri mati maupun metabolitnya yang dalam kurun waktu lama terbukti aman. 7 Mikroba yang dapat atau mungkin dapat dipakai sebagai probiotik harus mempunyai syarat-syarat tertentu 2,4-6 : 1. Merupakan mikroorganisme yang berasal dari manusia (secara ala- miah terdapat di tubuh manusia). 2. Tidak bersifat patogen, 3. Tahan terhadap pemaparan asam lambung dan cairan empedu, 4. Mampu menempel pada dinding saluran cerna dan bertahan dalam populasi yang banyak. 5. Mampu menghasilkan zat antimi- kroba, dan meningkatkan sistem imunitas tubuh. 6. Tahan terhadap proses produksi dalam pembuatan sediaan. 7. Secara genetik stabil Mekanisme probiotik melindungi atau memperbaiki kondisi kesehatan antara lain dengan menghambat pertumbu- han bakteri patogen melalui beberapa cara antara lain dengan 3, 6 : 1. Memproduksi substansi-substansi penghambat. Probiotik mampu memproduksi zat-zat pengham- bat pertumbuhan bakteri gram positif maupun negatif. Zat-zat ini termasuk asam organik, hidrogen peroksida (H 2 O 2 ), bakteriosin, reu- terin yang mampu menghambat tidak hanya bakteri hidup namun juga produksi toksin. 2. Menghambat perlekatan bakteri patogen dengan berkompetisi di tempat perlekatan permukaan mukosa saluran cerna diduga juga merupakan salah satu cara pro- biotik menghambat invasi dari bakteri patogen. 3. Kompetisi nutrisi. Bakteri-bakteri yang menguntungkan (probiotik) akan berkompetisi dengan bakteri patogen dalam hal memperebut- kan nutrisi dalam saluran cerna. 4. Merusak reseptor toksin dan men- degradasi toksin. 5. Memperbaiki respon imun melalui peningkatan ekspresi dari limfo- sit B dan sekresi imunoglobulin A baik secara lokal maupun siste- mik. Probiotik - Peranannya Dalam Dunia Medis Marcellus Simadibrata Divisi Gastroenterologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/ RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Indonesia BAKTERI PATOGEN PROBIOTIK ENTEROSIT BAKTERI PATOGEN PROBIOTIK DINDING USUS ENTEROSIT DINDING USUS OPINI Layout CDK Edisi 182 Januari 2011 oDRk.indd 65 Layout CDK Edisi 182 Januari 2011 oDRk.indd 65 12/30/2010 11:17:52 AM 12/30/2010 11:17:52 AM

description

kegunaan probiotik

Transcript of fungsi Probiotik dalam medis

Page 1: fungsi Probiotik dalam medis

65| JANUARI - FEBRUARI 2011

PENDAHULUANDi dalam saluran cerna bagian atas dan usus halus terjadi proses pencer-naan, absorpsi makanan,dan proses fermentasi zat-zat tidak tercerna.1,2 Proses-proses tersebut sangat dipe-ngaruhi oleh beberapa faktor, antara lain enzim-enzim dalam saluran cerna dan mikroekosistem usus halus mau-pun usus besar. Mikroekosistem ini terdiri dari mikrofl ora dan integritas dinding usus; selain itu mukus, peri-staltik, pergantian (turn-over) epitel saluran cerna juga turut menjaga in-tegritas mikroekosistem saluran cerna tersebut .3

Mikrofl ora pada saluran cerna terdiri dari jutaan mikroba yang secara ala-miah hidup di dalam lumen saluran cerna. Hampir 400 – 500 spesies ter-dapat dalam saluran cerna. Kompo-sisi mikrofl ora meliputi bakteri komen-sal, bakteri patogen maupun bakteri apatogen.2,3

Adanya fakta-fakta yang menunjuk-kan manfaat bakteri komensal bagi kesehatan, mendorong konsep terapi melalui functional food, di antara-nya dengan cara meningkatkan atau mengoptimalkan jumlah mikrofl ora komensal melalui pemberian preparat probiotik.

