Full Bab Chf Kelompok c1

download Full Bab Chf Kelompok c1

If you can't read please download the document

Transcript of Full Bab Chf Kelompok c1

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit jantung merupakan salah satu penyebab morbiditas & mortalitas. Akhir-akhir ini insiden penyakit jantung mengalami peningkatan. Kajian epidemiologi menunjukan bahwa ada berbagai kondisi yang mendahului dan menyertai penyakit jantung. Kondisi tersebut dinamakan factor resiko. Faktor resiko yang ada dapat dimodifikasi artinya dapat dikontrol dengan mengubah gaya hidup atau kebiasaan pribadi dan factor resiko yang non modifiable yang merupakan konsekwensi genetic yang tak dapat dikontrol. Contohnya ras, dan jenis kelamin. Penyakit koroner Serangan Jantung atau lebih kita kenal dengan infark miokard adalah istilah yang sama. Gejala ini akibat adanya kerusakan ireversibelsel jantung. Kerusakan ini akan mengalami degenerasi dan akhirnya menimbulkan jaringan parur. Bila kerusakan ini meluas akhirnya jantung mengalami kegagalan pemompaan darah sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan tubuh akan darah sehingga curah jantung tidak adekuat. Keadaan ini kita kenal dengan gagal jantung. Selanjutnya kita akan bicarakan tentang gagal jantung kongestif dalam asuhan keperawatan berikut ini. Jenis penyakit gagal jantung yang paling tinggi prevalensinya adalah Congestive Heart Failure atau gagal jantung kongestif. Di Eropa, tiap tahun terjadi 1,3 kasus per 1000 penduduk yang berusia 25 tahun. Kasus ini meningkat 11,6 pada manula dengan usia 85 tahun ke atas. Di Indonesia berdasarkan data dari RS Jantung Harapan Kita, peningkatan kasus ini dimulai pada 1997 dengan 248 kasus, kemudian melaju dengan cepat hingga mencapai puncak pada tahun 2000 dengan 532 kasus. Diperkirakan tahun ini juga akan terjadi peningkatan. Untuk itu, pihak RS telah mengantisipasi lonjakan kasus tersebut dengan membuka klinik khusus gagal jantung dan pelayanan One Day Care dengan system Nurse Base Care. Mengenai kematian akibat penyakit gagal jantung. Aulia yang juga Direktur RS tersebut, mengemukakan bahwa tahun lalu hanya 4,3% kematian yang terjadi. Jumlah yang kecil jika dibandingkan dengan insiden pada 1999 sejumlah 12,2%.

3

Sedangkan kasus CHF sendiri di Instalasi Rawat intensif RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten pada Bulan April 18 kasus, pada Bulan Mei adalah 21 kasus. Dari banyaknya kasus tersebut maka Kami tertarik untuk mengambil kasus mengenai CHF. B. TUJUAN 1. Tujuan Umum Memahami gambaran asuhan keperawatan pada klien dengan CHF 2. Tujuan Khusus a. Memahami pengertian, etiologi, manifestasi klinik, dan pemeriksaan diagnostik CHF b. Menerapkan prinsip asuhan keperawatan keperawatan dengan pendekatan proses meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan , rencana

tindakan , implementasi dan efaluasi pada kasus CHF.

BAB II TINJAUAN TEORI

I.DEFINISI Gagal jantung kongestif adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen dan nutrien. (Diane C. Baughman dan Jo Ann C. Hockley, 2000) Congestif Heart Failure (CHF) adalah: ketidakseimbangan pada fungsi pompa jantung, dimana jantung gagal mempertahankan sirkulasi darah yang adekuat yang merupakan gabungan manifestasi gagal jantung kanan ( dysonea, ortopnea, batuk, mudah lelah,kegelisahan dan kecemasan) dan gagal jantung kiri ( edema, hepatomegali, asites, anaroksia, nokturia, kelemahan). Suatu keadaan patofisiologi adanya kelainan fungsi jantung jantung gagal memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan pengisian ventrikel kiri (Braundwald, 2003) II.KLASIFIKASI Berdasarkan bagian jantung yang mengalami kegagalan pemompaan, gagal jantung terbagi atas gagal jantung kiri, gagal jantung kanan, dan gagal jantung kongestif. Pada gagal jantung kiri terjadi dyspneu deffort, fatigue, ortopnea, dispnea nocturnal paroksismal, batuk, pembesaran jantung, irama derap, ventricular heaving, bunyi derap S3 dan S4, pernapasan cheyne stokes, takikardi, pulsus alternans, ronkhi dan kongesti vena pulmonalis. Pada gagal jantung kanan timbul edema, liver engorgement, anoreksia,dan kembung. Pada pemeriksaan fisik didapatkan hipertrofi jantung kanan, heaving ventrikel kanan, irama derap atrium kanan, murmur, tanda tanda penyakit paru kronik, tekanan vena jugularis meningkat, bunyi P2 mengeras, asites, hidrothoraks, peningkatan tekanan vena, hepatomegali, dan pitting edema. Pada gagal jantung kongestif terjadi manifestasi gabungan gagal jantung kiri dan kanan. New York Heart Association (NYHA) membuat klasifikasi fungsional dalam 4 berakibat metabolisme

jaringan dan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian tekanan

5

kelas : 1. Kelas 1 : Bila pasien dapat melakukan aktivitas berat tanpa keluhan 2. Kelas 2: Bila pasien tidak dapat melakukan aktivitas lebih berat dari aktivitas sehari hari 3. Kelas 3: Bila pasien tidak dapat melakukan aktivitas sehari hari. 4. Kelas 4: Bila pasien sama sekali tidak dapat melakukan aktivitas apapun dan harus tirah baring III.ETIOLOGI Penyebab gagal jantung dikelompokkan sebagai berikut: 1. Disfungsi miokard (kegagalan miokardial) 2. Beban tekanan berlebihan - pembebanan sistolik (systolic overload) 3. Beban volume berlebihan - pembebanan diastolic (diastolic overload) 4. Peningkatan kebutuhan metabolik - peningkatan kebutuhan yang berlebihan (demand overload) 5. Gangguan pengisian (hambatan input) IV.MANIFESTASI KLINIS 1. Tanda tanda dan gejala gejala kegagalan yang disebabkan oleh penurunan oleh penurunan cardiac out put : a. Lelah b. angina c. cemas d. bunyi jantung S3 e. oliguri f. kulit dingin, g. pucat