DEFINISI, SYARAT DAN KONSEP KERJA PROBIOTIKProbiotik didefi nisikan sebagai mikro-organisme hidup non-patogenik, yang jika dikonsumsi dalam jumlah tertentu akan memberikan efek menguntung-kan bagi inang (host) (FAO/WHO). 3,4

Probiotik merupakan bakteri-bakteri

yang secara tradisional telah lama digunakan dalam bentuk makanan, mengandung baik bakteri hidup, bakteri mati maupun metabolitnya yang dalam kurun waktu lama terbukti aman.7

Mikroba yang dapat atau mungkin dapat dipakai sebagai probiotik harus mempunyai syarat-syarat tertentu2,4-6 : 1. Merupakan mikroorganisme yang

berasal dari manusia (secara ala-miah terdapat di tubuh manusia).

2. Tidak bersifat patogen, 3. Tahan terhadap pemaparan asam

lambung dan cairan empedu, 4. Mampu menempel pada dinding

saluran cerna dan bertahan dalam populasi yang banyak.

5. Mampu menghasilkan zat antimi-kroba, dan meningkatkan sistem imunitas tubuh.

6. Tahan terhadap proses produksi dalam pembuatan sediaan.

7. Secara genetik stabil

Mekanisme probiotik melindungi atau memperbaiki kondisi kesehatan antara lain dengan menghambat pertumbu-han bakteri patogen melalui beberapa

cara antara lain dengan3, 6 :1. Memproduksi substansi-substansi

penghambat. Probiotik mampu memproduksi zat-zat pengham-bat pertumbuhan bakteri gram positif maupun negatif. Zat-zat ini termasuk asam organik, hidrogen peroksida (H2O2), bakteriosin, reu-terin yang mampu menghambat tidak hanya bakteri hidup namun juga produksi toksin.

2. Menghambat perlekatan bakteri patogen dengan berkompetisi di tempat perlekatan permukaan mukosa saluran cerna diduga juga merupakan salah satu cara pro-biotik menghambat invasi dari bakteri patogen.

3. Kompetisi nutrisi. Bakteri-bakteri yang menguntungkan (probiotik) akan berkompetisi dengan bakteri patogen dalam hal memperebut-kan nutrisi dalam saluran cerna.

4. Merusak reseptor toksin dan men-degradasi toksin.

5. Memperbaiki respon imun melalui peningkatan ekspresi dari limfo-sit B dan sekresi imunoglobulin A baik secara lokal maupun siste-mik.

Probiotik - Peranannya Dalam Dunia MedisMarcellus Simadibrata

Divisi Gastroenterologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/

RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Indonesia

BAKTERI PATOGEN

PROBIOTIK

ENTEROSIT

BAKTERI PATOGEN

PROBIOTIK

DINDING USUS

ENTEROSIT

DINDING USUS

OPINI

Layout CDK Edisi 182 Januari 2011 oDRk.indd 65Layout CDK Edisi 182 Januari 2011 oDRk.indd 65 12/30/2010 11:17:52 AM12/30/2010 11:17:52 AM

Page 2: fungsi Probiotik dalam medis

66 | JANUARI - FEBRUARI 2011

6. Meningkatkan resistensi terhadap kolonisasi patogen.

7. Menstimulasi kekebalan (imunitas) lokal dan perifer.

8. Mencegah translokasi mikrobial.

PERANAN PROBIOTIK DALAM BERBAGAI KONDISI PATOLOGISPotensi manfaat probiotik telah ba-nyak diteliti, baik dalam membantu mengatasi kelainan saluran pencer-naan, maupun pada kondisi patologis lainnya.