2. Tanda tanda dan gejala yang disebabkan oleh kongesti balik dari ventrikel kiri a. Dyspneu b. Batuk c. Hasil X- ray memperlihatkan kongesti paru- paru d. Orthopneu e. Rales paru- paru 3. Tanda- tanda dan gejala gejala yang disebabkan oleh kongesti balik ventrikel kanan : a. Edema perifer b. Hati membesar c. Distensi vena leher d. Peningkatan central venous pressure (CVP)V.PATOFISIOLOGI

1. Respon kompensasi terhadap out put kardiac yang tidak adekuat. Cardiac out put yang tidak adekuat memicu beberapa respon kompensasi yang berusaha untuk mempertahankan perfusi organ- organ tubuh yang vital. Respon awal adalah stimulus kepada saraf simpati yang menimbulkan dua pengaruh utama : a. Meningkatkan kecepatan dan kekuatan kontraksi myocardium. b. Vasokontriksi perifer Vasokontriksi perifer menggeser arus darah arteri ke organorgan yang kurang vital, seperti kulit dan ginjal dan juga organorgan yang lebih serabut vital, otot seperti otak. Kontriksi vena meningkatkan arus balik dari vena ke jantung. Peningkatan peregangan kontraktilitas. Pada permulaan respon berdampak perbaikan terhadap myocardium memungkinkan

7

cardiac out put, namun selanjutnya meningkatkan kebutuhan oksigen untuk myocardium, meregangkan serabut- serabut myocardium dibawah garis kemampuan kontraksi. Bila orang tidak berada dalam status kekurangan cairan untuk memulai peningkatan volume ventrikel dapat memperberat preload dan kegagalan komponen- komponen. Jenis kompensasi yang kedua yaitu dengan mengaktivkan sistem renin angiotensin yang akhirnya berdampak pada peningkatan preload maupun afterload pada waktu jangka panjang dan seterusnya. Kompensasi yang ketiga yaitu dengan terjadinya perubahan struktur micardium itu sendiri yang akhirnya lama- kelamaan miocrdium akan menebal atau menjadi hipertropi untuk memperbaiki kontraksi namun ini berdampak peningkatan kebutuhan oksigen untuk miocardium. 2. Kegagalan ventrikel kiri Kegagalan ventrikel kiri untuk memompakan darah yang mengandung oksigen guna memenuhi kebutuhan tubuh berakibat dua hal : a. Tanda- tanda dan gejala- gejala penurunan cadiac output. b. Kongesti paru- paru. 3. Dispnea Pernafasan yang memerlukan tenaga merupakan gejala dini dari kegagalan ventrikel. Bisa timbul akibat gangguan pertukaran gas karena cairan di dalam alveoli. Hal ini bisa menjadi payah karena pergerakan tubuh, misal menaiki tangga, berjalan mendaki dll. Karena dengan kegiatan tersebut memerlukan peningkatan oksigen. 4. Orthopnea Timbul kesukaran bernafas pada waktu berbaring terlentang dan orang harus tidur pakai sandaran di tempat tidur atau tidur duduk pada sebuah kursi. Bila orang tidur terlentang ventilasi

kurang kurang dan volume darah pada pembuluh- pembuluh paru- paru meningkat. 5. Kegagalan ventrikel kanan Kegagalan ventrikel kanan terjadi bila bilik ini tidak mampu memompa melawan tekanan yang naik pada sirkulasi pada paru- paru. Kegagalan ventrikel kanan dalam memompakan darah akan mengakibatkan oedema pada ekstrimitas. Pada hati juga mengalami pembesaran karena berisi cairan intra vaskuler, tekanan di dalam sistem portal menjadi begitu tinggi sehingga cairan didorong melalui pembuluh darah masuk ke rongga perut (acites) akibatnya akan mendesak diafragma yang akhirnya akan susah untuk bernafas.

9

0100090000032a0200000200a20100000000a201000026060f003a03 574d46430100000000000100d613000000000100000018030000000 0000018030000010000006c00000000000000000000001a00000037 00000000000000000000009a3a00002c24000020454d46000001001 80300001200000002000000000000000000000000000000b0090000 b40d0000d2000000290100000000000000000000000000003534030 033880400160000000c000000180000000a00000010000000000000 00000000000900000010000000ec06000045040000250000000c0000 000e000080250000000c0000000e000080120000000c000000010000 00520000007001000001000000d2ffffff000000000000000000000000 900100000000000004400022430061006c006900620072006900000 0000000000000000000000000000000000000000000000000000000 0000000000000000000000000000000000000000000000110040ae1 10010000000a4b1110024af110052516032a4b111009cae110010000 0000cb0110088b1110024516032a4b111009cae11002000000049642 f319cae1100a4b1110020000000ffffffff7c0bd100d0642f31ffff0700ffff0 180ffff01800f020180ffffffff00000b000008000000080000b4d0120001 000000000000002c01000025000000372e90010000020f0502020204 030204ef0200a07b20004000000000000000009f0000000000000043 0061006c0069006200720000000000605cea0570a0603207e429985c 0bd1003444c300d0ae11009c38273104000000010000000caf11000c af1100e87825310400000034af11007c0bd100647600080000000025 0000000c00000001000000250000000c00000001000000250000000c 00000001000000180000000c0000000000000254000000540000000 0000000000000001a0000003700000001000000df7b0741397607410 00000002c000000010000004c000000040000000000000000000000e c0600004604000050000000200000001b0000004600000028000000 1c0000004744494302000000ffffffffffffffffed060000460400000000000 04600000014000000080000004744494303000000250000000c0000 000e000080250000000c0000000e0000800e0000001400000000000 00010000000140000000400000003010800050000000b0200000000 050000000c0272015802040000002e0118001c000000fb0205000200

3

00000000bc02000000000102022253797374656d000000000000000 0000000000000000000000000000000000000040000002d01000004 0000002d01000004000000020101001c000000fb02f0ff00000000000 09001000000000440002243616c6962726900000000000000000000 000000000000000000000000000000040000002d010100040000002 d010100040000002d010100050000000902000000020d000000320a 0f00000001000400000000005802720120390900040000002d010000 040000002d010000030000000000 VI.PROSES KEPERAWATAN A. Pengkajian 1. Pengkajian Primer a. Airway : batuk dengan atau tanpa sputum, penggunaan bantuan otot pernafasan, oksigen, dll b. Breathing : Dispnea saat aktifitas, tidur sambil duduk atau dengan beberapa bantal c. Circulation : Riwayat HT IM akut, GJK sebelumnya, penyakit katub jantung, anemia, syok dll. Tekanan darah, nadi, frekuensi jantung, irama jantung, nadi apical, bunyi jantung S3, gallop, nadi perifer berkurang, perubahan dalam denyutan nadi juguralis, warna kulit, kebiruan punggung, kuku pucat atau sianosis, hepar ada pembesaran, bunyi nafas krakles atau ronchi, oedema 2. Pengkajian Sekunder a) Aktifitas/istirahat Keletihan, insomnia, nyeri dada dengan aktifitas, gelisah, dispnea saat istirahat atau aktifitas, perubahan status mental, tanda vital berubah saat beraktifitas. b) Integritas ego : Ansietas, stress, marah, takut dan mudah tersinggung c) Eliminasi Gejala penurunan berkemih, urin berwarna pekat, berkemih pada malam

hari, diare / konstipasi d) Makanana/cairan Kehilangan nafsu makan, mual, muntah, penambahan BB signifikan. Pembengkakan ekstremitas bawah, diit tinggi garam penggunaan diuretic distensi abdomen, oedema umum, dll e) Hygiene : Keletihan selama aktifitas perawatan diri, penampilan kurang. f) Neurosensori Kelemahan, pusing, lethargi, perubahan perilaku dan mudah tersinggung. g) Nyeri/kenyamanan Nyeri dada akut- kronik, nyeri abdomen, sakit pada otot, gelisah h) Interaksi social : penurunan aktifitas yang biasa dilakukan VII.PEMERIKSAAN PENUNJANG A. Radiologi: Bayangan hili paru yang tebal dan melebar, kepadatan makin ke pinggir berkurang Lapangan paru bercak-bercak karena edema paru Distensi vena paru Hidrothorak Pembesaran jantung, Cardio-thoragic ratio meningkat

B. EKG : Dapat ditemukan kelainan primer jantung (iskemik, hipertropi ventrikel, gangguan miokard, emboli paru) C. Ekokardiografi : Untuk deteksi gangguan fungsional serta anatomis yang menjadi penyebab gagal jantung D. Kateterisasi Jantung: Pada gagal jantung kiri didapatkan (VEDP ) 10 mmHg atau Pulmonary arterial wedge Pressure > 12 mmHg dalam keadaan istirahat. Curah jantung lebih rendah dari 2,7 lt/mnt/m2 luas permukaan tubuh. VIII.DIAGNOSA KEPERAWATAN irama) dan tanda-tanda faktor pencetus akut (infark

5

A. Intoleransi Aktifitas b.d ketidakseimbangan suplai oksigen dengan kebutuhan tubuh Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x24 jam klien akanmenunjukkan toleransi terhadap aktifitas .

Intervensi: Perawatan jantung rehabilitasi 1) Tingkatkan aktifitas klien setiap shift sesuai indikasi 2) Kaji respon abnormal terhadap peningkatan aktifitas 3) Kaji Vital Sign B. Penurunan cardiac output b.d Perubahan kontraktilitas miokard Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama .x24 jam, pasien menunjukkan respon pompa jantung yang efektif Intervensi : Perawatan Jantung 1) Auskultasi nadi apikal, kaji frekuensi dan irama jantung 2) Catat bunyi jantung 3) Kaji kulit terhadap pucat dan sianosis 4) Hindari aktivitas respons valsava (mengejan selama defekasi, menahan nafas selama perubahan posisi) 5) Berikan istirahat semifowler 6) Tinggikan kaki, hindari tekanan dibawah lutut C. Kelebihan volume cairan b.d Menurunnya laju filtrasi glomerulus Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama .x24 jam pasien akan menunjukkan keseimbangan volume cairan tubuh Intervensi : Fluid Management 1) Pertahankan duduk atau tirah baring dengan posisi semi fowler selama fase akut 2) Buat jadwal pemasukan cairan, digabung dengan keinginan minum bila mungkin 3) Kaji distensi leher dan pembuluh perifer. Lihat area tubuh dependen untuk oedem dengan atau tanpa pitting; catat adanya oedem anasarka

4) Tinggikan kaki bila duduk, lihat permukaan kulit, pertahankan tetap kering dan berikan bantalan sesuai kebutuhan D. Gangguan pertukaran gas b.d Perubahan membran kapiler alveolar Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama .x24jam terjadi keseimbangan perfusi ventilasi Intervensi : Pengelolaan asam basa

E. Pola nafas tidak efektif b.d nyeri Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama.x 24 jam, pola nafas klien baik / menunjukkan ventilasi yang adekuat Intervensi : Pengelolaan Jalan Nafas 1) Atur posisi untuk memaksimalkan potensialitas ventilasi 2) Posisikan untuk mengurangi dispnea 3) Dukung untuk bernafas pelan dalam berpindah dan batuk 4) Lakukan fisioterapi dada sesuai kebutuhan 5) Monitor status pernafasan dan oksigenasi sesuai kebutuhan 6) Auskultasi suara nafas, tandai area penurunan atau hilangnya ventilasi dan adanya bunyi tambahan 7) Masukkan jalan nafas melalui oral atau nasofaringeal sesuai kebutuhan 8) Bersihkan secret dengan mendukung batuk efektif/dengan menggunakan suction

7

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.S DENGAN CHF DI INSTALASI RAWAT INTENSIF KAMAR NOMOR 7 RSUP DR.SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN

PENGKAJIAN KEPERAWATAN Nama Perawat Tanggal pengkajian Jam Pengkajian A. BIODATA Pasien Nama Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Status Pernikahan Alamat Tanggal masuk IRI Diagnosa Medis Penanggung Jawab Nama : Bp. S : Ny. S (RM : 253691) : 80 tahun : islam : SD : Ibu Rumah Tangga : Janda : Krajan, RT.2/1, jatinom , klaten. : 16 Juni 2010 : CHF dengan oedema paru : Kelompok C1 : 16 Juni 2010 : 08.00 WIB

Umur Pendidikan Pekerjaan Status pernikahan Alamat

: 45 tahun : SLTP : Swasta : menikah : Krajan, Jatinom, Klaten.