Diare Karena InfeksiStudi yang paling banyak dilakukan adalah pada infeksi diare akut bayi, yang sering diakibatkan oleh rotavirus. Tinjauan sistematis menunjukkan, se-cara umum pemberian probiotik da-pat mengurangi durasi diare hingga 17-30 jam.5 Potensi probiotik untuk kasus ini adalah dengan menghambat secara kompetitif tempat perlekatan reseptor virus, meningkatkan signal respon imun yang mengatur sistem pertahanan dalam mengeliminasi sub-stansi berbahaya dan melalui produksi metabolit yang menginaktifkan parti-kel virus.

Diare karena antibiotik (Antibiotic Associated Diarrhea=AAD), infeksi Clostridium diffi cile dan kolitis pseudomembran.Berbagai studi telah mengevaluasi peranan probiotik sebagai terapi dan pencegahan karena pemberian anti-biotik; tinjauan sistematis maupun studi meta-analisis menunjukkan ke-unggulannya dibandingkan kelompok plasebo. 7-11

Clostridium diffi cile merupakan penye-bab diare karena antibiotik (AAD) dan timbulnya kolitis pseudomembran. Pemberian Lactobacillus maupun S. boulardii dapat menekan pertum-buhan C. diffi cile dan mencegah reku-rensi kolitis pseudomembran.

Diare karena RadiasiBukti-bukti penelitian menunjukkan bahwa Lactobacillus casei, L. plan-tarum, L. acidophilus, L. delbrueckii, Bifi dobacterium longum, B. breve, B.

infantis, dan Streptococcus thermo-philus efektif mengatasi diare yang diinduksi tindakan radiasi.12,13

Infl ammatory Bowel Disease (IBD)Probiotik memiliki potensi menstabil-kan barier sistem imun mukosa usus dengan mengurangi pelepasan faktor proinfl amasi lokal sitokin.

Berbagai studi melaporkan manfaat pemberian probiotik untuk kasus kolitis ulseratif, penyakit Chron dan pouchitis. Beberapa studi mendapatkan bahwa probiotik dapat mempertahankan re-misi dan mencegah relaps penyakit IBD ini. 14,15 Akan tetapi beberapa studi lain mendapatkan bahwa probiotik tidak efektif dalam pengobatan IBD.16

Irritable Bowel Syndrome (IBS) Pemberian Lactobacillus reuteri se-lama 1 minggu memperbaiki gejala kolik pada 90 bayi; penurunan rasa kembung dan pembentukan gas juga terjadi setelah pemberian Bifi dobac-terium infantis 35624.

Beberapa studi melaporkan bahwa probiotik dapat memperbaiki geja-la klinik dan menormalkan frekuensi buang air besar penderita IBS dengan aman dan efektif. 17,18

Intoleransi laktosaProbiotik memperbaiki pencernaan laktosa dengan mengurangi gejala intoleransi dan memperlambat waktu transit makanan. Pemberian probiotik dapat meningkatkan aktivitas enzim lactase di lumen usus sehingga men-fasilitasi proses pencernaan dan mem-perbaiki intoleransi. Pada penelitian

meta-analisis didapatkan bahwa su-plementasi beberapa strain probiotik cukup efektif mengobati intoleransi laktosa. 19

Prevensi Kanker KolonMekanismenya adalah melalui per-baikan aktivitas metabolit mikrofl ora usus, perbaikan kondisi fi siokimia da-lam kolon, mengikat dan degradasi karsinogen potensial, produksi zat anti-tumor atau anti-mutagen, mem-perbaiki respon imun. 20

Infeksi Helicobacter pyloriHasil studi meta analisis terbaru ter-hadap 14 studi acak menunjukkan bahwa pemberian regimen antibi-otik bersama probiotik meningkatkan eradikasi H. pylori. Penggunaan pro-biotik secara tunggal untuk kasus ini belum didukung bukti yang kuat se-hingga penggunaannya untuk ajuvan, bukan sebagai terapi tunggal.21,22

Ensefalopati hepatikHasil penelitian menunjukkan bahwa probiotik dapat menurunkan kadar ammonia darah, diduga dengan men-ingkatkan konsentrasi bakteri non urease.23,24

PankreatitisPada uji klinik kasus pankreatitis akut, Lactobacillus plantarum 299v mem-berikan perbaikan dan memper-pendek masa perawatan. Penelitian lain melaporkan bahwa probiotik justru meningkatkan mortalitas pada pankreatitis akut yang berat; hasil tersebut membutuhkan penelitian lan-jutan dengan sampel lebih besar atau penelitian metaanalisis. 25,26

NUTRISI

PROBIOTIK

ENTEROSIT

DINDING USUS

BAKTERI PATOGEN

OPINI

Layout CDK Edisi 182 Januari 2011 oDRk.indd 66Layout CDK Edisi 182 Januari 2011 oDRk.indd 66 12/30/2010 9:31:28 PM12/30/2010 9:31:28 PM

Page 3: fungsi Probiotik dalam medis

67| JANUARI - FEBRUARI 2011

AlergiProbiotik membantu menjaga ke-seimbangan T helper. Berbagai jenis probiotik yang biasanya digunakan untuk kasus alergi adalah3,27: Lacto-bacillus rhamnosus GG, Lactobacillus paracasei, Lactobacillus reuteri dan Bifi dobacterium lactis (tabel 1).

POTENSI LAINBayiPemberian Lactobacillus reuteri ATCC 55730 setiap hari selama 30 hari da-pat memperbaiki toleransi mengasup makanan, pola defekasi dan motilitas saluran cerna pada bayi prematur baru lahir yang mendapat asupan nutrisi dari susu botol9. Penelitian juga memperli-hatkan penurunan insiden necrotizing enterocolitis pada bayi prematur yang diberi suplemen Lactobacillus GG.

KehamilanPemberian probiotik sejak trimester awal kehamilan bermanfaat mence-gah peningkatan berat badan berlebih selama kehamilan dan pasca melahir-kan.28 Berbagai studi juga menunjuk-kan penurunan hingga 50% kasus der-matitis atopik pada bayi di kelompok yang mengkonsumsi probiotik selama kehamilan. Penggunaan probiotik se-lama kehamilan juga memiliki profi l kemanan yang baik.

Memperbaiki profi l lipid.Probiotik dapat menurunkan insiden dan mortalitas karena penyakit kar-diovaskular dengan cara memperbaiki profi l lipid. Tetapi mekanisme pastinya belum diketahui dan masih mem-butuhkan evaluasi lebih lanjut.29,30

JENIS PROBIOTIK Dari sekian banyak mikroorganisme, Lactobacillus, Bifi dobacterium meru-pakan mikrofl ora normal usus yang paling utama15 ,merupakan mikroba yang paling banyak berperan menja-ga kesehatan fungsi saluran cerna, se-hingga kedua genus ini paling banyak digunakan dalam pengembangan produk probiotik.31-33

Lactobacillus dan Bifi dobacterium merupakan probiotik yang tahan ter-

hadap asam lambung, cairan empe-du, mampu menempel pada dinding saluran cerna sehingga melindungi mukosa saluran cerna, dan mampu menghasilkan zat yang berpotensi se-bagai antimikroba. Kedua mikroba ini sering juga disebut bakteri asam lak-tat (LAB – lactic acid bacteria) karena mampu melakukan proses fermentasi membentuk asam laktat pada usus besar.

Beberapa strain yang umum diguna-kan sebagai sediaan probiotik:

Strain

Bifi dobacterium animalis DN 173 010

Bifi dobacterium animalis subsp. lactis Bb-12

Bifi dobacterium breve Yakult

Bifi dobacterium infantis 35624

Bifi dobacterium lactis HN019 (DR10)

Bifi dobacterium longum BB536

Enterococcus LAB SF 68

Escherichia coli Nissle 1917

Lactobacillus acidophilus LA-5

Lactobacillus acidophilus NCFM

Lactobacillus casei DN-114 001

Lactobacillus casei CRL431

Lactobacillus casei F19

Lactobacillus casei Shirota

Lactobacillus johnsonii La1 (Lj1)