Hubungan dengan Klien : Anak

B. Keluhan Utama Saat dikaji, klien mengeluh sesak nafas. C. Riwayat Kesehatan a. Riwayat penyakit sekarang Pasien datang ke IRD pada tanggal 16 Juni pukul 04.00 dengan keluhan sesak nafas, kepala pusing, mual, dan nyeri pada perut sejak tanggal 15 Juni 2010. Pasien langsung dibawa ke IRD RSST oleh keluarga tanpa dibawa ke pusat kesehatan lainnya, dari IRD klien lalu dirawat di IRI pada tanggal 16 Juni 2010 pukul 06.15 atas indikasi CHF dengan odema paru. Kesadaran CM, GCS:15 (E=4; V=5; M=6), keadaan umum lemah. Di IRD pada klien telah dipasang IV line dan DC. b. Riwayat penyakit dahulu Berdasarkan hasil pengkajian keluarga mengatakan pasien mempunyai riwayat sakit hipertensi, jantung. Klien tidak memiliki riwayat penyakit asma, ginjal, dll. c. Riwayat penyakit keluarga Keluarga pasien mengatakan diantara anggota keluarganya tidak ada penyakit menurun maupun penyakit yang serius (DM, gagal ginjal, Hipertensi). GENOGRAM

9

0100090000032a0200000200a20100000000a201000026060f003a03574d4643010000 0000000100d6130000000001000000180300000000000018030000010000006c00000 000000000000000001a0000003700000000000000000000009a3a00002c24000020454 d4600000100180300001200000002000000000000000000000000000000b0090000b4 0d0000d20000002901000000000000000000000000000035340300338804001600000 00c000000180000000a0000001000000000000000000000000900000010000000ec060 00045040000250000000c0000000e000080250000000c0000000e000080120000000c0 0000001000000520000007001000001000000d2ffffff00000000000000000000000090 0100000000000004400022430061006c0069006200720069000000000000000000000 000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000 0000000000000000110040ae110010000000a4b1110024af110052516032a4b111009c ae1100100000000cb0110088b1110024516032a4b111009cae11002000000049642f31 9cae1100a4b1110020000000ffffffff7c0bd100d0642f31ffff0700ffff0180ffff01800f020 180ffffffff00000b000008000000080000b4d0120001000000000000002c01000025000 000372e90010000020f0502020204030204ef0200a07b20004000000000000000009f00 000000000000430061006c0069006200720000000000605cea0570a0603207e429985c 0bd1003444c300d0ae11009c38273104000000010000000caf11000caf1100e87825310 400000034af11007c0bd1006476000800000000250000000c000000010000002500000 00c00000001000000250000000c00000001000000180000000c0000000000000254000 0005400000000000000000000001a0000003700000001000000df7b074139760741000 000002c000000010000004c000000040000000000000000000000ec060000460400005 0000000200000001b00000046000000280000001c0000004744494302000000ffffffffff ffffffed060000460400000000000046000000140000000800000047444943030000002 50000000c0000000e000080250000000c0000000e0000800e000000140000000000000 010000000140000000400000003010800050000000b0200000000050000000c027201 5802040000002e0118001c000000fb020500020000000000bc02000000000102022253 797374656d00000000000000000000000000000000000000000000000000000400000 02d010000040000002d01000004000000020101001c000000fb02f0ff00000000000090 01000000000440002243616c696272690000000000000000000000000000000000000 0000000000000040000002d010100040000002d010100040000002d01010005000000 0902000000020d000000320a0f00000001000400000000005802720120390900040000 002d010000040000002d010000030000000000

3

D. Primary Survey 1. Air Way Terdapat sumbatan pada jalan nafas klien berupa bronkospasme. Pada jalan nafas juga terdapat sputum. 2. Breathing RR: 32 x/m, dengan irama pernafasan ireguler, nafas cepat dan dangkal, tampak penggunaan otot bantu pernafasan, terpasang O2 NRM 10 lpm dan terdapat suara tambahan wheezing, dan ronchi basah basal. 3. Circulation TD: 140/100 mmHg, nadi: 132 x/m, irama regular, kekuatan nadi sedang, SaO2 100%, suhu: 37,2 0C, akral hangat, tidak ada sianosis, capilari refille 1 detik, balance cairan dalam 7 jam adalah : -47cc {input (minum=100cc; NaCl=450cc; oksidasi=72cc) ; output {(urin=450cc); (IWL=219cc)} 4. Disability Kesadaran CM, GCS: mata : 4, Verbal 5, motorik :6 5. Explosure/ Environtmen Tidak ada bekas luka atau jejas ditubuh klien. Lingkungan disekitar tempat tidur klien tampak rapi dan bersih. E. Secondary survey Pemeriksaan Fisik 1. Kepala: Mesosepal, kulit kapala bersih, sebagian rambut tampak berwarna putih Muka Mata : tidak terdapat hematoma, tidak tampak lesi : konjungtiva tampak anemis, sclera tidak ikterik, pupil isokor,diameter pupil 2/2, reflek ahaya ka/ki +/+ , palbebra tidak tampak oedema, lensa tampak keruh. Hidung Mulut Gigi : tidak ada secret, tidak terdapat polip, tidak ada gangguan penciuman. : tampak bersih, tidak tampak stomatis, mukosa bibir tampak kering : terdapat caries, tampak sebagian gigi yang tanggal.

Telinga Leher 2. Dada

: tampak simetris, bersih tidak ada pus, tidak ada ganguan pendengaran : tidak ada pembesaran kelenjar tyriod, tidak ada peningkatan JVP (52)

Bentuk dada simetris, tidak tampak bekas luka Pulmo: Inspeksi: simetris kiri dan kanan, tampak retraksi diding dada Palpasi: tidak ada nyeri tekan Perkusi: sonor Auskultasi: terdengar suara wheezing dan ronkhi basah basal Cor: Inspeksi: tidak tampak iktus cordis Palpasi: teraba iktus kordis Perkusi: pekak Auskultasi: S1-S2 tunggal, tidak terdengar bising jantung 3. Abdomen: Inspeksi Auskultasi Palpasi Perkusi : tidak tampak asites, tidak ada tampak benjolan : terdapat bising usus 6 x/m : tidak ada hepatomegali, splenomegali, tumor, tidak ada nyeri tekan : tympani 4. Genetalia: tampak bersih, terpasang kateter sejak tanggal 16 Juni 2010 5. Rectum: tidak ada riwayat hemoroid, tidak ada luka. 6. Ekstremitas: terpasang infuse NaCl 16 tpm sejak tanggal 16 Juni 2010, tidak tampak oedema pada ekstremitas kanan dan kiri, capilari refille < 2 detik , ROM ka/ki pasif Kekuatan otot 3 3 3 3