Lactobacillus lactis L1A

Lactobacillus plantarum 299V

Lactobacillus reuteri ATTC 55730

Lactobacillus rhamnosus ATTC 53013 (LGG)

Lactobacillus rhamnosus LB21

Lactobacillus salivarius UCC118

Saccharomyces cerevisiae (boulardii) Iyo

Sediaan probiotik yang dipasarkan da-pat pula mengandung bakteri dalam bentuk masih hidup maupun sudah mati ( heat killed bacteria = tyndal-

lized). Hasil pemberian mikroba pero-ral yang hidup “live” dibandingkan dengan bakteri “heat-killed” untuk kasus intoleransi laktosa adalah se-banding, selain itu untuk kasus gas-troenteritis akut beberapa probiotik (baik hidup maupun yang mati) mam-pu memperpendek waktu diare.

Sedangkan untuk efek stimulasi sistim imunitas tubuh, pemberian probiotik hidup menunjukkan hasil yang lebih baik. Efek pada aktivitas enzim bak-teri usus juga hanya didapatkan dari probiotik hidup 8. Teoritis, probiotik yang non viable atau “heat – killed tyndallized” tidak memiliki risiko terha-dap transfer gen dan mutasi bakteri. Selain itu untuk kasus AAD (antibiotic associated diarhea) probiotik jenis ini menunjukkan profi l efi kasi yang baik.Kadar probiotik dalam sediaan yang dikonsumsi manusia minimal 10 7 CFU / mg atau mL14. Literatur lain menye-butkan dosis probotik berkisar 1 x 10 6-9 CFU/ gram sediaan 11.

Sangat jarang terjadi efek samping pada konsumsi probiotik Lactobacillus dan Bifi dobacterium. Penggunaan pada anak-anak relatif aman, namun hati-hati pada pasien dengan gangguan imuni-tas karena mikroba mempunyai potensi sebagai patogen oportunistik .3,16

Sediaan probiotik ada yang dikombi-nasi dengan prebiotik. Prebiotik adalah adalah karbohidrat rantai pendek, tidak dicerna namun difermentasi dalam usus besar untuk menghasilkan asam lemak rantai pendek seperti asetat, butirat, dan propionat yang bermanfaat terha-dap stabilitas dan pertumbuhan koloni mikroba, me-ningkatkan pertumbuhan probiotik dan memperbaiki pola buang

Tabel 1. Jenis probiotik dan kasus alergi yang dapat diobati

Probiotik Kasus

Lactobacillus rhamnosus GG Asthma, rhinitis, eksema, alergi makanan

Bifi dobacterium lactis Eksema atopik

Lactobacillus paracasei Rhinitis alergi

Lactobacillus reuteri Dermatitis atopik

OPINI

Layout CDK Edisi 182 Januari 2011 oDRk.indd 67Layout CDK Edisi 182 Januari 2011 oDRk.indd 67 12/30/2010 9:33:17 PM12/30/2010 9:33:17 PM

Page 4: fungsi Probiotik dalam medis

68 | JANUARI - FEBRUARI 2011

air besar Beberapa zat yang dapat di-pakai sebagai prebiotik antara lain me-liputi: FOS (fructo-oligosaccharida), inulin, isomalto-oligosaccharida, lactilol, lactosucrose, lactulose, pyrodextrins, Soy-oligosaccharida, Transgalacto-oli-gosaccharida, dan Xylo-oligosacchari-da. Sekian banyak macam prebiotik ini mempunyai potensi dan efektivitas ser-ta keamanan yang hampir sama. Kombi-nasi probiotik dan prebiotik merupakan kombinasi yang sinergistik, saling men-guntungkan dan sering disebut den-gan sinbiotik. Sediaan probiotik selain sebagai tambahan makanan (misalnya tambahan dalam susu formula), juga da-pat dalam tablet kunyah, serbuk granul hingga permen karet.

SIMPULANProbiotik merupakan mikroorganisme hidup yang menguntungkan bagi kesehatan manusia. Probiotik dapat dipakai sebagai suplemen atau alter-natif dalam mengobati dan mencegah beberapa penyakit pada manusia. Probiotik yang banyak dipakai yaitu dari genus Lactobacillus dan Bifi do-bacterium.

DAFTAR PUSTAKA

1. Heimburger CD, Weinsier RL. Handbook of

Clinical Nutrition. 3rd edition. Mosby-Year

Book Inc. St.Louis, Missouri USA. 1997.

2. Dunne, C. et al. Biotherapy Agents in the

treatment of Gastrointestinal Disorder. Cur

Treat Option Infect Dis. 2003, 5: 183- 8.

3. Fedorak RN & Madsen KL. Probiotics And Pre-

biotics in Gastrointestinal Disorder. Curr Opin

Gastroenterol. 2004;20:146-55.

4. Mercenier A, Pavan S, Pot B. Probiotics as

Biotherapeutic Agents: Present Knowledge

and Future Prospects. Curr Pharma Design

2002;8:99-110.

5. Haris K and Varghese T. Probiotics in humans-

evidence based review. Calicut Med Journal

2006;4 :e3.

6. Rolfe, RD. The Role of Probiotic Culture in the

Control of Gastrointestinal Health. J of Nutr.

2000;130: 396S – 402S.

7. Guarner F, Khan AG, Garisch J. Et al. Probiotic

and prebiotic. World Gastroenterology Orga-

nisation Practice Guideline. May 2008.

8. Ishibashi N. Yamazaki S. Probiotics and Safety.

Am J Clin Nutr 2001; 73(suppl):465S – 70S.

9. Probiotic. Accessed 8 December 2010. Availa-

ble from url: http://www.wikipedia.org.

10. Probiotics Improve Feeding Tolerance, Gas-

tric Function in Preterm Newborns.Accessed

8 December 2010. http://www.medscape.com

Article submitted on June 2008.

11. Reid, G. et al. Potential Use of Probiotics in Clin-

ical Pratice. Clin Microbiol Rev 2003; 658 – 72

12. Della P, Sansotta G, Donato V, Frosina P, Mes-

sina G, De Renzis C et.al. Use of probiotics

for prevention of radiation-induced diarrhea.

World J Gastroenterol 2007; 13: 912-5.

13. Delia P, Sansotta G, Donato V, Messina G, Fro-

sina P, Pergolizzi S et.al. Prevention of radia-

tion-induced diarrhea with the use of VSL#3, a

new highpotency probiotic preparation. Am J

Gastroenterol 2002; 97: 2150-2.

14. Zocco MA, dal Verme LZ, Cremonini F, Pisca-

glia AC, Nista EC, Candelli M et.al. Effi cacy

of Lactobacillus GG in maintaining remission

of ulcerative colitis. Aliment Pharmacol Ther

2006; 23: 1567-74.

15. Bousvaros A, Guandalini S, Baldassano RN, Bo-

telho C, Evans J, Ferry GD et.al. A randomized,

double-blind trial of Lactobacillus GG versus

placebo in addition to standard maintenance

therapy for children with Crohn’s disease. Infl

amm Bowel Dis 2005; 11: 833-9.

16. Prantera C, Scribano ML, Falasco G, Andreoli

A, Luzi C. Ineffectiveness of probiotics in pre-

venting recurrence after curative resection for

Crohn’s disease: a randomised controlled trial

with Lactobacillus GG. Gut 2002; 51: 405-9.

17. How Effective Are Probiotics In Irritable Bowel

Syndrome? .Accessed 11 December 2010.

Available from url: http://www.sciencedaily.

com/releases/2008/10/081006092656.htm.

18. Camilleri M. Probiotics and irritable bowel syn-

drome: rationale, putative mechanisms, and

evidence of clinical effi cacy. J Clin Gastroen-

terol. 2006 ;40:264-9.