5

F. Psiko social budaya dan spiritual Psikologis : klien merasa sedih dengan keadaan yang dialami dan berharap cepat sembuh. Social : Klien tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar karena kondisi klien tidak memungkinkan, klien mengalami kelemahan/intoleransi aktivitas Budaya : Budaya yang dianut oleh klien adalah budaya jawa, kebudayaan yang dianut klien tidak merugikan kesehatannya Spiritual : Klien adalah seorang muslim, klien selalu beribah sholat 5 waktu G. Basic Promoting physiology of health 1. Aktivitas dan latihan Sebelum sakit : pasien melakukan aktifitas sehari-hari tanpa bantuan orang lain, tidak ada olahraga rutin yang dilakukan oleh klien. Selama sakit : pasien melakukan aktifitas selama dirawat di rumah sakit di bantu 2. Tidur dan istirahat Sebelum sakit : pasien tidur dari jam 19.00-04.00 WIB (8-10 jam/ hari) Selama sakit : pasien tidur kurang lebih 5-6 jam dan tdur siang 1-2 jam, kesulitan tidur dirumah sakit karena sesak nafas yang dialami. 3. Kenyamanan dan nyeri Klien tidak merasakan nyeri 4. Nutrisi Sebelum sakit : klien makan 3x sehari dengan menu nasi, lauk pauk. Klien tidak ada alergi makanan. Selama sakit : Frekuensi makan klien 3x sehari dengan diit jantung 1500 kalori. Pemenuhan ADL makan dan minum klien dibantu oleh perawat. BB klien saat ini adalah 50 Kg. oleh perawat, kemampuan melakukan ADL tergantung pada perawat.

5. Cairan, elektrolit dan asam basa Frekuensi minum klien 200cc perhari, turgor kulit klien kering, support IV line NaCl 16 tpm setelah 30 menit kemudian infus lini. Intake : minum=100cc; NaCl=450cc; hasil oksidasi=72cc Output : urin=450cc, IWL=219cc Balance cairan : -47 cc 6. Oksigenasi Klien nampak sesak nafas, pola nafas cepat dan dangkal dan tampak penggunaan otot bantu nafas retraksi dinding dada. Batuk, terdapat sputum, terdapat nyeri dada, terpasang oksigenasi NRM 10 lpm 7. Eliminasi Bowel da bladder Sebelum sakit : klien BAB 1x sehari dengan konsentrasi padat, berbau khas, berwarna kuning kecoklatan dan BAK 5-6 sehari dengan warna kuning jernih, pemenuhan kebutuhan ADL bowel daan bledder dilakukan sendiri Selama sakit : selama diruang IRI klien belum BAB, dan BAK dengan terpasang kateter pada tanggal 16 Juni 2010, BAK berwarna kuning pekat dan bau khas urin / amonia. Kebutuhan pemenuhan ADL BAK tergantung alat. 3. Pemeriksaan Penunjang a. Jenis pemeriksaan : kimia darah Tanggal pemeriksaan : 16 Juni 2010 Jam pemeriksaan : 10.00 wib INTERPRETASI No 1 2 3 4 6 7 8 9 10 PARAMETER BUN CREA AST ALT CHOL HDLD LDLD TG-B GLU HASIL 15,5 1,55 59,0 31,1 187,1 54,2 121.2 78,7 116 NILAI NORMAL 7,0-18,0 0,60-13,0 10,0-42,0 10,0-40,0 0,0-200 35,0-66,0 0,0-130,0 10.0-190,0 70,0-110,0 UNIT Mg/dl Mg/dl Iu/l Iu/l Mg/dl Mg/dl Mg/dl Mg/dl Mg/dl Normal Normal Tinggi Normal Normal Normal Normal Normal Normal

7

b. Jenis pemeriksaan : darah lengkap Tanggal pemeriksaan : 09 juni 2010 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 PARAMETER WBC RBC HGB HCT MCV MCH MCHC PLT RDW PDW MPV P-LCR HASIL 8,1 3,34 10,3 29,3 93,0 32,5 35,0 65 53,0 12,9 9,8 27,1 NILAI NORMAL 4,8-10,8 4,7-6,1 14-18 42-52 80-99 27-31 33-37 150-450 35-47 9-13 7,2-11,1 15-25 UNIT 103/ml 106/ml g/dl % Fl Fl Pg 103/ml Fl Fl Fl % INTERPRETASI Normal Rendah Rendah Rendah Normal Tinggi Normal Kurang Tinggi Normal Normal Tinggi

c.Jenis pemeriksaan : Analisa Gas Darah (AGD) Tanggal pemeriksaan : 16 Juni 2010 Acid / base 370c : PH 7,33 PaCO2 18 Mmhg PO2 85 Mmhg BE -14,1 Mmol/l tCO2 9,9 Mmol/l HCO3 9,3 Mmol/l Elektrolit : Na+ 134 Mmol/l K+ 9,8 Mmol/l Cl100 Mmol/l tHb 12,5 gr/dl SO2 100% d. jenis pemeriksaan : rontgen thorax hasil : terjadi kardiomegali dan oedema pulmo 4. TERAPI MEDIS Tanggal 16 Juni 2010 : 1. Etapillin 500 mg 2. Ambroxol 15 mg 3. Nebulizer, fentollin (2.5 mg) : vlexotied (0.5 mg) 4. Aspilet 80 mg 5. ISDN 5 mg 6. Captopril 6,25 mg 7. Lasix 20 mg/8 jam

Tanggal 17 Juni 2010-06-21 1. Etapillin 500 mg 2. Ambroxol 15 mg 3. ISDN 5 mg 4. Aspilet 80 mg 5. Novalgin 1 gr 6. Ceftriaxon 1 gr 7. Lasix 20 mg/8 jam Tanggal 18 Juni 2010 1. Ambroxol 15 mg 2. Ranitidine 50 mg 3. Lasix 20 mg 4. Levofloxtacim 500mg 5. Lasix 20 mg/8 jam

9

ANALISA DATATgl/jam 16/06/10 Data focus DS: klien mengeluh sesak nafas DO: Terdapat sumbatan pada jalan nafas klien berupa bronkospasme. Pada jalan nafas juga terdapat sputum. RR: 32 x/m, dengan irama pernafasan ireguler, nafas cepat dan dangkal, tampak penggunaan otot bantu pernafasan, terpasang O2 NRM 10 lpm dan terdapat suara tambahan wheezing dan ronkhi basah basal SaO2 100% Hasil Ro thorax: oedema pulmo DS: pasien mengeluh sesak nafas DO: keadaan umum lemah, kesaadaran CM, Hasil AGD tanggal 16/06/10 Etiologi Penumpukan sekresi Problem Bersihan jalan nafas tidak efektif

16/06/10

PH 7,33 PaCO2 18 Mmhg PO2 85 Mmhg BE -14,1 Mmol/l tCO2 9,9 Mmol/l HCO3 9,3 Mmol/l RR 32x/mnt TD: 140/100 mmHg, nadi: 132 x/m, irama regular, kekuatan nadi sedang, SaO2 100%

Ketidakseimb Gangguan angan pertukaran gas perfusiventilasi

16/06/10

DS : klien mengeluh sesak nafas DO : Hasil rontgen thorak terdapat odema paru TD: 140/100 mmHg, nadi: 132 x/m, irama regular, kekuatan nadi sedang.

Disfungsi jantung

Risiko ketidakseimba ngan volume cairan lebih dari kebutuhan tubuh

Balance cairan dalam 7 jam adalah : -47cc {input (minum=100cc; ; output NaCl=450cc; {(urin=450cc); oksidasi=72cc) (IWL=219cc)}16/06/10 DS : klien mengeluh lelah Ketidakseimb Intoleransi DO : Pemenuhan ADL makan dan minum klien angan antara aktivitas dibantu oleh perawat. Pemenuhan higien dibantu suplai perawat dan keluarga. Klien tampak lemah Kulit klien tampak kotor TD: 140/100 mmHg, nadi: 132 x/m, irama regular, kekuatan nadi sedang, SaO2 100%, RR 32x/mn dengan kebutuhan O2

RENCANA KEPERAWATANDx. kep Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d Penumpukan sekresi NOC Setelah di lakukan tindakan keperawatan selam 3 x 24 jam, klien menunjukkan pembersihan jalan nafas yang efektif dengan kriteria hasil: Tanda-tanda vital dalam batas normal: TD : 110/70-130/90 mmHg, RR : 12 - 24x/m, N: 80100x/m, S : 36,50C-37,50C NIC Pengelolaan jalan nafas: 1. Observasi keadaan umum dan vital sign 2. Kaji pola pernapasan (frekuensi, irama dan kedalaman) 3. Beri O2 10 lpm 4. Beri posisi yang nyaman pada klien (high fowler) 5. Monitor balance cairan 6. Kolaborasi pemberian ambroxol 15 mg/ 12 jam RASIONAL mengetahui status kesehatan klien Mengetahui adanya perubahan pola nafas mengurangi beban paru dan jantung Menurunkan dyspneu Membantu mnegeluark an secret/sput um Mempertahankan keseimbangan asam basa dan mencegah komplikasi akibat dari ketidakseimbang an asam basa

-

Gangguan pertukaran gas b.d Ketidakseimban gan perfusiventilasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, menunjukkan status pernafasan : pertukaran gas dengan kriteria hasil; 1. PO2 dalam batas normal (70-100) 2. PCO2 dalam batas normal (35-45) 3. SaO2 dalam batas normal (80-100%) 4. Ph darh dalam batas normal (7,35-7,45)

Pengelolaan asam basa 1. Kaji status respirasi 2. Pantau saturasi O2 3. Posisikan semifowler 4. Kolaborasi untuk pemeriksaan AGD

Risiko ketidakseimban gan volume cairan lebh dari kebutuhan tubuuh b.d disfungsi jantung

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, klien menunjukkan keseimbangan cairan, dengan KH: - odema paru berkurang -

Pengelolaan cairan: 1. Kaji adanya edema perifer 2. Monitor edema pulmo 3. Pantau balance cairan TD: 110/70 130/90 4. Pantau hasil lab mmHg, nadi: 80-100 5. Pantua bunyi paru 6. Kolab. Pemberian x/m, irama regular, lasix 20 mg/8 jam kekuatan nadi sedang. Balance cairan dalam 7

Meningkatkan kesimbangan cairan dan pencegahan komplikasi lebih lanjut dari kadar cairan yang tidak diinginkan

-

11

Intoleransi aktivitas b.d Ketidakseimban gan antara suplai O2 dengan kebutuhan

jam adalah : -146 cc (24 jam = 500 cc) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan menunjukkan toleransi terhadap aktifitas dengan kriteria hasil ; 1. Sesak nafas berkurang 2. Dapat memlakukan aktifitas atau ambulasi secara bertahap 3. Nadi, pernafasan yang stabil pada latihan aktifitas TD : 110/70-130/90 N : 80 100 x/menit RR : 12 24 x/menit T : 36,5 37,5 oC

Bantuan perawatan diri: 1. Kaji kemampuan klien terhadap perawatan diri 2. Monitor kebutuhan akan personal hygiene ( mandi, makan, berpakaian dan toileting ) 3. Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan ADL ( mandi, makan, berpakaian dan toileting )

-

-

-

mengetahui kemampuan klien dalam melakukan perawatan diri membantu memenuhi kebutuhan ADL klien ( mandi, makan, berpakaian dan toileting ) mengurangi penggunaan energy Meningkatkan pengetahuan klien tentang pentingnya personal hygiene

CATATAN PERKEMBANGANDx kep. Tgl Bersihan 16/0 jalan nafas 6/10 tidak efektif b.d Penumpuk an sekresi Jam 08.00 08.05 08.05 08.05 10.00 Implementasi Evaluasi Ttd 1. mengobservasi Pukul 13.45 WIB Hera keadaan umum S : klien masih mengeluh dan vital sign sesak nafas O : bronkospasme berkurang. 2. mengkaji pola Pada jalan nafas juga pernapasan terdapat sputum. RR: 28 x/m, (frekuensi, irama dengan irama pernafasan dan kedalaman) ireguler, nafas cepat dan dangkal, penggunaan otot 3. memberi O2 10 bantu pernafasan berkurang, lpm terpasang kanul O2 NRM 10 lpm dan suara nafas 4. memberi posisi tambahan wheezing high fowler berkurang dan ronkhi masih terdengar 5. memonitor Balance cairan 1 shift : -47cc balance cairan Intake : minum=100cc; NaCl=450cc; hasil 6. memberian oksidasi=72cc ambroxol 15 mg Output : urin=450cc, IWL=219cc TD: 140/90 mmHg, nadi: 128 x/m, irama regular, kekuatan nadi sedang, SaO2 100% A : tujuan belum tercapai P : lanjutkan intervensi 1-7

1.