19. Levri KM, Ketvertis K,  Deramo M, Merenstein

JH, D’Amico F. Do probiotics reduce adult lac-

tose intolerance? A systematic review. Acessed

11 December 2010. J Fam Practice. 2005; 54.

Available from url: http://www.jfponline.com/

Pages.asp?AID=1987.

20. Brady LJ, Gallaher DD, Busta FF The role of

probiotic cultures in the prevention of colon

cancer. J Nutr. ;130(2S Suppl):410S-4S.

21. O’Connor A, Gisbert J, O’Morain C. Treatment

of Helicobacter pylori Infection.. Helicobacter

2009. DOI:  10.1111/j.1523-5378.2009.00704.x.

Accessed 12 December 2010. Available from

url: http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/

j.1523-5378.2009.00704.x/full.

22. Saggioro A, Caroli M, et al. Helicobacter pylori

eradication with Lactobacillus reuteri. A dou-

ble-blind placebo-controlled study. Dig Liver

Dis 2005;37 (suppl 1): S88, abstr. PO1.49.

23. Bajaj JS, Saeian K, Christensen KM, Ha-

feezullah M, Varma RR, Franco J et.al.

Probiotic yogurt for the treatment

of minimal hepatic encephalopathy.

Available from url: http://www.natmedtalk.

com/nutrition/3292-yogurt-may-protect-liver-

health.html.

24. Probiotic yogurt for the treatment of minimal

hepatic encephalopathy. Am J Gastroenterol.

2008 Jul;103:1707-15. Accessed 12 December

2010. Available from url: http://www.green-

medinfo.com/article/probiotic-yogurt-dem-

onstrates-significant-rate-minimal-hepatic-

encephalopathy-reversal.

25. Besselink MG, van Santvoort HC, Buskens E,

Boermeester MA, van Goor H, Timmerman

HM et.al. Probiotic prophylaxis in predicted

severe acute pancreatitis: a randomised,

double-blind, placebo-controlled trial. Lancet.

2008;371:651-9.

26. Sahin T, Aydin S, Yüksel O, Bostanci H, Akyürek

N, Memiş L et.al. Effects of the probiotic agent

Saccharomyces Boulardii on the DNA damage

in acute necrotizing pancreatitis induced rats.

Hum Exp Toxicol. 2007;26:653-61.

27. Furrie E. Probiotics and allergy. Proceed of Nu-

tri Society 2005;64, 465–9

28. Brown,AJ. Probiotics may help ward off post-

partum obesity. http://www.reuters.com/

article/healthNews Article submitted on May

2009.

29. Ooi LG, Liong MT. Cholesterol-Lowering Ef-

fects of Probiotics and Prebiotics: A Review

of in Vivo and in Vitro Findings. Int J Mol Sci.

2010; 11: 2499–522.

30. Huang Y, Zheng Y. The probiotic Lactobacillus

acidophilus reduces cholesterol absorption

through the down-regulation of Niemann-

Pick C1-like 1 in Caco-2 cells. Br J Nutr.

2010;103:473-8.

31. Tubelis P, Stan V, and Zachrisson A. Increas-

ing work-place healthiness with the probiotic

Lactobacillus reuteri : a Randomized, double-

blind placebo-controlled study. Environtmen-

tal Health: A Global Access Science Source

2005,4:25.

32. Wolf BW, Wheeler K B, and Ataya DG. Safety

and Tolerance of Lactobacillus reuteri Sup-

plementation to a Population Infected with

the Human Imunodefi ciency Virus. Food and

Chemical Toxicology 1998:36:1085-94.

33. Young RJ, Huffman S. Probiotic use in children.

J Pediatr Health Care. 2003;17:277- 83.

OPINI

Layout CDK Edisi 182 Januari 2011 oDRk.indd 68Layout CDK Edisi 182 Januari 2011 oDRk.indd 68 12/29/2010 12:44:05 AM12/29/2010 12:44:05 AM