17/0 6/10

08.00 08.05 08.05 09.00

1. mengobservasi Pukul 13.45 WIB Narti keadaan umum S : klien masih mengeluh dan vital sign sesak nafas O : bronkospasme berkurang. 2. mengkaji pola Pada jalan nafas juga pernapasan terdapat sputum. RR: 26 x/m, (frekuensi, irama dengan irama pernafasan

13

dan kedalaman) 10.00 3. memberi posisi high fowler 4. mengkolaborasika n pemberian nebulizer ventolin (2,5 mg) : flexotid (0,5 mg) 5. memberian ambroxol 15 mg

ireguler, nafas cepat dan dangkal, penggunaan otot bantu pernafasan berkurang, terpasang kanul O2 NRM 10 lpm dan suara nafas tambahan wheezing berkurang dan ronkhi berkurang Balance cairan 1 shift : -197cc Intake : minum=100cc; NaCl=400cc; hasil oksidasi=72cc Output : urin=550cc, IWL=219cc TD: 130/90 mmHg, nadi: 118 x/m, irama regular, kekuatan nadi sedang, SaO2 100% A : tujuan belum tercapai P : lanjutkan intervensi 1,3,4,5 Pukul 13.45 WIB Eka S : tidak terkaji O: KU jelek, kesadaran spoor koma, terdapat sputum. RR: 30 x/m, dengan irama pernafasan ireguler, nafas cepat dan dangkal, terdapat penggunaan otot bantu pernafasan, terpasang O2 NRM 10 lpm dan suara nafas wheezing berkurang dan ronkhi masih terdengar Balance cairan 7 jam : -147cc Intake : minum=150cc; NaCl=450cc; hasil oksidasi=72cc Output : urin=600cc, IWL=219cc TD: 104/76 mmHg, nadi: 187 x/m, irama iregular, kekuatan nadi kuat, SaO2 100% A : tujuan belum tercapai P : lanjutkan intervensi1-3

18/0 6/10

07.45 07.45 07.45 10.00

1. mengobservasi keadaan umum dan vital sign 2. mengkaji pola pernapasan (frekuensi, irama dan kedalaman) 3. memberi posisi high fowler 4. memberian ambroxol 15 mg

Gangguan 16/0 pertukaran 6/10 gas b.d Ketidaksei mbangan perfusiventilasi

08.00 08.05 08.05 08.05

1. mengkaji status respirasi 2. memantau saturasi O2 3. memposisikan semifowler 4. memonitor AGD

17/0 6/10

08.00 08.05 08.05

1. mengkaji status respirasi 2. memantau saturasi O2 3. memposisikan semifowler

18/0 6/10

07.45 07.45 07.45

1. mengkaji status respirasi 2. memantau saturasi O2 3. memposisikan semifowler

Risiko ketidaksei 16/0 mbangan 6/10 volume cairan lebih dari kebutuhan tubuh b.d disfungsi jamtung

08.30 08.30 08.30 08.35

08.40 10.00

1. mengk aji adanya edema perifer 2. Memonitor edema pulmo 3. memantau balance cairan 4. memantau bunyi paru 5. memberikan lasix 20 mg

17/0 6/10

07.45 07.45 10.00 10.00

1. mengk aji adanya edema perifer 2. Memonitor edema pulmo 3. memantau balance cairan 4. memantau bunyi 15

S : klien masih mengeluh sesak nafas O : keadaan umum klien lemah, kesadaraan CM SaO2 100%, RR 28x/mn suara nafas tambahan wheezing berkurang dan ronkhi masih terdengar Terpasang O2 NRM 10 lpm AGD : A : tujuan belum tercapai P : lanjutkan intervensi 1-4 S : klien masih mengeluh sesak nafas O : keadaan umum klien lemah, kesadaraan CM, SaO2 100%, RR 26x/mn suara nafas tambahan wheezing berkurang dan ronkhi masih terdengar Terpasang O2 NRM 10 lpm A : tujuan belum tercapai P : lanjutkan intervensi 1-3 S : tidak terkaji O : keadaan umum klien lemah, kesadaraan CM SaO2 100%, RR28x/mn suara nafas tambahan wheezing berkurang dan ronkhi masih terdengar Terpasang O2 NRM 10 lpm A : tujuan belum tercapai P : lanjutkan intervensi 2 Pukul 13.45 WIB S : klien mengeluh sesak nafas O : edem perifer tidak ada Ronkhi masih terdengar BC 7 jam : : -47cc Intake : minum=100cc; NaCl=450cc; hasil oksidasi=72cc Output : urin=450cc, IWL=219cc A : tujuan belum tercapai P : lanjutkan intervensi 3,4,5 Pukul 13.45 WIB S : klien mengeluh sesak nafas O : edem perifer tidak ada Ronkhi masih terdengar BC 7 jam : -197cc Intake : minum=100cc;

Hera

Tia

Hera

Eka

paru 5. memberikan lasix 20 mg

18/0 6/10

1. mengk aji adanya edema perifer 2. Memonitor edema pulmo 3. memantau balance cairan 4. memantau bunyi paru 5. memberikan lasix 20 mg

Intoleransi aktivitas b.d Ketidaksei mbangan antara suplai O2 dengan kebutuhan

16/0 6/10

08.30

08.30

08.30

08.35

1. mengkaji kemampuan klien terhadap perawatan diri 2. Memonitor kebutuhan akan personal hygiene ( mandi, makan, berpakaian dan toileting ) 3. membantu klien dalam memenuhi kebutuhan ADL ( mandi, makan, berpakaian dan toileting ) 4. menginformasika n pada klien tentang pentingnya kebersihan diri 1. mengkaji kemampuan klien terhadap perawatan diri 2. Memonitor kebutuhan akan personal hygiene ( mandi, makan, berpakaian dan toileting ) 3. membantu klien dalam memenuhi

NaCl=400cc; hasil oksidasi=72cc Output : urin=550cc, IWL=219cc A : tujuan belum tercapai P : lanjutkan ntervensi 2-5 Pukul 13.45 WIB S : klien mengeluh sesak nafas O : edem perifer tidak ada Ronkhi masih terdengar BC 7 jam -147cc Intake : minum=150cc; NaCl=450cc; hasil oksidasi=72cc Output : urin=600cc, IWL=219cc A : tujuan belum tercapai P : lanjutkan intervensi 3,5 S : klien mengeluh sesak Narti nafas O : Pemenuhan ADL makan dan minum klien dibantu oleh perawat. Pemenuhan higien dibantu perawat dan keluarga. Klien tampak lemah Kekuatan otot 3 3 3 3 Kulit klien tampak bersih A : tujuan tercapai sebagian P : lanjutkan intervensi 1-5

17/0 6/10

08.30

08.30

08.30

S : klien mengeluh sesak Hera nafas O : Pemenuhan ADL makan dan minum klien dibantu oleh perawat. Pemenuhan higien dibantu perawat dan keluarga. Klien tampak lemah Kekuatan otot 3 3 3 3 Kulit klien tampak bersih A : tujuan tercapai sebagian

08.35

kebutuhan ADL P : lanjutkan intervensi 1,2,5 ( mandi, makan, berpakaian dan toileting ) 4. menginformasika n pada klien tentang pentingnya kebersihan diri 1. mengkaji kemampuan klien terhadap perawatan diri 2. Memonitor kebutuhan akan personal hygiene ( mandi, makan, berpakaian dan toileting ) 3. membantu klien dalam memenuhi kebutuhan ADL ( mandi, makan, berpakaian dan toileting ) 4. memasang NGT S : tidak terkaji Tia O : Pemenuhan ADL makan dan minum klien dibantu oleh perawat per sonde. Pemenuhan higien dibantu perawat dan keluarga. Klien tampak lemah Kekuatan otot 2 2 2 2 Kulit klien tampak bersih A : tujuan tercapai sebagian P : lanjutkan intervensi 2,3,4

18/0 6/10

08.40 07.45

07.45

07.45

17

BAB IV PEMBAHASAN Ny. S (80 tahun) dirawat di IRI SRUP DR. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN pada tanggal 16 Juni 2010 pukul pukul 06.15 atas indikasi CHF dengan odema paru. Kesadaran CM, GCS:15 (E=4; V=5; M=6), keadaan umum lemah. Klien mengeluh sesak nafas, pusing, dan mual. Pasien mempunyai riwayat sakit hipertensi, jantung, dan DM. Klien tampak lemah, terpasang O2 NRM 10 lpm, terdapat retraksi dada, pada jalan nafas juga terdapat sputum, RR: 32 x/m, dengan irama pernafasan ireguler, nafas cepat dan dangkal, tampak penggunaan otot bantu pernafasan, dan terdapat suara tambahan wheezing dan ronkhi. Pada klien terpasang IV line jenis NaCl 16 tpm dan dower catheter. Klien tidak dapat memenuhi ADL sehingga seluruh ADL klien dibantu oleh perawat maupun keluarga. Diagnose keperawatan yang muncul dari kasus : 1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d Penumpukan sekresi 2. Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan pervusi-ventilasi 3. Risiko ketidakseimbangan volume cairan lebh dari kebutuhan tubuuh b.d disfungsi jantung 4. Intoleransi aktivitas b.d Ketidakseimbangan antara suplai O2 dengan kebutuhan Setelah dilakukan implementasi tindakan dari rencana tindakan keperawatan selama tiga hari, maka dapat dilihat dari masing-masing diagnose bahwa dari diagnose pertama tujuan tercapai sebagian, karena klien menunjukkan adanya suara nafas ronkhi, masih terdapat sputum, RR: 30 x/m, dengan irama pernafasan ireguler, nafas cepat dan dangkal, terdapat penggunaan otot bantu pernafasan, terpasang kanul O2 NRM 10 lpm. Untuk diagnose keedua tujuan tercapai sebagian juga Pemenuhan ADL makan dan

minum klien dibantu oleh perawat per sonde. Pemenuhan higien dibantu perawat dan keluarga. Klien tampak lemah. Kekuatan otot 3 3 3 3 Untuk semua diagnosa keperawatan belum teratasi karena kondisi klien yang tidak semakin membaik, bahkan semakin memburuk. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengkajian, analisa data, perencanaan dan implementasi keperawatan pada Ny S dengan diagnosa CHF dengan udema paru dapat disimpulkan bahwa setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, ketiga diagnosa keperawatan yaitu bersihan dan Resiko Infeksi, belum ada yang teratasi oleh karena kondisi kesehatan klien yang semakin jelek. B. SARAN 1. Bagi Perawat Dapat memberikan informasi atau pengetahuan tentang dokumentasi konsep teoritis dan konsep asuhan keperawatan pada pasien CHF dengan udema paru. 2. Bagi pembaca Memberikan data atau refrensi bagi pembaca dalam melakukan tinjauan asuhan keperawatan dengan diagnoasa CHF dengan udema paru. 3. Bagi pihak Rumah Sakit Dapat memberikan refrensi asuhan keperawatan pada pasien CHF dengan udema paru.

19

DAFTAR PUSTAKA Brunner & Suddarth. 2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol 2, Edisi 8, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta Doenges, Marylinn E. et al. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3, Alih bahasa I Made Kariasa. Jakarta. EGC. Donna D, Marilyn. V, Medical Sugical Nursing, WB Sounders, Philadelpia 1991. Mc. Closkey & Bulechek. 2002. Nursing Intervention Classification. Mosby Year Book. Philadelphia.St. Louis Price, Sylvia and M. Wilson, Lorraine. 1992. Pathophysiology Fourth Edition. Mosby Year Book. Michigan NANDA, 2005. Nursing Diagnoses : Definition & Classifications 2005-2006. Philadelphia. USA RS Jantung Harapan Kita, Dasar-dasar Keperawatan Kardiotorasik, Kumpulan bahan kuliah, Edisi ke tiga,Jakarta,1993 Soeparman. Et al. (1990). Buku Ajar Penyakit Dalam, Edisi Ketiga. Jakarta. Balai Penerbit FKUI.. Wilkinson, J.M, 2006, Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC, EGC, Jakarta

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.S DENGAN CHF (CONGESTIF HEART FAILURE) DAN OEDEMA PULMO DI INSTALASI RAWAT INTENSIF RSUP DR.SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN

OLEH: SANG KOMPYANG EKAYANA21

TIA AMESTIASIH HERA MAYA SARI FLORENSIANA SUNARTI

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS PERIODE II FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA 2010